You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

TERMOKIMIA
Pembimbing : Riniati, M.Si Oleh : KELOMPOK 3 Anggota : FARAHDILLA PERMANA FIQHI PRIDAYANTI MUKHLISHAH FITRI AULIANI HILDA NUR RAHMAYANTI 111411009 111411010 111411011 111411012

Kelas Jurusan Program Studi Tanggal Praktikum Tanggal Penyerahan

: : : : :

I-A Teknik Kimia D3 Teknik Kimia 7 Oktober 2011 14 Oktober 2011

TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011


1

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan praktikum kimia ini dengan judul TERMOKIMIA. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendalakendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dosen pembimbing termokimia, Ibu Riniati,M.Si yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan

menyelesaikan tugas ini. 2. Orang tua yang telah turut memberikan doa dan motivasi kepada kami. Kritik dan saran yang membangun tentu sangat kami nantikan dengan tangan terbuka demi tercipta perbaikan-perbaikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Bandung, Oktober 2011

Penulis

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TERMOKIMIA

1.

Tujuan 1. Pada percobaan ini mahasiswa mempelajari bahwa setiap reaksi kimia disertai dengan perubahan energi. 2. Menghitung perubahan kalor beberapa reaksi

2.

Landasan Teori Termokimia atau energetika kimia adalah ilmu yang mempelajari perubahan kalor pada reaksi kimia. Termokimia adalah pelajaran mengenai panas reaksi.Istilah yang biasa digunakan dalam termokimia adalah, sistim. Sistim adalah sebagian dari alam semesta yang sedang kita pelajari. Mungkin saja suatu reaksi kimia yang sedang terjadi dalam suatu gelas kimia. Di luar sistim adala lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim kita harus memperinci sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhu, tekanan, jumlah mol dari tiap zat. Dalam percobaan ini perubahan kalor yang diamati dilakukan pada tekanan konstan dan system yang diamati manyangkut cair-padat sehingga perubahan volume dapat diabaikan. Akibatnya kerja yang bersangkutan dengan system dapat pula diabaikan (PV 0). Oleh karena itu, perubahan entalphi (H) sama dengan perubahan energi dalam (U). Kalorimeter berarti mengukur panas. Ketika aliran panas terjadi antara dua benda yang terisolasi dari lingkungannya, jumlah panas yang hilang dari satu benda harus setara dengan jumlah benda lainnya. Panas adalah yang berpindah, jadi prinsipnya adalah prinsip kekekalan energi. Kuantitas panas yang ditambahkan pada suatu benda sebagai positif dan pada kuantitas yang meninggalkan benda sebagai negatif. Ketika sejumlah benda berinteraksi, jumlah aljabar dari setiap kuantitas panas yang dipindahkan pada semua benda harus sama dengan nol, ini adalah Azas Black yang dasarnya adalah 3

kekekalan energi. Kalor selalu berkaitan dengan dua hal yaitu proses pemanasan atau proses pendinginan yang melibatkan perubahan suhu dan proses perubahan wujud zat yang terjadi pada suhu yang tetap. Proses pemanasan dan pendinginan digunakan persamaan : Q = m . c . T Dimana : Q m c T = kalor yang dilepaskan atau diterima ( Joule ) = massa bahan ( kg ) = kapasitas panas spesifik bahan ( J/kgoC ) = perubahan suhu ( oC )

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kapasitas kalor suatu benda kapasitas kalor spesifik suatu bahan. Di dalam kalorimeter terdapat pengaduk yang terbuat dari bahan yang sama dengan bejana kalorimeter. Tutup kalorimeter terbuat dari bahan isolator yang berlubang di tengah untuk memasang termometer. Pada teknik yang dikenal dengan teknik pencampuran, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur dengan akurat dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin dalam kalorimeter. Kalor yang hilang dari sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter (bejana dan pengaduk ). Cara menentukan tetapan kalorimeter yaitu: Tetapan kalorimeter = Q3/ Q3 = Kalor yang diterima = Q2 Q1 Q2 = Q yang diserap air panas = m.c . Q1 = Q yang diserap air dingin = m.c. Thermometer digunakan untuk mengukur temperature awal air dan kalorimeter serta temperatur akhir campuran. Temperatur awal bejana, pengaduk, dan air diukur setelah seluruh bagian kalorimeter dan air tersebut berada dalam keseimbangan termal yang berarti memiliki suhu yang sama. Setelah dicampur, suhu akhir diukur setelah dicapai kesetimbangan termal antara air, sampel bejana kalorimeter, dan pengaduk. Panas reaksi dapat dibedakan atas :

Panas pembentukan

Entalpi pembentukan molar standar ( Hf0) suatu senyawa adalah banyaknya panas yang di serap atau dilepaskan ketika 1 mol senyawa tersebut dibentuk dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar. Panas pembakaran

Panas pembakaran suatu unsur atau senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur senyawa tersebut terbakar sempurna dalam oksigen. Panas netralisasi

Panas netralisasi dapat di definisikan sebagai jumlah panas yang di lepas ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas pelarutan

Jenis panas reaksi yang lain adalah panas yang di lepas atau diserap ketika 1 mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan dimana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi.

3.

ALAT DAN BAHAN a. Alat : 1. Kalorimeter 2. Termometer 3. Buret 4. Stopwatch 5. Gelas kimia 100 ml 6. Hotplate/pemanas 7. Pipet kolom 10 ml 8. Neraca 9. Botol semprot 500 ml 10. Kertas timbang 11. Termosfat Bola isap 12. Pipet tetes 13. Corong gelas b. Bahan : 1. Zn Bubuk 2. CuSO4 0,5 M 3. HCl 2M 4. NaOH 2M 5. Ethanol 6. Aquades

4.

Flow Chart Kerja A. Menentukan Tetapan Kalorimeter 20 ml Air panas (T2) (T2 > 10C T1)

40 ml air (T1)

Kalorimeter

Buat kurva T vs Waktu Untuk menentukan Ta

B. Penentuan Kalor reaksi Zn(s) CuSO4(aq) 40 ml CuSO4 0.5 M (T awal) Catat T setiap menit selama 2 menit Kalorimeter 1,5 gr Zn

Catat T setiap 15 detik selama 10 menit

Buat grafik T vs waktu ( untuk menentukan Takhir )

C. Penentuan kalor pelarutan Ethanol - Air 18 ml H2O (T1) , buret 1 Catat T setiap menit selama 2 menit Kalorimeter 29 ml Ethanol (T2) , buret 2 Catat T setiap menit selama 2 menit

Kocok campuran selama menit 4 menit

No 1 2 3 4 5

Air 18 27 31 36 40

Volume Ethanol 29 20 16 11 7

n.b : ulangi percobaan dengan perbandingan volume air : ethanol sesuai dengan tabel

D. Penentuan kalor penetral NaOH- HCl 25 ml HCL 2M (T1) 25 ml NaOH 2M (T2 = T1)

Kalorimeter

Catat T akhir setiap 15 detik dalam 5 menit

Kurva T vs waktu untuk mementukan T

5.

Data Pengamatan A. Penentuan tetapan calorimeter T1 = 27 0C T2 = 37 0C Waktu/menit 0 1 2 3 4 5 Temperatur (0C) 27 31 31 30,7 30,5 30,2

B. Penentuan kalor reaksi CuSO4 Zn(s) Data Pengamatan Temperatur CuSO4 Waktu/detik Temperatur(0C) 30 27 60 27 90 28 120 28 Data Pengamatan Temperatur Campuran Reaksi Waktu/detik 15 30 45 1 menit 15 30 45 2 menit 15 30 45 3 menit 15 30 45 Temperatur(0C) 30 31 32 32 32 33 33 33 33 33 33 33 34 34 34 Waktu/detik 15 30 45 6 menit 15 30 45 7 menit 15 30 45 8 menit 15 30 45 Temperatur(0C) 35 34 30 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

4 menit 15 30 45 5 menit

35 35 35 35 35

9 menit 15 30 45 10 menit

34 34 34 34 34

C. Penentuan Kalor Pelarutan ethanol Air Data Pengamatan untuk perbandingan Air-Methanol (ml) = 18 : 29 Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 Temperatur Air Mula-mula 27 27 27 27 Temperatur ethanol Mulamula 27 27 27 27 Temperatur Campuran 31 32 32 32 31.5 31 31 31

No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Data Pengamatan untuk perbandingan Air-ethanol (ml) = 27 : 20 Temperatur Air Mula-mula 26 26,5 27 27 Temperatur ethanol Mulamula 27 27 26,5 26

Waktu No. (detik)

Temperatur Campuran

1. 2. 3. 4. 5.

30 60 90 120 150

32 32 32 32 32

6. 7. 8.

180 210 240

32 32 32

Data Pengamatan untuk perbandingan Air-ethanol (ml) = 31 : 16 No. Waktu (detik) Temperatur Air Mula-mula 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 30 60 80 120 150 180 210 240 27 27 27 27 Temperatur ethanol Mulamula 27 27 27 27 32 32 32 32 32 32 32 32 Temperatur Campuran

Data pengamatan untuk perbandingan Air- ethanol (ml) = 36 : 11 Waktu (menit) 30 60 90 120 150 180 210 240 Temperatur Air Mula-mula 27 27 27 27 Temperatur ethanol Mulamula 27 27 27 27 Temperatur Campuran 31 31 31 31 31 31 31 31

No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

10

Data pengamatan untuk perbandingan Air-ethanol (ml) = 40 : 7 Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 Temperatur Air Mula-mula 27 27 27 27 Temperatur ethanol Mulamula 27 27 27 27 Temperatur Campuran 30 30 30 30 30 30 30 30

No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

D. Penentuan kalor penetralan NaOH HCL Temperatur NaOH = Temperatur HCL = 26 0C = 299 K Data pengamatan Temperatur campuran rekasi Waktu/detik Temperatur(0C) Waktu/detik Temperatur(0C) 15 30 45 1 menit 15 30 45 2 menit 15 30 34 34 34 34 34 33 33 33 33 33 45 3 menit 15 30 45 4 menit 15 30 45 5 menit 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

11

6.

Pengolahan Data A. Menentukan tetapan kalorimeter Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kami memperoleh data-data sebagai berikut : Massa kalorimeter kosong = 65.28 g Massa gelas ukur kosong = 25.33 g Massa kalorimeter berisi air = 81.01 g Massa air = 81.01-65.28 = 15.73 g t = T2 Ta = 310K 304K = 6 K T = Ta T1 = 304K 300K = 4 K Qdiserap air dingin = m air dingin x c x T = 15.73 g x 4,2 j gr-1 K-1 x 4 K = 264.264 J Qdiserap air panas = m air panas x c x t = 15.73 gr x 4,2 j gr-1 K-1 x 6 K = 396.396 J Qditerima kalorimeter = Q2 - Q1 = 396.396 J 264.264 J = 132.132 J Kurva Temperatur vs Waktu
32 31 30 29 28 27 26 25 0 1 2 3 4 5

T1 = 26 oC = 299 K T2 = 36 oC = 309 K Ta = 29.7C = 302.7 K air = 1 gr.cm-(konstan) c air = 4,2 J g-1 K-1

T (C)

s (menit)

Tetapan kalorimeter (k) : k = Q3 / T = 132.132 J / 4 K = 33.033 J/K 12

B. Penentuan kalor rekasi Zn CuSO4

Grafik Suhu Campuran Terhadap Waktu


36 35 34 temperatur (oC) 33 32 31 30 29 28 27 15 45 75 105 135 165 195 225 255 285 315 345 375 405 435 465 495 525 555 585 waktu (s)

T akhir

Data : Tawal Takhir clarutan lar n CuSO4 = 27.5 oC = 300.5 K = 35 oC = 308 K = 3,52 j g-1 K-1 = 1,14 g/cm3 = V/1000 x M = 40/1000 ml x 0,5 = 20/1000 = 0,02 mol n Zn = m / Mr = 1 / 63 = 0,016 mol T = Takhir Tawal = 308 K 300.5 K = 7.5 K Q diserap kalorimeter = k x T = 33.033 J/K x 7.5 K = 247.75 J

13

Zn2+

+ CuSO4

ZnSO4 + Cu2+

M 0.016 mol 0.02 R S m ZnSO4 = n x Mr = 0.016 x 159 = 2.544 g 0.016 0.016 0.016 0.016

0.016 mol

Q diserap larutan

= m lar x c x T = 2.544 g x 3,52 j gr-1 K-1 x 7.5 K = 67.16 J

Kalor reaksi

= Qkal + Qlar = 247.75 J + 67.16 J = 314.91 J

H reaksi

= =
= 15745.5 J mol-1

14

C. Penentuan Kalor Pelarutan Methanol-Air ethanol c ethanol Vmolar ethanol air c air Vmolar air T Mol air = 1. Mol = = = 2. Mol = = = 3. Mol = = = 4. Mol = = = = 0.77 5. Mol = 5. Mol = = = = 0.87 = 0.05 = 0.09 = 0.80 4. Mol = = 0.12 = 0.57 3. Mol = = 0.14 = 0.35 2. Mol = = 0.21 = 0,793 gr/cm3 = 1,92 j gr-1 K-1 = = 1 gr/cm3 = 4,2 j gr-1 K-1 = = Ta Mol ethanol = 1. Mol = =

1. Perbandingan air : ethanol (mL) = 18 : 29

= 378 J

15

= 220.77 J

= 33,033J x 5 K = 165.165 J

Qpelarutan = Qdiserap air + Qdiserap ethanol + Qdiserap calorimeter


= 378 J + 220.7712 J + 165.165 J = 763.94 J

= 1527.88 J/mol

2. Perbandingan air : ethanol (mL) = 27 : 20

= 567 J

= 152.26 J

= 33.033 J x 5 K = 165.165 J Qpelarutan = Qdiserap air + Qdiserap ethanol + Qdiserap calorimeter = 567 J + 152.26 J + 165.165 J = 884.425 J 16

= 2601.25 J/mol

3. Perbandingan air : ethanol (mL) = 31 : 16 ( )

= 651 J

= 121.80 J

= 33,033 J x 5 K = 165.165 J

Qpelarutan = Qdiserap air + Qdiserap ethanol + Qdiserap calorimeter = 651 J + 121.80 J + 165.165 J = 937.97 J

= 3349.88 J/mol

4. Perbandingan air : ethanol (mL) = 36 : 11 ( ) = 604.8 J 17

= 66.99 J

= 33.033 J x 4 K = 132.132 J

Qpelarutan = Qdiserap air + Qdiserap ethanol + Qdiserap calorimeter = 604.8 J + 66.99 J + 132.132 J = 803.92 J

= 4231.17 J/mol

5. Perbandingan air : ethanol (mL) = 40 : 7 ( )

= 504 J

) = 31.97 J

= 33.033 J x 3 K = 99.099 J

Qpelarutan = Qdiserap air + Qdiserap ethanol + Qdiserap calorimeter = 504 J + 31.97 J + 99.099 J = 635.069 J 18

= 5292.24 J/mol Tabel hasil perhitungan


Volume (mL) No. Air 18 27 31 36 40 Ethanol 29 20 16 11 7 Massa (gram) Air 18 27 31 36 40 Ethanol 22.29 15.86 12.68 8.723 5.551 Air 0,35 0,57 0,80 0,77 0,87 Mol Ethanol 0,21 0,14 0,12 0,09 0,05 Tm Ta H/mol Mol ethanol/ mol air 5 5 5 4 3 5 5 5 4 3 1527.88 2601.25 3349.88 4231.17 5292.24 0.6 0,25 0,15 0,12 0,06

1. 2. 3. 4. 5.

Grafik H/mol terhadap Mol ethanol/ mol air


0.3

Mol ethanol/ mol air

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0 2601.25 3349.88 4231.17 5292.24 x (H/mol)

19

Menentukan H pelarutan ethanol tak hingga Anggap grafik adalah kurva linier b
( ( )
( ) )

) ) ( )

= = a=

( (

= - 6069.66

= 4832.92

y = a + bx = 4832.92- 6069.66x

F(x) untuk x = 0 y = 4832.92 6069.66(0) = 4,832.92 Jadi H pelarutan ethanol encer tak hingga adalah 4832,92 J/mol D. Penentuan kalor penetralan NaOH-HCl larutan c larutan V larutan n HCl = 1,03 gr/cm3 = 3,96 j gr-1 K-1 = 40 ml =VXM =20 ml x 2 M = 0,04 mol n NaOH =VxM = 20 ml x 2 M = 0,04 gr

20

masa lar = V larutan x larutan = 40ml x 1,03 = 41,2 gr Qlar = m lar x c x T = 41,2 gr x 3,96 j gr-1 K-1 x 8.8 K = 1435.74J Qkal = k x T = 59.03 J oC-1 x 8.8 K = 519.464 J Q reaksi = Qlar + Qkal = 1435.74 J + 519.464 J = 1955.204 J H penetralan = = = 48880 = 48.88 T = 34.8 - 26 = 8.8 K

21

PEMBAHASAN

A. Menetukan tetapan kalorimeter Kalori didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air satu skala derajat celcius atau kelvin. Untuk mengukur kalor diperlukan sebuah alat yang disebut kalorimeter, yang terdiri atas bejana yang dilengkapi dengan batang pengaduk dan termometer. Penggunaan kalorimeter yaitu mengetahui kapasitas panas suatu zat, kalor yang dilepas ataupun yang diterima. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan didapatkan data sebagai berikut : Kalor yang diserap air dingin = 264.264 J Kalor yang diserap air panas = 396.396 J Kalor yang diserap kalorimeter = 132.132 J Dengan data tersebut, kita dapat menentukan harga dari tetapan calorimeter yaitu sebesar 33.033 J/K. Itu artinya untuk menaikkan temeperatur satu derajat, kalorimeter tersebut akan menyerap kalor sebesar 33.033 J/K. Ketepatan dalam menentukan tetapan calorimeter sangat penting, karena tetapan calorimeter ini akan digunakan dalam perhitungan perubahan kalor yang terjadi dalam beberapa reaksi yaitu kalor reaksi Zn (s) CuSO4, kalor pelarutan ethanol dengan air dan kalor penetralan NaOH HCl. B. Penentuan kalor reaksi Zn(s) CuSO4 Dalam penentuan kalor reaksi antara Zn(s) CuSO4 data yang dibutuhkan adalah data temperature reaksi antara Zn dan CuSO4. Dari hasil percobaan, data yang diperoleh antara lain : T = 7.5 K Kalor yang diserap calorimeter = 247.75 J 22

Kalor yang diserap larutan = 67.16 J Kalor reaksi = 314.91 J

Dari data tersebut di atas, maka kita dapat menentukan H reaksi dengan rumus umum H reaksi

Yaitu sebesar 15745.5 J mol-1 Hal ini menunjukkan bahwa kalor reaksi Zn CuSO4 adalah 15745.5 J mol1

atau 15.746 KJ mol-1. Itu artinya setiap mol pereaksi akan menyerap 15.746

kalor.

C. Penentuan Kalor Pelarutan ethanol-Air Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kalor pelarutan ethanol dengan air. Pada percobaan terjadi kenaikan suhu maka reaksi ini merupakan reaksi yang menyerap kalor (endoterm). Percobaan dilakukan dengan berbagai perbandingan dimana volume air semakin diperbesar sedangkan volume methanol semakin diperkecil, seperti pada table berikut: H Pelarutan

NO

Perbandingan Volume Air : ethanol

Qdiserap air

Qdiserap
ethanol

Qdiserap
calorimeter

(J/mol)

1. 2. 3. 4. 5.

18:29 27:20 31:16 36:11 40:7

378 J 567 J 651 J 604.8 J 504 J

220.77 J 152.26 J 121.80 J 132.132 J 31.97 J

165.165 J 165.165 J 165.165 J 132.132 J 99.099 J

1527.87 2601.25 3349.88 4231.17 5292.24

23

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa jika perbandingan volume air lebih besar dibandingkan dengan volume ethanol, maka semakin besar H Pelarutannya.Dan jika nilai perbandingan mol air : mol ethanol semakin besar, maka H reaksinya pun semakin besar. Dari persamaan kurva yang diperoleh kita dapat menentukan nilai H pelarutan ethanol encer tak hingga, dimana nilai ethanol mendekati nol. Untuk menentukan H pelarutan ethanol tak hingga. Anggap grafik adalah kurva linier. Sehingga diperoleh data : b =- 6069.66 y = a + bx = 4832.92- 6069.66x F(x) untuk x = 0 y = 4832.92 6069.66(0) = 4,832.92 Jadi H pelarutan ethanol encer tak hingga adalah 4832,92 J/mol a = 4832.92

D. Penentuan Kalor penetralan HCl NaOH Pada penentuan kalor penetralan, suhu 25 ml NaOH 2 M dengan 25 ml HCl 2 M dibuat sama. Dari percobaan yang telah dilakukan, suhu kedua cairan ini adalah 26 oC. Pada saat awal pencampuran kedua zat ini, diperoleh suhunya mencapai 34oC. Suhu ini merupakan suhu yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pencampuran kedua zat ini menghasilkan air yang dapat menyerap kalor (endoterm) yang lebih banyak dari pada kalorimeter yang melepas kalor (ekskoterm), sehingga pada saat awal pencampuran bisa dikatakan suhu yang diserap kalorimeter sangat kecil. Dari pengolahan data diperoleh nilai H penetralan sebesar 37.916 kJ/mol. 24

25

You might also like