Professional Documents
Culture Documents
1g
= viskositas gas campuran pada tekanan satu atmosfer, cp
i
= viskositas komponen ke-i, cp
Y
i
= fraksi mol komponen ke-i
M
i
= berat molekul komponen ke-i, lb/lb-mole.
Gambar 2.31.
Sifat-Sifat Pseudocritic Gas Alam
18)
Gambar 2.32.
Faktor Penyimpangan Gas Alam
37)
Harga
i
dapat ditentukan dengan korelasi Carr, et al. (1954), seperti
terlihat pada Gambar 2.33. Harga
g
yang diperoleh merupakan viskositas gas
campuran pada tekanan satu atmosfer. Selain menggunakan Persamaan (2-29),
viskositas gas campuran pada tekanan satu atmosfer dapat ditentukan dengan
Gambar 2.34, dengan terlebih dahulu mengetahui berat molekul gas atau gravity
gas campurannya. Jika terdapat senyawa impurities dalam gas campuran tersebut,
maka perlu dilakukan koreksi.
Gambar 2.33.
Viskositas Gas Pada Tekanan Atmosfer
18)
Gambar 2.34.
Viskositas Gas Hidrokarbon Parafin Pada Tekanan Satu Atmosfer
18)
Harga
g
pada kondisi reservoir, dapat ditentukan dengan Gambar 2.35,
yang menunjukkan hubungan perbandingan viskositas (
g
/
g1
) versus P dan T
tereduksi. Dengan mengalikan harga
g
pada tekanan satu atmosfer (
g1
) dengan
perbandingan harga (
g
/
g1
), maka akan diperoleh harga
g
pada kondisi reservoir.
Gambar 2.35.
g
/
g1
Versus P
pr
dan T
pr
18)
2.3.2.2.2. Faktor Volume Formasi Gas
Faktor volume formasi gas (B
g
) didefinisikan sebagai volume dalam barrel
pada kondisi reservoir yang ditempati oleh satu standard cubic feet (SCF) gas.
Hal ini dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara volume yang ditempati oleh
gas pada kondisi reservoir dengan sejumlah gas yang sama pada kondisi standar
(14.7 psi, 60
o
F). Jadi bentuk persamaan matematiknya adalah sebagai berikut :
sc
r
g
V
V
B = .......................................................................................... (2-30)
dimana :
B
g
= faktor volume formasi gas, Cuft/SCF
V
r
= volume gas pada kondisi reservoir, Cuft
V
sc
= volume gas pada kondisi standar, SCF.
Volume n mol gas pada kondisi standar, adalah :
sc
sc sc
sc
P
nRT Z
V = ................................................................................. (2-31)
Sedangkan volume n mol gas pada kondisi reservoir, adalah :
r
r r
r
P
nRT Z
V = .................................................................................... (2-32)
Dengan mensubstitusikan Persamaan (2-31) dan (2-32) kedalam Persamaan
(2-30), maka akan diperoleh harga B
g
, yaitu :
r
r r
g
P
T Z
B 02829 . 0 = , Cuft/SCF ......................................................... (2-33)
r
r r
g
P
T Z
B 00504 . 0 = , BBL/SCF ........................................................ (2-34)
dimana :
P
sc
= tekanan pada kondisi standar, psi (~ 14.7 psi)
P
r
= tekanan pada kondisi reservoir, psi
T
sc
= temperatur pada kondisi standar,
o
R (~ 520
o
R)
T
r
= temperatur pada kondisi reservoir,
o
R
Z
sc
= faktor kompresibilitas gas pada kondisi standar (~ 1)
Z
r
= faktor kompresibilitas gas pada kondisi reservoir.
2.3.2.2.3. Densitas Gas
Densitas (berat jenis) gas didefinisikan sebagai perbandingan antara
rapatan gas tersebut dengan rapatan suatu gas standar. Densitas gas biasanya
dinyatakan dalam specific gravity gas (
g
), yang merupakan perbandingan densitas
gas pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu terhadap densitas udara kering
pada tekanan dan temperatur yang sama, atau secara matematik dituliskan dengan
persamaan sebagai berikut :
RT
PM
V
m
g
= = ................................................................................. (2-35)
Persamaan (2-35) merupakan persamaan densitas untuk gas ideal, sedangkan
untuk gas nyata, adalah :
ZRT
PM
g
= ......................................................................................... (2-36)
2.3.2.2.4. Kelarutan Gas Dalam Minyak
Kelarutan gas dalam minyak (R
s
) didefinisikan sebagai banyaknya
standard cubic feet (SCF) gas yang berada dalam larutan minyak sebanyak satu
barrel tangki pengumpul (STB), ketika minyak dan gas masih berada dalam
kondisi reservoir. Kelarutan gas dalam minyak dipengaruhi oleh tekanan,
temperatur, dan komposisi keduanya. Gambar 2.36 menunjukkan hubungan antara
kelarutan gas dalam minyak terhadap tekanan.
Penentuan harga R
s
dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi
Beal (1946), dengan terlebih dahulu mengatahui tekanan dan gravity minyak
(Gambar 2.37).
2.3.2.2.5. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas (C
g
) didefinisikan sebagai fraksi perubahan volume
per unit perubahan tekanan, atau secara matematik dapat dituliskan dengan
persamaan sebagai berikut :
|
.
|
\
|
=
dP
dV
V
C
g
1
................................................................................ (2-37)
Dalam pembahasan mengenai kompresibilitas gas terdapat dua
kemungkinan penyelesaian, yaitu : kompresibilitas gas ideal dan kompresibilitas
gas nyata.
Kompresibilitas Gas Ideal
Persamaan gas ideal adalah :
nRT PV = , atau
P
nRT
V =
2
P
nRT
dP
dV
=
|
.
|
\
|
................................................................................ (2-38)
Dengan mensubstitusikan Persamaan (2-38) kedalam Persamaan (2-37) akan
dihasilkan persamaan berikut :
P P
nRT
V
C
g
1 1
2
=
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
= ............................................................... (2-39)
Gambar 2.36.
Hubungan Kelarutan Gas Dalam Minyak Dengan Tekanan
3)
Gambar 2.37.
Korelasi Beal Untuk Menentukan R
s
1)
Kompresibilitas Gas Nyata
Pada gas nyata, faktor kompresibilitas diperhitungkan. Persamaan volume
gas nyata adalah sebagai berikut :
P
Z
nRT V =
Bila temperatur dianggap konstan, maka penurunan persamaan tersebut
menghasilkan persamaan berikut :
T
P
Z
dP
dZ
P
nRT
dP
dV
(
(
(
(
=
|
.
|
\
|
2
|
.
|
\
|
= Z
dP
dZ
P
P
nRT
nRTZ
P
C
g
2
dP
dZ
Z P
C
g
1 1
= ............................................................................... (2-40)