Belakangan ini santer kaum perempuan di Indonesia yang
menuntut Pornografi agar tidak dilarang. Pada saat yang sama, perempuan -perempuan lainnya menuntut agar Pornografi dilarang. Ini persis dengan fakta dari kaum perempuan yang menuntut agar kaum laki-laki segera meminang mereka kendati mereka sudah beristri. Yakni agar mereka melakukan Polygyny.
Jika ini bukan kebutuhan yang terhormat dari kaum
perempuan, tentu mereka tidak akan melaporkannya kepada seorang Ustadz tentang maksud mereka tersebut. Tentunya mereka bisa melaporkannya ke biro jodoh, daripada kepada seorang Ustadz. Sementara perempuan-perempuan lainnya melarangnya (Polygyny).
Cerita yang berusaha dijual oleh kaum feminis sekularis
ialah bahwa Islam melarang kaum Hawa untuk memiliki pendidikan setinggi laki-laki.
Pada saat yang sama kaum feminis tidak bisa
menanggulangi masalah yang melanda kaum janda dan tentunya gadis-gadis mereka yang cenderung binal dan mudah dibujuk untuk berzina.
Alhasil, banyak dari kaum mereka menjadi komoditas
seksual, kupu-kupu malam dan simpanan-simpanan om-om. Kalau memang ingin terjadi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, tentunya tidak demikian yang mereka perbuat. Lain halnya dengan kaum perempuan yang hanya inginnya menjual dirinya kepada penawar tertinggi dalam agendanya untuk merusak urusan-urusan Islam dari dalam. Yang mereka pikirkan bukan mencari Hadits-Hadits dan Atsar- Atsar yang berkaitan dengan perbaikan nasib kaum Hawa, melainkan yang mereka cari hanyalah isu-isu yang bisa mereka jual kepada musuh Allahu Jalla Jalaaluhu.
Alhamdulillahi ‘alaa kulli haal.
Yang mereka pedulikan memang bukan perbaikan dari nasib
kaumnya sendiri. Apalagi yang ada hubungannya dengan kehidupan akhirat dari kaumnya sendiri, selama kocek mereka bertambah tebal yang berasal dari upah pemberian orang-orang yang sudah menghibahkan dirinya untuk dijilat api neraka untuk selama-selamanya.
Pemerintahan yang lalim pun mereka manfaatkan demi
suburnya hati-hati mereka yang memang Syaithaniyyah. Na’uuzubillahi min dzaalika.
Assalamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian,
kesejahteraan, keselamatan dari aib tercurah kepada yang mengikuti petunjuk).
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh ( Semoga
kedamaian, kesejahteraan, keselamatan dari aib dan kasih sayang dari Allah dan keberkahan dari Allah tercurah atas kalian).