You are on page 1of 2

CEGAH

Diabetes Mellitus pada Anak


pahami secara menyeluruh
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronik yang kejadiannya semakin meningkat di seluruh dunia. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anakanak. Penyakit ini ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya.

iabetes mellitus yang paling sering terjadi pada anak adalah DM tipe 1, di mana terjadi kekurangan insulin absolut dalam tubuh akibat rusaknya sel kelenjar pankreas oleh proses autoimun (suatu keadaan di mana sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan sehingga menggangap sel tubuh/pankreas sebagai benda asing dan menghancurkannya). Kerusakan pankreas yang terjadi pada umumnya baru menimbulkan gejala setelah kerusakan sel-sel pankreas mencapai 90% atau lebih. Masalah utama yang terjadi di Indonesia adalah

kurangnya kesadaran masyarakat maupun tenaga kesehatan bahwa DM dapat terjadi pada anakanak. Hal ini mengakibatkan kasus-kasus diabetes pada anak sering terabaikan. Sebagian besar penyandang DM tipe 1 baru didiagnosis dengan KetoAsidosis Diabetikum (KAD) (37,3%) dan sebagian lainnya tidak terdiagnosis, atau salah didiagnosis pada saat pertama kali berobat ke rumah sakit. Penyebab Secara garis besar, ada dua faktor yang dapat menyebabkan DM tipe 1 pada anak, yaitu faktor genetik (kerusakan gen dalam tubuh anak tersebut) dan faktor lingkungan. Kerentanan seorang anak untuk mengalami DM tipe 1

berhubungan dengan kerusakan gen. Penelitian menunjukkan ada lebih dari 40 lokus gen yang memiliki hubungan dengan terjadinya DM tipe 1. Faktor lingkungan berperan sebagai pencetus dimulainya kerusakan atau penghancuran sel pankreas. Faktor ini dapat berupa zat kimia atau infeksi virus, walaupun hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. Proses ini biasanya terjadi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum timbulnya gejala. Gejala Gejala umum seorang anak mengalami diabetes tipe 1 adalah sama dengan gejala

32

CEGAH

Seringkali gejala ketoasidosis disalahartikan oleh orangtua dan tenaga kesehatan (dokter) sebagai penyakit usus buntu, infeksi, dan lain sebagainya.

DM pada orang dewasa. Anak menjadi sering buang air kecil (terutama malam hari) atau mengompol, sering haus, sering lapar, dan berat badannya turun. Gejala lainnya dapat pula berupa kesemutan, sering merasa lemas, luka yang sukar sembuh, atau pandangan kabur. Tidak jarang pula anak baru diketahui menyandang DM tipe 1 pada kondisi yang sudah berat, yang dikenal dengan ketoasidosis diabetikum. Hal ini terjadi akibat tingginya kadar gula darah disertai kurangnya jumlah insulin tubuh, sehingga terbentuk zat keton (bersifat asam) yang kemudian meracuni darah anak. Gejala-gejala yang harus diwaspadai bahwa anak mengalami ketoasidosis adalah sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau pun pingsan. Seringkali gejala-gejala ini disalahartikan oleh orangtua maupun tenaga kesehatan (dokter) sebagai penyakit usus buntu, infeksi, dan lain sebagainya. Kelalaian ini bahkan dapat menyebabkan kematian.

Penyuntikan insulin untuk menggantikan tak adanya insulin di dalam tubuh.

Penanganan Ada empat pilar dalam penanganan DM tipe 1 pada anak, yaitu penyuntikan insulin, pemantauan gula darah, pengaturan makan dan olahraga, serta edukasi. Oleh sebab itu, penanganan DM tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan yang menyeluruh (holistik) dari tim tenaga kesehatan yang terdiri atas ahli endokrin anak, ahli gizi, psikiater/psikolog, dan edukator. Penyuntikan insulin mutlak dilakukan karena dasar penyebab DM tipe 1 adalah tidak adanya insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit. Pemantauan gula darah harus dilakukan setiap hari untuk mengetahui cukup tidaknya dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak. Pengaturan makan harus diperhatikan, mengingat anak

merupakan individu yang sedang dalam tahap tumbuh dan berkembangsuatu tahapan penting yang memerlukan sumber energi yang baiktentunya dari makanan yang bergizi lengkap dan seimbang. Sedangkan olahraga penting dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh anak, di samping juga dapat menurunkan kebutuhan insulin serta meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Edukasi sangat besar pengaruhnya bagi tercapainya kontrol penyakit yang baik. Dengan meningkatnya pengetahuan orangtua (dan anak) mengenai penyakitnya, diharapkan kepatuhan dalam melaksanakan pilarpilar penanganan DM tipe 1 pada anak dapat ditingkatkan.

Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A (K) Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah-Pondok Indah

33

You might also like