Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN PELAKSANAAN
KEGIATAN DAN ANGGARAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
KATA PENGANTAR
Mengacu pada visi dan misi pembangunan pertanian, Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 dan Renstra Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup pertanian mengemban tugas untuk menyelesaikan program dan kegiatan tahun 2012. Pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia pertanian dan kelembagaan petani tahun 2012 dimaksud, beserta berbagai kegiatan untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas petani, diharapkan dapat berjalan secara efektif dengan mengikutsertakan berbagai pihak, termasuk partisipasi masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka diterbitkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Tahun Anggaran 2012. Pedoman yang merupakan lampiran dari keputusan Kepala Badan PPSDMP ini merupakan acuan bagi seluruh Satuan Kerja lingkup Badan PPSDMP dalam pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2012. Dalam hal terjadi perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, maka pedoman ini akan di revisi sesuai keperluan. Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian
Jakarta, 30 Desember 2011 Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian,
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN NOMOR : ....../PER/SM.030/J/12/11 TANGGAL : .... Desember 2011
DAN
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN TAHUN 2012 I.
1.
Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke 2 (2010-2014), sektor pertanian tetap memegang peranan penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut tercermin pada kontribusi yang nyata terhadap pembentukan kapital, penyediaan pangan, penyedia bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara dan pendapatan, peningkatan pendapatan petani dan pelestarian lingkungan. Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan peran sektor pertanian tersebut, Kementerian Pertanian telah menetapkan target empat sukses pembangunan pertanian yaitu 1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2) peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah dan daya saing eksport,dan 4) peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan empat sukses pembangunan pertanian, diperlukan dukungan sumberdaya manusia pertanian yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. Kegiatan Badan PPSDMP yang meliputi pemantapan sistem penyuluhan pertanian, pemantapan sistem pelatihan pertanian dan revitalisasi sistem pendidikan pertanian, standardisasi dan sertifikasi profesi sumberdaya manusia pertanian, ditujukan untuk: 1) memperkuat kelembagaan petani, 2) memberdayakan usaha petani, dan 3) mewujudkan pelaku utama pembangunan pertanian yang mandiri, berjiwa wirausaha, berdaya saing, dan berwawasan global, sehingga mampu bersaing di pasar regional dan internasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (yang selanjutnya disebut Badan PPSDMP) mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) pertanian, dan menjalankan fungsi : 1) Penyusunan Kebijakan teknis, rencana dan program kebijakan di bidang pengembangan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standarisasi dan sertifikasi SDM pertanian; 2) Pelaksanaan penyusunan, pendidikan, pelatihan, standarisasi dan sertifikasi SDM pertanian; 3) Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, standarisasi dan sertifikasi SDM Pertanian; dan 4) Pelaksanaan administrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
PENDAHULUAN
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Badan PPSDMP di Pusat mempunyai 4 (empat) unit kerja Eselon II, yaitu: 1) Pusat Penyuluhan Pertanian; 2) Pusat Pelatihan Pertanian; 3) Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian; dan 4) Sekretariat Badan Operasionalisasi kegiatan penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian di daerah dilaksanakan oleh 19 Unit Pelaksana Teknis (UPT), Badan/Dinas yang menangani penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian di 33 provinsi. Dalam upaya menyelaraskan pelaksanaan program dan kegiatan maka ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2012.
2.
Tujuan
dan anggaran penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian tahun anggaran 2012.
Pedoman ini diterbitkan untuk memberikan acuan bagi pejabat/petugas dalam melaksanakan kegiatan
3.
Ruang lingkup
Pedoman pelaksanaan kegiatan dan anggaran penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian ini mengatur tentang: 1) Mekanisme pengelolaan kegiatan dan anggaran yang dijelaskan dalam bab IV; 2) Penyelenggaraan pemantapan sistem penyuluhan pertanian yang dijelaskan dalam bab V; 3) Penyelenggaraan pemantapan sistem pelatihan pertanian yang dijelaskan dalam bab VI; 4) Penyelenggaraan revitalisasi pendidikan pertanian serta standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian yang dijelaskan dalam bab VII; 5) Penyelenggaraan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang dijelaskan dalam bab VIII;
II.
1.
2.
4) 23.166 orang aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan pertanian; 5) 22.205 orang non aparatur pertanian yang ditingkatkan pertanian; 6) 150 desa yang meningkat kapasitasnya melalui program READ; 7) 258 dokumen perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan pemantapan sistem pelatihan pertanian; 8) 12 bulan pelaksanaan pelayanan perkantoran. kapasitasnya melalui pelatihan
2.3. Revitalisasi Pendidikan Pertanian serta Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
1) 7 SKKNI Profesi SDM Pertanian yang distandarisasi; 2) 1.400 orang penyuluh pertanian profesi yang disertifikasi;
Pengembangan
3) 10 unit kelembagaan pendidikan yang ditingkatkan dan dikembangkan kualitasnya; 4) 1.142 orang ketenagaan yang ditingkatkan kualitasnya; 5) 2.610 orang tenaga fungsional yang mengikuti jenjang pendidikan kedinasan yang sesuai standar kompetensinya; 6) 204 orang aparatur yang mengikuti jenjang pendidikan formal S2 dan S3; 7) 110 dokumen perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan revitalisasi pendidikan, standarisasi dan sertifikasi profesi pertanian; 8) 12 bulan pelaksanaan pelayanan perkantoran.
2.5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
1) 91 dokumen perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan program penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian; 2) 12 bulan pelaksanaan pelayanan perkantoran.
III.
1.
PROGRAM DAN ANGGARAN KINERJA PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN Pengorganisasian Pengelolaan Anggaran Terpadu Berbasis Kinerja
Berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai daerah otonom dan PP Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, kewenangan pemerintah pusat adalah menyusun pedoman, norma, standar teknis, kriteria, prosedur dan pedoman pelaksanaan kewenangan pemerintah di bidang pertanian. Kewenangan provinsi sebagai wakil pemerintah pusat adalah sinkronisasi dengan
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, penyiapan perangkat daerah yang akan melaksanakan program dan kegiatan dekonsentrasi, koordinasi, pengendalian, pembinaan, pengawasan, dan pelaporan. Adapun kewenangan Kabupaten/Kota adalah pelaksanaan tugas pembantuan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi. Secara umum penerapan anggaran kinerja di Indonesia didasarkan atas ketentuan perundangundangan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelahaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga TA.2012, serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164 /PMK.05 /2011 tanggal 10 Oktober 2011 tentang Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. Untuk pengelolaan kegiatan pengembangan SDM pertanian tahun anggaran 2012, Badan PPSDMP dibantu oleh 130 satker yang terdiri dari 2 satker pusat, 20 satker Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan PPSDMP dan 35 satker Dinas/Badan lingkup Pertanian di tingkat provinsi serta 73 satker Dinas/Badan/Kantor di tingkat kabupaten/kota. Secara lengkap Satuan Kerja (Satker) Badan PPSDMP sebagai pelaksana kegiatan pengembangan SDM pertanian dapat dilihat pada Formulir 2. Pengelola anggaran berdasarkan program dan anggaran kinerja adalah sebagai berikut: Petunjuk Penyusunan dan
2.
jawab atas keuangan yang dikelola, serta seorang Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran; 2) Sekretaris Badan dan Kepala Pusat (Eselon II Badan PPSDMP) bertindak sebagai pembantu KPA/Kepala Badan yang sehari-hari bertugas sebagai pembina pelaksanaan kegiatan dan anggaran kinerja sesuai dengan tupoksi unit organisasi yang dipimpinnya;
3) Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) ditunjuk oleh KPA untuk setiap unit Eselon II. P2K bertugas dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran kinerja pada unit organisasi masing-masing.
3.
3) Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) ditunjuk oleh KPA sebagai pengelola pelaksanaan
kegiatan dan anggaran dari unit kerja, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja ybs .
4.
kegiatan serta keberhasilan program dan anggaran kinerja Pengembangan SDM Pertanian pada Satker yang dipimpinnya; 4) Untuk kelancaran operasional kegiatan program dan anggaran kinerja (tertib administrasi dan keuangan) sehari-hari, masing-masing KPA dibantu oleh Bendahara Pengeluaran,
Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) serta Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran; 5) Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dapat ditunjuk lebih dari satu orang dan ditetapkan sesuai dengan kedudukan dan kesesuaian tugas pokok dan fungsi unit kerjanya dengan kegiatan dan anggaran pengembangan SDM pertanian yang akan menjadi tanggungjawabnya. Sehubungan dengan itu, pada Satker yang mendapat kegiatan dan anggaran pelatihan, agar menunjuk P2K yang berasal dari Unit Kerja/ Balai Pelatihan Pertanian Eks UPT Badan PPSDMP
5.
Pengelola
Anggaran
Tugas
Pembantuan
di
Tingkat
Kabupaten/Kota
1) Bupati selaku penerima tugas dari pemerintah pusat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan kepada Menteri Pertanian; 2) Bupati mengusulkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran serta Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran sebagai pelaksana kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian;
3) Menteri Pertanian menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Pengeluaran serta Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran sebagai pelaksana kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan; 4) Kepala Dinas/Badan/Kantor lingkup pertanian tingkat kabupaten sebagai Kepala Satker atau pejabat yang ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, masing-masing
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan serta keberhasilan program dan anggaran kinerja Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada Satker yang dipimpinnya; 5) Untuk kelancaran operasional kegiatan program dan anggaran kinerja (tertib administrasi dan keuangan) sehari-hari, masing-masing KPA dibantu oleh Bendahara Pengeluaran,
Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) serta Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran.
IV. 1.
Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Tingkat kabupaten, Provinsi dan Nasional; dan kemudian disesuaikan dengan kebijakan PPSDMP. Bagi satuan kerja yang mendapatkan kegiatan yang bersumber dari dana PHLN, usulan kegiatan dan penganggaran dilakukan oleh Pusat dengan mengacu pada loan agreement disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah. 5) Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan PPSDMP yang berkualitas, secara bertahap dilakukan upaya pengembangan kapasitas lembaga pendidikan, lembaga pelatihan dan kelembagaan penyuluhan pertanian. 6) Usulan kegiatan dan anggaran seperti dimaksud di atas, dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Badan PPSDMP tahun 2012. Penyusunan RKA-KL tersebut, selain berdasarkan kebutuhan kegiatan, juga harus didasarkan pada Peraturan Presiden tentang Rencana Kerja Pemerintah, Undang-undang APBN dan alokasi pagu APBN serta persetujuan DPR. Selanjutnya setelah dilakukan penelaahan terhadap RKA-KL pagu tetap antara Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (DJA) dengan Kementerian Pertanian c.q. Badan PPSDMP, DJA menerbitkan Arsip Data Komputer (ADK) dan Surat Penetapan Rencana Kegiatan dan Anggaran (SPRKA) untuk satker lingkup Badan PPSDMP.
2.
3.
4.
Revisi Anggaran
Berdasarkan PMK Nomor 49/PMK.02/2011 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Anggaran 2011, bahwa Revisi Anggaran adalah Tahun perubahan Rincian Anggaran Belanja 9
Pemerintah Pusat
Negara (APBN), Surat Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ( Sp RKA-KL), dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) .
4.1.1.1. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian anggaran belanjanya sebagai akibat antara lain dari :
1) Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN; 2) Lanjutan kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN 3) Percepatan penarikan PHLN 4) Penerimaan hibah Luar Negeri yang diterima oleh pemerintah Cq Kemenkeu dan dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga; 5) Penerimaan hibah luar negeri yang diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan langsung oleh Kementerian/Lembaga; 6) Tambahan pinjaman Luar Negeri 7) Pengurangan alokasi PHLN. 8) Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN.
4.1.1.2. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal pagu anggaran tetap, antara lain meliputi :
1) Pergeseran antar program dalam satu bagian anggaran untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional; 2) Pergeseran antar kegiatan dalam satu program sepanjang pergeseran tersebut merupakan Hasil Optimalisasi; 3) Pergeseran antar jenis belanja dalam satu kegiatan; 4) Perubahan volume Keluaran berupa penambahan volume Keluaran dalam satu
Keluaran dan/atau antarkeluaran dalam satu kegiatan dan satu satuan kerja; 5) Perubahan volume Keluaran berupa pengurangan Keluaran dalam satu kegiatan dan satu satuan kerja; volume Keluaran dalam satu
10
volume Keluaran
antarsatuan kerja sepanjang dalam kegiatan yang sama dan digunakan untuk Keluaran yang sama; 7) Pergeseran dalam satu propinsi/kabupaten/kota untuk kegiatan dalam rangka Tugas Pembantuan atau dalam satu propinsi untuk Kegiatan dalam rangka Dekonsentras; 8) Pergeseran dalam satu propinsi/kabupaten/kota untuk memenuhi Biaya Operasional yang dilaksakan oleh unit organisasi di tingkat pusat maupun oleh instansi vertikalnya di daerah; 9) Perubahan kurs sepanjang perubahan tersebut terjadi setelah kontrak ditandatangani; 10) Pencairan blokir/ tanda bintang (*) yang dicantumkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran; 11) Pergeseran anggaran antar kegiatan yang tidak berasal dari Hasil Optimalisasi; 12) Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan perubahan Hasil Program; 13) Penggunaan anggaran yang harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) terlebih dahulu; 14) Pencairan blokir/ tanda bintang(*) yang dicantumkan oleh DPR-RI termasuk pencairan blokir yang tidak sesuai dengan rencana peruntuka.penggunaanya; 15) Pergeseran reincian anggaran belanja yang digunakan untuk Program/Kegiatan yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan anarata Pemerintah dengan DPR-RI (kesimpulan repat kerja dalam rangka APBN) 16) Perubahan lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
4.1.2. Batasan Revisi Anggaran: 4.1.2.1. Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap :
1) Kebutuhan Biaya Operasional satuan kerja; 2) Alokasi tunjangan profesi guru/dosen; 3) Pembayaran berbagai tunggakan; 4) Paket pekerjaan pekerjaan yang bersifat multiyears;
11
5) Paket pekerjaan yang telah dikontrakan dan/atau direalisasikan daqnanya sehingga menjadi
minus.
4.1.2.2. Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah Sasaran Kinerja dengan ketentuan :
1) Tidak mengurangi volume Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional dan/ atau Prioritas Bidang; 2) Tidak mengurangi spesifikasi keluaran;
4.2.1.2. Usulan Revisi Anggaran yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Anggaran paling sedikit dilampiri dokumen: RKA- satuan kerja yang memuat usulan perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja beserta perubahan ADK RKA-K/L dan dilengkapi dengan dokumen pendukung meliputi:
12
1) Perhitungan anggaran yang diusulkan dilakukan perubahan/pergeseran termasuk dana pendamping untuk PHLN yang mensyaratkan dana rupiah pendamping; 2) Rincian sisa dana PHLN yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja dan diketahui oleh KPPN setempat, khusus untuk perubahan pagu PHLN akibat lanjtan PHLN; 3) Surat keterangan pengelola kegiatan dan Annual Work Plan (AWP) yang disetujui Lender dalam hal percepatan penarikan PHLN; 4) Kerangka Acuan Kerja, Rincian Anggaran Biaya dan Revisi DIPA terakhir. RKA-satuan kerja yang memuat usulan perubahan pendapatan dilampiri ADK RKA-K/L fotocopi Surat Edaran Bukan Pajak (SSBP) dan Nomor dan
(NTPN) yang telah divalidasi oleh KPPN setempat dalam hal perubahan anggaran karena PNBP yang melampaui target.
4.2.2. Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan DPR-RI 4.2.2.1. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan DPR-RI diajukan oleh Kementerian Negara kepada Menteri Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran untuk selanjutnya dimintakan persetujuan dari DPR RI 4.2.2.2. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan DPR-RI terdiri dari:
1) Tambahan Pinjaman Proyek Luar Negeri 2) Pergeseran Oreasional; 3) Pergeseran anggaran antarkegiatan yang tidak berasal dari Hasil Optimalisasi; 4) Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan perubahan hasil program; 5) Penggunaan Anggaran yang harus mendapat persetujuan DPR-RI terlebih dahulu; 6) Pencairan blokir/tanda Bintang (*) yang dicantumkan oleh DPR-RI termasuk pencairan blokir yang tidak sesuai dengan rencana peruntukan/penggunaanya; 7) Pergeseran rincian anggaran belanja yang digunakan untuk Program/Kegiatan yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR-RI (Kesimpulan rapat kerja dalam rangka APBN); Anggaran antarprogram selain untuk memenuhi kebutuhan Biaya
4.2.2.3. Revisi Anggaran dapat ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendapatkan persetujuan DPR-RI; 4.2.3. Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan Menteri Keuangan 4.2.3.1. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan Menteri Keuangan diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Direktur Jenderal Anggaran untuk selanjutnya dimintakan persetujuan
Menteri Keuangan;
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran PPSDMP TA.2012
13
4.2.3.2. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan Menteri Keuangan terdiri dari:
1) Pergeseran antarkegiatan dalam satu Program sepanjang pergeseran tersebut merupakan Hasil Optimalisasi
4.2.4. Revisi Anggaran pada Kantor Pusat/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 4.2.4.1. Revisi Anggaran yang dilaksanakan pada Kantor Pusat/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan meliputi :
1) Penerimaan Hibah Luar Negeri yang diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh Kementerian Negara/Lembaga; 2) Penggunaan Anggaran Belanja yang bersumber dari PNBP diatas pagu APBN ; 3) Pergeseran antarprogram dalam satu Bagian Anggaran untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional; 4) Pergeseran antarjenis belanja dalam satu Kegiatan; 5) Pergeseran antar propinsi/kabupaten/kota untuk memenuhi Biaya Operasional yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat Pusat maupun oleh instansi vertikalnya di daerah; 6) Perubahan rincian belanja sebagai akibat dari penyelesaian tunggakan tahun yang lalu sepanjang dalam Program yang sama, dananya masih tersedia dan tidak mengurangi Sasaran Kinerja; 7) Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi.
4.2.4.2. Usulan Revisi Anggaran yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
4.2.4.3. Satuan kerja pelaksana Kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melaporkan perubahan tersebut kepada Unit Eselon I. 4.2.5. Revisi Anggaran Pada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. 4.2.5.1. Revisi Anggaran dapat dilaksanakan oleh PA/KPA dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak mengurangi alokasi anggaran; 2) Tidak mengubah Sasaran Kinerja; 3) Penambahan volume Keluaran dalam satu Keluaran dan/atau antarkeluaran dalam satu kegiatan; 14
4) Pergeseran antarkomponen untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional; 5) Pergeseran antarkomponen dalam satu Keluaran sepanjang tidak menambah jenis
honorarium baru dan besaran honoraium yang sudah ada; 6) Pergeseran antarkomponen dan antarkeluaran dalam satu kegiatan.
4.2.5.2. Revisi anggaran dilakukan dengan cara mengubah ADK RKA satuan kerja melalui aplikasi RKA-K/L, mencetak POK, dan KPA menetapkan perubahan POK 4.2.5.3. PA/KPA wajib menyampaikan setiap perubahan ADK RKA satuan kerja kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk DIPA yang disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah disahkan Direktorat oleh Jenderal Kepala Perbendaharaan Wilayah untuk DIP yang
Kantor
Direktorat
Jenderal
perubahan POK dapat ditetapkan oleh KPA setelah perubahan DIPA disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan / Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 4.2.6. Hal-Hal Khusus 4.2.6.1. Paket Pekerjaan yang alokasi anggarannya diblokir/dibintang (*) sebagai akibat belum dilengkapi TOR/RAB/dokumen pendukung lainya dan alokasi anggaran yang belum jelas peruntukannya, apabila sampai dengan akhir bulan bulan Juni KPA tidak melengkapi dokumen yang dipersyaratkan, alokasi anggaran yang diblokir tersebut tidak dapat digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran. 4.2.6.2. Paket Pekerjaan yang alokasi anggarannya diblokir/dibintang (*) tidak termasuk paket pekerjaan yang sudah jelas peruntukannya namun pelaksanaannya memerlukan syarat dan kondisi tertentu. 4.2.6.3. Direktorat Jenderal Anggaran dapat memproses/menyelesaikan
usulan Revisi Anggaran yang diajukan oleh Kementerian Negara dalam hal substansi dan kewenanganya meliputi kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
15
4.2.6.4. Dalam hal terjadi perubahan rumusan Keluaran sebagai akibat adanya perubahan tugas fungsi unit atau penugasan, KPA dapat mengajukan usul perubahan rumusan Keluaran kepada Direktur Jenderal Anggaran sepanjang tidak mengubah pagu anggaran dan tidak mengurangi volume Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional dan/ atau Prioritas Bidang.
4.3.2. Pengesahan Revisi DIPA yang dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan meliputi:
1) Revisi DIPA untuk satuan kerja pusat yang berlokasi di daerah (diluar DKI Jakarta); 2) Revisi DIPA untuk Satuan Kerja Vertikal; 3) Revisi DIPA Dekonsentrasi; 4) Revisi DIPA Tugas Pembantuan;
5) Revisi DIPA baik untuk DIPA yang disahkan di Pusat maupun di Daerah.
5.
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 4) Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5075); 5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; 6) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 7) Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
16
8) Peraturan
Pemerintah
Nomor
Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
BMN/Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008; 9) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2009 tenatng Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penertiban BMN; 10) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 11) Peraturan Pemerintah Nomor 102/PMK.05/2009 tahun 2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi dalam rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat; 12) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tetang Tata CaraPelaksanaan, Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtangan BMN; 13) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN; 14) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.06/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi, Penilaian dan Pelaporan Dalam Rangka Penertiban BMN; 15) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 Tantang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 16) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satker; 17) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.05/2009 Tentang Perencanaan Kas; 18) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007 Tentang Bagan Akun Standar; 19) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 20) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 21) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian; 22) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 720.1/Kpts/OT.140/12/2006 Tentang Pedoman Administrasi Keuangan Kementerian Pertanian.
17
penanggungjawab kegiatan dan disahkan oleh Kepala Satker. 2) Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) KAK dan RAB disiapkan oleh penanggungjawab kegiatan. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) merupakan dokumen yang memuat informasi yang lengkap dan rinci tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Rincian Anggaran Biaya (RAB) merupakan dokumen rincian biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan. KAK dan RAB ditandatangani oleh
penanggungjawab kegiatan dan disahkan oleh Kepala Satker. 3) Rencana Penyerapan Anggaran Rencana Penyerapan Anggaran yang dikompiliasi menjadi Rencana Penarikan Dana (RPD) sebagai lampiran dokumen DIPA disusun sekaligus untuk 12 bulan dengan mengacu kepada kebutuhan anggaran yang disesuaikan dengan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan. Rencana penyerapan anggaran ditandatangani oleh penanggungjawab dan disahkan oleh Kepala Satker. 4) Rencana Kinerja Tahunan Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen kendali dan acuan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang diterimanya. Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan. Dokumen Kinerja Tahunan memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan dengan indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya yang terukur. Didalam dokumen rencana kinerja indikator keberhasilan harus dinyatakan dengan parameter yang jelas, spesifik dan terukur. Rencana Kinerja Tahunan merupakan komitmen suatu unit kerja yang akan dicapai dalam tahun tertentu, harus ditandatangani oleh Penanggungjawab Kegiatan dan disahkan oleh Kepala Satker. 5) Rencana Triwulan Masing-masing Penanggung jawab Kegiatan agar menyiapkan rencana triwulanan sekaligus untuk 4 triwulan dan disahkan oleh Kepala Satker. Rencana triwulan diharapkan memperlihatkan progress pencapaian kinerja maupun rencana penyerapan anggaran.
18
merupakan realisasi kinerja dan penyerapan anggaran pada triwulan yang berjalan. Keseluruhan rencana triwulan (I, II, III dan IV) akan memberikan gambaran tahapan realisasi dan anggaran. Rencana triwulan diajukan triwulan ini dapat dievaluasi dan disesuaikan pada awal triwulan yang akan dilaksanakan. Rencana triwulanan diajukan dan ditandatangani oleh Penanggungjawab Kegiatan dan disahkan oleh Kepala Satker.
19
3) biaya penginapan.
6.
7.
8.
20
6) Mengkonsolidasikan LRA dab neraca dari seluruh satker dengan menggabungkan LRA, neraca kedalam program SAI eselon I untuk dilaporkan ke Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Pertanian, sebagai bahan laporan Kementerian Pertanian; 7) Menganalisis LRA, LRP, Neraca seluruh satker dengan membandingkan tahun yang lalu untuk dituangkan kedalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) 8) Menyusun Laporan Keuangan Satker Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian untuk pertanggungjawaban Kepala Badan selaku Kuasa Penggunan Anggaran/Barang.
9.
Verifikasi
Ruang lingkup verifikasi terhadap dokumen pengeluaran anggaran (pertanggungjawaban) mencakup 5 (lima) aspek yakni aspek ketersediaan anggaran, ketetapan tujuan pengeluaran, kebenaran pembebanan anggaran, aspek kebenaran tagihan dan aspek kelengkapan bukti pengeluran sebagai berikut: 1) Aspek Ketersediaan Anggaran Pengujian terhadap dokumen pengeluaran anggaran dilihat dari aspek ketersediaan angaran adalah untuk mengetahui jumlah pengeluaran anggaran yang tercantum dalam dokumen 2) Aspek Ketepatan Tujuan Pengeluaran Pengujian terhadap dokumen pengeluaran anggaran dilihat dari aspek ketepatan tujuan pengeluaran adalah untuk mengetahui apakah tujuan pengeluaran yang tercantum dalam tanda bukti pengeluaran telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam dokumen anggaran; 3) Aspek Kebenaran Pembebanan Dokumen Pengujian terhadap dokumen pengeluaran anggaran dilihat dari aspek kebenaran pembebanan anggaran adalah untuk mengetahui apakah pembebanan anggaran yang tercantum dalam dokumen bukti pengeluaran yang telah dilakukan. 4) Aspek Kebenaran Tagihan Pengujian terdahap dokumen pengeluaran anggaran dilihat dari aspek kebenaran tagihan adalah untuk mengetahui apakah secara formal maupun material bukti pengeluaran telah benar dan sah sehingga layak untuk dibayar. 5) Aspek Kebenaan Kelengkapan Bukti Pengeluaran Pengujian terhadap dokumen pengeluaran anggaran dilihat dari aspek kelengkapan bukti pengeluaran adalah tanda bukti pengeluaran telah dilengkapi dengan persyaratan yang telah diwajibkan, yaitu : a) Lampiran tanda bukti pengeluaran; b) Lampiran dokumen-dokumen tanda bukti pengeluaran.
21
22
4) Laporan realisasi dan perkiraan tahun anggaran berjalan, serta perkiraan 2 (dua) tahun anggaran mendatang. Dalam pengajuannya dilakukan selambat-lambatnya tanggal 15 Nopember tahun berjalan yang akan diteliti dan dibahas oleh Kementerian keuangan bersama Instansi terkait.
10.6. Pelaporan
Dalam pembuatan laporan SPJ/SPJ Bendahara Penerima masing-masing jenis penerimaan (Penerimaan Umum dan Penerimaan fungsional) harus dilampirkan bukti-bukti pendukung antara lain: 1) Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (SSBP). 2) Copy SPM sepanjang penerimaan yang dipotong melalui daftar gaji. 3) Copy Nota debet dari Bank atas jasa giro yang dipindah bukukan. 4) Kuitansi penerimaan dan bukti-bukti pendukung lainnya. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian oleh Bendaharawan dalam pembuatan SPJ adalah sbb.: 1) Apabila dalam satu bulan tidak terdapat penerimaan/penyetoran, maka laporan SPJ tetap dibuat dengan laporan NIHIL 2) Laporan/SPJ tidak dibenarkan digabung untuk beberapa bulan, melainkan harus dibuat setiap bulan; 3) Penerimaan dan penyetoran tahun dinas yang lalu tidak dibenarkan dimasukan pada penerimaan/penyetoran tahun dinas berjalan. 4) Bukti setor dan tanda bukti pengeluaran/kuitansi penerimaan, harus dicantumkan dengan jelas Jenis Penerimaan, lokasi dan nama kantor/satuan kerja yang bersangkutan.
Prosedur Penyelesaian
1) Kepala Kantor/Satuan Kerja melaporkan kepada Kepala Badan PPSDMP bahwa pada kantor/satuan kerjanya telah terjadi kerugian Negara yang disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum/lalai yang dilakukan oleh Bendaharawan yang berada di unit organisasinya, tembusan laporan disampaikan kepada : a) Badan Pemeriksa Keuangan;
23
b) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; c) Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; d) Atasan Langsung dari pejabat yang melapor. e) Kepala Badan PPSDMP tersebut diatas memerintahkan kepada : f) Sekretaris Badan PPSDMP;
g) Kepala Bagian Keuangan Cq. Kepala Sub Perbendaharaan; h) Pihak lainnya yang terkait (bila dipandang perlu). 2) Laporan lengkap hasil penelitian dan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh pejabat tersebut pada point 2b diatas, disampaikan kepada Kepala Badan PPSDMP; 3) Kepala Badan PPSDMP meneruskan berkas laporan tersebut disertai dengan
saran/pendapat kepada Menteri Pertanian Cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian untuk diproses lebih lanjut; 4) Menteri Pertanian Cq. Sekretaris Jenderal memerintahkan kepada Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Cq. Kepala Bagian Perbendaharaan untuk mengadakan penelitian dan pemeriksaan atas berkas laporan dan saran/pendapat yang disampaikan oleh Kepala Badan PPSDMP; 5) Apabila dipandang perlu untuk mendapatkan kebenaran atas laporan dimaksud, Menteri dapat memerintahkan tim TP/TGR Depertemen agar dapat membantu Biro Keuangan untuk meneliti berkas maupun penelitian setempat guna dapat diberikan pertimbangan/saran tindak penyelesaian kasus tersebut; Biro Keuangan dan Tim TP/TGR Kementerian memberikan laporan hasil penelitian yang
dilakukan dan pertimbangan / saran tindak penyelesaian kasus dimaksud kepada Menteri Pertanian disertai dengan konsep surat pengantar kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk penyelesaian selanjutnya.
12. Penatausahaan Kas dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendaharawan Instansi
Bendahara instansi (Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran) dalam mengelola uang untuk pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bertanggugjawab secara fungsional dan wajib menatausahakan dan menyusun laporan pertanggungjawabannya dan disamapaikan kepada Bendahara Umum Negara (BUN), atau Kuasa Bendahara Umum Negara, Menteri/Pimpinan Lembaga , dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini
merupakan amanah Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006. Penatausahaan kas dan penyusunan laporan pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Instansi merupakan managerial report sebagai sarana pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan operasional seharihariterkait dengan pagu dana yang sesungguhnya, pelengkap SAI dan terkait dengan perkiraan Kas di Bendahara Instansi. Bendahara instansi adalah pejabat fungsional yang diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang secara fungsional bertanggugjawab kepada Bendahara Umum Negara (BUN)/Kuasa Bendahara Umum Negara. Bendahara instansi mempunyai tugas menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan dan mempertanggugjawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. Dalam
24
menjalankan tugasnya bendahara instansi mempunyai kewenangan melakukan pembayaran atas perintah Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan wajib menolak perintah bayar dari PA/KPA/PPK apabila persyaratan tidak terpenuhi dan bertanggugjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya. Kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh Bendahara Instansi adalah menatausahakan seluruh transaksi Satuan Kerja (termasuk Surat Perintah Membayar Langsung/SPM-LS), melakukan pemotongan pajak dan bukan pajak pihak ketiga kepada Negara yang langsung disetorkan ke Kas Negara, menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasai ke Kas Negara pada akhir tahun anggaran/kegiatan dan menyampaikan Laporan Pertanggugjawaban kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) paling lambat 10 hari kerja bulan berikutnya dengan disertai salinan rekening Koran. Dalam menjalankan tugas, kewenangan dan kewajiban Bendahara Instansi dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) yang diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberi kuasa, atas dasar pertimbangan lokasi dan kompleksitas kegiatan. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) mempunyai tugas membantu Bendahara Pengeluaran untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan. Ketentuan mengenai penatausahaan kas berlaku juga bagi BPP, sedangkan pada akhir tahun anggaran/kegiatan , BPP wajib menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke kas negara, khusus sisa Uang Persediaan (UP) dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BPP disamapaikan kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat 5 hari kerja bulan berikutnya, dengan disertai salinan rekening Koran.
Anggaran (PA) /Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dokumen sumber pembukuan adalah seluruh dokumen terkait dengan uang yang dikelola Bendahara Penerimaan atau Bendahara Pengeluaran serta transaksi dalam rangka
pelaksanaan anggaran satuan kerja, antara lain Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang telah mendapat pengesahan; Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP)/Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (TUP)/ Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP)/Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) yang telah diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); kwitansi/dokumen pembayaran atas uang yang bersumber dari Uang Persediaan atau Langsung (LS) Bendahara Instansi; Faktur Pajak atas potongan uang yang bersumber dari Uang Persediaan (UP) atau Langsung(LS) Bendahara Instansi, Surat Bukti Setoran (SBS)/Bukti Penerimaan Bendahara Penerimaan. Pencatatan seluruh transaksi dalam pembukuan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan petunjuk pelaksanaan pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor
25
47/PB/2009 seperti dalam lampiran. Pembukuan dalam Buku Kas Umum dan Buku-Buku Pembantu dengan menggunakan sarana komputer wajib di cetak dan ditandatangani oleh
Bendahara dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
berdasarkan Buku Kas Umum, Buku-Buku Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA/PPK. Laporan Pertanggungjawaban disampaikan secara bulanan dengan disertai salinan rekening Koran kepada BUN/Kuasa BUN, Menteri / Pimpinan Lembaga dan BPK. Sanksi keterlambatan penyampaian LPJ berupa penundaan penerbitan SP2D atas SPM-GUP / SPM-TUP dan tidak membebaskan Bendahara dari kewajiban menyampaikan LPJ bulan bersangkutan.
pelaksanaan kegiatan wajib dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang dideligasikan kepada Kepala Kantor/Kepala Satuan Kerja. Perencanaan kas yang harus disusun dan dibuat adalah perencanaan kas harian, mingguan dan bulanan.
apabila Perkiraan kas yang diajukan lebih rendah dari realisasi SPM, maka selisihnya tidak dapat dicairkan pada bulan bersangkutan, dapat dicairkan kembali apabila dilakukan revisi Perkiraanm Kas pada bulan berikutnya. (Format Terlampir)
26
sebelum minggu pertama perkiraan. Updating/pemutahiran tiap bulan paling lambat dua hari kerja sebelum minggu pertama perkiraan. Perkiraan mingguan tidak menjadi batas maksimal penarikan dana Satker, tetapi jumlah perkiraan mingguan dalam satu bulan harus sama dengan Perkiraan Penarikan Dana Bulanan. (Format Terlampir)
penyampaian Perkiraan Penarikan Dana Harian menggunakan Aplikasi Forecating Satker (AFS), dengan diantar langsung berupa ADK dari Aplikasi AFS, Email maupun SMS. ( Format Terlampir)
bersifat kontraktual merupakan kegiatan yang cara pembayarannya melalui kontrak dengan pihak ketiga. Kegiatan Kontraktual terbagi menjadi kegiatan yang sudah
dikontrakkan dan akan dikontrakkan. Perkiraan Penarikan Dana disesuaikan dengan termin pembayaran. b) Menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan setiap kegiatan disesuaikan dengan pagu dan jadwal kegiatan. Biaya per kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan ini yang kemudian menjadi Perkiraan Penarikan Dana. 3) Updating Perkiraan Penarikan Dana Updating data dilakukan minimal tiap bulan sekali , hal ini Jika ada perubahan kondisi yang merubah jadwal kegiatan dan jadwal penarikan/penyetoran dana. Beberapa hal yang
mengharuskan updating data jika lebih kecil dari perkiraan belanja, revisi yang meubah pagu (revisi kuning), revisi yang tidak merubah pagu (revisi putih), perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan, terima SKPA, dan diperkirakan belanja tidak bisa dicairkan.
27
3) mengantisipasi secara dini terhadap permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat segera dicari solusinya. 4) mendapatkan masukan informasi bagi perumusan perencanaan dalam menyusun rancangan pengembangan kegiatan tahap berikutnya.
BAPPENAS
Nasional
Outcome/Impact nasional
Kementerian Pertanian
Sektor/ program
Outcome/Impact sektor
Unit Eselon I
Program
Outcome
Kegiatan
Output
Kegiatan
Output
Keterangan :
= Pelaporan
28
2) Setiap penanggung jawab program pada SKPD Kab/Kota dan Provinsi, Satker Pusat dan UPT-Pusat menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan dengan menggunakan Formulir B dan disampaikan kepada Kepala Satker di instansi masing-masing paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. Sumber data diperoleh dari Formulir A. 3) Kepala SKPD Kab/Kota, Provinsi, Satker Pusat dan UPT-Pusat wajib menyusun laporan dengan menggunakan Formulir C berdasarkan laporan Formulir B dari penanggung jawab program di instansi masing-masing. 4) Kepala SKPD Kab/Kota menyampaikan laporan dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan dengan menggunakan Formulir C kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Bappeda dan kepada Menteri Pertanian melalui unit organisasi Eselon-I terkait, dan menyampaikan tembusannya kepada SKPD Provinsi yang mempunyai tugas dan kewenangan yang sama. Laporan disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. 5) Kepala SKPD Provinsi menyampaikan laporan dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan dengan menggunakan Formulir C kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda dan kepada Menteri Pertanian melalui unit organisasi Eselon-I terkait. Laporan disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. 6) Kepala SKPD Provinsi setelah menerima laporan Formulir C pelaksanaan Tugas Pembantuan dari SKPD Kab/Kota, merekapitulasi, mengevaluasi dan menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala Unit Organisasi Eselon-I yang terkait paling lambat 8 (delapan) hari kerja setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. 7) Kepala Satker Pusat menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program dan kegiatan dengan menggunakan Formulir C kepada Menteri Pertanian melalui Kepala Unit Organisasi Eselon-I terkait paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. Bagi Satker Pusat yang tidak mempunyai DIPA tersendiri cukup menyusun dan menyampaikan laporan dengan menggunakan Formulir B kepada Kepala Unit Organisasi Eselon-I terkait. 8) Kepala UPT Pusat menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program dan kegiatan dengan menggunakan Formulir C kepada Menteri Pertanian melalui Kepala Unit Organisasi Eselon-I terkait dengan tembusan kepada Kepala Daerah dimana kegiatan berlokasi melalui Kepala Bappeda paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. 9) Kepala Unit Organisasi Eselon-I menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program kegiatan dengan menggunakan Formulir C kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. 10) Menteri Pertanian menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian kepada Menteri Negara PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Keuangan dan Menteri Pendayagunaan
29
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN & RB) dengan menggunakan Formulir C paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. Penyusunan laporan tersebut menggunakan data dari laporan Formulir C Unit Organisasi Eselon-I lingkup Kementerian Pertanian. Dalam upaya memudahkan pengisian dan penyampaian laporan, serta mengakomodir beberapa informasi yang diperlukan, maka digunakan software SIMONEV. Jadwal penyampaian laporan dapat dilihat pada Gambar 2.
BAPPENAS
Sub-sektor/Sub-program (10 hari kerja Triwulan berikutnya) Kompilasi Kegiatan Dana TP (8 hari kerja Triwulan berikutnya) Kegiatan Dana Dekonsentrasi (5 hari kerja Triwulan berikutnya)
SKPD Provinsi
SKPD Kab/Kota
30
Tabel 1. Jenis Laporan, Format dan Waktu Penyampaian Laporan Pemantauan Kabupaten/Kota
PERIODESASI DAN MEKANISME PELAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN JENIS LAPORAN Laporan Dlm Rangka Pelaksanaan Dana Pembantuan di SKPD Kabupaten/Kota PERIODE LAPORAN PELAPOR a. Penanggung Jawab Kegiatan Triwulan b. Penanggung Jawab Program Form - B FORMULIR PELAPORAN Form - A PENYAMPAIAN LAPORAN 3 hari kerja setelah triwulan berakhir 4 hari kerja setelah triwulan berakhir 5 hari kerja setelah triwulan berakhir PENERIMA LAPORAN Penanggung Jawab Program TEMBUSAN
Kepala SKPD
c. Kepala SKPD
Form - C
Form - C
Tabel 2. Jenis Laporan, Format dan Waktu Penyampaian Laporan Pemantauan Provinsi
31
Tabel 3. Jenis Laporan, Format dan Waktu Penyampaian Laporan Tingkat Pusat
Penanggung Jawab Program dengan menggunakan Formulir C. Laporan tersebut disampaikan Kepada Menteri Pertanian melalui SKPD Provinsi yang ruang lingkup tugas dan fungsinya sama.
Jawab Program dalam Satuan kerjanya dari SKPD Kabupaten/Kota yang ruang lingkup tugas dan fungsinya sama dengan menggunakan formulir C. Laporan tersebut disampaikan Kepada Menteri Pertanian melalui Eselon-I terkait.
13.5.3. Format Laporan Pemantauan Satuan Kerja Pusat dan UPT Pusat
Setiap Satuan Kerja Pusat (Eselon-II/UPTPusat) di lingkup Kementerian Pertanian menyusun laporan hasil pemantauan dengan menggunakan formulir laporan yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006. Penanggung jawab kegiatan menyusun laporan hasil pemantauan dengan menggunakan Formulir A. Laporan Penanggung Jawab Kegiatan disampaikan kepada penanggung Jawab Program.
Penanggungjawab Program menyusun laporan dengan menggunakan Formulir B. Kepala satuan kerja menyusun laporan hasil pemantauan di Satuan Kerja kepada Menteri
pertanian melalui Eselon-I dengan menggunakan Formulir C. Bila Satuan kerja dimaksud tidak mempunyai DIPA sendiri, maka laporan kepala Satuan kerja cukup menggunakan Formulir B.
33
34
digunakan oleh Eselon-I untuk digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi Rencana Kerja Eselon-I.
35
36
luaskan kepada pengambil keputusan dan pengguna lainnya untuk dapat ditindaklanjuti bagi penyempurnaan di masa mendatang. Format Laporan Evaluasi Kinerja Renja dan Renstra dapat dilihat pada Gambar 3. Box: Format Laporan Evaluasi Kinerja Renja dan Renstra Judul evaluasi Judul dan jenis evaluasi Judul program yang dievaluasi Identifikasi pelaksana evaluasi, serta jadual penyerahan evaluasi Tabel Judul Tabel dan sub judul tabel Index tabel figur dan grafik Ringkasan eksekutif Gambaran singkat evaluasi tidak lebih dari 5 halaman Uraian kekuatan dan kelemahan pemilihan design evaluasi. Latar Belakang Deskripsi program yang erat kaitannya dengan kebutuhan, tujuan, serta sistem pelaksanaan program Tujuan melakukan evaluasi dalam konteks ruang lingkup, serta aspek-aspek yang akan dievaluasi Deskripsi studi evaluasi lain yang pernah dilakukan Metodologi Disain studi evaluasi Pendekatan yang digunakan Pengumpulan data Analisis data Pelaksanaan Program................................. Tujuan dan sasaran................ Pelaksanaan........................... Hasil Evaluasi Hasil yang dicapai................... Faktor Penunjang/Penghambat Pembahasan/Analisis ............. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi Lampiran Kerangka kerja studi evaluasi Tabel-tabel tambahan Sumber rujukan Daftar istilah
pemangku kepentingan/pimpinan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan yang relevan.
37
merupakan
perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya pelaksanaan kebijakan dan program yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Output SAKIP adalah Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja, pencapaian sasaran. Dalam SAKIP terdapat dokumen perencanaan yang mempunyai keterkaitan yang sangat erat, antara rencana strategis, rencana kinerja dan penetapan kinerja. Renstra memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah, sedangkan rencana kinerja dan penetapan kinerja merupakan target dan komitmen kinerja yang akan diwujudkan pada suatu tahun tertentu. Rencana kinerja merupakan penjabaran dari renstra, memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun yang dituangkan dalam sejumlah indikator kinerja strategis yang relevan. Selanjutnya rencana kinerja yang telah disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran dituangkan dalam suatu penetapan kinerja. Penetapan kinerja akan dipertanggungjawabkan capaian kinerjanya dalam LAKIP. Keterkaitan antara Renstra, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan LAKIP digambarkan dalam rangkaian siklus AKIP dalam Gambar 4. pengukuran kinerja dan pengukuran
Rencana Tahunan (RKT) Penetapan (PK Kinerja ) Kinerja Aktual LAKI P Laporan Keuangan SA I Rencana Kerja Anggaran dan (RKA )
Sesuai dengan ketentuan penilaian dari Kementerian PAN & RB, bahwa bobot penilaian SAKIP masing-masing komponen sebagaimana disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Acuan Bobot Penilaian SAKIP No 1. 2. 3. 4. 5. Komponen yang dinilai Perencanaan Kinerja Renstra, RK, PK Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Nilai Total
38
Bobot 35 20 15 10 20 100
Pejabat Eselon I
PK II
Kementerian /LPND
Presiden
KementerianPAN
PK II PK I PK I PK I
39
penerima tugas kepada atasan langsungnya untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu; dan 2). Lampiran Penetapan Kinerja. Pernyataan ditandatangani oleh penerima tugas, sebagai tanda kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi tugas atau atasan langsungnya sebagai tanda persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Dalam hal atasan tidak setuju dengan target kinerja yang diajukan, pernyataan
tersebut harus diperbaiki hingga kedua pihak sepakat. Contoh format pernyataan penetapan kinerja adalah sebagai Gambar 6 dan 7 berikut.
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, bersama ini kami sampaikan Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal/ Sekretariat Jenderal/Direktorat Jenderal/Badan........ yang merupakan ikhtisar rencana kerja yang akan dicapai pada tahun 201.. sebagaimana daftar terlampir. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 201... ...................., ............. 201.. Menyetujui, Menteri Pertanian Inspektur Jenderal/ Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/ Ka.Badan................
(........................................)
( .............................)
( ...............................................)
Lampiran PK terdiri atas: 1) Program Utama, merupakan kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai sasaran tertentu atau beberapa sasaran sekaligus. Program tersebut adalah yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional. Hal ini dalam rangka harmonisasi/ keselarasan mulai dari RPJM, Renstra dan Penetapan Kinerja. 2) Sasaran strategis, hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang spesifik dan terukur. Sasaran harus sesuai dengan 40
uraian yang ada dalam dokumen Renstra atau Rencana Kerja Tahunan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. 3) Indikator kinerja, adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan, berupa keluaran (output) maupun hasil (outcome). Indikator kinerja keluaran (output) adalah sesuatu berupa produk/jasa yang terukur sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan. Sedangkan indikator hasil (outcome) adalah keluaran yang mencerminkan berfungsinya dari kegiatan pada jangka menengah. 4) Target kinerja, merupakan ukuran kuantitatif dari setiap indikator kinerja baik keluaran (output) maupun hasil (outcome) yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun. Selanjutnya target tersebut akan dibandingkan dengan realisasi kinerja pada akhir tahun berjalan dan dilaporkan dalam LAKIP. 5) Anggaran, adalah jumlah dana yang dialokasikan untuk mencapai target kinerja sasaran yang telah ditetapkan. Jumlah anggaran didasarkan pada dokumen anggaran yang telah ditetapkan dan disetujui (DIPA). Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dalam Penetapan Kinerja adalah: 1) Program Langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan atau kumpulan dari kegiatan dalam mewujudkan tujuan. 2) Pengukuran Indikator Kinerja a) Diperlukan pembakuan standar kinerja (input, output, outcome, benefit, impact); b) Kejelasan rencana kerja sesuai tupoksi dan satuan biaya; c) Perlu persamaan persepsi dalam mengukur kinerja antara perencana,
pengguna/pelaksana, evaluator dan auditor. 3) Rumusan output Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian outcome program. Kriteria rumusan output kegiatan: a) Mencerminkan sasaran kinerja unit Eselon 2 sesuai dengan tupoksinya; b) Output kegiatan harus bersifat spesifik dan terukur; c) Output kegiatan harus dapat mendukung pencapaian outcome program; d) Output kegiatan harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu. 4) Rumusan outcome Outcome merupakan manfaat yang diperoleh setelah berfungsinya keluaran dari kegiatankegiatan dalam satu program. Kriteria rumusan outcome program: a) Outcome Program merupakan kinerja hasil dari unit Eselon 1A sesuai tupoksi dan mendukung pencapaian kinerja K/L (visi, misi dan sasaran strategis K/L); b) Outcome Program dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu. Keterkaitan antara Renstra dan Rencana Kerja (Renja) Tahunan serta keterkaiatn antara Renja Tahunan dengan Penetapan Kinerja dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 8 dan 9.
41
Form RS
Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Kebijakan 4 Program 5 Ket. Ket. 6
Uraian 1
Uraian 2
Indikator 3
Form RKT
Sasaran Kegiatan Program 4 Ket. 9
Uraian
1
Indikator Kinerja
2
Target
3
Uraian
5
Indikator Kinerja
6
Sat.
7
Target
8
Form RKT
Sasaran Kegiatan Ket.
Uraian
Indikator Kinerja
2
Target
Program
4
Uraian
Indikator Kinerja
6
Input Outputs Outcomes
Sat.
Target
Form PK
Program Utama Sasaran Indikator Kinerja Output Uraian 1 2 3 Target 4 Indikator Kinerja Outcome Uraian 5 Target 6 7 Anggaran
42
15.3. LAKIP
Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara wajib untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga. Tujuan dan penyampaian LAKIP adalah untuk mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak-pihak yang memberi mandat/amanah. LAKIP merupakan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaiannya berkaitan dengan mandat yang diterima instansi pemerintah. Hasil LAKIP harus dapat dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk kemudian disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi LAKIP Eselon-I dan Eselon-II dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, sedangkan evaluasi LAKIP Kementerian Pertanian dilakukan oleh Kementerian PAN & RB.
43
bersangkutan. Penanggungjawab penyusunan LAKIP adalah pejabat yang secara fungsional bertanggung jawab melakukan dukungan administratif di instansi masing-masing. Pimpinan instansi dapat menetapkan Tim Kerja yang bertugas membantu penanggungjawab LAKIP.
Inspektorat/Direktorat/Biro/Pusat yang membidangi evaluasi dan pelaporan. 2) LAKIP Unit Kerja Mandiri, disusun oleh TIM yang terdiri atas unsur pejabat Eselon-III/staf lingkup unit kerja mandiri yang bersangkutan. Penanggungjawabnya adalah pejabat di Unit Kerja Mandiri tersebut yang membidangi tugas evaluasi dan pelaporan. 3) LAKIP Eselon-I, disusun oleh TIM yang terdiri atas unsur pejabat Eselon-II/ staf lingkup Eselon-I yang bersangkutan. Penanggungjawabnya adalah pejabat di Sekretariat Itjen/Ditjen/Badan. 4) LAKIP Kementerian, disusun oleh TIM yang terdiri atas unsur pejabat/staf Eselon-I lingkup Kementerian Pertanian. Penanggungjawabnya adalah pejabat di Sekretariat Jenderal yang membidangi tugas evaluasi dan pelaporan.
44
b) Rencana kinerja, menyajikan rencana kinerja pada tahun yang bersangkutan. Utamanya adalah menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan pogram pada tahun tersebut, dan indikator keberhasilan
pencapaiannya. c) Penetapan kinerja 4) Akuntabilitas kinerja, menyajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi
(membandingkan kinerja nyata dengan rencana, kinerja nyata dengan kinerja tahun sebelumnya, kinerja instansi dengan kinerja instansi lain, kinerja nyata dengan kinerja negara lain) dan analisis akuntabilitas kinerja (uraian keterkaitan capaian kinerja dengan program dan kebijakan, perkembangan capaian secara efisien dan efektif), termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Selanjutnya dilaporkan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja efisiensi. Akuntabilitas Kinerja merupakan deskripsi dari hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan dan hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran, dan masing-masing disajikan dalam tabel Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Pencapaian Sasaran. 5) Penutup, menyajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan, dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun mendatang. 6) Lampiran-lampiran, berisi penjelasan lebih lanjut, perhitungan-perhitungan, gambar, dan aspek pendukung seperti SDM, sarana prasarana, metode, dan aspek lain dan data yang relevan.
RINGKASAN EKSEKUTIF KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. ORGANISASI DAN TUGAS FUNGSI II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEJIK B. RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) C. PENETAPAN KINERJA III. AKUNTABILITAS KINERJA A. AKUNTABILITAS KINERJA B. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN KINERJA SASARAN C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran PPSDMP TA.2012
45
D. ANALISIS EFISIENSI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA IV. PENUTUP LAMPIRAN LAMPIRAN - FORM RS - FORM RKT - STRUKTUR ORGANISASI DAN KERAGAAN SDM APARAT - Dan lain-lain
46
NO
JENIS LAPORAN
PELAPOR
PENERIMA LAPORAN
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN 14 hari kerja setelah triwulan berakhir 3 hari kerja setelah triwulan berakhir 4 hari kerja setelah triwulan berakhir
I 1.
LAPORAN RUTIN Laporan PP 39/2006 Form-A Penanggung jawab kegiatan Form-B Penanggungj awab Program Form-C Kepala SKPD Kab/Kota , Prov, Satker Pusat, UPTPusat Eselon-I
Setjen Kementan Penanggung jawab program Kepala Satker masingmasing instansi Kepala Daerah Cq Kepala Bappeda dan Menteri Pertanian
2.
3.
4.
5.
6.
II. 7.
Evaluasi Rencana Kerja/Renstr a Penetapan Eselon-II Kinerja Es-II Penetapan Eselon-I Kinerja Es-I Penetapan Setjen Kinerja Kemtan LAKIP Eselon-II Eselon-II LAKIP Eselon-I Eselon-I LAKIP Kemtan Setjen Rapim Eselon-I Kemtan/Rapi mA Tindaklanjut Eselon-I Rapim A Laporan Bulanan Eselon-I Kegiatan Menteri Laporan Bulanan Eselon-I Kegiatan EsI LAPORAN KHUSUS Bahan Rakor Eselon-I
Bappenas
Tahunan/Lima Tahun
Bulanan
Menko/ Kabinet/
Sesuai Permintaan
47
8.
DPR-RI
Sesuai permintaan
Sesuai Permintaan
*Laporan-laporan lain (SAI, SIMAK-BMN, Laporan Statistik, Laporan Pemantauan Wilayah Binaan, Laporan Teknis dll) sesuai ketentuan yang berlaku
48
Keputusan Menteri Pertanian. Hubungan hierarki tersebut terwujud dalam sistem perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
49
dengan mudah diaplikasikan (bersama PUSDATIN, Biro Perencanaan dan semua Eselon I pelaksana program). 3) Melaksanakan kompilasi, evaluasi dan analisis data/informasi hasil pelaporan SIMONEV dan capaian kegiatan dari Satker Pusat dan Daerah. Selanjutnya membuat laporan konsolidasi tingkat Eselon-I dan Kementerian Pertanian untuk disampaikan ke hirarki lebih lanjut. 4) Melaksanakan workshop SIMONEV dan SAI pada tingkat regional (2-3 regional) untuk membahas perkembangan SIMONEV dan SAI, menyusun laporan konsolidasi dari Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Kabupaten/Kota terkait) 3) Melaksanakan sosialisasi SIMONEV tingkat kabupaten/kota dengan mengundang petugas pelaporan SIMONEV di tingkat kabupaten/kota. 4) Melakukan kompilasi merekapitulasi dan evaluasi laporan SIMONEV baik di tingkat provinsi maupun tingkat Kabupaten/kota kemudian mengirim ke pusat. 5) Melakukan evaluasi terhadap keluaran dan hasil pelaksanaan kegiatan pada setiap satker.
50
intern yang sistematis di berbagai tingkatan organisasi penyelenggara, mulai dari tingkat pusat hingga daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Upaya-upaya tersebut dimaksudkan agar tujuan program/kegiatan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara akuntabel, transparan, efektif, efisien, ekonomis dan tertib. Agar implementasi pengendalian intern dapat berjalan dengan baik di berbagai tingkatan, maka perlu diatur mekanisme dan tata hubungan kerja intern dan antar Satuan Pengendali Intern dengan narasumber informasi/obyek pengendalian, baik untuk pengelolaan program/ kegiatan dengan dana yang bersumber dari APBN maupun PHLN.
18.2. Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Satuan Pengendali Intern Lingkup Badan PPSDMP untuk Kegiatan APBN
Di tingkat pusat, Kepala Badan PPSDMP selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mendelegasikan pelaksanaan pengendalian intern kepada Sekretaris Badan yang dibantu suatu Tim Kerja Satuan Pengendali Intern (SPI) Pusat. Tim SPI Pusat ini melakukan pengendalian intern berdasarkan instrumen monitoring dan evaluasi bulanan, yaitu formulir perkembangan realisasi fisik dan keuangan program/kegiatan pengembangan SDM pertanian, yang memuat informasi mengenai aspek-aspek jenis kegiatan, pagu anggaran, realisasi fisik dan keuangan serta permasalahan yang terjadi. Berdasarkan laporan bulanan tersebut, maka dapat dimonitor dan dianalisis pergerakan realisasi yang terjadi sesuai target-target yang telah ditetapkan, baik yang berjalan lancar maupun yang bermasalah, setiap bulan, setiap triwulan dan selama 1 tahun anggaran. Di tingkat Pusat narasumber pengendalian intern adalah Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) Sekretariat dan P2K masing-masing Pusat. Hal ini didasari oleh tujuan dari pengendalian intern itu sendiri, yang menitikberatkan pada pencapaian tujuan organisasi melalui keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Mengingat sebagian besar data dan informasi mengenai hal-hal tersebut harus terdokumentasi dan dikompulir oleh P2K, maka dari sisi pengelolaan anggaran, P2K menjadi sumber informasi bagi pengendalian intern ini. Sedangkan dari sisi teknis, sumber informasi diperoleh dari penanggung jawab kegiatan yang biasanya menjadi tugas dan tanggung jawab para Pejabat Eselon III di unit kerja masing-masing. TIM SPI Pusat akan melakukan pendalaman atau investigasi lebih lanjut terhadap kegiatan yang bermasalah dalam pelaksanaannya, terutama untuk kegiatan-kegiatan yang memiliki anggaran relatif besar, misalnya diatas Rp. 500 juta. Pendalaman atau investigasi ini dimaksudkan untuk menemukenali permasalahan secara lebih dini sebelum Tim Pengawas dari lembaga audit (Itjen Kemtan, BPKP, BPK dan Bawasda) melakukan pengawasan pada Satker di lingkup Badan PPSDMP. Berdasarkan hasil investigasi tersebut, perlu segera dirumuskan rekomendasi dan saran tindak lanjut yang mengarah kepada upaya pemecahan masalah, sehingga pada waktu-waktu selanjutnya setiap permasalahan yang terjadi dapat diatasi secara intern dan pelaksanaan kegiatan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan. Di tingkat daerah, baik di UPT Pusat maupun Satker Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan di provinsi dan kabupaten/kota, upaya pengendalian dilakukan oleh Tim SPI dari Satker yang bersangkutan. Oleh karena itu Tim SPI perlu dibentuk di setiap Satker lingkup Badan PPSDMP sebagai upaya peringatan dan pencegahan dini terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya
51
penyimpangan sebelum ditemukan oleh lembaga audit pemerintah (Itjen Kemtan, BPKP, BPK dan Bawasda). Sama halnya dengan di tingkat pusat, maka sumber informasi bagi Tim SPI dari sisi pengelolaan anggaran adalah P2K, sedangkan dari sisi teknis adalah penanggung jawab kegiatan. Tata hubungan kerja antara Tim SPI Pusat dan Tim SPI UPT Pusat maupun Tim SPI Satker Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di provinsi dan kabupaten/kota bersifat koordinasi. Tim SPI UPT Pusat maupun Tim SPI Satker Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di provinsi dan kabupaten/kota mengirimkan laporan hasil pengendalian internnya kepada Tim SPI Pusat. Tim SPI Pusat juga dapat melakukan pengendalian langsung kepada UPT Pusat maupun Satker Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan. Tim SPI Pusat juga melakukan pembinaan dan supervisi kepada Tim SPI UPT Pusat maupun Tim SPI Satker Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di provinsi dan kabupaten/kota. Secara skematis, mekanisme dan tata hubungan kerja tersebut digambarkan sebagai terlihat pada Gambar 10 berikut.
Gambar 10.
Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja SPI Lingkup Badan PPSDMP untuk Kegiatan APBN
KEPALA BADAN/KPA
3)
2) 1) P2K PUSAT2
SPI PUSAT
2)
3)
3)
18.3. Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Satuan Pengendali Intern Lingkup Badan PPSDMP untuk Kegiatan PHLN
Secara organisatoris, pengelolaan program/kegiatan dengan sumber dana PHLN di Pusat dilakukan oleh Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian untuk Program CF-SKR dan READ serta oleh Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian untuk Program FEATI. Program CFSKR hanya terdapat di Pusat, sedangkan untuk Program READ dan FEATI selain terdapat di Pusat, juga tersebar pasa Satker Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di provinsi dan kabupaten/kota.
52
Mekanisme dan tata hubungan kerja pengendalian intern untuk kegiatan PHLN pada dasarnya tidak berbeda dengan pengendalian intern untuk kegiatan APBN. Tim SPI Pusat melakukan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan PHLN, baik di Pusat maupun di daerah dengan sumber informasi melalui P2K untuk pengelolaan anggaran dan penanggung jawab kegiatan untuk pelaksanaan teknis kegiatan. Pola hubungan Tim SPI Pusat dengan SPI Satker lain di Lingkup Badan PPSDMP juga bersifat koordinatif, pembinaan dan supervisi. Secara skematis, mekanisme dan tata hubungan kerja tersebut digambarkan sebagaimana pada Gambar 11.
Gambar 11. Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja SPI Lingkup Badan PPSDMP untuk Kegiatan PHLN
KEPALA BADAN KPA
PUSBANGLATTAN
SET BADAN
PUSBANGLUHTAN
P2K SKR
P2K READ
SPI PUSAT
P2K FEATI
3)
2) 3)
2)
3)
53
Sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendayagunanaan Negara, maka Fokus Pengawasan, agar diarahkan kepada temuan pengawasan tahun sebelumnya yang belum tuntas tindak lanjutnya (Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B/56/M.PAN/1/2005 tanggal 10 Januari 2005). Selain itu, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/02/M.PAN/01/2005, maka: 1) Diinstruksikan kepada Pimpinan Unit Kerja menindaklanjuti setiap saran/rekomendasi LHP Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), seperti Auditor Itjen Kemtan, BPK, BPKP, dan Bawasda; 2) Diberikan sanksi kepada Unit Kerja yang lalai dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan DP3, Promosi Jabatan; 3) APIP, menginventarisasi, memantau dan mencatat perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan melaporkan ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Sesuai Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, maka tindak lanjut hasil pemeriksaan meliputi: 1) Pemutakhiran data 2) Tindakan Administratif (penerapan Hukuman Disiplin sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil); 3) Tindakan Tuntutan /Gugatan Perdata: (1) ganti rugi/penyetoran kembali; (2) Tuntutan perbendaharaan; (3) denda; 4) Tindakan Pengaduan Tindak Pidana Umum dan Khusus; 5) Tindakan Penyempurnaan Aparatur Pemerintah (Kelembagaan, Kepegawaian &
54
Prosedur Penyelesaian
1) Kepala Kantor/Satuan Kerja melaporkan kepada Kepala Badan PPSDMP bahwa pada kantor/Satuan Kerja telah terjadi kerugian Negara disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum/lalai yang dilakukan oleh pegawai negeri bukan bendaharawan yang berada di unit organisasinya, tembusan laporan disampaikan kepada : a) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Cq. Kepala Biro Keuangan dan
Perlengkapan dan Perlengkapan; b) Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian. 2) Pejabat Eselon I tersebut diatas memerintahkan kepada : a) Sekretaris Badan PengembanganSDM Pertanian b) Kepala Bagian Keuangan Cq. Kasubag Pebendaharaan c) Pihak lainnya yang terkait (bila dipandang perlu) untuk mengadakan penelitian dan pemeriksaan atas kerugian dimaksud dan memberikan laporan hasil penelitiannya kepada Eselon I pemberi perintah 3) Pejabat Eselon I meneruskan berkas laporan tersebut disertai saran/pendapat kepada Menteri Pertanian Cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian untuk diproses penuntutan ganti rugi kepada Pegawai Negeri Sipil yang terlibat; 4) Menteri Pertanian Cq. Sekretaris Jenderal memerintahkan kepada Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan untuk mengadakan penelitian terhadap berkas laporan, apakah ada alasan untuk menuntut ganti rugi atas kerugian Negara dan menyampaikan surat pemberitahuan kepada yang bersangkutan bahwa kepadanya akan dikenkan tuntutan ganti rugi disertai dengan laporan hasil penelitian yang meliputi: a) Jumlah tuntutan ganti rugi yang dikenakan; b) Sebab-sebab mengapa yang bersangukatan harus dikenakan tuntutan ganti rugi; c) Jangka waktu untuk memberi kesempatan kepada yang bersangkutan mengajukan pembelaan secara tertulis kepada Menteri, yaitu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat pemberitahuan tersebut. 5) Apabila setelah lewat waktu yang diberikan yang bersangkutan tidak memberikan pembelaan, maka Menteri langsung dapat menerbitkan Keputusan Tuntutan Ganti Rugi terhadapnya; 6) Pegawai negeri yang bersangkutan mengajukan pembelaan secara tertulis kepada Menteri Atas dasar pembelaan tersebut, maka : a) Menteri Pertanian Cq. Sekretaris Jenderal memerintahkan kepada Kepala Biro
Keuangan dan Perlengkapan untuk mengadakan penilaian atas pembelaan yang disampaikan oleh pegawai yang bersangkutan; b) Apabila dipandang perlu, untuk mendapatkan kebenaran akan tuduhan dan tuntutan, Menteri dapat memerintahkan Tim TP/TGR Kementerian agar membantu Biro Keuangan
55
untuk
meneliti
berkas
maupun
pemeriksaan
setempat
guna
dapat
diberikan
pertimbangan/saran mengenai kasus tersebut, sehingga dapat ditetapkan tuntutan ganti rugi secara bertanggung jawab; c) Biro Keuangan dan Tim TP/TGR Kementerian memberikan laporan hasil penelitian yang dilakukan terhadap tuduhan dan pembelaan serta saran dan pertimbangan kepada Menteri Pertanian; d) Berdasarkan oleh Tim TP/TGR, Menteri Pertanian menerbitkan Keputusan Tentang Ganti Rugi terhadap pegawai negeri yang bersangkutan. e) Kepada pengawai negeri yang bersangkutan walaupun kepadanya telah dikenankan Tuntutan Ganti Rugi, masih dapat mengajukan permohonan kepada Presiden agar kasusnya dipertimbangkan kembali untuk mendapatkan kebijaksanaan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Keputusan Tuntutan Ganti Rugi oleh yang bersangkutan.
19.2.
56
V. 1.
1.1
mengoptimalkan kinerja penyuluhan pada tingkat pusat. Output : Terfasilitasinya penyelenggaraan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronisasikan dan mengoptimalkan kinerja penyuluhan pada tingkat pusat. Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Fasilitasi dan Pembinaan Sasaran : Kelembagaan Penyuluhan di Provinsi dan kabupaten/kota
57
menyelenggarakan penyuluhan pertanian, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian. Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Fasilitasi dan Pembinaan Sasaran : 1206 Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan yang tersebar di 33 provinsi. Waktu Pelaksanaan : Januari- Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : 33 Satker pelaksana dana dekonsentrasi lingkup badan PPSDMP
58
1) Mengetahui perkembangan pemberdayaan balai penyuluhan kecamatan 2) Mengidentifikasi permasalahan kelembagaan petani dan solusi pemecahannya Output : 1) Diketahuinya perkembangan pemberdayaan balai penyuluhan kecamatan 2) Teridentifikasi permasalahan kelembagaan petani dan solusi pemecahannya Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan Sasaran : Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan di 33 Provinsi Waktu Pelaksanaan : Mei- September 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
1.6. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian Dalam Mendukung P2BN Di Lokasi SL-PTT (5760 Desa)
Tujuan : Meningkatkan kinerja penyuluh pendamping dalam memfasilitasi program Percepatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Output : Terfasilitasinya petani pelaku program percepatan produksi beras nasional oleh para penyuluh pendamping di 5.760 desalokasi SL-PTT Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Supervisi dan monitoring Sasaran : Penyuluh pendamping di desa lokasi P2BN Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian dan 11 Provinsi Lokasi SL-PTT
59
Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Penyusunan rencana pengawalan 3) Pengawalan dan pendampingan Sasaran : 3.600 desa yang memiliki kelompoktani berhasil dan mampu dalam membina kerjasama di tempatnya masing-masing Waktu Pelaksanaan : April- September 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian, Provinsi, dan kabupaten/kota
mengembangkan kegiatan agribisnis perdesaan. Output : Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kelompoktani dan gabungan kelompoktani dalam pengelolaan (manajerial) sumber daya dan kewirausahaan serta mampu
mengembangkan kegiatan agribisnis perdesaan. Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Pembinaan, monitoring dan evaluasi Sasaran :Pimpinan kelembagaan petani di Provinsi Waktu Pelaksanaan : Maret- Agustus 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
60
3) Tersedianya rumusan pembinaan kelembagaan petani poktan/gapoktan mendekati spesifikasi lokalita. Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Pembinaan Sasaran : Pengurus kelembagaan petani di 33 Provinsi Waktu Pelaksanaan : Pebruari - Juli 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
61
kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses terhadap permodalan; Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Pengawalan dan Pendampingan Sasaran : Poktan dan Gapoktan Se-Indonesia Waktu Pelaksanaan : Maret November 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
63
2) Pembinaan Sasaran : Pengurus poktan dan gapoktan di 33 Provinsi (115 Kab/kota). Waktu Pelaksanaan : Januari- Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : 33 satker pelaksana dana dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP
65
pelaksana/penyelenggara penyuluhan pertanian di Pusat dan Daerah serta fungsional penyuluh pertanian.
66
Output : Meningkatnya pemahaman tentang teknis penilaian jabatan fungsional oleh pemangku kepentingan. Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Bimbingan teknis Sasaran : Penyuluh pertanian di 33 Provinsi Waktu Pelaksanaan : Januari- Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
3.5. Pemberian Penghargaan Bagi Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Swadaya, THL-TB PP Teladan dan Balai Penyuluhan Kecamatan Terbaik
Tujuan : Memotivasi dan mendorong penyuluh pertanian PNS, penyuluh pertanian Swadaya dan THLTBPP untuk meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas penyuluhan pertanian secara produktif, efektif dan efisien. Output : Termotivasinya 33 orang Penyuluh Pertanian PNS, 33 orang Penyuluh Pertanian Swadaya dan 33 orang THL-TBPP Teladan Tingkat Nasional dari 33 provinsi seluruh Indonesia dalam melaksanakan penyelenggaraan penyuluhan. Mekanisme/Metode: 1) Penilaian dan pemberian penghargaan bagi Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Swadaya, THL TB PP dan Balai Penyuluhan Kecamatan terbaik Sasaran : 33 Penyuluh Pertanian PNS, 33 Penyuluh Swadaya, 33 THL TB PP dan 1 Balai Penyuluhan Kecamatan terbaik Waktu Pelaksanaan : Mei - Agustus 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
67
2) Terbitnya Hasil Penilaian Angka Kredit (HAPAK) dan Penetapan Angka Kredit (PAK) untuk setiap tingkatan jabatan fungsional penyuluh pertanian PNS. Mekanisme/Metode: 1) Penilaian Sasaran : Penyuluh pertanian pusat, provinsi, kab/kota, pembinan jabatan fungsional Penyuluh pertanian di pusat, provinsi, kab/kota Waktu Pelaksanaan : Januari- Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
3.7. Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian Dalam Rangka Mendukung 4 Sukses Pembangunan Pertanian
Tujuan : 1) Meningkatkan proses pembelajaran melalui interaksi antar penyuluh pertanian; 2) Meningkatkan kinerja dan motivasi kerja penyuluh pertanian; 3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh pertanian. Output : 1) Meningkatnya proses pembelajaran melalui interaksi antar penyuluh pertanian; 2) Meningkatnya kinerja dan motivasi kerja penyuluh pertanian; 3) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penyuluh pertanian. Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Sosialisasi Sasaran : Penyuluh pertanian pusat, provinsi, dan kab/kota Waktu Pelaksanaan : Juni - Juli 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian dan Provinsi Lampung
68
69
pendampingan petani, kelompoktani dan gabungan kelompoktani . Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan 2) Pegawalan dan Pendampingan
70
Sasaran : THL-TB PP di 33 provinsi Waktu Pelaksanaan : Maret - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian dan 33 Satker pelaksana dana dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP
71
3) Menjelaskan tugas pokok dan fungsi petugas Administrator (Admin) Provinsi dan Kabupaten/Kota; 4) Menyelenggarakan apresiasi Cyber Extension admin level 3 dan 4, agar penyuluh di tingkat Provinsi dan Kabupaten dapat ikut serta mengembangkan materi; 5) Mengembangkan Sistem Informasi yang terpadu, terintegrasi, tepat guna dan bermanfaat bagi kelembagaan penyuluhan pengambil keputusan, pelaku agribisnis ataupun pihak lain yang terkait; 6) Membuat system kelembagaan penyuluhan. Output : 1) Dipahaminya system pengoperasian Cyber Extension oleh para calon Admin; 2) Tersedianya Admin Provinsi dan Kabupaten/Kota; 3) Dipahaminya tugas dan tanggungjawab pengelola Cyber Extension di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 4) Tersedianya Sistem Informasi yang terpadu, terintegrasi, tepat guna dan bermanfaat bagi para pengguna baik pengambil keputusan, pelaku agribisnis ataupun pihak lain yang terkait; 5) Tersedianya system kelembagaan penyuluhan Mekanisme/Metode: 1) Apresiasi Cyber Extension Sasaran : Petugas Admin Provinsi dan Kabupaten/Kota Waktu Pelaksanaan : Pebruari - Oktober 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
72
73
74
75
4.8. Penyusunan dan Penggandaan Materi Penguatan Kelembagaan Petani dan Usahatani
Tujuan : Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan usahatani dan penumbuhan pos penyuluhan desa oleh penyuluh dan petugas teknis lainnya sesuai dengan pedoman Output : Tersedianya pedoman pengembangan kelembagaan usahatani dan penumbuhan pos penyuluhan desa Mekanisme/Metode: 1) Penyusunan naskah 2) Produksi dan pengiriman Sasaran : Penyuluh pertanian dan petugas teknis lainnya Waktu Pelaksanaan : Maret Juli 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
76
Output : Tersedianya materi penyuluhan, yang akan membantu pengembangan penyelenggaraan penyuluhan pertanian Mekanisme/Metode: 1) Penyusunan materi 2) Penggandan materi Sasaran : Penyuluh pertanian dan petugas teknis lainnya Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : 28 Provinsi dan 319 Kab/Kota
4.10. Penyusunan dan Penggandaan Materi Penyuluhan bagi Poktan dan Gapoktan
Tujuan : Memfasilitasi pengembangan kelembagaan poktan dan gapoktan dalam meningkatkan kapasitanya melalui penyusunan pedoman Output : Tersedianya pedoman pengembangan kelembagaan poktan dan gapoktan Mekanisme/Metode: 1) Penyusunan naskah 2) Produksi dan pengiriman Sasaran : Poktan dan Gapoktan Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : 33 Satker dana dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP
77
Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : 33 Satker dana dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP
5.
78
1) Pertemuan dan pembahasan penyusunan programa Sasaran : Penyuluh pertanian pusat Waktu Pelaksanaan : Mei - Juni 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
Mekanisme/Metode:
1) Pengumpulan bahan 2) Penerbitan dan pendistribusian pedoman
Sasaran : Bakorluh provinsi, Bapelluh kab/kota, penyuluh pertanian dan instansi terkait
Waktu Pelaksanaan : Februari Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
Anggaran Kementerian/Lembaga/ RKA-KL tahun 2013 Output : 1) Tersusunnya Rencana Kerja Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2012; 2) Tersusunnya Usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satker Pelaksana Dana
79
3) Tersusunnya Usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2013 dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL); Mekanisme/Metode: 1) Penyusunan TOR, RAB, dan Logical Frame work kegiatan Pusat dan Daerah melalui Dana Dekonsentrasi tahun 2013 2) Penyusunan Formula Dana Dekonsentrasi tahun 2013 dll Sasaran : Pusat Penyuluhan Pertanian dan 33 Bakorluh/Dinas satker dana dekonsentrasi di provinsi Waktu Pelaksanaan : Januari Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
5.4. Pertemuan
Penyusunan
Rencana
Kerja
dan
Evaluasi
terngevaluasi penyelenggaraan dana dekonsentrasi tahun 2012 Mekanisme/Metode: 1) Pertemuan Sasaran : 33 Bakorluh/Dinas satker dana dekonsentrasi di provinsi dan kabupatan/kota Waktu Pelaksanaan : Maret Oktober 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
80
Output : 1) Terfasilitasinya pengelolaan keuangan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian; 2) Terfasilitasinya pengelolaan ketatausahaan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian; 3) Terfasilitasinya pengelolaan administrasi kantor dan kepegawaian Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian; 4) Terfasilitasinya pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian; Mekanisme/Metode: 1) Pelaksanaan administrasi Pusluhtan dan satker dana dekonsentrasi provinsi serta pelaksana di kab/kota Sasaran : Pusat penyuluhan pertanian dan satker dana dekonsentrasi provinsi serta pelaksana di kab/kota Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian dan 33 Provinsi pelaksana dana dekonsntrasi lingkup Badan PPSDMP
81
4) Mewujudkan tukar menukar pengalaman terhadap berbagai budaya dan tradisi yang ada di antara sesama anggota ASEAN; Output : 1) petani, pengusaha pertanian dan petugas dari negara-negara ASEAN; 2) Terwujudnya pertukaran ide dan informasi mengenai peluang usaha di bidang pertanian dan teknologi, tenaga kerja, sarana produksi dan pemasaran; 3) Terpromosikannya usaha-usaha pertanian dan membangun jaringan kerjasama usaha di antara petani/organisasi petani yang memiliki kesamaan keterkaitan dan sasaran; 4) Terwujudnya saling tukar menukar pengalaman terhadap berbagai budaya dan tradisi yang ada di antara sesama anggota ASEAN; 5) Terwujudnya kunjungan kerjasama luar negeri dalam rangka kunjungan dinas dan atau studi banding. Mekanisme/Metode: 1) Penetapan dan pengiriman petugas/penyuluh pertanian ke dalam dan luar negeri Sasaran : Petugas dan Penyuluh pertanian Waktu Pelaksanaan : Maret - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
82
Mekanisme/Metode: 1) Pembahasan Instrumen, kunjungan lapangan ke daerah 2) Penyusunan rekomendasi Sasaran : Pusat Penyuluhan Pertanian dan satker dana dekonsentrasi provinis serta peelaksana di kab/kota Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian dan 33 satker pelaksana dana dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP
5.9. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tujuan : 1) Mengetahui penggunaan dana alokasi khusus untuk kegiatan penyuluhan 2) Mengetahui pemanfaatan dana alokasi khusus yang sedang berjalan maupun telah selesai sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan. 3) Memastikan kesesuaian penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK). Output : 1) Diketahuinya penggunaan dana alokasi khusus. 2) Diketahuinya pemanfaatan dana alokasi khusus yang sedang berjalan maupun telah selesai sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan. 3) Dipastikannya kesesuaian penggunaan Dana Alokasi K husus (DAK). Mekanisme/Metode: 1) Pembahasan Instrumen, kunjungan lapangan ke daerah 2) Penyusunan rekomendasi Sasaran : Penyelenggara penyuluhan pertanian kab/kota di Indonesia Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
5.10. Penyelesaian Peraturan Presiden Tindak Lanjut UU No.16/2006 dan Peraturan-Peraturan Lainnya
Tujuan : Mewujudkan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang holistik dan komprehensif Output : Terwujudnya sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang holistik dan komprehensif Mekanisme/Metode: 1) Rapat
83
2) Penerbitan Perepres dan Permentan Sasaran : Kementerian Terkait Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
84
6.
Kendaraan Bermotor
Operasional Roda 2 bagi Penyuluh Pertanian
Tujuan : 1) Meningkatkan motivasi dan kinerja para penyuluh pertanian di lapangan 2) Mengoptimalkan pembinaan poktan dan gapoktan oleh penyuluh pertanian 3) Membantu penyebaran informasi penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha Output : 1) Tersedianya sarana operasional bagi penyuluh pertanian 2) Optimalnya pembinaan poktan dan gapoktan oleh para penyuluh pertanian 3) Tersebarnya informasi penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha Mekanisme/Metode: 1) Lelang 2) Pengiriman barang Sasaran : Penyuluh, petani dan kelembagaan penyuluhan pertanian yang membentuk kelembagaan sesuai UU No. 16/2006 yang ditetapkan oleh PERDA Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana : Pusat Penyuluhan Pertanian
85
7.
8.
8.1. Asistensi Pengembangan Kelembagaan Formal Ekonomi (Koperasi dan BUMP) Tingkat Kabupaten
Tujuan: Memfasilitasi penyuluh untuk dapat membina kelompok pembelajaran FMA dalam penumbuhan/pengembangan kelembagaan ekonomi petani (korporasi dan BUMP). Output: Terbentuknya/ berkembangnya asosiasi/ korporasi yang berorientasi agribisnis. Mekanisme/ Metode: 1) Identifikasi kelompok pembelajaran FMA yang telah membangun jejaring usaha di tingkat kabupaten; 2) Fasilitasi, pertemuan dan pembinaan penumbuhan/ pengembangan kelembagaan ekonomi petani; 3) Fasilitasi pembuatan akte notaris bagi kelembagaan ekonomi petani yang baru terbentuk.
Sasaran: 1) Penyuluh Pertanian yang tergabung dalam Tim Pengembangan Organisasi Petani (TPOP) Kabupaten; 2) FMA yang telah membangun jejaring usaha di tingkat kabupaten.
Waktu Pelaksanaan: Mei s.d November 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: PPMU-FEATI Provinsi.
2) Menyusun dan mengajukan proposal pendanaan FMA ke Satker Kabupaten. Output: Proposal FMA untuk memperoleh dana. Mekanisme/ Metode: 1) Workshop Penyusunan proposal; 2) Pengajuan proposal ke Satker kabupaten. Sasaran: Petani yang terlibat dalam pembelajaran FMA di desa FEATI. Waktu Pelaksanaan: Mei s.d Juli 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: DPIU-FEATI Kabupaten.
8.3. Fasilitasi FMA oleh Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dan Tim Pengembangan Organisasi Petani (TPOP)
Tujuan: Memfasilitasi dan mengawal proses pengembangan organisasi petani berorientasi agribisnis. Output: Meningkatkan kapasitas manajemen dan organisasi kelompok pembelajaran FMA. Mekanisme/ Metode: 1) Sosialisasi program/ kegiatan 2011; 2) Fasilitasi Penyusunan Perencanaan FMA dan programa desa; 3) Kunjungan dan pendampingan oleh Penyuluh/anggota TPL/ TPOP dan Penyuluh Swadaya. Sasaran: Petani yang terlibat dalam pembelajaran FMA di desa FEATI. Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: DPIU-FEATI Kabupaten.
Sasaran: Petani yang terlibat dalam pembelajaran FMA di desa FEATI. Waktu Pelaksanaan: Jan s.d November 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: DPIU-FEATI Kabupaten.
87
permodalan, serta pembentukan badan hukum bagi kelompok pembelajaran FMA berprestasi. Mekanisme/ Metode: 1) Identifikasi kelompok sasaran; 2) Fasilitasi dan pembinaan; 3) Penyelesaian administrasi kemitraan usaha, dukungan permodalan dan pembentukan badan hukum bagi kelompok sasaran. Sasaran: Kelompok pembelajaran FMA yang berhasil dalam mengembangkan kelembagaannya dan terpilih sebagai organisasi petani yang telah ditingkatkan kualitas FMAnya (scaling up). Waktu Pelaksanaan: Mei s.d Agustus 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: DPIU-FEATI Kabupaten.
Mekanisme/ Metode: 1) 2) 3) Penyusunan materi anti korupsi; Pencetakan media anti korupsi; Deseminasi anti korupsi.
Sasaran: Aparat pemerintah, LSM, Perguruan tinggi dan Petani di Desa Lokasi FEATI. Waktu Pelaksanaan: Maret s.d. Oktober 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: CPMU-FEATI Pusat dan DPIU-FEATI Kabupaten.
88
2)
Mekanisme/ Metode: 1) 2) 3) Identifikasi kelompok pembelajaran yang akan ditingkatkan skala usahanya; Pertemuan pembekalan; Penyusunan dokumen rencana kegiatan.
Sasaran: 1) Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dan Koordinator Penyuluh usaha FMA (scaling up) berorientasi agribisnis; 2) Pengelola P3TIP Kabupaten, Organisasi Petani (Asosiasi/ Gapoktan/ Kelompoktani/ UPFMA yang akan melaksanaan scaling up). Waktu Pelaksanaan: Juni s.d Sept 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: PPMU-FEATI Provinsi. fasilitator peningkatan skala
Mekanisme/ Metode: 1) Identifikasi masalah dan potensi pengembangan agribisnis kelompok pembelajaran FMA dan analisa senjang kemampuan fasilitasi penyuluh; 2) Pelaksanaan pelatihan untuk peningkatan kapasitas penyuluh; 3) Lokakarya evaluasi dan perumusan rencana tindak lanjut. Sasaran: Penyuluh pendamping yang tergabung dalam Tim Penyuluh Lapangan(TPL). Waktu Pelaksanaan: Juni s.d Oktober 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: DPIU-FEATI Kabupaten
89
2)
Sasaran: Pimpinan kelembagaan dari lokasi 86 Satker FEATI (18 Prov, 68 Kab). Waktu Pelaksanaan: Juni 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Pusat Penyuluhan Pertanian dan CPMU-FEATI Pusat.
Output: 1) 2) Dokumen hasil konsolidasi audit FEATI; Dokumen rekomendasi tindak lanjut pelaksanaan dan perbaikan kegiatan tiga bulan berikutnya; 3) Laporan IFR tentang keuangan, monev, pengadaan barang dan teknis kegiatan untuk disampaikan ke Bank Dunia. Mekanisme/ Metode: 1) 2) 3) Pertemuan konsolidasi; Penyusunan rekomendasi tindak lanjut; Kesepakatan pelaksanaan rekomendasi.
Sasaran/ peserta : Pejabat Pembuat Komitmen, Financial Officer, Teknikal Officer, Procurement Officer, Monitoring and evaluation officer, dan Bendahara dari 86 Satker FEATI (18 Prov, 68 Kab) 18 BPTP, dan Pusdatin. Waktu Pelaksanaan: Januari, April, Agustus dan November 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: CPMU-FEATI Pusat, PPMU-FEATI Provinsi, DPIU-FEATI Kabupaten.
91
Sasaran: 68 Desa/UP-FMA terbaik di 68 Kab. Lokasi FEATI. Waktu Pelaksanaan: Juni - Agustus 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Pusat Penyuluhan Pertanian dan CPMU-FEATI Pusat.
8.15. Pembinaan Keuangan, Monitoring dan Evaluasi, Teknis Bidang Pemberdayaan serta Pengadaan Barang dan Jasa
Tujuan: 1) Mengidentifikasi permasalahan lapangan, anatara lain pengelolaan keuangan, teknis, pengadaan barang dan jasa di daerah; 2) Memberikan bimbingan dan meningkatkan kemampuan dan tanggung jawab pengelola FEATI daerah dalam melaksanakan tugasnya. Output: 1) 2) Teridentifikasinya permasalahan lapangan; Peningkatan kemampuan dan tanggung jawab pengelola FEATI daerah dalam
Sasaran: 708 orang pengelola FEATI (PPK, Bendahara, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, Petugas Monev, Petugas Teknis FO dan PO, Pengurus FMA, dan Staf Pengelola FEATI). Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Pusat Penyuluhan Pertanian, Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Bagian Keuangan dan Perlengkapan), dan CPMU-FEATI Pusat.
Sasaran: 30 Kabupaten lokasi FEATI terpilih. Waktu Pelaksanaan: Juli dan Okt 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Pusat Penyuluhan Pertanian, CPMU-FEATI Pusat dan instansi terkait.
92
93
Waktu Pelaksanaan: Maret s.d Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Pusat Penyuluhan Pertanian dan CPMU-FEATI Pusat.
Output: Pengelolaan keuangan dilaksanakan dengan tertib dan akuntabel. Mekanisme/ Metode: Kunjungan dan Bimbingan. Sasaran: Bendahara dan Pengurus UP FMA. Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: PPMU-FEATI Provinsi dan DPIU-FEATI Kabupaten.
Kabupaten.
DPIU-FEATI Kabupaten.
95
8.27. Pertemuan Pengurus UP-FMA, Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dan koordinator BPP
Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan FMA. Output: Dokumen evaluasi pelaksanaan FMA. Mekanisme/ Metode: 1) Pertemuan koordinasi; 2) Penyusunan dokumen evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut. Sasaran: pengurus FMA, Penyuluh dan Koordinator BPP. Waktu Pelaksanaan: Juni dan Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: DPIU-FEATI Kabupaten.
96
VI. 1.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aparatur dan Non Aparatur sebagai berikut:
97
Waktu Pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan tingkat III 44 hari dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV 36 hari Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Diklat Kepemimpinan adalah Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi yaitu Pusat Pelatihan Manajemen dan Kempimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi-Bogor
Output: 1710 orang Fungsional Penyuluh Pertanian Mekanisme/ Metode Mekanisme, Kurikulum dan metode diklat fungsional bagi pejabat Fungsional Penyuluh Pertanian mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Nomor :
5/PER/KP.430/J/1/10 yang akan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan pada tahun 2012 Sasaran 1) 2) 3) PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan fungsional Penyuluh Pertanian PNS dari jabatan lain yang akan menduduki jabatan fungsional Penyuluh Pertanian Berpendidikan SLTA dan Diploma III untuk pejabat Fungsional PP Terampil, Sarjana (S1)/ Diploma IV untuk PP Ahli di Bidang Pertanian Waktu Pelaksanaan 1) 2) 3) Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil 120 jam berlatih Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli 150 jam berlatih Diklat Alih Kelompok Penyuluh Pertanian 120 jam berlatih
Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Pelatihan Fungsional yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang, Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan BPP Lampung. Balai
98
Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Nomor : 66/Per/KP.430/J/7/09 yang akan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan pada tahun 2012. Sasaran 1) Sasaran Diklat Dasar adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan atau telah diangkat menjadi Pejabat Fungsional POPT yang memiliki kualifikasi pendidikan minimal SLTA-IPA atau SMK dibidang pertanian untuk POPT Terampil sedangkan minimal Sarjana/Diploma IV di bidang pertanian Jurusan/Program Studi Ilmu Hama Penyakit atau Proteksi Tumbuhan atau Perlindungan Tanaman/Biologi Tumbuhan untuk POPT Ahli; 2) Sasaran Diklat Alih Kelompok adalah Pejabat Fungsional POTP Terampil ke POPT Ahli.
Waktu Pelaksanaan 1) 2) 3) Diklat Dasar Fungsional POPT Terampil dilaksanakan selama 150 jam diklat (@ 45 menit); Diklat Dasar Fungsional POPT Ahli dilaksanakan selama 200 jam diklat (@ 45 menit); Diklat Alih Kelompok bagi POPT dilaksanakan selama 150 jam diklat (@ 45 menit).
Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara pelatihan Fungsional POPT yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan BPP Lampung.
99
Sasaran 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan dan atau telah menduduki jabatan fungsional PBT, memiliki kualifikasi pendidikan minimal SPP/SMK Pertanian dan Diploma III bidang Pertanian untuk PBT Terampil, sedangkan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana/Diploma IV bidang pertanian untuk PBT Ahli; 2) Sasaran Diklat Alih Kelompok adalah Pejabat Fungsional PBT Terampil ke PBT Ahli. Waktu Pelaksanaan 1) Diklat Dasar Fungsional Pengawas Benih Tanaman Terampil dilaksanakan selama 120 jam Diklat (@ 45 menit); 2) Diklat Dasar Fungsional Pengawas Benih Tanaman Ahli dilaksanakan selama 168 jam Diklat (@ 45 menit); 3) Diklat Alih Kelompok bagi Pengawas Benih Tanaman dilaksanakan selama 120 jam Diklat (@ 45 menit). Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara pelatihan Fungsional PBT yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan BPP Lampung.
100
Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Pelatihan Fungsional Wasbitnak yaitu Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara
101
Waktu Pelaksanaan Diklat Dasar Fungsional Paramedik Veteriner dilaksanakan selama 120 jam pelatihan (@ 45 menit). Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara diklat Fungsional Paramedik Veteriner yaitu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara dan Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.
3) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai Pejabat Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian. Output: 62 orang Fungsional PMHP. Mekanisme/ Metode Mekanisme, kurikulum dan metode diklat Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Nomor: 134/PER/KP. 430/J/11/10 yang akan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan pada tahun 2012. Sasaran 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan dan atau telah menduduki jabatan fungsional PMHP memiliki kualifikasi pendidikan minimal SPP/SMK Peternakan dan Diploma III bidang Peternakan untuk PMHP Terampil, sedangkan kualifikasi pendidikan minimal
Sarjana/Diploma IV bidang Peternakan untuk PMHP Ahli; 2) Sasaran Diklat Alih Kelompok adalah Pejabat Fungsional PMHP Terampil ke PMHP Ahli. Waktu Pelaksanaan 1) Diklat Dasar Fungsional PMHP Terampil dilaksanakan selama 120 jam Diklat (@ 45 menit); 2) Diklat Dasar Fungsional PMHP Ahli dilaksanakan selama 168 jam Diklat (@ 45 menit); 3) Diklat Alih Kelompok bagi PMHP dilaksanakan selama 120 jam Diklat (@ 45 menit). Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Pelatihan Fungsional PMHP yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan BBPP Ketindan.
kerja aparatur melalui prinsip pelatihan berbasis kompetensi kerja (Competency Based Training).
103
Waktu Pelaksanaan Diklat dilaksanakan selama 56 jam pelatihan (@ 45 menit) dan setara dengan satu minggu. Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Diklat Teknis Agribisnis Padi yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, BPP Lampung dan UPTD Pelatihan Pertanian Propinsi.
104
Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Diklat Teknis Agribisnis Kedele yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Jambi (BPP), BPP Lampung dan UPTD Diklat Pertanian Provinsi. Balai Pelatihan Pertanian
105
Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Diklat Teknis Agribisnis Tebu yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Binuang, BBPP Batangkaluku, dan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan BPP Lampung.
107
1.2.3.10. Diklat Teknis Mendukung Nilai Tambah dan Daya Saing Pertanian
Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh pertanian/petugas dalam upaya meningkatkan kompetensi kerja penyuluh/petugas dalam membantu
petani/peternak/pekebun untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian. Output: 210 Orang Pejabat Fungsional Penyuluh /Petugas Pertanian. Mekanisme/ Metode Mekanisme, kurikulum dan metode diklat mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Diklat Mendukung Nilai Tambah dan Daya Saing Nomor : 117/Per/KP.460/J/06/11. Sasaran: Penyuluh Pertanian/Petugas Pertanian Waktu Pelaksanaan Diklat Teknis Mendukung Nilai Tambah dan Daya Saing dilaksanakan selama 56 jam pelatihan (@ 45 menit) dan setara dengan satu minggu. Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Diklat Teknis Agribisnis Mendukung Nilai Tambah dan Daya Saing yaitu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Binuang, BBPP Batangkaluku, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, BPP Lampung dan beberapa UPTD Pelatihan Pertanian Provinsi
108
109
Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan BPP Lampung.
110
111
Penyelenggara Pelatihan Manajemen/Kepemimpinan yaitu Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan (PPMKP) Ciawi, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Balai Pelatihan Pertanian (BPP)
kewirausahaan agribisnis yang disusun berdasarkan perkembangan teknologi di bidang pertanian/agribisnis. Sasaran: Pengurus Gapoktan, Pengelola P4S, Petani Muda Waktu Pelaksanaan Pelatihan kewirausahaan bagi non aparatur dilaksanakan selama 56 jam berlatih @ 45 menit. Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara Pelatihan Kewirausahaan bagi Non Aparatur yaitu Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan (PPMKP) Ciawi, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Batangkaluku, BBPP Binuang, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan BPP Lampung dan beberapa UPTD Pelatihan Pertanian Provinsi.
Waktu Pelaksanaan
112
Dilaksanakan pada saat liburan sekolah berkolaborasi dengan Diknas setempat selama minimal 35 jam berlatih. Penyelenggara/ Pelaksana Penyelenggara ATC yaitu Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara (BBPKH), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, BBPP Binuang, BBPP Batangkaluku, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan (BPP) Lampung.
113
2) Untuk menunjang tugas dan fungsi yang berbeda-beda dari UPT Pelatihan. Output: 10 paket pengembangan sarana dan prasarana pelatihan Mekanisme/ Metoda Mekanisme pelaksanaan pengembangan sarana dan prasara diklat mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Prasarana dan Sarana Pelatihan. Sasaran: 10 UPT Pelatihan Pusat. Waktu Pelaksanaan: Pengembangan Sarana dan Prasarana pelatihan dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana UPT Pelatihan yaitu: Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, BBPP Ketindan, BBPP Binuang, BBPP Batangkaluku, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi. BPP Lampung.
114
4.
115
Waktu Pelaksanaan: Peningkatan profesionalisme tenaga kediklatan dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana Pusat Pelatihan Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, BBPP Bangkaluku, BBPP Lembang, BBPP Binuang, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, BBPP Kupang, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, dan BPP Lampung.
5.
6.
6.1.
116
6.2.
6.3.
Pertemuan Tahunan
Tujuan: Menyusun rencana pembangunan desa yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, perbaikan pengelolaan SDA serta infrastruktur untuk akses ke pasar, Akses produksi pertanian dan hidup sehat. Output: Dokumen usulan perencanaan SDA serta infrastruktur untuk akses ke pasar, Akses produksi pertanian dan hidup sehat. Mekanisme/ Metode: Pertemuan Sasaran: 150 Desa di 5 Kabupaten pelaksana program READ Waktu Pelaksanaan: Februari 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: DMU di 5 Kabupaten
6.4.
Studi Banding bagi Ketua Unit Pengelola Dana Desa (UPDD)/Ketua Kelompok READ
Tujuan: Meningkatkan motivasi dan pengalaman dalam menyusun perencanaan pembangunan perdesaan. Output: Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan wawasan Ketua UPDD/Ketua Kelompok READ. Mekanisme/ Metode: Kunjungan lapangan Sasaran: 150 Ketua UPDD/Ketua Kelompok READ di 5 Kabupaten pelaksana program READ Waktu Pelaksanaan: September 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: DMU di 5 Kabupaten
117
6.5.
6.6.
6.7.
6.8.
118
Output: Terfasilitasinya petani dalam menggunakan benih unggul padi/jagung Mekanisme/ Metode: Pengadaan benih unggul Sasaran: 5 Kabupaten pelaksana program READ Waktu Pelaksanaan: Maret Oktober 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: PFU
6.9.
119
Output: Peningkatan pengetahuan dan wawasan petani dalam mengevaluasi pengelolaan demplot dengan menggunakan bibit unggul Mekanisme/ Metode: Pertemuan Sasaran: 5 kabupaten pelaksana program READ Waktu Pelaksanaan: Nopember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: DMU di 5 Kabupaten
6.16. Perlengkapan Cocoa Development Centre (CDC) dan VCC kerjasama dengan PT. MARS
Tujuan: Membantu masyarakat desa membeli perlengkapan CDC dan VCC untuk mendukung kerjasama dengan PT. MARS Output: perlengkapan CDC dan VCC Mekanisme/ Metode: Pengadaan perlengkapan CDC dan VCC Sasaran: 1. 5 Paket perlengkapan CDC. 2. 100 Paket perlengkapan VCC Waktu Pelaksanaan: Juni Juli 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: DMU di 5 Kabupaten
121
Mekanisme/ Metode: Pengadaan pengering copra Sasaran: 100 unit di 5 Kabupaten pelaksana program READ Waktu Pelaksanaan: Maret - Oktober 2012 Penyelenggara/Pelaksana: PFU
122
123
Manajemen
dan
Revisi
Project
Tujuan: Menyediakan konsultan agar pengendalian program READ dapat berjalan efektif,
Output: Tersedianya konsultan Monev, Manajemen, dan Revisi PIM. Mekanisme/ Metode: Pengadaan konsultan Sasaran: 1) Konsultan Monev : 1 orang konsultan monev di tk NSU dan 1 orang di tk PFU 2) Konsultan Manajemen : 1 orang konsultan manajemen di tk NSU 3) Konsultan Revisi PIM : 1 orang konsultan Perencanaan (gender) di tk NSU Waktu Pelaksanaan: Februari April 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: PFU dan NSU
124
125
126
Output: Dokumen Juklak dan Juknis Mekanisme/ Metoda: Rapat dan pertemuan Sasaran: 1 Juklak dan 5 Juknis Waktu Pelaksanaan: Februari Maret 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: PFU dan DMU
127
128
VII. REVITALISASI PENDIDIKAN, STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI PROFESI PERTANIAN, SERTA PENDIDIKAN MENENGAH PERTANIAN 1. Aparatur Pertanian yang Mengikuti Pendidikan Formal Pasca Sarjana
2.
129
2) Perencanaan perkuliahan :
sebelum perkuliahan reguler berjalan.Proses perencanaan kegiatan mencakup penyiapan materi ajar, penyiapan bahan evaluasi pembelajaran, penggandaan materi pembelajaran, serta rencana monitoring proses pembelajaran. 3) Pelaksanaan perkuliahaan : penyelenggaraan perkuliahan dilaksanakan dengan pola pembelajaran in campuss dan out campuss.Pembelajaran in campuss dilaksanakan setiap semester ganjil sedangkan out campuss dilaksanakan setiap semester genap.Proses pembelajaran di STPP secara rinci dapat dilihat pada Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran di STPP (Peraturan Kepala Badan PSDMP No. 142.1/Kpts/SM.120/12/07) Sasaran : tenaga fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian Waktu Pelaksanaan : Januari s.d Desember Pelaksana : STPP
3.
130
131
Sasaran: terpenuhinya mahasiswa baru sesuai dengan daya tampung STPP Waktu Pelaksanaan: April s.d September 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: STPP
4.
3) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan magang 4) Penyusunan dan pembuatan laporan Sasaran: 30 orang Guru SPP SMK-SPP seluruh Indonesia; Waktu Pelaksanaan: Januari s.d. Juni 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Pendidikan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
4.4. Peningkatan Kompetensi Metodologi Pendidikan dan Pengajaran bagi Tenaga Pendidik Pertanian
Tujuan: Meningkatkan kompetensi Dosen STPP di bidang metode pendidikan dan pengajaran Output: Meningkatnya kompetensi 60 orang Dosen STPP dalam metodologi pendidikan dan pengajaran Mekanisme/ Metode: 1) Persiapan Workshop 2) Pelaksanaan Workshop bekerjasama dengan Instansi yang memiliki Lisensi di bidang penyelenggaraan Diklat PEKERTI 3) Penyusunan dan pembuatan laporan Sasaran: 60 orang Dosen STPP Waktu Pelaksanaan: Mei s.d. September 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Pendidikan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
133
134
3) Proses penilaian dan penetapan oleh Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertikasi Dosen 4) Penyusunan laporan kegiatan Sasaran : dosen di 7 STPP Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Juli 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: STPP
5.
1) Mengidentifikasi dan menetapkan profesi-profesi sektor pertanian yang harus distandardisasi dan disertifikasi 2) Melakukan sinkronisasi kegiatan standarisasi dan sertifikasi kompetensi sektor pertanian Output: 1) Dihasilkannya profesi-profesi sektor pertanian yang harus distandardisasi dan disertifikasi 2) Sinkronnya kegiatan standardisasi dan sertifikasi sektor pertanian Mekanisme/ Metode: workshop dengan melibatkan unsur-unsur birokrasi lingkup pertanian, Himpunan Profesi, dan masyarakat pengguna Sasaran: Tersusunnya rancangan program standardisasi dan sertifikasi profesi sektor pertanian untuk 5 tahun ke depan Waktu Pelaksanaan: Februari 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Standardisasi dan Sertifikasi, Pusat Pendidikan,
135
Penyelenggara/
Pelaksana:
Bidang
Standarisasi
dan
Sertifkasi,
Pusat
Pendidikan,
136
Sasaran: pemangku kepentingan terkait Waktu Pelaksanaan: Maret s.d Nopember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian,Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
6.
137
7.
138
2)
Terlaksananya Program dan kegiatan Pendidikan Menengah Pertanian oleh SMK-SPP seluruh Indonesia sesuai dengan arah kebijakan pengembangan pendidikan menengah pertanian
Mekanisme/ Metode: pertemuan dan diskusi Sasaran: SMK-SPP seluruh Indonesia Waktu Pelaksanaan: Februari 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Sasaran: : terpublikasikannya kegiatan Revitalisasi sistem pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian tahun 2012 Waktu Pelaksanaan: November s.d. Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
139
Waktu Pelaksanaan: Juli s.d. Agustus 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Pendidikan,
Standardisasi
dan
Tujuan: Merancang pengembangan program pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian sebagai acuan penetapan kegiatan pada tahun mendatang Output: disain program pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian Mekanisme/Metode : 1) Identifikasi permasalahan, kendala dan hambatan terkait program pengembangan pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian 2) Pertemuan dalam rangka merumuskan program pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian yang dapat digunakan sebagai cetak biru rancangan kegiatan untuk tahun-tahun mendatang Sasaran: pemangku kepentingan terkait Waktu Pelaksanaan: Juni s.d Juli 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
140
3)
Mekanisme/ Metode: Dilakukan melalui beberapa pertemuan dalam rangka 1) 2) Penyusunan Program/Rencana Kerja dan Anggaran; Penyusunan Term Of Reference (TOR) dan rincian anggaran belanja (RAB) sesuai peraturan yang berlaku; dan 3) Pembahasan RKA KL berkoordinasi dengan Bagian Perencanaan Badan Pengembangan SDM Pertanian dan Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan. Sasaran: Satker Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian, Satker STPP, Satker SPP Waktu Pelaksanaan: Agustus s.d Oktober 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
141
Sasaran: diketahuinya karya ilmiah dosen STPP dan guru SMK-SPP oleh masyarakat luas Waktu Pelaksanaan: Juli dan Nopember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Sasaran : Mantapnya kelembagaan pendidikan pertanian di STPP dan SMK-SPP Waktu Pelaksanaan : Februari s.d Oktober 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Pendidikan, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian.
142
Mekanisme/Metode : ceramah dan diskusi Sasaran : Kepala Sekolah SPP Waktu Pelaksanaan : April s.d Juni 2012 Pelaksana : Bidang Pendidikan, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
143
Waktu pelaksanaan : Maret s.d Juli 2012 Pelaksana : Bidang Pendidikan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Output : Terlaksananya fasilitasi pengukuhan wisuda di 7 STPP dan 3 SPP Mekanisme/Metode : 1) 2) Pendataan calon wisudawan STPP dan SPP Tahun 2012 Penerimaan Surat Permintaan Pengukuhan Wisuda lulusan STPP dan SPP Tahun Ajaran 2012/2013 3) Fasilitasi Pejabat Eselon I dan II lingkup Badan Pengembangan SDM Pertanian untuk mengukukuhkan calon wisudawan STPP dan SPP Tahun Ajaran 2012/2013. 4) Fasilitasi Pejabat Eselon I dan II lingkup Kementerian Pertanian untuk mengukuhkan calon wisudawan di STPP dan SMK-SPP Sasaran : STPP dan SMK-SPP Waktu Pelaksanaan : Agustus s.d. Oktober 2012 Pelaksana : Bidang Pendidikan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Output : 1) 2) Terlaksananya Koordinasi dan Pembinaan Saka Tarunabumi. Terlaksananya Kegiatan Saka Tarunabumi pada Kegiatan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2012. Mekanisme/metode : Metode kegiatan berupa Rapat Koordinasi, Seminar, Pelatihan, Workshop, Perkemahan Bakti, Pameran dan Pembinaan Pangkalan Saka Tarunabumi yang dilakasanakan dalam beberapa tahap kegiatan: 1) Koordinasi dan Sosialisasi kegiatan Pembinaan Saka Tarunabumi dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2) Koordinasi, Sosialisasi dan Pembinaan kegiatan Pembinaan Saka Tarunabumi dengan Kwartir Daerah (Provinsi). 144
3)
Pembinaan Saka Tarunabumi dilaksanakan ke Pangkalan Saka di Kwartir Daerah (Provinsi) dan Pangkalan Saka (SPP).
4)
Peranserta Saka Tarunabumi berupa Seminar, Pelatihan, Workshop, Perkemahan Bakti, Pameran dilaksanakan disesuai dengan agenda Kwarnas Gerakan Pramuka Tahun 2012.
5)
Sasaran : Sasaran Pembinaan Saka Tarunabumi adalah Pimpinan Saka Tarunabumi, Anggota Saka Tarunabumi, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kwartir Daerah (Provinsi) dan Pangkalan Saka Waktu pelaksanaan : Februari s.d. Desember 2012 Pelaksana : Bidang Pendidikan, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian.
145
Pelaksana : Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
146
Sasaran : Lembaga Pemerintah, Perusahaan bidang pertanian, dan para pemangku kepentingan lainnya Waktu Pelaksanaan : April 2012 Pelaksana : Bidang Standarisasi dan Sertifikasi Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Sasaran : LDP dan TUK sektor pertanian seluruh Indonesia Waktu Pelaksanaan : Maret s.d Oktober 2012 Pelaksana : Bidang Standarisasi dan Sertifikasi Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
147
148
149
3) Penetapan penerima Dana Bantuan Modal Kerja Usaha Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian Tahun 2012 bagi lulusan SPP sesuai dengan pedoman dan proposal pengajuan (jumlah bantuan). 4) Pencairan Dana Bantuan sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian tentang Penetapan Penerima Bantuan Modal Kerja Usaha dan Fasilitasi bagi SPP untuk Pendampingan serta Surat Perintah Pembayaran Pembayaran pada bulan Oktober. 5) Monitoring dan Evaluasi kegiatan pemberian modal usaha bagi lulusan SPP 6) Pembuatan Profil penerima Bantuan kegiatan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian Tahun 2012. 7) Pembuatan laporan kegiatan Sasaran : alumni siswa SPP Waktu pelaksanaan : Maret s.d. Desember 2011 Pelaksana : Bidang Pendidikan, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
7.32. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Tujuan : 1) Membangun sistem data base pendidikan pertanian Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian. 2) Meningkatkan kemampuan staf Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian dalam pengelolaan data base. Output : 1) Tersedianya system data base pendidikan pertanian Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertfikasi Profesi Pertanian.
150
2) Meningkatnya kemampuan staf Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertfikasi Profesi Pertanian dalam pengelolaan data base. Mekanisme/Metode : 1) Pertemuan dalam rangka penyusunan SOP dan penentuan jenis data yang akan dimasukan dalam data base 2) Perancangan system data base 3) Pengadaan server, printer dan scanner 4) Pelatihan pengelola data base 5) Inputing data dan pengelolaan data base Sasaran : Meningkatkan akurasi dan kecepatan penyediaan data pendidikan pertanian yang meliputi : data Peserta didik, data Ketenagaan, data Kelembagaan pendidikan pertanian dan data Admistrasi Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian Waktu Pelaksanaan : Juni s.d Juli 2012 Pelaksana : Bidang Program dan Kerjasama Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
151
8.
8.1. Pemberian Bantuan Praktik Siswa Program Studi Kesehatan Hewan, Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Tujuan : memfasilitasi siswa SMK - SPP dalam proses pembelajaran melalui bantuan praktik siswa SMK SPP. Output : terfasilitasinya proses pembelajaran siswa SMK SPP. Mekanisme/Metode : 1) Sosialisasi pedoman teknis pemberian bantuan praktik siswa SMK SPP. 2) Pengumpulan proposal dari SPP penerima bantuan 3) Verifikasi proposal dan penyiapan SK penetapan bantuan sosial praktek siswa. 4) Proses pencairan dana 5) Monitoring dan evaluasi pemanfaatan bantuan praktik siswa SMK SPP. Waktu Pelaksanaan : Februari Maret dan September - Oktober 2012 Pelaksana : Bidang Program dan Kerjasama Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
152
Output: 808 siswa SMK-SPP mengikuti program magang/ PKU di perusahaan perkebunan sawit. Mekanisme/ Metode: 1) Berkoordinasi dengan SMK-SPP untuk menyiapkan siswa yang akan mengikuti magang/ PKU di perusahaan perkebunan sawit. 2) SMK-SPP menjalin kerjasama dengan perusahaan perkebunan sawit terkait dengan pelaksanaan magang/PKU 3) SMK-SPP yang akan menyertakan siswanya untuk mengikuti program magang/PKU, mengajukan usulan fasilitasi magang/PKU siswa ke Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian 4) Pusat c.q. Bidang Program dan Kerjasama melakukan verifikasi data calon peserta dan kesiapan perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk menerima peserta magang. 5) Pusat c.q Bidang Program dan Kerjasama menyalurkan bantuan dana magang/PKU siswa SMK-SPP 6) Pengawalan dan Evaluasi pelaksanaan program magang/PKU siswa SMK-SPP 7) Penyusunan Laporan Kegiatan Sasaran: 808 orang siswa SMK-SPP di seluruh Indonesia. Waktu Pelaksanaan: Juli s.d Desember 2011 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
153
Sasaran/ peserta: 60 orang Siswa SPP jurusan peternakan dan kesehatan hewan Waktu Pelaksanaan: Mei s.d. Agustus 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bidang Program dan Kerjasama Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
154
VI.
1.
1.2. Pengawalan Kegiatan TA. 2012 dan Penyiapan Anggaran TA. 2013
Tujuan: 1) Melakukan pengawalan serta penyesuaian dokumen kegiatan dan anggaran TA. 2012; 2) Melakukan identifikasi dan koordinasi kegiatan Badan PPSDMP TA. 2013; 3) Menyusun garis besar usulan kegiatan dan anggaran TA. 2013 dan menyelesaikan usulan revisi POK, DIPA TA 2012 lingkup Badan PPSDMP. Output: 1) Dokumen Revisi POK dan DIPA TA. 2012; 2) Bahan Usulan Kegiatan dan Anggaran TA. 2013; Mekanisme/Metode: 1) Rapatrapat koordinasi 2) Pertemuan penyusunan dokumen Sasaran: 130 Satker pelaksana kegiatan dan anggaran penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian. Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
155
156
Output: 1) Dokumen RKA-KL Alokasi anggaran TA. 2013; 2) Dokumen KAK, RAB, dan data dukung lainnya; 3) Dokumen DIPA TA. 2013. Mekanisme/Metode: 1) Workshop; 2) Pengolahan data; 3) Penelaahan; 4) Validasi. Sasaran: 130 Satker pelaksana kegiatan dan anggaran penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian. Waktu Pelaksanaan: November s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
157
158
159
3) Mengkoordinir perawatan jaringan teknologi informasi kantor pusat 4) Mengkoordinir proses up-load materi website dari unit kerja kantor pusat. Output: 1) Website dan jaringan teknologi informasi lingkup Badan PPSDMP; 2) Data dan Informasi berbasis website Badan PPSDMP Mekanisme/Metode: 1) Rapat dan workshop 2) Bimbingan ke UPT lingkup Badan PPSDMP. Sasaran: Kantor pusat dan 20 UPT lingkup Badan PPSDMP serta lembaga/unit kerja lain binaan Badan PPSDMP Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
2) Pengolahan raw-data dan penyajian data; 3) Up load data di website Badan PPSDMP 4) Pencetakan buku dan deseminasi data Sasaran: Data tenaga kerja/ petani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternak Waktu Pelaksanaan: Maret s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Perencanaan, Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
2.
Akuntansi,
Verifikasi
dan
161
Output:
Laporan
rekonsiliasi
realisasi
anggaran
(SAK,SIMAK
BMN)
dan
SIMAK
Perbendaharaan) Mekanisme/Metode: Pertemuan, Konsinyasi dan Konsultasi Sasaran: 130 Satker lingkup Badan PPSDMP Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan PPSDMP
perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanakan tugas dan fungsinya. Output: 1) Dokumen Rencana Kerja dan Tindak Lanjut Peningkatan Dukungan Teknis Pengelolaan Akuntansi Dan Verifikasi 2) Kesamaan persepsi dan tindakan dalam pelaksanakan tugas dan fungsi akuntansi dan verifikasi. Mekanisme/Metode: Pembinaan lapangan Sasaran: 130 Satker lingkup Badan PPSDMP Waktu Pelaksanaan: Januari, Juni dan Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan PPSDMP
2.4. Peningkatan Kualitas Data Dasar (Data Base) Pengelolaan Perbendaharaan (SIMAK, SPP, SPM, LPJ, Forecast Satker dan GPP)
Tujuan: Menyusun dan Menata data dasar pengelolaan perbendaharaan (SIMAK, SPP, SPM, LPJ, Forecast satker, dan GPP). Output: Data Dasar (Data Base) Pengelolaan Perbendaharaan. Mekanisme/Metode: Workshop Sasaran: 21 Satker Pusat dan UPT lingkup Badan PPSDMP Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan PPSDMP
162
163
Laporan
Rencana
Kebutuhan
Dana
Melakukan pembinaan dan bimbingan langsung intensifikasi dan ekstensifikasi PNBP di lingkup Badan PPSDMP Output: Peningkatan laporan rencana kebutuhan dana satker Mekanisme/Metode: Pembinaan ke UPT Sasaran: 20 Satker UPT lingkup Badan PPSDMP. Waktu Pelaksanaan: Januari s.d September 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan PPSDMP
Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan PPSDMP
perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan oleh Satker lingkup Badan PPSDMP Output: Peningkatan sistem dan mekanisme serta tatakelola pengelolaan Barang milik Negara. Mekanisme/Metode: Kunjungan ke satker dan Penyusunan dokumen Sasaran: Satker lingkup Badan PPSDMP di 33 Propinsi Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Badan PPSDMP
165
3.
166
5) Gambaran potensi pengembangan; dan 6) Permasalahan yang dihadapi, solusi yang dilakukan dan rekomendasi perbaikan di masa mendatang Mekanisme /Metode: 1) Penyusunan rencana tahunan kegiatan pengendalian, monev pelaksanaan program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, melalui desk analisis terhadap (a) program/rencana kegiatan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, (b) anggaran monev yang tersedia, (c) ketersediaan dan kesiapan SDM dan (d) sarana prasarana lainnya. 2) Penyusunan Juklak Pengendalian, Monev: (1) Identifikasi dan analisis kriteria pengendalian, monitoring dan evaluasi; (2) Pembahasan rancangan juklak; (3) Pengumpulan bahan juklak; (4) Penyusunan draft juklak; (5) Pembahasan draft juklak; (6) Revisi juklak. 3) Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Program: (1) Persiapan (koordinasi, penyusunan proposal; perumusan indikator, penyusunan instrumen, lokakarya persiapan pelaksanaan, dan pre-test); (2) Pelaksanaan (pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, serta lokakarya hasil); dan (3) Pelaporan (penyusunan, pembahasan, penggandaan, dan penyampaian laporan). 4) Pengelolaan Data Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi: (1) Pengumpulan bahan; (2) Entry dan pengolahan data; (3) Verifikasi data; (4) Analisis data; (5) Penyusunan laporan; (6) Penyampaian laporan. 5) Konsolidasi, workshop dan forum-forum pengendalian, monitoring dan evaluasi 6) Koordinasi, pembinaan dan supervisi pengendalian, monitoring dan evaluasi. Berbagai upaya diatas, diintegrasikan kedalam sub-komponen kegiatan sebagai berikut: 1) Workshop Simonev 2) Peningkatan Efektivitas monitoring dan evaluasi program 3) Konsolidasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) 4) Forum SPI lingkup Badan 5) Koordinasi monev Sasaran/ Target group: 130 Satker lingkup Badan PPSDMP Waktu Pelaksanaan: Januari s.d. Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
167
Metode: ceramah, diskusi dan latihan Sasaran/ Target: seluruh UPT dan Satker Dekonsentrasi lingkup Badan PPSDMP Waktu: April 2012 Penyelenggara/Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
Sasaran: Kantor pusat dan UPT lingkup Badan PPSDMP Waktu: Februari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
169
3) Laporan mengenai tanggapan dan tindak lanjut penyelesaian hasil pengawasan 4) Terselenggaranya pertemuan konsultasi dengan lembaga auditor untuk menindaklanjuti kasus-kasus kerugian negara di lingkup Badan PPSDMP; menyusun rencana tindak lanjut penyelesaian kasus-kasus kerugian negara di lingkup Badan PPSDMP dan menyamakan data temuan hasil pemeriksaan yang dimiliki Badan PPSDMP dengan lembaga auditor (BPK, BPKP dan Itjen Kemtan). Mekanisme /Metode 1) Persiapan, 2) analisa pengolahan data, 3) koordinasi/konsultasi, 4) pemutahiran data, dan kunjungan lapang dalam rangka tindak lanjut LHP Sasaran: Satker lingkup Badan PPSDMP Waktu: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
171
2) Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab pimpinan tentang pentingnya tindak lanjut hasil pengawasan; 3) Meningkatkan koordinasi antar pimpinan satker lingkup Badan PPSDMP; 4) Melakukan introspeksi pimpinan instansi sebagai salah satu sarana percepatan; 5) Peningkatan tindak lanjut hasil pengawasan dan dapat terjalin komitmen antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam membangun tata kepemerintahan yang baik (good governance). Output 1) Meningkatnya efektivitas pengawasan terhadap penyelenggaraan kepemerintahan; 2) Meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab pimpinan tentang pentingnya tindak lanjut hasil pengawasan; 3) Meningkatnya koordinasi antar pimpinan satker lingkup Badan PPSDMP; 4) Melakukan introspeksi pimpinan instansi sebagai salah satu sarana percepatan; 5) Peningkatan atas tindak lanjut hasil pengawasan dan terjalinnya komitmen antara pihakpihak yang berkepentingan dalam membangun tata kepemerintahan yang baik (good governance). Mekanisme /Metode 1) Monitoring dan koordinasi, 2) Rekapitulasi dan pengiriman ke obyek pemeriksaan LHP, 3) Pemutakhiran Data, 4) Tindak lanjut hasil pemeriksaan, 5) Penyusunan Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan. Sasaran: Kantor Pusat Badan PPSDMP Waktu: Januari s.d Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
172
program/kebijakan di BPPSDMP Output: Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan mendapatkan masukan atas program kegiatan/ kebijakan Badan PPSDMP dalam rangka perbaikan pelaksanaan program/kebijakan di BPPSDMP Mekanisme /Metode 1) Metode pelaksanaan kegiatan adalah melalui Pameran, Publikasi media TV dan Radio, Sewa Rubrik, kunjungan Pers, Liputan/Jumpa Pers. Dukungan kegiatan adalah ATK bahan habis pakai, konsumsi Sasaran: Masyarakat luas / Stakeholders Waktu: Januari s.d Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP.
pembangunan pertanian. Output 1) Acara resmi kegiatan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dapat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan aturan keprotokolan; 2) Terbangunnya citra positif Badan Pengembangan SDM Pertanian dalam mendukung
pembangunan pertanian. Mekanisme /Metode 1) persiapan 2) pelaksanaan kegiatan 3) penyusunan laporan Sasaran: Satker lingkup Badan PPSDMP dan stakeholders Waktu: Januari s.d Desember 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
173
Output: Kesamaan persepsi bagi aparat pelaksana kehumasan tentang kegiatan kehumasan, dan kegiatan Badan PPSDMP Mekanisme/Metode: 1) 2) pertemuan dan; tinjauan lapangan.
Sasaran: Pejabat/pelaksana kehumasan lingkup Kementerian Pertanian dan UPT Lingkup Badan PPSDMP Waktu: Juni 2012. Penyelenggara/Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
Mekanisme/ Metode: 1) 2) 3) Pengadaan Buku Perpustakaan Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Digital. Pengadaan bahan pustaka yang telah diseleksi
Sasaran: Badan PPSDMP Waktu Pelaksanaan: Januari s/d Nopember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Badan PPSDMP
4.
4.1. Inventarisasi Permasalahan Hukum, Pengembangan dan Kodefikasi Produk Hukum lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Tujuan: 1. Menyusun dan menerbitkan produk hukum untuk menindaklanjuti kebijakan/peraturan di bidang SDM Pertanian 2. Menginventarisasi dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan hukum di unit kerja lingkup Badan Penyuluhan danPengembangan SDM Pertanian
174
3. Melaksanakan bimbingan teknis di unit kerja lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian agar dalam penyusunan produk hukum sesuai dengan peraturan perundangundangan Output: 1. Peraturan Perundangan (Peraturan dan Keputusan Menteri Pertanian, Peraturan dan Keputusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian) 2. Terpahaminya peraturan perundangan yang berlaku Mekanisme: 1. Rapat,/pertemuan 2. Inventarisasi, identifikasi, pengumpulandanpengolahan data 3. Sosialisasi Sasaran: 210 produk hukum WaktuPelaksanaan: Januari sampai dengan Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana: Subbagian Hukum dan Organisasi, Bagian Umum Sekretariat Badan
4.2. Pemantapan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Tujuan: Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit kerja lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Output: 1) Dokumen rancangan pengembangan kelembagaan lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2) Dokumen SOP, tata hubungan kerja dan rincian tugas pekerjaan unit kerja lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 3) Dokumen usulan penghargaan Abdi bakti tani 4) Dokumen Indek penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja (IPNBK) 5) Dokumen Indek kepuasan Masyarakat (IKM) Mekanisme/Metoda: 1) Rapat /pertemuan 2) kunjunganlapangan 3) pengumpulan, pengolahan data danpenyusunandokumen 4) sosialisasi Sasaran: Kantor pusat dan Unit Pelaksana teknis lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Waktu Pelaksanaan: JanuarisampaidenganDesember 2012
175
4.3. Bimbingan Teknis Organisasi dan Metoda Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Tujuan: Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Output: Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Lingkup
Badan
Sasaran: Aparatur Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Waktu Pelaksanaan: Januari sampai dengan Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana: Subbagian Hukum dan Organisasi, Bagian Umum Sekretariat Badan
4.6. Penyusunan dan Pembahasan Naskah Kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
Tujuan: Menghimpun masukan, saran, seminar, dan FGD / jaring pendapat dari pakar, ahli, masyarakat, akademisi dll dalam rangka penyempurnaan Naskah Kebijakan Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani Output: 1) Rancangan Naskah Kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 2) Daftar Inventarisasi Masalah Naskah Kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Mekanisme/Metode: Rapat dan pertemuan Sasaran: Petani WaktuPelaksanaan: Januari sampai dengan Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana: Subbagian Hukum dan Organisasi, Bagian Umum Sekretariat Badan
177
Output: 1) Dokumen formasi dan kebutuhan pegawai unit kerja lingkup BPPSDMP; 2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam mendukung tugas pokoknya; 3) Sertifikat kelulusan Ujian Dinas dan KPPI; 4) Dokumen sumpah pegawai dan Izin Belajar; 5) Dokumen pembinaan pegawai Mekanisme/Metode: 1) Rapat-rapat/pertemuan/koordinasi; 2) Sosilisasi/workshop; 3) Layanan bimbingan/kajian-kajian/konsultasi. Sasaran: Pegawai lingkup unit kerja Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Waktu pelaksanaan: Januari s.d. Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana: Bagian Umum, Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
4.10. Peningkatan Kompetensi Pegawai Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Tujuan: Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keahlian, dan kemampuan pegawai dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas kedinasan. Output : Peningkatan kompetensi pegawai
178
Mekanisme/Metode : Diklat, workshop, seminar, sosialisasi, apresiasi. Sasaran : Pegawai lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Waktu pelaksanaan :Januari s.d. Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana :Bagian Umum, Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
179
Mekanisme/metode: Pelatihan/magang/kunjungan lapangan. Sasaran: Pegawai calon purnabhakti lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Tempat dan Waktu pelaksanaan: Kegiatan akan dilaksanakan di Jakarta pada bulan Mei 2012. Penyelenggara/Pelaksana : Bagian Umum, Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
180
4.17. Terselenggaranya urusan ketatausahaan lingkup Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Tujuan:
Badan
1) Memberikan pelayanan ketatausahan Kantor Pusat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian selama 1 tahun 2) Menyelenggarakan tata nasakah dinas dan ketatalakasanaan/kearsipan Lingkup Badan Penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian 3) Mensosialisasikan tata naskah dinas dan kearsipan lingkup UPT Badan PPSSDMP Output: 1) Tertib administrasi dan dokumentasi persuratan lingkup BPPSDMP. 2) Tata nasakah dinas dan Kearsipan. 3) Terdistribusinya surat, paket wesel dan faximile yang diterima oleh Subbag Tata Usaha dab Rumah Tangga Kelompok Sekrtetariat Badan, Pusat-Pusat dan Lembaga-Lembaga binaan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang berada di kantor Pusat. 4) Terkirimnya surat dan paket melalui kantor pos atau jasa kurir, serta faximile ke UPT lingkup BPPSDMP, Gubernur dan Lembaga-Lembaga terkait di daerah ataupun di luar negeri antara lain Kedutaan Besar RI dan Lembaga-Lembaga Internasional lainnya. 5) Tersampaikannya surat melalui kurir ke Menteri Pertanian, Sekjen, Biro, Eselon I, Eselon II, Lingkup Kementerian Pertanian dan Kementerian yang terkait, atau Lembaga-Lembaga non Pemerintah baik swasta ataupun Internasional yang berada di Jakarta ataupun di luar Jakarta. 6) Terkirimnya penomoran surat keluar dan terasipnya dengan copy surat-surat keluar melalui sisitem kompoterisasi.
181
Mekanisme/Metode: 1) Pencatatan surat, pendistribusiaan surat dan pendokumentasian administrasi katatausahan dan kearsipan Sasaran/Target: 1) Ketatausahaan lingkup Kantor Pusat Badan PPSDMP 2) Tata naskah dinas dan ketatalaksanaan/kearsipan Kantor Pusat dan UPT Lingkup Badan PPSDMP Waktu pelaksanaan: Januari s/d Desember 2012 Penyelenggara/Pelaksana: Bagian Umum, Sekretariat Badan PPSDMP
182
5.
Sasaran: Meningkatnya akurasi dan kecepatan penyediaan data dan iinfromasi LM3 yang meliputi: 1) Penyebaran LM3 berdasarkan lokasi (provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa) 2) Penyebaran LM3 berdasarkan subsektor (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian) 3) Penyebaran LM3 berdasarkan usulan 4) Data LM3 Model Mekanisme/Metode: 1) Disain pengembangan data base; 2) Pengumpulan bahan; 3) Entry dan pengolahan data; 4) Koordinasi dengan Eselon I terkait; 5) Verifikasi data dan pemasyarakatan data.
183
Waktu Pelaksanaan: Januari s.d. Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana kegiatan: Tim Pelaksana LM3. Penyebaran
184
185
Output: Tersusunnya satu paket Buku Panduan Pengelolaan LM3 Model sebagai acuan kerja pelaksanaan kegiatan yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Mekanisme/Metode: penulisan dan penyusunan, diskusi dan pembahasan Sasaran/ Target: 200 eksemplar Waktu Pelaksanaan: Januari s.d Mei 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Tim Pelaksana LM3 BBPSDMP
186
menyukseskan program tersebut; 3) untuk menyusun strategi komunikasi untuk mendukung pelaksanaan program LM3 yang dikemas dalam berbagai media. Output: 1) Tersedianya media tercetak dan media audio visual sebagai bahan informasi tentang kegiatan pemberdayan SDM melalui program LM-3;
187
2)
Meningkatnya dukungan dari pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Agribisnis melalui LM3.
Mekanisme/Metode: 1. Identifikasi kebutuhan sasaran; 2. penetapan disain media; 3. pengumpulan bahan (materi, gambar); 4. pengolahan bahan; 5. penyusunan/pembuatan media. Sasaran: 1. LM3 yang telah berhasil dalam mengelola dan mengembangan usaha agribisnisnya sebagai sumber materi; 2. LM-3 dan masyarakat sebagai sasaran komunikasi. 3. Penerima manfaat adalah Penentu Kebijakan dan Pengelola Kegiatan/Program LM3, Pengelola LM3, masyarakat petani sekitar LM3, dan masyarakat umum. Waktu Pelaksanaan: Maret s.d. Juni 2012. Penyelenggara/ Pelaksana kegiatan: Sekretariat Badan PPSDMP
Sasaran: 1. LM3 Model yang telah berhasil dalam mengelola dan mengembangan usaha agribisnisnya sebagai sumber materi. 2. Penerima manfaat adalah Penentu Kebijakan dan Pengelola Kegiatan/Program LM3, Pengelola LM3, masyarakat petani sekitar LM3, dan masyarakat umum. Waktu Pelaksanaan: September s.d. November 2012. Penyelenggara/ Pelaksana kegiatan: Sekretariat Badan PPSDMP.
6.
Pemberdayaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di Kawasan Agropolitan Tahun 2012
Tujuan: 1) Menyediakan data dan informasi yang akurat dan faktual yang diperlukan untuk perencanaan fasilitasi dalam rangka pengembangan sistem dan usaha agribisnis di kawasan agropolitan 2) Menyebarluaskan informasi yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan kawasan agropolitan. Output: 1) 2) Data base dan informasi kawasan agropolitan; Dokumentasi kawasan agropolitan dalam bentuk visual.
Mekanisme/Metode: 1) 2) 3) Penyusunan daftar isian untuk pengumpulan data dan informasi Pengumpulan dan pengolahan data Pembuatan dokumentasi kawasan agropolitan secara visual (dimulai dari penyusunan skenario, pengambilan gambar, editing, dan pembuatan masterdisk) Sasaran/ Target: tersedianya data dan informasi yang lengkap dan dinamis dan mudah diakses tentang semua yang mempengaruhi sistem dan usaha agribisnis di kawasan agropolitan. Waktu Pelaksanaan: 1) 2) 3) 4) Penyusunan daftar isian data base dan informasi : Januari s.d. Maret 2012 Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi: Maret s.d. Juni 2012 Pembuatan skenario dan pengambilan gambar, editing, finishing: Maret s.d. Juni 2012 Penyebaran data dan informasi: Juni s.d. Desember 2012.
6.2.
berdasarkan tingkat perkembangannya. Output: 1) 2) Penilaian 15 kawasan agropolitan Peta model kelayakan fasilitasi kawasan agropolitan mewakili 4 komoditas unggulan.
189
Sasaran/ Target: terselenggaranya penilaian 15 kawasan agropolitan yang mewakili komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. Waktu Pelaksanaan: Agustus s.d. Oktober 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Sekretariat Pokja Agropolitan BBPSDMP
6.3.
Sasaran/ Target: Pengelola kawasan agropolitan Waktu Pelaksanaan: April s.d. september 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Sekretariat Pokja Agropolitan BBPSDMP.
6.4. Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha (Di Tiga Kawasan Agropolitan Sebagai Model)
Tujuan: 1) Menumbuhkembangkan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di kawasan agropolitan; 2) Meningkatkan kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan sistem dan usaha agribisnis. Output: 1) Rumusan fasilitasi penguatan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di tiga kawasan agropolitan; 2) 3) Rumusan fasilitasi agribisnis di tiga kawasan agropolitan; Terlatihnya 30 orang pelaku utama dan pelaku usaha di kawasan agropoliitan.
Mekanisme/Metode: Pertemuan dan Pelatihan Sasaran/ Target: 1) 2) Kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di tiga kawasan agropolitan sebagai model 30 orang pelaku utama dan pelaku usaha sistem dan usaha agribisnis di kawasan agropolitan
190
Waktu Pelaksanaan: September 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Sekretariat Pokja Agropolitan BBPSDMP.
6.5.
Mekanisme/Metode: pertemuan Sasaran/ Target: terselenggaranya pertemuan koordinasi pengelolaan dan pengembangan kawasan agropolitan. Waktu Pelaksanaan: April dan Agustus 2012. Penyelenggara/ Pelaksana: Sekretariat Pokja Agropolitan BBPSDMP.
6.6.
Waktu Pelaksanaan: Januari s.d. Desember 2012 Penyelenggara/ Pelaksana: Sekretariat Pokja Agropolitan BBPSDMP.
191
IX. PENUTUP
Pedoman pelaksanaan kegiatan dan anggaran penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian tahun 2012 ini disusun sebagai acuan bagi setiap pengelola dan pelaksana kegiatan baik di pusat maupun daerah. Pedoman ini dijadikan dasar dalam penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk kelancaran kegiatan dan anggaran di lapangan.
192
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....i Daftar Isi.ii PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN NOMOR: /Per/KU.110/J/12/11 Tanggal : 30 Desember 2010iii I. PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang lingkup 2 II. PROGRAM, KEGIATAN, TARGET DAN INDIKATOR 3 1. Program dan Kegiatan 3 2. Target dan Indikator 3 2.1. Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian .............................................................. 3 2.2. Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian .................................................................. 3 2.3. Revitalisasi Pendidikan Pertanian serta Pengembangan Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian ........................................................... 4 2.4. Pendidikan Menengah Pertanian .............................................................................. 4 2.5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian ............................................................................... 4 III. PROGRAM DAN ANGGARAN KINERJA PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 5 1. Pengorganisasian Pengelolaan Anggaran Terpadu Berbasis Kinerja 5 2. Pengelola Anggaran di Pusat 5 3. Pengelola Anggaran di UPT Pusat 6 4. Pengelola Anggaran Dekonsentrasi di Tingkat Provinsi 6 5. Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan di Tingkat Kabupaten/Kota 6 IV. MEKANISME PENGELOLAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN 8 1. Perencanaan Kegiatan dan Anggaran 8 2. Penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 8 2.1. DIPA Kantor Pusat ................................................................................................... 9 2.2. DIPA Kantor Daerah ................................................................................................. 9 2.3. DIPA dalam rangka Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ............... 9 3. Petunjuk Operasional Kegiatan 9 4. Revisi Anggaran 9 5. Pelaksanaan Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran 16 5.1. Landasan Operasional............................................................................................ 16 5.2. Ketentuan Umum.................................................................................................... 17 5.3. Struktur Organisasi Pengelola Keuangan ............................................................... 18 5.4. Dokumen Pendukung Pelaksanaan ........................................................................ 18 5.5. Pengajuan dan Pelaksanaan Biaya Kegiatan ......................................................... 19 5.6. Pengajuan dan Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri ................................ 19 6. Pengadaan Barang dan Jasa 20 9. Verifikasi 21 10. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP ) 22 10.1. Jenis Penerimaan ................................................................................................... 22 10.2. Kelompok Penerimaan ........................................................................................... 22 10.3. Penyusunan Target Penerimaan ............................................................................ 22 10.4. Penggunaan Hasil Penerimaan Fungsional ............................................................ 22 10.5. Prosedur Pencairan Hasil Penerimaan Fungsional ................................................. 23 10.6. Pelaporan ............................................................................................................... 23 11. Tuntutan Perbendaharaan 23 11.1. Tuntutan Perbendaharaan (TP) .............................................................................. 23 12. Penatausahaan Kas dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendaharawan Instansi 24 12.1. Pembukuan Bendahara Instansi ............................................................................. 25 12.2. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)....................................................................... 26 12.3. Perencanaan Kas ................................................................................................... 26 12.3.1. Perencanaan Kas Bulanan ..................................................................................... 26 12.3.2. Perencanaan Kas Mingguan ................................................................................... 27 12.4. Langkah-Langkah Penyusunan Perkiraan Penarikan Dana .................................... 27 13. Pemantauan dan Pelaporan 27 13.1. Tujuan Pemantauan ............................................................................................... 27 13.2. Alur Pemantauan .................................................................................................... 28 13.3. Tatalaksana Pelaporan ........................................................................................... 28 13.4. Jenis Laporan, Media Penyampaian dan Instansi Penerima Pelaporan .................. 30 ii
V.
Format Pelaporan Hasil Pemantauan ..................................................................... 32 Pedoman Pengisian Formulir Hasil Pemantauan .................................................... 33 Evaluasi Kinerja 34 Tujuan .................................................................................................................... 34 Mekanisme Evaluasi Kinerja ................................................................................... 34 Pelaporan Hasil Evaluasi Rencana Kerja (Renja) ................................................... 35 Laporan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) ................................. 36 Format Pelaporan Evaluasi Kinerja ......................................................................... 36 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) 37 Sistem Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah ....................................................... 37 Penetapan Kinerja .................................................................................................. 39 LAKIP 43 Laporan Lainnya 46 Jenis dan Waktu Penyampaian Laporan ................................................................. 46 Alamat Pengiriman Laporan ................................................................................... 48 Koordinasi Kegiatan Pemantauan, evaluasi dan pelaporan 48 Koordinasi Berdasarkan Hubungan Hirarki ............................................................. 48 Hubungan Berdasarkan Fungsi Koordinatif ............................................................. 49 Hubungan Teknis Fungsional ................................................................................. 49 Kegiatan Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan..................................................... 49 Sistem Pengendalian Intern 50 Pengendalian Intern Kegiatan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian .... 50 Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Satuan Pengendali Intern Lingkup .............. 51 Badan PPSDMP untuk Kegiatan APBN................................................................... 51 18.3. Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Satuan Pengendali Intern Lingkup Badan PPSDMP untuk Kegiatan PHLN ............................................................................. 52 18.4. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan 53 19. Tuntutan Ganti Rugi 55 19.1. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) ..................................................................................... 55 19.2. Proses Usaha Mendapatkan Pengantian Kerugian Negara .................................... 56 PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN 57 1. Penataan dan Pengembangan Kelembagan Penyuluhan.. 57 1.1. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan, Kelembagaan Teknis dan Kelembagaan Litbang.57 1.2. Fasilitasi Wadah Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.. 57 1.3. Fasilitasi Balai Penyuluhan Kecamatan........................................................... 58 1.4. Pembinaan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian. 58 1.5. Pengawalan dan Pendampingan Balai Penyuluhan Kecamatan 58 1.6. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian Dalam Mendukung P2BN Di Lokasi SL-PTT (5760 Desa).. 58 2. Penataan dan Pengembangan Kelembagaan Petani dan Usaha Tani 59 2.1. PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI METODE DEMFARM DENGAN POLA SL-AGRIBISNIS PADI (3.600 DESA) 60 2.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Petani (5 Jurus Kemampuan Kelompok Tani) 60 2.3. Apresiasi Pengurus Kelembagaan Petani (Rembug Tani). 60 2.4. Pertemuan Pengurus Kelembagaan Usaha Tani. 60 2.5. Pemberian Penghargaan Bagi Petani dan Gapoktan Berprestasi . 60 2.6. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Petani Tingkat Nasional . 61 2.7. Pengawalan dan Pendampingan Poktan dan Gapoktan.. 61 2.8. Pengawalan dan Pendampingan Kelembagaan Usahatani di Pedesaan . 61 2.9. Pengembangan Jejaring Usaha Kelembagaan Petani...................................... 62 2.10. Evaluasi Pembinaan Poktan dan Gapoktan .................................................... 63 2.11. Pembinaan Poktan dan Gapoktan.................................................................. 63 2.12. Pemberdayaan Petani Berbasis Teknologi di Kutai Kertanegara ...................... 64 3. Penataan dan Pengembangan Ketenagaan Penyuluhan.. 64 3.1. Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya Tingkat Provinsi dan Kab/Kota .. 64 3.2. Pengembangan Profesionalisme Penyuluh Pertanian .. 65 3.3. Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya 65 3.4. Bimbingan Teknis Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh.. 65 3.5. Pemberian Penghargaan Bagi Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Swadaya, THL-TB PP Teladan dan Balai Penyuluhan Kecamatan Terbaik 66 3.6. Fasilitasi Tim Penilai Angka Kredit Penyuluh Pertanian Pusat . 66 3.7. Temu Teknis dan Temu Karya Penyuluh Pertanian
13.5. 13.6. 14. 14.1. 14.2. 14.3. 14.4. 14.5. 15. 15.1. 15.2. 15.3. 16. 16.1. 16.2. 17. 17.1 17.2. 17.3. 17.4. 18. 18.1. 18.2.
iii
3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12. 3.13. 3.14. 3.15. 3.16. 3.17. 3.18. 4. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 5. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8. 5.9. 5.10. 5.11. 5.12. 5.13. 5.14. 6. 6.1. 7. 7.1. 8. 8.1. 8.2. 8.3. 8.4. 8.5. 8.6. 8.7. 8.8. 8.9. 8.10. 8.11. 8.12. 8.13. 8.14.
Dalam Rangka Mendukung 4 Sukses Pembangunan Pertanian.. 66 Pengembangan Profesionalisme Staf.. 67 Apresiasi Peningkatan Kapasitas THL-TB PP Penyuluh Pertanian.. 67 Pendampingan/Binaan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian 67 Fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN). 68 Koordinasi Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi (KPPP).. 68 Pengawalan dan Pendampingan THL-TB PP Penyuluh Pertanian 68 BOP Penyuluh Pertanian PNS........................................................................ 68 Honorarium dan BOP THL-TB PP.................................................................... 69 Apresiasi Cyber Extension (3 Regional) 69 Apresiasi Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN).. 69 Materi Penyuluhan Yang Dihasilkan.. 69 Pengembangan dan Penyusunan Materi Cyber Extension.. 70 Penyuluhan dan Penyebaran Melalui Media Televisi.. 70 Penyuluhan dan Penyebaran Melalui Media Radio.. 70 Penyuluhan dan Penyebaran Melalui Media Cetak. 70 Penyuluhan dan Penyebaran Melalui Media Radio 70 Penerbitan Majalah Ekstensia. 71 Pencetakan Buku Saku Penyuluhan Pertanian.. 71 Penyusunan dan Penggandaan Materi Penguatan Kelembagaan Petani dan Usahatani . 71 Penggandaan Materi Penyuluhan Provinsi dan Kab/Kota.................................. 71 Penyusunan dan Penggandaan Materi Penyuluhan bagi Poktan dan Gapoktan............................................................................. 71 Langganan Tabloid Pertanian.......................................................................... 71 Pengawalan dan Pendampingan Sistem Informasi Penyuluhan 71 Norma, Standar, Pedoman dan Kebijakan yang dihasilkan dan dikembangkan 72 Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.. 72 Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. 72 Penyusunan Program dan Kegiatan Pengembangan Penyuluhan Pertanian. 73 Pertemuan Penyusunan Rencana Kerja dan Evaluasi Penyelenggaraan Dalam Rangka Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian.. 73 Administrasi Kegiatan 73 Koordinasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.. 74 Kerjasama Pengembangan Penyuluhan Dalam dan Luar Negeri. 74 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.. 75 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 76 Penyelesaian Peraturan Presiden Tindak Lanjut UU No.16/2006 dan Peraturan-Peraturan Lainnya. 76 Pengembangan Database Kelembagaan Penyuluhan Pertanian. 76 Pengembangan Database Ketenagaan Penyuluhan Pertanian 77 Pengembangan Database Kelembagaan Petani. 77 Kendaraan Bermotor...................................................................................... 78 Mobil Unit Penyuluhan Pertanian dan Kendaraan Operasional Roda 2 bagi Penyuluh Pertanian. 78 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi...................................................... 79 Pengadaan Alat Multimedia........................................................................... 80 Penguatan Sistem Penyuluhan yang Berorientasi pada Kebutuhan Petani (FEATI) 86 Asistensi Pengembangan Kelembagaan Formal Ekonomi (Koperasi dan BUMP) Tingkat Kabupaten .................................................................................................. 86 Penyusunan Proposal FMA Berorientasi agribisnis ................................................. 86 Fasilitasi FMA oleh Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dan Tim Pengembangan Organisasi Petani (TPOP) ....................................................................................... 87 Bantuan Sosial Bagi UP-FMA ................................................................................. 87 Fasilitasi bagi Organisasi Berprestasi Dalam Membangun Kemitraan Usaha .......... 88 Apresiasi Gerakan Tindakan Anti Korupsi ............................................................... 88 Apresiasi Implementasi Peningkatan Skala FMA .................................................... 88 Peningkatan Kapasitas Penyuluh di Lokasi BPP ..................................................... 89 Pameran Pertanian ................................................................................................. 89 Perencanaan dan Evaluasi Program ....................................................................... 90 Pertemuan Konsultasi Program (SC dan Tim Teknis) ............................................. 90 Pertemuan Pimpinan Kelembagaan Tingkat Nasional ............................................. 90 Pertemuan Konsolidasi Audit .................................................................................. 91 Pemberian Penghargaan bagi UP-FMA terbaik Tingkat Nasional............................ 91
iv
VI.
8.15. Pembinaan Keuangan, Monitoring dan Evaluasi, Teknis Bidang Pemberdayaan serta Pengadaan Barang dan Jasa ........................ 92 8.16. Supervisi Bank Dunia .............................................................................................. 92 8.17. Workshop Keberlanjutan Program FEATI ............................................................... 93 8.18. Evaluasi Dampak Program FEATI ........................................................................... 93 8.19. Penyusunan dan Perbanyakan Dokumen Keberhasilan FEATI ............................... 93 8.20. Pengadaan Konsultan ............................................................................................. 94 8.21. Review akhir Pelaksanaan Program ....................................................................... 94 8.22. Pelaporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan .......................................................... 94 8.23. Pembinaan Pengelolaan Keuangan UP-FMA.......................................................... 94 8.24. Pembinaan Monitoring dan Evaluasi UP-FMA ......................................................... 95 8.25. Penilaian Proposal FMA oleh Tim Verifikasi Kabupaten .......................................... 95 8.26. Penyusunan Laporan SAI ....................................................................................... 95 8.27. Pertemuan Pengurus UP-FMA, Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dan koordinator BPP ............................................................................................... 96 8.28. Pertemuan Tim Penyuluh Lapangan (TPL) dan koordinator BPP ............................ 96 PEMANTAPAN SISTEM PELATIHAN PERTANIAN 97 1. Diklat Pertanian bagi Aparatur 97 1.1. Diklat Prajabatan .................................................................................................... 97 1.2. Diklat Dalam Jabatan.............................................................................................. 97 2. Diklat Pertanian bagi Non Aparatur 111 2.1. Pelatihan Teknis Pertanian ................................................................................... 111 2.2. Pelatihan Manajemen/Kepemimpinan ................................................................... 111 2.3. Pelatihan Kewirausahaan ..................................................................................... 112 2.4. Pelatihan Agri Training Camp (ATC) ..................................................................... 112 3. Penguatan Kelembagaan Pelatihan Pertanian 113 3.1. Penataan dan Akreditasi UPT Pelatihan Pusat dan Daerah .................................. 113 3.1.2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Diklat ...................................................... 114 3.1.3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pelatihan Swadaya (P4S) ......................... 114 4. Peningkatan Ketenagaan Pelatihan Pertanian 115 4.1. Peningkatan Profesionalisme Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan...................... 115 5. Norma, Standar, Pedoman, dan Kebijakan 116 6. Pemberdayaan Perdesaan dan Pembangunan Pertanian (Program READ) 116 6.1. Pertemuan Awal ................................................................................................... 116 6.2. Survey Desa / Participatory Rural Appraisal (PRA) ............................................... 117 6.3. Pertemuan Tahunan ............................................................................................. 117 6.4. Studi Banding bagi Ketua Unit Pengelola Dana Desa (UPDD)/ Ketua Kelompok READ ........................................................................................ 117 6.5. TOT Pemasaran untuk Fasilitator Desa ................................................................ 118 6.6. TOT Pengarusutamaan Gender untuk Fasilitator Desa ......................................... 118 6.7. Pelatihan Penyegaran Padi/Jagung bagi Penyuluh Pertanian ............................... 118 6.8. Pengadaan Benih Unggul dari BPTP .................................................................... 118 6.9. Demo Perbanyakan Benih Padi/Jagung................................................................ 119 6.10. Lokakarya Monitoring Demo Perbanyakan Benih Padi/Jagung ............................. 119 6.11. Lokakarya Evaluasi Demo .................................................................................... 119 6.12. Lokakarya Penggunaan Traktor ............................................................................ 120 6.13. Peningkatan Kapasitas Motivasi Petani Kerjasama dengan PT.MARS ................. 120 6.14. TOT SL Kakao kerjasama dengan PT. MARS ................................................... 120 6.15. Pelatihan Petani SL kakao ................................................................................. 121 6.16. Perlengkapan Cocoa Development Centre (CDC) dan VCC kerjasama dengan PT. MARS ............................................................................................................ 121 6.17. Sekolah Lapang Kopra ......................................................................................... 121 6.18. Penyediaan Pengering Copra ............................................................................... 121 6.19. Sekolah Lapang Sayuran...................................................................................... 122 6.20. Sekolah Lapang Peternakan................................................................................. 122 6.21. Penyediaan Dana Pengembangan Sayuran ......................................................... 122 6.22. Pengadaan Kandang dan Fasilitasnya .................................................................. 123 6.23. Bantuan Dana Pengembangan UPDD .................................................................. 123 6.24. Pengadaan Ternak ............................................................................................... 123 6.25. Pengadaan Peralatan Pasca Panen ..................................................................... 123 6.26. Lokakarya Review Tahunan ................................................................................. 124 6.27. Pengadaan Konsultan Monev, Manajemen dan Revisi Project Implementation Manual (PIM) ........................................................ 124 6.28. Refresh Training (Rapat Koordinasi) ..................................................................... 124 6.29. Pengadaan Konsultan Fasilitator .......................................................................... 125 6.30. Administrasi Kegiatan ........................................................................................... 125
6.31. Pengembangan Media dan Informasi ................................................................... 125 6.32. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan...................................................................... 126 6.33. Pengawalan dan pendampingan........................................................................... 126 6.34. Penyusunan Program dan Anggaran Tahun 2013 ................................................ 126 6.35. Penyusunan Juklak dan Juknis ............................................................................. 126 6.36. Studi Kasus .......................................................................................................... 127 6.37. Penilaian UPDD.................................................................................................... 127 6.38. Penyusunan Sistem Evaluasi Kinerja Fasilitator ................................................... 127 6.39. Penyusunan Sistem Aplikasi Monev Program READ ............................................ 128 VII. REVITALISASI PENDIDIKAN, STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI PROFESI PERTANIAN, SERTA PENDIDIKAN MENENGAH PERTANIAN 129 1. Aparatur Pertanian yang Mengikuti Pendidikan Formal Pasca Sarjana 129 1.1. Pendidikan S2 dan S3 bagi Aparatur Pertanian ................................................... 129 3. Kelembagaan Pendidikan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembangkan 130 3.1. Pembinaan dan Pengawalan Program dan Anggaran 130 3.2. Penataan Kelembagaan Program Studi 130 3.3. Penjaminan Mutu dan Evaluasi Diri 131 3.4. Pengembangan Website dan Sistem Informasi 131 3.5. Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa 131 4. Ketenagaan Pendidikan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembangkan 132 4.1. Peningkatan Profesionalisme Staff ....................................................................... 132 4.2. Fasilitasi Program Pertukaran Pendidik ke Luar Negeri ........................................ 132 4.3. Magang bagi Guru SMK-SPP Bidang Produktif .................................................... 132 4.4. Peningkatan Kompetensi Metodologi Pendidikan dan Pengajaran bagi Tenaga Pendidik Pertanian ............................................................................................... 133 4.5. Pembekalan dan Pengawalan Sertifikasi Guru ..................................................... 133 4.6. Bimbingan Teknis Calon Asesor Kompetensi ....................................................... 134 4.7. Bimbingan Teknis Penyusunan Panduan Mutu ..................................................... 134 4.8. Sertifikasi Dosen................................................................................................... 134 5. Profesi Bidang Pertanian yang Distandardisasi 135 5.1. Koordinasi dan Sinkronisasi Program Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian ........................................................................... 135 5.2. Penyusunan RSKKNI Bidang Pertanian................................................................ 135 5.3. Pra Konvensi RSKKNI .......................................................................................... 136 5.4. Konvensi SKKNI ................................................................................................... 136 5.5. Sosialisasi SKKNI ................................................................................................. 137 6. SDM Pertanian yang Mendapat Sertifikasi Profesi 137 6.1. Fasilitasi Sertifikasi Penyuluh Pertanian................................................................ 137 7. Norma, Standar, Pedoman dan Kebijakan yang Dihasilkan dan Dikembangkan 138 7.1. Rapat Teknis Lingkup Pusat ................................................................................. 138 7.2. Koordinasi Teknis Pendidikan Tinggi Pertanian .................................................... 138 7.3. Koordinasi Teknis Pendidikan Menengah Pertanian ............................................. 138 7.4. Penyusunan Bahan Evaluasi dan Laporan ........................................................... 139 7.5. Penyusunan Standar Biaya .................................................................................. 139 7.6. Sosialisasi revitalisasi Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian.......... 140 7.7. Pengembangan Program Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian ........................................................................... 140 7.8. Penyusunan Anggaran dan Kegiatan Tahun 2013 ................................................ 140 7.10. Penyusunan Jurnal Teknologi ............................................................................... 141 7.11. Pembuatan Media Publikasi ................................................................................. 142 8.2. Fasilitasi Program Pertukaran Siswa SMK-SPP ke Luar Negeri ............................ 152 8.3. Fasilitasi PKU Siswa SMK-SPP di Bidang Perkebunan Kelapa Sawit ................... 152 8.4. Bimbingan Teknis Siswa SMK-SPP di Bidang Peternakan ................................... 153 VI. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA 155 1. Perencanaan Program dan Anggaran 155 1.1. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan PPSDMP............................................... 155 1.2. Pengawalan Kegiatan TA. 2012 dan Penyiapan Anggaran TA. 2013 .................... 155 1.3. Penyusunan SBK TA. 2013 .................................................................................. 156 1.4. Penyusunan RKA-K/L Pagu Anggaran TA. 2013 .................................................. 156 1.5. Penyusunan RKA-K/L Pagu Alokasi Anggaran TA. 2013 ...................................... 156 1.6. Penyusunan Perencanaan Program Badan PPSDMP Tahun 2013....................... 157 1.7. Sinkronisasi Program Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian ............... 158 1.8. Apresiasi Program Kerjasama Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.............. 158 1.9. Penyusunan Perencanaan Program Kerjasama ................................................... 159 1.10. Optimalisasi Peluang Kerjasama Luar Negeri ....................................................... 159 1.11. Pengembangan Teknologi Informasi..................................................................... 159
vi
1.12. 1.13. 1.14. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 2.9. 2.10. 2.11. 2.12. 2.13. 2.14. 2.15. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11. 3.12. 3.13. 3.14. 4. 4.8. 5. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8. 5.9. 5.10. 5.11. 6. 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. IX. PENUTUP
Koordinasi dan Bimbingan Pengelolaan Data ....................................................... 160 Penyediaan Data Statistik SDM Pertanian ............................................................ 160 Pembangunan Sistem Database BPPSDMP yang terintegrasi ............................. 161 Pengelolaan Keuangan, Akuntansi, Verifikasi dan Pengelolaan BMN 161 Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan ............................................................. 161 Rekonsiliasi Laporan Keuangan ........................................................................... 161 Peningkatan Dukungan Teknis Pengelolaan Akuntansi dan Verifikasi .................. 162 Peningkatan Kualitas Data Dasar (Data Base) Pengelolaan Perbendaharaan (SIMAK, SPP, SPM, LPJ, Forecast Satker dan GPP) ........................................... 162 Apresiasi dan Sinkronisasi Pengelolaan Perbendaharaan .................................... 163 Peningkatan Pengelolaan dan Dukungan Teknis Perbendaharaan ....................... 163 Peningkatan Kualitas Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)...... 163 Peningkatan Kualitas Laporan Rencana Kebutuhan Dana (Forecasting Satker) ... 164 Peningkatan Kualitas Laporan Barang Milik Negara (BMN) .................................. 164 Penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa ................................................... 164 Peningkatan Kualitas Inventarisasi dan Penilaian BMN ........................................ 164 Pelaksanaan Proses Penghapusan/Hibah BMN ................................................... 165 Peningkatan Dukungan Teknis Pengelolaan BMN ................................................ 165 Forum Komunikasi Pengelola Keuangan dan Perlengkapan ................................. 165 Peningkatan Koordinasi dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan ............................................................................... 166 Evaluasi, Pelaporan dan Kehumasan 166 Pembinaan Pengelolaan dan Penyusunan Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi. ...... 166 Workshop Simonev............................................................................................... 167 Peningkatan Efektivitas Monitoring Dan Evaluasi Program ................................... 168 Konsolidasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) ................................................... 169 Forum SPI Lingkup Badan PPSDMP .................................................................... 169 Penyusunan LAKIP Sekretariat Badan dan LAKIP Badan PPSDMP ..................... 170 Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pemeriksaan .................................................... 170 Penyusunan Laporan Badan PPSDMP. ................................................................ 171 Konsolidasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Lingkup Badan PPSDMP ............... 171 Penyusunan Materi Informasi ............................................................................... 172 Penyebaran Informasi Pengembangan SDM Pertanian ........................................ 173 Penyelenggaraan kehumasan dan keprotokolan .................................................. 173 Temu Koordinasi Kehumasan ............................................................................... 173 Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Digital........................................ 174 Organisasi, Kepegawaian, Rumah Tangga dan Tata Usaha 174 Perencanaan, Pembinaan, dan Pengembangan Pegawai .................................... 177 Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) 183 Penyusunan Pedoman LM3 .................................................................................. 183 Pemutahiran Data LM3 ......................................................................................... 183 Studi Banding LM3 Model ..................................................................................... 184 Apresiasi Pengelolaan LM3 Model ........................................................................ 184 Bimbingan Lanjut LM3 Model ............................................................................... 185 Magang LM3 Model .............................................................................................. 185 Penyusunan Buku Panduan Pengelolaan LM3 Model ........................................... 185 Pembinaan, Koordinasi, dan Supervisi LM3.......................................................... 186 Monitoring dan Evaluasi LM-3............................................................................... 187 Pengembangan Media LM-3 ................................................................................. 187 Penyusunan Buku Profil LM3 Model 188 Pemberdayaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di Kawasan Agropolitan. 189 Tahun 2012. 189 Pengembangan Data Base dan Informasi di Kawasan Agropolitan ....................... 189 Penilaian dan Pemetaan Kelayakan Fasilitasi Kawasan Agropolitan ..................................... 189 Penataan dan Penguatan Organisasi dan Manajemen Pengelola Kawasan Agropolitan........... 190 Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha (Di Tiga Kawasan Agropolitan Sebagai Model) ................................................................ 190 Pembinaan Program Pemantapan Kawasan Agropolitan .................................................. 191 Monitoring dan Evaluasi Kawasan Agropolitan................................................................. 191 192
vii
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JANUARI 2012