You are on page 1of 20

A.

Impresi Tata Guna Lahan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro Tata Guna Lahan Kabupaten Wonogiri Wonogiri adalah sebuah kebupaten di ujung timur Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah sebesar 182.236 hektar. Keseluruhan lahan tersebut kemudian dibagi habis menurut fungsi utamanya. Ada enam fungsi utama yang digunakan untuk membagi habis lahan Kabupaten Wonogiri dengan pembagian sebagai berikut No Jenis penggunaan lahan 1 Sawah 2 Tegal 3 Bangunan/ Pekarangan 4 Hutan negara 5 Hutan rakyat 6 Lain-lain Jumlah Luas (ha) 32.342 69.140 27.504 17.594 3.891 31.765 182.236 Presentasi (%) 17,75 37,94 15,09 9,65 2,14 17,43 100

Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan Kabupaten Wonogiri terbesar adalah sebagai tegal yaitu sebesar 37,94% kemudian di urutan kedua adalah sebagai sawah sebsar 17,75%. Dari dua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor utama Wonogiri adalah pertanian atau mayoritas mata pencaharian penduduk Wonogiri adalah sebagai petani. Hal lain yang menarik dari tabel diatas adalah penggunaan lahan sebagai bangunan dan pekarangan. Di tabel diatas diketahui bahwa penggunaan lahan Kabupaten Wonogiri sebagai bangunan/ pekarangan hanya sebesar 15,09%. Dari situ dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Wonogiri masih tergolong rendah.

Tata Guna Lahan Kecamatan Paranggupito Pembagian lahan di Kecamatan Paranggupito hanya dibedakan menjadi tiga, hal ini terkait dengan wilayahnya yang dekat dengan laut danrelatif jauh dari ibukota kabupaten. Pembagian lahan yang pertama adalah sebagai bangunan dan pekatangan yaitu sebanyak 15,05% dari luas lahan Paranggupito yaitu 6.475,4225 hektar.

Selanjutnya adalah sebagai tegal yaitu 84,4% dan ini adalah penggunaan lahan terbanyak di Kecamatan Paranggupito. Hal ini menunjukkan bahwa lahan di Kecamatan ini baik untuk bercocok tanam. Yang ketiga adalah lain-lain yaitu 0,55%. Kemungkinan pembagian yang terakhir ini mecakup lahan pantai yang tidak digunakan kecuali sebagai tempat rekreasi. Tata Guna Lahan Kecamatan Pracimantoro Penggunaan lahan di Kecamatan Pracimantoro pada tahun 2006 dan 2010 adalah sebagai berikut: No Jenis penggunaan lahan 1 2 Sawah Tegalan Bangunan 3 4 5 pekarangan Hutan negara Lain-lain dan 1891,64 359 487,4 1896,65 396 450,39 13,34 2,53 3,44 13,34 2,79 3,17 Luas (ha) 2006 971,49 2010 961,5 Presentase (%) 2006 6,85 2010 6,76 73,94

10.473,72 10.509,76 73,85

Dilihat dari data diatas, penggunaan lahan Pracimantoro baik pada tahun 2006 maupun 2010 kebanyakan digunakan sebagai Tegalan. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Pracimantoro memiliki karakteristik yang sama dengan makronya yaitu Kabupaten Wonogiri yaitu lahannya sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian tegalan. Bedanya, penggunaan lahan sawah di kecamatan ini tidak sebanyak di tingkat makronya yaitu hanya 6,76 %. Sedangkan penggunaan lahan sebagai bangunan dan pekarangan tetap sedikit, meskipun kali ini lebih tinggi dari lahan sawah. Penggunaan lahan sebagai bagunan adalah sebesar 15,09%.

B. Impresi SDAL di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro Aspek Fisik a. Topografi

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 1 Peta Kelerengan Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

Berdasarkan peta diatas, terlihat bahwa Kecamatan Pracimantoro memiliki 2 kelerengan, yakni 0-8% (datar), 8-15% (agak curam) dan 15-25% (curam). Namun, sebagian besar desa atau kelurahan di Kecamatan Pracimantoro didominasi kelerengan datar dan agak curam. Hanya beberapa desa saja yang memiliki kelerengan curam. Sedangkan, pada Kecamatan Paranggupito hanya terdiri dari 2 kelerengan yakni 0-8% yang berarti wilayah dengan kelerengan datar dan 8-15% yakni kelerengan agak curam. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Kecamatan Paranggupito berada pada ketinggian 195 meter dari permukaan laut. Dan Kecamatan Pracimantoro terletak pada ketinggian 250 meter dari permukaan laut. Berikut adalah data tinggi wilayah desa/kelurahan di Kecamatan Paranggupito :

Tabel 1 Tinggi Wilayah Desa/Kelurahan dari Permukaan Laut di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010 Tinggi Wilayah (dpl) 294 276 220 329 273 306 234 331

Desa/Kelurahan Paranggupito Gudangharjo Gunturharjo Gendayakan Sambiharjo Ketos Songbledeg Johunut

Keterangan Pantai dan Pegunungan Pantai dan Pegunungan Pantai dan Pegunungan Pegunungan Pegunungan Pegunungan Pegunungan Pegunungan

Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013

b. Klimatologi Dilihat dari hasil pemetaan, Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito memiliki curah hujan yang sama yakni sebesar 1500-2000 mm/tahun. Dibawah ini adalah pemetaan klimatologi di Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito :

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 2 Peta Klimatologi Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

c. Tata Guna Lahan Lahan di Kecamatan Pracimantoro yakni seluas 14.214,30 ha dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan. Berupa hutan, belukar, pemukiman, tegalan dan sawah tidak dibedakan. Sedangkan di Kecamatan Paranggupito penggunaannya untuk belukar. Penggunaan lahan tersebut dihasilkan dari hasil pemetaan sehingga terdapat kemungkinan terdapat penggunaan lahan lain yang tidak muncul dalam peta. Berikut adalah peta distribusi penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito :

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 3 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

d. Litologi

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 4 Peta Litologi Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

Berdasarkan peta diatas, litologi di Kecamatan Pracimantoro berupa aluvium dan miosen batu gamping. Sedangkan di Kecamatan Pranggupito, litologinya hanya berupa miosen fasies batu gamping.

2. Pertanian Di Kelurahan Pracimantoro, terdapat dua produksi pertanian yakni produksi padi sawah dan padi gogo. Dari kedua produksi pertanian tersebut, produksi padi gogo sebesar 155.619 kwintal lebih besar dibanding produksi padi sawah yang hanya sebesar 46.078 kwintal. Produksi padi sawah terbanyak berada di Kelurahan Trukan dan produksi padi sawah terbanyak yaitu di Kelurahan Gebangharjo. Berikut ini adalah tabel produksi pertanian di Kecamatan Pracimantoro dirinci per desa/kelurahan.
Tabel 2 Produksi Pertanian di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010 Padi Sawah Produksi (kw) 1742 8512 5310 3192 6164 3234 9044 7480 784 224 392 46078 Padi Gogo Produksi (kw) 12000 8400 11700 24480 23520 10584 2350 8080 25920 1296 1296 816 10045 13584 12480 155619

Kelurahan Sumberagung Petirsari Joho Gambirmanis Watangrejo Suci Jimbar Sambiroto Pracimantoro Gedang Gebangharjo Sedayu Banaran Trukan Tubokarto Lebak Glinggang Wonodadi Jumlah

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013

Berbeda halnya dengan Kecamatan Pracimantoro, di Kecamatan Paranggupito hanya terdiri dari 1 produksi pertanian yaitu produksi padi gogo sebesar 83.591 kwintal. Kelurahan yang paling banyak menyumbangkan produksi padi gogo adalah Kelurahan Gunturharjo.

Tabel 3 Produksi Pertanian di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010 Padi Sawah Kelurahan Paranggupito Gudangharjo Gunturharjo Gendayakan Sambiharjo Ketos Songbledeg Johunut Jumlah Produksi(kw) Padi Gogo Produksi (kw) 11472 7331 15314 10132 7896 10058 10078 11310 83591

Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013

3. Perkebunan Produksi perkebunan di Kecamatan Pracimantoro berupa jagung, ubi kayu, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Produksi kedelai paling besar dibandingkan dengan produksi yang lain yakni sebanyak 107.055 kwintal. Untuk produksi yang lain berupa jagung sebanyak 162.457 kwintal, ubi kayu sebanyak 398.780 kwintal, kacang tanah sebanyak 55.656 kwintal dan kacang hijau sebanyak 380 kwintal. Di bawah ini adalah produksi perkebunan di Kecamatan Pracimantoro :

Tabel 4 Produksi Perkebunan di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010 Ubi Kayu 2800 23040 29440 57280 30720 34300 19200 22400 20480 29184 7552 25856 Kacang Tanah 6672 5760 11424 3912 5736 1608 168 888 5640 3768 432 1008 Kacang Hijau 270

Kelurahan Sumberagung Petirsari Joho Gambirmanis Watangrejo Suci Jimbar Sambiroto Pracimantoro Gedang Gebangharjo Sedayu Banaran

Jagung 8169 4538 4719 15702 8840 6353 11110 27775 4719 3067 10529 14777 10238

Kedelai 1998 135 6534 12663 14121 4536 513 3672 10827 21303

Trukan Tubokarto Lebak Glinggang Wonodadi Jumlah

9190 10987 1034 6172 4538 162457

320 6144 17600 20864 25600 398780

384 1984 2640 1632 55656

5157 2754 13041 1755 8045 107055

110 380

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013

Di Kecamatan Paranggupito, produksi perkebunan terdiri dari produksi jagung, ubi kayu, kacang tanah dan kedelai. Produksi terbesar adalah ubi kayu sebanyak 283.371,6 kwintal. Sedangkan untuk produksi perkebunan yang lain adalah jagung sebanyak 139.994,4 kwintal; kacang tanah sebanyak 14524,8 kwintal dan kedelai sebanyak 190,6 kwintal. Di bawah ini adalah tabel hasil produksi perkebunan di Kecamatan Paranggupito :
Tabel 5 Produksi Perkebunan di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010 Jagung (kw) Ubi Kayu Kacang Tanah 2263,5 1162,0 2420,8 1733,0 1143,3 1754,4 2203,8 1844,0 14524,8

Kelurahan Paranggupito Gudangharjo Gunturharjo Gendayakan Sambiharjo Ketos Songbledeg Johunut Jumlah

Kedelai 0,0 0,0 61,0 0,0 0,0 0,0 81,2 48,4 190,6

4660,8 45248,9 560,2 29958,0 2134,4 42511,7 1193,9 35497,2 484,8 26942,4 1601,2 36991,4 2243,7 34899,5 1115,4 31682,5 13994,4 283731,6

Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013

4. Peternakan Tabel 6 Produksi Peternakan di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010 Kambing/ Domba 1790 1553 1642 1691 1670 1856 Ayam Ras 3000 Ayam Buras 2307 2180 2566 2065 1788 2422

Kelurahan Sumberagung Petirsari Joho Gambirmanis Watangrejo Suci

Kuda -

Babi -

Sapi 1096 672 912 832 757 789

Kerbau -

Itik 210 515 -

Kelurahan Jimbar Sambiroto Pracimantoro Gedang Gebangharjo Sedayu Banaran Trukan Tubokarto Lebak Glinggang Wonodadi Jumlah

Kuda -

Babi -

Sapi 760 811 670 1072 1345 683 826 819 754 732 770 831 15131

Kerbau 2 2 4

Kambing/ Domba 1687 1985 1556 2030 1804 1948 2012 2048 1635 1662 1834 1663 31976

Ayam Ras 3000 2000 2000 10000

Ayam Buras 2588 2401 2198 2108 2240 2384 2388 2566 2409 2503 2372 2219 41704

Itik 300 1025

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013

Dalam tabel tersebut, produksi peternakan terbanyak di Kecamatan Pracimantoro adalah kambing/domba sebanyak 31.976 ekor.
Tabel 7 Produksi Peternakan di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010 Kelurahan Paranggupito Gudangharjo Gunturharjo Gendayakan Sambiharjo Ketos Songbledeg Johunut Jumlah Ayam Buras 2364 4512 2266 2420 3631 2411 3215 3613 24432 Entog -

Produksi ayam buras merupakan satu-satunya produksi yang ada di Kecamatan Paranggupito. Produksinya sebanyak 24.432 ekor. Kelurahan dengan produksi terbesar adalah Kelurahan Gudangharjo.

C. Impresi Infrastruktur Pracimantoro

di

Kecamatan

Paranggupito

dan

Kecamatan

Infrastruktur adalah kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul,pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa sebagai. Dalam beberapa pengertian, istilah infrastruktur termasuk pula infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara lain termasuk sekolah dan rumah sakit. Jalan yang menghubungkan antar kecamatan di Wonogiri sudah baik, akan tetapi untuk daerah bagian selatan (Paranggupito) tidak terlihat jalan yang menghubungkan dengan kecamatan lainnya. Hal tersebut karena topografi yang sulit dijangkau. Padahal kecamatan paranggupito berpotensi untuk wista pantai.Sedangkan jalan untuk Pracimantoro sudah baik. Untuk jaringan kereta api berdasarkan informasi yang didapat hanya terdapat pada ibukota kabupaten Wonogiri. Dimana jaringan kereta api tersebut berhubungan dengan Kabupaten lain seperti Kota Solo, Sukoharjo dan Sragen. Belum ada jalur kereta api yang menghubungkan antar kecamatan, memngingat topografinya yang tidak rata. Kabupaten Wonogiri juga mempunyai Waduk yang cukup besar yaitu Waduk Gajah Mungkur yang luasnya di tujuh kecamatan di kabupaten Wonogiri. Waduk tersebut isa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Untuk kebutuhan air bersih kabupaten Wonogiri memanfaatkan waduk gajah Mungkur sebagai sumber utamanya. Selain itu waduk tersebut juga dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dengan system PLTA sebesar 12,4 MegaWatt. Sistem irigasi juga tersebar hampir semua kecamatan di kabupaten Wonogiri. Akan tetapi untuk wilayah studi kami (Pracimantoro dan Paranggupito) belum banyak terlihat system irigasi. Hanya sebagian kecil di kecamatan Pracimantoro bagian utara. Hal tersebut karena wilayahnya yang berada di dekat pantai, sehingga masyarakat sebagian besar sebagai nelayan.

Sedangkan untuk keberadaan Tempat pembuangan Akhir hanya terlihat pada ibukota Kabupaten. Sedangkan Kecamatan lainnya seperti wilayah studi Pracimantoro dan Paranggupito belum terdapat TPA. hal tersebut karena wilayahnya masih pedesaan sehingga masyarakat melekukan pengelolaan sampah secara individu. Untuk jaringan telekomunikasi sendiri, Kabupaten Wonogiri belum memiliki banyak channel, apalagi untuk daerah yang pedesaan seperti Pracimantoro dan Paranggupito. Sarana Kesehatan di Paranggupito dan Pracimantoro berbeda. Untuk kecamatan paranggupito hanya mempunyai 1 puskesmas dan tidak ada puskesmas pembantu. Hal tersebut disesuaiakan dengan jumlah penduduknya yang tidak padat. Sedangkan

kecamatan Pracimantoro mempunyai 2 buah puskesmas yang tersebar di dua desa yang berbeda. Sebagian masyarakat di Pracimantoro dan Paranggupito sebagian besar beragama islam sehingga jumlah tempat ibadah yang paling banyak adalah masjid atau mushola. Pracimantoro dan Paranggupito dikatakan cukup banyak jumlah koperasinya.i Untuk Pracimantoro sendiri terdapat 32 buah koperasi, sedangkan Paranggupito 28 Koperasi. Jumlah sekolah dasar untuk Pracimantoro cukup banyak yaitu 35 sekolah, akan tetapi untuk Paranggupito hanya 19 buah. Bahkan jumlah SMA negeri maupun swasta di Paranggupito hanya terdapat 1 buah, sehingga masyarakat Paranggupito harus menempuh pendidikan diluar kecamatan apabila kuota terbatas. Seperti pada umumnya setiap kecamatan mempunyai pasar. Untuk Pracimantoro mempunyai 2 buah pasar, masing-masing pasar desa dan hewan. Sedangkan Paranggupito hanya mempunyai satu pasar saja. Berdasarkan data yang diperoleh untuk sarana transportasi non bus di Paranggupito tidak ada armada. Sehingga masyarakat tidak memiliki akses yang baik. sedangkan untuk Pracimantoro sudah terdapat empat armada non bus.

D. Impresi SDM, Sosial dan Kependudukan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro Impresi Kependudukan di Kabupaten Wonogiri Penduduk terbanyak di Kecamatan Wonogiri sebanyak 98.151 orang dan paling sedikit di Kecamatan Paranggupito sebanyak 21.515 orang. Sementara itu jika dilihat dari tingkat kepadatan bruto penduduk, pada tahun 2011 mencapai 688 jiwa/km2 dengan rentang kepadatan bruto penduduk per kecamatan antara 369 jiwa/km2 hingga 1.481jiwa/km2. Kepadatan tertinggi masih terkonsentrasi pada Ibu

kota Kabupaten dan mengelompok disekitar jalan provinsi dari arah kecamatan Selogiri sampai ke arah Kecamatan Purwantoro. Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 375.701 KK sehingga secara rata-rata jumlah jiwa dalam 1 (satu) KK sebanyak 3 5 jiwa/KK. Dari data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dari total jumlah penduduk sebagian besar sebagai petani yaitu sebanyak 29,31% dan sebanyak 23,33% bekerja pada bidang lain diantaranya meliputi : Jasa-jasa (tukang cukur, tukang batu, tukang jahit, penata rambut, tukang kayu dan lain-lain); buruh harian (buruh harian lepas, buruh tani, buruh perkebunan, buruh nelayan, buruh peternakan dan lain-lain); pembantu rumah tangga; seniman; tabib dan lain-lain. Impresi Kependudukan di Kecamatan Paranggupito Aspek substansial kependudukan di kecamatan Paranggupito, yakni dapat dilihat di tabel berikut.
Aspek Substansial Jumlah Penduduk Perumbuhan Penduduk alami Rata Rata Sex Ratio Penduduk
Sumber: Paranggupito dalam angka 2010

2006 20951 97 91,47

2007 20657 86 95,01

Tahun 2008 20635 85 94,81

2009 21330 79 94,81

2010 21545 47 95,45

Tabel 1 Kependudukan di Kecamatan Paranggupito

Dari tabel diatas, dapat dianalisis bahwa pertumbuhan penduduk di kecamatan Paranggupito adalah stabil, tidak mengalami penurunan. Sedangkan pertumbuhan penduduk alami di daerah ini setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup signifikan, antara jumlah kelahiran dan kematian, selalu lebih besar jumlah kematian. Sedangkan rata rata sex ratio, pada tahun 2010 yakni 95,45%.

Impresi Kependudukan di Kecamatan Pracimantoro Aspek substansial kependudukan di kecamatan Paranggupito, yakni dapat dilihat di tabel berikut.
Aspek Substansial Jumlah Penduduk Perumbuhan Penduduk alami Rata Rata Sex Ratio Penduduk (%) 2006 69575 136 96,79 2007 69076 398 96,15 Tahun 2008 72015 395 96,29 2009 73714 145 99,69 2010 76415 138 95,62

Sumber: Pracimantoro dalam angka 2010

Tabel 2 Kependudukan di Kecamatan Paranggupito Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di kecamatan Pracimantoro mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Sedangkan pertumbuhan penduduk alami, yakni jumlah kematian dan kelahiran. Mengalami dinamika naik turun, kenaikan tertinggi pada lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2007. Serta untuk sexx ratio pada tahun 2010 yakni 95,62%. E. Impresi Perekonomian Pracimantoro di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan

Kecamatan Pracimantoro mempunyai PDRB sebesar 178.370,54, sedangkan Kecamatan Paranggupito memiliki PDRB sebesar 70.031,39 pada tahun 2010. Dapat dikatakan Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan yang lebih besar dan hal ini tentu saja berbanding lurus dengan sumbangan PDRB kecamatan terhadap PDRB kabupaten. Dalam sumbangan terhadap Kabupaten, Kecamatan Pracimantoro memiliki sumbangan sebesar 6% dan Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan sebesar 6%. Dengan angka PDRB yang cukup tinggi, tidak heran jika Kecamatan Pracimantoro menduduki tingkat ke 3 dalam angka PDRB Kecamatan di Kabupaten wonogiri selama 4 tahun berturut-turut sejak 2006 sampai 2009. Namun untuk PDRB perkapita, Kecamatan Pracimatoro bahkan tidak termasuk dalam 5 besar tingkat PDRB Perkapita tertinggi di Kabupaten Wonogiri. Justru Kecamatan Paranggupito yang mempunyai nilai PDRB ADHK lebih rendah memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi, bahkan sempat menduduki 5 besar PDRB perkapita tertinggi di Wonogiri pada tahun 2007. Akan tetapi Mengenai PDRB perkapita tentu saja berkaitan dengan

kepadatan penduduk yang tidak seimbang antara Kecamatan Pracimatoro dan Kecamatan Paranggupito. Sektor basis dan non basis Kecamatan Pracimantoro Sektor yang menjadi basis perekonomian di Kecamatan Pracimantoro adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel, dan restoran, serta listrik, gas, dan air bersih. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sektor tersebut memiliki hasil yang cukup besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan bahkan memungkinkan untuk melayani wilayah lain di sekitarnya. Nilai location Quotient sektor pertanian yang mencapai 1,22 dapat menjadi dukungan bagi Kecamatan Pracimantoro untuk mengekspor hasil pertanian ke wilayah lain yang akan mendukung perekonomian Kecamatan Pracimantoro sendiri. Sedangklan sektor non basis yang menduduki nilai paling erndah, yaitu pertambangan dan penggalian serta bangunan di Kecamatan Pracimantoro. Hal ini menjunjukkan bahwa kedua sektor tersebut tidak berkembang di kecamatan Pracimanatoro. Sektor basis dan non basis Kecamatan Paranggupito Pertanian juga menjadi sektor basis di Kecamatan Paranggupito, bahkan nilai Location Quotientnya lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pracimantoro. Namun yang menjadi sektor bais kedua setelah pertanian di Keacmatan Paranggupito adalah Industri pengolahan. Kemungkinan besar yang terdapat di Kecamatan ini adalah industri pengolahan terkait dengan perikanan, dikarenakan Kecamatan Paranggupito berada pada tepian selatan Pulau Jawa. Pengankutan dan komunikasi serta pertambangan dan penggalian mejadi sektor yang terbelakang di Kecamatan Paranggupito. Hal ini tentu saja terkait dengan pendapatan pada pertanian dan industri pengolahan yang tinggi. Hal yang terjadi terkait dengan kondisi fisik dan geografis Kecamatan Pracimantoro yang berada di tepian pantai.

F. Impresi Organisasi Masyarakat di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro Organisasi Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Perangkat Daerah dibentuk oleh masingmasing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Dalam tingkat Kecamatan, terutama Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro sistem organisasi pemerintahannya dipimpin oleh seorang camat, dan dibantu oleh Sekretaris, Kepala seksi, Kasubag, sataf dan penjaga kantor. Wilayah kecamatn terdiri dari beberapa kelurahan yang saling memberikan pengaruh. Untuk mendukung sisitem organisasi daerahnya, juga terdapat organisasi masyarakat yang artinya perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, tujuan yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuantujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Sebagai warga masyarakat dan warga negara setiap manusia Indonesia harus memegang semangat kekeluargaan dan semangat gotong-royong. Hal ini berarti bahwa sebagai warga Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro, juga harus mengadakan organisasi dan saling membantu, yang mana berasaskan kekeluargaan, menghormati hak pribadi. Sebaliknya hak pribadi itu dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan bersama yaitu kepentingan nasional. Berdasarkan jenisnya, organisasi di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang formal. Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang

menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Sedangkan organisasi informal adalah organisasi yang dibentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuan-tujuannya juga tidak begitu jelas yang sifatnya pribadi dan tidak formal. Nama nama organisasi masyarakat yang terdapat di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro yaitu: PKK, Karang taruna, LSM, Majelis talim, lembaga politik, kelompok tani, dan lain lain.

G. Impresi Kebijakan Pemerintah di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

Arah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksu, antara lain berupa: 1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM dalam proses Pelayanan Kesejahteraan Sosial; 2. Meningkatkan system manajemen pembangunan kesejahteraan sosial yang terarah dan berkelanjutan yang merupakan kunci utama untuk mewujudkan kemandirian daerah; 3. Meningkatkan sarana/prasarana pelayanan dan mempercepat proses pelaksanaan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; 4. Meningkatkan taraf hidup dan mewujudkan kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 5. Menangani permasalahan akibat bencana dan rehabilitasi para korban pada pasca bencana; 6. Mempercepat keberfungsian sosial masyarakat dengan mengembangkan sumbersumber Potensi Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang memberdayakan dan bertumpu pada nilai-nilai lokal dan nilai-nilai kearifan masyarakat. 7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta melalui kemitraan antara pemerintah dan swasya, untuk mengatasi kendala keterbatasan sumber daya pemerintah, khususnya pembangunan bidan sosial.

Kebijakan strategis sebagai penjabaran lebih lanjut dari tujuan di atas, yang akan dilaksanakan Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri dalam 5 (lima) tahun kedepan adalah: 1. Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia yang professional dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan pelayanan yang optimal dan berkualitas diperlukan tenaga-tenaga SDM yang professional memiliki kompetensi tinggi sehingga mampu mendukung tujuan pembangunan. Kebijakan strategis sebagai penjabaran sasaran dimaksud dilaksanakan melalui dua hal, yakni: pertama, peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui kediklatan, kedua, optimalisasi SDM kesejahteraan sosial melalui kebijakan mutasi dan promosi, ketiga membuka kesempatan yang seluasluasnya bagi pegawai untuk bisa meningkatkan ketrampilan, keahlian dan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pelayanan serta Kemandirian Sosial. Salah satu permasalahan yang dihadapi pada saat ini adalah belum optimalnya mutu dan terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan sosial. Pelayanan berkualitas dalam mewujudkan kemandirian sosial dapat dilakukan melalui kebijakan strategis pertama penguatan sistem pengelolaan administrasi umum kesejahteraan sosial yang pada prinsipnya diarahakan pada penyelenggaraan pelayanan publik yang bersih, transparan dan akuntabel sesuai dengan standar operasional (SOP). Kedua, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan sosial. Ketiga, perumusan kebijakan, peraturan dan pengendalian implementasi serta alokasi dana (anggaran) untuk menunjang pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial demi terwujudkan kemandirian sosial. 3. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Meningkatkan aksesibilitas pelayanan sosial bagi Penyandana Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dimaksudkan untuk pertama memperkuat kemampuan berinteraksi sosial dan keberfungsian sosial para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) secara lebih optimal sehingga mereka mampu mengatasi berbagai persoalan sosial. Kedua, meningkatnya jumlah PMKS yang dapat menjangkau pelayanan sosial dasar yang berkualitas. Adapun kebijakan strategis yang dilakukan meliputi optimalisasi pelayanan-pelayanan yang sudah tersedia, memperluas jangkauan dan jaringan pelayanan yang berkualitas dalam rangka penanganan masalah sosial dan

bencana. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan sarana yang memadai. 4. Meningkatkan produktivitas pelaku pembangunan kesejahteraan sosial dari unsur masyarakat dan dunia usaha. Sebagai Dinas yang merupakan pelayanan publik dengan Sumber Daya Manusia, sehingga diperlukan lingkungan yang mendukung proses pelayanan, untuk mewujudkannya maka lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi yang bergerak di Bidang Sosial perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan. Kebijakan strategis dimaksud yang dilaksanakan melalui dua hal, yaitu pertama meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara Dinas dengan Lembaga-Lembaga Sosial Masyarakat dalam rangka penanganan masalah kesejahteraan sosial kedua penguatan jaringan kelembagaan lokal dalam mendukung keberlanjutan informasi dan penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial ketiga memperluas lapangan dan kesempatan kerja nonformal dan informal maupun kerjasama dengan mitra kerja lembaga-lembaga yang peduli / responsif terhadap isue-isue permasalahan sosial (CSR).

You might also like