You are on page 1of 11

Askep Batu Ginjal BATU GINJAL I. KONSEP PENYAKIT A.

DEFINISI Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi. (Purnomo, 2000) Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung komponen kristal dan matriks organik. (Suyono, 2001) Batu ginjal adalah suatu penyakit dimana terjadi pembentukan batu dalam kolises dan atau pelvis. Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam urat, oksalat atau kalsium.

B. KOMPOSISI DAN JENIS BATU YANG TERDAPAT DALAM GINJAL Komposisi Batu Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif. Jenis Batu dalam Ginjal a. Batu Kalsium Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium adalah: 1. Hiperkalsiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid. 2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam. 3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen. 4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama. 5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium dengan oksalat. b. Batu Struvit Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan

pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit. c. Batu Urat Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria. C. ETIOLOGI Dalam banyak hal penyebab terjadinya batu ginjal secara pasti belum dapat diketahui. Pada banyak kasus ditemukan kemungkinan karena adanya hiperparatirodisme yang dapat meyebabkan terjadinya hiperkalsiuria. Kadangkadang dapat pula disebabkan oleh infeksi bakteri yang menguraikan ureum (seperti proteus, beberapa pseudoenonas, staphylococcosa albus dan beberapa jenis coli) yang mengakibatkan pembentukan batu. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik, meliputi: 1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. 2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun. 3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita. Faktor ekstrinsik, meliputi: 1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu). 2. Iklim dan temperatur. 3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih. 4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih. 5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life). D. MANIFESTASI KLINIK Obstruksi. Peningkatan tekanan hidrostatik. Distensi pelvis ginjal. Rasa panas dan terbakar di pinggang. Kolik. Peningkatan suhu (demam). Hematuri. Gejala gastrointestinal; mual, muntah, diare. Nyeri hebat 1. Batu pada pelvis renalis

a. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA b. Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis c. Hematuria, piuria d. Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah 2. Batu yang terjebak pada ureter a. Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan genetalia kolik ureteralb. Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah 3. Batu yang terjebak pada kandung kemih a. Gejala iritasi b. Infeksi traktus urinarius c. Hematuria retensi urined. Obstruksi

E. PATOFISIOLOGI Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh halhal sebagai berikut : a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan. b. Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut. c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan meyebabkan terjadinya pengendapan. Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih 1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih. 2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu. 3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih. Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). F. KOMPLIKASI 1. Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu. 2. Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi. 3. Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan atau pengangkatan batu ginjal.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi wajib dilakukan pada pasien yang dicurigai mempunyai batu. Hampir semua batu saluran kemih (98%) merupakan batu radioopak. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan melalui radiografi. Pemeriksaan rutin meliputi: Foto abdomen dari ginjal, ureter dan kandung kemih (KUB). USG atau excretory pyelography (Intravenous Pyelography, IVP). Excretory pyelography tidak boleh dilakukan pada pasien dengan alergi media kontras, kreatinin serum > 2 mg/dL, pengobatan metformin, dan myelomatosis. CT Scan IVP

Pemeriksaan radiologi khusus yang dapat dilakukan meliputi : Retrograde atau antegrade pyelography Spiral (helical) unenhanced computed tomography (CT) Scintigraphy Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi: Sedimen urin / tes dipstik untuk mengetahui sel eritrosit, lekosit, bakteri (nitrit), dan pH urin. Kreatinin serum untuk mengetahui fungsi ginjal. C-reactive protein, hitung leukosit sel B, dan kultur urin biasanya dilakukan pada keadaan demam. Natrium dan kalium darah dilakukan pada keadaan muntah. Kadar kalsium dan asam urat darah dilakukan untuk mencari faktor risiko metabolik. H. PENATALAKSANAAN Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka. a. ESWL/ Lithotripsi Adalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu di khalik ginjal. Setelah batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir sisa-sisa batu tersebut dikeluarkan secara spontan. b. Metode Endourologi Pengangkatan Batu Ini merupakan gabungan antara radiology dan urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor. Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari kateter yang tersumbat, menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur. Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat Ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik, atau ultrasound lalu diangkat. Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara terus-menerus ke batu. Cairan pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus ginjal melalui ureter atau selang nefrostomi. c. Pengangkatan Bedah Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika batu terletak di

dalam ginjal. Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal. Tindakan-tindakan khusus pada berbagai jenis batu yang berbentuk meliputi : 1. Batu Kalsium : Paratirodektomi untuk hiperparatiroidisme, menghilangkan susu dan keju dari diit, kalium fosfat asam ( 3 6 gram tiap hari) mengurangi kandungan kalsium di dalam urine, suatu dueretik ( misalnya 50 mg hidroklorotiazid 2 kali sehari) atau sari buah cranberry ( 200ml, 4 kali sehari ) mengasamkan urin dan membuat kalsium lebih mudah larut dalam urin. 2. Batu Oksalat diet rendah oksalat dan rendah kalsium fosfat ( 3 5 gram kalium fosfat asam setiap hari), piridoksin ( 100 mg, 3 kali sehari). 3. Batu metabolic : sistin dan asam urat mengendap di dalam urin asam (pH urine harus dianikan menjadi lebih besar dari 7,5 dengan memberikan 4 8 ml asam nitrat 50%, 4 kali sehari) dan menyuruh pasien untuk diet mineral basa, batasi purin dalam dit penderita batu asam urat ( berikan pulka 300mg alopurinal ( zyloprin ) sekali atau dua kali sehari). Pada penderita sistinura, diet rendah metionin dan penisilamin ( 4 gram tiap hari ). Penatalaksanaan yang harus dilakukan pada pasien dengan post praise batu ginjal menurut Barbara C Long, 1985 meliputi : penempatan pasien dalam ruang dengan ventilasi yang cukup, perhatikan terhadap urine out put, pencegahan terhadap distensi dan pendarahan dan perhatian terhadap lokasi pemasangan drainase dan perawatannya. Pencegahan Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah: 1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari 2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu 3. Aktivitas harian yang cukup 4. Medikamentosa Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah: 1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam. 2. Rendah oksalat. 3. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria. 4. Rendah purin. Diet ini diberikan pada pasien yang menderita penyakit ginjal asam urat dan gout. 5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II.KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik: Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah: 1. Aktivitas/istirahat: Gejala: - Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk. - Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi. - Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler, tirah baring lama).

2. Sirkulasi Tanda: - Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal). - Kulit hangat dan kemerahan atau pucat. 3. Eliminasi Gejala: - Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya. - Penrunan volume urine. - Rasa terbakar, dorongan berkemih. - Diare. Tanda: - Oliguria, hematuria, poliuria. - Perubahan pola berkemih. 4. Makanan dan cairan: Gejala: - Mual/muntah, nyeri tekan abdomen. - Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat. - Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup. Tanda: - Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus. - Muntah. 5. Nyeri dan kenyamanan: Gejala: - Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan). Tanda: - Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi. - Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit. 6. Keamanan: Gejala: - Penggunaan alcohol. - Demam/menggigil. 7. Penyuluhan/pembelajaran: Gejala: - Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis. - Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme. - Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pre operasi 1. Nyeri b/d distensi pelvis renalis. 2. Perubahan pola eliminasi urin b/d obstruksi. 3. Resti infeksi b/d M.O dan statis urin. 4. Kekurangan vol. cairan b/d mual dan muntah. Post operasi 1. Nyeri b/d luka insisi. 2. Resti infeksi b/d invasi M.O. 3. Kerusakan integritas kulit b/d luka insisi.

4. Bersihan jalan napas inefektif b/d efek anastesi. 5. Pola napas inefektif b/d penurunan ekspansi paru karena efek anastesi. 6. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual karena efek anastesi. 7. Anxietas b/d prosedur, kondisi, prognosis dan terapi. DAFTAR PUSTAKA Corwin, Elisabeth. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi/Elisabeth. J. Cowin. EGC: Jakarta. Doenges, Marilynn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. EGC: Jakarta. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta. Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem perkemihan. Salemba Medika: Jakarta. Smeltzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. EGC: Jakarta.

Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan,adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine. DALAM istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine. Batu ginjal bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-batu tinggal dalam pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jaringan ginjal. Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengakibatkan obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan. Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi berulangulang. Apakah penyebabnya? Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria (berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium. Gejala Walaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa

sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar biasa merupakan puncak dari kesakitan. Apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine. Bagaimanakah diagnosisnya? Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kemudian melakukan tes sebagai berikut: 1.Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya batu ginjal. 2.Ultrasound ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang frekuensi tinggi akan mendeteksi obstruksi dan perubahannya. 3.Pemberian intravena zat pewarna dan scan memberi konfirmasi diagnosis dan menentukan ukuran dan lokasi batu ginjal. 4.Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya. 5.Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain. Mencegah dan mengobati Bagaimanakah pengobatannya? Karena 90% dari batu ginjal berdiameter kurang dari 5 mm, biasanya cukup diberi air rebusan dari tumbuhan Desmodium stryracifulium dan diberi minum 6 8 gelas air per hari, diberi antibiotika untuk mencegah infeksi, serta obat pengurang rasa sakit. Pada umumnya batu akan keluar dalam waktu 5 10 hari. Apabila batu terlalu besar untuk dikeluarkan secara alamiah, operasi dapat dikerjakan. Apabila batu berada di ureter, sistoskopi dapat digunakan melalui uretra dan batu dimanipulasi dengan kateter. Pengeluaran batu dari daerah lainnya (pada calix dan pelvis) memerlukan operasi dari samping atau perut bagian bawah. Prosedur yang disebut percutaneus ultrasonic lithotripsy dan extracorporeal shock wave lithotripsy akan memecah batu ginjal menjadi fragmen kecil-kecil, sehingga dapat dikeluarkan secara alamiah atau dengan pengisapan. Untuk pencegahan batu ginjal, sebaiknya sering minum air rebusan tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dianjurkan mengurangi makan kalsium, diberi obat untuk mencegah pembentukan batu asam urat, dan vitamin C yang memberi keasaman kepada urine. Apabila kelenjar paratiroid juga termasuk penyebabnya, dokter akan merekomendasi tindakan paratiroidektomi (kelenjar paratiroid diangkat). Prognosisnya: batu ginjal sering menimbulkan gejala rasa sakit yang hebat, tapi biasanya setelah dikeluarkan tidak menimbulkan kerusakan permanen. Memang sering terjadi kambuh lagi, terutama bila tidak didapatkan penyebabnya dan diobati. Komplikasinya: 1. Timbul kembali batu ginjal. 2. Infeksi saluran urine. 3. Penyumbatan pada ureter. 4. Kerusakan sebagian jaringan ginjal. 5. Menurunnya atau hilangnya fungsi ginjal yang terkena. (dr. Drs. Hadipratomo Y, sarjana biologi dan dokter umum).***

BAB ILANDASAN TEORIDALAM istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal calculi. Batu ginjal adalah suatukeadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dan ginjal atau di dalam saluranureter. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanyaterbentuk pada dua bagian terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batudapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine.Batu ginjal bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-batu tinggal dalam pasu ginjalatau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jaringan ginjal. Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengakibatkan obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan.Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi berulang-ulang.Apakah penyebabnya? Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpaipada pria (berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupunsecara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalupekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanyaobstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asamurat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenisbahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.A. GejalaWalaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejalautama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambahfrekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawahmenuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yangluar biasa merupakan puncak dari kesakitan. Apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakitmenetap dan kurang intensitasnya.Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakityang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalumengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan,adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine. Bagaimanakahdiagnosisnya? Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kemudian melakukan tes sebagai berikut:1. Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya batu ginjal.2. Ultrasound ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang frekuensi tinggi akanmendeteksi obstruksi dan perubahannya.3. Pemberian intravena zat pewarna dan scan memberi konfirmasi diagnosis dan menentukan ukurandan lokasi batu ginjal. .4. Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya.5. Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis bakteri penyebab infeksi, dan Iain-lain B. Penyebab

Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentukbatu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batuterdiri dari kalsium. sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat. sistin dan mineralstruvit.Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut "batu infeksi" karena batu inihanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi.Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut "kalkulus staghorn". Batu ini bisa mengisi hampirkeseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.C. Patofisiologi1. PatofisiologiGagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium gagal ginjal kronisdidasarkan pada tingkat GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup :a. Penurunan cadangan ginjal;Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisametabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuanmengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untukmendeteksi penurunan fungsib. Insufisiensi ginjal;Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 - 35% dari normal. Nefronnefron yang tersisa sangat rentanmengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisametabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan responterhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang danberat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medisc. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir;Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Diseluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlahbanyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankanhomeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal. (Corwin, 1994).D. PenatalaksanaanPenatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :1. Retriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat2. obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi, alumnium hidroksida untuk terapihiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasiproduksi RBC seperti epoetin alfa bila terjadi anemia.3. Dialisis4. transplantasi ginjalE. Pengobatan Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati.Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapabatu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurangseringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy,nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureterbagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalamkandung kemih.Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya denganmemberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yanglebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan. Tips Cegah Batu GinjalBatu ginial. merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak diderita. Selama 20 tahun terakhir,penderita batu ginjal semakin meningkat. Bukan saja terjadi di Amerika Serikat, demikian juga diIndonesia. Di Indonesia sendiri, batu ginjal merupakan salah satu penyebab utama terjadinya GagalGinjal Kronik (GGK).Batu ginjal terutama dialami oleh mereka yang berusia antara 20 hingga 40 tahun. Walaupun lebihsering dialami oleh mereka yang berjenis kelamin pria, tapi akhir-akhir ini

kecenderungan jugameningkat diantara kaum wanita. Saat satu atau dua batu terbentuk, maka akan mudah terbentuk batulebih banyak lagi.Memang, penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi saluran kemitu dan juga kecenderungan dalamkeluarga, mempermudah seseorang untuk menderita batu ginjal. Tapi usaha pencegahan akan dapatmenurunkan risiko batu ginjal. Beberapa tips diberikan oleh the National Kidney Foundation dalammencegah dan mengatasi terjadinya batu ginjal:Banyak minum, W terutama air putih. Jangan hanya minum saat kita merasa haus.Haus sebenarnyamerupakan tanda bahwa tubuh kita sudah mengalami kekurangan cairan (dehidrasi).Bila ditemukan gejala-gejala seperti nyeri pada W daerah pinggang, disertai mual dan muntah, air seniterlihat kemerahan, lebih sering berkemih, kadang dapat disertai dengan demam, ini dapat merupakangejala dari batu ginjal. Cepatlah periksa ke dokter. W Untuk mendiagnosanya, dokter biasanya melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaanlaboratorium untuk darah dan air seni, USG, atau ronsen khusus dengan IVP (Intra Venous Pielography)yang dapat melihat keadaan batu di dalam ginjal.Batu yang kecil dapat keluar dengan W sendirinya. Pengobatan yang lebih lanjut diperlukan jika batu

You might also like