Professional Documents
Culture Documents
Sekapur Sirih, Rel dan Gerbong, Halaman 2 Sikap, Kekeluargaan Seharusnya Menciptakan Suasana Kekeluargaan, Halaman 3 Laporan Utama, LPJ WIHDAHPPMI dan Pemilu Calon Tunggal, Halaman 4-5 Komentar Peristiwa, Langkah KBRI dan PPMI Untuk Lindungi WNI, Halaman 6-7 Seputar Kita, PPMI Mengadakan Halaqah Ilmiyah Kedua, Halaman 7 Wawancara, Tsaqofina: Li Kulli Harokah Barokah, Halaman 8 Seputar Kita, Kelompok Kajian AFDA Mengadakan Rukyat Hilal, Halaman 9 Seputar Kita, International Islamic Centre Adakan Penyuluhan untuk Mahasiswa Indonesia, Halaman 9 Opini, Karena WIHDAH Adalah Keluarga, Halaman 10 Kolom, Cendekiawati, Halaman 11 Selamat Membaca! Santai dan penting dibaca Tajam tanpa melukai Kritis tanpa menelanjangi
TROBOSAN ADVERSITING
Media ini dikelola oleh Pelajar dan Mahasiswa Indonesia sebagai media informasi, opini dan komunikasi mahasiswa Indonesia di Mesir. Redaksi menerima tulisan dari pelbagai pihak dan berhak mengeditnya tanpa menghilangkan makna dan tujuan.
Sekapur Sirih
Jika pemimpin di atasnya atau sebelumnya yang harusnya bertanggung jawab mengayomi, namun malah gemar korupsi, entah itu korupsi waktu atau korupsi materi, sehingga anggotanya tidak diayomi, tidak diperhatikan dan justru ditelantarkan. Dan jika tradisi yang mengakar adalah jam karet dan kesalahan yang terus dipupuk, sehingga subur dan nampak sebagai kebenaran. Atau jika kebiasaan mengkotak-kotakkan golongan terus dipelihara dan diwariskan. Layakkah tradisi tersebut dipertahankan? Sampai kapan kita akan terus bertikai di tengah perjalanan? Sementara kereta lain terus melaju di atas relnya dengan kencang. Menertawakan kita yang menggaungkan persatuan dan ummah wasathiyah dalam setiap obrolan, mimbar, perkumpulan, dan jurnal-jurnal namun dalam ikhtilaf perkara furu saja musti mengeluarkan parang untuk menyalahkan yang tidak sependapat. Masih menyoal kepemimpinan, dalam bulan ini terdapat pergantian estafet kepemimpinan dalam tubuh Wihdah-PPMI. Bagi pemimpin terpilih, semoga bisa bersuara bahwa dirinya berada di sisi moderat. Tidak mewakili golongan tertentu. Husnudzon, optimis dan kepercayaan terhadap mereka harus kita jaga. Namun untuk membuktikannya, mari kita lihat dan saksikan. Selamat membaca.
saannya- mengayomi dan memberi teladan bagi seluruh anggotanya. Karena kekuasaan tersebut adalah amanah yang akan dipertanggung jawabkan, bukan untuk dijadikan lahan kompetisi golongan tertentu. Semua tahu akan hal itu. Namun paradigma sempit itu -mau tak mau- masih dapat dirasakan melalui fakta di lapangan. Mungkin mata kita harus benar-benar terbuka lebar untuk mencermati dan memahami ke arah mana tujuan perjalanan kita. Tujuan -beserta aksesorisnya- yang digagas oleh pendahulu, tentu memiliki iktikad yang baik. Namun dengan hal itu bukan berarti kita tutup mata pikiran untuk tidak bersikap kritis. Cara, alat, media dan nama yang dirumuskan generasi pendahulu adalah menyesuaikan kondisi di zamannya. Keberanian bersikap kritis bukan berarti menentang nenek moyang. Karena mereka juga manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa. Jika kita mendapati tradisi yang salah dan terlanjur mendarah daging, itu bukanlah suatu penghalang untuk meluruskan rel yang bengkok. Karena generasi penerus tidak selayaknya menjadi generasi yang membebek. Memang ada tongkat estafet yang harus diteruskan perjuangannya, tetapi adanya inovasi serta perbaikan sebagai terobosan baru demi kemaslahatan anggota adalah hal yang tidak boleh dilupakan.
Express Copy
Menerima segala jenis fotokopi Mahatthah Mutsallas, Hay `Asyir Building 102 Sweesry. Hp: 01001726484
Pendiri: Syarifuddin Abdullah, Tabrani Sabirin. Pimpinan Umum: Tsabit Qodami. Pemimpin Redaksi: Fahmi Hasan Nugroho. Pemimpin Perusahaan: Erika Nadarul Khoir. Dewan Redaksi: Abdul Majid, M. Hadi Bakri. Reportase: M. Ainul Yaqien, M. Zainuddin, Dirga Zabrian, Sulhansyah Jibran, Luthfiatul Fuadah Al-Hasan, Ainun Mardiah, Heni Septini. Editor: Zulfahani Hasyim. Pembantu Umum: Keluarga TROBOSAN. Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor 04, 08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228 E-mail: terobosanmasisir@yahoo.com. Facebook : Terobosan Masisir. Untuk pemasangan Iklan dan Layanan Pelanggan silakan menghubungi nomor telpon : 01159319878 (Tsabit) atau 01122217176 (Fahmi)
02
Laporan Utama
04
Laporan Utama
menyampaikan tanggapannya. Fraksi yang diketuai oleh Siti Zulfa Munaqosyah ini memberi saran kepada WIHDAH agar mengantisipasi dalam memilih tim formatur yang akan pulang atau tidak, dan memberi saran untuk mencari Designer sendiri dalam pembuatan pamflet agar bisa mandiri. Pihak WIHDAH menanggapi itu tergantung kepada masing-masing individu atas kesadarannya memegang tanggung jawab dan akan menusahakan untuk mencari designer khusus untuk WIHDAH. Fraksi terakhir yang diketuai oleh Sri Mulyani memberi tanggapan mengenai ketidak lengkapan data nilai kelulusan keputrian Masisir, karena yang terdata hingga saat ini hanya mahasiswi peraih nilai mumtaz dan jayyid jiddan. Mereka mempertanyakan mengapa nilai yang lainnya tidak ada, dan mengapa tidak ada nilai perbandingan dengan tahun lalu. Pihak WIHDAH meminta maaf atas ketidak lengkapan data yang ada dikarenakan Bidang Bikodastika bekerja sendirian, mengenai perbandingan data pihak WIHDAH mengeluarkan grafik yang telah dibuat. Pukul 6.20 acara dilanjutkan dengan penilaian masing-masing fraksi atas kinerja WIHDAH 2012 selama setahun ini. Pada tahun lalu, sistem penilailan dilakukan dengan pemberian nilai mumtaz, jayyid jiddan, jayyid dan lainnya. Akan tetapi pada tahun ini terjadi perubahan sistem menjadi sistem penilaian diterima atau tidak diterima. Dari keempat fraksi yang ada, seluruh fraksi menyatakan bahwa LPJ WIHDAH 2012 diterima. Suasana Auditorium Wisma Nusantara menjadi haru dengan gemuruh ucapan hamdalah dari DP WIHDAH 2012. Tepat pukul 6.29 sore DP WIHDAH 2012 telah resmi didemisioner dari jabatannya. Sidang Lanjutan dan Pemilu WIHDAH Pada hari pemilihan, Jum`at (8/3) lalu, saat tim TROBOSAN sampai di tempat pemungutan suara (TPS) yang terletak di Wisma Nusantara, keadaan masih sepi, padahal jam sudah menunjukan jam 12.00 CLT. Keadaan itu dikarenakan cuaca buruk dan angin debu yang mengakibatkan para mahasiswi kurang berkenan untuk keluar rumah. Pada saat itu juga terlihat panitia SPA sedang sibuk untuk menyiapkan acara sidang lanjutan DPA yang membahas tentang pengesahan AD/ART WIHDAH-PPMI, sidang pembahasan pelaksanaan TEMUS WIHDAHPPMI dan pembahasan tentang pengesahan Pola Pembinaan dan Pengembangan Organisasi (P3O) WIHDAH-PPMI. Saat jarum jam menunjukkan pada angka 13.50, seorang petugas acara maju ke podium untuk memulai sidang lanjutan. Meski sidang ini awalnya dijadwalkan akan dimulai pada jam 10.30, namun pada jam dua siang para undangan peserta sidang masih sangat sedikit. Tepat setelah selesainya sidang lanjutan DPA, para undangan TEMUS meminta untuk mengajukan sidang pembahasan dan pengesahan pelaksanaaan dan tata tertib TEMUS serta pembacaan LPJ TEMUS. Sidang kali ini berjalan cukup lancar, akan tetapi sempat terjadi ketegangan antara peserta sidang dalam pembahasan sanksi berupa denda dengan membayar sejumlah uang. Contohnya bagi para TEMUS yang hamil sebelum diberangkatkan ke Daker (daerah kerja) dikenakan denda 3%, banyak para peserta sidang yang tidak menyetujuinnya karena jumlah itu dinilai terlalu sedikit, akhirnya para peserta sidang sepakat untuk menaikan denda menjadi 30%. Setelah berjalannya waktu sidang dan pembahasan tentang sanksi telah selesai datanglah satu undangan TEMUS dan menyebutkan bahawa denda 30% terlalu banyak. Akhirnya sidang memutuskan bahwa pelanggar dikenakan denda sebesar 13%. Setelah selesainya sidang pembahasan tentang TEMUS dan waktu menunjukan jam 18.00 CLT pimpinan sidang mempersilahkan pada peserta untuk menunaikan ibadah sholat maghrib. Setelah menunaikan salat maghrib, para peserta kembali berkumpul untuk menyimak pembacaan LPJ TEMUS. Sempat ada keluhan dari peserta TEMUS ketika membacakan laporan yang disampaikan. Mereka mengeluhkan keterlambatan pengurusan berkas-berkas yang diperlukan, dan mereka juga mengeluhkan gaji mereka yang belum pasti. Berbeda dengan TEMUS tahun sebelumnya yang mana gaji mereka telah dijelaskan perinciannya. Sidang selanjutnya membahas tentang AD/ART WIHDAH-PPMI yang dipimpin oleh Umu Hani Tatila. Keadaan sempat tegang ketika membahas sanksi yang pernah ditetapkan oleh DPA tahun lalu yang membuat peraturan baru dalam AD/ART WIHDAH berupa sanksi bagi setiap pelanggaran peraturan, sanksi ini merupakan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Peserta sidang pun semakin berkurang. Setelah sidang berjalan selama satu setengah jam dan waktu menunjukan pukul 19.45, banyak peserta sidang yang mengundurkan diri karena ketentuan asrama Buuts yang membatasi waktu perizinan hingga pukul 20.00 malam. Maka para peserta sidang meninggalkan tempat sidang berikut tiga pimpinan sidang saat itu yaitu Umi Hani Tartila, Nur Inayah Bahri dan Nur Anisa Utami. Akhirnya ketua sidang memutuskan untuk menentapkan Zakia Zinun (ketua DPA lama) sebagai pengganti pimpinan sidang. Setelah selesainya sidang pembahasan AD/ART WIHDAH PPMI, sidang kemudian dilanjutkan dengan pembahsan P3O, Dalam sidang kali ini berjalan dengan sangat cepat dikarenakan sedikitnya peserta dan waktu sudah menunjukan pukul 22.00 CLT. Saat tim terobosan menemui ketua DPA baru Ledy Yulanda, ia menjelaskan tentang masalah pemilihan ketua WIHDAH jika hanya ada calon tunggal. Ia menjelaskan bahwa peraturan tidak adanya tambahan waktu pendaftaran calon ketua WIHDAH ketika terjadi calon tunggal telah disahkan dalam sidang tahun lalu. Saat itu para peserta sidang telah menyepakati jika suatu saat terdapat calon tunggal dalam pemilihan ketua wihdah maka ketua WIHDAH langsung dikukuhkan tanpa adanya kampanye dialogis. Begitu juga dalam pemilihan calon ketua tunggal, tidak disyaratkan batasan jumlah suara yang harus didapat oleh calon tunggal tersebut. Tepat pukul 23.00 CLT para tim Komisi Kehormatan Pemilu (KKP) menuju ke podium untuk membacakan laporan pertanggungjawaban. Sebagaimana dipaparkan oleh tim KKP bahwa dari awal pemilihan ketua WIHDAH terdapat dua calon ketua WIHDAH yang hendak mendaftarkan diri. Namun salah satu dari calon tersebut tidak memenuhi persyaratan karena terlambat untuk mendaftarkan diri. Calon kandidat itu datang pada pukul 18.17, terlambat 17 menit dari waktu yang telah ditetapkan meski tim sukses dari calon ini telah datang pada pukul 17.53. Maka setelah dilakukan perbincangan antara dewan KKP, mereka memutuskan untuk tidak menerima calon ini dan menetapkan bahwa calon yang bisa mengikuti tahap screening kali ini hanya satu orang, yaitu saudari Tsaqofina Hanifah. Setelah tim KKP selesai membacakan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan pemilihan ketua WIHDAH, maka tepat pukul 23.20 CLT dimulailah penghitungan suara yang dibacakan oleh ketua DPA baru Ledy Yulandadan didampingi oleh tim KKP yaitu Lumtul Choiroh. Penghitungan suara berjalan dengan lancar dan hasil pemilihan suara sebagai berikut: jumlah suara keseluruhan 196 suara, dengan suara terbesar 191 pemilih Tsaqofina Hanifah, suara pemilih golongan putih dengan jumlah 3 suara dan suara tidak sah berjumlah 2 suara. Dan inilah hasil akhir pemilu ketua WIHDAH dan telah diputuskan bahwa saudari Tsaqofina Hanifah menjabat sebagai ketua WIHDAH tahun 20132014. Dan setelah semua prosedur pelaksanaan pemilihan ketua WIHDAH selesai maka tibalah acara selanjutnya berupa pelantikan dan serah terima jabatan ketua WIHDAH 2013 -2014, yang diberikan oleh ketua WIHDAH lama Nurul Chasanah kepada saudarai Tsaqofina Hanifah. Acara ini selesai tepat pukul 24.00 tengah malam. [] Luthfi, Heni.
05
Komentar Peristiwa
06
Komentar Peristiwa
gan, DKKM adalah polisi Masisir. Namun anggapan semacam di atas ditolak oleh Abdurrahman Muhammad, selaku ketua DKKM saat dihubungi oleh TROBOSAN. Dia menjelaskan bahwa DKKM bukanlah polisi Masisir. DKKM hanyalah lembaga yang siap membantu memediasi untuk penanganan kriminal atau semacamnya. Kita ingin menghilangkan image Masisir terhadap DKKM yang mana melihat DKKM sebagai Polisi Masisir. DKKM dalam menghadapi laporanlaporan kejadian yang menimpa temanteman Masisir, insya Allah selalu siap untuk membantu jika harus berurusan dengan pihak kepolisian. Harus dititik bawahi, dari awal kami dari DKKM tidak mempunyai kekuatan hukum untuk menemukan tersangka ataupun mengembalikan barang milik korban jika seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Usaha Mentok di Meja Pribumi Kerja DKKM tahun memang berat. Apalagi sejak awal periode DKKM masa sekarang hingga kini belum ada dana bantuan yang cair dari KBRI. Tentu ini menjadi masalah tambahan bagi DKKM sendiri. Dalam sejarahnya, hampir setiap tahun DKKM mengejar KBRI untuk mendapat perhatian dari KBRI terkait penanganan kriminal yang kerap menimpa Masisir ini. Maka kehadiran Citizen Service di Mesir bakal menjadi angin segar bagi Masisir mengingat banyaknya kasus kriminal yang menimpa. Meskipun saat ini belum ada peresmian dari pusat, namun usaha pihak KBRI untuk hal ini patut kita syukuri. Pada Maret 2012 tahun lalu, DKKM mencatat sebelas aksi perampokan telah menimpa Masisir. Sedangkan sepuluh kasus lainnya adalah pencurian dan pembobolan rumah. Jumlah data yang begitu banyak ini selalu terkendala mentoknya proses hukum. Bahkan menurut pengakuan pihak KBRI yang disampaikan Pak Nugroho, tahun lalu terdapat 21 kasus dari aduan mahasiswa akhirnya berhenti tanpa tindak lanjut di kepolisian Mesir. Menurut pengakuan Pak Nugroho, KBRI sudah berusaha menindaklanjuti pengaduan masalah kriminal dari mahasiswa yang telah sampai di meja kerja. Padahal KBRI sendiri sudah melaksanakan tindakan prosedural dengan melaporkan ke kepolisian Mesir berbagai musibah yang dialami mahasiswa ini. Namun sayang, keadaan Mesir yang labil sampai sekarang menjadi hambatan terakhir KBRI dalam mengusahakan payung hukum WNI di sini. Tahun lalu ada 21 kasus tanpa tindak lanjut, pungkas Pak Nugroho. Dalam bincang bertema Sharing Ide Keamanan Masisir di gedung Konsuler 11 November 2012 lalu KBRI mengaku sudah sekuat tenaga berusaha menyelesaikan semua itu, namun pihak Mesir menjadi penutup hasil usaha tersebut. Pernyataan ini juga disampaikan PPMI melalui website resmi mereka. Justru yang jadi tersendat adalah pada Pihak Amn Dawlahnya sendiri. yang menganggap itu cuma masalah "sepele". Dengan itu marilah kita bersama-sama meningkatkan kewaspadan dan pencegahan yang di kembalikan pada diri sendiri. Begitu bunyi kutipan beritanya. Kinerja DKKM sangat terbatas mengingat keadaan yang tak jelas ini. Maka yang paling realistis untuk mereka lakukan adalah baru sebatas mendata sebagian rumah Masisir yang bertempat di kawasan-kawasan rawan kejahatan. Selain itu, DKKM juga sudah melakukan pertemuan dengan kepala polisi yang bertugas menangani kawasan H-10. Kondisi tidak memihak kita melihat kondisi yang semrawut ini. Pihak DKKM sendiri mengaku kesusahan mengatasi keterbatasan ini. Namun pad akhirnya mereka hanya bisa menghimbau agar kita semua lebih wasapada terhadapa keadaan sekitar, mengingat keadaan kita sebagai warga asing yang menjadi incaran utama. [] Tsabit, Fahmi.
Seputar Kita
Pada hari rabu (13/03) lalu, Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir bekerjasama dengan tujuh kekeluargaan menggelar halaqoh Ilmiah edisi kedua yang bertempat di aula LIMAS pada pukul 18:00 (maghrib) hingga masuk waktu Isya. Acara yang dimotori oleh Dep. Keilmuan DP-PPMI ini mendatangkan Syaikh Yusri Rusydi Jabar al-Husny sebagai narasumber. Halaqoh tersebut bertemakan Ketetapan Islam sebagai Rahmatan lil Alalmin. Acara ini diawali dengan bacaan ayat suci Al Quran oleh Ustadz Ahmad Nabawi, kemudian sambutan singkat dari Presiden PPMI Jamil Abdul Latif menandai dibukanya acara ini dengan beriringan membaca basmalah. Setelah melaksanakan shalat maghrib secarah berjamaah, pembawa Acara selaku Ahmad Ridlhoni menyerahkan sepenuhnya kepada Moderator, Dr. Mahkamah Mahdi, MA. untuk memandu jalannya sesi pencerahaan dari Dr Yusri Rusydi, kemudian diikutkan sesi tanya jawab untuk para hadirin. Sesuai tema halaqoh, di dalamnya beliau memaparkan berbagai uraian substantial dari arti keislaman dan akhlak pembawa risalah Islam, Rasulullah Muhammad Saw.
07
Wawancara
Menurut anda pribadi, apa sih WIHDAH itu? Menurut saya WIHDAH adalah suatu wadah untuk mengembangkan diri khususnya mahasiswi. Di dalam WIHDAH mahasiswi bebas berekspresi dan berkreasi karena lingkupnya yang khusus akhwat, jadi tidak ada rasa malu untuk mengeluarkan ide dan kreasinya. Karena jika lingkupnya luar, rasa malu terkadang ada meskipun tidak menafikan bahwa kita juga perlu untuk berinteraksi dengan ikhwan, berbagi inspirasi, bertukar ide dan ilmu. Namun di sini kita jadikan WIHDAH itu organisasi induk mahasiswi yang menjadi tempat belajar diskusi dan berorganisasi. Karena pembelajaran itu bukan hanya kuliah di Azhar saja, tetapi organisasi pun butuh pembelajaran, karena tak lain tujuan berorganisasi adalah sebagai ajang pembelajaran untuk bermasyarakat. Adakah nantinya program anda yang akan menyita jam kuliah, bagaimana sikap anda jika hal itu terjadi oleh organisasi yang masih di bawah naungan WIHDAH? WIHDAH berusaha untuk menyesuaikan atau mengimbangi jam kuliah, pun sebenarnya acara tahun lalu juga sudah dimulai bada zuhur. Namun berbeda dengan panitia, karena memang panitia butuh kinerja lebih. Di awal kami akan konsolidasi dengan seluruh organisasi baik keputrian atau badan afiliatif lainnya. Kalaupun ada organisasi yang mengadakan acara di pagi hari, itu karena kuliah libur. Salah satu program anda adalah Talkshow inspirasi WIHDAH, apa maksud inspirasi WIHDAH tersebut ? Kita mengambil program ini dari sekolah inspiratif yang ada di Indonesia tetapi sistemnya berkala, tidak setiap minggu ada karena banyaknya kegiatan yang kita adakan, jadi kita buat acara ini seperti Talkshow. Untuk konsepnya, misalkan temanya tentang kedokteran maka kita ambil tokoh pematerinya kak Lathifah. Di dalam talkshow ini mahasiswi dapat memahami perjalanan sang narasumber, mendapatkan inspirasi dan motivasinya agar masisir khususnya mahasiswi baru memiliki gambaran untuk masa depannya. Dalam program anda ada kajian literature. Apa bedanya dengan kajian WIHDAH selama ini?
Iya ada bedanya, Kalau WIHDAH selama ini regular dan tema yang diangkat beruntun, anggotanya juga tetap. Namun dalam kajian literature ini nantinya akan membahas berbagai macam masalah dan juga mendatangkan pakarnya. Contohnya masalah ekonomi, nanti kita datangkan tokoh dari PAKEIS. Seberapa yakin program-program anda akan terjalani? Optimis dan keyakinan itu harus ada, namun kita tidak memungkiri hal positif atau negatif itu akan terjadi. Kami tetap berusaha, tetapi hasil tetap di tangan Allah. Allah lah yang berkehendak. Namun kami tetap optimis acara akan berjalan dengan baik dan bermanfaaat. Dalam wawancara dengan Informatika anda berkata, jika anda ingin mengambil DP WIHDAH dari setiap kekeluargaan. Tetapi bukankah itu tidak menutup kemungkinan anda mengambil satu kelompok, misalnya dari Almamater tertentu? Kita tetap berusaha mengambil dari setiap kekeluargaan. Tidak mematok satu pihak, karena WIHDAH itu berarti satu, jadi saya ingin mengambil DP WIHDAH itu juga menyeluruh. Merupakan hal yang lumrah jika setiap orang mempunyai ideologi dan keyakinan masing-masing. Namun jika dikaitkaitkan dengan hal ini (ideology dan organisasi-red) menurut saya itu kurang pas. Seperti yang disinggung dalam Informatika, dari segi bahasa nama WIHDAH seharusnya Wahdah. Sebagai ketua WIHDAH adakah keinginan anda untuk menggantinya? Memang secara lughowi yang benar adalah Wahdah. Berarti persatuan. Namun untuk perubahannya kita perlu musyawaroh kembali. Karena ini sudah menjadi hal turuntemurun. Seperti halnya kata Marodh yang secara konteks bahasa seharusnya Maridh. Ibu Ellywarti sendiri yang mendirikan pertama kali WIHDAH pun belum menelusuri hal itu. Menurut anda, ke mana arah orientasi mahasiswi saat ini? Apakah ke organisasi atau ke mana? Menurut saya mahasiswi saat ini ada 3 golongan, yang pertama bisnis, kedua organisasi dan kajian, ketiga dunia sendiri. Banyak diantara mahasiswi yang aktif dalam berorganisasi baik di keputrian, badan afiliatif, ormas, maupun WIHDAH sendiri, juga diantaranya banyak yang ikut kajian, talaqi, aktif kuliah dan lain sebagainya. Lalu yang ketiga itu dunia sendiri. itu dinamika masisir yang saya perhatikan. Bagaimana komentar anda dengan dinamika Masisir yang anda jelaskan tadi? Yang namanya dinamika itu selalu
berubah seiring dengan perkembangannya. Namun kita berusaha untuk memprioritaskan apa tujuan kita untuk datang ke mesir ini. Tentunya tujuan orang datang ke mesir ini tak lain untuk belajar, belajar di kuliah atau belajar berorganisasi. Bolehlah berbisnis tetapi kita juga tidak lupa akan niat awal kita untuk datang negeri kinanah ini. Oleh karena itu kita harus bisa menyeimbangkan antar ketiganya. Tak bisa dipungkiri, masisir terpecah dalam beberapa golongan, adakah program WIHDAH untuk menyatukan mereka? Iya memang mindset masisir yang terpecah dalam beberapa golongan itu sudah ada dari dulu. Untuk merubahnya, kita mulai dari diri kita untuk tidak menstigma suatu golongan tertentu. karena suatu pikiran itu mempengaruhi pikiran yang lain. Dan di WIHDAH ini, seperti tema SPA WIHDAH (menuju WIHDAH yang satu) kita tampung ide dan inspirasi seluruh mahasiswi bukan untuk satu pihak atau golongan tertentu. Juga kita rangkul semuanya melalui acara WIHDAH. Contohnya Talk Show WIHDAH, semua orang bisa datang, kajian literature, semua orang bisa ikut dalam kajian tersebut tidak dikhususkan pada golongan tertentu, juga nanti dalam DP WIHDAH kita ambil dari setiap keputrian. Dari situ terbukti bahwa WIHDAH itu ingin menyeluruh. Namun jika masih ada yang hanya berpihak pada golongan tertentu, menurut saya pikiran-pikiran seperti itu adalah pikiran yang sempit. Dan mindset itu mempengaruhi yang lain. Oleh karenanya dari diri sendiri kita rubah mindset kita, kita perbaharui pikiran kita. Akhir-akhir ini PPMI didominasi satu kelompok saja, efeknya PPMI tidak bisa merangkul mahasiswa, komentar anda? Untuk menjawab hal ini kita perlu mengumpulkan fakta-fakta, karena menurut saya setiap orang itu memiliki pandangan masingmasing. Kalau memang dirasa ada kekurangan dalam tubuh PPMI ataupun WIHDAH misalnya, sampaikan saja langsung kepada PPMI atau WIHDAH agar itu menjadi masukan bagi kami. Dari pemilihan kemarin suara yang anda terima 196 suara, lalu dengan hasil itu apakah menunjukkan kurangnya perhatian Masisir khususnya Mahasiswi terhadap WIHDAH? Tidak semua pernyataan itu benar. Menurut saya hal itu terjadi karena banyak faktor, di antaranya hari yang dipilih untuk pemilu itu hari jumat. hari jumat adalah hari libur aktifitas, semua orang sibuk dengan kegiatan pribadinya masing-masing. Berbeda dengan hari-hari biasa yang mana orang-orang akan
08
Seputar Kita
Doc: TROBOSAN
Pada senin (12/3) lalu, tiga belas orang mahasiswa yang tergabung dalam kelompok kajian AFDA (Astronomy and Falak Deep Analysis) PCI Muhammadiyah Mesir melakukan rukyat hilal untuk bulan Jumadal Ula 1434 H. di pantai Muntazah, Alexandria. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah pengalaman para anggota dalam merukyat hilal, jelas Nuril Dwi, Koordinator Kajian AFDA. Rukyat hilal kali ini dibantu dengan dua buah teleskop untuk membantu penglihatan dalam melihat hilal. Teleskop itu dibeli di sebuah toko khusus yang terletak di daerah Thantha dengan harga satuan sekitar 3.000
Doc: TROBOSAN
Sebagai pembicara terakhir, Prof. Dr. Hamid Abu Thalib menyampaikan secara terperinci tentang bahaya-bahaya kesehatan remaja seperti seks bebas, hubungan sesama jenis, dan pernikahan dini. Acara ditutup dengan tanya jawab masalah kesehatan secara umum. Acara penyuluhan ini tak hanya diadakan satu kali saja. Pada hari Sabtu (9/3) juga digelar acara serupa yang diperuntukkan khusus untuk sekitar 40 mahasiswi Indonesia. [] Yaqien.
datang selesai kuliah. faktor lain karena kebetulan pada hari itu cuaca tidak mendukung, hujan debu yang melanda seluruh kota kairo. Jadi jika ada yang memberi pernyataan seperti itu, saya rasa kurang pas dan klaim itu tidak benar. Apa harapan anda untuk Mahasiswi-mahasiswi Indonesia yang menggali ilmunya di negeri kinanah ini? Seperti motto saya, saya berharap kita semua bisa meningkatkan
pribadi kita, menjadi muslimah yang sittikully dan komprehensif, serba bisa dan tidak pasif. Karena itu semua akan berharga bagi diri kita dan keluarga kita nantinya. Aktif dimana saja baik di kuliah maupun organisasi, Aktiflah aktif yang positif karena li kulli harrokah barokah, insya Allah. [] Ainun, Erika.
09
Opini
10
Kolom
Oleh: Kurniawan Saputra* Manusia hidup di alam materi. Karena itu, mereka butuh simbol. Simbol mewakili sesuatu yang lebih luas, lebar, dalam, dan rumit. Lambang penyederhanaan. Ia sekaligus solusi atas keterbatasan nalar manusia. Tapi simbol tidak mandiri. Ia hanya wujud kristal dari yang abstrak. Untuk itu, bentuk-bentuk penyederhanaan seperti ikon, lambang, slogan, dan lain-lain, harus punya ihwal yang diwakili. M emba ca ja rg o n kam pa ny e simbolvisikandidat ketua WIHDAH tahun ini, saya mencoba menalar apa yang dimaksud. Lets be excellent muslimah scholar. Pada hakikatnya, slogan itu menarik. Bukan cuma karena ditulis dalam bahasa Inggris, tapi juga karena sesuai dengan ekspektasi saya pribadi. Selama ini, saya mengharapkan orientasi organisasi yang lebih kondusif bagi kemahasiswaan, bukan yang justru menyesatkan fokus dengan memfasilitasi perkara sekunder. Munculnya slogan ini, setidaknya memuaskan dari satu sisi. Bahwa kesadaran tentang pentingnya harmoni kegiatan akademis-ekstrakulikuler ternyata cukup populer. Setidaknya para penggagas semboyan ini melihat demikian. Semoga ide ini terhablur dari sebuah penalaran, juga dari semangat menuju perbaikan, bukan sekadar buah pikiran yang mendadak muncul karena persyaratan protokoler. Kata scholar, dalam kamus bahasa Inggris Oxford Dictionary, salah satunya bermakna a specialist in a particular branch of study, especially the humanities. Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti seperti ini, seorang pakar dalam satu bidang studi, terutama bidang humaniora. Sampai di sini, maksudnya jelas. Tapi masalah datang ketika harus menerjemahkan kata scholar dalam bahasa Indonesia. Khususnya, demi memberikan rangkaian semantis yang ideal dari jargon di atas. Saya bimbang antara kata cendekiawan atau sarjana. Jika terjemahannya adalah cendekiawan cendekiawati berdasarkan konteks-, maka saya harus memberikan acungan jempol. Artinya, calon ketua WIHDAH tahun ini visioner. Dia atau tim suksesnya- mampu menalar gejolak sosial rakyatnya, lalu menjawab tantangan masyarakat itu dalam sebuah visi yang segar. Tapi membentuk cendekiawati bukan pekerjaan mudah. Kecedekiawanan adalah ihwal elite. Kata cendekiawan dalam KBBI salah satunya bermakna orang cerdik atau orang intelek. Sedangkan intelek berarti daya atau proses pemikiran yang lebih tinggi yang berkenaan dengan pengetahuan. Sementara pengetahuan adalah perkara kompleks. Dalam tulisannya tentang kecendekiawanan, Al-Fakhri Zakirman (Ketua Orsat ICMI Kairo) mengutip pendapat Syarif Shaary: seorang cendekia adalah pemikir yang senantiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Karena itu, kecendekiawanan butuh penguasaan wawasan luas dan kecakapan integral. Untuk mencapai derajat itu, mahasiswi berada satu arena dengan mahasiswa. Mereka saling bersaing. Tak ada hak istimewa wanita dalam kompetisi ini. Untuk mencapai taraf yang sepadan, tak ada pengecualian. Terutama sekali perihal kewajiban. Namun, usaha itu terbentur dengan tabiat wanita sendiri. Pria dan wanita punya karakter yang jauh berbeda. John Grey, penulis yang juga konsultan hubungan antar gender, bahkan menulis buku berjudul Men Are from Mars, Women Are from Venus. Dalam buku yang terjual lebihdari 50 juta kopi ini, Grey mengungkapkan perbedaan-perbedaan fundamental antara pria dan wanita. Isu tentang perempuan juga telah menyita perhatian para filosof sejak lama. Dalam novel filsafatnya, Dunia Sophie, Jostein Gaarder mengutip kata-kata Hegel, Perbedaan antara pria dan wanita adalah seperti perbedaan antara binatang dan tanaman. Pria menyerupai binatang, sementara wanita menyerupai tanaman, sebabperkembangannya lebih tenang dan prinsip yang mendasarinya lebih merupakan kesatuan perasaan yang agak kabur. Kaum wanita dididik dengan menghirup gagasan-gagasan, bukan dengan mencari pengetahuan. Status pria sebaliknya, dicapai semata-mata melalui pemikiran keras dan pengerahan usaha yang besar. Berbeda dengan Hegel, Plato lebih detail menjelaskan tatanan menuju penyetaraan pria-wanita. Tapi pendapatnya utopis. Sepaket dengan idenya tentang negara ideal. Plato mengatakan, wanita bisa mencapai prestasi yang dicapai oleh pria dengan syarat mereka dibebaskan dari tugas mengurus rumah tangga. Ide Plato di atas sama sekali tak masuk akal. Terlepas dari ide-ide filosofis yang rumit, kita dapat menangkap bahwa pendidikan wanita adalah pekerjaan besar. Visi mulia tersebut, selain membutuhkan buktinyata, juga memerlukan kerja keras mewujudkannya. Visi itu harus terkristal dalam program-program kerja yang sinergis. Nantinya, laporan pertanggungjawaban tentang visi ini haruslah dapat diraba berdasarkan fakta obyektif dan rasional. Mengenai laporan, di Masisir sering terjadi salah kaprah. Acap kali laporan pertanggungjawaban organisasi mendapat nilai mumtz, sementara fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Biasanya, strategi pengurus untuk melaporkan visinya telah tercapai adalah terlaksananya kegiatan yang melibatkan massa besar. Padahal, tidak ada penelusuran lebih lanjut tentang hubungan sebab akibat antara kegiatan dan efek terhadap pesertanya. Agaknya, untuk tidak utopis, jargon di atas dimaknai pencetusnya dengan lebih diplomatis. Kata cendekiawan diartikan sebagai semangat. Sesuai dengan makna lain kata cendekiawan di KBBI: orang yang memiliki sikap hidup yang terus menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu. Jika demikian, visi itu dilahirkan dari orang-orang cerdas. Pelopornya adalah orang-orang yang dengan jenius menemukan titik damai antara utopia dan realita. Yang saya takutkan hanya satu, yaitu apabila kata scholar diartikan dengan makna lain: sarjana. Kalau sudah begitu, hilang sudah semua nilai plus pada jargon di atas. Visi itu tinggal onggokan kata hambar, karena maknanya sangat pragmatis: mari menjadi sarjana muslimah yang unggul. Aih, apalagi bila kata excellent sekadar diartikan mumtz. Lebih lagi, bila tolak ukurnya hanya nilai akademis. Barangkali menjadi mumtz, bagi para mahasiswi, adalah orientasi mulia. Tapi, menurut saya, Indonesia lebih membutuhkan cendekiawan dari padasarjana. Sarjana sudah banyak. Mungkin sama banyak dengan masalah yang muncul dari kesarjanaan mereka, atau dengan angka pengangguran. Maka, kembali mengutip kata Shaary, belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan. Juga, nilai mumtaz tak menjamin kadar seseorang. Mahasiswi mumtaz sudah banyak. Tapi saya rasa para mahasiswi pun sepakat, Indonesia dan dunia lebih membutuhkan srikandi -srikandi yang punya integritas. *Penulis adalah Mahasiswa Al-Azhar fakultas Ushuluddin tingkat tiga.
Cendekiawati
11
12