You are on page 1of 13

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK

KARYA TULIS INI DIBUAT DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS INDIVIDU SEBAGAI KELENGKAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 096

Disusun oleh : Nama No.Reg : Beni Adam : 3115100122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

Page | 1

BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebuah proses dalam meningkatkan kualitas bangsa. Di mana sebuah bangsa yang sukses atau maju mustahil jika penduduknya tidak pintar atau paling tidak mempunyai pendidikan. Di Indonesia sendiri, pemerintah tidak gentar dalam mengumandangkan untuk berperang melawan kebodohan. Mulai dari wajib belajar 9 tahun, perbaikan-perbaikan kurikulum dan aturan yang berhubungan dengan pendidikan, sampai peningkatan mutu guru seperti sertifikasi.

Saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru, diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, misalnya program penyetaraan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SMP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SMA. Meskipun demikian, penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan.

Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah, faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya, sebab semakin sejahteranya seseorang semakin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya.

Page | 2

Faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak heran kalau guru-guru di Negara maju kualitasnya tinggi atau dikatakan professional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi.

Oleh

karena

itu,

gaji

atau

pendapatan

guru

haruslah

dipertimbangkan lagi agar tercapai profesionalitas guru-guru di Indonesia. Program peningkatan mutu pendidikan apapun yang akan diterapkan pemerintah jika kesejahteraan guru masih rendah maka besar

kemungkinan tersebut tidak akan tercapai hasil yang maksimal.

Page | 3

BAB II PERMASALAHAN (TEORI) A. Pengertian Profesionalisme Guru


Istilah profesionalisme berasal dari kata profession. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, profession berarti pekerjaan. Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan mengemukakan bahwa profession

mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.Sedangkan profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan tanggung jawab. Dengan demikian, seorang guru dikatakan profesional bila guru tersebut memiliki kualitas mengajar, mendidik, melatih yang tinggi, dan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Profesional dapat berkembang menjadi jabatan profesionalisme. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional (Sagala, 2006: 101). Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus dan memiliki sistem budaya yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi yang dijalani

Page | 4

B. Kriteria Guru Profesional


Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah seperti dibayangkan sebagian orang. Hanya dengan bermodalkan penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa tidaklah cukup. Tilaar (2000) menyatakan bahwa guru yang profesional haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki suatu keahlian yang khusus, 2) merupakan suatu panggilan hidup, 3) memiliki teori-teori yang baku, 4) mengabdikan diri untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri, 5) dilengkapi dengan kecakapan diagnostik, 6) memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya, 7) mempunyai kode etik, 8) mempunyai klien yang jelas, 9) mempunyai organisasi profesi yang kuat, dan 10) mempunyai hubungan dengan profesi pada bidang-bidang lain. Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya, dalam kerangka pencapaian standar

pendidikan yang ditetapkan. Ia juga tentunya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang efektif dan efisien demi terselenggaranya pembelajaran yang bermakna. Undang-undang tentang Guru Professional diatur dalam UU No. 14 Tahun 2005.

Page | 5

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Menurut Syafri Mangkuprawira dan Aiada Vitayala dalam Yamin (2007: 155), kinerja merupakan suatu kontruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu guru, 2) faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja, 3) faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim, 4) faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah, proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi (sekolah), dan 5) faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

D. Kesejahteraan Guru
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin

Page | 6

sejahtera seseorang semakin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Supriadi (1999), tingkat kesejahteraan guru di Indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di negara miskin di Afrika. Rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut akan semakin tampak bila dibandingkan dengan kondisi guru di negara lain. Di negara maju, gaji guru umumnya lebih tinggi dari pegawai lain, sementara di Indonesia justru sebaliknya. Peningkatan kesejahteraan berkaitan erat dengan insentif yang diberikan pada guru. Insentif dibatasi sebagai imbalan organisasi pada motivasi individu, pekerja menerima insentif dari organisasi sebagai pengganti karena dia anggotayang produktif dengan kata lain

insentifadalah upah atau hukuman yang diberikan sebagai pengganti kontribusi individu pada organisasi

E. Peningkatan Gaji Guru


Pemerintah pun telah menyadari pentingnya peningkatan gaji guru dengan mengeluarkan PP No. 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor, kemudian disusul dengan PP No. 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketigabelas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

Page | 7

BAB III PEMBAHASAN


Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Keberadaan guru di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu ternyata memerlukan keterampilan dari seorang guru, dan tidak semua mampu bahwa

melakukannya. Menyadari hal itu, maka dapat dianggap keberadaan guru profesional sangat diperlukan.

Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi juga guru harus memiliki keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan kualitas

pelayanan terhadap peserta didik baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnya yang akan menunjang perbaikan dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, pengembangan profesionalitas guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi,

Page | 8

melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspekaspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan.Tugas mulia itu menjadi berat karena guru bukan saja harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalitas guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Namun apapun upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah, faktor yang paling penting adalah supaya pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru itu sendiri. Hal ini mengandung implikasi yang sangat luas. Di satu sisi, dengan kesejahteraan guru yang memadai akan mampu mendukung kinerja guru secara optimal. Menurut Supriadi (1999) bahwa tingkat kesejahteraan guru di Indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di negara miskin di Afrika. Rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut akan semakin tampak bila dibandingkan dengan kondisi guru di negara lain.

Page | 9

Di negara maju, gaji guru umumnya lebih tinggi dari pegawai yang lain, sementara di Indonesia justru sebaliknya. Profesionalitas guru tidak saja dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan pembelajaran yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh pemerintah dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh pemerintah, maka tidak akan ada lagi guru yang membolos karena mencari tambahan diluar. Rata-rata gaji guru di negara ini belum menjamin kehidupan yang layak. Hampir semua guru bekerja di tempat lain sebagai sambilan disamping pekerjaannya sebagai guru tetap disuatu sekolah. Oleh karena itu faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya.

Page | 10

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan


Pendidikan adalah sebuah proses dalam meningkatkan kualitas bangsa. Di mana sebuah bangsa mustahil akan sukses jika penduduknya tidak pintar atau paling tidak mempunyai pendidikan. Untuk memajukan pendidikan di Indonesia, pemerintah sudah melakukan beberapa upaya, baik penyetaraan tenaga pengajar dari tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi, pembaruan kurikulum, kenaikan gaji guru, meningkatkat guru professional dan lain-lain. Seorang guru dikatakan professional jika bila guru tersebut memiliki kualitas mengajar, mendidik, melatih yang tinggi, dan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah, faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan semakin kualitasnya, tinggi sebab semakin untuk

sejahteranya

seseorang

kemungkinan

meningkatkan kerjanya. Faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru.

Page | 11

B. Saran
1.

Agar

bangsa

ini

maju,

pemerintah

perlu

mengoptimalkan

pendidikan, salah satunya dengan APBN pendidikan di naikan, gaji guru dan semua pendidik lebih ditingkatkan lagi, karena walau bagaimanapun guru sangat berperan aktif terhadap pendidikan.
2.

Perbaikan Pendidikan tak lepas dari besarnya anggaran yang direncanakan oleh Pemerintah dan disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat. Sekarang telah menunjukkan gejala ke arah perbaikan dengan meningkatnya anggaran. Akan tetapi perbaikan akan membuahkan hasil yang maksimal apabila semua komponen baik penyelenggara pemerintah, dewan perwakilan, penegak hukum, dan masyarakat memiliki hati nurani yang bersih dan memandang bahwa negara kita ini sedang krisis segala-galanya.

Page | 12

DAFTAR PUSTAKA
Djamaarah, Syaiful Bahri dan Aswan, zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sks. Bumi Aksara: Jakarta Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Remaja Rosdakarya : Bandung Rooijakkers. 1991. Mengajar dengan Sukses. PT Grasindo : Jakarta

Page | 13

You might also like