Professional Documents
Culture Documents
CuO + H2O
3. Pereaksi-pereaksi yang diperlukan : a. Contoh terusi (CuSO4 .5H2O). b. Larutan NaOH atau KOH 4N. c. Larutan H2SO4 4N. d. Larutan BaCl2 0,5N. 4. Cara kerja : a. Ditimbang dengan teliti + 1 gram contoh, garam terusi dan dibilas dengan air suling kedalam gelas kimia 400 ml. b. Lalu dilarutkan dengan + 100ml air suling dan diasamkan dengan beberapa tetes H2SO4 4N . c. Kemudian larutan contoh dididihkan dan diendapkan dengan larutan NaOH 4N sedikit demi sedikit sampai berlebih (cairan jernih diuji dengan kertas lakmus merah). d. Setelah laturan itu dibiarkan sebentar lalu dienap-tuangkan tigakali, melalui kertas saring tidak berabu pita hitam/541 e. Selanjutnya endapannya dituangkan kedalam penyaring, dicuci dengan air suling hingga bebas dari kelebihan basa/sulfat.
f. Akhirnya endapan diikeringkan, diperarang dan diabukan / dipijarkan dalan cawan porselin yang telah diketahui bobotnya. g. Setelah didinginkan, cawan berisi abu ditimbang. h. Pemijaran, pemdinginan dan penimbang diulangi beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi CuO. 5. Perhitungan :
6FeSO4 + 6HNO3 + 3O
3. Pereaksi-pereaksi yang diperlukan : a. Contoh garam tunjung (FeSO4 .7H2O). b. Larutan HNO3 4N / H2O2 3% atau air brom. c. Larutan NH4OH 2N. d. Larutan NH4Cl 2N. 4. Cara kerja :
a. Ditimbang dengan teliti + 0,5 gram contoh garam tunjung dibilas kedalam gelas piala 400ml, lalu dilarutkan dengan 25ml air suling. b. Larutan contoh ini dididihkan dan dengan hati-hati ditetesi larutan NHO3 4N. c. Kemudian larutan tersebut, didihkan lagi selama 10 menit, dan diuji dengan setetes NH4OH 2N. d. Bila terbentuk endapan merah kecoklatan menunjukan bahwa semua Fe(II) telah menjadi Fe(III). e. Sebaliknya bila endapan berwarna hijau atau hitam kehijau-hijauan, menunjukan menunjukan bahwa oksidasi belum sempurna, sehingga harus ditambah lagi larutan HNO3 4N, Selanjutnya larutan dipanaskan 70-800C (thermometer). f. Dibubuhi 15ml NH4Cl 2N dan diendapkan dengan NH4OH 2N, sampai mengendap sempurna (bau amoniak yang berlebih). g. Akhirnya endapan dimasukan kedalam cawan yang telah diketahui bobotnya, dikeringkan, diperarang, diabukan, didinginkan dan ditimbang. h. Pengabuan (pemijaran), pendinginan dan penimbangan dilakukan berulang-ulang sampai bobot tetap bagi Fe2O3. 5. Perhitungan :
e. Pengabuan, pendinginan dan penimbangan diulang beberapa kali sehingga dicapai bobot tetap. 5. Perhitungan :
4.
Teori :
Sulfat dapat diendapkan dari larutan garamnya sebagai barium sulfat. Pengendapan dilakukan dalam suasana asam (HCl) untuk menghindari pengendapan Ba yang lain, misalnya BaCO3 dan Ba3(PO4)2. Untuk menghindari kopresipitasi penambahan BaCl2 harus encer dan sedikit demi sedikit. Pemereman (aging) dilaksanakan dalam keadaan panas untuk memperbesar hablur dan mengurangi kopresipitasi. Endapan BaSO4 sangat halus sehingga mudah merayap keatas (creeping). Dalam pemijaran endapan BaSO4 dapat tereduksi oleh karbon dari kertas saring menjadi BaS. BaSO4 + 4C BaS + 4CO
Oleh karena itu setelah semua karbon hilang, sisa pijar dibubuhi H 2SO4 dan dipijarkan kembali untuk mengubah BaS menjadi BaSO4 kembali. BaS + H2SO4 1. Dasar : Dalam suasana asam dan panas sulfat dapat diendapkan dengan BaCl 2 manjadi BaSO4. Setelah pemijaran endapan tetap sebagai BaSO4. 2. Reaksi ; Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2NaCl BaSO4 + 4C BaS + 4CO BaS + H2SO4 BaSO4 + H2S 3. Pereaksi-preaksi yang digunakan : a. Contoh Na2SO4 b. Larutan HCl 4N c. Larutan BaCl 0,5N d. H2SO4 4. Cara kerja : a. Ditimbang dengan teliti + 0,5 gram contoh, dibilaskan kedalam gelas kimia 400ml dilarutkan dengan air sampai + 50ml, dipanaskan sampai mendidih. b. Dalam gelaskimia yang lain siapkan 10ml BaCl 0,5N yang diencerkan dengan air sampai + 50ml, dipanaskan sampai mendidih. c. Tambahkan setetes demi setetes sambil diaduk kedalam larutan yang pertama. BaSO4 + H2S
d. Biarkan diatas penangas air, setelah mengendap uji dengan beberapa tetes BaCl 2 apakah masih terbentuk endapan baru. e. Bila pereaksi pengendap telah cukup biarkan diatas penangas air + 1jam. f. Endapan dienaptuangkan tiga kali dengan air panas (pakai kertas barit, pita biru no 542), dimasukan kedalam penyaring, kemudian dicuci sampai bebas klorida, dikeringkan. g. Endapan dimasukan kedalan cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, dikeringkan, diabukan, dipijarkan sampai semua karbon hilang lalu didinginkan. h. Abu ditetesi dengan satu tetes asam sulfat pekat, dipanaskan dengan api kecil diruang asam sampai tidak keluar asap lagi, api kemudian dibesarkan. i. Abu dipijarkan, didinginkan akhirnya ditimbang sampai bobot tetap. 5. Perhitungan :
e. Setelah cukup dingin, diendapkan dengan larutan NH4OH (1:10) sampai pengendapan sempurna (larutan berwarna merah jambu) tambahkan NH4OH barlebih. f. Endapan dituskan dan dicuci dengan larutan NH4OH (1:10) sampai bersih dari klorida. g. Akhirnya endapan dikeringkan, diperarang, dipijarkan, didinginkan dan ditimbang h. Pemijaran, pendinginan dan penimbangan diulangi beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi Mg2P2O7.
5. Perhitungan :
Pengabuan, pendinginan diulangi beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi Mg2P2O7 yang berwarna kelabu (tidak putih). 5. Perhitungan :
i.
dinding gelas dibilas, diencerkan dengan air suling sampai 150ml, dan dibubuhi 2 tetes larutan panunjuk MM. c. Lalu larutan dipanaskan hingga + 900C (termometer), ditambahkan perlahan-lahan larutan (NH4)2C2O41N panas (jumlahnya dapat dihitung, ditambah beberapa ml berlebihan), dan ditambah pula kedalam larutan yang panas (+ 800C) larutan amonia (1:1) tetes demi tetes sambil diaduk, hingga larutan menjadi netral atau hampir basa (warna merah-kuning) d. Sekaranglarutan dibiarkan sedikitnya satu jam tanpa dipanaskan. e. Kemudian cairan jernih diatas endapan dienaptuangkan dan disaring dengan kertas saring tak berabu (whatman no42 atau 542). f. Lalu dicuci dengan larutan amonium oksalat 0,1-0,2 % dingin hingga bebas klorida. g. Akhirnya endapan dikeringkan dan dipijarkan dalam cawan yang telah diketahui bobotnya, mula- mula dengan pembakarbunsen selama 10-15 menit, terus dilanjutkan dengan pembakar meker pada suhu cawan tinggi. h. Cawan yang berisi endapan, beserta tutupnya didinginkan dalam eksikator dan bila telah dingin endapan ditetesi air suling dan 2,5ml H2SO4 4N. i. Endapan duiapkan dalam ruang asam, dipijarkan kembali didinginkan dan ditimbang sebagai CaSO4. j. Pemiaran, pendinginan, dan penimbangan dilakukan beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi CaSO4. 5. Perhitungan :
Cr2(SO4)3 + NH4OH 2Cr(OH)3 Cr2O3 + 3H2O 3. Pereaksi yang digunakan : a. Contoh garam kalium kromat. b. Larutan H2SO4. c. Hablur / padatan Na2SO3 / NaNO2/ d. Larutan NH4OH 2N. 4. Cara kerja : a. Ditimbang dengan teliti + 0,2 gram K2CrO4 dibilas dengan air suling kedalam gelas kimia 400ml. b. Lalu dilarutkan dengan 25ml air suling dan dibubuhi 5ml H2SO4 dan 1 gram (nereca kasar) hablur Na2SO3. c. Kemudian larutan dididihkan hingga warnanya berubah menjadi hijau.
d. Setelah itu diencerkan sampai 100ml, didihkan ditambahkan NH4OH 2N berlebihan hingga larutan berbau NH3, dituskan dengan kertas saring tak berabu, pita hitam: no 41 atau 541. e. Kemudian dicuci dengan air panas hingga endapan bebas dari sulfat. f. Endapan dikeringkan, dipijarkan, didinginkan, dan penimbangan diulang beberapa kali sampai diperoleh bobot tetap bagi Cr3O3. 5. Perhitungan :
panas hingga bebas dari klorida (+ 25ml), dicuci dengan air suling dingin dan dibilas dengan alcohol (1:1). f. Akhirnya cawan kaca masir dikeringkan dalam lemari pengering pada susu 1100C didinginkan dan ditimbang. g. Pengeringan, pendinginan dan penimbangan diulangi beberapa kali sampai diperoleh bobot tetap bagi NH4ZnPO4. 5. Perhitungan.
fk =
10.
Teori : Barium selain dapat diedapkan sebagai sulfat, dapat juga diendapkan sebagai kromat. Endapan ini dilarut dalam asam kuat. Akan mengendap dengan baik dalam asam lemah. Sama halnya dengan barium sulfat endapan ini sangat halus dan penyempurnaan endapan ini dilakukan dengan pemeraman (aging) diatas penangas selama 2jam. Untuk mengurangi kelarutan pencucian dengan larutan alcohol (1:10). 1. Dasar : Larutan garam barium dapat diendapkan dengan larutan kalium kromat dalam suasana asam lemah, sebagai barium kromat yang berwarna kuning, dan ditimbang sebagai BaCrO4. 2. Reaksi : BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl kuning 3. Peraksi yang digunakan : a. Garam barium chloride (BaCl2 . 2H2O) b. Larutan K2CrO 1N. c. Larutan NH4Cl 2N. d. Larutan alcohol 96% teknis. 4. Cara kerja : a. Ditimbang dengan telilti + 0,1 gram garam barium klorida dan dibilas dengan air suling kedalam gelas kimia 400ml. b. Lalu diendapkan dengan 100ml air suling, dibubuhi 1ml larutan asam asetat 4N dan 25ml larutan amoniumklorida 2N. c. Larutan dididihkan dan diendapkan dengan 20ml larutan K2CrO4. d. Endapan dibiarkan menngendap diatas penangas air selama 2jam, lalu dituskan dengan cawan kaca masir (G.4) yang telah diketahui bobotnya, dicuci dengan alcohol (1:10) hingga bebas dari klorida. e. Cawan dan endapan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 140 0C,lalu didinginkan dan ditimbang. f. Pengeringan, pendinginan dan penimbangan dilakukan beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi BaCrO4.
5. Perhitungan :
11.
Teori :
Beberapa peraksi organic dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dalam air, misalnya -hidroksi kuinolin dengan Al atau Mg, nitroso -naftol dengna Co dan dimetil glioksima dengan Ni atau Pd. Nikel dimetil glioksima terbentuk dalam ammonia, sedangkan Pd harus dalam HCl. Endapan merah, kerapatannya kecil sehingga volumenya besar, mudah merayap (creaping). Untuk mempercepat pencucian dapat dipakai air panas.endapan tidak perlu dipijarkan, cukup dipanaskan pada suhu 1200C, karena itu penyaringan dengan cawan penyaring. 1. Dasar : Garam nikel dapat diendapkan dengan pereaksi organic dimetil glioksima (dalam alcohol) dalam suasana basa lemah, membentuk endapan nikel dimetil glioksima yang berwarna merah. 2. Reaksi : NiSO4 + 2C4H8N2O2 + 2NH4OH Ni(C4H7N2O2)2 + (NH4)2SO4 + 2H2O Merah 3. Pereaksi yang digunakan : a. Garam nikel sulfat (NiSO4). b. Larutan dimetilglioksima 1% c. Larutan ammonia 2N. 4. Cara kerja : a. Ditimbang dengan teliti + 0,2 gram nikel sulfat dibilas dengan air suling kedalam gelas kimia 400ml. b. Lalu dilarutkan dengan 200ml air suling ditutupdengan kaca arloji, dipanaskan + 800c (thermometer) c. Dibubuhi 25ml larutan dimetilgliksima 1%(dalam alcohol) dan ditetesi dengan larutan NH4OH 2N sambil diaduk terus hingga terbentuk endapan dan larutan berbau NH3(sedikit berlabihan). d. Kemudian dibiarkan diatas penangas air selama 20-30menit dan uji apakah pengendapan sudah sempurna. e. Selanjutnya endapan dibiarkan lagi selama satu jam sambil didinginkan. f. Akhirnya endapan dituskan dengan cawan kaca masir (G.2) atau cawan gooch yang telah diketahui bobotnya dan dicuci dengan air dingin sampai bebas sulfat.
g. Endapan dikeringkan pada suhu 1200C (1,5 jam dalam lemari pengering), didinginkan dan ditimbang. h. Pengeringan, pendinginan dan penimbangan diulang beberapa kali hingga dicapai bobot tetap bagi Ni(C4H7N2O2)2. 5. Perhitungan ;
12.
Teori : Besi dan aluminium dapat diendapkan sebagai hidroksidanya dengan NH 4OH (penetapan 2 dan 3). Aluminium bersifat amfoter, oleh karena itu bila pengendapan dengan basa kuat maka yang mengendap hanya Fe(OH)3 saja. Sedangkan aluminium larut sebagai aluminat, sehingga unsure dapat dipisahkan dengan penyaringan. Al(OH)3 + 3NaOH Na3AlO3 + H2O
Aluminat bila diasamkan akan menjadi aluminium kembali. 2NaAlO3 + H2SO4 Al2(SO4)3 + 3NaSO4 + 6H2O
Aluminium yang telah terbentuk garam dapat diendapkan sebagai Al(OH)3 dengan NH4OH. 1. Dasar : Bila campuran garam besi III dan aluminium dibubuhi NaOH berlebihan maka besi akan terendap sebagai Fe(OH)3 sedangkan Al larut sebagai H3AlO3. Kedua hidroksida bila dipijarkan akan menjadi oksidanya. 2. Reaksi : Fe(SO4)3 + 6NaOH 2Fe(OH)3 + 3Na2SO4 Al2(SO4)3 + 6NaOH 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 Al(OH)3 + 3NaOH Na3AlO3 + H2O Na3AlO3 + 6H2SO4 3Na2SO4 + Al2(SO4)3 + 6H2O Al2(SO4)3 + 6NH4OH 2Al(OH)3 + 3(NH4)2SO4 3. Pereaksi yang digunakan : a. Campuran tawas aluminium dan tawas feruamonium b. Larutan NaOH 2N c. Larutan NH4Cl d. Larutan H2SO4 4N e. Larutan AgNO3 0,1N f. Larutan NH4OH 2N
g. Larutan BaCl2 1N h. Kertas lakmus biru dan merah i. Penunjuk merah metal (MM) 4. Cara kerja : a. Ditimbang dengan teliti + 0,5 gram contoh, diblas dengan air suling kedalam gelas kimia 400ml, dilarutkan dengan air suling sampai 150ml, diasamkan dengan beberapa tetes H2SO4. b. Larutan dipanaskan sampai + 800C kemudian diendapkan dengan larutan NaOH berlebih, diuji dengan lakmus merah. c. Endapan diaduk dengan baik kemudian disaring, dicuci dengan air panas sama bebas sulfat d. Saringan harus ditampung dalam gelas kimia bersih, jangan dibuang, endapan kemudian diabukan ditimbang sampai bobot tetap (a gram). e. Saringan diasamkan dengan H2SO4 (kertas lakmus biru), dibubuhi 10ml NH4Cl 2N,dan beberapa tetes penunjuk MM. f. Larutan dididihkan kemudian diendapkan dengan NH4OH sampai larutan berubah menjadi kuning. g. Endapan dituskan, dicuci sampai bebas klorida, diabukan, daitimbang sampai bobot tetap (b gram) 5. Perhitungan :