You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA A.

Definisi Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000) Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002). Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995) B. Etiologi 1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior. 2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis. Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar : Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik Penurunan tekanan osmotic koloid darah Peningkatan tekanan negative intrapleural Adanya inflamasi atau neoplastik pleura Penyebab lain dari efusi pleura adalah: Gagal jantung Kadar protein darah yang rendah

Sirosis Pneumonia Blastomikosis Koksidioidomikosis Tuberkulosis Histoplasmosis Kriptokokosis Abses dibawah diafragma Artritis rematoid Pankreatitis Emboli paru Tumor Lupus eritematosus sistemik Pembedahan jantung Cedera di dada Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin,klorpromazin, nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin) Pemasanan selang untuk makanan atau selang intravena yang kurang baik.

C.

Tanda dan Gejala Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu). Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah

pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

D.

Patofisiologi Terlampir

E.

Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum. Ultrasonografi Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang). Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya

penurunan suara pernafasan. Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan. CT scan dada CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor USG dada

USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan. Torakosentesis Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal). Biopsi Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa. Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan. Analisa cairan pleura Bronkoskopi Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang terkumpul. F. Penatalaksanaan medis Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis). Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu. Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru. Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut. Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.

G.

Water Seal Drainase (WSD) 1. Pengertian WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada. 2. a. b. c. d. e. 3. 4. a. b. 5. Indikasi Pneumothoraks karena rupture bleb, luka tusuk tembus Hemothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti koagulan, pasca bedah toraks Torakotomi Efusi pleura Empiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi Tujuan Pemasangan Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada. Tempat pemasangan Apikal Letak selang pada interkosta III mid klavikula Dimasukkan secara antero lateral Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura Letak selang pada interkostal V-VI atau interkostal VIII-IX mid aksiller Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura

Basal

Jenis WSD Sistem satu botol Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada pasien dengan simple pneumotoraks Sistem dua botol Pada system ini, botol pertama mengumpulkan cairan/drainase dan botol kedua adalah botol water seal.

System tiga botol Sistem tiga botol, botol penghisap control ditambahkan ke system dua botol. System tiga botol ini paling aman untuk mengatur jumlah penghisapan.

H. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan kelemahan dan upaya batuk buruk 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan paru dan atalektasis 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan kelemahan, dispnea dan anoreksia I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul 1. 2. 3. 4. J. Bersihan jalan napas tak efektif Pola nafas tidak efektif Kurang Pengetahuan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rencana Tindakan RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria Hasil Intervensi

1 Bersihan Jalan Nafas NOC : NIC : tidak Efektif Respiratory status : Airway suction Ventilation Pastikan kebutuhan oral / Definisi : Respiratory status : tracheal suctioning Ketidakmampuan untuk Airway patency Auskultasi suara nafas membersihkan sekresi Aspiration Control sebelum dan sesudah atau obstruksi dari suctioning. saluran pernafasan Kriteria Hasil : Informasikan pada klien dan untuk mempertahankan Mendemonstrasikankeluarga tentang suctioning kebersihan jalan nafas. batuk efektif dan suara Minta klien nafas dalam nafas yang bersih, tidaksebelum suction dilakukan. Batasan Karakteristik : ada sianosis dan Berikan O2 dengan dyspneu (mampumenggunakan nasal untuk Dispneu, Penurunan mengeluarkan sputum,memfasilitasi suksion suara nafas

Orthopneu mampu bernafasnasotrakeal Cyanosis dengan mudah, tidakGunakan alat yang steril sitiap Kelainan suara nafas ada pursed lips) melakukan tindakan (rales, wheezing) Menunjukkan jalan nafas Anjurkan pasien untuk istirahat Kesulitan berbicara yang paten (klien tidakdan napas dalam setelah Batuk, tidak efekotif merasa tercekik, iramakateter dikeluarkan dari atau tidak ada nafas, frekuensinasotrakeal Mata melebar pernafasan dalam Monitor status oksigen pasien Produksi sputum rentang normal, tidak Ajarkan keluarga bagaimana Gelisah ada suara nafascara melakukan suksion Perubahan frekuensi abnormal) Hentikan suksion dan berikan dan irama nafas Mampuoksigen apabila pasien mengidentifikasikan menunjukkan bradikardi, Faktor-faktor yang dan mencegah factorpeningkatan saturasi O2, dll. yang dapat berhubungan: menghambat jalanAirway Management Lingkungan : nafas Buka jalan nafas, merokok, menghirup guanakan teknik chin lift atau asap rokok, perokok jaw thrust bila perlu pasif-POK, infeksi Posisikan pasien untuk Fisiologis : disfungsi memaksimalkan ventilasi neuromuskular, Identifikasi pasien perlunya hiperplasia dinding pemasangan alat jalan nafas bronkus, alergi jalan buatan nafas, asma. Pasang mayo bila perlu Obstruksi jalan Lakukan fisioterapi dada nafas : spasme jalan jika perlu nafas, sekresi tertahan, Keluarkan sekret dengan banyaknya mukus, batuk atau suction adanya jalan nafas Auskultasi suara nafas, buatan, sekresi bronkus, catat adanya suara tambahan adanya eksudat di Lakukan suction pada alveolus, adanya benda mayo asing di jalan nafas. Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2 2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC : Respiratory status : Definisi : Pertukaran Ventilation Airway Management udara inspirasi dan/atau Respiratory status : ekspirasi tidak adekuat Airway patency Buka jalan nafas, Vital sign Status guanakan teknik chin lift atau Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : jaw thrust bila perlu - Penurunan tekanan Mendemonstrasikan Posisikan pasien untuk inspirasi/ekspirasi batuk efektif dan suaramemaksimalkan ventilasi - Penurunan pertukaran nafas yang bersih, tidak Identifikasi pasien perlunya udara per menit ada sianosis danpemasangan alat jalan nafas

Menggunakan otot dyspneu (mampubuatan pernafasan tambahan mengeluarkan sputum, Pasang mayo bila perlu - Nasal flaring mampu bernafas Lakukan fisioterapi dada - Dyspnea dengan mudah, tidakjika perlu - Orthopnea ada pursed lips) Keluarkan sekret dengan - Perubahan Menunjukkan jalan nafasbatuk atau suction penyimpangan dada yang paten (klien tidak Auskultasi suara nafas, - Nafas pendek merasa tercekik, iramacatat adanya suara tambahan - Assumption of 3-point nafas, frekuensi Lakukan suction pada position pernafasan dalammayo - Pernafasan pursed-lip rentang normal, tidak Berikan bronkodilator bila - Tahap ekspirasi ada suara nafasperlu berlangsung sangat lama abnormal) Berikan pelembab udara - Peningkatan diameter Tanda Tanda vital dalamKassa basah NaCl Lembab anterior-posterior rentang normal Atur intake untuk cairan - Pernafasan rata(tekanan darah, nadi,mengoptimalkan rata/minimal pernafasan) keseimbangan. Bayi : < 25 atau > 60 Monitor respirasi dan Usia 1-4 : < 20 atau > 30 status O2 Usia 5-14 : < 14 atau > 25 Terapi Oksigen Usia > 14 : < 11 atau > Bersihkan mulut, hidung dan 24 secret trakea - Kedalaman pernafasan Pertahankan jalan nafas yang Dewasa volume tidalnya paten 500 ml saat istirahat Atur peralatan oksigenasi Bayi volume tidalnya 6-8 Monitor aliran oksigen ml/Kg Pertahankan posisi pasien - Timing rasio Onservasi adanya tanda tanda - Penurunan kapasitas hipoventilasi vital Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Faktor yang berhubungan : Hiperventilasi Vital sign Monitoring Deformitas tulang Monitor TD, nadi, suhu, dan Kelainan bentuk RR dinding dada Catat adanya fluktuasi Penurunan tekanan darah energi/kelelahan Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Perusakan/pelemahan Auskultasi TD pada kedua muskulo-skeletal lengan dan bandingkan Obesitas Monitor TD, nadi, RR, Posisi tubuh sebelum, selama, dan setelah Kelelahan otot aktivitas pernafasan Monitor kualitas dari nadi Hipoventilasi sindrom Monitor frekuensi dan irama Nyeri pernapasan Kecemasan Monitor suara paru Disfungsi Monitor pola pernapasan Neuromuskuler abnormal Kerusakan Monitor suhu, warna, dan persepsi/kognitif kelembaban kulit Perlukaan pada Monitor sianosis perifer

jaringan syaraf tulang belakang Imaturitas Neurologis

Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3 Kurang Pengetahuan

NIC : Teaching : disease Process Definisi : Berikan penilaian tentang Tidak adanya atau tingkat pengetahuan pasien kurangnya informasi tentang proses penyakit yang kognitif sehubungan spesifik dengan topic spesifik. Kriteria Hasil : Jelaskan patofisiologi dari Pasien dan keluarga penyakit dan bagaimana hal Batasan karakteristik : menyatakan ini berhubungan dengan memverbalisasikan pemahaman tentang anatomi dan fisiologi, dengan adanya masalah, penyakit, kondisi, cara yang tepat. ketidakakuratan prognosis dan program Gambarkan tanda dan mengikuti instruksi, pengobatan gejala yang biasa muncul perilaku tidak sesuai. Pasien dan keluarga pada penyakit, dengan cara mampu melaksanakan yang tepat prosedur yang Gambarkan proses Faktor yang dijelaskan secara benar penyakit, dengan cara yang berhubungan : Pasien dan keluarga tepat keterbatasan kognitif, mampu menjelaskan Identifikasi kemungkinan interpretasi terhadap kembali apa yang penyebab, dengna cara yang informasi yang salah, dijelaskan perawat/tim tepat kurangnya keinginan kesehatan lainnya Sediakan informasi pada untuk mencari informasi, pasien tentang kondisi, tidak mengetahui dengan cara yang tepat sumber-sumber Hindari harapan yang informasi. kosong Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan 11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup

NOC : Kowlwdge : disease process Kowledge : health Behavior

atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat 4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC : Nutritional Status : food Nutrition Management and Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi Definisi : Intake nutrisi Kriteria Hasil : untuk menentukan jumlah tidak cukup untuk Adanya peningkatan kalori dan nutrisi yang keperluan metabolisme berat badan sesuai dibutuhkan pasien. tubuh. dengan tujuan Anjurkan pasien untuk Berat badan ideal sesuai meningkatkan intake Fe Batasan karakteristik : dengan tinggi badan Anjurkan pasien untuk Berat badan 20 % atauMampu mengidentifikasi meningkatkan protein dan lebih di bawah ideal kebutuhan nutrisi vitamin C Dilaporkan adanya Tidak ada tanda tanda Berikan substansi gula intake makanan yang malnutrisi Yakinkan diet yang dimakan kurang dari RDA Tidak terjadi penurunan mengandung tinggi serat (Recomended Daily berat badan yang untuk mencegah konstipasi Allowance) berarti Berikan makanan yang terpilih Membran mukosa dan ( sudah dikonsultasikan konjungtiva pucat dengan ahli gizi) Kelemahan otot yang Ajarkan pasien bagaimana digunakan untuk membuat catatan makanan menelan/mengunyah harian. Luka, inflamasi pada Monitor jumlah nutrisi dan rongga mulut kandungan kalori Mudah merasa Berikan informasi tentang kenyang, sesaat setelah kebutuhan nutrisi mengunyah makanan Kaji kemampuan pasien untuk Dilaporkan atau fakta mendapatkan nutrisi yang adanya kekurangan dibutuhkan makanan Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring perubahan sensasi rasa BB pasien dalam batas normal Perasaan Monitor adanya penurunan ketidakmampuan untuk berat badan mengunyah makanan Monitor tipe dan jumlah Miskonsepsi aktivitas yang biasa dilakukan Kehilangan BB dengan Monitor interaksi anak atau makanan cukup orangtua selama makan Keengganan untuk Monitor lingkungan selama makan makan Kram pada abdomen Jadwalkan pengobatan dan Tonus otot jelek tindakan tidak selama jam Nyeri abdominal makan dengan atau tanpa Monitor kulit kering dan patologi perubahan pigmentasi

Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

DAFTAR PUSTAKA

1. Baughman C Diane, Keperawatan medical bedah, Jakrta, EGC, 2000. 2. Doenges E Mailyn, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. Jakarta, EGC. 1999

3. Hudak,Carolyn M. Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1,


Jakarta.EGC. 1997

4. Purnawan J. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius.


FKUI.1982.

5. Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4.


Jakarta. EGC. 1995.

6. Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, Brunner and


Suddarths, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002.

7. Syamsuhidayat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta,
EGC, 1997.

8. Susan Martin Tucker, Standar perawatan Pasien: proses keperawatan,


diagnosis, dan evaluasi. Ed5. Jakarta EGC. 1998.

You might also like

  • LAPORAN PENDAHULUAN Cva e
    LAPORAN PENDAHULUAN Cva e
    Document18 pages
    LAPORAN PENDAHULUAN Cva e
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Prosedur Hemodialisa
    Prosedur Hemodialisa
    Document4 pages
    Prosedur Hemodialisa
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Pengkajian Hemodialisa
    Pengkajian Hemodialisa
    Document1 page
    Pengkajian Hemodialisa
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Sap Ket
    Sap Ket
    Document11 pages
    Sap Ket
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Trigger 4
    Trigger 4
    Document28 pages
    Trigger 4
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • LP pNEUMONIA Nic Noc
    LP pNEUMONIA Nic Noc
    Document13 pages
    LP pNEUMONIA Nic Noc
    Kiyo Korean Stationary
    100% (4)
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Document11 pages
    Laporan Pendahuluan
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • LAPORAN PENDAHULUAN Cva e
    LAPORAN PENDAHULUAN Cva e
    Document18 pages
    LAPORAN PENDAHULUAN Cva e
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Pneumoni
    Pneumoni
    Document10 pages
    Pneumoni
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Strategi Pelaksanaan Pasien HDR
    Strategi Pelaksanaan Pasien HDR
    Document3 pages
    Strategi Pelaksanaan Pasien HDR
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • ASkep CA Mamae
    ASkep CA Mamae
    Document5 pages
    ASkep CA Mamae
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • LP TB Paru
    LP TB Paru
    Document16 pages
    LP TB Paru
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Document2 pages
    Abs Trak
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Maja Lah
    Maja Lah
    Document14 pages
    Maja Lah
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • LP DM Gangren
    LP DM Gangren
    Document15 pages
    LP DM Gangren
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Format Renpra
    Format Renpra
    Document10 pages
    Format Renpra
    Lia Aprilia
    No ratings yet
  • Intan Dyah P.
    Intan Dyah P.
    Document21 pages
    Intan Dyah P.
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • TOKSIKOLOGI
    TOKSIKOLOGI
    Document1 page
    TOKSIKOLOGI
    Kiyo Korean Stationary
    100% (1)
  • Laporan Pendahuluan PK
    Laporan Pendahuluan PK
    Document4 pages
    Laporan Pendahuluan PK
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Demam Tifoid
    Demam Tifoid
    Document14 pages
    Demam Tifoid
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • 1783 1615 1 PB
    1783 1615 1 PB
    Document17 pages
    1783 1615 1 PB
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet
  • Skripsi
    Skripsi
    Document27 pages
    Skripsi
    kakkoinakawai
    No ratings yet
  • TOKSIKOLOGI
    TOKSIKOLOGI
    Document1 page
    TOKSIKOLOGI
    Kiyo Korean Stationary
    100% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Document1 page
    Bab I
    Kiyo Korean Stationary
    No ratings yet