You are on page 1of 9

Makalah Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit trofoblas gestasional meliputi beberapa penyakit yang berasal dari plasenta, yakni mola parsial dan komplit, khoriokarsinoma, mola invasive dan placental site trofoblastic tumor. Mola hidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit trofoblas gestasional dan dapat mengalami transformasi menjadi bentuk ganasnya yaitu koriokarsinoma. Koriokarsinoma tidak selalu berasal dari molahidatidosa namun tidak jarang berasal dari kehamilan normal, prematur, abortus maupun kehamilan ektopik yang jaringan trofoblasnya mengalami konversi menjadi tumor trofoblas ganas. Bila seorang wanita menderita koriokarsinoma dan mempunyai riwayat kehamilan biasa dan mola sebelumnya, maka dengan pemeriksaan DNA kita dapat menentukan apakah koriokarsinoma ini berasal dari mola atau kehamilan biasa.
(5)

Mola hidatidosa merupakan kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka vaskularisasi dan edematous. Janin biasanya meninggal, akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus; gambarannya terlihat sebagai segugus buah anggur, sehingga disebut juga hamil anggur. Jaringan trofoblast mengeluarkan hormone human chorionic gonadotrophin (HCG) yang lebih banyak daripada kehamilan biasa.(6) Penanganan mola hidatidosa tidak terbatas pada evakuasi kehamilan mola saja, tetapi juga membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa monitoring untuk memastikan prognosis penyakit tersebut.

DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi

BAB II PEMBAHASAN 2.1. DEFINISI Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.(6) 2.2. EPIDEMIOLOGI Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, Amerika latin dibandingkan dengan negara negara barat. Dinegara negara barat dilaporkan 1:200 atau 2000 kehamilan. Dinegara negara berkembang 1:100 atau 600 kehamilan. Soejoenoes dkk (1967) melaporkan 1:85 kehamilan di RS Dr. CiptoMangunkusumo Jakarta 1:31 Persalinan dan 1:49 kehamilan; Luat A siregar (Medan) tahun 1982 : 11 16 per 1000 kehamilan; Soetomo(Surabaya) : 1:80 Persalinan; Djamhoer Martaadisoebrata (Bandung) : 9 - 21 per 1000 kehamilan. Biasanya dijumpai lebih sering pada umur reproduksi (15-45 tahun) dan pada multipara. Jadi dengan meningkatkan paritas kemungkinan menderita mola lebih besar.(4,5,6) 2.3. ETIOLOGI Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya adalah(4): 1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati , tetapi terlambat dikeluarkan. 2. Imunoselektif dari tropoblast 3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah 4. Paritas tinggi. 5. Kekurangan proteinf. 6. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi

2.4. KLASIFIKASI Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung gelembung berisi cairan jernih merupakan kista kista kecil seperti anggur dan dapat mengisi seluruh cavum uteri. Secara histopatologi kadangkadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola yaitu satu jenis tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai darivyang kecil sampai yang berdiameter lebih dari 1 cm.(4) Mola hidatidosa terbagi menjadi (1,3) : 1. Mola Hidatidosa Sempurna Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikelvesikel jernih. Ukuran vesikel bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai beberapa sentimeter dan sering berkelompokkelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan Histologik ditandai oleh: Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan Stroma Vilus Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat bervariasi Tidak adanya janin dan amnion. Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang, dan mungkin tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan hidatidosa yang berlangsung lambat pada sebagian villi yang biasanya avaskular, sementara villivilli berpembuluh lainnya dengan sirkulasi janin plasenta yang masih berfungsi tidak terkena. 2.5 PATOFISIOLOGI Teori terjadinya penyakit trofoblas ada 2, yaitu teori missed abortion dan teori neoplasma dari Park. Teori missed abortion menyatakan bahwa mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (missed abortion) karena itu terjadi gangguan peredaran darah
DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

2. Mola Hidatidosa Parsial

Makalah Ginekologi sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari Park menyatakan bahwa yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dan juga fungsinya dimana terjadi resorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.(5) 2.6. GEJALA KLINIS (1,2,3,4,6) a. Amenorrhoe dan tanda tanda kehamilan b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. Merupakan gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia kehamilan. d. Tidak dirasakan tanda tanda adanya gerakan janin maupun ballotement e. Hiperemesis f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke 24 g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti h. Tirotoksikosis 2.7. DIAGNOSIS (1,2,3,4,6) 1. Anamnesa Perdarahan pervaginam Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang lebih nyata dari kehamilan biasa, keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada ) Pemeriksaan Fisik Inspeksi; muka dan kadang-kadang badan terlihat pucat kekuning-kuningan disebut juga muka mola (mola face). Palpasi; uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek, ballotemen (-) Auskultasi; tidak terdengar denyut jantung janin.
DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi Uji sonde; sonde dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan , kemungkinan adalah mola ( cara Acosta-sison ). UltraSonography (USG) Ultrasonografi merupakan criteria standard untuk menegakkan diagnosa mola. Gambaran klasik terlihat seperti bentuk badai salju yang menggambarkan vili khorionik hidropik. Ultrasonografi beresolusi tinggi memperlihatkan massa intrauterine kompleks yang berisi kista kecil. 2. Laboratorium -hCG kuantitatif; kadar hCG meningkat >100.000 mIU/L menunjukkan pertumbuhan trofoblas yang banyak dan curiga terhadap hamil mola. Namun pada hamil mola juga dapat menunjukkan kadar yang normal. Darah lengkap; menunjukkan anemia dan kelainan koagulopati. Kadar tiroksin; walaupun pada pasien dengan hamil mola menunjukkan eutiroid, tapi biasanya dijumpai peningkatan kadar tiroksin dari rentang referensi kehamilan. 3. Radiologik - Plain foto abdomen-pelvis : tidak ditemukan tulang janin - USG : ditemukan gambaran snow strom atau gambaran seperti badai salju. 4. Uji Sonde (cara Acosta-sison) Tidak rutin dikerjakan. Biasanya dilakukan sebagai tindakan awal curretage. 5. Histopatologik Dari gelembung-gelembung yang keluar, dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi 2.8. DIAGNOSA BANDING (1,2,6) - Kehamilan ganda - Abortus iminens
DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi - Hidroamnion - Kario Karsinoma 2.9. KOMPLIKASI (5)

Kadang kadang terjadi perforasi uterus selama kuretase karena uterus besar dan gembur. Jika perforasi dicatat, prosedur seharusnya dipandu dengan laparoskopi.

Perdarahan adalah komplikasi yang sering selama evakuasi kehamilan mola. Untuk alasan ini, oksitosin intravena seharusnya dimulai pada awal suction. Metergin seharusnya juga tersedia dan darah untuk kemungkinan transfuse juga harus tersedia.

Penyakit trofoblas ganas berkembang 20% pada kehamilan mola. Sehingga dibuat hCG serial untuk memonitornya. Untuk memastikan bahwa pasien suda komplit, kemungkinan remisi, tes hCG sering memperlihatkan setiap minggunya kadar hCG tidak terdeteksi ( < 5mIU/ml ) selama 3 minggu, berikutnya setiap bulan tidak terdereksi selama 6 bulan.

Faktor faktor yang dikeluarkan oleh jaringan mola dapat memicu kaskade koagulasi. Pasien seharusnya dimonitor untuk kemungkinan terjadinya disseminated intravascular coagulopathy (DIC).

Emboli trofoblas dapat menyebabkan acute respiratory insufficiency. Factor resiko terbesar untuk komplikasi ini adalah pada uterus yang lebih besar daripada usia masa kehamilan 16 minggu.

2.10. PENATALAKSANAAN(1,2,3,5,6) 1. Evakuasi a. Perbaiki keadaan umum. b. Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam kemudian dilakukan kuret. c. Memberikan obat-obatan antibiotik,uterotonika dan perbaiki keadaan umum penderita.
DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi d. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan. e. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih. 2. Pengawasan Lanjutan

Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral pil. Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun : Setiap minggu pada Triwulan pertama Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.

Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan : a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan b. Pemeriksaan dalam : - Keadaan Serviks - Uterus bertambah kecil atau tidak c. Laboratorium Reaksi biologis dan imunologis : 1x seminggu sampai hasil negatif 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya 1x3 bulan selama tahun berikutnya Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan

3. Sitostatika Profilaksis Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari 2.11. PROGNOSA (5) Karena diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, tingkat kematian pada mola hidatidosa pada dasarnya adalah nol. Sekitar 20% wanita dengan kehamilan mola
DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi komplit berkembang ke trofoblas ganas. Keganasan trofoblas gestasional (neoplasia trofoblas gestasional ) hampir 100% dapat disembuhkan. Faktor klinis yang dihubungkan dengan resiko penyakit ganas adalah ibu dengan lanjut usia, tingginya tingkat hCG (>100.000mIU/ml), preeklamsi dan hipertiroidisme. Sebagian besar tanda tanda ini muncul untuk menunjukkan adanya proliferasi trofoblas. Keputusan pengobatan tidak didasarkan harus seluruhnya tandatanda tersebut ada.

DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

Makalah Ginekologi BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan


Mola hidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit trofoblas gestasional dan

dapat

mengalami

transformasi

menjadi

bentuk

ganasnya

yaitu

koriokarsinoma. Meskipun tidak selalu berasal dari molahidatidosa namun tidak jarang koriokarsinoma berasal dari kehamilan normal, prematur, abortus maupun kehamilan ektopik yang jaringan trofoblasnya mengalami konversi menjadi tumor trofoblas ganas. Prevalensi Mola tinggi pada negara Asia, Afrika dan Amerika Latin dibandingkan dengan negara-negara barat. Perdarahan pervaginam dan gejala-gejala hamil muda yang lebih nyata merupakan salah satu gejala adanya mola hidatidosa. Dengan adanya diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, tingkat kematian pada mola hidatidosa pada dasarnya adalah nol. Sekitar 20% wanita dengan kehamilan mola komplit berkembang ke trofoblas ganas. Keganasan trofoblas gestasional (neoplasia trofoblas gestasional ) hampir 100% dapat disembuhkan. 3.2 Saran Oleh karena tingginya angka prevalensi mola hidatidosa pada wanita-wanita di negara Asia, maka diperlukan pengetahuan yang baik untuk dapat mendiagnosis dini adanya mola hidatidosa untuk menekan angka mortalitas pada wanita-wanita dengan mola hidatidosa.

DepartemenObstetridanGinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP HAM Medan 2011

You might also like