You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup adalah makanan. Sistem pencernaan dibentuk oleh saluran pencernaan (Gastrointestinalis atau traktus digestivus) dan organ pencernaan tambahan seperti kelenjar liur, pankreas, esokrin, dan sistem empedu yang terdiri dari hati dan kantung empedu. Sitem pencernaan atau yang sering disebut sistem digestivus atau sistem alimenter, berperan dalam homeostatis dengan memindahkan nutrien, air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Dari makanan tubuh makhluk hidup dibentuk, disamping sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan dan penambahan jaringan tubuh. Di dalam alat pencernaan terdapat kelenjar pencernaan yang menghasilkan enzim pencernaan. Enzim adalah suatu protein yang berfungsi untuk mempercepat reaksi tetapi tidak ikut dalam proses reaksi. Makanan akan dirombak secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, dimana makanan dihaluskan sambil diaduk dengan ludah yang mengandung suatu enzim amilase, yakni ptyalin, yang dapat menguraikan zat-zat karbohidrat.

Setelah itu ditelan dan diteruskan dengan gerakan peristaltik ke lambung, dengan gerakan getah lambung yang terdiri dari asam klorida (HCL)/ asam lambung dan pepsin suatu enzim proteolitik dan lendir lambung. Lendir ini merupakan suatu pelindung penting dari selaput lendir lambung terhadap asam klorida dan pepsin yang mampu merusak jaringan. Asam klorida ini selain menunjang aktivitas pepsin dan membantu pencernaan juga berfungsi membunuh sebagian besar dari kuman-kuman yang terdapat dalam makanan. I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi saluran pencernaan manusia dari hewan coba mencit (Mus musculus). I.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat anatomi & fisiologi sistem saluran pencernaan dan mengatur bagian

pencernaan seperti : lambung, usus halus, usus besar, esofagus. I.3 Prinsip Percobaan Untuk melihat anatomi fisiologi sistem saluran pencernaan dari mulut sampai anus pada hewan coba mencit (Mus musculus) dengan cara pembedahan dan pengukuran yang dilakukan pada organ-organ tubuhnya seperti lambung, usus halus, usus besar, dan esophagus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum Fisiologi saluran cerna mempelajari berbagai fungsi yang menyusun sistem pencernaan yang meliputi mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, hati, dan pankreas. Sistem pencernaan bertanggung jawab sejak dari proses mengunyah dan menelan, serta proses lainnya yang berperan dalam mengubah makanan ke dalam bentuk yang dapat dipergunakan oleh sel dan membuang sampahsampah metabolisme. Untuk menjalankan fungsi tersebut, sistem pencernaan melakukan beberapa fungsi yaitu : 1. Fungsi pergerakan 2. Fungsi sekresi dan digesti, dan 3. Fungsi absorbsi Ketiga fungsi tersebut diatur oleh sistem susunan saraf dan sistem endokrin. (Siregar, 1995 : 1) Selain fungsi tersebut di atas saluran cerna merupakan organ yang berfungsi dalam sistem imunologis. Baik sistem imunologis humoral dan seluler dihasilkan oleh mukrosa usus dan memainkan peranan penting di dalam mempertahankan tubuh terhadap masuknya

mikroorganisme ke dalam saluran cerna bersama makanan. Sistem

pencernaan juga berfungsi untuk menghasilkan hormon yang bekerja secara spesifik pada organ saluran cerna, maupun yang bekerja pada organ lainnya diseluruh tubuh. Terdapat empat hormon yang secara spesifik mengatur fungsi saluran cerna, yaitu gastrin, cholecystokinin (CCK), sekresin dan gastric inhibitory peptide (GIP). (Siregar, 1995 : 1) Seluruh saluran pencernaan dibatasi oleh selaput lendir

(membrana mukosa) dari bibr sampai ujung akhir esofagus ditambah lapisan-lapisan epitelium. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan dapat digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus, menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya. (Biomedik I , 2004 : 172) Sistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan dasar, yaitu : (Ferial, 2005 : 68 69) 1. Motilitas Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan, seperti otot polos vaskuler, otot polos dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus.

2. Sekresi Sejunlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri. 3. Pencernaan Pencernaan mengacu pada proses penguraian dari yang strukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sitem pencernaan. 4. Penyerapan Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Melalui proses penyerapan (absorbsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan tersebut bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfa. Proses pencernaan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dikenal sebagai proses pencernaan. Proses pencernaan berlangsung di dalam sistem pencernaan makanan. Di dalam sistem pencernaan, bahan-bahan makanan dicerna secara mekanis oleh gigi-gigi di dalam mulut dan secara kimiawi oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh saluran pencernaan juga ada kelenjar penghasil enzim dan zat lain yang membantu proses pencernaan, yaitu pankreas dan hati. (Syamsuri, 2000 : 23)

Bagian-bagian yang membentuk saluran pencernaan adalah : a. Mulut Rongga mulut merupakan awal dari saluran cerna dan disinilah makanan (padat) dikunyah menjadi halus dan dicampur dengan ludah. Pada petristiwa mengunyah yang berperan adalah gigi, otot

pengunyah, lidah, pipi, dasar mulut dan langit-langit. Ludah dibentuk oleh 3 pasang, yaitu : Glandula parotis (kelenjar ludah telinga), glandula submandibularis (kelenjar ludah rahang bawah), dan glandula sublingualis (kelenjar ludah bawah lidah) dan kemudian melalui saluran-salurannya akan masuk ke rongga mulut. Produksi ludah tiap hari berkisar sekitar 1,5 liter; susunan ludah bergantung pada makanan yang dimakan (pada makanan kering akan disekresi ludah yang encer untuk membasahi dan pada makanan yang banyak mengandung cairan disekresi ludah yang kental untuk mencerna). Pada proses menelan, yang dimulai secara sadar dan kemudian berlanjut secara reflokturis, makanan yang dilapisi ludah akan masuk melalui farings ke esofagus. (Mutschler, 1991 : 521-522) b. Kerongkongan (esofagus) Saluran makanan ini merupakan tabung otot sepanjang 22-25 cm yang terletak di antara trakhea dan kolom tulang belakang. Sepertiga bagian atas esofagus berdinding otot serat lintang sedangkan duapertiga bagian bawah berdinding otot polos. Esofagus

hanyalah berfungsi untuk meneruskan makanan. (Mutschler, 1991 : 522) c. Lambung (Gaster / Ventrikulus) Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang terletak antara esofagus dan usus halus. Lambung dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Fundus, bagian lambung yang terletak di atas lubang esofagus. 2. Korpus (badan), bagian tengah yang merupakan bagian utama lambung. 3. Sfringter pylorus, sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, doudenum. Fungsi lambung terdiri dari : 1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan

makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. 2. Getah cerna lambung yang dihasilkan : (Biomedik ,I, 19 2006) a. Pepsin fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino. b. Asam garam (HCl) fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan dan membuat susana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin. c. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari karsonigen.

d. Lapisan lambung, jumlahnya sedikit

memecah lemak

menjadi asam-asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung. (Syarifuddin, 2002 : 135) d. Usus halus (Intestinum tenue) Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan sepanjang 6,3 cm (21 kaki). Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari, 20 cm), jejunum (usus kosong, 2,5 cm) dan ileum (usus penyerapan, 3,6 cm). (Farial, 2005 : 75) Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorbsi hime dari lambung. Isi duodenum ialah alkali (Pearce.C, 1999 : 190) Adapun fungsi usus halus lainnya yaitu : 1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe. 2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino. 3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. (Price, S, 1995 : 357) e. Usus besar ( Intestinum calassum) Usus besar atau kolon yang panjangnya kira-kra 1,5 meter, adalah sambungan dari usus halus dan mulai dikatup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat. Refleks gastrolik terjadi ketika makanan masuk ke lambung dan menimbulkan peristaltik di

dalam

usus

besar.

Refleks

ini

menyebabkan

defekasi

atau

pembuangan air besar. (Pearce. C, 1999 : 195) Usus besar terutama berfungsi sebagai organ penyimpan dan pengering. Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum. (Farial, 2005 : 76) Fungsi usus besar lainnya yaitu : 1. Menyerap air dari makanan 2. Tempat tinggal bakteri koli 3. Tempat feses f. Rektum Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis. Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luas (udara luar). Terletak di dalam pervis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter : 1. Spinter ani internus, bekerja tidak menurut kehendak. 2. Spinter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak. 3. Spinter ani eksterus, bekerja menurut kehendak. (Elizabeth, C, 2001 : 520-522)

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan faktor luar seperti pola makan yang salah, toksin bakteri dan faktor dalam seperti alat pencernaan makanan. Gangguan tersebut antara lain ependistis, diare, parofitits, kolik, muntah-muntah dan peritonitis.

(Syamsuri, 2000 : 34) II.2 Uraian Bahan 1. Eter anestesi (Dirjen POM, 1979 : hal 66) Nama Resmi Nama Lain RM / BM Pemerian : Aether anaestheticus : Etoksietana : C4H10O / 74,12 : Cairan transparan; tidak berwarna;bau khas;rasa

manis dan membakar. Sangat mudah menguap; sangat mudah terbakar; campuran uapnya dengan oksigen, udara atau dinitrogenoksida pada kadar tertentu dapat meledak. Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air;dapat campur dengan

etanol ( 95 % ) P, dengan kloroform P, dengan minyak lemak dan dengan minyak atsiri. Kegunaan Penyimpanan : Sebagai pembius. : Dalam wadah kering tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk.

II.3 Klasifikasi Hewan Coba (http : //id.wikipedia.org/wiki/mencit) Mencit (Mus muculus) Kingdom Phylum Subphylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalis : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Rodentia : Muridae : Mus : Mus muculus

Karateristik dari mencit (Mus musculus) (Malole, hal 97) Hewan ini memiliki pendengaran yang tajam, penciuman yang cukup baik, tetapi penglihatannya lemah. Jenis hewan ini telah banyak dijinakkan dan diternakkan selama bergenerasi dan mudah ditangani. Mencit adalah hewan laboratorium yang paling umum digunakan untuk penelitian. Adapun karateristik yang lain adalah : Konsumsi makan per hari adalah 8 gr (umur 8 minggu) Konsumsi air minum per hari : 6,7 ml (umur 8 minggu) Diet protein : 20 - 25 Eksresi urin perhari : 0,5 1 ml Lama hidup : 1,5 tahun

Bobot badan dewasa : jantan : 25 40 gr betina : 20 40 gr Bobot lahir : 1 1,5 gr Dewasa kelamin (jantan betina) : 28 49 hari Siklus menstruasi : 4 5 hari Umur sapih : 21 hari Mulai makan pakan kering : 10 hari Rasio kawin : 1 jantan 3 betina Suhu rektal : 37,5 C II.4 Prosedur Kerja 1. Saluran Pencernaan Manusia a. Sediakan buku gambar, pinsil dan pinsil warna. b. Gambarlah saluran pencernaan manusia berdasarkan pustaka yang ada dan beri keterangan berapa pH, enzim, mekanisme transport, ukuran dan sebagainya. 2. Saluran Pencernaan Mencit a. Sediakan 1 ekor mencit tiap kelompok. b. Mencit diletakkan dalam toples, kemudian dimasukkan kapas yang dibasahi eter.

c. Mencit dibedah, kemudian diukur panjang esofagus, lambung, duodenum, jejenum, dan ileum kemudian digambar.

BAB III METODE KERJA

III. 1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat 1. Benang godam 2. Jarum pentul 3. Kapas 4. Masker 5. Papan bedah 6. Pencukur bulu 7. Penggaris / mistar 8. Pinset 9. Pisau bedah 10. Sarung tangan (Handscun) 11. Silet 12. Toples III.1.2 Bahan 1. Hewan coba mencit (Mus musculus)

2. Eter

III.2 Cara Kerja 1. Disiapkan hewan coba mencit (Mus musculus). 2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 3. Dibius mencit dengan cara mencit dimasukkan ke dalam toples kemudian dimasukkan kapas yang telah diberi alkohol. Ditutup toples dan dibiarkan hingga mencit pingsan. 4. Diletakkan mencit di atas papan bedah (setelah pingsan) dengan posisi terlentang dan kakinya ditusuk dengan jarum pentul. 5. Dicukur bulu-bulu pada bagian mulai dari leher hingga bawah perut mencit. 6. Dilakukan pembedahan dengan cara merobek kulit bagian perut sampai organ yang kita inginkan terlihat jelas dengan menggunakan pisau bedah. 7. Diamati bagian-bagian organ tubuhnya kemudian diukur panjang esofagus, lambung, usus halus, usus besar, usus buntu. 8. Digambar dan diberi keterangan.

BAB IV HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

Saluran Pencernaan Esofagus Lambung Usus halus Usus besar Usus buntu

Panjang (cm) 4 2 22,3 9,3 2

IV.2 Gambar Saluran pencernaan manusia :

Keterangan : 1. Mulut

2. Faring 3. Paratiroid 4. Sublingual 5. Submandibular 6. Esofagus 7. Spingter 8. Kardia 9. Hepar 10. Kantung empedu 11. Duodenum 12. Ileum 13. Jejunum 14. Lambung 15. Pankreas 16. Usus Halus 17. Usus Besar 18. Sekum 19. Kolon asendens 20. Kolon sigmoides 21. Afendiks 22. Rektum 23. Anus

Gambar Lambung

Keterangan : 1. Esofagus 2. Fundus 3. Otot polos 4. Lengkung besar 5. Mukosa oksintik 6. Antrum 7. Daerah kelenjar pilorus

8. Sfingter gastroesofagus 9. Korpus 10. Lengkung kecil 11. Sfingter pilorus 12. Duodenum Gambar Usus halus

Keterangan : 1. Masenteron 2. Serosa 3. Otot halus memanjang 4. Otot halus melingkar 5. Sub mukosa 6. Mukosa 7. Epitelium

8. Kelenjar Pencernaan

Gambar Usus Besar

Keterangan : 1. Kolon transversus 2. Taenia coli 3. Kolon asendens

4. Katup ileosekum 5. Sekum 6. Apendiks 7. Haustra 8. Kolon desendens 9. Kolon sigmoid 10. Sfingter anus eksternus (otot rangka) 11. Kanalis anus 12. Sfingter anus internus (otot polos)

GAMBAR SISTEM SALURAN PENCERNAAN MENCIT (Mus musculus)

BAB V PEMBAHASAN

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Rongga mulut atau mouth cavity mempunyai panjang rata-rata 15-20 cm, diameter 10 cm. Di dalam mulut sudah mulai terjadi proses penyerapan dengan mekanisme difusi pasif (transpor pasif) dan transpor konvektif. Dalam mulut terdapat enzim ptialin, maltase dan musin. Sekresi air ludah 500-1500 ml per hari dengan pH 6,4. Esofagus mempunyai panjang kira-kira 25 cm, diameter 2,5 cm, pH cairannya 5-6, tidak terdapat enzim maupun absorbsi. Lambung atau stomach dan dapat disebut juga gaster, panjangnya 20 cm, diameter 15 cm, pH lambung 1-3,5. Lambung secara anatomi terdiri dari kardia, fundus, badan lambung, antrum, kanal pilorus dan pilorus. Terdapat tiga mekanisme absorbsi yaitu difusi pasif, transpor konvektif dan kemungkinan transpor aktif. Terdapat tiga enzim yaitu pepsin, lipase dan

renin serta cairan lain yaitu asam lambung. Enzim yang bekerja pada lambung adalah pepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton, dan resin berfungsi mencerna karseinogen menjadi kasein. Terdapat HCL yang berfungsi untuk membubuh kuman dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Cairan lambung yang disekresi sekitar 2000 3000 ml/hari. Kapasitas lambung kira-kira 1,2 liter dan bila kosong 100 ml. Di akhiri dari lambung terdapat pilorus yang merupakan spingter (katub). Dengan bantuan asam lambung, otot lambung berfungsi mencampur dan menghaluskan makanan. Terdapat beberapa kelenjar dalam mukus lambung yaitu : 1. Kelenjar mukus yang mensekresikan mukus 2. Sel-sel chief (sel zymogenik) yang mensekresikan pepsin dan enzim 3. Sel parietal mensekresikan asam lambung Sel chief dan sel parietal disebut juga kelenjar lambung, terdapat di sepanjang badan lambung dan fundus, tidak terdapat pada bagian pilorus yang hanya mempunyai kelenjar mukus. Kanal pilorik menggabungkan lambung dengan usus kecil terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Pada percobaan dilakukan pengukuran terhadap hewan coba mencit (Mus musculus), dimana panjang esofagus yaitu 4 cm, sedangkan menurut literatur panjangnya kira-kira 25 cm (pada manusia). Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, mulai dari

leher sebagai sambungan faring, berjalan ke bawah leher dan toraks dan kemudian melalui krus sinistra diafragma memasuki kardiak di bawah lambung. Pada setiap sisi adalah paru dan pleura. Pengukuran terhadap diameter lambung mencit yaitu 2 cm, sedangkan pada literatur diameter lambung manusia yaitu 15 cm. Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri. Fungsi lambung diantaranya yaitu menampung makanan,

menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. Panjang usus halus hewan mencit yaitu 22,3 cm, sedangkan menurut literatur panjang usus halus manusia yaitu 6 meter, dimana merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan.Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Tidak terdapat perbedaan pada ketiga bagian tersebut. Fungsi usus halus terdiri dari : Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapile-kapiler darah dan saluran-saluran limfe. Menyerap protein dalam bentuk asam amino. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.

Duodenum panjangnya sekitar 25 cm dan diameter 2,5 cm, pH optimumnya 6,5 7,6 dengan enzim yang bekerja adalah tripsin berfungsi untuk mencerna protein. Pepton, menjadi dipeptida dan asam amino, kindotripsin/kimotripsin berfungsi untuk mencerna amilum menjadi disakarida, maltase mencerna disakarida menjadi monosakrida dan lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi gliserida-gliserida asal lemak dan gliserol. Duodenum mengekresikan empedu 250-100 ml/hari. Jejenum panjangnya 300 m dan diameter 2,5 cm. pH optimumnya 6,5-7,6 dan enzim yang bekerja adalah amilase berfungsi untuk mencerna amilum menjadi disakarida, maltosa, sukrosa, dan glukosa sebagai hidrolisis, glukosa yang disekresi 250-1000 ml/hari. Ileum panjangnya 300 cm dan diameter 2,5 cm pada pH optimum 6,3-7,6 dengan enzim yang bekerja adalah lipase untuk mencerna lemak menjadi gliserida-gliserida asam lemak dan gliserol. Nukleus mencerna nukleutida menjadi asam-asam nukleat, nukleuhidrase dan netrokinase. Panjang usus besar pada mencit yaitu 9,3 cm, sedangkan menurut literatur panjang usus besar pada manusia yaitu 150 cm. Panjang usus besar bervariasi, dibedakan dengan usus halus karena ukurannya lebih besar dan adanya Taenia coli serta appendices epiploicae. Fungsi usus besar yaitu : Menyerap air dari makanan Tempat tinggal bakteri koli Tempat feses.

Panjang usus buntu pada mencit yaitu 2 cm, menurut literatur panjang usus buntu pada manusia yaitu 18 cm. Usus buntu disebut juga appendiks yang merupakan tonjolan seperti cacing dan membuka pada caekum di bawah katup ileosaekal. Saliva memulai pencernaan karbohidrat, tetapi lebih berperan penting dalam hygiene mulut dan mempermudah bicara. Air lir diproduksi oleh 3 pasang kelenjar saliva utama, yaitu kelenjar sublingual, submandibular dan parotis. Selain itu terdapat kelenjar liur minor yakni kelenjar bukal, dilapisan mukosa pipi. Saliva terdiri dari 99,5 % H2O serta 0,5 % protein dan elektrolit protein air liur terpenting adalah amylase, mukus dan lisosim.

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan : a. Panjang esofagus hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 4 cm b. Panjang lambung hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 2 cm c. Panjang usus halus hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 22,3 cm d. Panjang usus besar hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 9,3 cm e. Panjang usus buntu hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 2 cm VI.2 Saran Kami sebagai praktikan tetap selalu mengharap bimbingan dari asisten dalam pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2006. PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA. Fakultas Farmasi UMI. Makassar. Hal : 23, 24. 2. Farrial W, Eddyman, dkk. 2005. ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA. Universitas Hasanudin. Makassar. Hal 68, 69, 74, 75, 76. 3. Mutschler, Rrnst. 1991. DINAMIKA OBAT. ITB. Bandung. Hal 521, 522. 4. Pearce C, Evelyn. 1999. ANATOMI FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 190, 195. 5. Sirrregar, Harris, dkk. 1995. FISIOLOGI GASTRO INTESTINAL. Fakultas Keokteran UNHAS. Makassar. Hal 1, 6. Syamsuri, Istamar, dkk. 2000. BIOLOGI. Erlangga. Jakarta. Hal 23, 34. 7. Alwy, Muh. Khidry, dr. 2004.BIOMEDIK I. Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI. Makassar. Hal 172 180. 8. Dirjen POM. 1979. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Depkes RI. Jakarta. Hal 66. 9. Tim Penyusun. 2005. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas Farmasi UMI. Makassar. Hal 16 18. 10. Malole, M. 1989. PENGGUNAAN HEWAN-HEWAN PERCOBAAN DI LABORATORIUM. IPB. Bogor. Hal 97. 11. Syarifuddin, 2002. ANATOMI FISIOLOGI. EGC. Jakarta. Hal 125-135. 12. Elizabeth, Corwin, 2001. BUKU I PATOFISIOLOGI. EGC. Jakarta. Hal 520-522.

You might also like