You are on page 1of 36

DIKLAT PENGAWAS LAPANGAN

Sigit Haryanto, Ir MT

JEMBATAN
Merupakan stuktur untuk melalui suatu rintangan Jembatan umumnya dibagi menjadi dua bagian:
Bangunan Atas (super structure) Bangunan Bawah (sub structure)
Bangunan Atas Parapet Oprit Pilar Landasan Perletakan Pondasi Kepala Jembatan

JEMBATAN RANGKA
Umumnya terbuat dari baja Antar titik sambung dihubungkan dengan baut Panjang 40 meter s/d 60 meter

JEMBATAN GELAGAR BAJA

Lantai Jembatan

Gelagar Baja

Tidak kuat menahan beban yg besar Umumnya lantai terbuat dari kayu/baja gelombang/deck plate Panjang 4 meter s/d 12 meter

JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT


Lantai Jembatan

Gelagar Baja komposit Cover plate

Terbuat dari gelagar baja dan lantai beton Shear connector adalah struktur yang berfungsi untuk menyatukan baja dan beton agar dapat menahan beban melintang Cover plate berfungsi untuk menahan gaya momen

JEMBATAN GANTUNG
Jembatan Gantung dengan beban kendaraan berat

Jembatan Gantung dengan beban kendaraan ringan dan pejalan kaki

JEMBATAN TIPE PELENGKUNG


Bagian pelengkung terbuat dari beton dan pada sisinya di beri pasangan batu kali atau bata untuk menahan tanah yg diisikan diantara kedua pasangan

JEMBATAN TIPE BALOK PELENGKUNG


Bagian pelengkung terbuat dari beton dan pada sisinya menggunakan struktur balok

BANGUNAN BAWAH
Bangunan bawah jembatan terdiri dari:
1) Kepala Jembatan (abutmen) 2) Pilar 3) Pondasi
2 3 1

KEPALA JEMBATAN
Berfungsi untuk:
a) b) c) menyokong bangunan atas jembatan Meneruskan beban dari bangunan atas ke pondasi Sebagai tembok penahan tanah agar tidak runtuh

Bentuk Kepala Jembatan

PILAR
Pilar adalah bangunan bawah jembatan yg terletak diantara dua bentang Berfungsi untuk: Menyambung dua bentang jembatan Meneruskan beban dari bangunan atas ke pondasi Hanya menerima beban vertikal

Perhitungan konstruksi

1. Pematokan Dan Pengukuran


a) Pelaksanaan seluruh elemen-elemennya pada posisi yang benar b) Harus ada titik kontrol pengukuran pada sistem koordinat yang tetap c) Bila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana, pengawas lapangan harus menghubungi perencananya

Penentuan elemen-elemen struktur


a) Letak efemen utama (kepala jembatan, pilar dan bangunan atas) ditentukan secara pasti b) Penempatan dan pematokan fetak elemenelemen utama harus diperiksa c) Penentuan dan pematokan posisi pondasi merupakan yang paling kritis

2. Material / Bahan Beton


a) Semen Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa kontraktor memenuhi persyaratan yang berhubungan dengan:

Pemakaian Penyimpanan Umur semen Bersih, keras dan tahan serta cukup kuat Umumnya : pasir atau kerikil alam, atau batu pecah Bergradasi baik Bentuk partikel dan permukaan : crushed Penghematan, bila ukuran agregat maksimum terbesar digunakan

b) Agregat

c) Air
Tidak boleh mengandung garam, zat organik

Air yang dapat diminum


Air laut tidak boleh digunakan

d) Udara
Rongga dalam beton mengurangi kekuatannya
5 % rongga mengurangi kekuatan sampai 30 % 2 % rongga mengurangi kekuatan sampai 10 % Rongga pada beton adalah : Gelembung

udara yang tertahan, atau Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan

3. Penyimpanan Bahan
a) Semen
Dalam gudang semen, Bangunan tahan cuaca. Dapat digunakan dengan urutan sesuai

pengiriman. Semen yang disimpan lebih dari 4 bulan harus diuji kembali sebelum digunakan

b) Agregat
Tiap ukuran tidak saling tercampur Lantai penimbunan harus kering, dilapisi kerikil

c) Baja tulangan
Ditumpuk pada penyangga kayu Karat permukaan atau debu harus

dihilangkan sebelum pemasangan

4. Perancah Bangunan
a) Batas lendutan max 1/300 bentang b) Batang penguat (bracing) : arah memanjang dan melintang c) Mempunyai sistem pengaturan untuk penyesuaian d) Perancah buatan pabrik (paten) : mempunyai beberapa keuntungan yaitu aman, sederhana dalam desain dan mudah dipasang serta dibongkar Checklist pemeriksaan perancah scaffolding a) Landasan atau dasar kuat b) Pondasi cukup kering / ada drainase c) Periksa sekrup-sekrup penyesuaian d) Harus diperoleh copy dari gambar layout perancah e) Toleransi maksimum tegak 1 : 300 f) Semua kerangka harus saling berhubungan

5. Pondasi
Pekerjaan yang terpenting dalam konstruksi adalah pondasi yang kuat b) Harus diingat bahwa sekali konstruksi pondasi terjadi kegagalan, perbaikan atau perkuatan pondasi sulit dilaksanakan Kesalahan yang harus dihindari a) Pemancangan friction piles pada kedalaman kurang b) Pemancangan tiang berlebihan pada batuan c) Penggunaan tenaga pemancangan berlebihan d) Karatnya tiang baja dan pada tulangan e) Ketidak stabilan pada pilar atau kepala jembatan f) Terdapat bagian beton yang lemah g) Penggeseran pondasi akibat pergerakan tanah h) Penurunan pondasi langsung karena daya dukung i) Tekanan negatif (down-drag) Tanah yang sulit a) Tanah seragam (uniform) yang keras b) Kerikil c) Pasir d) Gaya geser negatif (down drag)
a)

6. Prinsip Dasar Beton Bertulang


a)

Sifat beton
Plastis dan mudah dibentuk Kuat tekan tinggi Kuat tarik rendah Ketahanan lebih tinggi terhadap api Tidak mahal

b)

Sifat baja
Cocok untuk tulangan dalam beton Kuat tekan dan tarik tinggi Ketahanan rendah terhadap api Mahal
Menahan regangan dan retak pada daerah tegangan tarik Balok melentur tengah kebawah Penulangan diletakkan didekat bawah balok

c)
d)

Baja dan beton dikombinasikan bersama karena:


Balok atau pelat diatas dua tumpuan

e)

Konsol sederhana (kantilever sederhana)

Ujung bebasnya melengkung kebawah, pucuk balok meregang dan bawahnya tertekan Penulangan diletakkan pada bagian atas
Tengah melengkung kebawah dan dekat tepi keatas. Tulangan baja ditempatkan dekat bagian atas balok pada perletakan tetap Tulangan baja juga ditempatkan di bagian bawah tengah Tembok dan kaki pondasi melengkung pada ujungnya Penulangan ditempatkan di daerah tegangan tarik. Kolom dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi beban Tulangan ditempatkan dekat muka luar semua sisi Untuk mencegah retak diagonal pada ujung balok atau yang berdekatan dengan tumpuan, sering diperlukan pembengkok penuiangan tarik atau menggunakan begel

f)

Balok dijepit ujungnya


g)

Tembok penahan

h)

Kolom

i)

Geser

7. Pengecoran Beton
Acuan harus bersih. Keterlambatan harus diperkecil, beton harus dijaga supaya tidak mengering atau terjadi pemisahan. Beton tidak boleh dicor bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability) telah hilang. Pengadukan dengan benar. Pengangkutan tanpa benturan atau getaran berlebihan. Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan, jangan memaksanya mengalir kesamping dengan alat penggetar (internal vibrator) yang berlebihan. Memakai hopper dan talang pengecoran jika tinggi jatuh 1,5 m atau lebih. Sambungan acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan adukan. Memasukkan dan mengeluarkan vibrator internal secara vertikal

8. Pemadatan Beton
Pemadatan sangat penting karena menghasilkan:
Kekuatan maksimum Beton yang padat dan kedap air Pembentukan sudut dengan baik Penampilan permukaan yang baik Ikatan yang baik dengan penulangan baja

9.

Pengecoran Beton Dalam Cuaca Panas

Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen mengakibatkan berkurangnya waktu untuk pengerasan Mengakibatkan hilangnya workability Timbul retakan akibat penyusutan Pencegahan Pengecoran dibawah suhu 32 C (pagi atau malam). Pengecatan tanki dengan cat putih. Pendinginan penulangan dan acuan dengan air Melindungi daerah kerja dari panas matahari. Pembuatan penahan angin. Mengurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian Menutupi pekerjaan yang sudah selesai Segera dimulai perawatan Beton tidak boleh dicor bila Suhu udara ditempat diatas 35 C

10. Perawatan Beton


Tujuan perawatan : menahan kelembaban di dalam beton pada waktu semen berhidrasi. Perawatan yang kurang dapat menyebabkan penyusutan beton lebih banyak dan terlampau cepat. Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi dan dirawat. Prinsip perawatan Adanya kelembaban Suhu yang memadai Beberapa cara perawatan Menggenangi, menyiram dan menutupi dengan penutup basah (karung, tanah, pasir atau jerami). Menutupi permukaan dengan kertas tahan air, lembaran plastik. Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving Perawatan paling sedikit 7 hari

11. Pengujian Beton


Slump Kuat tekan Flexual strength Penerimaan dan penolakan Kekuatan yang perlu : 95 % atau kekuatan karakteristik, yaitu kekuatan, dimana 95 % dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan, 5 % dibawah kekuatan yang disyaratkan

BETON
1. Semen Jenis semen portland Satu merk 2. Air Bersih, bebas dari bahan minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air yang dapat diminum

3. Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan ASTM 2 1 1 3/8 No. 4 No. 8 No. 16 No. 50 No. 100 (mm) 50,8 38,1 25,4 19 12,7 9,5 4,75 2,36 1,18 0,300 0,150 100 95 100 45 80 10 30 2 10 Persen berat yang lolos untuk agregat Halus 100 95 100 35 70 10 30 05 100 95 100 25 60 0 10 05 Kasar 100 90 100 20 55 0 10 05 100 90 100 40 70 0 15 05 -

4. Batasan Proporsi takaran campuran


Mutu Beton K500 K400 Ukuran Agregat Maks. (mm) 37 25 19 37 25 19 37 25 19 Rasio Air/Semen maks. (terhadap berat) 0,375 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 Kadar semen min. (Kg/m3 dari campuran) 450 356 370 400 315 335 365 300 320 350

K350

K300

K250

37 25 19 -

0,50 0,50 0,50 0,57


0,60

290 310 340 300


250

K175
K125

6. Sifat-Sifat Campuran
Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) Mutu Beton K500 K400 Benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm 7 hari 325 285 28 hari 500 400 Benda uji silinder 15 cm x 30 cm 7 hari 260 240 28 hari 400 330 20 50 20 50 Slump (mm)

Digetarkan

Tidak Digetarkan -

K350
K300 K250 K225

250
215 180 150

350
300 250 225

210
180 150 125

290
250 210 190

20 50
20 50 20 50 20 50

50 100 50 100 50 100

K175
K125

115
80

175
125

95
70

145
105

20 50
20 50

50 100
50 100

7. Pengecoran
Pengecoran harus kontinyu Maksimal 1 m dari tempat awal Tebal antara 15cm 30cm Tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan lebih dari 150 cm Pengecoran dalam air menggunakan metode Tremi atau metode Drop-Bottom-Bucket. Pengecoran dilakukan pada kondisi masih plastis Tidak boleh mengalirkan air diatas beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran Dipadatkan dengan vibrator Vibrator tidak boleh lebih dari 30 detik pada tempat yang sama

8. Pembongkaran Acuan

Acuan boleh dibongkar setelah lebih dari 30 jam setelah pengecoran Acuan tidak boleh dibongkar sebelum kuat tekan mencapai min. 85%

9. Perawatan
Setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini dan temperatur yg terlalu panas Beton dirawat dengan bahan yang menyerap air Tidak boleh ada beban lalu-lintas dalam 7 hari setelah pengecoran Lantai beton sebagai lapis aus dirawat dengan pasir lembab setebal 5 cm min selama 21 hari Perawatan dapat dilakukan dengan penguapan

11. No.

Toleransi Uraian Toleransi

1.

Toleransi dimensi:
Panjang keseturuhan sampai dengan 6 m. Panjang keseluruhan lebih dari 6 rn Panjang balok, pelat, kolom, dinding, atau antara kepala jembatan + 5 mm + 15mm -0 dan+ 10 mm

2.

Toieransi bentuk: Persegi (selisih dalam panjang diagonal) Kelurusan atau lengkungan untuk panjang s/d 3 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m Kelurusan atau iengkungan untuk panjang > 6 m 10 mm 12 mm 15 mm 20 mm

3.

Toleransi kedudukan (dari titik patokan) : Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana Kedudukan permukaan horizontal dari rencana Kedudukan permukaan vertikal dari nencana 10 mm 10 mm 20 mm

4.

Toleransi alinyemen vertikal: Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding 10 mm

5.

Toleransi ketinggian (elevasi): Puncak lantai kerja di bawah pondasi Puncak lantai kerja di bawah pelat injak Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang 10 mm 10 mm 10 mm

6. 7.

Toleransi alinyemen horisontal: 10 mm dalam 4 m panjang mendatar Toleransi selimut beton tulangan : Selimut beton sampai 3 cm Selimut beton 3 cm - 5 cm Selimut beton 5 cm -10 cm 0 dan+5 mm -0 dan+10 mm 10 mm

10. Pengujian Kuat Tekan


Kuat Tekan rata- rata

Standar Deviasi

n
K

= hasil pengujian masing-masing benda uji = jumlah benda uji = 1.645 untuk 20 sampel

Kuat tekan beton maks 1 harga dari 20 benda uji (5%) hasil pengujian, terjadi kurang dari bk. Tidak boleh satupun harga kuat tekan beton rata-rata dari 4 sampel kubus kurang dari: Untuk 20 benda uji kuat tekan :

bm.4 (bk + 0,8225 S)

bk (bm + 1,645 S)

You might also like