You are on page 1of 39

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin


GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

1. KATALOG
GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA
MODEL : FLEA-2000AL
1.1 Gambaran
- Mengukur kerugian gesekan pada pipa dan peralatannya secara langsung.
- Kemungkinan aliran yang terjadi laminer dan turbulen.
- Kontrol alirannya presisi.
- Macam-macam belokan (bend), katub, dan kran (cock).
- Memberikan hasil yang meyakinkan.
1.2 Lingkup Experimen
Kerugian gesekan pada :
1. Pipa lurus (beberapa bagian)
2. Perubahan penampang pipa langsung (membesar dan mengecil
3. Katup gerbang, katup bola, dan kran
4. Belokan 90
0
, radius kecil
5. Belokan 90
0
, radius besar
1.3 Spesifikasi

+ Pompa air
Laju aliran x head : 73 liter/menit x 15 m
+ Motor Penggerak
Daya : 0,75 kW
+ Tangki penyimpanan air
Kapasitas : 50 100 liter
+ Pengaturan kerugian gesek
Jaringan pipa, nominal (in) : B, B, 1 B, 1 1/4 B,
Perubahan penampang : Pembesaran dan pengecilan
langsung, pembesaran dan
pengecilan secara berangsur-
angsur.

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
Peralatan pipa : Katup pintu air (gerbang),
katup bola, dan kran.
Belokan : 90
0
radius kecil dengan
penghubung ulir (sekrup) dan
radius besar yang disambung
dengan las.
+ Peralatan
Flow meter : Orifice meter, nozzle,
venturimeter, rota meter.
Manometer pipa U (air raksa) : 550 mm (air raksa tidak
disuplai)
Manometer pipa U terbalik (air) : 550 mm
Penunjuk tekanan : 32 point

1.4 Kebutuhan Pendukung
1. Listrik 3 fase 220/380 v, 50/60 Hz
2. Suplai air dingin pada tekanan utama (mains )dan kering.
1.5 Dimensi dan Berat
Panjang : 3200 mm
Lebar : 700 mm
Tinggi : 1700 mm
Volume : 8 m
3

Berat : 800 kg

2. TEORI UMUM
Fluida cair yang megalir di dalam pipa mengalami bermacam-macam
hambatan (mendapat beberapa kerugan). Kerugian-kerugian aliran tersrbut
dapat dibagi menjadi 2 bagian :
1 . MAYOR LOSSES
Adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa yang
disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
kekasaran pipa, diameter pipa dan bilangan Reynold. Secara matematik
dapat ditulis:



dengan hf = kerugianyang disebabkan oleh gesekan aliran fluida dan pipa
f = koefisien gesekan
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran
g = gravitasi

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
untuk mendapatkan harga f dapat digunakan grafik Moody (Moody Diagram).
Misalnya akan mencari koefisien gesekan dari suatu pipa, harga bilangan
Reynold dapat dicari terlebih dahulu dengan menggunakan :


Kemudian angka kekasaran () dibagi dengan diameter pipa didapat suatu
harga /d. Dari bilangan Reynold ditarik garis keatas sampai pada garis /d.
Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynold, maka akan didapat
harga f. Untuk beberapa bahan angka kekasarannya dapat diketahui seperti
tabel berikut
2. MINOR LOSSES
Adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida cair yang disebabkan
oleh valve, elbow (bend), orifice, dan perubahan penampang. Secara
matematika dapat ditulis sebagai berikut :


dengan h = kerugian aliran akibat valve, elbow (bend), orifice, dan
perubahan penampang
k = koevisien hambatan valve, elbow (bend), orifice, dan
perubahan penampang
V = kecepatan aliran
g = gravitasi
berikut ini diberikan tabel dan grafik koefisien hambatan pada minor losses.
Tabel 1. Koefisien hambatan untuk katup terbuka dan sambungan T


GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin












GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin












GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin








GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin



GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin


GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin



GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin







GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
7. LINGKUP EKSPERIMEN
1. Mengetahui pengaruh factor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada
bilangan reynold tertentu.
2. mengetahui pengaruh koefisien head dalam belokan 90
0
, reducer used pipe,
sudden enlargement & contraction pipe, glove valve, gate valve dan cock pada
bilangan reynold tertentu.
3. Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle dan pipa venturi.


























GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
8. HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN
1. KERUGIAN GESEKAN PADA PIPA
1. Pengukuran dan perhitungan
2. Faktor gesekan aliran pada pipa

2. KERUGIAN HEAD PADA PERLENGKAPAN PIPA
1. Pengukuran dan peritungan
2. Koefisien kerugian tekanan pada bend (belokan) 90
0
radius kecil, reducer
used pipe(perubahan besar penampang berangsur-angsur), sudden
enlargement & contraction pipe(perubahan besar penampang langsung),
glove valve(katup bola), gate valve(katup gerbang) dan cock(kran).

3. PENGUKURAN DENGAN ORIFICE, NOZZLE DAN PIPA VENTURI
1. Pengukuran dan perhitungan
2. Koefisien aliran orifice, nozzle, dan pipa venture


















GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
I. EKSPERIMEN UNTUK MENGUKUR KERUGIAN GESEK PADA PIPA

(1) TUJUAN
Untuk mengetauhi kebiasaan atau prilaku (behavior) fluida incompressible pada
jaringan saluran (piping), khususnya kerugian gesekan fluida.
Tekanan diferensial (
4
1
1 , 1 ,
4
3
,
2
1
h h h h ) yang berhubungan dengan laju aliran
(Q), pada berbagai atau diameter pipa (
1
/
2
B,
3
/
4
B, 1B, 1
1
/
4
B) diukur dan dihitung
untuk mendapatkan factor gesekan (
1
/
2,

3
/
4,
1, 1
1
/
4
) yang berhubungan dengan
gesekan pada bilangan Reynold

(2) PERALATAN EKSPERIMEN
Gambar terlampir (gambar 4-1)

(3) PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. PERSIAPAN
A. Pengoprasian pompa dan katup
Yakinkan bahwa semua katup ventilasi udara dan katup pembuangan
dalam keadaan tertutup.
Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve)
dank ran (cock) untuk mengalirkan air.
Putar switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
B. Pengaturan laju aliran
Laju aliran pada jaringan pipa diatur oleh katup control aliran (VF-1,VF-2)
2. PENGUKURAN
A. Tekanan diferensial dan laju aliran air dalam pipa
Tekanan diferensial (
4
1
1 , 1 ,
4
3
,
2
1
h h h h ) yang berhubungan dengan
kerugian gesek fluida pada laju aliran (Q) diukur dengan manometer air
pipa U terbalik. Laju aliran aktual (Q) diukur dengan Rotameter.
B. Pengesetan laju aliran

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
Berbagai tekanan dan laju aliran yang dihasilkan untuk mengukur kerugian
gesekan diatur. Untuk memastikan angka pilihan laju aliran (pada
rotameter) disarankan setelah lebih dari lima menit.
C. Menghilangkan udara dalam pipa
Katup ventilasi udara dibuka untuk menghembus keluar udara dari jaringan
pipa. Gunakan VA-1, VA-2, dan ventilasi udara pada manometer.

(4) PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
1. HASIL PENGUKURAN
1. Tekanan diferensial -
4
1
1 , 1 ,
4
3
,
2
1
h h h h
2. Laju aliran aktual perjam - Q (m
3
/jam)
3. Temperatur air - T (
0
C)
2. PERHITUNGAN DAN PERSAMAAN
a. Laju aliran perdetik Q
1
(m
3
/detik)
3
1
10
6 , 3

= x
Q
Q
dengan Q didapat dari Rotameter
b. Kecepatan air dalam pipa V (m/s)
2
1
4
/ d Q V
t
=
dengan d adalah diameter dalam pipa, yaitu:
d
1
/
2
B = 0,0161 m, d
3
/
4
B = 0,0216 m, d 1B = 0,0276 m, d 1
1
/
4
B = 0,0357
m, d 2B = 0,0529 m.
c. Faktor gesekan untuk air dalam pipa
l V
d h g
.
. . 2
2
=
dengan h adalah tekanan diferensial yaitu
4
1
1 , 1 ,
4
3
,
2
1
h h h h (mH
2
O),
dan l adalah panjang pipa = 2m
d. Bilangan Reynold untuk aliran air dalam pipa
u
V d
d
.
Re =
dimana v adalah viskositas kinematik air pada temperature T
0
C (m
2
/s)

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
(5) HASIL AKHIR
1. CATATAN HASIL
Catatan hasil harga pengukuran dan perhitungan dimasukan pada tabel
2. GRAFIK
Dari hasil perhitungan kurva (mulus) hubungan antara kerugian gesek pada
pipa dan bilangan Reynold






















Red

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
II. EKSPERIMEN UNTUK MENGUKUR KERUGIAN HEAD PADA
PERALATAN PIPA

(1) TUJUAN
Untuk mengetahui kebiasaan atau perilaku (behavior) fluida incompressible
pada jaringan pipa, khususnya kerugian head fluida pada peralatan pipa.
Tekanan diferensial, yang berhubungan dengan laju aliran pada peralatan pipa,
seperti glove valve, gate valve, cock, perubahan penampang pipa (reducer used
pipe, sudden enlargement & contraction pipe) dan perubahan aliran (smooth 90
0

bend, radius besar dan kecil), diukur dan dihitunguntuk mendapatkan koefisien
kerugian head yang berhubungan dengan kerugian gesekan pada bilangan
reynold.

(2) PERALATAN EKSPERIMEN
Gambarnya terlampir (Gambar 4-1)

(3) PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. PERSIAPAN
A. Pengoperasian pompa dan katup
Yakinkan bahwa semua katup ventilasi udara dan katup pembuangan
dalam keadaan tertutup.Buka semua katup pengatur aliran, katup bola,
katup gerbang (gate valve) dank ran (cock) untuk mengalirkan air.
B. Pemilihan laju bukaan glove valve, gate valve, dan cock
Berbagai laju bukaan glove valve, gate valve, dan cock diatur pada
persentase yang sama yaitu bukaan penuh untuk setiap eksperimen.
C. Pengaturan laju aliran
Laju aliran pada jaringan pipa diatur oleh katup control aliran (VF-1,VF-
2)





GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
2. PENGUKURAN
A. Tekanan diferensial dan laju aliran air dalam pipa
Tekanan diferensial (
4
1
1 , 1 ,
4
3
,
2
1
h h h h ) yang berhubungan dengan
kerugian gesek fluida pada laju aliran (Q) diukur dengan manometer air
pipa U terbalik. Laju aliran aktual (Q) diukur dengan Rotameter.
B. Pengesetan laju aliran
Berbagai tekanan dan laju aliran yang dihasilkan untuk mengukur
kerugian gesekan diatur.
Untuk memastikan angka pilihan laju aliran (pada rotameter) disarankan
setelah lebih dari lima menit.
C. Menghilangkan udara dalam pipa
Katup ventilasi udara dibuka untuk menghembus keluar udara dari
jaringan pipa. Gunakan VA-1, VA-2, dan ventilasi udara pada
manometer.

(4) PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
1. HASIL PENGUKURAN
a. Tekanan diferensial yang berhubungan dengan kerugian head pada smoth
90
0
Bend dengan radius kecil
h
1-2
(mHg), h
1-2
(mH
2
O), h
27-28
(mHg), h
27-28
(mH
2
O)
b. Tekanan diferensial pada perubahan penampang pipa secara berangsur-
angsur (reducer used pipe)
h
3-4
(mHg), h
3-4
(mH
2
O), h
5-6
(mHg), h
5-6
(mH
2
O)
c. Tekanan diferensial yang berhubungan dengan kerugian head pada
perubahan penampang pipa secara tiba-tiba (sudden enlargement &
contraction pipe)
h
29-30
(mHg), h
29-30
(mH
2
O), h
31-32
(mHg), h
31-32
(mH
2
O)
d. Tekanan diferensial yang berhubungan dengan kerugian head pada glove
valve, gate valve, dan cock
h
9-10
(mHg), h
9-10
(mH
2
O), h
7-8
(mHg), h
7-8
(mH
2
O), h
11-12
(mHg), h
11-
12
(mH
2
O)
e. Laju aliran aktual per-jam Q (m
3
/s)

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
2. PERHITUNGAN DAN PERSAMAAN
a. Laju aliran perdetik Q
1
(m
3
/detik)
3
1
10
6 , 3

= x
Q
Q
dengan Q didapat dari Rotameter
b. Kecepatan air dalam pipa V (m/s)
2
1
4
/ d Q V
t
=
dengan d adalah diameter dalam pipa, yaitu:
d 1
1
/
4
B = 0,0357 m, d 2B = 0,0529 m.
c. Koefisien kerugian head pada smooth 90
0
bend radius kecil
1-2

g V
h
2 / )
4
1
1 (
2
2 1
2 1

=
d. Koefisien kerugian head pada reducer pipe
3-4

g V V
h
2 / )
4
1
1 2 (
2
4 3
4 3


e. Koefisien kerugian head pada sudden enlargement & contraction pipe

29-30,

31-32

Rumus
29-30
=
1-2,
h
1-2
diganti h
29-30
Rumus
31-32
=
1-2,
h
1-2
diganti h
31-32

f. Koefisien kerugian head pada glove valve, gate valve, dan cock valve

9-10,

7-8,

11-12

Rumus
9-10
=
1-2,
h
1-2
diganti h
9-10
Rumus
7-8
=
1-2,
h
1-2
diganti h
7-8
Rumus
11-12
=
1-2,
h
1-2
diganti h
11-12

g. Bilangan Reynold untuk aliran air dalam pipa
u
)
4
1
1 ( ).
4
1
1 (
Re
V d
d =
dimana v adalah viskositas kinematik air pada temperature T
0
C (m
2
/s)




GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
(5) HASIL AKHIR

1. CATATAN HASIL
Catatan hasil harga pengukuran dan perhitungan dimasukan pada tabel.
2. GRAFIK
Dari hasil perhitungan kurva (mulus) hubungan antara kerugian gesek pada
pipa dan bilangan Reynold.





















Red 1
1
/
4

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
III. EKSPERIMEN UNTUK PENGUKURAN DENGAN ORIFICE, NOZZLE,
DAN TABUNG VENTURI

(1) TUJUAN
Untuk mengetahui kebiasaan atau perilaku (behavior) fluida incompressible
pada jaringan pipa khususnya pengukuran laju aliran dan teorinya. Tekanan
differensial (ho, hn, hv) yang berhubungan dengan laju aliran pada Orifice,
Nozzle, dan pipa Venturi, diukur dan digunakan untuk menghitung koefisien
(Co, Cn, Cv) untuk menentukan hubungan laju aliran pada pipa dengan bilangan
reynold.

(2) PERALATAN EKSPERIMEN
Gambarnya terlampir (Gambar 4-1)

(3) PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. PERSIAPAN
A. Pengoprasian pompa dan katup
Yakinkan bahwa semua katup ventilasi udara dan katup pembuangan
dalam keadaan tertutup.Buka semua katup pengatur aliran, katup bola,
katup gerbang (gate valve) dank ran (cock) untuk mengalirkan air.
Putar switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
B. Pengaturan laju aliran
Laju aliran pada jaringan pipa diatur oleh katup control aliran (VF-1, VF-
2).
2. PENGUKURAN
A. Tekanan diferensial dan laju aliran dalam pipa
Tekanan diferensial (ho, hn, hv) yang berhubungan dengan kerugian
head untuk laju aliran air (Qo, Qn, Qv) pada Orifice, Nozzle, dan pipa
Venturi diukur dengan manometer air pipa U. Laju aliran aktual (Q) diukur
dengan Rotameter.
B. Pengesetan laju aliran

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
Berbagai takanan dan laju aliran yang dihasilkan untuk mengukur kerugian
head pada Orifice, Nozzle, dan pipa Venturi diatur.
Untuk memastikan angka pilihan laju aliran (pada rotameter) disarankan
setelah lebih dari lima menit.
C. Menghilangkan udara dalam pipa
Katup ventilasi udara dibuka untuk menghembus keluar udara dari jaringan
pipa. Gunakan VA-1, VA-2, dan ventilasi udara pada manometer.

(4) PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
1. HASIL PENGUKURAN
a. Tekanan diferensial yang dihasilkan oleh Orifice ho (mHg)
b. Tekanan diferensial yang dihasilkan oleh Nozzle hn (mHg)
c. Tekanan diferensial yang dihasilkan oleh pipa Venturi hv (mHg)
d. Laju aliran aktual per-jam Q (m
3
/jam)
e. Temperatur air T (
0
C)
2. PERHITUNGAN DAN PERSAMAAN
a. Laju aliran per-detik Q
1
(m
3
/detik)
3
1
10
6 , 3

= x
Q
Q
dengan Q didapat dari Rotameter
b. Laju aliran teoritis pada Orifice Qo (m
3
/detik)
ho g do Qo . 2
4
2
t
=
Dengan do = diameter Orifice (0,0114m)
g = 9,8 m/s
2

ho = 12,55 x ho
ho = perbedaan tekanan antara tingkat yang atas dan bawah pada
Orifice (mH
2
O)
ho = pembacaan dari perbedaan merkuri kolom pada pipa
manometer U air raksa (mHg)
c. Laju aliran teoritis pada Nozzle Qn (m
3
/detik)
hn g dn Qn . 2
4
2
t
=

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
Dengan dn = diameter Orifice (0,012m)
g = 9,8 m/s
2

hn = 12,55 x ho
hn = perbedaan tekanan antara tingkat yang atas dan bawah pada
Orifice (mH
2
O)
hn = pembacaan dari perbedaan merkuri kolom pada pipa
manometer U air raksa (mHg)
d. Laju aliran teoritis pada pipa Venturi Qv (m
3
/detik)
hv g dv Qv . 2
4
2
t
=
Dengan dv = diameter Orifice (0,0114m)
g = 9,8 m/s
2

hv = 12,55 x ho
hv = perbedaan tekanan antara tingkat yang atas dan bawah pada
Orifice (mH
2
O)
hv = pembacaan dari perbedaan merkuri kolom pada pipa
manometer U air raksa (mHg)
e. Koefisien aliran pada Orifice, Nozzle, dan pipa Venturi Co, Cn, Cv
Qo
Q
Co
1
=
Qn
Q
Cn
1
=
Qv
Q
Cv
1
=
f. Bilangan Reynold untuk aliran air dalam pipa
u
)
4
1
1 ( ).
4
1
1 (
Re
V d
d =
dimana v adalah viskositas kinematik air pada temperature T
0
C (m
2
/s)
g. Kecepatan air dalam pipa V (m/s)
2
1
4
/ d Q V
t
=
dengan d adalah diameter dalam pipa, yaitu:
d 1
1
/
4
B = 0,0357 m, d 2B = 0,0529 m.





GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
(5) HASIL AKHIR
1. CATATAN HASIL
Catatan hasil harga pengukuran dan perhitungan dimasukan pada tabel.
2. GRAFIK
Dari hasil perhitungan kurva (mulus) hubungan antara kerugian gesek pada
pipa dan bilangan Reynold.























Red 1
1
/
4

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
Fluid Circuit Friction Experimental Apparatus

Contoh Perhitungan:
1. Viskositas kinematik air pada 27 Celcius
T (C) V (m2/s)
25 0.00844 .10-4
27 x .10-4
30 0,00796 .10-4

4
4
4
4
10 . 008488 . 0
00176 , 0 5 00442 , 0
00088 , 0
) 10 00884 , 0 (
5
2
00796 , 0 10 0084 , 0
) 10 00884 , 0 (
30 25
27 25

=
= +

X
x
X x
x
X x

Jadi viskositas kinematik air pada suhu 27 C, v = 0,008488 .
4
10

m2/s

2. h A i = 14 mmHg
= 14.
3
10

mHg
= 14.
3
10

.13,6 mH2O
= 190,4.
3
10

mH2O

h A ii = 7 mmHg
= 7.
3
10

mHg
= 7.
3
10

.13,6 mH2O
= 95,2.
3
10

mH2O

h A iii = 7 mmHg
= 7.
3
10

mHg
= 7.
3
10

.13,6 mH2O
= 95,2.
3
10

mH2O


GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
3. s m x x x
Q
Q / 10 0833 , 0 10
6 , 3
3 , 0
10
6 , 3
3 3 3 3
1

= = =
4. ik m
x
x
x
x
xd
Q
Vi det / 4165 , 0
10 2 , 0
10 0833 , 0
0161 , 0
4
14 , 3
10 0833 , 0
4
3
3
2
3
2
1
= = = =


t

5. ik m
x
x
x
xd
Q
Vii det / 0833 , 0
001 , 0
10 0833 , 0
0357 , 0
4
14 , 3
10 0833 , 0
4
3
2
3
2
1
= = = =

t

6. ik m
x
x
x
xd
Q
Viii det / 78585 , 0
000106 , 0
10 0833 , 0
0116 , 0
4
14 , 3
10 0833 , 0
4
3
2
3
2
1
= = = =

t

7.
4
4
10 79 , 0
10 008488 , 0
4165 , 0 0161 , 0 .
Re x
x
x V d
di = = =

u

8.
4
4
10 3504 , 0
10 008488 , 0
0833 , 0 0357 , 0 .
Re x
x
x V d
dii = = =

u

9.
4
4
10 07397 , 1
10 008488 , 0
78585 , 0 0116 , 0 .
Re x
x
x V d
diii = = =

u

10. Faktor gesekan aliran air dalam pipa (25-26):
3
3
2
3
2
10 1986 , 173
3469 , 0
10 082624 , 60
2 ) 4165 , 0 (
0161 , 0 10 190,4 8 , 9 2 . . 2


= = = = x
x
x
x x x
xl V
d h g

11. Koefisien kerugian head pada bend (27-28):
9266 , 268
10 354 , 0
10 2 , 95
8 , 9 . 2 / 0833 , 0
10 2 , 95
2 / )
4
1
1 (
3
3
2
3
2
28 27
= = = =

x
x x
g V
h
,
12. Laju aliran teoritis pada pipa venturi:
ik m x hv g dv Qv det / 10 138567 , 0 10 . 7 . 55 , 12 . 8 , 9 . 2 0116 , 0
4
14 , 3
. . 2
4
3 3 3 2 2
= = =
t

13. Koefisien aliran pada venturi:
6011532 , 0
10 138567 , 0
10 0833 , 0
3
3
1
= = =

x
x
Qv
Q
Cv





GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
1. Hubungan antara bilangan reynold dan kerugian gesek ()
Keterangan : X = Red
( i )
, Y =


Contoh perhitungan statistik:
09471707 , 0
10
9471707 , 0
= = =

n
Y
y
a. Regresi Linear (Y =a +bX)
144752041 , 0
) 310726 ( 10 11 10
) 10 258 )( 10 310 ( ) 10 11 )( 09471707 , 0 (
) (
) )( ( ) )( (
2 9
2 9
2 2
2
7
=

=


x x
x x x
X X n
XY X X Y
a
6
2 9
7 2
2 2
10 6106 , 1
) 310726 ( 10 11 10
) 09471707 , 0 )( 10 310 ( 10 258 10
) (
) )( (

=

=


x
x x
x x x
X X n
y X XY n
b

X x Y
6
10 6106 , 1 14475204 , 0

+ =
586260965 , 0
009786058 , 0
004048874 , 0 009786058 , 0
) (
) ) (( ) (
2
2 2
2
=


y Y
bX a Y y Y
r

b. Regresi Polinomial (Y =i +jX +kX
2
)
) ......( 10 2.301 10 5.063 1.187x10
) ......( 10 5.063 1.187x10 310726.18
) ......( 1.187x10 310726.18 10
19 14 4 3 2 2
14 10 3 2
10 2
10
iii k x j x i X k X j X i Y X
ii k x j i X k X j X i XY
i k j i X k X j ni Y



+ + = + + =
+ + = + + =
+ + = + + =

No. X Y Y' XY X2 X3 X4 X2Y (Y-y)2 (Y-a-bx)2 (Y-i-jX-kx2)2
1 7768.1544 0.179112 1391.3681 60344223 4.688E+11 3.641E+15 1.1E+07 0.0071225 0.0021967 0.0005197
2 12946.924 0.119749 1550.3816 167622842 2.17E+12 2.81E+16 2E+07 0.0006266 1.726E-05 0.0001483
3 18125.694 0.082245 1490.7516 328540770 5.955E+12 1.079E+17 2.7E+07 0.0001555 0.0011102 0.0008589
4 23304.463 0.095242 2219.5635 543098008 1.266E+13 2.95E+17 5.2E+07 2.755E-07 0.0001436 2.728E-09
5 28483.233 0.090402 2574.9346 811294555 2.311E+13 6.582E+17 7.3E+07 1.862E-05 7.199E-05 5.72E-05
6 33662.002 0.081759 2752.1568 1.133E+09 3.814E+13 1.284E+18 9.3E+07 0.0001679 7.725E-05 5.27E-05
7 38840.772 0.071645 2782.7363 1.509E+09 5.86E+13 2.276E+18 1.1E+08 0.0005323 0.0001116 2.168E-06
8 44019.542 0.081278 3577.8038 1.938E+09 8.53E+13 3.755E+18 1.6E+08 0.0001806 5.489E-05 0.0001304
9 49198.311 0.07655 3766.1093 2.42E+09 1.191E+14 5.859E+18 1.9E+08 0.0003301 0.0001214 8.973E-06
10 54377.081 0.06919 3762.373 2.957E+09 1.608E+14 8.743E+18 2E+08 0.0006516 0.000144 0.0001457
Total 310726.18 0.947171 25868.179 1.187E+10 5.063E+14 2.301E+19 9.3E+08 0.0097861 0.0040489 0.0019242

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga: i = 0,20041; j = -6,258x10
-6
; k =
7,48962x10
-11
803376904 . 0
009786058 , 0
001924165 , 0 009786058 , 0
) (
) ) (( ) (
7,48962x10 0 6,258x1 - 0,20041
2
2 2 2
2
2 11 6
=


=
+ =



y Y
kX jX i Y y Y
r
X X Y















GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin

Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan faktor gesekan terlihat
bahwa bentuk grafik cenderung menurun seiring bertambah besarnya bilangan
reynold. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar bilangan reynold, maka
faktor gesekan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan rumus bilangan reynold:


Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan faktor gesekan:


Dimana:
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tekanan diferensial (mH2O)
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
y = -2E-06x + 0.1448
R = 0.5863
y = 7E-11x
2
- 6E-06x + 0.2004
R = 0.8034
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
0 20000 40000 60000
K
e
r
u
g
i
a
n

G
e
s
e
k

Bilangan Reynold
Hubungan antara Bilangan Reynold dengan Kerugian Gesek () Pada Pipa
Lurus
Linear (Series1)
Poly. (Series1)

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
Dari rumus tersebut, dengan mengasumsikan nilai dari d, v, g, h dan l konstan
maka dapat disimpulkan bahwa besarnya Red dan sangat tergantung pada V.
Besarnya bilangan reynold sebanding dengan kecepatan aliran (V) sedangkan besarnta
faktor gesekan berbanding terbalik dengan kecepatan aliran (V). Jadi, semakin besar
bilangan reynold, maka kecepatan aliran yang ditimbulkan semakin besar yang
menimbulkan bidang kontak antara fluida dan pipa semakin kecil sehingga
mengakibatkan faktor gesekan juga semakin kecil.
Pada grafik di atas terlihat adanya penyimpangan. Pada bilangan reynold
tertentu bentuk grafik terlihat semakin naik. Hal ini disebabkan karena adanya
fluktuasi perbedaan tekanan pada manometer sehingga data yang diambil kurang
tepat.






















GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
2. Hubungan antara bilangan reynold dan kerugian head ()
Keterangan : X = Red
( ii )
, Y =

No. X Y Y' XY X2 X3 X4 X2Y (Y-y)2 (Y-a-bx)2 (Y-i-jX-kx2)2
1 3503.2853 268.9476 942200.22 12273008 4.3E+10 1.506E+14 3.3E+09 15395.027 5740.9715 1731.6913
2 5838.8089 152.1475 888360.2 34091689 1.991E+11 1.162E+15 5.2E+09 52.948799 917.84194 1737.3147
3 8174.3324 148.1956 1211400.3 66819711 5.462E+11 4.465E+15 9.9E+09 11.053692 552.85129 317.55915
4 10509.856 128.0703 1346000.3 110457073 1.161E+12 1.22E+16 1.4E+10 282.2609 1082.6154 250.44075
5 12845.38 142.8883 1835455 165003775 2.12E+12 2.723E+16 2.4E+10 3.9305916 54.023555 237.78659
6 15180.903 130.95 1987938.9 230459819 3.499E+12 5.311E+16 3E+10 193.79243 73.161255 202.12215
7 17516.427 122.9475 2153600.5 306825202 5.374E+12 9.414E+16 3.8E+10 480.63695 33.883275 126.71707
8 19851.95 119.6504 2375294.7 394099926 7.824E+12 1.553E+17 4.7E+10 636.07202 2.6147891 53.430713
9 22187.474 114.944 2550316.4 492283991 1.092E+13 2.423E+17 5.7E+10 895.62174 58.45457 13.984924
10 24522.997 119.9679 2941972.1 601377396 1.475E+13 3.617E+17 7.2E+10 620.16082 547.76923 115.58686
Total 140131.41 1448.709 18232539 2.414E+09 4.644E+13 9.518E+17 3E+11 18571.505 9064.1868 4786.6343

Contoh perhitungan statistik:
4709 , 144
10
709 , 1448
= = =

n
Y
y
c. Regresi Linear (Y =a +bX)
2809108 , 209
140131.41) ( 10 2.414 10
) 18232539 )( 140131.41 ( ) 10 2.414 )( 709 , 1448 (
) (
) )( ( ) )( (
2 9
9
2 2
2
=

=


x x
x
X X n
XY X X Y
a
0045964 , 0
140131.41) ( 10 2.414 10
) 709 , 1448 )( 140131.41 ( 18232539 10
) (
) )( (
2 9 2 2
=

=


x x
x
X X n
y X XY n
b

X Y 0045964 , 0 2809108 , 209 =
511930405 , 0
18571.505
9064.1868 18571.505
) (
) ) (( ) (
2
2 2
2
=


y Y
bX a Y y Y
r
d. Regresi Polinomial (Y =i +jX +kX
2
)
) ......( 10 9.518 10 4.644 10 2.414
) ......( 10 4.644 10 2.414 140131.41
) ......( 10 2.414 140131.41 10
17 13 9 4 3 2 2
13 9 3 2
9 2
iii k x j x i x X k X j X i Y X
ii k x j x i X k X j X i XY
i k x j i X k X j ni Y



+ + = + + =
+ + = + + =
+ + = + + =



GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga: i= 288,265; j=-0,019220; k =5,2181x10
-7
74225913 . 0
18571.505
4786.6343 18571.505
) (
) ) (( ) (
10 2181 , 5 0,019220 288,265
2
2 2 2
2
2 7
=


=
+ =



y Y
kX jX i Y y Y
r
X x X Y













GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin

Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan kerugian head terlihat
bahwa bentuk grafik cenderung menurun seiring bertambah besarnya bilangan
reynold. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar bilangan reynold maka
kerugian head semakin kecil. Hal ini sesuai dengan rumus bilangan reynold:


Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan kerugian head:


Dimana:
h = tekanan diferensial (mH2O)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Dari kedua rumus di atas, dengan mengasumsikan nilai d, v, h, dan g konstan,
maka dapat disimpulkan bahwa besarnya Red dan tergantung pada V. Besarnya
y = -0.0046x + 209.28
R = 0.5119
y = 5E-07x
2
- 0.0192x + 288.27
R = 0.7423
0
50
100
150
200
250
300
0 10000 20000 30000
K
e
r
u
g
i
a
n

H
e
a
d

Bilangan Reynold
Hubungan antara Bilangan Reynold dengan Kerugian Head () Pada Bend
90
Linear (Series1)
Poly. (Series1)

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
bilangan reynold sebanding dengan kecepatan aliran (V) sedangkan besarnya kerugian
head berbanding terbalik dengan kecepatan aliran (V). Jadi semakin besar bilangan
reynold, maka kecepatan aliran yang ditimbulkan semakin besar yang menyebabkan
kerugian head semakin kecil. Hal ini didasari oleh terbentuknya daerah separasi
(separated region) pada belokan pipa. Semakin tinggi kecepatan, tekanan pada daerah
tekanan tinggi (high-pressure region) semakin besar dan tekanan pada daerah tekanan
rendah (low-pressure region) semakin kecil sehingga menyebabkan daerah separasi
semakin kecil dan kerugian headnya pun juga semakin kecil. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah:

Pada grafik di atas terlihat adanya sedikit penyimpangan. Pada bilangan
reynold tertentu bentuk grafik terlihat semakin naik yang berarti kerugian head
semakin besar. Hal ini disebabkan karena adanya fluktuasi perbedaan tekanan pada
manometer sehingga data yang diambil kurang tepat.







GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
3. Hubungan antara bilangan reynold dengan koefisien aliran pada venturi (Cv)
Keterangan : X = Red
( iii)
, Y = Cv

No. X Y Y' XY X2 X3 X4 X2Y (Y-y)2 (Y-a-bX)2 (Y-i-jX-kX2)2
1 10781.663 0.601221 6482.1628 116244248 1.253E+12 1.351E+16 7E+07 0.0193344 0.0103579 0.0067355
2 17969.438 0.799348 14363.825 322900690 5.802E+12 1.043E+17 2.6E+08 0.0034902 0.0077562 0.0089562
3 25157.213 0.757625 19059.737 632885353 1.592E+13 4.005E+17 4.8E+08 0.0003012 0.0014488 0.0012096
4 32344.988 0.72773 23538.416 1.046E+09 3.384E+13 1.095E+18 7.6E+08 0.0001572 1.316E-08 9.934E-05
5 39532.763 0.734826 29049.693 1.563E+09 6.178E+13 2.442E+18 1.1E+09 2.963E-05 1.695E-06 0.0002085
6 46720.538 0.743286 34726.733 2.183E+09 1.02E+14 4.765E+18 1.6E+09 9.101E-06 1.265E-06 0.0002034
7 53908.313 0.754904 40695.602 2.906E+09 1.567E+14 8.445E+18 2.2E+09 0.0002142 4.883E-06 5.84E-05
8 61096.088 0.740935 45268.222 3.733E+09 2.281E+14 1.393E+19 2.8E+09 4.428E-07 0.0004017 0.0005441
9 68283.863 0.75938 51853.409 4.663E+09 3.184E+14 2.174E+19 3.5E+09 0.0003652 9.762E-05 1.097E-05
10 75471.638 0.78344 59127.478 5.696E+09 4.299E+14 3.244E+19 4.5E+09 0.0018637 3.476E-05 0.0006554
Total 431266.5 7.402694 324165.28 2.286E+10 1.354E+15 8.538E+19 1.7E+10 0.0257654 0.0201049 0.0186813

Contoh perhitungan statistik:
7402694 . 0
10
7.402694
= = =

n
Y
y
e. Regresi Linear (Y =a +bX)
690570271 , 0
431266.5) ( 10 2.286 10
) 324165.28 )( 431266.5 ( ) 10 2.286 )( 7.402694 (
) (
) )( ( ) )( (
2 10
10
2 2
2
=

=


x x
x
X X n
XY X X Y
a
6
2 10 2 2
10 1524 , 1
431266.5) ( 10 286 , 2 10
) 7.402694 )( 431266.5 ( 324165.28 10
) (
) )( (

=

=


x
x x
x
X X n
y X XY n
b

X x Y
6
10 1524 , 1 690570271 , 0

=
219691601 , 0
0.0257654
0.0186813 0.0257654
) (
) ) (( ) (
2
2 2
2
=


y Y
bX a Y y Y
r
f. Regresi Polinomial (Y =i +jX +kX
2
)
) ......( 10 538 , 8 10 1.354 10 2.286
) ......( 10 1.354 10 2.286 431266.5
) ......( 10 2.286 431266.5 10
19 15 10 4 3 2 2
15 10 3 2
10 2
iii k x j x i x X k X j X i Y X
ii k x j x i X k X j X i XY
i k x j i X k X j ni Y



+ + = + + =
+ + = + + =
+ + = + + =



GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
dari persamaan i, ii, dan iii diperoleh harga: i = 0,645005; j = 3,893x10
-6
; k = -
3,17824x10
-11
274943581 . 0
0.0257654
0.0186813 - 0.0257654
) (
) ) (( ) (
11 - 3,17824x10 6 - 3,893x10 0,645005
2
2 2 2
2
2
= =


=
+ =


y Y
kX jX i Y y Y
r
X X Y










GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin

Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan koefisien aliran terlihat
bahwa bentuk grafik cenderung naik (konstan) seiring bertambah besarnya bilangan
reynold. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin besar bilangan reynold, maka
semakin besar pula koefisien alirannya. Secara matematis dapat dirumuskan, untuk
bilangan reynold:


Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan koefisien aliran:


Dimana:
Qv = /4.dv
2

Q1 = laju aliran per detik (m3/s)
Qv = laju aliran teoritispada venturi (m3/s)
dv = diameter venturi (m)
y = 1E-06x + 0.6906
R = 0.2197
y = -3E-11x
2
+ 4E-06x + 0.645
R = 0.2749
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 20000 40000 60000 80000
K
o
e
f
i
s
i
e
n

A
l
i
r
a
n

Bilangan Reynold
Hubungan Antara Bilangan Reynold dengan Koefisien Aliran Pipa Venturi
Pada 27 C
Linear (Series1)
Poly. (Series1)

GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hv = perbedaan tekanan pada venturi (mH2O)
yang menyatakan bahwa Red dan Cv sebanding dengan besarnya kecepatan aliran
(V). Secara teoritis, pada aliran fluida di dalam pipa berlaku hukum kekekalan energi
dan hukum kontinuitas. Hal ini berarti bahwa debitnya selalu konstan, tetapi pada
kondisi aktualnya tidak demikian. Kejadian ini disebabkan karena koefisien aliran
yang meliputi loses karena perubahan penampang dan ketidakseragaman aliran yang
berpengaruh pada kecepatan fluida. Jika kita tinjau persamaan hukum kontinuitas dan
hukum kekekalan energi,
Q1=Q2
A1.V1=A2.V2
V1 =


Karena z1 = z2



dengan Cv =



GESEKAN PADA ALIRAN FLUIDA

Phenomena Dasar Mesin
sehingga Q = /4.dv
2

karena Qv = /4.dv
2

maka Q = Cv. Qv
dari persamaan Cv, dapat disimpulkan bahwa nilai Cv dipengaruhi oleh perubahan luas
penampang serta ketidakseragaman aliran fluida.























Rohmad Rudianto (0710620056)
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Malang 2009

You might also like