You are on page 1of 7

1.

JENIS PEKERJAN SURVEY DALAM MINING

Biasanya perusahaan pertambang skala besar, katakanlah mereka punya KP atau luas daerahnya lebih dari 200 ribu hektar, rata-rata menggunakan data citra satelit untuk pengolahannya, disini yang digunakan ilmu geomatiknya, ini ada di Adaro & KPC. Disamping itu kebutuhan akan surveyor yang menguasai basic hidrografi sangatlah penting, untuk mengukur luas dan kedalaman air pada tambang yang jelas tidak bisa di ukur oleh total stasion. Tentunya dunia GPS tidak akan pernah terlepas dari surveyor tambang untuk pembuatan titik ikat yang berjarak jauh. Rata-rata surveyor yang sudah punya pengalaman di lapangan, biasanya diarahkan untuk sebagai survey data processing untuk pengolahan selanjutkan ke perhitungan volume, perhitungan cadangan, desain jalan, dan malah banyak pula yang merangkap ke mine plan, untuk menghitung kapasitas alat untuk menghitung target bulanan atau ke design tambang untuk merencanakan bentuk tambang, kemana arah jalan, berapa jumlah bench yang di perlukan, sudut kemiringan design tambang agar tidak terjadi longsoran, dan menentukan berapa kapasitas tanah penutup (overburden & interburden). Ada pun jenis-jenis pekerjaan lain yang dilakukan oleh surveyor pertambangan adalah : 1. Juru ukur tambang bertanggung jawab untuk menunjuk atau menentukan arah dan batasbatas yang akan digali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2. Juru ukur harus segera melapor kepada petugas yang bertanggung jawab atas pekerjaan penggalian apabila mendekati (tidak kurang 50 meter) dari tempat- tempat yang mempunyai potensi bahaya seperti kantong-kantong air, gas-gas berbahaya, semburan batu, dan permukaan tanah atau penyangga-penyangga yang dapat membahayakan penggalian tersebut. 3. Sedapat mungkin mengambil langkah-langkah untuk membuat ketepatan dari setiap petapeta, gambar-gambar atas peta penampang yang belum dibuat olehnya atau yang dibawah pengawasannya. 4. Harus melaporkan kepada Kepala Teknik Tambang, apabila ada keragu- raguan akan ketepatan dari setiap peta, gambar-gambar atau peta penampang dari tambang yang tidak dapat dibuat oleh atau di bawah pengawas juru ukur tambang, yang mungkinmenimbulkan dampaak terhadap pekerjaan dan kegiatan tambang atau keselamatan orang-orang ditambang.

5. Mengecek kapakah daerah tersebut sudah memiliki peta topografi. Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka surveidan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (petatopografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, makahal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil contoh dari singkapan-singkapan yang penting. 6. Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara, yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen, orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru. 7. Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologihepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatansumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (denganbantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. PERANAN ILMU GEODESI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN Beberapa peran Ilmu Geodesi dalam Dunia Pertambangan : 1. Kegiatan eksplorasi untuk penentuan titik lokasi pengeboran dan study outcrop. 2. Pembuatan model cadangan bahan tambang. 3. Pengukuran pemasangan design tambang. 4. Pengukuran topografi original atau topografi progress tambang. 5. Kegiatan survey dalam mendukung kegiatan Peledakan- Blasting- (pengukuran spaceboder dan depth).

6. Kegiatan survey pada pemasangan Guideline di kegiatan penambangan underground. 7. Menunjuk atau menentukan arah danbatas-batas yang akan digali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 8. Melapor kepada petugas yang bertanggung jawab atas pekerjaanpenggalian apabila mendekati (tidak kurang 50meter) dari tempat-tempat yang mempunyai potensi bahaya seperti kantong-kantong air, gas-gas berbahaya, semburan batu (rock burst), dan permukaan tanah atau penyangga-penyangga yang dapat membahayakan penggalian tersebut. 9. Survey data processing untuk pengolahan selanjutnya keperhitungan volume, perhitungan cadangan, desain jalan. 10. Menghitung kapasitas alat untuk menghitung target bulanan atau ke design tambang untuk merencanakan bentuk tambang, kemana arah jalan, berapa jumlah bench yang di perlukan, sudut kemiringan design tambang agar tidak terjadi longsoran, berapa kapasitas tanah penutup (overburden& interburden).

Para surveyor sendiri dihadapkan oleh topografi yang setiap hari, bahkan setiap jam pasti berubah karena adanya progress tambang sehingga harus menyajikan sebuah peta topografi yang actual setiap jam. Topografi dan Digital Mapping menggunakan teknologi geodetis untuk menentukan koordinat dan elevasi agar memperoleh pemetaan dengan data kontur yang akurat. Menggunakan peralatan yang didukung oleh Trimble dan South terutama dalam penggunaan GPS RTK (Global Positioning System Real Time Kinematik). Teknologi dapat mempercepat dan meningkatkan kinerja di lapangan. Bagian ini juga didukung oleh personil-personil geodesi yang telah berpengalaman di bidangnya, baik menggunakan system geodetis, total station, theodolite maupun waterpass. Berbagai project pengukuran dan pemetaan yang menghasilkan data dan peta baik dalam bentuk digital mapping maupun print out. Terpercaya dalam hasil pengukran yang diperoleh sehingga dapat mempermudah client dalam proses penghitungan total cadangan bahan galian. Proses pengolahan data hingga menghasilkan bentuk permukaan yang akurat dan cepat dapat diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak (software) baik itu untuk trimble maupun south. Bagian topografi dan digital mapping telah mengerjakan berbagai project dan itu bukan hanya dalam dunia pertambangan, tapi juga dalam pemetaan tata kota, perkebunan, kehutanan, maupun pada dinas pertanahan.

3. JENIS PEKERJAAN SURVEY DALAM PEKERJAAN EXPLORASI DAN EXPLOITASI A. Explorasi Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Kegiatan Eksplorasi : 1. Tujuan Eksplorasi Tujuan kegiatan ekpslorasi antara lain untuk mengetahui : a. Melokalisasi suatu endapan bahan galian. b. Endapan/bijih yang dicari. c. Sifat tanah dan batuan. 2. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang : a. Peta dasar sudah tersedia/belum. b. Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat). c. Analisis regional. d. Laporan-laporan penyelidikan terdahulu. e. Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada. f. Geografi. g. Sosial budaya dan adat istiadat. h. Hukum. 3. Pemilihan Metode Metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a. Cara tidak langsung. b. Cara langsung. c. Gabungan cara langsung dan tak langsung.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari : a. Peninjauan ( reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan mencari prospek.

b. Penilaian ekonomi prospek yang telah ditemukan. c. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

B. Eksploitasi Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :

1. Pembabatan (clearing). Pembersihan lahan ini dilakukan untuk menyingkirkan pepohonan dan semak belukar yang tubuh di sekitar areal penambangan dan mempersiapkan akses masuk ke tambang atau pembuatan jalan angkut.

2. Pengupasan tanah penutup (stripping). Pekerjaan pengupasan yang dilakukan pada tanah penutup,biasanya dilakukan bersamasama dengan clearing dengan menggunakan alat bulldozer. Pekerjaan ini dimulai dari tepat yang lebih tinggi, dan tanah penutup didorong ke bawah ke arah yang lebih rendah sehingga alat dapat bekerja dengan bantuan gaya gravitasi.

3. Penggalian bahan galian (mining). Penggalian adalah upaya yang dilakukan untuk melepaskan batuan dari batuan induknya baik dengan cara penggalian dengan enggunakan alat gali maupun dengan cara pemboran dan peledakan. Pada intinya pembongkaran ini bertujuan agar batuan dapat dengan mudah dan cepat dilepaskan serta alat muat dapat dengan mudah memuat material ke alat angkut.

4. Pemuatan (loading). Pemuatan adalah kegiatan lanjutan setelah pembongkaran batuan pada loading point yang bertujuan untuk memuat material ke alat angkut kemudian diangkut ke titik dumping baik itu grizzly atau pada disposal area.

5. Pengangkutan (hauling). Banyaknya material yang dibongkar, dimuat, dan diangkut oleh masing-masing alat dinyatakan dalam jumlah produksi yang dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Partanto Projosumarto berikut:

a. Produksi alat gusur. Dimana: P(BD) = produksi bulldozer (ton/jam) Fk = faktor koreksi (%) BF = Blade faktor (%) KB = kapasitas blade (m3) SF = swell factor (%) D = density (ton/m3)

b. Produksi alat muat/gali. Dimana: P(BH) = produksi excavator back hoe (ton/jam) Eff. = effisiensi kerja (%) KB = kapasitas blade (m3) SF = swell factor (%) FF = fill factor (%) D = density (ton/m3) Ct = Cycle time (menit)

c. Produksi alat angkut. Dimana: P(DT) = produksi dump truck (ton/jam) Eff. = effisiensi kerja (%) KB = kapasitas blade (m3) SF = swell factor (%) FF = fill factor (%) n = jumlah pengisian D = density (ton/m3) Ct = Cycle time (menit)

6. Penumpahan (waste dump). Upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang masuk atau menggenangi suatu daerah penambangan yang dapat aktivitas penambangan. Perkiraan air yang masuk ke dalam tambang berasal dari air lipasan berupa air hujan dan air tanah berupa rembasan.

Nama NIM

: Bahtra Julio Joy Panhar : 08/271273/NT/12881

You might also like