You are on page 1of 12

PROTAP (PROSEDUR TETAP) SOP (STANDART OPERATING PROCEDUR) SMF MATA RSUD Dr.SOEBADI JEMBER By. Dr.

LUTFI ZEIN, Sp.M

PROTAP ALUR PASIEN RAWAT INAP LEWAT POLIKLINIK MATA


No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/1

RSUD Dr. SOEBANDI


Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077 Ditetapkan oleh : Direktur

Pengertian Semua pasien baru atau lama, Askes atau umum yang datang ke poliklinik mata pada jam dan hari kerja, yang kemudian dirawat di Ruang Rawat Inap Tujuan Pasien dilayani dengan cepat, tepat dan merasa puas Kebijakan Semua pasien setelah dilayani di klinik mata, kemudian dirawat di Ruang Rawat Inap sudah mendapat terapi dan rencana tindakan lengkap serta dokumen medik yang lengkap Prosedur 1. Pasien baru dengan status dan nomor Rekam Medik baru, setelah dari Loket Admisi mendaftar ke Loket Poliklinik Mata 2. Pasien lama dengan status dan nomor Rekam Medik lama (pasien wajib membawa kartu berobat) dari Loket Admisi, lalu mendaftar di Loket Poliklinik Mata 3. Semua pasien baru atau lama setelah diperiksa dan perlu rawat inap, wajib mengurus dokumen medis di Admisi / Unit Rekam Medik 4. Dokumen Rekam Medik Rawat Inap setelah diisi kelengkapannya oleh petugas Loket Poliklinik Mata dan Dokter, baru dibawa ke Ruang Rawat Inap Mata / Paviliun 5. Dokter menulis di Dokumen Rekam Medik : Instruksi, rencana tindakan dan terapi yang diberikan dengan lengkap Unit Terkait Loket Admisi Poliklinik Mata Ruang Rawat Inap Mata / Paviliun

PROTAP PERSIAPAN OPERASI MATA DENGAN ANESTESI UMUM


No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/1

RSUD Dr. SOEBANDI


Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077 Pengertian Semua tindakan operasi mata dengan anestesi umum baik di IGD maupun di IBS, baik operasi sendiri maupun bersama bagian lain Tujuan Semua pasien disiapkan dan dilakukan operasi dengan cepat, tepat, hasil optimal dan pasien merasa puas Kebijakan Semua pasien wajib disiapkan pemeriksaan laboratorium lengkap (DL, Kadar Gula Darah, RFT,LFT dll) sesuai yang diperlukan, X photo Thorax dan ada persetujuan tindakan operasi (tanda tangan informed consent) Semua pasien wajib dikonsulkan ke Kardiologi bila berumur > 40 tahun, bila anak anak ke bagian Pediatri atau ke bagian lain terkait penyakitnya, bila berkas lengkap selanjutnya dikonsultasikan ke bagian anestesi Prosedur 1. Perawat menyiapkan pasien : potong bulu mata, tetes mata Pantocain, tetes midriasil, injeksi valium 10mg intra muskular, tanda tangan persetujuan tindakan, obat obatan lain yang diberikan dokter 2. Dokter yang memeriksa keadaan terakhir pasien, melakukan anel test, tanda tangan persetujuan tindakan, melengkapi dokumen medis 3. Dokter segera mengkonsulkan ke bagian lain bila dijumpai ada kelainan di luar bagian mata 4. Dokter wajib menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga pasien tentang kemungkinan hasil operasi dan risiko yang mungkin terjadi (resiko anestesi dan resiko operasi) Unit Terkait SMF Mata SMF Anestesi SMF Kardiologi Laboratorium (LPK), Radiologi IBS (Instalasi Bedah Sentral) IGD (Instalasi Gawat Darurat) Ditetapkan oleh : Direktur

PROTAP KONSULTASI PASIEN RAWAT INAP


No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/1

RSUD Dr. SOEBANDI


Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077 Ditetapkan oleh : Direktur

Pengertian Semua pasien rawat inap mata yang memerlukan konsultasi ke SMF lain atau pasien yang dirawat karena kasus di luar mata di Ruang Rawat Inap, IGD, Ruangan Paviliun & ICU yang dikonsultasikan ke SMF Mata Tujuan Pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap,IGD,Paviliun, ICU mendapat pelayanan multidisipliner terkait penyakitnya secara memuaskan Kebijakan Semua pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap, Paviliun,IGD,ICU yang ada kelainan atau keluhan penyakitnya, wajib dikonsultasikan ke bagian yang terkait dengan penyakitnya dan dokter yang mendapat konsul wajib segera menjawab. Prosedur 1. Pasien mata yang sedang dirawat bila ada kelainan di bidang lain segera dikonsulkan, ditulis di lembar konsultasi dalam dokumen medis 2. Pasien mata yang sedang dirawat di bagian lain, bila perlu dirawat mata, maka wajib dirawat gabung dengan bidang lain selain mata 3. Pasien di bidang lain yang dikonsulkan ke bagian mata, segera dijawab, diperiksa dan ditulis hasilnya di lembar konsultasi dalam dokumen medis 4. Bila pasien yang dikonsulkan bisa berjalan, sebaiknya pasien dibawa ke poliklinik mata sehingga dapat memperoleh pemeriksaan yang lengkap menggunakan sarana pemeriksaan standar. 5. Bila pasien yang dikonsulkan tidak mungkin berjalan, dokter wajib mendatangi, memeriksa dan menjawab konsul di tempat pasien rawat inap 6. Bila memungkinkan dalam menjawab konsultasi, dokter bisa didanpingi perawat mata atau dokter muda di bagian mata 7. Dalam menjawab konsul, bila ada dokter muda di bagian mata, maka dokter muda bisa melakukan pemeriksaan tonometri dan pemberian tetes mata midriasil lebih dahulu. Unit Terkait Instalasi Rawat Inap (Ruangan dan Paviliun) SMF Mata IGD ICU

PROTAP ALUR PASIEN RAWAT JALAN MATA


No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/1

RSUD Dr. SOEBANDI


Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077 Ditetapkan oleh : Direktur

Pengertian Semua pasien baru atau lama, umum atau askes, yang datang periksa atau berobat di Poliklinik Mata pada jam dan hari kerja. Tujuan Pasien dilayani dengna cepat, tepat dan puas Kebijakan Semua pasien sebelum ke poliklinik Mata harus ke loket karcis dan Loket Admisi dulu untuk mendaftar dan mendapat kartu berobat serta lembar status rawat jalan Prosedur 1. Pasien baru mendafar ke loket karcis dan Loket Admisi diberi kartu berobat dan diberi lembar status rawat jalan 2. Pasien lama harus membawa kartu berobat ke Loket Admisi, didaftar dan diberi lembar status rawat jalan yang lama 3. Setelah dari Admisi, pasien mendaftar ke Loket Administrasi Poliklinik Mata (kamar 1) dengan membawa status rawat jalan 4. Setelah dicatat, didaftar di Loket Administrasi Poliklinik Mata, terus masuk ke Ruang Refraksi (kamar 4) 5. Selanjutnya pasien menunggu untuk dilakukan pemeriksaan di kamar 3 oleh dokter spesialis mata, ataupun dialkukan pemeriksaan tambahan lain seperti pemeriksaan tonometri, fluoresein,dan lain-lain oleh paramedik 6. Bila diperlukan tindakan, pasien menuju ruang tindakan di Poliklinik Mata 7. Selanjutnya pasien kembali ke loket membawa status rawat jalan dan pasien pulang atau MRS atau ke SMF lain untuk konsultasi Unit Terkait Loket Admisi Loket SMF IP. Mata (Poliklinik Mata)

PROTAP PERSIAPAN OPERASI MATA DENGAN ANESTESI LOKAL

Pengertian Semua pasien yang direncanakan operasi mata dengan menggunakan anestesi lokal, baik dari poliklinik mata, IGD maupun dari ruangan mata. Tujuan Pasien dilayani dan disiapkan dengna cepat, tepat dan merasa puas Kebijakan - Semua pasien yang disiapkan operasi mata dengan anestesi lokal dilakukan persiapan pemeriksaan Laboratorium yaitu Kadar Gula Darah dan bila usia diatas 40 tahun wajib dikonsultasikan ke Kardiologi. - Bila gula darah acak < 200 gr% dan tensi badan < 150/90 atau telah mendapat persetujuan dari bagian kardiologi maka operasi dapat dijadwalkan / dilaksanakan. - Bila kadar gula darah masih tinggi (Gula Darah Acak > 200 mg%) dikonsultasikan ke bagian Penyakit Dalam sampai teregulasi/mendapat persetujuan dari bagian Penyakit Dalam Prosedur 1. Pasien dari Poliklinik Mata disiapkan dari klinik mata, dilengkapi dokumen medis rawat jalan maupun dokumen rawat inap dan tanda tangan persetujuan tindakan (informed consent). 2. Pasien dari ruang Rawat Inap / Paviliun / IGD disiapkan dari IGD, ruang Rawat Inap / Paviliun, dilengkapi tanda tangan persetujuan tindakan, kelengkapan catatan dokumen medis dan obat yang diperlukan. 3. Dokter menulis persiapan tindakan meliputi : resep obat, surat ke IBS, surat ke Ruangan / Paviliun, Konsul ke Kardiologi maupun pemeriksaan Laboratorium. 4. Persiapan operasi mata misalnya : potong bulu mata, pemberian tetes Pantocain maupun Midriasil. Premedikasi injeksi valium 10 mg intra muskular oleh paramedis dan anestesi lokal oleh dokter. Unit Terkait Poliklinik SMF Mata Ruangan Mata / Paviliun IBS

PROTAP ALUR PASIEN RAWAT INAP MATA LEWAT IGD


No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/1

RSUD Dr. SOEBANDI


Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077 Ditetapkan oleh : Direktur

Pengertian Semua pasien baru atau lama, Askes atau Umum yang datang ke IGD dan memerlukan rawat inap Tujuan Semua pasien dilayani cepat, tepat dan merasa puas Kebijakan Semua pasien yang dilayani di IGD sebelum ke Ruang Rawat Inap (Ruang Bedah Umum atau Paviliun) ditangani secara tuntas dan ada lembar status Rawat Inap dengan prinsip satu pasien satu nomor registrasi. Prosedur 1. Pasien yang dilayani di IGD, keluarga mengurus dokumen medik di Loket Rekam Medik 2. Pasien baru mendapat dokumen medik dengan nomor Rekam Medik baru 3. Pasien lama harus mendapat dokumen medik dengan nomor Rekam medik lama (sesuai yang pernah didaftar) 4. Pasien ditangani dokter jaga dulu sesuai kemmapuan, dan dikonsulkan ke dokter spesialis bila perlu penanganan spesialis 5. Setelah dilakukan tindakan / operasi pasien bisa dipindah ke Ruang Rawat Inap Mata ( Ruang Bedah Umum / Paviliun ) dengan instruksi yang jelas di lembar Rekam Medik 6. Semua pasien sebelum dikirim ke Ruangan Mata / Rawat Inap / Paviliun harus ada terapi yang jelas dan lengkap Unit Terkait Loket Rekam Medik IGD Ruang Rawat Inap Mata (Ruang Bedah Umum / Paviliun )

PROTAP (PROSEDUR TETAP) SOP (STANDART OPERATING PROCEDUR) KEGAWAT DARURATAN MATA SMF MATA RSUD Dr.SOEBADI JEMBER By.Br.LUTFI ZEIN,Sp.M
1. PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA KIMIA MATA 2. PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA MEKANIK TUMPUL MATA

3. PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA MEKANIK TAJAM MATA


PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA KIMIA MATA RSUD Dr. SOEBANDI
No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/2

Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP

Ditetapkan oleh : Direktur Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077

Pengertian Trauma kimia mata adalah trauma/ruda paksa akibat paparan terhadap bahan kimia, dapat berupa bahan kimia asam (asam cuka, asam sulfat,dll), maupun bahan kimia basa (gamping,kapur,deterjen,pembnersih lantai, pembersih porselen/keramik,dll) Tujuan Mengatasi kegawat daruratan akibat trauma kimia mata sesegera mungkin secara adekuat melalui tindakan medik yang memenuhi standar medik Kebijakan Penerapan tindakan medikm yang cepat, tepat, adekuat dan memenuhi standar medik yang berlaku Prosedur 1. Tentukan bahan kimia penyebab trauma, apakah jenis asam atau basa, baik dari anamnesis maupun test dengan kertas pH meter ( pH < 7 asam, dan pH > 7 basa) atau dengan kertas lakmus. 2. Teteskan anestesi topikal Pantocain/Tetracain tetes mata 0,5 % atau 2% 2-3 tetes sampai rasa nyeri berkurang. 3. Irigasi dengan cairan fisiologis/aquadest steril secara sistematis pada kornea, konjungtiva, forniks superior dan inferior untuk menetralisir pH. 4. Untuk bahan kimia asam dilakukan minimal jam, sedang bahan kimia basa minimal 1 jam. 5. Bila ada sisa bahan kimia, bersihkan dengan bantuan lidi kapas. 6. Untuk bahan kimia asam, dapat diberikan sikloplegik tetes mata short acting (misal Homatropin 2%), diberikan antibiotik tetes/salep mata profilaktik. Bila didapatkan erosi kornea/defek epitel kornea mata dibebat, dapat rawat jalan. 7. Untuk bahan kimia basa : Derajat I-II - Sikloplegik tetes mata - Antibiotika tetes/salep mata - Bebat mata bila ada erosi kornea/defek epitel kornea - Rawat jalan Derajat III-IV - Rawat inap, irigasi dilanjutkan secara intensif di ruang rawat inap, bila perlu dengan menggunakan infusion set atau continuous irrigation. Sebelum irigasi dapat diberikan Pantocain tetes mata 0,5 % - 2 % - Sikloplegik tetes mata - Antibiotika topikal (tetes/salep mata)

Kortikosteriod tetes mata 7-14 hari, bila klinis membaik dilakukan tappering off setelah 14 hari. Bila klinis menjelek, stop pemberian kortikosteroid topikal. Bebat mata bila ada erosi kornea/ defek epitel kornea Mengatasi penyulit-penyulit yang timbul, misal simblefaron, glaukoma sekunder, dll. Bila klinis membaik (pH normal, kornea mengalami epitelialisasi, inflamasi berkurang) dapat rawat jalan

Unit Terkait Poliklinik /Unit Rawat Jalan Mata Instalasi Gawat Darurat (IGD) Ruang Rawat Inap ( Ruang Bedah Umum, Paviliun )

PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA MEKANIK TUMPUL PADA MATA RSUD Dr. SOEBANDI
No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/2

Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP

Ditetapkan oleh : Direktur Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077

Pengertian Trauma mekanik tumpul pada mata adalah trauma/ruda paksa pada mata akibat kontak dengan benda tumpul dengan penyulit- penyulitnya a.l hematoma/edema/ruptur palpebra, perdarahan sub konjungtiva, ruptur konjungtiva, ruptur kornea, ruptur sklera, hifema, dislokasi lensa, perdarahan badan kaca, ablasio retina dll. Tujuan Mengatasi kegawat daruratan akibat trauma mekanik tumpul pada mata secara cepat, tepat dan adekuat serta memenuhi standar medik yang berlaku Kebijakan Peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan tindakan medikm yang cepat, tepat, adekuat dan memenuhi standar medik yang berlaku Prosedur 1. Pemberian tetes mata Pantocain/Tetracain 0,5% untuk menghilangkan nyeri sehingga dapat dilakukan pemeriksaan klinis 2. Pada penyulit hematoma palpebra dan perdarahan subkonjungtiva diberikan analgesik, antiinflamasi, vasokonstriktor tetes mata serta dapat rawat jalan 3. Pada penyulit erosi kornea (defek epitel kornea) diberikan Antibiotik salep mata dan dibebat serta dapat rawat jalan 4. Bila terjadi ruptur palpebra : Dilakukan rekonstruksi dengan penjahitan lapis demi lapis dengan aposisi luka yang baik - Otot, mukosa, tarsus dengan benang Catgut, Vicryl, Dexon 5.0,6.0 atau 7.0 - Kulit dengan benang silk 5.0-6.0, Prolene atau Dermalon 5.0, 6.0 atau Vicryl 5.0, 6.0 pada anak- anak sehingga tidak perlu aff hechting Bila disertai ruptur kanalis lakrimalis repair dengan bantuan pigtail Bila disertai ruptur 1/3 medial palpebra inferior hanging di glabella dengan zeide 3.0 4.0 5. Bila terjadi robekan konjungtiva > 1 cm, perlu dijahit dengan benang Vicryl 7.0,8.0 6. Bila terjadi ruptur kornea atau ruptur sklera (Test Siedel positif) prinsipnya : a. Pertahankan bola mata dan setiap kebocoran harus ditutup/dijahit ( sklera dengan Vicryl 6.0-7.0, kornea dengan Nylon 10.0) b. Setiap jaringan yang keluar/prolaps harus digunting/dibuang (prolaps iris iridektomi, prolaps choroids choroidektomi, prolaps vitreous vitrektomi) c. Tindakan dilakukan di kamar bedah steril, dapat dengan bius lokal atau umum. d. Diberikan Antibiotika topikal ( tetes mata/salep mata) , Antibiotika injeksi subkonjungtiva maupun Antobiotika sistemik dan sikloplegik bila perlu e. Dapat diberikan kortikosteroiod sistemik / oral misal Prednison 30-60 mg/hari pada dewasa untuk mengantisipasi penyulit seperti uveitis, oftalmia simpatetik dan menekan proses radang f. Penderita dirawat inap dengan monitoring keluhan penderita, visus, segmen anterior dan posterior. g. Bila tidak mungkin dilakukan evaluasi segmen posterior dengna oftalmoskop, dianjurkan USG (sambil rawat jalan) h. Penderita dengan trauma tembus disertai visus LP (-) diberikan edukasi yang baik, bila perlu untuk mencegah oftalmia simpatetik disarankan eviserasi atau enukleasi i. Bila klinis membaik dapat rawat jalan 5. Untuk semua prosedur tindakan diberikan informed consent yang jelas, dapat dilakukan dengan bius lokal atau umum, dengan bantuan loupe atau mikroskop. 6. Bila terjadi Hifema atau perdarahan di bilik mata depan : MRS(rawat inap), tirah baring sempurna, posisi kepala lebih tinggi dari badan (semi fowler) Kompres dingin Antibiotika topikal( tetes/salep mata ), bila ada erosi /defek epitel kornea bebat mata Koagulansia. Obat penenang (pada anak-anak) serta analgesik (simptomatis) Paracentesa bila terjadi penyulit Glaukoma sekunder yang tidak terkontrol dengan obat anti glaukoma, hemosiderosis atau perdarahan yang menetap > 5 hari Edukasi prognosis Bila dalam perawatan segmen posterior tidak dapat dievaluasi dengan oftalmoskop direncanakan pemeriksaan USG (sambil rawat jalan)

Mobilisasi boleh dilakukan setelah hifema atau koagulum hilang (hari 3-5 post trauma) mencegah rebleeding atau hifema sekunder Bila klinis membaik dapat rawat jalan

Unit Terkait Poliklinik /Unit Rawat Jalan Mata Instalasi Gawat Darurat (IGD) Ruang Rawat Inap ( Ruang Bedah Umum, Paviliun )

PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA MEKANIK TAJAM PADA MATA RSUD Dr. SOEBANDI
No. Dokumen /SMF.Mata/.. No. Revisi 1 Halaman 1/2

Tanggal terbit .. PROSEDUR TETAP

Ditetapkan oleh : Direktur Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077

Pengertian Trauma mekanik tajam pada mata adalah trauma/ruda paksa pada mata akibat kontak dengan benda tajam dengan penyulit- penyulitnya a.l ruptur palpebra dengan atau tanpa ruptur kanalis lakrimalis, ruptur konjungtiva, ruptur kornea, ruptur sklera dll. Tujuan Mengatasi kegawat daruratan akibat trauma mekanik tajam pada mata secara cepat, tepat dan adekuat serta memenuhi standar medik yang berlaku Kebijakan Peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan tindakan medik yang cepat, tepat, adekuat dan memenuhi standar medik yang berlaku Prosedur 1. Pemberian tetes mata Pantocain/Tetracain 0,5% untuk menghilangkan nyeri sehingga dapat dilakukan pemeriksaan klinis 2. Bila terjadi ruptur palpebra : Dilakukan rekonstruksi dengan penjahitan lapis demi lapis dengan aposisi luka yang baik - Otot, mukosa, tarsus dengan benang Catgut, Vicryl, Dexon 5.0,6.0 atau 7.0 - Kulit dengan benang silk 5.0-6.0, Prolene atau Dermalon 5.0, 6.0 atau Vicryl 5.0, 6.0 pada anak- anak sehingga tidak perlu aff hechting Bila disertai ruptur kanalis lakrimalis repair dengan bantuan pigtail Bila disertai ruptur 1/3 medial palpebra inferior hanging di glabella dengan zeide 3.0 4.0 3. Bila terjadi robekan konjungtiva > 1 cm, perlu dijahit dengan benang Vicryl 7.0,8.0 4. Bila terjadi ruptur kornea atau ruptur sklera (Test Siedel positif) prinsipnya : a. Pertahankan bola mata dan setiap kebocoran harus ditutup/dijahit ( sklera dengan Vicryl 6.0-7.0, kornea dengan Nylon 10.0) b. Setiap jaringan yang keluar/prolaps harus digunting/dibuang (prolaps iris iridektomi, prolaps choroids choroidektomi, prolaps vitreous vitrektomi) c. Tindakan dilakukan di kamar bedah steril, dapat dengan bius lokal atau umum. d. Diberikan Antibiotika topikal (tetes mata/salep mata), Antibiotika injeksi subkonjungtiva maupun sistemik dan sikloplegik bila perlu e. Dapat diberikan kortikosteroid sistemik/oral misal Prednison 30-60 mg/hari pada dewasa untuk mengantisipasi penyulit uveitis, oftalmia simpatetik serta menekan proses radang f. Penderita dirawat inap dengan monitoring keluhan penderita, visus, segmen anterior dan posterior g. Bila tidak mungkin dilakukan evaluasi segmen posterior dengan oftalmoskop dianjurkan pemeriksaan USG (sambil rawat jalan) h. Pada penderita dengan trauma tembus disertai visus Lp(-) diberikan edukasi yang baik, bila perlu untuk mencegah oftalmia simpatetik, dianjurkan eviserasi atau enukleasi i. Bila klinis membaik rawat jalan 5. Untuk semua prosedur tindakan diberikan informed consent yang jelas, dapat dilakukan dengan bius lokal atau umum, dengan bantuan loupe atau mikroskop. Unit Terkait Poliklinik /Unit Rawat Jalan Mata Instalasi Gawat Darurat (IGD) Ruang Rawat Inap ( Ruang Bedah Umum, Paviliun )

You might also like