You are on page 1of 218

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 ini dapat diselesaikan. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah jendela untuk melihat gambaran situasi kesehatan di Kepulauan Riau. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 ini merupakan lanjutan dari Profil kesehatan sebelumnya yang diterbitkan setiap tahun sejak tahun 2004. Informasi yang lengkap akan mempermudah pengambilan keputusan yang tepat guna dan tepat sasaran dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan kesehatan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan

ketersediaan data yang lengkap dan akurat semakin dirasakan pada saat ini. Menyadari hal ini, Departemen Kesehatan RI dengan jelas menyatakannya dengan menjadikan satu dari empat sasaran utama pembangunan kesehatan adalah surveilans, monitoring dan sistem informasi kesehatan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut antara lain dengan pembenahan pada sistem informasi yang saat ini terus dikembangkan dengan pemanfaatan perkembangan di bidang teknologi dan informasi. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) on-line dengan pembangunan jaringan sampai tingkat kabupaten/kota telah mulai dilaksanakan oleh Depkes RI sejak tahun 2007. Salah satu bentuk keluaran dari pengelolaan sistem informasi kesehatan adalah tersusunnya buku profil kesehatan yang memuat data-data dan informasi kesehatan secara komfrehensif. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau memuat data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan antara lain data kependudukan, keluarga berencana, dan kondisi geografis yang diketahui berkaitan erat dengan kesehatan. Data yang disajikan kemudian dianalisis dengan analisis sederhana dan dijabarkan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Profil kesehatan Provinsi Kepulauan Riau ini diterbitkan dalam rangka menyediakan sarana untuk perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau yang mengacu kepada Visi Provinsi Kepulauan Riau Sehat 2010 serta Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Tingkat pencapaian pembangunan kesehatan yang telah dilakukan akan menjadi dasar tolak ukur untuk menyusun rencana pembangunan berikutnya.

Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 disusun dengan format baru berdasarkan revisi form lampiran Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan dari Depkes RI Tahun 2008. Data yang digunakan dalam proses penyusunan profil kesehatan bersumber dari berbagai sektor baik sektor kesehatan maupun sektor di luar kesehatan. Agar data yang diperoleh valid dan akurat, maka terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pemutakhiran data dengan mengundang perwakilan para penanggung jawab/pengelola profil kesehatan kabupaten/kota dan pengelola data pada masing-masing pemegang program Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Selanjutnya diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyusunan buku profil kesehatan ini diucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Akhirnya, besar harapan kami semoga data dan informasi yang tercantum dalam buku ini dapat bermanfaat baik untuk instansi pemerintah maupun swasta, serta pengguna data lainnya dalam pengambilan keputusan yang berbasis data atau untuk referensi data dan informasi di bidang kesehatan.

Tanjungpinang,

November 2008

KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

MUNZIR PURBA NIP. 140 135 403

ii

PREFACE

Praise and thanks to Allah SWT for the mercy and blessing so that Health Profile of Riau Islands Province of Year 2007 can be finished. Health Profile of Riau Islands Province is a window to see picturing situation of health in Riau Islands. This Health Profile of Riau Islands in year 2007 is an advance of health profile before which is published every year since in year 2004. Complete information will easier in making decision effectively and efficiently in directing purposes and wisdom of health development so that precisely to society needs. The need of supplying completes and accurate data are importance on this recent day. Realizes on this case, Health Department Republic of Indonesia clearly mentions that by integrating one of four main targets of health development are surveillances, monitoring and health information system. Many efforts are done continuously to create this case such as by improving information system which developing in this recent days continuously by using development in information and technology fields. National Health Information System Development on line to net working development in regencies/cities level have already implemented by Health Department Republic of Indonesia since 2007. One of the out form of health information system management is managed the health profile book which contents of health data and information comprehensively. Health Profile of Riau Islands Province contents data about health and other supporting data which relates to health such as demography data, family planning, and known geographic condition which relates to health. Preparing data will analyzed by using simple analyze and described descriptively and appeared in list and graphic form. The health profile of Riau Islands Province published in preparing facilities to planning, controlling, and evaluating achievement of health development in Riau Islands Province which refers to Vision of Healthy Riau Islands Province 2010 and also Health Department Strategy Plan of Riau Islands Province. Level of achievement of health development which has been done will be a basic of measuring rod to manage next development plan. Health Profile of Riau Islands Province year 2007 managed by new format base upon revision form of enclosures Guidance of Health Profile management from Health Department Republic of Indonesia year 2008. Data used in managing process of health

iii

profile sourced from many sectors, health sectors and beyond health sectors. In order to get accurate and valid data, so the collected data is done the most up to date data by inviting manager heath profile of regencies/ cities and data manager on each programs of health department Riau Islands province. For the next, developing criticism and suggestions are needed and also participations of all elements especially in efforts of getting accurate, effective and efficient data/Information. Thank you to all elements who help and for their contributions in managing this health profile. Last, we hope that the data and information in this book can be useful for government instances and private sectors, and also all other data users in making decision by data or to data and information references in health fields.

Tanjungpinang,

November 2008

HEALTH DEPARTMENT CHIEF OF RIAU ISLANDS PROVINCE

MUNZIR PURBA NIP. 140 135 403

iv

LIST OF CONTENTS
Page PREFACE LIST OF CONTENTS LIST OF TABLES LIST OF FIGURES LIST OF ANNEX TABLES CHAPTER 1 : INTRODUCTION 1.1 Background .... 1.2 Objective 1.3 Writing Systematic CHAPTER 2 : GENERAL DESCRIPTION 2.1 Geographic 2.2 Demography CHAPTER 3 : HEALTH DEVELOPMENT PROGRAM 3.1 Vision 3.2 Mission 3.3 Programs and Activities CHAPTER 4 : HEALTH PROGRAM ACHIEVEMENT 4.1 Mortality Rate 4.2 Morbidity Rate 4.3 The Status of Nutrition CHAPTER 5 : HEALTH RESOURCES SITUATION 5.1 Health Facility 5.2 Health Manpower 5.3 Health Budgeting CHAPTER 6 : CONCLUSION APPENDIX i v vii ix xi 1 1 6 7 11 11 14 23 23 24 27 38 38 57 96 108 108 120 130 136

vi

DAFTAR TABEL LIST OF TABLES


Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/ Kota
2.1 : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2007

Tabel Table

Human Development index According to Districts/Cities Of Riau Islands Province In Year 2005-2007 Angka Harapan Hidup Masyarakat Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2005-2007 Life Expectation Of Society In Riau Islands According To Districts/Cities Of Riau Islands Year 2005-2007 Gambaran/Pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Pada : Tahun 2007 Picturing/10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Of Society Health Center In Riau Islands Province In Year 2007 Gambaran/pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Baik Rawat Jalan Maupun Rawat : Inap di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Picturing 10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Hospitals (Hospitalized And Home Medical Care) In Riau Islands Province Hospitals Year 2007 Proporsi dan Peringkat ISPA/Sistem Pernafasan sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita Berdasarkan Hasil SKRT 1986, 1992, dan 1995, serta Surkesnas 2001 : Proportion and Level Number Of Respiratory Infections/Respiratory System As A Caused Of Infant Mortality and Under five Years Mortality Base Upon Result of SKRT 1986,1992, and 1995, and also National Health Survey 2001 Proporsi dan Peringkat Penyakit Diare sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita, Tahun 1986, 1992, 1995, dan : 2001 Proportion And level Of Diarrea As A Caused Of Infant Mortality And Under Five Years Mortality Rate Year 1986, 1992,1995, and 2001

Tabel Table

4.1

Tabel Table

4.2

Tabel Table

4.3

Tabel Table

4.4

Tabel Table

4.5

vii

Tabel Table

4.6

KLB Diare Menurut Jumlah Provinsi Dengan KLB, Jumlah Kasus, Meninggal, dan CFR Tahun 1999 2003 : Diarrhea of Un Usual Insidence refers to number of Provinces with Un Usual Insidence, Number of cases,died and CFR Year 1999 2003 Sepuluh Penyakit Utama Penyebab Kematian Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2007 10 Main Caused Disease Base Upon Hospital Visiting In Riau Islands Province Year 2007 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004-2007 : Number of Health Centers According to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007 Distribusi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Puskesmas Keliling (Pusling) di kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Distribution of Health Center, Sub Health Center, and Mobile Health Center in Districts/Cities Riau Islands Province Year 2007
:

Tabel Table

4.7

Tabel Table

5.1

Tabel Table

5.2

Tabel Table

5.3

Distribusi Sarana Farmasi di Kepulauan Riau Tahun 2007 Distribution of Pharmacy Facilities in Kepulauan Riau Year of 2007

viii

DAFTAR GAMBAR LIST OF FIGURES


Gambar Picture

2.1

Peta Provinsi Kepulauan Riau Kepulauan Riau Province Map Gambaran Angka Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 2007 Picturing Number Of Infant Mortality Rate (IMR) to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007 Persentase Penyebab Kematian Bayi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage Caused Of Infant Mortality Rate (IMR) In Riau Islands Province Year 2007 Tingkat Kematian Balita di Indonesia, 1991 2007 Level Of Under Five Years Mortality Rate In Indonesia, 1991 2007 Penyebab Kematian Ibu Maternal di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Caused Of Maternal Mortality Rate (MMR) In Riau Islands Province Year 2007 Perkembangan Jumlah Pengidap HIV yang Terdeteksi di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau sampai Tahun 2007 Developing Number Of HIV Detected In Districts/Cities Of Riau Islands Provinces Until Year 2007 Perkembangan Jumlah Penderita AIDS di Kabupaten/ Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai Tahun 2007 Developing Number Of AIDS People In Districts/Cities Of Riau Islands Province Until Year 2007 Jumlah Penderita HIV/AIDS yang Meninggal di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai Tahun 2007 Number Of HIV/AIDS People Who Died In Districts/ Cities of Riau Islands Provinces Until Year 2007

Gambar Picture

4.1

Gambar Picture

4.2

Gambar Picture

4.3

Gambar Picture

4.4

Gambar Picture

4.5

Gambar Picture

4.6

Gambar Picture

4.7

ix

Gambar Picture

4.8

Perkembangan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 2007 Developing Cases Of Dengue Haemorrogic Fever (DHF) Of Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 2007 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage Kinds of Health Manpower In Riau Islands Province 2007

Gambar Picture

5.1

DAFTAR TABEL LAMPIRAN LIST OF ANNEX TABLES


Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Region Area, Total Village, Population, Total Household, and Density of Population by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex, Age : Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Population Based on Sex and Age Groups by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Persentase Penduduk laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun ke Atas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Male and Female Population 10 Years and Over Specified According to the Highest Level of Education Accomplished and District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Population 10 Years and Over Able to Read and Write in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Births and Deaths' Infant and Underfive by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Maternal Mortality by District/City Kepulauan Riau Province

Tabel Table

Tabel Table

Tabel Table

Tabel Table

Tabel Table

Tabel Table

Tabel Table

Tabel Table

Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Total of Traffic Accident and Ratio of the Wound and Died againt Population Specipied by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007

xi

Tabel Table

AFP Rate, % TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita Ditangan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : AFP Rate, % of TB Lungs Cured, and Underfive Pneumonia Treated by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual, DBD Ditangani dan Diare pada Balita Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau HIV/AIDS, Sexual Transmitted Disease, DHF, and Underfive with : Diarrhea Treated by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of the Cured Malaria Sufferer by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Leprae Sufferer Complete Medication by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Case of Filariasis Disease Treated by district/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Case and Morbidity of Communicable Disease That Can be Prevented with Immunization by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of Neonatus Visits, Babies and LBW Babies Treated by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi Menurut Kabuapten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Under Five Years Nutritional Status and Number of Sub District with : Nutritional Lack by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4), Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi : Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Pregnant Women Visite (K4) and Delivery Helped by Medical Staff and New-delivery Women by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007

Tabel Table

10

Tabel Table

11

Tabel Table

12

Tabel Table

13

Tabel Table

14

Tabel Table

15

Tabel Table

16

Tabel Table

17

xii

Tabel Table

18

Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Early Detection Coverage of Underfive Growth, Health Check-up for Primary/Junior and High School By District/City In Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB Baru, dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Reproductive Aged Couple, Family Planning (FP) : Acceptor , New FP Acceptor and Active FP Acceptor by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Family Planning Acceptor by Contraception Type by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Pelayanan KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : New Family Planning Service by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of UCI Village Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Infant Immunization Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Cakupan Bayi, Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of Infant, Underfive Accessable Medical Service by District/City in Kepulauan Riau year 2007 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3, Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Pregnant Woman Get Fe1, Fe3 by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Jumlah Wanita Usia SUbur Dengan Status Imunisasi TT Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Reproductive Women with TT Immunization by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Akses Ketersediaan Darah untuk Bumil dan Neonatus yang Dirujuk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Blood Supply Access for Pregnant woman and Neonatus Referred by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007

Tabel Table

19

Tabel Table

20

Tabel Table

21

Tabel Table

22

Tabel Table

23

Tabel Table

24

Tabel Table

25

Tabel Table

26

Tabel Table

27

xiii

Tabel Table

28

Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number and Percentage of High Risk/Complication Pregnant Woman and Neonatal Treated by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Health Facility with Intensive Care Unit Ability by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah dan Persentase Desa/kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number and Percentage of Outbreak Village Treated Less than 24 Hours by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Penderita dan kematian serta Jumlah Kabupaten/Kota dan dan Desa Terserang KLB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Sufferers and Deaths, District/City and Village Got Outbreak in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Infant Given Exclusive Breast Feeding for 6 Months by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Persentase Desa/Kelurahan Dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Village with Good Iodized Salt by District/City in Kepulauan Riau year 2007 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Dental and Mouth Service in Health Centre by District/City in Kepulauan Riau year 2007 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Health Elucidation by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Pre-paid Health Assurance Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of The Poor Health Service by District/City In Kepulauan Riau year 2007

Tabel Table

29

Tabel Table

30

Tabel Table

31

Tabel Table

32

Tabel Table

33

Tabel Table

34

Tabel Table

35

Tabel Table

36

Tabel Table

37

xiv

Tabel Table

38

Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Labor Health Service for Formal Employee by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Health Service Coverage to Pre Elderly and Elderly by District/City In Kepulauan Riau Province year 2007 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of Reproductive Aged Women (WUS) Receive Iodine by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Donor Darah Skrining Terhadap HIV/AIDS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Blood Donor Screening to HIV/AIDS by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Outpatient Visit, Inpatient, Mental Disorder Service at Health Facility by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Health Facilities by Medical Laboratory Capability and Having 4 Basic Specialists by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Ketersediaan Obat Sesuai dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Avaibility of Medicines According to Basic Health Service Need in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Household Live Clean and Healthy by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number and Percentage of Integrated Service Post (Posyandu) by Strata and District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Healthy House by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007

Tabel Table

39

Tabel Table

40

Tabel Table

41

Tabel Table

42

Tabel Table

43

Tabel Table

44

Tabel Table

45

Tabel Table

46

Tabel Table

47

xv

Tabel Table

48

Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Families Have Access to Clean Water by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Families with Basic Sanitation Facilities Ownership by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Healthy Public Place and Food Handling (TPUM) by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Institution Being Built for Environment Health by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of House/Building Checked and Free of Aides Larva by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : The Distribution of Health Personnel by Work Unit in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Health Personnel at Health Service Facilities in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Medical Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel Table

49

Tabel Table

50

Tabel Table

51

Tabel Table

52

Tabel Table

53

Tabel Table

54

Tabel Table

55

Tabel Table

56

Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Pharmacist and Nutritionist at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Nursing Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau : Province, 2007

Tabel Table

57

xvi

Tabel Table

58

Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Public Health and Sanitarian Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Tenaga Teknis Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Medical Technique Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Anggaran Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Health Budgeting in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Public Health Service Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Community-Based Health Effort (UKBM) Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Indicators of Hospitals Service by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007

Tabel Table

59

Tabel Table

60

Tabel Table

61

Tabel Table

62

Tabel Table

63

xvii

Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN INTRODUCTION

1.1 Latar Belakang

1.1 Back Ground

Pembangunan merupakan pembangunan pembangunan bagian

kesehatan integral dari integral

Health part

Development of

is

National

nasional. nasional

Konsep harus

Development. National Developing Concept should have perception of health, which is by estimating accurately many positives and

berwawasan kesehatan yaitu dengan memperhitungkan dengan seksama berbagai negatif dampak setiap positif maupun terhadap

negatives impact on every activity to society health. Health

kegiatan

kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan meningkatkan diarahkan mutu sumber untuk daya

Development purposed to improve quality of human resources which health, smart, and productive, and also able in keeping and improve society health by high commitment to humanity and by ethics of and high

manusia yang sehat, cerdas dan produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan

masyarakat dengan komitmen yang tinggi etika, terhadap dan kemanusiaan dan

implemented

spirit

motivation and partnership.

dilaksanakan pemberdayaan

dengan dan

semangat

kemitraan yang tinggi. Penyelenggaraan kesehatan baik oleh pelayanan pemerintah Implementation of good

health services should be done fairly and smoothly by government, society including private sectors. As stated on Amendment UUD 1945, Section 28 H, Article 1 that every people has a rights for prosperous life, better place for
1

maupun masyarakat termasuk swasta harus diselenggarakan secara adil dan merata. Sebagaimana

diamanatkan dalam amandemen UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

bathin,

bertempat

tinggal,

dan

living, and live in good and health environment and also has a rights to get good health services. Health care guarantee is continue

mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan. Jaminan kesehatan

developed in order to guarantee the implementation of quality,

dikembangkan terus untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan

smoothly and controllable price of health care.

kesehatan yang lebih merata dan bermutu, serta dengan harga yang terkendali. Pembangunan kesehatan di

Health Indonesia

Development should

in

Indonesia terus ditingkatkan dengan melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Reformasi bidang kesehatan terus digalakkkan untuk meningkatkan yang pelayanan efektif,

improved

continuously by doing many efforts in improving health and prosperity of society. Reformation in health department should improve quality, effective, efficient, and affordable of health services continuously. Many new penetrations is done by central and regional government by pointing health development directly to the main problem of health. Direct services which touch society need is the main attention. In this case, we can see from government programs which

kesehatan

bermutu,

efisien dan terjangkau masyarakat. Berbagai terobosan baru dilaksanakan pemerintah baik di Pusat maupun Daerah dengan mengarahkan yang yang

pembangunan langsung menjadi

kesehatan sasaran

membidik

permasalahan

kesehatan.

Pelayanan langsung yang menyentuh kebutuhan masyarakat menjadi

guarantee service of health to all aspects society of in societies low especially of

perhatian utama. Hal ini dapat kita lihat dengan program-program

standard

pemerintah yang memberi jaminan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat ekonomi masyarakat dengan khususnya kemampuan dengan

economic by giving them Health Insurance System for poor people which called Society Health

Guarantee. And also in some region, Regional Government give


2

kurang

mampu

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

sistem masyarakat

asuransi miskin yang

kesehatan saat ini

free health services for people as a proof that government care to prepare affordable health services.

namanya menjadi jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas). Begitu juga beberapa pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan

gratis bagi masyarakatnya sebagai bukti kepedulian pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Namun demikian, walaupun However, even many good achievements are reached but if we compare to our neighbor

sudah dicapai banyak kemajuan tetapi bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, keadaan kesehatan masyarakat Indonesia masih

country, condition of Indonesian health is left behind. For example: Mortality Rate mother and baby in Indonesia stay on the top among South East Asia Medical

tertinggal. Angka kematian ibu dan bayi misalnya, Indonesia berada

diurutan atas di antara negara-negara anggota South East Asia Medical Information Center (SEAMIC). Indikator yang digunakan

Information Center (SEAMIC).

Indicator evaluating

used

in of

dalam menilai pencapaian Indonesia Sehat 2010 dan juga Kepulauan Riau Sehat meliputi (1) Indikator derajat kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas, morbiditas, dan nutritional gizi; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan

achievement

Indonesia Health 2010 and also Riau Islands Health are (1)

indicator status of health as a last result, which consists of indicators for mortality, morbidity, and

nutritionals nutritional; (2) Indicator result in between, which consists of indicators for environment

condition, life behavior, access and quality of health services; and (3) Indicators incoming, of which process consists and of
3

Kesehatan; serta (3) Indikator Proses dan Masukan, yang untuk terdiri atas

indikator-indikator

pelayanan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor terkait.

indicators health

for

health

services, health

resources,

management, and contribution of related sectors.

Evaluasi pelaksanaan perkembangan untuk derajat

pencapaian mengetahui kesehatan

Evaluation achievement of implementation to know about

developing health status of people is needed to be done every year. In this case, beside to know the advantages and the impacts of programs and activity of health development is to directing

masyarakat perlu dilakukan setiap tahunnya. Hal ini selain untuk

mengetahui manfaat dan dampak dari penyelenggaraan kegiatan program dan

pembangunan

kesehatan

juga untuk menentukan arah, program dan kegiatan pembangunan

programs and make effective and main objectives the activity of health development. And it also to know influenced and disturbances factors in achieving result of health development.

kesehatan yang tepat guna dan tepat sasaran. Selain untuk evaluasi hasil, juga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian dan hasil menghambat pembangunan

kesehatan yang diharapkan. Peranan data dan informasi dalam bidang kesehatan peranan semakin penting. health Information and data in department hold an

memegang

important role. Accurate and recent information will possible to take decisions and wisdoms right on time. Un accurate can be As and sure a slow late

Informasi yang tepat waktu akan memungkinkan untuk dapat

mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat waktu dan tepat sasaran. Informasi yang kurang akurat dan lambat dapat dipastikan akan

information decision

making.

result,

health problem will pile up and many diseases spread out in

memperlambat

pengambilan

keputusan. Akibatnya permasalahan kesehatan akan semakin menumpuk dan berbagai luas penyakit di sudah

society. The importance of data and this information is cleared in main strategy of health

menyebar

masyarakat.

development, where one of it is


4

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

Pentngnya data dan informasi ini ditegaskan dalam strategi utama dimana

improving surveillance, monitoring, and health information systems. Health profile of Riau Islands Province as a one of facility which is used as a window to see achievement according to status Health of health

pembangunan

kesehatan,

salah satunya adalah peningkatan sistem surveilens, monitoring dan

informasi kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi salah Kepulauan satu sarana sebagai Riau yang jendela sebagai dapat untuk

Minimum

Serves Standard. Health profile of Riau Islands Province is prepared in list and graphic form and also completed by descriptive analyzes. Most of the limitation in this analyze is inconsistent and un accurate data informed.

digunakan

melihat pencapaian derajat kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dan

penyelenggaraan

pelayanan

kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan bentuk Riau disajikan grafik dalam serta

tabel

dan

dilengkapi dengan analisis diskriptif. Keterbatasan dalam menganalisis ini sebagian besar karena kesulitan

memperoleh data yang akurat dan konsisten. Sistematika penyusunan Profil Kesehatan provinsi Kepulauan Riau ini mengacu pada Pedoman Systematical Management Health Profile of Riau Islands Province is based on Management Guidance Health profile which

Penyusunan Profil Kesehatan yang diterbitkan Depkes RI tahun 2004 dan SKN yang meliputi aspek (1)

issued by Republic of Indonesia Health department Year 2004 and SKN which involve aspects of : (1) demography and geography, (2) status of health including Mortality Rate, Morbidity Rate, and

demografi dan

geogarfi; (2) derajat

kesehatan meliputi angka kematian, kesakitan, masyarakat; sistem dan (3) nutritional gizi

penyelenggaraan meliputi upaya

kesehatan,

nutritional nutritional of society, (3) implementation of health system,


5

kesehatan, pembiayaan kesehatan,


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, dan

including efforts of health, health financing, human resource health, medicine and supplies of health, motivation of people and health management.

pemberdayaan

masyarakat

manajemen kesehatan.

1.2

Tujuan

1.2. Aim 1.1.1 General Aim penyusunan General aim of managing Health profile of Riau Islands Province 2007 is to get a picture about health status of Riau Islands society which come of in Riau out from health islands

1.1.1 Tujuan Umum Tujuan umum

Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan

masyarakat Kepulauan Riau yang merupakan keluaran dari pelaksanaan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 2007.

implementation development

Province Year 2007.

1.1.2 Tujuan Khusus 1. Diperolehnya keadaan kependudukan, gambaran umum

1.3.2 Special Aim 1. To get general picture of

geografis, tingkat

geographic

conditions,

demography, and environment in Riau Islands Province Year 2007.

pendidikan, dan lingkungan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 2. Diketahuinya Visi, Misi, Kebijakan serta Program program di

2. Known wisdom

the

vision, and

mission, Health

Pembangunan

Kesehatan

development Programs in Riau Islands Province Year 2006.

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2006. 3. Diketahuinya pembangunan pencapaian kesehatan di

3. Known the achievement of Health Department in Riau

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 4. Diketahuinya situasi sumber daya

Islands Province Year 2007.

4. Known the situation of Health


6

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 5. Diketahuinya permasalahan dalam pembangunan permasalahanyang dihadapi

Resources

in

Riau

Islands

Province Year 2007. 5. Known the problems of in health

implementing

penyelenggaraan kesehatan di

development in Riau Islands Province Year 2007.

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 6. Terdokumentasikannya data dan informasi derajat kesehatan 6. Documented data and status of health society information in Riau Islands Province Year 2007.

masyarakat Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007.

1.3 Sistematika Penulisan

1.4

Systematical Writing

Sistematika

penyajian

Profil

This

systematical

Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 ini mengacu kepada

preparation Health Profile of Riau islands Province Year 2007 based on Guidance Management of

Buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi RI. Departemen susunan

Health Profile Book which issued by Central Data and Information of Health Department Republic of Indonesia. And the systematical writing as follows :

Kesehatan

Adapun

penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

CHAPTER I INTRODUCTION This chapter contents explanation of intents and aims of Health profile Riau Islands Province Year 2007 and systematic preparation.

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dan sistematika dari

penyajiannya.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

BAB II

GAMBARAN UMUM

CHAPTER PICTURES

II

GENERAL

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kepulauan Riau.

This

chapter

describes

about

general pictures of Riau Islands Province. Beside the explanation about geography, administrative, and other general information, this chapter also describes influence factors to health and other factors such as demography, education, social culture, and environment condition.

Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum

lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi kependudukan, pendidikan, sosial budaya dan keadaan

lingkungan.

BAB III

PROGRAM KESEHATAN

CHAPTER PROGRAMS

III

HEALTH

Bab ini menguraikan tentang visi, misi, arah kebijakan, program dan kegiatan pokok serta target yang direncanakan oleh Provinsi Kepulauan Riau untuk menuju Provinsi Kepulauan Riau

This

chapter

describes

about

vision, mission, direct wisdoms, programs and main activities and also planning target by Riau

islands Province towards Province of Riau Islands Health 2010.

Sehat 2010.

BAB IV

SITUASI KESEHATAN

DERAJAT

CHAPTER IV

SITUATION OF

HEALTH STATUS This chapter describes about

Bab ini menguraikan tentang derajat kesehatan yang merupakan dampak dari pelaksanaan yang program dan

status of health which has impact from implementation programs and activity which has been done by Riau islands Province in

kegiatan Kepulauan

dilakukan Riau

Provinsi dalam pelayanan

menyelenggarakan

implementing health services to society including number of

kesehatan kepada masyarakat yang meliputi angka mortalitas (meliputi angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kematian balita), angka
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

mortality (consists of mortality rate babies, maternal mortality rate, and under five years mortality
8

Bab I Pendahuluan

morbiditas beberapa penyakit yang menjadi perhatian utama baik pada tataran Daerah, serta Nasional nutritional dan gizi untuk terhadap

death), morbidity number of some diseases as a main attention of regional, international, national, also and society

Internasional, masyarakat kelompok

khususnya yang rentan

nutritionals nutritional especially for a susceptible group of nutritional problems such as children under five years old, babies, productive women, and pregnant women.

permasalahan gizi seperti anak balita, bayi, wanita usia subur dan ibu hamil.

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

CHAPTER V

SITUATION OF

HEALTH RESOURCES This chapter contents condition of Health Resources in Riau Islands Province Year 2007 which consists of health facilities, health human resources, and budget resources to health development.

Bab ini berisi uraian tentang keadaan sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 yang meliputi sarana kesehatan, sumber daya tenaga kesehatan, dan sumber daya biaya untuk pembangunan

kesehatan.

BAB VI

KESIMPULAN

CHAPTER VI CONCLUSION This chapter contents about

Bab ini diisi dengan sajian tentang halhal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil

importance things which need to understand and further stepped on from Health profile of Riau Islands Province Year 2006. Beside

Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2006. Selain keberhasilan-

keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya menuju Provinsi Sehat.

achievements noted, this chapter also describes many weakness towards Health Province.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab I Pendahuluan

LAMPIRAN Lampiran profil kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 mengacu kepada pada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan

ENCLOSURE Enclosure of Health Profile Riau Islands Province Year 2007 based on enclosure data which managed by central information and data Health Department Republic of Indonesia which has revised in year 2008.

Informasi Departemen Kesehatan RI dimana pada tahun 2008 ini

mengalami revisi kembali.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

10

Bab II Gambaran Umum

BAB II GAMBARAN UMUM GENERAL DESCRIPTION


2.1 Geografis Provinsi Kepulauan Riau dibentuk pada tahun 2002 yang didasarkan pada UU Nomor 25 tahun 2002 dan secara defenitif berjalan sejak tahun 2004. Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang ke-32 di Indonesia. 2.1 Geography Riau Islands Province

established in year 2002 based on Law Number 25 Year 2002 and

definitively walked on since 2004. Riau Islands Province is a 32nd Province Administratively Islands in until Indonesia. 2007, Riau of 4

Secara administratif sampai dengan tahun tahun 2007, Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 304 desa/kelurahan, dan 45 kecamatan. Nama-nama kabupaten/kota tersebut

Province

consists

Districts and 2 Cities, 304 Political District Administration/Villages, and 45 Sub Districts. Names of these Districts/Cities are : (1) Bintan

yaitu (1) Kabupaten Bintan ibukotanya Bintan Bunyu; (2) Kabupaten Karimun dengan Karimun; ibukotanya (3) Tanjung Balai Natuna

Regency and its capital regency is Bintan Bunyu; (2) Karimun Regency and its capital regency is Tanjung Balai Karimun; (3) Natuna regency and its capital regency is Ranai; (4) Lingga Regency and its capital

Kabupaten

ibukotanya Ranai; (4) Kabupaten Lingga ibukotanya Daik; (5) Kota Tanjung

Pinang ibukotanya Tanjungpinang, dan (6) Kota Batam ibukotanya Batam.

regency is Daik; (5) Tanjungpinang City and its capital city is

Tanjungpinang; (6) Batam City and its capital city is Batam. Secara geografis Provinsi Geographically Riau Islands Kepulauan Riau terletak pada 07o19 Lintang Utara dan 0040 Lintang Selatan serta antara 103 3 Bujur Timur sampai dengan 110000 Bujur Timur.
0

Province placed on 0719 North Latitude and 04 South Latitude and also between 103 3 east longitudinal until 110 00 east longitudinal.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

11

Bab II Gambaran Umum

Provinsi

Kepulauan

Riau

Riau

Islands

Province

is

an

merupakan daerah

kepulauan yang

archipelago which contents 2.408 big and small islands. Identified islands based on Districts/Cities owner is about 1.795 islands, the rest is unidentified and un inhabitant. The total large of territorial Riau Islands Province is 251.810.71 km2 which consists of wide ocean 241.215,30 km2 (95,79%) and wide of land is 10.595.41 km2 (4,21%). Territorial borders of Riau Islands Province are:

terdiri atas pulau besar dan kecil kurang lebih 2.408 buah. Pulau yang berhasil diidentifikasikan kepemilikian sebanyak kabupaten/ 1.795 berdasarkan kota baru

pulau,

sisanya

diperkirakan pulau-pulau yang belum bernama dan belum berpenghuni. Luas total wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 251.810,71 km2 terdiri dari luas lautan 241.215,30 km2 (95,79%), dan luas daratan 10.595,41 km2 (4,21%). Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi yaitu : - Sebelah utara - Northern :

Berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja Borders on Vietnam and Cambodia Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi Borders on Bangka belitung Province and Jambi Province Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau Borders on Singapore, Malaysia, and Riau Province Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan Provinsi Kalimantan Barat. Borders on East Malaysia and West Kalimantan Province

- Sebelah selatan : - Southern

- Sebelah barat - Western

- Sebelah timur - Eastern

Peta wilayah administrasi Provinsi Map of territorial administration of Riau Kepulauan Riau, dapat dilihat pada Islands Province, can see from

gambar 2.1 berikut ini :

picture 2.1 below :

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

12

Bab II Gambaran Umum

Gambar Figure

2.1

Peta Provinsi Kepulauan Riau Map of Kepulauan Riau Province

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

13

Bab II Gambaran Umum

2.2 Kependudukan

2.2 Demography

Penduduk selain menjadi objek tetapi juga sekaligus subjek dari it

People or society is an object but also being a subject of

pelaksanaan pembangunan. Penduduk yang tangguh, mandiri, dan berkualitas tentu akan menjadi pelaku

implementation development. Tough society, autonomous, and qualified will be good in playing development role in goal National Development. That is reached the fairly society, prosperous, safety, and prosperity. On efforts of it, conditions of health society will be one of condition to create smart and competence human resource in implementing many kinds of development in all aspects of societies continuously and will

pembangunan yang handal yang dapat mewujudkan tujuan pembangunan

nasional yaitu tercapainya masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan makmur. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, keadaan masyarakat yang sehat akan menjadi salah satu prasyarat untuk dapat menghasilkan sumber daya

manusia yang cakap dan kompeten dalam melaksanakan di seluruh yang berbagai elemen secara

improve economics society it self.

pembangunan masyarakat

berkesinambungan akan meningkatan perekonomian masyarakat.

2.2.1 Jumlah Penduduk

2.2.1 Number of people

Jumlah

penduduk

Provinsi

Number of people in Riau Islands Province increasing every year. This is because some of Districts/Cities in

Kepulauan Riau dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dimungkinkan karena beberapa

Riau Islands Province is an industrial and mining areas. So that it will be a main target of job finder from all over Indonesia. Number of people in year 2006 is 1.337.863 life, in year 2007 become 1.392.918 life. It means

kabupaten/kota di Provinsi Kepualuan Riau merupakan daerah industri dan pertambangan sehingga menjadi salah satu daerah tujuan utama para pencari kerja dari seluruh Indonesia. Jika

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

14

Bab II Gambaran Umum

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 yang berjumlah

increasing about 4,12%. If we compare growth of people in year 2007 and year 2006 is relatively low. While in year 2005 to year 2006, number of people increased 9,5%. This

1.337.863 jiwa maka pada tahun 2007 jumlah penduduk menjadi 1.392.918 jiwa. Hal ini berarti terjadi pertambahan penduduk sebesar 4,12%. Pertambahan penduduk pada tahun 2007 ini jika dibandingkan dengan tahun 2006

decreased may be as a result of tight demography regulation made by

Batam City that is main aim of job finder in Riau Islands Province.

tergolong relatif menurun dimana terjadi pertambahan penduduk sebesar 9,5% dari tahun 2005 ke tahun 2006.

Number of data people, specifically can see on the list of enclosure 1.

Penurunan ini kemungkinan sebagai hasil dari semakin ketatnya peraturan kependudukan yang diterapkan oleh Kota Batam yang memang merupakan kota tujuan utama pencari kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Data jumlah penduduk yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel lampiran 1.

2.2.2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

2.2.2 Sex Ratio

Rasio

Jenis

Kelamin

adalah

Sex Ratio is comparison number of male and female per 100 female. Data about sex ratio is used to developing gender, balancing plan of development relates and to

perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan yang perencanaan berwawasan berkaitan

especially of male

female

pembangunan gender, dengan

development averagely. Such as, traditionally and conventionally male should get higher education than female, then in developing of

terutama

yang

perimbangan

pembangunan

laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan

education of gender we must count

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

15

Bab II Gambaran Umum

jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan perempuan, laki-laki maka dibanding pengembangan

the balancing number of male and female. Information about Sex Ratio is importance to know to plan health development participation development. of for female improving in health

pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui untuk perencanaan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan kesehatan. Komposisi penduduk Provinsi

Composition of Riau Islands Province population in year 2007, if we look from sex ratio point of view shows that number of female is more than number of male (sex ratio=96). Districts/Cities which have more

Kepulauan Riau pada tahun 2007 jika dilihat berdasarkan jenis kelamin (sex ratio) menunjukkan bahwa jumlah

penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk pria (sex ratio = 96). Kabupaten/kota yang jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki adalah Kota Batam (sex ratio = 84). Komposisi penduduk yang lebih banyak jumlah penduduk perempuan ini kemungkinan disebabkan bahwa mayoritas industri di Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kota Batam bergerak di bidang

number of female than number of male is Batam city (sex ratio=84). Composition number of female is more than number of male in Riau Islands Province especially in Batam City is caused by majority industries in that area are electronics and garments. Detail data of Sex Ratio refers to Districts/Cities can be seen on list of enclosure 2.

elektronika dan garmen yang banyak mempekerjakan karyawan wanita.

Rincian data rasio jenis kelamin menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 2.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

16

Bab II Gambaran Umum

2.2.3 Rasio Beban Tanggungan

2.2.3 Burden Ratio

Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung old,

Young people under 15 years generally is taken as In

unproductive

people.

economically, they are depend on their parents or some one else as a care taker of them. Beside that, retired persons above 65 years old are also called unproductive. People between 15-64 years old is called productive age. Base upon this

pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, semacam gambaran rasio ini

concept can get the pictures of how big number of burdens people to productive age. Thus, un accurately burden ratio picturing economic from demography point of view. Burden Ration can be used as indicator roughly economic in of showing a country condition whether

ketergantungan memberikan

ekonomis Rasio

penduduk dari sisi demografi. ketergantungan dapat

digunakan

develop or developing countries. The higher Burden ratio shows the higher burden of productive age in spending the un productive and havent

sebagai indikator yang secara kasar dalam menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang tingginya

productive people yet.

berkembang. persentase

Semakin rasio

ketergantungan

menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan

persentase rasio ketergantungan yang

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

17

Bab II Gambaran Umum

semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya penduduk membiayai beban yang yang ditanggung untuk belum

produktif yang

penduduk

produktif dan tidak produktif lagi. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Provinsi Kepulauan Riau dilihat bahwa rasio beban tanggungan di Provinsi Kepulauan Riau adalah Base upon data gets from

Statistic Central Department of Riau Islands Province seen that burden ratio of every 100 people who work burden about 45 unoccupied people while National Burden Ratio in year 2005 is reported about 53%. This case shows that the possibilities of burden ratio in Riau Islands Province is under National number. Burden Ratio refers to Districts/Cities can be seen on list of enclosure 2.

sebesar 45%. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang yang bekerja

mempunyai beban tanggungan sekitar 45 orang yang tidak bekerja. Sementara itu beban rasio tanggungan nasional pada tahun 2005 dilaporkan adalah sebesar 53%. Hal ini menunjukkan bahwa beban rasio Provinsi Kepulauan Riau kemungkinan besar dibawah

angka nasional. Beban rasio menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 2.

2.2.4 Persebaran Penduduk

2.2.4 Distribution Of Population

Persebaran penduduk atau disebut juga tempat distribusi tinggal. penduduk Distribusi menurut penduduk

Spread out population or also mentioned as a distribution of

population is according to where they live. Distribution of population is divided into 2 categories, they are: distribution of population

dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk itu secara ada

administratif, persebaran

disamping penduduk

geographically and distribution of population administratively.

menurut

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

18

Bab II Gambaran Umum

klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara Naisonal permasalahan yang sering dihadapi berkaitan dengan persebaran penduduk secara geografis sejak dahulu hingga sekarang adalah persebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata. Persebaran

Classifying distribution of population according to where they live; villages and cities. Nationally, problems faced in this recent days of they related to

distribution geographically, unfairly.

population spread out

penduduk ini berkaitan erat dengan kepadatan penduduk di suatu wilayah. Tingginya kepadatan penduduk di suatu wilayah berkaitan erat dengan daya dukung suatu wilayah. Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 sebesar 131 jiwa/km . Angka ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan kepadatan
2

Distribution of population relates to population density in a territorial. The high of population density in a territorial relates to the supporting facilities of a territorial. Level of population density in Riau Islands Province year 2007 is 131 life/km2. This number shows that there is an improvement if compare to

penduduk pada tahun 2006 yang hanya 126 jiwa/km2. Permasalahan persebaran penduduk yang dihadapi di Provinsi Kepulauan Riau tidak jauh berbeda dengan permasalahan Nasional yaitu persebaran merata. penduduk Batam yang dan tidak Kota daerah
2

population density in year 2006 thats only 126 life/km2. Distribution of population problems which faced by Riau Islands Province is not different with National problems thats unfairly distribution of population. Batam City and Tanjungpinang City is the higher region about 903 life/km2 and 743 life/km2 compare to population

Kota

Tanjungpinang

merupakan

dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu masing-masing sebesar 903 jiwa/km dan 743 jiwa/km2.

Dibandingkan penduduk pada

dengan

kepadatan

tahun 2006, Kota Batam menunjukkan adanya peningkatan


2

kepadatan
2

density in year 2006, Batam City shows there is an increasing in population density significantly that is

penduduk yang cukup signifikan yaitu dari 852 jiwa/km menjadi 903 jiwa/km ,

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

19

Bab II Gambaran Umum

demikian juga halnya dengan Kota Tanjungpinang walaupun peningkatan kepadatan penduduk tidak setajam Kota Batam yaitu dari 721 jiwa/km menjadi 743 jiwa/km2 pada tahun 2007. Tingkat kepadatan penduduk yang paling
2

from

852

life/km2

become

903

life/km2, as same as Tanjungpinang City, even the increasing of

population density not as shape as Batam City that is from 721 life/km2 become 743 life/km2 in year 2007. The lower level of population density is in Natuna and Lingga Districts; 35 life/km2 and 41 life/km2 of each.

rendah adalah Kabupaten Natuna dan Lingga yaitu masing-masing 35 jiwa/km2 dan 41 jiwa/km .
2

2.2.5 Indeks Pembangunan Manusia

2.2.5 Human Development Index

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,

Human Development Index is measurement comparison of

expecting life, un illiteracy, education and standard of living for all countries in the world. HDI is used to classified whether develop, developing or un developing countries. And also to measure influences of economic

pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM

digunakan

untuk

mengklasifikasikan

apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Batasan untuk klasifikasi negara maju adalah nilai IPM diatas 0.800. Pada tahun 2005,

wisdoms for quality of life. Limitation to classify develop country is the HDI above 0,800. In year 2005, Indonesia at the position number 110 of 177 countries with the HDI 0,697, stay lower from the position before that is at the position number 102 with HDI 0,677 in year 1999. This position is far enough compare to our neighbor countries likes Malaysia (61/0,796), Thailand (73/0,778), Philippine

Indonesia menempati urutan 110 dari 177 negara, dengan indeks 0.697, turun dari posisi sebelumnya di urutan 102 dengan indeks 0.677 pada tahun 1999. Posisi ini cukup jauh dibandingkan negara-negara tetangganya, seperti

Malaysia (urutan 61/0.796), Thailand (urutan 73/0.778), Filipina (urutan

(84/0,758) and Vietnam (108/0,704) in positions and their HDI. In year

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

20

Bab II Gambaran Umum

84/0.758)

dan

Vietnam

(urutan

2006 Indonesia has an improvement by HDI reached 0.711 and at position number 108. The tends of HDI Indonesia is continuously increased (0.677 in year 1999, 0.697 in year 2005, and 0.711 in year 2006 ). Base upon reported which issued by UNDP on 27 of November 2007, number of Indonesia HDI increased and

108/0.704). Pada tahun 2006 Indonesia mengalami kemajuan dengan angka IPM mencapai 108. 0.711 dan berada dari

diurutan

Kecenderungan

angka IPM Indonesia adalah terusmenerus naik (0.677 pada 1999, 0.697 pada 2005, dan 0.711 pada 2006) dan semakin mempersempit ketinggalannya dibanding negara-negara lain. Pada tahun 2007 berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNDP pada 27

became 0.728, and Indonesia at the position number 108 position.

November 2007 angka IPM Indonesia kembali naik menjadi 0.728, dan

Indonesia berada pada peringkat 108. Pemerintah seluruh untuk bersama dengan terus indeks Indonesia masyarakat Hasil Government together with all Indonesian keep continue trying to increase the development index of Indonesia generally and Riau Islands Province people especially result of human development of Riau Islands Province people shows meaningful increasing. This case shown from data issued by Statistic Central

masyarakat

berupaya

meningkatkan masyarakat dan

pembangunan secara Kepulauan

umum Riau

Khususnya.

pembangunan Kepulauan

manusia Riau

masyarakat menunjukkan

peningkatan yang bermakna. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS Pusat (Jakarta, 2008) yang

Department in Jakarta, 2008 shows that HDI of Riau Islands Province increasing from 72.7 in year 2005 become 72.8 in year 2006 which nationally HDI of Riau Islands

menunjukkan bahwa IPM Kepulauan Riau meningkat dari 72,2 pada tahun 2005 menjadi 72,8 pada tahun 2006 yang secara Nasional IPM Kepulauan Riau menduduki posisi ketujuh dari 33 provinsi, dan angka ini terus meningkat dimana IPM Kepulauan Riau pada tahun

Province at the position number 7 among 33 provinces, and this

number increasing. Where in year 2007, HDI of Riau Islands Province is

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

21

Bab II Gambaran Umum

2007 menjadi 73,7 dan secara Nasional menempati urutan keenam. IPM

become 73.7 and nationally at the position number 6. The higher of HDI Districts/Cities Province is in Riau Islands with 76.8

kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau yang tertinggi ditempati oleh Kota Batam dengan nilai 76,8 dan secara Nasional menduduki peringkat ke-12 dari 465 kabupaten/kota di Indonesia. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program

Batam City

and nationally at the position number 12 among 465 Districts/Cities in Indonesia. Health people are not only support the success of education programs, but of also to motivate and

pendidikan, tetapi juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan

improvement

productivity

income of people. Detail data about developing of HDI in Riau Islands Province in Year 2005-2007

pendapatan penduduk. Data lebih rinci mengenai perkembangan IPM Provinsi Kepulauan Riau tahun 2005-2007

according to Districts/Cities, can be seen on list 2.1 below :

menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel Table

Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2007 2.1 : Human Development index According to Districts/Cities Of Riau Islands Province In Year 2005-2007

2007 Kab/Kota 2005 2006 Districts/ IPM Peringkat IPM Peringkat IPM Peringkat Cities HDI Level HDI Level HDI Level 72,4 1 Karimun 71.7 101 72.0 116 124 73,0 2 Bintan 70.9 137 71.6 134 97 69,4 3 Natuna 68.4 239 69.0 244 252 70,3 4 Lingga 69.4 193 69.9 207 212 76,7 5 Batam 76.5 8 76.7 9 12 73,5 6 Tanjungpinang 72.7 79 72.9 83 84 Provinsi 72.2 7 72.8 7 73,7 6 Province Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2005-2007, Jakarta 2008 Source: Statistic Center Department, Human Development Index 2005-2007, Jakarta 2008 No.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

22

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2007 HEALTH DEVELOPMENT PROGRAM OF KEPULAUAN RIAU PROVINCE YEAR OF 2007
Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU No. 25 tahun 2002 dan secara berbagai perangkat kerja telah dibentuk dengan tujuan untuk Riau Islands Province

established base upon Law No.25 Year 2002 and many frames of work are formed by means to run the implementation of development in many fields. Health deparment of Riau Islands Province is one of Department which is established in environment of Riau Islands Province Government to implementing

mempercepat

pelaksanaan

pembangunan di segala bidang. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu dinas yang

dibentuk di lingkungan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau mengemban tugas untuk melaksanakan

development in health field.

pembangunan bidang kesehatan.

3.1 VISI

3.1 Vision

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah terwujudnya Kepulauan Riau Sehat. Perumusan visi ini didasarkan pada (1) Dasar-dasar

Vision of Riau Islands Province Health Department is to create a healthy Riau Islands. Formulation of this vision base upon (1) Basic of health department as stated in Health Development Plan towards Healthy Indonesia Department those are: 2010 and Health

pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum Pembangunan dalam Kesehatan Rencana Menuju

Indonesia Sehat 2010 dan Rencana Strategis Departemen Kesehatan 20052009 yaitu : (a) Perikemanusiaan; (b) Pemberdayaan dan Kemandirian; (c) Adil dan Merata; (d) Pengutamaan dan Manfaat; (2) Rencana Pembangunan
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Strategy (a)

2005-2009, (b)

humanity;

effectiveness; (c) fairly and smoothly; (d) priority and useful; (e) Regional Middle Periods Development Plan of Riau Islands Province Year 2005
23

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 20052010. Dengan visi ini diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat menjadi penggerak pembangunan kesehatan untuk terwujudnya

2010. By

this

vision

hopes

that

Health Department of Riau Islands Province can be motivator of Health Department to create a Healthy Riau Islands and can afford to develop and implementing health development

Kepulauan Riau Sehat dan mampu membina, mengembangkan serta

according to its main functions.

melaksanakan pembangunan kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Definisi Kepulauan Riau Sehat adalah suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat Provinsi Definition of a Healthy Riau Islands is one of condition picturing societies in Riau islands Province for the future, signed by the people which can afford and using good quality health services; fairly and justice, hygienic behavior, live in a healthy environment, and also has the highest level of health.

Kepulauan Riau di masa depan, yang ditandai dengan penduduknya yang

dapat menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan berkeadilan, berperilaku hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat, serta memiliki derajat tingginya. kesehatan yang setinggi-

3.2

MISI Dalam rangka mewujudkan Visi

3.2 Mission In creating the vision, Health Department of Riau Islands Province have mission, as follows :

tersebut,

Dinas

Kesehatan

Provinsi

Kepulauan Riau memiliki misi yaitu :

1. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan Peningkatan pelayanan melalui kinerja kesehatan dan mutu

1. Improving Work and Quality of Health Services Improving work and quality of health services are done by doing development of managerial

dilakukan kebijakan

pengembangan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

24

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

manajerial dan teknis serta pedoman dan prosedur kerja yang dapat

wisdom and techniques, guidance and work procedures which can be based to act. Other than that, in developing facilities and health resources whether budget or

dijadikan

landasan

bertindak

setempat. Di samping itu dilakukan pula fasilitasi pengembangan sarana prasarana kesehatan maupun kesehatan dan baik obat bagi sumber tenaga, dan daya biaya

medicine and all supplies of health for health man power. By

perbekalan pelaku

improving work and quality of health services hope that health ability can well implemented,

para

pembangunan kesehatan. Dengan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan

accessible and affordable by all people and quality guaranteed.

diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accesible) dan dapat

dijangkau (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat serta terjamin mutunya (quality).

2. Memberdayakan

Masyarakat

2. Efficient

Use

of

People

in

dalam Bidang Kesehatan Dengan melakukan pemberdayaan diharapkan swasta dalam masyarakat termasuk aktif

Health Fields By doing efficient use of people and private sectors hopes that they will active participate to

dapat

berpartisipasi (to advokasi

melayani

serve), (to (to

serve, to advocate, and to watch the health development

melaksanakan

advocate), serta mengkritisi watch) baik pembangunan secara individu,

individually, group and open wide societies. Health Department of Riau Islands Province also

kesehatan kelompok

maupun bersama masyarakat luas. Dinas kesehatan provinsi juga

facilitates the Districts/Cities in capacity building, Health System Building, Region Health System Building and Health Resources

memfasilitasi kabupaten/kota dalam rangka pengembangan kapasitas

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

25

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

(capacity building), pengembangan sistem kesehatan daerah dan

supporting.

dukungan sumber daya kesehatan.

3. Melaksanakan Pembangunan Kesehatan Berskala Provinsi

3. Implementing Province Periodically Health Development

Di

samping dan

berperan

dalam

Other than play role in Health Development Islands implementing Periodically Health Building, Province Riau also Province Department

pembinaan pembangunan

pengembangan Dinas

kesehatan,

Kesehatan Provinsi melakukan pula pembangunan kesehatan berskala provinsi seperti : pelayanan

likes health serve for poor people, disaster prevention, mal nutritional and epidemic prevention, health promotion, Health reconciliations and health services in hinterland, border areas and make efficient use of health man powers.

kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, penanggulangan

penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan, kesehatan

rujukan dan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan dan pendayagunaan

tenaga kesehatan.

4. Menyelenggarakan Kesehatan yang Efektif Dengan yang terciptanya dinamis dan

Manajemen

4. Implementing effective health management

manajemen akuntabel

By

creating

dynamic

and

accountable management hopes that the health administration

diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan secara dapat dan terselenggara efisien yang

functions can work efficiently and effectively Health Systems. that supported by

efektif

didukung oleh sistem informasi serta hukum kesehatan.

Law

and

Information

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

26

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN Berdasarkan visi dan misi, maka disusunlah program dan kegiatan yang hendak dicapai Dinas Kesehatan

3.3 PROGRAMS AND ACTIVITIES Base upon vision and mission above the programs managed and the activities reached by Health Department of Riau Islands Province year 2007 as follows ;

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 sebagai berikut:

3.3.1 Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat Tujuan program ini adalah

3.3.1 Improving Affordability Of Society Health Aim of this program is to increasing number, average and

meningkatkan jumlah, pemerataan, dan mutu pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas

basic quality of health serve in Society Society health Health Center Center including Assistant,

keliling, dan bidan di desa/polindes. Sasaran yang hendak dicapai oleh program ini adalah : a. Meningkatnya cakupan rawat jalan menjadi sekurang-kurangnya 13% penduduk. b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 75%. c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K1) 90%, cakupan

Mobile Society Health Center, and midwife in villages/village policlinics. Aims of these programs are : a. Increasing health care for 13% people

b. Increasing of giving birth which helped by health man power for 75% c. Increasing Antenatal Serves (KI) 90%, neonatal visiting (KN2)

kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90%, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 90%. d. Terselenggaranya pelayanan

become 90%, and baby visiting become 90%.

d. Implementing free health services for poor people

kesehatan bagi penduduk miskin secara gratis di puskesmas.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

27

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

3.3.2 Peningkatan Upaya Kesehatan Perorangan dan Rujukan

3.3.2 Increasing Affordability Of Reconciliation and Individual Health

Tujuan meningkatkan dan mutu

program akses

ini

adalah

Aim of this program is to increase affordable access and

keterjangkauan kesehatan

pelayanan

reconciliation and individual health service quality. Target of this

perorangan dan rujukan. Sasaran dari penyelenggaraan program ini adalah : a. Terselenggaranya pelayanan

programs are : a. Implemented health services for poor people freely in Society Health Center and Hospital at third class for 100%. b. Increasing hospitalized at least 1,3% people

kesehatan bagi penduduk miskin secara gratis di puskesmas dan rumah sakit kelas III sebesar 100% b. Meningkatnya cakupan rawat inap menjadi sekurang-kurangnya 1,3% penduduk. c. Meningkatnya jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan

c. Increasing number of hospitals which having Emergency Room for 90%, obstetric and neonatal emergency comprehensive for

gawat darurat menjadi 90%, jumlah rumah sakit yang melaksanakan dan neonatal

pelayanan

obstetri

80% and accredited hospital for 75%

emergensi komprehensif (PONEK) menjadi 80%, dan jumlah rumah sakit 75%. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: a. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana rumah sakit. b. Pelayanan kesehatan penduduk yang terakreditasi menjadi

Main activities and indicative activities of this programs includes: a. Build and develop facilities of hospitals b. Health services for poor people who hospitalized at third class

miskin yang dirawat inap Kelas III Rumah Sakit c. Peningkatan mutu pelayanan rawat inap Kelas III Rumah Sakit

c. Improving

quality

services

of

hospitalized services at third class

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

28

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

3.3.3 Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Tujuan program adalah

3.3.3 Improving

Mother

and

Children Health Aim of this program is to support an effort in decreasing

mendukung upaya menurunkan angka kematian kematian ibu bayi melahirkan, dan balita. angka Sasaran

number of death mother give birth, number of baby and children under five years old death. Target of this programs are :

program ini adalah :

a. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 75%. b. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K1) 90% , cakupan

a. Increasing scope of give birth helped by health man power become 75% b. Increasing scope of Antenatal services (K1) become 90%, scope of neonatal visiting (KN2) become 90%, and scope of baby visiting for 90%.

kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90%, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 90%. Kegiatan meliputi : a. Peningkatan ketrampilan tenaga pokok dari program ini

Main

activities

of

this

programs

includes : a. Increasing life skill of man power who manage mother and child b. Increasing and supplying facilities KIA services kualitas pelayanan c. Increasing quality services of

pengelola kesehatan ibu dan anak b. Pengadaan dan Peningkatan sarana pelayanan KIA c. Peningkatan

kesehatan ibu dan anak

mother and child

3.3.4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan Program adalah

3.3.4 Health

Promotion

And

Efficient Use Of Society Aim of this program is efficient use of individual, family, and society in order to grow health and clean behavior, also developing health

memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan upaya kesehatan

building sourced health. Target of these programs are :

bersumber kesehatan. Sasaran program

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

29

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

ini adalah : a. Terwujudnya stakeholder komitmen semuja a. Creating stakeholders commitment in to health

pembangunan

kesehatan di semua tingkatan b. Terselenggaranya promosi

development for all level b. Implemented Province

kesehatan berskala provinsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat. c. Meningkatnya rumah tangga

Periodically Health Promotion in efficient use of society. c. Increase the clean and healthy life of house behavior become 40%.

berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi 40%.

Kegiatan yang dilakukan dalam program ini meliputi : a. Peningkatan pelatihan tenaga

Activities of these programs includes:

a. Increasing health elucidation training b. Media promotion building and information of health and clean behavior

penyuluh kesehatan b. Pengembangan media promosi dan informasi perilaku hidup bersih dan sehat c. Pengembangan upaya kesehatan

c. Health efforts building sourced people affordable d. Health education improvement for people e. Monitoring, report. evaluation, and

bersumberdaya masyarakat d. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

3.3.5 Perbaikan Gizi Masyarakat

3.3.5 Nutritional people

Upgrading

of

Tujuan

Program

adalah

Aim of this program is to increase the importance of family nutritional in increasing nutritional status of society especially to

meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama kepada ibu hamil, bayi dan balita serta usia produktif.

pregnant woman, baby, and children under five years old and productive age.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

30

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

Sasaran dari program ini dalah : a. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe menjadi > 80%; b. Meningkatnya persentase Bayi Yang Mendapat 62%; c. Meningkatnya mendapatkan 80%; d. Meningkatnya Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ditangani menjadi 100%; e. Meningkatnya Ibu hamil Kurang Balita vitamin A yang menjadi ASI eksklusif menjadi

Target of These programs are : a. Increasing percentage of

pregnant women who get Fe tablet become > 80% b. Increasing percentage of an

exclusive Breast Feeding Baby become 62% c. Increasing the children under five years old who get vitamin A become 80% d. Increasing prevention for bad

and mal nutritional children under five years old for 100%. e. Increasing preventing Chronics Energy Less of pregnant woman for 100%.

Energi Kronis (KEK) yang ditangani menjadi 100%.

Kegiatan pokok yang dilakukan oleh program ini meliputi: a. Penyusunan peta informasi

Main activities of these programs are: a. Managing information map of mal nutritional society

masyarakat kurang gizi; b. Penanggulangan KEP, Anemia Gizi Besi, Kekurangan Vitamin A dan kekurangan zat mikro lainnya; c. Pemberdayaan masyarakat untuk b. Prevention of KEP, Anemia, lack of vitamin A and other micro substances. c. Efficient use of people to reach nutritional family

pencapaian keluarga sadar gizi.

awareness.

3.3.6 Peningkatan Lingkungan Sehat

3.3.6 Increasing Health Environment

Tujuan

program

adalah

Aim of this program is to create quality of healthy life through

mewujudkan mutu lingkungan hidup

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

31

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

yang sehat melelui peningkatan dan pembinaan kemitraan serta untuk penggalangan menggerakkan

improvement

and

guidance

and

partnership to motivate building of health. Target of these programs are:

pembangunan berwawasan kesehatan. Sasaran dari program ini dalah : a. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%, a. Increasing percentage of healthy house family become 80%,

percentage of using clean water for 85% and percentage family of using healthy toilet is 80%.

persentase keluarga menggunakan air bersih keluarga : 85 % dan persentase menggunakan jamban

memenuhi syarat kesehatan 80%. b. Meningkatnya persentase tempattempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%. b. Increasing percentage of general places which fulfill health

condition become 80%.

Kegiatan pokok program ini meliputi : a. Peningkatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar b. Pemantauan kualitas lingkungan c. Peningkatan upaya pengawasan

Main activities of these programs are:

a. Increasing supplies of clean water and basic sanitary. b. Monitoring quality of environment c. Increasing of health control for food and beverages d. Increasing healthy territorial

penyehatan makanan dan minuman d. Peningkatan wilayah sehat

3.3.7 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tujuan program ini adalah

3.3.7 Prevention of Diseases

Aim

of

this

program

is

to

menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang ditanggulangi adalah Malaria, DBD, TB. Paru, Diare,

decrease number of sickness, death, and paralysis by epidemic and un epidemic. Disease priorities are;

Malaria, DBD, TB, Lungs, Diarrhea, Polio, HIV/AIDS, pneumonia, and all

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

32

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

Polio, HIV/AIDS, Pneumonia, penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan penyakit tidak menular dan degeneratif yang prioritas ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulkasi darah, diabetes mellitus, dan penyakit-penyakit lainnya. Sasaran yang hendak dicapai adalah : a. Persentase desa yang mencapai Universal Child Imunization (UCI) menjadi di atas 80%. b. Meningkatnya Angka Penemuan

diseases

that

prevented Non

by

immunization.

epidemic

diseases and degenerative priorities which prevented are heart, blood circulation disturbances, diabetes

mellitus, and other diseases. Target should be achieved are:

a. Percentage villages which get universal child immunization (UCI) are above 80%. b. Increasing number of Case Defection Rate of TB to 70% and number of Cure Rate of TB is above 85%.

Penderita (Case Detection Rate) penyakit TB menjadi 70% dan angka keberhasilan pengobatan (Cure

Rate) TB menjadi di atas 85% c. Meningkatnya Angka c. Increasing number of Acute Flaccid Paralysis become

PenemuanAcute Flaccid Paralysis (AFP) menjadi 2/100.000 anak usia kurang dari 15 tahun d. Meningkatnya Berdarah penderita (DBD) Demam yang

2/100.000 children less of 15 years old. d. Increasing number of Dengue Hemorragic Fever (DHF)

Dengue

ditangani menjadi 80% e. Meningkatnya penderita Malaria

patient handling for 80% e. Increasing number of malaria patient curing for 100% Rate f. Decreasing case fatality rate diarrhea at un usual incidence at 1,2%

yang diobati menjadi 100% f. Menurunnya Case Fatality

(CFR) Diare pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) 1,2% g. Meningkatnya Dengan ODHA (Orang mendapat

g. Increasing HIV/AIDS

people who get

with ART

HIV/AIDS)

pengobatan ART menjadi 100% Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif progaram ini meliputi : Main

Therapy for 100% activities and indicatives

activities of these programs are:

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

33

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

1. Peningkatan imunisasi 2. Pencegahan dan pemberatasan

1. Increase immunization 2. Prevent malaria disease

penyakit malaria 3. Pencegahan penyakit DBD 4. Pencegahan penyakit TBC 5. Pencegahan penyakit IMS dan Pemberatasan Menular 5. Prevent disease Sexual infection dan Pemberatasan dan pemberatsan 3. Prevent Dengue Hemorragic Fever (DHF) disease 4. Prevent TBC

(Infeksi

Seksual)/Penyakit Menular Seksual (PMS). 6. Pencegahan penyakit diare 7. Pencegahan dan Pemberatasan 7. Prevent pneumonia dan Pemberantasan 6. Prevent diarrhea

penyakit ISPA/Pneunomia 8. Peningkatan Surveilens Epidemologi dan Penanggulangan Wabah/KLB 8. Increasing surveillance prevention 9. Pencegahan dan Pemberatasan 9. Degenerative prevention disease and epidemic epidemic

penyakit degeneratif

3.3.8 Farmasi dan Makanan Tujuan melindungi penyalahgunaan Program masyarakat pemakaian adalah dari sedaan

3.3.8 Pharmacy and Food Aim of this program is to protect people from misusing of pharmacy and health tools, foods and beverages products which distribute in society environment, pharmacy facilities and other private sectors. Target of these programs are:

farmasi dan alat-alat kesehatan, serta produk makanan dan minuman yang beredar di masyarakat, sarana

kefarmasian, serta pelayanan swasta lainnya. adalah: a. Ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan Sasaran dari program ini

a. Availability of essential generic medicine in health service

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

34

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

menjadi 90% b. Anggaran obat esensial generik di sektor Publik setara 2

facilities become 90% b. Budgeting generic essential

medicine in public sectors is 2 USD/capita/year.

USD/kapita/tahun

Kegiatan pokok program ini meliputi : a. Peningkatan pelayanan dasar b. Peningkatan pengawasan peredaran dan pemakaian sediaan farmasi, obat-obatan, obat tradisional, alat kesehatan minuman. serta makanan dan Penyediaan obat

Main activities of these programs are: a. Increasing availability of basic service medicines b. Increasing control of

distribution and availability of using pharmacy, medicine, health and

traditional tools and

medicine, also

foods

beverages.

3.3.9 Sumber Daya Kesehatan Tujuan meningkatkan program jumlah, mutu, adalah dan

3.3.9 Health Resources Aim of this program is to increase number, quality, and

penyebaran tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan

distributing of health man power according to the needs of health development. programs are: Target of these

kesehatan. Sasaran program ini dalah :

a. Tenaga

Bidan

dan

Perawat

a. Increasing level education of midwifes and nurses until D3

ditingkatkan pendidikannya minimal strata D3 b. Pengiriman tugas belajar S1 dan S2 berbagai jurusan sesuai kebutuhan c. Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Manajemen d. Penempatan tenaga kesehatan

b. Further study to get S1 or S2 for all fields. c. Education and techniques and management training d. Placed on the health man powers to the health facilities needs.

strategis ke fasilitas kesehatan yang membutuhkan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

35

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

Kegiatan pokok progaram ini meliputi : a. Perencanaan kesehatan b. Peningkatan ketrampilan dan kebutuhan tenaga

Main activities of these programs are: a. Planning of health man power needs b. Improving professionalism and life skill of health man powers c. Education and Training of health man powers d. Guidance of health man powers including carrier building of health man power and public servant.

profesionalisme tenaga kesehatan c. Pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan d. Pembinaan termasuk tenaga kesehatan karir

pengembangan

tenaga kesehatan dan PNS

3.3.10 Kebijakan dan Manajemen Tujuan mengembangkan program kebijakan dalah dan

3.3.10 Management and Wisdoms Aim of this program is to developing management wisdoms to and support

manajemen pembangunan kesehatan guna sistem mendukung kesehatan penyelenggaraan guna sistem mendukung kesehatan

implementation of health system in supporting implementation of regional and national health system. Target of these programs are :

penyelenggaraan

daerah dan sistem kesehatan nasional. Sasaran program ini dalah : a. Tersusunnya Rencana Strategis b. Tersusunnya Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Angaran

a. Managed strategic planning b. Managed work plan and

budgeting work plan

(RKA). c. Tersusunnya Profil Kesehatan d. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) c. Managed health profile d. Managed work accountability report instances e. Tersusun dan tersosialisasinya e. Managed and socialized of government

regulasi sektor kesehatan f. Terwujudnya koordinasi jajaran

regulation of health sectors f. Created coordination of health department at all level

kesehatan di berbagai tingkatan.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

36

Bab III Program Pembangunan Kesehatan

Kegiatan

pokok

dan

kegiatan

Main

activities

and

indicative

indikatif program ini meliputi : a. Penyusunan penganggaran kesehatan b. Pengembangan kesehatan (SIK) c. Peningkatan kesehatan jaminan pembiayaan secara sistem informasi perencanaan dan

activities of these programs includes: a. Managing plan and budgeting health development

pembangunan

b. Developing health information system c. Increasing guarantee of health society budget capitalized and as a pre efforts especially to all poor people

masyarakat

kapitasi dan pra upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan.

3.3.11 Penelitian dan Pengembangan Tujuan progaram ini adalah untuk meningkatkan penelitian dan

3.3.11 Research and Developing Aim of this program is to increase research and developing of health technology and knowledge as a income in formulating wisdom and health development programs. Target of this program is implemented the region health survey according to the needs.

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam program Sasaran perumusan kebijakan dan

pembangunan program ini

kesehatan. dalah

terlaksananya survei kesehatan daerah sesuai kebutuhan Kegiatan pokok program ini dalah : a. Penelitian dan pengembangan b. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian c. Penyebarluasan dan pemanfatan

Main activities of these programs are: a. Research and developing b. Developing man power, facilities and research facilities c. Wide open distributing and using result of research and health development.

hasil penelitian dan pengembangan kesehatan.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

37

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN HEALTH PROGRAM ACHIEVEMENT


Situasi derajat kesehatan Situation of health level in Riau

masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau Islands Province can be seen from dapat dilihat dari beberapa indikator some yang meliputi situasi indicators which and involves society

mortalitas, mortality,

morbidity,

morbiditas, dan status gizi masyarakat.

nutrients situation.

4.1 MORTALITAS

4.1 Mortality

Mortalitas atau kematian dapat

Mortality happened to every body,

menimpa siapa saja, tua, muda, kapan even young and old. And it happened dan dimana saja. Banyak faktor yang everywhere at anytime. Many factors menyebabkan kematian. Kasus terjadinya kematian kejadian cause the death. Death cases in great terutama number relate to social, economics,

dalam jumlah banyak berkaitan dengan traditional culture, and environment masalah sosial, ekonomi, adat istiadat health problems. Definition of death maupun masalah kesehatan lingkungan. according to WHO; death is an event Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) which no signed of life permanently.

mendefinisikan kematian sebagai suatu Death indicator is used to monitoring peristiwa menghilangnya semua tanda- work of region and central government tanda kehidupan secara permanen, yang in increasing prosperity of people. bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Indikator kematian berguna untuk memonitor maupun kinerja lokal pemerintah pusat

dalam

peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Kematian dewasa umumnya Adults death generally caused by disease, degenerative

disebabkan karena penyakit menular, infection

penyakit degeneratif, kecelakaan atau disease, accident or high risk life style gaya hidup yang beresiko terhadap to death. Baby and under five years

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

38

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

kematian. Kematian bayi dan balita mortality umumnya disebabkan oleh penyakit respiratory

generally system

caused disease

by and

sistim pernapasan bagian akut (ISPA) diarrhea. Bad nutrients also caused dan diare. Faktor gizi buruk juga the children susceptible to infection rentan disease, so that easy infected and

menyebabkan

anak-anak

terhadap penyakit menular, sehingga caused higher baby and under five mudah terinfeksi dan menyebabkan years mortality in a region. Social,

tingginya kematian bayi dan balita di economics, likes knowledge about suatu daerah. Faktor sosial ekonomi health, nutrients and environment

seperti pengetahuan tentang kesehatan, health, belief, norms, and poverty are gizi dan kesehatan lingkungan, family and individual factors and

kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan influences mortality in society merupakan faktor individu dan keluarga, (Oetomo, 1985). mempengaruhi mortalitas dalam

masyarakat (Oetomo, 1985). Angka kematian dapat digunakan sebagai penilaian kesehatan salah satu indikator Mortality can be used as a one

dalam indicator in evaluating success of

keberhasilan serta

pelayanan health services and also picturing the

menggambarkan developing society health level. We kesehatan will describes maternal mortality rate yang akan (MMR), on below :

perkembangan masyarakat.

derajat Berikut

dijabarkan meliputi angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA), dan angka kematian ibu maternal.

4.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi

4.1.1 Infant Mortality Rate Infant mortality is a death

happened at the birth, after birth, and

lahir sampai bayi belum berusia tepat before baby reach one year old. Many satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan factors related to infant mortality . dengan kematian bayi. Secara garis Generally, from caused side point of besar, dari sisi penyebabnya, kematian view, infant mortality divided into two: bayi ada dua macam yaitu endogen dan endogen and exogenous. Endogen

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

39

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

eksogen. Kematian bayi endogen atau infant mortality

or called neonatal at the first

yang umum disebut dengan kematian death is infant mortality

neonatal yaitu kematian bayi yang terjadi month of birth, usually caused by pada bulan pertama setelah dilahirkan. internal factors which get from the Umumnya disebabkan oleh faktor-faktor parents at conception or from

yang dibawa anak sejak lahir, yang pregnancy periods. Exogenous infant diperoleh dari orang tuanya pada saat mortality konsepsi atau didapat or post neonatal death is happened after one

selama infant mortality

kehamilan. Kematian bayi eksogen atau month until one year old and caused kematian post neo-natal adalah kematian by external factors. bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang

bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka Kematian Bayi merupakan Infant mortality factors which is an

indikator penting untuk mencerminkan importance

shows

keadaan derajat kesehatan di suatu situation level of health people in masyarakat karena bayi yang baru lahir society. New born baby is very sangat sensitif dengan keadaan sensitive to the situation of parents life

lingkungan tempat tinggal orangtua si and related to the social-economics of bayi tinggal dan sangat erat kaitannya the parents. infant mortality is used to dengan keadaan sosial ekonomi monitoring and evaluating success of

orangtua si bayi. Angka kematian bayi the programs in health fields, also selain berguna untuk memantau dan used to measure demography

mengevaluasi keberhasilan program di situation and as a income in doing bidang kesehatan, juga dapat calculation of people projection. It is

dimanfaatkan sebagai alat ukur situasi also used to developing plan likes demografi dan sebagai masukan dalam different melakukan perhitungan activities and programs

proyeksi between neonatal death and other

penduduk. Juga dapat dimanfaatkan infant mortality . Neo natal death untuk pengembangan perencanaan caused by endogen factors which

misalnya adalah berbeda program dan related to pregnancy, so the programs

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

40

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

kegiatan antara kematian neo-natal dan to decrease number of neo natal kematian kematian faktor dengan program kematian bayi yang lain. Karena infant mortality oleh services is related to health of pregnant

neo-natal

disebabkan

programs

endogen

yang

berhubungan mother, such as program giving an program- anti tetanus serum injection and iron angka tablet. yang program Ibu hamil,

kehamilan untuk

maka

mengurangi adalah

neo-natal

bersangkutan pelayanan

dengan kesehatan

misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Secara nasional angka kematian Nationally, infant mortality rate

bayi telah banyak mengalami penurunan is more decrease. In 1995 infant yang cukup besar. Pada tahun 1995 mortality rate is 55 per 1.000 life born, AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 and then decrease to 52 in 1997, and kelahiran hidup, kemudian turun menjadi et lower until 44 per 1.000 life born in 52 pada tahun 1997, dan turun lagi 2000. Infant mortality rate according to menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup National Census rapidly in 2001 is 50 pada tahun 2000. AKB menurut hasil per 1.000 life born and in 2002 is 45 Surkesnas/Susenas berturut-turut pada per 1.000 life born. While according to tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 SDKI results in 2002-2003, infant kelahiran hidup dan pada tahun 2002 mortality rate decrease to 35 per sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup. 1.000 life born. Human Development Sedangkan AKB menurut hasil SDKI Building report in 2004 mentioned that 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup infant mortality rate in 2002 is 43.5 per besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 1.000 life born. kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Laporan Pengembangan Pembangunan Manusia tahun 2004 menyebutkan AKB tahun 2002 sebesar 43,5 per 1.000 kelahiran hidup.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

41

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Dalam hal kematian, Indonesia

In death cases, Indonesia has

mempunyai komitmen untuk mencapai a commitment to reach the Millennium sasaran Millenium Development Goals Development (MDGs) untuk menurunkan Goals (MGDs) to

Angka decrease infant mortality rate at two

Kematian Anak sebesar dua per tiga dari third of number in 1990 or become 20 angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per per 1.000 baby born in year 2015. To 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015. achieve this aim is needed some Untuk mencapai tujuan ini diperlukan efforts from many related instances, usaha yang sungguh-sungguh dari central and regional Government,

berbagai instansi terkait, mulai dari private sectors, and the society. In pemerintah baik pusat maupun daerah, year 2007, number of baby born in LSM dan masyarakat pada umumnya. Riau Islands Province is 37.234. From Pada tahun 2007, jumlah persalinan di this birth reported about 278 (0.75%) Provinsi 37.234 Kepulauan persalinan. Riau Dari sebanyak was death at the time and 186 babies persalinan died after born. If we converted

tersebut terjadi persalinan lahir mati directly to Infant Mortality Rate known sebanyak Sedangkan 278 dari persalinan yang (0,75%). that picturing Infant Mortality Rate in hidup Riau Islands Province year 2007 is

lahir

dilaporkan bahwa sebanyak 186 bayi 5.03 per 1.000 life born. If we meninggal. Jika dikonversikan secara compare to the situation in year 2006 langsung dengan penghitungan angka can be seen that infant mortality rate kematian gambaran bayi angka diketahui kematian bahwa born by numbering is increased from bayi di 188 people in 2006 become 278

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 people in 2007, but decrease in sebesar 5, 03 per 1.000 kelahiran hidup. percentage that is from 0.78% in 2006 Jika dibandingkan dengan keadaan become 0.75% in 2007. Base upon

tahun 2006 dapat dilihat bahwa jumlah result of SDKI 2007, Infant Mortality yang lahir mati secara angka absolut Rate nationally is 34 per 1.000 life mengalami peningkatan yaitu dari 188 born. Infant mortality rate in Riau orang pada tahun 2006 menjadi 278 Islands Province is below it. By orang pada tahun 2007, namun secara reminding that this number is just from persentase justru mengalami penurunan mortality data reported, so it is not yaitu 0,78% pada tahun 2006 menjadi picturing the real situation. Probability

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

42

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

0,75% pada tahun 2007. Berdasarkan Infant Mortality Rate is bigger than hasil SDKI 2007, angka kematian bayi reported number. Distribution infant secara nasional adalah sebesar 34 per mortality rate of according Riau to

1.000 kelahiran hidup. AKB Provinsi Districts/Cities

Islands

Kepulauan Riau sudah jauh di bawah Province in year 2007 can be seen on angka ini. Namun mengingat angka ini the enclosure list. 6. Picturing about baru hanya dari data angka kematian Infant Mortality Rate in Riau Islands yang dilaporkan tentunya keadaan Kemungkinan belum Province according to Districts/cities in yang year 2004-2007 can be seen on this angka pictures 4.1, as follows :

menggambarkan sesungguhnya.

kematian bayi lebih besar dari angka yang dilaporkan. Distribusi jumlah

kematian bayi menurut kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran tabel 6. Gambaran angka kematian bayi Provinsi Kepulauan Riau menurut kabupaten/kota tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

43

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Gambar
Pictures

4.1

Gambaran Angka Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 : 2007 Picturing Number Of Infant Mortality Rate (IMR) to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007

25 20 15 10 5 0 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tg.Pinang Provinsi Kabupaten/Kota

AKB per 1.000 KH

2004

2005

2006

2007

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004-2005, Prov. Kepri Source : Health Profile of Districts/Cities Year 2004-2005, Riau Islands Province

Dari gambar di atas dapat dilihat

From the above picture can be

bahwa angka kematian bayi secara seen that Infant Mortality Rate in provinsi cenderung mengalami province tends to decrease, even in

penurunan walau pada tahun 2005 year 2005 is increased. If we look sempat mengalami peningkatan. closely according to Districts/Cities

Sedangkan kalau diperhatikan menurut Infant Mortality Rate is fluctuated likes kabupaten/kota adanya angka akan dapat bayi dilihat in Karimun Regency, Lingga Regency yang and Tanjungpinang City. This case

kematian di

berfluktuatif

seperti

Kabupaten can be used for evaluation to fix the

Karimun, Kabupaten Lingga dan Kota reporting system. Tanjungpinang. Hal ini juga dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem pelaporan. Pada kematian tahun bayi 2007, di penyebab In year 2007, main caused of in Riau Islands

utama

Provinsi infant mortality

Kepulauan Riau masih sama dengan Province was the same as year 2008

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

44

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

penyebab kematian bayi pada tahun that lower baby just born happened. 2006 yaitu disebabkan oleh kejadian bayi Lower baby just born caused infant baru lahir rendah (BBLR). Kejadian mortality about 48%. Other caused is BBLR yang menyebab kematian bayi asphyxias about 21a%, other factors sebesar 48%. Penyebab lainnya yaitu are 31% includes diarrhea. infections, Pictures of

adalah kejadian asfiksia yaitu sebesar pneumonia,

21%, sedangkan kejadian lainnya yang caused percentage infant mortality in tidak jelas diuraikan penyebabnya Riau Islands Province 2007 can be

sebesar 31% yang meliputi kemungkinan seen on pictures 4.2, as follows : adanya kejadian infeksi, pneumoni, diare dan faktor lainnya. Gambaran bayi

persentase

penyebab

kematian

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada gambar 4.2, berikut :

Gambar
Pictures

4.2

Persentase Penyebab Kematian Bayi : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage Caused Of Infant Mortality Rate (IMR) In Riau Islands Province Year 2007
Gambar 3. Persentase Penyebab Kematian Bayi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007

Lain-lain 31% BBLR 48%

Asfiksia 21%

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source : Family Health Section, Health Department Of Riau Islands Province,2008

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

45

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Masalah bayi BBLR merupakan masalah mendapat BBLR yang serius yang

Lower

Baby

Born

Weight

perlu problem is a serious problem and karena need to have special attention

perhatian

khusus

dapat

menyebabkan mengalami

anak because the baby will have a problem

bersangkutan

gangguan in mentally and physically for the

perkembangan fisik dan mental pada future. Higher number of Lower baby masa mendatang. Tingginya angka born weight is main caused of infant and need to have special

kejadian BBLR sebagai penyebab utama mortality

kematian bayi perlu mendapat perhatian attention from all parties. This is one yang lebih serius dari semua pihak. of health indicators of society. One of Kejadian BBLR merupakan suatu the factor of lower baby born weight is

indikator derajat kesehatan masyarakat. condition of nutrition mother during Salah satu faktor penyebab kejadian pregnancy that influenced by many BBLR adalah kondisi gizi ibu pada saat factors likes family economics,

hamil yang banyak dipengaruhi oleh education level of mother, supplies faktor seperti ekonomi keluarga, tingkat food in society, social-culture, and so pendidikan ibu, ketersediaan pangan di on. In year 2007, number of lower masyarakat, sosial budaya, dan lain-lain. baby born weight is 2,04% (755 Pada tahun 2007, angka kejadian BBLR cases). terdapat sebesar 2,04% (755 kasus). problem Higher needs number to have of this

special

Tingginya angka kejadian BBLR ini perlu attention especially programs and mendapat perhatian khususnya program- activities related to the health of program dan kegiatan yang berkaitan pregnant woman. Detail data about dengan kesehatan ibu hamil. Data lebih lower baby born weight can be seen rinci tentang kejadian BBLR dapat dilihat list enclosure 15. pada tabel lampiran 15.

4.1.2 Angka (AKABA)

Kematian

Balita 4.1.2 Under Five Years Mortality Rate (U5MR)

Angka Kematian Balita adalah

Under five years mortality rate

jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun (U5MR) is number of children death selama satu tahun tertentu per 1.000 between 0-4 years old in a certain

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

46

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

anak umur yang sama pada pertengahan year per 1.000 same age of children tahun itu (termasuk kematian bayi). in the middle of the year (including Angka Kematian Balita dapat berguna infant mortality ). Under five years untuk imunisasi, mengembangkan serta program mortality rate (U5MR) is used to

program-program developing immunization programs infection disease prevention

pencegahan penyakit menular terutama and

pada anak-anak, program penyuluhan programs for children, elucidation tentang gizi dan pemberian makanan programs about nutrition and healthy sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. food given to children under five years old. Hasil SDKI secara Nasional terus menunjukkan penurunan. Jika Result of SDKI Nationally

pada decrease continuously. If in year

thaun 1991, AKABA Nasional berada 1991, National Under five years pada kisaran 97 per 1.000 kelahiran mortality rate (U5MR) stay on 97 per hidup, namun berdasarkan hasil SDKI 1.000 life born, thus base upon result 2007 diketahui bahwa AKABA Nasional of SDKI 2007 known that National menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup. Under five years mortality rate

Gambaran perkembangan AKABA pada (U5MR) become 44 per 1.000 life tahun 19912007 di Indonesia disajikan born. pada gambar 4.3, berikut: Pictures about developing

number of children under five years old in 1991-2007 in Indonesia,

prepared on pictures 4.3, as follows:

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

47

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Gambar
Pictures

4.3

Tingkat Kematian Balita di Indonesia, 1991 - 2007 : Level Of Under Five Years Mortality Rate (U5MR) In Indonesia, 1991 2007

Gambar 4. Tingkat Kematian Balita di Indonesia, 1991 - 2007


120

100 AKABA Nasional (per 1.000 KH)

97

81 80

60

58 46

44

40

20

0 1991 1994 1997 2002-2003 2007

Sumber : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Source : Demoraphy Survey Indonesia Health 2007

Hasil survei yang dilakukan pada

Result of survey which is done

SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tentang on SKRT 1995 and National Health penyebab utama kematian Balita Survey 2001 about main caused of

menunjukkan bahwa penyakit infeksi under five years mortality shows that merupakan penyebab kematian yang infection disease is the main caused. terbanyak. Pada tahun 2001, kematian In 2001, higher of under five years Balita yang tertinggi disebabkan oleh mortality is caused by pneumonia ( 46 Pneumonia (4,6 per 1.000 Balita), per 1.000 children under five years

disusul oleh kematian akibat diare (2,3 old) followed by diarrhea (2.3 per per 1.000 Balita). 1.000 children under five years old).

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

48

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Kejadian kematian anak balita di

Under five years mortality rate in Riau Islands Province

Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan (U5MR)

adanya penurunan kasus. Jika pada shows decreasing cases. If in 2006 tahun 2006 jumlah anak balita yang under five years mortality rate

meninggal dilaporkan sebanyak 88 orang (U5MR) reported 88 children (Under (AKABA 3,66 per 1.000 kelahiran hidup), five years mortality rate (U5MR) 3, 66 namun pada tahun 2007 jumlah anak per 1.000 life born), hence in 2007 balita yang meninggal seluruhnya whole under five years mortality rate

menjadi 48 orang. Jika dibandingkan (U5MR) become 48 children. If we dengan hasil SDKI 2007 dimana secara compare to the result of SDKI 2007 nasional angka kematian balita sebesar which nationally under five years 44 per 1.000 kelahiran hidup, maka mortality rate (U5MR) is 44 per 1.000 kondisi angka kematian balita di Provinsi life born, so condition under five years Kepulauan Riau sudah jauh dibawah mortality rate (U5MR) in Riau Islands angka nasional. Kondisi ini perlu Province is below national number.

dipertahankan dan ditingkatkan lebih This condition need to stay on and baik lagi mengingat masa balita well increased, reminds that children

merupakan masa pertumbahan emas under five years old periods are a (golden age growth) karena pada masa golden age growth, because at this ini pertumbuhan vital yang otak. dan anak pesat Jika pembentukan periods vital organs growth rapidly mengalami include brain growth. If the condition termasuk of children under five years old well kondisi kept in this periods so that probability

organ-organ pertumbuhan pertumbuhan

kesehatan anak pada masa balita ini to adequate generation physically and dapat terpelihara dengan baik maka good intelligences will proved. kemungkinan besar generasi yang akan dihasilkan adalah generasi bangsa yang adekuat secara fisik dan inteligensia.

4.1.3 Angka Kematian Ibu Maternal 4.1.3 Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) maternal (MMR)

Mortality

Rate

Maternal Mortality Rate (MMR)

adalah banyaknya kematian perempuan is many women death in pregnancy

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

49

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

pada saat hamil atau selama 42 hari periods or in 42 days since pregnancy sejak terminasi kehamilan dan tanpa termination without looking too long tempat and birth place, which caused of the karena pregnancy and not other factors, per

memandang persalinan,

lama yang

disebabkan

kehamilannya atau pengelolaannya, dan 100.000 lives born. Maternal mortality bukan karena sebab-sebab lain, per rate (MMR) is one of indicator used to 100.000 kelahiran hidup. Angka see level of prosperity in a territorial

Kematian Ibu Maternal merupakan salah or a country. This case base upon satu indikator yang digunakan untuk that condition of mother health in melihat tingkat kesejahteraan suatu pregnancy periods will become main of mother and safety birth on birth

daerah atau negara. Hal ini didasarkan point

bahwa kondisi kesehatan ibu pada waktu process hamil akan menjadi

after

periods.

penentu Influenced factors level health of

keselamatan ibu pada proses persalinan pregnant woman is level of healthy dan masa nifas. Faktor-faktor yang life awareness behavior, nutrients mempengaruhi derajat kesehatan ibu status and mother health,

hamil antara lain tingkat kesadaran environment health condition, level perilaku hidup sehat, status gizi dan health kesehatan ibu, kondisi services especially for

kesehatan pregnant women, birth time and after

lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan birth periods. terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan masa nifas. Penghitungan AKI sulit dilakukan karena untuk menghitung Counting maternal mortality rate

AKI (MMR) is difficult because its need

dibutuhkan sampel yang besar. Angka big sample. Maternal mortality rate Kematian Ibu sampai saat ini baru (MMR) is taking from limited sample diperoleh dari survei-survei terbatas likes notes and researches. From

seperti penelitian dan pencatatan. Dari some survey and research shows that beberapa hasil survei dan penelitian maternal terlihat maternal bahwa angka kematian mortality rate (MMR)

ibu nationally and consistently shows

secara

nasional

secara decrease from time to time. According

konsisten menunjukkan penurunan dari to the result of SKRT year 1992 waktu ke waktu. Menurut hasil SKRT maternal mortality rate (MMR) is 425

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

50

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

tahun 1992 angka kematian ibu sebesar per 100.000 life born, and result of 425 per 100.000 kelahiran hidup, hasil Indonesia Health Demography

Survei Demografi Kesehatan Indonesia Survey year 1994 shows 390 per (SDKI) tahun 1994 menunjukkan angka 100.000 life born, while result of 390 per 100.000 kelahiran hidup, SKRT year 1995 shows maternal

sedangkan pada hasil SKRT 1995 angka mortality rate (MMR) decrease to 373 kematian ibu Maternal menurun menjadi per 100.000 life born. And result of 373 per 100.000 kelahiran hidup. Dari Indonesia hasil SDKI pada tahun Health Demography

2002-2003 Survey year 2002-2003, maternal

kejadian AKI menurun lagi menjadi 307 mortality rate (MMR) decrease to 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia per 100.000 life born. Mortality mother in Indonesia if to ASEAN countries,

jika dibandingkan dengan negara-negara compare

anggota ASEAN Indonesia menduduki Indonesia is the highest maternal peringkat pertama dengan AKI tertinggi. mortality rate (MMR). Estimation

Estimasi AKI di Indonesia pada tahun mortality mother

in 2006 counted

2006 yang dihitung berdasarkan tren base upon decrease trends, and it is penurunan AKI diperoleh angka sebesar 226 per 100.000 life born. This 226 per 100.000 kelahiran hidup. Angka number is far from indicators target of ini masih jauh dari target Indikator Healthy Indonesia 2010. And the Indonesia Sehat 2010 dimana maternal mortality rate (MMR)

diharapkan AKI menjadi 125 per 100.000 decrease to 125 per 100.000 life kelahiran hidup. Begitu juga dengan born. MGDs target also concern to target MDGs yang sangat concern untuk decrease menurunkan angka kematian maternal mortality rate

ibu (MMR) to 75% or 102 per 100.000 life

sebesar 75% dari keadaan awal atau born in 2015. menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tingginya kematian ibu merupakan High maternal mortality rate

cerminan dari ketidaktahuan masyarakat (MMR) shows that knowledge of mengenai hamil pentingnya perawatan ibu people about how to care during

dan

pencegahan kehamilan.

terjadinya pregnancy of pregnant woman and Informasi pregnancy complicated prevention is

komplikasi

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

51

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

mengenai bermanfaat program reproduksi,

tingginya untuk

AKI

akan less. Information about high number

pengembangan of MMR will use to developing kesehatan reproduction health programs,

peningkatan terutama

pelayanan especially pregnancy services and

kehamilan dan membuat kehamilan yang making pregnancy safer. Increasing aman bebas risiko tinggi (making number of born programs helped by

pregnancy safer), program peningkatan health worker, reconciliation system jumlah kelahiran yang dibantu oleh preparation tenaga kesehatan, penyiapan in prevent pregnancy

sistim complication, preparing family and

rujukan dalam penanganan komplikasi stand by husband in born preparation. kehamilan, suami penyiapan dalam keluarga dan These all used to decrease maternal

siaga yang

menyongsong mortality rate (MMR) and increase bertujuan level of reproduction health.

kelahiran,

semuanya

untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Pada tahun 2007 berdasarkan data yang diperoleh dari Kabupaten/Kota from In 2007 base upon data gets Districts/Cities mortality know rate that (MMR)

diketahui jumlah kematian ibu maternal maternal

(ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas) di (pregnant woman, birth mother, and Provinsi Kepulauan Riau dari 36.956 after birth mother) in Riau Islands persalinan hidup dilaporkan sebanyak 29 Province from 36.956 life birth

orang meninggal dunia. Angka ini jika reported 29 mother died. This number dikonversikan langsung dengan converted directly using formula

menggunakan rumus penghitungan AKI maternal mortality rate (MMR) and maka diperoleh AKI Provinsi Kepulauan found that maternal mortality rate Riau secara kasar adalah sebesar 79 per (MMR) in Riau Islands Province is 79 100.000 kelahiran hidup. Secara absolut per 100.000 life born roughly. maternal

terjadi penambahan kasus dari jumlah Absolutely

increase

kematian ibu pada tahun 2006 yang mortality rate (MMR) cases in 2006 is hanya berjumlah 26 orang, namun 26 women. After converted seen that

setelah dikonversi dapat dilihat bahwa maternal mortality rate (MMR) in 2007 AKI tahun 2007 mengalami penurunan decrease significantly compare to

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

52

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

yang signifikan jika dibandingkan dengan maternal mortality rate (MMR) in 2006 AKI 2006 yang besarnya 108 per about 108 per 100.000 lives born. If

100.000 kelahiran hidup. Jika ditilik we looked back condition maternal kondisi AKI di Provinsi Kepulauan Riau mortality rate (MMR) in Riau Islands ini sudah sangat menggembirakan Province is But satisfied should and be below aware

karena sudah jauh berada di bawah national.

angka nasional. Namun hal ini tetap because this is a reported data. Vital perlu diwaspadai karena data ini hanya registration note conditions havent merupakan dilaporkan. registrasi vital data kematian yang work well. There are possibilities un maternal mortality rate

Keadaan yang

pencatatan reported

belum

berjalan (MMR) especially who are died at out

dengan baik, memungkinkan adanya of health services facilities. kematian terlaporkan ibu maternal yang ibu-ibu tidak yang

khususnya

meninggal tidak di sarana pelayanan kesehatan. Berbagai penelitian yang telah Many researches have been

dilaksankan mengenai faktor-faktor yang done about factors which influences menyebabkan kematian ibu maternal maternal mortality rate (MMR), and diketahui bahwa sekitar 90% kematian known that 90% maternal mortality ibu disebabkan oleh pendarahan, rate (MMR) caused by blooding, infeksi, partus toxsemias gravidum, infection, old

teksemia

gravidarum,

lama dan komplikasi abortus. Kematian partus, and abortion complications. ini paling banyak terjadi pada masa These deaths always happened after sekitar persalinan yang sebenarnya birth and actually it can be prevented.

dapat dicegah. Hal ini tidak jauh berbeda This case is not different from caused dengan penyebab kematian ibu maternal of mother death in Riau Islands di Provinsi Kepulauan Riau, Province, as shown in pictures 4.4, as

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar follows: 4.4 berikut :

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

53

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Gambar
Pictures

4.4

Penyebab Kematian Ibu Maternal : di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Caused Of Maternal Mortality Rate (MMR) In Riau Islands Province Year 2007
Lain-lain; 10; 34%

Komplikasi Abortus; 2; 7% Infeksi; 2; 7% Eklamsi; 3; 10%

Perdarahan; 12; 42%

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Prov.Kepri, 2008 Source: Family Health Section, Health Department of Riau Islands Province, 2008

Berdasarkan gambar 5 di atas dapat dilihat bahwa penyebab kematian seen

Base upon pictures 5 above is that caused of the most

ibu maternal yang paling banyak adalah maternal mortality rate (MMR) is perdarahan yaitu sebanyak 12 orang blooding about 12 women (42%) (42%), yan diikuti oleh eklamsi sebanyak followed by exclaims for 3 women 3 orang (10%), infeksi 2 orang (7%) dan (10%), infection 2 women (7%) and komplikasi abortus sebanyak 2 orang abortion complication is 2 women (7%). Sementara itu faktor lain tercatat (7%).While other factor is 10 cases cukup banyak yaitu sebanyak 10 kasus (34%) unclear caused of this death (34%). Ketidakjelasan penyebab need to attended for more better

kematian ini perlu diperhatikan untuk fixing in reporting and noting system. lebih memperbaiki sistem pencatatan By knowing that will easier to make dan pelaporan karena dengan maternal mortality rate (MMR)

mengetahui penyebab kematian akan prevention programs. mempermudah penentuan program

pencegahan kematian ibu maternal.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

54

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

4.1.4 Umur Harapan Hidup Waktu 4.1.4 Life Expectation Lahir (UHH) Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial and The success of health programs social-economics developing

ekonomi pada umumnya dapat dilihat programs generally can be seen from dari peningkatan usia harapan hidup people life expectation age increase penduduk Meningkatnya dari suatu negara. in a country. The increases of health kesehatan cares in society health center and affordable will increase

perawatan

melalui Puskesmas, meningkatnya daya society beli masyarakat akan

meningkatkan access to health services; efforts to

akses terhadap pelayanan kesehatan, fulfill nutrition needs and calories, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan better education, makes easier to get kalori, mampu mempunyai pendidikan good job with good salaries, and it will yang lebih baik sehingga memperoleh improve health level of society and pekerjaan dengan penghasilan yang increase life expectation. Life

memadai, yang pada gilirannya akan expectation is a tool to evaluate meningkatkan derajat kesehatan government work in increasing people

masyarakat dan memperpanjang usia prosperity generally, and increasing harapan hidupnya. Angka harapan hidup level of health especially the lower life merupakan alat untuk mengevaluasi expectation in a region must followed

kinerja pemerintah dalam meningkatkan by health developing programs, and kesejahteraan penduduk pada other social programs including

umumnya, dan meningkatkan derajat environment health, enough calories kesehatan pada khususnya. Angka nutrition and its all included in poverty

harapan hidup yang rendah di suatu prevention programs. daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan

lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS, Jakarta Base upon Statistic Central program pemberantasan

(2008) dilaporkan bahwa angka harapan Department, Jakarta (2008 reported

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

55

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

hidup masyarakat Kepulauan Riau dari that life expectation in Riau Islands tahun ke tahun menunjukkan Province from year to year increase relatively. In

peningkatan walaupun pertambahannya even in small addition

relatif kecil. Pada tahun 2005 angka 2005 life expectation in Riau Islands harapan hidup Kepulauan Riau berkisar is 69.6 years, and in 2006 increase to 69,5 tahun, pada tahun 2006 meningkat 69.9 years and in 2007 this number menjadi 69,6 tahun dan pada tahun 2007 constant angka ini tetap yaitu 69,6 tahun. Angka expectation harapan hidup lebih rinci at 69.6 years. Life to

according

menurut Districts/cities can be seen at list 4.1

kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel specifically, as follows : 4.1 berikut: Angka Harapan Hidup Masyarakat Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2005-2007 Life expectation Of Society In Riau Islands According To Districts/Cities Of Riau Islands Year 2005-2007
Kab/Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Provinsi 2005 69.5 69.3 67.5 69.2 70.5 69.1 69.5 2006 69.7 69.5 67.9 69.6 70.6 69.4 69.6 2007 69,8 69,6 68,0 69,7 70,6 69,4 69,6

Tabel Table

4.1

No. 1 2 3 4 5 6

Sumber : Badan Pusat Statsitik, Indeks Pembangunan Manusia 2005-2007, Jakarta 2008 Source : Statistic Central Department, Huma Development Index 2005-2007, Jakarta 2008

4.2 Angka Kesakitan)

Morbiditas

(Angka 4.2 Morbidity Rate

Angka kesakitan merupakan salah

Morbidity rate is one of health indicators

the beside

satu indikator kesehatan yang paling sensitive

sensitif di samping angka kematian dan mortality and life expectation. Number angka harapan hidup. Angka kesakitan of sickness knew that from survey, dapat diketahui dan baik dari survey, nothing and reporting health facilities sarana and base upon society report. The

pencatatan

pelaporan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

56

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

kesehatan

dan

berbasis

laporan picturing 10 most disease pattern

masyarakat. Gambaran/pola 10 penyakit base upon visiting of society health terbanyak berdasarkan kunjungan central Riau Islands Province in 2007

puskesmas Provinsi Kepulauan Riau seen on list 4.2, as follows: pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Gambaran/Pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Pada : Tahun 2007 Picturing/10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Of Society Health Center In Riau Islands Province In Year 2007
Jumlah Total 186.619 28.811 25.442 22.332 19.134 16.236 15.173 14.721 7.161 6.098

Tabel Table

4.2

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jenis Penyakit Kinds of Disease ISPA / Respiratory Infection Hypertensi / Hypertention Diare dan GE / Diarrhea And GE Reumatik / Rheumatic Penyakit kulit alergi / Allergic Penyakit kulit infeksi / Skin Infection ISPA Akut lainnya / Other Accut Respiratory Infection Peny pulpa dan jaringan peripikal / Pulpa and Peripikal Disturbances Malaria / Malariae Penyakit mata lainnya / Other Eyes Disease

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source:Health Services Section, Health Department Riau Islands Province, 2008

Sedangkan penyakit

gambaran/pola

10

While

picturing

10

most

terbanyak

berdasarkan diseases pattern base upon visiting

kunjungan rumah sakit baik rawat jalan hospital (hospitalized and out medical maupun rawat inap di rumah sakit care) in Riau Islands Province

Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat Hospitals seen on list 4.3, as follows: pada tabel 4.3 berikut:

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

57

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Tabel Table

4.3

Gambaran/pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Baik Rawat Jalan Maupun Rawat Inap di Rumah Sakit : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Picturing 10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Hospitals (Hospitalized And Home Medical Care) In Riau Islands Province Hospitals Year 2007
Jumlah Kasus Total 24.270 7.507 7.219 6.593 Penyakit pada Rawat Inap Hospitalized disease Diare & GE Diarrhea & GE DBD DBD/Dengue Malaria Klinis Clinics Malariae ISPA Respiratory infection Jumlah Kasus Total 2.831 1.923 1.105 953

No

1 2 3 4

6 7 8

Penyakit pada Rawat Jalan Home medical care disease ISPA / Respiratory Infection Diare & GE Diarrhea & Ge Faringitis Akut / Accute Faringitis Peny Pulpa & jar.peripikal / Pulpa & Peripikal Disturbances Demam dg sebab tidak diketahui / Unknown Fever Caused Peny Kulit / Skin Disease Gastritis & Duodemitis

5.429

Gastritis

583

3.514 3.075

Konjungtivitis / 2.612 Conjungtivitis 9 Gangguan Refraksi / 2.098 Refraktion Disturbances 10 Peny. Gusi / 1.821 Pneumonia Gums Disease Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 SourceHealth Services Section, Health Department Riau Islands Province, 2008

Demam tipoid & Paratipoid Tipoid Fever & Paratipoid Cedera ytd Wound Demam ytd Fever Appendiks

473 468 459 446 360

Dari dua tabel di atas (tabel 4.2

From the list 2 above (list 4.2

dan tabel 4.3) dapat dilihat bahwa and list 4.3) seen that the majority penyakit yang mayoritas diderita disease of people who visiting the health health center services and is

masyarakat yang dilihat berdasarkan society kunjungan masyarakat ke

sarana reconciliation

pelayanan kesehatan baik di pelayanan respiratory infection. Total number of dasar (Puskesmas) maupun pelayanan respiratory infections in 2007 is

kesehatan rujukan (rumah sakit) adalah 210.889. Respiratory infection is the penyakit ISPA. Jumlah total penderita main caused of baby and children ISPA selama tahun 2007 adalah 210.889 under five years old in Indonesia.
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

58

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

penderita.

ISPA

masih

merupakan From SKRT results known that 80%-

penyakit utama penyebab kematian bayi 90% of respiratory infection death dan balita di Indonesia. Dari beberapa cases is pneumonia, results of

hasil SKRT diketahui bahwa 80% - 90% National Health Survey 2001 shows dari seluruh kasus kematian akibat ISPA, that pneumonia is the first and the disebabkan oleh pneumonia. Pneumonia main caused of children under five merupakan penyebab kematian pada years old death. Respiratory

balita dengan peringkat pertama hasil infections are the main caused of Surkesnas 2001. ISPA sebagai baby and under five years mortality

penyebab utama kematian pada bayi and estimated that pneumonia is one dan balita diduga karena pneumonia of acute disease and quality of its merupakan penyakit yang akut dan implementation is un adequate. The kualitas penatalaksanaan masih belum efforts of preventing acute respiratory memadai. Upaya dalam rangka infection disease disease is focused

pemberantasan penyakit infeksi saluran to the early detection and do the fast pernapasan akut lebih difokuskan pada and right actions. upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita ditemukan. Sementara itu penyakit yang While the disease related to pneumonia balita yang

berhubungan erat dengan sanitasi dan private hygienic and sanitation is still higiene pribadi terlihat masih cukup higher likes diarrhea and GE, skin tinggi seperti penyakit diare dan GE, infections, typhoid, and all this

penyakit kulit infeksi, penyakit tipoid, disease caused by lower level of dimana jenis penyakit ini diakibatkan health including clean water supplies. oleh tingkat kebersihan yang rendah By fixing of environment sanitation termasuk ketersediaan air bersih. and private hygienic will minimalist

Pembenahan dan perbaikan sanitasi number of disease. Clean healthy life lingkungan dan higiene pribadi akan behavior promotion have to built to meminimalisir jumlah penderita penyakit change society behavior. All this ini. Promosi perilaku hidup bersih dan efforts will reach optimally if the sehat perlu terus digalakkan untuk balancing system of clean water

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

59

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

merubah perilaku masyarakat menjadi supplies perilaku hidup yang

and

rubbish

managing

mendukung system is good. hidup sehat.

terwujudnya

perilaku

Semua upaya ini akan tercapai secara optimal jika diimbangi dengan

ketersediaan sarana pendukung seperti ketersediaan pengelolaan masyarakat. Dari tabel di atas juga terlihat From the list above shows that air bersih dan dan sistem limbah

sampah

bahwa saat ini masyarakat menanggung people in this recent days burden beban ganda penyakit yaitu penyakit double diseases those are infections infeksi dan penyakit degeneratif. Bahkan and degenerative. Even some new beberapa penyakit baru (new emerging emergency diseases) juga sedang disease likes SARS,

menjangkiti cikungunya, and even polio. But

masyarakat seperti SARS, Cikungunya, infection disease is the most disease dan bahkan penyakit lama yang telah found in society likes respiratory diproklamirkan sudah lenyap dari infection (most cases), diarrhea,

masyarakat ditemukan muncul kembali malaria, and skin infections. Later will seperti penyakit polio. Namun penyakit describe about some situation of infeksi masih merupakan penyakit yang contamination disease that need to paling banyak diderita masyarakat have attention, including disease that

seperti ISPA (kasus terbanyak), diare, prevented by immunization (PD31), malaria, dan penyakit kulit. Berikut ini epidemic, akan diuraikan beberapa situasi penyakit situation. menular yang perlu mendapat perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah/KLB, situasi penyakit tidak menular. un infection disease

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

60

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

4.2.1 Penyakit Menular

4.2.1 Communicable disease

Penyakit menular masih merupakan

Communicable disease is a

jenis penyakit yang dominan diderita dominant disease in society. Some masyarakat. Berikut ini akan diuraikan communicable disease will describes beberapa mendapat mempunyai penyakit perhatian dampak menular lebih yang yang later which need to get more attention karena on it because it will give wide impacts luas di to the society, and also there is a of in disease TB, national and

masyarakat dan juga karena adanya commitment komitmen internasional penularan secara dalam penyakit, nasional dan international

preventing such as:

pengendalian contaminates yang meliputi malaria,

lungs

HIV/AIDS,

penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS, respiratory infections, leprosis, and Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), prevented disease by immunizations, Kusta, Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

a. Penyakit Malaria

a. Malaria

Malaria

adalah

penyakit

yang

Malaria is a disease which

menyerang manusia, burung, kera dan attacks human, birds, monkey, and primata lainnya, hewan melata dan other primate, crawl animal and

hewan pengerat, yang disebabkan oleh caused by protozoa infection from infeksi protozoa dari genus Plasmodium plasmodium genus and easily

dan mudah dikenali dari gejala meriang recognized (long fever). Growth of (panas dingin menggigil) serta demam people berkepanjangan. rapidly, migration, bad

Pertumbuhan sanitation and rapid region will help to

penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi distribute this disease. Opening new yang buruk, serta daerah yang terlalu lands padat, membantu and urbanization makes

memudahkan possibilities for mosquito and human

penyebaran penyakit ini. Pembukaan contact in that region. lahan-lahan baru serta perpindahan

penduduk dari desa ke kota (urbanisasi)

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

61

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

telah

memungkinkan

kontak

antara

nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah tersebut. Dengan pengendalian penggunaan munculnya yang program By appearing the preventing base uses, upon insecticides disease

didasarkan

pada programs

residu

insektisida, residue

malaria

penyebaran penyakit malaria telah dapat distribution will be handled faster and diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, precisely. In 1950, malaria is defected malaria telah berhasil dibasmi di hampir in all Europe continent and in mid and seluruh Benua Eropa dan di daerah south America. But this disease is a seperti Amerika Tengah dan Amerika main problem in Africa continent and Selatan. Namun penyakit ini masih Southern Asia about 100 millions of

menjadi masalah besar di beberapa malaria cases happened every year bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. and 1% is fatal. Just like other tropical Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria disease, malaria is a main caused of terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 death in developing country. persen diantaranya penyakit fatal. tropis Seperti lainnya,

kebanyakan

malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Kondisi geografis Kepulauan Riau dimana sebagian besar Geographic condition of Riau

wilayahnya Islands which most of its territorial is or mangroves caused all

merupakan wilayah perairan/rawa-rawa water

menyebabkan semua kabupaten/kota di Districts/cities in this territorial as a wilayah ini merupakan daerah endemis malaria malaria. Banyaknya kasus malaria yang malaria terdeteksi di Provinsi Kepulauan Riau Islands endemic cases region. in Many Riau about

detected in

Province

2007

pada tahun 2007 sebanyak 31.325 kasus 31.325 cases with morbidity rateing malaria klinis dengan angka kesakitan 20.67 per 1.000 people and 2.534 20.67 per 1.000 penduduk dan 2.534 positively malaria with morbidity rate malaria positif dengan angka kesakitan 1.82 per 1.000 people. If we compare 1,82 per 1.000 penduduk. kondisi Jika the condition in year 2006 shows that tahun number of malaria sickness year

dibandingkan

dengan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

62

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

2006, terlihat bahwa angka kesakitan 2007 decrease and in 2006 number malaria tahun 2007 mengalami of malaria is 26.11 per 1.000 people.

penurunan dimana pada tahun 2006 Same like condition in 2006, and year angka kesakitan malaria sebesar 26,11 2007 happened un usual malaria per 1.000 penduduk. Sama dengan disease in Bintan regency by number keadaan pada tahun 2006, pada tahun of people in danger is 2.452 people, 2007 terjadi KLB malaria di Kabupaten but there is of no death case. cases

Bintan dengan jumlah penduduk yang Distribution

malaria

terancam sebanyak 2.452 orang, namun according to Districts/cities in Riau tidak menimbulkan kasus korban malaria jiwa. Islands Province in 2007 can be seen menurut on enclosure list 11.

Persebaran

kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran tabel 11. Faktor lingkungan lain alam selain yang faktor Other factors beside natural factor play role in

memegang environment

peranan terhadap penyebaran penyakit distributing this disease, human made malaria adalah lingkungan buatan environment likes open drilled mining,

manusia seperti adanya bekas galian gagged drainage, will be a good tambang yang dibiarkan terbuka, fertilization of anopheles mosquito

selokan-selokan yang menggenang akan that is vector of this disease. Society menjadi nyamuk tempat anopeles perkembangbiakan movement yang to fix environment

merupakan sanitation is increased to emphasized

vektor penyebaran penyakit ini. Gerakan number of malaria in society. seluruh perbaikan elemen sanitasi masyarakat lingkungan untuk perlu

ditingkatkan agar dapat menekan angka kejadian malaria di masyarakat.

b. Penyakit TB Paru

b. Tuberculose

Penyakit tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular

Tuberculose

(TB)

is

yang contaminated infection which caused

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

63

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

disebabkan oleh kuman Mycobacterium by tuberculosis. Penyakit

mycobacterium

tuberculose

tuberkulosis bacteria. Tuberculose is a disease endemic because of

adalah penyakit yang sangat epidemik which karena kuman

mikrobakterium mycobacterium bacteria. Tuberculose

tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga has infected two third of people in the penduduk penaggulangan dunia. secara Program world. Integrated prevention program terpadu baru has been done in 1995 by DOT

dilakukan pada tahun 1995 melalui (Directly Observed Treatment Short strategi treatment meskipun DOTS (directly observed Course Chemotherapy) programs,

shortcourse sejak tahun

chemoterapy), therefore since 1993 is established 1993 telah global emergency of tuberculose

dicanangkan kedaruratan global penyakit disease. Nervousness of this disease tuberkulosis. Kegelisahan global ini base upon facts that most of big

didasarkan pada fakta bahwa pada country in the world, tuberculose sebagian besar negara di dunia, penyakit disease is uncontrolled this is

tuberkulosis tidak terkendali, hal ini because many of tuberculose patient disebabkan banyak penderita yang tidak is uncured, especially contaminated berhasil disembuhkan, terutama people (BTA positive).

penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995, diperkirakan In 1995, estimated that every

setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta year almost nine millions of people penderita dengan kematian tiga juta with TB and 3 millions are died orang (WHO, 1997). Di negara-negara (WHO, berkembang kematian karena penyakit countries, ini merupakan yang 25% dari 1997). death In developing by this

caused

seluruh disease is 25% from all death, that dapat exactly can be prevented, 95% TB in penyakit developing countries 75% is a group negara of productive age (15-50 years old).

kematian, dicegah.

sebenarnya 95% di

Diperkirakan berada

tuberkulosis

berkembang, 75% adalah kelompok usia TB also has caused death more produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis death woman compare to death juga telah menyebabkan kematian lebih because of pregnancy, birth and after banyak terhadap wanita dibandingkan birth periods. dengan kasus kematian karena

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

64

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

kehamilan, persalinan dan nifas. Di indonesia pada tahun yang In Indonesia at the same year,

sama, hasil survey kesehatan rumah the result of house health survey tangga penyakit (SKRT) menunjukkan bahwa shows that TB is one of caused death

tuberkulosis

merupakan number 3 after heart attack and

penyebab kematian nomor tiga setelah respiratory infections for all ages, and penyakit jantung dan penyakit infeksi number one from all infected disease saluran pernapasan pada semua group. WHO estimates every year

kelompok usia, dan nomor satu dari there are 583.000 new TB cases golongan penyakit infeksi. WHO followed by death about 140.000.

memperkirakan setiap tahun menjadi Roughly estimation every 100.000 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan people of Indonesia there are 130 kematian sekitar 140.000. secara kasar new people with TB (BTA Positive). diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosis dengan BTA positif. Pada tahun 2007 jumlah kasus TB paru di Kepulauan Riau In 2007, number cases of TB

tercatat lungs in Riau Islands note about

sebanyak 4.041 kasus TB klinis dan 707 4.041 case TB clinics and 707 cases kasus dengan BTA (+), jumlah yang with BTA(+), number of doing medical menjalani pengobatan sebanyak 1.353 about 1.353 people with TB and penderita dengan jumlah yang sembuh number of cure 575 (42.50%) if we 575 (42,50%). Jika dibandingkan dengan compare in 2006 can be seen that tahun 2006 dapat angka dilihat bahwa percentage number of cure increase

persentase

kesembuhan from 36.24% become 42.50%. But

penderita mengalami peningkatan dari this increasing is below from target 36,24% menjadi 42,50%. Namun number of national cure where cure

peningkatan ini masih jauh dari target BTA (+) is targeted reach 85% in angka kesembuhan nasional dimana 2010. Lowest number curing

angka kesembuhan BTA(+) ditargetkan achievement is in mencapai 85% pada tahun

Natuna Regency

2010. that is 3.03% and Batam City 29.77%.

Pencapaian angka kesembuhan yang Detail data about distribution of TB paling rendah terdapat di Kabupaten Lungs people refers to Districts/cities

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

65

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Natuna yaitu 3,03% dan Kota Batam in Riau Islands Province can be seen 29,77%. Data lebih rinci mengenai on list of enclosure.

distribusi penderita TB paru menurut kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel lampiran Dewasa ini penyakit TB telah bisa disembuhkan Permasalahan dengan yang sering Now days TB disease has been

baik. cured very well. The problems often dijumpai found which caused lower of scope

yang menyebabkan rendahnya cakupan number of cure BTA(+) relates to angka kesembuhan BTA (+) berkaitan society social-economics status and dengan masyarakat status sosial ekonomi caused lower level society awareness

mengakibatkan rendahnya in curing TB and there is suggestion

tingkat kesadaran masyarakat dalam in society that TB is a caused disease berobat TB dan masyarakat penyakit bahwa adanya anggapan an un cured, the impact of TB people Tb yang merupakan is unserious doing medical cure of TB tidak bisa and the result is not maximal. TB

kutukan

disembuhkan. Hal ini membawa dampak people has curing periods for 6 seorang penderita dalam menjalankan months continuously and if stop pengobatan sering setengah-setengah consumes sehingga hasilnya tidak tablet given the TB

maksimal. bacteria become resistant, and if not

Padahal jika seorang menderita tidak cure it will infected 10 or 15 other melakukan pengobatan secara tuntas people. Contamination of TB bacteria sampai enam bulan dan tidak konsisten is very fast in this recent day, relates dalam mengkonsumsi obat akibatnya to more HIV/AIDS to support in curing kuman TB akan menjadi resisten (kuman TB needs medical drink controller to menjadi kebal) dan bila tidak help patient more discipline in taking

disembuhkan seorang penderita TB akan medicines. Medicine Drink Controller menularkan sampai lima penyakitnya belas ke sepuluh is needed and usually come from lainnya. close family.

orang

Penularan kuman TB sangat cepat saat ini terkait dengan semakin merebaknya HIV/ AIDS. Untuk sampai mendukung tuntas perlu

pengobatan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

66

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Pengawas Minum Obat (PMO) untuk membantu pasien berdisplin minum obat. PMO ini sangat diperlukan dan biasanya berasal dari keluarga terdekat.

c. Penyakit Kusta

c. Leprosis Leprosis is acute disease

Penyakit kusta adalah penyakit which caused by leprosis bacteria menahun yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium Leprous).This

kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit disease often attack side nerves and tersebut sering menyerang syaraf tepi skin. Leprosis contaminated is

dan kulit. Penularan kusta secara pasti unknown. Many scientist said that belum diketahui. Sebagian besar ahli leprosis can be contaminated through berpendapat melalui udara kusta dan dapat dengan menular the air and touch skin with leprosis adanya people in long time periods.

kontak kulit dengan kulit penderita yang Contaminated leprosis is wet leprosis berlangsung lama. Kusta yang menular which hasnt touched by medicine adalah kusta tipe basah yang belum and medical treatment. An incubation mendapat pengobatan. Masa period takes long time, and the

inkubasinya berlangsung lama, rata-rata average is 2-5 years even 40 years. 2-5 tahun bahkan bisa mencapai 40 tahun. Penyakit ini merupakan penyakit This is an old disease in the

yang sudah lama ada di dunia. Rasa world society afraid of this disease is takut kusta masyarakat sangat tinggi higher karena penderita kusta because leprosis people

tanpa without medical treatment can caused physical defect. Leprosis

pengobatan mengakibatkan cacat yang horrible

mengerikan. Penyakit kusta merupakan disease is one of salah satu penyakit perhatian Proses menular serius

communicable

yang disease which get serious attention dari from government. Infected or

mendapat pemerintah.

penularannya contaminated periods take a long

berlangsung lama, namun penyakit ini time, but this disease can be cured bisa disembuhkan tergantung dari tipe depend on type and new innovations.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

67

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

penyakit dan cepatnya penemuan. Ada There are two types of leprosis: dua jenis penyakit kusta yaitu paucibacillarry (PB) and Multibacillary

Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB), PB types need 6 months for (MB). Jenis PB memerlukan waktu curing and MB types take 12 months

pengobatan 6 bulan sedangkan MB for curing. If the case found earlier so memerlukan bulan. dalam Bila waktu kasus pengobatan ditemukan dini dan 12 its easier to cure and no physical

masih defect. Leprosis appears for less maka attention in keeping clean

keadaan

pengobatannya

mudah

sembuh environment society. By healthy life

tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul pattern, this disease is prevented karena masyarakat pentingnya kurang leprosis can be cured on every stage. menjaga pola

memperhatikan kebersihan

lingkungan.

Melalui

hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari. Penyakit kusta dapat disembuhkan

setiap tahap penyakit. Untuk mencapai Eliminasi Kusta To reach leprosis elimination of

dari seluruh provinsi pada tahun 2005 all provinces in 2005 and Districts in dan kabupaten pada tahun 2007/2008 di 2007/2008 Indonesia meluasnya dan untuk in Indonesia and to

mencegah prevent expand of leprosis, have telah been done efforts to get leprosis

penyakit

kusta,

dilakukan upaya penjaringan penderita people actively by doing check up in secara aktif dengan secara melakukan the field. This effort is done in order ke for leprosis people easy to defect.

pengecekan

langsung

lapangan. Upaya ini dilakukan agar para Therefore, defected effort is still penderita kusta mudah dideteksi. Namun difficult because most of people demikian, upaya mendeteksi penyakit shame on this disease as a curse kusta dirasakan sangat sulit sebab disease.

sebagian besar warga merasa malu karena adanya anggapan masyarakat bahwa penyakit ini dinilai sebagai

penyakit kutukan. Secara Nasional, Indonesia telah Nationally, Indonesia has

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

68

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

mencapai Eliminasi Kusta sejak Juni reached leprosis elimination since 2000. Artinya secara Nasional, angka June 2000, means nationally, leprosis number in Indonesia

prevalensi kusta di Indonesia lebih kecil prevalence

dari 1 per 10.000 penduduk. Namun lower from 1 per 10.000 people. But untuk tingkat provinsi dan kabupaten to province and Districts level until sampai akhir tahun 2002 masih ada 13 2002 there are 13 provinces and 111 provinsi dan 111 kabupaten yang angka Districts that prevalence number is prevalensinya penduduk. Meskipun Kepulauan Riau bukan termasuk penyebaran kasus salah penyakit masih satu kusta, However, Riau Islands is not diatas 1 per 10.000 above 1 per 10.000 people.

kantong including one of distributing leprosis namun disease but leprosis cases still find in di Riau Islands. Until 2007 noted that

kusta

dijumpai

Kepulauan Riau. Sampai tahun 2007 113 people consists of 68 PB people tercatat sebanyak 113 penderita yang (RFT PB is 38 people) and 45 MB terdiri dari 68 penderita PB (RFT PB people (RFT MB is 27 people). If sebanyak 38 penderita) dan 45 penderita compare to 2006, seen that there is MB (RFT MB sebanyak 27 penderita). increasing case about 7 cases.

Jika dibandingkan dengan tahun 2006, Leprosis disease distribution refers to terlihat adanya penambahan kasus Districts/cities can be seen on list

sebanyak 7 kasus. Distribusii penderita enclosure 12. penyakit kusta menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 12. Secara nasional berbagai upaya Nationally, many efforts in

percepatan (akselerasi) pemberantasan acceleration of leprosis prevention penyakit kusta telah dilakukan antara lain has done by leprosis elimination melalui kampanye eliminasi kusta, campaign, Special Action Project for

Special Action Project for the Elimination The Elimination of Leprosis (SAPEL) of Leprosis (SAPEL) di daerah yang sulit in difficult region or un reached dicapai karena kondisi geografis, Rapid region by geography condition. Rapid Village Survey (RVS) untuk menemukan Village Survey (RVS) to find and cure dan mengobati penderita yang hidden people in leprosis and work

tersembunyi, dan kerjasama dengan together to Indonesia skin specialist

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

69

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Persatuan

Dokter

Spesialis

Kulit Doctor Organization in innovations

Indonesia (Perdoski) dalam penemuan and medical people. dan pengobatan penderita.

d. Penyakit HIV/AIDS

d. HIV/AIDS

Salah satu aspek kesehatan yang

One of health aspect in this

pada akhir abad ke-20 merupakan suatu recent 20 centuries is one of disaster bencana bagi manusia adalah timbulnya to human being, appealing of this penyakit yang disebabkan oleh suatu disease caused by a virus called HIV virus yaitu HIV (Human (Human Immunodeficiency

Immunodeficiency Virus) yang dapat Syndrome). HIV/AIDS cases shows menimbulkan Immunodeficiensy AIDS (Aquarired tends to increasing from year to year. Kasus Even in this recent days mentioned

Syndrome).

HIV/AIDS menunjukkan kecenderungan that HIV/AIDS cases already included meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan worry category. This disease not only saat ini dapat dikatakan bahwa kasus happen in a concentrated Population, HIV/AIDS sudah termasuk kategori even in generalized population.

mengkhawatirkan karena penyakit ini HIV/AIDS case is not only a health tidak hanya terjadi pada sub populasi problem but tends o social issue. This tertentu (concentrated) bahkan sudah is related in distribution pattern of mulai memasuki populasi umum disease that more influences by

(generalized). Kasus HIV/AIDS tidak saja society social life behavior likes using hanya masalah kesehatan namun lebih psychotropic substances cenderung menjadi isu sosial. Hal ini sex. terkait dalam pola penyebaran penyakit yang banyak dipengaruhi oleh perilaku hidup sosial masyarakat seperti and free

penyalahgunaan zat psikoterapika serta perilaku seks menyimpang dan tak aman akibat pergaulan yang terlampau bebas. Kasus HIV/AIDS pertama sekali HIV/AIDS cases first time

ditemukan di Provinsi Kepulauan Riau found in Riau Islands Province in

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

70

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

pada tahun 1992 dengan 1 kasus. 1992 by 1 case, while AIDS case Sedangkan kasus AIDS dari laporan from hospital reported, first time found rumah sakit pertama sekali ditemukan in 1998 with 4 cases. Base upon data pada tahun 1998 dengan 4 kasus. which get from SSA WHO (2005) Berdasarkan data yang diperoleh dari known that new cases of HIV/AIDS SSA WHO (2005) diketahui bahwa for all the year 2006 in Riau Islands

jumlah kasus baru HIV/AIDS sepanjang 15.340 HIV(+) and 101 AIDS. So tahun 2006 di Kepulauan Riau sebanyak cumulative number of HIV/AIDS

340 HIV (+) dan 101 AIDS, sehingga people until 2006 is 1.068 cases HIV secara kumulatif jumlah penderita (+) and 434 cases AIDS with number

sampai tahun 2006 adalah sebanyak of HIV/AIDS people died is 197 1.068 kasus HIV (+) dan 434 kasus AIDS people. Meanwhile, number of data dengan jumlah penderita yang telah HIV/AIDS 2007 reported there are meninggal Sementara penderita sebanyak itu untuk 197 penderita. 1.352 cases. Number of this case jumlah may be more in society reminding 2007 that number of HIV/AIDS people

data tahun

HIV/AIDS

dilaporkan terdapat 1.352 kasus. Jumlah drawn as a iceberg phenomena and kasus ini kemungkinan lebih banyak lagi also limited budget to surveillance di masyarakat mengingat jumlah actively.

penderita

HIV/AIDS

digambarkan

sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena) keterbatasan dan dana juga untuk adanya melakukan

surveilans secara aktif. Pada tahun 2005-2006, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan In year 2005-2006, Health

Riau Department of Riau Islands Province

mendapat bantuan hibah dari Global get fund from Global Fund (GF-ATM) Fund (GF-ATM) yang mempunyai which have focus programs TB in and

program

focus dalam penanganan preventing

AIDS

cases,

kasus AIDS, TB dan Malaria. Bantuan ini Malaria. This fund very useful in dirasakan sangat bermanfaat berbagai langsung dalam implementing many activities directly kegiatan related in decreasing number of dalam HIV/AIDS include surveillance. But in

menyelenggarakan yang berkaitan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

71

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

menurunkan angka kejadian HIV/AIDS 2007,

activities

of

GF-ATM Riau

in

termasuk dalam surveilans. Namun pada Indonesia tahun 2007, kegiatan GF-ATM di seluruh Province

included is

Islands

freezed.

Developing

Indonesia termasuk Provinsi Kepulauan trends number of HIV/AIDS can be Riau dibekukan. Trend perkembangan seen on pictures 4.6, as follows : jumlah penderita HIV/AIDS dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut : Perkembangan Jumlah Pengidap HIV yang Terdeteksi di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau sampai : Tahun 2007 Developing Number Of HIV Detected In Districts/Cities Of Riau Islands Provinces Until Year 2007

Gambar
Pictures

4.5

Jumlah Pengidap HIV +

400 350 300 250 200 150 100 50 0 <2000 97 1 0 2001 29 1 0 2002 32 20 0 2003 50 16 16 2004 102 38 27 2005 244 46 9 2006 259 32 49 340 2007 193 53 62 308

Batam Karimun Tanjungpinang

98 30 52 82 167 299 Provinsi Sumber : Bidang P2-PL Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,2008 Source: P2-PL Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

72

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Gambar
Pictures

4.6

Perkembangan Jumlah Penderita AIDS di Kabupaten/ : Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai Tahun 2007 Developing Number Of AIDS People In Districts/Cities Of Riau Islands Province Until Year 2007

140 Jumlah Penderita AIDS 120 100 80 60 40 20 0 Batam Karimun Tanjungpinang Provinsi <2000 9 1 0 10 2001 8 1 0 9 2002 14 20 0 34 2003 26 16 16 58 2004 46 38 27 111 2005 62 33 16 111 2006 48 24 29 101 2007 63 23 39 125

Sumber : Bidang P2-PL Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,2008 Source: P2-PL Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008

Gambar
Pictures

4.7

Jumlah Penderita HIV/AIDS yang Meninggal di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai : Tahun 2007 Number Of HIV/AIDS People Who Died In Districts/ Cities of Riau Islands Provinces Until Year 2007
80

Jml Pengidap HIV/AIDS yg Meninggal

70 60 50 40 30 20 10 0 <2000 7 1 0 8 2001 7 1 0 8 2002 8 16 4 28 2003 11 12 3 26 2004 21 17 9 47 2005 24 14 15 53 2006 8 5 14 27 2007 35 15 20 70

Batam Karimun Tanjungpinang Provinsi

Sumber : Bidang P2-PL Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,2008 Source: P2-PL Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

73

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Menyikapi

peningkatan

kasus

Refers

to

increasing which

of

HIV/AIDS yang berkembang terus dari HIV/AIDS

cases

continue

tahun ke tahun dan beban yang akan develop from year dipikul oleh pemerintah dan masyarakat abandoned by

to year and and

Government

akibat penyakit HIV/AIDS ini pemerintah Society. Result of HIV/AIDS disease, Provinsi Kepulauan Riau mengambil Riau Islands Province must take a langkah serius dalam penyakit upaya serious action in preventing HIV/AIDS HIV/AIDS by established Regional of AIDS Riau

pemberantasan dengan

membentuk

Komisi Prevention

Commission which

Pemberantasan AIDS Daerah (KPAD) Islands

Province

actively

Provinsi Kepulauan Riau yang secara operationed since year 2007. many aktif beroperasional sejak tahun 2007. activities have done to improve

Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk knowledge and society awareness meningkatkan pengetahuan dan about the danger of HIV/AIDS, that this disease can be

kesadaran masyarakat tentang bahaya actually

HIV/AIDS yang sebenarnya penyakit ini prevented by not doing high risk dapat perilaku penularan. dicegah yang dengan beresiko menghindari behavior. terhadap

e. Infeksi Saluran Pernafasan Akut e. (ISPA)

Acute

Respiratory

Infection

Disease

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting

Acute

respiratory

infection

karena disease is one of health problem

menyebabkan kematian bayi dan balita which important because its caused yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 higher baby and under five years kematian yang terjadi. Setiap 3-6 anak mortality about 1 of 4 death

diperkirakan

mengalami

episode happened. Every child is estimated

ISPA setiap tahunnya. 40%-60% dari having 3 6 episodes of acute kunjungan di puskesmas adalah oleh respiratory infection disease every penyakit ISPA. Dari seluruh kematian year. 40-60% of society health center yang disebabkan oleh ISPA mencakup visitor is acute respiratory infection

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

74

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

20%-30%.

Kematian

yang

terbesar diseases. From all death caused by

umumnya adalah karena pneumonia dan respiratory infections, scoped 20% pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. 30% death which most of it generally Menurut hasil SKRT dan Surkesnas caused by pneumonia to a baby at bahwa penyakit ISPA dan Sistem less than 2 months ages. According

Pernafasan merupakan penyebab utama to SKRT and National Health Survey kematian bayi dan balita. Dari Surkesnas results that respiratory infection and 2001 diketahui bahwa 80%-90% dari respiratory system disease is one of seluruh disebabkan pneumonia kematian kasus olah kematian pneumonia ISPA main caused of baby and children dan under five years old death. From

merupakan balita peringkat

penyebab National Health Survey 2001 known pertama. that 80% - 90% of all death cases of infection caused by

Dalam tabel berikut disajikan proporsi respiratory

penyebab kematian bayi dan Balita yang pneumonia and pneumonia is main disebabkan pernafasan. oleh penyakit sistem caused of death children under five years old and stay at the first place. In following list derived that proportion caused of baby and under five years mortality is caused by respiratory system disease.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

75

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Tabel Table

4.4

Proporsi dan Peringkat ISPA/Sistem Pernafasan sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita Berdasarkan Hasil SKRT 1986, 1992, dan 1995, serta Surkesnas 2001 : Proportion and Level Number Of Respiratory Infections/Respiratory System As A Caused Of Infant Mortality and Under Five Years Mortality Base Upon Result of SKRT 1986,1992, and 1995, and also National Health Survey 2001
Penyebab Kematian Balita Caused of Under five years mortality Penyakit Proporsi Peringkat Level Disease Proportion Penyakit Sistem 22.88% I Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem 18.20% I Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem Pernafasan / 38.80% I Respiratory system disturbances Sistem Pernafasan / 22.80% I Respiratory System

Tahun SKRT/ Surkesnas

Penyebab Kematian Bayi Caused of Infant Mortality Penyakit Disease Penyakit Sistem Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem Pernafasan / Respiratory system disturbances Sistem Pernafasan / Respiratory System Proporsi Proportion Peringkat Level

SKRT 1986

12.40%

IV

SKRT 1992

36.00%

SKRT 1995

29.50%

Surkesnas 2001

27.60%

II

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2003 Source :Health Profile Of Indonesia Year 2003

Pada kurun tahun 2006, kasus

In 2006, respiratory infection

ISPA tercatat menempati urutan pertama cases noted and place on the first dari 10 pola penyakit berdasarkan number of 10 disease pattern base

kunjungan puskesmas dengan jumlah upon society health center visiting kasus sebanyak 99.058 kasus. with 99.058 cases. Meanwhile

Sementara itu jumlah kasus pneumonia number of pneumonia cases on pada balita terdapat sebanyak 208 kasus children under five years old is 208 (data dari 4 kabupaten/kota). cases ( data from 4 Districts/cities).

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

76

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

f. Diare

f. Diarrhea

Penyakit diare atau berak mencret

Diarrhea is one of disease

merupakan salah satu penyakit yang which always happen to babies and sering Penyakit mengenai diare bayi dan balita. children under five years old. This sering disease often appear un usual

masih

menimbulkan KLB seperti halnya Kolera incidence same likes cholera in shot dengan jumlah penderita yang banyak of time and most factors such in people which as:

dalam waktu yang singkat. Faktor yang contaminated, mempengaruhi lingkungan, diare gizi, antara lain : influences

diarrhea nutrient,

kependudukan, environment,

habitant

pendidikan sosial ekonomi, dan prilaku education of social-economics, and masyarakat. Penyebab terjadinya diare society behavior. Caused of diarrhea antara lain oleh bakteri, virus, parasit are: virus, parasite (fungi, worm, (jamur, cacing , protozoa), makanan/minuman oleh bakteri yang keracunan protozoa), food and beverages

disebabkan poisoning which caused by bacteria kimia, or chemistry milk substances, allergic, maland

maupun

bahan

kurang gizi, alergi terhadap susu, dan nutrient, immuno defesiensi. Infeksi oleh agen penyebab terjadi

immunodeficiency. Infection by caused agent

bila mengkonsumsi makanan/minuman happens if we consume contaminated yang terkontaminasi tinja/muntahan food/beverage vomit/feces of diarrhea Direct infection also

penderita diare. Penularan langsung juga people. dapat terjadi bila tangan

tercemar happened if contaminated hand is

dipergunakan untuk menyuap makanan. used to feed. Minimum of clean water Minimnya sarana air bersih, keadaan facilities, bad environment, sanitation sanitasi lingkungan yang buruk, tingkat condition, lower level education and pendidikan dan sosial ekonomi social-economics, and rapid

penduduk yang rendah, dan lingkungan environment habitat are main factors dengan merupakan penduduk faktor yang utama padat of holding role in diarrhea disease yang distribution. Diarrhea can attack

memegang peranan dalam penyebaran anybody and knowing no ages. penyakit diare. Muntaber atau diare

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

77

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

dapat menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang merupakan penyakit which Diarrhea is one of disease an endemic means disease in

endemis di Indonesia, artinya terjadi Indonesia,

continuously

secara terus-menerus di semua daerah, happen in all over regions, in the city baik di perkotaan maupun di pedesaan or village included in Riau Islands. In termasuk di Kepulauan Riau. Pada tahun year 2006, un usual incidence occurs 2006 terjadi KLB diare di Kabupaten in karimun regency by 21 persons Karimun sebanyak penduduk dengan 21 yang jumlah dan penderita and number of people in danger is jumlah 4.021 people, of but in 2007 un no

orang

terancam

sebanyak reporting

diarrhea

usual

4.021 orang, namun pada tahun 2007 incidence. Diarrhea at third position tidak ada laporan adanya KLB diare. in Penderita diare menempati society health infection is visiting cases after and

urutan respiratory

ketiga sebagai pengunjung tertinggi di hypertension

25.442

people.

puskesmas setelah kasus ISPA dan Meanwhile for home medical care in hipertensi dengan jumlah penderita the hospital, diarrhea and GE at

sebanyak 25.442 orang. Sementara itu second position with 7.507 people untuk rawat jalan di rumah sakit and the most hospitalized patient in

penderita diare dan GE menempati the hospital with 2.831 people. urutan kedua dengan jumlah 7.507 penderita dan merupakan penderita

terbanyak yang dirawat di rumah sakit dengan total penderita 2.831 orang. Menurut hasil SKRT dalam Refers to SKRT result in

beberapa survei dan Surkesnas 2001, many surveys and 2001 National penyakit Diare masih merupakan Health Survey, diarrhea still main

penyebab utama kematian bayi dan caused of babies and under five balita seperti terlihat dalam tabel berikut : years mortality as seen in list, as follows :

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

78

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Tabel Table

4.5

Proporsi dan Peringkat Penyakit Diare sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita, Tahun 1986, 1992, 1995, dan 2001 : Proportion And level Of Diarrhea As A Caused Of Infant Mortality And Under Five Years Mortality Rate (U5MR) Year 1986, 1992,1995, and 2001
Tahun Survei Year of Survey Penyebab Kematian Bayi Caused of infant mortality Proporsi Peringkat Proportion Level 15,5% 11% 13,9% 9,4% 3 2 3 3 Penyebab Kematian Balita Caused of U5MR Proporsi Proportion 15,3% 13,2% Peringkat Level 3 2

SKRT 1986 SKRT 1992 SKRT 1995 Surkesnas 2001

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 Source : Health Profile Of Indonesia Year 2004

Pada tahun 2003, secara nasional diare merupakan penyakit

In year 2003, Nationally diarrhea

dengan is one of disease with second most of

frekuensi KLB kedua terbanyak setelah un usual incidence frequency after DBD. Perkembangan KLB diare tahun DBD. Developing diarrhea of un usual 1999 2003 dapat dilihat pada tabel incidence year 1999 2003 can be berikut: seen on list, as follows : KLB Diare Menurut Jumlah Provinsi Dengan KLB, Jumlah Kasus, Meninggal, dan CFR Tahun 1999 2003 : Diarrhea of Un Usual Insidence refers to number of Provinces with Un Usual Insidence, Number of cases,died and CFR Year 1999 - 2003
Jumlah Provinsi dengan KLB Number of Provinces with un usual insidence 9 16 12 15 -

Tabel Table

4.6

Tahun Year

Jumlah Kasus Number of cases 5.159 5.68 4.428 5.789 3.865

Meninggal Died

CFR (%)

1999 2000 2001 2002 2003

76 109 100 94 113

1,47 1,92 2,26 1,62 2,92

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 Source: Profile of Indonesia Health, Year 2004

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

79

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

g. Penyakit Demam Berdarah Dengue g. DBD (Dengue) (DBD) Penyakit Demam Berdarah atau Dengue or Dengue Hemorrhagic

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah Fever (DHF) is a disease caused by penyakit yang disebabkan oleh virus dengue virus which infected by dengue yang ditularkan melalui gigitan Aides Aegypty and Aides Albopictus nyamuk Aedes aegypti jenis di dan Aedes Mosquito bite. Both of this mosquito ini have in all over Indonesia except in

albopictus. terdapat Indonesia,

Kedua

nyamuk

hampir

seluruh di

pelosok the place of 1000 m up level height

kecuali

tempat-tempat of the sea. Morbidity of dengue

ketinggian lebih dari 1000 meter di atas spread over tropical and subtropical permukaan air laut. Morbiditas penyakit countries. In every country dengue DBD menyebar di negara-negara Tropis has different clinics manifestation. dan Subtropis. Di setiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Penyakit DBD pertama kali Dengue at the first time found

ditemukan di Indonesia di Surabaya in Surabaya, Indonesia in 1968. pada tahun 1968. Jumlah kasus dari Number of Cases are tending to waktu ke waktu menunjukkan increase from time to time. In territorial

kecenderungan meningkat baik dalam number and wide of jumlah maupun luas wilayah

yang infected sporadically every year.

terjangkit dan secara sporadis selalu The biggest dengue by un usual terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD incidence happened in 1998, with terbesar terjadi pada tahun 1998, incidence rate (IR) is 35.19 per

dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 people and CFR is 2%. In 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada 1999 IR sharply decrease at

tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, but the following year IR 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya increase continuously is 15.99 in IR cenderung meningkat yaitu 15,99 year 2000; 21.66 in year 2001; tahun 2000; 21,66 tahun 2001; 19,24 19.24 in year 2002 and 23.87 in tahun 2002; dan 23,87 tahun 2003. year 2003.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

80

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Kejadian

DBD

di

Provinsi

Dengue

incidence

in

Riau

Kepulauan Riau dari tahun ke tahun juga Islands Province from year to year menunjukkan adanya peningkatan shows that increasing in number.

jumlah. Jumlah kasus sejak tahun 2004 Number of cases in 2004 2006 sampai tahun 2006 berturut-turut tercatat noted 342 cases, 1.07 cases and 342 kasus, 1.077 kasus, dan 1.318 1318 cases repetitively. But in year kasus. Namun pada tahun 2007 2007 reported that dengue case is

dilaporkan kasus DBD yang tercatat 989 cases with sickness number adalah 989 kasus dengan angka 69.31 per 100.000 people. This

kesakitan 69,31 per 100.000 penduduk. number shows there is a decrease Angka ini menunjukkan kasus. Sama adanya case. Same as year 2006, dengue dengan cases in year 2007 noted come from district/cities ( Batam City,

penurunan

keadaan tahun 2006, kejadian DBD pada 4

tahun 2007 masih tercatat hanya berasal Tanjungpinang

City,

Karimun

dari 4 kabupaten/kota (Kota Batam, Kota District, and Bintan District) while in Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun, Lingga and Natuna District havent dan Kabupaten Bintan) sementara detected yet. Hope in this both

Kabupaten Lingga dan Natuna belum region, dengue will not spread out ada terdeteksi adanya kejadian DBD. and always keep clean from it. The Diharapkan kondisi di dua daerah ini most cases of dengue in year 2007 dapat terus dipertahankan sehingga is in Batam city for 718 cases.

penyakit DBD tidak semakin menyebar. Developing of dengue cases in 2004 Kasus DBD terbanyak pada tahun 2007 -2006 can be seen on pictures 4.8, adalah Kota Batam dengan banyak as follows: kasus 718. erkembangan kasus DBD tahun 2004-2006 dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut :

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

81

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Gambar
Pictures

4.8

Perkembangan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 : 2007 Developing Cases Of Dengue Haemorrogic Fever (DHF) Of Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 2007

1400 JUMLAH KASUS DBD 1200 1000 800 600 400 200 0 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Provinsi 2004 54 23 0 0 148 117 342 2005 217 60 0 0 370 430 1077 2006 171 59 0 0 996 92 1318 2007 99 71 0 0 718 101 989

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Prov. Kepri, 2004-2007 Source : Health Profile of District/Cities In Riau Islands Province, 2004-2007

Peningkatan

kasus

DBD

perlu

Increasing number of dengue

diwaspadai mengingat angka kematian cases need to controlled reminds (CFR) yang ditimbulkannya tergolong that number of death (CFR) appear dalam kategori tinggi. Berdasarkan is in high category. Base upon P2PL of of Health Department reports,

Laporan Ditjen P2PL Depkes RI jumlah Ditjend penderita DBD di seluruh Indonesia pada Republic

Indonesia

tahun 2005 sebanyak 81.399 kasus number dengue patient in all over dengan angka kematian (CFR) sebesar Indonesia in year 2005 is 81.399 1,36% dan angka insiden rate sebesar cases with CFR is 1.36% and 39,1 per 100.000 penduduk. Walaupun Incidence Rate Number is 39.1 per insiden rate menunjukkan kasus namun adanya 100.000 people. Even the IR shows CFR there is an increasing case but CFR

peningkatan

menunjukkan penurunan yang berarti shows decreasing means number of


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 82

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

jumlah korban yang meninggal oleh DBD death people is decrease, this is menurun, hal ini terkait semakin related to more careful and early dini awareness of society and always

meningkatnya

kewaspadaan

masyarakat dan kesiapsiagaan fasilitas ready for health facilities. kesehatan. Salah satu cara memerangi DBD yaitu dengan memberantas One of the way in preventing

sarang dengue is by eliminating mosquito

nyamuk (PSN) dan program menguras, nest and drainage programs, dig menutup dan mengubur atau (program and cover or we called it 3M 3M). Upaya lainnya dengan melakukan programs. Other effort is by doing pengasapan daerah yang (fogging) di beberapa fogging in many places which

dikategorikan

rawan dengue sensitive area category.

demam berdarah. Penanganan masalah Solving problems of dengue is demam berdarah tidak lepas dari related to society participation.

partisipasi masyarakat. Beberapa upaya Some efforts which have been done yang dapat dilakukan yaitu melalui likes environment sanitation fixing

perbaikan sanitasi lingkungan melalui through mosquito nest prevention, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), garbage recycling, modification of pengelolaan sampah padat, modifikasi mosquito fertilization made by

tempat perkembangbiakan nyamuk hasil human, house design fixing, keeping samping kegiatan manusia, perbaikan kissing fish which eat the mosquito, desain rumah, penaburan ikan pemakan fogging and giving abate powder in jentik (ikan adu/ikan cupang), water tank, vase, pool, and so on.

pengasapan/fogging, dan memberikan Other than that prevention action bubuk abate pada tempat-tempat can be done by using net when put kasha, spray

penampungan air seperti, gentong air, sleeping,

vas bunga, kolam, dan lain-lain. Selain insecticide, using repellent, using itu tindakan pencegahan dapat dilakukan mosquito lotion, and so on. dengan menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang dengan kasa,

menyemprot

insektisida,

menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, dan memeriksa jentik berkala.


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 83

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

h. Acute Flaccid Paralysis (AFP)

h. Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Upaya

pemberantasan

polio

The Global Polio Eradication

global yang diprakarsai oleh The Global Initiative established in year 1988 Polio Eradication Initiative yang with effort to decrease many

diluncurkan tahun 1988 telah mampu paralysis cases from 350.000 every mengurangi banyaknya kasus penyakit year until1988 and in 2004 become lumpuh dari 350,000 tiap-tiap tahun pada 1.26 cases. But not all countries free tahun 1988 menjadi 1,267 kasus pada from this disease. In the world there tahun 2004. Namun belum seluruh dunia are countries that not free from bebas dari penyakit ini. Di seluruh dunia polio; India, Sudan, Nigeria,

masih terdapat 6 negara endemis polio Afghanistan, Egypt, and Pakistan. yaitu India, Sudan, Nigeria, Afghanistan, Refers to WHO data (2005) the Mesir dan Pakistan. Menurut data WHO country which the most has polio is (2005) negara yang paling banyak kasus Nigeria with more than 500 cases, polio adalah Nigeria dengan jumlah and the second place is Yemen with kasus lebih dari 500 dan di posisi kedua more than 400 cases. In 2004 and Yaman dengan lebih dari 400 kasus.Dan beginning of year 2005 many

pada tahun 2004 dan awal tahun 2005, countries have already free from beberapa negara yang sudah bebas polio likes Chad and Yemen but re polio seperti Chad dan Yaman terserang attacked by this dangerous virus kembali oleh virus polio liar yang berasal which come from endemic polio. dari negara yang masih endemis polio. Pada tahun 2005 dengan In year 2005, by found wild polio

ditemukannya kasus virus polio liar di virus case in Sukabumi, East Java, Sukabumi Indonesia Jawa dan Barat, dunia pemerintah Indonesia Government and WHO internasional declared that there is an endemic of

(WHO) menyatakan bahwa terjadi wabah polio in Indonesia. This case make penyakit polio di Indonesia. Hal ini realized that this disease signed by menyadarkan kita bahwa ternyata high fever and paralyze suddenly permanent) yet in and our its not

penyakit yang ditandai dengan gejala (not

demam dan lumpuh mendadak (walau eliminated

country.

tidak permanent) ini ternyata masih Indonesia at the third position of


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 84

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

belum

tereliminasi

dari

negeri

kita. having wild polio case number in the

Jumlah kasus polio liar di Indonesia world and globally Indonesia funds menempati nomor tiga terbanyak di 20% of wild polio case in the world. dunia dan Secara global Indonesia

menyumbang 20 persen dari seluruh kasus polio liar di dunia. Pada April 2006 tercatat sebanyak On April 2006 noted that there

305 kasus polio di Indonesia. Kejadian are 305 polio cases in Indonesia. AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai AFP incidence in this recent day is indikator program untuk menilai keberhasilan projected as indicator to evaluate (Erapo). ERAPO( Polio Eradication

Eradikasi

Polio

Penyakit polio tidak ada obatnya namun Programs). This disease is un cured penyakit yang dapat menyebabkan but it can prevent by immunization.

kematian dan kecacatan seumur hidup Wild Polio Virus un usual incidence ini hanya dapat dicegah dengan in Sukabumi caused Government

imunisasi. Adanya KLB virus liar di implemented PIN for 5 times in 2005 Sukabumi mengakibatkan PIN pemerintah 2006. sebanyak 5

menyelenggarakan

putaran pada tahun 2005-2006. Untuk memerangi virus polio liar To eliminate wild polio virus

yang paling dibutuhkan adalah komitmen is needed government commitment pemerintah mobilitas pemantauan Erapo dan dukungan serta and all supporting from society. Upaya Controlling to ERAPO succeeding is keberhasilan done by surveillance actively

masyarakat. terhadap

dilakukan

melalui

kegiatan activities to find AFP case as an

surveilans secara aktif yang bertujuan effort to defect earlier appearing of untuk menemukan kasus AFP sebagai wild polio virus which in society and upaya mendeteksi virus secara polio liar dini to prevent infected widely. In year yang 2007 there is an increasing of AFP

munculnya

kemungkinan ada di masyarakat agar cases in Riau Island Province from 7 dapat segera dan dilakukan cases (2006) to 14 cases in 2007 mencegah (sickness number 3.14 per

penanggulangannya

penularan yang lebih luas. Pada tahun 100.000). The most is in Batam City
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 85

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

2007 terjadi peningkatan peningkatan for 6 cases, Natuna District 5 cases, kasus AFP di Provinsi Kepulauan Riau Karimun 2 cases and Lingga 1 case. dari 7 kasus pada tahun 2006 menjadi This number is over prediction 14 kasus pada tahun 2007 (angka where estimated that number of kesakitan 3,14 per 100.000). Kasus AFP sickness in society/person per terbanyak di Kota Batam sebanyak 6 100.000 people < 15 years ages. orang, Natuna 5 orang, Karimun 2 kasus The increase of this AFP cases give dan Lingga 1 kasus. Angka ini jauh two possibilities. First, immunization melebihi prediksi dimana diperkirakan scope in Riau Islands province is bahwa angka kesakitan AFP di lower so that society is immune to

masyarakat sebesar 1 orang per 100.000 this polio virus and this should be penduduk usia <15 tahun. Peningkatan aware. Second, AFP active

jumlah kasus AFP ini memberikan dua surveillance well run signed by kemungkinan. Pertama, cakupan increasing new case found in

imunisasi di Kepulauan Riau rendah society. sehingga masyarakat tidak kebal

terhadap virus polio dan hal ini perlu diwaspadai. Kemungkinan kedua yaitu bahwa surveilans aktif AFP berjalan dengan baik yang ditandai pertambahan penemuan kasus di masyarakat.

i. Campak

i. Measles

Penyakit penyakit

campak

merupakan

Measles

disease

is

an

menular

yang

sering communicable disease which often un usual incidence,

menyebabkan kejadian Luar Biasa (KLB) caused

dan dapat menyebabkan cacat dan paralyzes and death. This is caused kematian komplikasi (pneumonia), yang seperti diakibatkan radang oleh by complication likes pneumonia, paru diarrhea, otitis media, and ensefalitis (diare), especially to Until children this with bad day

berak-berak

radang telinga (otitis media) dan radang nutrient.

recent

otak (ensefalitis) terutama pada anak measles is still the main caused of
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 86

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

dengan gizi buruk. Hingga kini penyakit children under 1 year old and campak masih menjadi penyebab utama children between 1 4 years old kematian anak di bawah umur 1 tahun death in Indonesia. Estimated that dan Balita umur 1 4 tahun di Indonesia. more than 30.000 children/year died Diperkirakan lebih dari 30.000 because of this complication

anak/tahun meninggal karena komplikasi measles. This disease spread over campak. menyebar Penyakit melalui campak percikan dapat by saliva (droplet infection) which ludah come out when coughing and

(droplet infection) yang keluar ketika sneezing by infected people. bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Kasus penyakit campak di Measles cases in Riau

Provinsi Kepulauan Riau dari tahun ke Islands Province from year to year tahun menunjukkan jumlah yang shows fluctuated number. In 2007,

berfluktuasi. Pada tahun 2007, jumlah number of this case found in Riau kasus penyakit campak yang ditemukan Islands Province about 721 cases. di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak The most measles case is in Batam 721 kasus. Kasus campak terbanyak City about 50 cases, while in Lingga terdapat di Kota Batam sebanyak 580 District reported free from this

kasus, sementara Kabupaten Lingga measles in 2007. Measles cases in dilaporkan bebas dari penyakit campak year 2007 compare to year 2006 untuk campak tahun 2007. Kejadian 2007 kasus shows there is increasing case jika significantly. Distribution of measles

pada

tahun

dibandingkan dengan keadaan tahun person refers to district/cities in year 2006 menunjukkan adanya peningkatan 2007 can be seen on enclosure 14. kasus yang cukup signifikan. Distribusi Effective measles immunization is penderita campak menurut kabupaten/ giving an immune to measles

kota pada tahun 2007 dapat dilihat pada disease for the whole life, measles lampiran tabel 14. Imunisasi campak caused by this wild virus can be efektif terhadap untuk memberi kekebalan prevented sampai measles if a person get an

penyakit

campak

immunization,

minimum

seumur hidup. Penyakit campak yang twice that is when 6 59 moths age disebabkan oleh virus yang ganas ini and 6 12 years old (Elementary dapat dicegah jika seseorang School Periods). Without
87

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

mendapatkan imunisasi campak, minimal immunization, this disease attack dua kali yakni semasa usia 6 59 bulan every child, and can caused

dan masa SD (6 12 tahun). Tanpa paralyze because of complication. imunisasi, penyakit ini dapat menyerang Immunization is main road to

setiap anak, dan mampu menyebabkan prevent and decrease number of cacat dan kematian karena children death because of measles.

komplikasinya. Imunisasi adalah jalan utama untuk mencegah dan menurunkan angka campak. Berdasarkan data yang diperoleh darikabupaten/kota diketahui Base upon data get of kematian anak-anak akibat

cakupan district/cities known that scope of

imunisasi campak pada tahun 2007 di immunization in year 2007 in Riau Provinsi Kepulauan Riau baru berkisar Islands Province around 66.81%, 66,81%, dengan cakupan tertinggi di the higher scope in Bintan District Kabupaten Bintan (95,27%), sementara (95.27%), while the lowest scope is cakupan yang paling rendah yaitu di Natuna District (47,43%) and

Kabupaten Natuna (47,43%) dan Kota Tanjungpinang City (48%). Lower of Tanjungpinang cakupan (48%). ini Rendahnya this immunization scope relates to kemungkinan society which ignore the

imunisasi

terkait adanya masyarakat yang menolak immunization because of scare on imunisasi karena takut ada efek samping side effects. Detail about this

(kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI). services immunization scope can be Data lebih rinci tentang cakupan seen on enclosure list 23. dapat

pelayanan

imunisasi

campak

dilihat pada tabel 23 lampiran.

4.2.1.10 Hepatitis Penyakit hepatitis telah menjadi

4.2.1.10 Hepatitis Now days Hepatitis has been

masalah dunia saat ini. Diperkirakan worlds problem. Estimated about sebanyak 400 juta orang di dunia 400 millions of people in the world mengidap penyakit hepatitis B kronis. have a chronics hepatitis B. About 1 Sekitar 1 juta orang meninggal setiap million
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

people

died

every

year
88

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

tahun karena penyakit hepatitis yang because of this disease caused by disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) Hepatitis B virus (VHB). Hepatitis C ini. Penderita penyakit hepatitis C juga also note as a big cases, about 170 tercatat sangat besar, yaitu sekitar 170 millions in the world. juta orang di seluruh dunia. Penyakit hepatitis juga menjadi Hepatitis disease also be a big

masalah besar di Indonesia mengingat problem in Indonesia reminds that jumlah penduduk Indonesia yang juga number of population in Indonesia is besar. Jumlah penduduk yang besar ini very big, too. The big population membawa konsekuensi yang besar pula. brings Penduduk ekonomi dengan dan golongan big consequences, with lower too. social,

sosial, Population

pendidikan

rendah economics, and education faced on

dihadapkan pada masalah kesehatan health problem relates to nutrients, terkait gizi, penyakit sanitasi menular yang serta communicable disease and bad

kebersihan

buruk. sanitation. While population with social, have economics, health and

Sedangkan penduduk dengan golongan high

sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi education

problem

memiliki masalah kesehatan terkait gaya relates to life style and consumes hidup dan pola makan. Tak pattern. No wonder that hepatitis is

mengherankan jika saat ini penyakit one of disease which get serious hepatitis menjadi salah satu penyakit attention in Indonesia. yang mendapat perhatian serius di

Indonesia. Penyakit hepatitis yang Hepatitis caused by rubella which actually can be

disebabkan oleh virus rubella, dapat virus

dicegah melalui imunisasi. Penyakit ini prevented by immunization. This terkait erat dengan sistem higienitas disease relates to hygienic system selain kecenderungan ras, sistem beside race tends, homosexual

homoseksualitas (penularan melalui luka system(infected by anus wound), pada anus), kebebasan seks (penularan free sex and injection ( injected melalui selaput darah) dan morfinis drugs user). (suntikan).

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

89

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Kasus

hepatitis

di

Provinsi

Hepatitis cases in Riau Islands

Kepulauan Riau pada tahun 2007 hanya Province in year 2007 only in terdapat di Kabupaten Natuna dengan Natuna District with number jumlah kasus di sebanyak 42 of

kasus, cases 42, while in other district/cities lain no case reported. Hepatitis

sementara

kabupaten/kota

dilaporkan tidak ada kasus. Distribusi distribution by the people infected penderita hepatitis menurut refers to district/cities in year 2007

kabupaten/kota pada tahun 2007 dapat can be seen on list enclosure 14. dilihat pada tabel lampiran 14.

Sementara itu jika diperhatikan capaian

4.2.1 Penyakit Tidak menular

4.2.1

The

Non-Communicable

Disease Selama ini kita mengenal bahwa Just like in our country, we

penyakit menular merupakan penyebab know that communicable disease is kematian terpenting di negara-negara importance main caused of death in berkembang seperti halnya negara kita. developing country. Otherwise, the Di pihak lain, penyakit tidak menular non-communicable disease has

cukup luas jangkauannya, baik karena wide range in degenerative or body degenerasi atau kerusakan sel tubuh, cell defects, certain body system kelainan sistem tubuh tertentu, kanker defect, cancer and so on. Data dan lain-lain. Data-data bahwa beban yang ada shows that we face double burdens

menunjukkan menghadapi

kita ganda

sedang because communicable disease is (double still in mind while degenerative

burdens) karena penyakit menular masih disease caused by changing of life menghantui sementara penyakit style increase. We still find TBC diarrhea and other

degeneratif akibat perubahan gaya hidup problems, juga mulai meningkat. Kita

masih communicable disease but in other TBC, hand, cancer patient also easy to

menemui

banyaknya

masalah

diare dan penyakit menular lainnya find. With double burdens will make namun di pihak lain pasien kanker dan a health problem become more sakit jantung juga makin sering ditemui. complex and need to have attention Adanya beban ganda tentu akan from all people. WHO also mention
90

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

membuat

masalah

kesehatan

kita that the most killer disease in

menjadi lebih kompleks dan perlu dapat developing country has changed perhatian dari semua pihak. Organisasi from communicable disease to nonKesehatan menyatakan Dunia bahwa (WHO) penyakit juga communicable disease. yang

menjadi pembunuh utama di kawasan negara berkembang sudah bergeser dari penyakit menular. Beberapa penyakit tidak menular Many main nonmenular ke penyakit tidak

yang utama adalah Cardio Vascular communicable disease is Cardio Disease (CVD) atau penyakit jantung Vascular Disease (CVD) or heart dan pembuluh darah, berbagai jenis attack and blood artery, many kinds kanker, Chronic Respiratory Diseases of (CRD) atau penyakit paru cancers, chronics respiratory

kronis, disease (CRD) or chronics lungs

diabetes mellitus dan lain-lain. Faktor disease, diabetes mellitus and so risiko penting yang sebenarnya dapat on. Importance High Risk of nonditanggulangi, untuk terjadinya penyakit communicable disease actually can tidak menular adalah kebiasaan be alkohol prevented by not smoking,

merokok,

penggunaan

dan consumes alcohol and doing sports.

kurangnya aktivitas fisik. Penggunaan Consumes alcohol is not a big alkohol barangkali belum menjadi problem in our country, even it

masalah terlalu penting di negara kita, widely consumes in the cities or kendati penggunaannya nampaknya juga villages. mulai meluas, tidak saja di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Meningkatnya ancaman penyakit The increase danger about

tidak menular berkaitan erat dengan this non-communicable disease is adanya perubahan perilaku dan gaya relates to changing of life style in hidup masyarakat yang mengarah ke society which tends to high risk gaya hidup yang beresiko terhadap health life likes food consumes kesehatan seperti pola makan yang pattern which tends to fast food with cenderung untuk mengkonsumsi high fat calories and low fibrous,
91

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

makanan cepat saji (fast food) dengan slow

life

style

(lack

of

sport drinks

kadar lemak tinggi tetapi rendah serat, activities), pola hidup santai (kurangnya kegiatan alcohol. fisik/olah raga), merokok, dan minum minuman beralkohol. Adanya perubahan pola penyakit The

smoking

and

changing

of

disease

di masyarakat mendapat perhatian yang pattern in society get a serious serius dari dunia internasional. Salah attention from International world. satu contoh nyata Amerika adalah Serikat badan One of example is US health yang department which has high

kesehatan

bereputasi intelektual amat tinggi dan reputation and many reconciliations banyak jadi rujukan ilmu kedokteran di given to Medical World that is CDC dunia yaitu CDC di Atlanta. Badan ini in Atlanta. This firm has changed telah berubah nama dan peran. Tadinya name CDC adalah kepanjangan and roles. of CDC was

dari abbreviation

Communicable

Communicable Disease Control atau Disease Control, and only research pusat menular, berbagai penanggulangan yang wabah hanya penyakit penyakit many diseases, infection disease, in menangani America or other part of countries. menular, But as long with non-communicable

penyakit infeksi, baik di Amerika serikat disease develop in US and other maupun dari berbagai belahan dunia countries, CDC change name to lainnya. Namun dengan berkembangnya Center of Disease Control. CDC penyakit tidak menular di Amerika now as a Center of research many

Serikat dan juga di dunia maka beberapa kinds of communicable disease and waktu lalu kepanjangan CDC berubah non-communicable disease. For

menjadi Center of Disease Control, atau Indonesia by looking to this pattern pusat penanggulangan penyakit. Kini disease which develop in society, CDC menjadi pusat kajian berbagai jenis state government and in this case is penyakit, baik menular ataupun tidak. Health Department Republic of

Untuk Indonesia, melihat pola penyakit Indonesia shows a serious attention yang berkembang pusat di dalam masyarakat in non-communicable disease which hal ini tends to increase from year to year

pemerintah

Departemen Kesehatan RI menunjukkan by increasing organization structure


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 92

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

perhatian yang serius akan masalah by establishing Directorate of Nonpenyakit tidak menular yang cenderung communicable meningkat dari tahun ke tahun dengan since 2006. menambah struktur organisasi dengan membentuk Direktorat Pengendalian disease Control

Penyakit Tidak Menular sejak tahun 2006. Peningkatan kasus penyakit tidak The increasing disease of in nonRiau

menular di Provinsi Kepulauan Riau communicable

dapat dilihat dari pola 10 penyakit Islands Province can be seen on the terbanyak baik pada kunjungan most 10 diseases pattern in society

puskesmas terlihat bahwa penyakit tidak health center visiting that shows menular beban sudah penyakit Dari mulai yang pola mendominasi non-communicable disease already ditanggung burden disease which abandoned penyakit by society. From society health penyakit central visiting disease,

masyarakat. kunjungan hipertensi penyakit

puskesmas, menempati terbanyak di urutan

kedua hypertension place at second most ISPA disease under acute respiratory

bawah

dengan jumlah penderita 28.811 orang, infection with 28,811 people. If jika dibandingkan dengan tahun 2006 compare to year 2006 seen that an terlihat bahwa terjadi penambahan increasing of hypertension people

penderita penyakit hipertensi sebanyak about 7.099 cases. Meanwhile by 7.099 kasus. Sementara itu jika diamati using observed data from 10 main data dari 10 penyakit utama penyebab caused death disease base upon kematian berdasarkan kunjungan rumah hospital visiting in Riau Islands sakit Provinsi Kepulauan Riau terlihat Province seen that 10 main caused bahwa dari 10 penyakit penyebab death disease, 6 0f it is nondisease. second place Heart after

kematian utama 6 diantaranya adalah communicable penyakit tidak menular. Penyakit jantung disease menempati urutan kedua at

setelah septhimia with number of death is person of 224 number of

septimia dengan jumlah kematian yang 22

diakibatkannya sebanyak 22 orang dari sickness. Other non-communicable 224 jumlah penderita. Penyakit tidak disease death is stroke with 17
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 93

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

menular

penyebab

kematian

lainnya people died, SSP inflamed with

yaitu stroke dengan jumlah meninggal 17 number of death 16 people, hearer orang, penyakit radang SSP dengan syrosis for 15 people, wild neo jumlah meninggal 16 orang, sirosis hati plasma Is 12 people, diabetes

15 orang, neoplasma ganas 12 orang, mellitus 11 people. The efforts in diabetes meninggal mellitus 11 dengan jumlah increasing reconciliation health

orang.

Peningkatan facilities afforded continuously to

pelayanan di sarana kesehatan rujukan give optimum services to the society terus diupayakan agar mampu and to minimalist number of death

memberikan pelayanan yang optimal patients. Detail data about 10 main kepada masyarakat jumlah dan pasien mampu caused death in Riau Islands

meminimalisir

yang Province Hospitals can be seen on

meninggal. Data lebih rinci tentang 10 list 4.7, as follows : penyakit penyebab kematian utama di rumah sakit Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.:

Tabel Table

4.7

Sepuluh Penyakit Utama Penyebab Kematian Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2007 10 Main Caused Disease Base Upon Hospital Visiting In Riau Islands Province Year 2007 Jumlah Kasus Number of Cases 118 224 198 60 17 338 204 1.272 603 21 Jumlah Meninggal Number of Death 23 22 17 16 15 12 11 9 6 6

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Penyakit Name of Disease Septisemia Peny. Jantung / Heart Disease Stroke Peny Radang SSP Sirosis Hepatitis Neoplasma Ganas DM DBD Malaria Penyakit Usus / Intestines Disease

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source : Health Services Section, Health department, Riau Islands Province, 2008

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

94

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Data

dari

Profil

Kesehatan

Data from profile Indonesia

Indonesia tahun 2005, diketahui bahwa Health in year 2005, known that penyakit system sirkulasi merupakan circulation System disease is

penyebab kematian umum nomor satu di general death caused number one Indonesia. Stroke tanpa pendarahan in Indonesia. is Stroke the death with out

merupakan penyebab kematian nomor blooding

caused

satu di RSU di Indonesia tahun 2002 dan number one in general Hospital in penyakit jantung menduduki peringkat Indonesia year 2002 and heart ke-9. Sedangkan hipertensi menjadi disease place at ninth level. While

penyakit terbanyak nomor 7 pada pasien hypertension become number seven rawat jalan di rumah sakit di Indonesia most diseases for non hospitalized tahun 2003. Sementara itu menurut data patients in Indonesia hospital in

WHO, pada tahun 2005, 58 juta (70 %) year 2003. While according to WHO penduduk dunia mengidap penyakit tidak data in year 2005, 58 millions (70%) menular yaitu jantung (30%), diabetes world (26%), paru obstruktif kronis populations have such nonas

(7%), communicable

disease

kanker (12%) dan kecelakaan (9%). Di heart disease (30%), diabetes (20%) Asia Tenggara kematian akibat penyakit Chronics obstructive lungs are (7%), tidak menular diatas sebesar 7.423.000, cancer (12%) and accident (9%). In sedangkan penyakit menular 5.730.000. southeast Asia the death caused non-communicable disease is above 7.423.000, while communicable

disease 5.730.000. Pengamatan akan faktor-faktor Observations about high risks

resiko yang berperan penting dalam which is importance in increasing peningkatan banyaknya kasus penyakit many degenerative disease cases degeneratif ini berkaitan erat dengan relates to daily life style. Society life gaya hidup sehari-hari. Perilaku hidup behavior especially who life in the masyarakat khususnya yang tinggal di city which always calculate time and daerah perkotaan yang sangat tends to choose simple life style to aware life of the impact. need to
95

memperhitungkan waktu dan cenderung need

memilih gaya hidup yang lebih praktis Healthy


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

campaign

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

perlu lebih waspada akan dampak gaya supported

in

increasing

society

hidup praktis tersebut. Kampanye hidup awareness on health life occurs sehat perlu semakin digalakkan untuk health meningkatkan kesadaran masyarakat regular consumes sport and food pattern, from

away

akan perlunya hidup sehat yang antara consumes alcohol and smoke. lain mencakup pola konsumsi makan yang sehat, olahraga rokok yang dan teratur, minuman

menghindari beralkohol.

4.3 Status Gizi Terbebas dari kelaparan dan

4.3 Nutritional Status Free from poverty and

malnutrisi sekaligus mendapat nutrisi malnutrition, and also get good yang baik adalah hak asasi manusia. nutrients Malnutrisi membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan kematian dini. make Pengukuran antropometri untuk disease is the rights. body and Malnutrition to

Human our

susceptible early

died.

mendapat status gizi seseorang telah Anthropometry measurement to get dikenal luas dan terutama dilakukan nutritional status of someone have pada anak-anak. Rendahnya persentase known widely and especially for berat badan terhadap akibat usia children. Lower percentage body

mencerminkan

rendahnya weight to age is describe caused of lower nutrients intake. Three main factors life

komsumsi atau asupan zat gizi saat ini. Tiga faktor utama indeks kualitas

hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan qualities index is education, health, ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat and economics. These factors

kaitannya dengan status gizi masyarakat relates to society nutritional status yang dapat digambarkan terutama pada which is drawn especially on under status gizi anak balita dan wanita hamil. five years nutritional status and Masalah gizi merupakan salah satu pregnant woman. Nutrients problem indikator memotret yang digunakan dalam is one of indicator which is used in

kesejahteraan dan derajat picturing welfare and level of society

kesehatan masyarakat. Masalah gizi health susceptible nutrients problem


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 96

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

yang rentan ditemukan pada segmen found in society segment that is masyarakat yaitu ibu hamil, ibu pregnant woman, breast feeding

meneteki, bayi dan anak balita sehingga mother, babies, and children under indikator ini dipakai untuk mengukur five years old so that this indicator is status gizi masyarakat. Berikut akan used to measure level of society diuraikan indikator status gizi pada bayi health. Follow will describe indicator dengan Berat Badan Lahir Rendah of nutritional status on baby with (BBLR), status gizi balita, status gizi lower born body weight, under five wanita usia subur Kurang Energi Kronis years nutritional status, status

(KEK), Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu chronics energy less of reproductive dan pekerja wanita, dan Gangguan age woman, anemia for mother and Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). woman worker disturbances of less iodine.

4.3.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir 4.3.1 Lower Born Baby Weight Rendah (LBBW) Lower Berat Badan Lahir Born Baby Weight

Rendah (less than 2500 grams) is one of

(kurang dari 2.500 gram) merupakan main influence factors for perinatal salah satu faktor utama yang and neonatal death. LBBW divided

berpengaruh

terhadap

kematian into two categories: LBBW because

perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan of premature and LBBW because of dalam 2 kategori, yaitu BBLR karena infauterine growth retardation. In premature dan BBLR karena intrauterine developing countries most of LBBW growth retardation (IUGR), yaitu bayi with UUGR because of bad

yang lahir cukup bulan tetapi berat nutritional status of mother, anemia, badannya berkembang kurang. banyak Di BBLR negara malaria, and sexual infections

dengan disease before conception or during LBBW together with

IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, pregnancy. anemia, malaria, dan menderita penyakit short

pregnancy which is

caused caused number

menular sexual (PMS) sebelum konsepsi disturbances atau pada saat kehamilan. BBLR perinatal

periods

death

bersama

kehamilan

pendek three in hospital Year 2005 ( Health


97

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

mengakibatkan gangguan yang menjadi Department Republic of Indonesia, penyebab nomor 3 kematian masa 2007). Number of LBBW death

perinatal di rumah sakit tahun 2005 shows that level of society health, (Depkes RI, 2007). Angka kematian bayi babies are easier to get sick and berat lahir rendah (BBLR) mencerminkan even died compare to normal baby derajat kesehatan masyarakat. Bayi-bayi weight born. ini lebih mudah untuk menjadi sakit bahkan meninggal dibanding dengan bayi berat lahir normal. Number of LBBW cases in

Jumlah kasus BBLR di Provinsi Riau Islands Province for year 2007 Kepulauan Riau selama tahun 2007 is 677 babies (2,04%) of 36.956 life sebanyak 677 bayi (2,04%) dari 36.956 born. This number decrease un kelahiran hidup. Angka ini mengalami significantly with number of LBBW in penurunan walau tidak terlalu signifikan year 2006 is 2.20%. Percentage of dengan jumlah BBLR pada tahun 2006 LBBW in Lingga District is 93 cases yang banyaknya 2,20%. Persentase (6.18% of total life born). Then

BBLR terbanyak terdapat di Kabupaten following by Batam City about 541 Lingga dengan jumlah kasus 93 (6,18% cases (2.43% of total life born). dari total kelahiran hidup), kemudian Number of total provinces which low disusul oleh Kota Batam sebanyak 541 category if compare to national kasus (2,43% dari total kelahiran hidup). number from Demography Survey Angka total provinsi tergolong rendah and Indonesia known that proportion jika dibandingkan dengan angka baby of LBBW in year 2002 2003

nasional dimana dari Survei Demografi is 7.6% while LBBW data in the dan Kesehatan Indonesia (SDKI) hospital year 2003 give drawn that

diketahui bahwa proporsi bayi dengan percentage of LBBW babies in the BBLR pada tahun 2002-2003 berkisar hospital nationally at average 13%. 7,6%. Sementara data BBLR di rumah Detail number of distribution LBBW sakit tahun 2002 memberi gambaran according to district/cities can be bahwa persentase bayi BBLR di rumah seen on list enclosure 15. LBBW sakit secara nasional rata-rata sebesar should taken earlier because it is 13%. Rincian distribusi angka kejadian related to baby life which in high risk bayi BBLR menurut kabupaten/kota category, and also relates to baby
98

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

dapat dilihat pada tabel lampiran 15. growth periods in this recent day Bayi BBLR perlu ditangani sedini and for the future. Base upon data

mungkin

karena

selain

menyangkut from health profile of district/cities

hidup si bayi yang tergolong dalam get that percentage of LBBW which resiko tinggi, juga berkaitan erat dengan is handled is about 89.64% from masa pertumbuhan bayi baik pada masa expecting target for100%. LBBW kini maupun di masa mendatang. handling in Lingga District have to

Berdasarkan data dari Profil kesehatan get more attention because scope of Kabupaten/Kota diperoleh data bahwa this handling is still low for 16.08%. persentase bayi BBLR yang ditangani Hope that society and all health masih berkisar 89,64% dari target yang worker can play role actively to diharapkan BBLR di 100%. Penanganan Lingga lebih yang bayi achieve target stated. Scope

Kabupaten perhatian penanganan

perlu distribution about LBBW handling karena can be seen on list enclosure 15. masih

mendapat cakupan

rendah yaitu sekitar 16,08%. Diharapkan masyarakat beserta tenaga kesehatan dapat berperan lebih aktif agar target yang ditetapkan cakupan dapat tercapai. bayi

Distribusi

penanganan

BBLR pada tabel lampiran 15.

4.3.2 Status Gizi Balita

4.3.2

Under

Five

Years

Nutritional Status Status gizi balita merupakan salah Under five years nutritional

satu indikator yang menggambarkan status is one of indicator which tingkat Status kesejahteraan gizi balita perlu masyarakat. drawn level of society welfare.

mendapat Under five years nutritional status periode need to get attention reminds that

perhatian

mengingat

bahwa

umur ini merupakan masa dimana anak this periods is a rapid growth and mengalami perkembangan pertumbuhan yang dan developing brain are formed at this pesat. time. In order growth and developing

Pembentukan otak anak terjadi pada children can be optimum, nutrients


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 99

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

kurun waktu ini. Agar pertumbuhan dan is need to be given. perkembangan secara diberikan perhatian. Pada tahun 2007, berdasarkan hasil penimbangan 95.364 yang di In year 2007, base upon optimal, sangat anak dapat berjalan yang

asupan perlu

gizi

mendapat

dilakukan result of comparison which done to Provinsi 95.364, children under five years old

terhadap

balita

Kepulauan Riau diketahui bahwa balita in Riau Islands Province known that yang mengalami berat badan naik baru which have LBBW increase about berkisar 83.05%, sementara balita yang 83.05%, while children under five berada di bawah garis merah (BGM) years old stay at red line is 1.82% sebanyak menderita 1,82% gizi dan buruk. 0,55% Balita balita and bad nutrition status 0.55%. yang Children under five years old include

termasuk kategori

status gizinya BGM in category of nutritional status red

dan gizi buruk sangat perlu mendapat line and bad nutrients. This category penanganan kekurangan yang gizi serius balita karena should handling seriously because it akan can influence growth of them

pada

menghambat pertumbuhan jasmaninya, physically and the brain according to secara fisik maupun perkembangan otak. WHO malnutrition influenced by

Menurut WHO, terjadinya kekurangan many factors, such as disease gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, infected, infection and consumes yakni terjangkit penyakit, infeksi, dan less nutrition and also less of mother asupan makanan yang secara langsung knowledge about nutrients. Detail berpengaruh terhadap kekurangan gizi. data about under five years

Sementara pola asuh dan pengetahuan nutritional status can be seen on list sang ibu juga salah satu faktor penentu enclosure 16. tidak langsung. Data lebih rinci tentang status gizi balita dapat dilihat pada tabel lampiran 16. Indikator lainnya adalah jumlah kecamatan bebas rawan gizi. Pada Sub Other indicator is number of Districts which free from

tahun 2007 jumlah kecamatan yang nutrients susceptible. In year 2007


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 100

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

bebas rawan gizi baru sebanyak 25 number of Sub Districts which free kecamatan dari 52 kecamatan (48,08%). of susceptible nutrients are 25 sub Angka ini menunjukkan bahwa daerah- districts of 52 sub districts (48.08%). daerah di Provinsi Kepulauan Riau This number shows that regions in Islands Province is still

masih rawan terhadap masalah gizi. Riau Khususnya Kabupaten Natuna

yang susceptible on nutrients problem

menunjukkan bahwa tidak ada satu especially Natuna District shows kecamatanpun yang boleh dikatakan that in all sub districts has a bebas dari rawan gizi. Oleh karena itu susceptible nutrients, the attention perhatian dan kerjasama dari semua and komponen perlu ditingkatkan cooperation need to from all

karena components

increased

masalah gizi mencakup multisektor.

because nutrients is multi sectors problems.

Penanganan balita dengan gizi

Children Under Five Years

buruk di Provinsi Kepulauan Riau tahun Old handling with malnutrition in 2007 mencapai 98,50%. Walaupun Riau Islands Province year 2007

angka ini belum sesuai target tapi hal ini reach 98.50%. Even this number is menunjukkan berupaya keras bahwa untuk pemerintah not a target number but it shows that menangani Government put hard efforts to

masalah gizi balita. Kabupaten yang handling children under five years belum mencapai target penanganan gizi old nutrients problems. The District buruk sampai 100% adalah Kabupaten which havent reach the target

Lingga. Diharapkan untuk tahun-tahun malnutrition handling until 100% yet mendatang target ini dapat dicapai. is Lingga District. Hope that in the Distribusi penanganan gizi buruk next year, this target will achieved.

menurut kabupaten/kota dapat dilihat Distribution of handling malnutrition pada tabel lampiran 24. according to district/cities can be seen on list enclosure 24.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

101

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

4.3.3 Status Gizi Wanita Usia Subur 4.3.3 Nutritional Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Gizi Besi (AGB)

Status

of

Chronics Energy Less of Reproductive Age Woman

Status selama hamil

gizi

ibu

sebelum

dan before

Mother and can

Nutritional during

Status

dapat janin

mempengaruhi yang sedang

pregnancy embryo

pertumbuhan dikandung.

periods

influence

Bila gtatus gizi ibu normal

growth. If the nutritional status of mother normal during pregnancy so the probability of baby birth healthy, enough months and normal baby born weight body. On the other words, quality of baby born is depends on nutritional status of mother pregnancy. before and during

pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu

sebelum dan selama hamil.

Salah satu cara untuk menilai

One of the ways to evaluate

kualitas bayi adalah dengan mengukur quality of the baby is by measuring berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu weight of baby on its birth. A hamil akan melahirkan bayi yang sehat pregnant woman will give birth with bila tingkat kesehatan dan gizinya healthy baby if level of health and

berada pada kondisi yang baik. Namun her nutrients in good condition. But sampai saat ini masih banyak ibu hamil until this recent day many pregnant yang mengalami masalah gizi khususnya women have a nutrient problem gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis especially less nutrients such as (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, chronics energy less and nutrients 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan anemia (Health Department

bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK Republic of Indonesia, 1996). Result dan 51% yang menderita anemia of SKRT 1995 shows that 41% of

mempunyai kecenderungan melahirkan pregnant woman have a chronics bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah less energy and 51% have an (BBLR). anemia tends to give birth with lower baby born weight
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 102

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Ibu hamil yang menderita KEK

Pregnant

woman

with

dan Anemia mempunyai resiko kesakitan chronics less energy and anemia yang lebih besar terutama pada trimester has a high pain especially in three III kehamilan dibandingkan dengan ibu semester of pregnancy compare to hamil normal. Akibatnya mereka normal pregnant women. And the

mempunyai resiko yang lebih besar result is mother has greater risk to untuk melahirkan bayi dengan BBLR, give birth with lower baby born kematian saat persalinan, pendarahan, weight, pasca persalinan yang sulit died at birth, blooding,

karena pasca-birth which weak and easily

lemah dan mudah mengalami gangguan get sick. Baby who born as a lower kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan baby BBLR umumnya kurang born weight generally is

mampu difficult adapt in new environment,

meredam tekanan lingkungan yang baru, so that can cause bad for the growth sehingga dapat berakibat pertumbuhan bahkan pada and developing of the baby, and dan even can disturbance the life. dapat

terhambatnya perkembangan,

mengganggu kelangsungan hidupnya. Ada beberapa cara yang dapat There are many ways used to

digunakan untuk mengetahui status gizi know nutritional status of pregnant ibu hamil antara lain memantau women likes control weight during

pertambahan berat badan selama hamil, pregnancy, measuring upper arm mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), round, measuring Hb concentrate. dan mengukur kadar Hb. Pengukuran Measuring upper arm round is to LILA dimaksudkan untuk mengetahui know whether she is a chronics less mother, while Hb

apakah seseorang menderita Kurang energy Energi Kronis (KEK),

sedangkan measurement is to know mother

pengukuran kadar Hb untuk mengetahui conditions whether she has nutrients kondisi ibu gizi. Anemia adalah suatu kondisi Anemia is one of condition concentrate In of Hb under anemia less iron
103

apakah menderita anemai anemia.

dengan kadar Hb berada di bawah with

normal. Di Indonesia Anemia umumnya normal. disebabkan oleh kekurangan Zat Besi, generally
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Indonesia by

caused

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

sehingga lebih dikenal dengan istilah substances so that known as a Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi ferrum substances anemia. Ferrum anemia is one of

besi merupakan salah satu gangguan deficiency yang paling sering terjadi

selama disturbances which often happen

kehamilan. Kekurangan zat besi dapat during pregnancy. Lack of ferrum menimbulkan gangguan atau hambatan substances can cause disturbances pada pertumbuhan janin baik sel tubuh of embryo growth, body cells and maupun sel otak. Anemia gizi dapat brain cells. Nutrients anemia can

mengakibatkan kematian janin didalam caused death of embryo in the kandungan, BBLR, abortus, cacat bawaan, uterus; abortion, natural physic

anemia hal dan

pada ini

bayi

yang defect, lower baby born weight,

dilahirkan, morbiditas

menyebabkan anemia for the baby born. These all ibu dan cause morbidity and highly. woman, and perinatal For mother death anemia can

mortalitas

kematian perinatal secara bermakna mortality lebih tinggi. menderita Pada ibu hamil yang increase anemia berat dapat pregnant

weight

meningkatkan resiko morbiditas maupun increase morbidity risk and mortality mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan of mother and the baby. Probability melahirkan bayi BBLR dan prematur juga of lower baby born weight is greater. lebih besar. Anemia gizi besi merupakan suatu Iron nutrient anemia is one of

kondisi ibu dengan kadar hemoglobin condition with lower hemoglobin yang rendah. Anemia gizi besi (AGB) concentrate. Iron nutrients anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan for the pregnant woman can cause kematian pada ibu dan bayi. Hal ini death of the baby. This can be dapat dicegah melalui pemberian tablet prevented by giving tablet to add tambah darah (Fe) kepada ibu hamil. blood (Fe) for pregnant woman. Selama kehamilan dianjurkan seorang During ibu mengkonsumsi tablet zat pregnancy periods is

besi suggested that pregnant woman consumes minimum 90

minimal 90 butir. Kekurangan zat besi should dapat menimbulkan gangguan

atau tablet. Lack of iron substances can disturbances of embryo

hambatan pada pertumbuhan janin baik cause

sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi growth, body cell and brain cell.
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 104

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

dapat mengakibatkan kematian janin di Nutrients anemia can caused death dalam kandungan, abortus, cacat of embryo in uterus, abortion,

bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang natural physic defect, lower baby dilahirkan. morbiditas Hal dan ini menyebabkan born weight, and anemia for the ibu dan baby born. This can cause Morbidity Mortality of mother and

mortalitas

kematian perinatal secara bermakna and

lebih tinggi dan kemungkinan melahirkan perinatal death increase highly and bayi BBLR dan prematur juga lebih probability of lower baby born weight besar. Cakupan pemberian tablet zat and premature born is greater. Scope of giving iron

besi (Fe) kepada ibu hamil selama tahun substances tablet (Fe) to pregnant 2007 tercatat dari 42.381 ibu hamil woman during year 2007 noted from sebanyak 82,69% mendapat Fe1, dan 42.381 pregnant woman is 82.69% 71,21% mendapat Fe3. Angka get Fe1, and 71.21% get Fe3.

menunjukkan adanya peningkatan ibu Numbers shows that there is an hamil mendapat Fe1 dan Fe3 increasing of pregnant woman in

dibandingkan dnegan tahun 2006 yang getting Fe1 and Fe3 compare to baru mencapai 82,01% untuk Fe1 dan year 2006 that only reached 82.01% 65,14% untuk Fe3. Masih rendahnya to Fe1 and 65.14% to Fe3. Lower persentase ibu hamil yang mendapat consumes percentage of Fe tablet tablet Fe kemungkinan karena may be because lack of awareness

kurangnya kesadaran dan pengetahuan and knowledge of pregnant woman ibu hamil akan bahaya yang diakibatkan in endanger caused if having

jika ibu hamil menderita anemia. Data anemia. Detail data can be seen on lebih rinci dapat dilihat dalam tabel list enclosure 24. lampiran 24.

4.3.4 Gangguan Akibat Kekurangan 4.3.4 Disturbances Yodium (GAKY) Gangguan Akibat Kurang Yodium Lack of Iodine

Caused

by

Disturbances which caused

atau GAKY adalah sekumpulan gejala by lack of Iodine is a group of yang timbul karena tubuh seseorang symptom which appear because the kekurangan unsur yodium secara terus body lack of iodine substances
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 105

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

menerus dalam jangka waktu yang continuously for long time. Iodine is cukup lama. Yodium adalah mineral mineral which found in natural. yang terdapat di alam, baik di tanah Grounds and water is a micro of maupun di air yang merupakan zat gizi nutrients substances which needed mikro yang diperlukan oleh tubuh by human being to formed tyrosine hormon hormone which the function is to growth of physic and

manusia

untuk

membentuk

Tiroksin yang berfungsi untuk mengatur manage

pertumbuhan dan perkembangan fisik intelligence. Other impact of lack of serta kecerdasan. Dampak lain akibat Iodine is the thyroid glance bigger, kekurangan yodium adalah pembesaran slow cretinism, deaf and dumb. Lack kelenjar kerdil), yodium thyroid, bisu, juga dan kretinisme tuli. (badan of Iodine can cause slow intellectual

Kekurangan development which influence lower

dapat

mengakibatkan level of intelligences. yang

perkembangan

intelektual

terlambat yang berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak menjadi rendah. Indonesia masih menghadapi Indonesia still faces of these

masalah Gangguan Akibat Kekurangan disturbances caused by lack of Yodium (GAKY). Hasil pemetaan tahun Iodine. 2003 meununjukkan bahwa tidak terjadi shows penurunan GAKY bahkan Average that result no in 2003

decreasing

relatif disturbances which caused by lack

meningkat (dari 9,8 % menjadi 11,7%). of Iodine, even increase relatively Di sisi lain juga terjadi perluasan dan (from 9.8% to 11.7%). On the other penyebaran daerah endemik GAKY, side also happen endemic region

tidak saja di dataran tinggi namun juga di disturbances of this case and it dataran rendah dan pantai. Fenomena occurs highland, and along beach ini menunjukkan kalau GAKY dapat land areas. This phenomenon

dikatakan masalah laten yang harus shows that these disturbances have terus menerus dimonitor apabila secara to monitor continuously in order not tidak getting worse. buruknya

berkesinambungan menginginkan keadaan.

bertambah

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

106

Bab IV Pencapaian Program Kesehatan

Masalah masalah yang

GAKY serius

merupakan

Disturbances which caused

mengingat by lack of Iodine is one of serious

dampaknya secara langsung atau tidak problems reminds that its impact langsung mempengaruhi kelangsungan directly or indirectly influences life hidup dan kualitas sumber daya manusia show and human resource quality yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek occurs perkembangan perkembangan kecerdasan, sosial dan 3 aspects: intelligences

aspek aspect, social development aspect, aspek and economics development aspect.

perkembangan ekonomi. Upaya yang Indonesia Government efforts to dilakukan pemerintah Indonesia untuk prevent this disturbances caused by menanggulangi penanggulangan GAKY lack of Iodine are by (1) distributing yaitu dengan melaksanakan (1) distribusi Iodine capsule to all productive kapsul minyak beryodium kepada women (15 49 years old) in heavy

seluruh wanita usia subur (15 - 49 tahun) endemic area and mid endemic as di daerah endemik berat dan endemik short efforts periods, (2) increase sedang sebagai upaya jangka pendek, Iodine consumption salt as a long dan (2) yodisasi garam atau peningkatan efforts periods. konsumsi garam beryodium sebagai

upaya jangka panjang. Walaupun Provinsi Kepulauan Thus Riau Islands Province is

Riau bukan merupakan daerah endemis not an endemic area of disturbances GAKY, namun kewaspadaan akan caused by lack of Iodine, but latent awareness is increased

bahaya laten GAKY tetap ditingkatkan. gender Berbagai program pemerintah

Pusat many central Government program

yang disesuaikan dengan kondisi daerah is fixed to the condition of the region tetap dijalankan di kabupaten/kota untuk of district/cities to anticipate the mengantisipasi melakukan GAKY dengan disturbances caused of lack of peredaran Iodine by controlling distributing of

pemantauan

garam beryodium sampai ke tingkat Iodine salt to the level of the desa. villages.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

107

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN HEALTH RESOURCES SITUATION

Pemekaran Kabupaten/Kota

wilayah maupun

baik Provinsi

Territorial districts/cities directly has

extension even

in

provinces the

secara langsung telah mempengaruhi infrastruktur yang menunjang wilayah yang dimekarkan. Salah satu yang terkena dampaknya adalah sektor

influences

infrastructures which supporting of extended territorial. One of the impact is health sector. Health sector is more focused to increase health level of society. One of effort to reach goal target is Healthy Riau Islands 2010 to increase resources efficiency in of health Islands

kesehatan. Sektor kesehatan banyak difokuskan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu

usaha agar tercapai tujuan "Kepulauan Riau Sehat 2010 adalah meningkatkan efisiensi sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau. Sumber daya kesehatan mencakup sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan sumber

Riau

Province. Health resources include health facilities, public health, and health budgetary sources. Sources provider in number and quality is supported by using it effectively and efficiently will innovate to reach the goal of health

pembiayaan kesehatan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi jumlah dan mutu yang didukung dengan

penggunaan yang efektif dan efisien akan mendorong pencapaian tujuan pembangunan optimal. kesehatan secara

development optimally.

5.1 Sarana Kesehatan

5.1 Health Facilities

Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah satunya ditandai oleh semakin meningkatnya peran

The

fast

of

health

developments fields, one of it signed by more role in increase providing


108

pemerintah dalam penyediaan sarana


Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Government

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

dan

prasarana

kesehatan,

yang

health

facilities

which

aim

to

bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sarana

improve level of public health. Health facility is a supporting in effort to get well health services on individually and society level.

kesehatan merupakan penunjang dalam upaya pelayanan kesehatan baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Sarana kesehatan yang akan diuraikan berikut meliputi puskesmas, rumah

Health facilities will describe later, occurs health center, hospital,

production facilities and pharmacy distribution and health tools.

sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana upaya masyarakat kesehatan (UKBM) bersumber dan institusi

Health effort facilities are sourced from society and institutions of public health education.

pendidikan tenaga kesehatan.

5.1.1 Sarana Kesehatan Dasar Seperti yang tercantum dalam UU kesehatan ayat 56, bahwa sarana

5.1.1 Basic Health Facilities As stated on Health Law articles 56, that the function of health facilities is to do basic health efforts or referal health efforts and or supporting health effort includes as basic health facilities likes health center and its assist, mobile health center and polindes.

kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Yang termasuk dalam sarana kesehatan dasar meliputi puskesmas dan jajarannya (puskesmas pembantu, puskesmas keliling, pos

bersalin desa).

a. Puskesmas Puskesmas pelayanan sebagai kesehatan unit yang mempunyai

b. Health Center Health center as a health services unit which

terinstitusionalisasi

institutionalized and have rights and big role in creating innovation model of health services in the front row. Commitment and

kewenangan dan peranan yang besar dalam menciptakan inovasi model

pelayanan kesehatan di lini terdepan.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

109

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

Komitmen diperlukan meratakan pelayanan

dan untuk

kemauan

sangat

willingness

is

needed quality

to and

meningkatkan/ dan kuantitas dengan

increase/balancing

kualitas

quantity of health services by doing basic revitalization system by expanding effective and

kesehatan

melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan

efficient web in health center. Health center distribution, Sub health center, and Mobile health center according to districts/cities in Riau Islands Province year 2007 can be seen on list 5.1, as follows:

yang efektif dan efisien di puskesmas. Distribusi Pusling Puskesmas, menurut Pustu, dan di

kabupaten/kota

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :

Tabel Table

Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004-2007 5.1 : Number of Health Centers According to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007 Tahun

No.

Kabupaten/ Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang JUMLAH

1 2 3 4 5 6

2004 Non RI RI 3 4 2 5 3 2 0 15 4 5 2 8 4 27

2005 Non RI RI 3 6 3 5 3 3 0 17 3 5 2 8 4 28

2006 Non RI RI 3 6 3 5 3 3 0 17 3 5 2 8 4 28

2007 Non RI RI 3 6 3 11 2 3 1 23 4 5 3 8 3 29

Sumber : Diolah dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004-2007 Source : Managed from Health Profile Of Districts/cities Year 2004-2007

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pemerintah berupaya

From list above can be seen that

terus government keep trying in increasing

meningkatkan

pelayanan

kesehatan health center. This efforts signed by

masyarakat. Upaya ini ditandai dengan building the new health center and the pembangunan baru puskesmas dan juga functions of health center peningkatan fungsi puskesmas from

dari health center without bed to health


110

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

puskesmas

non-rawat

inap

menjadi center with bed. Until year 2007,

puskesmas rawat inap. Sampai dengan number of health center in Riau Island tahun 2007, jumlah puskesmas di Provinsi Province there are about 52 and Kepulauan Riau terdapat sebanyak 52 consists of 23 health center with bed puskesmas yang terdiri dari 23 puskesmas and 29 is health center without bed. rawat inap dan 29 puskesmas non-rawat The improving of health center with inap. Peningkatan fungsi puskesmas bed become relates to geographic of Riau Islands which

menjadi rawat inap berkaitan erat dengan condition

kondisi geografis Kepulauan Riau yang formed archipelago so that limitation berbentuk keterbatasan menyebabkan kepulauan sarana sehingga of transportation facilities will cause akan the late of having health services to dalam society who need it. To anticipating

angkutan

keterlambatan

pemberian pelayanan kesehatan kepada this emergency conditions is needed masyarakat yang membutuhkannya. Untuk fast action, so the efforts of increasing mengantisipasi adanya keadaan-keadaan functions of health center is one of darurat tindakan yang yang sangat cepat, membutuhkan innovation to increase society access maka upaya to health services.

peningkatan fungsi puskesmas merupakan inovasi untuk meningkatkan terhadap akses

masyarakat kesehatan. Dalam pelayanan mempunyai

pelayanan

melaksanakan kesehatan, jaringan yaitu

fungsi

In increasing function of health health center has net

puskesmas services,

puskesmas working that is sub health center and mobile health center. The and

pembantu dan juga puskesmas keliling. also Peranan puskesmas puskesmas keliling ini pembantu sangat

dan function of sub health center

besar mobile health center is very big

khususnya untuk menjangkau masyarakat especially to reach the society who yang tinggal agak jauh dari puskesmas. live far away from health center. On Pada tabel berikut dapat dilihat distribusi this following list can be seen health puskesmas, puskesmas pembantu dan center distribution, sub health center , puskesmas keliling di Provinsi Kepulauan and mobile health center in Riau Riau tahun 2007. Islands Province year 2007.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

111

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

Tabel Table

Distribusi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Puskesmas Keliling (Pusling) di kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 5.2 : Distribution of Health Center, Sub Health Center, and Mobile Health Center in Districts/Cities Riau Islands Province Year 2007
PUSKESMAS Health Centre RI NON-RI JML With Without Total Bed Bed 3 3 11 2 3 1 23 6 4 5 3 8 3 29 9 7 16 5 11 4 52 3.73 PUSTU SubHealth Centre 35 32 63 38 43 12 223 4.29 PUSLING Mobile Health Centre DARAT Land 2 13 8 2 26 6 57 LAUT Sea 15 3 5 2 14 0 39 JML Total 17 16 13 4 40 6 96 1.85

NO.

KAB/KOTA District/City

1 2 3 4 5 6

Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

PROVINSI (Province) RASIO (Ratio)

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source : Health Service Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk rasio yaitu puskesmas 3,73 per

On the list above can be seen

terhadap that health center ratio to population 100.000 is 3,73 per 100.000 people, this case

penduduk, hal ini berarti satu puskesmas means that health center services melayani rata-rata 27.440 penduduk. Jika 27.440 people averagely. If seen from dilihat rasio puskesmas dengan penduduk, health center ratio with the population menunjukkan adanya peningkatan shows that there is an increasing

dibandingkan dengan tahun 2006 dimana compare in year 2006 where the ratio rasio puskesmas terhadap penduduk of health center to population is 3,23

sebesar 3,23 per 100.000 penduduk. Bila per 100.000 people. If we seen by dilihat secara angka, maka tampak bahwa number, shows that the needed of kebutuhan puskesmas telah terpenuhi health center is suit to new health sesuai dengan ketetapan Depkes yang department statement that is 1 (one) baru yaitu 1 (satu) puskesmas melayani health center serve 27.000 people, 27.000 penduduk, tapi bila dilihat secara but if we seen on geographically

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

112

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

geografis dimana Provinsi Kepulauan Riau where

Riau

Islands so the

Province stigma

is is

yang berbentuk kepulauan maka hal ini archipelago,

sangat terkendala oleh jarak dan sarana transportation facilities and range of transportasi. Sehingga akses ke sarana area. So that health services access pelayanan kesehatan menjadi sulit dan in the area is difficult and need to tetap diperlukan penambahan sarana increase reached services facilities

pelayanan yang terjangkau dan mudah and easily accessed. diakses masyarakat kepulauan. Puskesmas pembantu (pustu) The sub health center

mengalami pertambahan dari 184 unit increasing from 184 units in year pada tahun 2006 menjadi 223 unit pada 2006 become 223 units in 2007. Sub tahun 2007. Rasio pustu per puskesmas health center ratio per health center is adalah 4,29 artinya pelayanan tiap 4.29 means services of every health

puskesmas dibantu oleh 4 buah pustu. center assisted by 4 sub health Ketersediaan puskesmas keliling (pusling) center. Providing mobile health center sangat memegang peranan penting dalam hold an importance role in increasing peningkatan akses masyarakat terhadap society access to health services pelayanan kesehatan khususnya menjangkau daerah-daerah sulit untuk especially to reach the difficult and un dan reach region. If in year 2006 only

terpencil. Jika pada tahun 2006 hanya have 79 units and in year 2007 terdapat 79 unit, namun selama tahun become 96 units that consists of 57 2007 terjadi penambahan jumlah menjadi units of land mobile health center and 96 unit yang terdiri dari 57 unit pusling 39 units of sea mobile health center. darat dan 39 unit pusling laut. Rasio Mobile health center ratio to health pusling terhadap Puskesmas adalah 1,85 center is 1,85 units that means every yang berarti setiap Puskesmas telah health center has 1 2 units of mobile health center.

memiliki 1-2 unit Pusling.

5.1.2 Sarana Kesehatan Rujukan

5.1.4 Referal Health Facilities

Rumah kesehatan

sakit

sebagai perlu

sarana

Hospital as a referal health need that to get to attention. evaluate

rujukan

mendapat facilities

perhatian. Indikator yang digunakan untuk Indicators

used

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

113

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

menilai perkembangan sarana rumah sakit developing of hospital facilities are by antara lain dengan melihat perkembangan looking developing of maintaining fasilitas perawatan yang biasanya diukur facilities which measured by number dengan jumlah rumah sakit dan tempat of hospital and beds and also ratio to tidurnya serta rasionya terhadap jumlah number of population. penduduk. Pada tahun 2007, di Provinsi In year 2007, Riau Islands

Kepulauan Riau terdapat 21 rumah sakit Province has 21 hospital detailed 7 dengan rincian 7 rumah sakit pemerintah, government hospitals, I BUMN

1 rumah sakit BUMN, 2 rumah sakit TNI, hospital, 2 TNI ( Army) hospitals, and dan 11 rumah sakit swasta. Pada tahun 11 private hospital. In year 2007, 2007, terdapat penambahan 2 rumah sakit adding 2 referal hospitals that is rujukan yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Natuna District General Hospital and Kabupaten Natuna dan Rumah Sakit TanjungUban General Hospital which Umum Tanjunguban yang dibangun established by Riau Islands Province

Provinsi Kepulauan Riau yang terletak di at the Bintan District area. kawasan Kabupaten Bintan. Setelah Kepulauan Ekonomi ditetapkannya sebagai (Spesific Propinsi After declaring as that a Riau

Riau Khusus

Kawasan Islands

Province

Specific

Economy Economy Zone, estimated that more

Zone), diperkirakan akan banyak tenaga foreign worker and national workers kerja asing maupun tenaga kerja nasional will work in Riau Islands especially yang bekerja di Kepulauan Riau Batam, Bintan and Karimun.

khususnya Batam, Bintan dan Karimun. International hospital is needed. Base Kebutuhan berstandart diperlukan. akan rumah sakit yang on that case regional government of sangat Riau Islands Province in this recent tersebut days is building Referal Hospital in

internasional Berdasarkan hal

pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Province level in our capital province Riau saat ini sedang membangun RS is Tanjungpinang. Hospital building is Rujukan Tingkat Propinsi di ibukota done by multiyear system with

propinsi yaitu Tanjungpinang. Bangunan regional spending government budget rumah sakit dikerjakan dengan sistem about 132 billions consists of 8 tahun jamak menggunakan anggaran storages at more than 30.000 m2 and

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

114

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

APBD sebesar 132 Milyar terdiri atas will finish on December 2009. delapan 30.000 lantai m2 dan seluas lebih kurang akan pada selesai bulan

pembangunannya Desember 2009. Indikator sarana

cakupan

ketersediaan

Providing scope indicators of

pelayanan

kesehatan

rujukan referal health facilities is done by

dilakukan dengan melihat rasio tempat looking ratio of hospital beds per tidur rumah sakit per 100.000 penduduk. 100.000 people. Number of beds in Jumlah tempat tidur di sarana pelayanan referal of health services facilities kesehatan rujukan Provinsi Kepulauan Riau Islands Province in 2007 can be Riau tahun 2007 dilihat pada tabel seen on list enclosure 63.

lampiran 63.

5.1.3 Sarana Produksi dan Distribusi Farmasi dan Alat Kesehatan

5.1.5 Production facilities and Pharmachy Distribution and Health Equipments

Dalam rangka menjamin tersedianya

In guarantee the providing of of

obat dan perbekalan kesehatan dengan medicines and supplies kinds

jenis dan jumlah yang cukup sesuai health and suitable number of reality kebutuhan nyata masyarakat yang need society which needed in building

diperlukan dalam pembangunan bidang health fields have been done many kesehatan telah dilakukan berbagai upaya efforts such as increasing pharmacy diantaranya peningkatan sarana installation supporting facilities.

penunjang instalasi kefarmasian. Instalasi adalah farmasi sarana kabupaten/kota distribusi yang obat

Pharmacy installation of districts/cities (IFK) (IFK) is medicine distribution facilities dan and health supplying as a function

perbekalan

kesehatan

berfungsi distributing the medicines to services untuk basic health and medicines programs

mendistribusikan

obat-obatan

pelayanan kesehatan dasar (obat PKD) to health center in its territorial, While dan program (obat program) di ke province installation pharmacy has an

puskesmas-puskesmas sedangkan instalasi

wilayahnya, activity as a assistant in guarantee provinsi supplying of medicines and

farmasi

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

115

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

mempunyai kegiatan sebagai pelengkap equipment

tools

in

districts/cities

untuk menjamin ketersediaan obat-obatan (buffer stock). For the whole there are dan alat kesehatan di kabupaten/kota units of pharmacy installations in Riau (buffer stock). Secara keseluruhan Island Provinces which consists of 6 installations and 1 in province Pharmacy

terdapat 7 unit instalasi farmasi di Propinsi pharmacy Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 instalasi districts/cities farmasi kabupaten/kota dan 1 instalasi pharmacy

installation.

farmasi provinsi. Distribusi sarana farmasi facilities of distribution in Riau Islands di Kepulauan Riau pada tahun 2007 dapat Province year 2007 can be seen on dilihat pada table berikut : following list :

Tabel Table

Distribusi Sarana Farmasi di Kepulauan Riau Tahun 2007 10 : Distribution of Pharmacy Facilities in Kepulauan Riau Year of 2007
S A R A N A F A R M A S I (P h a rm a c y F a c ilitie s ) T oko O bat In s ta la s i B e rizin PBF F a rm a s i A p o tik D ru g s to re P A K P h a rm a c y P h a rm a c y P h a rm a c y h a s lic e n c e S u p p lie r In s ta la tio n 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 * 0 0 1 17 8 1 2 64 24 0 116 47 27 0 9 176 49 0 308 1 0 0 0 9 0 0 10

N o.

K A B ./K O T A D is tric t/C ity

Sub PAK 0 4 1 0 14 8 0 27

1 2 3 4 5 6 7

K a rim u n B in ta n N a tu n a L in g g a B a ta m T a n ju n g p in a n g P ro vin s i T O T A L T o ta l

Sumber : Seksi Farmamin, Dinkes Prov. Kepulauan Riau, 2007 Source : Pharmacy Section, Health Department, Riau Islands Province, 2007

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sarana farmasi that

On the list above can be seen most of pharmacy in Batam facilities City.

terkonsentrasi di Kota Batam. Seperti concentrated

apotik sebanyak 64 apotik (55 %) sarana Pharmacies facilities about 64 units berada di Kota Batam. Demikian juga (55%) in Batam City. And also halnya dengan toko obat berizin dan registered medicines store and

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

116

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

PAK/Sub-PAK sebagian besar terdapat di PAK/Sub-PAK are in geater number Kota Batam. in Batam City.

5.1.6 Sarana

Upaya

Kesehatan 5.2.1 Health

Efforts

Facilities

Bersumber Masyarakat (UKBM)

Sourced Society

Salah Departemen

satu

strategi dalam

utama

One of main strategy of Health in creating health

Kesehatan

upaya department

mewujudkan visi Depkes yaitu masyarakat department vision that is autonomous yang mandiri untuk hidup sehat adalah society to live healthy is moving and menggerakkan dan memberdayakan affording society to live healthy. Role

masyarakat untuk hidup sehat. Peran of society is needed in achieving serta masyarakat sangat diperlukan dalam target pencapaian target pembangunan society of health building. in Some

participations

realizing

kesehatan. Beberapa wujud partisipasi development sectors of health such masyarakat dalam pembangunan di sektor as by doing Posyandu activities, kesehatan antara lain melalui kegiatan Polides, Toga ( family medicines Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin garden), POD, Pos UKK, Alert village,

Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), village health post, and so on. POD (Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja), Desa siaga, Pos Kesehatan sebagainya. Kegiatan posyandu merupakan satuPosyandu activities is the only Desa (Poskesdes) dan

satunya kegiatan yang terus dipantau dan activity that control and gathered dibina. Upaya kesehatan bersumberdaya continuously. Efforts of society with masyarakat lainnya seperti TOGA, POD other sourced likes TOGA, POD or ataupun Pos UKK mengalami stagnasi UKK post has stagnant. This is (kurang berkembang). Hal ini disebabkan caused by lack of society awareness karena masih kurangnya kepedulian follow by an adequate budget to build

masyarakat disertai dengan pembiayaan UKBM. Therefore, implementation of untuk jenis UKBM belum memadai. Oleh this activity is need to get optimum karena itu, pelaksanaan kegiatan ini perlu attention from each health program

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

117

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

mendapat perhatian yang optimal kembali manager. dari masing-masing pengelola program kesehatan. Jumlah Posyandu pada tahun 2007 di Kepulauan Riau tercatat sebanyak 980 in Number of Posyandu year 2007 Riau Islands notes that at 980

posyandu, terjadi peningkatan sebesar posyandu,

increasing

5.61%

5,61% dibanding tahun 2006. Sebagian compare in 2006. Most of posyandu besar posyandu yang ada masih tergolong in pratama posyandu category and dalam kategori Posyandu Pratama dan madya posyandu. If we seen from Posyandu Madya. Dilihat dari segi quantity point of view, number of

kuantitas, jumlah Posyandu di Provinsi posyandu in Riau Islands Province is Kepulauan Riau sudah memadai. Namun adequate. But in quality point of view dari segi kualitas masih harus ditingkatkan is still need to improve by most of melihat masih banyaknya Posyandu pada posyandu in pratama and madya tingkatan Pembinaan, Pratama penyegaran dan Madya. level. Guidance, cadet refreshing, and dan review of posyandu equipment is

kader,

peninjauan kembali kelengkapan peralatan need to be done, so that number of Posyandu perlu dilakukan sehingga jumlah Posyandu Purnama and Mandiri ( Posyandu meningkat. Program baru yang diluncurkan New programs of Health Purnama dan Mandiri Autonimous ) increase.

Depkes dalam upaya untuk mencapai Department in achieving target of target Indonesia Desa Sehat Siaga. 2010 adalah Healthy Indonesia 2010 is Alert

program

Program

ini Village programs. These programs is

bertujuan meningkatkan pengetahuan dan to improve knowledge and society kesadaran masyarakat akan pentingnya awareness about how importance of kesehatan, meningkatkan kemampuan health, improving affordable and

dan kemauan masyarakat desa menolong awareness of villagers in helping dirinya sendiri di bidang kesehatan, themselves in health fields, increasing dan awareness and readiness of villagers

meningkatkan

kewaspadaan

kesiapsiagaan masyarakat desa sehingga so that society can know many risks masyarakat dapat mengetahui berbagai and risiko dan bahaya yang danger which likes cause disaster health and

dapat disturbances,

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

118

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

menimbulkan

gangguan

kesehatan, endemic. By this program, village health hoped can

seperti bencana dan wabah penyakit. environment Dengan lingkungan program desa ini,

kesehatan increase. Number of alert village in bisa Riau Islands Province in year 2007 is

diharapkan

meningkat. Jumlah Desa Siaga yang 11 villages of 326 villages/political terealisasi terbentuk di Kepulauan Riau district administration (35.89%). Detail pada tahun 2007 adalah sebanyak 117 data about number of UKBM in Riau desa dari 326 desa/kelurahan yang ada Island Province refers to

(35,89%). Data lebih rinci tentang jumlah districts/cities can be seen on list UKBM di Provinsi Kepulauan Riau enclosure 62.

menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 62.

5.1.7 Institusi Kesehatan

Pendidikan

Tenaga 5.2.2 Education

Institution

of

Health Manpower Education institution role of

Peranan institusi pendidikan tenaga kesehatan menyediakan sangat tenaga penting kesehatan

dalam health manpower are very importance baik in supplying health manpower in and quality. Government of health

secara jumlah maupun kualitas. Institusi number pendidikan pemerintah Kepulauan Politeknik Sampai tenaga yang Riau kesehatan ada masih di milik education

institution

Provinsi manpower in Riau Islands Province is yaitu only one that is Health Politeknik of

satu

Kesehatan Tanjung Pinang. Tanjungpinang. Until this recent day saat ini, kepada untuk institusi ini masih this institution is under Riau Province. Riau. While for the health manpower

menginduk Sementara

Provinsi

institusi

pendidikan education institution by private sector

tenaga kesehatan oleh pihak swasta ada there are 7, and there is no Health 7, sedangkan Balai Pelatihan Kesehatan Training Center yet. Improving quality belum ada. Peningkatan kualitas tenaga of health manpower in health services kesehatan di sarana pelayanan kesehatan facilities is facilitated by Province

difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Health Province and districts/cities. dan Kabupaten/Kota.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

119

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

Penyelenggaraan kesehatan selain

pendidikan

Implementation is also

of

health

tanggung

jawab education

government private sector

pemerintah, pihak masyarakat (swasta) responsibility

juga berperan aktif dengan mendirikan actively participated in establishing universitas/akademi yang mempunyai university/academic which has major health fields. Establishing

jurusan di bidang kesehatan. Pendirian in universitas/akademi bidang

kesehatan university/academic in health field

masih terfokus pada daerah kota seperti focus to city region likes Batam and Kota Batam dan Tanjung Pinang. Jurusan Tanjungpinang. The major field is yang dimiliki masih terbatas pada akademi limited for nursing academic. Untill perawat dan akademi kebidanan. Sampai this recent days there are institutions saat ini terdapat 7 institusi pendidikan of health manpower by private

tenaga kesehatan oleh pihak swasta yaitu sectors that is Tanjungpinang City; di Kota Tanjungpinang terdapat STIKES Hangtuah STIKES and Midwifery

Hang Tuah dan Akademi Kebidanan, di Academic, in Batam City: Batam Kota Batam terdapat Universitas Batam, University, Akademi Kebidanan Putra Jaya Mandiri, Midwifery Akademi Analis Kimia Putra Jaya Mandiri, Mandiri Akademi Perawat Mitra Bunda, dan di Academic, Kabupaten Karimun. Karimun terdapat Putra Jaya Mandiri Jaya

Academic, Chemistry Mitra

Putra

Analyzes Nursing

Bunda

STIKES Academic, and In Karimun district is STIKES Karimun.

5.2

Tenaga Kesehatan

5.3

Health Manpower

Optimalisasi pelayanan kesehatan tidak hanya tergantung pada kelengkapan not

Optimum Health Services is only depends on adequate

sarana dan prasarana namun juga harus facilities but also must supported by didukung oleh kapasitas sumber daya capacity manusianya. Ketersediaan of human resources.

tenaga Supplying of health manpower in and number is one of

kesehatan baik secara jumlah maupun kinds

jenisnya merupakan suatu hal yang wajib importance things to create achieving dipenuhi tercapainya untuk dapat mewujudkan developing in health fields. Number of di bidang health manpower in Riau Islands

pembangunan

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

120

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

kesehatan. Terjadi peningkatan jumlah Province ketenagaan Kepulauan kesehatan di

from

year

to

year

is

Provinsi increase. In 2006 health manpower in

Riau dari tahun ke tahun. Riau Islands Province about 3.530

Pada tahun 2006 tenaga kesehatan di people become 3.545 people in 200. Kepulauan Riau berjumlah 3.530 orang Picturing about kinds and percentage meningkat menjadi 3.545 orang pada of health manpower in Riau Islands tahun 2007. Gambaran jenis dan Province year 2007 can be seen on

persentase tenaga kesehatan di Provinsi pictures 5.1, as follows : Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut : Distribusi Tenaga Kesehatan di Kepulauan Riau Tahun Gambar
Pictures

5.1

: 2007 Percentage Kinds of Health Manpower In Riau Islands Province 2007

5% 2% 5%

2% 3%

17%

66%
Medis Peraw at/Bidan Farmasi Gizi Teknis Medis Sanitasi Kesmas

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

121

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

5.3.1 Tenaga Medis

5.3.1 Medical Manpower

Pada tenaga berbagai kesehatan di

tahun yang

2007,

jumlah

In year 2007, number of services

medis

melayani

di medical manpower in many services

sarana Provinsi

pelayanan facilities in Riau Islands Provinces Kepulauan about 600 personnel. Detail

Riau berjumlah 600 personel. Rincian manpower base upon its unit territory tenaga berdasarkan unit kerjanya which spread over in its works unit, as yang tersebar di unit kerja sebagai follows: berikut : Dokter spesialis sebanyak 155 (2 orang di puskesmas, 149 RS, 4 sarana kesehatan lain). Dokter umum sebanyak 350 orang (186 orang di Puskesmas, 115 orang di RS, 31 orang di sarana kesehatan lain (rumah sakit Specialist doctor are 166 ( 2 doctors in health center, 149 in hospitals, facilities) General doctors are 350 people (186 doctors in Health center, 115 doctors in hospitals, 31 doctors in others health facilities such as private hospital, Medicines 4 others in health

swasta, Balai Pengobatan, BTKL, KKP), 18 orang di dinas

kesehatan). Dokter gigi sebanyak 102 orang (70 orang di puskesmas, 25 orang di RS, 2 orang disarana

centers, BTKL,KKP, 18 doctors in health department. Dentists dentists are in 102 health people( center, 0 25

kesehatan lainnya dan 5 orang di dinas kesehatan). Dokter orang. keluarga sebanyak 36 -

doctors in hospital, 2 doctors in other health facilities and 5

doctors in health department). Family doctors are 36.

Rasio keseluruhan

tenaga

medis

secara

The whole Ratio of medical

terhadap

100.000 manpower to 100.000 people is 19

penduduk adalah 19 per 100.000, per 100.000, by detail ratio according dengan rincian rasio menurut jenis to kinds of manpower are specialist ketenagaan yaitu rasio dokter doctors 11 per 100.000 people,

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

122

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

spesialis 11 per 100.000 penduduk, general

doctors

ratio

is

25

per

rasio dokter umum 25 per 100.000 100.000 people, dentists ratio is 7 per penduduk, rasio dokter gigi 7 per 100.000 people. For the whole this 100.000. Secara keseluruhan data ini data shows there is an increasing in menunjukkan rasio tenaga adanya peningkatan health manpower ratio to number of terhadap people if compare to number of health

kesehatan

jumlah penduduk jika dibandingkan manpower in last year. dengan jumlah tenaga kesehatan pada tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan target If compare to achievement

pencapaian IIS 2010, nampak bahwa target of IIS 2010, shows that ratio of rasio untuk tenaga dokter spesialis specialist health manpower and

dan dokter umum telah mencapai general manpower has reach target target (dokter spesialis 2 per 100.000 (Doctor specialists are 2 per 100.000 penduduk, 100.000 dokter umum namun 6 per people, general doctors are 6 per rasio 100.000 people), but ratio of dentists

penduduk),

dokter gigi belum mencapai target havent reach the target ( dentists are (dokter gigi 11 per 100.000 11 per 100.000 people). The highest of specialist doctors to

peududuk). Tingginya rasio dokter ratio

spesialis terhadap penduduk seolah- population shows that Riau Islands is olah menunjukkan bahwa Kepulauan above target, but in this case is need Riau sudah jauh melebihi target, to remind that most of specialist namun hal ini perlu disingkapi dengan doctors are part time manpower kenyataan bahwa sebagian besar which generally come from Java dokter spesialis merupakan tenaga Islands. Other problem is almost all paroh waktu (part timer) yang pada the specialist doctors concentrated in umumnya berasal dari daerah Pulau Batam City. Detail data can be seen Jawa. Permasalahan lainnya adalah on enclosure list 55. hampir seluruh dokter spesialis

terkonsentrasi di Kota Batam. Data terinci dapat dilihat pada lampiran tabel 55.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

123

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

5.3.2 Tenaga Perawat dan Bidan

5.3.2 Nurses Midwife

Ketersediaan tenaga perawat

Nurse manpower providers and

dan bidan khususnya untuk daerah specialist midwifery in hinterlands terpencil memberikan diharapkan pelayanan dapat hoped kesehatan services that and giving help basic normal health birth.

dasar dan pertolongan persalinan Number of nurses and midwifes in normal. Jumlah tenaga perawat dan 2007 are 2.33 people. By ratio of bidan pada tahun 2007 yaitu nurses are 123 per 100.000 people.

sebanyak 2.337 orang, dengan rasio While ratio of midwifes are 41 per tenaga perawat yaitu 123 per 100.000 100.000 people. If compare to IIS penduduk, sementara rasio tenaga target 2010, where target of ratio bidan yaitu 41 per 100.000 penduduk. nurses and people is Bila dibandingkan dengan 117.5 per

target 100.000 people so Riau Islands has

pencapaian IIS 2010, dimana target reach the target but this case is need rasio perawat dan penduduk sebesar to review reminds give not all

117,5 per 100.000 penduduk maka districts/cities Kepulauan Riau telah

complete

mencapai information. Different with midwifes

target namun hal ini juga masih perlu that target of 2010 is 10 per 100.000 dikaji kembali mengingat belum people shows that number of

semua kabupaten/kota memberikan midwifes in Riau Islands Province is informasi yang lengkap. Lain halnya far away. Detail clearly can be seen dengan tenaga bidan dimana target on enclosure list 58. 2010 adalah 10 per 100.000

penduduk menunjukkan jumlah bidan di Kepulauan Riau masih sangat jauh dari target. Untuk lebih jelas data terinci dapat dilihat pada lampiran tadel 58. Tuntutan tenaga seiring zaman kesehatan keprofesionalan semakin Professional demands for health

tinggi manpower are higher as modern

perkembangan dan tuntutan

kemajuan developing era and society needs. kebutuhan One of form of professional

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

124

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

masyarakat. penilaian

Salah

satu

bentuk increasing evaluation can be seen on

peningkatan level of education. Detailed according dapat dilihat Jika dari to level of education can be seen that dirinci 1.756 nurses manpower of School 432 still found Education (25%).

keprofesionalan tingkat

pendidikan.

menurut tingkat pendidikan dapat graduated dilihat dari 1.756 tenaga perawat Nurses masih ditemukan 432 tamatan orang are

people

SPK Meanwhile, from 581 midwifes found (25%). that most of them (5%) are graduated

sebanyak

Sementara itu untuk tenaga bidan from D1 midwifery. dari 581 bidan ditemukan bahwa sebagian besar bidan (57%)

merupakan lulusan D1 bidan. Dalam kemampuan upaya dan peningkatan In effort of increasing skill and resources to implement professionalism training and

profesionalisme human

sumber daya manusia kesehatan need perlu dilaksanakan kepada pelatihan para

dan education of health manpower so that

pendidikan

tenaga can fulfill standard of educations

kesehatan sehingga dapat memenuhi which stated by Health Department standar pendidikan yang telah Republic of Indonesia, that is D3.

ditentukan oleh Depkes RI yaitu minimal D3.

5.3.3 Tenaga Farmasi

5.3.3 Pharmacy Health

Pada tahun 2007 jumlah tenaga

In

year

2007

number

of

kefarmasian berjumlah 173 orang pharmacy manpower are 173 people dengan rincian Apoteker sebanyak 40 with detail; pharmacists are 40

orang, S1 Farmasi 15 orang, D3 people, pharmacist graduated of S1 is Farmasi Apoteker tenaga 29 89 farmasi orang orang. dan Asisten 15 people, pharmacist graduated of

Persentase D3 is 29 people, and pharmacist jumlah assistants are 89 people.

terhadap

seluruh tenaga kesehatan adalah 4,5 Percentages of pharmacist manpower %. Berdasarkan unit kerja dapat to the whole number of health

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

125

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

dilihat

bahwa

tenaga

farmasi manpower are 4.5%. Base upon work

sebagian besar bekerja di sarana units can be seen that most of rumah sakit (57%) dan di puskesmas pharmacy manpower work in hospital (24%), lainnya di Dinas Kesehatan facilities (57%) dan sarana kesehatan lainnya. Rasio center (24%), and others in in health Health

tenaga farmasi di Kepulauan Riau department and other health facilities. adalah 12,12 per 100.000 penduduk. Ratio of pharmacy manpower in Riau Angka ini menunjukkan tenaga bahwa Islands is 12.12 per 100.000 people. di This number shows that supplying of

ketersediaan

farmasi

Kepulauan Riau masih sangat jauh pharmacy manpower in Riau Islands dari target IS 2010 yaitu 100 per is still far from IIS target 2010 that is 100.000 penduduk. Berdasarkan 100 per 100.000 people. Base upon

jenjang pendidikan yang ditamatkan level of graduated education seen terlihat bahwa sebagian besar tenaga that most of pharmacy is graduated farmasi merupakan lulusan asisten from Pharmacist Assistant (D1) are apoteker (D1) yaitu sebanyak 51,4 % 51.4% while S1 are 32%. To

sementara lulusan S1 dan apoteker increasing the capacity of health sebanyak 32 %. Untuk peningkatan manpower need to be done many kapasitas tenaga kesehatan perlu supplying knowledge through training dilakukan berbagai pembekalan and education.

pengetahuan melalui pelatihan dan pendidikan.

5.3.4 Tenaga Gizi

5.3.4 Nutritionist

Jumlah tenaga gizi di Provinsi Kepulauan Riau tahun

Number of Nutritionist in Riau

2007 Islands Province year 2007 is 84

sebanyak 84 orang yang tersebar di people which spread over in many berbagai unit kerja yaitu 34 orang di working units that is 34 people in puskesmas, 34 orang di rumah sakit health center, 34 people in hospitals dan 16 orang di dinas kesehatan. and 16 people in health department. Berdasarkan terakhir tingkat bahwa pendidikan Base upon last level of education sebagian shown that most of Nutritionist

terlihat

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

126

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

besar tenaga gizi merupakan tamatan graduated from D3 of nutrients (70%), D3 gizi (70 %), sementara tamatan while graduated from S1 only 3.57%. S1 hanya 3,57%. Pembekalan dan Supplying and increasing knowledge peningkatan pengetahuan perlu terus need to implement to increase afford dilaksanakan kemampuan tenaga gizi untuk dan meningkatkan and professionalism of Nutritionist by profesionalisme reminds that role of Nutritionist are peranan integrated by other health services

mengingat

tenaga gizi adalah bagian yang tidak succeeding. dapat terpisahkan dengan

keberhasilan pelayanan kesehatan lainnya.

5.3.5 Tenaga Teknis Medis

5.3.5 Medical Manpower

Techniques

Tenaga teknis medis meliputi

Medical techniques manpower

tenaga analis laboratorium, teknik include laboratory analysts, medical elektro medis penata dan penata rontgen, electro dan techniques, and roentgen and

anestesi

fisioterapi. manpower,

anesthesia

Tugas dan fungsi tenaga teknis medis physiotherapy. Tasks and functions of ini memegang peranan penting dalam these medical manpower hold an penyelenggaraan kesehatan setelah baik sebelum pelayanan importance role in implementing

maupun health services,

before and after

tindakan

pelayanan health services acts. In year 2007, of medical techniques

kesehatan. Pada tahun 2007, jumlah number tenaga teknis medis di

Provinsi manpower in Riau Islands Province

Kepulauan Riau berjumlah 173 orang are 13 people which spread over in its yang tersebar di unit kerja sebagai working units, as follows : berikut : 38 orang di puskesmas/pustu, 124 orang di rumah sakit, 11 orang di dinas kesehatan. 38 people in health center/sub health center 124 people in the hospitals 11 people in health department.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

127

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

5.3.6 Tenaga Sanitasi

5.3.6 Sanitarian

Jumlah Kepulauan

tenaga Riau

sanitasi tahun

di

Number of sanitarian in Riau

2007 Islands Province year 2007 are 85 with ratio If is 5.96% compare per to

sebanyak 85 orang dengan rasio people sebesar 5,96 % per 100.000 100.000

people.

penduduk. Bila dibandingkan dengan achievement target of IIS 2010 so the target pencapaian IIS 2010 maka number of sanitarian is less reminds jumlah tenaga sanitasi masih sangat that target number is 40 per 100.000 dibutuhkan mengingat target yang people. diharapkan adalah 40 per 100.000 penduduk. Berdasarkan distribusinya Base upon distribution known

diketahui bahwa 44% tenaga sanitasi that 44% of sanitarian works in Health bekerja di unit puskesmas, di dinas center units, 35.29% in health

kesehatan 35.29%, dan sisanya di department, and the rest are in unit rumah sakit dan sarana hospital units and other health

kesehatan lainnya. Data lebih rinci facilities. Detail data can be seen on dapat dilihat pada lampiran tabel 58. enclosure list 58.

5.3.7 Kesehatan Masyarakat

5.3.7 Public health

Jumlah masyarakat

tenaga baik pada

kesehatan

Number of public health in S1 or

jenjang S2 level of education in Riau Islands is 93 people.

pendidikan S1 maupun S2 kesehatan Province year 2007

masyarakat di Provinsi Kepulauan Distributing of this working units, as Riau tahun 2007 berjumlah 93 orang. follows : Sebaran unit kerja kesehatan

masyarakat sebagai berikut : - 7 orang di unit puskesmas, - 17 orang di unit rumah sakit, - 1 orang di sarana kesehatan lainnya 7 people in unit of health center 17 people in unit of hospitals, 1 people in other health facilities

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

128

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

68 orang di unit dinas kesehatan.

68 people in health department

Secara tenaga

keseluruhan di

jumlah

Whole number of public health

kesehatan

Provinsi manpower in Riau Islands Province

Kepulauan Riau tahun 2007 baik year 2007, in medical and para medis maupun paramedis sebanyak medical are 3.545 people. Absolutely 3.545 orang. Secara absolut jumlah this number increase compare to ini bertambah dibandingkan dengan number of public health manpower in jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2006 that are 3.530 people. The most 2006 yang berjumlah 3.530 orang. public health manpower are nurses Tenaga kesehatan yang paling and midwife are 2.33 people

banyak yaitu tenaga perawat dan (65.92%). bidan yaitu berjumlah 2.337 orang (65,92%). Beberapa permasalahan yang dirasakan berkaitan erat dengan health Many problem faces relates to human resources that is

sumber daya manusia kesehatan number of public health are minimum yaitu masih minimnya jumlah tenaga if compare to number of population kesehatan jika dibandingkan dengan and also by seeing is geographic formed an

jumlah penduduk dan juga dengan condition melihat keadaan geografis

which

yang archipelago where ratio number of

berbentuk daerah kepulauan dimana public health to population cant be rasio jumlah tenaga kesehatan lead reminds that widely work lands tidak dapat and needs operational cost of public

terhadap

penduduk

dijadikan patokan mengingat lahan health in reaching islands which kerja yang luas dan membutuhkan separated by water. Other problems biaya operasional tenaga kesehatan are un fairly distributing of public dalam menjangkau pulau-pulau yang health. dipisahkan Permasalahan perairan lainnya Public health generally

tersebut. focused in big cities such as Batam yaitu city and Tanjungpinang city. While

penyebaran tenaga kesehatan yang Lingga and Natuna District are region belum merata. Tenaga kesehatan with lowest number of public health. pada umumnya terfokus di kota-kota Status of contract manpower or

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

129

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

besar seperti Kota Batam dan Kota working Tanjung Kabupaten Pinang. Lingga

together

with

specialist

Sedangkan medical manpower in many regions dan Natuna such Lingga District and Natuna

merupakan daerah dengan jumlah District caused the health manpower tenaga kesehatan yang paling sedikit. not always stay at the place when Status tenaga kontrak atau kerjasama they needed. This can cause an pada tenaga medis spesialis di emergency services cases become

beberapa daerah seperti Kabupaten slow in handling. Lingga dan Kabupaten tenaga Natuna

menyebabkan

kesehatan

tersebut tidak selalu bisa berada di tempat pada saat dibutuhkan. Hal ini menyebabkan pada kasus-kasus

pelayanan darurat menjadi terlambat penanganan. Menyikapi permasalahan yang By looking at this recent

ada diharapkan rekrutmen tenaga problem hoped that recruitment of kesehatan dilakukan masih baik perlu tetap health manpower must be done even program by general doctor recruitment midwife, and

melalui

pengangkatan dokter umum, dokter programs,

dentists,

gigi, bidan dan tenaga kesehatan other strategy public health. strategis lainnya.

5.4 Pembiayaan Kesehatan

5.4 Health Budgetting

Indonesia adalah salah satu negara dari sedikit negara-negara di dunia, yang belum memiliki sistem pembiayaan kesehatan yang

Indonesia is one of country in the world that havent have adequate health budget systems. Most of new countries which declares after their

mantap. Banyak negara yang lebih muda, yang merdeka telah setelah memiliki

independence

Indonesia,

already have adequate health budget systems, nationally. and The become impacts model clearly

Indonesia,

justru

sistem pembiayaan kesehatan yang

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

130

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

lebih mantap, yang menjadi model dan berlaku secara nasional.

relates to affordability of preparing health budget to all citizen. Beyond, the citizen health status are depends on bigger of spending budget.

Dampaknya, jelas terkait dengan kemampuan menyediakan dana

kesehatan bagi seluruh rakyat. Ini terlepas, status kesehatan rakyat tidak semata-mata tergantung

besarnya biaya yang dikeluarkan.

Pembangunan kesehatan hingga kini

bidang masih

Development in health fields, until this recent days find many stagnations, including limitation of budget from Government. But the budget tries to achieve 15% of Total National Spending and Incoming Budget and Regional Spending and Incoming Budget.

menemui banyak kendala, termasuk keterbatasan pemerintah, sumber dana dari akan

pembiayaannya

terus diupayakan bisa mencapai 15 persen dari total APBN dan APBD.

Secara kesehatan di

umum

pembiayaan

Generally

health into

budget three

in big

Indonesia

terbagi Indonesia

divided

menjadi tiga kelompok besar yaitu groups, those are budget sourced pembiayaan bersumber dari from Government, budget sourced

pemerintah, pembiayaan bersumber from fund/borrow from oversea and dari bantuan/pinjaman luar negeri housing/privates budget. (donor), dan pembiayaan rumah

tangga/swasta. Salah satu dampak One of the impacts of

pembangunan di bidang kesehatan development in health fields are adalah peningkatan indeks increasing oh Human Development

pembangunan manusia (IPM) atau Index where this HDI become an human development index (HDI) indicator in evaluation level of

dimana IPM ini dijadikan indikator development of a country. One of the dalam penilaian tingkat kemajuan points evaluated by HDI is expecting suatu bangsa di dunia. Salah satu life age other than education and

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

131

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

point yang dinilai dalam IPM adalah economics. This case shows that umur harapan hidup di samping health field is included as a

pendidikan dan tingkat ekonomi. Hal development priority. ini menunjukkan sudah

sewajarnyalah jika bidang kesehatan termasuk pembangunan. sebagai prioritas

5.4.1 Anggaran

Pembangunan 5.4.1 Health Development Budget Sourced National Spending and (APBN) Incoming Budget

Kesehatan Bersumber APBN

Pada kesehatan dialokasikan Kepulauan keseluruhan

tahun 2007 anggaran pusat di Riau (APBN)

In year 2007 center health which allocated in Riau

yang budget

Provinsi Islands Province, for the whole are secara Rp.65.571.128.525,- which consists sebanyak of Special Allocation Budget Rp.

Rp.65.571.128.525,- yang terdiri dari 21.640.132.526,- , Askeskin ( health Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. insurance for the poor people ) Rp. 21.640.132.526,, Askeskin Rp. 1.753.784.999,-. In year 200 7, Riau Province has donor/fund

1.753.784.999,-. Pada tahun 2007 Islands Kepulauan Riau mendapat negeri

dana /borrow from oversea by projects of lewat DHS-1 ADB for Rp. 18.765.450.000,of PHLN is Rp.

pinjaman/hibah

luar

proyek DHS-1 ADB sebesar Rp. Total

18.765.450.000,- secara keseluruhan 21.505,780.000,-. PHLN yang di dapat berjumlah Rp. 21.505,780.000,-.

5.4.2 Anggaran

Pembangunan 5.4.2 Health Development Budget Sourced Regional Spending and Incoming (APBD)Budget

Kesehatan Bersumber APBD

Dalam pelayanan

upaya

meningkatkan

In effort of increasing health

kesehatan

yang services as a base of basic need of

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

132

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

merupakan

kebutuhan

dasar society, Government of Riau Islands

masyarakat, pemerintah Kepulauan puts much efforts. Budget allocating Riau berusaha dengan segala upaya. in health fields in year 2007 sourced Alokasi anggaran di bidang of Regional Spending and Incoming for the total is Rp

kesehatan pada tahun 2007 yang Budget bersumber keseluruhan dari APBD berjumlah

secara 442.570.450.552,- which consists of Rp Rp 388,769,545,965,Regional

442.570.450.552,- yang terdiri dari Rp Spending and Incoming Budget of 388,769,545,965,Kabupaten/Kota dan APBD Districts/cities Rp 53.800.904.587,APBD of and Rp

Province

53.800.904.587,- APBD Provinsi.

Regional Spending and Incoming Budget.

Secara anggaran

keseluruhan pada

alokasi

Total allocation of health budget

kesehatan

tahun in year 2007 in Riau Islands Province

2007 di Provinsi Kepulauan Riau sourced from total Regional Spending yang bersumber dari total anggaran and Incoming Budget is 6,19%, this APBD sebesar 6,19%, hal ini sangat is very minimum if we compare to minim sekali bila dibandingkan target of IIS 2010 is 15%. While of Province Regional

dengan Target IIS 2010 sebesar allocation 15%. Sedangkan alokasi

APBD Spending and Incoming Budget in

provinsi di bidang kesehatan baru health fields are 4% of total Province berkisar 4% dari total APBD Provinsi. Regional Spending and Incoming Anggaran kesehatan per-kapita untuk Budget. Health budget per capita for tahun 2007 mengalami kenaikan yaitu year 2007 increasing that is sebesar Rp. 373.070,21,Rp.

bila 373.070,21,- if compare to year 2006

dibandingkan dengan tahun 2006 which only about Rp. 182.903,-. By yang hanya berkisar Rp. 182.903,-. looking of this allocation budget in Melihat kisaran anggaran dalam yang health fields, this number is minimum. bidang Hope that there is an increasing

dialokasikan

kesehatan, angka ini masih sangat budget for the next year so that will minim. Diharapkan adanya achieve the target in year 2010 in Healthy 15% Riau Islands

penambahan anggaran untuk tahun- reaching tahun berikutnya sehingga mencapai Province at

of Districts/cities

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

133

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

target yang diharapkan untuk tahun Regional Spending And Incoming 2010 dalam menuju Provinsi Budget.

Kepulauan Riau sehat yaitu sebesar 15% dari APBD Kabupaten/Kota.

5.4.3 Pembiayaan Kesehatan oleh 5.4.3 Public Health Budgetting Masyarakat One of reformation suggested in Salah diusulkan kesehatan mobilisasi masyarakat satu dalam adalah sumber dan reformasi yang health budget is by mobilization and of

pembiayaan source of fund from society dengan dana swasta cara private to help in limitation funding this recent

dari Government untuk services. Until

health days,

membantu keterbatasan pemerintah source of expenses out of pocket are dalam mendanai pelayanan the highest source of expenses. To

kesehatan. Sampai saat ini, sumber the highest class of society. pembiayaan out of pocket merupakan sumber pembiayaan yang paling

tinggi. Untuk kalangan masyarakat mampu. Pada saat ini berkembang In this recent days developing

berbagai cara pembiayaan kesehatan many ways of health expenses as an sebagai upaya untuk meningkatkan effort to increasing health services to pelayanan masyarakat kesehatan yaitu dana kepada society, those are health funds, health sehat, insurance, workers insurances/Social Guarantee health

asuransi kesehatan, asuransi tenaga Workers kerja (Astek)/Jaminan Sosial Tenaga (Jamsostek),Public Kerja (Jamsostek),

Jaminan Maintenance Guarantee (JPKM) and

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat other life insurance. For the poor (JPKM) dan asuransi jiwa lain. Untuk people penduduk miskin Government implementing

pemerintah public health insurance programs for

menyelenggarakan program asuransi poor people (askeskin) to guarantee kesehatan masyarakat miskin the existing of poor society towards

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

134

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

(askeskin) menjamin miskin kesehatan.

yang

bertujuan

untuk health services. By public health

keberadaan terhadap Dengan

masyarakat insurance for poor people (askeskin), pelayanan the poor people are given health askeskin services freely without paying

masyarakat miskin diberi pelayanan because the implemented programs kesehatan secara cuma-cuma tanpa has paid by Government. perlu membayar karena tersebut biaya telah

penyelenggaraan

dibayar oleh pemerintah. Cakupan jaminan pembiayaan Scope of health expenses

kesehatan oleh masyarakat belum guarantee by society cant drawn bisa digambarkan secara lengkap completely yet, because data given karena masih belum diperoleh data by district/ cities are not complete. But yang lengkap dari kabupaten/kota. base Namun diperoleh cakupan masyarakat berdasarkan dari 6 data upon data scope given or by 6

yang districts/cities,

society health upon

kabupaten/kota, participation to this many of kepesertaan expenses guarantee base

atau terhadap

berbagai health profile of districts/cities year

jaminan pembiayaan kesehatan ini 2007, society which included health berdasarkan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan expenses guarantee is 37.81% with 2007, detail of society included in Health

Tahun

masyarakat yang tercakup jaminan Insurance is 5,46%, Social Manpower pembiayaan kesehatan sebesar Guarantee (Jamsostek) 7,53% and

37,81% dengan rincian masyarakat Health Insurance for poor people yang tercakup dalam Askes 5,46%, (Askeskin) 11.77% Jamsostek 7,53% dan and others are

Askeskin 13.04%. Detail data can be seen on

11.77% dan lainnya sebesar 13.04%. enclosure list 36. Data terinci dapat dilihat pada

lampiran tabel 36.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

135

Bab VI Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN CONCLUSION


Upaya peningkatan derajat The efforts in increasing

kesehatan masyarakat terus dilakukan melalui program penyelenggaraan dan kegiatan di berbagai bidang

health level of society have been done continuously by implementing many programs and activities in health fields. Some of importance things which scrutinized relates to level of health society until year 2007, as follows: 1. Infant Mortality Rate (IMR), Under Five Years Mortality Rate (U5MR), and Maternal Mortality Rate (MMR) in

kesehatan. Beberapa hal penting yang perlu disimak yang berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat sampai dengan tahun 2007 sebagai berikut : 1. Secara provinsi angka kematian bayi, angka kematian balita, dan angka kematian ibu maternal jika

cenderung

menurun

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan lebih rendah

province tends to decrease if compare to the year before and lower compare to national number.

dibanding angka nasional.

2. Penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat Riau. Provinsi Berdasarkan

2. Infection disease still the most disease Riau which Islands suffered by

Province

Kepulauan

Societies. Base upon ten most diseases center in society and health non

sepuluh penyakit terbesar baik pada kunjungan Puskesmas

visiting

maupun Rawat Jalan Rumah Sakit ditemukan bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menempati urutan pertama.

hospitalized found that Acute Respiratory Infection Disease is at the first position.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

136

Bab VI Kesimpulan

3. Jumlah

penyakit

degeneratif

3. Number

of

degenerative

semakin meningkat di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan

disease increasing in Riau Islands Province. Base upon hospital visiting in year 2007 noted that six of ten most disease caused death in Riau Islands Province is

kunjungan rumah sakit pada tahun 2007 tercatat bahwa enam dari sepuluh penyakit penyebab

kematian terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau adalah

degenerative disease where hypertension at the first

disebabkan penyakit degeneratif, dimana menempati penyakit urutan hipertensi pertama

position as a degenerative disease which cause the

sebagai penyakit degeneratif yang menyebabkan kematian tertinggi. 4. Pada tahun 2007, terjadi KLB Campak di satu desa di Kabupaten Karimun, namun pada kejadian ini tidak terdapat korban jiwa karena kesiapan petugas yang didukung tindakan kooperatif dari

highest death.

4. In

year

2007,

happened

measles un usual incidence in one of village in Karimun District, but there is no life sacrifices because readiness of manpower which supported by cooperative acts from

masyarakat sehingga pelayanan penanganan KLB dapat

societies so that services in handling of un usual incidence can be done earlier.

dilaksanakan sedini mungkin.

5. Upaya penurunan angka kesakitan penyakit yang dapat dicegah

5. The

efforts

in

decreasing

morbidity rate which prevented by immunization should be done increasing continuously by

dengan imunisasi terus digalakkan dengan meningkatkan cakupan

imunisasi. Walaupun pada 2007 pemerintah menyelenggarakan tidak Pekan

immunization

scopes. Even in year 2007 Government didnt implement PIN (National Immunization

Imunisasi Nasional (PIN), namun program imunisasi untuk bayi dan anak balita terus dilaksanakan

Periods) , but immunization programs for infant and

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

137

Bab VI Kesimpulan

dengan penyelenggaraan program imunisasi kesehatan di sarana yang pelayanan meliputi

children under five years old are done continuously by

implementing

immunization

posyandu, puskesmas, dan rumah sakit.

programs at health services facilities, including posyandu (Integrated services post) , health center, and hospitals.

6. Jumlah penderita HIV/AIDS dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adanya peningkatan ditingkatkan lainnya menunjukkan kecenderungan kasus. kewaspadaan Perlu dan

6. Number of suffering HIV/AIDS and other Sexual Infection tends to Need to and

disease shows that increasing increase special cases.

awareness control to

potential

pengawasan khususnya terhadap sarana-sarana yang potensial

facilities towards infection of this disease. The efforts in improving knowledge and

terhadap penularan penyakit ini. Upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat terus digalakkan memberi baik secara

society awareness on clean and healthy behavior should be done continuously by giving elucidation to target group

langsung

penyuluhan

directly, posters, leaflet, and by mass media and electronics media.

kepada kelompok sasaran, posterposter, leaflet, melalui media

massa dan media elektronik. 7. Pemerataan pelayanan kesehatan terus diupayakan untuk 7. The averages are of health to

services

afforded

meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan dan sarana kesehatan termasuk untuk daerah terpencil. Pembangunan baru dan rehabilitasi kesehatan sarana diharapkan pelayanan mampu

increasing public access to health facilities and services including to hinterland. New development and rehabilitation of health services can facilities effort to

hoped

that

meningkatkan akses masyarakat

increase society access to

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

138

Bab VI Kesimpulan

terhadap yang

pelayanan berkwalitas.

kesehatan Untuk

health

quality

services.

To

supporting the useful of health facilities optimally need

mendukung pemanfaatan sarana kesehatan secara optimal perlu didukung oleh pembiayaan yang cukup dan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi kuantitas dan kualitas. Keberhasilan kesehatan merupakan pembangunan muara dari

supported by enough budget and adequate in quantity health and

manpower qualities.

The

succeeding

of

health

development is source of many development aspects. In order to achieve the optimum result of development synergy of need to increase

berbagai aspek pembangunan. Agar hasil pembangunan yang

dilaksanakan mencapai hasil yang optimal perlu ditingkatkan sinergisme pelaksanaan program dan kegiatan baik yang diselenggarakan Pusat, Provinsi oleh dan dan perlu

implementation

programs and activities, which this is done by central government, province, and districts/cities. Good coordination and cooperation need to increase by all elements of society including privates, NGOL and active participation of society.

Pemeirntah

Kabupaten/kota. kerjasama yang

Koordinasi baik

ditingkatkan dengan semua elemen masyarakat termasuk swasta, LSM dan partisipasi aktif masyarakat. Akhir kata, besar harapan kami semoga data dan informasi yang tercantum bermanfaat dalam baik buku untuk ini dapat instansi

The end of the words, with the biggest hope, data and

information stated in this book can be useful for government instances and private sectors, and also other data users in making decision by data or to data and information references in health.

pemerintah maupun swasta, serta pengguna data lainnya dalam

pengambilan keputusan yang berbasis data atau untuk referensi data dan informasi di bidang kesehatan.

Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau

139

Tabel 1 Table 1

Luas Wilayah, Jumlah Desa/kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan penduduk Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Region Area, Total Village, Population, Total Household, and Density of Population by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Luas Daratan (km2) Land Area (km 2 ) Jumlah / Total Desa / Villages Kelurahan/ Cities Desa + Kel / Villages + Cities Jumlah Penduduk Populations Kepadatan Rata-rata Jumlah Rumah Jiwa/Rumah Penduduk / Tangga (KK) Tangga Km2 Average Population Total of Person/ Households Density/km 2 Household

Kabupaten/Kota NO District/City

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang


Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

3 2,873.20 1,946.13 2,648.59 2,117.72 770.27 239.50 10,595.41

4 32 36 86 43 0 0 197

5 22 15 7 3 64 18 129

6 54 51 93 46 64 18 326

7 216,221 122,677 93,424 86,894 695,739 177,963 1,392,918

8 52,832 31,904 23,296 22,080 202,784 45,056 377,952

9 4 4 4 4 3 4 4

10 75 63 35 41 903 743 131

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008

Tabel 2 Table 2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex,Age Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Penduduk / Population Laki-laki (Tahun) / Male (year) <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 Jml/ Total <1 1-4 Perempuan (Tahun) / Female (year) 5-14 15-44 45-64 >=65 Jml/ Total
Rasio Rasio Beban Jenis Tanggung Kelamin / an/ Dependenc Sex Ratio y Ratio

Kab./Kota NO District/City

Jumlah Penduduk Population

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

3 216,221 122,677 93,424 86,894 695,739 177,963


1,392,918

4 1,811 980 1,010 984 10,369 2,121


17,275

5 7,561 6,169 4,996 4,351 34,376 8,606


66,059

6 22,399 12,671 11,177 8,919 59,452 17,213


131,831

7 56,309 33,640 23,667 20,471 180,698 47,647


362,432

8 18,776 9,326 6,917 9,329 30,545 14,095


88,988

9 4,440 2,535 1,629 1,524 2,516 3,679


16,323

10 111,296 65,321 49,396 45,578 317,956 93,361


682,908

11 1,834 1,162 611 633 6,081 1,389


11,710

12 7,646 6,116 4,725 4,277 32,343 6,039


61,146

13 21,656 11,010 9,165 7,261 51,095 14,674


114,861

14 52,324 29,152 22,323 19,473 266,453 46,678


436,403

15 18,361 8,171 5,380 7,678 18,808 12,018


70,416

16 3,104 1,745 1,824 1,994 3,003 3,804


15,474

17 104,925 57,356 44,028 41,316 377,783 84,602


710,010

18 48.3 52.8 60.3 52.6 40.1 47.8


45.4

19 106.1 113.9 112.2 110.3 84.2 110.4


96.2

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008


Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008

Tabel 3 Table 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex,Age Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Kelompok (Tahun) Age KARIMUN BINTAN NATUNA Laki-laki Male 7 1,010 4,996 5,327 5,850 3,977 3,509 5,094 4,275 4,127 2,685 2,404 2,545 1,296 672 814 336 479 49,396 Perempuan Female 8 611 4,725 4,679 4,486 3,420 4,030 5,047 3,694 3,559 2,573 2,016 1,352 936 1,076 748 468 608 44,028 LINGGA Laki-laki Male 9 984 4,351 4,439 4,480 3,439 4,136 3,947 3,229 3,019 2,701 2,537 2,630 2,588 1,574 528 616 380 45,578 Perempuan Female 10 633 4,277 3,628 3,633 3,173 3,559 4,143 2,782 3,430 2,386 2,500 2,886 1,297 995 708 693 593 41,316

Tabel 3.a (Lanjutan) Table 3.a (continue) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex,Age Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Kelompok (Tahun) Age BATAM TANJUNGPINANG Perempuan Female 14 1,389 6,039 7,246 7,428 8,031 7,850 9,541 8,333 7,005 5,918 3,986 3,442 3,080 1,510 1,872 1,027 905 84,602 PROVINSI / PROVINCE Laki-laki Male 15 17,275 66,059 71,318 60,513 50,869 60,422 78,248 65,645 63,383 43,865 33,803 27,084 15,894 12,207 6,495 5,662 4,166 682,908 Perempuan Female 16 11,710 61,146 60,559 54,302 54,975 126,772 92,381 70,856 54,770 36,649 25,926 21,135 14,459 8,896 6,937 4,222 4,315 710,010

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Male Female Male Female 1 2 3 4 5 6 1 <1 1,811 1,834 980 1,162 2 1-4 7,561 7,646 6,169 6,116 3 5-9 10,522 10,463 6,652 5,409 4 10 - 14 11,877 11,193 6,019 5,601 5 15 - 19 10,872 8,550 5,581 4,112 6 20 - 24 8,577 9,784 5,910 4,789 7 25 - 29 10,407 9,793 6,665 7,320 8 30 - 34 8,206 8,948 6,177 4,760 9 35 - 39 9,142 8,515 5,093 4,833 10 40 - 44 9,105 6,734 4,214 3,338 11 45 - 49 7,132 6,323 3,212 2,649 12 50 - 54 5,346 5,183 2,728 2,495 13 55 - 59 3,473 4,263 1,789 1,576 14 60 - 64 2,825 2,592 1,597 1,451 15 65 - 69 2,081 1,488 1,171 849 16 70 - 74 1,355 322 747 465 17 75+ 1,004 1,294 617 431 111,296 104,925 65,321 57,356 Jumlah / Total Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008

NO

Laki-laki Perempuan Laki-laki Male Female Male 1 2 11 12 13 1 <1 10,369 6,081 2,121 2 1-4 34,376 32,343 8,606 3 5-9 34,275 29,134 10,103 4 10 - 14 25,177 21,961 7,110 5 15 - 19 18,955 27,689 8,045 6 20 - 24 29,684 96,760 8,606 7 25 - 29 42,905 56,537 9,230 8 30 - 34 34,091 42,339 9,667 9 35 - 39 35,204 27,428 6,798 10 40 - 44 19,859 15,700 5,301 11 45 - 49 13,404 8,452 5,114 12 50 - 54 9,282 5,777 4,553 13 55 - 59 4,565 3,307 2,183 14 60 - 64 3,294 1,272 2,245 15 65 - 69 778 1,272 1,123 16 70 - 74 986 1,247 1,622 17 75+ 752 484 934 317,956 377,783 93,361 Jumlah / Total Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008

NO

Tabel 4 Table 4 Persentase Penduduk laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun ke Atas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Male and Female Population 10 Years and Over Specified According to the Highest Level of Education Accomplished and District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Laki-Laki / Male Kabupaten/ Kota NO District/City Never/Not Yet Attend School 3 7.4 3.50 4.70 7.6 1.4 1.4 3.3
Tdk/Belum Tdk/Belum Pernah Tamat SD Sekolah SD/MI SLTP/ MTs SLTA/ MA AK/ Diploma Universi tas Jumlah Tdk/Belum Pernah Sekolah Tdk/Belum Tamat SD SD/MI

Perempuan / Female
SLTP/ MTs SLTA/ MA AK/ Diploma Universi tas Jumlah

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

Never/Not Yet Attend Primary School 4 23.1 21.30 33.50 30 15.1 15.1 17.6

Primary School 5 36.8 26.00 35.30 30.8 21.8 21.8 23.5

Secondar y School 6 18 20.10 14.30 14.5 21 21 17.3

High School 7 12.4 25.20 9.30 13.3 31.5 31.5 41.7

Degree

Universit y 9

Total

Never/Not Never/Not Yet Attend Yet Attend Primary School School 11 12.7 7.20 10.50 13.6 2.4 4.9 5.7 12 24.4 22.10 31.40 30.6 7 17.5 14.8

Primary School 13 33.8 25.30 33.80 30.6 14.4 20.6 20.9

Secondary School 14 16.2 18.80 14.30 12.2 13.2 22.5 15.2

High School 15 11.2 23.10 6.70 8.3 58.3 26.8 39.0

Degree

University

Total

8 1.4 2.20 1.50 2 3.6 3.6 2.6

10 0.9 100 100 100 100 100 100 100

16 0.9 1.50 2.70 3.5 3 4.3 2.7

17 0.9 2.00 0.70 1.5 1.7 3.5 1.7

18 100 100 100 100 100 100 100

1.90 1.50 1.8 5.6 5.6 4.1

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008

Tabel 5 Table 5 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Population 10 Years and Over Able to Read and Write in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas / Population Age 10 Years and Over Laki-laki / Male NO Kab./Kota District/City Jml Pddk Usia 10 Th ke Atas / Population Age 10 Years and Over Perempuan / Female Laki-Laki + Perempuan / Male + Female Jml Pddk Usia 10 Th ke Atas / Population Age 10 Years and Over Melek Huruf / Able to Read and Write

Melek Huruf / Able to Read and Write

Jml Pddk Usia 10 Th ke Atas / Population Age 10 Years and Over

Melek Huruf / Able to Read and Write

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

3 91,402 51,520 38,063 35,804 238,936 72,531 528,256

4 84,914 49,279 35,692 32,528 234,600 70,900 507,913

5 92.90 95.65 93.77 98.19 97.75 96.15

6 84,982 44,669 34,013 32,778 310,225 69,928 576,595

7 73,576 40,940 30,119 27,977 303,425 65,421 541,458

8 86.58 91.65 88.55 97.81 93.55 93.91

9 176,384 96,189 72,076 68,582 549,161 142,459 1,104,851

10 158,490 90,219 65,811 60,505 538,025 136,321

11 89.86 93.79 91.31 97.97 95.69

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

1,049,371 94.98

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008

Tabel 6 Tabel 6 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Births and Deaths' Infant and Underfive by District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah / Total Kabupaten/Kota Lahir Hidup Lahir Mati Lahir Hidup + Lahir Mati Live Birth + Still Birth % Lahir Mati Jumlah Bayi Mati Jumlah Balita Konversi Konversi AKB AKABA Mati Number of Underfive Death Convert into U5 Mortality Rate

Jumlah Balita

NO
District/City Live Birth Still Birt % Still Birth Infant Death Number of Underfive Convert into IMR

1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

3 5,028 3,022 2,134 2,067 20,512 4,193 36,956

4 28 7 26 21 191 5 278

5 5,056 3,029 2,160 2,088 20,703 3,782 37,234

6 0.55 0.23 1.20 1.01 0.92 0.13 0.75

7 40 9 15 26 61 35 186 5.03

8 27,909 16,735 12,973 6,523 93,042 22,544 179,726

9 44 0 0 4 0 0 48 0.27

10 7.96 2.98 7.03 12.58 2.97 8.35 5.03

11 1.58 0.00 0.00 0.61 0.00 0.00 0.27

Angka Kematian (Dilaporkan) / Mortality Rate (Reported) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi Note : Mortality rate (Reported) above does not present the real AKB/AKABA in the population

Tabel 7 Tabel 7 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Maternal Mortality by District/City Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Kematian Ibu Maternal / Number of Maternal Death Jumlah Lahir Hidup Kematian Ibu Hamil Kematian Ibu Bersalin Kematian Ibu Nifas Jumlah Number of Life Pregnant Mother Perinatal Mother Delivery Mother Died TOTAL Birth Died Died 3 4 5 6 7 5,028 3,022 2,134 2,067 22,232 4,193 1 1 1 3 1 5 5 6 2 22 3 1 4 78 7 1 7 5 7 2 29

Kabupaten/Kota NO
District/City

1 1 2 3 4 5 6 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam

Tanjungpinang

Jumlah (Province) / 38,676 3 Total (Province) Angka Kematian Ibu Maternal (Dilaporkan) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Keterangan: - Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas Total maternal mortality = pregnant mother died + delivery birth mother died + perinatal mother died - Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

Tabel 8 Table 8 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Total of Traffic Accident and Ratio of the Wound and Died againt Population Specipied by District/City Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Korban / Number of Victim Mati Luka Berat Major Wound 5 * 2 16 3 39 30 90 49 149 10 479 17 704 * 288 559 88 7,749 18 8,702 Luka Ringan Minor Wound 6 * 339 724 101 8,267 65 9,496 681.73 JML % Thd Total Korban % againts victim * 3.57 7.62 1.06 87.06 0.68 100 * Mati % Korban / % of Victim Luka Berat Major Wound 9 * 0.59 2.21 2.97 0.47 46.15 0.95 14.45 20.58 9.90 5.79 26.15 7.41 * 84.96 77.21 87.13 93.73 27.69 91.64 Luka Ringan Minor Wound 10 * 100 100 100 100 100 100 JML Rasio Korban per Kejadian Kecelakaan Ratio of Victim per accident 12 * * 0.76 1.00 1.00 1.00 1.81 0.99

NO

Kabupaten/ Kota

Jumlah Kejadian Kecelakaan Number of Accident 3 * 447 723 101 8,267 36 9,574

District/City

Died 4

TOTAL 7

Died 8

TOTAL 11

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

Rasio per 100.000 Penduduk / Ratio per 100,000 populations Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 9 Table 9 AFP Rate, % TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita Ditangan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 AFP Rate, % of TB Lungs Cured, and Underfive Pneumonia Treated by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 AFP < 15 Thn AFP < 15 years 3 2 0 5 1 6 0 TB PARU Klinis (+) Clinical 4 231 1,137 294 123 373 1,883 5 169 175 21 22 151 169 Cured 6 169 126 330 35 524 169 Diobati PNEUMONIA % Jml Jml Pend Balita Sembuh Sembuh Penderita Balita Ditangani Number of Number of UHeal % Heal U-5 cured Sufferer 5 Sufferer 7 8 9 10 11 116 116 10 33 156 144 68.64 92.06 3.03 94.29 29.77 85.21 42.50 23 272 211 30 20 556 23 258 160 30 20 491 23 211 160 30 20 444

Kabupaten/Kota NO
District/City

1 1 2 3 4 5 6 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam

% Balita Ditangani % of U-5 Cured 12 100 81.78 100 0 100 100 90.43

Tanjungpinang

Jumlah (Provinsi)/ 14 4,041 707 1,353 575 Total (Province) Angka Kesakitan / 3.47 Morbidity Rate Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS Note : Total case are all of the cases which occurred at operational region of Health Center including Hospitals patients

Tabel 10 Table 10 HIV/AIDS, Infeksi Menular SeksualL, DBD dan Diare pada Balita Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 HIV/AIDS, Sexual Transmitted Disease, DHF , and Underfive with Diarrhea Treated by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
HIV/AIDS Kab./Kota NO District/City Jml Kasus No of Case Ditangani % Jml Ditangani Kasus % Treated No of Case IMS / STD Ditangani DBD / DHF % Jml Kasus Ditangani Ditangani % cured No of case Treated % Jml Kasus Ditangani DIARE / Diarrhea Jml Diare Diare pada % pada Balita Ditangani Balita Ditangani No of % Treated No of case cases for Treated % Treated U5

Treated

Cured

3 29 14 1,241 68 1,352

4 29 14 1,241 68 1,352

6 100 1,331 100 1,174 123 -

7 1,331 1,174 123 1,560 377 4,565

8 100 100 100 79.43 100 91.87

9 99 71 718 101 989 71.00

10 99 71 718 101 989

11 100 100 100 100 100

12 3,557 3,513 1,599 941 22,543 2,030 34,183 24.54

13 1,651 * 1,599 * * 1,121 4,371

14 1,651 * 1,599 * * 1,121 4,371

15 46.42 * 100 * * 55.22 12.79

1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi)/ Total (Province) An gka Kesakitan/ Morbidy Rate

100 1,964 100 377

100 4,969

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 11 Tabel 11 Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of the Cured Malaria Sufferer by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota
District/City

NO 1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

Klinis Clinical 3 1,341 15,276 4,498 5,629 7,049 759 34,552 24.81

Malaria / Malariae Positif % Positif Positive %Positive 4 5 128 9.55 1,162 199 663 649 162 2,963 2.13 7.61 4.42 11.78 9.21 21.34 8.58

Diobati Cured 6 1,341 1,965 4,498 4,184 5,612 162 17,762

% Diobati % Cured 7 100.00 12.86 100.00 74.33 79.61 21.34 51.41

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province) Angka Kesakitan (API/AMI) per 1000 pddk/ Morbidity Rate (API/AMI) per 1000 pop

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk) AMI untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)

134

Table 12 Table 12 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Leprae Sufferer Complete Medication by District/City Kepulauan Riau Province, 2007 NO 1 1 2 3 4 5 6 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Kabupaten/Kota/
District/City

PEND PB PB Sufferer 3 4 2 1 58 3

RFT PB PB RFT 4 4 2 1 28 3

KUSTA / Leprae % RFT PB PEND MB % PB RFT MB Sufferer 5 6 100 100 100 48 100 55.88 36 9 45

RFT MB MB RFT 7 5 14 8 27

% RFT MB % MB RFT 8 39 89 60.00

Jumlah (Provinsi)/ 68 38 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 13 Table 13 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Case of Filariasis Disease Treated by district/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Penderita Peny Filariasis / Filariasis Sufferer Jumlah Total 4 5 1 14 1 Ditangani Treated 5 5 1 14 1 21 % Ditangani % Treated 6 100 100 100 100 100

NO

Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

1 1 2 3 4 5 6

Jumlah (Provinsi)/ 21 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Table 14 Table 14 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Case and Morbidity of Communicable Disease That Can be Prevented with Immunization by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Kasus PD3I / Number of Immunization Preventable Diseases Tetanus Pertusis Tetanus Campak Polio Neonatorum Tetanus Small Pox Polio Pertusis Tetanus Neonatorum 4 5 6 7 8 81 4 1 580 74 721 1 21 24 22 9 9 42

NO

Kabupaten/Kota District/City

Difteri Difteri 3

Hepatitis B Hepatitis B 9 42

1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam

6 Tanjungpinang

Jumlah (Provinsi) / 81 4 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 15 Table 15 Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Neonatus Visits, Babies and LBW Babies Treated by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Neonatus / Neonates Kabupaten/Kota NO
District/City

Bayi / Baby Jml Bayi No of Baby 6 5,415 3,301 2,897 1,933 22,232 9,066 Kunjungan Neonatal Visit 7 3,117 2,512 1,487 1,049 23,172 7,085 38,422 % % 8 57.56 76.10 51.33 54.27 104.23 78.15 85.68 Jml Lahir hidup No of living Birth 9 5,028 3,022 2,134 1,509 22,232 4,193 36,956

Jumlah Total 3 5,415 3,019 2,812 2,257 19,248 4,594

KN2 Neonatal Visit 4 4,810 2,949 2,290 2,061 16,287 3,414

% % 5 88.83 97.68 81.44 91.32 84.62 74.31

1 1 2 3 4 5 6 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam

Bayi Lahir / Newborn % BBLR Ditimbang BBLR % BBLR Ditimbang Ditangani LBWB Weighed % Weighed LBWB % LBWB Treated 10 11 12 13 14 3,117 2,956 22,232 3,753 32,058 61.99 97.82 100.00 89.51 86.75 20 17 44 93 541 40 755 0.40 0.56 2.06 6.18 2.43 0.95 2.04 20 17 44 15 541 40 677

% BBLR Ditangani % LBWB Treated 15 100 100 100 16.08 100 100 89.64

Tanjungpinang

Jumlah (Provinsi)/ 85.18 44,844 37,345 31,811 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 16 Table 16 Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi Menurut Kabuapten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Under Five Years Nutritional Status and Number of Sub District with Nutritional Lack by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Kabupaten/Kota NO
District/City

Jumlah Balita / Number of Underfive Balita Gizi Ditimbang BB Naik BGM yang ada Buruk Total Underfive 3 27,909 16,735 12,973 6,523 93,042 22,544 179,726 Weighed 4 12,696 12,085 8,695 4,972 40,434 16,482 95,364 Weigth Gain 5 9,694 9,185 6,649 4,161 36,624 12,884 79,197 Under Poor Red Line Nutrition 6 475 96 225 157 745 39 1,737 7 40 58 35 33 173 181 520

% Balita Ditimbang Weighed 8 45.49 72.21 67.02 76.22 43.46 73.11 53.06 BB Naik Weigth Gain 9 76.35 76.00 76.47 83.69 90.58 78.17 83.05 BGM Gizi Buruk

Kec Bebas Rawan Gizi Sub District free of nutritional lack 12 9 6 0 5 1 4 25

Under Poor Red Line Nutrition 10 3.74 0.79 2.59 3.16 1.84 0.24 1.82 11 0.32 0.48 0.40 0.66 0.43 1.10 0.55

1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 17 Tabel 17 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4), Persalinan Ditolong Tenaga kesehatan dan Ibu Nifas Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Outreach of Pregnant Women Visite (K1, K4), Gave Birth helped by Medical Staff, and Got Post Partum Service in Kepulauan Riau Province, 2007 Ibu Hamil / Pregnant Women Kab./Kota NO
District/City

Ibu Bersalin / Give Birth Women Jumlah Ditolong Tenkes Help by Medical Staff 9 4,621 2,956 1,948 1,701 16,616 3,501 31,343 %

Ibu Nifas/ New givebirth women Jml Mendapat Yan Nifas Get Postpartum Service 12 4,621 * * 1,701 11,798 4,432 22,552 %

Jml K1 Total 3 5,953 3,572 3,304 2,179 22,728 4,645 4 5,354 3,467 2,565 2,107 20,490 4,247 5 89.94 97.06 77.63 96.70 90.15 91.43 6 4,643 2,943 2,394 1,857 17,719 3,923 7 77.99 82.39 72.46 85.22 77.96 84.46 % K4 %

Total 8 5,686 3,409 2,775 1,898 20,598 4,432

Total 10 81.27 86.71 70.20 89.62 80.67 78.99 80.79 11 5,686 * * 1,898 21,307 4,432 33,323

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

13 81.27 * * 89.62 55.37 100 67.68

Jumlah (Provinsi)/ 42,381 38,230 90.21 33,479 79.00 38,798 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 18 Table 18 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Early Detection Coverage of Underfive Growth, Health Check-up for Primary/Junior and High School By District/City In Kepulauan Riau Province, 2007 Anak Balita (Pra Sekolah) / Kindergarden Jumlah Dideteksi % Total Detected 3 4 5 27,909 3,356 12,973 6,523 97,885 17,380 1,787 53.25 17.76 Siswa SD/MI/ Primary Student Jumlah Diperiksa Total examined 6 7 26,397 5,470 32,409 14,413 27,681 52,646 11,451 588 6,044 15,390 11,131 50,074 Siswa SMP/SMU/ Junior dan High School Jumlah Diperiksa % Total examined 9 10 11 2,655 165 6.21 7,409 8,542 7,104 8,920 30,623 65,253 2,780 791 3,680 2,992 10,150 20,558 37.52 9.26 51.80 33.54 33.15 31.51

NO 1 1 2 3 4 5 6

Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam

% 8 20.72 35.33 4.08 21.83 29.23 75.05 29.74

Tanjungpinang 22,546 16,469 73.05 14,832 Jumlah (Provinsi)/ 171,192 35,636 20.82 168,378 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 19 Table 19 Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB Baru, dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Reproductive Aged Couple, Family Planning (FP) Acceptor , New FP Acceptor and Active FP Acceptor by District/City Kepulauan Riau Province, 2007

Kabupaten/Kota NO District/City 1 1 2 3 4 5 6 2

Jumlah PUS Total Reproductive Aged Couple 3 35,235 21,161 15,811 12,541 147,817 27,824

Peserta KB Baru / New FP Acceptor Jumlah % Total 4 5 11.23 15.44 8.08 17.04 9.72 20.64 11.81

Peserta KB Aktif / Active FP Acceptor Jumlah Total 6 22,851 15,509 9,837 9,625 93,519 19,985 171,326 % 7 64.85 73.29 62.22 76.75 63.27 71.83 65.80

Karimun 3,957 Bintan 3,268 Natuna 1,277 Lingga 2,137 Batam 14,370 Tanjungpinang 5,744 Jumlah (Provinsi) / 260,389 30,753 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 20 Table 20 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Family Planning Acceptor by Contraception Type by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Jumlah Peserta KB Aktif / Active Family Planning Acceptor Kabupaten/Kota NO District/City 1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) 3 448 442 45 65 8,380 1,792 11,172 4 238 29 1,386 1,334 2,987 5 1,285 842 164 46 3,325 1,787 7,449 6 8,865 8,390 4,387 6,439 41,265 7,821 77,167 7 11,783 5,618 5,168 4,949 34,976 5,957 68,451 8 232 188 60 163 4,187 744 5,574 IUD IUD MKJP MOP/ MOW Implant Suntik MOP/MOW Implant Injection Pil Pill NON MKJP Kondom Condom Obat Vagina Vagina Medicine 9 Lainnya Other 10 17 17 MKJP + NON MKJP 11 22,851 15,509 9,841 11,662 93,519 19,435 172,817 IUD IUD 12 1.96 2.85 0.46 0.56 8.96 9.22 6.46

% Peserta KB Aktif / Percentage of Active Family Planning Acceptor MKJP MOP/ MOW MOP/M OW 13 1.04 0.19 1.48 6.86 1.73 Implant Suntik Implant Injection 14 5.62 5.43 1.67 0.39 3.56 9.19 4.31 15 38.79 54.10 44.58 55.21 44.12 40.24 44.65 Pil Pill 16 51.56 36.22 52.51 42.44 37.40 30.65 39.61 NON MKJP Kondom Condom 17 1.02 1.21 0.61 1.40 4.48 3.83 3.23 Obat Vagina Vagina Medicine 18 Lainnya Other 19 0.17 0.01 MKJP + NON MKJP 20 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 21 Table 21 Pelayanan KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 New Family Planning Service by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Peserta KB Baru / Number of New FP Acceptor MKJP NON MKJP Obat Vagina LainKondom Vagina nya Condom Medici Other ne % Peserta KB Baru / % of New FP Acceptor NON MKJP Obat MKJP Vagina LainKondom + NON Vagina nya Condom MKJP Medicin Other e

Kab./Kota

MKJP

NO District/City

IUD IUD

MOP/ MOW MOP/ MOW

Implant Implant

Suntik Injection

Pil Pill

MKJP + NON MKJP

IUD IUD

MOP/ MOW Implant Suntik MOP/M Implant Injection OW

Pil Pill

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

3 120 101 6 3 197 107 534

4 17 46 63

5 125 191 13 32 168 197 726

6 1,896 1,690 564 1,313 6,120 3,116 14,699

7 1,736 1,194 662 755 6,466 2,178 12,991

8 63 92 32 44 1,373 146 1,750

9 -

10 -

11 3,957 3,268 1,277 2,147 14,370 5,744 30,763

12 3.03 3.09 0.47 0.14 1.37 1.86 1.74

13 0.43 0.32 0.20

14 3.16 5.84 1.02 1.49 1.17 3.43 2.36

15 47.92 51.71 44.17 61.16 42.59 54.25 47.78

16 43.87 36.54 51.84 35.17 45.00 37.92 42.23

17 1.59 2.82 2.51 2.05 9.55 2.54 5.69

18 -

19 -

20 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 22 Table 22 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of UCI Village Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Jumlah Desa/Kel Number of Villages 3 54 42 83 43 64 18 304 Desa Kel/UCI UCI Villages 4 47 42 17 15 40 18 179 % Desa/Kel UCI % of UCI Villages 5 87.04 100.00 20.48 34.88 62.50 100.00 58.88

NO 1 1 2 3 4 5 6

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 23 Table 23 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Infant Immunization Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota NO District/City 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang 2 Jumlah Bayi Number Of Babies 3 5,415 3,301 2,897 1,933 22,232 9,066 Imunisasi / Immunization DPT3+HB3 POLIO3 Jumlah Jumlah % % Total Total 8 4,601 3,115 1,594 1,283 16,511 3,897 31,001 9 84.97 94.37 55.02 66.37 74.27 42.98 69.13 10 4,626 3,087 1,481 1,255 16,648 4,099 31,196 11 85.43 93.52 51.12 64.92 74.88 45.21 69.57

BCG Jumlah Total 4 4,446 3,140 1,618 1,440 16,159 4,365

% 5 82.11 95.12 55.85 74.50 72.68 48.15

DPT1+HB1 Jumlah % Total 6 4,755 3,135 1,651 1,492 17,482 4,178 7 87.81 94.97 56.99 77.19 78.63 46.08

CAMPAK Jumlah % Total 12 4,603 3,145 1,374 1,353 15,133 4,352 29,960 13 85.00 95.27 47.43 69.99 68.07 48.00 66.81

DO (%)

14 3.20 (0.32) 16.78 9.32 13.44 (4.16) 8.36

Jumlah (Provinsi) / 44,844 31,168 69.50 32,693 72.90 Total (Province) % Bayi Diimunisasi Lengkap / % of Babies Immunization Completely Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 24 Table 24 Cakupan Bayi, Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Infant, Underfive Accessable Medical Service by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Anak BGM (6-24 Bln) / Poor Babies (624 months) Jumlah District/City 1 1 2 3 4 5 6 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Total MP ASI % Total 5 100 * * 100 18.29 100 6 27,909 16,735 12,973 6,523 93,042 22,441 Get Vit A 2x 7 17,494 14,103 8,226 5,375 56,643 20,292 122,133 8 62.68 84.27 63.41 82.40 60.88 90.42 67.96 Jumlah Balita / Underfive Mendapat Vit A 2x % Total 9 48 58 35 37 173 181 532 Balita Gizi Buruk / Malnutrition Infant Jumlah Mendapat Perawatan Get Treatment 10 48 58 35 29 173 181 524 %

Kabupaten/Kota NO

Adding Meal for Breastfeeding 3 4 784 784 * * 57 2,023 34 * * 57 370 34

11 100 100 100 78.38 100 100 98.50

Jumlah (Provinsi)/ 2,898 1245 42.96 179,726 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 25 Table 25 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Pregnant Woman Get Fe1, Fe3 by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Ibu Hamil / Total of Pregnant Woman 3 5,953 3,572 3,304 2,179 22,728 Fe1 Jumlah / Total 4 5,214 3,214 2,080 1,743 18,546 % 5 87.59 89.98 62.95 79.99 81.60 91.43 82.69 Jumlah / Total 6 4,105 2,969 1,900 1,546 15,737 3,923 30,180 Fe3 % 7 68.96 83.12 57.51 70.95 69.24 84.46 71.21

NO 1 1 2 3 4 5 6

Kabupaten/Kota/ District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam

Tanjungpinang 4,645 4,247 Jumlah (Provinsi)/ 42,381 35,044 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 26 Table 26 Jumlah Wanita Usia SUbur Dengan Status Imunisasi TT Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Reproductive Women with TT Immunization by Regency/Manufacility in Kepulauan Riau Province Year 2007
WUS/ Reproductive Women 3 5,832 3,022 2,134 2,067 22,232 4,193 39,480 TT 1 Jml/ Total 4 605 2,588 1,671 1,508 15,091 5,407 26,870 % 5 10.37 85.64 78.30 72.96 67.88 128.95 68.06 TT 2 Jml/ Total 6 405 2,104 1,277 1,311 11,639 5,407 22,143 % 7 6.9444 69.62 59.84 63.43 52.35 128.95 56.09 TT 3 Jml/ Total 8 26 961 987 % 9 0 4 2.5 Jml/ Total 10 10 668 678 TT 4 % 11 0 3 1.72 Jml/ Total 12 5 380 385 TT 5 % 13 0 2 0.98

NO 1 1 2 3 4 5 6

Kabupaten/Kota/ District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 27 Table 27 Pesertase Akses Ketersediaan Darah untuk Bumil dan Neonatus yang Dirujuk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Blood Supply Access for Pregnant woman and Neonatus Referred by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Sarana Pelayanan Kesehatan NO Health Facility 1 1 2 RUMAH SAKIT PUSKESMAS 2 * * Jml Bumil yg Dirujuk / Pregnant Women Referred Memerlukan Mendapat Darah / Need Darah / Get % Blood Blood 3 4 5 * * * * Jml Neonatus yg Dirujuk / Neonatus Referred Memerlukan Mendapat Darah / Need Darah / Get % Blood Blood 6 7 8 * * * * * *

Jumlah (Provinsi) / Total (Province) SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )

Tabel 28 Table 28 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number and Percentage of High Risk/Complication Pregnant Woman and Neonatal Treated by District/City in Kepualuan Riau Province, 2007
Bumil Risti /Komplikasi / High Risk/Complication Pregnant women Jumlah Total % Bumil Risti/Komplikasi Ditangani / High Risk/Complication Pregnant Wome nTreated Jumlah Total % Neonatal Risti/Komplikas i / High Risk Neonatal/Complication Jumlah Total % Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani / High Risk/Complication handled Jumlah Total %

NO

Kabupaten/Kota/ District/City

Jumlah Ibu Hamil / Pregnant Women

Jumlah Neonatal / Number of Neonatal

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam

4 5,953 3,572 3,304 2,179 22,728

5 999 716 615 457 2,325

6 16.78 20.04 18.61 20.97 10.23

7 872 608 52 352 2,325

8 87.29 84.92 8.46 77.02 100 100 84.47

9 5,415 2,922 2,812 1,559 16,480 4,223 33,411

10 51 31 8 41 131

11 0.94 1.06 0.51 0.97 0.39

12 51 31 8 41 131

13 100 100 100 100 100

Tanjungpinang 4,645 702 15.11 702 Jumlah (Provinsi) / 38,676 5,814 15.03 4,911 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 29 Table 29 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Health Facility with Intencive Care Unit Ability by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Mempunyai Kemampuan Gadar / Have ICU Ability Jumlah Health Facility 1 1 2 3 4 5 KARIMUN 2 3 Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) 1 2 3 4 5 BINTAN Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) 1 2 3 4 5 NATUNA Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) 19 14 16 7 62 70 3 11 8 3 9 7 18 1 7 5 1 Number of Facility 4 2 3 Total 5 2 6 100 33.33 27.78 100 100 11 100 68.75 73.68 %

NO

Kabupaten/Kota/ District/City

Sarana Kesehatan

Jumlah Sarana

Tabel 29 (Lanjutan.) Table 29 (Continue..) Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Health Facility with Intencive Care Unit Ability by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota/ Regency/ Manupacility 2 Sarana Kesehatan Health Facility 3 Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Jumlah Sarana Number of Facility 4 1 5 6 9 3 177 189 2 4 31 37 18 44 277 339 Mempunyai Kemampuan Gadar / Have ICU Ability Jumlah % Total 5 6 1 2 3 9 3 177 189 2 2 1 5 18 28 178 224

NO 1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

LINGGA

BATAM

TANJUNGPINANG

TOTAL

100 40.00 50.00 100 100 100 100 100 50.00 3.23 13.51 100 63.64 64.26 66.08

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 30 Table 30 Jumlah dan Persentase Desa/kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number and Percentage of Outbreak Village Treated Under 24 Hours by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota/ District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah Desa/Kel Number of Village 3 54 42 83 43 64 18 Desa/Kel Terkena KLB / Outbreak Village Ditangani < 24 Jam Treated < 24 hours 5 1 1 1 1

NO 1 1 2 3 4 5 6

Jumlah Total 4

% 6 100 100

Jumlah (Province) / 304 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 32 Table 32 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 6 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Infant Given Exclusive Breast Feeding by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif / NO Kabupaten/Kota/ District/City Jumlah Bayi Number of Babies Given Exclusive Breast Feeding Jumlah Total 4 3,217 1,376 384 1,278 8,246 2,080 16,581 % 5 59.41 41.68 13.26 66.11 37.09 22.94 36.97

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

Number of babies 3 5,415 3,301 2,897 1,933 22,232 9,066 44,844

Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 33 Table 33 Persentase Desa/Kelurahan Dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Village with Good Iodized Salt by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Desa/Kel dg Garam Beryodium yg Baik % Desa/Kel dg Garam beryodium yg Baik % of Villages with Good Iodized Salt 5 100 100 79 60.94 100 71.05

NO

Kabupaten/Kota District/City 2

Jumlah Desa/Kel Disurvei

Villages Surveyed 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) 3

Number of Villages with Good Iodized Salt 4 54 42 83 43 64 18 304 42 83 34 39 18 216

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 34 Table 34 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Dental and Mouth Service in Health Centre by District/City in Kepulauan Riau, 2007

Pelayanan Dasar Gigi/ Basic Dental Service Tumpatan Gigi Tetap / Pencabutan Gigi Tetap / Jumlah Rasio Tambal/ Cabut Ratio of Plug/Pluck Jumlah Murid SD Number of Primary Students

UKGS (Prom + Prev) / School Dental Health Effort(Promotion + Prevention) Murid SD/MI Diperiksa / Primary Students Checked -up Jumlah % Total Murid SD/MI / Primary Students Perlu Perawatan Need Treatment Jumlah Mendapat Get Treatment % Mendapat Perawatan % of Get Treatment

NO

Kab./Kota / District/City

Tooth Plug Pluck Tooth Permanently Permanently

TOTAL

1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang

3 120 354 383 84 2,518 331

4 1,783 1,349 2,359 1,381 11,638 2,974

5 1,903 1,703 2,742 1,465 14,156 3,305

6 0.07 0.26 0.16 0.06 0.22 0.11

7 26,397 32,409 14,413 27,681 52,646 14,832

8 470 27,962 1,480 1,661 15,711 11,331 58,615

9 1.78 86.28 10.27 6.00 29.84 76.40 34.81

10 470 9,337 612 431 7,794 2,731 21,375

11 366 2,582 604 229 4,736 2,731 11,248

12 77.87 27.65 98.69 53.13 60.76 100.00 52.62

Jumlah (Provinsi) / 3,790 21,484 25,274 0.18 168,378 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 35 Table 35 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Health Elucidation in Kepulauan Riau Province in 2007 Penyuluhan Kesehatan / Health Elucidation Jumlah Seluruh Kegiatan Jumlah Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan Kelompok Massa Number of Mass Elucidation All of Group Elucidation Activities Activities 3 4 1,091 98 334 64 110 44 1,189 1,742 11 4,530 153 48 48 98 43 146 91 12 12 3 15 12 256

Kabupaten/Kota NO District/City

Jumlah Total 5 1,189 334 64 154 1,189 1,753 4,683 96 98 43 237 24 3 27 4,947

1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Puskesmas / Health Centre 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Dinkes Kab/Kota / Districal Health Office 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Rumah Sakit / Hospital Jumlah (Provinsi) / 4,691 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 36 Table 36 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Pre-paid Health Assurance Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar Number of Pre Paid Health Assurance Participants Askes District/City Population Health Assurance Jamsostek Labor Force has Social Assurance Askeskin Poor card/ Poor Health Assurance Lainnya Others Jumlah Total %

Kabupaten/Kota NO

Jumlah Penduduk

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

3 216,221 122,677 93,424 86,894 695,739 177,963 1,392,918

4 8,772 15,865 5,617 2,747 14,727 28,374 76,102 5.46

5 100,158 4,771 104,929 7.53

6 30,373 14,934 31,136 20,104 37,033 30,389 163,969 11.77

7 17,795 50,000 9,600 104,239 181,634 13.04

8 39,145 48,594 86,753 32,451 256,157 63,534 526,634 37.81

9 18.10 39.61 92.86 37.35 36.82 35.70 37.81

Persentase / Percentage

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 37 Table 37 Cakupan Pelayanan Kesehatan MAsyarakat Miskin Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Services for The Poor in Kepulauan Riau Province in 2007 Masyarakat Miskin / Poor People Dicakup Askeskin/ Kabupaten/Kota / Mendapat Yankes / Get Health Service Jumlah yg Covered by Askeskin District/City Ada / Rawat Rawat Exist Jumlah/ % % % Inap/ InJalan/ OutTotal patient patient 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Karimun 30,373 30,373 100 23,676 77.951 5,083 16.74 2 Bintan 37,567 14,934 39.75 0 0.00 3 Natuna 8,820 8,820 100 0 0.00 4 Lingga 13,020 8,983 68.99 0 0.00 5 Batam 76,625 37,033 48.33 37,602 49.073 90 0.12 6 Tanjungpinang 30,389 30,389 100 6,376 20.981 1,428 4.70 Jumlah (Provinsi) / 196,794 130,532 66.33 67,654 34.378 6,601 3.35 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 NO Pelayanan Bayi Masy. Miskin / Service for The Poor's Babies Bayi Masy.Miskin BGM Mendapat MPASI / Number of Poor's Babies Under Jumlah Bayi Red-line Get Additional Meal of BreastMasy.Miskin / feeding Number of Poor's Babies % Jumlah/ Total 10 502 964 53 35 34 1,588 11 502 53 35 34 624 12 100 100 100 100 39.29

Tabel 38 Table 38 Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Labor Health Service for Formal Employ by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Pelayanan Kesehatan Kerja / Labour Health Service Jumlah Pekerja Formal Formal Employ 3 7,117 237,662 52,490 297,269 Jumlah yang Dilayani Served 4 7,117 33,145 40,262 % 5 100 13.54

NO 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam

Kabupaten/Kota/ District/City 2

6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 39 Table 39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Service Coverage to Pre Elderly and Elderly by District/City In Kepulauan Riau Province, 2007 Pra Usila (45-59 th) / Pre Elderly (45-59 years) Jumlah District/City 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 2 Total 3 9,151 19,793 15,805 5,684 12,549 Dilayani Kes Health Service 4 4,163 14,971 977 1,645 11,832 % Total 5 45.49 75.64 6.18 28.94 94.29 6 6,250 27,854 6,124 4,942 7,733 12,570 65,473 Jumlah Usila (60th+) / Elderly (60th +) Dilayani Kes Health Service 7 5,775 16,118 2,533 1,819 5,274 9,679 41,198 % Total 8 92.40 57.87 41.36 36.81 68.20 77.00 62.92 9 15,401 47,647 21,929 10,626 20,282 23,463 139,348 Pra Usila dan Usila / Pre Elderly and Elderly Jumlah Dilayani Kes Health Service 10 9,938 31,089 3,510 3,464 17,106 18,691 83,798 % 11 64.53 65.25 16.01 32.60 84.34 79.66 60.14

Kabupaten/Kota NO

6 Tanjungpinang 10,893 9,012 82.73 Jumlah (Provinsi) / 73,875 42,600 57.66 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 40 Table 40 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Reproductive Aged Women Recieve Iodine by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 WUS Di Desa/Kel. Endemis Sedang & Berat / WUS in Middle & Severe Endemic Village Jumlah yang Diberi % Yang Diberi Kapsul Jumlah WUS Kapsul Yodium Yodium % of Receive Iodine Reproductive Women Receive Iodine Capsul Capsul 4 5 6 -

Kabupaten/Kota NO District/City 1 1 2 3 4 5 6 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

Jumlah Desa/Kel Endemis Number of Endemic Village 3 -

Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 41 Table 41 Persentase Donor Darah Skrining Terhadap HIV/AIDS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Blood Donor Screening againts HIV/AIDS by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Donor Darah / Blood Donor Jml Sample Darah Jml Positif HIV/AIDS Diperiksa Blood Sample Checked HIV Positive 4 5 12 45 12 45 -

NO 1 1

Unit Transfusi Darah Blood Transfution Unit 2 NATUNA RSUD NATUNA RSL PALMATAK Karimun RSUD Karimun TPI UTDC RSUD Tg.Pinang

Jumlah Pendonor Blood Donor 3

% Positif HIV/AIDS % of HIV/AIDS Positive 6 -

1,741

1,741

53

3.04

Batam RSU Batu Aji * RSU Budi Kemuliaan * RSOB * 5 Lingga RSL Daik * Jumlah (Provinsi) / 1,798 Total (Province Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 4

* * * * 1,798

* * * * 53

* * * * 2.95

Tabel 42 Table 42 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, rawat Inap, Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Outpatient Visit, Inpatient, Mental Disorder Service at Health Facility by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Sarana Pelayanan Kesehatan Health Facility 2 Puskesmas 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Jumlah Kunjungan /Number of Visit Rawat Inap Inpatient 5 2,050 2,217 1,049 1,180 387 6,883 7,076 2,173 31,584 61,894 102,727 109,610 Rawat Jalan Outpatient 6 85,295 101,054 75,832 37,444 391,241 114,356 805,222 27,994 5,716 349,792 18,811 402,313 1,207,535 1,392,918 28.88 Jumlah Total 7 87,345 103,271 76,881 38,624 391,628 114,356 812,105 35,070 7,889 381,376 80,705 505,040 1,317,145 Kunjungan Gangguan Jiwa /Mental Disorder Visit Jumlah % Total 8 9 35 0.04 167 0.22 17 0.04 21 0.01 10 0.01 250 0.03 71 0.20 71 0 321

NO 1 1

Kabupaten/Kota District/City 4 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

Sub Jumlah I I Sub Total I 1 RS

Sub Jumlah II I Sub Total II Jumlah (Propinsi) / Total (Province)

Jumlah Penduduk(Propinsi) / Population (Province) 1,392,918 Jumlah Pelayanan /Total Services Cakupan Kunjungan (%)/ Coverage of Visits (%) 7.37 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 43 Table 43 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Health Facilities by Medical Laboratory Capability and Having 4 Basic Specialists by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah yang Memiliki / Total Own 4 (Empat) Spesialis Labkes Dasar 4 (Four) Basic Medlab Specialists % Jumlah yang Memiliki / % of Total Own 4 (Empat) Spesialis Labkes Dasar 4 (Four) Basic Medlab Specialists

Sarana Kesehatan NO Health Facilities

Kabupaten/Kota

Jumlah

District/City

Total

1 1

2 Rumah Sakit Umum / General Hospital

3 4 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang

5 1 3 1 2 1 1 1 9 1 -

6 1 3 1 2 1 1 1 9 1 -

7 1 2 4 2 1 5 1

8 100 100 100 100 100 100 100 100 100 -

9 100 66.67 400 100 100 55.56 100 -

Rumah Sakit Umum Swasta/ Private General Hospital

1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang

Rumah Sakit Jiwa / Mental Disorder Hospital

1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang

Tabel 43 (Lanjutan) Table 43 (Continue..)

Sarana Kesehatan NO Health Facilities

Kabupaten/Kota

Jumlah

Jumlah yang Memiliki / Total Own Labkes 4 (Empat) Spesialis Dasar 4 (Four) Basic Specialists

% Jumlah yang Memiliki / % of Total Own Labkes Medlab 4 (Empat) Spesialis Dasar 4 (Four) Basic Specialists

District/City

Total

Medlab

1 4

2 Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital

3 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam

5 11 9 7 16 5 4 77

6 11 9 7 7 1 4 65

7 -

8 100 100 100.00 43.75 20 23 100 84.42

9 -

6 Tanjungpinang 5 Puskesmas / Health Centre 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 44 Table 44 Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasa Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Avabiality of Medicines According to Basic Health Service Need in Kepulauan Riau Province Year 2007 Karimun Bintan Natuna Kab. Lingga Kebutuha Ketersediaan/ Avabiality Kebutu Ketersediaan/ Avabiality Kebutu etersediaan/ Avabialit Kebutuha Ketersediaan/ Avabiality n/ n/ han/ han/ Jml/Total Jml/Total Jml/Total Jml/Total % % % % Need Need Need Need 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/5 ml 7,200 10,720 148.9 8,280 8,282 100.0 12,687 43,680 344.3 9,960 2,732 27.4 444 525 118.2 744 497 66.8 780 24.8 504 352 69.8 2 Amoksisilin kapsul 250 mg 3,142 2,748 2,758 100.4 2,496 1,533 61.4 4,800 127.0 2,856 3,556 124.5 3 Amoksisilin kapsul 500 mg 3,780 72 65 90.3 1,320 1,817 137.7 444 213.5 276 17 6.2 4 Antasida DOEN tablet 208 36 58 161.1 36 2,246 6238.9 780 516.6 1,440 185 12.8 5 Antalgin tablet 500 mg 151 36 69 191.7 72 23 31.9 456 123.2 72 16 22.2 6 Deksametason inj 5 mg/ml-2ml 370 7 Dektrometorfan sirup 10 mg/5 ml 696 1,106 158.9 3,000 3,315 110.5 3,600 10,800 300.0 8,328 1,450 17.4 648 90 13.9 108 118 109.3 450 408 90.7 96 142 147.9 8 Dekstrometorfan tablet 15 mg 12 37 308.3 96 81 84.4 6 288 4800.0 732 221 30.2 9 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1 ml 60 95 158.3 168 115 68.5 700 396 56.6 300 83 27.7 10 Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg 2,040 6,310 309.3 5,040 3,805 75.5 5,356 19,200 358.5 8,160 2,054 25.2 11 Glukosa larutan infus 5 % steril 312 760 243.6 288 338 117.4 #DIV/0! 1,980 94 4.7 12 Ibuprofen tablet 200 mg 27 ##### 72 330 458.3 230 984 427.8 #DIV/0! 13 Kloramfenikol kapsul 250 mg 288 772 268.1 936 529 56.5 740 1,080 145.9 1,200 274 22.8 14 Kotrimoksazol 480 mg 180 255 141.7 336 56 16.7 700 828 118.3 312 282 90.4 15 Klorfeniramini maleat tablet 4 mg 1,416 6,981 493.0 2,520 3,290 130.6 5,000 9,456 189.1 2,664 498 18.7 16 Natrium klorida infus 0.9 % steril 300 655 218.3 3,300 1,928 58.4 544 636 116.9 #DIV/0! 17 Parasetamol tablet 500 mg 12 11 91.7 7,680 4,175 54.4 5,000 12,960 259.2 1,200 3,520 293.3 18 Ringer Laktat infus steril 816 725 88.8 3,180 1,528 48.1 2,075 5,040 242.9 4,500 242 5.4 19 Infus set dewasa 36 1,183 3286.1 780 2,762 354.1 645 2,160 334.9 1,800 1,475 81.9 20 Infus set anak 60 73 121.7 24 27 112.5 21 204 971.4 408 79 19.4 21 Tetrasiklin 250 mg PROGRAM #DIV/0! 22 Vitamin B Kompleks 2,724 3,980 146.1 180 22 12.2 362 672 185.6 252 118 46.8 14,880 51,654 347.1 675 #DIV/0! 180 1,944 1080.0 100 #DIV/0! 23 Retinol 200.000 IU 24 213 887.5 13,360 #DIV/0! 600 1,200 200.0 1,200 4,180 348.3 24 Tablet Tambah Darah 12 91 758.3 ##### 16,300 97.0 905 1,032 114.0 372 18 4.8 25 Garam Oralit 36 98 272.2 24 94 391.7 512 612 119.5 192 512 266.7 26 Klorokuin tablet 84 361 429.8 #DIV/0! 100 192 192.0 #DIV/0! 27 PPC inj 192 393 204.7 300 48 16.0 #DIV/0! #DIV/0! 28 OAT Kat. 1 ##### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 29 OAT Kat. 2 ##### 24 8 33.3 #DIV/0! #DIV/0! 30 OAT Kat. 3 6 ##### 12 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 31 OAT Kat. Sisipan 24 17 70.8 24 6 25.0 #DIV/0! #DIV/0! 32 OAT Kat. Anak 96 319 332.3 120 157 130.8 160 144 90.0 348 105 30.2 33 Prednison Tablet 270 48 181 377.1 96 250 260.4 480 177.8 348 380 109.2 34 Asam Askorbat 50 mg

Tabel 44 (lanjutan.) Table 44 (continuing) Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasa Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Avabiality of Medicines According to Basic Health Service Need in Kepulauan Riau Province Year 2007 Batam TPI Provinsi Kebutuhaetersediaan/ Avabialit Kebutuhaetersediaan/ Avabialit Kebutuh etersediaan/ Avabialit n/ n/ an/ Jml/Total Jml/Total Jml/Total % % % Need Need Need 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1,800 25,750 1430.6 25,596 5,480 21.4 65,523 96,644 147.5 5,616 1,638 29.2 348 30 8.6 10,798 3,822 35.4 6,744 22,969 340.6 2,040 582 28.5 20,664 36,198 175.2 504 532 105.6 72 248 344.4 2,452 3,123 127.4 540 1,083 200.6 48 121 252.1 2,251 4,473 198.7 317 #DIV/0! 24 65 270.8 574 946 164.8 7,920 16,324 206.1 240 520 216.7 23,784 33,515 140.9 696 997 143.2 81 #DIV/0! 1,998 1,836 91.9 72 154 213.9 96 175 182.3 1,014 956 94.3 480 736 153.3 84 112 133.3 1,792 1,537 85.8 3,503 #DIV/0! #DIV/0! 20,596 34,872 169.3 1,200 524 43.7 288 627 217.7 4,068 2,343 57.6 1,680 558 33.2 12 29 241.7 1,994 1,928 96.7 1,680 3,973 236.5 420 314 74.8 5,264 6,942 131.9 912 783 85.9 1,164 300 25.8 3,604 2,504 69.5 1,747 #DIV/0! 12 124 1033.3 11,612 22,096 190.3 1,032 787 76.3 1,800 250 13.9 6,976 4,256 61.0 1,139 #DIV/0! 36 38 105.6 13,928 21,843 156.8 1,288 #DIV/0! #DIV/0! 10,571 8,823 83.5 300 784 261.3 #DIV/0! 3,561 8,364 234.9 #DIV/0! 36 0.0 549 383 69.8 300 5,916 432 420 60 396 60 24 360 384 336 464 7,203 2,938 613 99 94 6 763 574 154.7 121.8 680.1 146.0 165.0 #DIV/0! 23.7 0.0 #DIV/0! 25.0 0.0 198.7 170.8 108 7,524 12 120 108 36 64 59.3 #DIV/0! 18,505 245.9 81 #DIV/0! 15 125.0 #DIV/0! 72 60.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 79 73.1 97 269.4 3,926 20,976 9,780 18,509 836 184 1,008 60 24 36 408 1,216 1,134 5,320 61,576 40,396 18,135 1,430 553 607 8 12 23 1,567 1,962 135.5 293.6 413.0 98.0 171.1 300.5 60.2 0.0 33.3 33.3 5.6 128.9 173.0

NO Jenis Obat*/ Kind of Medicines

NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Jenis Obat* 2
Amoksisilin sirup kering 125 mg/5 ml Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml-2ml Dektrometorfan sirup 10 mg/5 ml Dekstrometorfan tablet 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1 ml Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg Glukosa larutan infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol 480 mg Klorfeniramini maleat tablet 4 mg Natrium klorida infus 0.9 % steril Parasetamol tablet 500 mg Ringer Laktat infus steril Infus set dewasa Infus set anak Tetrasiklin 250 mg PROGRAM Vitamin B Kompleks Retinol 200.000 IU Tablet Tambah Darah Garam Oralit Klorokuin tablet PPC inj OAT Kat. 1 OAT Kat. 2 OAT Kat. 3 OAT Kat. Sisipan OAT Kat. Anak Prednison Tablet Asam Askorbat 50 mg

Tabel 45 Table 45 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Household Live Clean and Healthy by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Rumah Tangga / Household Jumlah Dipantau Be Observed 4 250 7,085 210 16,641 2,100 Ber PHBS Do PHBS 5 123 4,227 11 2,549 844 575 8,329 % 6 49.20 59.66 5.24 15.32 40.19 22.82 28.91

NO 1 1 2 3 4 5 6

Tanjungpinang 2,520 Jumlah (Provinsi) / 28,806 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 46 Table 46 Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number and Percentage of Integrated Service Post (Posyandu) by Strata and District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Posyandu / Total of Posyandu Kabupaten/Kota NO District/City 1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Pratama Madya Purnama Purnama 5 85 50 40 64 119 51 409 79 77 40 9 31 49 285 Mandiri Mandiri 6 10 2 15 11 10 48 Jumlah Total 7 183 133 142 98 261 114 931 Persentase Posyandu / Percentage of Posyandu Pratama Madya Purnama Purnama 10 43.17 57.89 28.17 9.18 11.88 42.98 30.61 Mandiri Mandiri 11 5.46 1.50 10.56 4.21 8.77 5.16 Jumlah Total 12 100 100 100 100 100 100 100 % Posyandu Aktif % of Active Posyandu 13 48.63 59.40 38.73 9.18 16.09 51.75 35.77

Pratama Madya 3 9 4 47 25 100 4 189 4

Pratama Madya 8 4.92 3.01 33.10 25.51 38.31 3.51 20.30 9 46.45 37.59 28.17 65.31 45.59 44.74 43.93

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 47 Table 47 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Healthy House by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
Rumah / House
Jumlah Seluruhnya Jumlah Diperiksa % Diperiksa Jumlah Sehat % Sehat

NO 1 1 2 3 4 5 6

All 3 24,866 24,196 27,553 16,621 121,517 52,950 267,703

Checked 4 15,318 7,085 5,914 9,161 10,938 44,256 92,672

% of Checked 5 61.60 29.28 21.46 55.12 9.00 83.58 34.62

Healthy 6 9,882 4,227 5,589 7,199 9,229 37,099 73,225

% of Healthy 7 64.51 59.66 94.50 78.58 84.38 83.83 79.02

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 48 Table 48 Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Families Have Access to Clean Water by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Akses Air Bersih /Clean Water Access Kemasan Lainnya Ledeng PAH SGL SPT Kab./Kota NO District/City Number of Families Families Checked % of Families Checked Jumlah Jumlah Keluarga yang Ada Jumlah % Keluarga Keluarga Diperiksa Diperiksa % Akses Air Bersih / %of Clean Water Access Kemasan Lainnya Others 4.93 Ledeng Jumlah Total 19 100 100 100 100 100 100 100 PAH Rain Catch Well 16 14.60 0.00 0.00 4.31 10.59 1.19 11.02 SGL Dug Well SPT

Rain Catch Well

Dug Well

Package

1 2 3 4 5 6 7 1 Karimun 42,178 26,196 62.11 8,661 1,288 2 Bintan 29,290 7,405 25.28 2,455 3 Natuna 27,339 5,417 19.81 190 4 Lingga 15,926 7,814 49.06 2,391 11 5 Batam 209,588 48,210 23.00 33,494 10 6 Tanjungpinang 30,025 589 1.96 399 68 Jumlah (Provinsi) / 354,346 95,631 26.99 47,590 1,377 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

8 21,354 4,622 38 3,263 9,600 79 38,956

9 6,160 261 5,106 7 11,534

10 16 36 52

11 4,715 323 127 5,165

12 42,178 7,416 228 6,053 48,210 589 104,674

13 20.53 33.10 83.33 39.50 69.48 67.74 45.46

14 3.05 0.00 0.00 0.18 0.02 11.54 1.32

15 50.63 62.32 16.67 53.91 19.91 13.41 37.22

Package 17 0.05

Plumber well

Plumber well

Artesis

Artesis

Others

Total

18 0 11.18 0.22 4.36 0 0.00 0 2.10 0 0.00 6.1 0.00

Tabel 49 Table 49 Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Families with Basic Sanitation Facilities Ownership by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jamban / Toilet Jumlah KK yang diperiksa Jumlah KK yang memilki Jumlah KK yang diperiksa % KK Memiliki % Sehat NO Kabupaten/ Kota Jumlah KK Tempat Sampah / Garbage Bin Jumlah KK yang memilki % KK Memiliki % Sehat Pengelolaan Air Limban / Liquid Waste Treatment Jumlah KK yang memilki Jumlah KK yang diperiksa % KK Memiliki % Sehat

Jumlah Sehat

Jumlah Sehat

% ofHealthy

% ofHealthy

Jumlah Sehat

District/City

Household

10

11

12

13

14

15

16

17

1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam

42,178 29,290 27,339 15,926 209,588

42,178 7,085 850 7,604 17,296

28,856 4,240 850 5,720 17,724

28,856 * * * 14,076

68.415 59.845 100 75.224

100 * * *

40,629 4,980 22 7,604 94 553 53,882

28,972 2,388 22 4,200 78 464 36,124

28,972 * * * 52 375 29,399

71.31 47.95 100 55.23 82.98 83.91 67.04

100 * * * 66.67 80.82 81.38

42,178 4,580 7,604 1 320 54,683

32,621 1,858 2,432 1 232 37,144

59,148 * * * * 219 59,367

77.34 40.57 * 31.98 100.00 72.50 67.93

77.34 40.57 * 31.98 100.00 72.50 67.93

102.47 79.418

6 Tanjungpinang 30,025 320 266 245 83.125 92.105 Jumlah (Provinsi) 354,346 75,333 57,656 43,177 76.535 74.887 /Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

% ofHealthy 18

% of Own

% of Own

% of Own

Checked

Checked

Checked

Healthy

Healthy

Healthy

Own

Own

Own

Tabel 50 Table 50 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Healthy Public Place and Food Handling (TPUM) by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Hotel / Hotel Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat Kabupaten/Kota NO Restoran/R-Makan / Restaurant Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat Pasar / Market Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat TUPM LAINNYA / Others TUPM Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat JUMLAH TUPM / Number of TUPM Jumlah Sehat Jumlah diperiksa % Sehat

Checked

Checked

Checked

Checked

Checked

Healthy

Healthy

Healthy

Healthy

Healthy

% of healthy

% of healthy

% of healthy

% of healthy

District/City

1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam

3 58 15 8 10 51

4 15 10 10

5 11 9 10

6 73.33 90 100

7 110 65 100 78 314

8 44 65 50 78 68

9 35 45 39 77 58

10 79.55 69.23 78.00 98.72 85.29 83.33 83.29

11 18 8 1 4 27 3 61

12 14 8 1 4 19 3 49

13 13 6 4 16 2 41

14 92.86 75.00 100 84.21 66.67 83.67

15 235 209 10 31 398 79 962

16 214 209 2 15 194 61 695

17 202 154 2 15 151 55 579

18 94.39 73.68 100.00 100.00 77.84 90.16 83.31

19 421 297 119 123 790 238 1,988

20 272 297 53 107 291 138 1,158

21 250 216 41 105 235 118 965

22 91.91 72.727 77.358 98.131 80.756 85.507 83.33

6 Tanjungpinang 57 32 26 81.25 99 42 35 Jumlah (Provinsi) / 199 67 56 83.58 766 347 289 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

% of healthy

Exist

Exist

Exist

Exist

Exist

Tabel 51 Table 51 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 20 Percentage of Institution Being Built for Environment Health by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Sarana Kesehatan / Health Facilities Jml District/City Total Dibina % Guided Total Guided Sarana Pendidikan / Education Facilities Jml Dibina % Total Guided Sarana Ibadah / Religion Facilities Jml Dibina % Total Guided Jml Perkantoran / Office Dibina % Total Guided Jml Sarana Lain / Other Facilities Dibina % Total Guided Jml Jumlah / Total Dibina %

Kab./Kota NO

1 1 2 3 4 5 6

2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang

3 11 485 1 64 131 207 899

4 11 319 61 43 207 641

5 100 65.773 0 95.313 32.824 100

6 188 977 206 107 341 134

7 188 397 101 207 134 1,027

8 9 100 258 40.63 1,229 0 71 94.39 186 60.70 710 100 179 52.59 2,633

10 258 388 155 374 -

11 100 31.57 0 83.33 52.68 0

12 135 518 96 92 186

13 135 134 76 55 -

14 15 100 1,579 25.87 328 0 1 79.17 59.78 210 0 117

16 1,579 74 11 1,664

17 100 22.56 0 0 5.24 0 74.45

18 2,171 3,371 278 450 1,396 823 8,489

19 2,171 1,312 393 690 341 4,907

20 100 38.92 87.33 49.43 41.43 57.80

Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)

71.30 1,953

1,175 44.626 1,027

400 38.948 2,235

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 52 Table 52 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Percentage of House/Building Checked and Free of Mosquito Larva by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Rumah/Bangunan yang Ada / House/Building Exist 3 24,866 24,196 27,553 16,621 237,769 52,950 383,955 Rumah/Bangunan Diperiksa / House/Building Checked Jumlah Total 4 4,615 15,100 8,053 307,152 20,960 355,880 % % 5 18.56 62.41 48.45 129.18 39.58 92.69 Rumah/Bangunan Bebas Jentik / House/Building Free of Mosquito Larva Jumlah Total 6 4,263 12,456 2,766 238,832 17,507 275,824 % % 7 92.37 82.49 34.35 77.76 83.53 77.50

NO

Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

1 1 2 3 4 5 6

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 53 Table 53 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 The Distribution of Health Personnels by Work Unit in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota / District/City Tenaga Kesehatan / Health Manpower UNIT KERJA Work Unit 3 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Medis / Medic Jml % Total 4 5 69 29 18 3 119 43 3 10 1 57 40 22 2 64 57.98 24.37 15.13 2.52 100 75.44 5.26 17.54 1.75 100.00 62.50 34.38 3.13 100 Perawat & Bidan / Nurse Jml % Total 6 7 218 114 11 343 180 16 196 147 61 11 219 63.56 33.24 3.21 100 91.84 8.16 100.00 67.12 27.85 5.02 100 2 11 2 10 4 5 3 5 22 8 Farmasi / Pharmacy Jml % Total 8 9 6 8 27.27 36.36 13.64 22.73 100 80.00 20.00 100.00 36.36 45.45 18.18 100 1 11 4 10 6 4 4 10 6 Gizi / Nutrition Jml % Total 10 11 3 3 30.00 30.00 40.00 100 60.00 40.00 100.00 54.55 36.36 9.09 100 Teknis Medis / Medical Jml % Total 12 13 8 15 23 10 1 11 3 12 1 16 4.00 65.22 100 90.91 9.09 100.00 18.75 75.00 6.25 100 4 8 8 17 2 2 5 11 9 Sanitasi / Sanitation Jml % Total 14 15 4 2 36.36 18.18 45.45 100 52.94 47.06 100.00 25.00 25.00 50.00 100 8 14 17 20 2 4 4 6 3 Kesmas / Public Health Jml % Total 16 17 2 33.33 66.67 100 15.00 85.00 100.00 14.29 28.57 57.14 100 10 49 321 204 110 29 343 Jumlah Total 18 308 173 21 32 534 259 3

NO

% 19 57.68 32.40 3.93 5.99 100 80.69 0.93 3.12 15.26 100.00 59.48 32.07 8.45 100

1 1

2 3 4 5 1

2 3 4 5 1

2 3 4 5

Tabel 53 (Lanjutan.) Table 53 (Continue) Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 The Distribution of Health Personnels by Work Unit in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota / District/City UNIT KERJA Work Unit 3 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Tabel 53 (Lanjutan..) Table 53 (Continue.) Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 The Distribution of Health Personnels by Work Unit in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota / District/City UNIT KERJA Work Unit Tenaga Kesehatan / Health Manpower Gizi / Teknis Medis / Sanitasi / Jml Jml Jml % % % Total Total Total 10
2

Natuna

Bintan

Karimun

NO

Medis / Jml % Total 4 19 7 1 27 62 176 9 247 18 5 70.37 25.93 3.70 100 25.10 71.26 3.64 100 25.35

Perawat & Jml % Total 6 130 20 15 165 224 850 22 1,096 105 7 78.79 12.12 9.09 100 20.44 77.55 2.01 100 36.71

Farmasi / Jml % Total 8 2 2 2 6 15 74 10 99 8 9 33.33 33.33 33.33 100 15.15 74.75 10.10 100 42.11

Tenaga Kesehatan / Health Manpower Gizi / Teknis Medis / Sanitasi / Jml Jml Jml % % % Total Total Total 10 2 1 1 4 13 20 2 35 4 11 1.00 25.00 25.00 100 37.14 57.14 5.71 100 33.33 12 1 3 12 72 5 89 4 13 33.33 100 13.48 80.90 5.62 100 14.81 7 25 7 14 2 3 5 13 5 15 40.00 60.00 100 52.00 20.00 28.00 100 38.89

Total 16

Kesmas / Jml % 17 8 8 2 8 20 30 100.00 100 6.67 26.67 66.67 100 -

Jumlah % Total 18 155 31 30 216 341 1,205 75 1,621 146 19 71.76 14.35 13.89 100 21.04 74.34 4.63 100 33.33

1 1

4 5 1

4 5 1

2 3 4 5

Tanjungpinang

Batam

2 3

Lingga

2 3

43 8 2 71

60.56 11.27 2.82 100

155 12 5 9 286

54.20 4.20 1.75 3.15 100 -

47.37 -

50.00 -

21 2 27

77.78 7.41 100 -

5.56 -

60.00 -

238 12 21 21 438

54.34 2.74 4.79 4.79 100

7 3 18

38.89 16.67 100

1 1 5

20.00 20.00 100

2 19

10.53 100

2 12

16.67 100

NO

Medis / Jml % Total

Perawat & Jml % Total

Farmasi / Jml % Total 8


3 3

Total 16

Kesmas / Jml % 17
10

Jumlah % Total 18
-

3 1 2 4 5 6 7 1 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital 9 22 2 60.00 68.75 Institusi Diklat/Diknakes / 3 Sarana Kes lain/ Other Health 1 1 4 6.67 3.13 5 9 Dinkes / Health Office 5 33.33 28.13 Jlh / Total 15 100 32 100 1 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC 251 41.83 1,004 42.96 (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital 2 289 48.17 1,222 52.29 Institusi Diklat/Diknakes / 3 12 0.51 Sarana Kes lain/ Other Health 4 37 6.17 6 0.26 Dinkes / Health Office 5 23 3.83 93 3.98 Jlh / Total 600 100 2,337 100 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Provinsi TOTAL

9 50.00 50.00 100 24.86 56.65 3.47 15.03 100

11 100.00 100 40.48 40.48 19.05 100

12
3 2

13 60.00 40.00 100 44.05 72.09 6.40 100

14
1 1

15 50.00 50.00 100 43.02 12.79 8.14 36.05 100

19 48.61 6.94 44.44 100 39.86 50.63 0.34 1.61 7.56 100 Ratio per 100.000 penduduk = 254.50

100.00 100 70.00 170.00 10.00 680.00 930.00

35 5 32

6 43 98 6 26 173

2 34 34 16 84

5 37 124 11 172

2 37 11 7 31 86

10 7 17 1 68 93

72 1,413 1,795 12 57 268 3,545

Tabel 54 Table 54 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Health Manpower at Health Service Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
Unit Kerja / Work Unit NO Kab./Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Provinsi Subtotal Medis / Medic
PKM HC RS Hospital

Tenaga Kesehatan / Health Personnels Perawat & Bidan / Nurse and Midwife
PKM HC RS Hospital

Farmasi / Pharmacy
PKM HC RS Hospital

Gizi / Nutrition
PKM HC RS Hospital

Teknis Medis/ Medical Technique


PKM HC RS Hospital

Sanitasi / Sanitation
PKM HC RS Hospital

Kesmas / Public Health


PKM HC RS Hospital

Jumlah / Total
PKM HC RS Hospital

1 1 2 3 4 5 6 7

3 69 60 40 19 69 18 275

4 41 0 22 6 176 35 7 280

5 215 204 147 126 224 114 1,030

6 147 61 17 850 102 21 1,177

7 6 8 4 2 15 7 42

8 17 5 2 74 3 101

9 3 7 6 1 13 3 33

10 3 4 20 3 30

11 5 10 3 2 12 5 37

12 14 12 1 72 7 4 106

13 4 9 2 13 5 33

14 2 2 5 1 1 10

15 1 5 2 2 10

16 2 4 5 1 12

17 303 303 204 150 348 152 1,460

18 226 110 26 1,202 152 33 1,749

Total

555

2,207

143

63

143

43

22

3,209

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 200 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 55 Table 55 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Staffs at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
Kab./Kota District/City
NO

Tabel 55 Table 55 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Staffs at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
LINGGA Tenaga Medis / Medical Staffs
Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

KARIMUN Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

BINTAN Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

NATUNA Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

Kab/Kota / District /City NO

BATAM Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

TJ.PINANG Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

PROVINSI Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

TOTAL Tenaga Medis / Medical Staffs


Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr

Unit Kerja / Work Unit 1 2 1 Puskesmas / HC 2 Rumah Sakit / Hospital 3 4


Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities

16 16

55 11 17 2
85

14 2 1 1
18

6 69 29 18 3
119

7 36 36

10

2 -

29 2
-

12 1
-

11 43 3 10 1

12 -

13

14

15

10
-

27 10
-

13 2
-

16 40 22 2

17 -

18

19

20

21

22 19 7 -

4
-

12 2
-

7 1
-

Unit Kerja / Work Unit 1 2 1 Puskesmas / HC 2 3 4 5


Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health Sarana Kes lain/ Other Health Dinkes / Health Office

Specialist Dr

23

24

25

93
-

52 68
-

17 15
-

26 62 176 9
247

27 -

28

29

30

31

32 18 43 8 2 -

33 1 1

34 7 1 5
13

35 1 1

36 9 1 5
15

37 -

33 2 149 4 155

25
3

11 15
4

7 3
1

34 186 115 31 18
350

35 70 25 2 5
102

36 251 289 37 23
600

37 36 36

1 3

9 1
41

13

5 Dinkes / Health Office


TOTAL / Total Rasio thdp 100.000 Pddk / Ratio per 100,000 pop

10

2
39

15

1
15

93

5
125

4
36

28

2
32

11

57

64

27

TOTAL / Total Rasio thdp 100.000 Pddk / Ratio per 100,000 pop

71

8,121.83

6.10

1.29

0.22

2.94

0.93

0.72

2.80

1.08

0.29

1.08

0.57

6.68

8.97

2.58

2.01

2.30

0.79

42.27

11.13

25.13

7.32

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 200

Tabel 56 Table 56 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Pharmacist and Nutritionist at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota District/city KARIMUN Unit Kerja / Work Unit NO
Tenaga Kesehatan / Health Staffs 2 3
Apoteker / Pharmacist KEFARMASIAN S1 FARMASI/ S1 Pharmacy DIII-FARMASI / D3 Pharmacy Ass Apoteker / Pharmacy Ass Jumlah / Total D-IV/S1 GIZI / S1 /D-IV Nutrition GIZI D-III GIZI/ D-III Nutrition D-I GIZI / D-I Nutrition Jumlah / Total
Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

Tabel 56 (Lanjutan..) Table 56 (Continue.) Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Pharmacist and Nutritionist at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 LINGGA Unit Kerja / Work Unit
Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

BINTAN Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Dinke s Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

NATUNA Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Dinkes

Kab./Kota District/city

BATAM Unit Kerja / Work Unit


Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

TANJUNGPINANG Unit Kerja / Work Unit


Jml Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

PROVINSI Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinke s Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

TOTAL Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinke s Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

NO
Tenaga Kesehatan / Health Staffs 2 3
Apoteker / Pharmacist

Pkm

RS

Dikna kes

Sarkes Lain Other Health Facilities

Dinkes

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

10

11

12

Other Health Health School Facilitie s

Health Off

Total

HC

Hosp

13

14

15

16

17

18

19

Other Health Health School Facilitie s

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

1 2 3 4
5

1 1 4
6

2 1 1 4
8

1 2
3

4 1 5

8 1 3 10
22

3.99 0.50 1.50 4.98 10.96 3.99 1.00 4.98

1 3 4
8

2 2

1 2 3 4
10

0.86 1.71 2.57 3.42 8.56 0.86 4.28 3.42 8.56

1 2 1
4

4 1 5

2 2

7 3 1
11

7.91 3.39 1.13 12.43 11.30 1.13 12.43

1 1
2

1 1 2

2 2

1 2 2 1
6

1.21 2.41 2.41 1.21 7.23 0.00 4.82 0.00 4.82

1 2 3 4
KEFARMASIAN

1 14
15

7 9 15 43
74

4 12 9

1.95 1.46 2.60 10.06 16.07 0.16 3.90 1.62 5.68

3 1 4
8

4 5
9

2 2
4

9 1 11
21

5.36 0.60 0.00 6.55 12.50 0.60 3.57 2.98 7.14

1 2 3

2 -

7 1 5 28
41

18 10 18 52
98

2 2 2
6

13 4 4 7
28

40 15 29 89
173

2.87 1.08 2.08 6.39 12.42 0.22 4.24 1.58 6.03

S1 FARMASI / S1 Pharmacy DIII-FARMASI / D3 Pharmacy Ass Apoteker / Pharmacy Ass Jumlah / Total

1 16 5 62
10 99

2 3

4 6

1 2 3
4

2 1
3

3 3

3 1
4

8 2
10

2 4
6

1 3 4

1 5 4
10

5 1
6

4 4

0 1 1

10 1
11

2 2

1 1

1 1

4 4

1
GIZI

D-IV/S1 GIZI / S1/D-IV Nutrition D-III GIZI/ D-III Nutrition D-I GIZI / D-I Nutrition Jumlah / Total

11 2
13

1 11 8
20

1 3
4

5 1
6

1 1
2

1 6 5
12

2 2

2 2

23 11
34

1 24 9
34

2 12 2
16

3 59 22
84

2 3

2 24 - 10
2 35

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 57 Table 57 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Nursing Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO
Tenaga Kesehatan / Health Personnels
Pkm RS

Tabel 57 (Lanjutan.) Table 57 (Continue..) Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2006 Number of Nursing Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2006 LINGGA Unit Kerja / Work Unit
Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

KARIMUN Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

BINTAN Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

NATUNA Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml

Kab/Kota/ District/City NO
Tenaga Kesehatan / Health Personnels
Pkm RS

BATAM Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

TANJUNGPINANG Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

PROVINSI Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.00 0 Pddk Ratio per 100,00 0 pop Pkm RS

JUMLAH Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

HC

Hosp

Health School

Other Health Facilities

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

1 1

2 PERAWAT

3
S1 Keperawatan / S1 Nursing DIII- Perawat/ D3-Nurse SPK / Health Nursing School Jlh / Total DIII-Bidan / DIII Midwife Bidan / Midwife Jlh / Total

4 63 60 123 50 45 95

5 2 76 15 93 10 11 21

6 -

7 -

8 3 3 6 2 3 5

9 2

10 1.00

11 2 52 55

12 -

13 -

14 -

15 1 4 5 10 1 5 6

16 3

17 2.57

18 74 22 96 49 2 51

19 1 44 8 53 8 8

20 -

21 -

22 6 2 8 3 3

23 1

24 1.13

25 78 25 103 6 21 27

26 2 13 2 17 1 2 3

27 -

28 -

29 1 9 1 11 3 1 4

30 3

31 3.62

1 1

2 PERAWAT

3
S1 Keperawatan / S1 Nursing DIII- Perawat/ D3-Nurse SPK / Health Nursing School Jlh / Total DIII-Bidan / DIII Midwife Bidan / Midwife Jlh / Total

32

33

34

35

36

37

38 2.60

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59 1.79 93.26 31.01 126.07 17.73 23.98 41.71

67 58
125

15 594 153
762 -

1 7 3
11

16

19 20
39

144 144 10

10 5

5 5

5 -

0.00

17 17

1 1

8 8

26 26

2 353 240
595

20 888 178
1,086

10 10

6 6

3 42 14
59

25
1,299

2 3
4

142 70.77 78 38.87

56 47.91 60 51.34 119 101.82 10 8.56

124 140.11 32 36.16

100 120.57 28 33.76 131 157.94 10 12.06 24 28.94 34 40.99

2 3
4

668 108.43 214


898

183 108.96 20
203

34.74 145.76 12.17 19.96 32.14

11.91 120.86 14.29 35.13 49.42

432
1,756

222 110.64 109 62 30.90 59 29.41 121 60.31 9 62 71

157 177.40 60 2 62 67.79 2.26 70.05

1 BIDAN 2
3

1 BIDAN 2
3

18 81
99

56 32
88 -

1 10
11

75 123
198

24 42
66

11
11

2
2

4
4

24 59
83

5 5

1 1

6 6

156 253
409

80 56
136

2
2

11 23
34

247 334
581

67 57.33 77 65.88

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 58 Table 58 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Public Health Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO
Pkm RS

Tabel 58 (Lanjutan) Table 58 (Continue.) Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Public Health Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 LINGGA Unit Kerja / Work Unit
Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

KARIMUN Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd Pkm RS 100.000 Pddk Ratio per HC Hosp 100,000 pop

BINTAN Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

NATUNA Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml

Kab/Kota/ District/City NO Tenaga Kesehatan/ Health Personnels 1 2


SKM/S2 Kesmas / S1/S2 PH DIII-Kesmas / DIII-PH
Pkm RS

BATAM Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

TANJUNGPINANG Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

PROVINSI Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS

TOTAL Unit Kerja / Work Unit


Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinke s Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop

Tenaga Kes / Health Personnels 1 2


SKM/S2 Kesmas / S1/S2 PH DIII-Kesmas / DIII-PH

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

HC

Hosp

Health School

Health Off

Total

KESMAS

2 2 4

2 2 1 1 2

4 4

6 6 7 4

2.93 2.93 3.42 1.96

3 3 5 4 9

17 17 3 5 8

20 20 8 9

16.97 16.97 6.79 7.64

2 2 1 1 2

4 4 2 2

8 8 3 1 4

14 14 6 2 8

15.59 15.59 6.68 2.23 8.91

1 1 2

8 8 2 1 3

8 8 3 2 5

KESMAS

9.90 9.90 3.71 2.48 6.19

2 2 10 3 13

5 3 8 3 2 5

20 20 5 2 7

27 3 30 18 7 25

3.96 0.44 4.40 2.64 1.03 3.67

2 5 7

2 1 3 1 1

1 1 7 7

1 1 3 3

4 1 5 13 5

2.46 0.62 3.08 8.01 3.08

1 1

10 10 -

10 0.75 -

7 7 21 16 37

13 4 17 8 3 11

1 1 7 7

68 68 20 10 30

89 4 93 56 29

6.39 0.29 6.68 4.02 2.08

Jumlah/ Total 3 4
DIII-Sanitasi /DIIISanitation DI-Sanitasi / DIII Sanitation

Jumlah/ Total SANITASI 3 4


DIII-Sanitasi /DIII-Sanitation DI-Sanitasi / DIII Sanitation

10 0.75 1 1 0.07 0.07

SANITASI

4 1 5

Jumlah/ Total

11 5.38

17 14.43

Jumlah/ Total

18 11.08

85 6.10

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 200 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 59 Table 59 Jumlah Tenaga Teknis Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Technique Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota District/City NO Unit Kerja / Work Unit 1 2 1 Pkm / HC 2 RS / Hospital Diknakes / Health 3 School 4 5 Sarkes Lain / Others Health Facility Dinkes / Health Office Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
Rasio Thd 100.000 Pddk/ Ratio per 100,000 pop

Tabel 59 (Lanjutan..) Table 59 (Continue.) Jumlah Tenaga Teknis Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Technique Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 LINGGA Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique
Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

KARIMUN Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

BINTAN Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

NATUNA Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

Kab./Kota District/City NO Unit Kerja/ Work Unit 1 2

BATAM Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

TANJUNGPINANG Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

PROVINSI Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Physiote rapy Fisiote rapi Physioterapy

TOTAL Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique


Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

5 3 8 3.99

1 9 10 4.98

2 1 3 1.50

2 2 1.00

6 6 5.13

2 2 1.71

2 2 1.71

1 1 0.86

3 7 10 11.30

2 2 2.26

1 1 2 2.26

2 2 2.26

1 1 1.21

1 1 1.21

1 Pkm / HC 2 RS / Hospital Diknakes / Health 3 School 4 Sarkes Lain / Others Health Facility

12 35 5 52 8.44

22 22 3.57

4 4 0.65

11 11 1.79

4 6 2 12 7.14

7 7 4.17

4 4 2.38

4 4 2.38

1 1 2

2 2

1 1

31 52 8 91 6.81

3 42 45 3.37

4 11 2 17 1.27

19 1 20 1.50

5 Dinkes / Health Office Jumlah (Provinsi) / Total (Province)


Rasio Thd 100.000 Pddk/ Ratio per 100,000 pop

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 60 Table 60 Anggaran Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Bugdeting in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO 1 Sumber Biaya / Budget Source 2 KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Rupiah 3 % 4 Rupiah 5 % 6 Rupiah 7 % 8 Rupiah 9 % 10

Tabel 60 (Lanjutan..) Table 60 (Continue.) Anggaran Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Bugdeting in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO 1 Sumber Biaya / Budget Source 2 BATAM TANJUNGPINANG PROPINSI Alokasi Biaya Kesehatan Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Rupiah 11 % 12 Rupiah 13 % 14 Rupiah 15 % 16 TOTAL Alokasi Biaya Kesehatan / Rupiah 17 % 18

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: Health Budget Source : APBD KAB/KOTA 1 Regency APBD APBD PROVINSI 2 Provincial APBD 3 APBN : - Dana Alokasi Khusus (DAK) Specific alocation budget - Askeskin / Insurance for the Poor - Lain-lain (sebutkan)/Others PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Loan (Grant) SUMBER PEMERINTAH LAIN 5 Others Source of Government TOTAL ANGGARAN KESEHATAN / Total Health Budget TOTAL APBD KAB/KOTA / Regency APBD Total % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA / % of Health APBD Toward Total Regency APBD 4 ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA / Health Budget per capita (Rp)

55,209,916,952 185,031,000 10,412,141,000 1,310,973,242 9,101,167,758 1,264,220,000 77,483,449,952 613,631,145,552

71.25 0.24 1.69 11.746 0 1.63 0 100

28,034,055,038 2,041,000,000

93.21 0 0 6.79 0

167,292,424,025 11,133,000,000 6,865,382,701 1,115,620,000 186,406,426,726 1,900,000,000,000

89.75 0.00 5.97 3.68 0.00 0.00 0.60 0.00 100

30,000,000,000 2,500,000,000 3,404,889,583

77.85 0.00 6.49 8.84 0.00

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: Health Budget Source : APBD KAB/KOTA 1 86,583,584,512 Regency APBD APBD PROVINSI 2 1,100,000,000 Provincial APBD 3 APBN : 3,423,007,000 - Dana Alokasi Khusus (DAK) 2,105,360,000 Specific alocation budget - Askeskin / 1,317,647,000 Insurance for the Poor - Lain-lain (sebutkan)/Others 4

91.59 1.16 3.62 2.23 1.39 0.00 0.00 0.00 100

21,649,565,438 52,186,000 613,527,000 5,912,527,000 436,137,999 360,490,000 52,186,000 29,076,619,437 533,000,000,000

74.46 0.18 2.11 20.33 1.50 0 1.24 0.18 100

0 52,463,687,587 14,095,536,000 18,765,450,000 85,324,673,587 1,300,000,000,000

0.00 61.49 16.52 0.00 0.00 0.00 21.99 0.00 100

388,769,545,965 53,800,904,587 42,177,211,000 21,640,132,526 10,854,952,757 21,505,780,000 2,681,296,417 541,429,823,252 6,282,631,145,552

71.80 9.94 7.79 4.00 2.00 0.00 3.97 0.50 100

30,075,055,038 547,000,000,000

0 0 0 100

2,629,110,417 38,534,000,000 514,000,000,000

0.00 0.00 6.82 100

9.00 358,353.03 245,156.43

5.13 1,995,273.45

8.80 443,459.85

5.84

PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Loan (Grant) SUMBER PEMERINTAH LAIN 5 Others Source of Government TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 94,529,598,512 / Total Health Budget TOTAL APBD KAB/KOTA 875,000,000,000 / Regency APBD Total % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA / % of Health APBD Toward Total Regency APBD ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA / Health Budget per capita (Rp)

9.90 163,385.76

4.06

4.04 388,701.86

6.19

135,869.34

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 20 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 20 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 61 Table 61 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Public Health Service Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota/ District/City NO Fasilitas Kesehatan / Health Facilities 1 RS. Umum / General Hosp 2 RS. Jiwa / Mental Hospital 3 RS. Bersalin /Delivery Hospital 4 5 6
RS. Khusus Lainnya / Other Specific Hospital Puskesmas Perawatan / HC with bed Puskesmas non-perawatan / HC without bed
Pem. Pusat

Tabel 61 (Lanjutan.) Table 61 (Continue.) Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Service Facilities by District/City in Kepulauan Riau province, 2007 NATUNA Pemilikan/Pengelola / Ownership
Jlh Pem. Pusat Central Gov. Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Swasta Jlh

KARIMUN Pemilikan/Pengelola / Ownership


Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Govern ment's Inc Swasta Jlh Pem. Pusat

BINTAN Pemilikan/Pengelola / Ownership


Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Swasta Govern ment's Private Inc

Kab./Kota/ District/City NO Fasilitas Kesehatan / Health Facilities 1 RS. Umum / General Hosp 2 RS. Jiwa / Mental Hospital 3 RS. Bersalin /Delivery Hospital 4 11 5 12 63 3 5 6
RS. Khusus Lainnya / Other Specific Hospital Puskesmas Perawatan / HC with bed Puskesmas non-perawatan / HC without bed
Pem. Pusat Central Gov.

LINGGA Pemilikan/Pengelola / Ownership


Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Swas ta Jlh Pem. Pusat Central Gov.

BATAM Pemilikan/Pengelola / Ownership


Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Govern ment's Inc Swas ta Jlh Pem. Pusat

TANJUNGPINANG Pemilikan/Pengelola / Ownership


Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Swas ta Jlh

Central Provinc Regency Soldier/ Gov. ial Gov. Gov. Police

Private

Total

Central Provinci Regenc Soldier/ Gov. al Gov. y Gov. Police

Total

Soldie Govern Provinc Regency ial ment's Private r/ Gov. Gov. Inc Police

Total

Provinci Regenc Soldier/ al Gov. y Gov. Police

Govern ment's Private Total Inc

Soldie Provinc Regenc r/ ial y Gov. Police Gov.

Private Total

Central Provinci Regency Soldier/ Gov. al Gov. Gov. Police

Govern Privat ment's e Inc

Total

1 3 6 17 35 2 29 183 1 -

1 3 -

1 1 13 27 -

1 -

3 4 16 32 1 36 18 133 1 -

2 -

4 -

1 7 18 30 7 29 -

2 11 5 12 63 57 23 142 1 -

1 1 4 -

3 -

1 2 3 4 38 43 131 -

1 2 3 4 38 43 ### -

1 3 8 40 42 15 1 -

1 -

9 1 43 134 1 91 6 261 70 168 -

11 1 3 8 40 42 43 134 1 91 21 261 70 168 1 -

1 1 3 6 12 2 1 6 130 1 -

1 2 2 1 -

13 31 12 3 25 66 1 49 15

2 1 3 6 12 17 34 12 3 6 130 27 66 1 49 15

3 6 17 35 2 2

3 4 16 32 7 18

7 Puskesmas Keliling / Circular HC 8 Puskesmas Pembantu / Sub-HC 9 Rumah Bersalin / Delivery House 10 Balai Pengobatan/Klinik / Clinic
Praktek Dokter Bersama / 11 Joint Practitioner Praktek Dokter Perorangan / 12 Individual Practitioner Praktek Pengobatan Tradisional / 13 Traditional Medication

7 Puskesmas Keliling / Circular HC 8 Puskesmas Pembantu / Sub-HC 9 Rumah Bersalin / Delivery House 10 Balai Pengobatan/Klinik / Clinic
Praktek Dokter Bersama / 11 Joint Practitioner Praktek Dokter Perorangan / 12 Individual Practitioner Praktek Pengobatan Tradisional / 13 Traditional Medication

37

1 57 23 142 2 4 1 -

14 Polindes / Village Delivery Hut 15 Poskesdes / Village Health Post 16 Post 17 Apotik / Pharmacy 18 Toko Obat / Drugs Store
Posyandu / Integrated Service

29 183 16 27 1

36 18 133 7 29 1

14 Polindes / Village Delivery Hut 15 Poskesdes / Village Health Post 16 Post 17 Apotik / Pharmacy 18 Toko Obat / Drugs Store
Posyandu / Integrated Service

1 -

19 GFK / Pharmacy Storehouse


Industri Obat Tradisional / 20 Traditional Drugs Industry Industri Kecil Obat Tradisional / 21 Traditional Drugs Home Industry

19 GFK / Pharmacy Storehouse


Industri Obat Tradisional / 20 Traditional Drugs Industry Industri Kecil Obat Tradisional / 21 Traditional Drugs Home Industry

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 62 Table 62 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Community-Based Health Effort (UKBM) Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah / Total
Desa/ Kelurahan Desa Siaga

Kabupaten/Kota NO District/City 1 1 2 3 4 5 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam 2

Poskesdes

Polindes

Village 3 54 42 83 34 64 18 295

Alert Village 4 25 18 24 15 17 18 117

Village Health Post Village Delivery Hut 5 18 23 6 29 36 57 29 11 2 54 21 6 178

Posyandu Integrated Service Post 7 183 133 142 96 261 114 929

6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

Tabel 63 Table 63 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Indicators of Hospitals Service by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Pasien / Number of Patients Jenis Jumlah Hari Jumlah Mati 48 jam Pelayanan Tempat Tidur Keluar (Hidup Perawatan / Mati + Mati) / Dirawat / Umum/Khusu Total of Caring Number of Seluruhnya/ Out (Life + Died 48 Hours Beds s Days All Died Died) cared

NO

Nama Rumah Sakit[a] Hospitals'name

BOR

LOS

TOI

GDR

NDR

1 A 1 2 B 3 C 4 5 6 D 7 E 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 F

2
KARIMUN RSUD Karimun / Karimun Hosp RS Bukit Timah/ Bukit Timah Hosp BINTAN RS Antam / Antam Hosp NATUNA RSUD Natuna /Natuna Hosp RS TNI AU Ranai / Ranai Air Force Hosp RSL Palmatak / Palmatak Field Hosp LINGGA RSL Daik BATAM RS Awal Bros / Awal Bross Hosp RS Casa Medical Center / Casa Medical Centre Hosp RS Budi Kemuliaan / Budi Kemuliaan Hosp RS Otorita Batam / Otorita Batam Hosp RS. St Elizabeth / St. Elizabeth Hosp RS Anak Permata Hati / Permata Hati Pediatric Hosp RS. Nuruddiniyah /Nuruddiniyah Hosp RS Kasih Sayang Ibu /Kasih Sayang Ibu Hosp RS Charis Medika / Charis Medika Hosp RSUD Batu Aji / Batu Aji Hosp RS Harapan Bunda / Harapan Bunda Hosp TANJUNGPINANG RSAL Dr. Midiyato S / Dr. Midiyanto S Army Hosp

3 Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum

4 116 36 52 20 15 15 124 115 197 176 92 20 44 64 131 100

5 6,236 834 463 371 445 4,472 5,163 7,146 7,499 4,820 3 4,390 5,273 7,945 6,451

6 302 10 7 8 19 94 12 106 128 98 0 88 17 359 205

7 132 4 3 13 20 4 98 70 9 0 22 3 209 100

8 18,767 1,984 922 1,796 1,830 11,927 12,492 16,299 21,243 14,670 707 13,330 14,967 34,033 22,440

9 44.3 15.1 4.9 24.6 0.0 33.4 0.0 26.4 29.8 22.7 33.1 43.7 0.0 9.7 0.0 0.0 83.0 64.1 71.2 61.5

10 3.0 2.4 2.0 4.8 0.0 4.1 0.0 2.7 2.4 2.3 2.8 3.0 0.0 235.7 0.0 0.0 3.0 2.8 4.3 3.5

11 3.8 13.4 39.0 14.8 0.0 8.2 0.0 7.5 5.7 7.8 5.7 3.9 0.0 2197.7 0.0 0.0 0.6 1.6 1.7 2.2

12 48.4 12.0 15.1 21.6 0.0 42.7 0.0 21.0 2.3 14.8 17.1 20.3 0.0 0.0 0.0 0.0 20.0 3.2 45.2 31.8

13 21.2 4.8 0.0 8.1 0.0 29.2 0.0 4.5 0.8 13.7 9.3 1.9 0.0 0.0 0.0 0.0 5.0 0.6 26.3 15.5

19 RSUD Tanjungpinang /Tanjungpinang Hosp 20

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007


Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

NO

Puskesmas[b] Health Centre 's name

Jumlah Pasien / Number of Patients Jenis Jumlah Keluar Mati 48 jam Pelayanan Tempat Tidur (Hidup + Mati Dirawat / Umum/Khus Number of Mati) / Seluruhnya/ Died 48 Beds us Out (Life + All Died Hours cared Died)

Jumlah Hari Perawatan / Total of Caring Days

BOR

LOS

TOI

GDR

NDR

1 2 A KARIMUN a. Pkm Tg. Balai b. Pkm Tg. Batu c. Pkm Moro B BINTAN C a. Puskesmas Tg Uban 4 b. Puskesmas Kijang 5 c. Pusk Tamblean C LINGGA a. Pkm Dabo b. Pkm Senayang D NATUNA a. Pkm Ranai b. pkm Seedanau C. Pkm Tarempak d. Pkm Midai e. Pkm Pulau Laut f. Pkm Letung g. Pkm Serasan h. Pkm Subi i. Pkm Kelarik j. Pkm Siantan Timur k. Pkm Tanjung E BATAM a. Pkm Sungai Panas b. Pkm Sungai Pancur c. Pkm Belakang Padang

3 Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum

4 36 15 8 15 35 5

5 822 1,018 430 948 1268 93

6 3 56 16 6 2 6

7 3 26 7 0 0 0

8 1,695 1,763 1,479 1995 3255 267

9 12.90 32.20 50.65

10 2.06 1.73 3.44

11 13.92 3.65 3.35

12 3.65 55.01 37.21

13 3.65 25.54 16.28

25.5 14.6

2.6 2.9

7.5 16.8

1.6 64.5

0.0 0.0

10 4 10

0.0 0.0

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 200 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007

You might also like