You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN

Kebudayaan sangat mempengaruhi dari kpribadian seseorang, Budaya Indonesia adalah seluruhkebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada diIndonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiapmasyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnyamerupakan penyebab dari perubahan.

1.1 Latar Belakang


Dari semakin maju nya zaman , kepribadian pun ikut berubah dengan maju nya zaman .kebudayaan pun dapat mempengaruhi kpribadian seseorang karena ada nya interaksi dengankehidupan sehari-hari.Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhioleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaanArab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindudan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinyakerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke15 Masehi.Agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang buruk . lindungilah kebudayaan Indonesiadan perdalam kebudayaan tersebut karena dapat membentuk kepribadian yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dibahas dalam makalah, yaitu : Apa yang termasuk dalam aspek-aspek sosial budaya? Bagaimana bentuk perilaku dan pendidikan kesehatan? Apa yang dimaksud dengan organisasi kesehatan? Bagaimana hubungan kesehatan dengan komponen lain?

1.3 Tujuan dan Kegunaan


Di buat nya makalah tentang hubungan ilmu sosial budaya dasar dengan kesehatan dalam membentuk kepribadian manusia dan memberikan gambaran bahwa kebudayaan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan. Agar membentuk pribadi dan perilaku kesehatan serta aspek-aspek sosial budaya yang berhubungan dengan kesehatan.

Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |1

BAB II ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA


1. Pengertian Keilmuan Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

2. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut: Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an), sekitar abad ke-15-16, bangsabangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisahkisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi. Fase Kedua (tahun 1800-an), Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |2

saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsabangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Fase Ketiga (awal abad ke-20), pada fase ini, negara-negara di Eropa berlombalomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial. Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

3. Hubungan Keilmuan Sosiologi dan Antropologi


Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat. Hal-hal tersebut dapat dikaji dengan pendekatan antropologi dan sosiologi. Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |3

berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial. Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

4. Sosiologi Kesehatan
Seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, sosiologi kesehatan juga memiliki konsep dasar yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Fungsi konsep dasar itu sendiri ada beberapa, diantaranya sebagai alat kognitif agar seseorang menjadi lebih tahu dan mengerti mengenai apa yang mereka pelajari, sebagai alat evaluatif agar seseorang dapat membedakan serta memisahkan mengenai pakok bahasan yang mereka pelajari, sebagai alat pragmatik yang memberikan pengetahuan tentang bagaimana penerapan ilmu tersebut dalam kahidupan sehara-hari, serta alat komunikatif agar terjalin komunkasi yang baik antar yang belajar dengan yang mengajar. Dalam mempelajari sosiologi kesehatan juga perlu diketahui ruang lingkup pembelajaran, yaitu hal-hal apa saja yang dipelajari dalam ilmu sosiologi kesehatan tersebut. Beberapa diantarnya yaitu sosiologi kedokteran baik itu faktor sosial dalam etimologi, prevalensi, prefesi kedokteran.serta mengenai hubungan dokter dengan masyarakat, perilaku kesehatan masyarakat, pengaruh norma sosial terhadap kesehatan, serta tentang interaksi antar petugas kesehatan dan antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Sosiologi kesehatan dikatakan sebai ilmu karena memang memiliki sifat-sifat keilmuan diantaranya: a. Bersifat empiris artinya sosiologi kesehatan mempelajari apa yang benar-benar terjadi di masyarakat dan apa yang dipelajari dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. b. Bersifat teoritis artinya sosiologi kesehatan menggunakan teori-teori dalam pembelajarannya dimana teori tersebut dikemukakan oleh para ahli yang berdasarkan pada apa yang tarjadi di masyarakat. c. Bersifai komulatif artinya ilmu sosiologi kesehatan yang sekarang dipelajari tidak lain adalah pengembangan dari ilmu sosiologi kesehatan yang telah ada sebelumnnya.
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |4

Sehingga ilmu sosiologi kesehatan bersifat dinamis dalam artian dapat berubah sesuai dengan kondisi sosial yang terjadi saat ini. d. Tidak bersifat menilai artinya ilmu sosiologi kesehatan tidak dapat membenarkan dan menyalahkan tindakan atau perilaku individu/kelompok masyarakat karena tiap daerah memiliki norma tersendiri sehingga apa yang danggap salah di satu daerah bisa dianggap benar di daerah lain, begitu sebaliknya. Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Maka dari itu muncullah apa yang disebut dengan Sociologi of Medicine yang kemudian berkembang menjadi Sociologi in Medicine.

5. Antropologi Kesehatan
Pengertian Antropologi Kesehatan yang dikemukakan oleh George.M.Foster dan Barbara Gallatin Foster yang lebih dikenal dengan nama Foster/Anderson menyebutkan bahwa : Antropologi Kesehatan adalah disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang caracara interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Berikut ini definisi-definisi atau pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli: Menurut Weaver : Antropolgi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani beberap aspek dari kesehatan dan penyakit ( Weaver, 1968:1) Menurut Hasan dan Prasad : Antropolgi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari spek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memehami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medicohistorical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1952: 21-22) Menurut Hochstrasser : Antropolgi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya- karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan. (Hochstrasser dan Tapp, 1970:245) Menurut Lieban : Antropolgi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973,1034) Menurut Febrega : Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan : Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena atau berespon terhadap sakit dan penyakit. Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola tingkah laku. (Fabrega, 1972: 167) Menurut Solita Sarwono (1993) Antropologi Kesehatan adalah studi tantang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |5

Bila disimpulkan dari berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, kita dapat melihat bahwa pada kenyataanya Antropologi mempunyai kajian yang sangat luas. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1984: 76) yang dikutip oleh Djekky R.Djoht, (2002) menyatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari berbagai aspek yaitu aspek fisik, sosial dan budaya. Pengertian Antropologi Kesehatan yang dikemukakan oleh Foster/Anderson, adalah merupakan konsep yang tepat karena didalamnya telah mencakup pengertian Antropologi yang lebih luas yang mencakup berbagai aspek. Menurut Foster dan Anderson (1986), Antropologi Kesehatan mengkaji masalahmasalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu: kutub biologi dan kutub sosial budaya. Kutub biologi : pertumbuhan dan perkembangan manusia peranan penyakit dalam evolusi manusia paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba) Kutub sosial budaya : sitem medis tradisional (etnomedism) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka tingkah laku sakit hubungan antara dokter dan pasien Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan keesehatan barat kepada masyarakat tradisional Perkembangan antropologi kesehatan sejak permulaan dasawarsa enam puluhan begitu pesat (seluruh universitas yang tergolong baik di AS membuka program pengkhususan) medical anthropology. Di dunia internasional dan di Indonesia khususnya, telah membentuk kondisi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan maupun penambahan jumlah tenaga ahli. Dengan demikian peranan mereka dalam penelitian berbagai masalah kesehatan dapat berkembang. Kondisi ini bukan hanya bagi kepentingan penelitian konseptual dan teoritis tetapi juga dalam menanggulangi masalah kesehatan bagi kepentingan..masyarakat. Foster (1981) mengembangkan Pelayanan Kesehatan Primer (PKP) sesudah dikenal sebagai Primary Health Care (Alma Alta 1978). Deklarasi ini bertujuan untuk mengurangi ketidakadilan pada sistem pelayanan kesehatan nasional negara berkembang seperti Indonesia. Deklarasi ini juga menetapkan bahwa kesehatan adalah suatu hak asasi manusia dan upaya meningkatkan derajat kesehatan setinggi mungkin merupakan tujuan sosial yang penting.

Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |6

BAB III PERILAKU DAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis. Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya: Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya. Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang dipelajari psikologi, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan dalam beberapa bidang, yaitu : Psikologi Perkembangan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku yang terdapat pada tiap-tiap tahap perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya. Psikologi Pendidikan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi pendidikan. Psikologi Sosial, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Psikologi Industri, ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam dunia industri dan organisasi.
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |7

1.

2. 3.

4.

1. 2. 3. 4.

5. Psikologi Klinis, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat dan tidak sehat, normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.

2. Perilaku
Dalam sebuah buku yang berjudul Perilaku Manusia Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia. Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing masing. Sehingga yang dimaksu perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia darimanusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114). Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori S O - Ratau Stimulus Organisme Respon. Skiner membedakan adanyadduapproses,yyaitu: 1. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation karena menimbulkan respon respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya. 2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atsannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |8

3. Manusia dan Kebutuhan Manusia

Sejak awal kehidupan di bumi ini dimulai segala makhluk yang hidup didalamnya terus mengalami evolusi mengikuti perkembangan yang terjadi pada bumi. Dahulu mungkin terdapat spesies purbakala seperti dinosaurus namun sekarang tinggal fosilnya saja yang dapat bertahan. Ini menunjukan betapa pengaruh evolusi bumi sangat berdampak pada semua makhluk. Kebutuhan makhluk untuk bertahan hidup pun juga mengalami perubahan. Bisa terjadi karena apa saja akan dilakukan dalam mencari kebutuhan agar makhluk tersebut bisa bertahan dari kepunahan. Kebutuhan yang sering dicari dan digunakan setiap harinya bisa saja hilang atau habis, maka dari itu diperlukan jenis kebutuhan baru yang dapat menggantinya. Sama halnya dengan binatang, manusia juga mempunyai kebutuhan agar bisa selalu eksis di kehidupan bumi ini. Binatang yang dulunya karnivora bisa berubah menjadi herbivora karena pengaruh evolusi bumi. Karena kebutuhan yang dicari habis akhirnya memaksa untuk bisa merubah kebutuhan sebelumnya. Semua kebutuhan tersebut dinamakan kebutuhan fisiologi. Kita sebagai manusia juga mengalami hal yang serupa. Semakin hari semakin banyak kebutuhan yang diperlukan manusia untuk memnuhi segala keinginannya. Karena jelas, bahwa manusia mempunyai akal dan nafsu yang lebih besar dari pada makhluk lainnya. Kebutuhan tersebut bermacam-macam jenisnya dan dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Kebutuhan Fisiologi Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan segala kebutuhan dasar manusia seperti, makan, minum, dan sebagainya. Kebutuhan untuk istirahat, buang air, dan seks juga merupakan kebutuhan fisiologi. Kebutuhan ini sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena jika tidak terpenuhi bisa terkena penyakit. Keamanan dan Ketahanan Pangan
Hubungan Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan Kesehatan |9

Seperti yang diutarakan sebelumnya, kebutuhan akan bertahan hidup juga dipengaruhi akan kebutuhan pangan. Dalam kebutuhan pangan jelas bahwa keamanan pangan sangatlah penting, karena akan berpengaruh pada ketahanan tubuh. Apabila dalam pangan lemah terhadap keamanannya maka bisa saja racun yang muncul bukanlah nutrisi yang sebelumya kita butuhkan. Maka dari itu dalam kebutuhan fisiologi keamanan dan ketahanan pangan terhadap racun sangat diperlukan. Sudah banyak contoh kasus mengenai kurangnya keamanan pangan yang terjadi berbagai belahan dunia. Ini dipengaruhi juga dari lingkungan sekitar yang sangat berpotensi terhadap keamanan pangan. Lingkungan yang tidak sehat akan mengakibatkan berbagai penyakit muncul, tidak lain juga semua penyakit itu pasti berasal dari kebutuhan pangan. Asupan gizi yang rendah yang menyebabkan penyakit tersebut berasal. Pengaruh zat kimia yang berbahaya juga bisa menyebabkan keracunan pada makanan. Zat kimia yang tidak cocok terhadap ketahanan tubuh bisa mengakibatkan tubuh terkena penyakit. Tindakan Represif yang Dilakukan Diperlukan tindakan represif sebagai upaya pencegahan penyakit. Kurangnya keamanan pangan menjadi faktor utama dilakukannya tindakan represif. Apa sajakah tindakan tersebut? Olahraga, yoga dan refleksi merupakan contohnya. Mengkonsumsi vitamin, suplemen makanan juga upaya represif yang dilakukan sebagai tambahan ketahanan tubuh. Bahkan obat bisa menjadi tindakan represif dikala terkena penyakit dan akhirnya obat manjadi salah satu penolong penumbang penyakit. Kebutuhan Fisik Perlindungan Kebutuhan akan keamanan tidak hanya pada pangan, keamanan terhadap ancaman fisik dunia luar juga perlu. Ancaman fisik dari dunia luar tersebut seperti musibah banjir, gempa, buasnya hewan liar, dan lain sebagainya. Maka dari itu manusia membangun perlindungan berupa rumah sebagai benteng perlindungan. Rumah dibangun dengan memperhitungkan segala jenis ancaman, karena sebagai bentuk perlindungan fisik yang benar-benar dibutuhkan. Ketentraman Perlindungan dibuat karena manusia mencari hidup yang tentram, yaitu bebas dari segala bentuk ancaman luar. Ancaman luar bisa juga muncul dari sesama manusia sendiri. Misalnya saja pencurian, kebutuhan juga yang menjadi faktor kasus tersebut. Coba saja, bila seseorang kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya apa saja akan dia lakukan semata hanya bisa bertahan hidup. Dari itu ancaman dari luar tidak hanya dari lingkungan atau ganasnya alam tetapi juga bisa dari sesama manusia itu sendiri. Kebutuhan Psikologis Kebutuhan dasar manusia keberadaannya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah kejiwaannya. Untuk itu dikenal psikologi lingkungan (environment psychology). Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi seseorang berbeda-beda. Tergantung dari orang itu sendiri. Pertama, jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang. Kedua, empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 10

sosial dimana dia berada. Dan ketiga, altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain bahkan kadang-kadang sampai mengesampingkan masalah sendiri. Faktor Eskternal Yaitu faktor kepedulian terhadap sesama dan kehormatan. Ini sangat penting bagi kepribadian seseorang karena orang lain adalah faktor yang terpenting dari pembentukan kejiwaan kita. Faktor Transendental Faktor ini lebih kepada masalah terhadap kepedulian lingkungan dan kekuasaan Tuhan. Manusia akan merasa sangat bergantung pada alam. Maka dari itu faktor dari perannya alam sendiri bisa berpengaruh pada psikologi seseorang. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia : Penyakit Hubungan keluarga Konsep diri Tahap perkembangan Adapun semua macam kebutuhan manusia tersebut disebut juga sebagai hirarki kebutuhan. Semua macam kebutuhan manusia tersebut merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Semua macam orang, ras, suku, keturunan dan semuanya juga punya kebutuhan yang serupa. Dan tidak bisa dihindari walau salah satunya saja. Untuk itu manusia dengan akal pikiran yang sempurna selalu berusaha mencari cara agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tersebut. Ingatlah bahwa manusia sangat tergantung pada alam dan kepedulian sesama, maka dari itu janganlah selalu meninggikan ego sendiri untuk keinginannya sendiri. Analisis Perilaku Kesehatan Pengkajian Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis penyebab masalah kesehatan yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat faktor2 yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor: 1. faktor pendukung (predisposing factors), mencakup: pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan, sosial ekonomi, dsb. 2. faktor pemungkin(enambling factors), mencakup: fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan bergizi, dsb. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik, puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dsb. 3. faktor penguat (reinforcing factors), mencakup: sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU, LSM. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket/quesioner 4. Dokumentasi
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 11

Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain: 1. pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu 2. masalah lain yang kita lihat 3. masalah yang dilihat oleh petugas lain 4. jumlah orang yang mempunyai masalah ini 5. kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah 6. alasan yang ada bagi munculnya masalah tersebut 7. penyebab lain dari masalah tersebut. Tujuan pengkajian 1. Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan. 2. Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah. Memahami masalah 1. Mengapa muncul masalah 2. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan 3. Jenis bantuan yang akan diberikan Prioritas masalah Disusun berdasarkan hirarki kebutuhan maslow:
Aktualisasi diri Harga diri Kasih sayang Aman / nyaman Biologis / Fisiologi

5. Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu citacita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 12

Pada dasarnya pengertian pendidikan (Wikipedia) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

6. Kesehatan dan Organisasi Kesehatan


Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan seharihari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 13

Dalam Undang-Undang, pengertian kesehatan adalah: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudahadaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 14

BAB IV ORGANISASI KESEHATAN


1. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut : a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya The Executive Functions mengemukakan bahwa : Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (I define organization as a system of cooperatives of two more persons) b. James D. Mooney mengatakan bahwa : Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama) c. Menurut Dimock, organisasi adalah : Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagianbagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan). Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu : a. Orang-orang (sekumpulan orang), b. Kerjasama, c. Tujuan yang ingin dicapai, Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal, b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan, c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain, d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan, e. Adanya tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 15

2.

3.

4.

5.

6.

7.

(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan. Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsifungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ; (1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum (2) organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll. Berdasarkan tujuan. Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau profit oriented dan (2) organisasi sosial atau non profit oriented Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ; (1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu : (1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat. Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll

H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 16

2. Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. Struktur sederhana Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 17

seseorang saja, dan sedikit formalisasi.Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang terce rmin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak. Birokrasi Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuantujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan. Struktur matriks Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 18

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda

3. Tujuan Organisasi Kesehatan


Misi : 1. Memberdayakan Masyarakat 2. Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat 3. Menyebarkan nilai perdamaian berdasarkan kemerdekaan, keadilan dan saling menghormati Tujuan : 1. Berperan serta dalam menurunkan dan memberantas kemiskinan 2. Berperan serta dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia terutama yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kewirausahaan 3. Berperan serta dalam meningkatkan derajat kesehatan 4. Berperan serta dalam usaha menjaga kelestarian lingkungan dengan pemberdayaan berbasis lingkungan 5. Berperan serta dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang menjadi tonggak dari peradaban manusia Perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain : a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif, b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmente ) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated), c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya, e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan kosumtif menjadi investasi, f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership), g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization ), h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.

H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 19

Untuk itu, agar organisasi pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit dan puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal, perlu melakukan perubahan atau reformasi. Soedarmono Soejitno (2001) mengemukakan bahwa terdapat lima hal penting yang perlu diantisipasi dalam melakukan perubahan, yaitu : 1) Masa depan akan sangat berbeda dengan masa kini 2) Perlu adanya visi yang dapat memberikan pedoman bagi segala upaya di masa depan 3) Perlu perubahan tata nilai yang akan dianut oleh organisasi di masa depan 4) Perlu strategi yang konkret untuk mewujudkan perubahan 5) Perlu bentuk dan struktur baru organisasi di masa depan 1) Masa depan yang sangat berbeda. Organisasi yang memiliki kreatifitas yang tinggi dan muncul dari dalam organisasi itu sendiri (orisinil), peka terhadap kecenderungan perubahan yang mungkin terjadi di masa depan dengan visi yang jelas, akan menjadi pemenang dalam kompetisi. Dalam hal ini organisasi menempatkan manusia sebagai asset dan investasi paling penting dan berharga. 2) Perlu adanya visi. Satu-satunya cara bagi organisasi untuk memperoleh keunggulan di masa depan adalah melalui dorongan untuk melakukan inovasi dan peningkatan. Dorongan tersebut merupakan visi yang akan memberi arah bagi organisasi. 3) Perubahan tata nilai. Untuk meningkatkan mutu organisasi bukan hanya bertumpu pada; peningkatan teknologi, struktur, sistem dan proses, melainkan lebih memfokuskan kepada pengembangan nilai, yaitu; keadilan, kejujuran, integritas dan saling percaya. Organisasi yang berorientasi nilai-nilai tersebut pada saat sulit akan termotivasi untuk berkonsolidasi secara saling mendukung (synergists) bukan menjadi terpecah belah. 4) Strategi yang konkrit. Strategi merupakan upaya untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan. Dalam menentukan strategi secara konkrit, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: a. Apa yang harus kita kerjakan sekarang ? b. Kemampuan baru apa yang harus kita kembangkan ? c. Kelompok pelanggan baru mana yang harus mulai dipahami kebutuhannya ? d. Jalur distribusi atau jaringan kerja baru mana yang harus mulai digarap ? 5) Bentuk dan struktur baru organisasi. Dalam lingkungan yang terus menerus berubah, struktur organisasi tidak bisa bersifat kaku, tetapi harus mampu melakukan adaptasi terhadap tuntutan perubahan, baik karena dinamika dalam organisasi sendiri maupun karena
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 20

dorongan di luar organisasi. Ada dua hal penting dalam menentukan bentuk dan struktur baru organisasi, yaitu : a. Peranan pimpinan, manajer dan pegawai. Salah satu hal penting kaitannya dengan peranan ini adalah, kriteria dalam menentukan prestasi seseorang pegawai didasarkan pada; (1) orientasi kepada inovasi, (2) orientasi kepada kelompok kerja, (3) fokus kepada pelanggan, (4) orientasi kepada kemampuan nyata yang dimiliki dan peningkatan ketrampilan yang menunjang tugas/pekerjaan b. Pola hirarkhi dalam organisasi. Meliputi ; (1) luasnya wawasan, dengan luasnya wawasan seseorang akan memberikan kemampuan untuk melihat kemungkinan dampak yang lebih jauh dari suatu keputusan yang diambil. (2) cakrawala waktu, artinya kemampuan seseorang yang menduduki jabatan atau tugas/pekerjaan mampu melihat seberapa jauh ke masa depan. Dalam hal ini, seorang pegawai, misalnya perawat dan bidan yang ada di rumah sakit/puskesmas yang sehari hari berhadapan dengan pasen (pelanggan) harus mampu melihat dalam jangka waktu beberapa jam s/d beberapa hari untuk dapat memuaskan pasen (pelanggan). Seorang Kepala Ruangan/Kasi Perawatan maupun seorang Kepala Puskesmas bertanggung jawab terhadap proses yang membantu perawat dan bidan dalam memuaskan pasen tersebut, sedangkan Direktur RS atau Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota harus mampu melihat kedepan dalam jangka waktu 3 10 tahun untuk membenahi fungsi-fungsi organisasi, efektivitas organisasi, melihat dampak organisasi terhadap masyarakat luas, dan merumuskan pokok-pokok kebijakan yang mendukungnya. Semakin jelas bahwa rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi pelayanan kesehatan, apabila ingin tetap mampu menjalankan fungsinya secara optimal perlu melakukan perubahan dalam organisasi tersebut, terutama perubahan tata nilai yang dapat menciptakan suasana organisasi yang kondusif, memiliki visi dan misi yang jelas sebagai pedoman dalam kegiatan ke masa depan, menetapkan strategi yang konkrit, dan juga perubahan strukur yang mendukung tujuan dan visi organisasi.

4. Peraturan / Undang-Undang Kesehatan


Undang-undang Kesehatan tahun 2009 sudah disahkan, yaitu UU No 36 Tahun 2009 sebagai pengganti UU No 23 Tahun 1992. Berikut ini adalah poin-poin penting yang terdapat dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Kesehatan adalah Investasi Azas pembangunan kesehatan adalah perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender, dan nondiskriminasi dan norma-norma agama. Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat masyarakat yang setinggi-tingginya,
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 21

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Hak dan Kewajiban Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Juga memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan dan mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Juga berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial. Tanggungjawab Pemerintah Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masayarakat. Juga sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyar akat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Bertanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perseorangan. Dilarang Menolak Pasien Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.fasilitas pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Fasilitas pelayanan kesedilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta. Ketentuan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka. Harga Obat Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial. Dalam menjamin ketersediaan obat dalam keadaan darurat, pemerintah dapat melakukan kebijakan khusus untuk pengadaan dan pemanfaatan obat dan bahan yang berkhasiat obat. Pengelolaan perbekalan kesehatan dilakukan agar kebutuhan masyarakat akan perbekalan kesehatan terpenuhi. Pengelolaan perbekalan kesehatan yang berupa obat esensial dan alat kesehatan dasar tertentu dilaksanakan dengan memperhatikan kemanfaatan, harga dan gaktor yang berkaitan dengan pemerataan

H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 22

Pemerintah menyusun daftar dan jenis obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat. Daftar dan jenis tersebut ditinjau dan disempurnakan paling lama setiap dua tahun sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Perbekalan kesehatan berupa obat generik yang termasuk dalam daftar obat esensial nasional harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya, sehingga penetapan harganya dikendalikan oleh pemerintah. Perlindungan Pasien Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. Hak menerima atau menolak tidak berlaku pada penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke masyarakat yang lebih luas. Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara / petugas kesehatan. Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelayanan kesehatan tradisional meliputi kesehatan tradisional yang menggunakan ketrampilan dan yang menggunakan ramuan. Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma-norma agama. Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang. Pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat.. Pencegahan Penyakit Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan dan menghindari atau mengurangi resiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit. Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi meliputi saat sebelum hamil, hamil, melahirkan dan sesudah melahirkan; pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi, dan kesehatan seksual; kesehatan sistem repsoduksi. Setiap orang dilarang melakukan aborsi. Larangan aborsi dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. Tindakan dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. Pelayanan Darah Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidka untuk tujuan
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 23

komersial.darah diperolehd ari pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi kriteria seleksi pendonor dengan mengutamakan kesehatan pendonor. Darah yang diperoleh dari pendonor darah sukarela sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan penyakit. Penyelenggaraan donor darah dilakukan oleh Unit Transfusi Darah (UTD). UTD dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalang-merahan. Pengamanan Zat Adiktif Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu an membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Zat adiktif meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya. Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif harus memenuhi standar dan/atau persayaratan yang ditetapkan. Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan, kecuali ada indiaksi medis. Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakt harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus yaitu di tempat kerja dan tempat sarana umum. Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara bertanggungjawab sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk menjamin terselenggarakan perlindungan bayi dan anak dan menyediakan pelayanan kesehatan sesuasi dengan kebutuhan. Penyakit Menular Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggungjawab melaksanakan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular serta dampak yang ditimbulkannya.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 24

Upaya itu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat, dan/atau meninggal dunia serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular. Pemerintah menjamin ketersediaan bahan imunisasi yang aman, bermutu, efektif, terjangkau, dan merata bagi masyarakat untuk upaya pengendalian penyakit menular melalui imunisasi. Penyakit Tidak Menular Pengendalian penyakit tidak menular dilakukan dengan pendekatan surveilansa faktor resiko, registrasi penyakit, dan surveilans kematian. Kegiatan dimaksud bertujuan memperoleh informasi yang esensial serta dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular. Kegiatannya dilakukan melalui kerja sama lintas sektor dan dengan membentuk jejaring baik nasional maupun internasional. Pembiayaan Kesehatan Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta dan sumber lain. Besar anggaran pemerintah dialokasikan minimal lima persen dari anggaran pendapatan belanja negara diluar gaji. Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah propinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal sepuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja daerah diluar gaji. Besaran anggaran kesehatan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarnya sekurang-kurangnya dua per tiga dari anggaran kesehatan dalam APBN dan APBD. Badan Pertimbangan Untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangungan bidang kesehatan dibentuk Badan Pertimbangan Kesehatan Pusat dan Daerah. Badan Pertimbangan Kesehatan Pusat dinamakan Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional (BPKN) berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Badan Pertimbangan Kesehatan Daerah (BPKD) berkedudukan di ibukota propinsi dan ibukota kabupaten/ kota. Pidana Pimpinan unit pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama pada pasien yang dalam keadaan gawat darurat dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak dua ratus juta rupiah. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang dengan sengaja tidka memberikan pertolongan pertama pada pasien yang dalam keadaan gawat darurat mengakibatkan kecacatan dan/atau kematian dipidana dengan pidana paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak satu milyar rupiah. Setiap orang yang tanpa ijin melakukan praktek pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat, dan/atau kematian dipidana dengan penjara paling lama satu tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 25

5. Kerjasama Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi organisasi kesehatan sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Konsep pembangunan nasional haruslah memiliki wawasan kesehatan. Artinya program pembangunan nasional tersebut harus memberikan kontribusi yang positif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap pembentukan lingkungan sehat dan perilaku sehat. Sedangkan secara mikro, semua kebijakan pembangunan kesehatan yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus dapat makin mendorong meningkatnya derajat kesehatan anggota masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Upaya untuk menjadikan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai suatu misi serta strategi pembangunan nasional, yang bervisi mewujudkan Indonesia Sehat 2010 (Paradigma Sehat) harus dijadikan komitmen semua pihak dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masyarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh interaksi yang dinamis dari beberapa sektor yang terkait. Perilaku masyarakat berparadigma sehat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan ekonomi dan non ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal. Tujuan kerjasama di bidang kesehatan, adalah: 1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat secara profesional. 2. Mengupayakan pencapaian standar pelayanan yang optimal melalui pengembangan dan kerjasama serta proses evaluasi yang berkesinambungan.
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 26

BAB V HUBUNGAN KESEHATAN DENGAN KOMPONEN LAIN


1. Pendidikan
Segala upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
INPUT PROSES OUT PUT

INPUT PROSES OUT PUT

: sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), pendidik. : upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain : melakukan apa yang diharapkan/perilaku

PENDIDIKAN KESEHATAN: Merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsikan perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran dan sebagainya. Upaya agara perilaku individu, kelompok dan masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Secara konsep: penkes merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang lain (individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat. Secara operasional: penkes adalah semua kegiatan untuk memberikan/ meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meingkatkan kesehatannya. (Blum, 1974) mengatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, berdasarkan hirarkinya adalah sebagai berikut: 1. lingkungan (fisik, sosial, budaya) 2. perilaku 3. pelayanan kesehatan 4. herediter Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi utama terhadap perilaku, akan tetapi 3 faktor yang lain juga memerlukan intervensi pendidikan kesehatan. OUT PUT pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan: 1. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif 2. Pendidikan kesehatan pada aspek preventif
H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 27

3. Pendidikan kesehatan pada aspek kuratif 4. Pendidikan kesehatan pada aspek rehabilitatif. Tempat Pelaksanaan : 1. Pendidikan kesehatan pada keluarga 2. Pendidikan kesehatan pada sekolah 3. Pendidikan kesehatan pada tempat kerja 4. Pendidikan kesehatan pada tempat umum 5. Pendidikan kesehatan pada instansi pelayanan kesehatan Media pendidikan adalah alat (saluran) yang digunakan untuk penyampaian pesan. Manusia menggunakan indra untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga untuk mempengaruhi interaksi tersebut digunakanlah berbagai media. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima suatu pesan maka akan semakin mudah pesan itu diterima/dipahami. Elgar Dale, membagi media dalam 11 macam sesuai dengan tingkatan intensitasnya masing-masing. Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan paling bawah adalah benda asli dan
Kata-kata Tulisan Rekaman Film radio Pameran Televisi Fiel trip Demonstrasi Sandiwara Benda tiruan Benda Asli

yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti dalamproses pendidikan, benda asli memiliki intensitas yang paling kuat/besar untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan. Jenis media yang sering digunakan: a. media cetak booklet, leaftlet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik, poster, foto, spanduk, umbul-umbul. b. media elektronik TV, radio, video, slide, film strip, dll c. media papan (billboard) poster, pamplet, baleho, dll d. media peraga alat tiruan seperti pantom, boneka, dami, dan instrumen lainnya. Atau benda asli.

H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 28

H u b u n g a n I l m u S o s i a l B u d a y a D a s a r d e n g a n K e s e h a t a n | 29

You might also like