You are on page 1of 4

ILUSTRASI DASAR

ESAI
LUKISAN RADEN SALEH SYARIF BUSTAMAN YANG BERJUDUL PENANGKAPAN PANGERAN DIPENOGORO

Oleh: Nurhasnah Nusyirwan (09.111.184)

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN Desain Komunikasi Visual 2012

Seperti kita tahu Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang mebentuk karya seni dengan media yang dapat ditangkap mata dan dapat dirasakan dengan rabaan. Seni rupa sendiri di Indonesia telah ada sejak lama. Berupa lukisan, patung dan lain-lain. Sejak jaman kerajaan, penjajahan hingga sekarang ini. Seperti kita lihat, Seni rupa di Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai macam budaya, kepercayaan dan juga sejarah. Banyak sekali kita temukan hasil-hasil karya seni rupa yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Tidak hanya hasil karyanya saja yang banyak tetapi juga para tokoh-tokoh yang telah berperan dan berpengaruh pada seni rupa Indonesia. Salah satu seniman yang mungkin tidak asing lagi bagi kita adalah Pangeran Raden Saleh Syarif Bustaman. Menurut sejarahnya Pangeran Raden Saleh Syarif Bustaman atau yang sering kita dengar sebagai Raden Saleh adalah seorang pelukis legendaris asal Indonesia yang lahir pada tahun 1811 dari keluarga Tumenggung Kyai Ngabehi Kertoboso Bustaman.Keluarga Bupati dan Bangsawan terkenal di Indonesia pada jamannya dan bertalian darah langsung dengan Sultan dari Kerajaan Mataram. Seperti halnya dengan cicit keponakan Pangeran Raden Saleh, Dr. Dr. George H. Hundeshagen (gelar Raden Adipati Ario), Pendiri dan Ketua Yayasan Pangeran Raden Saleh. Keluarga Bustaman menguasai 20 kabupaten dan paling sedikit 7 keluarga Bupati diseluruh Indonesia, dan dikenang atas dukungan heroiknya bagi perjuangan kemerdekaan Pangeran Diponegoro. Saya rasa hal inilah yang membuat Raden Saleh dapat mengenyam pendidikan yang tinggi hingga ke Belanda dikarenakan pada zaman penjajahan Belanda hanya orang yang bergelar bangsawan atau keluarga yang menjabat di pemerintahan pada saat itu yang dapat mngenyam pendidikan hingga ke luar negri sepert yand dirasakan oleh Raden Saleh. Di Belanda, Raden Saleh mendapatkan pendidikan seni lukis dibawah bimbingan senimanseniman Eropa. Hal ini lah menurut saya yang menjadi salah satu pengaruh terhadap gaya lukisan Raden Saleh, dan menjadikan dia sebagai pelukis Indonesia pertama yang bergaya Barat. Berkat bakat dan juga ilmu yang telah dia pelajari, dia banyak menghasilkan karyakarya yang telah mendunia. Banyak karya-karya Raden Saleh yang terjual dengan harga yang sangat fantastis dan disimpan di berbagai Museum terkenal di dunia. Hingga di pamerkan di berbagai pameran ternama. Dari sekian banyak lukisanya, salah satu lukisan Raden Saleh yang sangat terkenal adalah lukisan dengan judul Penangkapan Pangeran Dipenogoro. Dalam karya nya ini, kita dapat melihat dia mengambarkan situasi dimana pasukan Belanda sedang berusaha menangkap

Pangeran Dipenogoro. Dimana kita tahu bahwa Pangeran Diponegoro adalah salah satu pejuang Indonesia dalam melawan pemerintahan kolonial Belanda. Dalam lukisan ini, dapat kita lihat latar belakang dari bangunan dimana Pangeran Diponegoro sedang bersitegang dengan kolonial Belanda adalah pemandangan dua Gunung. Menurut saya, latar belakang tersebut menggambarkan suasana pada jaman dahulu dimana penduduk tidak sepadat sekarang ini dan masyarakat hidup berdampingan dengan alam. Dan dapat kita lhat warna langit disekitar pegunungan tersebut digambarkan dengan warna biru namun pada bagian langit yang dekat dengan gunung tersebut diberi warna putuh tulang atau kuning yang mulai memudar. Lukisan tersebut menurut saya mengambarkan waktu penangkapan terjadi dan saya menangkap kejadian tersebut terjadi saat matahari beranjak untuk terbit atau lebih tepatnya kejadian tersebut terjadi pada pagi hari. Dalam gambar tersebut, kita juga melihat bangunan yang dikatakan sebagai rumah Residen Kedu di Magelang. Pangeran Dipenogoro keluar dari rumah tersebut setelah melakukan perundingan dengan Belanda, namun entah mengapa setelah perundingan itu selesai. Pangeran Dipenogoro di lukisan ini tampak sedang ingin digiring oleh pihak Belanda yang juga telah menyiapkan kereta kuda di luar sana. Perundingan tersebut adalah perundingan pengkhianatan, atau perundingan yang kurang adil sehingga Belanda menang dan dapat menangkap Pangeran Dipenogoro. Di lukisan ini tampak banyak sekali orang pribumi yang sedang manyaksikan kejadian tersebut, kemungkinan mereka mengikuti perundingan tersebut dan menunggu hasil dari perundingan tersebut yang ternyata malah merugikan Pangeran Dipenogoro. Tampak wajah-wajah para pribumi tersebut tertunduk dan tampak sedih yang menurut saya mengartikan kekecewaan atas hasil perundingan tersebut. Kita juga dapat melihat betapa banyak orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut, berarti kejadian tersebut mnurut saya menjadi kejadian penting bagi warga-warga yang juga menjadikan bukti betapa pentingnya sosok Pangeran Dipenogoro bagi warga-warga pribumi tersebut. Dalam lukisan ini, Raden Saleh menggambarkan raut kekecewaan rakyat pribumi dengan sangat baik, sehigga saya dapat mengerti atau ikut merasakan kekecewaan yang dialami rakyat. Di lukisan ini, kita dapat melihat sosok Pangeran Dipenogoro mengunakan sorban berwarna hijau. Menurut saya Pangeran Dipenogoro mengenakan sorban tersebut mecirikan dirinya sebagai orang yang menjunjung tinggi nilai agama dan juga menyimbolkanya sebagai seorang pendalam agama. Dengan postur badan yang lebih kecil di bandingkan orangorang Belanda. Pangeran Dipenogoro tanpa gentar membusungkan dadanya yang menurut saya sebagai tanda tidak takutnya ia kepada Belanda dan lebih bertindak melawan penangkapan tersebut dan bertingkah berani tanpa takut sedikit pun. Tergambarkan pada lukisan ini bagaimana beraninya beliau walaupun ia tau bahwa dia akan segera ditangkap. Dengan tangan kiri yang mengepal meggambarkan kekecewaanya dan rasa amarahnya akan hasil perundingan tersebut dan tangan kananya mengarah lembut ke pada wanitawanita yang sedang dilanda kesedihan. Saya melihat tangan Pangeran Dipenogoro tersebut seakan-akan ingin menenangkan wanita yang tidak lain adalah istri-istrinya. Jadi Pangeran memiliki sosok yang berani namun tetap memiliki sisi lembu. Sedangkan dalam lukisan ini kita melihat sosok Belanda digambarkan dengan muka yang tidak memiliki wibawa, dan tidak memiliki ketegasan sedikit pun. Cara penggambaran ini mewakili perasaan Raden Saleh sebagai pelukis yang kecewa terhadapa penangkapan Pangeran Dipenogoro yang dilakukan oleh Belanda yang licik. Dalam lukisan ini kita juga banyak menemukan warga Pribumi yang menggunakan batik dan juga blankon. Sehingga kita pun tahu bahwa kejadian tersebut terjadi di daerah Jawa yang disimbolkan dengan batiknya dan terjadi di Yogyakarta dikarenakan warga pribumi tersebut mengenakan blankon yang kita sendiri tahu itu adalah topi adat asal Yogyakarta.

Kseimpulanya adalah Raden Saleh mampu mencipatakan sebuah lukisan yang mampu mambangkitkan para penikmat lukisanya seperti kembali merasakan tragedi penangkapan seorang tokoh pejuang Pangeran Diponegoro yang dikhianatai oleh Belanda setelah perundingan yang membawa kekecewaan mendalam bagi warga-warga pribumi. Dan yang melihat lukisan tersebut dapat merasakan suasana dan perasaan orang yang dirasakan.

You might also like