You are on page 1of 3

Apa yang dimaksud dengan mikropaleontologi Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil, ilmu ini mempelajari

masalah organisme yang hidup pada masa yang lampau yang berukuran sangat renik (mikroskopis),yang dalam pengamatannya harus menggunakan Mikroskop atau biasa disebut micro fossils (fosil mikro) a. Organisme atau sisa kehidupan yang terawetkan secara alamiah yang umurnya lebih tua dari Holosen atau sekitar 10.000 tahun yang lalu. b. tokoh 2 mikro pal: 1. Shrock &Twen hofel (1952): Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.Studi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu). 2. Strabo (58 SM-25 M), Melihat kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Numm ulites. 3. Abbe Giraud de Saulave (1777) Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna).Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya. 4. Chevalier de Lamarck (1774 - 1829), Pencetus Hipotesa Evolusi .Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya. 5. Baron Cuvier (1769 - 1832) Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi) 6. William Smith (1769 - 1834) Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya. 7. Charles Robert Darwin (1809 - 1882) Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam 8. Pada abad ke 18 dan 19, seorang ahli geologi berkebangsaan Inggris William Smith dan ahli paleontologi Georges Cuvier dan Alexandre Brongniart dari Perancis, menemukan batuan-batuan yang berumur sama serta mengandung fosil yang sama pula, walaupun batuan-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh c. yang membedakan antara mikropaleontologi dan paleontology adalah ukuran fosil umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter untuk mikropaleontologi d. Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal) e. cara berkembang foraminifera, Foraminifera bereproduksi dengan 2 cara yaitu aseksual dan seksual. Cara aseksual yaitu pada individu yang telah dewasa terdapat sebuah inti pada protoplasmanya.

Inti tersebut kemudian membelah diri terus menerus selama menjadi dewasa membentuk nuclei-nuclei. Pada tahap selanjutnya inti-inti akan meninggalkan cangkangnya dan keluar sambil membawa sebagian protoplasmanya Sedangkan selanjutnya dengan pada tahap seksual, pada bentuk-bentuk megalosfer ini membentuk kembali inti-inti kecil (nucleioli) yang semakin banyak pada tahapan dewasa, dan akhirnya pecah keluar melalui apertur sambil membawa protoplasma dan membentuk flagel untuk pergerakkannya. F. urutan preparasi untuk fosil foram (plakton dan bentos) - Proses pencucian batuan dilakukan dengan cara yang umum sebagai berikut : a. Ambil 100 - 300 gram sedimen kering b. Apabila sedimen tersebut agak keras harus ditumbuk dan dihaluskan dengan palu karet atau palu kayu hingga ukuran diameternya, 3-6mm. c. Melarutkan sedimen terebut kedalam dalam larutan H202 (hidrogen peroksida) 50% dan diaduk atau dipanaskan. tujuannya untuk memisahkan mikrofosil dengan matriks lempung. biarkan selama 2-5 jam hingga tidak ada reaksi lagi. d. setelah itu seluruh residu di saring dengan air yang deras di atas saringan yang dari atas ke bawah berukuran 30-80-100 mesh e. Residu yang tertinggal pada saringan 80 dan 100 mesh diambil dan kemudian dikeringkan di dalam oven 60o f Setelah kering , residu di kemas dalam plastik dan di beri label g. sampel siap di determinasi Preparasi foram besar a. sampel batuan yang akan di analisis disayat terlebih dahulu dengan arah sayatan memotong struktur tubuh foram b. kemudian sampel ditipiskan pada kedua sisinya c. kemudian salah satu sisi sampel di poles dengan abrasif ( karborundum) dan air. d. kemudian sisi tersebtu di tempelkan pada gelas objek ukuran 43 x 30 mm dengan menggunakan balsam kanada. e Sisi lainnya ditipiskan kembali hingga sampel menjadi trasparan dan biasanya mempunyai ketebalan 30 30-50 m f. setetlah ketebalan yang dimaksud tercapai, balsam kanada diteteskan secukupnya dan kemudian ditutup dengan cover glass g. sampel siap dideterminasi i. Pengambilan sampel batuan di lapangan hendaknya diperhatikan tujuan yang akan kita capai. Mendapatkan sampel yang baik diperhatikan interval jarak tertentu terutama untuk menyusun biostratigrafi. Kriteria - kriteria pengambilan sampel batuan : Memiiih sampel batuan yang insitu dan bukan berasal dari talus, karena. dikhawatirkan fosilnya sudah tidak insitu

Batuan yang berukuran butir halus lebih memungkinkan mengandung fosil, karena batuan yang berbutir kasar tidak dapat mengawetkan fosil atau kemungkinan fosilnya rusak. Contoh batuan yang diambil sebaiknya dari batuan lempung (clay), serpih (shale), napal ,(marl), tufa napalan (marly tuff), batugnmping bioklastik, batugamping dengan campuran batupasir sangat halus. Batuan yang lunak akan memudahkan dalam proses pemisahan fosil. Jika endapan turbidit, diambil pada bntuan yang berbutir halus, yang diperkirakan merupakan endapan suspensi yang juga mencerminkan kondisi normalnya

You might also like