You are on page 1of 5

1.

Mekanisme patofisiologi Aritmia

Elektrofisiologi irama jantung normal Impuls listrik yang memicu suatu kontraksi jantung normal berasal dari nodus sinoatrial dengan interval yang teratur, lazimnya dengan frekuensi 60100 denyut pern menit. Impuls tersebut menyebar cepat melalui atrium dan memasuki nodus atrioventrikuler, konduksi tersebut berlangsung lambat(0,15 detik). Fungsinya untuk mendorong darah kedalam ventrikel. Impuls tersebut kemudian menyebar melalui system his purkinje dan menyebar ke seluruh bagian ventrikel. Pengaktifan ventrikuler secara lengkap terjadi dalam waktu kurang dari 0,1 detik. Sehingga kontraksi semua otot ventrikuler terjadi secara sinkron dan efektif secara hemodinamis. Pada keadaan normal, jantung berdenyut karena adanya potensial aksi, yaitu adanya aliran ion bermuatan yang melintasi membran. Ion-ion yang terlibat tersebut adalah K+,Na+,Ca2+ dan Cl-. Ion ion yang larut dalam air tersebut tidak dapat dengan bebas berdifusi menembus membran yang mengandung lemak sebagai respon terhadap gradient muatan listrik atau konsentrasi. Mereka memerlukan kanal. Jantung memiliki dua fase, yaitu fase istirahat dan fase potensial aksi. Pada saat istirahat, potensial transmembran negatif, sehingga saluran (kanal) Na+ tertutup sehingga sebagian besar sel tidak mudah ditembus oleh natrium, tetapi pada saat awal potensial aksi, mereka menjadi sangat mudah ditembus. Dengan cara yang sama, kalsium masuk dan kalium keluar sel. Karena alasan tersebut, sel harus mempunyai mekanisme untuk mempertahankan kondisi ionic transmembran yang yang stabil dengan memantapkan dan mempertahankan gradient ion. Pada mekanisme aktif tersebut pertukaran ion Na+ dan K+ ini membutuhkan pompa ATP yang diaktivasi pada sebagian besar seluntuk mempertahankan homeostatis dalam sel. Diperlukan pompa berupa enzim Na+-K+-ase untuk mengeluarkan 3 ion Na+ untuk tiap 2 ion K+ yang masuk. Impuls jantung normal berasal dari nodus sinus. Propagasi impuls di dalam jantung tegantung pada 2 faktor. Yakni arus yang mendpolarisasi (arus Na+) dan geometri hubungan listrik sel sel. Jika rangkaian inisiasi dan propagasi impuls normal terganggu dapat terjadi aritmia. Kegagalan yang menginisiasi impuls menyebabkan frekuensi jantung melambat (bradiaritmia), dan kegagalan impuls untuk mempropagasi secara normal dari atrium ke ventrikel menyebabkan berhentinya denyut jantung (blok jantung). Peningkatan ritme jantung yang abnormal (takiaritmia) disebabkan oleh 3 mekanisme utama, yaitu : peningkatan automatisitas, pemicuan secara automatisasi,dan reentry. Atau factor factor lainnya berupa : iskemia hipoksia, asidosis atau aklosis, kelainan elektrolit, terpapar catecholamine yang berlebihan, pengaruh pengaruh otonomik, intoksikasi obat, serat serat jantung yang terlalu tegang, terapat jaringan parut atau jaringan yang sakit. Bagaimanapun, semua aritmia adalah akibat dari : (1) gangguan pemberntukan impuls, (2) gangguan konduksi impuls, atau (3) gangguan keduanya. 2. Obat obat Anti Aritmia

Obat obat antiaritmia dibagi menjadi 4 kelas dan 1 kelas golongan lain.

Obat antiaritmia Kelas I

Mekanisme kerja : obat obat antiaritmia kelas 1 bekerja dengan menghambat kanal natrium yang sensitif voltase oleh mekanisme yang sama dengan kerja anestesi lokal. Penurunan kecepatan masuknya natrium memperlambat kecepatan kenaikan fase nol dari potensi yang aksi (catatan : pada dosis terapeutik, obat obat ini mempunyai efek yang kecil terhadap membran dalam

keadaan istirahat dan membran terpolarisasi penuh). Karena itu, obat obat antiaritmia kelas 1 umumnya menyebabkan penurunan aksi eksitabilitas dan kecepatan konduksi. Klasifikasi obat antiaritmia kelas 1: Klasifikasi obat IA IB IC Mekanisme kerja Penyekat kanal Na+ Penyekat kanal Na+ Penyekat kanal Na+ Tanggapan Memperlambamem depolarisasi fase 0 Memperpendek repolarisasi fase 3 Memperlambat depolarisasi fase 0 secara nyata

Contoh : IA : kuinidin, prokainamid, dan disopiramid. IB : Lidokain, fenitoin, tokinid, meksiletin. IC : Flekainid,enkainid dan pafenon.

Obat obat antiaritmia kelas II

Mekanisme kerja : termasuk antagonis beta adrenergik. Obat obat ini mengurangi depolarisasi fase 4, sehingga memerlukan otomatisasi, memperpanjang konduksi AV, menurunkan denyut jantung dan kontraksi. Berguna untuk pengobatan takiartimia yang disebabkan oleh karena peningkatan aktivitas simpatik,. Juga berguna untuk fibrilasi dan futter atrium dan takikardia reentry nodus AV Contoh : propanolol, metoprolol dan pindolol, esmolol.

Obat obat antiaritmia kelas III

Mekanisme kerja : menghambat kanal kalium dan karenanya mengurangi arus kalium keluar selama repolarisasi sel jantung. Obat ini memperpanjang lama potensial aksi tanpa mengganggu depolarisasi fase 0 atau potensial membran istirahat. Selanjutnya, obat ini memperpanjang periode refrakter efektif. Semua obat kelas III mempunyai potensi menimbulkan aritmia. Contoh : sotalol, bretilium, amiodaron.

Obat obat antiaritmia golongan IV.

Mekanisme kerja : penyekat kanal kalsium. Obat ini mengurangi arus masukyang dibawa kalsium. Menybabkan penurunan kecepatan depolarisasi spontan fase 4 dan memperlambat konduksi yang terdapat dalam jaringan yang bergantung pada arus kalsium seperti nodus AV. Meskipun kanal kalsium yang sensitif k terdapat di berbagai jaringan, efek utama penyekat kanal kalsium adalah pada otot polos vaskular dan jantung. Contoh : verapamil dan diltiazem.

Obat obat antiaritmia lain.

1. Digoksin Memperpendek periode refrakter pada sel sel miokard atium dan ventrikel dam memperpanjang perioda refrakter efektif dan mengurangi kecepatan konduksi dalam serat purkinje. Digoksin

digunakan untuk mengatur kecepatan respon ventrikel pada fibrilasi atrial dan flutter atrium. 2.Adenosin Adalah nukleosid alamiah, tetapi dengan dosis tinggi menurunkan kecepatan konduksi, memperpanjang periode refrakter, menurunkan otomatisme nodus AV. 3. Magnesium. Memperpanjang siklus sinus, memperlambat konduksi AV, dan memperlambat konduksi intra atrial dan intra vena. 3. Efek samping dan kontraindikasi / perhatian Klasifikasi Obat I IA IB IC Kontraindikasi/ Perhatian Hipotensi, Cinchonism ringan Pasien yang menggunakan (tinitus, tuli, penglihatan digoxin dan digitoxin kabur, dan keluhan saluran karena dapat meningkatkan cerna) Pada keracunan berat toksisitasnya. Pada pasien timbul sakit kepala, diplopia, berpenyakit jantung dapat fotofobia, perubahan persepsi menyebabkan warna, bersamaan dengan berkurangnya darah hati, gejala bingung, derilium dan dan penurunan kecepatan psikosis. Mengantuk, metabolism lidokain dan nistagamus, vertigo, ataksia, meningkatkan kadarnya dan mual. Tokainid dan dalam plasma. Jangan meksiletin menyebabkan digunakan bersama dengan pusing, ringan kepala dan simetidin. tremor, dan gejala saluran cerna berupa mual, muntah, dan anoreksia. Meningkatkan resiko kematian mendadak dan henti jantung. Hipotensi, gagal ventrikel Pengobatan jangka panjang kiri, memperberat angina dan dengan digitalis dapat aritmia jantung, dan menyebabkan gagal emnimbulkan infark miokard jantung. Penghentian akut. mendadak dapat memperberat angina dan menimbulkan infark miokard akut Hipotensi, gangguan paru Interaksi dengan paru, gangguan fungsi hati, amiodaron dapat microdeposit kornea, emningkatkan kadar dan asimptomatik,fotosensivitas efeknya. Gejala intreraksi kulit, kulit berwarna biru, dpat bertahan beberapa bertambah beratnya antmia, minggu setelah obat gangguan fungsi tiroid, gagal dihentikan. jantung. Gangguan jantung, gangguan Dikontraindikasikan pada saluran cerna, pasien hipertensi, gagal hipotensi,fibrilasi ventrikel, jantung berat, sindrom Efek Samping

II

III

IV

konstipasi.

Digitalis

Adenosin

Magnesium

sinus sakit, blok AV, sindrom wolf Parkinson white, takikardia ventrikel. Dapat memperburuk fungsi Digitalis khusus berguna jantung untuk fibrilasi atrium yang menyebabkan payah jantung, dimana apabila diberikan bersama antagonis kalsium atau penyekat reseptor beta akan memperburuk fungsi jantung. Asistol sementara, sesak dada Pemberian secara bolus intravena cepat. Karena apabila diberikan secara lambat, dapat menyebabkan obat ini tidak berefek karena cepat dieliminasi. Jangan digunakan bersama dipiridamol, teofilin dan kafein. Karena akan menghambat efek dari adenosin. Keracunan menyebabkan Pemberian berlebih dapat hipotensi, memperpanjang menyebabkan keracunan. interval PR dan QRS dan peninggian puncak T, penurunan dosis secara bermakna menyebabkan kematian (aritmia berat pada infark miokard)

Daftar pustaka: Armen Muchtar dan F.D. Suyatna,2009,Antiaritmia dalam Farmakologi dan Terapi edisi V, UI Press,Jakarta. Hal : 314-340. Bertram G Kartzug,2001,Farmakologi: Dasar dan Klinik Buku I,Penerbit Salemba Medika, Jakarta. J Maycek,Mary ,Ph.D.dkk;alih bahasa Prof.dr,H.Agoes Azwar, 1995,Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2, Widya Medika, Jakarta.

Goodman and Gilman;alih bahasa sekolah farmasi ITB, 2003,Dasar Farmakologi dan Terapi ed 10. Vol I, Penerbit Kedokteran EGC,Jakarta

You might also like