You are on page 1of 6

Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan karena masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar-daerah dan antar-golongan

masyarakat, masih tertinggalnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia bila dibandingkan dengan negaranegara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.1 Pengertian kesehatan2 ada bermacam-macam, antara lain:
a) Menurut WHO

Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.
b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan

Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Visi Indonesia Sehat 2010 telah dicanangkan sejak tahun 1999, yaitu melalui Prasasti yang ditandatangani oleh Presiden Habibie. Pada tahun 2010 itu bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi.1,3,4 Derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu, faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan dan faktor genetika. Dua faktor pertama (lingkungan dan perilaku) pengaruhnya sangat besar terhadap derajat kesehatan dibandingkan dengan faktor pelayanan dan genetika. Karena itu, masalah kesehatan seperti maraknya berbagai penyakit menular yang saat ini melanda Indonesia seperti DBD, Flu Burung, dan Polio tidak mungkin hanya diatasi oleh Departemen Kesehatan saja, tetapi memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak seperti Pemerintah Pusat dan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Pusat dan Daerah, Organisasi Kemasyarakatan, LSM, kalangan Pengusaha dan Swasta, Media Massa, para Profesional dan Perguruan Tinggi, para tokoh masyarakat, tokoh publik, kaum selebriti dan komponen masyarakat lainnya serta badanbadan internasional.4 Paradigma pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif harus diubah menjadi Paradigma Sehat. Yaitu paradigma pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan dalam jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap dan bertindak mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri, yaitu melalui
1

kesadaran terhadap pentingnya upaya-upay kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.1 Untuk dapat mewujudkan Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program kesehatan harus memasukkan pertimbangan akan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dalam semua kegiatan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah, dan swasta. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga dengan mengikutsertakan peran aktif setiap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta.3 Masalah Kesehatan Masalah kesehatan terjadi karena faktor hubungan ekologi manusia dengan lingkungannya seimbang. Ketidakseimbangan ini terjadi karena perbuatan manusia tidak didasari oleh perilaku yang positif dan bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan perubahan perilaku manusia dapat terjadi melalui pendidikan, karena pendidikan memberi dasar atau bekal kepada anak didik dalam berhubungan dengan lingkungannya baik dari segi pengetahuan, sikap dan perbuatannya. 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan paling sering disebabkan karena faktor lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Lingkungan yang dimaksud dalam ruang lingkup kesehatan ini dapat didefinisikan menjadi: a) Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960) Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. b) Menurut Encyclopaedia Americana (1974) Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme. c) Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu. Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang cukup besar dalam mempengarui masalah kesehatan di masyarakat. Pengertian kesehatan lingkungan antara lain:

a) Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. b) Menurut WHO (World Health Organization) Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. c) Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen) Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. Selain itu, sasaran kesehatan lingkungan tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Tempat umum, seperti: hotel, terminal, pasar, pertokoan, restoran, tempat wisata, jalan raya, taman umum. 2. Lingkungan pemukiman, seperti: rumah tinggal, asrama, ruko. 3. Lingkungan kerja, seperti: perkantoran, kawasan industri, pasar, kawasan perdagangan, sekolah. 4. Angkutan umum, seperti: kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum. 5. Lingkungan lainnya, seperti: lingkungan yang berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran, reaktor/tempat yang bersifat khusus. Yang paling dekat dengan masyarakat dan sangat terlihat pengaruhnya bagi kesehatan masyarakat adalah lingkungan pemukiman yang juga erat kaitannya terhadap kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk di suatu lingkungan pemukiman, akan menimbulkan suatu pemukiman yang padat dan kumuh. Lingkungan padat dan kumuh berbahaya bagi kesehatan karena tidak terjamin adanya sanitasi yang baik dan semakin mempermudah proses penularan penyakit. Penyakit yang sering timbul akibat kepadatan penduduk (pemukiman padat) dan kumuh adalah DBD, diare, dan TBC. Bahkan menurut data, penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang penyebarannya cenderung semakin meluas akibat mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi serta menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia setiap 5 tahun sekali.6
3

Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut : a) Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah slum/kumuh>>>sanitasi kesehatan lingkungan buruk. b) Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit menular. c) Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap) >>>mencemari udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA. Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat.8 Masalah kesehatan muncul karena masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang berpartisipasi aktif dan kurang peduli melakukan perilaku hidup sehat seperti penyediaan air bersih, jamban yang baik, pemenuhan gizi seimbang, dan pengelolaan sampah yang benar. Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan. Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer.8 Solusi Solusi yang dapat dilakukan sehubung dengan masalah kesehatan antara lain: a) Kesehatan pemukiman yang memenuhi kriteria seperti:
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah


Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni

rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. b) Adanya peran aktif dari masyarakat sekitar, seperti Digerakkan promosi kesehatn untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain lain.

PKD (Polkesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaiti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain.7

c) Adanya kerja sama lintas sektor untuk menjalankan program kesehatan di seluruh bidang pembangunan. d) Peran aktif dari puskesmas di setiap wilayah, seperti Melakukan program penyuluhan secara teratur dan membina kader-kader kesehatan posyandu. Mengatasi masalah penyakit endemis yang sering muncul di wilayah tersebut (misalnya gerakan 3M untuk penyakit DBD). Menggalang dana kesehatan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Mengadakan kerja sama dan rujukan dengan berbagai penyelenggara sebagai upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
5

Daftar Pustaka
1. Hartanto B. Penataan sistem kesehatan daerah. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2001.
2. Setiabudi R. Dasar kesehatan lingkungan. Diunduh dari

http://ajago.blogspot.com/2007/12/dasar-kesehatan-lingkungan.html, 18 November 2008.


3. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia sehat 2010. Diunduh dari

http://www.koalisi.org/dokumen/dokumen1561.pdf, 16 November 2008.


4. Gerakan masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, 18 November

2005. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/index.php? option=news&task=viewarticle&sid=1383&Itemid=2, 18 November 2008.


5. Ilmu Kesehatan Gizi. Diunduh dari http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?

menu=bmpshort_detail2&ID=299, 18 November 2008.


6. Suroso T. Kebijakan nasional pada demam berdarah dengue. Diunduh dari

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07_KebijakannasionalpadaDBD81.pdf/07_Kebij akannasionalpadaDBD81.html, 18 November 2008.


7. Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. Desa siaga benteng utama menanggulangi

masalah kesehatan di Kabupaten Purworejo, 22 Maret 2007. Diunduh dari http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php? option=com_content&task=view&id=13&Itemid=3, 18 November 2008.
8. Purnama S.G. Membedah konsep Blum dan paradigma sehat. Diunduh dari

http://www.kayanakesmas.blogspot.com/2008/07/membedah-konsep-blum-danparadigma.html, 16 November 2008.

You might also like