You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG

Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian, pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluraganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka. Dengan demikian mereka menanyakan hak-hak mereka, akankah hak-hak mereka diabaikan begitu saja, atau jangan-jangan hal semacam itu memang bukan hak mereka? kalau memang bantuan pemerintah kepada mereka itu adalah hak yang harus diterima mereka mengapa bantuan itu belum juga datang? Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela negaranya diakala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara sebrang, mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri. Sungguh masih banyak sekali fenoma-fenoma yang menimpa negeri ini. akankan ini terjadi karena kekurang pahaman masyarakat tentang Hak dan Kewajibannya sebagai warga negara? Atau mereka paham tentang itu, akan tetapi karena memang hawa nafsu Syaithoniyah-nya telah menguasai akal pikirannya sehingga tertutup kebaikan di dalam jiwanya.

BAB II MASALAH 2.1 PERMASALAHAN 1. Apa pengertian dari hak, kewajiban, dan warga negara? 2. Apa pengertian dan asas Kewarganegaraan? 3. Siapa saja yang bisa dikatakan sebagai warga negara Indonesia? 4. Undang-Undang apa saja yang pernah atau masih berlaku Di Indonesia Tentang Kewarganegaraan? 5. Apa hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga Negara Republik Indonesia?

2.2 TUJUAN 1. Mengetahui defenisi tentang hak, kewajiban, dan warga negara 2. Mengetahui definisi kewarganegaraan dan mengetahui apa saja asas

kewarganegaraan. 3. Mengetahui siapa saja yang dapat dikatakan sebagai warga negara 4. Mengetahui Undang-Undang apa saja yang pernah atau masih berlaku Di Indonesia Tentang Kewarganegaraan 5. Mengetahui hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga Negara Republik Indonesia

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN DAN WARGA NEGARA 1. Pengertian Hak Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru dan sebagainya. Adapun Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

2. Pengertian Kewajiban Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan sebagainya.

3. Pengertian Warga Negara Warga negara (citizen) adalah : 1. Warga atau anggota dari suatu negara (Winarno). 2. Anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara (A.S. Hikam) 3. Warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan (U.U. Kewarganegaraan Republik Indonesia) Warga negara memiliki hubungan yg sederajat dgn negara.

Istilah warga negara berbeda dengan kawula, rakyat, dan penduduk. Kawula, istilah pd masa kolonial, berarti abdi negara; menunjuk pada hubungan yg tdk sederajat dgn negara. Rakyat berarti orang-orang yg berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Rakyat biasanya diperlawankan dgn penguasa. Penduduk berarti orang-orang yang tinggal di suatu wilayah negara pada suatu waktu tertentu; terdiri dari warga negara dan bukan warga negara Menurut UU No. 12 Tahun 2006 Pasal 26 ayat (1) UUD 1945 : Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

B. ASAS KEWARGANEGARAAN

Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Adapun menurut UndangUndang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan negara. Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua yaitu: a. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis 1. Kewarganegaraa dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkana akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada dibawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tandanya dari ikatan hukum, misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain. 2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.

Jadi, dari sisi kewarganegaraan sosiologis adalah hal yang belum terpenuhi yaitu persyaratan yuridis yang merupakan ikatan formal orang tersebut dengan negara. Di sisi lain, terdapat orang yang memiliki kewarganegaraan dalam sosiologis. Ia memiliki tanda ikatan hukum dengan negara, tetapi ikatan emosional dan penghayatan hidupnya sebagai warga negara tidak ada. Jadi, ada kalanya terdapat seorang warga negara hanya secara yuridis saja sebagai warga negara, sedangkan secara sosiologis belum memenuhi. Adalah sangat ideal apabila seorang warga negara memiliki persyaratan yuridis dan sosiologis sebagai anggota dari negara.

b. Kewarganegaraan dalam arti Formil dan Materil 1. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukan pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah

kewarganegaraan berada pada hukum publik. 2. Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukan pada akibat hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adnaya hak dan kewajiban warganegara. Asas-asas yang dipakai dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi : a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan negara tempat kelahiran b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas tempat yang menentukan yang

kewarganegaraan

berdasarkan

negara

kelahiran,

diperuntukkan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam undang-undang c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menetukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dala undang-undang ini.

C. KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM NEGARA Hubungan dan kedudukan warga negara ini bersifat khusus, sebab hanya mereka yang menajdi warganegaralah yang memiliki hubungan timbal balik dengan negaranya. Orang-orang yang tinggal diwilayah negara, tetapi bukan warga negara dari negara itu tidak memiliki hubungan timbal balik dengan negara tersebut.

Penentuan Warga Negara Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dua asas yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Ius artinya hukum atau berasal dari kata solum yang artinya negeri atau tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis yang artinya darah. a. Asas ius soli Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempatdimana orang tersebut dilahirkan. b. Asas Ius sanguinis Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasrkan keturunan dari orang tersebut.

Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. a. Asaa persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan suami istri. Keduanya memiliki hak yang sama untuk emnentukan sendiri kewarganegaraan.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium, yaitu:

a. Kriterium kelahiran. Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu: a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan. b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut. Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya

kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam: Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif); Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

b. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai

kewarganeraan negara lain. Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam pasal 26 UUD 1945, yaitu:

1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. 2. Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-undang.

Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya menyebutkan: Warga Negara Republik Indonesia adalah: a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjianperjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara Republik Indonesia. b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya, seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun. c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI. d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya. e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya. f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui. g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua orang tuanya.

h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui. i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu. j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-undang ini.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan bahwa kewarganegaraan RI diperoleh: a. Karena kelahiran; b. Karena pengangkatan; c. Karena dikabulkan permohonan; d. Karena pewarganegaraan; e. Karena atau sebagai akibat dari perkawinan; f. Karena turut ayah/ibunya; g. Karena pernyataan.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini disebutkan: b, c, d, dan e. Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana telah diterangkan di atas dalam bab I huruf a yang menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan ataupun (selama) tidak diketahui kewarganegaraannya, maka barulah ibunya yang menentukan status anak itu. Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak selalu mengadakan hukum secara yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan ayahnya, setelah ayah itu mengadakan hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru

diadakan setelah anak itu menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan ayahnya. Menjalankan ius soli supaya orang-orang yang lahir di Indonesia tidak ada yang tanpa kewarganegaraan.

D. Undang-Undang Tentang Kewarganegaraan Yang Pernah dan Sedang Berlaku Di Indonesia

Perihal warga negara Indonesia diatur dengan undang-undang. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini undang-undang yang mengatur perihal kewarganegaraan adalah sbb: UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara UU No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara UU No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia UU No. 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. UU No. 12 Tahun 2006 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang berisi : Ketentuan Umum (Pasal 1 3) Siapa yg menjadi warga negara Indonesia (Pasal 4 (13) ayat, Pasal 5 (2) ayat, Pasal 6 (3) ayat, dan Pasal 7 (1) ayat) Syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan RI (Pasal 8 22)

10

Kehilangan Kewarganegaraan RI (Pasal 23 -30) Syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan RI (Pasal 31 35) Ketentuan pidana (Pasal 36 38) Ketentuan Peralihan (Pasal 39...) Berikut adalah alasan Pergantian UU No. 62 Tahun 1958 dengan UU No. 12 Tahun 2006 : Alasan filosofis : UU tsb masih mengandung ketentuan2 yg belum sejalan dgn falsafah Pancasila, antara lain, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antar warganegara, serta kurang memberikan perlindungan thdp perempuan dan anak-anak. Alasan Yuridis : landasan konstitusional pembentukan UU tsb adalah UUDS 1950 yg sdh tdk berlaku sjk Delrit Presiden 5 Juli 1959 yg menyatakan kembali pada UUD 1945. Alasan Sosiologis : UU tsb sdh tdk sesuai lg dgn perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sbg bagian dr masy. Internasional dlm pergaulan global, yg menghendaki adanya persamaan perlakuan dan kedudukan warganegara di hadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan gender.

E. HAK DAN KEWAJIBAN WNRI BERDASARKAN UUD 1945 1. Wujud Hubungan Warga Negara denga Negara Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa peranan (role). Peranan pasi adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peranan aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat atau (berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.

11

Peranan positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari engara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perana negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi.

2. Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia

Menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945, Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Bukan Penduduk, adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai dengan visa Istilah Kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara, atau segala hal yang berhubungan dengan warga negara. Pengertian

kewarganegaraan dapat dibedakan dalam arti : 1) Yuridis dan Sosiologis, dan 2) Formil dan Materiil.

Hak Warga Negara Indonesia : Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2). Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal 28A). Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1). Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan

12

budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1) Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2). Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1). Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia : Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan

kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

13

Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Disamping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, dalam UUD 1945 perubahan pertama telah dicantumkan adanya hak asasi manusia. Ketentuan mengenai hak asasi manusia ini merupakan langkah maju dari bangsa indonesia untuk menuju kehidupan konstitusional yang demokratis. Ketentuan mengenai hak asasi manusia tertuang pada pasal 28 A sampai J UUD 1945. Dalam ketentuan tersebut juga dinyatakan adanya kewajiban dasr manusia. Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiabn yang dimiliki negara terhadap warga negara. Hak dan kewajiban negar terhadap warga negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, antaran lain: a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahannya(Pasal 27 ayat (1) UUD 1945) b. Hak negara untuk dibela (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945) c. Hak negara untuk dipertahankan (Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 d. Hak negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan utk kepentingan WNI (Pasal 33 UUD 1945) e. Kewajiban untuk menjamin sistem hukum yang adil f. Kewajiban untuk menjamin HAM g. Kewajiban di bidang pendidikan h. Kewajiban memberi penghidupan yang layak i. Kewajiban memberi jaminan sosial j. Kewajiban memberikan kesejahteraan k. Kewajiban untuk memberi kebebasan beragama l. Kewajiban menjamin kebebasan berpendapat m. Kewajiban memajukan kebudayaan nasional

14

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN 1. Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara 2. Kewarganeraan adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Asas penentu kewarganegaraan : a. Asas ius sanguinis : berdasarkan keturunan b. Asas ius soli terbatas : berdasarkan negara tempat kelahiran diperuntukkan terbatas pada anak-anak sesuai ketentuan yg diatur dlm UU c. Asas Kewarganegaraan Tunggal : asas yg menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang d. Asas kewarganegaraan terbatas : asas yg menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dgn ketentuan yg diatur dlm UU. 3. Yang dapat dikatakan sebagai warga negara adalah apabila: Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. a. Kriterium kelahiran. Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu: i. Kriterium kelahiran menurut asas keibu-bapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. ii. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli.

15

b.

atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain.

4. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini undang-undang yang mengatur perihal kewarganegaraan adalah sbb: UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara UU No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara UU No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia UU No. 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia UU No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. UU No. 12 Tahun 2006 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia 5. Hak dan Kewajiban WNRI : HAK 1. Hak atas pekerjaan dan hidup yg layak (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 2. Hak membela negara (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945) 3. Hak berpendapat (Pasal 28 UUD 1945) 4. Hak kemerdekaan memeluk agama (Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945) 5. Hak ikut serta dalam keamanan dan pertahanan negara (Pasal 30 ayat (1) KEWAJIBAN 1. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945) 2. Kewajiban membela negara (Pasal 27 ayat (2) 1945) 3. Kewajiban ikut serta dalam pertahanan dan keamanan UUD

negara (Pasal 30 ayat (1) UUD 1945

16

UUD 1945) 6. Hak untuk mendapat pengajaran

(Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945) 7. Hak mengembangkan dan memajukan kebudayaan Nasional (Pasal 32 UUD 1945) 8. Hak ekonomi dan kesejateraan sosial (Pasal 33 ayat (1) s/d (5) (UUD 1945) 9. Hak mendapat jamkinan sosial (Pasal 34 UUD 1945)

B. SARAN

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negara ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.

17

DAFTAR PUSTAKA

Kaelani dan Zubaidi, Achmad. 2007 . Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

Noor, Arifin. 2007 . ISD (Ilmu Sosial Dasar) Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU. Bandung : Pustaka Setia.

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jilid II. Jakarta: Bumi Aksara.

18

You might also like