You are on page 1of 23

KAJIAN TEKNIK KONSERVASI

TANAH PADA LAHAN KERING


PALAWIJA DI BANJARNEGARA

Oleh :
Beny Harjadi, Ugro Hari Murtiono,
Nurhadi Djaingsastro, Purwanto,
Dewi Subaktini, Sudimin,
Ragil Bambang WMP.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
• Lahan kering adalah sebidang tanah yang dapat digunakan
untuk usaha pertanian dengan menggunakan air yang
jumlahnya terbatas dan biasanya bersumber dari air hujan.

 Tanaman : singkong, kacang tanah dan jagung.


 Permasalahan yang terjadi pada usahatani palawija pada lahan
kering adalah lahan sbg. sumber pendapatan yang diandalkan,
sedangkan luas lahan dan produktivitasnya tidak memadai.

 Kegiatan ini mencoba untuk menerapkan teknologi kontan


yang dirakit oleh BP2TPDAS Surakarta berdasarkan hasil
kajian biofisik dan Sosek.
B. Hasil Yang Telah Dicapai
Kegiatan yang telah dicapai pada tahun 1 (2001):
• Erosi yang diperkirakan (prediksi) > erosi yang diperkenankan
(Nilai T = 16,1sampai 20 ton/ha/th), sehingga perlu segera
dilakukan penanganan Teknik Konservasi Tanah.

• Nilai K (0,27 sampai 0,45) dari agak tinggi - tinggi sehingga


tanah mudah tererosi (erosi permukaan maupun longsor).

• Nilai KPL IVg, dengan KKL termasuk sesuai marjinal utk


tanaman palawija (Singkong, Jagung dan Cabe)

• Masyarakat mengandalkan usaha pertanian dan hanya


sebagian kecil yang mengerjakan sampingan (buruh,
berdagang, atau merantau, dll).

• Kebiasaan petani mengelola pertanian secara turun menurun


& kurangnya frekwensi penyuluhan penyebab produktivitas
f. Pola perlakuan yang diuji cobakan, membandingkan
masing-masing pada kondisi teknik KTA yang belum baik
dan yang sudah baik dengan besaran rata-rata erosi bulanan
masing-masing 26,5 ton/ha dan 31,5 ton/ha.

C. Tujuan dan sasaran


Tujuan umum penelitian yaitu mendapatkan teknik KTA yang
sesuai dengan kondisi lahan kering palawija yang relatif murah,
ramah ling kungan, diminati petani dan dapat meningkatkan
kesuburan tanah.

Tujuan kegiatan mulai 2001-2004 adalah menguji dan


mengamati teknik-teknik KTA yang diinginkan petani dan
sesuai dengan kondisi pedoagroklimat setempat.
SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai dari tahun 2001 sampai 2004, adalah :
2. Tahun pertama (2001) : pengumpulan data biofisik dan sosek,
dan paket Teknik Konservasi Tanah dan Air (T _ KTA)
3. Tahun kedua (2002) : implementasi T_KTA antara rancangan
BP2TPDAS Surakarta dengan kesepakatan petani pemilik
atau penggarap dengan melakukan monev biofisik dan sosial
ekonomi.
• Tahun ketiga (2003) : menguji dan mengamati T_KTA sesuai
kondisi pedoagroklimat
• Tahun keempat (2004) : evaluasi kegiatan selama 4 tahun
berjalan untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditetapkan.
Sasaran kegiatan tahun 2002 secara rinci adalah:

• Tersedianya informasi erosi dan aliran permukaan dari


berbagai macam sistem usahatani dan teknik konservasi tanah
• Tersedianya informasi perubahan data biofisik tanah dan kimia
tanah.
• Tersedianya informasi sistem usahatani (partisipatif petani
peserta dan dampak, dinamisasi kelompok, kontribusi petani
penggarap, biaya dan manfaat usaha tani).
• Tersedianya teknik pola pengelolaan lahan (land
( management)
untuk lahan kering palawija yang disukai petani dan sesuai
dengan kaidah konservasi tanah.
D. Keluaran dan Dampak Hasil Penelitian
• Keluaran Hasil Penelitian
- Informasi sistem usahatani lahan kering palawija
- Teknik kon tan yang sesuai dan diminati oleh
masyarakat/petani

• Dampak Hasil Penelitian


Petani lahan kering dapat menerapkan teknologi kontan :
- menahan laju degradasi lahan
- meningkatkan produktivitas lahan

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Lokasi penelitian
- Penelitian dimulai bulan April sampai Desember 2002
- Penelitian di Sub DAS Sapi, Dusun Pengantulan (Blok
Jambon dan Kali Gintung), Desa wanadri, Kecamatan Bawang,
Kab. Banjarnegara dengan ketinggian tempat 500 m dpl.
, , , ,
- Koordinat geografis: 108 30 BT – 108 45 BT dan 7 20 LS –7 40 LS
o o o o

- Hsl. Pencatatan CH di Kec. Bawang dari 1980 s/d 1998


diperoleh CH tahunan 3.473 mm.
- CH terendah terjadi pd bln. Agustus sebesar 98 mm dan
tertinggi pd bln Januari sebesar 530 mm.
- Klasifiks. hujan menurut Schmidt & ferguson (1951) termasuk
tipe A dgn nilai Q sebesar 0,0.

E. Bahan dan Alat


Bahan penelitian : pH meter, kantong plastik sampel, peta-
peta, pupuk organik & an-organik, pestisida, quisioner
sosek, bibit dll.
Alat penelitian : Drum kolektor, Ombrometer, Sedimen
trap, Abney level, Tustel, dll.
C. Rancangan Penelitian

1. Metode Pendekatan
- Pengamatan sistem usahatani palawija yang sesuai dengan
kondisi biofisik dan sosial ekonomi masyarakat.
- Melakukan analisis-analisis untuk mengetahui upaya-upaya
kontan yang telah dilakukan petani baik secara biofisik
maupun sosek (Gambar 4)
- Kegiatan ini dibagi dua tahap:
1. Tahap pertama (2001): orientasi lapangan, pengumpulan
data biofisik dan sosek.
2. Tahap kedua (2002-2004): analisis atau pengkajian
hubungan antara tingkat erosi dengan biaya manfaat
hasil usahatani dan alternatif teknik kontan yang
akan diterapkan (Gambar 5)
2. Pengamatan Tahun 2002
a. Parameter sosial ekonomi : partisipatif petani (buruh,
pemilik, penggarap), dinamika kelompok, B/C usaha tani.
b. Parameter biofisik : curah hujan, tingkat erosi, aliran
permukaan, infiltrasi tiap perlakuan, tingkat erosi yang
diperkenankan, kesuburan dan faktor fisik tanah lainnya.
Perlakuan T_KTA yang diterapkan meliputi kegiatan :
Mekanis, Vegetatif dan Pemupukan.
Perlakuan penelitian pada masing-masing (Gambar 6) terletak
pada luasan lahan 1 hektar:
P0 : kontrol
P3 : kombinasi T_KTA mekanis, vegetatif dan pemupukan
P2 : kombinasi T_KTA mekanis dan vegetatif
P1 : kombinasi T_KTA vegetatif dan pemupukan
D. Pengumpulan dan Pengolahan Data

- Data tanaman (Singkong, Kacang tanah, Jagung)


- Data biofisik : mengamati perubahan biofisk lahan dan
hidrologi
- Data sosek masyarakat: aktivitas dinamisasi kelompok,
analisis fi nansial (B/C), analisis pemasaran dan
analisis komoditi usahatani

E. Analisis Data
Tahun pertama (2001) : tahap awal kajian dilakukan
analisis deskriptif kuantitatif
Tahun kedua (2002) : dilakukan analisis deskriptif
setelah diberi perlakuan (PO, P3, P2, P1)
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Persiapan
• Konsultasi ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Ungaran
3. Konsultasi ke instansi pusat pertanian dan beberapa instansi
lain di Bogor
- Konsultasi ke PUSLITANAK (Pusat Penelitian dan Pengem-
bangan Tanah dan Agroklimat) di Bogor
- Konsultasi ke PUSTAKA (Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian)
7. Sudi Pustaka di Ungaran dan Bogor
8. Alamat-Alamat Penting yang Terkait dengan Penelitian Lahan
Kering

B. Pelaksanaan
11. Pengambilan sampel tanah
1. Kegiatan Penanaman
b. Singkong
Penanaman singkong denganjenis lokal (Lanting,
Lampung, Aldira). Jarak tanam singkong 75 cm x 75 cm.
d. Jagung
Jagung hibrida jenis P11 pada bibir teras dgn jarak 75 cm
f. Kacang tanah
Kacang tanah ditanam diantara tanaman singkong dengan
jarak tanam 25 cm x 25 cm

9. Kegiatan Pemupukan
• Pemberian kapur kalsit (CaCO3) pada saat pengolahan
tanah, bebe rapa hari setelah pemanenan hasil singkong
pada awal bulan Okto ber 2002.
b. Pemberian pupuk organik ( pupuk kandang kambing =
a. Pupuk an organik berupa pupuk NPK diberikan:
- Urea : 3 kali yaitu pada saat tanam, umur 3 minggu dan
masa produksi.
- SP 36: diberikan 2 kali yaitu saat tanam dan masa produksi.
- KCl. : diberikan pada saat awal penanaman saja (satu kali)
4. Pengarahan Pengamat
- Pengamatan Erosi
- Pengamatan Curah Hujan
- Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
- Pengamatan Sosekbud Masyarakat
5. Perawatan Peralatan Lapangan
- Pengecekan alat-alat, 2 buah alat penangkar hujan
ombrometer telah diganti yang baru (stainless steel) -
Pembuatan petak percobaan di plot pengamatan Po (kontrol)
- Pengecekan kondisi bak kolektor erosi
- Pengecekan dan perbaikan petak percobaan pada plot
pengamatan masing-masing P1 dan P3.
6. Kegiatan Awal Penanaman Setelah Hujan
- Kegiatan penanaman
- Kegiatan mekanis (pembuatan drop structure) dan vegetatif
(pena naman rumput gajah pada tampingan teras)
- Upaya-upaya pendekatan terhadap masyarakat secara reguler
5. Pengamatan Tanaman, Hujan dan Erosi
- Pengamatan Tanaman
- Pengamatan Erosi
- Pengamatan Hujan
- Pengamatan Konservasi tanah
- Pengambilan Sampel Tanah

C. Pelaporan
1. Analisis Data tanah
Tabel 3. Kecepatan Infiltrasi Lokasi Penelitian lahan
Kering palawija
KONDISI PLOT INFILTRASI
BLOK PENELITIAN (cm/menit)
AWAL KONSTAN
I. Kondisi lahan baik IA 2,75 0,30
dan teras baik ada
rumput pada riser IB 0,10 0,30
dan SPA.
II. Kondisi lahan IIA 1,60 0,40
kurang baik dan
teras tidak ada IIB 3,00 0,40
rumput dan SPA.
1. Analisis Pengamatan Hujan
Tabel 4. Data CH di Dusun Pengantulan pada Tahun 2002

BL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Mx 53,8 48,3 86,5 69,3 23,5 21 0 0 0 0 63 96,3

Rt 7,9 7,5 14,3 16,3 10,8 21,0 0 0 0,0 0,0 16,7 31,0

HH 27 17 21 17 4 1 0 0 1 2 29 29
.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Erosi dan Run Off masing-masing Plot.
(Lihat laporan Halaman 37)
Tabel 6. Pengamatan Pertumbuhan tanaman masing-masing Blok
(Lihat laporan Halaman 38)

NAMA KODE KODE LUAS HASIL SINGKONG (Kg)


PEMILIK BLOK PLOT Ha PEMILIKAN PER
HEKTAR
Kadikrama IA P2 0,3 1600 5,333

Purwadi IAIB P2P3 0,5 3900 7,800

Sukarta IB P3 0,3 3050 10,167

Mario IIA P0 0,5 3900 7,800

Kastuji IIAIIB P0P1 0,25 1580 6,320

Sugeng IIB P1 0,75 7400 9,867


5. Analisis Pengamatan Sosial Ekonomi

Tabel 8. Rata-rata Hasil yang dipanen per Jenis Komoditi


satu kali Musim Tanam

No. Jenis Komoditi Hasil Panen Harga/Kg


( Kg ) ( Rp. )
1 Kacang tanah 253,86 1250

2 Jagung 98,57 900


3 Cabe 213,75 6000
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Blok I (plot IA dan IB) kondisi fisik relatif baik, kemiringan
lereng < 35%, teras dlm kondisi baik, ada rumput pada
tampinga n teras mempunyai infiltrasi masing-masing sbb:
Plor IA memilik infiltrasi awal dan konstan masing-masing
2,75 cm/menit dan 0,3 cm/menit
Plot IB memilik infiltrasi awal dan konstan 0,1 cm/menit dan
0,3 cm/menit.

Blok II (plot IIA dan IIB) kondisi lahan kurang baik, kualitas
teras sedang, belum ada rumput pada tampingan teras masing-
masing:
Plot IIA: Infiltrasi awal 1,6 cm/menit, konstan 0,4 cm/menit
Plot IIB: Infiltrasi awal 3,0 cm/menit, konstan 0,4 cm/menit
1. Tinggi hujan maks. terjadi pada bulan Desember
yaitu 96,3 mm., sedangkan hari hujan terbanyak pada
November dan Desember sebanyak 29 hari.

• Rata-rata erosi di Sub DAS Sapi khususnya di dusun


Pengantulan desa wanadri sangat tinggi yaitu 1252,31 mm atau
seberat 15,02 ton/ha/thn.

• Setelah melakukan kunjungan silaturahim dengan petani


pemilik lahan dapat disimpulkan bahwa bidang pertanian
bukan merupakan mata pencaharian atau penghasilan utama.
Hal ini dikarenakan petani mempunyai penghasilan sampingan
yang dapat menghidupi keluarganya.

You might also like