You are on page 1of 14

MAKALAH MASS AND ENERGY BALANCE

FEED WATER HEATER TIPE TERTUTUP DENGAN KURASAN BERJENJANG MUNDUR

DISUSUN OLEH:

Cahyo Addi W Darul Ulum Saipul Surya Sutiyono

3.22.10.2.09 3.22.10.2.10 3.22.10.2.21 3.22.10.2.22

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Siklus merupakan rangkaian dari beberapa proses yang dimulai dari suatu tingkat keadaan kemudian kembali ke tingkat keadaan semula dan terjadi secara berulang (Cengel, Yunus A., Boles, Michael A.). Pada pembangkit tenaga uap, fluida yang mengalami prosesproses tersebut adalah air. Air berfungsi sebagai fluida kerja. Air dalam siklus kerjanya mengalami beberapa proses seperti pemanasan, penguapan, ekspansi, pendinginan, dan kompresi. Siklus pembangkit tenaga uap yang telah diterima sebagai standar siklusnya adalah menggunakan siklus Rankine. Untuk meningkatkan efisiensi instalasi pembangkit listrik, sebelum air dipompa memasuki ke boiler, feedwater harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai temperatur tertentu. Pemanasan tersebut dilakukan dengan heater (heat exchanger), yang berlangsung secara konduksi dengan memanfaatkan uap panas yang diambil (diekstraksi) dari turbin. Jadi selain diteruskan ke kondenser, ada sejumlah kecil uap dari turbin yang diambil untuk memanaskan feedwater heater atau dengan istilahnya sejumlah uap diekstraksi ke feedwater heater (tekanan ekstraksi). Penghitungan kesetimbangan massa dan kalor serta efisiensi dari instalasi pembangkit listrik tenaga uap dapat diasumsikan sebagai kesetimbangan entalpinya

1.2.

Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka beberapa masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah: a. definisi dan prinsip feed water heater b. prinsip kerja feed water Heater berjenjang mundur c. neraca massa dan energi disertai contoh kasus dari feed water heater kurasan berjenjang mundur

1.3.

Tujuan Tujuan dari diadakanya atau dibuatnya makalah ini adalah: a. mengetahui definisi dan kerja feed water heater b. mengetahui feed water heater berjenjang mundur c. mengetahui neraca massa feed water heater berjenjang mundur dari contoh kasus

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.

Definisi dan Prinsip Feed Water Heater Suatu kompromi yang dapat mengurangi, ketidakmampubalikan ekonomiser, namun tidak bisa menghapuskanya sama sekali, ialah dengan menggunakan pemanas air umpan (istilahyang lebih umum yaitu pemanasan cairan umpan yang berlaku untuk fluida lain selain H2O jarang dipakai). Pemanas air umpan meliputi ekspansi adiabatik normal (dan secara ideal juga mampu-balik) di dalam turbin. Cairan mampat pada 4 dipanaskan dalam beberapa langkah berhingga, dan tidak secara kontinu (sinambung) oleh uap yang dibocorkan dari turbin pada tahap-tahap tertentu. Pemanasan berlangsung di dalam penukar kalor yang dinamakan pemanas air umpan. Pemanasan air umpan sudah dilakukan sejak tahun 1920, hampir bersamaan waktunya dengan pencapaian suhu uap sekitar 725 F. Instalasi daya yang besar dan modern menggunakan antara lima dan delapan tahap pemanas iar umpan. Tidak ada yang dibuat tanpa pemanasan air umpan. Oleh karena ada beberapa tahap pemanasan air umpan, cairan masuk pembangkit uap pada titik yang lebih rendah dari B, sehingga memerlukan bagian ekonomiser walaupun jauh lebih kecil daripada jika tidak menggunakan pemanasan air umpan. Oleh karena itu, dan karena pemanas air umpan mempunyai ketidakmampubalikanya sendiri. Keadaan ideal seperti pada Gambar 2.1., tidak dapat dicapai dan siklus Rakine tidak dapat mencapai efisiensi Carnot. Namun, siklus Rankine yang dirancang dengan baik adalah siklus praktis yang mendekati siklus Carnot, dan karena itu paling banyak dipakai dalam instalasi pembangkitan daya.

Gambar 2.1. Regenerasi ideal pada siklus Rankine

Ada tiga jenis air umpan yang biasa digunakan, yaitu: 1. 2. 3. jenis terbuka atau kontak langsung jenis terututp dengan kurasan bejenjang mundur jenis tertutup dengan kurasan berjenjang maju

Air umpan untuk boiler berasal dari air kondensat proses yang dihasilkan dari kondenser, perlu dinaikkan temperaturnya hingga mendekati kondisi saturasi penguapan. Metodenya adalah dengan memanfaatkan fluida pemanas dari uap turbin melalui cara ekstraksi uap. Biasanya fungsi pemanas air umpan ini juga untuk melepaskan campuran gas tidak terkondensasi terpisah dari larutan air agar tidak bersifat korosif. Ada 2 jenis model pemanas air umpan yaitu tipe terbuka (Open Feed Water Heater) dan tipe tertutup (Close Feed Water Heater). Perbedaannya adalah kontak antara fluida uap dengan media pendingin (kondensat) terjadi secara langsung atau tidak langsung melalui perantara dinding pemisah. Berdasarkan proses pemanasan fluida kondensat oleh fluida uap ekstraksi, terdapat pembagian daerah zone proses di dalam komponen Feed Water Heater yaitu 2 zone berupa desuperheating dan kondensasi, 2 zona kondensasi dan subcooling serta 3 zone berupa gabungan desuperhetaing, kondensasi dan subcooling. Tata letak Feed Water Heater terbagi 2 macam secara vertikal dan horizontal. Masingmasing terdiri atas aliran uap yang mengalir melalui cangkang dan aliran kondensat yang melalui pipa tabung. Untuk tipe vertikal kanal utama aliran kondensat masuk dan keluar bias berada di sisi atas atau sisi bawah. Namun untuk tipe vertical terjadi sebagian permukaan pipa tabung yang berada di bawah level ketinggian air kondensasi. Konstruksi untuk Feed Water Heater yang beroperasi pada tekanan tinggi seluruh bagian konstruksi disambung melalui proses pengelasan untuk mencegah terjadinya resiko kebocoran/kegagalan. Agar efisiensi siklus meningkat, maka air umpan boiler yang telah dipompakan perlu untuk diproses hingga mendekati tingkat keadaan jenuh pada kondisi pemanasan uap. Hal ini dilakukan dengan cara pemanasan air umpan (Feedwater Heating) yang menggunakan sebagian ekstraksi uap keluar turbin. Proses pemanasan air umpan menggunakan 2 macam pemanasan yaitu pemanasan terbuka (Open Feedwater Heater) dan pemanasan tertutup (Close Feedwater Heater). Dalam pemanasan air umpan secara terbuka, air kondensat bercampur secara langsung dengan uap ekstraksi turbin pada tekanan yang sama saat kondisi saturasi, sedangkan pemanasan tertutup kontak terjadi pada tekanan berbeda melalui suatu bidang pemisah.

(a)

(b)

Gambar 2.2. Pemanas Air Umpan Sistem Terbuka (atas) dan Tertutup (bawah) (a) Skema aliran (b) diagaram T-S nonideal Superheated dengan 2 .pemanas air .umpan

Di dalam siklus regenerative, uap diekstrasikan dari turbin beberapa tingkat untuk memanaskan air umpan, sehingga mengurangi kehilangan energi panas di kondenser dan meningkatkan efisiensi sistem. Konstruksi Pemanas Dalam analisis siklus terhadap perlunya pemanas air umpan, beberapa pertimbangan harus dikaji tentang tipe pemanas yang akan digunakan, parameter desain, dan metode pembuangan uap terkondensasi dari pemanas. Ada 2 jenis pemanas air umpan yaitu tipe terbuka (kontak langsung) dan tertutup (kontak dengan separasi). Untuk tipe terbuka (Open FWH), uap ekstraksi bercampur dengan air umpan untuk dipanaskan. Uap terkondensasi di dalam chamber dan keluar bersama air umpan panas dari pemanas. Tipe ini juga didesain untuk men-deaerasi (sebagai De-aerator) kondensat yang datang, membebaskan gas-gas terlarut dan non-kondensasi yang memiliki kandungan utama oksigen, nitrogen, ammonia dan karbondioksida dari kondensat, yang berasal dari adanya kebocoran dan reaksi kimia. Kelemahan tipe ini adalah ukurannya besar dan berat, serta memerlukan pompa untuk mengalirkan air umpan keluar pemanas menuju proses berikutnya di dalam siklus plant.

Konstruksi Pemanas terbuka Terdiri atas 3 bagian yaitu bagian pemanas (heater), condenser vent, dan penyimpan (storage). Proses deaerasi mengikuti gabungan ketetapan hukum Dalton dan Henry tentang kuantitas sebuah gas terlarut di dalam sebuah cairan akan berkurang ketika temperatur cairan bertambah, dan jika cairan dipanaskan hingga titik didih seluruh gas terlarut akan terlepas.

Gambar 2.3. Tipikal Deaerator Tipe Tray (Open FWH)

Kemampuan deaerasi unit diukur dari banyaknya oksigen terlarut di dalam kondensat yang keluar dari FWH. Kapasitas unit ditentukan oleh kuantitas air umpan yang dikeluarkan oleh bagian penyimpan. Banyak unit yang beroperasi pada tekanan positif terhadap tekanan atmosferik dan berada di atas tekanan ekstraksi uap. Dearator juga berfungsi untuk memproses fluida buang dari pemanas tekanan tinggi, uap ektraksi untuk pemanas udara pembangkit uap, trap tekanan tinggi, sehingga terdapat katup pengaman untuk menjaga agar tekanan tidak melampaui batas tekanan cangkang. Untuk melindungi kehilangan suplai uap, terpasang pula perangkat vacuum breaker yang berfungsi mencegah terjadinya tekanan subatmosferik. Konstruksi Pemanas Tertutup Merupakan bentuk penukar kalor cangkang dan tube, dengan kondensat atau air umpan yang mengalir di dalam tube dan uap ekstraksi di sisi cangkang. Konstruksi terdiri atas pelat pemisah pembagi aliran masuk dan keluar (partition plate), reverse channel, floating head cover dan floating head tube shell, yang berguna memudahkan pada saat membersihkan deposit (scale) di dalam tabung. Di samping itu juga terdapat desain floating

head yang menggunakan konstruksi tabung-U. Uap ekstraksi yang masuk berada pada kondisi panas lanjut (superheated), dan ketika kontak dengan permukaan luar tabung akan terkondensasi pada temperature saturasi. Sebuah desain ekonomis, unit dirancang untuk beda temperature antara temperature keluar feedwater dan temperature saturasi tersebut sebesar 5 oF (2,8 oF).

(a)

(b)

Gambar 2.4. Pemanas air umpan tabung ,lurus, dengan floating reverse channel (a) dan U pengkondensasi (b)

Pemanas air umpan sebaiknya dikonstruksikan menurut standar Boiler and Pressure Vessel Code, Code for Unfired Pressure Vessels, Section VIII dan HEI (Heat Exchanger Institute) Standards for Closed Feedwater Heaters.

(a)

(b)

Gambar 2.5. Pemanas Air Umpan Vertikal Posisi Kanal: (a) di bawah, (b) di atas

2.2

Prinsip Kerja Feed Water Heater Berjenjang Mundur Tipe Tertutup Pemanas air umpan jenis ini, walaupun menimbulkan susut-ketersediaan lebih besar dari pada jenis terbuka. Adalah jenis yang paling sederhana dan paling dipakai dalam instalasi daya. Sebagaimana halnya dengan pemanas air umpan jenis tertutup dengan kurasan dipompa maju, jenis ini juga merupakan penukar kalor jenis selongsong dan tabung (shell and tube), akan tetapi berlawanan karena tidak mempunyai sembarang peralatan yang bergerak. Dalam pemanas air umpan jenis tertutup, air umpan dilewatkan melalui tabung, dan uap bocoran yang berada pada sisi selongsong memberikan energinya pada air umapn itu, lalu terkondensasi. Jadi pemanas air umpan ini pada dasarnya adalah kondensor kecil yang beroperasi pada tekanan yang lebih tinggidaripada tekanan kondensor utama instalasi. Oleh karena air umpan mengalir melalui tabung-tabung dalam pemanas air umpan yang tersusun berurutan, air umpan itu tidak bercampur denga uap. Karena itu, air tidak hanya memberi tekanan satu kali saja oleh pompakondensat pertama, yang sekaligus menangkap sebagai pompa umpan pendidih. Namun kadang-kadang ada juga yang mempunyai satu pompa kondensat dan satu pompa umpan pendidih yang ditempatkan di hilirnya supaya kenaikan tekanan pada pompa itu tidak terlalu besar. Pompa umpan pendidih tentu diperlukan dan ditempatkan setelah pemanas deaerasi apabila instalasi itu menggunakan pemanas deaerasi.

Gambar 2.6. Aliran skematis dan diagram T-S dari suatu siklus Rankine panas lanjut non ideal dengan dua pemanas air umpan jenis tertutup kurasan berjenjang mundur

Pada Gambar 2.6. ditunjukan suatu diagram-alir sederhana diagram T-S yang sehubungan dengan itu, dari suatu siklus Rankine panas-lanjut non-ideal yang pada cntoh ini mempunyai dua pemanas air-umpan jenis ini agar sederhana. Satu pompa, 5-6, memberi tekanan pada kondensat sehingga tekanan cukup untuk melalui dua pemanas air-umpan dan masuk ke generator-uap pada 8. Juga, disini, perbedaan antara garis tekanan-tinggi 6-B dan garis cairan-jenuh 5-B dibuat lebih besar supaya jelas. Uap yang berkondensasi di dalam masing-masing pemanas air-umpan tentu tidak bisa dibiarkan mengumpul di situ dan harus dikeluarkan dan diumpankan kembali ke dalam sistem. Dalam pemanas-umpan jenis ini, kondensat diumpankan kembali ke pemanas airumpan yang tekananya setingkat lebih rendah. Kondensat dari pemanas air-umpan dengan

tingkat tekanan paling-rendah lain (tetapi tidak selalu) diumpankan kembali kedalam kondensor. Jadi, dapat kita bayangkan suatu kaskade (jenjangan) dan pemanas tekanantinggi ke tekanan-rendah. Karena itulah pemanas ini dinamakan berjenjang. Kemudian, uap basah dari 3 dimasukkan ke pemanas air-umpan tekanan rendah dan memindahkan energinya ke air dingin-lanjut tekanan-tinggi pada 6. Peristiwa kepada pemanas ini digambarkan pada diagram suhu-panjang pada Gambar 2.7.a Suhu air keluar pada 7 tidak dapat mencapai suhu uap-bocoran masuk pada 3. Beda-suhu yang disebut beda-suhu terminal (terminal temperature difference, disingkat TTD atau hanya TD) didefinisikan untuk pemanas air umpan tertutup seagai berikut. TTD = suhu jenuh uap bocoran-suhu air keluar Nilai TTD berbeda-beda menurut tekanan panas. Dalam hal pemanasan tekanan-rendah yang menerima uap-bocoran basah atau hampir jenuh, TTD positif dan nilainya biasanya sekitar 5 F. Beda-suhu ini dicapai dengan merancang perpindahan-kalor sebaik-baiknya pada pemanas itu. Jika beda-suhu itu terlalu kecil, walaupun ini baik dari segi efisiensi instalasi, namun ini akan memerlukan pemanas yang lebih besar sehingga tidak menguntungkan dari segi ekonomi. Jika beda suhu terlalu besar, sehingga tidak menguntungkan dari segi ekonomi. Jika beda suhu terlalu besar, efisiensi siklus akan terganggu. Pad beberapa pemanas, kurasan pada 9 agak dingin-lanjut. Hal ini akan kita tunjukkan nanti. Kurasan dari pemanas bertekanan-rendah lalu dialirkan ke kondensor dan masuk sebagai cmpuran dua-fase pada 10. Proses ini adalah proses pencekikan dari tekanan pada 9 menjadi tekanan kondensor utama, dan karena itu terjadi susut dalam ketersediaan, segaimana disinggung terdahulu. Ada lagi susut dalam ketersediaan akibat perpindahankalor. Proses 9-10 adalah proses pencekikan dan karena itu proses entalpi-tetap. Pemanas air-umpan tertutup yang menerima uap-jenuh atau uap-basah boleh mempunyai pendingin air-kurasan dan karena itu terdiri atas bagian kondensasi dn bagian pendingin-kurasan (Gambar 2.7.b). Kembali ke sistem pada Gambar 2.6., pemanas air-umpan tekanan-tinggi menerima uap panas-lanjut yang dibocorkan dari turbin 2 yang mengalir pada sisi-selongsong dengan laju dan memindahkan energi ke cairan dingin-lanjut yang masuk tabung pada 7. Peristiwa itu di gambarkan oleh diagram suhu terhadap panjang lintas pada Gambar 2-.7.c. Perhatikan di sini bahwa oleh karena uap masuk itu panas-lanjut pada 2, suhu air-keluar pada 8 bisa lebih tinggi suhu-jenuh uap itu dan tekanan-tinggi,oleh karena itu, berkisar antara 0 dan -5F, makin negatif kalau tekanan makin tinggi tingkat panas-lanjut uap masuk. Perhatikan pula bahwa kurasan dalam pemanas ini agak dingin-lanjut dan karena itu memberi energi lebih banyak kepada air dan menyebabkan berkurangnya susut ketersediaan akibat pencekikan ke pemanas, tekanan-rendah. Pemanas itu secara fisik terdiri atas bagian pembuang panas-lanjut (desuperheater), bagian kondensasi, dan bagian pendingin kurasan (Gambar 2.7.c).

Gambar 2.7. Diagram suhu entalpi pemanas air umpan pada gambar 2.6., dimana (a) dan (b) tekanan rendah dan tekanan tinggi, dan (c) tekanan tinggi. TTD= beda-suhu terminal, DS= pembuang panaslanjut, C= kondensor, DC= pendingin kurasan

Jadi, secara fisik ada empat kemungkinan susunan bagian atau zone pemanasan airumpan tertutup (Bagian 6-5): 1. Kondensor. 2. Kondensor, pendingin kurasan. 3. Pembuang panas-lanjut, kondensor, pendingin kurasan. 4. Pembuang panas-lanjut, kondensor.

2.3

Neraca Massa Feed Water Heater Berjenjang Mundur Untuk mengetahui neraca massa dan energi dari feed water heater, kita ambil dari kasus pada gambar 2.6. (siklus Rankine panas lanjut non ideal dengan dua pemanas air umpan jenis tertutup kurasan berjenjang mundur). Massa yang juga didasarkan atas satu satuan laju aliran pada lubang masuk turbin titik 1, diberikan sesuai dengan arah jarum jam, oleh : Aliran massa antara 1 dan 2 = 1 Aliran massa antara 2 dan 3 = 1 - 2 Aliran massa antara 3 dan 4 = 1 - 2 - 3 Aliran massa antara 8 dan 1 = 1 Aliran massa antara 2 dan 12 = 2 Aliran massa antara 3 dan 9 = 3 Aliran massa antara 9 dan 10 = 2 + 3

Maka, Neraca energi pada pemanas tekanan tinggi dan pemanas tekanan rendah yaitu : 2(h2 h11) = h8 h7 3(h3 h9) + 2(h12 h9) = h7 h6

dan

Mengingat proses pencekikan adalah proses entalpi tetap, sehingga: h1 = h2 dan h10 = h9

Panas yang ditambahkan qA = h1 h8 Kerja turbin wt = (h1 h2) + (1 - 2)(h2 h3) + (1 - 2 - 3)(h3 h4) Kerja pompa wp = h6 h5 = V5 (P6 - P5)

Kasus yang selanjutnya adalah penggunaan satu feed water heater tipe tertutup berjenjang mundur pada suatu sistem PLTU (Gambar 2.8.).

Gambar 2.8. Sistem PLTU menggunakan satu FWH berjenjang mundur (jenis tertutup)

Massa yang juga didasarkan atas satu satuan laju aliran pada lubang masuk turbin titik 1, diberikan sesuai dengan arah jarum jam, oleh : Aliran massa antara 4 dan 5 = y1 Aliran massa antara 5 dan 6 = 1 y1 Maka, Neraca energi pada pemanasan air umpan, yaitu : Y1 h5 + 1 h2 = y1 h7 + h3 Y1 = h3 h2 / h5 h7

Contoh Soal Suatu siklus rankine ideal beroperasi dengan uap pada 1000 psia, 1000F. Siklus itu mempunyai satu pemanas air umpan tertutup dengan kurasan berjenjang mundur yang ditempatkan pada 100 psia. Tekanan kondensor 1 psia. Gunakan TTD = 5F. Pemanas itu mempunyai pendingin kurasan sehingga DC (beda suhu pendingin kurasan) = 10F. PENYELESAIAN : Dilihat pada tabel ; h1 = 1504,4 Btu/lbm ,h2 = 1228,6 Btu/lbm ,h3 = 923,31 Btu/lbm ,h4 = 69,73 Btu/lbm h7 = 298,5 Btu/lbm h5 = h4 + v4 (P5 P4) = 69,73 + 2,98 = 72,71 berhubungan dengan suhu 104,72F

Untuk TTD = 5F Jadi t6 = tT 5 = 327,82 5 = 322,82F h6 = 293,36 Btu/lbm (melalui interpolasi) Untuk DC = 10F t8 = t5 + 10 = 104,72 + 10 = 114,72F Jadi h8 = 82,69 Btu/lbm (melalui interpolasi) 2(h2 h8) = h6 h5 2 = = 0,1926

DAFTAR PUSTAKA

Dendi Junaidi, dkk.2010. Kesetimbangan Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap pada Berbagai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater Heater. STTNBATAN & Fakultas Saintek UIN SUKA: Yogyakarta. Pujowidodo, Hariyotejo.2012. Studi Desain Konseptual Sistem Balance of Plant (Bop) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Pltu) Skala Kecil. Universitas Wahid Hasyim: Semarang. M.M.El.Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Erlangga: Jakarta.

You might also like