You are on page 1of 7

PERCOBAAN VIII RESPIRASI PADA TUMBUHAN

TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama respirasi dan menghitung respiratory quotient (RQ) nya. DASAR TEORI Respirasi adalah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, baik menggunakan oksigen maupun tidak dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam proses tersebut dibebaskan sejumlah energi. Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun, seperti kita ketahui, respirasi lebih dari sekadar pertukaran gas secara sederhana. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2, sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. pati, frukton, sukrosa atau gula lainnya, lemak, asam organik, dan pada keadaan tertentu bahkan protein, dapat bertindak sebagai substrat respirasi (Salisbury, 1995). Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tiga tahapan metabolik, yaitu : 1. 2. 3. Glikolisis, merupakan rangkaian reaksi perubahan glukosa menjadi asam piruvat. Tahap siklus krebs, pengubahan asam piruvat menjadi CO2, H da ATP Tahap fosforilasi oksidatif, transfer electron melalui system sitokrom untuk membentuk H2O. Dua tahapan yang pertama, glikolisis dan siklus krebs, merupakan jalur katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organik lainnya. Glikolisis yang terjadi dalam sitosol, mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat. Siklus krebs yang terjadi dalam matriks mitokondria, menyempurnakan pekerjaan ini dengan menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida. Dengan demikian karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi merupakan fragmen molekul organik yang teroksidasi. Sebagian tahap glikolisis dan siklus krebs ini merupakan reaksi redoks dimana enzim dehidrogenase mentransfer electron dari substrat ke NAD+, dan membentuk NADH. Pada langkah ketiga respirasi, rantai transpor electron menerima electron dari produk hasil perombakan kedua langkah yang pertama tersebut (biasanya melalui NADH) dan melewatkan elektron ini dari satu molekul ke molekul yang lain. Pada akhir rantai ini, electron digabungkan dengan ion hidrogen dan oksigen molekuler untuk membentuk air.

Energi yang dilepas pada setiap langkah rantai tersebutdisimpan dalam suatu bentuk yang digunakan oleh mitokondria untuk membuat ATP. Modus sintesis ATP ini disebut fosforilasi oksidatif karena sintesis ini digerakkan oleh reaksi redoks yang mentransfer elektron dari makanan ke oksigen (Campbell, 2000). Sebagian reaksi respirasi berlangsung dalam mitokondria dan sebagian yang lain terjadi di sitoplasma. Mitokondria mempunyai membran ganda (luar dan dalam) dengan ruangan intermembran (di antara membran luar dan dalam). Ruangan paling dalam berisi cairan seperti gel yang disebut dengan matriks. ATP paling banyak dihasilkan selama respirasi pada mitokondria sehingga mitokondria sering disebut mesin sel (Loveless, 1983). Pada masa lalu, respirasi dengan evolusi (pengeluaran) CO2 dipandang sebagai proses yang merugikan tanaman yang memang cukup logis bila ditinjau dari neraca CO2 tanaman. Tetapi dengan pengetahuan yang lebih baik akan biokimia, pandangan itu tidak lagi berlaku. Kegunaan respirasi dalam pertumbuhan tanaman yang sebelumnya tidak banyak diketahui semakin disadari dengan pengembangan model simulasi pertumbuhan tanaman. Pengembangan konsep respirasi yang dibagi kepada dua komponen yaitu respirasi pertumbuhan (growth respiration) banyak membantu dalam hal ini yang membawa kepada peningkatan perhatian terhadap respirasi dalam penelitian pertumbuhan tanaman. Menurut Pennign de Vries (1972), konsep ini pertama-tama digunakan oleh Tamyia (1932) dan Tamyia & Yamaguchi (1933) untuk Aspergillus niger (Sitompul, 1995). a) Glikolisis Sekelompok reaksi, yang secara bersama disebut glikolisis, mengubah glukosa, glukosa 1-P, fruktosa menjadi asam piruvat di sitosol. Glikolisis merupakan tahap pertama dari tiga fase respirasi yang sangat berkaitan, diikuti oleh daur krebs dan pengangkutan elektron. Glikolisis mempunyai beberapa fungsi. Pertama, glikolisis mengubah satu molekul heksosa menjadi dua molekul asam piruvat dan terjadi oksidasi sebagian pada heksosa. Fungsi kedua glikolisis ialah produksi ATP. Glikolisis secara keseluruhan menghasilkan ATP, tetapi pada tahap awal harus menggunakan ATP. Fungsi ketiga glikolisis ialah pembentukan molekul yang dapat diambil dari lintasan untuk membentuk beberapa bahan penyusun tumbuhan. Akhirnya glikolisis penting karena piruvat yang dihasilkan dapat dioksidasi di mitokondria untuk menghasilkkan cukup banyak ATP. (Salisbury, 1995). b) Daur Krebs Langkah awal menuju daur krebs menyangkut oksidasi dan hilangnya CO2 dari piruvat dan penggabungan sisa unit asetat 2 karbon dengan senyawa yang mengandung belerang yakni Co-A membentuk Asetil Co-A. Fungsi utama daur krebs yaitu reduksi NAD + dan

ubikuinon menjadi elektron donor NADH dan ubikuinol, yang akan dioksidasi untuk menghasilkan ATP. Fungsi berikutnya yaitu sintesis langsung ATP dalam jumlah terbatas dan yang terakhir pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk mensintesis asam amino tertentu yang kemudian akan diubah menjadi molekul yang lebih besar. (Sudjino, 2006). c) Sistem Transpor Elektron Sistem transpor elektron merupakan suatu rantai pembawa elektron yang terdiri dari NAD, FAD, koemzim Q, dan sitokrom. Sistem transpor elektron terjadi dalam membran mitokondria. Sistem transpor elektron ini berfungsi untuk mengoksidasi senyawa NADH atau NADPH2 dan FADH2 untuk menghasilkan ATP ( Loveless, 1983). Energi dalam sistem transpor elektron terbentuk melalui reaksi fosforilasi oksidatif. Energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2 dapat digunakan untuk membentuk 3 mol ATP. Reaksinya sebagai berikut : NADH + H+ + O2 + 3 ADP + 3H3PO4 NAD+ + 3 ATP + 4H2O

Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH2 dapat menghasilkan 2 mol ATP (Berrie dkk, 1987). Respirasi anaerob terjadi bila tidak ada oksigen. Dalam respirasi aerob oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir. Organel-organel dan reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses respirasi aerob sama dengan respirasi anaerob. Adapun zat yang dapat menggantikan peran oksigen antara lain NO3 dan SO4. Sejauh ini baru diketahui bahwa yang dapt menggunakan zat pengganti oksigen adalah golongan mikroorganisme. Dengan demikian organisme tingkat tinggi tidak dapat melakukan respirasi anaerob. Apabila tidak ada oksigen, organisme tingkat tinggi mengubah energi portensial kimia menjadi energi kinetik meleui proses fermentasi (Sudjino, 2006). Perbandingan antara jumlah karbondioksida yang dilepas dan juga jumlah oksigen yang digunakan biasanya dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat dengan RQ. Nilai RQ tergantung pada bahan atau substrat untuk respirasi dan sempurna tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya (Rachman, 1998). METODE Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 11 Desember 2008, pukul 12.30 14.30 WITA, bertempat di ruang Biologi Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah respirometer Ganong, statif, corong gelas dan penunjuk waktu. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kecambah kacang hijau (segar), larutan KOH 10 %, aquades dan vaselin. Prosedur Kerja Alat dan bahan disiapkan, 10 gr kecambah kacang hijau ditimbang. Aquades dimasukkan ke dalam pipa respirometer, dan kecambah dimasukkan ke dalam tabung respirometer dan sumbatnya diputar sampai kedua lubang berhadapan. Permukaan air dalam pipa diatur pada skala 20 dengan jalan menaikkan dan menurunkan pipa. Kemudian sumbat dioleskan dengan vaselin, kemudian diputar sehingga udara di dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar. Biarkan selama 30 menit. Perubahan permukaan air diamati dalam pipa. Jika permukaan airnya turun maka nilai positif dan jika air naik berarti nilainya negatif. Kegiatan (1-5) diulangi dengan menggunakan KOH 10 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Keterangan : 1. Kapas + KOH 2. Kecambah 3. Tabung Gelas 4. Penutup tabung + Vaselin 5. Selang karet 6. Eosin 7. Suntikan Tabel hasil pengamatan respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau) No 1 2 Perlakuan Menggunakan aquades Menggunkan Skala (mm3) Awal Akhir 0 0 200 200 Waktu (menit) 1 2 3 14,19 6,04 13,31 3,36 8,53 2,34 Rata-rata (menit) 12,01 3,91

KOH 10 % Perhitungan 1. Aquades Diketahui : Volume gas yang digunakan = 200 mm3 = 0,2 . 10-3 m-3 Waktu rata-rata (t) Ditanya Jawab : RQ...? : RQ = (volume gas/jam) . (1/massa) = 0,99 . 10-3 m-3/jam . (1/10-2) = 0,099 m3 kg/jam 2. KOH 10 % Diketahui : Volume gas yang digunakan = 200 mm3 = 0,2 . 10-3 m-3 Waktu rata-rata (t) Ditanya Jawab : RQ...? : RQ = (volume gas/jam) . (1/massa) = 3,07 . 10-3 m-3/jam . (1/10-2) = 0,307 m3 kg/jam Pembahasan Respirasi adalah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, baik menggunakan oksigen maupun tidak dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam proses tersebut dibebaskan sejumlah energi. Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. reaksi yang terjadi pada proses respirasi adalah : C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + ATP Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob di mana oksigen tidak atau kurang tersedia dan di hasilkan senyawa selainkarbondioksida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi. Pernapasan anaerob sebenarnya dapat juga berlangsung di dalam udara bebas, akan tetapi proses ini ti dak menggunakan oksigen yang tersedia di dalam udara itu. Pernapasan anaerob juga lazim disebut fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Tujuan fermentasi yaitu untuk memperoleh energi. = 3,91 menit Volume gas/jam = v gas . 60/t = 0,2 . 10-3 . 60/3,91 = 3,07 . 10-3 m-3/jam = 12, 01 menit Volume gas/jam = V gas. 60/t = 0,2 . 10-3 . 60/12,01 = 0,99 . 10-3 m-3/jam

Percobaan dilakukan dengan menggunakan bahan kecamabah kacang hijau segar karena pada kecambah kacang hijau sudah melakukan respirasi yang bersifat aerob dan dengan prosesnya yang lambat sehingga memerlukan banyak oksigen. Dari pengamatan yang dilakukan, respirasi yang terjadi pada kecambah kacang hijau (segar) melakukan respirasi aerob. Sebab dalam proses respirasi tersebut memerlukan oksigen yang masuk dari pipa respirometer yang berasal dari udara luar. Kecambah kacang hijau mendapatkan dua perlakuan yang pertama dengan ditambahkan aquades dan yang kedua dengan ditambahkan KOH. Dari hasil yang didapatkan terlihat bahwa volume O2 yang diperlukan pada kecambah yang ditambahkan aquades yaitu sebesar 200 mm3 yang sama dengan volume O2 yang diperlukan pada pada kecambah yang ditambahkan KOH yaitu sebesar 200 mm3. Reaksi yang terjadi antara KOH dengan O2 yaitu : 2KOH + O2 K2O + H2O

Untuk aquades dalam percobaan ini memiliki fungsi sebagai pembanding laju respirasi antara kecambah kacang hijau yang ditambahkan dengan akuades atau KOH, dimana aqudes ini sendiri tidak berikatan dengan O2 sehingga tidak mempengaruhi jalannya respirasi dari kecambah kacang hijau tersebut. Sedangkan KOH bertindak sebagai kompetitor/pesaing dengan kecambah kacang hijau dalam menggunakan O2. dimana KOH juga bereaksi dengan O2 sehingga antara KOH dengan kecambah terjadi persaingan dalam menggunakan O2. Vaselin berfungsi sebagai bahan untuk merapatkan antara sumbat dengan tabung sehingga udara luar terpisah dengan udara di dalam tabung respirometer. Sedangkan eosin berfungsi sebagai pembatas dalam menghitung volume O2 yang diperlukan. Kecambah itu sendiri digunakan karena masih berada dalam tahapan pertumbuhan yang memerlukan energi lebih banyak sehingga saat melakukan respirasi membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Oksigen sendiri berfungsi untuk pembongkaran glukosa yang akan dimanfaatkan untuk aktivitas tumbuhan. Pada respirometer, eosin yang disuntikkan ke dalam pipa respirometer tersebut apabila permukaannya naik berarti bernilai negatif yang berarti terjadi proses respirasi. Sebaliknya apabila permukaannya turun maka bernilai positif yang berarti tidak terjadi proses respirasi. Untuk percobaan kali ini, permukaan eosin naik yang menandakan terjadinya proses respirasi. Proses respirasi bertujuan untuk mendapatkan energi yang digunakan dalam proses metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan untuk menjadi sebuh tanaman dewasa. Semakin besar tanaman, maka makin besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula. Faktor faktor tersebut diantaranya adalah ketersediaan oksigen dalam sistem respirasi, jenis substrat yang digunakan, suhu lingkungan, juga umur serta jenis tumbuhan yang digunakan.

Dari hasil perhitungan maka didapatkan RQ suatu aquades sebesar 0,099 m 3 kg/jam dengan volume gas yang digunakan sebesar 0,2.10-3 m3 dan waktu rata-ratanya sekitar 12,01 menit. Sedangkan pada larutan KOH dengan volume gas yang dibutuhkan 0,2.10-3 m-3 dan waktu rata-ratanya 3,91 menit maka RQ yang didapatkan sebesar 0,307 m3 kg/jam. KESIMPULAN Dari hasil yang dapat ditarik dari praktikum kali ini antara lain adalah Respirasi adalah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, baik menggunakan oksigen maupun tidak dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam proses tersebut dibebaskan sejumlah energi. Volume O2 yang diperlukan pada kecambah yang ditambahkan aquades lebih kecil dibandingkan dengan volume O2 yang diperlukan pada pada kecambah yang ditambahkan KOH. Aquades dalam percobaan ini memiliki fungsi sebagai pembanding laju respirasi antara kecambah kacang hijau yang ditambahkan dengan akuades atau KOH. KOH bertindak sebagai kompetitor/pesaing dengan kecambah kacang hijau dalam menggunakan O2.Vaselin berfungsi sebagai bahan untuk merapatkan antara sumbat dengan tabung sehingga udara luar terpisah dengan udara di dalam tabung respirometer. Sedangkan eosin berfungsi sebagai pembatas dalam menghitung volume O2 yang diperlukan. Kecambah itu sendiri berfungsi sebagai media yang melakukan proses respirasi Respirasi yang terjadi pada kecambah kacang hijau (segar) melakukan respirasi aerob, sebab dalam proses respirasi tersebut memerlukan oksigen. Jumlah CO2 yang dilepaskan pada respirasi kecambah tidak sama tiap menitnya. DAFTAR PUSTAKA Berrie, G dkk. 1987. Tropical Plant Science. Longman Inc, Hong Kong. Campbell . 2000. Biologi Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Loveless. 1983. Principles of Plant Biology For The Tropics. Longman Inc, New York. Salisbury, F.B & Ross C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.. Penerbit ITB, Bandung. Sitompul, S.M. & Bambang G. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada Sudjino. 2006. Biologi. Sunda Kelapa, Jakarta. Rachman, Dedi M. 1998. Intisari Biologi. Pustaka Setia, Bandung.

You might also like