You are on page 1of 119

MAKALAH KASUS 1

Disusun oleh: Kelompok 9 Ulfah Fitriah Erlita Mutia Ramzil Melissa C Sinaga Marissa Rahmayeti Eko Nurfitria Rizka Amayu Riska Agustina Fazryani Mazita Torano Maria Nurita Nur Sofiyati F A Winda Apria Sari Ira Agung Gunawan Ari Christian K 220110070143 220110070086 220110070125 220110070044 220110070027 220110070034 220110070047 220110077001 220110070109 220110070045 220110070080 220110060135 220110070055

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
1

Laporan Reporting Kasus 1 I. Case 1 An. E berusia 14 tahun. Dua bulan yang lalu mengalami menarche dengan keluhan perut sakit, dismenorhea. Sejak menstruasi, banyak perubahan tubuh yang dirasakan seperti payudara membesar dan kencang serta tumbuh rambut pada organ tertentu. An. E tinggal di perkampungan kumuh dan berasal dari keluarga dengan tingkat social ekonomi yang rendah sehingga An. E sejak kecil sudah dituntut untuk membantu keluarga mencari nafkah dengan mengamen di pinggir jalan. Kegiatan tersebut dikerjakan siang sampai malam hari. Tiga hari yang lalu, ketika An. E pulang mengamen dia mengalami sexual abuse berupa pemerkosaan oleh adik dari ibu (30 tahun). Dan akibatkan An. E dirawat di RS dengan keluhan sakit dan perdarahan di alat genitalia. Pemeriksaan fisik : terdapat robekan di fourchette posterior, hasil rectal toucher terjadi rupture hymen. Rencananya hari ini akan dilakukan pemeriksaan di RS, An. E selalu minta ditemani oleh anggota keluarga atau perawat. An. E jadi pendiam dan susah berkomunikasi orang tua terutama ayah, selalu mengeluarkan kata-kata yang terkesan selalu menyalahkan anaknya. II. Clarifying Unfamiliar Terms 1. Menarche wanita. 2. Fourchette posterior 3. Hymen 4. Sexual abuse 5. Dismenorhea 6. Rectal toucher ke daerah anal. 7. Menstruasi peluruhan sel telur. 8. Daerah alat genitalia : daerah alat kelamin pada pria dan wanita.
2

: haid pertama, tanda sudah dewasa pada

: LO : selaput dara. : pelecehan seksual. : nyeri perut pada saat haid. : colok dubur dengan cara memasukkan jari

siklus

bulanan pada wanita

berupa

9. Pemerkosaan salah satu pihak. 10. Payudara

: hubungan seks dengan cara pemaksaan dari

: organ tubuh yang dimiliki pada wanita dan

pria tetapi pada wanita mengalami pembesaran dan menunjukkan kedewasaan punya kelenjar lemak dan kelenjar mammae. III. Problem Definition 1. Mengapa terjadi dismenorhea? 2. Bagaimana mekanisme menstruasi? 3. Kaji aspek psikologi untuk anak yang alami pemerkosaan. 4. Anatomi dan fisiologi daerah genitalia dan payudara. 5. Apa yang menyebabkan nyeri pada menarche? 6. Mengapa dilakukan rectal toucher dan bagaimana caranya? 7. Mekanisme terjadinya ruptur hymen. 8. Fase-fase kedewasaan 9. Mengapa terjadi perdarahan di daerah genitalia? 10. Bagaimana asuhan keperawatannya? 11. Ini termasuk jenis penyakit apa? 12. Apa pemeriksaan laboratorium dan fisik pada kasus ini? 13. Bagaimana peran perawatnya? 14. Apa saja keluhan dan kelainan pada menstruasi? 15. Bagaimana cara menangani keluhan pada menstruasi? 16. Apa saja terapi famakologi dan non farmakologi untuk kasus ini? 17. Hormon apa saja yang berperan pada saat menstruasi? 18. Apa saja dampak pada robekan fourchette? 19. Masalah keperawatan apa saja yang terjadi pada kasus ini? 20. Bagaimana pengkajian pada kasus ini? 21. Apa saja aspek legal etis untuk kasus ini? 22. Mengapa terjadi perubahan dan pertumbuhan primer dan sekunder pada pria dan wanita? 23. Bagaimana proses terjadinya spermache?

24. Apa benar penelitian mengenai dalam hidupnya wanita mengalami 400x menstruasi? 25. Apa saja jenis serta definisi sexual abuse? 26. Bagaimana siklus seksual pada pria dan wanita serta perbedaannya? 27. Nutrisi apa saja yang dibutuhkan pada saat menstruasi? 28. Faktor apa saja yang memperberat dismenorhea? 29. Bagaimana cara menghitung masa subur? IV. Brainstorm 1. Kurangnya olah raga ; pada saat peluruhan tidak normal, adanya penggumpalan pada dinding rahim. 2. Siklus menstruasi: Jarak menstruasi 15-28 hari, dengan menstruasi selama 2-8 hari. Periode menstruasi 28-30 hari.

3. Trauma, menyendiri, menarik diri, takut pada pria, depresi, harga diri rendah, dan resiko bunuh diri. 4. Pada wanita: organ eksternalabia mayor, labia minor, klitoris Organ internaovarium, tuba falopi, oviduk. Payudaraputing, aerola mammae. Pada pria: testis, scrotum, prostat, vas deferens, penis, rongga panggul. 5. Adanya sumbatan pada area genitalia interna. 6. Colok dubur dengan cara memasukkan jari ke daerah anal. 7. Karena adanya desakan benda asing, pecah akibat hubungan seks gambaran pecahan jelas (membentuk segitiga), akibat olahraga pecahan tak beraturan. 8. Pada wanita: menstruasi, tumbuh akar rambut pada organ tertentu. Pada pria: adanya perubahan suara, pertumbuhan jakun, tumbuh rambut pada organ tertentu. 9. Karena adanya desakan benda asing.

10. LO. 11. Sexual abuse pada remaja. 12. Rectal toucher, USG.
4

13. Konselor, motivator, kolaborator, dan advokasi. 14. Keluhan : sakit pinggang, pusing, pegal-pegal, sakit punggung, sakit perut, malaise. Kelainan : hipomenorhea, amenorrhea, dismenorhea. 15. Kompres air hangat, kurangin makanan mengandung kafein, istirahat yang cukup dan pijat pada daerah perut. 16. LO. 17. Hormon estrogen, dan progesteron. 18. Sakit nyeri dan perdarahan. 19. Nyeri b.d ruptur, Harga diri rendah, Isolasi diri, Gangguan konsep diri gangguan citra diri, gambaran diri, peran dan fungsi, ideal, dan harga diri. 20. LO. 21. Respect for autonomy, inform consent, justice, non maleficience dan beneficience. 22. Perubahan hormone estrogen, progesteron, dan LH. 23. LO. 24. LO. 25. LO. 26. LO. 27. Banyak makan buah, minum susu 2-3 hari sebelum menstruasi. 28. Stress, kurang olahraga, makanan/minuman mengandung kafein, air dingin, soda, dan kacang-kacangan. 29. Periode masa subur: Periode 21 hari, masa suburnya 3-7 hari setelah menstruasi. Periode 28 hari, masa suburnya 7-21 hari setelah menstruasi. Periode 48 hari, masa suburnya 21-28 hari setelah menstruasi.

Judul yang dapat diambil dari kasus di atas adalah: Gambaran pengetahuan anak jalanan usia remaja tentang seksual. Kami mengambil judul tersebut karena rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya pengawasan dan keamanan, kurangnya ekonomi, kurang pengetahuan spiritual dan kasih sayang, adanya pergaulan bebas yang tidak terkontrol, serta tingkat social ekonomi yang rendah. V. Mind map

Sexual abuse pada remaja

Konsep: -Anatomi fisiologi organ reproduksi pada pria dan wanita. -Siklus reproduksi pria dan wanita. -Kelainan seksual pada remaja.

Peran perawat. Asuhan keperawatan. Pengkajian Pemeriksaan laboratorium dan fisik. Analisa data. Diagnose dan intervensi.

- Terapi farmakologi dan non farmakologi.

Konsep sexual abuse: - Definisi. - Jenis. - Pemicu - Dampak

VI.

Reporting Gambar anatomi pada organ reproduksi eksterna wanita

ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI EKSTERNA WANITA Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormonhormon gonadotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus hipofisis - adrenal - ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
7

Yang termasuk genetalia eksterna : 1. Vulva Vulva adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan lingkungan luar, jaringan ototnya merupakan kelanjutan dari otot sfingter ani dan otot elevator ani yang dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang dinding depan 9 cm dan dinding belakang 11 cm, dinding vagina terdapat lipatanlipatan yang disebut rugae. 2. Mons Veneris(Tundun) Daerah yang menonjol di atas simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan liat. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai dua tahun sebelum haid pertama. Ratarata menarche (pertama kali haid) terjadi pada usia 13 tahun. Karateristik rambut pubis bervariasi dari halus dan jarang pada wanita sampai tebal, kasar, dan ikal. Mons pubis berperan dalam sensualitas dan melindungi simpisis pubis selama koitus (hubungan seksual). Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak di tubuh wanita berkurang dan rambut pubis menipis. 3. Labia Mayora (Bibir Besar) Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris. Bertemunya labia mayora membentuk komisura posterior. Sedangkan bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas labia mayora, dan banyak mengandung saraf. Homolog dengan skrotum pada laki-laki; Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 3 cm, tebal 1 1,5 cm; Pada anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan. Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan

adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual. 4. Labia Minora (Bibir Kecil) Labia minora, terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kebawah dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina: merah muda dan basah. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya. Ruangan diantara kedua labia minora disebut vestibulum. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan. Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian bawahnya akan bersatu membentuk fourchette. 5. Klitoris (kelentit) Klitoris merupakan organ erogenik pada wanita; organ pendek yang berbentuk silinder dan erektil yang terletak tepat dibawah arkus pubis. Homolog dengan penis pada pria. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat hanya sekitar 6 x 6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Kelenjar klitoris dipenuhi oleh ujung-ujung syaraf yang merupakan mediator sensasi erotis. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris membesar. Kelenjar sebasea klitoris mensekresi smegma suatu substansi lemak seperti keju yang yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organik yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Klitoris
9

dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual. 6. Kelenjar Bartolini Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah sobek. Hymen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila hymen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah mendapat mentruasi. 7. Hymen (Selaput darah) Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya dimulut vagina. Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia hymenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid. 8. Perineum Perineum ialah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani. Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm. 9. Fourchette Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan hymen.

10

Gambar anatomi pada organ reproduksi interna wanita

1. Vagina Vagina merupakan penghubung antara genitalia eksterna dan interna. Bagian depan vagina berukuran 6,5 cm sedangkan bagian belakang berukuran 9,5cm. sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah simpisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui saat memasukkan jari ke dalam vagina untuk pemeriksaan ginekologi. Pada puncak vagina, bagian yang menonjol dari leher rahim disebut porsio. Beberapa lapisan epitel vagina merupakan epitel squamosa. Lapisan ini tidak mengandung kelenjar, tetapi mengadakan transudasi(cairan keluar jaringan). Pada anak kecil, epitel ini amat tipis sehingga mudah terkena infeksi. Mukosa vagina berlipat-lipat secara horizontal,lipatan ini dinamakan rugae yang terletak di bagian tengah dan belakang. Pada bagian bawah epitel vagina terdapat jaringan ikat dan otoyang susunanya seperti usus. Dinding belakang vagina lebih panjangdan membentuk forniks posterioryang terbagi lagi menjadi forniks sinistra dan forniks lateralis dekstra. Fungsi vagina: Untuk masuknya spermatozoa Untuk keluarnya darah menstruasi dan hailonsepsi
11

Membantu menopang uterus Membantu mencegah infeksi. Terdapat media yang asam yang dihasilkan oleh bacillus doederlein, yang

merupakan mikroorganisme normal dalam vagina. Bacillus doederlin bekerja mengubah glikogen pada dinding vagina menjadi asam laktat. Jumlah glikogen pada dinding vagina dipengaruhi oleh siklushormon ovarium dan dengan

demikian cenderung beraneka ragam terutama pada permulaan kehamilan. Ph normal cairan vagina berkisar 3,8 sapai 4,5. Medium asam akn menghancurkan organism pathogen, tetapi pabila bacillus tidak ada atau berkurang maka keasaman vagina akn berkurang sehingga terjadi vaginitis.

2. Uterus (rahim) Uterus (rahim) adalah suatu organ berbentuk seperti bola lampu (buah peer) dan gepeng, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Pada wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus 58 cm dan beratnya 3060 gram. Otot rahim mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang dalam memelihara dan memepertahankan kehamilan, serta kemampuan mendorong janin keluar dengan jalan berkontraksi. Uterus terdiri dari: Fundus uteri(dasar rahim). Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur). Korpus uteri. Bagian uterus yang yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang . rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim. Serviks uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum dan uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum. Bagian dalam uterus. Dinding uterus terdiri dari: Endometrium , (kelenjar, epitel dan jaringan pembuluh darah) merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting dalam siklus haid.
12

Wanita pada masa reproduksi, pada kehamilan endometrium akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak yang diperlukan

untukmemberi makanan pada janin. Miometrium (lapisan otot polos) tersusun sedemikian rupa sehingga bias mendorong pada saat persalinan. Sesudah plasenta lahir akna mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya. Lapisan serosa(peritoneum visceral) terdapat ligamentum yang

menguatkan uterus yaitu: Ligamentum kardinale kanan dan kiri untuk mencegah uterus tidak turun. Ligamentum sakrouterineum kiri dan kanan, menahah uterus supaya tidak banyak bergerak. Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antefleksi. Ligamentum latum kiri dan kanan yang meliputi tuba. Ligamentum infundibulo pelvikum, ligament yang menahan tuba fallopi. Fungsi uterus: Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkana melalui tuba uterine ke uterus. Pembuahan ovum secara normal terjadi diadalam tuba uterine, endometrium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endometrium. Pada waktu hamil uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa perumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkontraksi mendorong bayi dan plasenta keluar. Pembuluh darah uterus: Arteri uterine: Cabang dari hipogastrika, sebelum sampai ke bagian supra vaginal bercabang 2 yaitu cabang yang kecil arteri serviks vaginalis
13

memberikan darah untuk serviks bagian atas vagina sedangkan cabang utama membelok keatas sepanjang pinggir uterus menembus korpus uteri. Arteri ovarika: Cabang dari aorta masuk ke ligamentum latum melalui ligamentum infundibulum pelvikum sampai di hilus ovarium akan bercabang kecil lalu masuk uterus, sedangkan cabang utama melewati ligamentum latum dan beranastomis dengan arteri uterina

3. Tuba fallopii (saluran sel telur) Merupakan saluran penghubung antara ovarium dengan uterus, berjalan ke arah lateral, kiri dan kanan, dengan panjang sekitar 12 cm dan diameter 3-8 mm. tuba fallopi terdiri atas: Pars intertitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus. Pars ismika, bagianmedial tuba yang sempit seluruhnya. Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran leher tempat konsepsi agak lebar Infundibulum, bagian ujung tuba yabg terbuka kearah abdomen dan mempunyai umbaiyang disebut fimbria untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba. Fungsi tuba falopii adalah menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa, ovum, dan hasil konsepsi, serta tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil/konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi pada endometrium.

4. Ovarium (indung telur) Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari yang terletak di kiri dan kanan uterus. Ovarium merupakan sumber hormonal wanita yang utama dalam mengatur proses menstruasi. Setiap bulan, ovarium mengeluarkan sel telur (ovum) silih berganti kanan dan kiri, sehingga wanita mengalami masa subur. Ovulasi yaitu pematangan folikel graaf dan mengeluarkan ovum. Bila folikel graf robek maka terjadi perarahan yang kemudian terjadi penggumpalan darah pada ruang folikel. Ovarium mempunyai 3 fungsi:
14

Memproduksi ovum Memproduksi hormone estrogen Memproduksi progesterone Ovarium disebut juga indung telur. Didalam ovarium terdapat jaringan bulbus dan jaringan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita, letaknya didalam pelvis disebelah kiri dan kanan uterus, membentuk, mengembangkan serta melepaskan ovum, dan menimbulkan sifatsifat kewanitaan. Kelenjar ovarika terletak pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus , menghasilkan hormone progesterone dan estrogen. Hormone ini dapat memengaruhi kerja dan menentukan sifat kewanitaan. Misalnya panggul yang besar, panggul yang sempit, dll. Pembuluh darah ovarium: Arteri yang menyuplai ovarium dan tuba interna adalah arteri ovarika cabang dari aorta abdominalis, masing-masing beranastomosis dengan artei uterine dan member beberapa cabang yang melalui mesovarium akanmasuk ke hilus ovarium. Vena muncul dari hilus dan membentuk plexus pompaniformis. Vena ovarika yang dibentuk dari plexus ini meninggalkan pelvis. Saraf ovarium: Cabang dari nervus hipograstikus atau plexus pelvikus akan membentuk ovarikus tuba interna yang menerima cabang dari nervus internus.

Fisiologi Mekanisme Siklus Menstruasi Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang
15

rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml. Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan

gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal. Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994).

16

17

POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI Badan Pineal Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai tempat roh. Hormon melatonin: mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari

hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.

Hipotalamus Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis).Menghasilkan hormon-hormon

pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).

Pituitari / hipofisis Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormonhormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH luteinizing hormone). Selain hormon-hormon

gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.


18

Ovarium Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.

Endometrium Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormonhormon ovarium. Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle. - Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tubelike pattern of glands. - Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands. - Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes. - Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage.

HORMON-HORMON REPRODUKSI GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
19

FSH (Follicle Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).

Estrogen Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /
20

regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

Progesteron Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga
21

jika

kadarnya

berlebihan

(hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorrhea.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI Struktur reproduksi laki-laki terdiri dari penis; testis (jamak, testes) dalam kantong skrotum; system duktus yang terdiri dari epididimis (jamak, epididimidis), vas deferens (jamak, vasa deferens), duktus ejakulatorius, dan uretra; dan glandula asesoria yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretralis.

1.

Penis Panjang penis orang Indonesia waktu lembek dengan mengukur dari pangkal dan ditarik sampai ujung sekitar 9 sampai 12 cm. Sebagian ada yang lebih pendek dan sebagian lagi ada yang lebih panjang. Pada saat ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi sekitar 10 c m sampai 14 cm. Pada orang barat (caucasian) atau orang Timur Tengah lebih panjang dan lebih besar yakni sekitar 12,2 cm sampai 15,4 cm.

22

Bagian utama daripada penis adalah bagian erektil atau bagian yang bisa mengecil atau melembek dan bisa membesar sampai keras. Bila dilihat dari penampang horizontal, penis terdiri dari 3 rongga yakni 2 batang korpus kavernosa di kiri dan kanan atas, sedangkan di tengah bawah disebut korpus spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen yang padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang disebut fascia buck. Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi untuk menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang disebut arteria helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel. Selanjutnya sinusoid berhubungan dengan venula (sistem pembuluh balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirnya mengalirkan darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh. Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para simpatis dan simpatis) dan syaraf somatik (motoris dan sensoris). Syarafsyaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju ke penis
23

melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Khusus syaraf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis (sumsum tulang belakang) pada kolumna vertebralis di S2-4. Sebaliknya syaraf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen Th 11 sampai L2 dan akhirnya parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot polos. Syaraf somatis terutama yang bersifat sensoris yakni yang membawa impuls (rangsang) dari penis misalnya bila mendapatkan stimulasi yaitu rabaan pada badan penis dan kepala penis (glans), membentuk nervus dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang membentuk nervus pudendus. Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui kolumna vertebralis S2-4. Stimulasi dari penis atau dari otak secara sendiri atau bersama-sama melalui syaraf-syaraf di atas akan menghasilkan ereksi penis. Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna lalu menjadi arteria penis communis yang bercabang 3 yakni 2 cabang ke masing-masing yakni ke korpus kavernosa kiri dan kanan yang kemudian menjadi arteria kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga ialah arteria

bulbourethralis untuk korpus spongiosum. Arteria memasuki korpus kavernosa lalu bercabang-cabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar dan cepat kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga terjadilah ereksi. Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu pleksus yang terletak di bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena di bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis profunda lalu ke luar dari
24

Corposa Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena yang besar dan akhirnya kembali ke jantung.

2.

Testis Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada pria. Pria mempunyai dua testis yang dibungkus dengan skrotum. Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas. Tugas dari skrotum adalah menjaga suhu dari testis agar tetap optimal yakni di bawah suhu tubuh. Pada manusia, suhu testis sekitar 34 C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.

Testis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi dan hormonal. Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormon
25

androgen terutama testosteron. Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantara tubulus seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel leydig berada. Testis normal berukuran rata-rata 4x3x2,5 cm. Organ ini diliputi oleh suatu lapisan yang disebut dengan tunika albuginea, oleh suatu septasepta jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus. Pada bagian anterior dan lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang

disebut dengan tunika vaginalis yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal, lapisan ini langsung

berhubungan dengan kulit skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya. Testis terdapat di dalam skrotum yang merupakan lapisan kulit yang tidak rata dimana dibawahnya terdapat suatu lapisan yang disebut tunika dartos yang terdiri dari serabut-serabut otot. Peredarahan darah testis memiliki keterkaitan dengan peredarahan darah di ginjal karena asal embriologi kedua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis berasal dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dari vasa deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Aliran darah dari testis kembai ke pleksus pampiniformis di funikulus spermatikus. Pleksus ini di anulus inguinalis interna akan membentuk vena spermatika. Vena spermatika kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena spermatika kiri akan masuk ke dalam vena renalis kiri. Saluran limfe yang berasal dari testis kanan mengalir ke kelenjar getah bening di daerah interaaortacaval, paracaval kanan dan iliaka komunis kanan, sedangkan saluran limfe testis kiri mengalirkan isinya ke kelanjar getah
26

bening paraaorta kiri dan daerah hilus ginjal kiri, paracaval kiri dan iliaka kiri.

3.

Epididimis Epididimis adalah pipa dengan panjang 6 meter, yang berlikuliku pada permukaan posterior masing-masing testis serta terdiri dari kepala/kaput yang terletak di atas kutup testis, badan dan ekor apididimis sebagian ditutupi oleh lapisan viseral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan

parietal. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. Dalam epididimis, sperma mengalami maturasi lengkap dan flagelnya mulai berfungsi. Otot polos pada dinding epididimis akan menggerakkan sperma, masuk ke dalam duktus deferens. 4. Duktus Deferens Disebut juga vas deferens, yang berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis. Salura ini memiliki pajang 16 dan 18 inch (40 cm dan 45 cm). Duktus deferens memanjang dari epididimis dalam skrotum pada masing-masing sisinya ke dalam rongga abdomen melalui kanalis inguinalis. Saluran ini merupakan muara pada dinding abdomen untuk funikulus spermatikus, yaitu selubung jaringan ikat yang mengandung duktus deferens, pembuluh darah, dan saraf. Karena kanalis inguinalis merupakan muara pada dinding muskular. 5. Duktus Ejakulatorius

27

Duktus Ejakulatorius menerima sperma dari duktus deferens dan sekresi vesikula seminalis disisinya. Kedua duktus ejakulatorius bermuara ke dalam uretra. 6. Vesikula Seminalis Sepasang vesikula seminalis terdapat pada bagian posterior vesika urinaria. Sekresinya mengandung fruktosa yang menjadi sumber energi bagi sperma dan membuat suasana tetap basa untuk meningkatkan motilitas sperma. Saluran pada masing-masing vesikula seminalis bersatu dengan duktus deferens pada sisinya untuk membentuk duktus ejakulatorius. Vesikula seminalis mensekresikan proporsi yang signifikan dari cairan yang pada akhirnya menjadi Semen. Butiran Lipofuscin dari sel-sel epitel mati memberikan sekresi warna kekuningan nya. Sekitar 60% dari semen pada manusia berasal dari vesikula seminalis, namun tidak dikeluarkan dalam ejakulasi pertama fraksi yang didominasi oleh spermatozoa dan cairan prostat seng-kaya. Duktus ekskretoris setiap seminal gland membuka ke vas deferens memasuki kelenjar prostat. Cairan vesikula seminalis adalah basa bersama dengan cairan prostat, sehingga dalam semen manusia memiliki pH agak basa [2] alkalinitas air mani. Membantu menetralkan keasaman saluran vagina, memperpanjang umur sperma. Asam ejakulasi (pH <7,2) dapat berhubungan dengan penyumbatan dari vesikula seminalis. Sekresi tebal dari vesikula seminalis mengandung protein, enzim, fruktosa, lendir, vitamin C, flavins, phosphorylcholine dan prostaglandin. Konsentrasi fruktosa tinggi memberikan energi nutrisi bagi spermatozoa bila disimpan dalam air mani di laboratorium. Spermatozoa ejakulasi di vagina tidak mungkin untuk melakukan kontak dengan cairan mani vesikular tetapi transfer langsung dari cairan prostat ke dalam lendir serviks sebagai langkah pertama perjalanan mereka melalui sistem reproduksi wanita. cairan ini dikeluarkan di bawah kontraksi simpatik dari lapisan otot muskularis 7. Kelenjar Prostat

28

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk seperti piramid terbalik dan merupakan organ kelenjar fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars prostatica. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli. Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebalnya 2 cm dan panjangnya 3 cm dengan lebarnya 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius. Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil. Batas-batas prostat a. Batas superior : basis prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria, otot polos berjalan tanpa terputus dari satu organ ke organ yang lain. b. Batas inferior : apex prostat terletak pada permukaan atas diafragma urogenitalis. Uretra meninggalkan prostat tepat diatas apex permukaan anterior.
29

c.

Anterior : permukaan anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis, dipisahkan dari simphisis oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada cavum retropubica(cavum retziuz). Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan permukaan posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. Ligamentum ini terletak pada pinggir garis tengah dan merupakan kondensasi vascia pelvis.

d.

Posterior : permukaan posterior prostat berhubungan erat dengan permukaan anterior ampula recti dan dipisahkan darinya oleh septum retovesicalis (vascia Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah excavatio rectovesicalis peritonealis, yang semula menyebar ke bawah menuju corpus perinealis.

e.

Lateral : permukaan lateral prostat terselubung oleh serabut anterior m. levator ani waktu serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis. Ductus ejaculatorius menembus bagisan atas permukaan prostat untuk bermuara pada uretra pars prostatica pada pinggir lateral orificium utriculus prostaticus.

Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus : 1. 2. 3. 4. Lobus medius Lobus lateralis (2 lobus) Lobus anterior Lobus posterior

Telah ditemukan lima daerah/ zona tertentu yang berbeda secara histologi maupun biologi, yaitu: 1. Zona Anterior atau Ventral Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular. Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat. 2. Zona Perifer Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.
30

3.

Zona Sentralis. Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.

4.

Zona Transisional. Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostatic hyperpiasia (BPH).

5.

Kelenjar-Kelenjar Periuretra Bagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal. Aliran darah prostat merupakan percabangan dari arteri pudenda interna,

arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media. Pembuluh ini bercabangcabang dalam kapsula dan stroma, dan berakhir sebagai jala-jala kapiler yang berkembang baik dalam lamina propria. Pembuluh vena mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus sekeliling kelenjar. Pleksus vena mencurahkan isinya ke vena iliaca interna. Pembuluh limfe mulai sebagai kapiler dalam stroma dan mengikuti pembuluh darah dam mengikuti pembuluh darah. Limfe terutama dicurahkan ke nodus iliaka interna dan nodus sakralis. Persarafan prostat berasal dari pleksus hipogastrikus inferior dan membentuk pleksus prostatikus. Prostat mendapat persarafan terutama dari serabut saraf tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari sel ganglion otonom yang terletak di kapsula dan di stroma. Serabut motoris, mungkin terutama simpatis, tampak mempersarafi sel-sel otot polos di stroma dan kapsula sama seperti dinding pembuluh darah. Fisiologi Prostat Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen.Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam,
31

enzim-enzim lain dan lipid. Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos. 8. Cowper Gland Disebut juga glandula cowper, glandula bulbouretralis terletak di bawah prostat dan bermuara kedalam uretra. Sekresinya yang bersifat basa akan menyelimuti bagian dalam uretra sesaat sebelum ejakulasi, yang akan menetralisasi keasaman urine yang mungkin keluar. Selama gairah seksual masing-masing kelenjar menghasilkan sekresi, jelas kental dikenal sebagai pra-ejakulasi. Cairan ini membantu untuk melumasi uretra untuk spermatozoa melewati, menetralisir bekas air kencing asam di saluran kencing, dan membantu flush out setiap urin residu atau bahan asing. Hal ini dimungkinkan untuk cairan ini untuk mengambil sperma, yang tersisa di uretra dari ejakulasi bohlam sebelumnya, dan membawa mereka keluar sebelum ejakulasi berikutnya. Kelenjar Cowper juga memproduksi beberapa jumlah antigen prostat-khusus (PSA), dan tumor Cowper dapat meningkatkan PSA ke tingkat yang membuat curiga kanker prostat.

32

FUNGSI HORMONAL Pusat pengendalian hormone dari system reproduksi adalah hipotalamushipofisis. Di bawah pengaruh berbagai hal seperti keturunan, lingkungan, rangsangan kejiwaan, dan kadar hormone yang bersirkulasi, hipotalamus memproduksi gonadotropic hormone-releasing hormone (GnRH). GnRH merupakan suatu peptide dengan 10 asam amino yang disekresikan oleh neuron yang badan selnya terletak di nucleus arkuata hipotalamus dan berakhir di eminesia medina hipotalamus. Hormone-hormon ini adalah follicle-stimulating hormone-releasing hormone (FSHRH) dan Luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH). Hormone-hormon ini dibawa ke hipofisis anterior dalam darah porta hipofisis untuk merangsang sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), yang pada pria dikenal dengan interstitial cell-stimulating hormone (ICSH). Sekresi LH oleh kelejar hipofisis anterior merupakan suatu siklus, yaitu sekresi LH hampir selalu mengikuti pelepasan bertahap GnRH. GnRH disekresikan secara intermitten selama 1 sampai 3 jam, yang dipengaruhi oleh frekuensi siklus sekresi tersebut dan jumlah GnRH yang dilepaskan pada setiap siklus. Sebaliknya, peningkatan dan penurunan FSH hanya sediki mengikuti fluktuasi sekresi GnRH. Karena hubungan antara sekresi GnRH dan sekresi LH yang jauh lebih dekat, GnRH dikenal sebagai hormone pelepas-LH/ LH-releasing hormone. Hormone-hormon gonadotropin disekresi dalam kadar yang tetap pada pria oleh sel gonadotrop. LH dan FSH merupakan glikoprotein. LH dan FSH mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan target di dalam testis. FSH berikatan dengan reseptor-reseptor FSH spesifik yang melekat pada sel-sel Sertoli di dalam tubulus seminiferus. Pengikatan ini mengakibatkan sel-sel tumbuh dan menyekresikan berbagai unsure spermatogenik. Secara bersamaan, testosterone (dan dihidrotestosteron) yang berdifusi ke dalam tubulus seminiferus dari sel-sel leydig di dalam ruang interstitial, juga mempunyai efek tropic yang kuat terhadap

33

spermatogenesis. Jadi, untuk memulai spermatogenesis, dibutuhkan FSH maupun testosterone.

TESTOSTERON Sekresi testosterone oleh sel-sel interstitial Leydig di dalam testis. Testis menyekresi beberapa hormone kelamin pria, yang secara keseluruhan disebut hormone androgen, meliputi testosterone, dihidrotestosteron, dan androstenedion. Testosterone jumlahnya lebih banyak dari yang lainnya sehingga dapat dianggap sebagai hormone testis yang penting, walaupun pada akhirnya diubah menjadi dihidrotestosteron yang lebih aktif di jaringan sasaran. Testosterone dibentuk oleh sel-sel insterstitial Leydig, yang terletak di celah-celah antar tubulus seminiferus dan kira-kira merupakan 20% massa testis dewasa. Sel-sel Leydig hampir tidak ditemukan di testis pada masa kanak-kanak.

Pengaruh testosterone pada perkembangan sifat kelamin primer dan sekunder orang dewasa. Setelah pubertas, peningkatan sekresi testosterone menyebabkan penis, skrotum, dan testis membesar kira kira delapan kali lipat sebelum mencapai usia 20 tahun. Selai itu, testosterone menyebabkan sifat kelamin sekunder pria berkembang, dimualai saat pubertas dan berakhir pada maturitas. Sifat seksual sekunder ini, selain organ seksual itu sendiri, membedakan pria dari wanita sebagai berikut 1. Pengaruh pada distribusi rambut tubuh Testosterone menimbulkan pertumbuhan rambut a. b. Di atas pubis Ke atas di sepanjang linea alba, kadang-kadang sampai ke umbilicus dan di atasnya c. d. Wajah Biasanya pada dada, dan
34

e.

Kurang sering pada bagian tubuh yang lain, seperti punggung.

Testosterone juga menyebabkan pertumbuhan rambut yang berlebih di bagian tubuh lainnya. 2. Kebotakan Testosterone mengurangi pertumbuhan rambut di bagian atas kepala; seorang pria yang tidak memiliki testis yang berfungsi tidak akan menjadi botak. Akan tetapi, banyak pria jantan tidak menjadi botak, karena kebotakan merupakan akibat dari 2 faktor; latar belakang genetic untuk mengalami kebotakan dan kedua superimposisi dari latar belakang genetic ini yaitu banyaknya hormone androgen. 3. Pengaruh pada suara Testosterone yang disekresi oleh testis atau disuntikan ke dalam tubuh akan menimbulkan hipertrofi mukosa laring dan pembesaran laring. Pengaruh terhadap suara pada awalnya secara relative menjadi tidak sinkron, suara serak, namun secara bertahap berubah menjadi suara orang dewasa maskulin yang khas. 4. Testosterone meningkatkan ketebalan kulit, dan dapat memicu pertumbuhan acne Testosterone meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan

meningkatkan kekasaran jaringan subkutan. Testosterone juga meningkatkan kecepatan sekresi beberapa atau mungkin semua kelenjar sebasea tubuh. Yang paling penting adalah kelebihan sekresi oleh kelenjar sebasea wajah, karena hal tersebut dapat menyebabkan acne.oleh karena itu, acne merupakan salah satu gambaran yang umum dari remaja pria ketika tubuh pertama kali mengenali peningkatan sekresi testosterone. Setetlah beberapa tahun sekresi testosterone, kulit normalnya beradaptasi terhadap testosterone sedemikian rupa sehingga memungkinkan kulit tersebut mengatasi acne. 5. Testosterone meningkatkan pembentukan protein dan perkembangan otot Salah satu karakteristik pria yang terpenting adalah peningkatan

perkembangan otot yang mengikuti massa pubertas, rata-rata sekitar 50% massa otot pria meningkat melebihi massa otot wanita. Hal ini juga
35

berhubungan dengan peningkatan protein di bagian lain tubuh yang tidak berotot. Banyak perubahan pada kulit juga disebabkan oleh penumpukan protein di kulit, dan sebagian perubahan pada suara juga disebabkan oleh fungsi anabolic testosterone. Karena pengaruh testosterone dan androgen lain yang sangat besar pada otot tubuh, androgen sintetik digunakan secara luas oleh athlete untuk meningkatkan kinerja otot mreka. Penggunaan ini sangat membahayakan karena efek berbahaya yang panjang akibat kelebihan androgen. 6. Tertosteron meingkatkan matriks tulang dan menimbulkan retensi kalsium Setelah terjadinya peningkatan sirkulasi testosterone yang sangat besar pada saat pubertas (atau setelah penyuntikan testosterone yang lama), tulang menjadi lebih tebal dan mengendapkan sejumlah besar garam kalsium tambahan. Jadi, testosterone meningkatkan jumlah total matriks tulang dan menyebabkan retensi kalsium. Peningkatan matriks tulang diyakini akibat dari fungsi anabolic protein umum testosterone dan pengendapan garamgaram kalsium sebagai respons terhadap peningkatan protein. Testosterone memberikan pengaruh khusus pada panggul yang menyebabkan a. b. c. Penyempitan pintu atas panggul Membuat panggul lebih panjang Menyebabkan panggul berbentuk terowongan dan bukan berbentuk avoid yang lebar seperti panggul wanita, dan d. Sangat meningkatkan kekuatan seluruh panggul sebagai penahan beban.

Bila tidak terdapat testosterone, panggul pria berkembang menjadi panggul yang menyerupai panggul wanita. Karena kemampuan testosterone untuk meningkatkan ukuran dan

kekuatan tulang, testosterone sering digunakan orang tua untuk mengobati osteoporosis. Bila sejumlah besar testosterone (atau androgen lainnya) disekresi pada abnormal pada anak anak yang masih berkembang, kecepatan pertumbuhan tulang meningkat dengan tajam, sehingga menyebabkan pertumbuhan tinggi
36

total tubuh dengan cepat. Akan tetapi, testosterone juga menyebabkan penyatuan epifisis tulang dengan batang tulang pada usia muda. Oleh karena itu, meskipun pertumbuhan tulang menjadi cepat, penyatuan dini epifisis ini mencegah orang tersebut tumbuh setinggi yang ia mampu tubuh bila testosterone tidak disekresi sama sekali. Bahkan pada pria normal, tinggi badan akhir pada orang dewasa sedikit berkurang daripada tinggi badan pria yang dikastrasi sebelum pubertas. 7. Testosteron meningkatkan metabolism basal Penyuntikan testosterone dalam jumlah besar dapat meningkatkan kecepatan metabolism basal sampai 15%. Selain itu, jumlah testosterone yang biasa disekresikan oleh testis selama masa remaja dan dewasa awal bahkan akan meningkatkan kecepatan metabolism sekitar 5-10% di atas nilai yang didapat bila testis tidak aktif. Peningkatan kecepatan metabolism tersebut mungkin disebabkan oleh pengaruh tidak langsung testosteon terhadap anabolisme protein, peningkatan kuantitas protein----terutama enzim----meningkatkan aktifitas semua sel. 8. Pengaruh pada sel darah merah Ketika testosterone dalam jumlah normal disuntikan pada orang dewasa yang dikastrasi, jumlah sel-sel darah merah per millimeter kubik, meingkat 1520%. Selain itu, rata-rata pria memiliki 700.000 sel-sel darah merah/mm3 lebih banyak dari rata-rata wanita. Perbedaan ini sebagian mungkin disebabkan oleh peningkatan kecepatan metabolism yang terjadi setelah pemberian testosterone dan bukan efek langsung testosterone terhadap pembentukan sel-sel darah merah. 9. Pengaruh pada elektrolit dan keseimbangan cairan Banyak hormone steroid dapat meningkatkkan reabsorpsi natrium di tubulus distal ginjal. Testosterone juga memiliki pengaruh tersebut tetapi hanya sedikit bila dibandingkan dengan pengaruh mineralokortikoid adrenal. Meskipun demikian, setelah pubertas, darah dan volume cairan ekstrasel pada pria meningkat dalam hubungannya dengan berat badan sebesar 5-10%.

37

Awal mula timbulnya pubertas telah menjadi misteri sejak lama. Akan tetapi, sudah jelas bahwa selama masa kanak-kanak hipotalamus tidak menyekresikan GnRH dalam jumlah yang bermakna. Hal tersebut disebabkan selama masa kanak-kanak, sekresi hormone steroid seks yang terkecil sudah mempunyai efek penghambat yang kuat terhadap sekresi GnRH oleh hipotalamus. Namun, oleh sebab yang tidak diketahui, pada saat pubertas, sekresi GnRH hipotalamus mampu melawan inhibisi yang timbul pada masa kanak-kanak, dan masa seksual dewasa pun dimulai.

SPERMATOGENSIS Selama pembentuka embrio, sel germinal primordial bermigrasi ke dalam testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang berada di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferus. Spermatogonia mulai mengalami pembelahan mitosis, yang dimulai saat pubertas, dan terus berproliferasi dan bersiferensiasi melalui berbagai tahap perkembangan untuk membentuk sperma.

Tahap-tahap spermatogenesis Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh hormone gonadotropik hipofisis anterior, yang dimulai rata-rata pada umur 13 tahun da terus berlanjut hamper di seluruh sisa kehidupan, namun sangat menurun pada usia tua.

38

Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia bermigrasi di antara sel-sel Sertoli menuju lumen sentral tubulus seminiferus. Sel-sel sertoli ini sangat besar, dengan pembungkus sitoplasma yang berlebihan yang mengelilingi spermatogonia yang sedang berkembang sampai menuju bagian tengah lumen tubulus.

Spermatogonia yang melewati lapisan pertahanan masuk ke dalam lapisan sel Sertoli akan dimodifikasi secara berangsur-angsur dan membesar untuk membentuk spermatosit primer yang besar. Setiap spermatosit tersebut, selanjutnya mengalami pembelahan mitosis untuk membentuk dua spermatosit sekunder. Setelah beberapa hari, spermatosit sekunder ini juga membelah menjadi spermatid yang akhirnyadimodifikasi menjadi spermatozoa (sperma). Selama masa pergantian dari tahap spermatosit ke tahap spermatid, 46 kromosom spermatozoa (23 pasang kromosom) dibagi sehingga 23 kromosom diberikan ke satu spermatid dan 23 lainnya ke spermatid yang kedua. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid tetap memiliki sifat-sifat yang lazim dari sel-sel epiteloid, tetapi spermatid tersebut segera berdiferensiasi dan memanjang menjadi spermatozoa, yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala terdiri dari inti sel yang padat dengan hanya sedikit sitoplasma dan lapisan membrane sel di sekelilingnya. Di bagian luar, dua per tiga anterior kepala terdapat selubung tebal yang disebut akrosom yang terutama dibentuk oleh apparatus golgi. Selubung ini mengandung sejumlah enzim yang serupa dengan enzim yang ditemukan pada lisosom dari sel-sel khas, meliputi hialuronidase (yang dapat mencerna filament proteoglikan jaringan) dan enzim proteolitik yang sangat kuat (yang dapat mencerna protein). Enzim ini memainkan peranan penting sehingga memungkinkan sperma untuk memasuki ovum dan membuahinya. Ekor sperma, yang disebut dengan flagellum, memiliki tiga komponen utama:
39

1.

Kerangka pusat yang dibentuk dari 11 mikrotubulus, yang secara keseluruhan disebut aksonema,

2. 3.

Membrane sel tipis yang menutupi aksonema; dan Sekelompok mitokondria yang mengelilingi aksonema di bagian proksimal ekor (badan ekor). Gerakan maju-mundur ekor (gerakan flagella) memberikan motilitas pada

sperma. Gerakan ini disebabkan oleh gerakan meluncur longitudinal secara ritmis di antara tubulus posterior dan anterior yang membentuk aksonema. Energy untuk proses ini disuplai dalam bentuk adenosine trifosfat yang disintesis oleh mitokondria di badan ekor. Sperma yang normal bergerak dalam medium cair dengan kecepatan 1 sampai 4 mm/menit. Kecepatan ini akan memungkinkan sperma untuk bergerak melalui traktus genitalia wanita untuk mencapai ovum. ANATOMI FISIOLOGI PAYUDARA WANITA Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. kelenjar ini bersamasama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui. Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui puting susu. Sebagai hasilnya, terdapat 15-20 saluran puting susu, mengakibatkan banyak lubang pada puting susu. Di belakang puting susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpanan kecil yang disebut lubang-lubang lactiferous

(lactiferous sinuses). Setiap lubang berdiameter 2-4 mm (0,08-0,16 inci). Lemak dan jaringan penghubung mengelilingi bola-bola jaringan kelenjar. Sejumlah jaringan lemak bergantung pada banyaknya faktor termasuk usia, persentase
40

lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang Cooper menghubungkan dinding dada pada kulit payudara, memberikan bentuk pada payudara dan keelastisannya. Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu : 1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.Korpus terdiri dari:
a. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus

adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
b. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. c. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada

tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). 2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah. Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula. Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu. 3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang - lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat - serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus
41

laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat - serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.Payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Masing - masing lobulus terdiri dari 20 - 40 lobulus. Selanjutnya masing - masing lobulus terdiri dari 10 - 100 alveoli dan masing - masing dihubungkan dengan saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu pohon.

Papilla Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

Gambar 2. Bentuk puting susu normal

Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

42

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

Pembentukan Air Susu. Air susu ibu mengandung lebih dari 100 zat. Pada dasarnya air susu merupakan emulsi lemak dalam fase cairan yang isotonic dengan plasma. Air susu manusia yang telah matang mengandung 3-5% lemak, 1% protein, 7% laktosa, dan 0,2% mineral, serta memberikan kalori sebesar 60-75kkal/dL. Kelompok lemak utama pada air susu manusia adalah trigliserida, yang memiliki kadar asam palmitat dan asam oleat yang paling banyak. Proteinprotein yang utama pada air susu manusia adalah kasein, laktoalbumin, laktoferin immunoglobulin A, lisozim, dan albumin. Kasein dan

laktoalbuminmerupakan protein susu yang spesifik; laktoalbumin merupakan bagian dari enzim laktosa sintetase. Laktosa merupakan jenis gula utama pada air susu manusia. Asam amino bebas, urea, kreatinin, dan kreatinin juga terdapat dalam air susu. Mineral yang di kandung meliputi natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan klorida. Air susu yang pertama kali
43

dikeluarkan setelah melahirkan di sebut kolestrum. Kolestrum mengandung protein yang lebih tinggi (sebagian besar immunoglobulin) serta kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan air susu yang di produksi kemudian. Sel epitel alveolus yang memproduksi susu merupakan sel yang terpolarisasi dan sangat berdiferensiasi yang berfungsi mengakumulasi, mensintesis,

mengemas, dan mengeluarkan komponen air susu. Pembentukan air susu meliputi empat jalur transeluler yang sesuai di dalam alveolus payudara: 1. Jalur utama yang meliputi sekresi kationmonopalen dan air. Air dialirkan melewati sel alveolus melalui gradient konsentrasi yang dibangun oleh gula susu yang yang spesifik; ion-ion mengikuti gradient elektrokimia. 2. Jalur yang kedua meliputi transport immunoglobulin yang dimediasi reseptor. Imunoglonbulin A memasuki sel epitel setelah berikatan dengan reseptornya, menjadi terinternalisasi dan ditranspor ke aparatus Golgi atau membrane apical pada sel unruk disekresi. 3. Jalur yang ketiga meliputi sintesis dan transport lemak susu. Yang disintesis didalam sitoplasma dan reticulum endoplasma halus. Lemak susu kemudian beragregasi menjadi droplet yang bergabung untuk membentuk globul lemak yang lebih besar. Globul lemak kemudian dikeluarkan dari bagian apical sel ke dalam lumen alveolar. 4. Jalur yang terakhir meliputi eksositosis vesikel sekretorik yang

mengandung protein susu spesifik, kalsium, fosfat, sitrat, dan laktosa. Vesikel ini terbentuk di dalam apparatus Golgi. Disini, kaein, yang merupakan suatu protein susu spesifik, membentuk misel dengan kalisum dan fosfat. Golgi bersifat impermeable terhadap laktosa. Karena Laktosa merupakan guka yang aktif secara osmotic, air ditarik ke dalam Golgi sehingga kandungan laktosa menentukan volume cairan susu.

44

CHILD ABUSE A. Pengertian Child abuse didefinisikan sebagai tindakan mencederai terhadap anak di bawah umur oleh seseorang. Child abuse dapat menimbulkan akibat yang berkepanjangan. B. Macam-macam child abuse Menurut Sitohang, child abuse dibedakan menjadi 4 macam : 1. Emotional Abuse Perlakuan yang dilakukan oleh orang tua seperti menolak anak, meneror, mengabaikan anak, atau mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak merasa dirinya tidak dicintai, atau merasa buruk atau tidak bernilai. Hal ini akan menyebabkan kerusakan mental fisik, sosial, mental dan emosional anak. Indikator fisik: kelainan bicara, gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan. Indikator perilaku: kelainan kebiasaan (menghisap, mengigit, atau memukul-mukul) 2. Physical Abuse Cedera yang dialami seorang anak bukan karena kecelakaan atau dapat juga diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa luka memar, luka bakar atau cedera di kepala atau lengan. Indikator fisik: luka memar, gigitan manusia, patah tulang, rambut yang tercabut, cakaran. Indikator perilaku: waspada saat bertemu degan orang dewasa, berperilaku ekstrem seerti agresif atau menyendiri, takut pada orang tua, takut untuk pulang ke rumah, menipu, berbohong, serta mencuri.

45

3. Neglect Kegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi anak, seperti tidak memberikan rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan, atau meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya. a. Indikator fisik : kelaparan, kebersihan diri yang rendah, selalu

mengantuk, kurangnya perhatian, dan masalah kesehatan yang tidak ditangani. b. Indikator kebiasaan : Meminta atau mencuri makanan, sering tidur, kurangnya perhatian pada masalah kesehatan, masalah kesehatan yang tidak ditangani, pakaian yang kurang memadai (pada musim dingin), ditinggalkan.

Gambar. Neglect 4. Sexual Abuse a. Pengertian Pelecehan seksual dalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban Pelecehan seksual adalah suatu tindakan yang menekan dan tidak diharapkan yang menyangkut seksualitas seseorang. Bentuknya bisa rayuan, godaan seksual yang tidak diinginkan, penghinaan gender yang dikaitkan dengan prestasi kerja, serta sentuhan, lirikan yang tidak pantas dalam artian mengandung unsur seksual, sampai dengan perkosaan. Hipotesis Jame C. Renick (1980)
46

Kekerasan seksual (sexual abuse), dapat didefinisikan sebagai perilaku seksual secara fisik maupun non fisik oleh orang yang lebih tua atau memiliki kekuasaan terhadap korban, bertujuan untuk memuaskan hasrat seksual pelakunya. Korban mungkin saja belum atau tidak memahami perlakuan yang dilakukan terhadap dirinya, mereka hanya merasa tidak nyaman, sakit, takut, merasa bersalah, dan perasaan lain yang tidak menyenangkan. Kekerasan seksual (sexual abuse) pada anak mencakup

penganiayaan seksual secara fisik dan non fisik. Kekerasan fisik antara lain menyentuh alat kelamin atau bagian tubuh lain yang bersifat pribadi, seks oral, penetrasi vagina/anus menggunakan penis atau benda lain, memaksa anak membuka pakaian, sampai tindak perkosaan. Sedangkan penganiyaan non fisik diantaranya memperlihatkan benda-benda yang bermuatan pornografi atau aktivitas seksual orang dewasa, eksploitasi anak dalam pornografi (gambar, foto, film, slide, majalah, buku), exhibitionism, atau mengintip kamar tidur/kamar mandi (voyeurism). Indikator fisik : kesulitan untuk berjalan atau duduk, adanya noda atau darah di baju dalam, nyeri atau gatal di area genital, memar atau perdarahan di area genital/ rektal, berpenyakit kelamin. Indikator kebiasaan : pengetahuan tentang seksual atau sentuhan seksual yang tidak sesuai dengan usia, perubahan pada penampilan, kurang bergaul dengan teman sebaya, tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan fisik, berperilaku permisif/ berperilaku yang menggairahkan, penurunan keinginan untuk sekolah, gangguan tidur, perilaku regressif (misal: ngompol)

47

Cedera Pd Genetalia Laki2

Cedera Pd Genetalia Perempuan

b.

Klasifikasi / tipe Menurut Resna dan darmawan (dalam huraerah, 2006:60) sexual abuse diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Rape (perkosaan) Perkosaan adalah tindakan pemaksaan untuk berhubungan seksual biasanya terjadi pada saat pelaku terlebih dahulu mengancam dengan memperlihatkan kekuatannya kepada anak. 2. Incest Incest, diartikan sebagai hubungan seksual atau aktivitas seksual lainnya antar individu yang mempunyai hubungan dekat, yang perkawinan di antara mereka dilarang, baik oleh hukum, kultur, maupun agama. 3. Eksploitasi Eksploitasi seksual meliputi prostitusi dan pornografi (Sudart, 2006).

c.

Etiologi Menurut Townsend (1998) factor yang predisposisi (yang berperan dalam pola penganiayaan anak (seksuak abuse) antara lain: 1. Teori biologis Pengaruh neurofisiologis. Perubahan dalam system limbik otak dapat mempengaruhi perilaku agresif pada beberapa individu Pengaruh biokimia, bermacam-macam neurotransmitter

(misalnya epinefrin, norepinefrin, dopamine, asetilkolin dan

48

serotonin) dapat memainkan peranan dalam memudahkan dan menghambat impuls-impuls agresif Pengaruh genetika. Beberapa penyelidikan telah melibatkan herediter sebagai komponen pada predisposisi untuk perilaku agresif seksual, baik ikatan genetik langsung maupun karyotip genetik XYY telah diteliti sebagai kemungkinan Kelainan otak. Berbagai kelainan otak mencakup tumor, trauma dan penyakit-penyakit tertentu (misalnya ensefalitis dan epilepsy), telah dilibatkan pada predisposisi pada perilaku agresif 2. Teori psikologis Teori psikoanalitik. Berbadai teori psikoanalitik telah membuat hipotesa bahwa agresi dan kekerasan adalah ekspresi terbuka dari ketidakperdayaan dan harga diri rendah, yang timbul bila kebutuhan-kebutuhan masa anak terhadap kepuasan dan keamanan tidak terpenuhi Teori pembelajaran. Teori ini mendalilkan bahwa perilaku agresif dan kekerasan dipelajari dari model yang membawa dan berpengaruh. Individu-individu yang dianiaya seperti anak-anak atau yang orang tuanya mendisiplinkan dengan hukuman fisik lebih mungkin untuk berperilaku kejam sebagai orang dewasa 3. Teori sosiokultural (pengaruh sosial) Pengaruh sosial. Ilmuwan social yakin bahwa perilaku agresif terutama merupakan hasil dari struktur budaya dan social seseorang. Pengaruh-pengaruh social dapat berperan pada

kekerasan saat individu menyadari bahwa kebutuhan dan hasrat mereka tidak dapat dipenuhi melalui cara-cara yang lazim dan mereka mengusahakan perilaku-perilaku kejahatan dalam suatu usaha untuk memperoleh akhir yang diharapkan.

49

d. Tanda-tanda anak mengalami sexual abuse 1. Balita Tanda-tanda fisik, antara lain memar pada alat kelamin atau mulut, iritasi kencing, penyakit kelamin, dan sakit kerongkongan tanpa penyebab jelas bisa merupakan indikasi seks oral. Tanda perilaku emosional dan sosial, antara lain sangat takut kepada siapa saja atau pada tempat tertentu atau orang tertentu, perubahan kelakuan yang tiba-tiba, gangguan tidur (susah tidur, mimpi buruk, dan ngompol), menarik diri atau depresi, serta perkembangan terhambat. 2. Anak usia prasekolah Gejalanya sama ditambah tanda-tanda berikut: Tanda fisik: antara lain perilaku regresif, seperti mengisap jempol, hiperaktif, keluhan somatik seperti sakit kepala yang terus-menerus, sakit perut, sembelit. Tanda pada perilaku emosional dan sosial: kelakuan yang tiba-tiba berubah, anak mengeluh sakit karena perlakuan seksual. Tanda pada perilaku seksual: masturbasi berlebihan, mencium secara seksual, mendesakkan tubuh, melakukan aktivitas seksual terang-terangan pada saudara atau teman sebaya, tahu banyak tentang aktivitas seksual, dan rasa ingin tahu berlebihan tentang masalah seksual. 3. Anak usia sekolah Memperlihatkan tanda-tanda di atas serta perubahan

kemampuan belajar, seperti susah konsentrasi, nilai turun, telat atau bolos, hubungan dengan teman terganggu, tidak percaya kepada orang dewasa, depresi, menarik diri, sedih, lesu, gangguan tidur, mimpi buruk, tak suka disentuh, serta menghindari hal-hal sekitar buka pakaian.
50

4. Remaja Tandanya sama dengan di atas dan kelakuan yang merusak diri sendiri, pikiran bunuh diri, gangguan makan, melarikan din, berbagai kenakalan remaja, penggunaan obat terlarang atau alkohol, kehamilan dini, melacur, seks di luar nikah, atau kelakuan seksual lain yang tak biasa. Sedangkan menurut Townsend (1998) simtomatologi dari penganiayaan/kekerasan seksual pada anak (sexual abuse) antara lain : Infeksi saluran kemih yang sering Kesulitan atau nyeri saat berjalan atau duduk Kemerahan atau gatal pada daerah genital, menggaruk daerah tersebu secara sering atau gelisah saat duduk Sering muntah Perilaku menggairahkan, dorongan masturbasi, bermain seks dewasa sebelum waktunya Ansietas berlebihan dan tidak percaya kepada orang lain Penganiyaan seksual pada anak yang lain. Kelainan saat Menstruasi Kelainan menstruasi yang biasanya dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan. Kelainan menstruasi tersebut antara lain : 1. PMS (PRE MENSTRUAL SYNDROM )

PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh : a. b. c. d. e. Sekresi estrogen yang abnormal. Kelebihan atau defisiensi progesteron. Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin. Kelebihan hormon anti diuresis. Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
51

Gejala-gejala yang sering ditemukan : a. b. c. Perasaan malas bergerak, badan terasa lemas. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam Kenaikan berat badan, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang

banyak d. e. f. g. Sukar berkonsentrasi Kelelahan Perubahan suasana hati Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan

perasaan-perasaan negatif lainnya. h. i. j. k. Mengalami kram perut (dismenorrhoe). Kepala nyeri Pingsan. Pinggang terasa pegal.

Penatalaksanaan PMS antara lain : a. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan,

dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih. b. c. Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis

tinggi, seminggu sebelum menstruasi. d. e. Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih. Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan

makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia. f. Diet harian atau makan makanan dalam porsi kecil, batasi konsumsi gula,

garam, alkohol, nikotin, pemberian vitamin B6, kalsium, magnesium, melakukan olahraga dan aktifitas lainnya. g. Obat atau pil kontrasepsi oral / progestin misal: medroksiprogesteron

asetat. NSAIDs, misal : aspirin ,naproksen, indometasin, asam mefenamat.


52

Progesteron, dengan injeksi

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut waktu menstruasi: Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang). Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri. Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi. Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi. Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.

2.

AMENORRHOE

Suatu keadaan tidak adanya haid, selam 3 bulan atau lebih. Yang terbagi atas : a. Amenorrhoe Primer, yaitu seorang wanita pada usia 18 tahun belum

pernah mendapatkan haid. Disebabkan oleh kelainan kongenital dan kelainan genetik. b. Amenorrhoe Sekunder, yaitu seorang wanita tidak mendapatkan haid,

tetapi sebelumnya pernah mengalami haid dengan siklus yang teratur. Disebabkan oleh gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, dan penyakit infeksi. c. Amenorrhoe Fisiologis, dapat terjadi : Sebelum pubertas Dalam kehamilan Dalam masa menyusui, kalau tidak menyusukan haid datang + 3 bulan setelah melahirkan, kalau menyusui dalam 6 bulan setelah melahirkan.
53

Dalam menopause

3.

PSEUDOMENORROE

Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput dara. Penyebab a. b. Kongenital, yaitu suatu keadaan dimana selaput dara tidak berlubang Acquisita, yaitu suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher

rahim atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri. Tanda dan gejala Nyeri + 5 hari tanpa pendarahan Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan karena adanya darah yang berkumpul dibelakangnya. Komplikasi a. b. c. Hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam vagina. Hematometra, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam rahim. Hematosalping, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam tubuh.

4.

MENSTRUASI PRAECOX

Perdarahan pada anak muda kurang dari 8 10 tahun yang disertai dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbuhan buah dada. Klasifikasi dan penyebab , dapat dibagi menjadi : a. Pubertas praecox yang disertai terbentuknya hormon gonadotropin dan

dapat menimbulkan kehamilan. b. Pseudo pubertas praecox yaitu tidak adanya hormon gonadotropin.

5.

HYPOMENORHOE

Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan

54

Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma. Penyebab Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin Tanda dan Gejala Waktu haid singkat, perdarahan haid singkat

6.

OLIGOMENORRHOE

Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari. Penyebab Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi ). Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi ). Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid. Tanda dan Gejala Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali Perdarahan haid biasanya berkurang

7.

HIPERMENORRHOE / MENORRHAGIA

Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal dan lebih lama disertai dengan adanya bekuan darah tetapi siklus teratur. Penyebab Terlalu lelah Mioma uteri Hipertensi Penyakit jantung Endometritis Hemofili (penyakit darah)
55

Tanda dan Gejala Waktu haid panjang 7 8 hari Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah; Siklus haid teratur

8.

POLIMENORRHOE

Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari. Penyebab Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis.

9.

METRORRHAGIA

Suatu keadaan dimana perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan masa haid karena terjadi diantara dua haid.

Penggolongan a. b. Disebabkan oleh kehamilan seperti : abortus, kehamilan ektopik Metrorrhagia di luar kehamilan: Karena luka yang tidak sembuh : Pada wanita menopause, wanita tanpa anak Pada wanita yang mempunyai anak banyak Peradangan endometritis Pengaruh hormonal

10. DISMENORRHOE Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus-menerus. Nyeri diduga karena kontraksi rahim. Penggolongan a. Dismenorrhoe primer, yaitu sejak menstruasi pertama kali, nyeri dan tidak

ada kelainan dari alat kandungan.


56

b.

Dismenorrhoe sekunder, yaitu nyeri haid yang terjadi kemudian, biasanya

terdapat kelainan dari alat kandungan. Penyebab a. Dismenorrhoe primer : Psikis Anemia,Tbc, kelelahan Servik sempit Endokrin

b.

Dismenorrhoe sekunder:

Terjadi pada : Infeksi : nyeri sudah terasa sebelum haid Nyeri bersifat kolik Nyeri disebabkan oleh tekanan tumor, nyeri masih ada setelah haid berhenti. Tanda dan gejala Rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid, kadang-kadang menyebar ke daerah pinggang dan paha. Rasa mual, muntah Sakit kepala Diare Rasa sakit seperti kejang berjangkit-jangkit. Pencegahan keram Olah raga ringan Tehnik Relaksasi Pengobatan Pemberian obat analgetik Istirahat ditempat tidur jika nyeri hebat Beri kompres hangat pada perut bawah untuk mengurangi rasa sakit Rendam air hangat Gosok daerah perut dengan tangan secara perlahan-lahan
57

Pengobatan Dismenore Primer Beberapa cara pengobatan di bawah ini mungkin dapat menghilangkan atau minimal membantu mengurangi nyeri haid yang mengganggu. Cara tersebut antara lain obat-obatan, rileksasi, hipnoterapi, dan berbagai alternatif pengobatan. a. Obat-obatan Analgetika: Nyeri ringan: aspirin, asetaminofen, propoksifen. Nyeri berat: prometazin, oksikodon, butalbital Sediaan hormonal: progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Beberapa dokter meresepkan pil KB untuk meredakan dismenore, tetapi hal itu tidak dianggap sebagai penggunaan yang tepat. Namun, hal itu dapat menjadi pengobatan yang sesuai bagi wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Pil KB atau pemberian progesteron saja (nortestosteron, medroksi progesteron asetat, didrogesteron) dari hari 5-25 siklus haid 5-10 mg/hari. Pengobatan berlangsung berbulan-bulan. Setelah keluhan nyeri berkurang, progesteron cukup diberikan pada hari ke-16 sampai ke-25 siklus haid.

Antiprostaglandin Saat ini antiprostaglandin banyak digunakan untuk terapi dismenorea. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin seperti aspirin, ibuprofen yang dijual bebas atau naproxen sodium adalah obat yang cukup kuat untuk mengatasi DP. Untuk kram yang berat, pemberian NSAID seperti naproksen atau piroksikan dapat membantu. NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, orang dengan gangguan saluran pencernaan, asma, dan alergi terhadap jenis obat ini. Sebaiknya obat diberikan pada awal timbulnya nyeri. Antiprostaglandin bekerja dengan memblok sintesa dan metabolisme prostaglandin. Jenis obat: Dosis: Frekuensi:
58

aspirin indometasin fenilbutazon ibuprofen naproksen asam mefenamat

650 mg 25 mg 100 mg 400-600 mg 250 mg 250 mg

4-6 kali/hari 3-4 kali/hari 4 kali/hari

3 kali/hari 2 kali/hari 4 kali/hari 3 kali/hari

asam meklofenamat

50-100 mg

pemberian dilakukan 24-72 jam prahaid

b.

Rileksasi

Tubuh kita bereaksi saat kita stres maupun ketika kita dalam keadaan rileks. Saat kita terancam atau takut, tubuh kita memberikan 2 macam reaksi, fight or flight, yang dicetuskan oleh hormon adrenalin. Otot tubuh menjadi tegang, napas lebih cepat, jantung berdenyut lebih cepat, tekanan darah meninggi untuk menyediakan oksigen bagi otot tubuh, gula dilepaskan dalam jumlah yang banyak dari hati untuk memberikan bahan bakar bagi otot, keseimbangan natrium dan kalium berubah, dan keringat mulai bercucuran. Tanda pertama yang menunjukan keadaan stres adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot. Akan tetapi, jika kita rileks maka kita menempatkan tubuh kita pada posisi yang sebaliknya. Otot tidak tegang dan tidak memerlukan sedemikian banyak oksigen dan gula, jantung berdenyut lebih lambat, tekanan darah menurun, napas lebih mudah, hati akan mengurangi pelepasan gula, natrium dan kalium dalam tubuh kembali seimbang, dan keringat berhenti bercucuran. Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama, ketika kita mengurangi stres kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi, dapat kita lihat perlunya rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri.
59

Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing. Sebuah latihan yang dirancang untuk meningkatkan kondisi otot berguna juga untuk mengatasi nyeri saat haid (lihat majalah Nirmala edisi no.09/II/September 2000 untuk lebih mengetahui kombinasi gerakannya).

c.

Hipnoterapi

Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola pikir dari yang negatif ke positif. Pendekatan yang umumnya dilakukan adalah memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakang permasalahan dapat diketahui dengan tepat. Caranya adalah saat menstruasi belum datang, rilekskan tubuh dalam posisi terlentang di tempat tidur dengan kedua tangan berada disamping tubuh. Nonaktifkan pikiran. Dengan mata yang terpejam, sadari kondisi saat itu. Setelah benar-benar rileks dan nyaman, pelan-pelan instruksikan pada diri sendiri sebuah perintah yang bunyinya, "rasa sakit yang biasanya datang saat menstruasi, hilang!". Ucapkan kalimat itu berulang-ulang dalam hati sembari meyakini bahwa hal itu pasti akan terjadi. Sekitar 15 kemudian, buka mata. Maka anda akan merasa segar dan nyaman, dan pikiran terasa lepas dari beban. Instruksi itu dengan sendirinya menunjukan pola pikir kita telah berubah. Menstruasi itu tidak harus sakit. Selama ini pikiran kita terpola bahwa menstruasi itu sakit, maka benar-benar sakit. Seminggu sesudah terapi, meskipun jadwal menstruasi tinggal 1 hari lagi datang, ia tidak merasakan apa-apa. Ketika haid muncul, tidak ada rasa panas dan nyeri yang biasa menyertainya. Pegal-pegal sedikit memang masih ada tapi tidak terasa mengganggu.

d.

Alternatif pengobatan

Selain pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, relaksasi, dan hipnoterapi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid.

60

Suhu panas merupakan ramuan tua yang patut dicoba. Gunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air panas di perut dan punggung bawah, serta minum minuman yang hangat. Mandi air hangat juga dapat membantu. Tidur dan istirahat yang cukup, serta olah raga teratur (termasuk banyak jalan). Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olah raga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktivitas selama haid. Pada kasus yang sangat jarang dan ekstrim, kadang diperlukan eksisi pada saraf uterus. Sebuah terapi alternatif, yaitu visualisasi_konsentrasi pada warna sakit sampai mencapai penguasaan atasnya_dapat membantu mengurangi nyeri haid. Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat menolong. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi sakit pada saat menstruasi : Mengurangi konsumsi kopi Tidak merokok maupun minum alkohol Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium, karena kalsium diduga dapat meringankan kram Memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran Suhu panas dapat memperingan keluhan. Lakukan pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah atau mandi dengan air hangat Olahraga. Mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri. Lakukan olahraga ringan seperti senam, jalan kaki, atau bersepeda pada saat
61

sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang. Beberapa posisi senam dapat menghilangkan kram, salah satunya peregangan kucing, yang berupa posisi merangkak, kemudian mengangkat punggung ke atas setinggi-tingginya. Posisi lainnya adalah berbaring dengan lutut ditekuk, kemudian angkat panggul dan bokong, bisa juga dengan posisi janin, yaitu menarik lutut ke arah dada sambil memeluk bantal atau botol berisis air hangat di perut. Melakukan aktivitas sehari-hari yang ringan juga membantu melupakan rasa sakit. Cukup tidur, karena kurang tidur menyebabkan kelelahan sehingga lebih sensitive terhadap sakit. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan obat pereda nyeri yang banyak beredar, misalnya aspirin Pijat daerah perut/abdomen secara perlahan-lahan Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengurangi dan mengatasi rasa sakit pada saat menstruasi mempunyei efek analgetik (meredakan rasa sakit), melancarkan sirkulasi darah, dan mencairkan bekuan darah.

Berikut contoh beberapa tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid . DAUN DEWA (Gynura segetum [Lour.] Merr.)

Bagian yang digunakan : seluruh tumbuhan/herba Efek : melancarkan sirkulasi darah, mencairkan bekuan darah, anti-coagulant

MAWAR (Rosa chinensis Jack.)

Bagian yang digunakan : Bunga


62

Efek : melancarkan sirkulasi darah, menormalkan siklus haid, antiradang, menghilangkan bengkak.

SIANTAN/SOKA (Ixora stricta Roxb.)

Bagian yang digunakan :bunga Efek : meredakan rasa sakit (analgetik), mengecilkan bekuan darah, melancarkan sirkulasi.

DAUN HIA/BARU CINA (Artemisia vulgaris L.)

Bagian yang digunakan : seluruh tumbuhan /herba Efek : menghilangkan sakit (analgetik), melancarkan peredaran darah, mengatur menstruasi, menghentikan pendarahan, menghilangkan rasa dingin.

GINJEAN (Leonurus sibiricus L.)

Bagian yang digunakan : seluruh tumbuhan (herba) Efek : melancarkan sirkulasi darah, menormalkan siklus haid, peluruh haid (emenagog), menghilangkan pembengkakan dan menciutkan rahim.

TEKI (Cyperus rotundus L.)

Bagian yang digunakan : umbi Efek : menormalkan siklus haid, menghilangkan sakit (analgetik), melancarkan vital energi. Merupakan obat penting untuk penyakit-penyakit pada wanita (gynecological diseases)
63

Temulawak(Curcuma xanthorrhiza)

Bagian yang digunakan : rimpang Efek : sebagai peluruh haid (emenagog), tonikum, antiradang, hepatoprotektor, dan lain-lain.

Berikut contoh resep tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri menstruasi (dismenore) :

30 gram temu lawak + 30 gram temu hitam + 20 gram jahe + 20 gram asam jawa + gula aren secukupnya, dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, airnya diminum.

3 kuntum bunga mawar merah + 2 kuntum bunga siantan/soka + 15 gram bunga bugenfil, dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.

15-30 gram daun dewa segar + 20 gram kunyit, dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.

30 gram daun hia/baru cina segar atau 15 gram yang kering direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, airnya diminum.

20 gram ginjean kering + 10 gram umbi rumput teki kering, dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari. Catatan : Untuk perebusan gunakan periuk tanah, panci enamel atau panci kaca.
64

11. MENOMETRORRHAGIA Perdarahan uterus yang tidak teratur, interval non-siklik dan dengan darah yang berlebihan (>80 ml) dan atau dengan durasi yang panjang ( > 7 hari).

12. INTERMENSTRUAL BLEEDING Perdarahan di antara siklus menstruasi.

SPERMACHE Selama masa kanak-kanak hipotalamus tidak menyekresikan GnRH dalam jumlah yang bermakna. Ini disebabkan karena selama masa kanak-kanak, sekresi hormon steroid seks yang terkecil sudah mempunyai efek penghambat yang kuat terhadap sekresi GnRH oleh hipotalamus. Pada saat pubertas, sekresi GnRH hipotalamus mampu melawan inhibisi yang timbul sehingga masa seksual dewasa pun dimulai. Namun terdapat penelitian yang berkembang terhadap peranan leptin, yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh sel lemak. Pada permulaan dan progresi pubertas, leptin telah dibuktikan merupakan salah satu dari berbagai faktor yang mempengaruhi pematangan sekresi GnRH. Selain itu, hormon androgen mulai berfungsi dan sperma atau sel bibit pria akan terus menerus dihasilkan sehingga seumur hidup oleh sepasang buah sakar (testis). Sperma yang sudah matang akan dikeluarkan melalui saluran sperma. Dalam perjalannya ratusan juta sperma akan bercampur dengan air many yang diproduksi oleh kelenjar kelamin dan keluar melalui saluran kencing (uretra). Pada saat air mani dikeluarkan, secara otomatis kandungan kencing akan tertutup. Memancarnya sperma melalui saluran kencing (uretra) ini disebut ejakulasi dan terjadinya ejakulasi yang pertama menandakan seorang laki-laki telah matang secara biologis, artinya mereka dapat menghamili seorang perempuan. Keluarnya air mani (ejakulasi) yang terjadi pada saat tidur dalam istilah awam dikenal dengan mimpi basah karena didahului dengan adanya mimpi yang berhubungan adanya rangsangan seksual. Hal ini disebabkan karena testis
65

(buah zakar) yang telah penuh berisi dengan sperma. Testis terus menerus memproduksi sperma dan mimpi basah merupakan cara alamiah untuk mengeluarkan sperma. Ejakulasi atau keluarnya sperma didahului oleh merenggangnya penis yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena meningkatnya aliran darah dalam penis. Ereksi sudah terjadi sejak bayi dan makin sering terjadi setelah dewasa. Ereksi umumnya terjadi pada saat bangun tidur karena kandungan air seni yang penuh dan pada saat adanya rangsangan seksual.

MENARCHE Menarche adalah haid yang pertama kali datang. Haid adalah perdarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Haid merupakan ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan kehamilan (Depkes RI, 1998). Fisiologis Menarche Munculnya haid pertama terjadi di tengah-tengah masa pubertas (ratarata 13 tahun), yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hubungan Hipotalamus, Hipofisis dan Ovarium (Hypotalamic-Pituitari-Ovarikratis). Hal ini merupakan hasil kerjasama antara Korteks Serebri, Hipotalamus, Hipofisis, varium, Glanduna Supra Renalis dan Kelenjar-kelenjar Endokrin lainnya. Antara usia 13-46 tahun, 400-500 folikel primordial cukup berkembang untuk mengeluarkan ovum, satu buah tiap bulannya, sisanya mengalami degenerasi (atretik). Pada permulaan masa kanak-kanak sistem ini sudah berjalan kemudian tidak berfungsi lagi disebabkan sistem proses itu sangat peka terhadap steroid, sehingga menghambat proses itu sendiri. Rendahnya

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) pada saat itu juga akibat unsur instrinsik penghambat susunan saraf yang mempunyai mekanisme penekanan denyutan (GnRH).
66

Saat sebelum masa pubertas, sekresi GnRH secara pulstabil dengan frekuensi rendah telah dimulai 4 tahun sebelum menarche, diikuti dengan kenaikan sekresi LH oleh Hipofisis pada malam hari. Pada masa pubertas, sekresi GnRH yang berfrekuensi rendah pelan-pelan berubah seperti wanita dewasa dengan sekresi yang berlangsung selama 24 jam, pola sekresi FSH dan LH juga mengikuti perubahan-perubahan sekresi pulstabil GnRH ini. Menurut Teori Neurohormonal yang dianut sekarang, Hipotalamus mengawasi sekresi hormon Gonodotropin oleh Adeno Hipofisis melalui sekresi Nurohormon yang disalurkan ke sel-sel Adeno Hipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus yang dapat merangsang produksi dan pelepasan Gonadotropin dari Hipofisis. Folikel-folikel yang berkembang selama sebelum menghasilkan hormon estrogen dan kemudian mati, yang lainnya telah dirangsang FSH sehingga folikel ini berkembang mensekresi estrogen. Semakin lama jumlah folikel yang dirangsang semakin banyak sehingga kadar estrogen semakin tinggi. Pematangan ovvarium saat pubertas menyebabkan dimulainya produksi estrogen oleh sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum. Siklus dari sel granulosa menyebabkan perkembangan dan atresia saat pubertas. Ovum mulai matang di bawah pengaruh estrogen ovarium yang diproduksi oleh sel granulosa tersebut. Selain untuk pematangan oosit, estrogen dari sel granulosa akan mengatur produksi gondotropin oleh kelenjar hipofisis. Dengan aksis H-H-O yang telah mengalami pematangan sempurna, estrogen akan menyebabkan pemantangan folikel ovarium yang dominan, yang selanjutnya menyebabkan ovulasi. Setelah ovum yang pertama ovulasi, folikel ovarium yang kolaps mengubah dirinya menjadi korpus luteum dan mulai memproduksi progesteron. Respon endometrium terhadap estrogen adalah proliferasi atau mengerut dan terputus-putus lapisan endometrium mengalami deskuamasi sehingga terjadi perdarahan dan mengalir melalui vagina berwujud sebagai haid pertama atau menarche. Sedangkan terhadap progesteron adalah dengan
67

mengubah jaringan sekretorik yang mampu menunjang implantasi embrio. Pada tahun pertama menarkhe terjadi siklus menstruasi yang

aninvoluntoir. Ini menggambarkan kurang matangnya respon umpan balik positif hipotalamus terhadapestrogen ovarium. Pola perdarahan saat mestruasi terjadi lebih awal setelah menarkhe yang menggambarkan paparan estrogen yang terus-menerus pada ovarium dan peluruhan endometrium yang berproliferasi.

Tabel 1. Klasifikasi Kematangan Seksual pada Remaja Putri Umur 8-9 tahun (SMR 1) 10-12 tahun (SMR 2) Praremaja Rambut Pubis Praremaja Payudara

Jarang, halus, tipis, pigmentasi Payudara dan papila naik sedikit, ringan, lurus, di bagian tengah diameter daerah puting (areola) labia. bertambah.

13-14 tahun (SMR 3)

Lebih hitam, mulai keriting, tambah Payudara dan areola bertambah banyak. besar, belum ada kontur.

15-16 tahun (SMR 4)

Kasar, keriting, banyak, tapi masih Bentuk areola dan papila seperti kurang banyak dari dewasa. gundukan. segitiga Mature, rangsangan puting, areola ke masuk dalam kontur.

>17 tahun (SMR 5)

Seperti daerah

orang

dewasa,

genitalia,

menyebar

tengah paha.

Tabel 2. Klasifikasi Kematangan Seksual pada Remaja Putra umur 8-9 tahun (SMR 1) Rambut pubis Tidak ada penis Praremaja Testis Praremaja Pembesaran skrotum; pink,

10-12 tahun (SMR Sedikit, panjang, pigmentasi Pembesaran ringan. 2) ringan.

tekstur berubah. 13-14 tahun (SMR Lebuh hitam, mulai keriting, Memanjang. 3) sedikit.
68

Membesar.

15-16 tahun (SMR Menyerupai dewasa, lebih Glans membesar dan Membesar, skrotum 4) sedikit, kasar, keriting. bertambah ukurannya. hitam. Ukuran dewasa

>17 tahun (SMR 5) Seperti distribusi dewasa, Ukuran dewasa menyebar ke tengah paha. From Tanner JM: Growth at Adolescence, 2nd ed. Oxford, England.

69

PENGKAJIAN 1. Data biografi Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan : Anak E : 14 tahun : perempuan : pengamen jalanan

2. Sejarah Sebelum memulai pengkajian, perawat hendaknya melakukan history (sejarah) mengenai sexual abuse kepada klien karena hal ini merupakan langkah awal yang sangat penting guna melakukan pengkajian lebih lanjut. perawat juga harus meminta izin terbelbih dahulu kepada klien. Karena pada saat menceritakan peristiwa sering menimbulkan rasa takut atau malu, perawat harus meyakinkan, empati, dan tidak menghakimi dan tidak perlu terburu-buru dalam melakukan pengkajian kepada pasien. Privasi harus terjamin. Berikut ini pedoman wawancara yang baik dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan aspek psikoseksual : a. menggunakan pendekatan yang jujur dan berdasarkan fakta yang menyadari bahwa klien sedang mempunyai pertanyaan atau masalah seksual.

b. Mempertahankan kontak mata dan duduk dekat klien (menciptakan hubungan saling percaya / trust . c. Memberikan waktu yang memadai untuk membahas masalah seksual, jangan terburu-buru. d. Menggunakan pertanyaan yang terbuka, umum dan luas untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, persepsi dan dampak penyakit berkaitan dengan seksualitas. e. Jangan mendesak klien untuk membicarakan mengenai seksualitas, biarkan terbuka untuk dibicarakan pada waktu yang akan datang. f. Masalah citra diri, kegiatan hidup sehari-hari dan fungsi sebelum sakit dapat dipakai untuk mulai membahas masalah seksual.

70

g. Amati klien selama interaksi, dapat memberikan informasi tentang masalah apa yang dibahas, begitu pula masalah apa yang dihindari klien. h. Minta klien untuk mengklarifikasi komunikasi verbal dan nonverbal yang belum jelas. i. Berinisiatif untuk membahas masalah seksual berarti menghargai klien sebagai makhluk seksual, memungkinkan timbulnya pertanyaan tentang masalah seksual. Perawat memunculkan rincian spesifik, termasuk :

Jenis luka yang diderita (khususnya ke mulut, payudara, vagina, dan rektum) Setiap perdarahan dari atau lecet pada pasien atau penyerang (untuk membantu menilai risiko penularan HIV dan hepatitis)

Deskripsi serangan (misalnya, yang lubang yang menembus, apakah ejakulasi terjadi atau kondom digunakan)

penyerang yang menggunakan agresi, ancaman, senjata, dan perilaku kekerasan

Deskripsi dari si penyerang Tanggal, waktu, dan lokasi (akrab bagi pasien?) Informasi tentang penyerang (nomor, nama, jika diketahui, deskripsi) Penggunaan ancaman, pembatasan, atau senjata Jenis hubungan seksual (vaginal, oral, dubur; penggunaan kondom?) Jenis cedera extragenital berkelanjutan Kejadian perdarahan (pasien atau penyerang) Kejadian dan lokasi ejakulasi oleh penyerang

Keadaan serangan, termasuk :

Kegiatan pasien setelah serangan, seperti : Douching atau mandi Penggunaan tampon atau pembalut wanita Buang air kecil atau buang air besar Mengganti pakaian Makan atau minum
71

Penggunaan pasta gigi, obat kumur, enema, atau obat-obatan

3. Pengumpulan data Kondisi pakaian (misalnya, rusak, bernoda, mengikuti materi asing) Kecil sampel pakaian, termasuk sampel unstained, diberikan kepada polisi atau laboratorium sampel rambut, termasuk rambut longgar mengikuti pasien atau pakaian, air mani-bertatahkan rambut kemaluan, dan dipotong kulit kepala dan rambut kemaluan pasien (setidaknya 10 dari masing-masing untuk perbandingan) Semen yang diambil dari leher rahim, vagina, dubur, dan paha Darah yang diambil dari pasien Kering sampel darah penyerang yang diambil dari tubuh pasien dan pakaian Air seni Air liur Usapan mukosa bukal Kuku kliping dan mengorek Spesimen lainnya, seperti ditunjukkan oleh sejarah atau pemeriksaan fisik

4. Pemeriksaan Fisik Inspeksi : dilakukan secara Had-to-toe, tetapi lebih di spesifikkan di daerah penganiayaan, yaitu struktur pelvis dan daerah genetalia. Di kaji adanya tanda-tanda berikut : Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung. Payudara membesar dan mengencang. Robekan di daerah genetalia, yaitu robekan di fourchete posterior.

Palpasi : o Payudara : pada kasus tidak terindentifikasi o Abdomen : terdapat nyeri tekan dan dismenore (klien mengalami menarche).
72

o Genetalia : -rectal toucher untuk mengkaji terjadinya ruptur hymen. Pemeriksaan bimanual pelvis : pemeriksaan bimanual untuk memriksa ukuran dan posisi dari vagina, uterus, adnexa( tuba valopi ) dan rectum.

5. Pemeriksaan diagnostik - Ultrasonografi / USG digunakan untuk mendiagnosis adanya lesi viseral. Dan untuk mengetahui keadaan janin saat kehamilan. Tetapi pada kasus ini, hasil pemeriksaan dari USG belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan, karena klien baru mengalami menarche dan jarak penganiayaan seksualnya baru berlangsung 3 hari. - CT-scan lebih sensitif dan spesifik untuk lesi serebral akut dan kronik, hanya diindikasikan pada pengniayaan anak atau seorang bayi yang mengalami trauma kepala yang berat. - MRI (Magnetik Resonance Imaging) lebih sensitif pada lesi yang subakut dan kronik seperti perdarahan subdural dan sub arakhnoid. - Pemeriksaan kolposkopi untuk mengevaluasi anak yang mengalami penganiayaan seksual. Laboratorium : Jika dijumpai luka memar, perlu dilakuak skrining perdarahan. Pada penganiayaan seksual, dilakukan pemeriksaan: - Swab untuk analisa asam fosfatase, spermatozoa dalam 72 jam setelah penganiayaan seksual. - Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal untuk genokokus - Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis BAnalisa rambut pubis

Perlu dikaji berbagai mekanisme koping yang mungkin digunakan klien untuk mengekspresikan masalah seksualnya, antara lain : a.Fantasi, mungkin digunakan untuk meningkatkan kepuasan sekasual. b.Denial, mungkin digunakan untuk tidak mengakui adanya konflik atau ketidakpuasan seksual.
73

c.Rasionalisasi, mungkin digunakan untuk memperoleh pembenaran atau penerimaan tentang motif, perilaku, perasaan dan dorongan seksual. d.Menarik Diri, mungkin dilakukan untuk mengatasi perasaan lemah, perasaan ambivalensi terhadap hubungan intim yang belum terselesaikan secara tuntas.

74

ASUHAN KEPERAWATAN No 1 Diagnosa Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan robekan pada fourchette posterior Tujuan Tupan : Klien mengatakan nyeri hilang Intervensi Mandiri : 1. Kaji keluhan Rasional Mandiri : 1. Membantu

nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala 010)

dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyaman dan kebutuhan untuk mengetahui

DO : Terdapat robekan di fourchette posterior DS : 2. Bantu pasien

keefektifan analgesic 2. Membantu

menemukan posisi yang nyaman

pasien untuk rileksdan istirahat

Kolaborasi : 1. Berikan alagesik

secara efektif

sesuai indikasi

1.

Menghilangkan

ketidaknyamanan

75

akibat nyeri dan menghilangkan nyeri

Harga diri rendah b.d interaksi interpesonal yang negatif, ketidakberdayaan

Tupan : klien mengalami pengurangan atau peredaan ansietas dan stres

Mandiri : 1. Berikan pemberi

Mandiri 1. Untuk

asuhan dan lingkungan teraupetik yang konsisten

meredakan stres anak dan menjadi model peran bagi keluarga

DO : DS : -

selama hospitalisasi. 2. Tunjukkan 2. Agar klien

penerimaan terhadap anak dan tidak mengharapkan balasan. 3. Perlihatkan

merasa kita sungguhsungguh melakukan tindakan

3.

Karena semua

perhatian tetapi tidak mendukung tingkah laku yang tidak

anak memiliki kebutuhan ini.

76

benar. 4. Puji kemampuan 4. Agar anak dapat

anak untuk meningkatkan harga diri 5. Perlakukan anak

lebih termotivasi untuk meningkatkan harga dirinya. 5. Untuk

sebagai orang yang memiliki masalah fisik khusus yang memerlukan hospitalisasi, bukan sebagai korban penganiayaan. 6. Hindari

meningkatkan harga diri si anak tersebut

6.

Karena

mengajukan pertanyaan terlalu banyak

memberikan banyak pertanyaan dapat menjengkelkan anak 7. Menceritakan

7.

sediakan satu

kejadian dengan

77

orang yang konsisten b.d anak berkenaan dgn kejadian penganiayaan sehingga anak tidak terbebani. 3 Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan kondisi lingkungan Tupan : Klien tidak lagi mengalami penganiayaan(pemerkosa an) Mandiri : 1. Implementasika

orang lain mungkin akan mengurangi beban si anak tersebut

Mandiri : 1. Laporkan hal-

n upaya untuk mencegah penganiayaan.

hal mencurigakan ke pihak berwenang 2. Bantu

DO : DS : Klien menjadi seorang yang pendiam dan susah berkomunikasi orang tua terutama ayah

2.

waspadai tanda-

memindahkan anak dari lingkungan yang tidak aman dan tempatkan ke dlm lingkungan yang aman 3. Tetapkan upaya

tanda berlangsungnya penganiayaan 3. Bantu orang tua

mengidentifikasi situasi yang mencetuskan tindakan

perlindungan bagi

78

penganiayaan dan cara alternatif untuk melepaskan kemarahan selain dengan menyerang anak 4. Dorong pasien

anak yang dirawat di rumah sakit sesuai indikasi untuk mencegah berlanjutnya penganiayaan di rumah sakit

untuk mengekspresikan perasaan, seperti berduka 5. Gali bersama 4. Untuk

mempermudah pasien dalam mengetahui perasaan pasien

pasien mengenai pasien keberhasilan yang telah di peroleh atau yang akan

5.

Memberikan

kepercayaan diri pada pasien agar pasien lebih merasa nyaman

79

Ansietas berhubungan dengan keadaan lingkungan sosial DO : DS : Klien menjadi seorang yang pendiam dan susah berkomunikasi orang tua terutama ayah

Tupan : Klien mengatakan bahwa ia merasa tenang

Mandiri : 1. Ajarkan pasien

Mandiri : 1. Bantu pasien

untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk

2.

Berikan

menghadapi rasa takut ini 2. Membantu

lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan menolak untuk bicara 3. Bantu pasien

pasien untuk merasa di terima apa adanya kondisi tanpa perasaan di hakimi

atau orang terdekat dalam mengenali

3.

Dukungan dan

konseling dari orang

80

dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini

terdekat yang sering di perlukan untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa strategi control/ koping tersedia

Risiko tinggi : infeksi berhubungan dengan proses perawatan bekas robekan

Tupan : Tidak terjadi infeksi

1.

Tetap pada

1.

Tetapkan

fasilitas control infeksi, sterilisasi dan prosedur / kebijakan aseptic

mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi

DO : Terdapat robekan di fourchette

2.

Uji kesterilan

2.

Benda-benda

semua peralatan

yang dipaket

81

posterior DS : -

mungkin tampak steril, meskipun demikian, setiap benda harus secara 3. Uji studi teliti di periksa kesterilan nya, adanya kerusakanpada paket

laboratorium untuk kemungkinan infeksi sistemik 4. Identifikasi

gangguan pada pada teknik aseptic dan atasi dengan segera pada waktu terjadi 3. Untuk

menentukan intervensi selanjutnya

4.

Kontaminasi

dengan lingkungan atau kontak personal akan menyebabkan

82

daerah daerah yang steril menjadi tidak steril sehingga dapat meningkat risiko infeksi

83

TERAPI FARMAKOLOGI OBAT ANTI CEMAS a. Diazepam Novodipam, Valium, Val-release, Vazepam, Zetran. Klasifikasi: Agens antianxietas; Antikonvulsan; Relaksan otot skelet; Benzodiazepin Indikasi: Gangguan anxietas Gejala anxietas (efektivitas dalam periode lebih dari 4 bulan dievaluasi) Gejala putus alcohol akut Spasme otot skelet Gangguan konvulsif (terapi penunjang) Status epileptikus Sedasi prabedah dan pemulihan anxietas Amnesia anterogad Kerja: Mendepresi tingkat subkortikal system saraf pusat, terutama pada system limbikm dan formats reticular. Dapat meningkatkan efek inhibitor kuat neurotransmitter asam gammaaminobutirat (GABA) di otak sehingga mengakibatkan efek sedasi. Seluruh tingkat depresi SSP dapat terpengaruh, dari sedasi ringan, hypnosis, sampai koma. Farmakokinetik Absorpsi : diabsorpsi dengan cepat dari traktus GI; absorpsi IM lambat dan tidak konsisten. Distribusi : didistribusi luas. Menembus barier darah-otak dan plasenta; diekskresi dalam ASI. Metabolism dan Ekskresi : dimetabolisme oleh hati; metabolit aktif, yang berperan dalam efek obat, diekskresi sebagian besar oleh ginjal. Waktu paruh : 20-50 jam.

84

Kontraindikasi dan Kewaspadaan Kontraindikasi pada: o Hipersensitifitas terhadap obat ini atau benzodiazepine lain. o Kombinasi dengan depresan lain. o Kehamilan dan laktasi o Glaucoma sudut sempit. o Syok o Koma Penggunaan dengan kewaspadaan pada: o Pasien lansia atau lemah. o Pasien dengan disfungsi ginjal atau hati o Individu dengan riwayat penyalahgunaan/ketergantungan obat. o Pasien depresi/bunuh diri o Bayi Reaksi Merugikan dan Efek samping SSP : mengantuk, keletihan, ataksia, pusing, konfusi, sakit kepala, sinkop, eksitasi paradoksis. KV : bradikardia; dengan penggunaan IV : hipotensi, syok, kolaps kardiovaskular. Derm : ruam, dermatitis, gatal, nyeri pada tempat injeksi. Endo : ginekomastia, galaktorea. GI : mulut kering, mual/muntah, diare, konstipasi, anoreksia,

peningkatan/penurunan berat badan, lidah membengkak, rasa seperti metal atau pahit. GU : retensi urine, inkontinensia, menstruasi tidak teratur, perubahan libido. Hemat : neurotropenia, granulositopenia. Resp : depresi pernapasan (dengan penggunaan IV) Lain-lain : toleransi, ketergantungan fisik dan psikologis. Interaksi Obat-obat:

85

o Depresan SSP lain (termasuk alcohol, barbiturate, narkotik), antipsikotik, antidepresan, antihistamin: depresi SSP tambahan. o Simetidin dan asam valproat: meningkatkan efek diazepam. o Kontrasepsi oral : meningkatkan atau menurunkan efek diazepam. o Cerutu dan kafein: menurunkan efek diazepam. o Fenitoin : meningkatkan kadar serum fenitoin (risiko toksisitas). o Levodopa : menurunkan efek levodopa. o Agens penyekat neuromuscular : meningkatkan depresi pernapasan. o Digoksin : menurunkan ekskresi digoksin, meningkatkan kemungkinan toksisitas. o Obat-obat antituberkular : dapat meningkatkan atau menurunkan kadar: Disulfiram : menurunkan klirens diazepam. Semua obat dalam bentuk larutan atau spuit : diazepam parenteral. Rute dan Dosis Anxietas, gangguan konfulsif o PO (dewasa) : 2-10 mg bid atau qid. o PO pelepasan lama (extended release) (dewasa) : 15-30 mg satu kali sehari. o PO (anak di atas 6 bulan) : 1-2,5 mg tid atau qid. o IM, IV (dewasa) : 2-10 mg tid atau qid sesuai kebutuhan; dapat diulangi secepat mungkin dalam 1 jam, untuk maksimum 30 mg dalam periode 8 jam. Farmakodinamik Rute Awitan PO IM IV 30-60 menit 15-30 menit 1-5 menit Puncak 1-2 jam 1-2 jam 15-30 menit Durasi 15-60 menit mengendapkan

Implikasi keperawatan o Pengkajian

86

kaji tingkat anxietas. Gejala meliputi: kegelisahan, pacing, insomnia, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, peningkatan tekanan darah, konfusi, tremor, dan bicara cepat. Kaji gagasan bunuh diri (depresan SSP memperburuk gejala pasien depresi). Kaji riwayat alergi, sensitivitas terhadap obat ini atau benzodiazepine lain. Kaji timbulnya reaksi merugikan atau efek samping. Kaji tanggal menstruasi terakhir (kemungkinan kehamilan),

penggunaan kontrasepsi. b. Lorazepam Ativan Klasifikasi: agen antianxietas, Benzodiazepin, Relaksan otot skelet,

antikonvulsan, depresan SSP. Indikasi: Pengobatan gangguan anxietas. Pemulihan gejala anxietas sementara. Anxietas berkaitan dengan depresi. Sedasi prabedah. Mual/muntah berkaitan dengan kemoterapi pada pasien kanker. Kerja: Depresi tingkat subkortikal system saraf pusat, terutama system limbic dan formats retikularis. Mungkin meningkatkan efek inhibitor kuat neurotransmitter GABA dalam otak sehingga menghasilkan efek penenang. Seluruh tingkat depresi SSP bisa terpengaruh, dari sedasi ringan, hypnosis, sampai koma. Farmakokinetik Absorpsi : diabsorpsi dengan mudah setelah pemberian oral dan IM.

87

Distribusi : didistribusi secara luas, menembus barier darah-otak dan plasenta; diekskresi dalam ASI. Metabolisme dan Ekskresi : dimetabolis oleh hati, menghasilkan metabolit tidak aktif yang diekskresi oleh ginjal. Waktu Paruh : 10-20 jam. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Kontraindikasi pada : o Hipersensitivitas pada obat ini atau benzodiazepine lain. o Kombinasi dengan depresan SSP lain. o Kehamilan dan laktasi. o Glaucoma sudut-sempit. o Syok. o Koma. o Anak di bawah 12 tahun (preparat oral). o Anak di bawah usia 18 (preparat parenteral). Penggunaan dengan kewaspadaan : o Pasien lansia atau lemah. o Pasien disfungsi hati atau ginjal. o Individu dengan riwayat penyalahgunaan/ketergantungan obat. o Pasien depresi/bunuh diri. Reaksi Merugikan dan Efek samping SSP : mengantuk, keletihan, ataksia, pusing, konfusi, sakit kepala, sinkop, eksitasi paradoksis. KV : hipotensi, hipertensi. Derm : ruam kulit, nyeri, dan kemerahan pada tempat injeksi IM. Endo : ginekomastia, galaktorea. GI : mulut kering, mual/muntah, anoreksia. Resp : depresi pernapasan (dengan penggunaan IV). Lain-lain : toleransi, ketergantungan fisis dan psikologis. Interaksi

88

Obat-obat : o Depressan SSP lain (termasuk alcohol, barbiturate, narkotik),

antipsikotik, antidepresan, antihistamin, antikonvulsan: depresi SSP tambahan. o Rokok sigaret dan kefein : menurunkan efek lorazepam. o Agens penyekat neuromuscular : meningkatkan depresi pernapasan. o Digoksin : menurunkan ekskresi digoksin, meningkatkan kemungkinan toksisitas. Rute dan Dosis Anxietas, gangguan anxietas, anxietas berkaitan dengan depresi. o PO (dewasa) : 2-3 mg bid atau tid. o PO (pasien geriatric/lemah) : 1-2 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Sedasi, gejala anxietas. o IV (dewasa) : 2 mg total atau 0,044 mg/kg, gunakan dosis yang lebih kecil. Farmakodinamik Rute Awitan PO IM IV 15-45 menit 15-30 menit 5-15 menit Puncak 2 jam 60-90 menit 60-90 menit Durasi 16 jam

Implikasi keperawatan Pengkajian o Kaji tingkat anxietas. Gejala meliputi kegelisahan, pacing, insomnia, ketidakmampuan berkonsentrasi, peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, peningkatan tekanan darah, konfusi, tremor, bicara cepat. o Kaji adanya gagasan bunuh diri (depresan SSP memperburuk gejala pada pasien depresi). o Kaji riwayat alergi, sensitivitas terhadap obat ini atau benzodiazepine lain.

89

o Kaji adanya efek samping atau reaksi merugikan. c. Alprazolam Xanax Klasifikasi: Antianxietas, Benzodiazepin, Relaksan otot skelet, antikonvulsan. Indikasi: Gangguan anxietas. Pemulihan gejala-gejala anxietas sementara. Anxietas berkaitan dengan depresi. Penggunaan dalam penelitian : gangguan panic, keefektifan terapi lebih dari 4 bulan belum dievaluasi. Kerja: Mendepresi subkortikal SSP terutama system limbic dan formats reticular. Dapat meningkatkan efek penghambatan kuat GABA dalam otak, dengan demikian, menyebabkan efek penenang. Dapat terjadi depresi seluruh tingkat SSP, dari efek sedasi ringan, hypnosis, sampai koma. Farmakokinetik Absorpsi : diabsorspi dengan cepat dalam traktus GI. Distribusi : didistribusi secara luas. Menembus barier darah-otak dan plasenta; diekskresi dalam air susu ibu. Metabolisme dan Ekskresi : dimetabolis hati; menghasilkan metabolit tidak aktif yang sebagian besar diekskresi dengan cepat oleh ginjal. Waktu Paruh : 12-15 jam. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Kontraindikasi pada : o Hipersensitivitas terhadap obat. o Kombinasi dengan depresan SSP lain. o Kehamilan dan laktasi. o Glaucoma sudut-sempit. o Anak-anak di bawah usia 18 tahun.

90

Penggunaan dengan kewaspadaan : o Pasien lansia dan pasien lemah. o Pasien dengan disfungsi hati atau ginjal. o Pasien dengan riwayat penyalahgunaan/ketergantungan obat. o Pasien depresi/bunuh diri. Reaksi Merugikan dan Efek samping SSP : mengantuk, keletihan, ataksia, pusing, konfusi, sakit kepala, sinkop, eksitasi paradoksis, penglihatan kabur. KV : takikardia, hipotensi ortostatik, perubahan EKG. Derm : ruam, dermatitis, gatal-gatal. Endo : ginekomastia, galaktorea. GI : mulut kering, mual/muntah, diare, konstipasi, anoreksia. GU : retensi urine, inkontinensia, menstruasi tidak teratur, perubahan libido. Lain-lain : toleransi, ketergantungan fisik dan psikologis. Interaksi Obat-obat : o Depresan SSP lain (termasuk alcohol, barbiturate, dan narkotik), antipsikotik, antidepresan, antihistamin, antikonvulsan : menambah depresi SSP. o Simetidin: meningkatkan efek alprazolam. o Kontrasepsi oral : meningkatkan atau mengurangi efek alprazolam. o Rokok dan kefein : menurunkan efek alprazolam. o Agens penyekat neuromuscular : meningkatkan depresi pernapasan. o Digoksin : menurunkan ekskresi digoksin; meningkatkan kemungkinan toksisitas. o Disulfiram : menurunkan klirens alprazolam. o Rifampin, asam valproat: menurunkan efek alprazolam. o Levodopa : menurunkan efek levodopa. Rute dan Dosis Anxietas; gangguan anxietas; anxietas berkaitan dengan depresi

91

o PO (dewasa) : 0,25-0,5 mg tid; dosis total tidak melebihi 4 mg/hari dalam dosis terbagi. o PO (pasien geriatric atau lemah) : dosis awal 0,25 mg bid-tid. Farmakodinamik Rute PO Awitan 30-60 menit Puncak 0,7-1,6 jam Durasi

Implikasi keperawatan Pengkajian o kaji tingkat anxietas, gejala-gejalanya meliputi: kegelisahan, menjaga jarak, insomnia, ketidakmampuan berkonsentrasi, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, peningkatan tekanan darah, konfusi, tremor, bicara cepat. o Kaji adanya pikiran bunuh diri (depresan SSP dapat memperburuk gejala pada pasien depresi). o Kaji riwayat alergi atau sensitivitas terhadap obat ini atau benzodiazepine lain. OBAT ANTI DEPRESI (ANTI DEPRESSANT) a. Imipramine Janimine, SK-Pramine, Tipramine, Tofranil Klasifikasi: Antidepresan trisiklik. Indikasi: Depresi mayor disertai gejala melankolia atau psikotik. Depresi berkaitan dengan penyakit organic, alkoholisme, skizofrenia, atau retardasi mental. Fase depresi gangguan bipolar. Enuresis pada anak usia 6 tahun atau lebih. Penggunaan dalam penelitian : gangguan deficit perhatian pada anak-anak, nyeri kronik, gangguan makan, dan gangguan panic. Kerja: Mekanisme kerja yang tepat belum jelas.

92

Menyekat

pengambilan

kembali

norepinefrin

dan

serotonin

neurotransmitter, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengoreksi kekurangan yang diperkirakan berkontribusi menimbulkan alam perasaan melankolia pada pasien depresi. Farmakokinetik Absorpsi : diabsorpsi dengan mudah dari traktus GI setelah pemberian oral. Distribusi : didistribusi secara luas. Menembus barier darah-otak dan plasenta. Masuk dalam ASI. Metabolisme dan Ekskresi : dimetabolis oleh hati menjadi metabolit aktif dan tidak aktif. Diekskresi dalam urine; sejumlah kecil diekskresi melalui feses. Waktu Paruh : 8-16 jam. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Kontraindikasi pada : o Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antidepresan trisiklik lain. o Hipersensitivitas terhadap pewarna tartrazin (dalam kapsul Tofranil-PM 100 dan 125 mg, dalam tablet Janimine 10 dan 25 mg). o Penggunaan bersama dengan inhibitor MAO. o Periode penyembuhan akut setelah infark miokard. o Anak dibawah 6 tahun. o Kehamilan dan laktasi (penggunaan yang aman belum terbukti). Penggunaan dengan kewaspadaan : o Pasien dengan riwayat kejang. o Retensi urine. o Glaucoma. o Gangguan kardiovaskular. o Insufisiensi ginjal atau hati. o Pasien psikotik. o Pasien lansia atau lemah. o Porfiria intermitten akut. Reaksi Merugikan dan Efek samping

93

SSP : mengantuk, pusing, kelemahan, sakit kepala, keletihan, konfusi, letargi, deficit memori, gangguan konsentrasi, tremor, ataksia, tinnitus. KV : hipotensi ortostatik, takikardia, dan aritmia lain, gagal jantung. Derm : ruam kulit, urtikaria, fotosensitivitas, eritema, petekia. GI : mulut kering, konstipasi, mual, muntah, anoreksia, diare, kram abdomen, refluks esophagus. GU : retensi urine, ginekomastia, pembengkakan testis, menstruasi tidak teratur, galaktorea. Hemat : trombositopenia, leucopenia, eosinofilia, purpura. Hepat : ikterus, hepatitis. Lain-lain : peningkatan berat badan, kongesti nasal, alopesia, hipotermia, neuropati perifer. Interaksi Obat-obat : o Inhibitor MAO : krisis hiperpiretik, krisis hipertensif, kejang berat, takikardia, kematian. o Guanetidin, klonidin : menurunkan efek obat-obatan ini. o Simetidin : meningkatkan kadar serum imipramin. o Amfetamin, simpatomimetik : meningkatkan efek hipertensif dan jantung obat-obatan ini. o Depresan SSP (termasuk alcohol, barbiturate, benzodiazepine) : meningkatkan efek SSP. o Pengobatan tiroid : takikardia, aritmia. o Metilfenidat, fenotiazin, haloperidol : meningkatkan kadar imipramin serum. o Etklorvinol : delirium sementara. Rute dan Dosis PO (remaja/geriatric) : dosis awal : 30-40 mg/hari. Jarang melebihi 100 mg/hari. Farmakodinamik

94

Rute Awitan PO IM 2-4 minggu 2-4 minggu

Puncak 1-2 jam 30 menit

Durasi Berminggu-minggu Berminggu-minggu

Implikasi keperawatan Pengkajian o Kaji gagasan, rencana, cara bunuh diri. Kaji perubahan alam perasaan alam secara tiba-tiba, yang dapat mengindikasi keputusan pasien untuk melakukan bunuh diri. o Kaji status mental setiap haari: alam perasaan, penampilan, pola pikir dan komunikasi, gagasan bunuh diri. o Kaji adanya gejala diskrasia darah : tenggorok sakit, demam, malaise, perdarahan tidak wajar, mudah memar. b. Fluoxetine Prozac Klasifikasi: penguat antidepresan bisiklik serotonin. Indikasi: Gangguan depresif mayor. Penggunaan dalam penelitian : obesitas eksogen, gangguan kompulsif obsesif. Kerja: Menyekat pengambilan kembali serotonin prasinaps, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengoreksi kekurangan yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolia pada pasien depresi. Farmakokinetik Absorpsi : diabsorpsi dengan lambat dari traktur GI setelah pemberian oral. Distribusi : nampaknya didistribusi secara luas. Tidak diketahui jika obat menembus barier plasenta atau masuk dalam ASI. Metabolisme dan Ekskresi : dimetabolis oleh hati menjadi beberapa metabolit, termasuk metabolit aktif norfluoksetin. Diekskresi oleh ginjal. Waktu Paruh : 2-3 hari (fluoksetin); 7-9 hari (norfluoksetin).
95

Kontraindikasi dan Kewaspadaan Kontraindikasi pada : o Hipersensitivitas terhadap obat. o Anak; kehamilan dan kehamilan. Penggunaan dengan kewaspadaan : o pasien dengan riwayat kejang. o Pasien dengan berat badan rendah atau anoreksia. o Insufisiensi ginjal atau hati. o Pasien lansia atau lemah. o Pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat. o Pasien bunuh diri. o Pasien yang baru mengalami infark miokard. o Keefektifan dalam penggunaan jangka panjang (lebih dari 5-6 minggu) belum dievaluasi. Reaksi Merugikan dan Efek samping SSP : sakit kepala, kegugupan, insomnia, mengantuk, anxietas, tremor, pusing, keletihan, penurunan konsentrasi, gangguan penglihatan, konvulsi. KV : kemerahan disertai rasa panas, palpitasi, migraine, hipotensi ortostatik, aritmia. Derm : ruam, pruritus, urtikaria. GI : mual, diare, mulut kering, anoreksia, penurunan berat badan, konstipasi, kram abdomen. GU : dismenore, disfungsi seksual, sering berkemih, infeksi traktus urinarius, retensi urine, penurunan libido. Hemat : anemia, trombositopenia, leucopenia, trombositemia. Lain-lain : keringat berlebihan, kelemahan, demam/mengggigil, nyeri persendian, dan otot. Interaksi Obat-obat : o Obat aktif SSP : interaksi belum dibuktikan; gunakan secara hati-hati. o Diazepam : waktu paruh diazepam memanjang.
96

o Inhibitor MAO : potensial krisis hipertensi. Beri jarak waktu sedikitnya 14 hari antara penghentian inhibitor MAO dan permulaan terapi fluoksetin. o Triptofan : toksisitas pusat dan perifer, agitasi, kegelisahan, distress GI. o Warfarin : meningkatkan aktivitas warfarin. Rute dan Dosis PO (dewasa) : dosis awal : 20 mg/hari diberikan pada pagi hari. Dosis padat ditingkatkan setelah beberapa minggu jika tidak ada perbaikan klinis. Dosis diatas 20 mg/hari harus diberikan bid (pagi dan siang). Dosis maksimum : 80 mg/hari. Farmakodinamik Rute Awitan Puncak Durasi PO 3-5 jam 6-8 jam Berminggu-minggu

Implikasi keperawatan Pengkajian o kaji gagasan, rencana, dan cara bunuh diri. Kaji perubahan alam perasaan secara tiba-tiba, yang dapat mengindikasi keputusan pasien untuk melakukan bunuh diri. o Kaji status mental setiap harian : alam perasaan, penampilan, pola pikir dan komunikasi, tingkat minat terhadap lingkungan dan aktivitas, gagasan bunuh diri. Perbaikan pola perilaku ini dan tingkat energy diharapkan dalam 2-4 minggu setelah dimulainya terapi. o Kaji adanya gejala diskrasia darah : tenggorok sakit, demam, malaise, perdarahan tidak wajar, mudah memar. o Kaji tanda-tanda vital, berat badan. o Kaji riwayat alergi, sensitivitas terhadap obat ini. o Kaji riwayat glaukoma VAKSIN HEPATITIS B Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang dapat ditularkan melalui darah atau hubungan seksual atau dengan orang yang

97

terinfeksi dan dapat menyebabkan penyakit yang parah (sirosis) atau kanker hati. Beberapa orang dapat menderita penyakit hepatitis B dan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Orang-orang ini dapat menularkan penyakit ini tanpa menyadarinya. Indikasi Berbagi penggunaan peralatan injeksi Pembuatan tato atau tindik badan dengan menggunakan peralatan yang tidak steril Luka karena jarum narkoba Seks yang tidak aman Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada waktu melahirkan dan melalui air susu ibu Dari anak ke anak, biasanya melalui kontak bagian tubuh yang sakit atau luka yang terbuka. National Health and Medical Research Council (Dewan Penelitian Kesehatan dan Medis Nasional) menganjurkan bahwa sebaiknya semua anak antara umur 10 sampai 13 tahun menerima vaksinasi hepatitis B kecuali jika mereka telah menerima serangkaian vaksin. Farmakokinetik Vaksin ini mengandung protein hepatitis B, aluminium hidroksida dan ragi. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Wanita muda, siapapun, yang sedang atau merasa dirinya mungkin sedang hamil tidak boleh divaksinasi. Reaksi Merugikan dan Efek Samping Efek ringan o Rasa nyeri di tempat injeksi (5%). o Demam ringan 2-3%) o Pening. o Pusing o Rasa sakit otot dan persendian.

98

Efek Berat o Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah yang bisa mengakibatkan ketidaksadaran dan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Ini jarang terjadi setelah vaksinasi. Para perawat dilatih sepenuhnya dalam perawatan anafilaksis. Jika reaksi-reaksi ringan ini terjadi, efek samping dapat dikurangi dengan: o Beri anak anda minum lebih banyak. o Tidak memakai pakaian yang berlebihan. o Taruh kain basah yang dingin diatas tempat suntikan yang sakit. o Beri anak anda paracetamol untuk mengurangi ketidaknyamanan

(perhatikan dosis yang direkomendasi sesuai dengan umur anak anda). o Jika reaksi-reaksi menjadi parah atau berlangsung lama, atau jika anda khawatir tentang anak anda, hubungi dokter anda atau rumah sakit. Rute dan Dosis Rangkaian vaksin hepatitis B memberI perlindungan yang bertahan lama dan dosis booster tidak perlu. Kaum remaja memerlukan dua dosis vaksin untuk dilindungi melawan penyakit hepatitis B. Dua dosis vaksin Hepatitis B sekarang telah disetujui untuk remaja berusia 1115 tahun dan melibatkan pemberian kedua dosis tersebut dengan selang waktu 4-6 bulan. Implikasi Keperawatan Sebelum imunisasi, beritahu dokter atau perawat jika anak anda: o Kurang enak badan pada hari dilakukannya imunisasi. o Punya reaksi yang parah/langsung terhadap vaksin apa saja. AZT (ZIDOVUDINE) UNTUK PENCEGAHAN HIV DAN SEBAGAI PROFILAKSIS ANTI INFEKSI AZT (Retrovir) adalah obat yang dipakai untuk terapi antiretroviral (ART). Obat ini pertama kali dibuat oleh GlaxoSmithKline (GSK), tetapi sekarang tersedia dari beberapa produsen, termasuk di Indonesia. AZT adalah obat pertama yang disetujui untuk mengobati HIV.

99

Klasifikasi Versi Kimia Farma bernama Reviral. AZT juga dikenal sebagai azidodeoxythymidine, zidovudine atau ZDV. Obat ini termasuk golongan analog nukleosida atau nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI). Indikasi AZT disetujui pada 1987 sebagai obat antiretroviral (ARV) untuk orang dengan infeksi HIV. Takaran disetujui untuk anak di atas usia enam minggu serta untuk bayi yang baru lahir dari ibu HIV-positif, untuk mencegah penularan HIV-nya. Kerja ZT diuji coba pada orang tanpa gejala penyakit HIV. Penelitian ini menunjukkan tidak ada manfaat dari penggunaan AZT. Tetapi AZT dipakai sebagai bagian dari terapi kombinasi untuk orang yang terpajan HIV (berisiko terinfeksi) melalui kecelakaan di tempat kerja (misalnya tertusuk jarum suntik atau darah terkena luka). Penggunaan obat ini dikenal sebagai post-exposure prophylaxis atau profilaksis (pencegahan dengan obat) pascapajanan. Waktu HIV menggandakan diri, sebagian dari bibit HIV baru menjadi sedikit berbeda dengan aslinya. Jenis berbeda ini disebut mutan. Kebanyakan mutan langsung mati, tetapi beberapa di antaranya terus menggandakan diri, walaupun kita tetap memakai ART mutan tersebut ternyata kebal terhadap obat. Jika ini terjadi, obat tidak bekerja lagi. Hal ini disebut sebagai mengembangkan resistansi terhadap obat tersebut. Kadang kala, jika virus kita mengembangkan resistansi terhadap satu macam obat, virus juga menjadi resistan terhadap ARV lain. Ini disebut resistansi silang atau cross resistance terhadap obat atau golongan obat lain. Resistansi dapat segera berkembang. Sangat penting memakai ARV sesuai dengan petunjuk dan jadwal, serta tidak melewati atau mengurangi dosis. Farmakokinetik Obat golongan ini menghambat enzim reverse transcriptase. Enzim ini mengubah bahan genetik (RNA) HIV menjadikannya bentuk DNA. Ini harus

100

terjadi sebelum kode genetik HIV dapat dimasukkan ke kode genetik sel yang terinfeksi HIV. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Haemoglobin rendah, neutrofil rendah, hyperbilirubinemia Reaksi Merugikan dan Efek Samping Jika kita mulai memakai ART, kita mungkin mengalami efek samping sementara, misalnya sakit kepala, darah tinggi, atau seluruh badan terasa tidak enak. Efek samping ini biasanya lambat laun membaik dan hilang. Beberapa pasien yang memakai AZT terus mengalami mual, muntah, sakit kepala dan kelelahan. Efek samping yang paling berat akibat AZT adalah anemia, neutropenia dan miopati. Namun sangat sedikit orang mengalami efek samping ini. Efek samping AZT mungkin lebih berat jika dipakai dengan beberapa obat lain. Metadon dapat meningkatkan jumlah AZT dalam darah. Bila kita memakai metadon bersamaan dengan AZT, waspada terhadap efek samping AZT. Interaksi AZT dapat berinteraksi dengan obat lain, suplemen atau jamu yang kita pakai. Interaksi ini dapat mengubah jumlah masing-masing obat yang masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis atau dosis rendah. Interaksi baru terusmenerus diketahui. Pastikan dokter tahu SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai. AZT tidak boleh dipakai dengan d4T. AZT harus dipakai dalam kombinasi dengan ARV lain, kecuali jika dipakai untuk mencegah penularan dari ibu-kebayi atau pascapajanan. Rute dan Dosis Takaran AZT yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 500mg hingga 600mg per hari, dipakai dua kali sehari. AZT tersedia berbentuk tablet atau pil dengan isi 100mg dan 300mg, dan dalam bentuk cairan. Pada 2009, FDA AS menyetujui pedoman takaran baru untuk anak berusia 4 minggu ke atas. Takaran berdasarkan berat badan, dan boleh dipakai dua atau tiga kali sehari. Implikasi Keperawatan

101

Perawat dan dokter harus mempertimbangkan jumlah CD4 (reseptor pada limfosit T4 yang menjadi target sel utama HIV), viral load, gejala yang kita alami, dan sikap kita terhadap penggunaan ART. LEVONORGESTREL UNTUK MENCEGAH KEHAMILAN Klasifikasi Jadelle Implant (2x75 mg) Norplant Implant Plan B Indikasi Untuk mencegah kehamilan: o Tablet (oral) sebagai kontrasepsi darurat. o Implant sebagai kontraseptif jangka panjang (5 tahun). Kerja Menghambat ovulasi. Menghambat fertilisasi melalui penghambatan transport sperma dan/atau ovum. Menghambat implantasi antara lain melalui gangguan terhadap endometrium. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Tromboflebitis atau gangguan tromboembolik aktif. Perdarahan genital yang tidak diketahui penyebabnya. Kehamilan. Penyakit hati akut, tumor hati jinak ataupun ganas. Karsinoma payudara. Riwayat hipertensi intrakranial idiopatik. Hipersensitif terhadap levonorgestrel Reaksi Merugikan dan Efek Samping Gangguan siklus menstruasi, amenorrhea, seperti menorrhagia, menometrorrhagia, dan lain

oligomenorrhea,

dismenorrhea,

polimenorrhea,

sebagainya, yang umumnya makin parah seiring dengan lamanya terapi. Gangguan sistem syaraf pusat, seperti pusing, sakit kepala, mual, muntah, Keputihan, pruritus pada vagina, infeksi saluran kemih.

102

Peningkatan berat badan. Interaksi Dengan Obat Lain : Levonorgestrel tidak direkomendasikan untuk wanita yang mengkonsumsi obat-obat penenang dan antiepilepsi seperti Fenitoin, Fenobarbital,

Karbamazepin atau Okskarbazepin, sebab akan mengurangi efektivitas levonorgestrel. Obat-obat tersebut dapat meningkatkan metabolisme

levonorgestrel melalui induksi sistem enzim mikrosomal hati yang bekerja memetabolismelevonorgestrel. Untuk wanita-wanita yang mengkonsumsi obatobat tersebut dalam jangka panjang harus digunakan metoda kontrasepsi lain, sedangkan apabila konsumsi jangka pendek, disarankan untuk menggunakan metoda kontrasepsi back-up yang sesuai (misalnya kondom atau spermisida) selama periode tersebut. Beberapa jenis obat berikut ini juga dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi oral, antara lain antibiotika, bosentan, griseofulvin, modafinil, rifabutin, rifampisin, rifapentine, ritonavir, troglitazon, pioglitazon, warfarin Dengan Makanan : Produk herbal yang mengandung St. Johns Wort (Hypericum perforatum) dapat menginduksi sistem enzim mikrosomal hati (Sitokrom P450), oleh sebab itu dapat mengurangi efektivitas levonorgestrel. Rute dan Dosis Tablet (oral): o Untuk mendapatkan efikasi yang optimal, tablet levonorgestrel (0,75 mg) harus diberikan sesegera mungkin, maksimal 72 jam setelah intercourse. o Tablet berikutnya (kedua) harus dikonsumsi 12 jam kemudian. Apabila terjadi muntah dalam waktu 1 jam setelah dikonsumsi, kemungkinan harus dilakukan ulangan / penggantian pemberian. o Levonorgestrel per oral dapat digunakan kapan saja selama siklus menstruasi. Implant:

103

o Satu set implant biasanya terdiri dari dua buah implant berbentuk silindris yang fleksibel, masing-masing mengandung 75 mg levonorgestrel. Dosis total levonorgestrel yang harus diberikan adalah 150 mg. Penyisipan kedua buah implant harus dilakukan dalam 7 hari pertama setelah mulai menstruasi, dan harus dilakukan oleh seorang professional kesehatan yang sudah menguasai teknik penyisipan implant dengan memperhatikan prosedur penyisipan implant. Penyisipan implant dilakukan secara subdermal di bagian tengah permukaan bagian dalam lengan atas, sekitar 8 10 cm di atas medial epicondyle. Kedua implant harus diletakkan dalam posisi berbentuk "V" dengan sudut sekitar 30 derajat. Penyisipan yang baik akan mempermudah pengeluaran implant kelak. Setelah 5 tahun implant harus dikeluarkan dan dapat diganti apabila diinginkan untuk

memperpanjang kontrasepsi. Implikasi Keperawatan Implant levonorgestrel harus dikeluarkan apabila akan memulai program kontraseptif baru, baik dalam bentuk implant, suntikan ataupun per oral. Jika tidak kemungkinan besar akan terjadi gangguan perdarahan uterin. ETHINYL ESTRADIOL UNTUK MENCEGAH KEHAMILAN Klasifikasi Activella Femhrt Ortho-Prefest Orthocept Estinyl Lynoral Indikasi Gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan dengan menopause. (Tidak ada bukti bahwa estrogen efektif mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang mungkin terjadi selama atau sebelum menopause, oleh sebab itu tidak boleh diberikan untuk indikasi tersebut) Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif karsinoma prostat yang tak dapat dioperasi, pada tahap lanjut

104

Terapi paliatif kanker payudara yang tak dapat dioperasi, hanya dilakukan dengan pertimbangan khusus: misalnya pada wanita yang sudah lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit yang makin parah dan resisten terhadap radiasi. Memacu pertumbuhan endometrium. Memacu penebalan, stratifikasi, dan kornifikasi vagina. Menyebabkan pertumbuhan duktus kelenjar mammae. Menghambat laktasi. Menghambat sekresi hormon-hormon dari hipofisis anterior. Menyebabkan dilatasi kapiler, retensi cairan dan anabolisme protein. Kerja Memacu pertumbuhan endometrium. Memacu penebalan, stratifikasi, dan kornifikasi vagina. Menyebabkan pertumbuhan duktus kelenjar mammae. Menghambat laktasi. Menghambat sekresi hormon-hormon dari hipofisis anterior. Menyebabkan dilatasi kapiler, retensi cairan dan anabolisme protein. Kontraindikasi dan Kewaspadaan Estrogen tidak boleh diberikan kepada pasien dengan: o Kanker atau dugaan kanker payudara, kecuali ada pertimbangan khusus (lihat Indikasi) o Neoplasia, terutama yang bergantung estrogen o Perdarahan genital abnormal o Tromboflebitis aktif atau gangguan tromboembolik o Riwayat tromboflebitis, trombosis, atau gangguan tromboembolik yang dikaitkan dengan penggunaan estrogen sebelumnya (kecuali apabila digunakan dalam pengobatan kanker prostat atau payudara) o Kehamilan o Menyusui Reaksi Merugikan dan Efek Samping Terapi dengan senyawa-senyawa estrogen sintetik jangka panjang Meningkatkan risiko karsinoma endometrium, payudara, vagina, mulut rahim, dan hati. Menyebabkan cacat pada janin yang dikandung, aborsi spontan, kelahiran prematur dan kehamilan ektopik

105

Disamping dapat meningkatkan neoplasia dan kecacatan pada janin dalam kandungan, terapi estrogenik (termasuk sebagai kontraseptif oral) juga dapat menyebabkan Gangguan genitouterin, antara lain meningkatnya insidensi penyakit kandung kemih,perdarahan atau bercak, perubahan pola menstruasi (dismenorrhea, amenorrhea selama atau setelah terapi), PMS (premenstrual-like syndrome), kandidiasis vagina, dan lain-lain. Payudara membesar dan kendur, kadang-kadang merangsang keluarnya ASI walaupun tidak sedang menyusui Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, kram lambung, kembung, jaundice. Gangguan kulit, seperti chloasma atau melasma yang dapat menetap walaupun terapi sudah dihentikan, eritema,erupsi disertai perdarahan, rambut rontok. Gangguan sistem syaraf pusat, seperti sakit kepala, migraine, pusing, depresi Tromboembolism. Berat badan meningkat atau bahkan menurun. Penurunan libido Interaksi Dengan Obat Lain : o Etinilestradiol : substrat : CYP2C8/9 (minor), 3A4(mayor), 3A5-7 (minor). Inhibisi : CYP1A2 (lemah) 2B6 (lemah), 2C19(lemah), 3A4 (lemah) o Asetaminofen dan asam askorbat dapat meningkatkan level plasma komponen estrogen. o Atorvastatin dan indinavir meningkatkan level plasma kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal kombinasi meningkatkan level plasma lprazolam,klordiazepoksida,siklosforin, prednisolon,selegilin,teofilin, antidepresan trisiklik. o CYP3A4 induser dapat menurunkan level.efek etinilestradiol dan diazepam,

norethindron:contoh induser o Aminoglutetimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin dan rifamisin. Kontrasepsi hormonal kombinasi dapat menurunkan level

106

plasma asetaminofen, asam klofibrat, lorazepam, morfin, oxasepam, asam salisilat, temazepam. o Efek kontrasepsi dapat menurun oleh cetrien, aminoglutetimd, amprenavir, antikonvulsan, griseovulfin, lopinavir, nelfinavir, penisilin, rifampin, ritonavir, tetrasiklin, troglitazon. o Kontrasepsi oral dapat menurunkan efek turunan kumarin. Dengan Makanan : Hindari alkohol, kafein (efek kafein terhadap SSP akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan kontrasepsi hormonal

kombinasi).Jus jeruk akan meningkatkan konsentrasi etinilestradiol. Rute dan Dosis Simpan pada suhu 2 - 30 C Diberikan secara siklus hanya dalam jangka pendek, untuk pengobatan gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan dengan menopause. Dosis terendah yang dapat mengendalikan gejala ini harus ditentukan dengan seksama dan pengobatan harus dihentikan sesegera mungkin. Pemberian dilakukan dalam siklus (misalnya 3 minggu diberikan, 1 minggu tidak). Penghentian terapi atau pengurangan dosis harus dilakukan setiap interval 3-6 bulan. Dosis yang umum, 1 tablet 0,02 mg atau 0,05 mg sekali sehari. Dalam beberapa kasus, dosis yang efektif adalah 0,02 mg sekali dua hari. Pada awal menopause dimana menstruasi spontan masih berlangsung, dosis efektif adalah 0,05 mg satu kali sehari selama 21 hari lalu diikuti oleh masa istirahat (tidak diberi obat) selama 7 hari. Pada kasus yang parah, misalnya pada kastrasi karena pembedahan atau radiasi, dapat diberikan tablet 0,05 mg tiga kali sehari pada awalnya, namun bila kondisi klinis sudah membaik (biasanya setelah beberapa minggu) dosis harus diturunkan. Diberikan secara siklus, misalnya dalam pengobatan hipogonadism pada wanita. Dosis 0,05 mg tiga kali sehari selama 2 minggu pertama siklus menstruasi teoritis. Kemudian diikuti pemberian progesteron selama 2 minggu selanjutnya. Regimen ini dilanjutkan sampai 3-6 bulan Setelah itu pemberian dihentikan selama 2 bulan untuk melihat pengaruh terapi. Jika pasien dapat menstruasi tanpa pemberian terapi maka terapi dihentikan, namun apabila masih belum dapat, terapi diulang

107

kembali. Diberikan secara kronis, misalnya pada pengobatan paliatif kanker prostat yang semakin parah dan tak dapat dioperasi. Dosis 0,05 mg tiga atau empat kali sehari. Untuk pengobatan paliatif kanker payudara yang semakin parah dan tak dapat dioperasi, dengan pertimbangan khusus, dosis 0,5 mg tiga kali sehari. Implikasi Keperawatan Terapi dengan senyawa-senyawa estrogen sintetik jangka panjang

:Meningkatkan risiko karsinoma endometrium: Banyak hasil penelitian, baik percobaan pada hewan maupun studi epidemiologi menunjukkan bahwa penggunaan estrogen sintetik dapat meningkatkan risiko karsinoma

endometrium. Banyak hasil penelitian, baik percobaan pada hewan maupun studi epidemiologi menunjukkan bahwa penggunaan estrogen sintetik dapat meningkatkan risiko karsinoma endometrium. Meningkatkan risiko kanker payudara, vagina, mulut rahim, dan kanker hati .Terapi estrogen pada pria (misalnya pada pengobatan prostat) juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. TERAPI NONFARMAKOLOGI ANXIETY MANAGEMENT Kecemasan adalah rasa takut kronis dalam membatasi kemampuan untuk melaksanakan normal fungsi. Cemas sering disertai dengan serangan panik yang sering dikatakan dengan serangan kecemasan. Kecemasan kebanyakan berhubungan dengan rasa takut atau fobia spesifik, seperti kecemasan sosial atau kinerja kecemasan. Kegelisahan menyebabkan kita menjadi tidak stabil, penurunan penilaian rasional dan mengekspos kami untuk bahaya yang lebih besar. Berikut adalah beberapa solusi: Ingatlah bahwa anda tidak dalam keadaan atau posisi bahaya. Ambillah nafas dalam. Lakukan 10 lompatan kecil. Baca sebuah buku lelucon. Ingatlah penyebab dari kecemasan anda.

108

Hadapi ketakutan anda dan lakukan itu secara teratur sampai perasaan anda terkendali. Temukan kegiatan yang menarik sehingga mengalihkan pemikiran anda tentang kecemasan. 1. Terapi relaksasi Relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku yang dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan (Goldfried dan Davidson, 1976). Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari dirumah (dalam Walker, 1981). Pada saat individu mengalami ketegangan dan kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf simpatetis, sedangkan saat rileks yang bekerja adalah sistem saraf para simpatetis. Jadi relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, sehingga timbul counter conditioning dan penghilangan (Prawitasari, 1988). Ada banyak manfaat nyata dari latihan relaksasi. Burn (dalam Utami, 2002) melaporkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi, antara lain: Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stres. Penelitian yang dilakukan Dewi (1998) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan ketegangan pada siswa sekolah penerbang. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi. Penelitian Hoelscher dan Lichstein (1986) serta Karyono (1994) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan tekanan darah systolic dan diastolic pada penderita hipertensi. Selanjutnya Weil dan Goldfried dan Davidson (dalam Utami, 2002) bahkan telah membuktikan keberhasilan penggunaan relaksasi pada penderita insomnia yang berusia 11 tahun.

109

Mengurangi tingkat kecemasan. Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa individu dengan tingkat kecemasan yang tinggi dapat menunjukkan efek fisiologis positif melalui latihan relaksasi. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres, dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti pertemuan penting, wawancara dan sebagainya. Mengurangi perilaku tertentu yang sering terjadi selama periode stres seperti mengurangi jumlah rokok yang dihisap, konsumsi alkohol, pemakaian obatobatan, dan makan yang berlebihan. Penelitian yang dilakukan oleh Sutherland, Amit, Golden dan Rosenberger (dalam Walker dkk, 1981) membuktikan bahwa relaksasi dapat membantu mengurangi meroko. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan ketrampilan fisik. Hal ini mingkin terjadi sebagai hasil pengurangan tingkat ketegangan. Kelelahan, aktivitas mental, dan atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan menggunakan latihan relaksasi. Kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseorang dapat meningkat sebagai hasil latihan relaksasi, sehingga memungkinkan individu untuk menggunakan ketrampilan relaksasi untuk timbulnya rangsangan fisiologis. Relaksasi merupakan bantuna untuk menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi. Konsekuensi fisiologis yang penting dari relaksasi adalah bahwa tingkat harga diri dan keyakinan diri individu meningkat sebagai hasil kontrol yang meningkat terhadap reaksi stres. Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang yang rileks dalam situasi interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional. 2. Brething Retraining Tujuan adalah untuk mengubah dari pernapasan tidak menentu untuk memperlambat, teratur, dan irama pernapasan perut untuk membuat semacam ini bernapas otomatis. Pergeseran dalam bernapas mengakibatkan perubahan jangka panjang dalam sistem saraf dan gejala kecemasan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

110

Longgarkan pakaian Anda (ikat pinggang, dasi, kerah, pinggang dan perut). lensa kontak atau kacamata Hapus jika Anda ingin. Berbaring atau dalam posisi setengah berbaring dengan bantal di bawah punggung dan lutut untuk mengendurkan otot-otot perut. Lemaskan seluruh tubuh. Terutama hangat dan santai perut. Juga melepaskan ketegangan di bagian dada, bahu, leher, wajah dan rahang. Menggunakan otot-otot tubuh bagian atas untuk bernapas energi limbah. Tempatkan buku telepon di atas perut (area di bawah diafragma ke panggul; praktis, ini berarti meletakkan buku di bawah rusuk dan di atas pusar). Buku ini memberikan perlawanan untuk memperkuat diafragma dan mendorong gerakan perut. Bawa bibir Anda bersama-sama. Bernapaslah nyaman dan berirama, tidak dalam, melalui hidung. Ketika Anda menarik napas, biarkan perut Anda naik perlahan-lahan, bertahap, pelan. Pikirkan perut Anda sebagai balon mudah mengisi lembut dengan udara. Pindah ke pernafasan lancar tanpa jeda. Kadaluarsa adalah tenang, pasif, dan santai. Nafas-masuk dan napas keluar-kira-kira setara waktu, napas keluar-mungkin sedikit lebih lama. Transisi mulus antara napas keluar dan napas-dalam, dengan sedikit jeda antara fase. Jauhkan semua tubuh Anda di atas diafragma Anda santai dan tetap, bergerak hanya perut Anda. Anda akan melihat buku yang lembut meningkat karena Anda menghirup dan jatuh saat Anda bernapas keluar, sementara tubuh bagian atas tetap diam. Praktik. Ini mungkin memakan waktu beberapa minggu sampai pernapasan perut menjadi otomatis. Berikut adalah pedoman disarankan: Praktik dua kali sehari atau lebih, selama 5-10 menit setiap kali Untuk beberapa hari pertama, hanya bernafas dengan tarif biasa. Jika pada suatu titik Anda merasa pusing atau pingsan, atau jika kram diafragma Anda, segera dihentikan. Anda mungkin perlu membangun secara bertahap untuk 5-10 menit sepanjang hari atau mencari, dimulai dengan hanya beberapa detik praktek. Umumnya, pusing dan pingsan hasil dari

111

pernapasan yang tidak benar. Gejala ini akan hilang jika Anda bangun dan berjalan (misalnya, naik tangga) untuk meningkatkan produksi CO2 tubuh. Ketika Anda melanjutkan latihan, pastikan bahwa Anda tidak bernapas cepat atau dalam, hanya perlahan dan teratur. Setelah sekitar satu minggu, secara bertahap mulai memperlambat laju pernapasan Anda. Mungkin Anda akhirnya akan mencapai tingkat 6-10 napas per menit (yaitu, sekitar 6-10 detik untuk setiap siklus napas). Namun, jangan khawatir tentang laju. Fokus pada mencapai tingkat yang nyaman. Setelah minggu kedua, maju ke posisi duduk, kemudian berdiri dan bersandar di dinding, berdiri tidak didukung, berjalan lambat dan berjalan cepat. Ingat, pertama rileks seluruh tubuh, hangat dan santai perut Anda, kemudian bernapas perlahan, teratur, abdominally. Coba rebreathing dalam berbagai situasi (misalnya, di tempat tidur ketika Anda bangun atau sebelum tidur, berjalan menyusuri lorong, jogging, menonton TV, di kereta api). Ketika Anda mendapatkan kepercayaan, coba sadar rebreathing dalam situasi sedikit stres, sebelum muncul gejala kecemasan (misalnya, dalam perlambatan lalu lintas). Kemudian mencobanya dalam situasi di mana gejala kecemasan telah mulai muncul. Hanya melihat gejala. Pikirkan, "Napasku menyebabkan ini aku. Tidak gila atau mengalami serangan jantung. Gejala-gejala ini tidak berbahaya dan reversibel. Aku tahu bagaimana untuk bernapas." Kemudian tubuh Anda santai, hangat perut Anda, dan bernapas perlahan dan teratur. gejala Watch Anda datang dan menonton mereka mereda, seperti seorang ilmuwan menonton percobaan. Jangan mencoba bernapas pelatihan ulang jika Anda memiliki diabetes, penyakit ginjal atau gangguan lain yang dapat menyebabkan asidosis metabolik, tanpa terlebih dahulu mendiskusikan hal ini dengan dokter Anda. Dalam kasus tersebut, mungkin pernapasan menjadi cepat untuk menormalkan asidosis metabolik, dan memperlambat napas itu bisa berbahaya. 3. Positive Thinking

112

Kekuatan Berpikir Positif oleh Sasson Remez Berpikir positif adalah sikap mental yang mengakui ke dalam pikiran pikiran, kata-kata dan gambar yang konduktif untuk pertumbuhan, ekspansi dan keberhasilan. Ini adalah sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik dan menguntungkan. Pikiran yang positif mengantisipasi kebahagiaan, sukacita, kesehatan dan hasil yang sukses dari setiap situasi dan tindakan. Apapun pikiran berharap, ia menemukan. Ketika sikap positif kita menghibur perasaan menyenangkan dan gambar konstruktif, dan lihat dalam mata pikiran kita apa yang kita benar-benar ingin terjadi. Hal ini membawa kecerahan bagi mata, lebih banyak energi dan kebahagiaan. 4. Self Talk Pola negatif atau positif self-talk seringkali diawali pada masa kanak-kanak. Biasanya, kebiasaan self-talk adalah salah satu yang berwarna pemikiran kita selama bertahun-tahun, dan dapat mempengaruhi kita dalam banyak hal, mempengaruhi pengalaman stres dalam hidup kita. Pola: Langkah pertama menuju perubahan adalah untuk menjadi lebih menyadari masalah ini. Strategi berikut dapat membantu Anda menjadi lebih menyadari dialog internal Anda dan isinya. Anda mungkin tidak menyadari seberapa sering Anda mengatakan hal-hal negatif di kepala Anda. Jurnal Menulis: Journal dapat menjadi alat yang efektif untuk memeriksa proses batin Anda. Menghentikan Pemikiran: Ketika Anda melihat diri Anda mengatakan sesuatu yang negatif dalam pikiran Anda, Anda dapat menghentikan pikiran Anda aliran pertengahan saya mengatakan kepada diri sendiri "Berhenti". Mengatakan hal ini dengan suara keras akan lebih kuat, dan harus mengatakannya keras akan membuat Anda lebih sadar berapa kali Anda menghentikan pikiran negatif, dan di mana. Ganti Negatif Laporan: Cara yang baik untuk menghentikan kebiasaan buruk adalah dengan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Setelah

113

Anda menyadari dialog internal Anda, berikut adalah beberapa cara untuk mengubahnya: Ringan Kalimat: Mengubah kata-kata negatif yang lebih kuat untuk yang lebih netral sebenarnya bisa membantu menetralisir pengalaman Anda. Alih-alih menggunakan kata-kata seperti 'benci' dan 'marah' (seperti, "Aku benci lalu lintas ini membuat saya sangat marah!"), Anda dapat menggunakan kata-kata seperti 'tidak suka' dan 'kesal' ("Aku nggak t seperti lalu lintas; itu membuat saya jengkel, "terdengar lebih ringan banyak, bukan?) Ubah negatif ke Positif. Ubah Pertanyaan: seperti "Saya tidak bisa menangani ini" menjadi "Bagaimana saya bisa menangani hal ini". Anda juga dapat membantu diri Anda sendiri mengembangkan diri bicara lebih positif dengan membawa lebih banyak energi positif ke dalam hidup Anda. 5. Assertiveness Training Tips: Pastikan tubuh Anda mencerminkan keyakinan: berdiri tegak, melihat orang-orang di mata, dan rileks. Jangan anggap Anda tahu apa motif orang lain adalah, terutama jika Anda pikir mereka negatif. Ketika dalam diskusi, jangan lupa untuk mendengarkan dan mengajukan pertanyaan! Cobalah untuk berpikir menang-menang: lihat apakah Anda dapat menemukan kompromi atau cara bagi Anda berdua mendapatkan pemenuhan kebutuhan Anda. Pelatihan Ketegasan menunjukkan bahwa pada dasarnya ada tiga cara yang berbeda bahwa orang-orang dapat berhubungan satu sama lain. Dapat: 1) agresif, 2) pasif atau 3) tegas. Agresi adalah tentang dominasi. Pasif adalah tentang penyerahan dan yang menyerang atau ketegasan adalah tentang menemukan jalan tengah antara agresi dan pasif yang paling menghormati batas-batas pribadi dari semua

114

mitra hubungan. Asertif orang membela diri ketika orang lain mencoba untuk mendominasi mereka menggunakan metode apapun yang diperlukan (termasuk gaya) untuk mengusir usaha invasi. 6. Thought Stopping Teknik memberhentikan pikiran. Penggantian Pemikiran: Ketika suatu pemikiran yang tidak diinginkan masuk, segera ganti pikir dengan suatu rasional sehat. Berteriak "berhenti": pada memikirkan hal yang tidak diinginkan, segera berteriak "berhenti!" berteriak dapat keras atau hanya dalam pikiran. Terus berteriak "berhenti!" sampai berpikir yang tidak diinginkan lagi. Mengganti pola pikir yang sehat: Jika Anda memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional karena keyakinan irasional, Anda dapat mengembangkan pola berpikir rasional dengan menantang setiap pikiran yang terlintas dalam pikiran, bertanya: Apakah ini berpikir rasional? Jika tidak, apa yang tidak rasional tentang hal ini? Apa yang akan menjadi pengganti rasional untuk berpikir ini? Penggantian gambar visual: Jika Anda memiliki kecenderungan untuk memvisualisasikan gambar negatif, menggantikan gambar ini negatif dengan positif, gambar sehat. Cara Menghentikan Pemikiran Pertama: Gunakan latihan relaksasi dan latihan pernapasan untuk mendapatkan diri Anda santai. Kedua: Rekam kata "berhenti" dalam bolak 1 -, 2 - dan interval 3 menit pada pita 30-menit. Setiap kali Anda mendengar "berhenti," menghentikan pikiran itu. Lakukan ini selama 30 menit setiap malam selama 2 minggu atau sampai Anda secara konsisten dapat menghentikan pikir ketika Anda mendengar "berhenti." Ketiga: Setelah Anda dilatih untuk menangkap pikiran Anda dengan menggunakan "stop" tape, Anda siap untuk mencoba menangkap pikiran Anda dengan berteriak "berhenti" dengan lantang.

115

Keempat: Setelah Anda telah melatih diri untuk menghentikan pikiran dengan berteriak "berhenti," Anda siap untuk melatih pikiran Anda untuk mengakhiri dengan berbisik "berhenti." Kelima: Setelah Anda telah melatih diri Anda untuk menghentikan pikiran tidak diinginkan oleh berbisik "berhenti," Anda siap untuk melatih pikiran Anda untuk menghentikan dengan berpikir kata "berhenti." Keenam: Teknik perekaman baik, berteriak, berbisik atau berpikir "menghentikan" dapat efektif dalam menghentikan pikiran-pikiran yang tidak diinginkan. Idealnya Anda bisa sampai ke titik di mana hanya berpikir "menghentikan" akan bekerja, namun, gunakan modus mana yang terbaik bagi Anda dan terus berlatih. Ingat untuk memulai proses dalam keadaan santai. COGNITIVE THERAPY Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) atau Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) merupakan salah satu bentuk konseling yang bertujuan membantu klien agar dapat menjadi lebih sehat, memperoleh pengalaman yang memuaskan, dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu, dengan cara memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu. Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) dapat digunakan dalam rangka membantu menangani berbagai masalah yang dihadapi individu: seperti : depresi, kecemasan dan gangguan panik, atau dalam menghadapi peristiwa hidup lainnya, seperti: kematian, perceraian, kecacatan, pengangguran, masalah yang berhubungan dengan anak-anak dan stres. Dalam Terapi Kognitif-Behavioral (TKB), konselor dan klien bekerjasama untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang menyebabkan timbulnya gangguan fisik-emosional. Fokus dalam terapi ini adalah berusaha mengubah pikiran atau pembicaraan diri (self talk). EXPOSURE THERAPY Paparan terapi adalah jenis terapi perilaku di mana pasien menghadapi situasi yang ditakuti, objek, pikiran, atau memori. Tujuan dari terapi

116

eksposur adalah untuk mengurangi penderitaan, fisik atau emosional, merasa dalam situasi tertentu. Paparan terapi dapat digunakan dalam menangani kecemasan, fobia, dan stres pasca-trauma. Terapis membantu pasien mengingat pikiran yang mengganggu, situasi traumatis, atau ditakuti objek. Pasien biasanya didorong untuk berbicara tentang perasaan mereka selama terapi paparan dan belajar cara-cara untuk menghadapi rasa takut dan stres emosi. TERAPI BERMAIN Dari permainan ini, terapis bisa mengetahui perasan si anak dan dapat ditanggulangi dengan metode yang tepat," ungkap Tedjasaputra dalam sebuah wawancara ekslusif Gizi Seimbang Bagi Pertumbuhan Anak. Dalam terapi bermain, metode yang digunakan adalah metode kognitif, yaitu pengungkapan masalah dengan bercerita, yang tentunya dibantu dengan alat-alat permainan tadi. Kegunaan dari terapi bermain sendiri adalah membantu anak yang memiliki masalah emosional, kecemasan karena stress, tekanan atau depresi. Sehingga perasaan-perasaan tadi bisa berkurang dan anak-anak diharapkan bisa mengatasi masalahnya sendiri. Seorang anak yang mampu mengatasi permasalahan emosinya diharapkan menjadi individu yang lebih percaya diri, tahu kelemahan dan kelebihan sehingga mereka siap menghadapi tantangan di jamannya. TERAPI KELOMPOK Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Jenis terapi kelompok : a. Kelompok terapeutik Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis, tumbuh kembang, atau penyesuaian social. b. Terapi aktifitas kelompok

117

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (keliat, 2005). Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu :

118

DAFTAR PUSTAKA
http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/materi-menstruasi.html http://idmgarut.wordpress.com/2009/01/25/gangguan-dan-kelainan-menstruasi/ http://usharinini2ck.blogspot.com/2010/02/dismenore.html http://fkunsri.wordpress.com/2008/02/06/dismenore-part-1/

119

You might also like