Professional Documents
Culture Documents
ehabilitasi rekonstruksi pascaerupsi Merapi disiapkan sejalan dengan penyiapan Rencana Aksi Penanggulangan Bencana Erupsi Merapi yang sedang disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bappenas. Mengacu pada konsep Rencana Aksi tersebut, kebijakan umum rehabilitasi rekonstruksi bidang perumahan adalah sebagai berikut : 1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memilih bertempat tinggal di lokasi yang lebih aman sebagai upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB); 2. Memberikan stimulan Bantuan Dana Rumah (BDR) maksimal Rp. 30 juta per rumah per KK; 3. Masyarakat diberi keleluasaan dalam menentukan pilihan tipe rumah namun diupayakan memenuhi luas minimal rumah inti yaitu 36m2; 4. Konstruksi rumah harus memenuhi persyaratan teknis dan metode pembangunan rumah tahan gempa. 5. Pelaksanaan pembangunan rumah dilakukan oleh masyarakat dengan didampingi oleh tim fasilitator.
1
Menuju Penataan Permukiman Yang Lebih Baik
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan lahan untuk Hunian Tetap (Huntap) warga seluas 24 ha di wilayah yang lebih aman untuk dihuni di Kecamatan Cangkringan dan Ngempak Kabupaten Sleman. Di lokasi tujuan hunian tersebut, masing-masing warga akan mendapat lahan untuk rumah 100m2, ditambah untuk fasum dan fasos 50m2 per rumah, sehingga menjadi 150m2/KK. Rehabilitasi dan rekonstruksi akan dilaksanakan melalui REKOMPAK dengan tujuan dan sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam membangun rumah tahan gempa dan menata lingkungan pemukiman mereka; 2. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam menyusun Rencana Penataan Permukiman (RPP)/ Community Settlement Plan (CSP) yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana untuk memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya; 3. Terbangunnya rumah tahan gempa untuk warga korban erupsi Merapi; 4. Terbangunnya infrastruktur lingkungan permukiman di desa yang terkena dampak bencana Merapi berdasarkan Rencana Penataan Permukiman (RPP). KOMPONEN KEGIATAN PENDAMPINGAN REKOMPAK 1. Bantuan Teknik dan Pendampingan Bantuan pendampingan diberikan melalui penugasan tim fasilitator. Kegiatan pendampingan masyarakat terdiri dari serangkaian kegiatan, mulai dari sosialisasi, pelatihan, membangun komitmen bersama, melakukan survei swadaya, identifikasi calon penerima manfaat dan merumuskan masalah serta langkah-langkah penyelesaiannya. Pelaksanaan pendampingan di tingkat kelurahan/desa dikelola oleh tim fasilitator dengan komposisi terdiri atasi : 1 Senior fasilitator, 1 orang fasilitator teknik, 1 orang fasilitator sosial, 1 orang Fasilitator Keuangan dan 4 orang pengawas pembangunan (Infrastructure Controller/ Building Controller). Satu tim fasilitator BDL akan mendampingi kegiatan pada 5 7 desa/kelurahan sedangkan satu tim fasilitator BDR akan mendampingi perencanaan dan pembangunan 150 250 unit rumah. Bantuan Dana - Bantuan Dana Rumah (BDR) Alokasi BDR adalah Rp 30 juta per rumah (rusak berat). BDR hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan rumah termasuk untuk membiayai operasional dan administrasi (BOP) kegiatan kelompok pemukim (KP) dalam menyelenggarakan biaya perijinan, bedeng gudang, pengawasan dan sebagainya. - Bantuan Dana Lingkungan (BDL) Alokasi BDL adalah Rp 250 juta per kelurahan/desa dan bisa bertambah hingga Rp 2 milyar per kelurahan/desa berdasarkan penilaian kinerja pemanfaatan BDL sebelumnya dan kelayakan untuk penambahan BDL dari pengelola REKOMPAK. BDL digunakan untuk pembangunan prasarana dasar lingkungan permukiman yang disepakati masyarakat sehingga memenuhi persyaratan mitigasi bencana atau pengurangan risiko bencana sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan penanggulangan bencana serta persyaratan teknis bangunan dan lingkungan permukiman.
2.
TAHAPAN PENDAMPINGAN REKOMPAK 1. Pendampingan review Rencana Penataan Permukiman (RPP)/Community Settlement Plan (CSP) yang berorientasi pada Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di 45 desa/kelurahan yang sudah terlayani REKOMPAK dan penyusunan RPP/CSP di 56 desa/kelurahan (43 terdampak erupsi dan 13 terdampak lahar dingin) yang belum terlayani REKOMPAK; 2. Memfasilitasi pembangunan rumah tahan gempa dengan memfasilitasi pemindahan warga ke daerah yang dinyatakan aman untuk dihuni berdasarkan peta kawasan rawan bencana Gunung Merapi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM. Fasilitasi diberikan untuk pembangunan rumah di tanah milik sendiri maupun dan di lokasi yang lahannya disiapkan oleh pemerintah; 3. Pendampingan rehabilitasi rekonstruksi infrastruktur lingkungan permukiman di 101 desa yang berorientasi terhadap pengurangan risiko bencana. Bantuan Dana Rumah bukanlah kompensasi terhadap kerusakan akibat bencana, melainkan stimulan untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi permukiman masyarakat. Tahapan Pencairan dana BDR adalah tahap 1 sebesar 40%, tahap 2 sebesar 40% dan tahap 3 sebesar 20% dari total alokasi BDR. Berdasarkan kebijakan PMU tersebut, warga di 45 desa terdampak melakukan review RPP dan menyepakati dana BDL yang sebelumnya sudah direncanakan untuk pembangunan infrastruktur tersier kelurahannya segera direalokasi untuk melengkapi sarana dan prasarana di area pengungsian, yaitu : Air bersih, MCK, generator set dan pembangunan drainase sekitar area pengungsian serta memenuhi kebutuhan kegiatan pengurangan risiko bencana, seperti handy talky (HT) dan alat Early Warning System (EWS).
3
Menuju Penataan Permukiman Yang Lebih Baik
5
Menuju Penataan Permukiman Yang Lebih Baik
7
Menuju Penataan Permukiman Yang Lebih Baik
9
Menuju Penataan Permukiman Yang Lebih Baik
KEGIATAN FASILITASI PEMBANGUNAN HUNTAP Antara medio 2011 - awal 2012, rencana target Huntap yang akan difasilitasi sebanyak 546 unit yang berada di 4 Desa yaitu : Desa Umbulharjo, Desa Kepuharjo, Desa Wukirsari, Desa Glagaharjo dan Desa Sindumartani. Untuk 146 Unit Huntap yang menggunakan lahan sendiri secara mandiri saat ini telah selesai dilaksanakan. Sedangkan 400 unit lainnya direncanakan sebagai berikut : Sebanyak 231 KK menggunakan lahan milik sendiri secara mandiri maupun berkelompok, Sebanyak 169 KK menggunakan lahan kas desa (TKD) yang berada di Batur, Ds Kepuharjo. Kegiatan fasilitasi pembangunan Huntap di wilayah yang lebih aman telah melalui tahapan-tahapan di masyarakat, seperti: (a) Perencanaan Partisipatif (b) Rembug Masyarakat (c) Penentuan Tipe Rumah (d) Rembug Strategi Pelaksanaan (e) Kesiapan Swadaya. PROFIL DESA KEPUHARJO Wilayah Desa Kepuharjo secara administrasi masuk di wilayah Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dan merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Gunung Merapi. Wilayah Desa Kepuharjo juga dilalui oleh 2 sungai yang berhulu di Merapi yaitu Kali Gendol disebelah timur dan kali Opak di sebelah barat. Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis berada di koordinat 07O4042.7LS - 07O4300.9LS dan 110O2759.9BT - 110O2851.4BT. Desa Kepuharjo terdiri dari 8 pedukuhan, 16 RW dengan dusun yang berbatasan langsung dengan Gunung Merapi adalah Dusun Kaliadem yang berjarak 4 km dari puncak Merapi. INFORMASI UMUM KEPUHARJO Luas (Ha) : 875 Jumlah penduduk sebelum bencana (Jiwa) : 2.728 Jumlah penduduk setelah bencana (Jiwa) : 2.747 Jumlah penduduk perempuan setelah bencana (Jiwa) : 1.410 Jumlah KK setelah bencana (jiwa) : 902 Desa Kepuharjo merupakan daerah dataran tinggi yang sekaligus sebagai daerah resapan untuk wilayah dibawahnya yaitu untuk wilayah Kota Yogyakarta dan Bantul. Sumber mata air berasal dari lereng Merapi berupa Umbul Bebeng yang airnya bisa digunakan sebagai air baku bagi warga masyarakat Desa Kepuharjo khususnya dan warga di wilayah selatan Lerang Gunung Merapi pada umumnya, Desa Kepuharjo dilalui 2 Sungai besar, namun kedua sungai tersebut adalah Sungai kering, sebelah Timur Sungai Gendol yang berbatasan dengan Desa Glagaharjo, sebelah Barat Sungai Opak yang berbatasan dengan Desa Umbulharjo.
10
11
Menuju Penataan Permukiman Yang Lebih Baik