You are on page 1of 9

TUGAS ANALISA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

A. Analisis Tokoh Sutan Sjahrir dalam Proklamasi Kemerdekaan Dalam perang Pasifik Sjahrir mengemukakan bahwa Jenderal Mac Arthur dalam gerakannya ke utara telah berhasil menduduki Filipina kembali dan Jepang menghadapi penyerbuan di negerinya sendiri. Bung Sjahrir mengatakan pada penulis yakni Soebadio Sastrosatomo apabila Perang Pasifik akan cepat berakhir terutama setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945, kemudian disusul dengan pernyataan perang Rusia terhadap Jepang tanggal 8 Agustus 1945. Chairil Anwar membawa pesan dari Sjahrir ke Komisi Bahasa Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 23 bahwa Tangal 10 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi bom atom kedua telah jatuh di Nagasaki karena mendapat ultimatum dari sekutu agar Jepang menyerah. Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu kemudian Sjahrir menyatakan bahwa situasi yang menguntungkan tersebut adalah situasi terbaik untuk menyatakan kemerdekaan karena Jepang yang menduduki Indonesia telah menyerah pada sekutu sedangkan Belanda yang bergabung dalam sekutu belum menerima kembali jajahannnya. Kemudian setelah menyampaikan berita tersebut Sjahrir beersama Hatta menjemput Soekarno untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Lalu Sjahrir danHatta menandatangani naskah kemerdekaan, hal ini merupakan pertanda bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang melainkan usaha bangsa Indonesia sendiri. Setelah Sjahrir dan Hatta bertemu Soekarno, timbul rasa kesal dari Sjahrir karena Soekarno tidak percaya jika Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Sjahrir meyakinkan Soekarno dengan cara mengusulkan SoekarnoHatta untuk pergi ke Kenpeitai untuk menyatakan jika Radio gelap itu

digunakan Sjahrir untuk mendengarkan radio luar negeri walaupun dilarang oleh tantara Jepang. Sjahrir tidak berhasil mengajak Soekarno-Hatta untuk menyatakan kemerdekaan. Akhirnya Sjahrir meyakinkan Hataa tentang perlunya menyatakan kemerdekaan dan terlepas dari rencana dan prosedur PPKI serta kekuasaan Jepang. PPKIdan anggotanya kemudian mengadakan pertemuan tapi gagal meyakinkan Hatta karena Hatta tidak menolak dukungan dari para pemuda untuk mengadakan kemerdekaan tapi meyakinkan jika jalan yang akan ditempuh dalam menyatakan kemerdekaan adalah jalan yang sebaik baiknya. Setelah pertemuan para pemuda di Gedung Cikini 71 akhirnya para pemuda mengusulkan untuk meyakinkan Soekarno-Hatta tetntang penyerahan Jepang pada sekutu yakni dengan cara penculikan pada keduanya yang hal ini disetujui oleh Sjahrir. Sepanjang hari tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda memusatkan kekuatan di kotaJakarta untuk menculik Soekarno-Hatta dan dibawa ke Rengasdengklok. Akan tetapi Sjahrir tidak setuju jika menculik Soekarno-Hatta dengan cara kekerasan. Persiapan penculikan diadakan secara rahasia untuk menghindarkan dari pengawasan dari pihak Jepang. Pukul 5.00 pagi Sjahrir menyatakan jika proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur 56 dan kuptusan itu diambil dalam suatu rapat di rumah Laksamana Maeda. Setelah proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 19465 pihak pemuda terutama Soekarni, Wikana, dan Chairul Salehberusaha tegas untuk mengaitkan negara RI yang dibentuk dan dilengkapi dengan UUD oleh PPKI dengan dukungan rakyat dan pemuda yang melepaskan hubungan negara RI dengan Jepang. Usaha ini menyatukan golongan yang mau dengan golongan yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang yaitu golongan yang bekerja di bawah tanah yang tokoh utamanya adalah Sjahrir.

Sjahrir melihat usaha Soekarni dan kawan kawannnya sebagai kelanjutan usaha mereka dari menculik Soekarno-Hatta. Dari semula Sjahrir tidak menyetujui cara paksa dari Soekarni dan kawan kawannnya. Pihak Soekarni menasihatkan Sjahrir untuk ikut aktif dan memimpin KNI yaitu lembaga seperti yang disebutkan dalam peraturan peralihan UUD 1945. Sjahrir menolak desakan itu karena tidak yakin bahwa pemuda dapa t menjalankan strategi perjuangan melalui badan KNI yang susunan dan semangatnya dikuasai oleh suasana politik kerja sama dengan Jepang. Pada rapat PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dengan resmi dibentuklah KNIP. Setelah sidang PPKI tersebut Sjahrir lebih memusatkan perhatian pada penyusunan kekuatan dari rakyat dan semua tenaga yang tadinya bekerja di bawah tanah sekarang berjuang secara terbuka dan memimpin semangat dan gelora kemerdekaan dari daerah lain. Seharusnya proklamasi kemerdekaan terjadi di Cirebon tanggal 16 Agustus 1945 yang dilaksanakan oleh dr. Sudarsono dan kawan kawannya sesuaidengan rencana Sjahrir. Pemerintah RI adalah hasil dari PPKI yang telahmemilih SoekarnoHatta sebagai presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan aturanperalihan pasal 4. KNI sendiri adalahpenjelmaan dari PPKIyang anggotanya diperbanyak menjadi 136 orang. Suasan dan iklim pada saat itutidak mampu menampung, menyalurkan, dan memimpin gelora serta semangat rakyat dan pemuda yang ingin mewujudkan nasib bangsa Indonesia sendiri dan membebaskan diri dari kekuatan asing. Sebaliknya pemerintahan Soekarno-Hatta dalam melengkapi dirinya dan menyempurnakan pemerintahan lebih mengutamakan bantuan Jepang daripada menampung dan menyalurkan semangat rakyat dan pemuda. Tanggal 5 September 1945 disusunlahKbinet I Republik beserta anggota anggotanya dan satu- satunya menteriyang tidak pernah duduk dalam pemerintahan Jepang adalah Mr. Amir Syarifuddin. Sedangkan, pemimpin pemimpin di Yogyakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, dan lain lain yang dibina dan dipimpin oleh Sjahrir, pada umumnya

adalah anggota Pendidikan Nasional Indonesia yaitu suatupartaiyang dipimpin oleh Sjahriri-Hatta. Untuk Johan Syahruzah, Wiyono, dan Sjahrir, RI yang baru diproklamasikan ini, lepas dari bagaimana terjadinya, dinilai sebagai suatu perwujudan dari hak untuk menentukan nasib sendiri. Oleh karena itulah patut dan wajib disokong terutama adanya tokoh Hatta dalam pimpinan negara RI. Berakhirnya Perang Pasifik dengan kemenangan Sekutu dan Belanda terhadap Jepang sama artinya dengan kemenangan demokrasi dan fasisme. Kaum cendekiawan memanfaatkan kemenangan ini untuk melepaskan diri dari ikatan kolonial Belanda. Pada bulan September 1945 pukul 3.00 pagi diadakanlah pertemuan antara Sjahrir, Mayor Surya Santoso dengan Ny. Sujono yang membicarakan situasi politik pada masa itu dan pandangan serta sikapnya terhadap persoalan kemerdekaan Indonesia. Serta Sjahrir yang membicarakan sikapnya terhadap Sekutu pada umumnya dan pemerintahan Hindia Belanda pada khususnya. Sjahrir menegaskan jika tidak adanya pimpinan nasional atau pemimpin negara yang dapat memanfaatkan situasi dunia untuk kepentingan RI, sehingga timbullahpersoalan bagaimana cara mengambil alih pimpinan nasional untuk urusan ke luar dengan tidak menggeser kedudukan SoekarnoHatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Sjahrir yang pandangannya paling jernih, melihat perlunya seorang pemimpin yang dapat memanfaatkan keadaan yang menguntungkan RI ini. Akhirnya Sjahrir bersedia memimpin perjuangan bangsa Indonesia tanpa menggeser Soekarno-Hatta, bahkan menyempurnakan pimpinan nasional dengan memimpin langsung

pemerintahan. Untuk memimpin pemerintahan dalam bentuk ketatanegaraan RI yakni dengan cara menjadikan Sjahrir menjadi Perdana Menteri. Kemudian diadakan pertemuan pada minggu terakhir bulan September 1945 yang membicarakan mengenai bagaimana cara agar dalam tata negara UUD 1945 dapat mengangkat Sjahrir menjadi PM. Sedangkan dalam UUD 1945 RI adalahpemerintahan presidensial. Maka satu satunya jalan adalah

dengan mengadakan perubahan dalam UUD 1945 yaitu membentuk Kabinet Parlementer yang mempunyai PM. Pada rapat KNIP diputuskan Sjahrir dan Amir Syarifuddin menjadi pimpinan KNIP sekaligus melaksanakan Maklumat No. X yang diterima sehari sebelumnya, yaitu menjadi formatur untuk membentuk Badan Pekerja. Dalam pidato penerimaannya Sjahrir menyanggupi bersama sama Amir Syarifuddin menyusun Badan Pekerja dan meminta kekuasaan sepenuhnya untuk memilih anggota anggota Badan Pekerja tersebut. Tanggal 16 Oktober 1945 pemerintah Belanda memberi keterangan kepada Parlemen Belanda bahwa mungkin pemerintah Belanda akan mengadakan hubungan dengan pemerintah Indonesia. Tanggal 31 Oktober 1945 diadakan pertemuan tidak resmi antara presiden Soekarno dan Hatta dengan Van Mook, Van der Plas dan Idenburg. Menyikapi pertemuan tersebut Sjahrir menganggap perlu mempersenjatai pemerintah RI dengan suatu pedoman yang kemudian membentuk Maklumat Politik, di samping sebagai suatu jawaban atau tangkisan terhadap keterangan pemerintah Belanda tentang Indonesia yang diucapkan oleh Menteri Jajahan Belanda Logemen di depan Parlemen Belanda pada tanggal 16 Oktober 1945 yang masih menganggap dan melakukan Indonesia sebagai bagian dari Kerajaan Belanda. Orang orang Indonesia yang dipersiapkan oleh Pemerintah Belanda sebelum Perang Pasifik berakhir untuk membebaskan Indonesia dari pendudukan Jepang dan secara politik memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam rangka menanggapi pidato Ratu Belanda di depanParlemen Belanda. Orang orang Indonesia yang dipersiapkan itu melihat orang orang seperti Sjahrir dan Amir Syarifuddin yang disokong oleh pemuda dan mahasiswa merupakan pemimpin revolusi kerakyatan dan revolusi nasional. Sjahrir adalah seorang pemikir yang revolusioner, maka Amir adalah seorang pembawa gaya revolusioner. Usaha dari pemimpin revolusi adalah menyelamatkan Republik dari bahaya perkembangan ke arah bentuk dan kehidupan yang totaliter dan otoriter yang diwarisi dari pendudukan Jepang.

Sebagai seorang pemikir dari revolusi kerakyatan dan revolusi nasional, Sjahrir pada akhir bulan Oktober 1945 menulis sebuah buku kecil Perjuangan Kita . Kalau Maklumat Politik tanggal 1 Novenmber 1945 merupakan pedman untuk negara, maka buku tersebut dimaksudkan sebagai pedoman untuk rakyat Indonesia. Dalam buku itu, Sjahrir menyajikan suatu pembahasan yang mendalam tentang keadaan, kritik terhadpa politik pemerintah, yayasan program pembangunan politik serta perkembangan perjuangan nasional. Di dunia ada tiga kekuasaan militer dan ekonomi yang kuat yaitu Amerika, Inggris, dan Uni Soviet. Letak Indonesia adlah di dalam lingkungan pengaruh kapitalis dan imperialisme Inggris, Amerika dan Uni Soviet. Nasib Indonesia tergantung dari kapitalisme dan imperialisme Inggris, Amerika, dan Uni Soviet. Dalam menjelaskan kedudukan Indonesia di dalam dunia sekarang ini, batas batas kemungkinan tentang kemerdekaan yang dijelaskan Sjahrir sebagai berikut: Perubahan yang besar terhadap daerah kita terjadi dengan pengusiran kekuasaan Belanda dari Indonesia oleh militer Jepang. Oleh karena Jepang kalah untuk sementara akan hilang dari politik Asia Tenggara, akan tetapi sebaliknya dapat dikatakan segala kedudukan Jepang akan jatuh ke tangan AS yang sekarang telah menjadi kekuatan besar di Paisfik. Selanjutnya dipaparkan tentang sifat revolusi yang sedang di alami, yaitu ke dalam, sifat revolusinya adalah kerakyatan dan revolusi sosial, dan ke luar, sifat revolusinya adalah revolusi nasional. Tentang revolusi nasional ini Sjahrir merasa perlu untuk memberi penjelasan untuk menghindarkan bahaya fasisme. Dalam buku Perjuangan Kita Sjahrir membahas tentang semangat kebangsaan dan sikap politik terhadap golongan golongan yang agak mengasing di antara penduduk Indonesia, yakni orang orang yang beragama Kristen, Ambon, Manado, dan sebagianya. Akan tetapi tiap gerakan kebangsaan yang memabukkan dirinya dengan nafsu membenci bangsa bangsa untuk mendapatkan kekuatan.

Tentang pemuda, Sjahrir mengakui betapa pentingnya peranan mereka dalam kebangkitan bangsa merasa perlu untuk menerangkan bahwa revolusi tidak dipimpin oleh pemuda. Buku Perjuangan Kita dengan membahas soal tentara, yang dengan sepenuhnya mengakui perlu adanya tentara. Sjahrir sekaligus mengingatkan bahaya fasisme dan militerisme. Dalam kabinet Sjahrir I kabinet yang sekarang ada masih kabinet presidensil diubah menjadi kabinet parlementer dan yang seharusnya menjadi PM adalah anggota kabinet presidensil sekarang yaitu menteri luar negeri. Yang menonjol dalam susunan Kabinet Sjahrir adalah sebagaian besar anggotanya terdiri dari tenaga pemerintahan dan tenaga ahli, jadi bu kannya politisi tetapi jelas orang orangnya tidak bekerja sama dengan Jepang. Susunan kabinet Sjahrir juga seperti susunan BPKNIP I yang terdiri dari tenaga tenaga administrasi yang berpengalaman atas tenaga tenaga Indonesia di zaman Hindia Belanda menduduki pegawaitinggi untuk bangsa Indonesia di dalam pemerintahan Hindia Belanda.

B. Analisis Tokoh Soekarni dalam Proklamasi Kemerdekaan Soekarni adalah pemuda yang berperan dalam persiapan prokalamsi kemerdekaan Indonesia. Dalam suasana yang tegang dimana Jepang menyerah kepada Sekutu tapi keadaan itutidak dipercaya oleh Soekarno-Hatta sehingga para pemuda dan mahasiswa mengadakan delegasi dan pertemuan antar pemuda seperti Soekarni, Yusuf Kunto, dr. Muwardi dan dr. Soetjipto, Chudanco dari Daidan Jakarta. Soekarni adalah pembicara yang menonjol pada pertemuan itu yang membuat suasana mengarah kepengambilan keputusan supaya pemuda dan mahasiswa serta rakyat bertindak pada waktu itu juga. Karena Soekarni melihatpemuda masih ingin melakukan rapat akan tetap i pada waktu sudah saatnya untuk bertindak secepat mungkin karena nasib bangsa serta rakyat Indonesia berada di tangan mahasiswa dan pemuda. Golongan yang bekerja sama dengan Jepang memerlukan Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia lebih besar daripada golongan perjuangan yang

berpihak pada demokrasi melawan fasisme. Pihak golongan kerakyatan juga memrlukan Soekarno-Hatta sebagai pemimpin bangsa Indonesia. Soekarni yang bekerja sama dengan Seindenboo, dr. Muwardi pemimpin barisan pelopor dan dr. Soetjipto perwira Peta yang menguasai suasana rapat tersebut memaksa Soekarno-Hatta untuk memihak pejuang daripada hanya sebagai ketua dan wakil ketua PPKI.mereka memutuskan untuk memaksa SoekarnoHatta untuk dibawa ke Rengasdengklok. Keputusan membawa SoekarnoHatta ke Rengasdengklok adalah keputusan Soekarni, dr. Muwardi, Soebono dan Yusuf Kunto. Setelah membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Soekarni diyakinkan oleh Yusuf Kunto tentang cerita Soebardjo bahwa Laksamana Maeda akan memberikan jaminan dan bantuan tentang pernyataan kemerdekaan. Setelah pernyataan kemerdekaan pihak pemuda yang anggota anggotanya telah ditambah dengan Kasman Singodimejo, Wiranata Kusuma, Iwa Kusumantrim K.H. Dwantoro dan tiga orang tokoh pemuda masing masing Chairul Saleh, Soekarni dan Wikana mendesak agar rapat PPKI hendaknya bukan mendesak PPKI melainkan harus diubah menjadi Komite Nasional Indonesia. Pihak pemuda terutama Soekarni, Wikana dan Chairul Saleh berusaha terus untuk mengaitkan negara RI yang dibentuk dan dilengkapi dengan UUD oleh PPKI dengan dukungan rakyat dan pemuda yang melepaskan hubungan hubungan RI dengan Jepang. Pada rapat PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dengan resmi dibentuklah KNIP dan mulailah disusun daftar anggotanya. Tanggal 27 Agustus 1945 setelah adanya perundingan dan konsultasi antara Soekarno-Hatta dengan segala pihak, maka diumumkanlah daftar dari 137 anggota KNIP. Pembentukan KNIP dan PNI ini boleh dikatakan terjadi dalam waktu yang bersamaan dan ditentukan oleh suasana politik yang sama. Jadi jelas bahwa dari susunan pengurus kedua badan tersebut, lebihbanyak adalah kelanjutan dari suasana politik zaman pendudukan Jepang yakni suasana politik Hokokai. Kegesitan dan kelincahan Soekarni itu ternyata

tidak dapat melepaskan suasana politik zaman Hokokai dan PPKI. Usaha Soekarni, Chairul Saleh dan Wikana mengubah suasana politik Hokokai dalam KNI menjadi suasana politik kemerdekaan yang didukung oleh rakyat tidak berhasil. Pemerintah RI di bawah pimpinan Soekarno Hatta dengan bantuan KNI, baik dalam semangat maupun dalam susunan keanggotaannya masih terlalu dikuasai dan didominasi oleh suasana kerja sama dengan Jepang. Soekarni selalu mendapat kesan adanya keseganan Sjahrir untuk bergabung dengan pimpinan perjuangan kemerdekaan yang saat itu masih dikuasai oleh pejuang kemerdekaan dan nasionalis yang bekerja-sama dengan Jepang. Sukirman, Soekarni, Supeno, Adam Malik dan Mangunsarkoro adalahanggota KNIP. Mereka sependapat jika Sjahrir dimunculkan sebagai pemimpin perjuangan. Usul Soekarni yang mengajukan perubahan radikal pimpinan KNIP untuk meningkatkan perjuangan RI. Rakyat revolusioner memerlukan pimpinan revolusioner pula. Hasil sidang terakhir yang menunjuk Sjahrir sebagai ketua KNIP ditolak sehingga Soekarni bersama Soebadio meyakinkna Sjahrir tentang perkembangan rapat terakhir. Soekarni adalah seorang tokoh pemuda yang berani mengambi keputusan menculik serta Soekarno-Hatta tokoh pemuda untuk segera menyatakan

kemerdekaan

pembangkit

revolusionerdan

menciptakan situasi politik perjuangan sehingga Indonesia lepas dari situasi politik Jepang dantidak tergantung pada kekuatan asing.

You might also like