You are on page 1of 11

IIB 2 4 laporan observasi

LIMBAH PABRIK TEMPE

DISUSUN OLEH : XIA3


1. 2. 3. 4. 5. 6. AGUS MAULANA AHMAD FARUK SAFINDI ANDY PRADANA BAYU KHOIRUL CHOLIL RUSMAN SYAQIF AMAR

SMA NEGERI 2 SITUBONDO Jln.ANGGREK NO 1 .TELP (0338) 671 618 SITUBONDO 6831

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini. Kali ini kami menyusun laporan observasi yang di peroleh dari proses penelitian yang akurat dan berdasarkan fakta yang ada. Kami diberikan tugas yang muliah ini merasa bangga dan senang, karena kami di percayai untuk melakukan penelitian ini. Tugas guru merupakan tugas orang tua juga, yang harus kami hormati, hargai dan kami jalani dengan hati yang ikhlas. Laporan ini kami kupas dan kami kemas sebaik dan se lengkap mungkin berdasarkan kenyataan, dan data dari penelitian kami yang telah kami jalani. Laporan ini mencakup bagaimana prose pembuatan/produksi tempe, dan dampak dari pembungan limbah yang di hasilkan dari produksi tersebut. Kami mengakui bahwasanya laporan ini masih belum sempurna, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, sehingga dengan kritik dan saran tersebut kami dapat mengetahui hal- hal yang perlu kami perbaiki lagi, dan kami dapat membuat laporan yang baik di kemudian hari. Demikian yang dapat kami sampaikan. Wassalamualikum Wr. Wb Situbondo, .............................2012 Penyusun, ii

DAFTAR ISI
Lembar pengesahan..................................................................................i Kata pengantar.........................................................................................ii Daftar isi...................................................................................................iii Bab 1 pendahuluan. 1. Latar belakang dan tujuan.................................................................1 2. Dasar teori...........................................................................................25 Bab II ISI 1. Penjelasan............................................................................................... 6 2. Laporan wawancara...............................................................................7 3. Cara pembuatan...................................................................................89 4. Pembuangan limbah...............................................................................10 5. Dampak produksi...................................................................................11 Bab III Penutup 1. Kesimpulan .............................................................................................12 2. Foto- foto penelitian............................................................................13

iii

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang


1. Tugas dari guru pengajar. 2. Menambah wawasan tentang arti penting limbah dari produksi bagi lingkungan masyarakat.

TUJUAN :
Untuk mengetahui produksi tempe, serta dampak dari pembuangan limbahnya terhadap lingkungan sekitar.

DASAR TEORI
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang tersimpan, diproses, diperdagangkan, diangkut dan lain-lain. Insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara kimia bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis sudah dipergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun diperdagangkan. Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu. Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun danberbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai. Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya.

Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan haruslah merumuskan akibat-akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh. Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan. Jenis Limbah Industri Limbah berdasarkan nilai ekonominya dirinci menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah nonekonomis. Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah. Misalnya: tetes merupakan limbah pabrik gula. Tetes menjadi bahan baku untuk pabrik alkohol. Ampas tebu dapat dijadikan bahan baku untuk pabrik kertas, sebab ampas tebu melalui proses sulfinasi dapat menghasilkan bubur pulp. Banyak lagi limbah pabrik tertentu yang dapat diolah untuk menghasilkan produk baru dan menciptakan nilai tambah. Limbah nonekonomis adalah limbah yang diolah dalam proses bentuk apapun tidak akan memberikan nilai tambah, kecuali mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini yang sering menjadi persoalan pencemaran dan merusakkan lingkungan; Dilihat dari sumber limbah dapat merupakan hasil sampingan dan juga dapat merupakan semacam "katalisator". Karena sesuatu bahan membutuhkan air pada permulaan proses, sedangkan pada akhir proses air ini harus dibuang lagi yang ternyata telah mengandung sejumlah zat berbahaya dan beracun. Di samping itu ada pula sejumlah air terkandung dalam bahan baku harus dikeluarkan bersama buangan lain. Ada limbah yang terkandung dalam bahan dan harus dibuang setelah proses produksi.

Tapi ada pula pabrik menghasilkan limbah karena penambahan bahan penolong. Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: limbah cair, limbah gas/asap dan limbah padat. Ada industri tertentu menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang sukar dibedakan. Ada beberapa hal yang sering keliru mengidentifikasi limbah cair, yaitu buangan air yang berasal dari pendinginan. Sebuah pabrik membutuhkan air untuk pendinginan mesin, lalu memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar disebabkan oleh sektor lain. Karena kebutuhan air hanya untuk pendinginan dan tidak untuk lain-lain, tidaklah tepat bila air yang sudah tercemar itu dikatakan bersumber dari pabrik tersebut. Pabrik hanya menggunakan air yang sudah air yang sudah tercemar pabrik harus selalu dilakukan pada berbagai tempat dengan waktu berbeda agar sampel yang diteliti benarbenar menunjukkan keadaan sebenarnya. Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun. Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi. Pada beberapa industri tertentu limbah ini sering menjadi masalah baru sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota menjadikan kota menghadapi problema kebersihan. Kadang-kadang bukan hanya sistem pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, dibuang setelah diolah.

Menurut sifat dan bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika, kimia maupun biologi. Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering dinilai berdasarkan satu karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda dengan limbah padat yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya, sedangkan karakteristik kimia dan biologi mendapat penilaian dari sudut akibat. Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif sedangkan limbah air dan limbah gas dilihat dari sudut kualitatif maupun kuantitatif.

Limbah Cair Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Limbah Gas dan Partikel Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain. Limbah Padat Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan diba

BAB II ISI Tempe , anda pasti kenal dengan namanya tempe, nama tersebut tidak asing lagi bagi kita, karena tempe merupakan makanan pokok kita setiap hari. Tempe banyak sekali di jual di situbondo ini, di pasar di supermarket dan lain-lain. Masyarakat situbondo memilih tempe sebagai makanan kita setiap hari, karena tempe selain harganya murah juga gampang dimasak dan dapat menghasilkan energi. Kita tidak hanya memakan tempenya saja tapi kita harus mengetahui bagaimana produksi dari tempe yang kita makan, dan kita harus menyadari bahwasanya apakah yang kita makan dapat menyebabkan dampak lingkungan?. Mari kita pelajari. Dalam kali ini kami meneliti suatu prosuksi tempe di kota situbondo. Kita lihat biodata/identitas dari produksi tempe yang kami teliti , yaitu:

Laporan hasil wawancara


Nama pemilik Alamat Produksi Hak milik BIODATA/IDENTITAS PEMILIK PRODUKSI TEMPE. ; sumuyo : jln : tempe : individu/perseorangan

Berdasarkan hasil wawncara kami rangkum sedemikian ini: Pak sumoyo merupakan pemilik dari produksi tempe tersebut, dia memproduksi tempe ini sejak tahun 2007, dia pertama kali memproduksi tempe dengan modal seadnya saja yaitu Rp 200.000, dengan modal itu dia mulai memproduksi tempe dengan produksi yang masih sedikit. Pada akhirnya , pabriknya semakin maju dan maju dia menambah modal produksinya sebesar Rp500.000 . pak sumoyo bekerja sendiri tanpa memiliki karyawan. setiap harinya dia bisa memproduksi tempe 100-200 bungkus. Pak sumoyo menjual tempenya ke pasar pasar terdekat seperti pasar senggol dll. Kami rinci biaya produksinya sebagai berikut: Rp 400.0000 = biaya bahan (kedelai) Rp 100.000 = biaya lain-lainnya utk keperluan produksi tempe. Modalnya untuk membuat tempe Rp 500.000 dan hasilnya dari penjualan seharga Rp 800.000-90.000, berarti pak sumoyo mendapat keuntungan sekisar Rp 400.000Rp300.000.

Cara membuat Bahan


Kedelai Ragi Air o Mesin penggiling

Alat

o o o o o

Plastik Kayu Tempat seperi bambu sebagai menaruh tempe untuk di diamkan Bejana besar Kipas untuk mendinginkan tempe seeudah di rendam.

Proses pembuatan
Tahap I Kedelai di ambil/ di beli dari petani atu pasar yang memang pengekspor kedelai, kedelai di situbonbo pada tahun kali ini sangat sedikit petani yang menanamnya, sehingga untuk membuat tempe, kita harus membeli dari kota luar. Tahap II Setelah itu, kedelai yang telah dibeli , kedelai di cuci hingga bersih. Kita mencuci bisa menggunakan air bersih ataupun air hangat. Tahap III Setelah di cuci kedelai di rebus, direbus sampai setengah masak saja. Tahap IV Kedelai yang sudah direbus baru kita memulai proses penggilingan, untuk membuang kulit dari kedelai tersebut. Tahap V Kedelai yang sudah di giling, lalu di rendam menggunakan air hangat dalam waktu 1 malam. Tahap VI Setelah satu malam, kedelai di rebus lagi biar hangat dan baru di dinginkan dan kedelai di beri ragi, lalu di bungkus dan dimasukkan ke tempat penyimpanan khusus untuk didiamkan dalam waktu 2 hari. Ingat bahwasanya tahap produksi tempe di pabrik pak sumoyo tidak di injak injak Itulah tahap pekerjaan dalam memproduksi tempe.

Pembuangan limbah dari produksi tempe


Setelah kita menjelaskan proses pembuatan tempe, kami akan menjelaskan pembuangan limbah dari produksi tempe. Limbah dari produksi tempe tersebut dalam bentuk air dari kedelai tersebut. LIMBAH AIR Limbah air yang berasal dari air rebusan kedelai, dan air dari sisa pencucian kedelai. Air tersebut tidak di buang ke sungai atau kelingkungan sekitar pabrik, tetapi di jual kepada orang yang beternak sapi, Air tersebut digunakan sebagai air minum sapi, sehingga tidak mencemarkan lingkungan. Pemilik pabrik memiliki kesadaran terhadap lingkungan sekitar, pemilik pabrik tidak hanya meraut keuntungannya saja tapi memperhatikan dampak dari produksi pabriknya itu .sehingga dengan rasa kepeduliannya limbah air tersebut di jual/ diberikan kepada peternak sapi. Sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan sekitar, tetapi pemilik pabrik itu berperilaku dalam meminimalisir pencemaran lingkungan, tidak hanya itu saja produksi tempenitu juga membuat para sapi di lingkungan sekitar dapat tumbuh sehat dan gemuk.

Dampak produksi tempe terhadap lingkungan industri


Dampak positivnya : 1. Limbah air dapat berguna bagi hewan ( sapi). 2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. 3. Meminimalkan pencemaran limbah air. Dampak negativenya : 1. Asap dari produksinya dapat menyebabkan polusi udara. 2. Dapat menyebabkan pencemaran suara, pada saat pabrik melakukan proses penggilingan. 3. Zat kimia yang tergantung dalam tempe, untuk pabrik yang menggunakan formalin atau zat perasa lain dapat menyebabkan penyakit.

BAB III PENUTUP


SARAN ; Kami menyarankan agar kita dalam memakan tempe harus mengedepankan kebersihan, kesterilan dan bebas dari zat pewarna dan lain- lain, sehingga kita tidak mengendap penyakit. Tempe yang baik adalah tempe yang telah mendapat persetujuan dari pihak menteri perdagangan internasional atu berlabel. Kami juga menyarankan kepada pabrik produksi tempe agar peduli terhadap dampak dari produksi tempe pada ekosistem lingkungan sekitar industri. Dan juga lebih mementingkan kesehatan para konsumen dari pada keuntungannya, karena kesehatan konsumen lebih penting. Maka dari itu tidak boleh menggunakan zat kimia terlarang yang menyebabkan konsumen mengalami gangguan kesehatan. KESIMPULAN Dari beberapa penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwasanya limbah dapat di sebabkan oleh faktor industri, tetapi menurut informasi pabrik tempe dia atas limbahnya di berikan kepada hewan ternak sehingga lebih meminimalkan terjadinya pencemaran. Meski limbahnya di berikan kepada hewan ternak, tetap saja produksi tempe tersebut mempunyai dampak negative, yang disebabkan oleh faktor proses pekerjaannya dan pembuatannya. Demikian yang dapat kami simpulkan semoga dari penjelasan di atas dapat bermanfaaf bagi para pembaca, kami tunggu kritik dan sarannya Wassalamualaikum Wr. Wb

foto- foto pembuatan tempe pada saat kami melakukan penelitian

LIMBAH PABRIK TEMPE


DISUSUN OLEH : XIA3
1. 2. 3. 4. 5. 6. AGUS MAULANA AHMAD FARUK SAFINDI ANDY PRADANA BAYU KHOIRUL CHOLIL RUSMAN SYAQIF AMAR

SMA NEGERI 2 SITUBONDO Jln.ANGGREK NO 1 .TELP (0338) 671 618 SITUBONDO 6831
Foto- foto saat mencoba melakukan produksi tempe, dengan menggunakan baju bebas

tahap perebusan tempe

LIMBAH PABRIK TEMPE

DISUSUN OLEH : XIA3 Tahap penggilingan

7. AGUS MAULANA 8. AHMAD FARUK SAFINDI 9. ANDY PRADANA 10. BAYU KHOIRUL 11. CHOLIL RUSMAN 12. SYAQIF AMAR

tahap pendinginan

SMA NEGERI 2 SITUBONDO Jln.ANGGREK NO 1 Tahap pembukusan mbukusan tempe lalu di 671 diamkan .TELP (0338) 618 selama 2 hari SITUBONDO 6831

You might also like