Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Sesi 2
Mendefinisikan istilah budaya organisasional, sosialisasi, dan karir Menjelaskan mengapa terlalu sederhana untuk mengasumsikan bahwa manajer dapat menyatakan bahwa mereka menciptakan budaya perusahaan Menjelaskan hubungan antara budaya masyarakat dan budaya organisasional Menjelaskan mengapa menghargai perbedaan menjadi syarat penting kepemimpinan Mengidentifikasikan praktek-praktek dan program-program spesifik yang digunakan oleh organisasi untuk memfasilitasi sosialisasi
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASIONAL
Definisi Budaya Organisasional Some of the definition of culture describe it as
Symbols, language, rituals, and myths Organizational scripts derived from the personal scripts of the organizations founder (s) or dominant leader (s) A product; historical; based on symbols; and an abstraction from behavior and the products of behavior
Budaya Organisasional
Organizational Culture:
a cognitive framework consisting of attitudes, values, behavioral norms, and expectations shared by organizational members
Edgar Schein
A pattern of basic assumptions- invented, discovered, or developed by a given group as it learns to cope with the problems of external adaptation and internal integrationthat has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems
Reni Rosari MSi UGM
is what the employees perceive and how this perception creates a pattern of beliefs, values, and expectation
Shared philosophy, belief, values, attitudes, history and tradition around which an organization operates ..
Budaya korporat merupakan pola berbagai asumsi dasar dan nilai yang dipegang diyakini valid sebagai acuan dan cara yang benar untuk mempersepsikan, merasakan, memikirkan dan memecahkan berbagai masalah. Berbagai shared values tersebut ditemukan dan dikembangkan oleh suatu perusahaan sejalan dengan proses pembelajaran dalam menghadapi masalah-masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya korporat mencerminkan sistem shared meaning yang dipegang oleh para karyawan dan yang membedakan antara perusahaan satu dengan perusahaan lain
Reni Rosari MSi UGM
Artifact dan kreasi: Teknologi Seni Pola perilaku yg dapat dilihat dan diaudit
Nilai-nilai: Tampak pada lingkungan fisik Dapat diujudkan hanya oleh konsensus sosial
Asumsi Dasar: Hubungan dengan lingkungan Sifat dasar realitas, waktu dan ruang Sifat dasar manusia Sifat dasar kegiatan manusiaReni Rosari Sifat dasar hubungan antar manusia MSi UGM
Specific to individual
c Pra
Symbols: words, gestures, pictures, or object that carry a particular meaning which is only recognized by those who share the culture Heroes are persons, alive or dead, real or imaginary, who posses characteristics which are highly prized in a culture, and who thus serve as models for behavior Rituals are collectivity activities, technically superfluous in reaching desired ends, but which, within a culture, are considered as socially essential; they are therefore carried out for their own sake
Personality
Specific to group or category Universal Learned
Culture
Values
Human nature
Inherited
are broad tendencies to prefer certain states of affairs over other are feelings with an arrow to it; they have a plus and a minus side They deal with evil vs good, dirty vs clean, etc.
PERAN BUDAYA DALAM ORGANISASI Culture provides a sense of identity Culture generates commitment to the organizations mission Culture clarifies and reinforces standards of behavior The Basic Functions of Organizational Culture: Organizational Culture
Fungsi Budaya
Budaya korporat berfungsi sebagai pegangan seluruh jajaran perusahaan untuk beroperasi. Secara lebih rinci, budaya berfungsi sebagai: Mekanisme pengendali yang membentuk dan mengarahkan sikap dan perilaku karyawan; Lem sosial yang membantu memelihara stabilitas sistem sosial melalui pengkomunikasian berbagai standar apa yang seharusnya dikatakan dan dilakukan; Pengembangan sense of identity bagi para karyawan; Pendefinisian batas-batas keperilakuan atau berbagai karakteristik organisasi, yang membedakannya dengan organisasi lain; Fasilisator pengembangan komitmen terhadap organisasi (corporate first), melebihi kepentingan pribadi dan unit organisasional.
Reni Rosari MSi UGM
BUDAYA DALAM ORGANISASI: SATU ATAU BANYAK? Subcultures: cultures existing within parts of organizations rather than entirely throughout them Dominant culture: the distinctive, overarching personality of an organization
Kompetensi Kompetensi
Kepemimpinan Kepemimpinan
Strategi Strategi dan dan praktik praktik manajemen manajemen sumberdaya sumberdaya manusia manusia
Budaya suatu perusahaan biasanya terdiri atas: Budaya dominan: mencerminkan nilai-nilai inti (core values) yang menjadi pegangan (shared) mayoritas anggota organisasi Sub-budaya: berbagai mini-budaya dalam suatu organisasi, yang secara umum terbentuk karena pemisahan geografis dan pembagian unit kerja (departemen). Nilai-nilai inti: nilai-nilai dominan atau utama yang diterima di seluruh jajaran perusahaan.
Reni Rosari MSi UGM
Budaya korporat yang positif dan kuat akan memberikan kontribusi pada sukses perusahaan: Budaya positif: suatu budaya perusahaan adalah positif bila memberikan kontribusi pada kinerja efektif dan produktivitas. Budaya negatif: suatu budaya negatif menjadi sumber penolakan dan kekacauan, dan dapat menghambat pemecahan masalah yang efektif. Beberapa contoh sikap yang mengindikasikan budaya negatif: Subordinasi Konservatisme Isolasionisme Antipati Ketidakterlibatan emosional Depersonalisasi masalah
Reni Rosari MSi UGM Reni Rosari MSi UGM
Budaya kuat: budaya perusahaan disebut kuat bila nilai-nilai inti dipegang dan dianut secara intensif dan meluas. Budaya lemah: Budaya perusahaan dipandang lemah bila sangat terfragmentasi dan tidak disatukan dan diikat oleh berbagai nilai dan keyakinan bersama Budaya dan struktur: budaya perusahaan yang kuat meningkatkan konsistensi keperilakuan dan dapat memfasilitasi integrasi organisasional secara substansial. Budaya dapat berfungsi sebagai suatu substitut bagi struktur organisasional.
Networked culture high sociability and low solidarity Mercenary culture low sociability and high solidarity Fragmented culture low sociability and low solidarity Communal culture high sociability and high solidarity
INTERPRETING ORGANIZATIONAL CULTURE Companies contain not one but several cultures Organizational cultures tend to change over time No one culture is necessarily better or worse than any other Cultural Relativism (Hofstede, 1991)
Reni Rosari MSi UGM
Networked
Communal
Fragmented
Low
Mercenary
High
Solidarity
Reni Rosari MSi UGM
Low
Filosofi Filosofi pendiri pendiri perusahaan perusahaan dan para dan para penerus penerus
Elaborates on history Comm. about & by heroes & others Leadership & role modeling Comm. norms & values Rewards Systems Career Mgt & job security Recruiting & Staffing Socialization of new staff members T & Dev Member contact Participative dec.making Intergroup coordination Personal Exchange
Develop a sense of
H O
Cohesive
Orgl Culture
Organizations tradition
Sosialisasi Budaya
Berbagai program sosialisasi budaya korporat perlu dirancang dan dieksekusi untuk menanamkan nilai-nilai inti. Perancangan program-program sosialisasi perlu didasarkan pada pemahaman bagaimana para karyawan belajar budaya perusahaan.
Simbol material: pakaian seragam, bentuk dan tata letak bangunan kantor pusat dan kantor cabang, tipe mobil, perabot kantor, logo perusahaan, besar dan tata letak tempat kerja, tempat parkir, dan sebagainya. Kegiatan ritual: serangkaian kegiatan berulang yang mengekspresikan dan menguatkan berbagai nilai inti perusahaan, tujuan-tujuan penting, dan perilaku yang diharapkan. Cerita: suatu naratif berbagai peristiwa tentang para pendiri perusahaan, pelanggaran aturan, pengurangan staf, relokasi karyawan, reaksi terhadap kesalahan, penghargaan terhadap sukses, dan sebagainya Bahasa: motto, kredo, akronim, jargon, dan istilah-istilah unik untuk menggambarkan personalia, pelanggan, peralatan, mesin, pemasok atau produk.
Program sosialisasi juga dapat dilakukan melalui kampanye berkesinambungan oleh para manajer dan pemasaran dengan menggunakan media internal, seperti buletin perusahaan dan poster. Reni Rosari
MSi UGM
Penyebaran Budaya
Manifestasi Budaya
Pakaian lengan pendek (shared things) Banyak pertemuan (shared doing) Kantor terbuka (shared things)
Shared meanings
Mendorong
Talk
Shared sayings
Menerima
Perilaku
Shared doings
Emosi
Shared feelings
Reni Rosari MSi UGM
Hubungan personal dan komunikasi (shared doing) Kebutuhan pelanggan tidak dapat dipenuhi dengan sistem formal. Sistem tidak akan jalan (shared saying) Keyakinan untuk memahami pelanggan. Bicara dengan nasabah (shared saying) Percepatan perilaku untuk mencapai pelayanan yang responsif (shared doing) Kita bangga bisa melayani lebih cepat dibanding pesaing (shared feeling) Keyakinan akan pengaruh hirarkis. Manajemen puncak akan memberitahu kepada kita apa yang harus dilakukan (shared saying)
Pengarahan dari atas yang jelas (shared doing) Kita tidak kuatir dalam menghadapi krisis (shared feeling) Tidak ada tempat parkir khusus (shared things) Perusahaan baik terhadap karyawan (shared feelings)
Kondisi-kondisi pengubah
Perubahan teknologi Perubahan lingkungan persaingan dan kekuatan pasar Perubahan fundamental visi dan misi perusahaan Pertumbuhan organisasional Deregulasi industri Merger dan akuisisi Ekspansi bisnis ke pasar luar negeri Perubahan status bisnis
Pengubahan Budaya
Langkah-langkah pengubahan budaya: Diagnosis dan pengangkatan ke permukaan budaya perusahaan sekarang Artikulasi berbagai arah strategik baru Penetapan berbagai nilai dan norma baru Identifikasi kesenjangan budaya (culture gaps) Pemecahan masalah kesenjangan budaya Perubahan budaya merupakan proses jangka panjang, memakan waktu bertahun-tahun, bukan suatu proses quick fix.
Pengubahan Budaya
Bagaimana perubahan budaya dapat dipengaruhi?
Dukungan manajemen puncak. Perubahan budaya harus dimulai dari hirarki paling atas, yaitu manajemen puncak. Model peran positif yang dimainkan manajemen puncak akan menentukan kerberhasilan proses perubahan Sistem imbalan. Agar budaya berfungsi secara efektif, sistem imbalan harus align dengan nilai-nilai budaya. Perubahan budaya mensyaratkan perubahan sistem imbalan untuk mendorong penerimaan serangkaian nilai baru. Perancangan kembali proses sosialisasi. Nilai-nilai baru perlu ditanamkan melalui berbagai program sosialisasi. Berbagai cerita, simbol dan ritual baru diciptakan untuk menggantikan yang sekarang. Pelibatan seluruh jajaran. Para karyawan dan kelompok dalam perusahaan dapat dimobilisasi untuk mempengaruhi perubahan budaya. Melalui penggunaan partisipasi karyawan dan penciptaan iklim saling percaya, nilai-nilai baru lebih mudah ditanamkan. Pengaturan kembali personalia. Rotasi jabatan dapat digunakan untuk melemahkan subbudaya. Seleksi dan promosi para karyawan yang mempunyai karakteristik pribadi sesuai dengan nilai-nilai baru. Formalisasi nilai-nilai baru. Penggantian berbagai norma tidak tertulis dengan berbagai aturan dan regulasi formal yang dijalankan secara keras. Reni Rosari MSi UGM
Culture
4 4
Behavior
PRACTICES
1. Recruitment using realistic job previews 2. Selection and placement using realistic career paths 1. Tailor-made & individualized orientation programs 2. Social as well as technical skills training 3. Supportive & accurate feedback 4. Challenging work assignments 5. Demanding but fair supervisors 1. Provision of professional counseling 2. Adaptive & flexible work assignments 3. Sincere person-oriented managers
Reni Rosari MSi UGM
Accommodation socialization
Values are passed from one generation to the next and are communicated through education systems, religion, families, communities, and organizations A societys values have an impact on organizational values because of the interactive nature of work, leisure, family, and community
Reni Rosari MSi UGM