You are on page 1of 15

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PENDAHULUAN

I.

Kasus (masalah utama) Halusinasi

II.

Proses terjadinya masalah 1. Pengertian Menurut Varcarolis, halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak dapat terstimulus. Tipe halusinasi yang paling sering adalah halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Diperkirakan lebih dari 90% klien dengan skizofrenia mengalami halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi dengar. 2. Faktor Predisposisi a. Faktor Perkembangan Tugas perkembangan klien yang terganggu, misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress. b. Faktor Sosiokultural Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya. c. Faktor Biokimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik. Neurokimia, seperti Buffotenon dan Dymetytranferase (DMP). Akibat stressberkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak. Misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylcholin dan dopamin. d. Faktor Psikologis Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya.

e. Faktor Genetik dan Pola Asuh Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang di asuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini. 3. Faktor Presipitasi a. Dimensi Fisik Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik, seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol, dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama. b. Dimensi Emosional Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut. c. Dimensi Intelektual Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien. d. Dimensi Sosial Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat membahayakan. Klien asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri, dan harga diri yang tidak didapatkan di dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem kontrol oleh individu tersebut. Oleh karena itu aspek penting dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang

memuaskan, sertamengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkunganny dan halusinasi tidak berlangsung.

4. Tanda-Tanda Halusinasi
JENIS HALUSINASI Halusinasi Dengar (Auditory-hearing voices or sounds) DATA SUBJEKTIF Mendengar suara menyuruh melakukan suatu yang berbahaya. Mendengar suara atau bunyi. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap. Mendengar suara seseorang yang sudah meninggal. Mendengar suara yang mengancam diri klien atau orang lain atau suara lain yang membahayakan. Melihat seseorang yang sudah meninggal, melihat mahluk tertentu, melihat bayangan, hantu, atau sesuatu yang menakutkan, cahaya. Monster yang memasuki perawat. Mencium sesuatu, seperti bau mayat, darah, bayi, feses, atau bau masakan, parfum yang menyenangkan. Klien sering mengatakan mencium sesuatu. Tipe halusinasi ini sering menyertai klien demensia, kejang, atau penyakit serebrovaskuler. Klien mengatakan ada sesuatu yang menggerayangi tubuh, seperti tangan, binatang kecil, mahluk halus. Merasakan sesuatu di permukaan kulit, merasakan sangat panas atau dingin, merasakan tersengat aliran listrik. Klien seperti sedang merasakan makanan tertentu, rasa tertentu, mengunyah sesuatu. Klien melaporkan bahwa fungsi tubuhnya tidak dapat terdeteksi, misalnya tidak ada denyutan di otak, atau sensasi pembentukan urine dalam tubuhnya, perasaan tubuhnya melayang di atas bumi. DATA OBJEKTIF Mengarahkan telinga ada sumber suara. Berbicara atau tertawa sendiri. Marah marah tana sebab. Menutu telinga. Mulut komat-kamit. Ada gerakan tangan.

Halusinasi Penglihatan (visual-seeing persons or things)

Tatapan mata pada tempat tertentu. Menunjuk ke arah tertentu. Ketakutan pada objek yang dilihat. Ekspresi wajah, seperti mencium sesuatu dengan gerakan cuping hidung, mengarahkan hidung, pada tempat tertentu.

Halusinasi Penghidu (Olfactory-smelling odors)

Halusinasi Perabaan (Tactile-feeling bodily sensations)

Menguspa, menggaruk-garuk, meraba-raba permukaan kulit. Terlihat menggerak-gerakkan badan.

Halusinasi Pengecaan (Gustatory-experiencing tastes) Cenesthetic and Kinestetic hallucinations

Seperti mengecap. Gerakan mengunyah, meludah, atau muntah. Klien terlihat menatap tubuhnya sendiri dan terlihat merasakan sesuatu yang aneh tentang tubuhnya.

III.

A. Pohon masalah Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

B. Data yang perlu dikaji Data yang dikaji Status mental: Orientasi (tempat, waktu, orang) Afek/emosi Persepsi Interaksi saat wawancara Data yang perlu ditambahkan Konsep diri

IV.

Diagnosa keperawatan Halusinasi Confusion (NANDA 2012)

V.

Rencana Tindakan Keperawatan (terlampir)

VI.

Evaluasi Terbina hubungan saling percaya antara perawat-klien. Klien dapat menyebutkan jenis, isi, waktu, dan frekuensi dari halusinasi yang dialami. Klien dapat menyebutkan situasi dan respons klien saat halusinasi muncul. Klien dapat melakukan cara menghardik

VII.

REFERENSI Yoseph, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama Keliat, Budi Anna. 2007. Keperawatan Komunitas Kesehatan Jiwa: CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-1

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Klien terlihat ketakutan dan selalu merokok . 2. Diagnosa keperawatan: Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran 3. Tujuan khusus: Untuk mengidentifikasi jenis halusinasi pasien Untuk mengetahui isi halusinasi Untuk mengetahui waktu halusinasi pasien Untuk mengetahui frekuensi halusinasi pasien Untuk mengetahuisituasi yang menimbulkan halusinasi Untuk mengetahui respon pasien terhadap halusinasi Untuk mengajarkan pasien menghardik halusinasi Untuk menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan 4. Tindakan keperawatan: Membantu klien mengidentifikasi jenis halusinasi pasien Berdiskusi dengan klien untuk mengetahui isi, waktu, dan frekuensi halusinasi Berdiskusi dengan klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi Mengajarkan pasien menghardik halusinasi Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 1: Membantu klien mengidentifikasi jenis halusinasi pasien; berdiskusi dengan klien untuk mengetahui isi, waktu, dan frekuensi halusinasi; berdiskusi dengan klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi; mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi; mengajarkan pasien menghardik halusinasi; dan menganjurkan pasien memasukkan cara

menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan. Selamat Pagi Pak, Perkenalkan nama saya Mirna, biasa di panggil Mirna, saya mahasiswa keperawatan Universitas Brawijaya. Saya praktek disini mulai hari ini sampai tanggal 28Juli 2012 jam 07.00-13.00. Nama bapak siapa? Senang di panggil apa? Bagaimana perasaan Pak hari ini ? Senang ya bisa berkenalan dengan Bapak hari ini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus agar Bapak dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain? Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja? Di mana Bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di ruangan ini saja kita berbincang-bincang... Apa yang Bapak rasakan sekarang? Apakah ada yang ingin bapak ceritakan? Saya lihat bapak sering terlihat tegang dan selalu merokok? Apa membuaat bapak seperti itu? Kapan suara tersebut datang? Sehari berapa kali pak? Suara yang mengancam dan menyuruh bapak untuk selalu merokok dating saat bapak melakukan aktivitas apa? Lalu apa yang bapak lakukan saat suara tersebut datang? Bapak,,suara yang bapak dengar itu hanyalah halusinasi bapak saja. Itu tidak nyata dan sebaiknya bapak tidak mengikuti apa yang diperintahkan oleh suara tersebut karena akan sangat membahayakan bapak. Bagaimana kalau bapak saya ajarkan cara menghardik halusinasi? Jadi saat suara tersebut datang, bapak katakan, pergi, saya tidak mendengarmu, kamu hanyalah halusinasi, berulang kalai sampai bapak tidak mendengar suara tersebut. Sekarang coba bapak melakukan seperti apa yang saya contohkan tadi. Bagaimana kalau latihan cara menghardik halusinasi kita masukkan ke dalam jadwal harian latihannya? Nanti akan saya kunjungi bapak saat bapak latihan jam 12 siang. supaya bapak lebih terlatih lagi? Bapak bisa jam berapa saja

Baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincangbincang lagi. Saya harapkan bapak jangan suka melamun, coba melakukan aktivitas yang lain, seperti mengobrol dengan teman-temannya supaya pikiran bapak tidak tertuju pada suami bapak. Di mana bapak mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di teras depan saja?... Terima kasih bapak atas kerja samanya, saya permisi dulu. Selamat pagi!

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Klien terlihat sudah bisa beraktifitas, klien tampak bersemangat . 2. Diagnosa keperawatan: Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran 3. Tujuan khusus: Untuk memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Untuk melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain Untuk menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 4. Tindakan keperawatan: Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain Orientasi: Assalammualaikum Pak J. Bagaimana perasaan J hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah memakai cara menghardik?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakapcakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja? Kerja: Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakapcakap dengan orang lain. Jadi kalau mas mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan mas J. Contohnya begini; tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Paman J katakan: Paman, ayo ngobrol dengan J. J sedang dengar suarasuara. Begitu Pak J. Coba Pak J lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya Pak J!

Terminasi:

Bagaimana perasaan Pak J setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau pak J mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian J. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktuwaktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di sini lagi? Sampai besok ya. Assalamualaikum

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Klien sudah bisa beraktivitas dan terlihat bersbincang dengan pasien lainnya 2. Diagnosa keperawatan: Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran 3. Tujuan khusus: Untuk memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Untuk melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan pasien). Untuk menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 4. Tindakan keperawatan: Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan pasien). Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: melaksanakan aktivitas terjadwal Orientasi: Assalammualaikum Pak J. Bagaimana perasaan J hari ini? Apakah suarasuaranya masih muncul ? Apakah memakai cara menghardik?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah. Kerja: Apa saja yang biasa Pak J lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali Pak J bisa lakukan. Kegiatan ini dapat Pak J lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan. Terminasi: Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Pak J. Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-4

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: 2. Klien sudah bisa beraktivitas dan terlihat bersbincang dengan pasien lainnya 3. Diagnosa keperawatan: Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran 4. Tujuan khusus: Untuk memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Untuk menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat Untuk menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 5. Tindakan keperawatan: Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur Orientasi: Assalammualaikum Pak J. Bagaimana perasaan Pak J hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang pak J minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya Pak J? Kerja: Pak J adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang Pak J dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Pak J minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Pak J akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis Pak J bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Pak J juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Pak J harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Pak J. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Pak J juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari

Terminasi: Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Pak J. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammualaikum.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi keluarga: Keluarga terlihat cemas 2. Diagnosa keperawatan klien: Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran 3. Tujuan khusus: Untuk mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien Untuk menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya Untuk menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi 4. Tindakan keperawatan: Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi. Orientasi: Assalammualaikum Bapak/Ibu!Saya Mirna, mahasiswa perawat yang merawat anak Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu? Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan. Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu Bk/Ibu? Bagaimana kalau 30 menit Kerja: Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat Pak J. Apa yang Bpk/Ibu lakukan? Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya. Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.

Kalau anak Bapak/Ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada. Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Caracara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak Bapak/Ibu, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya. Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan seharihari. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan! Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/Ibu dengan cara menepuk punggung anak Bapak/Ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu menghardik suara tersebut. Anak Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi. Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakan: Pak J, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Pak J. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu saya tidak mau dengar. Ucapkan berulang-ulang, Pak J Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan Bagus Pak/Bu Terminasi: Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi anak Bapak/Ibu? Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/Ibu Bagus sekali Pak/Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu Jam berapa kita bertemu? Baik, sampai Jumpa. Assalamualaikum

You might also like