You are on page 1of 28

Curriculum vitae

Nama : Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, MMedSc, PhD


Riwayat pendidikan Dokter, FK UGM tahun 1987 S-2: MMedSc (Farmakoepidemiologi), Newcastle University Australia, 1993 S-3: PhD, London School of Hygiene & Tropical Medicine, England, 2000 Jabatan: 1. Ketua Umum PB IKAFI (Ikatan Farmakologi Indonesia) 2. Ketua, Komite Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan RS. Dr. Sardjito 3. Board of Governor, International Clinical Epidemiology Network (INCLEN) 4. Ketua, Komite Sistem Informasi, Universitas Gadjah Mada 5. Editor, Berkala Ilmu Kedokteran 6. Editor, Journal Farmasi dan farmasetik Indonesia 7. Editor, Indonesian Dental Journal 8. Tim Ahli Menteri Kesehatan untuk Evaluasi Harga Obat 9. Tim Ahli untuk DPHO, PT Askes Indonesia 10. Komite Uji Kompetensi Dokter Indonesia 11. Komite Nasional (KOMNAS) DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional) 12. Komite Nasional (KOMNAS) Penilaian Obat Jadi Badan POM 13. Komite Nasional (KOMNAS) Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 14. Komite Nasional (KOMNAS) Informatorium Obat Indonesia

Penggunaan obat pada kehamilan

Iwan Dwiprahasto Bag. Farmakologi/CE&BU FK UGM/RSUP Dr. Sardjito

Pendahuluan

Obat dan Farmakoterapi Efficacy

Safety

Quality

Penggunaan Obat Pada Kehamilan


Risiko pada Ibu Risiko pada Janin

Dampak obat pada ibu hamil berdasar periode kehamilan


ACE inhibitor

malformasi

17

70

Trimester 2

Trimester 3

hari

Periode pembentukan struktur utama tubuh janin

Teratogenesis

disgenesis organ tubuh janin, baik secara struktur maupun fungsi (misalnya fungsi otak) (Moore, 1998)

Manifestasi
gangguan pertumbuhan, kematian janin, karsinogenesis, dan

malformasi (Schardein, 1993).

Teratogen
abnormalitas struktural atau fungsional pada janin atau bayi (McElhatton, 2002).

Efek yang dapat terjadi:


abnormalitas kromosom, terganggunya implantasi saat konsepsi, resorpsi atau aborsi pada awal pertumbuhan embryo, malformasi struktural,

(IUGR-intrauterine growth retardation),


kematian janin, kerusakan fungsi pada neonatus (misalnya ketulian), abnormalitas perilaku, dan retardasi mental (McElhatton, 2003).

Efek teratogenik
Timing saat eksposur
Tahap perkembangan janin saat eksposur Dosis dan durasi Farmacokinetika pada ibu hamil Faktor genetic

Interaksi obat

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

A B1

Obat telah digunakan secara luas, tidak ada bukti malformasi dan harmful pada ibu hamil Obat digunakan secara terbatas & tdk ditemukan malformasi & efek buruk lain. Studi pada binatang menemukan hal sama B1 + Studi pada binatang tidak adekuat & terbatas, tapi menemukan hasil sama B1 + Studi pada binatang menemukan adanya fetal damage, tetapi uncertain pada manusia

B2 B3

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

C D
.

Obat yang diduga menimbulkan efek buruk pada janin & bayi (non malformasi) dan reversibel

Obat diduga menyebabkan malformasi atau kerusakan janin ireversibel

Obat dgn risiko tinggi kerusakan janin permanen dan harus dihindari ibu hamil.

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategori A Obat telah digunakan secara

luas, tidak ada bukti malformasi dan harmful pada ibu hamiL
1. 2. 3. 4. 5. 6. Antacids Parasetamol Codein Bisacodyl Methyldopa Papaverin

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategori C

Obat yang diduga menimbulkan efek buruk pada janin & bayi (non malformasi) dan reversibel.
1. 2. 3. 4. 5. 6. Aspirin Minoxidill Hydralazine Diazoxide Sod. Nitropruside Ergot

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategori B1 Obat digunakan secara terbatas &


tdk ditemukan malformasi & efek buruk lain. Studi pada binatang menemukan hal yang sama. Cimetidine Cisapride famotidine ranitidine Sucralfat ISDN Clofibrat

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategori B2 B1 + Studi pada binatang tidak


adekuat & terbatas, tapi menemukan hasil sama 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hyoscyamin Prazosin Cholestiramin Pseudoefedrin Dysopiramid Procainamid

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategori B3

B1 + Studi pada binatang menemukan adanya fetal damage, tetapi tidak jelas pada manusia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Loperamid Klonidin Doxasozin Azetasolamid Spironolakton Gemfibrosil Dopamin

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategori D Obat diduga menyebabkan

malformasi atau kerusakan janin ireversibel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Carbamazepin Fenitoin Fenobarbital Candesartan Losartan Valsartan Warfarin

KATEGORISASI OBAT UNTUK WANITA HAMIL (TGA, 1999)

Kategory X

Obat dgn risiko tinggi kerusakan janin permanen dan harus dihindari ibu hamil 1. 2. 3. 4. Misoprostol Ribavirin Tretionin Finasteride

..

Obat Yang Belum Mendapat Rekomendasi Untuk Ibu Hamil


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Antiflatulents (silicones) Antigen preparations for desensitisation Antihaemorrhagics: antifibrinolytics, fibrinogen, blood coagulation factors Certain anti-poisoning agents: potassium iodide Topical antirheumatics Antivenoms & antitoxins Charcoal preparations Diagnostic agents (urinalysis agents, etc.) Digestives, including enzymes Ear preparations for topical use Enzymes (haematological), including fibrinolytics Topical preparations for haemorrhoids, Herbal medicines

Obat yang memiliki bukti kuat menimbulkan efek teratogenik19


Methotrexate ACE-inhibitors Malformasi Sistema saraf pusat dan anggota gerak
Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi, penurunan osifikasi tempurung kepala, disgenesis tubulus renalis.

Anticholinergic Ileus meconium neonatus


Antithyroid drugs Gondok pada janin dan bayi,

Carbamazepine Defek Tuba Neuralis Cyclophospham Malformasi Sistema saraf pusat ide

Obat dgn bukti kuat menimbulkan efek teratogenik


Diethylstilbe strol Hypoglycem ic
Lithium Misoprostol NSAID Paramethad ione Phenytoin

Ca Vagina & defek sistema urogenital pada janin Hipoglikemia Neonatal


Ebsteins anomaly Moebius sequence
Konstriksi ductus arteriosus, enterokolitis nekrotikans Defek wajah dan sistema saraf pusat (SSP) Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP

Transfer antibiotika via plasenta


Kadar dalam serum bayi/ibu

Antibiotika
Ampisilin Kloramfenikol Nitrofurantoin Sulfonamida Trimetoprim Sefamandol Sefalotin Klindamisin Amikasin Sefazolin Dikloksasillin Eritromisin Karbenisilin Metisilin Penisilin G Tetrasiklin Gentamisin Kanamisin Streptomisin Nafsilin Oksasilin Tobramisin

50-100%

30-50%

0-30%

Obat yang Relatif Aman untuk Kehamilan


DIAGNOSIS OBAT Topical: erythro, clindamycin, Topical: glucocorticoids, cromolyn, decongestants, xylometazoline, oxymetazoline, naphazoline, phenylephrine; Systemic: diphenhydramine, dimenhydrinate, tripelennamine, astemizole Docusate sodium, calcium, glycerin, sorbitol, lactulose, mineral oil, MgOH3 Diphenhydramine, codeine, dextromethorphan Insulin (human)

Acne Rhinitis alergi

Konstipasi Batuk Diabetes

Parasetamol

Parasetamol, codein, dimenhidrinat

Labetalol, methyldopa

Tension Headache
PTU, metimazol

Migraine

Hypertensi
Doksilamin + piridoksin

Hyperthyro idism

Nausea, vomiting,

DIAGNOSIS

OBAT

Ulkus peptikum
Antasida, MgOH3, AlOH3, ranitidin

Pruritus
Topikal: krim pelembab, aluminium asetat, Zn oksida, calamin lotion, glukokortikoid Sistemik: hidroksizin, difenhidramin

Antibiotika pada air susu ibu


Kadar dalam plasma Antibiotika Kloramfenikol Eritromisin Isoniazid Metronidazol Tetrasiklin Kotrimoksazol Sefazolin Kanamisin Nalidixic acid Oksasilin Penisilin G Streptomisin Kadar dalam ASI mcg/ml 16-25 0,4-1,6 6-12 0,5-2,6 1,5 18,4 4 0,2 0,01-0,04 0,3-1,3

50-100%

< 30%

Obat yang tidak dianjurkan saat menyusui


Efek toksik pada bayi yang menyusu, neutropenia,23 dan leukopenia24 Fenobarbital, etosuksimid dan primidon: sedasi

Antineoplasma

Antikonvulsan (antikejang).

Pseudo Cushing syndrome saat bayi berumur 4 bulan, penurunan intake ASI, mengubah pola tidur bayi, dan memperlambat perkembangan neurologik.26

Alkohol.

Obat yang tidak dianjurkan saat menyusui Alkaloid ergot


Mencetuskan vomitus, diare dan kejang sesaat pada bayi.
Ergonovin menghambat laktasi.

Amiodaron
Kadar sekitar 50% 29, mengandung jodium & mempengaruhi glandula tiroid pada bayi.

Bromokriptin mensupresi laktasi

You might also like