Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dengue
adalah virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aigypty. Infeksi virus Dengue mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile illness), Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue (DHF), sampai Demam Berdarah yang disertai syok (DSS). World Health Organization (WHO) melaporkan terjadi 500.000 kasus per tahunnya di Asia. Terdapat 4 serotype virus Dengue, kesemuanya mengakibatkan demam yang tidak spesifik.
PENDAHULUAN
Patofisiologi
DHF belum dimengerti sepenuhnya. Untuk membedakannya dengan DF yaitu dengan adanya peningkatan permeabilitas vaskular, yang menyebabkan kebocoran cairan dari intraseluler ke ekstraseluler. Pada beberapa kasus, terjadi kehilangan cairan yang sangat hebat sehingga menyebabkan terjadinya syok, biasanya terjadi pada hari ke 4 dan hari ke 5. World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan Demam Dengue menjadi 3 kelompok yaitu group A, B dan C.
PENDAHULUAN
Group
A Dengue without warning sign dengan kriteria dapat memenuhi kebutuhan cairan secara oral dengan baik dan adekuat, serta dapat BAK minimal 1x setiap 6 jam. Group B Dengue with Warning Sign yaitu, nyeri abdomen, muntah, akumulasi cairan, perdarahan mukosa, penurunan kesadaran, pembesaran hepar, dan dari hasil lab menunjukkan peningkatan nilai Hematocrit. Group C Severe Dengue dengan kriteria kebocoran plasma yang masif dengan distress pernapasan, perdarahan, dan penurunan
PENDAHULUAN
Pengukuran
Vital Sign dapat menjadi parameter awal untuk mengetahui perjalanan syoknya. Apabila terjadi syok, maka terapi yang harus segera dilakukan adalah Resusitasi Cairan. Apabila volume resusitasi memadai pada fase awal, maka syok dapat bersifat reversible. Pada kasus yang sangat parah, apabila tidak mendapat resusitasi yang adekuat, maka syok dapat berkelanjutan dan berakhir dengan kematian.
PENDAHULUAN
Pada
24 - 48 jam pertama sejak dimulai resusitasi cairan, memonitor keadaan pasien sangat penting dilakukan, karena dapat terjadi beberapa episode syok, yang menggambarkan keparahan dari kebocoran plasma. World Health Organization (WHO) merekomendasikan resusitasi cairan dimulai dengan cairan isotonik, kemudian dapat dilanjutkan dengan plasma atau koloid pada kasus Severe Dengue.
PERTANYAAN KLINIS
Apakah
cairan koloid lebih cepat menstabilkan keadaan syok dibandingan cairan kristaloid pada Resusitasi Cairan anak yang didiagnosis dengan Dengue Shock Syndrome (DSS)?
PICO
P : Anak berumur 2 sampai 15 didiagnosis DSS I : Resusitasi Cairan C : Cairan Koloid dan Cairan Kristaloid O : Menstabilkan keadaan syok tahun yang
Solutions for Syndrome Penulis : Bridget A. Wills, M.R.C.P., Nguyen M. Dung, M.D., Ha T. Loan, M.D., Dong T.H. Tam, M.D., Tran T.N. Thuy, M.D., Le T.T. Minh, M.D., Tran V. Diet, M.D., Nguyen T. Hao, M.D., Nguyen V Chau, M.D., Kasia Stepniewska, Ph.D., Nicholas J. White, F.R.C.P., and Jeremy J Farrar, F.R.C.P Publikasi : The New England Journal of Medicines, 1 September 2005 Metode : Randomized Clinical Trial, Double-
BACKGROUND
Dengue shock syndrome dikarakteristikkan sebagai gangguan hemostasis dan kebocoran plasma yang berat dan progress untuk sampai pada kematian sebesar 1 sampi 5 persen tiap kasusnya. Walaupun penggantian volume cairan disadari sebagai intervensi terapeutik yang kritis, namun guideline management dari World Health Organization lebih kepada empiris dibandingkan evidence-based.
METHOD Digunakan double-blind, randomized perbandingan antara 3 cairan sebagai resuscitation dari anak-anak vietnam dengan dengue shock syndrome. Pada penelitian ini secara acak didapatkan 383 anak dengan DSS mendapatkan Ringer laktat, 6% dextran70, atau 6% hydroxyethyl starch 129 anak-anak dengan DSS berat mendapatkan salah satu koloid diatas primary outcome nya adalah kebutuhan pasien untuk mendapatkan rescue colloid setelah menjalani study ini
Subjek : 512 anak berumur 2 15 tahun yang didiagnosis DSS Intervensi : Grup 1 Moderately Shock (n=383) Ringer Lactat (n=126) 6% Dextran 70 (n=126) 6% Hydroxyetyl Starch (n=129) Grup 2 Severe Shock (n=129) 6% Dextran 70 (n=67) 6% Hydroxyetyl Starch (n=62) Outcomes : Any Rescue Colloid Rescue Colloid setelah resusitasi awal Persentase penurunan angka hematocrit dalam 2 jam Lamanya dirawat
kritis (critical appraisal) artikel menggunakan Critical Appraisal for Therapy Worksheet yang dikeluarkan oleh University of Oxford (2005).
DAFTAR PUSTAKA
1.Soedarmo S S P, Garna H, Hadinegoro S R S, Satari H I. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI 2.Gubler DJ et al. 2000. Dengue and Dengue Hemorragic Fever. Clin Microbial Reu; 11 (Supp 3): 480-96 3.Halstead SB. Epidemiology of Dengue and Dengue Hemorragic Fever in Gubler DJ. Dengue and Hemorragic Fever, UK: CAB International 2002; 67; 37580 4.Bhamarapravati N. 2002. Patology of Dengue Infection. Wallingford UK: CAB International: 115-32 5.World Health Organization. 2009. Dengue Hemorragic Fever, Diagnosis, Treatment, and Control. Geneva