You are on page 1of 12

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI

DEFINISI KORUPSI
Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan internasional.

GERAKAN ANTI KORUPSI


Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Korupsi merupakan tindak pidana yang menimbulkan kerugian ganda: menguras harta negara demi kepentingan pribadi/kelompok serta mencerabut hakhak sosial masyarakat secara meluas. Dewasa ini, tindakan korupsi semakin merajalela. Meluasnya korupsi hingga ke tatanan struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas dana yang dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus ditingkatkan. Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk memberantas korupsi secara hukum mulai diperlemah. Untuk itulah, kesadaran dan karakter anti-korupsi harus dibangun melalui pemahaman dan pembentukan budaya masyarakat muda yang secara tegas menjauhi segala bentuk korupsi. Dari internalisasi kultural yang berpengaruh hingga personal, diharapkan mampu membentuk generasi anti-korupsi yang bertahan sejak dini hingga ketika menjabat di kepemimpinan bangsa kelak.

Dilatarbelakangi oleh hal di atas, perlu dirancang suatu konsep gerakan antikorupsi bagi mahasiswa Indonesia yang terdiri dari gerakan struktural dan kultural.

Gerakan Struktural
Gerakan struktural memiliki kecenderungan yang reaktif terhadap isu dan melibatkan massa dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Makna struktural diartikan sebagai satu komponen di dalam pemerintahan yang memiliki keterlibatan di dalam isu korupsi tertentu. Tujuan dari gerakan struktural ini adalah: 1. Memberikan pernyataan sikap pemuda, 2. Memberikan tuntutan tertentu terhadap isu terkait, 3. Menampilkan propaganda dan pencerdasan kepada publik, 4. Menunjukkan daya sosial yang menekankan pada semangat perlawanan terhadap korupsi.

Gerakan Kultural
Tujuan dari gerakan kultural ini adalah: 1. Memberikan pemahaman tentang korupsi dan bentuk nyata anti-korupsi di dalam kemahasiswaan, 2. menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini, dan 3. membentuk karakter generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya, gerakan kultural ini cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung terhadap isu yang ada.

Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada klasifikasi kultural diantaranya:
Propaganda Integritas Akademik : Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance) : Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara luas dan bagaimana cara pencegahannya. Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa : Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan aksentuasi pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan.

PERAN MAHASISWA
Dengan memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang bahaya laten korupsi merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya sekadar pemahaman dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu gerakan yang didasari oleh semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya yang utuh.

Peran Mahasiswa di lingkungan Kampus


Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa upaya : 1. Mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. 2. Mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa.

LANJUT
3. Perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggitingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. 4. Penggunaan dana yang ada dilingkungan kampus. 5. Upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. 6. Pembuatan media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama.

Peran Mahasiswa di luar Kampus


Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.

THANK YOU for your attention.

You might also like