You are on page 1of 5

KONSEP, PRINSIP DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN 1.1.

Pengertian Promosi kesehatan Promosi kesehatan adalah tentang meningkatkan status kesehatan dari individu dan komunitas. Terlalu sering kata promosi bila digunakan dalam konteks promosi kesehatan. Dikaitkan dengan penjualan (sales) dan periklanan (advertising) dan dipandang sebagai pendekatan propaganda yang didominasi oleh penggunaan media massa. Ini merupakan suatu kesalahpahaman dengan promosi dalam konteks kesehatan yang berarti memperbaiki kesehatan, memajukan, mendukung, mendorong dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan maupun masyarakat umum. Defenisi promosi kesehatan menurut WHO adalah Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap dan memperbaiki kesehatan mereka. Sebagaimana diketahui, WHO meneruskan : Persfektif ini diperoleh dari konsepsi sehat dimana seorang individu atau kelompok mampu di satu sisi untuk mewujudkan aspirasi dan memuaskan kebutuhan hidup dan disisi yang lain untuk mengubah atau mengatasi tantangan lingkungan. 1.2. Tujuan Promosi kesehatan Adapun tujuan promosi kesehatan antara lain : a. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan kesehatan b. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan c. Pembercayaan pribadi/diri sendiri, meningkatkan kewaspadaan diri, harga diri dan pengambilan keputusan d. Mengubah sikap dan perilaku e. Mempengaruhi perubahan sosietal/environment 1.3. Kompetensi Inti dalam Promosi kesehatan Kompetensi adalah kombinasi spesifik antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mempekerjakan suatu kegiatan khusus. Adapun kompetensi-kompetensi dalam promosi kesehatan antara lain : 1) Mengelola, merencanakan dan mengevaluasi Mengelola sumber-sumber untuk promosi kesehatan, termasuk uang, bahan-bahan, diri sendiri dan orang lain adalah paling penting. Perencanaan yang sistematik diperlukan dalam promosi kesehatan yang efektif dan efisien. Semua kegaiatan promosi kesehatan juga membutuhkan evaluasi dan metodemetode yang berbeda. 2) Komunikasi Promosi kesehatan adalah tentang orang, jadi komunikasi sangat penting dan mendasar, kompetensi yang tinggi diperlukan dalam komunikasi satu per satu dan dalam bekerja dalam kelompok dengan beraneka cara baik formal maupun yang tidak formal.

3) Menyuluh Menyuluh perlu komunikasi tapi juga perlu edukasional tambahan sehingga penyuluh harus bisa bekerja di kelompok formal dan non formal dengan menggunakan strategistrategi yang tepat dan mencapai tujuan. 4) Pemasaran dan Publikasi Ini membutuhkan kompetensi dalam pemasaran dan periklanan, memanfaatkan radio lokal dan memperoleh pemuatan dalam berita tentang kesehatan dari pers lokal. 5) Fasilitas dan jaringan Kedua hal ini dimasudkan sebagai penolong orang lain untuk mepromosikan kesehatan mereka sendiri dan orang lain dengan menggunakan beraneka ragam cara seperti tukar menukar keterampilan dan informasi dan membangun percaya diri. 6) Mempengaruhi kebijakan dan praktek Yang dimaksud kebijakan ialah rencana luas tentang tindakan yang menentukan arah dengan perencanaan yang lebih rinci. Misalnya : kebijakan pemerintah tentang perumahan, transportasi dan arah masa depan sistem kesehatan nasional hingga status kegiatan sehari-hari dari seorang petugas promosi kesehatan. 1.4. Media Promosi kesehatan Media massa merupakan saluran komunikasi bagi sejumlah orang terdiri dari televisi, radio, majalah dan koran, buku displasy dan pameran. Leaflet dan poster juga media massa bila diguanakn mandiri, dibanding penggunaanya sebagai alat bantu belajar dalam komunikasi tatap muka dengan individu atau kelompok Pesan kesehatan dipersiapkan melalui media massa dengan berbagai cara yakni : a. Promosi kesehatan yang dipersiapkan, misalnya display dan pameran mengenai kesehatan. Iklan dari dinas PKM di televisi dan koran, program pendidikan universitas terbuka mengenai kesehatan. b. Promosi kesehatan oleh biro iklan dan pembuat produk sehat dan pelayanan, misalnya iklan roti sehat, pasta gigi atau susu ibu hamil dan bersalin, leaflet pendidikan tentang memberi makanan bayi atau petunjuk makanan sehat yang juga mempromosikan produk atau pelayanan yang relevan. c. Buku, dokumentasi dan artikel tentang permasalahan kesehatan misalnya program televisi dan majalah tentang makanan, AIDS, polusi dan senam untuk ibu hamil. d. Diskusi permasalahan kesehatan sebagai sistem sisipan berita atau acara hiburan misalnya sinetron dengan seorang pemain memiliki masalah kesehatan seperti korban percabulan atau menderita kanker payudara. e. Pesan kesehatan (anti) disampaikan dengan lugas atau secara wajar misalnya orang terkenal tidak merokok atau sebalinya perokok berat. f. Promosi terprogram pesan anti kesehatan (mungkin pendekatan atau rasionalisasi bukan anti kesehatan) misalnya iklan rokok, permen dan coklat. g. Sponsor acara promosi kesehatan dan pelayanan oleh organisasi atau perusahaan komersial seperti sponsor olahraga oleh perusahaan rokok atau promosi kesehatan oleh perusahaan komersial. Dengan menghubungkan sponsor dengan promosi kesehatan atau pelayanan produk telah dikenalkan pada publik dengan cap pengakuan bahwa produknya tergolong sehat.

1.5. Lingkup promosi kesehatan Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya adalah : a. Bayi b. Anak balita c. Remaja d. Ibu hamil e. Ibu bersalin f. Ibu nifa g. Ibu menyusui h. PUS/WUS i. Klimakterium/menopause 1.6. Sejarah promosi kesehatan internasional Upaya yang bersifat promosi kesehatan dilakukan oleh berbagai negara dalam bentuk dan pengertian. Istilah promosi kesehatan diterima dan diperkenalkan oleh WHO yang kemudian diterima dan diperguanakn oleh semua negara anggota WHO. Beberapa tonggak penting dalam sejarah perkembangan promosi kesehatan internasional: 1. The Ottawa Conferenca Canada, 1986 Merupakan conferensi internasional yang pertama tentang promosi kesehatan. Dalam konferensi ini dirumuskan defenisi promosi kesehatan sebagai : The Process of Enabling People to Increase Control Over and to Improve their Health. Konferensi ini menghasilkan Ottawa Charter, yang merupakan line program aksi (lima (5) pilar utama) promosi kesehatan yaitu : 1. Mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (build health public policy) 2. Menciptakan keuntungan yang mendukung (create supportive environment) 3. Memperkuat makan rakyat (strengthen community action) 4. Mengembangkan kemampuan perorangan (develop personal skill) 5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services) Sejak saat itu Ottawa Charter telah menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi pengembangan kegiatan promosi kesehatan di berbagai negara termasuk Indonesia. 2. The Adelide Conference Australia, 1988 Dalam konferensi ini fokus pembahasan lebih lanjut ialah tentang pengembangan kebijakan publik berwawasan kesehatan. Pada konferense ini dicetuskan bahwa : Kesehatan adalah hak azasi manusia dan kesehatan merupakan investasi sosial selanjutnya dirumuskan 4 (empat) prioritas kebijakan sehat yaitu : 1) Meningkatkan kesehatan wanita 2) Makan makanan bergizi 3) Pengurangan tembakau dan alkohol 4) Menciptakan lingkungan yang mendukung 3. The Sundrall Conference Swedia, 1991 Dalam konferensi ini fokus pembahasan ialah tentang hubungan antara kesehatan dengan lingkungan fisik yang baik penting untuk kesehatan.

4. The Jakarta Conference Indonesia, 1997 Merupakan konferensi internasional promosi kesehatan yang pertama kali diadakan di abad 20 menyongsong abad 21. dari konferensi itu lahirlah Deklarasi Jakarta pesan utama konferensi ini ialah perlunya merubah pola tradisional dalam promosi kesehatan dengan menciptakan dalam upaya promosi kesehatan dengan berbagai sektor, pemerintah dan swasta. Tema konferensi ini Partnership for Health Promotion New Players for New Era. Konferensi di Jakarta merupakan tonggak baru promosi kesehatan dengan dicetuskannya kemitraan untuk promosi kesehatan. Sesuatu hal yang belum pernah ada dalam konferensi sebelumnya. Isi deklarasi Jakarta : Prioritas Promosi kesehatan dalam abad 21 Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan. Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan. Meningkatkan kemampuan perorangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan : - Tantangan-tantangan baru sebagai determinant kesehatan antara lain rendahnya pendidikan, kemiskinan, dll. - Perubahan demografi antara lain : meningkatkan urbanisasi, bertambahnya golongan usia lanjut, transisi epidemiologi. - Promosi kesehatan diakui merupakan pendekatan praktis untuk mencapai pemerataan yang lebih baik dalam kesehatan. 5. The Mexico Conference Mexico City, 2000 Hasil konferensi Mexico : Konferensi Mexico telah menghasilkan beberapa keputusan, kesimpulan atau dokumen sebagai berikut : 1) Mexico ministerial statement for health promotion, yang merupakan kesepakatan para menteri kesehatan seduai untuk meningkatkan kesehatan. 2) Enam tecnical report on health promotion yang merupakan acuan akademis untuk mengembangkan kegiatan promosi kesehatan di masing-masing negara di dunia. 3) Puluhan case studies yang merupakan bukti kesehatan kegiatan promosi kesehatan di berbagai negara di dunia dan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi pengembangan kegiatan promosi kesehatan di negara-negara lain. 4) Framework for country wide plan of action for health promotion, sebagai kerangka untuk merencanakan kegiatan promosi kesehatan. 5) Hasil-hasil lain seperti : inetraksi dengan berbagai pengambilan keputusan, pakar dan praktisi kesehatan di seluruh dunia, pengembangan jaringan dengan berbagai lembaga dunia, bahan-bahan lain tentang promosi kesehatan, dsb. Perkembangan Promosi kesehatan di Indonesia. Di Indonesia, upaya-upaya yang bersifat promosi kesehatan sudah ada bahkan sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia. Istilah yang dipakai bermacam-macam misalnya : Propaganda kesehatan, penerangan kesehatan, pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan masyarakat. Salah satu momentum yang merupakan upaya promosi kesehatan ialah penyempitan anti malaria di rumah penduduk oleh presiden R.I. Ir. Soekarno pada tanggal 12 Nopember 1964, yang kelak ditetapkan sebagai hari kesehatan nasional.

Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode : Periode 1945 1965 Pada kurun waktu ini lebih dikenal dengan istilah propaganda kesehatan. Kegiatan lebih pada gerakan kebersihan seperti kerja bakti, kebersihan rumah dan desa pada hari-hari tertentu. Beberapa catatan penting pada kurun waktu ini antara lain didirikan Sekolah Penyuluhan Kesehatan di Magelang Jawa Tengah, mulai adanya media penyuluhan berupa film dan poster dan yang terkenal adalah poster 4 sehat 5 sempurna, dan yang sangat monumental adalah lahirnya undang-undang kesehatan No. 9/1960. Periode 1965 1975 Pada kurun waktu ini dikenal istilah pendidikan kesehatan masyarakat. Kegiatan dan pendekatan kesehatan mulai dikaitkan dengan masalah sosial, pendekatan mana kemudian melahirkan konsep pendekatan PKMD (Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa). Pengembangan sumber daya manusia mendapat perhatian lebih besar, antara lain dengan mengirimkan tenaga untuk belajar pendidikan kesehatan di luar negeri dan pada tahun 1965 berdiri Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan dalah satu jurusannya ialah Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Periode 1975 1995 Pada kurun waktu ini dikenal istilah penyuluhan kesehatan masyarakat. Berbagai konsep pendekatan kesehatan masyarakat dikembangkan seperti : pendekatan edukatif, PKMRS, manajemen ARRIF, Posyandu, dll. Periode 1995 sekarang Pada kurun waktu ini, istilah promosi kesehatan mulai dipakai, walaupun istilah penyuluhan kesehatan masyarakat masih menjadi nama resmi organisasi di Depkes. Konsep perilaku hdiup bersih dan sehat dikembangkan sebagai salah satu model promosi kesehatan di Indonesia. Tentang PHBS akan diuraikan pada bab-bab berikutnya. Salah satu momentum penting pada kurun waktu ini ialah dicanangkannya Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan oleh Presiden B.J. Habibi pada tanggal 1 Maret 1999. juga dicetuskannya Indonesia Sehat 2010. 1.7. Prinsip-Prinsip Promosi kesehatan 1. Promosi kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat secara keseluruhan, yang fokus utamanya adalah upaya memampukan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan oleh karena itu promosi kesehatan lebih bersifat promotif preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif rehabilitatif. 2. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai pengembangan iklim yang mendukung sehingga penekanan promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. 3. Pemberdayaan merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Masyarakat aktif sebagai perilaku atau subjek. 4. Pemberdayaan dilakuakn sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. 5. Dalam promosi kesehatan nuansa peningkatan kesehatan menjadi lebih kenal suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subjek menjadi lebih menonjol.

You might also like