You are on page 1of 25

PELATIHAN PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN

PERENCANAAN TEKNIS PENGAMANAN PANTAI PERENCANAAN TEKNIS PENGAMANAN PANTAI



PENGENALAN PERANGKAT LUNAK
CRESS dan ACES
Oleh:
Oentoeng Kartono
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT RAWA DAN PANTAI
November 2007
DAFTAR ISI
1 PERANGKAT LUNAK CRESS
1.1 Modul Program CRESS.................................................................................... 4
1.2 Contoh Aplikasi Hitungan dengan CRESS........................................................ 9
2 PERANGKAT LUNAK ACES
2.1 Functional Area (Area Kegunaan) dan Case (Kasus) dalam ACES.................. 17
2.2 Contoh Aplikasi Hitungan dengan ACES.......................................................... 18
2.3 Transformasi Gelombang (Wave Transformation)............................................ 18
2.4 Desain Struktur (Structural Design).................................................................. 21
Gambar 1 Layar Utama program CRESS................................................................. 3
Gambar 2 Membuka aplikasi CRESS....................................................................... 4
Gambar 3 Sketsa definisi difraksi gelombang........................................................... 9
Gambar 4 Hitungan difraksi gelombang dengan CRESS.......................................... 10
Gambar 5 Hitungan dispersi gelombang linear dengan CRESS............................... 12
Gambar 6 Distribusi intensitas tekanan gelombang.................................................. 14
Gambar 7 Desain caisson metode Goda dengan CRESS........................................ 16
Gambar 8 Sketsa transformasi gelombang............................................................... 19
Gambar 9 Hitungan transformasi gelombang linear dengan ACES.......................... 20
Gambar 10 Contoh output teks................................................................................... 20
Gambar 11 Contoh output grafis................................................................................. 21
Gambar 12 Sketsa definisi revetment sesuai dengan ACES...................................... 22
Gambar 13 Desain revetment tipe urugan.................................................................. 23
2
PENGENALAN PERANGKAT LUNAK
CRESS DAN ACES
PENGANTAR
Hitungan besaran-besaran dalam teknik kelautan dan teknik pantai seperti gelombang,
arus searah pantai (longshore current) dan proses fisik terkait memerlukan hitungan
matematis, mulai dari yang sederhana sampai dengan bentuk persamaan matematik yang
memerlukan penyelesaian dengan metode numerik. Contoh sederhana adalah hitungan
tinggi gelombang di perairan dangkal jika tinggi gelombang di laut dalam diketahui. Dalam
kasus tersebut hitungan tidak sederhana karena memerlukan trial and error, misalnya
dengan metoda Newton-Raphson, Regula Falsi atau Bisection. Contoh lain adalah
hitungan koefisien refraksi, koefisien shoaling gelombang non liniear dan difraksi
gelombang.
Sebenarnya dengan menggunakan metode numerik tingkat elementer dan dengan
bantuan bahasa pemograman seperti FORTRAN, BASIC, PASCAL, MATLAB atau C/C++
masalah tersebut dapat diselesaikan dengan mudah, bahkan sejak versi 5.0 Microsoft
telah mengintegrasikan bahasa pemograman BASIC secara penuh ke dalam seluruh
aplikasi MS Office dalam bentuk macro Visual Basic for Application (VBA) sehingga
memungkinkan aplikasi MS Office seperti Excel dan Word, bahkan Power Point dapat
diotomatisasi menjadi aplikasi berbasis antarmuka pengguna grafis (Graphical User
Interface/GUI). Alternatif penyelesaian yang lain adalah metode analitis (konvensional)
menggunakan kalkulator, tabel, nomogram dan diagram yang khusus dibuat untuk
keperluan tersebut, namun demikian keberadaan suatu program komputer yang khusus
dibuat untuk mengotomatisasi hitungan besaran-besaran tersebut di atas sesungguhnya
akan sangat membantu dan mempercepat proses hitungan, terutama bagi para praktisi di
lapangan.
Dua jenis perangkat lunak hitungan besaran-besaran dasar dalam Teknik Kelautan dan
Teknik Pantai yang telah cukup dikenal dan luas penggunaannya adalah
1. Perangkat lunak CRESS
2. Perangkat lunak ACES
Pemilihan kedua paket program tersebut dalam pelatihan ini berdasarkan pertimbangan
bahwa keduanya cukup dapat diandalkan dan pengoperasiannya relatif mudah.
3
1
PERANGKAT LUNAK CRESS
CRESS adalah sistem analisis berbasiskan komputer interaktif. CRESS memiliki modul-
modul untuk perhitungan teknik kelautan, teknik pantai, teknik sungai, tabel sifat-sifat
material yang sering digunakan dalam bidang desain teknik kelautan/pantai dan geoteknik,
serta program bantu untuk menghitung akar-akar persamaan suku banyak sampai dengan
derajat 4.
CRESS dikembangkan atas kerjasama antara Delft University of Technology (TU Delft)
UNESCO-IHE dan Netherlands Ministry of Public works (Rijkswaterstaat).
Pada saat ini program CRESS versi terbaru (Versi 4.0.1) dapat didownload secara gratis
dari http://www.kennisbank-waterbouw.nl/cress dengan syarat melakukan registrasi
(gratis) lebih dahulu untuk mendapatkan Username dan Password.
Layar Utama (main screen) CRESS pada saat pertama kali dijalankan diberikan pada
Gambar 1. Dari Layar Utama pengguna dapat memilih bahasa (pada saat ini baru tersedia
3 bahasa: Belanda, Inggeris dan Spanyol) melalui menu Language dan mengatur
percepatan gravitasi g melalui menu Rule.
Membuka aplikasi dilakukan dengan mengklik tanda + di depan setiap nama modul
kemudian pilih aplikasi yang diinginkan (tanda ) dan klik tombol Open rule seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 1 Layar Utama program CRESS
4
Gambar 2 Membuka aplikasi CRESS
Modul Program CRESS
CRESS terdiri dari 6 buah modul yang mana masing-masing modul terdiri dari sub-sub
modul yang memiliki kegunaan spesifik. Karena aplikasi-aplikasi yang tersedia sangat
besar, maka dalam pelatihan ini hanya akan dibahas beberapa contoh aplikasi-aplikasi
yang berkaitan dengan bidang Teknik Kelautan dan Teknik Pantai. Bagi para peserta yang
berminat lebih jauh dengan program CRESS, dapat mencoba sendiri aplikasi-aplikasi
lainnya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
Modul-modul dan aplikasi-aplikasi program CRESS (Versi 4.0.1) adalah,
1. Water Movement
Wind waves and swell
Wave/structure interaction
Wave forces:
Without slope
With slope
Pressure force on a vertical wall
Wave transmission:
Reef breakwater
Conventional breakwater
5
Aplikasi CRESS
High permeable breakwater
Impermeable dam
Vegetation
Row of piles
Vertical breakwater
Small waves and relatively large freeboards
Smooth low crested structures
Rubble mound low crested structures
Wave transmission through piles
Wave transmission over low breakwater
Reflection:
In case of slopes
Vertical constructions
Reflection
Wave rundown and wave runup:
Wave rundown
Wave runup on sloping structures
Wave runup on rough slope explicit formulae
Wave rundown on plane, smooth slopes
Wave rundown, porous slopes
Wave rundown acc. to Van der Meer
Overtopping:
Vertical constructions:
A retaining wall without quay
A retaining wall on a quay
A retaining wall behind a slope with or without berm
Over vertical wall
Overtopping during floods
Dike runup and overtopping (extended routine)
Reshaping berm breakwaters
Overtopping per wave
Velocities and layer thickness in overtopping waves, outer slope
Velocities and layer thickness in overtopping waves, crest
Velocities and layer thickness in overtopping waves, inner slope
Overtopping over dikes
Waves near the shore
Refraction, energy decay and longshore currents
Refraction parallel contourline
Longshore current by breaking waves at the shoreline
Shoaling waters
Setup/Setdown:
Regular waves
Irregular waves
Wave breaking:
Maximum wave heights
Breaker depth, shoaling and refraction
Diffraction
6
Semi-infinite breakwater
Wavegrowth
Wave growth in varying water depth
Wave growth in constant water depth
Basics of waves
Dispersion relation
Propagating waves
Standing waves
Wave damping by bed friction
Orbital movement
Flow
Flow and structures
Spillway
Gate structures
Seepage flow through rock
Tidal Flow
Flow through closure gap
Pipe flow
Average flow velocity with laminar flow
Average flow velocity with turbulent flow
Long waves
Flow by seiches
Translation waves
Frequency of basin
Open channel flow
Trapezoidal profile
Determination of equilibrium depth:
Roughness known
Roughness unknown
Water jets
Propeller jets
Main propeller
Maneuvering ships
Sailing vessels
Push barge convoy
RHK-and motor vessels
Inflow jets
In limited water:
Jet from long chink (narrow opening) with bed friction
Jet from rectangular opening
Jet from long gap (approximation)
7
In unlimited water:
Mixing layers
Free jets:
From wide gap
From circle shaped pipe
Overflowing jets
Ice forces
Ice characteristics
Forces on vertical piles
Forces on vertical structures:
Ice velocity unknown
Ice velocity known
Period character number
Ice thickness
Frost number of Ijnsen
Ice dams
Forces by thermal expansion
Forces by wind and flow
Forces on slopes
Water levels
Wind setup (2)
2. Geotechnics
Soil mechanics
Active, passive and neutral soil pressure
Maximum forces on soil
Groundwater flow
Darcy
Non-phreatic
Partly phreatic
Phreatic water
Geotechnical stability
Retaining walls
Stability of dikes
Piping
3. Sediment Transport
Scour
Scour in free flowing water
Scour by jets
Scour behind sills and groynes
Local scour near flow narrowing structures
Scour downstream of a sill
8
Scour between river groynes
Scour by waves
In front of vertical wall
Scour during execution
Sand losses during sand closures
Sediment transport and morphology
Basic sediment transport calculation (currents)
Sand transport by waves
CERCs Formula
Queens Formula
Gravel transport
Paintal
Mud transport and siltation
In harbour basins
Aeolian transport
River morphology
Coastal morphology
Density of water, settling of sediment
4. Material Characteristics
Berisi 19 jenis tabel sifat-sifat fisik material yang berguna dalam desain, antara lain:
fluida, tanah dan batuan, logam, gas dan material konstruksi.
5. Structures
Protection against currents
Stone stability top layer bed protection
Stone stability bank and dike revetment
Protection against waves
Rock and stone structures
(31 aplikasi perhitungan armor a.l. Pilarczyk, V.d. Meer, Hudson, dll)
Other materials
Asphalt revetment
Filters
Hydraulic loads
Interface stability
Internal stability
Geotextiles
Caisson structures
Goda
On riprap berm
6. Mathematical Help Program
9
Contoh Aplikasi Hitungan dengan CRESS
(a) Difraksi Gelombang di belakang Struktur
Difraksi gelombang adalah transfer energi gelombang dalam arah lateral ketika gelombang
menemui penghalang. Difraksi gelombang dihitung berdasarkan teori difraksi cahaya
melalui celah. Penney dan Price (1952) menggunakan teori difraksi cahaya tersebut untuk
menghitung difraksi gelombang di belakang struktur bangunan laut/pantai (groin, jetty atau
pemecah gelombang).
Gelombang yang terdifraksi di belakang struktur, H
D
, dihitung dengan:
I D D
H K H ,
dimana K
D
adalah koefisien difraksi dan H
I
adalah gelombang yang belum terdifraksi. K
D
dihitung dihitung dari
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
2 2
2
0
2
0
1
cos
2
sin
2
D
x
x
K C x S x C x S x
C x S x
C x t dt
S x t dt
+ + +
_


,
_

dan adalah Fresnel Integral:


;

(1-1)
Integral Fresnel persamaan (1-1) tidak dapat dihitung secara analitik, karena itu
memerlukan pendekatan dengan metoda numerik.
Sketsa definisi difraksi gelombang diberikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Sketsa definisi difraksi gelombang
Dengan menggunakan program CRESS, hitungan numerik integral Fresnel akan
diselesaikan secara otomatis sehingga tinggi gelombang terdifraksi dpat langsung
diperoleh seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
INPUT (kotak berwarna terang):
Hi : Tinggi gelombang datang (m)
lokasi/tititk yang dihitung
difraksinya,
tinggi gelombang : H
D
=K
D
x H
I
r

0
gelombang datang H
I
semi-infinite breakawater
x
y
10
T : Perioda gelombang datang (detik)
d : kedalaman lokasi yang dihitung difraksinya (m)
: sudut gelombang datang (
o
)
x : jarak di belakang struktur (m)
y : jarak sebelah kiri/kanan pintu pemasukan struktur (m)
OUTPUT (kotak berwarna gelap):
Kd : koefisien difraksi (tanpa satuan)
r/L : jarak relatif titik difraksi
: sudut antara struktur dengan titik difraksi
Gambar 4 Hitungan difraksi gelombang dengan CRESS
(b) Hubungan Dispersi Gelombang Linear
Persamaan dispersi gelombang linear dinyatakan dengan,
kh gk tanh
2

Persamaan dispersi dapat ditulis kembali menggunakan definisi frekuensi angular dan
angka gelombang,

,
_

,
_

L
h
L
L
h gT
L

2
tanh
2
tanh
2
0
2
(1-2)
dimana
= frekuensi angular = 2/L
k = angka gelombang = 2/T
h = kedalaman perairan
g = percepatan gravitasi
L = panjang gelombang pada kedalaman h
11
L
0
= panjang gelombang laut dalam
Persamaan (1-2) tidak dapat diselesaikan secara langsung karena L terdapat pada kedua
ruas persamaan, sehingga memerlukan penyelesaian secara iterasi (misalnya metode
Bisection, Regula Falsi atau Newton-Raphson). Dalam hal terdapat tambahan kecepatan
arus, perlu dibedakan antara periode gelombang yang diketahui pada titik tetap (T') dan
periode yang dihitung dalam suatu sistem koordinat yang bergerak bersama-sama dengan
aliran air (T). Karenan alasan tersebut dalam program CRESS hubungan dispersi
dinyatakan dalam sistem koordinat bergerak.
Khusus dalam program CRESS dilakukan transformasi periode gelombang dari koordinat
tetap ke sistem koordinat bergerak dengan:
L
u
T
T

'
1
1
(1-3)
dimana T' = periode gelombang pengamatan
Persamaan (1-2) diselesaikan dengan metode Newton-Raphson:
( )
( )
( )
n
n
n
n
n
n
n n
L
L
h
L
u
T
g
L f
L f
L f
L L

,
_

,
_

2
tanh
'
1
1
2 '
1
dengan
(1-4)
Untuk perairan dalam (h>0.5L) panjang gelombang didekati dengan:
u T
gT
u gT
L ' 1
'
8
2
1
2
1
2
'
2
+

,
_

+ +

(1-5)
dan untuk perairan dangkal (h<0.5 L) panjang gelombang didekati dengan:
u T gh T L ' ' + (1-6)
Kecepatan fase gelombang didefinisikan sebagai:
'
'
T
L
u
T
L
u c c + + (1-7)
Energi gelombang, tanpa arus, per satuan luas adalah:
2
8
1
gH E (1-8)
Transfer energi rata-rata dalam arah penjalaran gelombang, per satuan waktu dan
persatuan lebar (fluks energi gelombang) adalah:
Enc F dimana

,
_

+
L
h
L
h
n

4
sinh
2
2
1
(1-9)
Kecepatan kelompok gelombang adalah: c
g
= nc
12
Dengan menggunakan program CRESS Water movement Wind waves and swell
Basics of waves Dispersion relation, perhitungan dapat dilakukan secara otomatis.
Gambar 5 menunjukkan contoh aplikasi perhitungan parameter-parameter gelombang dan
besaran terkait berdasarkan persamaan dispersi gelombang linear.
INPUT (pada Gambar 5 kotak berwarna terang):
T = periode gelombang
h = kedalaman perairan di mana parameter-parameter gelombang ingin dihitung
u = kecepatan arus
H = tinggi gelombang
= massa jenis air (laut)
OUTPUT (pada Gambar 5 kotak berwarna gelap):
Besaran-besaran gelombang yang dihitung adalah
T = periode gelombang (koordinat bergerak)
L = panjang gelombang pada kedalaman h
c, c = kecepatan rambat dan fase gelombang
E, F = energi dan fluks energi gelombang
c
g
= kecepatan kelompok (group) gelombang
Gambar 5 Hitungan dispersi gelombang linear dengan CRESS
(1) Hitungan Stabilitas Struktur (Metode Goda)
Contoh kedua untuk otomatisasi hitungan dengan program CRESS adalah desain struktur
untuk menganalisis stabilitas struktur vertikal (caisson) di atas pemecah gelombang tipe
13
urugan (rubble mound) berdasarkan metode Goda. Struktur caisson perlu didesain untuk
mengatasi gaya-gaya maksimum akibat gelombang tertinggi yang mungkin terjadi selama
service-life-nya.
a. Tinggi Gelombang Rencana
Variasi tinggi gelombang dalam zona gelombang pecah dihitung berdasarkan transformasi
gelombang tidak beraturan (irregular wave transformation) sesuai dengan metode Goda
sebagai berikut:
dimana,
K
s
= koefisien shoaling
H
0
= tinggi gelombang signifkan ekivalen di laut dalam
h = kedalaman perairan
L
0
= panjang gelombang di laut dalam
= kemiringan pantai
Koefisien-koefisien 0, 1, . dihitung sesuai dengan formula di bawah ini:
Koefisien-koefisien H
1/3
:
Koefisien-koefisien H
max
:
Hitungan yang sama dapat dilakukan dengan program ACES di bawah Functional Area:
Wave Transformation, Case: Irregular Wave Transformation (Godas Method). Dalam
program CRESS, hitungan yang sama digabungkan dalam analisis stabilitas struktur
caisson dengan metode Goda.
b. Intensitas Tekanan Gelombang
( ) { }
'
0
1/ 3
' ' '
0 0 1 max 0 0
: / 0.2,
min , , : / 0.2,
s o
s o
K H h L
H
H h H K H h L

'
+ <

( ) { }
'
0
max 1/ 250
* ' * * ' '
0 0 1 max 0 0
1.8 : / 0.2,
min , , 1.8 : / 0.2,
s o
s o
K H h L
H H
H h H K H h L


'
+ <

14
( )
[ ]
( ) [ ]
{ }
0.38
' 1.5
0 0 0
1
0.29
'
max 0 0
0.028 / exp 20 tan
0.52exp 4.2 tan
max 0.92, 0.32 / exp 2.4 tan
H L
H L


1
]
( )
[ ]
( ) [ ]
{ }
0.38
' 1.5
0 0 0
1
0.29
'
max 0 0
*
*
*
0.052 / exp 20 tan
0.63exp 3.8tan
max 1.65, 0.53 / exp 2.4 tan
H L
H L


1
]
Elevasi eksak puncak gelombang di sepanjang dinding vertikal seperti caisson sulit untuk
ditaksir karena akan bervariasi dari 1.0H hingga lebih daripada 2.0H, bergantung pada
kecuraman gelombang dan kedalaman air relatif. Untuk menjaga konsistensi dalam
perhitungan tekanan gelombang, elevasi puncak gelombang dihitung dengan formula
sederhana:
( )
max
cos 1 75 . 0 * H +
Distribusi tekanan gelombang pada penampang caisson diberikan pada Gambar 6.
Tekanan gelombang maksimum p
1
terjadi pada elevasi permukaan air rencana dan
berkurang secara linear sampai elevasi * dan dasar struktur di mana intensitas tekanan
gelombang ditunjukkan dengan p
2
.
Gambar 6 Distribusi intensitas tekanan gelombang
Intensitas tekanan gelombang dihitung dengan formula-formula berikut:
( ) ( )

+ +
1 3 3
1
2
max 0
2
2 1 1
cosh
cos cos 1 5 . 0
p p
kh
p
p
H w p


dimana
( )

,
_


,
_

'

,
_

1
]
1

1
]
1

+
kh h
h
H
d
d
H
h
d h
kh
kh
b
b
cosh
1
1
'
1
2
,
3
min
2 sinh
2
5 . 0 6 . 0
3
max
max
2
2
1

15
h
b
menyatakan kedalaman air pada lokasi sejauh 5H
1/3
ke arah laut dari struktur caisson.
Gaya angkat ke atas pada dasar caisson adalah
( )
max 0 3 1
cos 1 5 . 0 H w p
u
+
dengan distribusi tekanan pada dasar struktur caisson berbentuk segitiga.
c. Analisis Stabilitas
Analisis stabilitas dilakukan dengan memeriksa kestabilan struktur caisson terhadap geser
dan guling sebagai berikut:
( )
P
U W
SF

Faktor Aman (Safety Factor) terhadap geser
( )
p
u
M
M Wt
SF

Faktor Aman (Safety Factor) terhadap guling


dimana
M
p
= momen total tekanan gelombang terhadap tumit caisson
M
u
= momen total gaya angkat terhadap tumit caisson
P = tekanan total (lateral) gelombang per satuan panjang caisson
t = jarak horisontal antara pusat berat dan tumit caisson
U = gaya angkat total per per satuan panjang caisson
W = berat caisson per satuan panjang pada SWL
= koefisien gesekan antara dasar caisson dengan permukaan pemecah gelombang
Dengan menggunakan program CRESS Structures Caisson structures Goda,,
maka desain caisson dengan metode Goda dapat dilakukan secara otomatis.
Gambar 7 menunjukkan contoh aplikasi CRESS untuk desain caisson dengan metode
Goda.
INPUT (pada Gambar 7 ditunjukkan dengan kotak berwarna terang)
H
0
= tinggi gelombang di perairan dalam
T = periode gelombang di perairan dalam
= sudut datang gelombang dari perairan dalam
h = kedalaman perairan di depan struktur caisson
d = kedalaman berm di depan struktur caisson
h
cc
= tinggi caisson (di bawah SWL)
h
c
= tinggi caisson (di atas SWL)
m = kemiringan dasar perairan di depan berm
16

c1
= berat jenis caisson (ballast component, bagian atas)

c2
= berat jenis caisson (ballast component, bagian bawah)
h
fill
= tinggi isian ballast (di atas SWL)
w
c
= lebar caisson
OUTPUT (pada Gambar 7 ditunjukkan dengan kotak berwarna gelap)
= runup vertikal maksimum terhadap dinding caisson
p
1
= tekanan gelombang maksimum
p
3
= tekanan gelombang di dasar caisson
p
4
= tekanan gelombang di puncak caisson

slide
= faktor keamanan terhadap geser

turnover
= faktor keamanan terhadap guling
Gambar 7 Desain caisson metode Goda dengan CRESS
17
INPUT
2
PERANGKAT LUNAK ACES
ACES adalah perangkat lunak terintegrasi untuk sistem analisis dan disain berbasis
komputer interaktif dalam bidang Teknik Kelautan dan Teknik Pantai.
ACES mula-mula dikembangkan pada tahun 1995 oleh David A. Leenknecht, Andre
Szuwalski dan Ann R. Sherlock untuk U.S. Army Engineer Waterways Experiment Station,
Vicksburg, Mississippi. ACES semula dibuat untuk platform DOS yang terdiri dari 6
functional area. ACES platform DOS yang terakhir adalah versi 1.07f dan tersedia secara
gratis (freeware), namun pada saat ini tidak dapat didownload lagi karena mulai tahun
1999 ACES dikembangkan dengan antarmuka pengguna grafis (GUI) untuk platform
Windows dan diintegrasikan sebagai salah satu modul dalam paket program CEDAS yang
merupakan program komersial (proprietary software).
Sampai dengan saat buku pedoman ini disusun, ACES yang terintegrasi dalam paket
program CEDAS telah mencapai versi 4.03 dan dikembangkan dari 6 menjadi 8 functional
area.
Functional Area (Area Kegunaan) dan Case (Kasus) dalam ACES
ACES versi 4.03 terdiri dari 8 functional area dan 34 case seperti ditunjukkan pada Tabel
2.1 (Judul masing-masing functional area dan case dikutip sesuai dengan judul pada
program).
Tabel 2.1 Area Kegunaan dan Aplikasi ACES
Functional Area Case
1. Wave Prediction
(Peramalan Gelombang)
Wind Adjustment and Wave Growth
Beta-Rayleigh Distribution
Extremal Significant Wave Height
Constituent Tide Record Generation
Near-surface Wind Speed
Holland s Hurricane Wind Model
2. Wave Theory
(Teori Gelombang)
Linear Wave Theory
Cnoidal Wave Theory
Fentons Fourier Series Wave Theory
Wave Parameters
Solitary Wave Theory
3. Wave Transformation
(Transformasi Gelombang)
Linear Wave Theory with Snells Law
Irregular Wave Transformation (Godas Method)
Combined Reflection and Diffraction by a Vertical Wedge
Combined Reflection and Diffraction with a Uniform Grid
18
Tabel 2.1 (lanjutan)
4. Structural Design
(Desain Struktur)
Breakwater Design Using Hudson and Related Equations
Toe Protection Design
Non-breaking Wave Forces at Vertical Walls
Rubble Mound Revetment Design
5. Wave Runup
(Rayapan Gelombang)
Irregular Wave Runup on Smooth Slope Linear Beaches
Wave Runup and Overtopping on Impermeable Structures
Wave Transmission on Impermeable Structures
Wave Transmission Through Permeable Structures
Wave Setup Across Surf Zone
6. Littoral Processes
(Transpor Sedimen
Menyusur Pantai)
Longshore Sediment Transport (using deep water wave
conditions)
Longshore Sediment Transport (using breaking wave
conditions)
Longshore Sediment Transport (using CEDRS/WIS
Statistical Data)
Beach Nourishment Overfill Ration and Volume
Calculation of Composite Grain Size Distribution
7. Inlet Processes *)
(Proses Inlet)
Simplified Inlet Hydraulics
Wave-Current Interaction in Channel
8. Harbor Design *)
(Desain Pelabuhan)
Properties of Rectangular Basins
Vessel-generated Waves
Surging of Moored Vessel
*) Functional Area yang ditambahkan oleh paket program CEDAS.
Contoh Aplikasi Hitungan dengan ACES
Berikut diberikan 2 buah contoh kasus lapangan yang akan diselesaikan dengan ACES
untuk menghitung besaran-besaran dasar dalam Teknik Kelautan dan Teknik Pantai.
(i) Transformasi Gelombang (Wave Transformation)
(ii) Desain Struktur (Structural Design)
Transformasi Gelombang (Wave Transformation)
Gelombang yang merambat dari perairan dalam menuju ke perairan dangkal akan
mengalami transformasi dalam bentuk refraksi (wave refraction), pendangkalan (wave
shoaling) dan gelombang pecah (wave breaking). Pengaruh refraksi dan pendangkalan
dinyatakan dengan koefisien refraksi (K
R
) dan koefisien shoaling (K
S
) sehingga tinggi
gelombang (H
2
) pada kedalaman d
2
adalah
1 2
H K K H
S R

dimana H
1
adalah tinggi gelombang yang diketahui (known wave) pada kedalaman d
1
.
19
Secara teoritis nilai H
2
akan bertambah terus bersamaan dengan berkurangnya kedalaman
d, namun akan dibatasi oleh tinggi gelombang pecah H
b
yang terjadi pada kedalaman d
b
,
sehingga untuk menentukan tinggi gelombang maksimum yang mungkin terjadi (H
2 max
)
harus dilakukan perhitungan secara trial and error.
Pada Gambar 8 disajikan sketsa transformasi gelombang sesuai dengan notasi yang
digunakan dalam Program ACES.

Gambar 8 Sketsa transformasi gelombang
Proses hitungan tersebut di atas akan dilakukan secara otomatis dalam program ACES.
Sebagai contoh penerapan akan dipilih Functional Area dan Case sebagai berikut (lihat
Tabel 2.1):
Functional Area: Wave Transformation
Case: Linear Wave Theory with Snells Law
Aplikasi ini menghitung pendangkalan gelombang (wave shoaling) dan refraksi
menggunakan Hukum Snellius dengan sifat-sifat fisik gelombang diramalkan berdasarkan
teori gelombang linear. Penjelasan tentang teori gelombang dapat dilihat pada Buku 3:
Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan Pantai , Modul 2 Hidrodinamika Pantai.
INPUT (pada Gambar 9 ditunjukkan dengan kotak berwarna terang)
Satuan (Units): dipilih Metric atau English
Jenis Air (Water): dipilih Salt atau Fresh
cot = kemiringan pantai
H
1
= tinggi gelombang (known wave)
T = perioda gelombang (known wave)
d
1
= kedalaman perairan gelombang yang diketahui (known wave)
= sudut puncak gelombang (known wave), range: 0
O
90
O
d
2
= kedalaman perairan gelombang yang dihitung (subject wave)
20
Gambar 9 Hitungan transformasi gelombang linear dengan ACES
OUTPUT berupa besaran-besaran gelombang yang telah mengalami refraksi dan shoaling
pada kedalaman d
2
(subject wave) dan pada perairan dalam (deep water wave), termasuk
tinggi dan kedalaman gelombang pecah yang ditunjukkan dengan bagian yang berwarna
gelap pada Gambar 2.3.
Output dalam bentuk teks dan grafis disajikan pada Gambar 10 dan Gambar 11.
Gambar 10 Contoh output teks
21
Gambar 11 Contoh output grafis
Desain Struktur (Structural Design)
Sebagai contoh penerapan akan dipilih Functional Area dan Case sebagai berikut (lihat
Tabel 2.1):
Functional Area: Structural Design
Case: Rubble Mound Revetment Design
Aplikasi ini menghitung lapisan armor dan lapisan filter untuk konstruksi revetmen urugan,
yaitu berat, ukuran, tebal lapisan dan gradasi ukuran. Juga dihitung rayapan gelombang
(runup) yang mungkin terjadi pada lereng struktur revetmen.
Perhitungan berdasarkan formula stablitas armor riprap untuk gelombang monokromatik
menurut Hudson sebagai berikut
3
50
1
1
1
1
1
1
]
1

,
_

w
r
s
r
w
w
Ns
H
w W
dimana
W
50
= berat median batu armor
w
r
= berat volume batu armor
w
r
= berat volume air
H
s
= tinggi gelombang signifikan
N
s
= angka stabilitas
22
Angka stabilitas N
s
yang digunakan dalam ACES berdasarkan penelitian Ahrens dan
Broederick (CERC Stablity Number) dan angka stabilitas berdasarkan penelitian Van der
Meer dan Pilarczyk (Dutch Stability Number). Nilai yang terbesar dari kedua angka
stabilitas tersebut oleh ACES digunakan untuk menghitung kebutuhan berat batu armor
revetmen.
INPUT (pada Gambar 13 ditunjukkan dengan kotak berwarna terang)
Satuan (Units): dipilih Metric atau English
Jenis Air (Water): dipilih Salt atau Fresh
k = kriteria gelombang pecah 0.78 (gelombang pecah jika H/d > k)
H
s
= tinggi gelombang signifikan di depan tumit struktur revetment
cot = kemiringan dasar perairan di depan tumit struktur revetment
d
s
= kedalaman perairan di depan tumit struktur revetment
cot = kemiringan lereng struktur revetment
w
r
= berat volume armor
P = koefisien permeabilitas
S = tingkat kerusakan (damage level)
Penjelasan rinci dari setiap parameter input di atas dapat dilihat pada ACES Technical
Reference.
Sketsa definisi revetment sesuai dengan yang digunakan dalam program ACES disajikan
pada Gambar 12.
OUTPUT berupa ketebalan lapisan armor dan lapisan filter serta distribusi ukuran butiran
masing-masing lapisan (% lebih kecil berdasarkan berat berikut berat dan ukuran) yang
ditunjukkan dengan bagian yang berwarna gelap pada Gambar 12.
Gambar 12 Sketsa definisi revetment sesuai dengan ACES
23
Gambar 13 Desain revetment tipe urugan
24
Modul Program CRESS.......................................................................................................5
Contoh Aplikasi Hitungan dengan CRESS.......................................................................10
Functional Area (Area Kegunaan) dan Case (Kasus) dalam ACES..................................18
Contoh Aplikasi Hitungan dengan ACES.........................................................................19
Transformasi Gelombang (Wave Transformation)...........................................................19
Desain Struktur (Structural Design)..................................................................................22
Gambar 1 Layar Utama program CRESS..............................................................................4
Gambar 2 Membuka aplikasi CRESS...................................................................................5
Gambar 3 Sketsa definisi difraksi gelombang.....................................................................10
Gambar 4 Hitungan difraksi gelombang dengan CRESS....................................................11
Gambar 5 Hitungan dispersi gelombang linear dengan CRESS.........................................13
Gambar 6 Distribusi intensitas tekanan gelombang............................................................15
Gambar 7 Desain caisson metode Goda dengan CRESS....................................................17
Gambar 8 Sketsa transformasi gelombang..........................................................................20
Gambar 9 Hitungan transformasi gelombang linear dengan ACES....................................21
Gambar 10 Contoh output teks............................................................................................21
Gambar 11 Contoh output grafis.........................................................................................22
Gambar 12 Sketsa definisi revetment sesuai dengan ACES...............................................23
Gambar 13 Desain revetment tipe urugan...........................................................................24
25

You might also like