Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Tempat Pelayanan dan Pemeriksaan Utama (TPPU)( (CIQ) PLBN Kawasan PLBN Kawasan Pendukung PLBN Tempat Pelayanan Penunjang (Keamanan, Hub, Hut, dll)
Definisi
Kawasan PLBN adalah kawasan yang meliputi Pos Lintas Batas Negara y g p g
PLBN adalah tempat instansi-instansi pemerintah untuk pemeriksaan dan p p p
yang selanjutnya disingkat PLBN dan Kawasan Pendukung PLBN yang diatur dalam rencana tata ruang kawasan.
pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Republik Indonesia baik yang menggunakan paspor maupun pas lintas batas yang meliputi Tempat Pemeriksaan dan Pelayanan Utama serta Tempat Pelayanan Penunjang. Penunjang
Tempat Pemeriksaan dan Pelayanan Utama adalah tempat instansi-instansi Karantina,
Imigrasi, dan Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Republik Indonesia Tempat Pelayanan Penunjang adalah tempat instansi-instansi diluar Karantina, Imigrasi, dan Bea Cukai untuk melakukan pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Republik Indonesia Kawasan Pendukung PLBN adalah Kawasan y g memiliki fungsi-fungsi g yang g g
pendukung kegiatan pelintas batas diluar fungsi pemeriksaan dan pelayanan lintas batas.
Tempat Pemeriksanaan dan Pelayanan Utama (CIQ) Kws. Pendukung PLBN Tempat Pelayanan Penunjang PLBN
No 1 2 3 4 5 5
Indikator Tipologi j j Perjanjian Lintas Batas Volume Barang dan Orang Fungsi Pemeriksaan Unit Manajemen Dokumen Keimigrasian Kualifikasi Fasilitas Pemeriksaan
Tipe A Ya Tinggi C, I, Q ada Paspor dan PLB Teknologi modern dan g mutakhir sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang tinggi ti i Lengkap, sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang tinggi Eselon tinggi Eselon tinggi Terpadu, Terpadu Area luas sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang tinggi
Tipe B Ya Sedang C, I, Q ada Paspor dan PLB Teknologi menengah sesuai g g kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang sedang Menengah, sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang sedang Eselon sedang Eselon sedang Terpadu, Terpadu Area sedang sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang sedang
Tipe C Ya Rendah C, I, Q ada PLB Teknologi Manual, g sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang rendah Rendah, sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas yang rendah Eselon rendah Eselon rendah Terpadu, Terpadu area terbatas sesuai kebutuhan pelayanan volume lintas batas rendah
7 8 9
Kebijakan
Pola Pengelolaan PLBN
Model Pengelolaan Sektoral Terkoordinasi Sektoral namun didukung koordinasi dan kolabrasi yang kuat. g y g Menurut UU 43/2008 pelaksanaan teknis pembangunan di kawasan perbatasan negara dilakukan oleh masing-masing K/L terkait, dikoordinasikan dalam BNPP. k i dik di ik d l BNPP
P b Pembangunan PLBN
Dibangun pada pintu keluar-masuk antar negara (exit-entry point)
y g yang disepakati berdasarkan perjanjian lintas batas negara p p j j g Dibangun sesuai tipologi PLBN, dimana standarisasi sarana, prasarana, dan SDM-nya ditentukan berdasarkan volume orang dan Barang yang melintas b d B l batas ( (tinggi, sedang, rendah) d d h)
Organisasi
Sesuai dengan pilihan Model Pengelolaan Sektoral Terkoordinasi,
bentuk kelembagaan pengelola yang dapat dikembangkan adalah dengan mengembangkan unit manajemen kawasan PLBN sebagai kepanjangan tangan BNPP di lapangan untuk mendukung sistem pemeriksaan dan pelayanan li t b t oleh i t i i t i t k it serta pengembangan l lintas batas l h instansi-instani terkait, t b kawasan di sekitar PLBN Tugas Unit Manajemen Kawasan PLBN: g (a) Menyusun dan mengusulkan rencana pengelolaan Kawasan PLB kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai standarisasi dan tata ruang yang ditetapkan beserta kebutuhan pembiayaannya (b) Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana oleh instansi terkait di kawasan PLBN; (c) Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan Kawasan PLB N oleh instansi terkait; dan ( ) e a u a pe gu pu a , pe go a a , a pe yaj a ata ata tas (d) Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data-data lintas batas melalui koordinasi dengan instansi terkait.
mengkomunikasikannya kepada pihak terkait untuk pembiayaannya. Pembangunan infrastruktur pada kawasan PLBN perlu mengacu kepada suatu Rencana Detail Tata Ruang dan peraturan zonasinya, serta standar yang telah ditetapkan. Pembangunan PLBN merupakan urusan pusat sehingga pembiayaannya bersumber dari dana APBN. S d k d APBN Sedangkan pembangunan kawasan pendukung PLBN merupakan urusan b k d k k bersama (concurrent) sehingga pembiayaannya dapat bersumber dari dana APBN ataau APBD disesuaikan dengan kewenangan pembangunannya. Unit Manajemen Kawasan PLBN mengusulkan rencana kebutuhan pembangunan kawasan PLBN yang bersumber dari APBN kepada BNPP untuk selanjutnya dikoordinasikan kepada Kementerian/Lembaga terkait, serta yang bersumber dari dana p y p APBD kepada BPPD untuk selanjutnya dikoordinasikan kepada SKPD terkait. Kebutuhan pembangunan kawasan PLBN yang bersumber dari pihak swasta misalnya perbankan, money changer, dsb juga dapat dikoordinasikan dan difasilitasi oleh Unit
Fasilitas PLBN
Tempat Pemeriksaan Pelayanan Utama (TPPU) Custom (Bea dan Cukai), dilengkapi dengan fasilitas
pelayanan pemeriksaan menurut standar yang berlaku Immigration (Imigrasi), dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pemeriksaan menurut standar yang berlaku Quarantinne, dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pemeriksaan menurut standar yang berlaku berlaku. Tempat Pelayanan Penunjang PLBN K Kantor U M Unit Manajemen K Kawasan
Perlunya pengadaan kelengkapan fasilitas PLB sesuai dengan standar yang ada (Scanner, x-ray, timbangan) d d k b ) dan dukungan k l k kelengkapan sarana perkantoran sesuai k b h k kebutuhan. Terkait dengan upaya tersebut diatas dimaksudkan bahwa fasilitas PLB tersebut mutlak disediakan dengan dukungan infrasrtruktur lainnya serta tenaga operator (sumber daya g g y g p ( y yang mumpuni di bidangnya).
2.
Perlunya sosialisasi tentang Permendagri No. 18 Tahun 2007 tentang Standardisasi Sarana, P S Prasarana D P l Dan Pelayanan Li t B t A t N Lintas Batas Antar Negara t t terutama k d kepada Pemerintah daerah dalam memfasilitasi ketersediaan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana Pos Lintas Batas. Terkait dengan hal tersebut diarahkan supaya aparat pemda berusaha terus mensosialisasikan tentang kepentingan dan atau nilai urgensi PLB di kawasan perbatasan y g yang merupakan kepentingan untuk semua pihak dengan tidak mengesampingkan hakp p g p g g p g hak ulayat kawasan PLB tersebut.
3.
Perlunya kejelasan kewenangan pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas PLB (pemkab, pemprov atau pusat). ) Terkait dengan hal tersebut diarahkan bahwa kedepannya perlu kewenangan yang jelas baik dari sisi pemeliharaan gedung, bangunan dan fasilitas yang ada di PLB sehingga bila p g g g y g gg mengalami hambatan ataupun kerusakan bisa dengan segera bisa diambil tindakan berdasarkan kewenangannya.
Perlunya master plan PLB yang b k sesuai d P l l baku i dengan k id h perencanaan termasuk d l kaidah k dalam pengaturan site plan rinci setiap fungsi ruang kegiatan untuk PLB yang sesuai standar dan peraturan perundangan berlaku serta disepakati oleh negara tetangga. Terkait dengan upaya tersebut diatas untuk kedepannya dalam perencanaan kawasan PLB harus mencakup kawasan inti dan kawasan terluar/peri-peri kawasan, hal ini dimaksudkan kawasan tersebut terintegrasi dengan kawasan diluar tersebut dan tidak ada kesan ekslusif namun tetap mempunyai satu kesatuan kawasan yang berkembang dan tertata rapi.
2.
Perlunya d k P l dukungan prasarana d sarana perhubungan untuk meningkatkan akses d dan h b k k k k dari dan ke menuju PLB dan membuka keterisolasian kawasan perbatasan. Terkait dengan hal tersebut dalam upaya mengarahkan untuk segera dilaksanakan g py g g pembangunan prasarana transportasi berikut dengan kesiapan moda angkutan dari dan ke PLB, sehingga kawasan-kawasan atau daerah lintasan menuju PLB pada gilirannya akan berkembang namun dari sejak awal kawasan tersebut termasuk kedalam kawasan berkembang, yang diperlukan penataannya berdasarkan skala prioritas pembangunan.
3.
Perlunya dukungan utilitas (listrik, telepon, air bersih) yang memadai untuk kelangsungan kegiatan PLB. g g g Terkait dengan hal tersebut diarahkan dalam upaya kelangsungan kegiatan di area gedung/bangunan dan kawasan PLB (terutama untuk mendukung keseharian para pegawai/petugas PLB) di ligkungannya ligkungannya.
4.
Perlunya penataan kawasan PLB yag berkesan kaku menjadi area yang mempunyai magnet untuk tertarik dikunjungi dan berkesan friendly dan greeny serta didukung oleh sarana-sarana seperti area perdagangan dan jasa, tempat akomodasi, art zone, ruang terbuka hijau, ruang publik dan lainsebagainya. g y Terkait dengan hal tersebut dengan arahan bahwa kawasan PLB tidak terkesan ekslusif serta diusahakan tidak saja untuk masyarakat lokal tetapi mempunyai daya tarik untuk mendatangkan masyarakat luar Indonesia yang mendatangi PLB tersebut.