Professional Documents
Culture Documents
1 of 3
09/01/2013 10:39
perbankan syariah. Setiap tahun setidaknya dibutuhkan sekitar 14000 SDM syariah (Majalah Investor, Agustus 2011). Maka dari itu, peluang mendapatkan kerja di bidang syariah masih sangat terbuka lebar. BUS, UUS, dan BPRS umumnya mengalokasikan pembiayaan dengan mengutamakan usaha kecil dan menengah. Hal ini sesuai dengan himbauan Alquran QS Adz-Dzariyat:19 dan QS Al-Maun:2-3. Selain itu, memberdayakan orang yang lebih membutuhkan akan membuat masyarakat semakin mandiri berusaha, tidak hanya mengandalkan bantuan-bantuan sumbangan dan semacamnya. Tantangan Perbankan Syariah di Indonesia Kesesuaian dengan syariah sepenuhnya Walaupun sudah ada dewan pengawas syariah yang memastikan kesesuaian bank tersebut terhadap syariah, tidak dapat dipungkiri masih ada beberapa hal yang belum sesuai syariah, seperti: ketika pinjaman yang diberikan kepada mudharib usahanya ada kemungkinan loss, mudharib harus memberikan jaminan pengembalian kepada bank sebagai intermediaries. Atau contoh pemberlakuan denda bagi mudharib yang lalai. Hal ini tentu bersifat sangat logis untuk diberlakukan dalam perbankan syariah sekarang, mengingat masyarakat sekarang yang moralnya tidak semulia masyarakat di zaman Rasulullah Saw. Selain itu, hal-hal tersebut dilakukan juga tentunya untuk menjaga kestabilan dari bank syariah tersebut Namun kedepannya, perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian lagi agar pendekatan syariah makin tersempurnakan. Pemenuhan kebutuhan SDM syariah Seperti yang penulis ceritakan sebelumnya, kebutuhan SDM yang mengerti dan paham mengenai perbankan syariah masih sangat minim. Setidaknya dibutuhkan 14.000 pekerja untuk membantu meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah terhadap pangsa pasar keseluruhan. SDM yang memadai tentunya dapat menyokong cita-cita tersebut. Inovasi produk perbankan syariah Lambatnya perkembangan perbankan syariah dinilai karena kurang inovatif . Hal yang mendasari pernyataan tersebut adalah kebanyakan produk di perbankan syariah masih mengacu pada produk bank konvensional, yang membedakan hanya terkait riba. Bahkan cenderung hanya mencontek dengan mengganti istilah yang berbeda untuk produk yang sama (Majalah Investor, Agustus 2011). Penutup Dapat disimpulkan, perbankan syariah di Indonesia saat ini memang masih mengalami pergerakan yang lambat dibanding perbankan konvensional yang sudah menghegemoni sejak lama, namun prospek semakin cemerlangnya prestasi perbankan syariah masih dapat diharapkan, salah satu caranya adalah dengan kontribusi kita menggunakan jasa perbankan syariah.
2 of 3
09/01/2013 10:39
Daftar Pustaka Alquran. Statistik Perbankan Syaariah Bank IndonesiaSeptember 2011. Majalah Investor Edisi XIII/218. Agustus 2011. Ahmad, Ziauddin. 1994. Islamic Banking: State of The Art, Economic Islamic Studies. (The Political Economy of the Middle East Volume III Islamic Economics, p274-306) Chapra, M. Umer. 2000. The Future of Economics; An Islamic Perspective. United Kingdom: The Islamic Foundation. www.bi.go.id
This entry was posted in Tulisan and tagged Perbankan, Syariah by Bunga Aulia Juhedi. Bookmark the permalink [http://mhs.blog.ui.ac.id/bunga.aulia91/2012/01 /10/perkembangan-perbankan-syariah-di-indonesia/] .
3 of 3
09/01/2013 10:39