You are on page 1of 58

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyelenggaraan pendidikan yang baik merupakan keharusan dalam mengaitkan sumber daya manusia yang berkwalitas lebih-lebih dalam era globalisasi saat ini, dimana manusia memiliki ketangguhan dan kemampuan berkwalitaslah yang dapat bertahan, sekaligus dapat menguasai kehidupan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik seluruh komponen hendaknya dapat melakukan fungsinya dengan baik. Sebab tanpa berfungsinya setiap komponen tidak akan mungkin pendidikan terselenggara dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas di perlukan suatu motivasi yang menggerakkan seseorang (peserta didik) bertingkah laku. Dalam hal ini perlu disadari bahwa pengajaran tidaklah menitik beratkan pada metode imposisi yakni pengajaran dengan cara penuangan hal-hal yang di anggap penting oleh guru bagi siswanya. Begitu pentingnya masalah peserta didik sebagai objek tujuan sehingga perlu mencari pengenalan atas kebutuhan dan kesanggupannya serta menciptakan situasi pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan usaha-usaha memberikan motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari suatu bidang studi, khususnya bidang studi IPS. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi di harapkan siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, karna motivasi di tandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan seperti siswa ingin mendapatkan nilai yang

baik, mendapatkan penghargaan, adanya harapan untuk sukses dan lain-lain, dengan adanya tujuan tersebut siswa akan termotivasi dan dapat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan yang sesuai guna membangkitkan motivasi belajar siswa. Salah satu paktor yang dapat memberikan motivasi belajar siswa yaitu apabila guru menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, seperti keterampilan dasar mengajar guru yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, dan yang paling utama guru harus dapat memotivasi siswa dengan keterampilan membuka pelajaran sebelum memulai materi. Dari pengamatan yang telah penulis lakukan di lapangan motivasi belajar siswa di SD Negri 200120 Padangsidimpuan sangat rendah, dalam hal ini penulis melihat bahwa siswa mengikuti pelajaran tidak serius, sering terlambat masuk, ribut di dalam kelas sewaktu guru memberikan materi pelajaran dan lain-lain. Hal ini di akibatkan guru dalam memberikan materi pembelajaran tidak menggunakan strategi yang sesuai dengan pembelajaran. Telah banyak upaya yang di lakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa seperti memberikan bimbingan, pendekatan, hadiah, pujian, persaingan, agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan fakta di atas penulis terdorong untuk melakukan sebuah penelitian. Maka penulis merumuskan judul penelitian ini sebagai berikut. Hubungan Keterampilan Membuka Pelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, motivasi dapat di bagi menjadi 2 (dua) yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu dalam proses belajar mengajar. Siswa yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar adapun Faktor yang turut mempengaruhi

motivasi intrinsik seseorang antara lain, sikap, ketekunan, rasa ingin lebih baik, kecerdasan, ingin sukses dan lain-lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar, bukan keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri siswa untuk belajar seperti halnya faktor motivasi ekstrinsik dapat berupa peraturan, sarana dan prasarana kewibawaan guru, keterampilan guru membuka pelajaran dan lain-lain. Faktor-faktor yang di sebabkan di atas merupakan paktor yang sangat menentukan dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Untuk itu dalam proses belajar mengajar guru harus melakukan strategi pembelajaran seperti halnya keterampilan dasar mengajar guru yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, sebelum memulai materi terlebih dahulu guru membuka pelajaran dengan cara membuat kaitan, menarik perhatian, memberi acuan kepada siswa agar siswa bisa termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang menjadi akar penyebab permasalahan dalam motivasi belajar siswa tersebut, penulis perlu membatasi permasalahan agar lebih terfokus pada masalah yang di teliti. Disamping pertimbangan waktu, dana maupun referensi yang

berhubungan dengan topik permasalahan itu sendiri. Dalam hal ini penulis hanya akan mengkaji salah satu faktor yang menjadi akar penyebab permasalahan yaitu yang berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran dan motivasi belajar siswa di SD Negeri 200120 padangsidimpuan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran keterampilan guru dalam

membuka pelajaran di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan? 2. Bagaimanakah gambaran motivasi belajar siswa di kelas

IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara

keterampilan guru membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Suatu penelitian yang dilaksanakan tentu saja mempunyai tujuan dan manfaat tertentu. Maka sejalan dengan rumusan masalah yang diajukan pada

penulisan skripsi ini, tujuan dan manfaat yang akan dicapai adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang

gambaran Keterampilan Guru Dalam Membuka Pelajaran Di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan 2. Untuk mengetahui gambaran Motivasi Belajar

Siswa Di Kelas IV SD Negri 200120 Padangsidimpuan . 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

singnifikan antara keterampilan guru dalam Membuka Pelajaran serta menumbuhkan motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan. 2. Kegunaan Penelitian Sedangkan menjadi manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai masukan informasi bagi kepala

sekolah dalam upaya mencapai mutu pendidikan yang lebih optimal. 2. Sebagai acuan bagi guru bidang study

khususnya IPS dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti hubungan keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa.

3.

Menjadi

pedoman

bagi

siswa

untuk

mengetahui betapa pentingnya motivasi belajar khususnya dalam bidang study IPS.

BAB II LANDASAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
1. Hakekat Motivasi Belajar Siswa. Dalam menjalankan tugas guru sehari-hari, sering kali pengajar berhadapan dengan siswa-siswi yang tidak berprestasi akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup baik, pengajar cendrung mengatakan bahwa siswa tidak termotivasi dan menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap. Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri individu yang

merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatau yang menjadi dasar atau alasan seseorang berprilaku. Menurut Mc.Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya feelingdan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.1 Dari pengertian yang di kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting (1). Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

Sardiman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2004), hal. 73.

individu manusia (2). Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling,afeksi seseorang. (3).motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Berarti dengan ketiga elemen tersebut motivasi dapat dikatakan sesuatu yang kompleks.

Kemudian Oemar Hamalik mengatakan dalam buku proses belajar mengajar bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.2 Sementara menurut Hamjah B.uno dalam bukunya teori motivasi dan pengukurannya bahwa motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan.3 Sedangkan Menurut Martin dan Brigg motivasi adalah kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku.4 Berarti dalam hal ini secara lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan dalam kegiatan belajar. Selanjutnya dalam buku Husaini Usman mengatakan bahwa motivasi adalah merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berprilaku.5

2 3

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta, Bumi Aksara, 2003), hal 158 Hamjah B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, ( Jakarta, Bumi Aksara , 2008), hal 6 4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontermporer (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal.32. 5 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan ( Jakarta, Bumi Aksara, 2009) hal. 250.

Dari beberapa teori yang telah di kemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi internal dan eksternal yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap adanya tujuan. Setelah diuraikan tentang teori motivasi kemudian perlu di paparkan tentang teori belajar karna motivasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu motivasi dan belajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Seseorang yang melakukan kegiatan belajar mengajar akan mencapai perubahan-perubahan yang positif dalam hal pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, minat dan sebagainya. Muhibbin Syah, mengatakan bahwa Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.6 Berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah sematamata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman, dan latihan.7 Sedangkan Oemar Hamalik berpendapat bahwa: Belajar adalah modfikasi mempertegas kelakuan
6 7

Muhibbin Syah, Psikologi Pendiidkan, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hal. 88 Syaiful Bahri Djamarah, strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 10

melalui pengalaman.8 Selanjutnya Djalaluddin rahmad berpendapat bahwa: Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai suatu hasil dari pengalaman diri.9 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa: Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada individu sebagai hasil interaksi denga lingkungannya, misalnya perubahan pengetahuan, kelakuan, dan sifatnya menetap. Tujuan belajar merupakan cara akurat untuk menentukan hasil belajar siswa. Dengan kata lain proses belajar siswa ditentukan oleh sejauh mana tujuan belajar yang sudah dapat dicapai peserta didik. Menurut Ahmad Sabri mengatakan bahwa Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang10. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku, atau terjadinya perubahan dalam diri individu baik dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman seseorang yang mengacu kepada tingkat keberhasilan yang dapat diukur melalui evaluasi. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa terhadap suatu keadaan merupakan keberhasilan belajar yang diorientasikan kepada prestasi belajar yang diperoleh. Prestasi tersebut sebagai hasil belajar itu sendiri. Setelah di ketahui tentang teori motivasi dan teori belajar maka dapat di paparkan beberapa indikator yang meliputi, diantaranya; adanya keinginan berprestasi , adanya harapan, dan adanya penghargaan.
8 9

Oemar Hamalik, Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 5-6 Djalaluddin Rahmad, Psikologi Komunikasi, (Bandug: Remaja Rosdakarya, 1985), hal. 64 10 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dengan Mikro Teaching, (Jakarta, 2005), hal. 33

a. Adanya Keinginan Berprestasi Dalam Belajar Siswa yang ingin berprestasi dalam belajar berarti siswa tersebut telah ada dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran, siswa yang ingin berprestasi dalam belajar, misalnya siswa ingin mendapatkan nilai yang baik (angka), agar nantinya siswa tersebut bisa naik kelas untuk memperoleh nilai yang baik maka siswa memerlukan motivasi dengan motivasi maka akan timbul keinginan siswa agar memperoleh prestasi dalam belajar. Sedangkan orang yang motivasi berprestasinya tinggi mempunyai ciri-ciri : 1) bertanggung jawab atas segala perbuatanya, mengaitkan diri pada karir atau masa depan tidak menyalahkan orang laing dalam kegagalannya 2) berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya selalu bersedia mendengarkan pendapat orang lain sebagai masukan dalam memperbaiki dirinya. B. Sukarno mengatakan dalam buku manajemen teori dan praktik dan riset pendidikan bahwa prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif terhadap kemampuan praktik mengajar.11 Sementara Mc Cleland mengatakan dalam buku manajemen teori praktik dan riset pendidikan bahwa bangsa yang dalam ekonominya terbelakang dapat ditingkatkan secara dramatis dengan merangsang rakyatnya untuk berprestasi tinggi.12

11 12

Husaini Usman, op. cit, hal 274 Ibib, hal 264

10

Selanjutnya Atkinson mengatakan dalam buku teori motivasi dan pengukurannya bahwa motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.13 Brophy menjelaskan suatu daftar strategi motivasi yang di gunakan guru untuk memberikan stimulus siswa akan produktif dalam belajar diantaranya, keterkaitan dengan kondisi lingkungan, kondisi belajar yang bermakna, harapan unruk berhasil, berisi kesuksesan program, konpetensi yang positif, nilai hasil belajar.14 Berdasarkan teori di atas bahwa adanya keinginan berprestasi belajar tergantung pada kondisi mental dengan merangsangnya untuk berprestasi tinggi sedangkan prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif terhadap kemampuan mengajar.

b. Adanya Harapan Manusia biasanya meletakkan nilai pada sesuatu yang diharapkan dari karyanya oleh karna itu manusia mempunyai urutan kesenangan dari sejumlah hasil yang di harapkan begitu juga siswa dalam belajar dengan adanya harapan yang di berikan pada siswa dalam belajar maka ia akan termotivasi, misalnya siswa ada harapan untuk mendapatkan nilai yang baik. Dengan demikian pada dirinya akan tumbuh harapan . Teori harapan dari Vroom yang telah di kembangkan poster dan lawler serta ahli-ahlinya bahwa harapan adalah kadar kekuatan atau keyakinan usaha
13 14

Hamjah B. uno, op.cit, hal, 8 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2006) hal. 8.

11

dalam bekerja akan menghasilkan penyelesaian tugas.15 Kemudian Oemar Hamalik menjelaskan bahwa Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah menyelesaikan pelajaran, atau tugas, atau suatu proyek16 Berarti harapan dinyatakan sebagai kemungkinan prestasi belajar seseorang terhadap usaha yang telah dilakukannya. Sedangkan menurut Sondang P.Siagian dalam buku teori motivasi dan aplikasinya mengatakan bahwa seseorang mempunyai keinginan untuk menghasilkan sesuatu karya pada waktu tertentu tergantung pada tujuantujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut tentang nilai suatu prestasi kerja sebagai wahana untuk mencapai tujuan.17 Sementara Keller menjelaskan Menumbuhkan harapan siswa merupakan salah satu syarat dalam membangkitkan keyakinan pada diri siswa terhadap tugastugas pembelajaran, hal ini dilakukan dengan menyajikan tingkat tantangan yang memungkinkan siswa mendapat pengalaman sukses yang bermakna di bawah kondisi belajar dan untuk kerja tertentu.18 Berdasarkan teori di atas bahwa harapan merupakan salah satu syarat untuk membangkitkan keyakinan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. c. Adanya Penghargaan Setelah kebutuhan individu terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang di inginkan manusia yaitu kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi, misalnya kebutuhan mendapat ucapan terima kasih, hadiah, pujian, ucapan selamat jika berjumpa, menunjukkan rasa hormat dan lain-lain.
15 16

Husaini Usman, op.cit hal. 261 Oemar Hamalik, op. cit, hal. 118 17 Sondang P.Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, ( Jakarta, Rineka Cifta, 2004) hal, 179 18 Made Wena, op. cit. hal. 42.

12

Menurut teori alderver disebutkan bahwa manusia itu memiliki kebutuhan yang disingkat ERG ( Existence, Relatedness, Growth ). Manusia pada hakikatnya ingin di hargai dan di akui keberadaannya, ingin di undang dan dilibatkan. Disamping itu manusia sebagai mahluk sosial ingin berhubungan atau bergaul dengan manusia lainnya ( relasi ) manusia juga ingin meningkatkan taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang ).19 Sementara menurut James Pophan dan Evi L.Baker menjelaskan bahwa Penghargaan (hadiah) adalah pemberian sesuatu yang dapat memberi arti bagi seseorang sehingga ia merasa puas untuk kemudian mengulangi prilaku yang semula.20 Sedangkan Nurul fikri mengatakan bahwa penghargaan merupakan bentuk positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik.21 Selanjutnya menurut Slameto bahwa penghargaan merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, di hormati oleh orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain sebagainya.22 Berdasarkan teori di atas bahwa penghargaan itu merupakan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial yang pada hakikatnya manusia ingin di hargai keberadaannya seperti mendapatkan hadiah, ucapan terima kasih, pujian, ucapan selamat jika berjumpa dan sebagainya. Dari teori -teori di atas dapat di simpulkan bahwa Motivasi belajar siswa adalah suatu dorongan, baik bersifat internal maupun eksternal yang membuat

19 20

Husaini Usman, op. cit. hal, 259. W. James Pophan dan Evi L.Baker, Teknik Belajar Secara Sistematis, (Jakarta, Rineka Cipta, 1992), hal 105 21 Nurul fikri, Meningkatkan Motivasi Dan Kesulitan Belajar Siswa , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2000), hal 357 22 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta, Rineka Cifta, 2003) hal. 171

13

siswa bergerak, bersemangat dan senang belajar secara serius dan terus menerus selama proses belajar mengajar. 2. Hakikat Keterampilan Membuka Pelajaran Salah satu usaha mengkondisikan kelas adalah adanya kegiatan membuka pelajaran sebelum memasuki kegiatan inti. Oleh karena itu kegiatan membuka pelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang memiliki peran yang penting dalam menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciftakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kopetensi yang diharapkan. Membuka pelajaran juga merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain membuka pelajaran itu adalah kegiatan mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Seperti menarik perhatian siswa, membuat kaitan acuan. Turney mengatakan bahwa Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang di lakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan di pelajari.23
23

dan memberikan

Bambang Setiyadi dan Junaidi Mistar, Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal, 353.

14

Sedangkan dalam buku Wina Sanjaya mengatakan bahwa membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kopetensi yang di harapkan.24 Selanjutnya dalam buku Syiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciftakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada materi yang akan dipelajari.25 Dari beberapa teori di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan membuka pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap guru dan selanjutnya membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh guru setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan dipelajarinya sehingga mencapai kopetensi yang diharapkan. Untuk mengetahui lebih jelas bahwa keterampilan membuka pelajaran bukanlah sekedar kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa ber doa. Akan tetapi kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan menyiapkan mental siswa untuk siap menerima dan mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Oleh karena itu ada beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam kegiatan membuka pelajaran, dan merupakan keterampilan dasar yang harus
24

25

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kopetensi ( Jakarta: Kencana, 2008), hal, 47. Syiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hal.138

15

dikuasai guru dalam kegiatan membuka pelajaran, meliputi; menarik perhatian, memberi acuan dan membuat kaitan.

a. Menarik Perhatian Untuk menimbulkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang di pelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha, seperti menimbulkan rasa ingin tahu, menunjukkan sikap hangat dan antusias, memberikan variasi mengajar gerak dan mimik. Dalam buku Bambang Setiyadi menjelaskan bahwa untuk menarik perhatian, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut (1) gaya mengajar guru (2) penggunaan berbagai media (3) perubahan pola intraksi guru terhadap siswa.26 1) Gaya Mengajar Guru Berbagai gerak atau posisi guru, kontak pandang atau suara guru, pengguaan pause atau komentar yang jelas, dapat menarik perhatian siswa . 2). Penggunaan Berbagai Media Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat menggunakan berbagai jenis media yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan, misalnya menggunakan gambar disertai model atau benda yang sebenarnya. 3) Perubahan Pola Intraksi Guru Siswa Agar siswa tertarik pada hal-hal yang akan dipelajari, guru harus menciftakan berbagai variasi pola intraksi. Misalnya, guru bertanya sisewa menjawab kemudian siswa yang lain memberi tanggapan yang dilanjutkan dengan komentar atau tambahan dari siswa lainnya.dengan demikian pola intraksi tidak hanya guru siswa melainkan siswa-siswa, siswa-guru atau guru
26

Bambang Setiyadi dan Junadi Mistar, op.cit, hal. 3.56

16

menunjukkan suatu media kemudian siswa mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru. Kemudian menurut Wina Sanjaya bahwa menarik perhatian siswa, meupakan kegiatan yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang menyenangkan.27 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa menarik perhatian adalah mengubah gaya mengajar guru, seperti guru biasa berdiri didepan kemudian berdiri di belakang.28 Selanjutnya menurut E. Mulyasa mengatakan bahwa menarik perhatian adalah menarik perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan disajikan yang dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru menggunakan mendia dan sumber belajar yang bervariasi.29 Dari beberapa hal tersebut dibahas lebih lanjut dalam pembahasan tentang mengadakan variasi. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa menarik perhatian siswa, guru dapat melakukan hal-hal seperti: gaya mengajar, penggunaan media, intraksi guru terhadap siswa. b. Memberi Acuan Memberi acuan dalam membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat pada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di pelajari siswa.
27 28

Wina sanjaya, op, cit, hal, 48 Syaiful Bahri Djamrah , loc. cit 29 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ( Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2005 ) hal. 85

17

Abimanyu dan Raka menjelaskan bahwa memberi acuan adalah usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang memungkinkan peseta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan di pelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pembelajaran.30 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa memberi acuan merupakan menentukan batas-batas tugas anak didik yang segera harus dikerjakan.31 Sementara menurut Wina Sanjaya memberikan acuan merupakan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara: mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan, menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.32 Selanjutnya menurut Bambang Setiadi dan Junaidi Mistar mengatakan bahwa memberi acuan merupakan memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa.33 Berdasarkan penjelasan tersebut dalam memberi acuan kepada siswa, guru dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan di tempuh dalam mempelajari materi pelajaran.

30 31

Ibib. Hal. 86 Syiful Bahri Djamarah, Loc, cit 32 Wina Sanjaya, loc,cit. 33 Bambang setiyadi dan Junaidi Mistar, op.cit, hal. 3.58

18

c. Membuat Kaitan Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukan dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah di pelajari. Mulyasa mengatakan mengaitkan pelajaran dapat dilakukan dengan (1) Mengajukan pertanyaan apersepsi (2) Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu (3) Mengaitkan materi yang di ajarkan dengan lingkungan peserta didik.34 Kemudian Wina Sanjaya mengemukakan bahwa membuat kaitan adalah mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.35 Sedangkan menurut Bambang setiyadi dan Junaidi mistar mengatakan membuat kaitan merupakan mempermudah pemahaman siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajar, guru perlu menghubungkan materi tersebut dengan hal-hal yang akan dipelajari atau pengalaman-pengalaman siswa terdahulu sebagai bahan pengait.36 Selanjutnya menurut Syiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa membuat kaitan merupakan hubungan antara materi materi sebaiknya disesuaikan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah di kuasai anak didik.37 Berdasarkan penjelasan tersebut dalam membuat kaitan, guru dapat melakukan dengan cara menghubungkan materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah di pelajari.

34 35

Mulyasa, op.cit. hal.87 Wina Sanjaya, loc. cit 36 Bambang Setiyadi, op.cit hal. 3.59 37 Syaful Bahri Djamarah, op. cit, hal, 143

19

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan membuka pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap guru. Selanjutnya membuka pelajaran adalah kegiatan awal yang dilakukan oleh guru setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan dipelajarinya.

B.
1.

Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis


Kerangka Berpikir Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar

guru yang harus di ketahui oleh guru, karna di dalam proses pembelajaran guru harus mengetahui strategi belajar mengajar seperti keterampilan membuka pelajaran tidak mungkin guru langsung memberikan pembahasan materi ( kegiatan inti) tanpa mendahului dengan membuka pelajaran. Sebelum memulai materi hendaknya guru terlebih dahulu melakukan kegiatan membuka pelajaran baru kegiatan inti ( pembahasan) dan yang terakhir kegiatan menutup pelajaran, yang paling utama disini di ketahui adalah keterampilan membuka pelajaran yang bertujuan untuk menciftakan prakondisi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pelajaran dengan adanya tujuan tersebut di harapkan siswa termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan ditandai reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan sehingga merangsangnya melakukan sesuatu yang menjadi dasar atau alasan berprilaku dalam proses pembelajaran .

20

Apabila motivasi belajar siswa dilakukan guru dengan membuka pelajaran terlebih dahulu sebelum memulai materi maka peserta didik (siswa) akan lebih tertarik mengikuti pelajaran yang akan disajikan. Sebaiknya dengan cara ini terus dilakukan guru dalam proses pembelajaran kemungkinan akan memberikan motivasi yang positif bagi siswa. Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir maka penulis menduga adanya hubungan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.

C.

Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara yang perlu di uji

kebenarannya lewat penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto berpendapat Hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan buktibukti.38 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Furchan Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah39. Sehubungan dengan pengertian hipotesis yang telah di kemukakan di atas masih perlu diperjelas bagaimana sebenarnya ciri-ciri hipotesis tersebut. Menurut Arief Furchan, ciri-ciri hipotesis yang baik adalah : 1).Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, 2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel, 3) Hipotesis harus dapat diuji, 4) Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, 5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin40.
38 39

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian , (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 120 40 Arief Furchan, op.cit. hal. 125

21

Berdasarkan teori diatas, maka hipotesis harus dapat diuji kebenarannya berdasarkan data empiris dan perumusannya harus sederhana dan terbatas, hipotesis itu harus didasarkan pada teori yang kuat sehingga kedudukannya di dalam suatu penelitian cukup kuat. Berdasarkan dari kerangka berpikir maka peneliti dapat menetapkan sebagai hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Keterampilan Membuka Pelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 200120 Padangsidimpuan yang di kepalai

oleh Hj. Farida Hannum SPdi lokasi sekolah berada di Jalan. Ompu Toga Langit Kelurahan Losung Batu Gang. Pendidikan No.50 Penetapan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa masalah yang berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV belum pernah diteliti di sekolah tersebut.

22

Alasan lain bahwa lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal penulis sehingga penelitian ini dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Selain itu penulis juga ditempatkan sebagai guru PPL/KKL selama 3 bulan yang di mulai pada Tgl.1 Maret s\d 31 Mei 2010 pada SD tersebut, sehingga mudah untuk mendapatkan data-data serta fakta yang diperlukan. Sedangkan lama penelitian direncanakan 4 bulan yakni Desember 2010 sampai Maret 2011 B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu hal yang begitu penting di dalam penelitian, sebuah penelitian yang baik harus jelas metode yang memberikan gambaran kepada pembaca tentang data-data yang akan di ambil. Sesuai dengan pendapat Arif Furchan bahwa Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. Sementara itu, Winarno Surakhmad mengatakan bahwa Metode merupkan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.41 Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah langkah penting yang harus digunakan dalam penelitian dengan mempergunakan teknik maupun strategi dalam mengumpulkan data guna menjawab persoalan yang dihadapi.

41

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Dasar Teknik, (Bandung : Tarsito, 2001), hal. 68

23

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan metode deskriptif, karena penelitian menggambarkan Hubungan keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa. Sebagaimana menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa Pendekatan adalah metode atau cara mengadakan penelitian seperti halnya: eksperimen atau noneksperimen.42 Sedangkan Sukardi mengatakan: Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengiterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.43 Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah deskriftip dalam bentuk korelasi yakni menggambarkan hubungan kedua variabel penelitian, Yaitu Penerapan

Keterampilan Membuka Pelajaran

sebagai variabel bebas (variabel X) dan

Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel terikat (Y). C. 1. Populasi dan Sampel

Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, populasi ini sangat penting karena hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai, hal ini sesuai dengan penjelasan Suharsimi Selanjutnya Arikunto, Sugiyono Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.44 wilayah

berpendapat,

Populasi

penelitian

adalah

42 43

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 44 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal.157 44 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 73

24

generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan kemudian ditarik kesimpulan.45 Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, mungkin terbatas mungkin tidak, tergantung pada susunan masalah peyelidikan. Sesuai dengan hal tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010-2011 yang terdiri dari 2 kelas berjumlah 87 orang, jumlah siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Jumlah Siswa Kelas IV SDN 200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010- 2011 No. 1. 2. Kelas IVA IVB Jumlah Total Jumlah Populasi 43 orang 44 orang 87 orang

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa Kelas IV SDN 200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010 - 2011 adalah sebanyak 87 orang. 2. Sampel
45

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Tarsito, 1999), hal. 67.

25

Sampel penelitian merupakan bagian terkecil dari populasi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa: sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.46 Sedangkan menurut sugiono sampel adalah bagian dari jumlah dan krakteristik yang dimiliki populasi tersebut.47 Selanjutnya menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa : Sampel adalah sebagian yang
diambil dari populasi.48 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling.


Kemudian Surakhmad mengatakan Sampel yang jumlahnya sebesar populasi disebut sampel total.49

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto, Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100 diambil antara 10-15 % atau 20-25%. Bila kurang dari 100 maka diambil seluruhnya.50
Mengingat jumlah populasi yang relatif kecil serta sesuai dengan pendapat para ahli di atas, maka penulis mengikut sertakan seluruh anggota populasi menjadi sampel penelitian ini yaitu 87 orang.

D.

Instrumen Penelitian

46 47

Suharsimi Arikunto, op.cit., hal.109 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung, Alfabeta,2008) hal. 118 48 Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), hal. 6 49 Winarno Surakhmad, op.cit, hal. 100. 50 Ibib,hal. 143

26

Instrumen dalam peneliltian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan metode pengumpulan data, untuk memperoleh data yang diperlukan dalam analisis maka peneliti melakukan penyusunan instrumen penelitian. Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting, sebab instrumen yang baik dapat menjamin pengambilan data yang akurat. Instrumen penelitian disusun sesuai dengan sifat dan karakteristik yang diperlukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim yang mengatakan bahwa: Instrumen adalah sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.51 Penyusunan instrumen didasarkan kepada kedua variabel, yaitu: keterampilan membuka pelajaran sebagai variabel bebas (X) motivasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Variabel Keterampilan membuka pelajaran dalam penelitian ini di artikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana yang Kondusif sehingga Sehingga pelajaran yang akan di ikuti siswa dalam keadaan siap. Untuk mengukur variabel keterampilan membuka pelajaran, maka penulis menetapkan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Menarik perhatian 2) Memberi acuan 3) Membuat kaitan. Dari ketiga indikator tersebut dibuat butir-butir pertanyaan yang berhubungan dengan variabel, serta setiap indikator dibuat butir pertanyaan yang terdiri dari 4

51

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 2000), hal.32

27

( empat ) option ( alternatif jawaban ), yaitu a,b,c, dan d.jumlah pertanyaan yang ada adalah 10 butir dalam bentuk angket. Setiap butir soal terdapat 4 pilihan jawaban, yaitu sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Pilihan jawaban a selalu diberi bobot 4 Pilihan jawaban b seringdiberi bobot 3 Pilihan jawaban c jarang diberi bobot 2 Pilihan jawaban d tidak pernah diberi bobot 1 Adapun kisi-kisi keterampilan membuka pelajaran guru di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan sebagai berikut: Tabel 2 Kisi-Kisi Keterampilan Membuka Pelajaran No. 1. 2. 3. Indikator (variabel X) Menarik perhatian Memberi acuan Membuat kaitan Jumlah Nomor Soal 1, 2, 3, 4,5 6, 7, 8, 9,10 11, 12, 13, 14, 15 Jumlah 5 5 5 15

Sedangkan motivasi belajar siswa diartikan dalam penelitian ini adalah kondisi internal dan external yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap pencapaian tujuan belajar. Adapun indikator motivasi belajar siswa yaitu : 1) Adanya keinginan

berprestasi 2) Adanya harapan 3) Adanya penghargaan. Tabel 3 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa No. 1. 2. 3. Indikator (variabel Y) Adanya keinginan berprestasi Adanya harapan Adanya penghargaan Jumlah Nomor Soal 1, 2, 3, 4,5 6, 7, 8, 9,10 11, 12, 13, 14, 15 Jumlah 5 5 5 15

28

E.

Teknik Pengumpulan Data Untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan teknik angket. Teknik angket adalah teknik penilaian dalam bentuk serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dinilai dan pertanyaan itu di nyatakan secara tertulis. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto: angket adalah kumpulan dari pertanyaan secara tertulis kepada pembaca dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis.52 Teknik angket ini digunakan untuk memperoleh data kedua variabel yakni keterampilan membuka pelajaran (x) dengan motivasi belajar siswa( y ). Dari pendapat tersebut angket adalah serangkaian pertanyaan yang di ajukan kepada responden yang dilengkapi alternatif-alternatif pertanyaan secara tertulis dan menjawab juga tertulis, ini dilakukan secara tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda conteng () pada kolom atau tempat yang disediakan.53 Angket yang disebarkan merupakan angket tertutup berupa pilihan berganda yang diisi tanpa menulis nama agar responden menjawab dengan sebenarnya dan tidak merasa takut terhadap jawabannya, apabila jawaban merasa tidak baik akan dirahasiakan tidak ada danpak di kemudian hari, responden tinggal memberikan jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang ada. F . Teknik Analisis Data

52 53

Suharsimi Arikunto, op.cit., hal.101 Ibid, hal. 103

29

Untuk analisis data dari dua data yang terkumpul kemudian di analisis dalam dua tahap, yakni : 1.Analisis deskriptif, yakni untuk memperoleh gambaran dari kedua variabel penelitian diantaranya berupa mean, median, modus, distribusi frekuensi, dan histogram.Untuk menentukan gambaran keadaan masing-masing variabel

maka ditentukan klasifikasi penilaian. Adapun klasifikasi yang diuraikan adalah: Tabel 4 Klasifikasi Penilaian Keterampilan Membuka Pelajaran dengan Motivasi Belajar siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan 54 No Nilai Interpretasi 1 80 100 Sangat baik 2 70 79 Baik 3 60 69 Cukup 4 50 59 Kurang 5 0 49 Gagal

2. Analisis Statistik Inferensial yakni untuk menguji kebenaran hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini, Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah nilai korelasi r Product Moment oleh Pearson yaitu: rxy =

{ N . X

N . XY ( X ) ( Y )
2

( X )

}{N . Y

( X )

55

Keterangan : r xy : Angka Indeks Product Moment N: Jumlah Sampel x : Jumlah seluruh variabel X

: Jumlah seluruh variabel Y

54 55

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 121. Suharsimi Arikunto. op.cit, hal. 72

30

x y xy
2 2

: Jumlah seluruh skor X yang dikuadratkan : Jumlah seluruh skor Y yang dikuadratkan : Jumlah kali skor X dengan skor y

31

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi Data
Sebelum peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap kedua variabel penelitian, maka penulis terlebih dahulu menunjukkan data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yakni keterampilan membuka pelajaran sebagai variabel X dan motivasi belajar siswa sebagai variabel Y yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 5 Data Keterampilan Membuka Pelajaran dan Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan No Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 X 33 40 40 42 46 43 47 46 39 28 36 42 42 44 28 28 28 42 51 39 34 45 37 Y 54 51 41 40 35 38 38 40 38 43 46 50 46 46 42 44 49 38 50 50 51 33 46

32

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

39 44 45 42 44 52 44 41 45 42 42 28 28 34 34 30 34 45 44 42 42 47 46 49 49 28 28 41 47 57 53 42 39 46 40 40 33 44 42 38 47 50 42 42

45 48 39 41 42 44 47 44 45 46 38 42 41 43 43 39 38 41 41 30 40 44 48 39 51 40 41 33 38 42 41 35 46 48 52 38 49 39 43 40 46 42 37 35

33

68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 Jumlah Rata-rata 1. X)

38 40 55 28 34 34 46 49 49 34 34 30 30 49 34 28 28 28 28 34 X = 3461 39,8

39 48 46 34 46 41 40 47 33 32 35 39 45 43 31 36 50 37 40 42 Y = 3657 42

Pengolahan Hasil Keterampilan Membuka Pelajaran (variabel

Dari hasil penelitian yang terkumpul tentang keterampilan membuka pelajaran melalui indikator di peroleh nilai terendah 28 sampi nilai tertinggi 57 sedangkan skor yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 15 sampai 60. dari hasil perhitungan di peroleh nilai rata-rata sebesar 39,8 dimana nilai tengah teoritisnya 30. Untuk melihat data keterampilan membuka pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6 Nilai Mean, Median dan Modus dari Keterampilan Membuka Pelajaran di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan No 1 Nilai Mean Keterangan 39,8

34

2 3

Median Modus

39,02 38,56

Apabila dibandingkan nilai rata-rata perolehan siswa dengan nilai tengah teoritisnya maka nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah teoritisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : 39,8 0 30 60

Gambar 1. Letak nilai Rata-rata keterampilan membuka pelajaran di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan. Dari nilai rata-rata keterampilan membuka pelajaran yaitu 39,8, jika di konsultasikan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan pada Bab III Tabel 4 maka posisi keberadaan keterampilan membuka pelajaran di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan masuk pada ketegori cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban siswa pada angket keterampilan membuka pelajaran yang dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Menarik perhatian siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai 68,9. Hal ini ditunjukkan dari jawaban siswa dengan nilai 1199 dari 1740 sehingga menarik perhatian masuk dalam ketegori cukup . 2. Memberi acuan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai 61,9. Hal ini ditunjukan dari jawaban siswa dengan nilai 1077 dari 1740 sehingga memberi acuan masuk dalam kategori cukup .

35

3. Membuat kaitan pelajaran kepada sisawa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai 68,10 Hal di tunjukan dari jawaban siswa dengan nilai 1185 dari 1740 sehingga membuat kaitan masuk dalam kategori cukup . Dari uraian di atas dapat dilihat keterampilan membuka pelajaran di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai untuk

indikator pertama, 68,9 kedua,61,9 ketiga, 68,10 masih berada pada kategori cukup belum memuaskan untuk itu masih perlu ditingkatkan kearah yang lebih baik. Selanjutnya untuk mengetahui keadaan sebaran data responden tentang keterampilan membuka pelajaran dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi berikut : Tabel 7 Distribusi Frekuensi Keterampilan Membuka Pelajaran di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan Interval Nilai 53 57 48 52 43 47 38 42 33 37 28 32 Jumlah Frekuensi 2 8 22 25 14 2 N = 87 % 2,3 9,2 25,3 28,8 16 18,4 100%

Dari tabel di atas, maka nilai yang sering muncul adalah berada pada nilai interval 38 sampai dengan 42 yaitu 25 orang atau 28,8, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik histogram berikut ini.

36

F 25 20 15 10 5 0
28-32 33-37 38-42 43-47 48-52 53-57

X Gambar 2 : Histogram Keterampilan Membuka Pelajaran di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan Untuk mengetahui apakah jawaban responden tentang keterampilan membuka pelajaran masuk kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau gagal, maka dapat dikonsultasikan dengan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan tabel 1 Bab III sehingga nilai rata-rata yang diperoleh yakni 39,8 : 60 x 100 = 66,4 masuk pada kriteria Cukup. Artinya, jawaban responden mengenai keterampilan membuka pelajarana di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan tergolong cukup dan perlu ditingkatkan lagi, supaya proses belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

2.

Pengolahan Nilai Motivasi Belajar Siswa (variabel Y) Dari hasil penelitian yang terkumpul tentang motivasi belajar melalui

indikator di peroleh nilai terendah 30 sampai nilai tertinggi 54 sedangkan skor yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 15 sampai 60. dari hasil perhitungan di peroleh nilai rata-rata sebesar 42 dimana nilai tengah

37

teoritisnya 30. Untuk melihat data motivasi belajar siswa dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 8 Nilai Mean, Median dan Modus dari Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan No 1 2 3 Nilai Mean Median Modus Keterangan 42 41,39 42,19

Apabila dibandingkan nilai rata-rata perolehan siswa dengan nilai tengah teoritisnya maka nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah teoritisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : 42 1 30 60

Gambar 3. Letak nilai Rata-rata Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan. Dari nilai rata-rata keterampilan membuka pelajaran yaitu 42, jika di konsultasikan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan pada Bab III Tabel 4 maka posisi keberadaan motvasi belajar siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan masuk pada ketegori Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban siswa pada angket motivasi belajar siswa yang dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Adanya keinginan berprestasi siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai 72,42. Hal ini ditunjukkan dari jawaban

38

siswa dengan nilai 1257 dari 1740 sehingga adanya keinginan berprestasi masuk dalam ketegori Baik . 2. Adanya harapan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai 70. Hal ini ditunjukan dari jawaban siswa dengan nilai 1217 dari 1740 sehingga adanya harapan masuk dalam kategori Baik . 3. Adanya penghargaan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai 68 Hal di tunjukan dari jawaban siswa dengan nilai 1185 dari 1740 sehingga adanya penghargaan masuk dalam kategori cukup . Dari uraian di atas dapat dilihat motivasi belajar siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai untuk indikator pertama, 72,42 kedua,70 ketiga, 68 berada pada kategori Baik tapi belum memuaskan untuk itu masih perlu ditingkatkan kearah yang lebih baik. Selanjutnya untuk mengetahui keadaan sebaran data responden tentang motivasi belajar siswa dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi berikut :

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

39

Interval Nilai 50 54 45 49 40 44 35 39 30 34 Jumlah

Frekuensi 7 21 28 22 9 N = 87

% 8 24,2 32,2 25,3 10,3 100%

Dari tabel di atas, maka nilai yang sering muncul adalah berada pada nilai interval 40 sampai dengan 44 yaitu 28 orang atau 32,2 %, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik histogram berikut ini.

30 25 20 15 10 5 0

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

Gambar 4 : Histogram Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan Untuk mengetahui apakah data hasil variabel upaya meningkatkan motivasi belajar siswa yang diperoleh masuk kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau gagal, maka dapat dikonsultasikan dengan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Tabel 4 Bab III sehingga nilai rata-rata yang diperoleh yakni 42 : 60 x 100 = 70 masuk pada kriteria Baik.

40

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SD Negeri 200120 masuk pada kategori baik. Namun demikian, motivasi belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan dipertahankan supaya diperoleh hasil yang lebih baik lagi.

B.

Pengujian Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis pada Bab II, dimana peneliti mempunyai

dugaan yang kuat atau yang disebut dengan hipotesis bahwa : Terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan. Sesuai dengan penjelasan tersebut maka peneliti melakukan pengujian hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah merupakan hipotesis alternatif, artinya faktor turut menetukan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dimana hipotesis alternatif dapat diterima jika hasil perhitungan yang ditegakkan terhadap kedua data tersebut lebih besar dari rtabel atau nilai hitung rxy lebih besar dari pada rtabel Product Moment pada taraf signifikan 5%. Sebaliknya, hipotesis alternatif ditolak jika nilai hitung rxy lebih kecil dari pada rtabel Product Moment. (Tabel nilai r dapat dilihat pada lampiran). Di bawah ini akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai hitung (rxy) dengan menggunakan rumus korelasi r Product Moment oleh Pearson sebagaimana telah ditetapkan pada Bab III, yakni : 41

rxy =

{N X

N XY ( X ) ( Y )
2

} {N Y

(Y )

Untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka harus lebih dahulu diketahui harga-harga : X , Y , X 2 , Y 2 dan XY dengan jalan menggunakan tabel perhitungan berikut ini : Tabel 10 Perhitungan Keterampilan Membuka Pelajaran (variabel X) dan Motivasi Belajar Siswa (variabel Y) di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
No Subjek

X 33 40 40 42 46 43 47 46 39 28 36 42 42 44 28 28 28 42 51 39 34 45 37 39 44 45 42 44

Y 54 51 41 40 35 38 38 40 38 43 46 50 46 46 42 44 49 38 50 50 51 33 46 45 48 39 41 42

X2 1089 1600 1600 1764 2116 1849 2209 2116 1521 784 1296 1764 1764 1936 784 784 784 1764 2601 1521 1156 2025 1369 1521 1936 2025 1764 1936

Y2 2916 2601 1681 1600 1225 1444 1444 1600 1444 1849 2116 2500 2116 2116 1764 1936 2401 1444 2500 2500 2601 1089 2116 2025 2304 1521 1681 1764

XY 1782 2040 1640 1680 1610 1634 1786 1840 1482 1204 1656 2100 1932 2024 1176 1232 1372 1596 2550 1950 1734 1485 1702 1755 2112 1755 1722 1848

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

42

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

52 44 41 45 42 42 28 28 34 34 30 34 45 44 42 42 47 46 49 49 28 28 41 47 57 53 42 39 46 40 40 33 44 42 38 47 50 42 42 38 40 55 28 34

44 47 44 45 46 38 42 41 43 43 39 38 41 41 30 40 44 48 39 51 40 41 33 38 42 41 35 46 48 52 38 49 39 43 40 46 42 37 35 39 48 46 34 46

2704 1936 1681 2025 1764 1764 784 784 1156 1156 900 1156 2025 1936 1764 1764 2209 2116 2401 2401 784 784 1681 2209 3249 2809 1764 1521 2116 1600 1600 1089 1936 1764 1444 2209 2500 1764 1764 1444 1600 3025 784 1156

1936 2209 1936 2025 2116 144 1764 1681 1849 1849 1521 1444 1681 1681 900 1600 1936 2304 1521 2601 1600 1681 1089 1444 1764 1681 1225 2116 2304 2704 1444 2401 1521 1849 1600 2116 1764 1369 1225 1521 2304 2116 1156 2116

2288 2068 1804 2025 1932 1596 1176 1148 1462 1462 1170 1292 1845 1804 1260 1680 2068 2208 1911 2499 1120 1148 1353 1786 2394 2173 1470 1794 2208 2080 1520 1617 1716 1806 1520 2162 2100 1554 1470 1482 1920 2530 952 1564

43

73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
Jumlah Ratarata

34 46 49 49 34 34 30 30 49 34 28 28 28 28 34 X = 3461 39,8

41 40 47 33 32 35 39 45 43 31 36 50 37 40 42 Y = 3657 42

1156 2116 2401 2401 1156 1156 900 900 2401 1156 784 784 784 784 1156 2 X = 142435

1681 1600 2209 1089 1024 1225 1521 2025 1849 961 1296 2500 1369 1600 1764 2 Y = 156119

1394 1840 2303 1617 1088 1190 1170 1350 2107 1054 1008 1400 1036 1120 1428 XY = 145641

Dari Tabel perhitungan yang telah diuraikan, dapat diketahui N = 87, X = 3461 , Y = 3657 , X 2 = 142435 , Y 2 = 156119 dan XY = 145641 . Dari data-data yang sudah diketahui tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus yang sudah ditetapkan sebelumnya. rxy =

{N X

N XY ( X ) ( Y )
2

} {N Y
2

(Y )

}
2

{87(142435) ( 3461) }{87(156119) ( 3657) }


(12391845 11978521)(13582353 13373649) ( 413324)( 208704)
13890 86262372096 13890 12670767 12656877

87(145641) ( 3461)( 3657 )

44

13890 29370

= 0,472 (Nol Koma Empat Ratus Tujuh Puluh Dua) Melalui perhitungan yang dilakukan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa nilai r diperoleh 0,472. Dengan memperhatikan besarnya rxy sebesar 0,472 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai yang terdapat pada Tabel korelasi r Product Moment pada df sebesar 85 (N nr = 87 2 = 85) dengan besar nilai 0,213 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa nilai r (rhitung) 0,472 lebih besar dari pada rt yakni 0,213 atau (rh = 0,472 > 0,213 = rt). Dengan demikian, dari perbandingan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini dapat disetujui atau

diterima. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara Keterampilan Membuka Pelajaran dengan motivasi belajar siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh keterampilan membuka pelajaran disamping faktor lain.

C.

Keterbatasan Penelitian
Pada dasarnya hasil penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan

dalam melaksanakan penelitian maupun sampai kepada pengolahan data, namun keterbatasan tersebut bukan berarti karena kurangnya ikhtiar dari peneliti. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah kemampuan peneliti dari segi

45

penguasaan teori-teori tentang kedua variabel yang diteliti, demikian juga dengan kemampuan dalam menetapkan indikator dari masing-masing variabel dan

penyusunan instrumen untuk menjaring data yang akurat dengan kualitas yang baik. Selain itu, penjaringan data dari responden juga memiliki kelemahan dimana, responden dapat saja menjawab pertanyaan dengan tidak jujur sehingga akan mempengaruhi jawaban mereka. Dari hambatan-hambatan yang

dikemukakan di atas, masalah lain yang menjadi faktor keterbatasan penelitian ini adalah terbatasnya buku-buku referensi yang memadai untuk melakukan analisis teoritis terhadap masalah penelitian sehingga dimungkinkan kajiannya kurang begitu mendalam.

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini penulis menetapkan beberapa kesimpulan, menguraikan implikasi hasil penelitian ini terhadap dunia pendidikan dan memberikan beberapa saran.

A.

Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bagian

pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, sebagai berikut : 1. Gambaran yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap Keterampilan membuka pelajaran dengan nilai rata-rata 66,4 masuk pada kategori cukup. 2. Gambaran yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan dengan nilai rata-rata 70 masuk pada kategori baik. 3. Bahwa Motivasi Belajar Siswa sangat erat hubungannya dengan baik tidaknya Keterampilan membuka pelajaran. Hal ini sesuai dengan analisis data yang dilakukan, dimana hipotesis alternatif yang ditegakkan dalam penelitian ini diterima atau disetujui, karena rhitung lebih besar dari rtabel (rxy = 0,472 > rt = 0,213)

47

B.

Implikasi hasil penelitian


Dari hasil kajian yang dilakukan dapat diketahui bahwa motivasi belajar

siswa ternyata sangat erat hubungannya dengan keterampilan membuka pelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar, sehingga dengan meningkatnya keterampilan membuka pelajaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Sejalan dengan itu, maka peranan guru untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa diharapkan agar lebih ditingkatkan lagi yaitu dengan keterampilan membuka pelajaran lebih serius lagi, sehingga guru lebih mudah untuk memotivasi siswa dan siswa dapat lebih bersemangat untuk mengikuti proses belajar mengajar, dan akhirya dapat memperoleh nilai yang baik.

C.

Saran- saran
Sesuai dengan uraian yang dipaparkan pada bagian kesimpulan, maka

penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : Dari kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian dan implikasi penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Kepada peserta didik agar diyakinkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan di perlukan motivasi belajar yang tinggi. 2. Bagi guru disarankan agar lebih meningkatkan kemampuan dalam mengajar seperti keterampilan membuka pelajaran agar siswa lebih ter memotivasi dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran IPS

48

3.

Bagi instansi terkait diharapkan untuk memberikan masukan dalam usaha perbaikan ke arah peningkatan mutu pemdidikan dan pengajaran khususnya mata pelajaran IPS di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan .

4. Bagi peneliti dan juga rekan-rekan mahasiswa, hasil penelitian ini sangat bermanfaat dalam memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar rekan-rekan mahasiswa melakukan penelitian yang sama dengan memperbesar objek, agar diperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

49

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y ) Petunjuk pengisian : 1. Angket ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana Motivasi Belajar Anda dengan Keterampilan membuka pelajaran. 2. Isilah angket ini dengan keadaan yang sebenarnya sehingga mendukung keberhasilan penelitian. 3. Angket ini tidak akan mempengaruhi Nilai Anda. 4. Berilah tanda ( X ) pada lembar jawaban Anda. 5. Waktu menjawab angket (45 Menit ) Nama : Kelas : Pertanyaan :

1. Apabila nilai IPS anda menurun, apakah anda akan belajar dengan tekun baik dirumah maupun disekolah untuk memperbaiki nilai tersebut ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

2. Sewaktu menerima rapot, apakah guru anda memberikan saran baik secara tertulis maupun langsung untuk meningkatkan prestasi di semester berikutnya ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

50

3. Setelah mengetahui nilai anda menurun, apakah orang tua sering memberikan motivasi agar anda mendapatkan prestasi yang lebih baik ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

4. Pernahkah anda mendapatkan prestasi yang terbaik di antara teman-temanmu di kelas ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

5. Apakah dalam diri anda mempunyai harapan yang tinggi untuk mencapai keberhasilan dalam belajar ? a. Selalu b. Sering 6. c. Jarang d. Tidak pernah

Bila nilai ujian harian anda menurun apakah guru memberikan harapan untuk dapat memperbaikinya kembali ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

7. Apakah orang tua anda dirumah pernah memberikan harapan agar tetap memperoleh nilai yang baik disekolah ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

8. Apakah anda akan berusaha untuk mendapatkan juara di sekolah ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

51

9. Apakah Anda pernah mendapatkan pujian dari guru apabila sudah dapat menjawab pertanyaan yang di berikan guru ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

10. Apakah Anada pernah mendapatkan penghargaan berupa hadiah dari orang tua,guru setelah naik kelas ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

52

ANGKET KETERAMPILAN GURU MEMBUKA PELAJARAN (Variabel X ) Petunjuk pengisian : 1. Angket ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Guru Membuka Pelajaran 2. Isilah angket ini dengan keadaan yang sebenarnya sehingga mendukung keberhasilan penelitian. 3. Angket ini tidak akan mempengaruhi Nilai Anda. 4. Berilah tanda ( X ) pada lembar jawaban Anda. 5. Waktu menjawab angket (45 Menit ) Nama : Kelas : Pertanyaan :

1. Dalam proses pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru selalu menggunakan media belajar seperti waktu belajar IPS mempergunakan globe dan berupa gambar2 lainnya ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

2. Apakah Bapak/Ibu guru menunjukkan gaya mengajar yang dapat menarik perhatian Anda seperti gerakan, suara dan pandangan sewaktu menjelaskan ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

53

3. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat perubahan intraksi terhadap anda dengan bertanya kemudian teman yang lain menjawab ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

4. Apakah Bapak Ibu/Guru selalu menarik perhatian Anda sewaktu memberi penjelasan dalam proses belajar mengajar ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

5. Sebelum memulai pelajaran, apakah Bapak/Ibu guru terlebih dahulu memberikan gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari sebelum masuk pada materi pokok yang akan di pelajari ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

6. Apakah Bapak /Ibu guru menjelaskan terlebih dahulu bagaimana tujuan pembelajaran serta memberikan tugas-tugas yang akan di kerjakan ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

7. Apakah Bapak /Ibu guru selalu menjelaskan bagian-bagian pembelajaran agar anda memahami apa yang akan di kerjakan ? a. Selalu b. Sering 8 c. Jarang d. Tidak pernah

Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat target pembelajaran yang harus di kuasai setelah pembelajaran berlangsung ?

54

a. Selalu b. Sering

c. Jarang d. Tidak pernah

9. Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat kaitan tentang bagaimana hubungan materi yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

10. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menjelaskan kembali secara singkat atau sepintas tentang garis-garis besar pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya ? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

55

56

57

58

You might also like