Professional Documents
Culture Documents
,
_
(1-1)
Integral Fresnel persamaan (1-1) tidak dapat dihitung secara analitik, karena itu
memerlukan pendekatan dengan metoda numerik.
Sketsa definisi difraksi gelombang diberikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Sketsa definisi difraksi gelombang
Dengan menggunakan program CRESS, hitungan numerik integral Fresnel akan
diselesaikan secara otomatis sehingga tinggi gelombang terdifraksi dpat langsung
diperoleh seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
INPUT (kotak berwarna terang):
Hi : Tinggi gelombang datang (m)
lokasi/tititk yang dihitung
difraksinya,
tinggi gelombang : H
D
=K
D
x H
I
r
0
gelombang datang H
I
semi-infinite breakawater
x
y
10
T : Perioda gelombang datang (detik)
d : kedalaman lokasi yang dihitung difraksinya (m)
: sudut gelombang datang (
o
)
x : jarak di belakang struktur (m)
y : jarak sebelah kiri/kanan pintu pemasukan struktur (m)
OUTPUT (kotak berwarna gelap):
Kd : koefisien difraksi (tanpa satuan)
r/L : jarak relatif titik difraksi
: sudut antara struktur dengan titik difraksi
Gambar 4 Hitungan difraksi gelombang dengan CRESS
(b) Hubungan Dispersi Gelombang Linear
Persamaan dispersi gelombang linear dinyatakan dengan,
kh gk tanh
2
Persamaan dispersi dapat ditulis kembali menggunakan definisi frekuensi angular dan
angka gelombang,
,
_
,
_
L
h
L
L
h gT
L
2
tanh
2
tanh
2
0
2
(1-2)
dimana
= frekuensi angular = 2/L
k = angka gelombang = 2/T
h = kedalaman perairan
g = percepatan gravitasi
L = panjang gelombang pada kedalaman h
11
L
0
= panjang gelombang laut dalam
Persamaan (1-2) tidak dapat diselesaikan secara langsung karena L terdapat pada kedua
ruas persamaan, sehingga memerlukan penyelesaian secara iterasi (misalnya metode
Bisection, Regula Falsi atau Newton-Raphson). Dalam hal terdapat tambahan kecepatan
arus, perlu dibedakan antara periode gelombang yang diketahui pada titik tetap (T') dan
periode yang dihitung dalam suatu sistem koordinat yang bergerak bersama-sama dengan
aliran air (T). Karenan alasan tersebut dalam program CRESS hubungan dispersi
dinyatakan dalam sistem koordinat bergerak.
Khusus dalam program CRESS dilakukan transformasi periode gelombang dari koordinat
tetap ke sistem koordinat bergerak dengan:
L
u
T
T
'
1
1
(1-3)
dimana T' = periode gelombang pengamatan
Persamaan (1-2) diselesaikan dengan metode Newton-Raphson:
( )
( )
( )
n
n
n
n
n
n
n n
L
L
h
L
u
T
g
L f
L f
L f
L L
,
_
,
_
2
tanh
'
1
1
2 '
1
dengan
(1-4)
Untuk perairan dalam (h>0.5L) panjang gelombang didekati dengan:
u T
gT
u gT
L ' 1
'
8
2
1
2
1
2
'
2
+
,
_
+ +
(1-5)
dan untuk perairan dangkal (h<0.5 L) panjang gelombang didekati dengan:
u T gh T L ' ' + (1-6)
Kecepatan fase gelombang didefinisikan sebagai:
'
'
T
L
u
T
L
u c c + + (1-7)
Energi gelombang, tanpa arus, per satuan luas adalah:
2
8
1
gH E (1-8)
Transfer energi rata-rata dalam arah penjalaran gelombang, per satuan waktu dan
persatuan lebar (fluks energi gelombang) adalah:
Enc F dimana
,
_
+
L
h
L
h
n
4
sinh
2
2
1
(1-9)
Kecepatan kelompok gelombang adalah: c
g
= nc
12
Dengan menggunakan program CRESS Water movement Wind waves and swell
Basics of waves Dispersion relation, perhitungan dapat dilakukan secara otomatis.
Gambar 5 menunjukkan contoh aplikasi perhitungan parameter-parameter gelombang dan
besaran terkait berdasarkan persamaan dispersi gelombang linear.
INPUT (pada Gambar 5 kotak berwarna terang):
T = periode gelombang
h = kedalaman perairan di mana parameter-parameter gelombang ingin dihitung
u = kecepatan arus
H = tinggi gelombang
= massa jenis air (laut)
OUTPUT (pada Gambar 5 kotak berwarna gelap):
Besaran-besaran gelombang yang dihitung adalah
T = periode gelombang (koordinat bergerak)
L = panjang gelombang pada kedalaman h
c, c = kecepatan rambat dan fase gelombang
E, F = energi dan fluks energi gelombang
c
g
= kecepatan kelompok (group) gelombang
Gambar 5 Hitungan dispersi gelombang linear dengan CRESS
(1) Hitungan Stabilitas Struktur (Metode Goda)
Contoh kedua untuk otomatisasi hitungan dengan program CRESS adalah desain struktur
untuk menganalisis stabilitas struktur vertikal (caisson) di atas pemecah gelombang tipe
13
urugan (rubble mound) berdasarkan metode Goda. Struktur caisson perlu didesain untuk
mengatasi gaya-gaya maksimum akibat gelombang tertinggi yang mungkin terjadi selama
service-life-nya.
a. Tinggi Gelombang Rencana
Variasi tinggi gelombang dalam zona gelombang pecah dihitung berdasarkan transformasi
gelombang tidak beraturan (irregular wave transformation) sesuai dengan metode Goda
sebagai berikut:
dimana,
K
s
= koefisien shoaling
H
0
= tinggi gelombang signifkan ekivalen di laut dalam
h = kedalaman perairan
L
0
= panjang gelombang di laut dalam
= kemiringan pantai
Koefisien-koefisien 0, 1, . dihitung sesuai dengan formula di bawah ini:
Koefisien-koefisien H
1/3
:
Koefisien-koefisien H
max
:
Hitungan yang sama dapat dilakukan dengan program ACES di bawah Functional Area:
Wave Transformation, Case: Irregular Wave Transformation (Godas Method). Dalam
program CRESS, hitungan yang sama digabungkan dalam analisis stabilitas struktur
caisson dengan metode Goda.
b. Intensitas Tekanan Gelombang
( ) { }
'
0
1/ 3
' ' '
0 0 1 max 0 0
: / 0.2,
min , , : / 0.2,
s o
s o
K H h L
H
H h H K H h L
'
+ <
( ) { }
'
0
max 1/ 250
* ' * * ' '
0 0 1 max 0 0
1.8 : / 0.2,
min , , 1.8 : / 0.2,
s o
s o
K H h L
H H
H h H K H h L
'
+ <
14
( )
[ ]
( ) [ ]
{ }
0.38
' 1.5
0 0 0
1
0.29
'
max 0 0
0.028 / exp 20 tan
0.52exp 4.2 tan
max 0.92, 0.32 / exp 2.4 tan
H L
H L
1
]
( )
[ ]
( ) [ ]
{ }
0.38
' 1.5
0 0 0
1
0.29
'
max 0 0
*
*
*
0.052 / exp 20 tan
0.63exp 3.8tan
max 1.65, 0.53 / exp 2.4 tan
H L
H L
1
]
Elevasi eksak puncak gelombang di sepanjang dinding vertikal seperti caisson sulit untuk
ditaksir karena akan bervariasi dari 1.0H hingga lebih daripada 2.0H, bergantung pada
kecuraman gelombang dan kedalaman air relatif. Untuk menjaga konsistensi dalam
perhitungan tekanan gelombang, elevasi puncak gelombang dihitung dengan formula
sederhana:
( )
max
cos 1 75 . 0 * H +
Distribusi tekanan gelombang pada penampang caisson diberikan pada Gambar 6.
Tekanan gelombang maksimum p
1
terjadi pada elevasi permukaan air rencana dan
berkurang secara linear sampai elevasi * dan dasar struktur di mana intensitas tekanan
gelombang ditunjukkan dengan p
2
.
Gambar 6 Distribusi intensitas tekanan gelombang
Intensitas tekanan gelombang dihitung dengan formula-formula berikut:
( ) ( )
+ +
1 3 3
1
2
max 0
2
2 1 1
cosh
cos cos 1 5 . 0
p p
kh
p
p
H w p
dimana
( )
,
_
,
_
'
,
_
1
]
1
1
]
1
+
kh h
h
H
d
d
H
h
d h
kh
kh
b
b
cosh
1
1
'
1
2
,
3
min
2 sinh
2
5 . 0 6 . 0
3
max
max
2
2
1
15
h
b
menyatakan kedalaman air pada lokasi sejauh 5H
1/3
ke arah laut dari struktur caisson.
Gaya angkat ke atas pada dasar caisson adalah
( )
max 0 3 1
cos 1 5 . 0 H w p
u
+
dengan distribusi tekanan pada dasar struktur caisson berbentuk segitiga.
c. Analisis Stabilitas
Analisis stabilitas dilakukan dengan memeriksa kestabilan struktur caisson terhadap geser
dan guling sebagai berikut:
( )
P
U W
SF
Faktor Aman (Safety Factor) terhadap geser
( )
p
u
M
M Wt
SF
c1
= berat jenis caisson (ballast component, bagian atas)
c2
= berat jenis caisson (ballast component, bagian bawah)
h
fill
= tinggi isian ballast (di atas SWL)
w
c
= lebar caisson
OUTPUT (pada Gambar 7 ditunjukkan dengan kotak berwarna gelap)
= runup vertikal maksimum terhadap dinding caisson
p
1
= tekanan gelombang maksimum
p
3
= tekanan gelombang di dasar caisson
p
4
= tekanan gelombang di puncak caisson
slide
= faktor keamanan terhadap geser
turnover
= faktor keamanan terhadap guling
Gambar 7 Desain caisson metode Goda dengan CRESS
17
INPUT
2
PERANGKAT LUNAK ACES
ACES adalah perangkat lunak terintegrasi untuk sistem analisis dan disain berbasis
komputer interaktif dalam bidang Teknik Kelautan dan Teknik Pantai.
ACES mula-mula dikembangkan pada tahun 1995 oleh David A. Leenknecht, Andre
Szuwalski dan Ann R. Sherlock untuk U.S. Army Engineer Waterways Experiment Station,
Vicksburg, Mississippi. ACES semula dibuat untuk platform DOS yang terdiri dari 6
functional area. ACES platform DOS yang terakhir adalah versi 1.07f dan tersedia secara
gratis (freeware), namun pada saat ini tidak dapat didownload lagi karena mulai tahun
1999 ACES dikembangkan dengan antarmuka pengguna grafis (GUI) untuk platform
Windows dan diintegrasikan sebagai salah satu modul dalam paket program CEDAS yang
merupakan program komersial (proprietary software).
Sampai dengan saat buku pedoman ini disusun, ACES yang terintegrasi dalam paket
program CEDAS telah mencapai versi 4.03 dan dikembangkan dari 6 menjadi 8 functional
area.
Functional Area (Area Kegunaan) dan Case (Kasus) dalam ACES
ACES versi 4.03 terdiri dari 8 functional area dan 34 case seperti ditunjukkan pada Tabel
2.1 (Judul masing-masing functional area dan case dikutip sesuai dengan judul pada
program).
Tabel 2.1 Area Kegunaan dan Aplikasi ACES
Functional Area Case
1. Wave Prediction
(Peramalan Gelombang)
Wind Adjustment and Wave Growth
Beta-Rayleigh Distribution
Extremal Significant Wave Height
Constituent Tide Record Generation
Near-surface Wind Speed
Holland s Hurricane Wind Model
2. Wave Theory
(Teori Gelombang)
Linear Wave Theory
Cnoidal Wave Theory
Fentons Fourier Series Wave Theory
Wave Parameters
Solitary Wave Theory
3. Wave Transformation
(Transformasi Gelombang)
Linear Wave Theory with Snells Law
Irregular Wave Transformation (Godas Method)
Combined Reflection and Diffraction by a Vertical Wedge
Combined Reflection and Diffraction with a Uniform Grid
18
Tabel 2.1 (lanjutan)
4. Structural Design
(Desain Struktur)
Breakwater Design Using Hudson and Related Equations
Toe Protection Design
Non-breaking Wave Forces at Vertical Walls
Rubble Mound Revetment Design
5. Wave Runup
(Rayapan Gelombang)
Irregular Wave Runup on Smooth Slope Linear Beaches
Wave Runup and Overtopping on Impermeable Structures
Wave Transmission on Impermeable Structures
Wave Transmission Through Permeable Structures
Wave Setup Across Surf Zone
6. Littoral Processes
(Transpor Sedimen
Menyusur Pantai)
Longshore Sediment Transport (using deep water wave
conditions)
Longshore Sediment Transport (using breaking wave
conditions)
Longshore Sediment Transport (using CEDRS/WIS
Statistical Data)
Beach Nourishment Overfill Ration and Volume
Calculation of Composite Grain Size Distribution
7. Inlet Processes *)
(Proses Inlet)
Simplified Inlet Hydraulics
Wave-Current Interaction in Channel
8. Harbor Design *)
(Desain Pelabuhan)
Properties of Rectangular Basins
Vessel-generated Waves
Surging of Moored Vessel
*) Functional Area yang ditambahkan oleh paket program CEDAS.
Contoh Aplikasi Hitungan dengan ACES
Berikut diberikan 2 buah contoh kasus lapangan yang akan diselesaikan dengan ACES
untuk menghitung besaran-besaran dasar dalam Teknik Kelautan dan Teknik Pantai.
(i) Transformasi Gelombang (Wave Transformation)
(ii) Desain Struktur (Structural Design)
Transformasi Gelombang (Wave Transformation)
Gelombang yang merambat dari perairan dalam menuju ke perairan dangkal akan
mengalami transformasi dalam bentuk refraksi (wave refraction), pendangkalan (wave
shoaling) dan gelombang pecah (wave breaking). Pengaruh refraksi dan pendangkalan
dinyatakan dengan koefisien refraksi (K
R
) dan koefisien shoaling (K
S
) sehingga tinggi
gelombang (H
2
) pada kedalaman d
2
adalah
1 2
H K K H
S R
dimana H
1
adalah tinggi gelombang yang diketahui (known wave) pada kedalaman d
1
.
19
Secara teoritis nilai H
2
akan bertambah terus bersamaan dengan berkurangnya kedalaman
d, namun akan dibatasi oleh tinggi gelombang pecah H
b
yang terjadi pada kedalaman d
b
,
sehingga untuk menentukan tinggi gelombang maksimum yang mungkin terjadi (H
2 max
)
harus dilakukan perhitungan secara trial and error.
Pada Gambar 8 disajikan sketsa transformasi gelombang sesuai dengan notasi yang
digunakan dalam Program ACES.
Gambar 8 Sketsa transformasi gelombang
Proses hitungan tersebut di atas akan dilakukan secara otomatis dalam program ACES.
Sebagai contoh penerapan akan dipilih Functional Area dan Case sebagai berikut (lihat
Tabel 2.1):
Functional Area: Wave Transformation
Case: Linear Wave Theory with Snells Law
Aplikasi ini menghitung pendangkalan gelombang (wave shoaling) dan refraksi
menggunakan Hukum Snellius dengan sifat-sifat fisik gelombang diramalkan berdasarkan
teori gelombang linear. Penjelasan tentang teori gelombang dapat dilihat pada Buku 3:
Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan Pantai , Modul 2 Hidrodinamika Pantai.
INPUT (pada Gambar 9 ditunjukkan dengan kotak berwarna terang)
Satuan (Units): dipilih Metric atau English
Jenis Air (Water): dipilih Salt atau Fresh
cot = kemiringan pantai
H
1
= tinggi gelombang (known wave)
T = perioda gelombang (known wave)
d
1
= kedalaman perairan gelombang yang diketahui (known wave)
= sudut puncak gelombang (known wave), range: 0
O
90
O
d
2
= kedalaman perairan gelombang yang dihitung (subject wave)
20
Gambar 9 Hitungan transformasi gelombang linear dengan ACES
OUTPUT berupa besaran-besaran gelombang yang telah mengalami refraksi dan shoaling
pada kedalaman d
2
(subject wave) dan pada perairan dalam (deep water wave), termasuk
tinggi dan kedalaman gelombang pecah yang ditunjukkan dengan bagian yang berwarna
gelap pada Gambar 2.3.
Output dalam bentuk teks dan grafis disajikan pada Gambar 10 dan Gambar 11.
Gambar 10 Contoh output teks
21
Gambar 11 Contoh output grafis
Desain Struktur (Structural Design)
Sebagai contoh penerapan akan dipilih Functional Area dan Case sebagai berikut (lihat
Tabel 2.1):
Functional Area: Structural Design
Case: Rubble Mound Revetment Design
Aplikasi ini menghitung lapisan armor dan lapisan filter untuk konstruksi revetmen urugan,
yaitu berat, ukuran, tebal lapisan dan gradasi ukuran. Juga dihitung rayapan gelombang
(runup) yang mungkin terjadi pada lereng struktur revetmen.
Perhitungan berdasarkan formula stablitas armor riprap untuk gelombang monokromatik
menurut Hudson sebagai berikut
3
50
1
1
1
1
1
1
]
1
,
_
w
r
s
r
w
w
Ns
H
w W
dimana
W
50
= berat median batu armor
w
r
= berat volume batu armor
w
r
= berat volume air
H
s
= tinggi gelombang signifikan
N
s
= angka stabilitas
22
Angka stabilitas N
s
yang digunakan dalam ACES berdasarkan penelitian Ahrens dan
Broederick (CERC Stablity Number) dan angka stabilitas berdasarkan penelitian Van der
Meer dan Pilarczyk (Dutch Stability Number). Nilai yang terbesar dari kedua angka
stabilitas tersebut oleh ACES digunakan untuk menghitung kebutuhan berat batu armor
revetmen.
INPUT (pada Gambar 13 ditunjukkan dengan kotak berwarna terang)
Satuan (Units): dipilih Metric atau English
Jenis Air (Water): dipilih Salt atau Fresh
k = kriteria gelombang pecah 0.78 (gelombang pecah jika H/d > k)
H
s
= tinggi gelombang signifikan di depan tumit struktur revetment
cot = kemiringan dasar perairan di depan tumit struktur revetment
d
s
= kedalaman perairan di depan tumit struktur revetment
cot = kemiringan lereng struktur revetment
w
r
= berat volume armor
P = koefisien permeabilitas
S = tingkat kerusakan (damage level)
Penjelasan rinci dari setiap parameter input di atas dapat dilihat pada ACES Technical
Reference.
Sketsa definisi revetment sesuai dengan yang digunakan dalam program ACES disajikan
pada Gambar 12.
OUTPUT berupa ketebalan lapisan armor dan lapisan filter serta distribusi ukuran butiran
masing-masing lapisan (% lebih kecil berdasarkan berat berikut berat dan ukuran) yang
ditunjukkan dengan bagian yang berwarna gelap pada Gambar 12.
Gambar 12 Sketsa definisi revetment sesuai dengan ACES
23
Gambar 13 Desain revetment tipe urugan
24
Modul Program CRESS.......................................................................................................5
Contoh Aplikasi Hitungan dengan CRESS.......................................................................10
Functional Area (Area Kegunaan) dan Case (Kasus) dalam ACES..................................18
Contoh Aplikasi Hitungan dengan ACES.........................................................................19
Transformasi Gelombang (Wave Transformation)...........................................................19
Desain Struktur (Structural Design)..................................................................................22
Gambar 1 Layar Utama program CRESS..............................................................................4
Gambar 2 Membuka aplikasi CRESS...................................................................................5
Gambar 3 Sketsa definisi difraksi gelombang.....................................................................10
Gambar 4 Hitungan difraksi gelombang dengan CRESS....................................................11
Gambar 5 Hitungan dispersi gelombang linear dengan CRESS.........................................13
Gambar 6 Distribusi intensitas tekanan gelombang............................................................15
Gambar 7 Desain caisson metode Goda dengan CRESS....................................................17
Gambar 8 Sketsa transformasi gelombang..........................................................................20
Gambar 9 Hitungan transformasi gelombang linear dengan ACES....................................21
Gambar 10 Contoh output teks............................................................................................21
Gambar 11 Contoh output grafis.........................................................................................22
Gambar 12 Sketsa definisi revetment sesuai dengan ACES...............................................23
Gambar 13 Desain revetment tipe urugan...........................................................................24
25