Professional Documents
Culture Documents
Hematoma Subkonjungtiva Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh o/ umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hem., anemia, dan batuk rejan) Dapat terjadi akibat trauma langsung / tidak langsung
Manifestasi Klinis : Jarang disertai nyeri Rasa tidak nyaman pada mata Penderita was-was
Pemeriksaan Fisik : - Subkonjungtiva kemerahan (pekat / merah darah) - Perdarahan akan tampak meluas/membesar dalam 24 jam pertama setelah onset (pertama kali terjadi) dan secara perlahan berkurang ukurannya bersamaan dengan darah diserap kembali. - Injeksi Konjungtiva - Dapat perforasi bola mata - Waspada rupture bulbus okuli bila: visus menurun, TIO menurun, pupil lonjong
Keratitis Radang kornea yang dapat disebabkan o/ berbagai hal seperti : kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi, dan reaksi thdp konjungtivitis menahun Keratitis akan memberikan gejala mata merah, buram, rasa silau dan rasa mengganjal pd mata.
Klinis
Pemeriksaan Fisik
Keratitis Virus
kronis tanpa terlihat tanpa terlihat gejala gejala kelainan kelainan konjungtiva konjungtiva atau tanda akut, fotofobia, lakrimasi, disertai demam, batuk, pilek. perasaan panas disertai gatal, hipertrofi papil, cobble stone
Keratitis Alergi
Klinis
Pemeriksaan Fisik
nyeri, silau, mata merah, Gambaran infiltrat rasa kelilipan halus bertitik-titik pada permukaan kornea, fluoresein hijau kronis tanpa terlihat gejala kelainan konjungtiva atau tanda akut Blefarokonjungtivitis, pasien setengah baya, bersifat rekuren, nyeri, rasa kelilipan, lakrimasi, fotofobia berat, blefarospasme unilateral fotofobia, lakkrimasi, visus turun, keluhan bertahan seumur Terkumpul di daerah membrane Bowman
Keratitis Interstisial :
Pemeriksaan Fisik konjungtiva hiperemi, hipestesia kornea. Kekeruhan infiltrate yang bulat atau lonjong di kornea.
Manifestasi Klinis : Keratitis Pungtata : Bilateral, kronis tanpa terlihat gejala kelainan konjungtiva atau tanda akut, pada usia dewasa muda Keratitis Pungtata Superfisial : Gambaran infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea, fluoresein hijau, nyeri, silau, mata merah, rasa kelilipan. Keratitis Pungtata Subepitel : Terkumpul di daerah membrane Bowman, kronis tanpa terlihat gejala kelainan konjungtiva atau tanda akut, pada usia dewasa muda.
Keratitis Marginal : Blefarokonjungtivitis, pasien setengah baya, bersifat rekuren, nyeri, rasa kelilipan, lakrimasi, fotofobia berat, blefarospasme unilateral, injeksi konjungtiva, infiltrate memanjang, neovaskularisasi dari arah limbus. Keratitis Interstisial : fotofobia, lakkrimasi, visus turun, keluhan bertahan seumur hidup, seluruh kornea keruh, permukaan kornea seperti permukaan kaca, injeksi siliar, salmon patch (serbukan pembuluh ke dalam, merah kusam), biasanya bilateral (etio: tuberkulosis), hidung pelana & trias hutchinson (etio: sifilis)
Keratitis Baterial : Ulkus berbatas tegas, nyeri hebat, hipopion, eksudat hijau kebiruan, fotofobia. Keratitis Jamur : Nyeri hebat, lakrimasi, silau, gambaran satelit pada kornea, ulserasi superficial, konjungtiva sangat merah, kornea abu-abu, penyulit endoftalmitis. Keratitis Virus : kronis tanpa terlihat gejala kelainan konjungtiva atau tanda akut, fotofobia, lakrimasi, disertai demam, batuk, pilek.
Keratitis Herpetik : Pada kelopak terlihat vesikel, infiltrate pada kornea, dapat disertai konjungtivitis, keratitis pungtata, neurotrofik keratitis, uveitis, skleritis, glaukoma, dan neuritis. Keratitis Dendritik : fotofobia, kelilipan, konjungtiva hiperemi, hipestesia kornea. Keratitis Disiformis : Kekeruhan infiltrate yang bulat atau lonjong di kornea.
Keratokonjungtivitis Epidemi : Demam, seperti ada benda asing di mata, nyeri periorbita, edema palpebra, folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva tarsal, hari ke 7 terdapat lesi epitel setempat, hari ke 11-15 kekeruhan sub epitel. Keratitis Dimmer / Keratitis Numularis : Infiltrat bundar berkelompok, tepi berbatas tegas (gambaran halo), berjalan lambat unilateral (biasa pada petani sawah). Keratitis Filamentosa : Rasa kelilipan, sakit, silau, blefarospasme, epifora, defek epitel
Keratitis Alergi :
Keratokonjungtivitis
Flikten : Daerah berwarna keputihan, lakrimasi, fotofobia, nyeri, bilateral dimulai dari limbus, hyperemia konjungtiva, kurangnya air mata, perasaan panas disertai gatal, benjolan putih kemerahan. Keratitis Fasikularis : Terdapat Wander phlycten. Keratokonjungtivitis Vernal : Peradangan tarsus, konjungtiva bilateral, hipertrofi papil,
Keratitis Neuroparalitik : Anestesi kornea, silau, tidak nyeri, jarang mengedip, injeksi siliar, permukaan kornea penuh, infiltrate dan vesikel kornea. -Keratitis Lagoftalmus : Kekeringan kornea Keratokonjungtivitis Sika : Mata gatal, seperti berpasir, silau, penglihatan kabur, sekresi mukus berlebih, sukar menggerakan kelopak mata, edema konjungtiva bulbi, filamen di kornea. Keratitis Sklerotikan : Kekeruhan berbentuk segitiga, terlokalisasi, berbatas tegas unilateral, kornea putih menyerupai sklera
Retinopati Kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan
Terdapat cotton wool patches akibat penyumbatan arteri prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina
Manifestasi Klinis : Retinopati Anemia : Bercak eksudat kapas (infark retina) Retinopati Diabetes Melitus : Mikroaneurisma, perdarahan bentuk titik/ garis/ bercak , hard exudat, soft exudat (cotton wool patches), edema retina, hiperlipidemia, biasanya bilateral, simetris dan progresif. Retinopati Diabetes Proliferatif : Biasanya 50% pasien buta sesudah 5 tahun, pada funduskopi mikroaneurisma, perdarahan retina, exudat, neovaskularisasi retina, jaringan proliferasi di retina atau badan kaca.
Retinopati Hipotensi : Dilatasi arteriol dan vena retina, iskemia saraf optik, retina dan koroid akibat hipoperfusi. Retinopati Hipertensi : Arteri besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina dan perdarahan retina, fenomena crossing atau sklerose (Refleks copper wire, refleks silver wire, sheating, lumen pembuluh darah ireguler) pembuluh darah. Retinopati Leukemia : Perdarahan konjungtiva, infiltrasi pada konjungtiva, koroidm sklera, lobang macula dan mikroaneurisma, vena melebar berkelok-kelok, bintik pitih di tengah (Roths Spot) pada leukemia akut
Ablasio Retina Suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dari sel epitel pigmen retina.
Ablasi Retina Regmatogenosa : Gangguan penglihatan seperti tabir yang menutup, fotopsia (pijaran api), pada funduskopi retina yang terangkat pucat dengan pembuluh darah diatasnya dan robekan retina berwarna merah. TIO rendah, dapat tinggi jika terjadi neovaskularisasi glaukoma pada ablasi yang lama. Ablasi Retina Eksudatif : Permukaan retina yang terangkat terlihat cincin, dapat hilang atau menetap bertahun-tahun. Ablasi Retina Tarikan atau Traksi : Penglihatan turun tanpa rasa nyeri, terdapat jaringan fibrosis