Professional Documents
Culture Documents
Parlindungan Pardede
parlpard2010@gmail.com
Universitas Kristen Indonesia
Abstrak
Ilmu dan bahasa merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, karena bahasa
pengembangan ilmu, dan peran Pusat Bahasa untuk mendorong bahasa Indonesia
Pendahuluan
Ilmu dan bahasa merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Bahasa
juga tidak mungkin dilaksanakan tanpa bahasa sebagai media komunikasi. Setiap
konsep ilmu tidak dapat diselenggarakan tanpa melibatkan bahasa sebagai sarana.
hakikat ilmu dan bahasa sebagai titik tolak dan dilanjutkan dengan pembahasan
bahasa dan pikiran dan bahasa sebagai media komunikasi. Setelah itu,
Hakikat Ilmu
dengan orang lain dan alam sekitarnya, yang kemudian diabstraksi dalam bentuk
pernyataan, ungkapan artistik, teori, dalil, rumus atau hukum. Pengertian ini
selaras dengan penjelasan Suriasumantri (1990: 293) bahwa ... knowledge ...
merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu
2
seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam, dan biologi.... Menurut
Hornby (1994: 760), Ilmu (science) merupakan pengetahuan yang disusun secara
pengujian fakta. Selaras dengan itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
Allot (1989) membatasi ilmu sebagai: A branch of study which is concerned with
general laws and which includes trustworthy methods for the discovery of new
Perbedaan antara ilmu dan pengetahuan di atas juga didukung oleh Sandjaja
mencakup segala sesuatu yang dilihat, didengar, dikecap, dicium, diraba, dan
pengetahuan tentang suatu bidang tertentu yang telah disusun secara metodis,
sitematis, dan koheren. Ilmu diperoleh dari berbagai upaya yang dilakukan untuk
3
dirancang secara sistematis, para ilmuwan menggunakan bukti-bukti fisik yang
bahwa ilmu merupakan bagian pengetahuan yang diperoleh dari penelitian yang
dengan bidang tersebut yang kemudian disusun secara sistematis dan koheren.
diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan metode tertentu dan langkah-
langkah yang sistematis, mencakup satu bidang tertentu dari kenyataan, dan
Hakikat Bahasa
Bahasa adalah media (sarana) yang digunakan untuk berbicara, menulis, dan
berpikir. Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam hidup manusia.
Bahasa membuat manusia mampu mendominasi mahluk lain dimuka bumi, baik
terpenting: fungsional dan formal. Aspek fungsional merujuk pada fungsi bahasa
yang begitu penting dalam kehidupan masyarakat manusia, yaitu sebagai media
4
yang dimiliki bersama dan digunakan untuk mengkomunikasikan pendapat,
gagasan dan perasaan. Aspek formal merujuk pada sistem atau kaidah-kaidah (tata
bahasa) yang digunakan untuk membentuk bunyi menjadi kata dan memadu kata-
kata menjadi kalimat yang bermakna. Aspek formal menurut Miller (1974: 8),
meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Kedua aspek ini terungkap
dengan jelas dalam definisi The Random House Dictionary of the English
Language (dalam Brown, 1987: 4), yang menyatakan bahasa sebagai any set
number of people who are thus enabled to communicate intelligibly with one
sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
yang sama juga mendapat penekanan dalam definisi yang diutarakan oleh
Wardaugh (1972: 3): Language is a system of arbitrary vocal symbols used for
the systematic, structured verbal and, in most cases, written code used for
arbitrary symbols related to each other by rules and used by humans for
Sistem (tata bahasa) setiap bahasa biasanya dibangun secara hirarkis oleh
lima unsur yang: fonem, morfem, sintaksis, dan semantik. Fonem merupakan
unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari
5
satu kata. Sebagai contoh, kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena
perbedaan pada fonem /r/ dan /s/. Kata tadi dan tari memiliki arti yang berbeda
karena perbedaan pada fonem /d/ dan /r/. Morfem merupakan unsur terkecil dari
pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa
Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua
morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan
morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. Sintaksis merupakan
berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau
pada bahasa Belanda dan Jerman aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja
selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat. Hal ini berbeda dengan bahasa
Inggris yang memperbolehkan kata kerja diletakan bukan pada urutan kedua
dalam suatu kalimat. Semantik merupakan bidang yang mempelajari arti dan
disalurkan melalui keempat unsur bahasa di atas, tetapi juga melalui unsur-unsur
verbal terdiri dari paralanguage dan bahasa tubuh (body language). Unsur
sedangkan unsur bahasa tubuh, antara lain terdiri dari ekpresi wajah, tatapan mata,
6
gerak-gerik tubuh, cara duduk, berdiri, pakaian dan lain-lain. Pentingnya
pengucapan kata Bagus, dengan intonasi yang berbeda. Dengan intonasi yang
ejekan. Contoh yang lain dapat dilihat pada perubahan makna hanya karena
penggunaan intonasi yang berbeda dalam dua kalimat berikut (Nisen and Nielsen,
1979).
gerik tubuh yang mungkin dilakukan seseorang saja bisa mencapai 700,000 jenis,
untuk tujuan praktis dalamkomunikasi, kita hanya perlu memahami bahasa tubuh
yang lazim digunakan saja (National Literacy Trust, 2008). Sebagai contoh, untuk
kelingking, orang Jepang dengan seluruh jari, dan sebagian orang di Asia dengan
jari jempol. Dalam budaya Barat, kontak mata langsung yang normal dianggap
budaya Arab, kontak mata yang lama dianggap sebagai tanda keseriusan dan
7
Peran Bahasa Dalam Ilmu
Peran bahasa dalam ilmu erat hubungannya dengan aspek fungsional bahasa
pembahasan tentang permasalahan ini akan disoroti dalam dua bagian: (1)
hubungan bahasa dan pikiran dan (2) bahasa sebagai media komunikasi.
hanya oleh orang yang melakukan aktivitas itu. Miller (1983: 172) mengatakan:
it. Lebih jauh, Miller mengatakan bahwa tindakan berpikir sering digambarkan
Peran penting bahasa dalam inovasi ilmu terungkap jelas dari fungsi bahasa
8
untuk memikirkan hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui penginderaan.
Setiap kali seseorang sedang memikirkan seekor harimau, misalnya, dia tidak
relevan, yang berfungsi sebagai representasi mental tentang harimau, sudah dapat
simbol, yang secara generik mempunyai cakupan lebih luas dari homo sapiens,
Bahasa memang tidak selalu identik dengan berpikir. Jika seseorang ditanya
linguistik agar proses komunikasi dengan penanya berjalan dengan baik. Namun,
meskipun bahasa tidak identik dengan berpikir, berpikir tidak dapat dilakukan
menentukan objek apa saja yang dapat dipikirkannya. Berbagai filsuf menyatakan
bahwa suku-suku primitif tidak dapat memikirkan hal-hal yang canggih bukan
karena mereka tidak dapat berpikir, tetapi karena bahasa mereka tidak dapat
terungkap jelas dalam diri mahasiswa yang sedang belajar di luar negeri. Dia akan
berhasil menyelesaikan studinya hanya jika dia menguasai bahasa yang digunakan
9
proses ini, tidaklah berlebihan bila Tomasello (1999) menegaskan bahwa bahasa
membuktikan bahwa peserta yang bahasa ibunya memiliki kata untuk warna yang
Karena bahasa dipelajari seseorang sejak usia dini, dan bahasa tersebut merupakan
sarana utama baginya untuk mempelajari segala sesuatu, termasuk budaya dan
Sebagai contoh, ungkapan Time flies, El reloj anda (waktu berjalan, bahasa
persepsi orang Amerika, orang Spanyol dan orang Indonesia tentang waktu.
sedangkan orang Spanyol dan orang Indonesia cenderung memandang hidup lebih
Hal ini ditegaskan oleh hasil penelitian Ford dan Peat (1988) yang
10
bahasa seseorang terhadap pikirannya lebih dominan daripada pengaruh
membuat penutur asli bahasa Inggris selalu berpikir (bahkan bertindak) to the
point. Hal ini dapat dibandingkan dengan struktur bahasa di Timur yang
cenderung melingkar atau zigjag. Secara umum, pemikiran dan tindakan orang
Timur tidak se-to the point orang Amerika. Penelitian yang dilakukan di
Australia pada sekelompok anak berusia 4-5 tahun dari dua komunitas asli
mengakui juga bahwa untuk memikirkan konsep-konsep yang lebih rumit, para
tidak akan bermakna bagi seseorang bila dia tidak mengetahui pengertian dari
11
penerapan, dan pengembangan itu kemudian dipublikasikan lagi untuk
terminologi khusus) yang digunakan dalam bidang yang ditekuni. Tanpa bahasa
yang mereka pahami bersama, kesalahpahaman akan sulit dihindari dan mereka
tidak dapat bersinergi untuk mengembangkan ilmu. Ilmuwan yang miskin dengan
kosa kata bisa saja bertindak seperti Billy dalam anekdot berikut.
aktivitas pengembangan ilmu. Akan tetapi tidak semua bahasa dapat digunakan
untuk tujuan ini, bahasa yang dikembangkan oleh masyarakat yang tidak
12
atau mempercepat proses pemikiran tertentu. Diantara bahasa-bahasa di dunia, ada
lagi sangat sesuai digunakan untuk membahas perdagangan. Ada juga yang sulit
jenis pesan itu. Masyarakat yang gemar mengembangkan ilmu pastilah memiliki
memahami makna kata-kata yang membentuk sebuah kalimat, meskipun dia tidak
memahami struktur kalimat tersebut, biasanya orang bisa menebak pesan yang
disampaikan dengan tingkat akurasi yang baik. Sehubungan itu, kriteria utama
bahasa yang mendukung pengembangan ilmu adalah bahasa yang kaya dengan
kosa kata ilmiah, yang maknanya sudah disepakati paling tidak oleh para
ilmuwan.
Peran penting kosa kata dalam berpikir dapat ditelusuri melalui kenyataan
bahwa keterbatasan kosa kata akan membuat seseorang cenderung tidak berpikir
13
menggambarkan pengalaman Willy yang diakibatkan oleh kurangnya pemahaman
linguafranca ilmiah bagi ilmuwan di seluruh dunia. Kekayaan kosa kata bahasa
memiliki sekitas 450.000 kata (1981); bahasa Prancis dan Rusia masing masing
hanya memiliki sekitar 150.000 kata (1983); pada tahun 1991, bahasa Indonesia
memiliki unsur-unsur yang lebih lengkap untuk dijadikan bahasa ilmu, bahasa
juga memiliki fungsi integratif, atau sarana untuk mempersatukan bangsa. Karena
pilihan sudah dibuat, maka bahasa Indonesia harus didorong agar kaya denga kosa
Dilihat dari sisi ini, kondisi bahasa Indonesia, harus diakui, masih
pengertian yang berbeda kepada ilmu dan pengetahuan, di Indonesia istilah ilmu
14
pengetahuan masih sering digunakan sebagai sebuah pleonasme (pemakaian lebih
daripada satu perkataan yang sama artinya). Akibatnya, makna istilah ilmu dan
nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) merupakan
Bahasa Indonesia Daring (2008) juga masih menggunakan pleonasme ini. Salah
satu istilah yang didaftarkan di bawah kata ilmu dalam kamus itu adalah ilmu
disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat.
dalam wacana apapun jelas sangat merugikan, karena misinterpretasi akan timbul.
lintas budaya disuruh menerjemahkan salah satu ayat dari Bibel: the
spirit is willing but the flesh is weak, yang bermakna Roh memang
dalam bahasa Rusia dengan makna the vodka is good but the meat is
poor.
15
Gebrakan Pusat Bahasa
Menurut panduan tersebut, bahan istilah Indonesia digali dari tiga sumber utama,
yakni: (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya,dan bahasa Melayu; (2)
bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahasa
asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Adapun teknik yang digunakan
banjar, sawer dan pamor; memadankan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia
Gebrakan Pusat Bahasa ini tentu saja perlu didukung oleh masyarakat secara
umum,wartawan, dan para ilmuwan serta pandit secara khusus. Masyarakat awam
perlu memahami paling tidak istilah-istilah pokok berbagai bidang ilmu dan
teknologi, terutama yang produk dan hasilnya mereka gunakan. Wartawan sebagai
istilah-istilah yang tepat dalam tulisan jurnalismenya.. Para ilmuwan dan pandit
16
berkelanjutan agar dapat bersinergi secara lebih efektif dengan ilmuwan lain
Refrensi
Allott, Robin. 1989. Science (from The Power of Words). Diunduh pada
tanggal 28 September 2008 dari http://www.statcounter.com
Daniel Cressey. 2008. Does language determine thought?. Diunduh pada tanggal 5
November 2008 dari: http://blogs.nature.com/ cgi-bin/mt/mt-tb.cgi/5935
Ford Alan and Peat, F. David. 1988. The Role of Language and Science.
Foundation of Physics Vol 18, 1233, (1988).
Huda, Nuril. 1999. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing. Makalah dalam
Seminar Politik Bahasa Nasional. Cisarua, Bogor, 9-11 November 1999.
Nilsen, Don L.F. and Nilsen, Alleen Pace.1979. Language Play: An Introduction
to Linguistics. Massachusetts: Newbury House Publishers, Inc.
17
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Quntitatif dan Kualitatif .
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Radford, Tim. 2001. Language the Barrier and the Bridge between Science and
Public. Croatian Medical Journal 42(4):353-355,2001. Diunduh pada
tanggal 16 September 2006 dari tim.radford@guardian.co.uk
18