You are on page 1of 16

BAB

KONSEP ISO 14001

PENGANTAR Bab ini berisi tentang penjelasan ISO sebagai salah satu instrumen standarisasi untuk semua bidang, termasuk juga ISO 14001 yang menitik beratkan pada manajemen lingkungan. Dapat diketahui pula keuntungan dari penerapan ISO 14001. 4.1 PENDAHULUAN Permasalahan lingkungan semakin populer pada dekade terakhir ini. Hal tersebut diawali dengan makin kompleksnya pembangunan industri dan sektor lainnya sehingga menimbulkan dampak yang lebih luas dan bervariasi. Disisi lain kesadaran masyarakat semakin tinggi akan pentingnya perlindungan terhadap lingkungan yang diimbangi dengan pengenalan berbagai perangkat pengendalian lingkungan dan peraturan mengenai lingkungan oleh pemerintah. Dengan dialaminya krisis lingkungan dan energi, serta didorong oleh meningkatnya tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban yang lebih besar. Kebutuhan dunia akan ketertiban dan keakuratan dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang bijaksana menimbulkan keinginan dalam membangun standar pengelolaan lingkungan sehingga keberlanjutan kehidupan di bumi ini akan tetap dapat berjalan dengan baik. Globalisasi di berbagai bidang pada akhir-akhir ini tidak luput dan terkait dengan perkembangan masalah lingkungan. Salah satu konsekuensi dari globalisasi adalah meningkatnya persaingan di pasar bebas. Berbagai kerjasama dan kesepakatan seperti European Community, NAFTA (North Atlantic Free Trade Area) dan AFTA (ASEAN Free Trade Area) adalah wadah-wadah untuk mengantisipasi perdagangan dan persaingan bebas. Berbagai perangkat pengelolaan lingkungan telah dipersiapkan untuk mengimbangi globalisasi tersebut seperti halnya program ekolabel, "Environmental Management System"' dsb. Untuk itu perlu dipahami secara baik, bagaimana perkembangan di bidang lingkungan baik peraturan ataupun perangkat internasional yang terkait agar dapat mengantisipasi globalisasi tersebut, terutama bagi para pengambil keputusan dan penggerak roda industri. 4.2 TENTANG ISO ISO International Organization for Standarization, mulai berkembang setelah berakhirnya Perang Dunia ke II. Merupakan organisasi internasional non pemerintah (NGO), berkedudukan di Genewa, Swiss. Beranggotakan lebih dari 100 Lembaga atau Negara., termasuk Indonesia. ISO sering dianggap sebagai akronim (kependekan) sebenarnya ISO adalah kata dalam bahasa Latin, yang artinya SAMA. Sehingga tujuan dari Orgnisasi ini adalah mengusahakan standarisasi yang sama pada tingkat Internasional. Upaya menyamakan standar (pembakuan) yang sama di seluruh dunia memang memiliki nilai tinggi secara teknis dan sudah berlangsung lama, karena berhasil dalam meningkatkan usaha perdagangan internasional, dalam bentuk keragaman kualitas produk dan interkonektivitas yang tinggi.

65

Pembakuan ISO (sama) global ini dikembangkan : Oleh dunia usaha (sektor swasta) Atas dasar sukarela Konsensus anggotanya (lembaga dan atau negara), setelah diskusi, dan negosiasi Diwakili bukan hanya oleh pemeran saja tetapi juga oleh stakeho;ders

ISO merupakan standar internasional yang berisi syarat-syarat untuk mengadakan, mengimplementasikan serta mengoperasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). ISO 14000 pertama kali dicetuskan sebagai hasil dari putaran Uruguay (negosiasi GATT) dan konferensi tingkat tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Pada saat itu GATT menetapkan pada masalah pengurangan non-tarrif barriers to trade, KTT Bumi menghasilkan komitmen untuk perlindungan lingkungan di seluruh dunia. Untuk mencegah TBT (technical barriers to trade) karena hal tersebut ditakuti dapat menimbulkan proteksionisme dan diskriminasi dagang, maka WTO (World Trade Organization) menetapkan bahwa aspek lingkungan boleh dimasukkan ke dalam persyaratan dagang asalkan memenuhi syarat sebagai berikut :

Harus transparan dan berdasarkan data ilmiah Non diskriminasi Mengikuti standar internasional

Bagian ketiga inilah yang turut mendorong berkembangnya standar internasional tentang lingkungan yang menuju kepada terciptanya ISO 14000. Termasuk didalamnya standar pengaturan lingkungan seperti ekolabel (Environmental Labelling) yang dikenal sejak 1992/1993, bahkan di Jerman sudah ada sejak 1977. Ekolabel adalah sertifikasi atas produk yang dibuat secara akrab lingkungan, yaitu tidak mencemarkan dan tidak merusak lingkungan, juga harus secara berkelanjutan. Dari suatu survey yang dilakukan BAPEDAL, ternyata bahwa pada tahun 1994, 74 % ekspor Indonesia ditujukan kepada 14 negara yang sudah mempunyai program ekolabel. Bahkan untuk produk hutan dan kehutanan ada komitmen Indonesia pada ITTO bahwa sebelum tahun 2000 Indonesia sudah harus mempunyai sistem ekolabel; kalau tidak maka hasil kehutanan Indonesia tidak akan laku di pasar anggota ITTO terutama di Eropa. Dari uraian tersebut di atas nyata bahwa perdagangan dunia sekarang dipengaruhi oleh unsur-unsur standarisasi lingkungan. Setelah ISO seri 9000 diterima secara luas dan meningkatnya perkembangan standar bidang lingkungan di seluruh dunia, ISO 14000 diidentifikasikan perlu dibuat dan diterapkan untuk :

Mendorong penggunaan pendekatan yang umum digunakan dalam manajemen untuk diterapkan dalam manajemen lingkungan Meningkatkan kemampuan organisasi untuk dapat mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik Memfasilitasi perdagangan dan menghilangkan hambatan dalam perdagangan.

4.3 PENGERTIAN ISO 14001 ISO 14000 adalah standar internasional mengenai manajemen lingkungan yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardisation (ISO) dan penerapannya bersifat sukarela.

66

Standar ISO seri 14000 mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an yang merupakan suatu perkembangan aspek manajemen atau pengelolaan mutu. Tidak semata-mata aspek teknis atau ekonomis saja. Tujuan ISO 14000 antara lain adalah : Mendorong upaya dan melakukan pendekatan untuk pengelolaan Lingkungan hidup dan sumberdaya alam dan kualitas pengelolaannya diseragamkan pada lingkup global. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mampu memperbaiki kualitas dan kinerja Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam. Memberikan kemampuan dan fasilitas pada kegiatan ekonomi dan industri, sehingga tidak mengalami rintangan dalam berusaha.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibentuk SAGE (Startegic Advisory Group on the Environment). Kemudian TC 207 (Komisi Teknis) pada tahun 1993 dibentuk oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO). Komisi ini terdiri dari berbagai negara dan bertugas merumuskan konsep standar internasional di bidang lingkungan. Adapun pembagian tugasnya adalah sbb. : Sub komisi yang menangani Environmental Management System (Sistem pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam), Sub komisi yang menangani Environmental Auditing (Odit Lingkungan), Sub komisi yang menangani Environmental Labelling (Label Lingkungan), Sub komisi yang menangani Environmental Performance Evaluating (Evaluasi Kinerja Lingkungan), Sub komisi yang menangani Life Cycle Analysis (Analisis Daur Hidup), Sub komisi yang menangani Environemental aspect in Product Standard (Aspek Lingkungan dalam Bakumutu Produk), dan Sub komisi yang bertugas menyusun Term and Definitions (Istilah dan Definisi)

ISO seri 14000 terdiri dari beberapa seri yaitu : 1. ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan. Dari seluruh seri ISO 14000, ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001 yaitu program lingkungan tertulis; pendidikan dan pelatihan; dan pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional. 2. ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan) ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor seperti yang ditetapkan dalam ISO 14012.

67

3. ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel) ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya. Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untukk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang akan didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar. 4. ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi Kinerja Lingkungan. Environmental Performance Evaluation diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut dapat diidentifikasi secara dini dengan menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan sebagainya. Penetapan baseline dari hasil inventarisasi, perusahaan kemudian mengidentifikasi indikator adanya peningkatan kinerja. 5. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup Produk LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi), hidup (dioperasikan) dan mati (dibuang). 6. ISO 14050 tentang Term and Definition Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri 14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040. Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010, 14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengertian tentang masing-masing standar dan istilah yang di dalam ISO 14000 akan sangat membantu pemahaman tentang konsep ISO seri 14000. Adapun beberapa pengertian dasar adalah sebagai berikut: 1. Environmental Management System : Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur-prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijaksanaan lingkungan. 2. Continual Improvement : Proses peningkatan atau perbaikan sistem pengelolaan lingkungan untuk mencapai / memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan dan sejalan dengan kebijaksanaan lingkungan dari suatu organisasi. 3. Environment : Lingkungan sekitar operasi suatu perusahaan, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungannya satu dengan lainnya. 4. Environmental Aspect : Elemen dari suatu kegiatan organisasi, produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan 5. Environmental Impact : Perubahan terhadap lingkungan, menguntungkan atau merugikan, secara keseluruhan ataupun sebagian yang dihasilkan dari kegiatan suatu organisasi, produk dan jasa. 6. EMS Audit : Proses verifikasi yang sistimatis dan terdokumentasi yang secara obyektif menentukan dan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah suatu sistem pengelolaan lingkungan suatu organisasi telah sesuai dengan kriteria EMS audit dan mengkomunikasikan hasil dari proses ini kepada klien.

68

7. Organisasi : Perusahaan, korporasi, firma, usaha, atau institusi atau secara bagian ataupun kombinasi, swasta ataupun milik publik, yang memiliki fungsi dan administrasi 8. Kriteria audit EMS : Kebijaksanaan, hal praktis, prosedur-prosedur atau persyaratan seperti yang tercantum dalam ISO 14000 dan jika tersedia, berbagai tambahan persyaratan EMS yang dibandingkan dengan hasil pengumpulan bukti audit oleh auditor tentang sistem pengelolaan lingkungan (EMS) suatu organisasi. 9. Environmental label/declaration : Klaim yang mengindikasikan atribut lingkungan dari suatu produk atau jasa yang dapat berupa pernyataan, symbols, atau grafik pada produk atau label paket, literatur produk, buletin teknis, iklan, publikasi, dsb. 10. Environmental performance : Kinerja lingkungan, hasil pengelolaan suatu manajemen terhadap aspek lingkungan (environmental aspects) daripada kegiatannya, produk dan jasa. 11. Environmental performance evaluation : Proses untuk mengukur, menganalisis, mengkaji, melaporkan dan mengkomunikasikan kinerja lingkungan suatu organisasi dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen. 12. Life cycle assessment : Prosedur sistimatis untuk mengumpulkan dan menguji masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang terkait yang langsung terikut dalam fungsi sistem produk dan jasa melalui siklus hidup dari produk dan jasa tersebut. Hal-hal yang tercakup dalam ISO 14000 dapat dibagi dalam dua bidang yang terpisah. Pertama berkaitan dengan Pengelolaan / Manajemen Organisasi dan sistem evaluasinya, yang kedua adalah berkaitan dengan Alat / Perangkat Lingkungan dalam mengevaluasi Produknya. Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam gambargambar berikut ini : ISO 14000 STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN / EMS AUDIT LINGKUNGAN EVALUASI KINERJA LINGKUNGAN

ASPEK LINGKUNGAN DALAM STADAR PRODUK LABEL LINGKUNGAN PENILAIAN DAUR HIDUP EVALUASI PRODUK

Evaluasi Organisasi Gambar 4.1 : Struktur Standar ISO 14000

69

ISO 14000 STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN

EPE (EVALUASI KINERJA LINGKUNGAN) ISO 14031 PETUNJUK DALAM EVALUASI KINERJA LINGKUNGAN

EMS (SISTEM PENGELOLAAN / MANAJEMEN LINGKUNGAN) ISO 14001 SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SPESIFIKASI DAN PETUNJUK PENGGUNAANNYA ISO 14004 SISTEM PENGELOLAAN L

EAU (AUDIT LINGKUNGAN) ISO 14010 PETUNJUK AUDIT LINGKUNGAN PRINSIP UMUM 14011 1 PETUNJUK AUDIT LINGKUNGAN PROSEDUR AUDIT BAGIAN 1 : AUDIT SISTEM PENGELOLAAN LINGKUINGAN 14012

ISO 14050 : T & D ISTILAH DAN DEFINISI


Gambar 4.2 : Standar Evaluasi Organisasi ISO 14000

70

ISO 14000 STANDAR EVALUASI PRODUK

EAPS ASPEK LINGKUNGAN


DALAM STANDAR PRODUK

EL LABEL LINGKUNGAN ISO 14020 LABEL LINGKUNGAN PRINSIP DASAR UNTUK SEMUA LABEL LINGKUNGAN ISO 14021 LABEL LINGKUNGAN DEKLARASI MANDIRI DARI CLAIM LINGKUNGAN ISTILAH DAN DEFINISI ISO 14022 LABEL LINGKUNGAN SIMBOL ISO 14023 LABEL LINGKUNGAN METODOLOGI PENGUJIAN DAN VERIFIKASI ISO 14024 LABEL LINGKUNGAN

LCA PENILAIAN DAUR HIDUP ISO 14040 LCA KERANGKAK


ERJA DAN PRINSIP DASAR

ISO 14060 PETUNJUK UNTUK ASPEK LINGKUNGAN


DALAM

ISO 14041 LCA SASARAN DAN DEFINISI / LINGKUP


DAN ANALISIS INVENTORY

ISO 14042 LCA PENILAIAN DAMPAK ISO 14043 LCA

ISO 14050 : T & D ISTILAH DAN DEFINISI Gambar 4.3 : Evaluasi Standar Produk Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem. Secara umum kalau suatu perusahaan mempunyai sistem manajemen lingkungan yang baik, maka otomatis kinerja perusahaannya juga akan bertambah baik. Untuk menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan sebetulnya kita tidak perlu memulainya dari awal, tetapi dapat dimulai dengan memperbaiki dan mengintegrasikan programprogram lingkungan yang sudah ada. Organisai atau perusahaan yang akan menerapkan sistem manajemen lingkungan perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

Identifikasi dan evaluasi seluruh aspek dan dampak lingkungan dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. ISO 14001 tidak mengatur standar mengenai cara melakukan idenfikasi dan penilaian aspek dan dampak lingkungan, untuk melakukan penilaian aspek dan dampak lingkungan ini diserahkan kepada pemrakarsanya sendiri.

Kebijakan Lingkungan. Kebijakan lingkungan suatu perusahaan dibuat berdasarkan aspek lingkungan yang didentifikasi.

71

Tujuan dan Sasaran Lingkungan Suatu perusahaan yang menetapkan ISO 14000 harus menentukan tujuan dan sasaran lingkungan. Tujuan dan sasaran lingkungan yang dibuat juga harus sesuai dengan kebijakan lingkungannya. Dalam membuat tujuan dan sasaran lingkungan. Suatu perusahaan harus menetukan batasan waktunya.

Program-program lingkungan. Program lingkungan dibuat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan sendiri, program lingkungan sebaiknya dibuat secara realistis dan logis dan sebaiknya membuat program yang mungkin untuk dijalankan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Perusahaan yang membuat program lingkungan melebihi kemampuannya, maka akan merugikan perusahaan itu sendiri, karena program-program ini akan dichek secara berkala dalam suatu audit.

Audit dan evaluasi program. Program-program lingkungan yang sudah dibuat tersebut di atas akan di cek secara berkala malalui program audit lingkungan. Dalam audit lingkungan semua program yang sudah dituliskan dicek dan dilihat di lapangan apakah program yang dibuat dilaksanakan atau tidak. Program-program yang belum dilaksanakan akan dipertanyakan alasan-alasannya mengapa program yang telah dibuat tidak dapat dilaksanakan. Disamping itu dalam audit lingkungan akan diketahui terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan kegiatan.

Perbaikan manajemen secara berkesinambungan Tindakan perbaikan secara berkesinambungan sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, apabila dalam suatu audit diketahui adanya penyimpangan. Karena penyimpangan yang terjadi dapat membahayakan bagi perusahaan itu sendiri. Jadi tindakan perbaikan yang secara berkesinambungan ini adalah merupakan jiwa dari ISO 14000 itu yaitu dalam ISO 14001 ada suatu pernyataan continual improvement.

ISO 14000 bukanlah dominasi dari perusahaan-perusahaan besar saja, standar ISO 14000 bersifat sangat fleksibel , dapat diterapkan di berbagai junis dan skala kegiatan. Sebagian besar masyarakat industri masih menganggap bahwa mengelola lingkungan hanyalah pemborosan dan penambahan modal saja. Hal ini mungkin yang bersangkutan belum memahami sepenuhnya sistem ISO tersebut. Mungkin dalam hal ini yang bersangkutan hanya mendapatkan informasi bahwa untuk sertifikasi ISO memerlukan biaya yang besar, karena harus membayar konsultan dan lembaga sertifikasinya. Padahal penerapan sistem dapat dimulai dan dilakukan oleh sumberdaya yang ada dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Seperti telah disinggung di atas bahwa penerapan sistem bukanlah semata-mata untuk mendapatkan sertifikat, tujuan utamanya adalah untuk dapat memperbaiki sistem dan mendapatkan keuntungan baik secara finansial maupun bagi lingkungan itu sendiri. 4.4 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management System (EMS) merupakan dasar dari konsep 14000, yaitu suatu sistem untuk mencapai pengelolaan lingkungan yang baik. Konsep EMS berkembang dari British Standard, BS 7750, yang dikembangkan oleh British Standards Institution pada tahun 1992.

72

Selanjutnya, sesuai dengan perkembangan yang ada, maka pembahasan tentang EMS akan mengacu kepada skema EMS yang digambarkan oleh ISO seri 14000. Adapun prinsip-prinsip dan elemen-elemen dalam menyusun suatu sistem manajemen lingkungan mencakup hal-hal sebagai berikut : - Commitment and Policy - Planning - Implementation - Measurement and evaluation - Review and Improvement ISO 14000 menyebutkan bahwa pelaksanaan prinsip (principle) tersebut dalam menyusun suatu EMS harus ditempuh dengan membuat dan menset langkahlangkah melalui elemen sebagai berikut: 1. COMMITMENT AND POLICY Top Management Commitment and Leadership Initial Environmental Review Environmental Policy 2. PLANNING Identification of Environmental Aspects and Evaluation of Associated Environmental Impacts Legal Requirements Internal Performance Criteria Environmental Objectives and Targets Environmental Management Program 3. IMPLEMENTATION - Ensure Capability - Resource-Human, Physical, and Financial - Environmental Management System Alignment and Integration - Accountability and Responsibility - Environmental Awareness and Motivation - Knowledge, Skill and Training - Support Action - Communication and Reporting - Environmental Management System Documentation - Operational Control - Emergency Preparedness and Response 4. MEASUREMENT AND EVALUATION - Measure and Monitoring (Ongoing Performance) - Corrective and Preventive Action - Environmental Management System Records and Information Management - Audit of the EMS 5. REVIEW AND IMPROVEMENT - Review of EMS - Continual Improvement Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14000 adalah bagian dari keseluruihan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan, pertanggungjawaban, praktek, tatalaksana, proses dan sumberdaya untuk pengembangan, penerapan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan (Sistem Pengelolaan Kualitas Lingkungan) menurut Undangundang No 23/1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang

73

meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Berdasarkan pengalaman dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan selama ini, dipandang perlu untuk menyusun suatu sistem pengelolaan lingkungan yang memberikan sarana lebih terstruktur bagi manajemen organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungannya. Sistem manajemen lingkungan meliputi segenap aspek fungsional manajemen untuk mengembangkan, mencapai, dan menjaga kebijakan dan tujuan organisasi dalam isu-isu lingkungan hidup. Sistem Manajemen Lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukan performansi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan peningkatan kinerja lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari Pemerintah. Dalam penerapannya, pengelolaan kualitas lingkungan harus mengacu pada suatu acuan yang dapat diterima secara nasional maupun nasional. Agar dapat diimplementasikan secara efektif, sistem ini harus mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut :

Kebijakan Lingkungan : pernyataan tentang maksud kegiatan manajemen lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya Perencanaan : mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program pengelolaan lingkungan. Implementasi : mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, training komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat. Perbaikan reguler dan tindakan perbaikan : mencakup pemantauan, pengukuran, dan audit. Kajian Manajemen : kajian tentang kesesuaian dan efektifitas sistem untuk mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.

Setiap organisasi, tanpa batasan bidang kegiatan, jenis kegiatan, dan status organisasi, dapat mengimplementasikan Sistem Manajemen Lingkungan tersebut untuk mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik secara sistematis. Implementasi tersebut bersifat sukarela dan berperan sebagai alat manajemen untuk mengelola organisasi masing-masing. 4.5 SERTIFIKASI ISO 14001 Sambutan ISO seri 14000 di Indonesia sangat baik, tak kurang dari 85 industri yang telah sukarela menerapkan SML (ISO 14001) dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dari 85 industri tersebut, tercatat sudah 26 industri yang telah memperoleh sertifikat ISO 14001. Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem. Sertifikasi atas ISO 14001 mempunyai arti bahwa sistem manajemen lingkungan dari perusahaan diakses, dinilai atau dievaluasi, dan hasilnya telah memenuhi persayaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar SML ISO 14001. Terdapat tiga jenis sertifikasi, yaitu : Sertifikasi jenis I atau sertifikasi pihak ketiga Sertifikasi jenis II atau pernyataan diri

74

Sertifikasi jenis III atau sertifikasi pihak kedua

Bila sertifikasi dilakukan oleh perusahaan atau lembaga sertifikasi sistem manajemen lingkungan yang tidak berpihak atau yang disebut sebagai pihak ketiga yang diakreditasi oleh badan akreditasi nasional, audit yang akan dilakukan untuk semua komponen ISO 14000 mempunyai bobot yang paling besar. Sertifikasi pihak kedua terjadi apabila melibatkan pemasok yang terkait dengan kontrak. Dalam hal ini audit dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan produk atau jasa pemasok. Sertifikasi diri atau sertifikasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri memunyai bobot yang paling kecil; namun hal ini masih lebih bagus daripada tidak ada sertifikasi. Tidak peduli proses sertifikasi mana yang akan diambil, paling sedikit ada langkah yang benar. Umumnya perusahaan memilih menggunakan pihak ketiga, dan dalam proses sertifikasi langkah-langkah yang harus diambil adalah : 1. Perusahaan mempersiapkan diri untuk menerapkan SML yang diperlukan, yang mencakup antara lain tentang aspek, dampak, kebijakan, tujuan, sasaran dan program manajemen leingkungan, dan penerapan SML secara konsisten di perusahaan sesuai dengan dokumentasi SML yang telah dibuatnya. Perusahaan mempersiapkan dokumen yang Perusahaan memilih lembaga sertifikasi SML dan mengajukan permohonan untuk memperoleh sertifikasi Lembaga sertifikasi melaksanakan penilaian awal yang diikuti audit/assesmen menyeluruh pada perusahaan Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001 Adanya surveilans oleh lembaga sertifkasi untuk melihat bagaimana perusahaan mempertahankan SML-nya.

2. 3. 4. 5. 6.

Dalam sertifikasi ISO 14001, ada dua hal yang perlu dicatat: 1. Sertifikasi yang dilaksanakan harus berdasarkan masing-masing lokasi pabrik. 2. Umumnya sertfikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau tiga tahun. Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga yang melakukan sertifikasi. Dalam audit, hal yang sering ditemukan sebagai ketidaksesuaian sehingga belum dapat diberikannya sertifikasi adalah :

Kurangnya komitmen, manajemen kurang memperhatikan kebijakannya kurangnya bukti yang menguatkan bahwa SML menghasilkan tindakan menuju perlindungan lingkungan.

75

SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 14001

CE

CIA

UNCE

IEC/IS

BSI

EMAS

ISO 9001

Pengembangan Berkelanjutan SAGE

BS 7750

ISO 9000

ISO-SHEMS

ISO TC 176

VISION 2000

ISO 14001
Standar Sistem Manajemen Lingkungan yang Diterima Secara Internasional

Penjelasan : EU : European Union CEN : Comite European de Normalisation CIA : Chemical Industries Association UNCED : 1992 United Nations on the Environment and Development IEC : International Electrotechnical Commission ISO : International Organization for Standardization BSI : British Standard Institutes SAGE : 1991 Strategic Advisory Group for the Environment EMAS : Eco-Management and Audit Scheme BS : British Standards
Gambar 4.4. Sejarah perkembangan Sistem Manajemen Lingkungan Sedangkan bidang yang sering dijumpai adanyaa ketidaksesuaian adalah:

Evaluasi aspek dan dampak lingkungan aspek yang penting tidak terindentifikasi Pelatihan personel kunci tidak memperoleh pelatihan Tujuan dan sasaran tidak relevan dengan kebijakan lingkungan atau aspek yang penting.

Biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi bergantung pada besarnya perusahaan, sebagai gambaran, suatu lembaga sertfikasi di LN menarik biaya sertifikasi sebesar $ 10.000 untuk jasa yang diberikan bagi perolehan sertifikasi ISO 14001 untuk perusahaan dengan pegawai kurang dari 100 orang. Perusahaan dengan pegawai sampai dengan 500 orang membayar sebesar kira-kira $ 15.000, dan perusahaan dengan 1000 orang harus membayar sebesar kira-kira $ 21.000. Biaya itu diluar biaya perjalanan dan biaya hidup bagi para assesor atau auditor lingkungan selama menjalankan tugasnya di perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, ada biaya tahunan yang diperlukan untuk mempertahankan sertifikasi.

76

4.6 MANFAAT PENERAPAN ISO 14001 Manfaat yang didapatkan suatu perusahaan dengan diterapkannya ISO 14001 adalah: 1. Perlindungan Lingkungan SML 14001memungkinkan manusia dan lingkungan hidup tetap eksis dengan kondisi yang baik 2. Manajemen Lingkungan yang lebih baik Standar SML 14001 memberikan perusahaan kerangka menuju manajemen lingkungan yang lebih konsisten dan diandalkan. 3. Mempertinggi daya saing Mempertinggi peluang untuk berusaha dan bersaing dalam pasar bebas dalam era globalisasi. 4. Menjamin ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan SML ISO 14001 menjamin perusahaan yang memilikinya memenuhi perundangundangan yang berlaku karena ada dokumen yang tertulis. 5. Penerapan sistem menajemen yang efektif Standar ISO 14001 menanggung berbagai teknik manajemen yang baik, yang meliputi manajemen personel, akuntasi, pengendalian pemasok, pengendalian dokumen, dan lain-lain yang diperlukan 6. Pengurangan Biaya Selain mempermudah jalan untuk memenuhi persyaratan konsumen tanpa harus repot memenuhinya kembali, juga dapat mengurangi pemakaian bahan kimia maupun limbah dan B3 yang harus diproses kembali. Seperti juga pada prinsip penerapan sistem mutu ISO 9000. yaitu lakukanlah secara benar dan baik pada kesempatan pertama. 7. Hubungan Masyarakat yang lebih baik Sebagian terbesar prosedur yang ada pada ISO 14001 mensyaratkan tindakan yang proaktif. Setiap tindakan proaktif terhadap lingkungan ini akan meningkatkan citra perusahaan dalam hal lingkungan terhadap masyarakat. 8. Kepercayaan dan kepuasan langganan yang lebih baik Terkait dengan hubungan mayarakat yang lebih baik adalah kepercayaan dan kepuasan langganan. Bila perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 14001, pelanggan akan lebih merasa aman karena adanya perlindungan lingkungan. 4.7 KENDALA DALAM PENERAPAN ISO 14000 Kendala yang ada dalam penerapan ISO 14000 adalah sebagai berikut: 1. Program sebaik apapun tidak akan berhasil secara baik apabila tidak karyawan tidak mengetahui SML yang diterapkan oleh perusahaan. Sehingga diperlukan pendidikan dan latihan bagi mereka. 2. SML juga merupakan komitmen pentaatan perusahaan terhadap perundangan yang berlaku, sehingga mutlak diperlukan pengetahuan mengenai perundangundangan bagi perusahaan yang menerapkan ISO 14000.

77

3. Khusus di Indonesia permasalah yang menjadi kendala dalam penerapan SML adalah : Kurangnya informasi mengenai standar ISO 14000 Kurangnya SDM yang memahami dan dapat menerapkan standar ISO 14000 Kurangnya sumberdaya keuangan untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan menerapkan SML Masih ada anggapan bahwa mengelola lingkungan hanya pemborosan dan pengeluaran ekstra belaka.

4.8 KETERKAITAN ISO 9000 DAN ISO 14000 Begitu banyak pengembangan ISO 9000, tetapi apa kira-kira hubungannya dengan ISO 14000? Pada tahun 1994 terjadi pertemuan diantara TC 207-lingkungan, dan TC 176- mutu. Pertemuan tersebut menghasilkan rencana 3 tahap seperti dibawah ini : 1. 2. 3. Jangka pendek. Kesesuaian antara dokumen-dokumen Seri ISO 9000 tahun 1994 dan ISO 14000. Jangka menengah. Kesesuaian antara seri ISO 14000 tahun 1995 dan ISO 9000 tahun 1999 (Tahap Kedua). Jangka panjang. Keselarasan standar yang ada di dalam Seri ISO 9000 dan ISO 14000.

ISO 9000 dan ISO 14000 dapat digunakan secara terpisah. Sebuah perusahaan mungkin belum dapat menerapkan ISO 9000 secara utuh dan baru akan melakukannya bila dituntut oleh pelanggannya. Perusahaan lain sudah menerapkan ISO 9000 dan mungkin harus pula menerapkan ISO 14000 dan perlu informasi mengenai cara menggabungkan kedua standar ini. Mungkin ada pula beberapa perusahaan yang karena tuntutan lingkungan, ingin menerapkan ISO 14000 sebelum menerapkan ISO 9000 dan mungkin ada beberapa perusahaan yang mampu menerapkan kedua sistem ini secara terpadu. Untuk kasus yang terakhir, harus diambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa terdapat batas yang jelas untuk membuktikan bahwa sistem ISO 14000 telah diterapkan secara utuh, yang mungkin memiliki beberapa bagian administratif seperti dokumen pengontrol yang mengacu pada ISO 9000, untuk penilaian pertama kali yang dilakukan oleh inspektur pemberi sertifikat. Untuk mengetahui perbandingan antara ISO 9000 dan ISO 14000 dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 4.1 Perbandingan Antara ISO 9001/2/3 dengan ISO 14000 ISO 9001/2/3 Tujuan Memberikan suatu cara untuk menunjukkan kepada pelanggan tentang pencapaian persyaratan mutu; meningkatkan pencapaian organisasi pemasok dalam hal memberikan kinerja menyeluruh dalam kaitannya dengan tujuan mutu ISO 14000 Memberikan unsur-unsur sistem manajemen lingkungan; membantu perusahaan untuk penerapan dan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan, termasuk membantu meningkatkan sistem untuk memenuhi harapan kinerja lingkungan

78

Struktur

Campuran dari kegiatan manajemen, persyaratan proses, dan persyaratan verifikasi; standar panduan terpisah

Menggabungkan tindakan perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan tindakan koreksi dan penyempurnaan, standar panduan terpisah.

Isi

a) Baik standar ISO 9001/2/3 maupun ISO 14001 mencakup unsur-unsur komitmen dan tanggungjawab manajemen, dokumentasi sistem manajemen, pengendalian dokumen, pengendalian operasional, pelatihan, pemantauan dan pengukuran, ketidaksesuaian dan tindakan koreksi, rekaman dan auidt. b) ISO 9001/2/3 mencakup unsur-unsur yang diskrit tentang perencanaan mutu, identifikasi dan ketertelusuran produk, dan teknik statistik b) ISO 14001 mencakup unsur-unsur diskrit tentang aspek lingkungan, persyaratan perundang-undangan, tujuan dan sasaran, program manajemen leingkungan, komunikasi, serta kesiagaan dan tanggap darurat

4.9 ISO 14001:2004 ISO 14001 mengalami penyempurnaan dari sebelumnya untuk seri 1996, disempurnakan dengan seri 2004. Pada seri 2004 ini ISO 14001 diselaraskan dengan ISO 9001:2000. Dimana penyusuaian ini meliputi format, kata-kata, dan lay out supaya sesuai dengan ISO 9001:2000 serta untuk meningkatkan kecocokan antara 2 standart ini. Perbedaan antara seri 1996 dengan 2004 dapat dilihat pada perbandingan dibawah ini.

79

4.10

KESIMPULAN

Permasalahan lingkungan semakin populer pada akhir-akhir ini memerlukan instrumen atau alat untuk mengelola permasalahan tersebut. ISO International Organization for Standarization,adalah organisasi yang mengeluarkan ISO 14000 tentang standar internasional mengenai manajemen lingkungan, selain itu ada ISO 9000 tentang manajemen pemastian mutu atau quality assurance management system (QA Management System). Dengan ISO ini merupakan instrumen untuk mengelola lingkungan.

80

You might also like