Professional Documents
Culture Documents
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDINER JENIS INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) DENGAN RUNGE KUTTA
Disusun Oleh:
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2012
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan Agar mahasiswa dapat menyelesaikan bentuk penyelesaian differensial ordiner jenis initial value problem menggunakan penyelesaian numerik.
B. Dasar Teori Persoalan yang muncul dalam bidang fisika matematika sering dapat diturunkan ke dalam suatu persamaan diferensial. Persamaan diferensial merupakan salah satu cabang matematika yang termasuk dalam kelompok analisis. Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan fungsi yang belum diketahui, dan atau persamaan itu mungkin juga melibatkan fungsi itu sendiri dan konstanta. Persamaan ini diperkenalkan pertama kali oleh Leibniz pada tahun 1676. Persamaan diferensial seringkali muncul dalam model matematika yang mencoba menggambarkan keadaan kehidupan nyata. Banyak hukum-hukum alam dan hipotesa-hipotesa dapat diterjemahkan kedalam persamaan yang mengandung turunan melalui bahasa matematika. Sebagai contoh, turunan-turunan dalam fisika muncul sebagai kecepatan dan percepatan sedangkan dalam geometri sebagai kemiringan. Persamaan diferensial juga dapat didefinisikan sebagai persamaan matematis yang mengandung satu variabel bebas, variabel terikat dan turunan-turunan variabel terikat terhadap variabel bebasnya. Persamaan diferensial diklasifikasikan sebagai: 1. Menurut jenis atau tipe: ada persamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) dan persamaan diferensial parsial (partial differential equation). Persamaan diferensial biasa didefinisikan sebagai suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan biasa suatu fungsi yang tidak diketahui dengan dua atau lebih peubah bebas. Sedangkan persamaan diferensial parsial didefinisikan sebagai suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan parsial suatu fungsi yang tidak diketahui dengan dua atau lebih peubah bebas. 2. Menurut orde: orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi turunan fungsi yang ada dalam persamaan. adalah orde tiga ; adalah orde dua; adalah orde satu.
3. Menurut derajat: derajat suatu persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari turunan fungsi orde tertinggi. Sebagai contoh: (
biasa, orde tiga, derajat dua. Persamaan diferensial Sturm-Liouville adalah persamaan diferensial biasa berorde dua yang diperkenalkan oleh ahli matematika Jacques C.F Sturm(1803-1855) dan Joseph Liouville (1809-1882). Persamaan diferensial ini dapat diselesaikan dengan menggunakan metode numerik. Sasaran akhir dari analisis numerik yang dilakukan dalam metode numerik adalah diperolehnya metode yang terbaik untuk memperoleh jawaban yang berguna dari persoalan matematika. Berdasarkan persoalan syarat atau nilainya, persamaan diferensial ordiner dibedakan menjadi: a. Persamaan diferensial dengan persoalan syarat/nilai awal (intial value problem, IVP). Yakni jika semua syarat diberikan pada satu nilai perubah bebas (yakni pada nol atau x) Misal: dengan: y(0) = 2 dan y(0) = -1
b. Persamaan diferensial dengan persoalan syarat/nilai batas (boundary value problem, BVP). Yakni jika syarat-syarat diberikan pada lebih dari satu nilai perubah bebas. Misal: dengan: y(0) = 2 dan y(3/2) = 1 ... (1)
nilai-nilai pendekatan y1, y2, y3, dst. dari penyelesaian eksak y1#, y2#, y3#, dst. pada x = x1, x = x2, x = x3, dst. (y1#, y2#, y3#, dst. sendiri biasanya justru tidak diketahui nilainya). Titik (x0, y0) digunakan sebagai titik tolak pengintegrasian. Sebuah Persamaan Diferensial Ordiner (PDO) disebut stabil, jika dalam arah integrasi, penyelesaiannya bersifat konvergen. Dan sebaliknya, PDO disebut tidak stabil, jika dalam arah integrasi, penyelesaiannya bersifat divergen. Dua jenis metode penyelesaian numerik persamaan diferensial ini: 1. Metode satu langkah (one-step methods) a. Metode Euler (eksplisit) b. Penyempurnaan atau perbaikan metode Euler (Metode Heun, Metode Titik Tengah)
c. Metode Runge-Kutta 2. Metode banyak langkah (multi-steps methods) Metode numerik yang digunakan untuk persamaan diferensial biasa dan merupakan metode yang akurat untuk sebagian besar kasus adalah metode Runge Kutta. Namun metode ini memiliki orde suku lebih tinggi yang mengakibatkan perhitunganperhitungan yang lebih rumit dan lebih mendalam walaupun hasilnya akan memiliki galat yang kecil. Metode Runge Kutta merupakan metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa dengan ketelitian dan kestabilan yang cukup tinggi. Metode ini sangat umum digunakan untuk menyelesaikan bentuk persamaan diferensial biasa, baik linear maupun nonlinear dengan permasalahan kondisi awal. Persamaan dengan metode Runge Kutta adalah:
Bentuk penyelesaian metode Runge Kutta dilakukan berdasarkan orde (pangkat): 1. Orde dua:
2.
Orde tiga:
3.
Orde empat:
Pada metode Runge Kutta, semakin tinggi ordenya, semakin tinggi pula tingkat ketelitian (akurasi) yang akan didapatkan. Di sisi lain, parameter yang diperlukan juga akan lebih banyak. Pada umumnya, penyelesaian persamaan diferensial biasa akan menggunakan metode Runge Kutta orde empat. Bentuk :
dy f ( x, y ) dx
....... (4.1)
I.C. : x = xo; y = yo
Algoritma 1) Definisikan 2) Menentukan nilai x0, y0, xn, i 3) Mencari nilai x= 4) Mencari nilai
8) Mencari nilai
1.
dy x1.5 y dx
X0 Y0 x (?) Xn I 1 1,5 0,2 3 10
dy x 2.5 y 0.5 dx
X0 Y0 x Xn (?) I 2 2,5 0,25 4,5 10
i 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Xi 2,000 2,250 2,500 2,750 3,000 3,250 3,500 3,750 4,000 4,250 4,500
Yi 2,500 4,615 7,401 10,949 15,360 20,739 27,195 34,844 43,803 54,194 66,145
k1 1,809 2,436 3,151 3,962 4,877 5,899 7,033 8,284 9,655 11,150 12,772
k2 2,107 2,777 3,540 4,403 5,371 6,448 7,640 8,951 10,383 11,942 13,630
k3 2,117 2,786 3,548 4,410 5,378 6,455 7,647 8,957 10,390 11,948 13,636
k4 2,436 3,151 3,962 4,877 5,899 7,033 8,284 9,655 11,150 12,772 14,526
y 2,115 2,785 3,548 4,411 5,379 6,457 7,649 8,959 10,392 11,950 13,638
Yi+1 4,615 7,401 10,949 15,360 20,739 27,195 34,844 43,803 54,194 66,145 79,783
dy 2 x 2 y 2 xy dx
X0 Y0 x (?) Xn I 0,5 1 0,1 1,5 10
B. TUGAS
dy 20 2 x 2 xy y 3 dx xy dy 20 2 x 2 xy y3 dx xy
X0 Y0 x Xn I (?) 4 1,75 0,4 12 20
1 1
adalah
problem, BVP) e. Dua jenis metode penyelesaian numerik persamaan diferensial ordiner, antara lain: 1. Metode satu langkah (one-step methods) a) Metode Euler (eksplisit)
b) Penyempurnaan atau perbaikan metode Euler (Metode Heun, Metode Titik Tengah) c) 2. Metode Runge-Kutta
f. Metode Runge Kutta merupakan metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa dengan ketelitian dan kestabilan yang cukup tinggi dan paling banyak digunakan. g. Pada metode Runge Kutta, semakin tinggi ordenya, semakin tinggi pula tingkat ketelitian (akurasi) yang akan didapatkan. Di sisi lain, parameter yang diperlukan juga akan lebih banyak. h. Pada umumnya, penyelesaian persamaan diferensial biasa akan menggunakan metode Runge Kutta orde empat. i. Hasil yang diperoleh dari metode Runge Kutta memiliki galat yang kecil. j. Melalui aplikasi Metode Runge Kutta dalam penyelesaian persamaan diferensial ordiner jenis initial value problem pada praktikum kali ini, diperoleh hasil: 1. Diketahui persamaan diferensial :
Pada saat x = 3, harga y yang didapat adalah 11,899 2. Diketahui persamaan diferensial : Pada saat x = 4,5, harga y yang didapat adalah 66,145 3. Diketahui persamaan diferensial : Pada saat x = 1,5, harga y yang didapat adalah 64,370 4. Diketahui persamaan diferensial :
B. SARAN 1. Dalam penyelesaian persamaan diferensial ordiner jenis Initial Value Problem (IVP) dengan metode Runge Kutta, harus memerlukan ketelitian yang tinggi sebab dalam penggunana microsoft excel apabila proses input data ke dalam formula tidak sesuai atau ada penempatan tanda kurung maupun posisi angka yang tidak pas, maka program tersebut bisa salah mengartikan solusinya dan harga penyelesaian yang dicapai akan berbeda dari yang seharusnya. Bahkan bisa saja terjadi galat/error. 2. Sebaiknya melakukan perbandingkan antara hasil yang dicapai dengan cara numerik dengan hasil yang dicapai dengan cara analitis terutama untuk fungsi-fungsi sederhana. Jika selisih dari kedua cara tersebut mendekati nol, maka proses penyelesaian dengan cara Runge Kutta sudah tepat. 3. Untuk mengefisienkan waktu dalam mengerjakan persoalan dari persamaan diferensial ordiner jenis Initial Value Problem (IVP) dengan metode numerik, sebaiknya praktikan memanfaatkan shortcut-shortcut yang terintegrasi dalam program windows.
Daftar Pustaka
Tim Laboratorium Komputasi Proses, 2004, Modul Praktikum Komputasi Proses, Jurusan Teknik Kimia, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. http://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/penyelesaian-pdb-ivp-doc-dy.pdf [Download, 21 November 2012] http://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/persamaan-diferensial-orde-11.pdf [Download, 27 November 2012] http://kk.mercubuana.ac.id/files/14076-12-568038049378.doc [Download, 27 November 2012] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21794/4/Chapter%20I.pdf November 2012] [Download, 27