Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 ini dapat diselesaikan. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah jendela untuk melihat gambaran situasi kesehatan di Kepulauan Riau. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 ini merupakan lanjutan dari Profil kesehatan sebelumnya yang diterbitkan setiap tahun sejak tahun 2004. Informasi yang lengkap akan mempermudah pengambilan keputusan yang tepat guna dan tepat sasaran dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan kesehatan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan
ketersediaan data yang lengkap dan akurat semakin dirasakan pada saat ini. Menyadari hal ini, Departemen Kesehatan RI dengan jelas menyatakannya dengan menjadikan satu dari empat sasaran utama pembangunan kesehatan adalah surveilans, monitoring dan sistem informasi kesehatan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut antara lain dengan pembenahan pada sistem informasi yang saat ini terus dikembangkan dengan pemanfaatan perkembangan di bidang teknologi dan informasi. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) on-line dengan pembangunan jaringan sampai tingkat kabupaten/kota telah mulai dilaksanakan oleh Depkes RI sejak tahun 2007. Salah satu bentuk keluaran dari pengelolaan sistem informasi kesehatan adalah tersusunnya buku profil kesehatan yang memuat data-data dan informasi kesehatan secara komfrehensif. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau memuat data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan antara lain data kependudukan, keluarga berencana, dan kondisi geografis yang diketahui berkaitan erat dengan kesehatan. Data yang disajikan kemudian dianalisis dengan analisis sederhana dan dijabarkan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Profil kesehatan Provinsi Kepulauan Riau ini diterbitkan dalam rangka menyediakan sarana untuk perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau yang mengacu kepada Visi Provinsi Kepulauan Riau Sehat 2010 serta Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Tingkat pencapaian pembangunan kesehatan yang telah dilakukan akan menjadi dasar tolak ukur untuk menyusun rencana pembangunan berikutnya.
Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 disusun dengan format baru berdasarkan revisi form lampiran Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan dari Depkes RI Tahun 2008. Data yang digunakan dalam proses penyusunan profil kesehatan bersumber dari berbagai sektor baik sektor kesehatan maupun sektor di luar kesehatan. Agar data yang diperoleh valid dan akurat, maka terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pemutakhiran data dengan mengundang perwakilan para penanggung jawab/pengelola profil kesehatan kabupaten/kota dan pengelola data pada masing-masing pemegang program Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Selanjutnya diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyusunan buku profil kesehatan ini diucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Akhirnya, besar harapan kami semoga data dan informasi yang tercantum dalam buku ini dapat bermanfaat baik untuk instansi pemerintah maupun swasta, serta pengguna data lainnya dalam pengambilan keputusan yang berbasis data atau untuk referensi data dan informasi di bidang kesehatan.
Tanjungpinang,
November 2008
ii
PREFACE
Praise and thanks to Allah SWT for the mercy and blessing so that Health Profile of Riau Islands Province of Year 2007 can be finished. Health Profile of Riau Islands Province is a window to see picturing situation of health in Riau Islands. This Health Profile of Riau Islands in year 2007 is an advance of health profile before which is published every year since in year 2004. Complete information will easier in making decision effectively and efficiently in directing purposes and wisdom of health development so that precisely to society needs. The need of supplying completes and accurate data are importance on this recent day. Realizes on this case, Health Department Republic of Indonesia clearly mentions that by integrating one of four main targets of health development are surveillances, monitoring and health information system. Many efforts are done continuously to create this case such as by improving information system which developing in this recent days continuously by using development in information and technology fields. National Health Information System Development on line to net working development in regencies/cities level have already implemented by Health Department Republic of Indonesia since 2007. One of the out form of health information system management is managed the health profile book which contents of health data and information comprehensively. Health Profile of Riau Islands Province contents data about health and other supporting data which relates to health such as demography data, family planning, and known geographic condition which relates to health. Preparing data will analyzed by using simple analyze and described descriptively and appeared in list and graphic form. The health profile of Riau Islands Province published in preparing facilities to planning, controlling, and evaluating achievement of health development in Riau Islands Province which refers to Vision of Healthy Riau Islands Province 2010 and also Health Department Strategy Plan of Riau Islands Province. Level of achievement of health development which has been done will be a basic of measuring rod to manage next development plan. Health Profile of Riau Islands Province year 2007 managed by new format base upon revision form of enclosures Guidance of Health Profile management from Health Department Republic of Indonesia year 2008. Data used in managing process of health
iii
profile sourced from many sectors, health sectors and beyond health sectors. In order to get accurate and valid data, so the collected data is done the most up to date data by inviting manager heath profile of regencies/ cities and data manager on each programs of health department Riau Islands province. For the next, developing criticism and suggestions are needed and also participations of all elements especially in efforts of getting accurate, effective and efficient data/Information. Thank you to all elements who help and for their contributions in managing this health profile. Last, we hope that the data and information in this book can be useful for government instances and private sectors, and also all other data users in making decision by data or to data and information references in health fields.
Tanjungpinang,
November 2008
iv
LIST OF CONTENTS
Page PREFACE LIST OF CONTENTS LIST OF TABLES LIST OF FIGURES LIST OF ANNEX TABLES CHAPTER 1 : INTRODUCTION 1.1 Background .... 1.2 Objective 1.3 Writing Systematic CHAPTER 2 : GENERAL DESCRIPTION 2.1 Geographic 2.2 Demography CHAPTER 3 : HEALTH DEVELOPMENT PROGRAM 3.1 Vision 3.2 Mission 3.3 Programs and Activities CHAPTER 4 : HEALTH PROGRAM ACHIEVEMENT 4.1 Mortality Rate 4.2 Morbidity Rate 4.3 The Status of Nutrition CHAPTER 5 : HEALTH RESOURCES SITUATION 5.1 Health Facility 5.2 Health Manpower 5.3 Health Budgeting CHAPTER 6 : CONCLUSION APPENDIX i v vii ix xi 1 1 6 7 11 11 14 23 23 24 27 38 38 57 96 108 108 120 130 136
vi
Tabel Table
Human Development index According to Districts/Cities Of Riau Islands Province In Year 2005-2007 Angka Harapan Hidup Masyarakat Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2005-2007 Life Expectation Of Society In Riau Islands According To Districts/Cities Of Riau Islands Year 2005-2007 Gambaran/Pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Pada : Tahun 2007 Picturing/10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Of Society Health Center In Riau Islands Province In Year 2007 Gambaran/pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Baik Rawat Jalan Maupun Rawat : Inap di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Picturing 10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Hospitals (Hospitalized And Home Medical Care) In Riau Islands Province Hospitals Year 2007 Proporsi dan Peringkat ISPA/Sistem Pernafasan sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita Berdasarkan Hasil SKRT 1986, 1992, dan 1995, serta Surkesnas 2001 : Proportion and Level Number Of Respiratory Infections/Respiratory System As A Caused Of Infant Mortality and Under five Years Mortality Base Upon Result of SKRT 1986,1992, and 1995, and also National Health Survey 2001 Proporsi dan Peringkat Penyakit Diare sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita, Tahun 1986, 1992, 1995, dan : 2001 Proportion And level Of Diarrea As A Caused Of Infant Mortality And Under Five Years Mortality Rate Year 1986, 1992,1995, and 2001
Tabel Table
4.1
Tabel Table
4.2
Tabel Table
4.3
Tabel Table
4.4
Tabel Table
4.5
vii
Tabel Table
4.6
KLB Diare Menurut Jumlah Provinsi Dengan KLB, Jumlah Kasus, Meninggal, dan CFR Tahun 1999 2003 : Diarrhea of Un Usual Insidence refers to number of Provinces with Un Usual Insidence, Number of cases,died and CFR Year 1999 2003 Sepuluh Penyakit Utama Penyebab Kematian Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2007 10 Main Caused Disease Base Upon Hospital Visiting In Riau Islands Province Year 2007 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004-2007 : Number of Health Centers According to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007 Distribusi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Puskesmas Keliling (Pusling) di kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Distribution of Health Center, Sub Health Center, and Mobile Health Center in Districts/Cities Riau Islands Province Year 2007
:
Tabel Table
4.7
Tabel Table
5.1
Tabel Table
5.2
Tabel Table
5.3
Distribusi Sarana Farmasi di Kepulauan Riau Tahun 2007 Distribution of Pharmacy Facilities in Kepulauan Riau Year of 2007
viii
2.1
Peta Provinsi Kepulauan Riau Kepulauan Riau Province Map Gambaran Angka Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 2007 Picturing Number Of Infant Mortality Rate (IMR) to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007 Persentase Penyebab Kematian Bayi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage Caused Of Infant Mortality Rate (IMR) In Riau Islands Province Year 2007 Tingkat Kematian Balita di Indonesia, 1991 2007 Level Of Under Five Years Mortality Rate In Indonesia, 1991 2007 Penyebab Kematian Ibu Maternal di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Caused Of Maternal Mortality Rate (MMR) In Riau Islands Province Year 2007 Perkembangan Jumlah Pengidap HIV yang Terdeteksi di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau sampai Tahun 2007 Developing Number Of HIV Detected In Districts/Cities Of Riau Islands Provinces Until Year 2007 Perkembangan Jumlah Penderita AIDS di Kabupaten/ Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai Tahun 2007 Developing Number Of AIDS People In Districts/Cities Of Riau Islands Province Until Year 2007 Jumlah Penderita HIV/AIDS yang Meninggal di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai Tahun 2007 Number Of HIV/AIDS People Who Died In Districts/ Cities of Riau Islands Provinces Until Year 2007
Gambar Picture
4.1
Gambar Picture
4.2
Gambar Picture
4.3
Gambar Picture
4.4
Gambar Picture
4.5
Gambar Picture
4.6
Gambar Picture
4.7
ix
Gambar Picture
4.8
Perkembangan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 2007 Developing Cases Of Dengue Haemorrogic Fever (DHF) Of Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 2007 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage Kinds of Health Manpower In Riau Islands Province 2007
Gambar Picture
5.1
Tabel Table
Tabel Table
Tabel Table
Tabel Table
Tabel Table
Tabel Table
Tabel Table
Tabel Table
Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Total of Traffic Accident and Ratio of the Wound and Died againt Population Specipied by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007
xi
Tabel Table
AFP Rate, % TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita Ditangan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : AFP Rate, % of TB Lungs Cured, and Underfive Pneumonia Treated by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual, DBD Ditangani dan Diare pada Balita Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau HIV/AIDS, Sexual Transmitted Disease, DHF, and Underfive with : Diarrhea Treated by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of the Cured Malaria Sufferer by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Leprae Sufferer Complete Medication by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Case of Filariasis Disease Treated by district/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Case and Morbidity of Communicable Disease That Can be Prevented with Immunization by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of Neonatus Visits, Babies and LBW Babies Treated by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi Menurut Kabuapten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Under Five Years Nutritional Status and Number of Sub District with : Nutritional Lack by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4), Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi : Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Pregnant Women Visite (K4) and Delivery Helped by Medical Staff and New-delivery Women by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007
Tabel Table
10
Tabel Table
11
Tabel Table
12
Tabel Table
13
Tabel Table
14
Tabel Table
15
Tabel Table
16
Tabel Table
17
xii
Tabel Table
18
Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Early Detection Coverage of Underfive Growth, Health Check-up for Primary/Junior and High School By District/City In Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB Baru, dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Reproductive Aged Couple, Family Planning (FP) : Acceptor , New FP Acceptor and Active FP Acceptor by District/City Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Family Planning Acceptor by Contraception Type by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Pelayanan KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : New Family Planning Service by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of UCI Village Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Infant Immunization Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Cakupan Bayi, Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of Infant, Underfive Accessable Medical Service by District/City in Kepulauan Riau year 2007 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3, Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Pregnant Woman Get Fe1, Fe3 by District/City in Kepulauan Riau Year 2007 Jumlah Wanita Usia SUbur Dengan Status Imunisasi TT Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Reproductive Women with TT Immunization by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persentase Akses Ketersediaan Darah untuk Bumil dan Neonatus yang Dirujuk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Blood Supply Access for Pregnant woman and Neonatus Referred by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007
Tabel Table
19
Tabel Table
20
Tabel Table
21
Tabel Table
22
Tabel Table
23
Tabel Table
24
Tabel Table
25
Tabel Table
26
Tabel Table
27
xiii
Tabel Table
28
Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number and Percentage of High Risk/Complication Pregnant Woman and Neonatal Treated by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Health Facility with Intensive Care Unit Ability by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah dan Persentase Desa/kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number and Percentage of Outbreak Village Treated Less than 24 Hours by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Penderita dan kematian serta Jumlah Kabupaten/Kota dan dan Desa Terserang KLB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Sufferers and Deaths, District/City and Village Got Outbreak in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Infant Given Exclusive Breast Feeding for 6 Months by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Persentase Desa/Kelurahan Dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Village with Good Iodized Salt by District/City in Kepulauan Riau year 2007 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Dental and Mouth Service in Health Centre by District/City in Kepulauan Riau year 2007 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Health Elucidation by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Pre-paid Health Assurance Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of The Poor Health Service by District/City In Kepulauan Riau year 2007
Tabel Table
29
Tabel Table
30
Tabel Table
31
Tabel Table
32
Tabel Table
33
Tabel Table
34
Tabel Table
35
Tabel Table
36
Tabel Table
37
xiv
Tabel Table
38
Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Labor Health Service for Formal Employee by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Health Service Coverage to Pre Elderly and Elderly by District/City In Kepulauan Riau Province year 2007 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Coverage of Reproductive Aged Women (WUS) Receive Iodine by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Donor Darah Skrining Terhadap HIV/AIDS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Blood Donor Screening to HIV/AIDS by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Outpatient Visit, Inpatient, Mental Disorder Service at Health Facility by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Health Facilities by Medical Laboratory Capability and Having 4 Basic Specialists by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Ketersediaan Obat Sesuai dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Avaibility of Medicines According to Basic Health Service Need in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Household Live Clean and Healthy by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number and Percentage of Integrated Service Post (Posyandu) by Strata and District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Healthy House by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007
Tabel Table
39
Tabel Table
40
Tabel Table
41
Tabel Table
42
Tabel Table
43
Tabel Table
44
Tabel Table
45
Tabel Table
46
Tabel Table
47
xv
Tabel Table
48
Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Families Have Access to Clean Water by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Families with Basic Sanitation Facilities Ownership by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Healthy Public Place and Food Handling (TPUM) by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of Institution Being Built for Environment Health by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Percentage of House/Building Checked and Free of Aides Larva by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : The Distribution of Health Personnel by Work Unit in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Health Personnel at Health Service Facilities in Kepulauan Riau Province year 2007 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Medical Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel Table
49
Tabel Table
50
Tabel Table
51
Tabel Table
52
Tabel Table
53
Tabel Table
54
Tabel Table
55
Tabel Table
56
Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Pharmacist and Nutritionist at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Nursing Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau : Province, 2007
Tabel Table
57
xvi
Tabel Table
58
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Public Health and Sanitarian Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Tenaga Teknis Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Medical Technique Personnel at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Anggaran Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Health Budgeting in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Public Health Service Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Number of Community-Based Health Effort (UKBM) Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 : Indicators of Hospitals Service by District/City in Kepulauan Riau Province year 2007
Tabel Table
59
Tabel Table
60
Tabel Table
61
Tabel Table
62
Tabel Table
63
xvii
Bab I Pendahuluan
Health part
Development of
is
National
nasional. nasional
Konsep harus
Development. National Developing Concept should have perception of health, which is by estimating accurately many positives and
berwawasan kesehatan yaitu dengan memperhitungkan dengan seksama berbagai negatif dampak setiap positif maupun terhadap
kegiatan
kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan meningkatkan diarahkan mutu sumber untuk daya
Development purposed to improve quality of human resources which health, smart, and productive, and also able in keeping and improve society health by high commitment to humanity and by ethics of and high
manusia yang sehat, cerdas dan produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan komitmen yang tinggi etika, terhadap dan kemanusiaan dan
implemented
spirit
dilaksanakan pemberdayaan
dengan dan
semangat
kemitraan yang tinggi. Penyelenggaraan kesehatan baik oleh pelayanan pemerintah Implementation of good
health services should be done fairly and smoothly by government, society including private sectors. As stated on Amendment UUD 1945, Section 28 H, Article 1 that every people has a rights for prosperous life, better place for
1
maupun masyarakat termasuk swasta harus diselenggarakan secara adil dan merata. Sebagaimana
diamanatkan dalam amandemen UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
Bab I Pendahuluan
bathin,
bertempat
tinggal,
dan
living, and live in good and health environment and also has a rights to get good health services. Health care guarantee is continue
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan. Jaminan kesehatan
kesehatan yang lebih merata dan bermutu, serta dengan harga yang terkendali. Pembangunan kesehatan di
Health Indonesia
Development should
in
Indonesia terus ditingkatkan dengan melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Reformasi bidang kesehatan terus digalakkkan untuk meningkatkan yang pelayanan efektif,
improved
continuously by doing many efforts in improving health and prosperity of society. Reformation in health department should improve quality, effective, efficient, and affordable of health services continuously. Many new penetrations is done by central and regional government by pointing health development directly to the main problem of health. Direct services which touch society need is the main attention. In this case, we can see from government programs which
kesehatan
bermutu,
efisien dan terjangkau masyarakat. Berbagai terobosan baru dilaksanakan pemerintah baik di Pusat maupun Daerah dengan mengarahkan yang yang
kesehatan sasaran
membidik
permasalahan
kesehatan.
standard
pemerintah yang memberi jaminan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat ekonomi masyarakat dengan khususnya kemampuan dengan
economic by giving them Health Insurance System for poor people which called Society Health
kurang
mampu
Bab I Pendahuluan
sistem masyarakat
free health services for people as a proof that government care to prepare affordable health services.
namanya menjadi jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas). Begitu juga beberapa pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan
gratis bagi masyarakatnya sebagai bukti kepedulian pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Namun demikian, walaupun However, even many good achievements are reached but if we compare to our neighbor
sudah dicapai banyak kemajuan tetapi bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, keadaan kesehatan masyarakat Indonesia masih
country, condition of Indonesian health is left behind. For example: Mortality Rate mother and baby in Indonesia stay on the top among South East Asia Medical
diurutan atas di antara negara-negara anggota South East Asia Medical Information Center (SEAMIC). Indikator yang digunakan
Indicator evaluating
used
in of
dalam menilai pencapaian Indonesia Sehat 2010 dan juga Kepulauan Riau Sehat meliputi (1) Indikator derajat kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas, morbiditas, dan nutritional gizi; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan
achievement
Indonesia Health 2010 and also Riau Islands Health are (1)
indicator status of health as a last result, which consists of indicators for mortality, morbidity, and
nutritionals nutritional; (2) Indicator result in between, which consists of indicators for environment
condition, life behavior, access and quality of health services; and (3) Indicators incoming, of which process consists and of
3
Kesehatan; serta (3) Indikator Proses dan Masukan, yang untuk terdiri atas
indikator-indikator
pelayanan
Bab I Pendahuluan
kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor terkait.
indicators health
for
health
services, health
resources,
developing health status of people is needed to be done every year. In this case, beside to know the advantages and the impacts of programs and activity of health development is to directing
pembangunan
kesehatan
programs and make effective and main objectives the activity of health development. And it also to know influenced and disturbances factors in achieving result of health development.
kesehatan yang tepat guna dan tepat sasaran. Selain untuk evaluasi hasil, juga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian dan hasil menghambat pembangunan
kesehatan yang diharapkan. Peranan data dan informasi dalam bidang kesehatan peranan semakin penting. health Information and data in department hold an
memegang
important role. Accurate and recent information will possible to take decisions and wisdoms right on time. Un accurate can be As and sure a slow late
mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat waktu dan tepat sasaran. Informasi yang kurang akurat dan lambat dapat dipastikan akan
information decision
making.
result,
memperlambat
pengambilan
keputusan. Akibatnya permasalahan kesehatan akan semakin menumpuk dan berbagai luas penyakit di sudah
society. The importance of data and this information is cleared in main strategy of health
menyebar
masyarakat.
Bab I Pendahuluan
Pentngnya data dan informasi ini ditegaskan dalam strategi utama dimana
improving surveillance, monitoring, and health information systems. Health profile of Riau Islands Province as a one of facility which is used as a window to see achievement according to status Health of health
pembangunan
kesehatan,
informasi kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi salah Kepulauan satu sarana sebagai Riau yang jendela sebagai dapat untuk
Minimum
Serves Standard. Health profile of Riau Islands Province is prepared in list and graphic form and also completed by descriptive analyzes. Most of the limitation in this analyze is inconsistent and un accurate data informed.
digunakan
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan bentuk Riau disajikan grafik dalam serta
tabel
dan
dilengkapi dengan analisis diskriptif. Keterbatasan dalam menganalisis ini sebagian besar karena kesulitan
memperoleh data yang akurat dan konsisten. Sistematika penyusunan Profil Kesehatan provinsi Kepulauan Riau ini mengacu pada Pedoman Systematical Management Health Profile of Riau Islands Province is based on Management Guidance Health profile which
Penyusunan Profil Kesehatan yang diterbitkan Depkes RI tahun 2004 dan SKN yang meliputi aspek (1)
issued by Republic of Indonesia Health department Year 2004 and SKN which involve aspects of : (1) demography and geography, (2) status of health including Mortality Rate, Morbidity Rate, and
demografi dan
kesehatan meliputi angka kematian, kesakitan, masyarakat; sistem dan (3) nutritional gizi
kesehatan,
Bab I Pendahuluan
including efforts of health, health financing, human resource health, medicine and supplies of health, motivation of people and health management.
pemberdayaan
masyarakat
manajemen kesehatan.
1.2
Tujuan
1.2. Aim 1.1.1 General Aim penyusunan General aim of managing Health profile of Riau Islands Province 2007 is to get a picture about health status of Riau Islands society which come of in Riau out from health islands
Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan
masyarakat Kepulauan Riau yang merupakan keluaran dari pelaksanaan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 2007.
implementation development
geografis, tingkat
geographic
conditions,
pendidikan, dan lingkungan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 2. Diketahuinya Visi, Misi, Kebijakan serta Program program di
2. Known wisdom
the
vision, and
mission, Health
Pembangunan
Kesehatan
Bab I Pendahuluan
kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 5. Diketahuinya permasalahan dalam pembangunan permasalahanyang dihadapi
Resources
in
Riau
Islands
implementing
penyelenggaraan kesehatan di
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007. 6. Terdokumentasikannya data dan informasi derajat kesehatan 6. Documented data and status of health society information in Riau Islands Province Year 2007.
1.4
Systematical Writing
Sistematika
penyajian
Profil
This
systematical
preparation Health Profile of Riau islands Province Year 2007 based on Guidance Management of
Buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi RI. Departemen susunan
Health Profile Book which issued by Central Data and Information of Health Department Republic of Indonesia. And the systematical writing as follows :
Kesehatan
Adapun
BAB I
PENDAHULUAN
CHAPTER I INTRODUCTION This chapter contents explanation of intents and aims of Health profile Riau Islands Province Year 2007 and systematic preparation.
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dan sistematika dari
penyajiannya.
Bab I Pendahuluan
BAB II
GAMBARAN UMUM
CHAPTER PICTURES
II
GENERAL
This
chapter
describes
about
general pictures of Riau Islands Province. Beside the explanation about geography, administrative, and other general information, this chapter also describes influence factors to health and other factors such as demography, education, social culture, and environment condition.
lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi kependudukan, pendidikan, sosial budaya dan keadaan
lingkungan.
BAB III
PROGRAM KESEHATAN
CHAPTER PROGRAMS
III
HEALTH
Bab ini menguraikan tentang visi, misi, arah kebijakan, program dan kegiatan pokok serta target yang direncanakan oleh Provinsi Kepulauan Riau untuk menuju Provinsi Kepulauan Riau
This
chapter
describes
about
vision, mission, direct wisdoms, programs and main activities and also planning target by Riau
Sehat 2010.
BAB IV
SITUASI KESEHATAN
DERAJAT
CHAPTER IV
SITUATION OF
Bab ini menguraikan tentang derajat kesehatan yang merupakan dampak dari pelaksanaan yang program dan
status of health which has impact from implementation programs and activity which has been done by Riau islands Province in
kegiatan Kepulauan
dilakukan Riau
menyelenggarakan
kesehatan kepada masyarakat yang meliputi angka mortalitas (meliputi angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kematian balita), angka
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
mortality (consists of mortality rate babies, maternal mortality rate, and under five years mortality
8
Bab I Pendahuluan
morbiditas beberapa penyakit yang menjadi perhatian utama baik pada tataran Daerah, serta Nasional nutritional dan gizi untuk terhadap
death), morbidity number of some diseases as a main attention of regional, international, national, also and society
nutritionals nutritional especially for a susceptible group of nutritional problems such as children under five years old, babies, productive women, and pregnant women.
permasalahan gizi seperti anak balita, bayi, wanita usia subur dan ibu hamil.
BAB V
CHAPTER V
SITUATION OF
HEALTH RESOURCES This chapter contents condition of Health Resources in Riau Islands Province Year 2007 which consists of health facilities, health human resources, and budget resources to health development.
Bab ini berisi uraian tentang keadaan sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 yang meliputi sarana kesehatan, sumber daya tenaga kesehatan, dan sumber daya biaya untuk pembangunan
kesehatan.
BAB VI
KESIMPULAN
Bab ini diisi dengan sajian tentang halhal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil
importance things which need to understand and further stepped on from Health profile of Riau Islands Province Year 2006. Beside
keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya menuju Provinsi Sehat.
achievements noted, this chapter also describes many weakness towards Health Province.
Bab I Pendahuluan
LAMPIRAN Lampiran profil kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 mengacu kepada pada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan
ENCLOSURE Enclosure of Health Profile Riau Islands Province Year 2007 based on enclosure data which managed by central information and data Health Department Republic of Indonesia which has revised in year 2008.
10
definitively walked on since 2004. Riau Islands Province is a 32nd Province Administratively Islands in until Indonesia. 2007, Riau of 4
Secara administratif sampai dengan tahun tahun 2007, Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 304 desa/kelurahan, dan 45 kecamatan. Nama-nama kabupaten/kota tersebut
Province
consists
Districts and 2 Cities, 304 Political District Administration/Villages, and 45 Sub Districts. Names of these Districts/Cities are : (1) Bintan
yaitu (1) Kabupaten Bintan ibukotanya Bintan Bunyu; (2) Kabupaten Karimun dengan Karimun; ibukotanya (3) Tanjung Balai Natuna
Regency and its capital regency is Bintan Bunyu; (2) Karimun Regency and its capital regency is Tanjung Balai Karimun; (3) Natuna regency and its capital regency is Ranai; (4) Lingga Regency and its capital
Kabupaten
ibukotanya Ranai; (4) Kabupaten Lingga ibukotanya Daik; (5) Kota Tanjung
Tanjungpinang; (6) Batam City and its capital city is Batam. Secara geografis Provinsi Geographically Riau Islands Kepulauan Riau terletak pada 07o19 Lintang Utara dan 0040 Lintang Selatan serta antara 103 3 Bujur Timur sampai dengan 110000 Bujur Timur.
0
Province placed on 0719 North Latitude and 04 South Latitude and also between 103 3 east longitudinal until 110 00 east longitudinal.
11
Provinsi
Kepulauan
Riau
Riau
Islands
Province
is
an
merupakan daerah
kepulauan yang
archipelago which contents 2.408 big and small islands. Identified islands based on Districts/Cities owner is about 1.795 islands, the rest is unidentified and un inhabitant. The total large of territorial Riau Islands Province is 251.810.71 km2 which consists of wide ocean 241.215,30 km2 (95,79%) and wide of land is 10.595.41 km2 (4,21%). Territorial borders of Riau Islands Province are:
terdiri atas pulau besar dan kecil kurang lebih 2.408 buah. Pulau yang berhasil diidentifikasikan kepemilikian sebanyak kabupaten/ 1.795 berdasarkan kota baru
pulau,
sisanya
diperkirakan pulau-pulau yang belum bernama dan belum berpenghuni. Luas total wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 251.810,71 km2 terdiri dari luas lautan 241.215,30 km2 (95,79%), dan luas daratan 10.595,41 km2 (4,21%). Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi yaitu : - Sebelah utara - Northern :
Berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja Borders on Vietnam and Cambodia Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi Borders on Bangka belitung Province and Jambi Province Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau Borders on Singapore, Malaysia, and Riau Province Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan Provinsi Kalimantan Barat. Borders on East Malaysia and West Kalimantan Province
Peta wilayah administrasi Provinsi Map of territorial administration of Riau Kepulauan Riau, dapat dilihat pada Islands Province, can see from
12
Gambar Figure
2.1
13
2.2 Kependudukan
2.2 Demography
pelaksanaan pembangunan. Penduduk yang tangguh, mandiri, dan berkualitas tentu akan menjadi pelaku
implementation development. Tough society, autonomous, and qualified will be good in playing development role in goal National Development. That is reached the fairly society, prosperous, safety, and prosperity. On efforts of it, conditions of health society will be one of condition to create smart and competence human resource in implementing many kinds of development in all aspects of societies continuously and will
nasional yaitu tercapainya masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan makmur. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, keadaan masyarakat yang sehat akan menjadi salah satu prasyarat untuk dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang cakap dan kompeten dalam melaksanakan di seluruh yang berbagai elemen secara
pembangunan masyarakat
Jumlah
penduduk
Provinsi
Number of people in Riau Islands Province increasing every year. This is because some of Districts/Cities in
Kepulauan Riau dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dimungkinkan karena beberapa
Riau Islands Province is an industrial and mining areas. So that it will be a main target of job finder from all over Indonesia. Number of people in year 2006 is 1.337.863 life, in year 2007 become 1.392.918 life. It means
kabupaten/kota di Provinsi Kepualuan Riau merupakan daerah industri dan pertambangan sehingga menjadi salah satu daerah tujuan utama para pencari kerja dari seluruh Indonesia. Jika
14
increasing about 4,12%. If we compare growth of people in year 2007 and year 2006 is relatively low. While in year 2005 to year 2006, number of people increased 9,5%. This
1.337.863 jiwa maka pada tahun 2007 jumlah penduduk menjadi 1.392.918 jiwa. Hal ini berarti terjadi pertambahan penduduk sebesar 4,12%. Pertambahan penduduk pada tahun 2007 ini jika dibandingkan dengan tahun 2006
Batam City that is main aim of job finder in Riau Islands Province.
tergolong relatif menurun dimana terjadi pertambahan penduduk sebesar 9,5% dari tahun 2005 ke tahun 2006.
Penurunan ini kemungkinan sebagai hasil dari semakin ketatnya peraturan kependudukan yang diterapkan oleh Kota Batam yang memang merupakan kota tujuan utama pencari kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Data jumlah penduduk yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel lampiran 1.
Rasio
Jenis
Kelamin
adalah
Sex Ratio is comparison number of male and female per 100 female. Data about sex ratio is used to developing gender, balancing plan of development relates and to
perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan yang perencanaan berwawasan berkaitan
especially of male
female
development averagely. Such as, traditionally and conventionally male should get higher education than female, then in developing of
terutama
yang
perimbangan
pembangunan
laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan
15
jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan perempuan, laki-laki maka dibanding pengembangan
the balancing number of male and female. Information about Sex Ratio is importance to know to plan health development participation development. of for female improving in health
pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui untuk perencanaan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan kesehatan. Komposisi penduduk Provinsi
Composition of Riau Islands Province population in year 2007, if we look from sex ratio point of view shows that number of female is more than number of male (sex ratio=96). Districts/Cities which have more
Kepulauan Riau pada tahun 2007 jika dilihat berdasarkan jenis kelamin (sex ratio) menunjukkan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk pria (sex ratio = 96). Kabupaten/kota yang jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki adalah Kota Batam (sex ratio = 84). Komposisi penduduk yang lebih banyak jumlah penduduk perempuan ini kemungkinan disebabkan bahwa mayoritas industri di Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kota Batam bergerak di bidang
number of female than number of male is Batam city (sex ratio=84). Composition number of female is more than number of male in Riau Islands Province especially in Batam City is caused by majority industries in that area are electronics and garments. Detail data of Sex Ratio refers to Districts/Cities can be seen on list of enclosure 2.
Rincian data rasio jenis kelamin menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 2.
16
Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung old,
unproductive
people.
economically, they are depend on their parents or some one else as a care taker of them. Beside that, retired persons above 65 years old are also called unproductive. People between 15-64 years old is called productive age. Base upon this
pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, semacam gambaran rasio ini
concept can get the pictures of how big number of burdens people to productive age. Thus, un accurately burden ratio picturing economic from demography point of view. Burden Ration can be used as indicator roughly economic in of showing a country condition whether
ketergantungan memberikan
ekonomis Rasio
digunakan
develop or developing countries. The higher Burden ratio shows the higher burden of productive age in spending the un productive and havent
sebagai indikator yang secara kasar dalam menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang tingginya
berkembang. persentase
Semakin rasio
ketergantungan
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
17
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya penduduk membiayai beban yang yang ditanggung untuk belum
produktif yang
penduduk
produktif dan tidak produktif lagi. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Provinsi Kepulauan Riau dilihat bahwa rasio beban tanggungan di Provinsi Kepulauan Riau adalah Base upon data gets from
Statistic Central Department of Riau Islands Province seen that burden ratio of every 100 people who work burden about 45 unoccupied people while National Burden Ratio in year 2005 is reported about 53%. This case shows that the possibilities of burden ratio in Riau Islands Province is under National number. Burden Ratio refers to Districts/Cities can be seen on list of enclosure 2.
sebesar 45%. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang yang bekerja
mempunyai beban tanggungan sekitar 45 orang yang tidak bekerja. Sementara itu beban rasio tanggungan nasional pada tahun 2005 dilaporkan adalah sebesar 53%. Hal ini menunjukkan bahwa beban rasio Provinsi Kepulauan Riau kemungkinan besar dibawah
angka nasional. Beban rasio menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 2.
Persebaran penduduk atau disebut juga tempat distribusi tinggal. penduduk Distribusi menurut penduduk
population is according to where they live. Distribution of population is divided into 2 categories, they are: distribution of population
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk itu secara ada
administratif, persebaran
disamping penduduk
menurut
18
klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara Naisonal permasalahan yang sering dihadapi berkaitan dengan persebaran penduduk secara geografis sejak dahulu hingga sekarang adalah persebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata. Persebaran
Classifying distribution of population according to where they live; villages and cities. Nationally, problems faced in this recent days of they related to
penduduk ini berkaitan erat dengan kepadatan penduduk di suatu wilayah. Tingginya kepadatan penduduk di suatu wilayah berkaitan erat dengan daya dukung suatu wilayah. Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 sebesar 131 jiwa/km . Angka ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan kepadatan
2
Distribution of population relates to population density in a territorial. The high of population density in a territorial relates to the supporting facilities of a territorial. Level of population density in Riau Islands Province year 2007 is 131 life/km2. This number shows that there is an improvement if compare to
penduduk pada tahun 2006 yang hanya 126 jiwa/km2. Permasalahan persebaran penduduk yang dihadapi di Provinsi Kepulauan Riau tidak jauh berbeda dengan permasalahan Nasional yaitu persebaran merata. penduduk Batam yang dan tidak Kota daerah
2
population density in year 2006 thats only 126 life/km2. Distribution of population problems which faced by Riau Islands Province is not different with National problems thats unfairly distribution of population. Batam City and Tanjungpinang City is the higher region about 903 life/km2 and 743 life/km2 compare to population
Kota
Tanjungpinang
merupakan
dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu masing-masing sebesar 903 jiwa/km dan 743 jiwa/km2.
dengan
kepadatan
kepadatan
2
density in year 2006, Batam City shows there is an increasing in population density significantly that is
penduduk yang cukup signifikan yaitu dari 852 jiwa/km menjadi 903 jiwa/km ,
19
demikian juga halnya dengan Kota Tanjungpinang walaupun peningkatan kepadatan penduduk tidak setajam Kota Batam yaitu dari 721 jiwa/km menjadi 743 jiwa/km2 pada tahun 2007. Tingkat kepadatan penduduk yang paling
2
from
852
life/km2
become
903
population density not as shape as Batam City that is from 721 life/km2 become 743 life/km2 in year 2007. The lower level of population density is in Natuna and Lingga Districts; 35 life/km2 and 41 life/km2 of each.
rendah adalah Kabupaten Natuna dan Lingga yaitu masing-masing 35 jiwa/km2 dan 41 jiwa/km .
2
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
expecting life, un illiteracy, education and standard of living for all countries in the world. HDI is used to classified whether develop, developing or un developing countries. And also to measure influences of economic
pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM
digunakan
untuk
mengklasifikasikan
apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Batasan untuk klasifikasi negara maju adalah nilai IPM diatas 0.800. Pada tahun 2005,
wisdoms for quality of life. Limitation to classify develop country is the HDI above 0,800. In year 2005, Indonesia at the position number 110 of 177 countries with the HDI 0,697, stay lower from the position before that is at the position number 102 with HDI 0,677 in year 1999. This position is far enough compare to our neighbor countries likes Malaysia (61/0,796), Thailand (73/0,778), Philippine
Indonesia menempati urutan 110 dari 177 negara, dengan indeks 0.697, turun dari posisi sebelumnya di urutan 102 dengan indeks 0.677 pada tahun 1999. Posisi ini cukup jauh dibandingkan negara-negara tetangganya, seperti
20
84/0.758)
dan
Vietnam
(urutan
2006 Indonesia has an improvement by HDI reached 0.711 and at position number 108. The tends of HDI Indonesia is continuously increased (0.677 in year 1999, 0.697 in year 2005, and 0.711 in year 2006 ). Base upon reported which issued by UNDP on 27 of November 2007, number of Indonesia HDI increased and
108/0.704). Pada tahun 2006 Indonesia mengalami kemajuan dengan angka IPM mencapai 108. 0.711 dan berada dari
diurutan
Kecenderungan
angka IPM Indonesia adalah terusmenerus naik (0.677 pada 1999, 0.697 pada 2005, dan 0.711 pada 2006) dan semakin mempersempit ketinggalannya dibanding negara-negara lain. Pada tahun 2007 berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNDP pada 27
November 2007 angka IPM Indonesia kembali naik menjadi 0.728, dan
Indonesia berada pada peringkat 108. Pemerintah seluruh untuk bersama dengan terus indeks Indonesia masyarakat Hasil Government together with all Indonesian keep continue trying to increase the development index of Indonesia generally and Riau Islands Province people especially result of human development of Riau Islands Province people shows meaningful increasing. This case shown from data issued by Statistic Central
masyarakat
berupaya
umum Riau
Khususnya.
pembangunan Kepulauan
manusia Riau
masyarakat menunjukkan
peningkatan yang bermakna. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS Pusat (Jakarta, 2008) yang
Department in Jakarta, 2008 shows that HDI of Riau Islands Province increasing from 72.7 in year 2005 become 72.8 in year 2006 which nationally HDI of Riau Islands
menunjukkan bahwa IPM Kepulauan Riau meningkat dari 72,2 pada tahun 2005 menjadi 72,8 pada tahun 2006 yang secara Nasional IPM Kepulauan Riau menduduki posisi ketujuh dari 33 provinsi, dan angka ini terus meningkat dimana IPM Kepulauan Riau pada tahun
21
2007 menjadi 73,7 dan secara Nasional menempati urutan keenam. IPM
become 73.7 and nationally at the position number 6. The higher of HDI Districts/Cities Province is in Riau Islands with 76.8
kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau yang tertinggi ditempati oleh Kota Batam dengan nilai 76,8 dan secara Nasional menduduki peringkat ke-12 dari 465 kabupaten/kota di Indonesia. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program
Batam City
and nationally at the position number 12 among 465 Districts/Cities in Indonesia. Health people are not only support the success of education programs, but of also to motivate and
improvement
productivity
income of people. Detail data about developing of HDI in Riau Islands Province in Year 2005-2007
pendapatan penduduk. Data lebih rinci mengenai perkembangan IPM Provinsi Kepulauan Riau tahun 2005-2007
Tabel Table
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2007 2.1 : Human Development index According to Districts/Cities Of Riau Islands Province In Year 2005-2007
2007 Kab/Kota 2005 2006 Districts/ IPM Peringkat IPM Peringkat IPM Peringkat Cities HDI Level HDI Level HDI Level 72,4 1 Karimun 71.7 101 72.0 116 124 73,0 2 Bintan 70.9 137 71.6 134 97 69,4 3 Natuna 68.4 239 69.0 244 252 70,3 4 Lingga 69.4 193 69.9 207 212 76,7 5 Batam 76.5 8 76.7 9 12 73,5 6 Tanjungpinang 72.7 79 72.9 83 84 Provinsi 72.2 7 72.8 7 73,7 6 Province Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2005-2007, Jakarta 2008 Source: Statistic Center Department, Human Development Index 2005-2007, Jakarta 2008 No.
22
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2007 HEALTH DEVELOPMENT PROGRAM OF KEPULAUAN RIAU PROVINCE YEAR OF 2007
Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU No. 25 tahun 2002 dan secara berbagai perangkat kerja telah dibentuk dengan tujuan untuk Riau Islands Province
established base upon Law No.25 Year 2002 and many frames of work are formed by means to run the implementation of development in many fields. Health deparment of Riau Islands Province is one of Department which is established in environment of Riau Islands Province Government to implementing
mempercepat
pelaksanaan
pembangunan di segala bidang. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu dinas yang
dibentuk di lingkungan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau mengemban tugas untuk melaksanakan
3.1 VISI
3.1 Vision
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah terwujudnya Kepulauan Riau Sehat. Perumusan visi ini didasarkan pada (1) Dasar-dasar
Vision of Riau Islands Province Health Department is to create a healthy Riau Islands. Formulation of this vision base upon (1) Basic of health department as stated in Health Development Plan towards Healthy Indonesia Department those are: 2010 and Health
Indonesia Sehat 2010 dan Rencana Strategis Departemen Kesehatan 20052009 yaitu : (a) Perikemanusiaan; (b) Pemberdayaan dan Kemandirian; (c) Adil dan Merata; (d) Pengutamaan dan Manfaat; (2) Rencana Pembangunan
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
Strategy (a)
2005-2009, (b)
humanity;
effectiveness; (c) fairly and smoothly; (d) priority and useful; (e) Regional Middle Periods Development Plan of Riau Islands Province Year 2005
23
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 20052010. Dengan visi ini diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat menjadi penggerak pembangunan kesehatan untuk terwujudnya
2010. By
this
vision
hopes
that
Health Department of Riau Islands Province can be motivator of Health Department to create a Healthy Riau Islands and can afford to develop and implementing health development
melaksanakan pembangunan kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Definisi Kepulauan Riau Sehat adalah suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat Provinsi Definition of a Healthy Riau Islands is one of condition picturing societies in Riau islands Province for the future, signed by the people which can afford and using good quality health services; fairly and justice, hygienic behavior, live in a healthy environment, and also has the highest level of health.
dapat menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan berkeadilan, berperilaku hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat, serta memiliki derajat tingginya. kesehatan yang setinggi-
3.2
3.2 Mission In creating the vision, Health Department of Riau Islands Province have mission, as follows :
tersebut,
Dinas
Kesehatan
Provinsi
1. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan Peningkatan pelayanan melalui kinerja kesehatan dan mutu
1. Improving Work and Quality of Health Services Improving work and quality of health services are done by doing development of managerial
dilakukan kebijakan
pengembangan
24
manajerial dan teknis serta pedoman dan prosedur kerja yang dapat
wisdom and techniques, guidance and work procedures which can be based to act. Other than that, in developing facilities and health resources whether budget or
dijadikan
landasan
bertindak
setempat. Di samping itu dilakukan pula fasilitasi pengembangan sarana prasarana kesehatan maupun kesehatan dan baik obat bagi sumber tenaga, dan daya biaya
perbekalan pelaku
improving work and quality of health services hope that health ability can well implemented,
para
diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accesible) dan dapat
dijangkau (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat serta terjamin mutunya (quality).
2. Memberdayakan
Masyarakat
2. Efficient
Use
of
People
in
dalam Bidang Kesehatan Dengan melakukan pemberdayaan diharapkan swasta dalam masyarakat termasuk aktif
Health Fields By doing efficient use of people and private sectors hopes that they will active participate to
dapat
melayani
melaksanakan
individually, group and open wide societies. Health Department of Riau Islands Province also
kesehatan kelompok
facilitates the Districts/Cities in capacity building, Health System Building, Region Health System Building and Health Resources
25
supporting.
Di
samping dan
berperan
dalam
Other than play role in Health Development Islands implementing Periodically Health Building, Province Riau also Province Department
pembinaan pembangunan
pengembangan Dinas
kesehatan,
Kesehatan Provinsi melakukan pula pembangunan kesehatan berskala provinsi seperti : pelayanan
likes health serve for poor people, disaster prevention, mal nutritional and epidemic prevention, health promotion, Health reconciliations and health services in hinterland, border areas and make efficient use of health man powers.
kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, penanggulangan
rujukan dan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan dan pendayagunaan
tenaga kesehatan.
Manajemen
manajemen akuntabel
By
creating
dynamic
and
diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan secara dapat dan terselenggara efisien yang
functions can work efficiently and effectively Health Systems. that supported by
efektif
Law
and
Information
26
3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN Berdasarkan visi dan misi, maka disusunlah program dan kegiatan yang hendak dicapai Dinas Kesehatan
3.3 PROGRAMS AND ACTIVITIES Base upon vision and mission above the programs managed and the activities reached by Health Department of Riau Islands Province year 2007 as follows ;
3.3.1 Improving Affordability Of Society Health Aim of this program is to increasing number, average and
meningkatkan jumlah, pemerataan, dan mutu pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas
basic quality of health serve in Society Society health Health Center Center including Assistant,
keliling, dan bidan di desa/polindes. Sasaran yang hendak dicapai oleh program ini adalah : a. Meningkatnya cakupan rawat jalan menjadi sekurang-kurangnya 13% penduduk. b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 75%. c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K1) 90%, cakupan
Mobile Society Health Center, and midwife in villages/village policlinics. Aims of these programs are : a. Increasing health care for 13% people
b. Increasing of giving birth which helped by health man power for 75% c. Increasing Antenatal Serves (KI) 90%, neonatal visiting (KN2)
kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90%, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 90%. d. Terselenggaranya pelayanan
27
program akses
ini
adalah
keterjangkauan kesehatan
pelayanan
perorangan dan rujukan. Sasaran dari penyelenggaraan program ini adalah : a. Terselenggaranya pelayanan
programs are : a. Implemented health services for poor people freely in Society Health Center and Hospital at third class for 100%. b. Increasing hospitalized at least 1,3% people
kesehatan bagi penduduk miskin secara gratis di puskesmas dan rumah sakit kelas III sebesar 100% b. Meningkatnya cakupan rawat inap menjadi sekurang-kurangnya 1,3% penduduk. c. Meningkatnya jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan
c. Increasing number of hospitals which having Emergency Room for 90%, obstetric and neonatal emergency comprehensive for
gawat darurat menjadi 90%, jumlah rumah sakit yang melaksanakan dan neonatal
pelayanan
obstetri
emergensi komprehensif (PONEK) menjadi 80%, dan jumlah rumah sakit 75%. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: a. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana rumah sakit. b. Pelayanan kesehatan penduduk yang terakreditasi menjadi
Main activities and indicative activities of this programs includes: a. Build and develop facilities of hospitals b. Health services for poor people who hospitalized at third class
miskin yang dirawat inap Kelas III Rumah Sakit c. Peningkatan mutu pelayanan rawat inap Kelas III Rumah Sakit
c. Improving
quality
services
of
28
3.3.3 Improving
Mother
and
mendukung upaya menurunkan angka kematian kematian ibu bayi melahirkan, dan balita. angka Sasaran
number of death mother give birth, number of baby and children under five years old death. Target of this programs are :
a. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 75%. b. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K1) 90% , cakupan
a. Increasing scope of give birth helped by health man power become 75% b. Increasing scope of Antenatal services (K1) become 90%, scope of neonatal visiting (KN2) become 90%, and scope of baby visiting for 90%.
kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90%, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 90%. Kegiatan meliputi : a. Peningkatan ketrampilan tenaga pokok dari program ini
Main
activities
of
this
programs
includes : a. Increasing life skill of man power who manage mother and child b. Increasing and supplying facilities KIA services kualitas pelayanan c. Increasing quality services of
pengelola kesehatan ibu dan anak b. Pengadaan dan Peningkatan sarana pelayanan KIA c. Peningkatan
3.3.4 Health
Promotion
And
Efficient Use Of Society Aim of this program is efficient use of individual, family, and society in order to grow health and clean behavior, also developing health
memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan upaya kesehatan
29
ini adalah : a. Terwujudnya stakeholder komitmen semuja a. Creating stakeholders commitment in to health
pembangunan
kesehatan berskala provinsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat. c. Meningkatnya rumah tangga
Periodically Health Promotion in efficient use of society. c. Increase the clean and healthy life of house behavior become 40%.
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini meliputi : a. Peningkatan pelatihan tenaga
a. Increasing health elucidation training b. Media promotion building and information of health and clean behavior
penyuluh kesehatan b. Pengembangan media promosi dan informasi perilaku hidup bersih dan sehat c. Pengembangan upaya kesehatan
c. Health efforts building sourced people affordable d. Health education improvement for people e. Monitoring, report. evaluation, and
bersumberdaya masyarakat d. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Upgrading
of
Tujuan
Program
adalah
Aim of this program is to increase the importance of family nutritional in increasing nutritional status of society especially to
meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama kepada ibu hamil, bayi dan balita serta usia produktif.
pregnant woman, baby, and children under five years old and productive age.
30
Sasaran dari program ini dalah : a. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe menjadi > 80%; b. Meningkatnya persentase Bayi Yang Mendapat 62%; c. Meningkatnya mendapatkan 80%; d. Meningkatnya Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ditangani menjadi 100%; e. Meningkatnya Ibu hamil Kurang Balita vitamin A yang menjadi ASI eksklusif menjadi
pregnant women who get Fe tablet become > 80% b. Increasing percentage of an
exclusive Breast Feeding Baby become 62% c. Increasing the children under five years old who get vitamin A become 80% d. Increasing prevention for bad
and mal nutritional children under five years old for 100%. e. Increasing preventing Chronics Energy Less of pregnant woman for 100%.
Kegiatan pokok yang dilakukan oleh program ini meliputi: a. Penyusunan peta informasi
Main activities of these programs are: a. Managing information map of mal nutritional society
masyarakat kurang gizi; b. Penanggulangan KEP, Anemia Gizi Besi, Kekurangan Vitamin A dan kekurangan zat mikro lainnya; c. Pemberdayaan masyarakat untuk b. Prevention of KEP, Anemia, lack of vitamin A and other micro substances. c. Efficient use of people to reach nutritional family
awareness.
Tujuan
program
adalah
31
yang sehat melelui peningkatan dan pembinaan kemitraan serta untuk penggalangan menggerakkan
improvement
and
guidance
and
pembangunan berwawasan kesehatan. Sasaran dari program ini dalah : a. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%, a. Increasing percentage of healthy house family become 80%,
percentage of using clean water for 85% and percentage family of using healthy toilet is 80%.
persentase keluarga menggunakan air bersih keluarga : 85 % dan persentase menggunakan jamban
memenuhi syarat kesehatan 80%. b. Meningkatnya persentase tempattempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%. b. Increasing percentage of general places which fulfill health
Kegiatan pokok program ini meliputi : a. Peningkatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar b. Pemantauan kualitas lingkungan c. Peningkatan upaya pengawasan
a. Increasing supplies of clean water and basic sanitary. b. Monitoring quality of environment c. Increasing of health control for food and beverages d. Increasing healthy territorial
Aim
of
this
program
is
to
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang ditanggulangi adalah Malaria, DBD, TB. Paru, Diare,
decrease number of sickness, death, and paralysis by epidemic and un epidemic. Disease priorities are;
Malaria, DBD, TB, Lungs, Diarrhea, Polio, HIV/AIDS, pneumonia, and all
32
Polio, HIV/AIDS, Pneumonia, penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan penyakit tidak menular dan degeneratif yang prioritas ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulkasi darah, diabetes mellitus, dan penyakit-penyakit lainnya. Sasaran yang hendak dicapai adalah : a. Persentase desa yang mencapai Universal Child Imunization (UCI) menjadi di atas 80%. b. Meningkatnya Angka Penemuan
diseases
that
prevented Non
by
immunization.
epidemic
diseases and degenerative priorities which prevented are heart, blood circulation disturbances, diabetes
a. Percentage villages which get universal child immunization (UCI) are above 80%. b. Increasing number of Case Defection Rate of TB to 70% and number of Cure Rate of TB is above 85%.
Penderita (Case Detection Rate) penyakit TB menjadi 70% dan angka keberhasilan pengobatan (Cure
Rate) TB menjadi di atas 85% c. Meningkatnya Angka c. Increasing number of Acute Flaccid Paralysis become
PenemuanAcute Flaccid Paralysis (AFP) menjadi 2/100.000 anak usia kurang dari 15 tahun d. Meningkatnya Berdarah penderita (DBD) Demam yang
2/100.000 children less of 15 years old. d. Increasing number of Dengue Hemorragic Fever (DHF)
Dengue
patient handling for 80% e. Increasing number of malaria patient curing for 100% Rate f. Decreasing case fatality rate diarrhea at un usual incidence at 1,2%
(CFR) Diare pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) 1,2% g. Meningkatnya Dengan ODHA (Orang mendapat
g. Increasing HIV/AIDS
with ART
HIV/AIDS)
pengobatan ART menjadi 100% Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif progaram ini meliputi : Main
33
penyakit malaria 3. Pencegahan penyakit DBD 4. Pencegahan penyakit TBC 5. Pencegahan penyakit IMS dan Pemberatasan Menular 5. Prevent disease Sexual infection dan Pemberatasan dan pemberatsan 3. Prevent Dengue Hemorragic Fever (DHF) disease 4. Prevent TBC
(Infeksi
Seksual)/Penyakit Menular Seksual (PMS). 6. Pencegahan penyakit diare 7. Pencegahan dan Pemberatasan 7. Prevent pneumonia dan Pemberantasan 6. Prevent diarrhea
penyakit ISPA/Pneunomia 8. Peningkatan Surveilens Epidemologi dan Penanggulangan Wabah/KLB 8. Increasing surveillance prevention 9. Pencegahan dan Pemberatasan 9. Degenerative prevention disease and epidemic epidemic
penyakit degeneratif
3.3.8 Farmasi dan Makanan Tujuan melindungi penyalahgunaan Program masyarakat pemakaian adalah dari sedaan
3.3.8 Pharmacy and Food Aim of this program is to protect people from misusing of pharmacy and health tools, foods and beverages products which distribute in society environment, pharmacy facilities and other private sectors. Target of these programs are:
farmasi dan alat-alat kesehatan, serta produk makanan dan minuman yang beredar di masyarakat, sarana
kefarmasian, serta pelayanan swasta lainnya. adalah: a. Ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan Sasaran dari program ini
34
USD/kapita/tahun
Kegiatan pokok program ini meliputi : a. Peningkatan pelayanan dasar b. Peningkatan pengawasan peredaran dan pemakaian sediaan farmasi, obat-obatan, obat tradisional, alat kesehatan minuman. serta makanan dan Penyediaan obat
Main activities of these programs are: a. Increasing availability of basic service medicines b. Increasing control of
medicine, also
foods
beverages.
3.3.9 Sumber Daya Kesehatan Tujuan meningkatkan program jumlah, mutu, adalah dan
3.3.9 Health Resources Aim of this program is to increase number, quality, and
distributing of health man power according to the needs of health development. programs are: Target of these
a. Tenaga
Bidan
dan
Perawat
ditingkatkan pendidikannya minimal strata D3 b. Pengiriman tugas belajar S1 dan S2 berbagai jurusan sesuai kebutuhan c. Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Manajemen d. Penempatan tenaga kesehatan
b. Further study to get S1 or S2 for all fields. c. Education and techniques and management training d. Placed on the health man powers to the health facilities needs.
35
Kegiatan pokok progaram ini meliputi : a. Perencanaan kesehatan b. Peningkatan ketrampilan dan kebutuhan tenaga
Main activities of these programs are: a. Planning of health man power needs b. Improving professionalism and life skill of health man powers c. Education and Training of health man powers d. Guidance of health man powers including carrier building of health man power and public servant.
profesionalisme tenaga kesehatan c. Pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan d. Pembinaan termasuk tenaga kesehatan karir
pengembangan
3.3.10 Kebijakan dan Manajemen Tujuan mengembangkan program kebijakan dalah dan
3.3.10 Management and Wisdoms Aim of this program is to developing management wisdoms to and support
manajemen pembangunan kesehatan guna sistem mendukung kesehatan penyelenggaraan guna sistem mendukung kesehatan
implementation of health system in supporting implementation of regional and national health system. Target of these programs are :
penyelenggaraan
daerah dan sistem kesehatan nasional. Sasaran program ini dalah : a. Tersusunnya Rencana Strategis b. Tersusunnya Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Angaran
(RKA). c. Tersusunnya Profil Kesehatan d. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) c. Managed health profile d. Managed work accountability report instances e. Tersusun dan tersosialisasinya e. Managed and socialized of government
36
Kegiatan
pokok
dan
kegiatan
Main
activities
and
indicative
indikatif program ini meliputi : a. Penyusunan penganggaran kesehatan b. Pengembangan kesehatan (SIK) c. Peningkatan kesehatan jaminan pembiayaan secara sistem informasi perencanaan dan
activities of these programs includes: a. Managing plan and budgeting health development
pembangunan
b. Developing health information system c. Increasing guarantee of health society budget capitalized and as a pre efforts especially to all poor people
masyarakat
kapitasi dan pra upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan.
3.3.11 Penelitian dan Pengembangan Tujuan progaram ini adalah untuk meningkatkan penelitian dan
3.3.11 Research and Developing Aim of this program is to increase research and developing of health technology and knowledge as a income in formulating wisdom and health development programs. Target of this program is implemented the region health survey according to the needs.
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam program Sasaran perumusan kebijakan dan
kesehatan. dalah
terlaksananya survei kesehatan daerah sesuai kebutuhan Kegiatan pokok program ini dalah : a. Penelitian dan pengembangan b. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian c. Penyebarluasan dan pemanfatan
Main activities of these programs are: a. Research and developing b. Developing man power, facilities and research facilities c. Wide open distributing and using result of research and health development.
37
masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau Islands Province can be seen from dapat dilihat dari beberapa indikator some yang meliputi situasi indicators which and involves society
mortalitas, mortality,
morbidity,
nutrients situation.
4.1 MORTALITAS
4.1 Mortality
menimpa siapa saja, tua, muda, kapan even young and old. And it happened dan dimana saja. Banyak faktor yang everywhere at anytime. Many factors menyebabkan kematian. Kasus terjadinya kematian kejadian cause the death. Death cases in great terutama number relate to social, economics,
dalam jumlah banyak berkaitan dengan traditional culture, and environment masalah sosial, ekonomi, adat istiadat health problems. Definition of death maupun masalah kesehatan lingkungan. according to WHO; death is an event Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) which no signed of life permanently.
mendefinisikan kematian sebagai suatu Death indicator is used to monitoring peristiwa menghilangnya semua tanda- work of region and central government tanda kehidupan secara permanen, yang in increasing prosperity of people. bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Indikator kematian berguna untuk memonitor maupun kinerja lokal pemerintah pusat
dalam
peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Kematian dewasa umumnya Adults death generally caused by disease, degenerative
penyakit degeneratif, kecelakaan atau disease, accident or high risk life style gaya hidup yang beresiko terhadap to death. Baby and under five years
38
kematian. Kematian bayi dan balita mortality umumnya disebabkan oleh penyakit respiratory
generally system
caused disease
by and
sistim pernapasan bagian akut (ISPA) diarrhea. Bad nutrients also caused dan diare. Faktor gizi buruk juga the children susceptible to infection rentan disease, so that easy infected and
menyebabkan
anak-anak
terhadap penyakit menular, sehingga caused higher baby and under five mudah terinfeksi dan menyebabkan years mortality in a region. Social,
tingginya kematian bayi dan balita di economics, likes knowledge about suatu daerah. Faktor sosial ekonomi health, nutrients and environment
seperti pengetahuan tentang kesehatan, health, belief, norms, and poverty are gizi dan kesehatan lingkungan, family and individual factors and
kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan influences mortality in society merupakan faktor individu dan keluarga, (Oetomo, 1985). mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat (Oetomo, 1985). Angka kematian dapat digunakan sebagai penilaian kesehatan salah satu indikator Mortality can be used as a one
keberhasilan serta
menggambarkan developing society health level. We kesehatan will describes maternal mortality rate yang akan (MMR), on below :
perkembangan masyarakat.
derajat Berikut
dijabarkan meliputi angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA), dan angka kematian ibu maternal.
4.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat before baby reach one year old. Many satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan factors related to infant mortality . dengan kematian bayi. Secara garis Generally, from caused side point of besar, dari sisi penyebabnya, kematian view, infant mortality divided into two: bayi ada dua macam yaitu endogen dan endogen and exogenous. Endogen
39
neonatal yaitu kematian bayi yang terjadi month of birth, usually caused by pada bulan pertama setelah dilahirkan. internal factors which get from the Umumnya disebabkan oleh faktor-faktor parents at conception or from
yang dibawa anak sejak lahir, yang pregnancy periods. Exogenous infant diperoleh dari orang tuanya pada saat mortality konsepsi atau didapat or post neonatal death is happened after one
kehamilan. Kematian bayi eksogen atau month until one year old and caused kematian post neo-natal adalah kematian by external factors. bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka Kematian Bayi merupakan Infant mortality factors which is an
shows
keadaan derajat kesehatan di suatu situation level of health people in masyarakat karena bayi yang baru lahir society. New born baby is very sangat sensitif dengan keadaan sensitive to the situation of parents life
lingkungan tempat tinggal orangtua si and related to the social-economics of bayi tinggal dan sangat erat kaitannya the parents. infant mortality is used to dengan keadaan sosial ekonomi monitoring and evaluating success of
orangtua si bayi. Angka kematian bayi the programs in health fields, also selain berguna untuk memantau dan used to measure demography
mengevaluasi keberhasilan program di situation and as a income in doing bidang kesehatan, juga dapat calculation of people projection. It is
dimanfaatkan sebagai alat ukur situasi also used to developing plan likes demografi dan sebagai masukan dalam different melakukan perhitungan activities and programs
penduduk. Juga dapat dimanfaatkan infant mortality . Neo natal death untuk pengembangan perencanaan caused by endogen factors which
40
kegiatan antara kematian neo-natal dan to decrease number of neo natal kematian kematian faktor dengan program kematian bayi yang lain. Karena infant mortality oleh services is related to health of pregnant
neo-natal
disebabkan
programs
endogen
yang
berhubungan mother, such as program giving an program- anti tetanus serum injection and iron angka tablet. yang program Ibu hamil,
kehamilan untuk
maka
mengurangi adalah
neo-natal
bersangkutan pelayanan
dengan kesehatan
misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Secara nasional angka kematian Nationally, infant mortality rate
bayi telah banyak mengalami penurunan is more decrease. In 1995 infant yang cukup besar. Pada tahun 1995 mortality rate is 55 per 1.000 life born, AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 and then decrease to 52 in 1997, and kelahiran hidup, kemudian turun menjadi et lower until 44 per 1.000 life born in 52 pada tahun 1997, dan turun lagi 2000. Infant mortality rate according to menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup National Census rapidly in 2001 is 50 pada tahun 2000. AKB menurut hasil per 1.000 life born and in 2002 is 45 Surkesnas/Susenas berturut-turut pada per 1.000 life born. While according to tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 SDKI results in 2002-2003, infant kelahiran hidup dan pada tahun 2002 mortality rate decrease to 35 per sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup. 1.000 life born. Human Development Sedangkan AKB menurut hasil SDKI Building report in 2004 mentioned that 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup infant mortality rate in 2002 is 43.5 per besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 1.000 life born. kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Laporan Pengembangan Pembangunan Manusia tahun 2004 menyebutkan AKB tahun 2002 sebesar 43,5 per 1.000 kelahiran hidup.
41
mempunyai komitmen untuk mencapai a commitment to reach the Millennium sasaran Millenium Development Goals Development (MDGs) untuk menurunkan Goals (MGDs) to
Kematian Anak sebesar dua per tiga dari third of number in 1990 or become 20 angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per per 1.000 baby born in year 2015. To 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015. achieve this aim is needed some Untuk mencapai tujuan ini diperlukan efforts from many related instances, usaha yang sungguh-sungguh dari central and regional Government,
berbagai instansi terkait, mulai dari private sectors, and the society. In pemerintah baik pusat maupun daerah, year 2007, number of baby born in LSM dan masyarakat pada umumnya. Riau Islands Province is 37.234. From Pada tahun 2007, jumlah persalinan di this birth reported about 278 (0.75%) Provinsi 37.234 Kepulauan persalinan. Riau Dari sebanyak was death at the time and 186 babies persalinan died after born. If we converted
tersebut terjadi persalinan lahir mati directly to Infant Mortality Rate known sebanyak Sedangkan 278 dari persalinan yang (0,75%). that picturing Infant Mortality Rate in hidup Riau Islands Province year 2007 is
lahir
dilaporkan bahwa sebanyak 186 bayi 5.03 per 1.000 life born. If we meninggal. Jika dikonversikan secara compare to the situation in year 2006 langsung dengan penghitungan angka can be seen that infant mortality rate kematian gambaran bayi angka diketahui kematian bahwa born by numbering is increased from bayi di 188 people in 2006 become 278
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 people in 2007, but decrease in sebesar 5, 03 per 1.000 kelahiran hidup. percentage that is from 0.78% in 2006 Jika dibandingkan dengan keadaan become 0.75% in 2007. Base upon
tahun 2006 dapat dilihat bahwa jumlah result of SDKI 2007, Infant Mortality yang lahir mati secara angka absolut Rate nationally is 34 per 1.000 life mengalami peningkatan yaitu dari 188 born. Infant mortality rate in Riau orang pada tahun 2006 menjadi 278 Islands Province is below it. By orang pada tahun 2007, namun secara reminding that this number is just from persentase justru mengalami penurunan mortality data reported, so it is not yaitu 0,78% pada tahun 2006 menjadi picturing the real situation. Probability
42
0,75% pada tahun 2007. Berdasarkan Infant Mortality Rate is bigger than hasil SDKI 2007, angka kematian bayi reported number. Distribution infant secara nasional adalah sebesar 34 per mortality rate of according Riau to
Islands
Kepulauan Riau sudah jauh di bawah Province in year 2007 can be seen on angka ini. Namun mengingat angka ini the enclosure list. 6. Picturing about baru hanya dari data angka kematian Infant Mortality Rate in Riau Islands yang dilaporkan tentunya keadaan Kemungkinan belum Province according to Districts/cities in yang year 2004-2007 can be seen on this angka pictures 4.1, as follows :
menggambarkan sesungguhnya.
kematian bayi lebih besar dari angka yang dilaporkan. Distribusi jumlah
kematian bayi menurut kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran tabel 6. Gambaran angka kematian bayi Provinsi Kepulauan Riau menurut kabupaten/kota tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :
43
Gambar
Pictures
4.1
Gambaran Angka Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 : 2007 Picturing Number Of Infant Mortality Rate (IMR) to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007
2004
2005
2006
2007
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004-2005, Prov. Kepri Source : Health Profile of Districts/Cities Year 2004-2005, Riau Islands Province
bahwa angka kematian bayi secara seen that Infant Mortality Rate in provinsi cenderung mengalami province tends to decrease, even in
penurunan walau pada tahun 2005 year 2005 is increased. If we look sempat mengalami peningkatan. closely according to Districts/Cities
Sedangkan kalau diperhatikan menurut Infant Mortality Rate is fluctuated likes kabupaten/kota adanya angka akan dapat bayi dilihat in Karimun Regency, Lingga Regency yang and Tanjungpinang City. This case
kematian di
berfluktuatif
seperti
Karimun, Kabupaten Lingga dan Kota reporting system. Tanjungpinang. Hal ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem pelaporan. Pada kematian tahun bayi 2007, di penyebab In year 2007, main caused of in Riau Islands
utama
Kepulauan Riau masih sama dengan Province was the same as year 2008
44
penyebab kematian bayi pada tahun that lower baby just born happened. 2006 yaitu disebabkan oleh kejadian bayi Lower baby just born caused infant baru lahir rendah (BBLR). Kejadian mortality about 48%. Other caused is BBLR yang menyebab kematian bayi asphyxias about 21a%, other factors sebesar 48%. Penyebab lainnya yaitu are 31% includes diarrhea. infections, Pictures of
21%, sedangkan kejadian lainnya yang caused percentage infant mortality in tidak jelas diuraikan penyebabnya Riau Islands Province 2007 can be
sebesar 31% yang meliputi kemungkinan seen on pictures 4.2, as follows : adanya kejadian infeksi, pneumoni, diare dan faktor lainnya. Gambaran bayi
persentase
penyebab
kematian
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada gambar 4.2, berikut :
Gambar
Pictures
4.2
Persentase Penyebab Kematian Bayi : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage Caused Of Infant Mortality Rate (IMR) In Riau Islands Province Year 2007
Gambar 3. Persentase Penyebab Kematian Bayi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007
Asfiksia 21%
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source : Family Health Section, Health Department Of Riau Islands Province,2008
45
Masalah bayi BBLR merupakan masalah mendapat BBLR yang serius yang
Lower
Baby
Born
Weight
perlu problem is a serious problem and karena need to have special attention
perhatian
khusus
dapat
menyebabkan mengalami
bersangkutan
perkembangan fisik dan mental pada future. Higher number of Lower baby masa mendatang. Tingginya angka born weight is main caused of infant and need to have special
kematian bayi perlu mendapat perhatian attention from all parties. This is one yang lebih serius dari semua pihak. of health indicators of society. One of Kejadian BBLR merupakan suatu the factor of lower baby born weight is
indikator derajat kesehatan masyarakat. condition of nutrition mother during Salah satu faktor penyebab kejadian pregnancy that influenced by many BBLR adalah kondisi gizi ibu pada saat factors likes family economics,
hamil yang banyak dipengaruhi oleh education level of mother, supplies faktor seperti ekonomi keluarga, tingkat food in society, social-culture, and so pendidikan ibu, ketersediaan pangan di on. In year 2007, number of lower masyarakat, sosial budaya, dan lain-lain. baby born weight is 2,04% (755 Pada tahun 2007, angka kejadian BBLR cases). terdapat sebesar 2,04% (755 kasus). problem Higher needs number to have of this
special
Tingginya angka kejadian BBLR ini perlu attention especially programs and mendapat perhatian khususnya program- activities related to the health of program dan kegiatan yang berkaitan pregnant woman. Detail data about dengan kesehatan ibu hamil. Data lebih lower baby born weight can be seen rinci tentang kejadian BBLR dapat dilihat list enclosure 15. pada tabel lampiran 15.
Kematian
jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun (U5MR) is number of children death selama satu tahun tertentu per 1.000 between 0-4 years old in a certain
46
anak umur yang sama pada pertengahan year per 1.000 same age of children tahun itu (termasuk kematian bayi). in the middle of the year (including Angka Kematian Balita dapat berguna infant mortality ). Under five years untuk imunisasi, mengembangkan serta program mortality rate (U5MR) is used to
pada anak-anak, program penyuluhan programs for children, elucidation tentang gizi dan pemberian makanan programs about nutrition and healthy sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. food given to children under five years old. Hasil SDKI secara Nasional terus menunjukkan penurunan. Jika Result of SDKI Nationally
thaun 1991, AKABA Nasional berada 1991, National Under five years pada kisaran 97 per 1.000 kelahiran mortality rate (U5MR) stay on 97 per hidup, namun berdasarkan hasil SDKI 1.000 life born, thus base upon result 2007 diketahui bahwa AKABA Nasional of SDKI 2007 known that National menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup. Under five years mortality rate
Gambaran perkembangan AKABA pada (U5MR) become 44 per 1.000 life tahun 19912007 di Indonesia disajikan born. pada gambar 4.3, berikut: Pictures about developing
47
Gambar
Pictures
4.3
Tingkat Kematian Balita di Indonesia, 1991 - 2007 : Level Of Under Five Years Mortality Rate (U5MR) In Indonesia, 1991 2007
97
81 80
60
58 46
44
40
20
Sumber : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 Source : Demoraphy Survey Indonesia Health 2007
SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tentang on SKRT 1995 and National Health penyebab utama kematian Balita Survey 2001 about main caused of
menunjukkan bahwa penyakit infeksi under five years mortality shows that merupakan penyebab kematian yang infection disease is the main caused. terbanyak. Pada tahun 2001, kematian In 2001, higher of under five years Balita yang tertinggi disebabkan oleh mortality is caused by pneumonia ( 46 Pneumonia (4,6 per 1.000 Balita), per 1.000 children under five years
disusul oleh kematian akibat diare (2,3 old) followed by diarrhea (2.3 per per 1.000 Balita). 1.000 children under five years old).
48
adanya penurunan kasus. Jika pada shows decreasing cases. If in 2006 tahun 2006 jumlah anak balita yang under five years mortality rate
meninggal dilaporkan sebanyak 88 orang (U5MR) reported 88 children (Under (AKABA 3,66 per 1.000 kelahiran hidup), five years mortality rate (U5MR) 3, 66 namun pada tahun 2007 jumlah anak per 1.000 life born), hence in 2007 balita yang meninggal seluruhnya whole under five years mortality rate
menjadi 48 orang. Jika dibandingkan (U5MR) become 48 children. If we dengan hasil SDKI 2007 dimana secara compare to the result of SDKI 2007 nasional angka kematian balita sebesar which nationally under five years 44 per 1.000 kelahiran hidup, maka mortality rate (U5MR) is 44 per 1.000 kondisi angka kematian balita di Provinsi life born, so condition under five years Kepulauan Riau sudah jauh dibawah mortality rate (U5MR) in Riau Islands angka nasional. Kondisi ini perlu Province is below national number.
dipertahankan dan ditingkatkan lebih This condition need to stay on and baik lagi mengingat masa balita well increased, reminds that children
merupakan masa pertumbahan emas under five years old periods are a (golden age growth) karena pada masa golden age growth, because at this ini pertumbuhan vital yang otak. dan anak pesat Jika pembentukan periods vital organs growth rapidly mengalami include brain growth. If the condition termasuk of children under five years old well kondisi kept in this periods so that probability
kesehatan anak pada masa balita ini to adequate generation physically and dapat terpelihara dengan baik maka good intelligences will proved. kemungkinan besar generasi yang akan dihasilkan adalah generasi bangsa yang adekuat secara fisik dan inteligensia.
4.1.3 Angka Kematian Ibu Maternal 4.1.3 Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) maternal (MMR)
Mortality
Rate
49
pada saat hamil atau selama 42 hari periods or in 42 days since pregnancy sejak terminasi kehamilan dan tanpa termination without looking too long tempat and birth place, which caused of the karena pregnancy and not other factors, per
memandang persalinan,
lama yang
disebabkan
kehamilannya atau pengelolaannya, dan 100.000 lives born. Maternal mortality bukan karena sebab-sebab lain, per rate (MMR) is one of indicator used to 100.000 kelahiran hidup. Angka see level of prosperity in a territorial
Kematian Ibu Maternal merupakan salah or a country. This case base upon satu indikator yang digunakan untuk that condition of mother health in melihat tingkat kesejahteraan suatu pregnancy periods will become main of mother and safety birth on birth
bahwa kondisi kesehatan ibu pada waktu process hamil akan menjadi
after
periods.
keselamatan ibu pada proses persalinan pregnant woman is level of healthy dan masa nifas. Faktor-faktor yang life awareness behavior, nutrients mempengaruhi derajat kesehatan ibu status and mother health,
hamil antara lain tingkat kesadaran environment health condition, level perilaku hidup sehat, status gizi dan health kesehatan ibu, kondisi services especially for
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan birth periods. terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan masa nifas. Penghitungan AKI sulit dilakukan karena untuk menghitung Counting maternal mortality rate
dibutuhkan sampel yang besar. Angka big sample. Maternal mortality rate Kematian Ibu sampai saat ini baru (MMR) is taking from limited sample diperoleh dari survei-survei terbatas likes notes and researches. From
seperti penelitian dan pencatatan. Dari some survey and research shows that beberapa hasil survei dan penelitian maternal terlihat maternal bahwa angka kematian mortality rate (MMR)
secara
nasional
konsisten menunjukkan penurunan dari to the result of SKRT year 1992 waktu ke waktu. Menurut hasil SKRT maternal mortality rate (MMR) is 425
50
tahun 1992 angka kematian ibu sebesar per 100.000 life born, and result of 425 per 100.000 kelahiran hidup, hasil Indonesia Health Demography
Survei Demografi Kesehatan Indonesia Survey year 1994 shows 390 per (SDKI) tahun 1994 menunjukkan angka 100.000 life born, while result of 390 per 100.000 kelahiran hidup, SKRT year 1995 shows maternal
sedangkan pada hasil SKRT 1995 angka mortality rate (MMR) decrease to 373 kematian ibu Maternal menurun menjadi per 100.000 life born. And result of 373 per 100.000 kelahiran hidup. Dari Indonesia hasil SDKI pada tahun Health Demography
kejadian AKI menurun lagi menjadi 307 mortality rate (MMR) decrease to 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia per 100.000 life born. Mortality mother in Indonesia if to ASEAN countries,
anggota ASEAN Indonesia menduduki Indonesia is the highest maternal peringkat pertama dengan AKI tertinggi. mortality rate (MMR). Estimation
in 2006 counted
2006 yang dihitung berdasarkan tren base upon decrease trends, and it is penurunan AKI diperoleh angka sebesar 226 per 100.000 life born. This 226 per 100.000 kelahiran hidup. Angka number is far from indicators target of ini masih jauh dari target Indikator Healthy Indonesia 2010. And the Indonesia Sehat 2010 dimana maternal mortality rate (MMR)
diharapkan AKI menjadi 125 per 100.000 decrease to 125 per 100.000 life kelahiran hidup. Begitu juga dengan born. MGDs target also concern to target MDGs yang sangat concern untuk decrease menurunkan angka kematian maternal mortality rate
sebesar 75% dari keadaan awal atau born in 2015. menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tingginya kematian ibu merupakan High maternal mortality rate
cerminan dari ketidaktahuan masyarakat (MMR) shows that knowledge of mengenai hamil pentingnya perawatan ibu people about how to care during
dan
pencegahan kehamilan.
komplikasi
51
tingginya untuk
AKI
peningkatan terutama
kehamilan dan membuat kehamilan yang making pregnancy safer. Increasing aman bebas risiko tinggi (making number of born programs helped by
pregnancy safer), program peningkatan health worker, reconciliation system jumlah kelahiran yang dibantu oleh preparation tenaga kesehatan, penyiapan in prevent pregnancy
rujukan dalam penanganan komplikasi stand by husband in born preparation. kehamilan, suami penyiapan dalam keluarga dan These all used to decrease maternal
siaga yang
menyongsong mortality rate (MMR) and increase bertujuan level of reproduction health.
kelahiran,
semuanya
untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Pada tahun 2007 berdasarkan data yang diperoleh dari Kabupaten/Kota from In 2007 base upon data gets Districts/Cities mortality know rate that (MMR)
(ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas) di (pregnant woman, birth mother, and Provinsi Kepulauan Riau dari 36.956 after birth mother) in Riau Islands persalinan hidup dilaporkan sebanyak 29 Province from 36.956 life birth
orang meninggal dunia. Angka ini jika reported 29 mother died. This number dikonversikan langsung dengan converted directly using formula
menggunakan rumus penghitungan AKI maternal mortality rate (MMR) and maka diperoleh AKI Provinsi Kepulauan found that maternal mortality rate Riau secara kasar adalah sebesar 79 per (MMR) in Riau Islands Province is 79 100.000 kelahiran hidup. Secara absolut per 100.000 life born roughly. maternal
increase
kematian ibu pada tahun 2006 yang mortality rate (MMR) cases in 2006 is hanya berjumlah 26 orang, namun 26 women. After converted seen that
setelah dikonversi dapat dilihat bahwa maternal mortality rate (MMR) in 2007 AKI tahun 2007 mengalami penurunan decrease significantly compare to
52
yang signifikan jika dibandingkan dengan maternal mortality rate (MMR) in 2006 AKI 2006 yang besarnya 108 per about 108 per 100.000 lives born. If
100.000 kelahiran hidup. Jika ditilik we looked back condition maternal kondisi AKI di Provinsi Kepulauan Riau mortality rate (MMR) in Riau Islands ini sudah sangat menggembirakan Province is But satisfied should and be below aware
angka nasional. Namun hal ini tetap because this is a reported data. Vital perlu diwaspadai karena data ini hanya registration note conditions havent merupakan dilaporkan. registrasi vital data kematian yang work well. There are possibilities un maternal mortality rate
Keadaan yang
pencatatan reported
belum
dengan baik, memungkinkan adanya of health services facilities. kematian terlaporkan ibu maternal yang ibu-ibu tidak yang
khususnya
meninggal tidak di sarana pelayanan kesehatan. Berbagai penelitian yang telah Many researches have been
dilaksankan mengenai faktor-faktor yang done about factors which influences menyebabkan kematian ibu maternal maternal mortality rate (MMR), and diketahui bahwa sekitar 90% kematian known that 90% maternal mortality ibu disebabkan oleh pendarahan, rate (MMR) caused by blooding, infeksi, partus toxsemias gravidum, infection, old
teksemia
gravidarum,
lama dan komplikasi abortus. Kematian partus, and abortion complications. ini paling banyak terjadi pada masa These deaths always happened after sekitar persalinan yang sebenarnya birth and actually it can be prevented.
dapat dicegah. Hal ini tidak jauh berbeda This case is not different from caused dengan penyebab kematian ibu maternal of mother death in Riau Islands di Provinsi Kepulauan Riau, Province, as shown in pictures 4.4, as
53
Gambar
Pictures
4.4
Penyebab Kematian Ibu Maternal : di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Caused Of Maternal Mortality Rate (MMR) In Riau Islands Province Year 2007
Lain-lain; 10; 34%
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga, Dinkes Prov.Kepri, 2008 Source: Family Health Section, Health Department of Riau Islands Province, 2008
ibu maternal yang paling banyak adalah maternal mortality rate (MMR) is perdarahan yaitu sebanyak 12 orang blooding about 12 women (42%) (42%), yan diikuti oleh eklamsi sebanyak followed by exclaims for 3 women 3 orang (10%), infeksi 2 orang (7%) dan (10%), infection 2 women (7%) and komplikasi abortus sebanyak 2 orang abortion complication is 2 women (7%). Sementara itu faktor lain tercatat (7%).While other factor is 10 cases cukup banyak yaitu sebanyak 10 kasus (34%) unclear caused of this death (34%). Ketidakjelasan penyebab need to attended for more better
kematian ini perlu diperhatikan untuk fixing in reporting and noting system. lebih memperbaiki sistem pencatatan By knowing that will easier to make dan pelaporan karena dengan maternal mortality rate (MMR)
54
4.1.4 Umur Harapan Hidup Waktu 4.1.4 Life Expectation Lahir (UHH) Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial and The success of health programs social-economics developing
ekonomi pada umumnya dapat dilihat programs generally can be seen from dari peningkatan usia harapan hidup people life expectation age increase penduduk Meningkatnya dari suatu negara. in a country. The increases of health kesehatan cares in society health center and affordable will increase
perawatan
akses terhadap pelayanan kesehatan, fulfill nutrition needs and calories, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan better education, makes easier to get kalori, mampu mempunyai pendidikan good job with good salaries, and it will yang lebih baik sehingga memperoleh improve health level of society and pekerjaan dengan penghasilan yang increase life expectation. Life
memadai, yang pada gilirannya akan expectation is a tool to evaluate meningkatkan derajat kesehatan government work in increasing people
masyarakat dan memperpanjang usia prosperity generally, and increasing harapan hidupnya. Angka harapan hidup level of health especially the lower life merupakan alat untuk mengevaluasi expectation in a region must followed
kinerja pemerintah dalam meningkatkan by health developing programs, and kesejahteraan penduduk pada other social programs including
umumnya, dan meningkatkan derajat environment health, enough calories kesehatan pada khususnya. Angka nutrition and its all included in poverty
harapan hidup yang rendah di suatu prevention programs. daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS, Jakarta Base upon Statistic Central program pemberantasan
55
hidup masyarakat Kepulauan Riau dari that life expectation in Riau Islands tahun ke tahun menunjukkan Province from year to year increase relatively. In
relatif kecil. Pada tahun 2005 angka 2005 life expectation in Riau Islands harapan hidup Kepulauan Riau berkisar is 69.6 years, and in 2006 increase to 69,5 tahun, pada tahun 2006 meningkat 69.9 years and in 2007 this number menjadi 69,6 tahun dan pada tahun 2007 constant angka ini tetap yaitu 69,6 tahun. Angka expectation harapan hidup lebih rinci at 69.6 years. Life to
according
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel specifically, as follows : 4.1 berikut: Angka Harapan Hidup Masyarakat Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2005-2007 Life expectation Of Society In Riau Islands According To Districts/Cities Of Riau Islands Year 2005-2007
Kab/Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Provinsi 2005 69.5 69.3 67.5 69.2 70.5 69.1 69.5 2006 69.7 69.5 67.9 69.6 70.6 69.4 69.6 2007 69,8 69,6 68,0 69,7 70,6 69,4 69,6
Tabel Table
4.1
No. 1 2 3 4 5 6
Sumber : Badan Pusat Statsitik, Indeks Pembangunan Manusia 2005-2007, Jakarta 2008 Source : Statistic Central Department, Huma Development Index 2005-2007, Jakarta 2008
Morbiditas
the beside
sensitif di samping angka kematian dan mortality and life expectation. Number angka harapan hidup. Angka kesakitan of sickness knew that from survey, dapat diketahui dan baik dari survey, nothing and reporting health facilities sarana and base upon society report. The
pencatatan
pelaporan
56
kesehatan
dan
berbasis
masyarakat. Gambaran/pola 10 penyakit base upon visiting of society health terbanyak berdasarkan kunjungan central Riau Islands Province in 2007
puskesmas Provinsi Kepulauan Riau seen on list 4.2, as follows: pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Gambaran/Pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Pada : Tahun 2007 Picturing/10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Of Society Health Center In Riau Islands Province In Year 2007
Jumlah Total 186.619 28.811 25.442 22.332 19.134 16.236 15.173 14.721 7.161 6.098
Tabel Table
4.2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Penyakit Kinds of Disease ISPA / Respiratory Infection Hypertensi / Hypertention Diare dan GE / Diarrhea And GE Reumatik / Rheumatic Penyakit kulit alergi / Allergic Penyakit kulit infeksi / Skin Infection ISPA Akut lainnya / Other Accut Respiratory Infection Peny pulpa dan jaringan peripikal / Pulpa and Peripikal Disturbances Malaria / Malariae Penyakit mata lainnya / Other Eyes Disease
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source:Health Services Section, Health Department Riau Islands Province, 2008
Sedangkan penyakit
gambaran/pola
10
While
picturing
10
most
terbanyak
kunjungan rumah sakit baik rawat jalan hospital (hospitalized and out medical maupun rawat inap di rumah sakit care) in Riau Islands Province
Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat Hospitals seen on list 4.3, as follows: pada tabel 4.3 berikut:
57
Tabel Table
4.3
Gambaran/pola 10 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Baik Rawat Jalan Maupun Rawat Inap di Rumah Sakit : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Picturing 10 Most Diseases Pattern Base Upon Visiting Hospitals (Hospitalized And Home Medical Care) In Riau Islands Province Hospitals Year 2007
Jumlah Kasus Total 24.270 7.507 7.219 6.593 Penyakit pada Rawat Inap Hospitalized disease Diare & GE Diarrhea & GE DBD DBD/Dengue Malaria Klinis Clinics Malariae ISPA Respiratory infection Jumlah Kasus Total 2.831 1.923 1.105 953
No
1 2 3 4
6 7 8
Penyakit pada Rawat Jalan Home medical care disease ISPA / Respiratory Infection Diare & GE Diarrhea & Ge Faringitis Akut / Accute Faringitis Peny Pulpa & jar.peripikal / Pulpa & Peripikal Disturbances Demam dg sebab tidak diketahui / Unknown Fever Caused Peny Kulit / Skin Disease Gastritis & Duodemitis
5.429
Gastritis
583
3.514 3.075
Konjungtivitis / 2.612 Conjungtivitis 9 Gangguan Refraksi / 2.098 Refraktion Disturbances 10 Peny. Gusi / 1.821 Pneumonia Gums Disease Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 SourceHealth Services Section, Health Department Riau Islands Province, 2008
Demam tipoid & Paratipoid Tipoid Fever & Paratipoid Cedera ytd Wound Demam ytd Fever Appendiks
dan tabel 4.3) dapat dilihat bahwa and list 4.3) seen that the majority penyakit yang mayoritas diderita disease of people who visiting the health health center services and is
sarana reconciliation
pelayanan kesehatan baik di pelayanan respiratory infection. Total number of dasar (Puskesmas) maupun pelayanan respiratory infections in 2007 is
kesehatan rujukan (rumah sakit) adalah 210.889. Respiratory infection is the penyakit ISPA. Jumlah total penderita main caused of baby and children ISPA selama tahun 2007 adalah 210.889 under five years old in Indonesia.
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
58
penderita.
ISPA
masih
penyakit utama penyebab kematian bayi 90% of respiratory infection death dan balita di Indonesia. Dari beberapa cases is pneumonia, results of
hasil SKRT diketahui bahwa 80% - 90% National Health Survey 2001 shows dari seluruh kasus kematian akibat ISPA, that pneumonia is the first and the disebabkan oleh pneumonia. Pneumonia main caused of children under five merupakan penyebab kematian pada years old death. Respiratory
balita dengan peringkat pertama hasil infections are the main caused of Surkesnas 2001. ISPA sebagai baby and under five years mortality
penyebab utama kematian pada bayi and estimated that pneumonia is one dan balita diduga karena pneumonia of acute disease and quality of its merupakan penyakit yang akut dan implementation is un adequate. The kualitas penatalaksanaan masih belum efforts of preventing acute respiratory memadai. Upaya dalam rangka infection disease disease is focused
pemberantasan penyakit infeksi saluran to the early detection and do the fast pernapasan akut lebih difokuskan pada and right actions. upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita ditemukan. Sementara itu penyakit yang While the disease related to pneumonia balita yang
berhubungan erat dengan sanitasi dan private hygienic and sanitation is still higiene pribadi terlihat masih cukup higher likes diarrhea and GE, skin tinggi seperti penyakit diare dan GE, infections, typhoid, and all this
penyakit kulit infeksi, penyakit tipoid, disease caused by lower level of dimana jenis penyakit ini diakibatkan health including clean water supplies. oleh tingkat kebersihan yang rendah By fixing of environment sanitation termasuk ketersediaan air bersih. and private hygienic will minimalist
Pembenahan dan perbaikan sanitasi number of disease. Clean healthy life lingkungan dan higiene pribadi akan behavior promotion have to built to meminimalisir jumlah penderita penyakit change society behavior. All this ini. Promosi perilaku hidup bersih dan efforts will reach optimally if the sehat perlu terus digalakkan untuk balancing system of clean water
59
and
rubbish
managing
terwujudnya
perilaku
Semua upaya ini akan tercapai secara optimal jika diimbangi dengan
ketersediaan sarana pendukung seperti ketersediaan pengelolaan masyarakat. Dari tabel di atas juga terlihat From the list above shows that air bersih dan dan sistem limbah
sampah
bahwa saat ini masyarakat menanggung people in this recent days burden beban ganda penyakit yaitu penyakit double diseases those are infections infeksi dan penyakit degeneratif. Bahkan and degenerative. Even some new beberapa penyakit baru (new emerging emergency diseases) juga sedang disease likes SARS,
masyarakat seperti SARS, Cikungunya, infection disease is the most disease dan bahkan penyakit lama yang telah found in society likes respiratory diproklamirkan sudah lenyap dari infection (most cases), diarrhea,
masyarakat ditemukan muncul kembali malaria, and skin infections. Later will seperti penyakit polio. Namun penyakit describe about some situation of infeksi masih merupakan penyakit yang contamination disease that need to paling banyak diderita masyarakat have attention, including disease that
seperti ISPA (kasus terbanyak), diare, prevented by immunization (PD31), malaria, dan penyakit kulit. Berikut ini epidemic, akan diuraikan beberapa situasi penyakit situation. menular yang perlu mendapat perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah/KLB, situasi penyakit tidak menular. un infection disease
60
Communicable disease is a
jenis penyakit yang dominan diderita dominant disease in society. Some masyarakat. Berikut ini akan diuraikan communicable disease will describes beberapa mendapat mempunyai penyakit perhatian dampak menular lebih yang yang later which need to get more attention karena on it because it will give wide impacts luas di to the society, and also there is a of in disease TB, national and
masyarakat dan juga karena adanya commitment komitmen internasional penularan secara dalam penyakit, nasional dan international
lungs
HIV/AIDS,
penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS, respiratory infections, leprosis, and Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), prevented disease by immunizations, Kusta, Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
a. Penyakit Malaria
a. Malaria
Malaria
adalah
penyakit
yang
menyerang manusia, burung, kera dan attacks human, birds, monkey, and primata lainnya, hewan melata dan other primate, crawl animal and
hewan pengerat, yang disebabkan oleh caused by protozoa infection from infeksi protozoa dari genus Plasmodium plasmodium genus and easily
dan mudah dikenali dari gejala meriang recognized (long fever). Growth of (panas dingin menggigil) serta demam people berkepanjangan. rapidly, migration, bad
penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi distribute this disease. Opening new yang buruk, serta daerah yang terlalu lands padat, membantu and urbanization makes
penyebaran penyakit ini. Pembukaan contact in that region. lahan-lahan baru serta perpindahan
61
telah
memungkinkan
kontak
antara
nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah tersebut. Dengan pengendalian penggunaan munculnya yang program By appearing the preventing base uses, upon insecticides disease
didasarkan
pada programs
residu
insektisida, residue
malaria
penyebaran penyakit malaria telah dapat distribution will be handled faster and diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, precisely. In 1950, malaria is defected malaria telah berhasil dibasmi di hampir in all Europe continent and in mid and seluruh Benua Eropa dan di daerah south America. But this disease is a seperti Amerika Tengah dan Amerika main problem in Africa continent and Selatan. Namun penyakit ini masih Southern Asia about 100 millions of
menjadi masalah besar di beberapa malaria cases happened every year bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. and 1% is fatal. Just like other tropical Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria disease, malaria is a main caused of terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 death in developing country. persen diantaranya penyakit fatal. tropis Seperti lainnya,
kebanyakan
malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Kondisi geografis Kepulauan Riau dimana sebagian besar Geographic condition of Riau
menyebabkan semua kabupaten/kota di Districts/cities in this territorial as a wilayah ini merupakan daerah endemis malaria malaria. Banyaknya kasus malaria yang malaria terdeteksi di Provinsi Kepulauan Riau Islands endemic cases region. in Many Riau about
detected in
Province
2007
pada tahun 2007 sebanyak 31.325 kasus 31.325 cases with morbidity rateing malaria klinis dengan angka kesakitan 20.67 per 1.000 people and 2.534 20.67 per 1.000 penduduk dan 2.534 positively malaria with morbidity rate malaria positif dengan angka kesakitan 1.82 per 1.000 people. If we compare 1,82 per 1.000 penduduk. kondisi Jika the condition in year 2006 shows that tahun number of malaria sickness year
dibandingkan
dengan
62
2006, terlihat bahwa angka kesakitan 2007 decrease and in 2006 number malaria tahun 2007 mengalami of malaria is 26.11 per 1.000 people.
penurunan dimana pada tahun 2006 Same like condition in 2006, and year angka kesakitan malaria sebesar 26,11 2007 happened un usual malaria per 1.000 penduduk. Sama dengan disease in Bintan regency by number keadaan pada tahun 2006, pada tahun of people in danger is 2.452 people, 2007 terjadi KLB malaria di Kabupaten but there is of no death case. cases
malaria
terancam sebanyak 2.452 orang, namun according to Districts/cities in Riau tidak menimbulkan kasus korban malaria jiwa. Islands Province in 2007 can be seen menurut on enclosure list 11.
Persebaran
kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran tabel 11. Faktor lingkungan lain alam selain yang faktor Other factors beside natural factor play role in
memegang environment
peranan terhadap penyebaran penyakit distributing this disease, human made malaria adalah lingkungan buatan environment likes open drilled mining,
manusia seperti adanya bekas galian gagged drainage, will be a good tambang yang dibiarkan terbuka, fertilization of anopheles mosquito
selokan-selokan yang menggenang akan that is vector of this disease. Society menjadi nyamuk tempat anopeles perkembangbiakan movement yang to fix environment
vektor penyebaran penyakit ini. Gerakan number of malaria in society. seluruh perbaikan elemen sanitasi masyarakat lingkungan untuk perlu
b. Penyakit TB Paru
b. Tuberculose
Tuberculose
(TB)
is
63
mycobacterium
tuberculose
tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga has infected two third of people in the penduduk penaggulangan dunia. secara Program world. Integrated prevention program terpadu baru has been done in 1995 by DOT
dilakukan pada tahun 1995 melalui (Directly Observed Treatment Short strategi treatment meskipun DOTS (directly observed Course Chemotherapy) programs,
chemoterapy), therefore since 1993 is established 1993 telah global emergency of tuberculose
dicanangkan kedaruratan global penyakit disease. Nervousness of this disease tuberkulosis. Kegelisahan global ini base upon facts that most of big
didasarkan pada fakta bahwa pada country in the world, tuberculose sebagian besar negara di dunia, penyakit disease is uncontrolled this is
tuberkulosis tidak terkendali, hal ini because many of tuberculose patient disebabkan banyak penderita yang tidak is uncured, especially contaminated berhasil disembuhkan, terutama people (BTA positive).
penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995, diperkirakan In 1995, estimated that every
setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta year almost nine millions of people penderita dengan kematian tiga juta with TB and 3 millions are died orang (WHO, 1997). Di negara-negara (WHO, berkembang kematian karena penyakit countries, ini merupakan yang 25% dari 1997). death In developing by this
caused
seluruh disease is 25% from all death, that dapat exactly can be prevented, 95% TB in penyakit developing countries 75% is a group negara of productive age (15-50 years old).
kematian, dicegah.
sebenarnya 95% di
Diperkirakan berada
tuberkulosis
berkembang, 75% adalah kelompok usia TB also has caused death more produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis death woman compare to death juga telah menyebabkan kematian lebih because of pregnancy, birth and after banyak terhadap wanita dibandingkan birth periods. dengan kasus kematian karena
64
kehamilan, persalinan dan nifas. Di indonesia pada tahun yang In Indonesia at the same year,
sama, hasil survey kesehatan rumah the result of house health survey tangga penyakit (SKRT) menunjukkan bahwa shows that TB is one of caused death
tuberkulosis
penyebab kematian nomor tiga setelah respiratory infections for all ages, and penyakit jantung dan penyakit infeksi number one from all infected disease saluran pernapasan pada semua group. WHO estimates every year
kelompok usia, dan nomor satu dari there are 583.000 new TB cases golongan penyakit infeksi. WHO followed by death about 140.000.
memperkirakan setiap tahun menjadi Roughly estimation every 100.000 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan people of Indonesia there are 130 kematian sekitar 140.000. secara kasar new people with TB (BTA Positive). diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosis dengan BTA positif. Pada tahun 2007 jumlah kasus TB paru di Kepulauan Riau In 2007, number cases of TB
sebanyak 4.041 kasus TB klinis dan 707 4.041 case TB clinics and 707 cases kasus dengan BTA (+), jumlah yang with BTA(+), number of doing medical menjalani pengobatan sebanyak 1.353 about 1.353 people with TB and penderita dengan jumlah yang sembuh number of cure 575 (42.50%) if we 575 (42,50%). Jika dibandingkan dengan compare in 2006 can be seen that tahun 2006 dapat angka dilihat bahwa percentage number of cure increase
persentase
penderita mengalami peningkatan dari this increasing is below from target 36,24% menjadi 42,50%. Namun number of national cure where cure
peningkatan ini masih jauh dari target BTA (+) is targeted reach 85% in angka kesembuhan nasional dimana 2010. Lowest number curing
Natuna Regency
Pencapaian angka kesembuhan yang Detail data about distribution of TB paling rendah terdapat di Kabupaten Lungs people refers to Districts/cities
65
Natuna yaitu 3,03% dan Kota Batam in Riau Islands Province can be seen 29,77%. Data lebih rinci mengenai on list of enclosure.
distribusi penderita TB paru menurut kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel lampiran Dewasa ini penyakit TB telah bisa disembuhkan Permasalahan dengan yang sering Now days TB disease has been
baik. cured very well. The problems often dijumpai found which caused lower of scope
yang menyebabkan rendahnya cakupan number of cure BTA(+) relates to angka kesembuhan BTA (+) berkaitan society social-economics status and dengan masyarakat status sosial ekonomi caused lower level society awareness
tingkat kesadaran masyarakat dalam in society that TB is a caused disease berobat TB dan masyarakat penyakit bahwa adanya anggapan an un cured, the impact of TB people Tb yang merupakan is unserious doing medical cure of TB tidak bisa and the result is not maximal. TB
kutukan
disembuhkan. Hal ini membawa dampak people has curing periods for 6 seorang penderita dalam menjalankan months continuously and if stop pengobatan sering setengah-setengah consumes sehingga hasilnya tidak tablet given the TB
Padahal jika seorang menderita tidak cure it will infected 10 or 15 other melakukan pengobatan secara tuntas people. Contamination of TB bacteria sampai enam bulan dan tidak konsisten is very fast in this recent day, relates dalam mengkonsumsi obat akibatnya to more HIV/AIDS to support in curing kuman TB akan menjadi resisten (kuman TB needs medical drink controller to menjadi kebal) dan bila tidak help patient more discipline in taking
disembuhkan seorang penderita TB akan medicines. Medicine Drink Controller menularkan sampai lima penyakitnya belas ke sepuluh is needed and usually come from lainnya. close family.
orang
Penularan kuman TB sangat cepat saat ini terkait dengan semakin merebaknya HIV/ AIDS. Untuk sampai mendukung tuntas perlu
pengobatan
66
Pengawas Minum Obat (PMO) untuk membantu pasien berdisplin minum obat. PMO ini sangat diperlukan dan biasanya berasal dari keluarga terdekat.
c. Penyakit Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit which caused by leprosis bacteria menahun yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium Leprous).This
kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit disease often attack side nerves and tersebut sering menyerang syaraf tepi skin. Leprosis contaminated is
dan kulit. Penularan kusta secara pasti unknown. Many scientist said that belum diketahui. Sebagian besar ahli leprosis can be contaminated through berpendapat melalui udara kusta dan dapat dengan menular the air and touch skin with leprosis adanya people in long time periods.
kontak kulit dengan kulit penderita yang Contaminated leprosis is wet leprosis berlangsung lama. Kusta yang menular which hasnt touched by medicine adalah kusta tipe basah yang belum and medical treatment. An incubation mendapat pengobatan. Masa period takes long time, and the
inkubasinya berlangsung lama, rata-rata average is 2-5 years even 40 years. 2-5 tahun bahkan bisa mencapai 40 tahun. Penyakit ini merupakan penyakit This is an old disease in the
yang sudah lama ada di dunia. Rasa world society afraid of this disease is takut kusta masyarakat sangat tinggi higher karena penderita kusta because leprosis people
mengerikan. Penyakit kusta merupakan disease is one of salah satu penyakit perhatian Proses menular serius
communicable
yang disease which get serious attention dari from government. Infected or
mendapat pemerintah.
berlangsung lama, namun penyakit ini time, but this disease can be cured bisa disembuhkan tergantung dari tipe depend on type and new innovations.
67
penyakit dan cepatnya penemuan. Ada There are two types of leprosis: dua jenis penyakit kusta yaitu paucibacillarry (PB) and Multibacillary
Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB), PB types need 6 months for (MB). Jenis PB memerlukan waktu curing and MB types take 12 months
pengobatan 6 bulan sedangkan MB for curing. If the case found earlier so memerlukan bulan. dalam Bila waktu kasus pengobatan ditemukan dini dan 12 its easier to cure and no physical
masih defect. Leprosis appears for less maka attention in keeping clean
keadaan
pengobatannya
mudah
tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul pattern, this disease is prevented karena masyarakat pentingnya kurang leprosis can be cured on every stage. menjaga pola
memperhatikan kebersihan
lingkungan.
Melalui
hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari. Penyakit kusta dapat disembuhkan
setiap tahap penyakit. Untuk mencapai Eliminasi Kusta To reach leprosis elimination of
dari seluruh provinsi pada tahun 2005 all provinces in 2005 and Districts in dan kabupaten pada tahun 2007/2008 di 2007/2008 Indonesia meluasnya dan untuk in Indonesia and to
mencegah prevent expand of leprosis, have telah been done efforts to get leprosis
penyakit
kusta,
dilakukan upaya penjaringan penderita people actively by doing check up in secara aktif dengan secara melakukan the field. This effort is done in order ke for leprosis people easy to defect.
pengecekan
langsung
lapangan. Upaya ini dilakukan agar para Therefore, defected effort is still penderita kusta mudah dideteksi. Namun difficult because most of people demikian, upaya mendeteksi penyakit shame on this disease as a curse kusta dirasakan sangat sulit sebab disease.
sebagian besar warga merasa malu karena adanya anggapan masyarakat bahwa penyakit ini dinilai sebagai
68
mencapai Eliminasi Kusta sejak Juni reached leprosis elimination since 2000. Artinya secara Nasional, angka June 2000, means nationally, leprosis number in Indonesia
dari 1 per 10.000 penduduk. Namun lower from 1 per 10.000 people. But untuk tingkat provinsi dan kabupaten to province and Districts level until sampai akhir tahun 2002 masih ada 13 2002 there are 13 provinces and 111 provinsi dan 111 kabupaten yang angka Districts that prevalence number is prevalensinya penduduk. Meskipun Kepulauan Riau bukan termasuk penyebaran kasus salah penyakit masih satu kusta, However, Riau Islands is not diatas 1 per 10.000 above 1 per 10.000 people.
kantong including one of distributing leprosis namun disease but leprosis cases still find in di Riau Islands. Until 2007 noted that
kusta
dijumpai
Kepulauan Riau. Sampai tahun 2007 113 people consists of 68 PB people tercatat sebanyak 113 penderita yang (RFT PB is 38 people) and 45 MB terdiri dari 68 penderita PB (RFT PB people (RFT MB is 27 people). If sebanyak 38 penderita) dan 45 penderita compare to 2006, seen that there is MB (RFT MB sebanyak 27 penderita). increasing case about 7 cases.
Jika dibandingkan dengan tahun 2006, Leprosis disease distribution refers to terlihat adanya penambahan kasus Districts/cities can be seen on list
sebanyak 7 kasus. Distribusii penderita enclosure 12. penyakit kusta menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel lampiran 12. Secara nasional berbagai upaya Nationally, many efforts in
percepatan (akselerasi) pemberantasan acceleration of leprosis prevention penyakit kusta telah dilakukan antara lain has done by leprosis elimination melalui kampanye eliminasi kusta, campaign, Special Action Project for
Special Action Project for the Elimination The Elimination of Leprosis (SAPEL) of Leprosis (SAPEL) di daerah yang sulit in difficult region or un reached dicapai karena kondisi geografis, Rapid region by geography condition. Rapid Village Survey (RVS) untuk menemukan Village Survey (RVS) to find and cure dan mengobati penderita yang hidden people in leprosis and work
69
Persatuan
Dokter
Spesialis
Indonesia (Perdoski) dalam penemuan and medical people. dan pengobatan penderita.
d. Penyakit HIV/AIDS
d. HIV/AIDS
pada akhir abad ke-20 merupakan suatu recent 20 centuries is one of disaster bencana bagi manusia adalah timbulnya to human being, appealing of this penyakit yang disebabkan oleh suatu disease caused by a virus called HIV virus yaitu HIV (Human (Human Immunodeficiency
Immunodeficiency Virus) yang dapat Syndrome). HIV/AIDS cases shows menimbulkan Immunodeficiensy AIDS (Aquarired tends to increasing from year to year. Kasus Even in this recent days mentioned
Syndrome).
HIV/AIDS menunjukkan kecenderungan that HIV/AIDS cases already included meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan worry category. This disease not only saat ini dapat dikatakan bahwa kasus happen in a concentrated Population, HIV/AIDS sudah termasuk kategori even in generalized population.
mengkhawatirkan karena penyakit ini HIV/AIDS case is not only a health tidak hanya terjadi pada sub populasi problem but tends o social issue. This tertentu (concentrated) bahkan sudah is related in distribution pattern of mulai memasuki populasi umum disease that more influences by
(generalized). Kasus HIV/AIDS tidak saja society social life behavior likes using hanya masalah kesehatan namun lebih psychotropic substances cenderung menjadi isu sosial. Hal ini sex. terkait dalam pola penyebaran penyakit yang banyak dipengaruhi oleh perilaku hidup sosial masyarakat seperti and free
penyalahgunaan zat psikoterapika serta perilaku seks menyimpang dan tak aman akibat pergaulan yang terlampau bebas. Kasus HIV/AIDS pertama sekali HIV/AIDS cases first time
70
pada tahun 1992 dengan 1 kasus. 1992 by 1 case, while AIDS case Sedangkan kasus AIDS dari laporan from hospital reported, first time found rumah sakit pertama sekali ditemukan in 1998 with 4 cases. Base upon data pada tahun 1998 dengan 4 kasus. which get from SSA WHO (2005) Berdasarkan data yang diperoleh dari known that new cases of HIV/AIDS SSA WHO (2005) diketahui bahwa for all the year 2006 in Riau Islands
jumlah kasus baru HIV/AIDS sepanjang 15.340 HIV(+) and 101 AIDS. So tahun 2006 di Kepulauan Riau sebanyak cumulative number of HIV/AIDS
340 HIV (+) dan 101 AIDS, sehingga people until 2006 is 1.068 cases HIV secara kumulatif jumlah penderita (+) and 434 cases AIDS with number
sampai tahun 2006 adalah sebanyak of HIV/AIDS people died is 197 1.068 kasus HIV (+) dan 434 kasus AIDS people. Meanwhile, number of data dengan jumlah penderita yang telah HIV/AIDS 2007 reported there are meninggal Sementara penderita sebanyak itu untuk 197 penderita. 1.352 cases. Number of this case jumlah may be more in society reminding 2007 that number of HIV/AIDS people
data tahun
HIV/AIDS
dilaporkan terdapat 1.352 kasus. Jumlah drawn as a iceberg phenomena and kasus ini kemungkinan lebih banyak lagi also limited budget to surveillance di masyarakat mengingat jumlah actively.
penderita
HIV/AIDS
digambarkan
sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena) keterbatasan dan dana juga untuk adanya melakukan
surveilans secara aktif. Pada tahun 2005-2006, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan In year 2005-2006, Health
mendapat bantuan hibah dari Global get fund from Global Fund (GF-ATM) Fund (GF-ATM) yang mempunyai which have focus programs TB in and
program
AIDS
cases,
kasus AIDS, TB dan Malaria. Bantuan ini Malaria. This fund very useful in dirasakan sangat bermanfaat berbagai langsung dalam implementing many activities directly kegiatan related in decreasing number of dalam HIV/AIDS include surveillance. But in
71
activities
of
GF-ATM Riau
in
termasuk dalam surveilans. Namun pada Indonesia tahun 2007, kegiatan GF-ATM di seluruh Province
included is
Islands
freezed.
Developing
Indonesia termasuk Provinsi Kepulauan trends number of HIV/AIDS can be Riau dibekukan. Trend perkembangan seen on pictures 4.6, as follows : jumlah penderita HIV/AIDS dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut : Perkembangan Jumlah Pengidap HIV yang Terdeteksi di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau sampai : Tahun 2007 Developing Number Of HIV Detected In Districts/Cities Of Riau Islands Provinces Until Year 2007
Gambar
Pictures
4.5
400 350 300 250 200 150 100 50 0 <2000 97 1 0 2001 29 1 0 2002 32 20 0 2003 50 16 16 2004 102 38 27 2005 244 46 9 2006 259 32 49 340 2007 193 53 62 308
98 30 52 82 167 299 Provinsi Sumber : Bidang P2-PL Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,2008 Source: P2-PL Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008
72
Gambar
Pictures
4.6
Perkembangan Jumlah Penderita AIDS di Kabupaten/ : Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai Tahun 2007 Developing Number Of AIDS People In Districts/Cities Of Riau Islands Province Until Year 2007
140 Jumlah Penderita AIDS 120 100 80 60 40 20 0 Batam Karimun Tanjungpinang Provinsi <2000 9 1 0 10 2001 8 1 0 9 2002 14 20 0 34 2003 26 16 16 58 2004 46 38 27 111 2005 62 33 16 111 2006 48 24 29 101 2007 63 23 39 125
Sumber : Bidang P2-PL Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,2008 Source: P2-PL Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008
Gambar
Pictures
4.7
Jumlah Penderita HIV/AIDS yang Meninggal di Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Sampai : Tahun 2007 Number Of HIV/AIDS People Who Died In Districts/ Cities of Riau Islands Provinces Until Year 2007
80
Sumber : Bidang P2-PL Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,2008 Source: P2-PL Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008
73
Menyikapi
peningkatan
kasus
Refers
to
increasing which
of
cases
continue
tahun ke tahun dan beban yang akan develop from year dipikul oleh pemerintah dan masyarakat abandoned by
Government
akibat penyakit HIV/AIDS ini pemerintah Society. Result of HIV/AIDS disease, Provinsi Kepulauan Riau mengambil Riau Islands Province must take a langkah serius dalam penyakit upaya serious action in preventing HIV/AIDS HIV/AIDS by established Regional of AIDS Riau
pemberantasan dengan
membentuk
Komisi Prevention
Commission which
Province
actively
Provinsi Kepulauan Riau yang secara operationed since year 2007. many aktif beroperasional sejak tahun 2007. activities have done to improve
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk knowledge and society awareness meningkatkan pengetahuan dan about the danger of HIV/AIDS, that this disease can be
HIV/AIDS yang sebenarnya penyakit ini prevented by not doing high risk dapat perilaku penularan. dicegah yang dengan beresiko menghindari behavior. terhadap
Acute
Respiratory
Infection
Disease
Acute
respiratory
infection
menyebabkan kematian bayi dan balita which important because its caused yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 higher baby and under five years kematian yang terjadi. Setiap 3-6 anak mortality about 1 of 4 death
diperkirakan
mengalami
ISPA setiap tahunnya. 40%-60% dari having 3 6 episodes of acute kunjungan di puskesmas adalah oleh respiratory infection disease every penyakit ISPA. Dari seluruh kematian year. 40-60% of society health center yang disebabkan oleh ISPA mencakup visitor is acute respiratory infection
74
20%-30%.
Kematian
yang
umumnya adalah karena pneumonia dan respiratory infections, scoped 20% pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. 30% death which most of it generally Menurut hasil SKRT dan Surkesnas caused by pneumonia to a baby at bahwa penyakit ISPA dan Sistem less than 2 months ages. According
Pernafasan merupakan penyebab utama to SKRT and National Health Survey kematian bayi dan balita. Dari Surkesnas results that respiratory infection and 2001 diketahui bahwa 80%-90% dari respiratory system disease is one of seluruh disebabkan pneumonia kematian kasus olah kematian pneumonia ISPA main caused of baby and children dan under five years old death. From
penyebab National Health Survey 2001 known pertama. that 80% - 90% of all death cases of infection caused by
penyebab kematian bayi dan Balita yang pneumonia and pneumonia is main disebabkan pernafasan. oleh penyakit sistem caused of death children under five years old and stay at the first place. In following list derived that proportion caused of baby and under five years mortality is caused by respiratory system disease.
75
Tabel Table
4.4
Proporsi dan Peringkat ISPA/Sistem Pernafasan sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita Berdasarkan Hasil SKRT 1986, 1992, dan 1995, serta Surkesnas 2001 : Proportion and Level Number Of Respiratory Infections/Respiratory System As A Caused Of Infant Mortality and Under Five Years Mortality Base Upon Result of SKRT 1986,1992, and 1995, and also National Health Survey 2001
Penyebab Kematian Balita Caused of Under five years mortality Penyakit Proporsi Peringkat Level Disease Proportion Penyakit Sistem 22.88% I Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem 18.20% I Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem Pernafasan / 38.80% I Respiratory system disturbances Sistem Pernafasan / 22.80% I Respiratory System
Penyebab Kematian Bayi Caused of Infant Mortality Penyakit Disease Penyakit Sistem Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem Pernafasan / Respiratory system Penyakit Sistem Pernafasan / Respiratory system disturbances Sistem Pernafasan / Respiratory System Proporsi Proportion Peringkat Level
SKRT 1986
12.40%
IV
SKRT 1992
36.00%
SKRT 1995
29.50%
Surkesnas 2001
27.60%
II
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2003 Source :Health Profile Of Indonesia Year 2003
ISPA tercatat menempati urutan pertama cases noted and place on the first dari 10 pola penyakit berdasarkan number of 10 disease pattern base
kunjungan puskesmas dengan jumlah upon society health center visiting kasus sebanyak 99.058 kasus. with 99.058 cases. Meanwhile
Sementara itu jumlah kasus pneumonia number of pneumonia cases on pada balita terdapat sebanyak 208 kasus children under five years old is 208 (data dari 4 kabupaten/kota). cases ( data from 4 Districts/cities).
76
f. Diare
f. Diarrhea
merupakan salah satu penyakit yang which always happen to babies and sering Penyakit mengenai diare bayi dan balita. children under five years old. This sering disease often appear un usual
masih
menimbulkan KLB seperti halnya Kolera incidence same likes cholera in shot dengan jumlah penderita yang banyak of time and most factors such in people which as:
dalam waktu yang singkat. Faktor yang contaminated, mempengaruhi lingkungan, diare gizi, antara lain : influences
diarrhea nutrient,
kependudukan, environment,
habitant
pendidikan sosial ekonomi, dan prilaku education of social-economics, and masyarakat. Penyebab terjadinya diare society behavior. Caused of diarrhea antara lain oleh bakteri, virus, parasit are: virus, parasite (fungi, worm, (jamur, cacing , protozoa), makanan/minuman oleh bakteri yang keracunan protozoa), food and beverages
disebabkan poisoning which caused by bacteria kimia, or chemistry milk substances, allergic, maland
maupun
bahan
kurang gizi, alergi terhadap susu, dan nutrient, immuno defesiensi. Infeksi oleh agen penyebab terjadi
bila mengkonsumsi makanan/minuman happens if we consume contaminated yang terkontaminasi tinja/muntahan food/beverage vomit/feces of diarrhea Direct infection also
penderita diare. Penularan langsung juga people. dapat terjadi bila tangan
dipergunakan untuk menyuap makanan. used to feed. Minimum of clean water Minimnya sarana air bersih, keadaan facilities, bad environment, sanitation sanitasi lingkungan yang buruk, tingkat condition, lower level education and pendidikan dan sosial ekonomi social-economics, and rapid
penduduk yang rendah, dan lingkungan environment habitat are main factors dengan merupakan penduduk faktor yang utama padat of holding role in diarrhea disease yang distribution. Diarrhea can attack
memegang peranan dalam penyebaran anybody and knowing no ages. penyakit diare. Muntaber atau diare
77
dapat menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang merupakan penyakit which Diarrhea is one of disease an endemic means disease in
continuously
secara terus-menerus di semua daerah, happen in all over regions, in the city baik di perkotaan maupun di pedesaan or village included in Riau Islands. In termasuk di Kepulauan Riau. Pada tahun year 2006, un usual incidence occurs 2006 terjadi KLB diare di Kabupaten in karimun regency by 21 persons Karimun sebanyak penduduk dengan 21 yang jumlah dan penderita and number of people in danger is jumlah 4.021 people, of but in 2007 un no
orang
terancam
sebanyak reporting
diarrhea
usual
4.021 orang, namun pada tahun 2007 incidence. Diarrhea at third position tidak ada laporan adanya KLB diare. in Penderita diare menempati society health infection is visiting cases after and
urutan respiratory
25.442
people.
puskesmas setelah kasus ISPA dan Meanwhile for home medical care in hipertensi dengan jumlah penderita the hospital, diarrhea and GE at
sebanyak 25.442 orang. Sementara itu second position with 7.507 people untuk rawat jalan di rumah sakit and the most hospitalized patient in
penderita diare dan GE menempati the hospital with 2.831 people. urutan kedua dengan jumlah 7.507 penderita dan merupakan penderita
terbanyak yang dirawat di rumah sakit dengan total penderita 2.831 orang. Menurut hasil SKRT dalam Refers to SKRT result in
beberapa survei dan Surkesnas 2001, many surveys and 2001 National penyakit Diare masih merupakan Health Survey, diarrhea still main
penyebab utama kematian bayi dan caused of babies and under five balita seperti terlihat dalam tabel berikut : years mortality as seen in list, as follows :
78
Tabel Table
4.5
Proporsi dan Peringkat Penyakit Diare sebagai Penyebab Kematian Bayi dan Balita, Tahun 1986, 1992, 1995, dan 2001 : Proportion And level Of Diarrhea As A Caused Of Infant Mortality And Under Five Years Mortality Rate (U5MR) Year 1986, 1992,1995, and 2001
Tahun Survei Year of Survey Penyebab Kematian Bayi Caused of infant mortality Proporsi Peringkat Proportion Level 15,5% 11% 13,9% 9,4% 3 2 3 3 Penyebab Kematian Balita Caused of U5MR Proporsi Proportion 15,3% 13,2% Peringkat Level 3 2
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 Source : Health Profile Of Indonesia Year 2004
frekuensi KLB kedua terbanyak setelah un usual incidence frequency after DBD. Perkembangan KLB diare tahun DBD. Developing diarrhea of un usual 1999 2003 dapat dilihat pada tabel incidence year 1999 2003 can be berikut: seen on list, as follows : KLB Diare Menurut Jumlah Provinsi Dengan KLB, Jumlah Kasus, Meninggal, dan CFR Tahun 1999 2003 : Diarrhea of Un Usual Insidence refers to number of Provinces with Un Usual Insidence, Number of cases,died and CFR Year 1999 - 2003
Jumlah Provinsi dengan KLB Number of Provinces with un usual insidence 9 16 12 15 -
Tabel Table
4.6
Tahun Year
Meninggal Died
CFR (%)
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 Source: Profile of Indonesia Health, Year 2004
79
g. Penyakit Demam Berdarah Dengue g. DBD (Dengue) (DBD) Penyakit Demam Berdarah atau Dengue or Dengue Hemorrhagic
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah Fever (DHF) is a disease caused by penyakit yang disebabkan oleh virus dengue virus which infected by dengue yang ditularkan melalui gigitan Aides Aegypty and Aides Albopictus nyamuk Aedes aegypti jenis di dan Aedes Mosquito bite. Both of this mosquito ini have in all over Indonesia except in
Kedua
nyamuk
hampir
seluruh di
kecuali
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas spread over tropical and subtropical permukaan air laut. Morbiditas penyakit countries. In every country dengue DBD menyebar di negara-negara Tropis has different clinics manifestation. dan Subtropis. Di setiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Penyakit DBD pertama kali Dengue at the first time found
ditemukan di Indonesia di Surabaya in Surabaya, Indonesia in 1968. pada tahun 1968. Jumlah kasus dari Number of Cases are tending to waktu ke waktu menunjukkan increase from time to time. In territorial
kecenderungan meningkat baik dalam number and wide of jumlah maupun luas wilayah
terjangkit dan secara sporadis selalu The biggest dengue by un usual terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD incidence happened in 1998, with terbesar terjadi pada tahun 1998, incidence rate (IR) is 35.19 per
dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 people and CFR is 2%. In 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada 1999 IR sharply decrease at
tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, but the following year IR 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya increase continuously is 15.99 in IR cenderung meningkat yaitu 15,99 year 2000; 21.66 in year 2001; tahun 2000; 21,66 tahun 2001; 19,24 19.24 in year 2002 and 23.87 in tahun 2002; dan 23,87 tahun 2003. year 2003.
80
Kejadian
DBD
di
Provinsi
Dengue
incidence
in
Riau
Kepulauan Riau dari tahun ke tahun juga Islands Province from year to year menunjukkan adanya peningkatan shows that increasing in number.
jumlah. Jumlah kasus sejak tahun 2004 Number of cases in 2004 2006 sampai tahun 2006 berturut-turut tercatat noted 342 cases, 1.07 cases and 342 kasus, 1.077 kasus, dan 1.318 1318 cases repetitively. But in year kasus. Namun pada tahun 2007 2007 reported that dengue case is
dilaporkan kasus DBD yang tercatat 989 cases with sickness number adalah 989 kasus dengan angka 69.31 per 100.000 people. This
kesakitan 69,31 per 100.000 penduduk. number shows there is a decrease Angka ini menunjukkan kasus. Sama adanya case. Same as year 2006, dengue dengan cases in year 2007 noted come from district/cities ( Batam City,
penurunan
City,
Karimun
dari 4 kabupaten/kota (Kota Batam, Kota District, and Bintan District) while in Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun, Lingga and Natuna District havent dan Kabupaten Bintan) sementara detected yet. Hope in this both
Kabupaten Lingga dan Natuna belum region, dengue will not spread out ada terdeteksi adanya kejadian DBD. and always keep clean from it. The Diharapkan kondisi di dua daerah ini most cases of dengue in year 2007 dapat terus dipertahankan sehingga is in Batam city for 718 cases.
penyakit DBD tidak semakin menyebar. Developing of dengue cases in 2004 Kasus DBD terbanyak pada tahun 2007 -2006 can be seen on pictures 4.8, adalah Kota Batam dengan banyak as follows: kasus 718. erkembangan kasus DBD tahun 2004-2006 dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut :
81
Gambar
Pictures
4.8
Perkembangan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004 : 2007 Developing Cases Of Dengue Haemorrogic Fever (DHF) Of Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 2007
1400 JUMLAH KASUS DBD 1200 1000 800 600 400 200 0 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Provinsi 2004 54 23 0 0 148 117 342 2005 217 60 0 0 370 430 1077 2006 171 59 0 0 996 92 1318 2007 99 71 0 0 718 101 989
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Prov. Kepri, 2004-2007 Source : Health Profile of District/Cities In Riau Islands Province, 2004-2007
Peningkatan
kasus
DBD
perlu
diwaspadai mengingat angka kematian cases need to controlled reminds (CFR) yang ditimbulkannya tergolong that number of death (CFR) appear dalam kategori tinggi. Berdasarkan is in high category. Base upon P2PL of of Health Department reports,
Laporan Ditjen P2PL Depkes RI jumlah Ditjend penderita DBD di seluruh Indonesia pada Republic
Indonesia
tahun 2005 sebanyak 81.399 kasus number dengue patient in all over dengan angka kematian (CFR) sebesar Indonesia in year 2005 is 81.399 1,36% dan angka insiden rate sebesar cases with CFR is 1.36% and 39,1 per 100.000 penduduk. Walaupun Incidence Rate Number is 39.1 per insiden rate menunjukkan kasus namun adanya 100.000 people. Even the IR shows CFR there is an increasing case but CFR
peningkatan
jumlah korban yang meninggal oleh DBD death people is decrease, this is menurun, hal ini terkait semakin related to more careful and early dini awareness of society and always
meningkatnya
kewaspadaan
masyarakat dan kesiapsiagaan fasilitas ready for health facilities. kesehatan. Salah satu cara memerangi DBD yaitu dengan memberantas One of the way in preventing
nyamuk (PSN) dan program menguras, nest and drainage programs, dig menutup dan mengubur atau (program and cover or we called it 3M 3M). Upaya lainnya dengan melakukan programs. Other effort is by doing pengasapan daerah yang (fogging) di beberapa fogging in many places which
dikategorikan
demam berdarah. Penanganan masalah Solving problems of dengue is demam berdarah tidak lepas dari related to society participation.
partisipasi masyarakat. Beberapa upaya Some efforts which have been done yang dapat dilakukan yaitu melalui likes environment sanitation fixing
perbaikan sanitasi lingkungan melalui through mosquito nest prevention, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), garbage recycling, modification of pengelolaan sampah padat, modifikasi mosquito fertilization made by
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil human, house design fixing, keeping samping kegiatan manusia, perbaikan kissing fish which eat the mosquito, desain rumah, penaburan ikan pemakan fogging and giving abate powder in jentik (ikan adu/ikan cupang), water tank, vase, pool, and so on.
pengasapan/fogging, dan memberikan Other than that prevention action bubuk abate pada tempat-tempat can be done by using net when put kasha, spray
vas bunga, kolam, dan lain-lain. Selain insecticide, using repellent, using itu tindakan pencegahan dapat dilakukan mosquito lotion, and so on. dengan menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang dengan kasa,
menyemprot
insektisida,
Upaya
pemberantasan
polio
global yang diprakarsai oleh The Global Initiative established in year 1988 Polio Eradication Initiative yang with effort to decrease many
diluncurkan tahun 1988 telah mampu paralysis cases from 350.000 every mengurangi banyaknya kasus penyakit year until1988 and in 2004 become lumpuh dari 350,000 tiap-tiap tahun pada 1.26 cases. But not all countries free tahun 1988 menjadi 1,267 kasus pada from this disease. In the world there tahun 2004. Namun belum seluruh dunia are countries that not free from bebas dari penyakit ini. Di seluruh dunia polio; India, Sudan, Nigeria,
masih terdapat 6 negara endemis polio Afghanistan, Egypt, and Pakistan. yaitu India, Sudan, Nigeria, Afghanistan, Refers to WHO data (2005) the Mesir dan Pakistan. Menurut data WHO country which the most has polio is (2005) negara yang paling banyak kasus Nigeria with more than 500 cases, polio adalah Nigeria dengan jumlah and the second place is Yemen with kasus lebih dari 500 dan di posisi kedua more than 400 cases. In 2004 and Yaman dengan lebih dari 400 kasus.Dan beginning of year 2005 many
pada tahun 2004 dan awal tahun 2005, countries have already free from beberapa negara yang sudah bebas polio likes Chad and Yemen but re polio seperti Chad dan Yaman terserang attacked by this dangerous virus kembali oleh virus polio liar yang berasal which come from endemic polio. dari negara yang masih endemis polio. Pada tahun 2005 dengan In year 2005, by found wild polio
ditemukannya kasus virus polio liar di virus case in Sukabumi, East Java, Sukabumi Indonesia Jawa dan Barat, dunia pemerintah Indonesia Government and WHO internasional declared that there is an endemic of
(WHO) menyatakan bahwa terjadi wabah polio in Indonesia. This case make penyakit polio di Indonesia. Hal ini realized that this disease signed by menyadarkan kita bahwa ternyata high fever and paralyze suddenly permanent) yet in and our its not
country.
belum
tereliminasi
dari
negeri
Jumlah kasus polio liar di Indonesia world and globally Indonesia funds menempati nomor tiga terbanyak di 20% of wild polio case in the world. dunia dan Secara global Indonesia
menyumbang 20 persen dari seluruh kasus polio liar di dunia. Pada April 2006 tercatat sebanyak On April 2006 noted that there
305 kasus polio di Indonesia. Kejadian are 305 polio cases in Indonesia. AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai AFP incidence in this recent day is indikator program untuk menilai keberhasilan projected as indicator to evaluate (Erapo). ERAPO( Polio Eradication
Eradikasi
Polio
Penyakit polio tidak ada obatnya namun Programs). This disease is un cured penyakit yang dapat menyebabkan but it can prevent by immunization.
kematian dan kecacatan seumur hidup Wild Polio Virus un usual incidence ini hanya dapat dicegah dengan in Sukabumi caused Government
imunisasi. Adanya KLB virus liar di implemented PIN for 5 times in 2005 Sukabumi mengakibatkan PIN pemerintah 2006. sebanyak 5
menyelenggarakan
putaran pada tahun 2005-2006. Untuk memerangi virus polio liar To eliminate wild polio virus
yang paling dibutuhkan adalah komitmen is needed government commitment pemerintah mobilitas pemantauan Erapo dan dukungan serta and all supporting from society. Upaya Controlling to ERAPO succeeding is keberhasilan done by surveillance actively
masyarakat. terhadap
dilakukan
melalui
surveilans secara aktif yang bertujuan effort to defect earlier appearing of untuk menemukan kasus AFP sebagai wild polio virus which in society and upaya mendeteksi virus secara polio liar dini to prevent infected widely. In year yang 2007 there is an increasing of AFP
munculnya
kemungkinan ada di masyarakat agar cases in Riau Island Province from 7 dapat segera dan dilakukan cases (2006) to 14 cases in 2007 mencegah (sickness number 3.14 per
penanggulangannya
penularan yang lebih luas. Pada tahun 100.000). The most is in Batam City
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 85
2007 terjadi peningkatan peningkatan for 6 cases, Natuna District 5 cases, kasus AFP di Provinsi Kepulauan Riau Karimun 2 cases and Lingga 1 case. dari 7 kasus pada tahun 2006 menjadi This number is over prediction 14 kasus pada tahun 2007 (angka where estimated that number of kesakitan 3,14 per 100.000). Kasus AFP sickness in society/person per terbanyak di Kota Batam sebanyak 6 100.000 people < 15 years ages. orang, Natuna 5 orang, Karimun 2 kasus The increase of this AFP cases give dan Lingga 1 kasus. Angka ini jauh two possibilities. First, immunization melebihi prediksi dimana diperkirakan scope in Riau Islands province is bahwa angka kesakitan AFP di lower so that society is immune to
masyarakat sebesar 1 orang per 100.000 this polio virus and this should be penduduk usia <15 tahun. Peningkatan aware. Second, AFP active
jumlah kasus AFP ini memberikan dua surveillance well run signed by kemungkinan. Pertama, cakupan increasing new case found in
terhadap virus polio dan hal ini perlu diwaspadai. Kemungkinan kedua yaitu bahwa surveilans aktif AFP berjalan dengan baik yang ditandai pertambahan penemuan kasus di masyarakat.
i. Campak
i. Measles
Penyakit penyakit
campak
merupakan
Measles
disease
is
an
menular
yang
dan dapat menyebabkan cacat dan paralyzes and death. This is caused kematian komplikasi (pneumonia), yang seperti diakibatkan radang oleh by complication likes pneumonia, paru diarrhea, otitis media, and ensefalitis (diare), especially to Until children this with bad day
berak-berak
recent
otak (ensefalitis) terutama pada anak measles is still the main caused of
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 86
dengan gizi buruk. Hingga kini penyakit children under 1 year old and campak masih menjadi penyebab utama children between 1 4 years old kematian anak di bawah umur 1 tahun death in Indonesia. Estimated that dan Balita umur 1 4 tahun di Indonesia. more than 30.000 children/year died Diperkirakan lebih dari 30.000 because of this complication
anak/tahun meninggal karena komplikasi measles. This disease spread over campak. menyebar Penyakit melalui campak percikan dapat by saliva (droplet infection) which ludah come out when coughing and
(droplet infection) yang keluar ketika sneezing by infected people. bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Kasus penyakit campak di Measles cases in Riau
Provinsi Kepulauan Riau dari tahun ke Islands Province from year to year tahun menunjukkan jumlah yang shows fluctuated number. In 2007,
berfluktuasi. Pada tahun 2007, jumlah number of this case found in Riau kasus penyakit campak yang ditemukan Islands Province about 721 cases. di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak The most measles case is in Batam 721 kasus. Kasus campak terbanyak City about 50 cases, while in Lingga terdapat di Kota Batam sebanyak 580 District reported free from this
kasus, sementara Kabupaten Lingga measles in 2007. Measles cases in dilaporkan bebas dari penyakit campak year 2007 compare to year 2006 untuk campak tahun 2007. Kejadian 2007 kasus shows there is increasing case jika significantly. Distribution of measles
pada
tahun
dibandingkan dengan keadaan tahun person refers to district/cities in year 2006 menunjukkan adanya peningkatan 2007 can be seen on enclosure 14. kasus yang cukup signifikan. Distribusi Effective measles immunization is penderita campak menurut kabupaten/ giving an immune to measles
kota pada tahun 2007 dapat dilihat pada disease for the whole life, measles lampiran tabel 14. Imunisasi campak caused by this wild virus can be efektif terhadap untuk memberi kekebalan prevented sampai measles if a person get an
penyakit
campak
immunization,
minimum
seumur hidup. Penyakit campak yang twice that is when 6 59 moths age disebabkan oleh virus yang ganas ini and 6 12 years old (Elementary dapat dicegah jika seseorang School Periods). Without
87
mendapatkan imunisasi campak, minimal immunization, this disease attack dua kali yakni semasa usia 6 59 bulan every child, and can caused
dan masa SD (6 12 tahun). Tanpa paralyze because of complication. imunisasi, penyakit ini dapat menyerang Immunization is main road to
setiap anak, dan mampu menyebabkan prevent and decrease number of cacat dan kematian karena children death because of measles.
komplikasinya. Imunisasi adalah jalan utama untuk mencegah dan menurunkan angka campak. Berdasarkan data yang diperoleh darikabupaten/kota diketahui Base upon data get of kematian anak-anak akibat
imunisasi campak pada tahun 2007 di immunization in year 2007 in Riau Provinsi Kepulauan Riau baru berkisar Islands Province around 66.81%, 66,81%, dengan cakupan tertinggi di the higher scope in Bintan District Kabupaten Bintan (95,27%), sementara (95.27%), while the lowest scope is cakupan yang paling rendah yaitu di Natuna District (47,43%) and
Kabupaten Natuna (47,43%) dan Kota Tanjungpinang City (48%). Lower of Tanjungpinang cakupan (48%). ini Rendahnya this immunization scope relates to kemungkinan society which ignore the
imunisasi
terkait adanya masyarakat yang menolak immunization because of scare on imunisasi karena takut ada efek samping side effects. Detail about this
(kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI). services immunization scope can be Data lebih rinci tentang cakupan seen on enclosure list 23. dapat
pelayanan
imunisasi
campak
masalah dunia saat ini. Diperkirakan worlds problem. Estimated about sebanyak 400 juta orang di dunia 400 millions of people in the world mengidap penyakit hepatitis B kronis. have a chronics hepatitis B. About 1 Sekitar 1 juta orang meninggal setiap million
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
people
died
every
year
88
tahun karena penyakit hepatitis yang because of this disease caused by disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) Hepatitis B virus (VHB). Hepatitis C ini. Penderita penyakit hepatitis C juga also note as a big cases, about 170 tercatat sangat besar, yaitu sekitar 170 millions in the world. juta orang di seluruh dunia. Penyakit hepatitis juga menjadi Hepatitis disease also be a big
masalah besar di Indonesia mengingat problem in Indonesia reminds that jumlah penduduk Indonesia yang juga number of population in Indonesia is besar. Jumlah penduduk yang besar ini very big, too. The big population membawa konsekuensi yang besar pula. brings Penduduk ekonomi dengan dan golongan big consequences, with lower too. social,
sosial, Population
pendidikan
dihadapkan pada masalah kesehatan health problem relates to nutrients, terkait gizi, penyakit sanitasi menular yang serta communicable disease and bad
kebersihan
buruk. sanitation. While population with social, have economics, health and
problem
memiliki masalah kesehatan terkait gaya relates to life style and consumes hidup dan pola makan. Tak pattern. No wonder that hepatitis is
mengherankan jika saat ini penyakit one of disease which get serious hepatitis menjadi salah satu penyakit attention in Indonesia. yang mendapat perhatian serius di
Indonesia. Penyakit hepatitis yang Hepatitis caused by rubella which actually can be
dicegah melalui imunisasi. Penyakit ini prevented by immunization. This terkait erat dengan sistem higienitas disease relates to hygienic system selain kecenderungan ras, sistem beside race tends, homosexual
homoseksualitas (penularan melalui luka system(infected by anus wound), pada anus), kebebasan seks (penularan free sex and injection ( injected melalui selaput darah) dan morfinis drugs user). (suntikan).
89
Kasus
hepatitis
di
Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2007 hanya Province in year 2007 only in terdapat di Kabupaten Natuna dengan Natuna District with number jumlah kasus di sebanyak 42 of
kasus, cases 42, while in other district/cities lain no case reported. Hepatitis
sementara
kabupaten/kota
dilaporkan tidak ada kasus. Distribusi distribution by the people infected penderita hepatitis menurut refers to district/cities in year 2007
kabupaten/kota pada tahun 2007 dapat can be seen on list enclosure 14. dilihat pada tabel lampiran 14.
4.2.1
The
Non-Communicable
Disease Selama ini kita mengenal bahwa Just like in our country, we
penyakit menular merupakan penyebab know that communicable disease is kematian terpenting di negara-negara importance main caused of death in berkembang seperti halnya negara kita. developing country. Otherwise, the Di pihak lain, penyakit tidak menular non-communicable disease has
cukup luas jangkauannya, baik karena wide range in degenerative or body degenerasi atau kerusakan sel tubuh, cell defects, certain body system kelainan sistem tubuh tertentu, kanker defect, cancer and so on. Data dan lain-lain. Data-data bahwa beban yang ada shows that we face double burdens
menunjukkan menghadapi
kita ganda
burdens) karena penyakit menular masih disease caused by changing of life menghantui sementara penyakit style increase. We still find TBC diarrhea and other
degeneratif akibat perubahan gaya hidup problems, juga mulai meningkat. Kita
masih communicable disease but in other TBC, hand, cancer patient also easy to
menemui
banyaknya
masalah
diare dan penyakit menular lainnya find. With double burdens will make namun di pihak lain pasien kanker dan a health problem become more sakit jantung juga makin sering ditemui. complex and need to have attention Adanya beban ganda tentu akan from all people. WHO also mention
90
membuat
masalah
kesehatan
menjadi lebih kompleks dan perlu dapat developing country has changed perhatian dari semua pihak. Organisasi from communicable disease to nonKesehatan menyatakan Dunia bahwa (WHO) penyakit juga communicable disease. yang
menjadi pembunuh utama di kawasan negara berkembang sudah bergeser dari penyakit menular. Beberapa penyakit tidak menular Many main nonmenular ke penyakit tidak
yang utama adalah Cardio Vascular communicable disease is Cardio Disease (CVD) atau penyakit jantung Vascular Disease (CVD) or heart dan pembuluh darah, berbagai jenis attack and blood artery, many kinds kanker, Chronic Respiratory Diseases of (CRD) atau penyakit paru cancers, chronics respiratory
diabetes mellitus dan lain-lain. Faktor disease, diabetes mellitus and so risiko penting yang sebenarnya dapat on. Importance High Risk of nonditanggulangi, untuk terjadinya penyakit communicable disease actually can tidak menular adalah kebiasaan be alkohol prevented by not smoking,
merokok,
penggunaan
kurangnya aktivitas fisik. Penggunaan Consumes alcohol is not a big alkohol barangkali belum menjadi problem in our country, even it
masalah terlalu penting di negara kita, widely consumes in the cities or kendati penggunaannya nampaknya juga villages. mulai meluas, tidak saja di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Meningkatnya ancaman penyakit The increase danger about
tidak menular berkaitan erat dengan this non-communicable disease is adanya perubahan perilaku dan gaya relates to changing of life style in hidup masyarakat yang mengarah ke society which tends to high risk gaya hidup yang beresiko terhadap health life likes food consumes kesehatan seperti pola makan yang pattern which tends to fast food with cenderung untuk mengkonsumsi high fat calories and low fibrous,
91
life
style
(lack
of
sport drinks
kadar lemak tinggi tetapi rendah serat, activities), pola hidup santai (kurangnya kegiatan alcohol. fisik/olah raga), merokok, dan minum minuman beralkohol. Adanya perubahan pola penyakit The
smoking
and
changing
of
disease
di masyarakat mendapat perhatian yang pattern in society get a serious serius dari dunia internasional. Salah attention from International world. satu contoh nyata Amerika adalah Serikat badan One of example is US health yang department which has high
kesehatan
bereputasi intelektual amat tinggi dan reputation and many reconciliations banyak jadi rujukan ilmu kedokteran di given to Medical World that is CDC dunia yaitu CDC di Atlanta. Badan ini in Atlanta. This firm has changed telah berubah nama dan peran. Tadinya name CDC adalah kepanjangan and roles. of CDC was
dari abbreviation
Communicable
Communicable Disease Control atau Disease Control, and only research pusat menular, berbagai penanggulangan yang wabah hanya penyakit penyakit many diseases, infection disease, in menangani America or other part of countries. menular, But as long with non-communicable
penyakit infeksi, baik di Amerika serikat disease develop in US and other maupun dari berbagai belahan dunia countries, CDC change name to lainnya. Namun dengan berkembangnya Center of Disease Control. CDC penyakit tidak menular di Amerika now as a Center of research many
Serikat dan juga di dunia maka beberapa kinds of communicable disease and waktu lalu kepanjangan CDC berubah non-communicable disease. For
menjadi Center of Disease Control, atau Indonesia by looking to this pattern pusat penanggulangan penyakit. Kini disease which develop in society, CDC menjadi pusat kajian berbagai jenis state government and in this case is penyakit, baik menular ataupun tidak. Health Department Republic of
Untuk Indonesia, melihat pola penyakit Indonesia shows a serious attention yang berkembang pusat di dalam masyarakat in non-communicable disease which hal ini tends to increase from year to year
pemerintah
perhatian yang serius akan masalah by establishing Directorate of Nonpenyakit tidak menular yang cenderung communicable meningkat dari tahun ke tahun dengan since 2006. menambah struktur organisasi dengan membentuk Direktorat Pengendalian disease Control
Penyakit Tidak Menular sejak tahun 2006. Peningkatan kasus penyakit tidak The increasing disease of in nonRiau
dapat dilihat dari pola 10 penyakit Islands Province can be seen on the terbanyak baik pada kunjungan most 10 diseases pattern in society
puskesmas terlihat bahwa penyakit tidak health center visiting that shows menular beban sudah penyakit Dari mulai yang pola mendominasi non-communicable disease already ditanggung burden disease which abandoned penyakit by society. From society health penyakit central visiting disease,
kedua hypertension place at second most ISPA disease under acute respiratory
bawah
dengan jumlah penderita 28.811 orang, infection with 28,811 people. If jika dibandingkan dengan tahun 2006 compare to year 2006 seen that an terlihat bahwa terjadi penambahan increasing of hypertension people
penderita penyakit hipertensi sebanyak about 7.099 cases. Meanwhile by 7.099 kasus. Sementara itu jika diamati using observed data from 10 main data dari 10 penyakit utama penyebab caused death disease base upon kematian berdasarkan kunjungan rumah hospital visiting in Riau Islands sakit Provinsi Kepulauan Riau terlihat Province seen that 10 main caused bahwa dari 10 penyakit penyebab death disease, 6 0f it is nondisease. second place Heart after
kematian utama 6 diantaranya adalah communicable penyakit tidak menular. Penyakit jantung disease menempati urutan kedua at
diakibatkannya sebanyak 22 orang dari sickness. Other non-communicable 224 jumlah penderita. Penyakit tidak disease death is stroke with 17
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 93
menular
penyebab
kematian
yaitu stroke dengan jumlah meninggal 17 number of death 16 people, hearer orang, penyakit radang SSP dengan syrosis for 15 people, wild neo jumlah meninggal 16 orang, sirosis hati plasma Is 12 people, diabetes
15 orang, neoplasma ganas 12 orang, mellitus 11 people. The efforts in diabetes meninggal mellitus 11 dengan jumlah increasing reconciliation health
orang.
pelayanan di sarana kesehatan rujukan give optimum services to the society terus diupayakan agar mampu and to minimalist number of death
memberikan pelayanan yang optimal patients. Detail data about 10 main kepada masyarakat jumlah dan pasien mampu caused death in Riau Islands
meminimalisir
meninggal. Data lebih rinci tentang 10 list 4.7, as follows : penyakit penyebab kematian utama di rumah sakit Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.:
Tabel Table
4.7
Sepuluh Penyakit Utama Penyebab Kematian Berdasarkan Kunjungan Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun : 2007 10 Main Caused Disease Base Upon Hospital Visiting In Riau Islands Province Year 2007 Jumlah Kasus Number of Cases 118 224 198 60 17 338 204 1.272 603 21 Jumlah Meninggal Number of Death 23 22 17 16 15 12 11 9 6 6
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Penyakit Name of Disease Septisemia Peny. Jantung / Heart Disease Stroke Peny Radang SSP Sirosis Hepatitis Neoplasma Ganas DM DBD Malaria Penyakit Usus / Intestines Disease
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source : Health Services Section, Health department, Riau Islands Province, 2008
94
Data
dari
Profil
Kesehatan
Indonesia tahun 2005, diketahui bahwa Health in year 2005, known that penyakit system sirkulasi merupakan circulation System disease is
penyebab kematian umum nomor satu di general death caused number one Indonesia. Stroke tanpa pendarahan in Indonesia. is Stroke the death with out
caused
satu di RSU di Indonesia tahun 2002 dan number one in general Hospital in penyakit jantung menduduki peringkat Indonesia year 2002 and heart ke-9. Sedangkan hipertensi menjadi disease place at ninth level. While
penyakit terbanyak nomor 7 pada pasien hypertension become number seven rawat jalan di rumah sakit di Indonesia most diseases for non hospitalized tahun 2003. Sementara itu menurut data patients in Indonesia hospital in
WHO, pada tahun 2005, 58 juta (70 %) year 2003. While according to WHO penduduk dunia mengidap penyakit tidak data in year 2005, 58 millions (70%) menular yaitu jantung (30%), diabetes world (26%), paru obstruktif kronis populations have such nonas
(7%), communicable
disease
kanker (12%) dan kecelakaan (9%). Di heart disease (30%), diabetes (20%) Asia Tenggara kematian akibat penyakit Chronics obstructive lungs are (7%), tidak menular diatas sebesar 7.423.000, cancer (12%) and accident (9%). In sedangkan penyakit menular 5.730.000. southeast Asia the death caused non-communicable disease is above 7.423.000, while communicable
resiko yang berperan penting dalam which is importance in increasing peningkatan banyaknya kasus penyakit many degenerative disease cases degeneratif ini berkaitan erat dengan relates to daily life style. Society life gaya hidup sehari-hari. Perilaku hidup behavior especially who life in the masyarakat khususnya yang tinggal di city which always calculate time and daerah perkotaan yang sangat tends to choose simple life style to aware life of the impact. need to
95
campaign
in
increasing
society
hidup praktis tersebut. Kampanye hidup awareness on health life occurs sehat perlu semakin digalakkan untuk health meningkatkan kesadaran masyarakat regular consumes sport and food pattern, from
away
akan perlunya hidup sehat yang antara consumes alcohol and smoke. lain mencakup pola konsumsi makan yang sehat, olahraga rokok yang dan teratur, minuman
menghindari beralkohol.
malnutrisi sekaligus mendapat nutrisi malnutrition, and also get good yang baik adalah hak asasi manusia. nutrients Malnutrisi membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan kematian dini. make Pengukuran antropometri untuk disease is the rights. body and Malnutrition to
Human our
susceptible early
died.
mendapat status gizi seseorang telah Anthropometry measurement to get dikenal luas dan terutama dilakukan nutritional status of someone have pada anak-anak. Rendahnya persentase known widely and especially for berat badan terhadap akibat usia children. Lower percentage body
mencerminkan
rendahnya weight to age is describe caused of lower nutrients intake. Three main factors life
komsumsi atau asupan zat gizi saat ini. Tiga faktor utama indeks kualitas
hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan qualities index is education, health, ekonomi. Faktor-faktor tersebut erat and economics. These factors
kaitannya dengan status gizi masyarakat relates to society nutritional status yang dapat digambarkan terutama pada which is drawn especially on under status gizi anak balita dan wanita hamil. five years nutritional status and Masalah gizi merupakan salah satu pregnant woman. Nutrients problem indikator memotret yang digunakan dalam is one of indicator which is used in
yang rentan ditemukan pada segmen found in society segment that is masyarakat yaitu ibu hamil, ibu pregnant woman, breast feeding
meneteki, bayi dan anak balita sehingga mother, babies, and children under indikator ini dipakai untuk mengukur five years old so that this indicator is status gizi masyarakat. Berikut akan used to measure level of society diuraikan indikator status gizi pada bayi health. Follow will describe indicator dengan Berat Badan Lahir Rendah of nutritional status on baby with (BBLR), status gizi balita, status gizi lower born body weight, under five wanita usia subur Kurang Energi Kronis years nutritional status, status
(KEK), Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu chronics energy less of reproductive dan pekerja wanita, dan Gangguan age woman, anemia for mother and Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). woman worker disturbances of less iodine.
4.3.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir 4.3.1 Lower Born Baby Weight Rendah (LBBW) Lower Berat Badan Lahir Born Baby Weight
(kurang dari 2.500 gram) merupakan main influence factors for perinatal salah satu faktor utama yang and neonatal death. LBBW divided
berpengaruh
terhadap
perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan of premature and LBBW because of dalam 2 kategori, yaitu BBLR karena infauterine growth retardation. In premature dan BBLR karena intrauterine developing countries most of LBBW growth retardation (IUGR), yaitu bayi with UUGR because of bad
yang lahir cukup bulan tetapi berat nutritional status of mother, anemia, badannya berkembang kurang. banyak Di BBLR negara malaria, and sexual infections
IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, pregnancy. anemia, malaria, dan menderita penyakit short
pregnancy which is
menular sexual (PMS) sebelum konsepsi disturbances atau pada saat kehamilan. BBLR perinatal
periods
death
bersama
kehamilan
mengakibatkan gangguan yang menjadi Department Republic of Indonesia, penyebab nomor 3 kematian masa 2007). Number of LBBW death
perinatal di rumah sakit tahun 2005 shows that level of society health, (Depkes RI, 2007). Angka kematian bayi babies are easier to get sick and berat lahir rendah (BBLR) mencerminkan even died compare to normal baby derajat kesehatan masyarakat. Bayi-bayi weight born. ini lebih mudah untuk menjadi sakit bahkan meninggal dibanding dengan bayi berat lahir normal. Number of LBBW cases in
Jumlah kasus BBLR di Provinsi Riau Islands Province for year 2007 Kepulauan Riau selama tahun 2007 is 677 babies (2,04%) of 36.956 life sebanyak 677 bayi (2,04%) dari 36.956 born. This number decrease un kelahiran hidup. Angka ini mengalami significantly with number of LBBW in penurunan walau tidak terlalu signifikan year 2006 is 2.20%. Percentage of dengan jumlah BBLR pada tahun 2006 LBBW in Lingga District is 93 cases yang banyaknya 2,20%. Persentase (6.18% of total life born). Then
BBLR terbanyak terdapat di Kabupaten following by Batam City about 541 Lingga dengan jumlah kasus 93 (6,18% cases (2.43% of total life born). dari total kelahiran hidup), kemudian Number of total provinces which low disusul oleh Kota Batam sebanyak 541 category if compare to national kasus (2,43% dari total kelahiran hidup). number from Demography Survey Angka total provinsi tergolong rendah and Indonesia known that proportion jika dibandingkan dengan angka baby of LBBW in year 2002 2003
nasional dimana dari Survei Demografi is 7.6% while LBBW data in the dan Kesehatan Indonesia (SDKI) hospital year 2003 give drawn that
diketahui bahwa proporsi bayi dengan percentage of LBBW babies in the BBLR pada tahun 2002-2003 berkisar hospital nationally at average 13%. 7,6%. Sementara data BBLR di rumah Detail number of distribution LBBW sakit tahun 2002 memberi gambaran according to district/cities can be bahwa persentase bayi BBLR di rumah seen on list enclosure 15. LBBW sakit secara nasional rata-rata sebesar should taken earlier because it is 13%. Rincian distribusi angka kejadian related to baby life which in high risk bayi BBLR menurut kabupaten/kota category, and also relates to baby
98
dapat dilihat pada tabel lampiran 15. growth periods in this recent day Bayi BBLR perlu ditangani sedini and for the future. Base upon data
mungkin
karena
selain
hidup si bayi yang tergolong dalam get that percentage of LBBW which resiko tinggi, juga berkaitan erat dengan is handled is about 89.64% from masa pertumbuhan bayi baik pada masa expecting target for100%. LBBW kini maupun di masa mendatang. handling in Lingga District have to
Berdasarkan data dari Profil kesehatan get more attention because scope of Kabupaten/Kota diperoleh data bahwa this handling is still low for 16.08%. persentase bayi BBLR yang ditangani Hope that society and all health masih berkisar 89,64% dari target yang worker can play role actively to diharapkan BBLR di 100%. Penanganan Lingga lebih yang bayi achieve target stated. Scope
perlu distribution about LBBW handling karena can be seen on list enclosure 15. masih
mendapat cakupan
rendah yaitu sekitar 16,08%. Diharapkan masyarakat beserta tenaga kesehatan dapat berperan lebih aktif agar target yang ditetapkan cakupan dapat tercapai. bayi
Distribusi
penanganan
4.3.2
Under
Five
Years
Nutritional Status Status gizi balita merupakan salah Under five years nutritional
satu indikator yang menggambarkan status is one of indicator which tingkat Status kesejahteraan gizi balita perlu masyarakat. drawn level of society welfare.
mendapat Under five years nutritional status periode need to get attention reminds that
perhatian
mengingat
bahwa
umur ini merupakan masa dimana anak this periods is a rapid growth and mengalami perkembangan pertumbuhan yang dan developing brain are formed at this pesat. time. In order growth and developing
kurun waktu ini. Agar pertumbuhan dan is need to be given. perkembangan secara diberikan perhatian. Pada tahun 2007, berdasarkan hasil penimbangan 95.364 yang di In year 2007, base upon optimal, sangat anak dapat berjalan yang
asupan perlu
gizi
mendapat
dilakukan result of comparison which done to Provinsi 95.364, children under five years old
terhadap
balita
Kepulauan Riau diketahui bahwa balita in Riau Islands Province known that yang mengalami berat badan naik baru which have LBBW increase about berkisar 83.05%, sementara balita yang 83.05%, while children under five berada di bawah garis merah (BGM) years old stay at red line is 1.82% sebanyak menderita 1,82% gizi dan buruk. 0,55% Balita balita and bad nutrition status 0.55%. yang Children under five years old include
termasuk kategori
dan gizi buruk sangat perlu mendapat line and bad nutrients. This category penanganan kekurangan yang gizi serius balita karena should handling seriously because it akan can influence growth of them
pada
menghambat pertumbuhan jasmaninya, physically and the brain according to secara fisik maupun perkembangan otak. WHO malnutrition influenced by
Menurut WHO, terjadinya kekurangan many factors, such as disease gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, infected, infection and consumes yakni terjangkit penyakit, infeksi, dan less nutrition and also less of mother asupan makanan yang secara langsung knowledge about nutrients. Detail berpengaruh terhadap kekurangan gizi. data about under five years
Sementara pola asuh dan pengetahuan nutritional status can be seen on list sang ibu juga salah satu faktor penentu enclosure 16. tidak langsung. Data lebih rinci tentang status gizi balita dapat dilihat pada tabel lampiran 16. Indikator lainnya adalah jumlah kecamatan bebas rawan gizi. Pada Sub Other indicator is number of Districts which free from
bebas rawan gizi baru sebanyak 25 number of Sub Districts which free kecamatan dari 52 kecamatan (48,08%). of susceptible nutrients are 25 sub Angka ini menunjukkan bahwa daerah- districts of 52 sub districts (48.08%). daerah di Provinsi Kepulauan Riau This number shows that regions in Islands Province is still
menunjukkan bahwa tidak ada satu especially Natuna District shows kecamatanpun yang boleh dikatakan that in all sub districts has a bebas dari rawan gizi. Oleh karena itu susceptible nutrients, the attention perhatian dan kerjasama dari semua and komponen perlu ditingkatkan cooperation need to from all
karena components
increased
buruk di Provinsi Kepulauan Riau tahun Old handling with malnutrition in 2007 mencapai 98,50%. Walaupun Riau Islands Province year 2007
angka ini belum sesuai target tapi hal ini reach 98.50%. Even this number is menunjukkan berupaya keras bahwa untuk pemerintah not a target number but it shows that menangani Government put hard efforts to
masalah gizi balita. Kabupaten yang handling children under five years belum mencapai target penanganan gizi old nutrients problems. The District buruk sampai 100% adalah Kabupaten which havent reach the target
Lingga. Diharapkan untuk tahun-tahun malnutrition handling until 100% yet mendatang target ini dapat dicapai. is Lingga District. Hope that in the Distribusi penanganan gizi buruk next year, this target will achieved.
menurut kabupaten/kota dapat dilihat Distribution of handling malnutrition pada tabel lampiran 24. according to district/cities can be seen on list enclosure 24.
101
4.3.3 Status Gizi Wanita Usia Subur 4.3.3 Nutritional Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Gizi Besi (AGB)
Status
of
gizi
ibu
sebelum
dan before
Nutritional during
Status
dapat janin
pregnancy embryo
pertumbuhan dikandung.
periods
influence
growth. If the nutritional status of mother normal during pregnancy so the probability of baby birth healthy, enough months and normal baby born weight body. On the other words, quality of baby born is depends on nutritional status of mother pregnancy. before and during
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
kualitas bayi adalah dengan mengukur quality of the baby is by measuring berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu weight of baby on its birth. A hamil akan melahirkan bayi yang sehat pregnant woman will give birth with bila tingkat kesehatan dan gizinya healthy baby if level of health and
berada pada kondisi yang baik. Namun her nutrients in good condition. But sampai saat ini masih banyak ibu hamil until this recent day many pregnant yang mengalami masalah gizi khususnya women have a nutrient problem gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis especially less nutrients such as (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, chronics energy less and nutrients 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan anemia (Health Department
bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK Republic of Indonesia, 1996). Result dan 51% yang menderita anemia of SKRT 1995 shows that 41% of
mempunyai kecenderungan melahirkan pregnant woman have a chronics bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah less energy and 51% have an (BBLR). anemia tends to give birth with lower baby born weight
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 102
Pregnant
woman
with
dan Anemia mempunyai resiko kesakitan chronics less energy and anemia yang lebih besar terutama pada trimester has a high pain especially in three III kehamilan dibandingkan dengan ibu semester of pregnancy compare to hamil normal. Akibatnya mereka normal pregnant women. And the
mempunyai resiko yang lebih besar result is mother has greater risk to untuk melahirkan bayi dengan BBLR, give birth with lower baby born kematian saat persalinan, pendarahan, weight, pasca persalinan yang sulit died at birth, blooding,
lemah dan mudah mengalami gangguan get sick. Baby who born as a lower kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan baby BBLR umumnya kurang born weight generally is
meredam tekanan lingkungan yang baru, so that can cause bad for the growth sehingga dapat berakibat pertumbuhan bahkan pada and developing of the baby, and dan even can disturbance the life. dapat
terhambatnya perkembangan,
mengganggu kelangsungan hidupnya. Ada beberapa cara yang dapat There are many ways used to
digunakan untuk mengetahui status gizi know nutritional status of pregnant ibu hamil antara lain memantau women likes control weight during
pertambahan berat badan selama hamil, pregnancy, measuring upper arm mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), round, measuring Hb concentrate. dan mengukur kadar Hb. Pengukuran Measuring upper arm round is to LILA dimaksudkan untuk mengetahui know whether she is a chronics less mother, while Hb
pengukuran kadar Hb untuk mengetahui conditions whether she has nutrients kondisi ibu gizi. Anemia adalah suatu kondisi Anemia is one of condition concentrate In of Hb under anemia less iron
103
normal. Di Indonesia Anemia umumnya normal. disebabkan oleh kekurangan Zat Besi, generally
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau
Indonesia by
caused
sehingga lebih dikenal dengan istilah substances so that known as a Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi ferrum substances anemia. Ferrum anemia is one of
besi merupakan salah satu gangguan deficiency yang paling sering terjadi
kehamilan. Kekurangan zat besi dapat during pregnancy. Lack of ferrum menimbulkan gangguan atau hambatan substances can cause disturbances pada pertumbuhan janin baik sel tubuh of embryo growth, body cells and maupun sel otak. Anemia gizi dapat brain cells. Nutrients anemia can
mengakibatkan kematian janin didalam caused death of embryo in the kandungan, BBLR, abortus, cacat bawaan, uterus; abortion, natural physic
pada ini
bayi
dilahirkan, morbiditas
menyebabkan anemia for the baby born. These all ibu dan cause morbidity and highly. woman, and perinatal For mother death anemia can
mortalitas
kematian perinatal secara bermakna mortality lebih tinggi. menderita Pada ibu hamil yang increase anemia berat dapat pregnant
weight
meningkatkan resiko morbiditas maupun increase morbidity risk and mortality mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan of mother and the baby. Probability melahirkan bayi BBLR dan prematur juga of lower baby born weight is greater. lebih besar. Anemia gizi besi merupakan suatu Iron nutrient anemia is one of
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin condition with lower hemoglobin yang rendah. Anemia gizi besi (AGB) concentrate. Iron nutrients anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan for the pregnant woman can cause kematian pada ibu dan bayi. Hal ini death of the baby. This can be dapat dicegah melalui pemberian tablet prevented by giving tablet to add tambah darah (Fe) kepada ibu hamil. blood (Fe) for pregnant woman. Selama kehamilan dianjurkan seorang During ibu mengkonsumsi tablet zat pregnancy periods is
sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi growth, body cell and brain cell.
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 104
dapat mengakibatkan kematian janin di Nutrients anemia can caused death dalam kandungan, abortus, cacat of embryo in uterus, abortion,
bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang natural physic defect, lower baby dilahirkan. morbiditas Hal dan ini menyebabkan born weight, and anemia for the ibu dan baby born. This can cause Morbidity Mortality of mother and
mortalitas
lebih tinggi dan kemungkinan melahirkan perinatal death increase highly and bayi BBLR dan prematur juga lebih probability of lower baby born weight besar. Cakupan pemberian tablet zat and premature born is greater. Scope of giving iron
besi (Fe) kepada ibu hamil selama tahun substances tablet (Fe) to pregnant 2007 tercatat dari 42.381 ibu hamil woman during year 2007 noted from sebanyak 82,69% mendapat Fe1, dan 42.381 pregnant woman is 82.69% 71,21% mendapat Fe3. Angka get Fe1, and 71.21% get Fe3.
menunjukkan adanya peningkatan ibu Numbers shows that there is an hamil mendapat Fe1 dan Fe3 increasing of pregnant woman in
dibandingkan dnegan tahun 2006 yang getting Fe1 and Fe3 compare to baru mencapai 82,01% untuk Fe1 dan year 2006 that only reached 82.01% 65,14% untuk Fe3. Masih rendahnya to Fe1 and 65.14% to Fe3. Lower persentase ibu hamil yang mendapat consumes percentage of Fe tablet tablet Fe kemungkinan karena may be because lack of awareness
kurangnya kesadaran dan pengetahuan and knowledge of pregnant woman ibu hamil akan bahaya yang diakibatkan in endanger caused if having
jika ibu hamil menderita anemia. Data anemia. Detail data can be seen on lebih rinci dapat dilihat dalam tabel list enclosure 24. lampiran 24.
4.3.4 Gangguan Akibat Kekurangan 4.3.4 Disturbances Yodium (GAKY) Gangguan Akibat Kurang Yodium Lack of Iodine
Caused
by
atau GAKY adalah sekumpulan gejala by lack of Iodine is a group of yang timbul karena tubuh seseorang symptom which appear because the kekurangan unsur yodium secara terus body lack of iodine substances
Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau 105
menerus dalam jangka waktu yang continuously for long time. Iodine is cukup lama. Yodium adalah mineral mineral which found in natural. yang terdapat di alam, baik di tanah Grounds and water is a micro of maupun di air yang merupakan zat gizi nutrients substances which needed mikro yang diperlukan oleh tubuh by human being to formed tyrosine hormon hormone which the function is to growth of physic and
manusia
untuk
membentuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik intelligence. Other impact of lack of serta kecerdasan. Dampak lain akibat Iodine is the thyroid glance bigger, kekurangan yodium adalah pembesaran slow cretinism, deaf and dumb. Lack kelenjar kerdil), yodium thyroid, bisu, juga dan kretinisme tuli. (badan of Iodine can cause slow intellectual
dapat
perkembangan
intelektual
terlambat yang berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak menjadi rendah. Indonesia masih menghadapi Indonesia still faces of these
masalah Gangguan Akibat Kekurangan disturbances caused by lack of Yodium (GAKY). Hasil pemetaan tahun Iodine. 2003 meununjukkan bahwa tidak terjadi shows penurunan GAKY bahkan Average that result no in 2003
decreasing
meningkat (dari 9,8 % menjadi 11,7%). of Iodine, even increase relatively Di sisi lain juga terjadi perluasan dan (from 9.8% to 11.7%). On the other penyebaran daerah endemik GAKY, side also happen endemic region
tidak saja di dataran tinggi namun juga di disturbances of this case and it dataran rendah dan pantai. Fenomena occurs highland, and along beach ini menunjukkan kalau GAKY dapat land areas. This phenomenon
dikatakan masalah laten yang harus shows that these disturbances have terus menerus dimonitor apabila secara to monitor continuously in order not tidak getting worse. buruknya
bertambah
106
GAKY serius
merupakan
dampaknya secara langsung atau tidak problems reminds that its impact langsung mempengaruhi kelangsungan directly or indirectly influences life hidup dan kualitas sumber daya manusia show and human resource quality yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek occurs perkembangan perkembangan kecerdasan, sosial dan 3 aspects: intelligences
aspek aspect, social development aspect, aspek and economics development aspect.
perkembangan ekonomi. Upaya yang Indonesia Government efforts to dilakukan pemerintah Indonesia untuk prevent this disturbances caused by menanggulangi penanggulangan GAKY lack of Iodine are by (1) distributing yaitu dengan melaksanakan (1) distribusi Iodine capsule to all productive kapsul minyak beryodium kepada women (15 49 years old) in heavy
seluruh wanita usia subur (15 - 49 tahun) endemic area and mid endemic as di daerah endemik berat dan endemik short efforts periods, (2) increase sedang sebagai upaya jangka pendek, Iodine consumption salt as a long dan (2) yodisasi garam atau peningkatan efforts periods. konsumsi garam beryodium sebagai
upaya jangka panjang. Walaupun Provinsi Kepulauan Thus Riau Islands Province is
Riau bukan merupakan daerah endemis not an endemic area of disturbances GAKY, namun kewaspadaan akan caused by lack of Iodine, but latent awareness is increased
yang disesuaikan dengan kondisi daerah is fixed to the condition of the region tetap dijalankan di kabupaten/kota untuk of district/cities to anticipate the mengantisipasi melakukan GAKY dengan disturbances caused of lack of peredaran Iodine by controlling distributing of
pemantauan
garam beryodium sampai ke tingkat Iodine salt to the level of the desa. villages.
107
Pemekaran Kabupaten/Kota
wilayah maupun
baik Provinsi
extension even
in
provinces the
secara langsung telah mempengaruhi infrastruktur yang menunjang wilayah yang dimekarkan. Salah satu yang terkena dampaknya adalah sektor
influences
infrastructures which supporting of extended territorial. One of the impact is health sector. Health sector is more focused to increase health level of society. One of effort to reach goal target is Healthy Riau Islands 2010 to increase resources efficiency in of health Islands
kesehatan. Sektor kesehatan banyak difokuskan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu
usaha agar tercapai tujuan "Kepulauan Riau Sehat 2010 adalah meningkatkan efisiensi sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau. Sumber daya kesehatan mencakup sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan sumber
Riau
Province. Health resources include health facilities, public health, and health budgetary sources. Sources provider in number and quality is supported by using it effectively and efficiently will innovate to reach the goal of health
pembiayaan kesehatan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi jumlah dan mutu yang didukung dengan
penggunaan yang efektif dan efisien akan mendorong pencapaian tujuan pembangunan optimal. kesehatan secara
development optimally.
Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah satunya ditandai oleh semakin meningkatnya peran
The
fast
of
health
Government
dan
prasarana
kesehatan,
yang
health
facilities
which
aim
to
improve level of public health. Health facility is a supporting in effort to get well health services on individually and society level.
kesehatan merupakan penunjang dalam upaya pelayanan kesehatan baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Sarana kesehatan yang akan diuraikan berikut meliputi puskesmas, rumah
sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana upaya masyarakat kesehatan (UKBM) bersumber dan institusi
Health effort facilities are sourced from society and institutions of public health education.
5.1.1 Sarana Kesehatan Dasar Seperti yang tercantum dalam UU kesehatan ayat 56, bahwa sarana
5.1.1 Basic Health Facilities As stated on Health Law articles 56, that the function of health facilities is to do basic health efforts or referal health efforts and or supporting health effort includes as basic health facilities likes health center and its assist, mobile health center and polindes.
kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Yang termasuk dalam sarana kesehatan dasar meliputi puskesmas dan jajarannya (puskesmas pembantu, puskesmas keliling, pos
bersalin desa).
terinstitusionalisasi
institutionalized and have rights and big role in creating innovation model of health services in the front row. Commitment and
109
dan untuk
kemauan
sangat
willingness
is
needed quality
to and
increase/balancing
kualitas
quantity of health services by doing basic revitalization system by expanding effective and
kesehatan
efficient web in health center. Health center distribution, Sub health center, and Mobile health center according to districts/cities in Riau Islands Province year 2007 can be seen on list 5.1, as follows:
yang efektif dan efisien di puskesmas. Distribusi Pusling Puskesmas, menurut Pustu, dan di
kabupaten/kota
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel Table
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004-2007 5.1 : Number of Health Centers According to Districts/Cities In Riau Islands Province Year 2004 - 2007 Tahun
No.
1 2 3 4 5 6
2004 Non RI RI 3 4 2 5 3 2 0 15 4 5 2 8 4 27
2005 Non RI RI 3 6 3 5 3 3 0 17 3 5 2 8 4 28
2006 Non RI RI 3 6 3 5 3 3 0 17 3 5 2 8 4 28
2007 Non RI RI 3 6 3 11 2 3 1 23 4 5 3 8 3 29
Sumber : Diolah dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004-2007 Source : Managed from Health Profile Of Districts/cities Year 2004-2007
meningkatkan
pelayanan
masyarakat. Upaya ini ditandai dengan building the new health center and the pembangunan baru puskesmas dan juga functions of health center peningkatan fungsi puskesmas from
puskesmas
non-rawat
inap
puskesmas rawat inap. Sampai dengan number of health center in Riau Island tahun 2007, jumlah puskesmas di Provinsi Province there are about 52 and Kepulauan Riau terdapat sebanyak 52 consists of 23 health center with bed puskesmas yang terdiri dari 23 puskesmas and 29 is health center without bed. rawat inap dan 29 puskesmas non-rawat The improving of health center with inap. Peningkatan fungsi puskesmas bed become relates to geographic of Riau Islands which
kondisi geografis Kepulauan Riau yang formed archipelago so that limitation berbentuk keterbatasan menyebabkan kepulauan sarana sehingga of transportation facilities will cause akan the late of having health services to dalam society who need it. To anticipating
angkutan
keterlambatan
pemberian pelayanan kesehatan kepada this emergency conditions is needed masyarakat yang membutuhkannya. Untuk fast action, so the efforts of increasing mengantisipasi adanya keadaan-keadaan functions of health center is one of darurat tindakan yang yang sangat cepat, membutuhkan innovation to increase society access maka upaya to health services.
pelayanan
fungsi
puskesmas services,
puskesmas working that is sub health center and mobile health center. The and
pembantu dan juga puskesmas keliling. also Peranan puskesmas puskesmas keliling ini pembantu sangat
khususnya untuk menjangkau masyarakat especially to reach the society who yang tinggal agak jauh dari puskesmas. live far away from health center. On Pada tabel berikut dapat dilihat distribusi this following list can be seen health puskesmas, puskesmas pembantu dan center distribution, sub health center , puskesmas keliling di Provinsi Kepulauan and mobile health center in Riau Riau tahun 2007. Islands Province year 2007.
111
Tabel Table
Distribusi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Puskesmas Keliling (Pusling) di kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 5.2 : Distribution of Health Center, Sub Health Center, and Mobile Health Center in Districts/Cities Riau Islands Province Year 2007
PUSKESMAS Health Centre RI NON-RI JML With Without Total Bed Bed 3 3 11 2 3 1 23 6 4 5 3 8 3 29 9 7 16 5 11 4 52 3.73 PUSTU SubHealth Centre 35 32 63 38 43 12 223 4.29 PUSLING Mobile Health Centre DARAT Land 2 13 8 2 26 6 57 LAUT Sea 15 3 5 2 14 0 39 JML Total 17 16 13 4 40 6 96 1.85
NO.
KAB/KOTA District/City
1 2 3 4 5 6
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Prov. Kepri, 2008 Source : Health Service Fields, Health Department of Riau Islands Province, 2008
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk rasio yaitu puskesmas 3,73 per
terhadap that health center ratio to population 100.000 is 3,73 per 100.000 people, this case
penduduk, hal ini berarti satu puskesmas means that health center services melayani rata-rata 27.440 penduduk. Jika 27.440 people averagely. If seen from dilihat rasio puskesmas dengan penduduk, health center ratio with the population menunjukkan adanya peningkatan shows that there is an increasing
dibandingkan dengan tahun 2006 dimana compare in year 2006 where the ratio rasio puskesmas terhadap penduduk of health center to population is 3,23
sebesar 3,23 per 100.000 penduduk. Bila per 100.000 people. If we seen by dilihat secara angka, maka tampak bahwa number, shows that the needed of kebutuhan puskesmas telah terpenuhi health center is suit to new health sesuai dengan ketetapan Depkes yang department statement that is 1 (one) baru yaitu 1 (satu) puskesmas melayani health center serve 27.000 people, 27.000 penduduk, tapi bila dilihat secara but if we seen on geographically
112
Riau
Islands so the
Province stigma
is is
sangat terkendala oleh jarak dan sarana transportation facilities and range of transportasi. Sehingga akses ke sarana area. So that health services access pelayanan kesehatan menjadi sulit dan in the area is difficult and need to tetap diperlukan penambahan sarana increase reached services facilities
pelayanan yang terjangkau dan mudah and easily accessed. diakses masyarakat kepulauan. Puskesmas pembantu (pustu) The sub health center
mengalami pertambahan dari 184 unit increasing from 184 units in year pada tahun 2006 menjadi 223 unit pada 2006 become 223 units in 2007. Sub tahun 2007. Rasio pustu per puskesmas health center ratio per health center is adalah 4,29 artinya pelayanan tiap 4.29 means services of every health
puskesmas dibantu oleh 4 buah pustu. center assisted by 4 sub health Ketersediaan puskesmas keliling (pusling) center. Providing mobile health center sangat memegang peranan penting dalam hold an importance role in increasing peningkatan akses masyarakat terhadap society access to health services pelayanan kesehatan khususnya menjangkau daerah-daerah sulit untuk especially to reach the difficult and un dan reach region. If in year 2006 only
terpencil. Jika pada tahun 2006 hanya have 79 units and in year 2007 terdapat 79 unit, namun selama tahun become 96 units that consists of 57 2007 terjadi penambahan jumlah menjadi units of land mobile health center and 96 unit yang terdiri dari 57 unit pusling 39 units of sea mobile health center. darat dan 39 unit pusling laut. Rasio Mobile health center ratio to health pusling terhadap Puskesmas adalah 1,85 center is 1,85 units that means every yang berarti setiap Puskesmas telah health center has 1 2 units of mobile health center.
Rumah kesehatan
sakit
sebagai perlu
sarana
rujukan
mendapat facilities
used
113
menilai perkembangan sarana rumah sakit developing of hospital facilities are by antara lain dengan melihat perkembangan looking developing of maintaining fasilitas perawatan yang biasanya diukur facilities which measured by number dengan jumlah rumah sakit dan tempat of hospital and beds and also ratio to tidurnya serta rasionya terhadap jumlah number of population. penduduk. Pada tahun 2007, di Provinsi In year 2007, Riau Islands
Kepulauan Riau terdapat 21 rumah sakit Province has 21 hospital detailed 7 dengan rincian 7 rumah sakit pemerintah, government hospitals, I BUMN
1 rumah sakit BUMN, 2 rumah sakit TNI, hospital, 2 TNI ( Army) hospitals, and dan 11 rumah sakit swasta. Pada tahun 11 private hospital. In year 2007, 2007, terdapat penambahan 2 rumah sakit adding 2 referal hospitals that is rujukan yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Natuna District General Hospital and Kabupaten Natuna dan Rumah Sakit TanjungUban General Hospital which Umum Tanjunguban yang dibangun established by Riau Islands Province
Provinsi Kepulauan Riau yang terletak di at the Bintan District area. kawasan Kabupaten Bintan. Setelah Kepulauan Ekonomi ditetapkannya sebagai (Spesific Propinsi After declaring as that a Riau
Riau Khusus
Kawasan Islands
Province
Specific
Zone), diperkirakan akan banyak tenaga foreign worker and national workers kerja asing maupun tenaga kerja nasional will work in Riau Islands especially yang bekerja di Kepulauan Riau Batam, Bintan and Karimun.
khususnya Batam, Bintan dan Karimun. International hospital is needed. Base Kebutuhan berstandart diperlukan. akan rumah sakit yang on that case regional government of sangat Riau Islands Province in this recent tersebut days is building Referal Hospital in
pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Province level in our capital province Riau saat ini sedang membangun RS is Tanjungpinang. Hospital building is Rujukan Tingkat Propinsi di ibukota done by multiyear system with
propinsi yaitu Tanjungpinang. Bangunan regional spending government budget rumah sakit dikerjakan dengan sistem about 132 billions consists of 8 tahun jamak menggunakan anggaran storages at more than 30.000 m2 and
114
APBD sebesar 132 Milyar terdiri atas will finish on December 2009. delapan 30.000 lantai m2 dan seluas lebih kurang akan pada selesai bulan
cakupan
ketersediaan
pelayanan
kesehatan
dilakukan dengan melihat rasio tempat looking ratio of hospital beds per tidur rumah sakit per 100.000 penduduk. 100.000 people. Number of beds in Jumlah tempat tidur di sarana pelayanan referal of health services facilities kesehatan rujukan Provinsi Kepulauan Riau Islands Province in 2007 can be Riau tahun 2007 dilihat pada tabel seen on list enclosure 63.
lampiran 63.
jenis dan jumlah yang cukup sesuai health and suitable number of reality kebutuhan nyata masyarakat yang need society which needed in building
diperlukan dalam pembangunan bidang health fields have been done many kesehatan telah dilakukan berbagai upaya efforts such as increasing pharmacy diantaranya peningkatan sarana installation supporting facilities.
penunjang instalasi kefarmasian. Instalasi adalah farmasi sarana kabupaten/kota distribusi yang obat
Pharmacy installation of districts/cities (IFK) (IFK) is medicine distribution facilities dan and health supplying as a function
perbekalan
kesehatan
berfungsi distributing the medicines to services untuk basic health and medicines programs
mendistribusikan
obat-obatan
pelayanan kesehatan dasar (obat PKD) to health center in its territorial, While dan program (obat program) di ke province installation pharmacy has an
farmasi
115
tools
in
districts/cities
untuk menjamin ketersediaan obat-obatan (buffer stock). For the whole there are dan alat kesehatan di kabupaten/kota units of pharmacy installations in Riau (buffer stock). Secara keseluruhan Island Provinces which consists of 6 installations and 1 in province Pharmacy
terdapat 7 unit instalasi farmasi di Propinsi pharmacy Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 instalasi districts/cities farmasi kabupaten/kota dan 1 instalasi pharmacy
installation.
farmasi provinsi. Distribusi sarana farmasi facilities of distribution in Riau Islands di Kepulauan Riau pada tahun 2007 dapat Province year 2007 can be seen on dilihat pada table berikut : following list :
Tabel Table
Distribusi Sarana Farmasi di Kepulauan Riau Tahun 2007 10 : Distribution of Pharmacy Facilities in Kepulauan Riau Year of 2007
S A R A N A F A R M A S I (P h a rm a c y F a c ilitie s ) T oko O bat In s ta la s i B e rizin PBF F a rm a s i A p o tik D ru g s to re P A K P h a rm a c y P h a rm a c y P h a rm a c y h a s lic e n c e S u p p lie r In s ta la tio n 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 * 0 0 1 17 8 1 2 64 24 0 116 47 27 0 9 176 49 0 308 1 0 0 0 9 0 0 10
N o.
Sub PAK 0 4 1 0 14 8 0 27
1 2 3 4 5 6 7
K a rim u n B in ta n N a tu n a L in g g a B a ta m T a n ju n g p in a n g P ro vin s i T O T A L T o ta l
Sumber : Seksi Farmamin, Dinkes Prov. Kepulauan Riau, 2007 Source : Pharmacy Section, Health Department, Riau Islands Province, 2007
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sarana farmasi that
On the list above can be seen most of pharmacy in Batam facilities City.
apotik sebanyak 64 apotik (55 %) sarana Pharmacies facilities about 64 units berada di Kota Batam. Demikian juga (55%) in Batam City. And also halnya dengan toko obat berizin dan registered medicines store and
116
PAK/Sub-PAK sebagian besar terdapat di PAK/Sub-PAK are in geater number Kota Batam. in Batam City.
5.1.6 Sarana
Upaya
Efforts
Facilities
Sourced Society
Salah Departemen
satu
strategi dalam
utama
Kesehatan
upaya department
mewujudkan visi Depkes yaitu masyarakat department vision that is autonomous yang mandiri untuk hidup sehat adalah society to live healthy is moving and menggerakkan dan memberdayakan affording society to live healthy. Role
masyarakat untuk hidup sehat. Peran of society is needed in achieving serta masyarakat sangat diperlukan dalam target pencapaian target pembangunan society of health building. in Some
participations
realizing
kesehatan. Beberapa wujud partisipasi development sectors of health such masyarakat dalam pembangunan di sektor as by doing Posyandu activities, kesehatan antara lain melalui kegiatan Polides, Toga ( family medicines Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin garden), POD, Pos UKK, Alert village,
Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), village health post, and so on. POD (Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja), Desa siaga, Pos Kesehatan sebagainya. Kegiatan posyandu merupakan satuPosyandu activities is the only Desa (Poskesdes) dan
satunya kegiatan yang terus dipantau dan activity that control and gathered dibina. Upaya kesehatan bersumberdaya continuously. Efforts of society with masyarakat lainnya seperti TOGA, POD other sourced likes TOGA, POD or ataupun Pos UKK mengalami stagnasi UKK post has stagnant. This is (kurang berkembang). Hal ini disebabkan caused by lack of society awareness karena masih kurangnya kepedulian follow by an adequate budget to build
masyarakat disertai dengan pembiayaan UKBM. Therefore, implementation of untuk jenis UKBM belum memadai. Oleh this activity is need to get optimum karena itu, pelaksanaan kegiatan ini perlu attention from each health program
117
mendapat perhatian yang optimal kembali manager. dari masing-masing pengelola program kesehatan. Jumlah Posyandu pada tahun 2007 di Kepulauan Riau tercatat sebanyak 980 in Number of Posyandu year 2007 Riau Islands notes that at 980
increasing
5.61%
5,61% dibanding tahun 2006. Sebagian compare in 2006. Most of posyandu besar posyandu yang ada masih tergolong in pratama posyandu category and dalam kategori Posyandu Pratama dan madya posyandu. If we seen from Posyandu Madya. Dilihat dari segi quantity point of view, number of
kuantitas, jumlah Posyandu di Provinsi posyandu in Riau Islands Province is Kepulauan Riau sudah memadai. Namun adequate. But in quality point of view dari segi kualitas masih harus ditingkatkan is still need to improve by most of melihat masih banyaknya Posyandu pada posyandu in pratama and madya tingkatan Pembinaan, Pratama penyegaran dan Madya. level. Guidance, cadet refreshing, and dan review of posyandu equipment is
kader,
peninjauan kembali kelengkapan peralatan need to be done, so that number of Posyandu perlu dilakukan sehingga jumlah Posyandu Purnama and Mandiri ( Posyandu meningkat. Program baru yang diluncurkan New programs of Health Purnama dan Mandiri Autonimous ) increase.
Depkes dalam upaya untuk mencapai Department in achieving target of target Indonesia Desa Sehat Siaga. 2010 adalah Healthy Indonesia 2010 is Alert
program
Program
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan to improve knowledge and society kesadaran masyarakat akan pentingnya awareness about how importance of kesehatan, meningkatkan kemampuan health, improving affordable and
dan kemauan masyarakat desa menolong awareness of villagers in helping dirinya sendiri di bidang kesehatan, themselves in health fields, increasing dan awareness and readiness of villagers
meningkatkan
kewaspadaan
kesiapsiagaan masyarakat desa sehingga so that society can know many risks masyarakat dapat mengetahui berbagai and risiko dan bahaya yang danger which likes cause disaster health and
dapat disturbances,
118
menimbulkan
gangguan
seperti bencana dan wabah penyakit. environment Dengan lingkungan program desa ini,
kesehatan increase. Number of alert village in bisa Riau Islands Province in year 2007 is
diharapkan
meningkat. Jumlah Desa Siaga yang 11 villages of 326 villages/political terealisasi terbentuk di Kepulauan Riau district administration (35.89%). Detail pada tahun 2007 adalah sebanyak 117 data about number of UKBM in Riau desa dari 326 desa/kelurahan yang ada Island Province refers to
(35,89%). Data lebih rinci tentang jumlah districts/cities can be seen on list UKBM di Provinsi Kepulauan Riau enclosure 62.
Pendidikan
Institution
of
Peranan institusi pendidikan tenaga kesehatan menyediakan sangat tenaga penting kesehatan
dalam health manpower are very importance baik in supplying health manpower in and quality. Government of health
secara jumlah maupun kualitas. Institusi number pendidikan pemerintah Kepulauan Politeknik Sampai tenaga yang Riau kesehatan ada masih di milik education
institution
Provinsi manpower in Riau Islands Province is yaitu only one that is Health Politeknik of
satu
Kesehatan Tanjung Pinang. Tanjungpinang. Until this recent day saat ini, kepada untuk institusi ini masih this institution is under Riau Province. Riau. While for the health manpower
menginduk Sementara
Provinsi
institusi
tenaga kesehatan oleh pihak swasta ada there are 7, and there is no Health 7, sedangkan Balai Pelatihan Kesehatan Training Center yet. Improving quality belum ada. Peningkatan kualitas tenaga of health manpower in health services kesehatan di sarana pelayanan kesehatan facilities is facilitated by Province
difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Health Province and districts/cities. dan Kabupaten/Kota.
119
pendidikan
Implementation is also
of
health
tanggung
jawab education
juga berperan aktif dengan mendirikan actively participated in establishing universitas/akademi yang mempunyai university/academic which has major health fields. Establishing
masih terfokus pada daerah kota seperti focus to city region likes Batam and Kota Batam dan Tanjung Pinang. Jurusan Tanjungpinang. The major field is yang dimiliki masih terbatas pada akademi limited for nursing academic. Untill perawat dan akademi kebidanan. Sampai this recent days there are institutions saat ini terdapat 7 institusi pendidikan of health manpower by private
tenaga kesehatan oleh pihak swasta yaitu sectors that is Tanjungpinang City; di Kota Tanjungpinang terdapat STIKES Hangtuah STIKES and Midwifery
Hang Tuah dan Akademi Kebidanan, di Academic, in Batam City: Batam Kota Batam terdapat Universitas Batam, University, Akademi Kebidanan Putra Jaya Mandiri, Midwifery Akademi Analis Kimia Putra Jaya Mandiri, Mandiri Akademi Perawat Mitra Bunda, dan di Academic, Kabupaten Karimun. Karimun terdapat Putra Jaya Mandiri Jaya
Putra
Analyzes Nursing
Bunda
5.2
Tenaga Kesehatan
5.3
Health Manpower
sarana dan prasarana namun juga harus facilities but also must supported by didukung oleh kapasitas sumber daya capacity manusianya. Ketersediaan of human resources.
jenisnya merupakan suatu hal yang wajib importance things to create achieving dipenuhi tercapainya untuk dapat mewujudkan developing in health fields. Number of di bidang health manpower in Riau Islands
pembangunan
120
from
year
to
year
is
Pada tahun 2006 tenaga kesehatan di people become 3.545 people in 200. Kepulauan Riau berjumlah 3.530 orang Picturing about kinds and percentage meningkat menjadi 3.545 orang pada of health manpower in Riau Islands tahun 2007. Gambaran jenis dan Province year 2007 can be seen on
persentase tenaga kesehatan di Provinsi pictures 5.1, as follows : Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut : Distribusi Tenaga Kesehatan di Kepulauan Riau Tahun Gambar
Pictures
5.1
5% 2% 5%
2% 3%
17%
66%
Medis Peraw at/Bidan Farmasi Gizi Teknis Medis Sanitasi Kesmas
121
tahun yang
2007,
jumlah
medis
melayani
sarana Provinsi
pelayanan facilities in Riau Islands Provinces Kepulauan about 600 personnel. Detail
Riau berjumlah 600 personel. Rincian manpower base upon its unit territory tenaga berdasarkan unit kerjanya which spread over in its works unit, as yang tersebar di unit kerja sebagai follows: berikut : Dokter spesialis sebanyak 155 (2 orang di puskesmas, 149 RS, 4 sarana kesehatan lain). Dokter umum sebanyak 350 orang (186 orang di Puskesmas, 115 orang di RS, 31 orang di sarana kesehatan lain (rumah sakit Specialist doctor are 166 ( 2 doctors in health center, 149 in hospitals, facilities) General doctors are 350 people (186 doctors in Health center, 115 doctors in hospitals, 31 doctors in others health facilities such as private hospital, Medicines 4 others in health
kesehatan). Dokter gigi sebanyak 102 orang (70 orang di puskesmas, 25 orang di RS, 2 orang disarana
centers, BTKL,KKP, 18 doctors in health department. Dentists dentists are in 102 health people( center, 0 25
kesehatan lainnya dan 5 orang di dinas kesehatan). Dokter orang. keluarga sebanyak 36 -
Rasio keseluruhan
tenaga
medis
secara
terhadap
penduduk adalah 19 per 100.000, per 100.000, by detail ratio according dengan rincian rasio menurut jenis to kinds of manpower are specialist ketenagaan yaitu rasio dokter doctors 11 per 100.000 people,
122
doctors
ratio
is
25
per
rasio dokter umum 25 per 100.000 100.000 people, dentists ratio is 7 per penduduk, rasio dokter gigi 7 per 100.000 people. For the whole this 100.000. Secara keseluruhan data ini data shows there is an increasing in menunjukkan rasio tenaga adanya peningkatan health manpower ratio to number of terhadap people if compare to number of health
kesehatan
jumlah penduduk jika dibandingkan manpower in last year. dengan jumlah tenaga kesehatan pada tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan target If compare to achievement
pencapaian IIS 2010, nampak bahwa target of IIS 2010, shows that ratio of rasio untuk tenaga dokter spesialis specialist health manpower and
dan dokter umum telah mencapai general manpower has reach target target (dokter spesialis 2 per 100.000 (Doctor specialists are 2 per 100.000 penduduk, 100.000 dokter umum namun 6 per people, general doctors are 6 per rasio 100.000 people), but ratio of dentists
penduduk),
dokter gigi belum mencapai target havent reach the target ( dentists are (dokter gigi 11 per 100.000 11 per 100.000 people). The highest of specialist doctors to
spesialis terhadap penduduk seolah- population shows that Riau Islands is olah menunjukkan bahwa Kepulauan above target, but in this case is need Riau sudah jauh melebihi target, to remind that most of specialist namun hal ini perlu disingkapi dengan doctors are part time manpower kenyataan bahwa sebagian besar which generally come from Java dokter spesialis merupakan tenaga Islands. Other problem is almost all paroh waktu (part timer) yang pada the specialist doctors concentrated in umumnya berasal dari daerah Pulau Batam City. Detail data can be seen Jawa. Permasalahan lainnya adalah on enclosure list 55. hampir seluruh dokter spesialis
terkonsentrasi di Kota Batam. Data terinci dapat dilihat pada lampiran tabel 55.
123
dan bidan khususnya untuk daerah specialist midwifery in hinterlands terpencil memberikan diharapkan pelayanan dapat hoped kesehatan services that and giving help basic normal health birth.
dasar dan pertolongan persalinan Number of nurses and midwifes in normal. Jumlah tenaga perawat dan 2007 are 2.33 people. By ratio of bidan pada tahun 2007 yaitu nurses are 123 per 100.000 people.
sebanyak 2.337 orang, dengan rasio While ratio of midwifes are 41 per tenaga perawat yaitu 123 per 100.000 100.000 people. If compare to IIS penduduk, sementara rasio tenaga target 2010, where target of ratio bidan yaitu 41 per 100.000 penduduk. nurses and people is Bila dibandingkan dengan 117.5 per
pencapaian IIS 2010, dimana target reach the target but this case is need rasio perawat dan penduduk sebesar to review reminds give not all
complete
target namun hal ini juga masih perlu that target of 2010 is 10 per 100.000 dikaji kembali mengingat belum people shows that number of
semua kabupaten/kota memberikan midwifes in Riau Islands Province is informasi yang lengkap. Lain halnya far away. Detail clearly can be seen dengan tenaga bidan dimana target on enclosure list 58. 2010 adalah 10 per 100.000
penduduk menunjukkan jumlah bidan di Kepulauan Riau masih sangat jauh dari target. Untuk lebih jelas data terinci dapat dilihat pada lampiran tadel 58. Tuntutan tenaga seiring zaman kesehatan keprofesionalan semakin Professional demands for health
kemajuan developing era and society needs. kebutuhan One of form of professional
124
masyarakat. penilaian
Salah
satu
peningkatan level of education. Detailed according dapat dilihat Jika dari to level of education can be seen that dirinci 1.756 nurses manpower of School 432 still found Education (25%).
keprofesionalan tingkat
pendidikan.
menurut tingkat pendidikan dapat graduated dilihat dari 1.756 tenaga perawat Nurses masih ditemukan 432 tamatan orang are
people
SPK Meanwhile, from 581 midwifes found (25%). that most of them (5%) are graduated
sebanyak
Sementara itu untuk tenaga bidan from D1 midwifery. dari 581 bidan ditemukan bahwa sebagian besar bidan (57%)
merupakan lulusan D1 bidan. Dalam kemampuan upaya dan peningkatan In effort of increasing skill and resources to implement professionalism training and
profesionalisme human
sumber daya manusia kesehatan need perlu dilaksanakan kepada pelatihan para
pendidikan
kesehatan sehingga dapat memenuhi which stated by Health Department standar pendidikan yang telah Republic of Indonesia, that is D3.
In
year
2007
number
of
kefarmasian berjumlah 173 orang pharmacy manpower are 173 people dengan rincian Apoteker sebanyak 40 with detail; pharmacists are 40
orang, S1 Farmasi 15 orang, D3 people, pharmacist graduated of S1 is Farmasi Apoteker tenaga 29 89 farmasi orang orang. dan Asisten 15 people, pharmacist graduated of
terhadap
seluruh tenaga kesehatan adalah 4,5 Percentages of pharmacist manpower %. Berdasarkan unit kerja dapat to the whole number of health
125
dilihat
bahwa
tenaga
sebagian besar bekerja di sarana units can be seen that most of rumah sakit (57%) dan di puskesmas pharmacy manpower work in hospital (24%), lainnya di Dinas Kesehatan facilities (57%) dan sarana kesehatan lainnya. Rasio center (24%), and others in in health Health
tenaga farmasi di Kepulauan Riau department and other health facilities. adalah 12,12 per 100.000 penduduk. Ratio of pharmacy manpower in Riau Angka ini menunjukkan tenaga bahwa Islands is 12.12 per 100.000 people. di This number shows that supplying of
ketersediaan
farmasi
Kepulauan Riau masih sangat jauh pharmacy manpower in Riau Islands dari target IS 2010 yaitu 100 per is still far from IIS target 2010 that is 100.000 penduduk. Berdasarkan 100 per 100.000 people. Base upon
jenjang pendidikan yang ditamatkan level of graduated education seen terlihat bahwa sebagian besar tenaga that most of pharmacy is graduated farmasi merupakan lulusan asisten from Pharmacist Assistant (D1) are apoteker (D1) yaitu sebanyak 51,4 % 51.4% while S1 are 32%. To
sementara lulusan S1 dan apoteker increasing the capacity of health sebanyak 32 %. Untuk peningkatan manpower need to be done many kapasitas tenaga kesehatan perlu supplying knowledge through training dilakukan berbagai pembekalan and education.
5.3.4 Nutritionist
sebanyak 84 orang yang tersebar di people which spread over in many berbagai unit kerja yaitu 34 orang di working units that is 34 people in puskesmas, 34 orang di rumah sakit health center, 34 people in hospitals dan 16 orang di dinas kesehatan. and 16 people in health department. Berdasarkan terakhir tingkat bahwa pendidikan Base upon last level of education sebagian shown that most of Nutritionist
terlihat
126
besar tenaga gizi merupakan tamatan graduated from D3 of nutrients (70%), D3 gizi (70 %), sementara tamatan while graduated from S1 only 3.57%. S1 hanya 3,57%. Pembekalan dan Supplying and increasing knowledge peningkatan pengetahuan perlu terus need to implement to increase afford dilaksanakan kemampuan tenaga gizi untuk dan meningkatkan and professionalism of Nutritionist by profesionalisme reminds that role of Nutritionist are peranan integrated by other health services
mengingat
tenaga gizi adalah bagian yang tidak succeeding. dapat terpisahkan dengan
Techniques
tenaga analis laboratorium, teknik include laboratory analysts, medical elektro medis penata dan penata rontgen, electro dan techniques, and roentgen and
anestesi
fisioterapi. manpower,
anesthesia
Tugas dan fungsi tenaga teknis medis physiotherapy. Tasks and functions of ini memegang peranan penting dalam these medical manpower hold an penyelenggaraan kesehatan setelah baik sebelum pelayanan importance role in implementing
tindakan
Kepulauan Riau berjumlah 173 orang are 13 people which spread over in its yang tersebar di unit kerja sebagai working units, as follows : berikut : 38 orang di puskesmas/pustu, 124 orang di rumah sakit, 11 orang di dinas kesehatan. 38 people in health center/sub health center 124 people in the hospitals 11 people in health department.
127
5.3.6 Sanitarian
Jumlah Kepulauan
tenaga Riau
sanitasi tahun
di
2007 Islands Province year 2007 are 85 with ratio If is 5.96% compare per to
sebanyak 85 orang dengan rasio people sebesar 5,96 % per 100.000 100.000
people.
penduduk. Bila dibandingkan dengan achievement target of IIS 2010 so the target pencapaian IIS 2010 maka number of sanitarian is less reminds jumlah tenaga sanitasi masih sangat that target number is 40 per 100.000 dibutuhkan mengingat target yang people. diharapkan adalah 40 per 100.000 penduduk. Berdasarkan distribusinya Base upon distribution known
diketahui bahwa 44% tenaga sanitasi that 44% of sanitarian works in Health bekerja di unit puskesmas, di dinas center units, 35.29% in health
kesehatan 35.29%, dan sisanya di department, and the rest are in unit rumah sakit dan sarana hospital units and other health
kesehatan lainnya. Data lebih rinci facilities. Detail data can be seen on dapat dilihat pada lampiran tabel 58. enclosure list 58.
Jumlah masyarakat
kesehatan
masyarakat di Provinsi Kepulauan Distributing of this working units, as Riau tahun 2007 berjumlah 93 orang. follows : Sebaran unit kerja kesehatan
masyarakat sebagai berikut : - 7 orang di unit puskesmas, - 17 orang di unit rumah sakit, - 1 orang di sarana kesehatan lainnya 7 people in unit of health center 17 people in unit of hospitals, 1 people in other health facilities
128
Secara tenaga
keseluruhan di
jumlah
kesehatan
Kepulauan Riau tahun 2007 baik year 2007, in medical and para medis maupun paramedis sebanyak medical are 3.545 people. Absolutely 3.545 orang. Secara absolut jumlah this number increase compare to ini bertambah dibandingkan dengan number of public health manpower in jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2006 that are 3.530 people. The most 2006 yang berjumlah 3.530 orang. public health manpower are nurses Tenaga kesehatan yang paling and midwife are 2.33 people
banyak yaitu tenaga perawat dan (65.92%). bidan yaitu berjumlah 2.337 orang (65,92%). Beberapa permasalahan yang dirasakan berkaitan erat dengan health Many problem faces relates to human resources that is
sumber daya manusia kesehatan number of public health are minimum yaitu masih minimnya jumlah tenaga if compare to number of population kesehatan jika dibandingkan dengan and also by seeing is geographic formed an
which
berbentuk daerah kepulauan dimana public health to population cant be rasio jumlah tenaga kesehatan lead reminds that widely work lands tidak dapat and needs operational cost of public
terhadap
penduduk
dijadikan patokan mengingat lahan health in reaching islands which kerja yang luas dan membutuhkan separated by water. Other problems biaya operasional tenaga kesehatan are un fairly distributing of public dalam menjangkau pulau-pulau yang health. dipisahkan Permasalahan perairan lainnya Public health generally
tersebut. focused in big cities such as Batam yaitu city and Tanjungpinang city. While
penyebaran tenaga kesehatan yang Lingga and Natuna District are region belum merata. Tenaga kesehatan with lowest number of public health. pada umumnya terfokus di kota-kota Status of contract manpower or
129
besar seperti Kota Batam dan Kota working Tanjung Kabupaten Pinang. Lingga
together
with
specialist
Sedangkan medical manpower in many regions dan Natuna such Lingga District and Natuna
merupakan daerah dengan jumlah District caused the health manpower tenaga kesehatan yang paling sedikit. not always stay at the place when Status tenaga kontrak atau kerjasama they needed. This can cause an pada tenaga medis spesialis di emergency services cases become
beberapa daerah seperti Kabupaten slow in handling. Lingga dan Kabupaten tenaga Natuna
menyebabkan
kesehatan
tersebut tidak selalu bisa berada di tempat pada saat dibutuhkan. Hal ini menyebabkan pada kasus-kasus
pelayanan darurat menjadi terlambat penanganan. Menyikapi permasalahan yang By looking at this recent
ada diharapkan rekrutmen tenaga problem hoped that recruitment of kesehatan dilakukan masih baik perlu tetap health manpower must be done even program by general doctor recruitment midwife, and
melalui
dentists,
gigi, bidan dan tenaga kesehatan other strategy public health. strategis lainnya.
Indonesia adalah salah satu negara dari sedikit negara-negara di dunia, yang belum memiliki sistem pembiayaan kesehatan yang
Indonesia is one of country in the world that havent have adequate health budget systems. Most of new countries which declares after their
mantap. Banyak negara yang lebih muda, yang merdeka telah setelah memiliki
independence
Indonesia,
already have adequate health budget systems, nationally. and The become impacts model clearly
Indonesia,
justru
130
relates to affordability of preparing health budget to all citizen. Beyond, the citizen health status are depends on bigger of spending budget.
kesehatan bagi seluruh rakyat. Ini terlepas, status kesehatan rakyat tidak semata-mata tergantung
bidang masih
Development in health fields, until this recent days find many stagnations, including limitation of budget from Government. But the budget tries to achieve 15% of Total National Spending and Incoming Budget and Regional Spending and Incoming Budget.
menemui banyak kendala, termasuk keterbatasan pemerintah, sumber dana dari akan
pembiayaannya
terus diupayakan bisa mencapai 15 persen dari total APBN dan APBD.
Secara kesehatan di
umum
pembiayaan
Generally
health into
budget three
in big
Indonesia
terbagi Indonesia
divided
menjadi tiga kelompok besar yaitu groups, those are budget sourced pembiayaan bersumber dari from Government, budget sourced
pemerintah, pembiayaan bersumber from fund/borrow from oversea and dari bantuan/pinjaman luar negeri housing/privates budget. (donor), dan pembiayaan rumah
pembangunan di bidang kesehatan development in health fields are adalah peningkatan indeks increasing oh Human Development
pembangunan manusia (IPM) atau Index where this HDI become an human development index (HDI) indicator in evaluation level of
dimana IPM ini dijadikan indikator development of a country. One of the dalam penilaian tingkat kemajuan points evaluated by HDI is expecting suatu bangsa di dunia. Salah satu life age other than education and
131
point yang dinilai dalam IPM adalah economics. This case shows that umur harapan hidup di samping health field is included as a
pendidikan dan tingkat ekonomi. Hal development priority. ini menunjukkan sudah
5.4.1 Anggaran
Pembangunan 5.4.1 Health Development Budget Sourced National Spending and (APBN) Incoming Budget
yang budget
Provinsi Islands Province, for the whole are secara Rp.65.571.128.525,- which consists sebanyak of Special Allocation Budget Rp.
Rp.65.571.128.525,- yang terdiri dari 21.640.132.526,- , Askeskin ( health Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. insurance for the poor people ) Rp. 21.640.132.526,, Askeskin Rp. 1.753.784.999,-. In year 200 7, Riau Province has donor/fund
dana /borrow from oversea by projects of lewat DHS-1 ADB for Rp. 18.765.450.000,of PHLN is Rp.
pinjaman/hibah
luar
18.765.450.000,- secara keseluruhan 21.505,780.000,-. PHLN yang di dapat berjumlah Rp. 21.505,780.000,-.
5.4.2 Anggaran
Pembangunan 5.4.2 Health Development Budget Sourced Regional Spending and Incoming (APBD)Budget
Dalam pelayanan
upaya
meningkatkan
kesehatan
132
merupakan
kebutuhan
masyarakat, pemerintah Kepulauan puts much efforts. Budget allocating Riau berusaha dengan segala upaya. in health fields in year 2007 sourced Alokasi anggaran di bidang of Regional Spending and Incoming for the total is Rp
kesehatan pada tahun 2007 yang Budget bersumber keseluruhan dari APBD berjumlah
442.570.450.552,- yang terdiri dari Rp Spending and Incoming Budget of 388,769,545,965,Kabupaten/Kota dan APBD Districts/cities Rp 53.800.904.587,APBD of and Rp
Province
Secara anggaran
keseluruhan pada
alokasi
kesehatan
2007 di Provinsi Kepulauan Riau sourced from total Regional Spending yang bersumber dari total anggaran and Incoming Budget is 6,19%, this APBD sebesar 6,19%, hal ini sangat is very minimum if we compare to minim sekali bila dibandingkan target of IIS 2010 is 15%. While of Province Regional
provinsi di bidang kesehatan baru health fields are 4% of total Province berkisar 4% dari total APBD Provinsi. Regional Spending and Incoming Anggaran kesehatan per-kapita untuk Budget. Health budget per capita for tahun 2007 mengalami kenaikan yaitu year 2007 increasing that is sebesar Rp. 373.070,21,Rp.
dibandingkan dengan tahun 2006 which only about Rp. 182.903,-. By yang hanya berkisar Rp. 182.903,-. looking of this allocation budget in Melihat kisaran anggaran dalam yang health fields, this number is minimum. bidang Hope that there is an increasing
dialokasikan
kesehatan, angka ini masih sangat budget for the next year so that will minim. Diharapkan adanya achieve the target in year 2010 in Healthy 15% Riau Islands
penambahan anggaran untuk tahun- reaching tahun berikutnya sehingga mencapai Province at
of Districts/cities
133
target yang diharapkan untuk tahun Regional Spending And Incoming 2010 dalam menuju Provinsi Budget.
5.4.3 Pembiayaan Kesehatan oleh 5.4.3 Public Health Budgetting Masyarakat One of reformation suggested in Salah diusulkan kesehatan mobilisasi masyarakat satu dalam adalah sumber dan reformasi yang health budget is by mobilization and of
pembiayaan source of fund from society dengan dana swasta cara private to help in limitation funding this recent
health days,
membantu keterbatasan pemerintah source of expenses out of pocket are dalam mendanai pelayanan the highest source of expenses. To
kesehatan. Sampai saat ini, sumber the highest class of society. pembiayaan out of pocket merupakan sumber pembiayaan yang paling
tinggi. Untuk kalangan masyarakat mampu. Pada saat ini berkembang In this recent days developing
berbagai cara pembiayaan kesehatan many ways of health expenses as an sebagai upaya untuk meningkatkan effort to increasing health services to pelayanan masyarakat kesehatan yaitu dana kepada society, those are health funds, health sehat, insurance, workers insurances/Social Guarantee health
asuransi kesehatan, asuransi tenaga Workers kerja (Astek)/Jaminan Sosial Tenaga (Jamsostek),Public Kerja (Jamsostek),
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat other life insurance. For the poor (JPKM) dan asuransi jiwa lain. Untuk people penduduk miskin Government implementing
menyelenggarakan program asuransi poor people (askeskin) to guarantee kesehatan masyarakat miskin the existing of poor society towards
134
yang
bertujuan
masyarakat insurance for poor people (askeskin), pelayanan the poor people are given health askeskin services freely without paying
masyarakat miskin diberi pelayanan because the implemented programs kesehatan secara cuma-cuma tanpa has paid by Government. perlu membayar karena tersebut biaya telah
penyelenggaraan
kesehatan oleh masyarakat belum guarantee by society cant drawn bisa digambarkan secara lengkap completely yet, because data given karena masih belum diperoleh data by district/ cities are not complete. But yang lengkap dari kabupaten/kota. base Namun diperoleh cakupan masyarakat berdasarkan dari 6 data upon data scope given or by 6
yang districts/cities,
atau terhadap
jaminan pembiayaan kesehatan ini 2007, society which included health berdasarkan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan expenses guarantee is 37.81% with 2007, detail of society included in Health
Tahun
masyarakat yang tercakup jaminan Insurance is 5,46%, Social Manpower pembiayaan kesehatan sebesar Guarantee (Jamsostek) 7,53% and
37,81% dengan rincian masyarakat Health Insurance for poor people yang tercakup dalam Askes 5,46%, (Askeskin) 11.77% Jamsostek 7,53% dan and others are
11.77% dan lainnya sebesar 13.04%. enclosure list 36. Data terinci dapat dilihat pada
135
Bab VI Kesimpulan
kesehatan masyarakat terus dilakukan melalui program penyelenggaraan dan kegiatan di berbagai bidang
health level of society have been done continuously by implementing many programs and activities in health fields. Some of importance things which scrutinized relates to level of health society until year 2007, as follows: 1. Infant Mortality Rate (IMR), Under Five Years Mortality Rate (U5MR), and Maternal Mortality Rate (MMR) in
kesehatan. Beberapa hal penting yang perlu disimak yang berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat sampai dengan tahun 2007 sebagai berikut : 1. Secara provinsi angka kematian bayi, angka kematian balita, dan angka kematian ibu maternal jika
cenderung
menurun
province tends to decrease if compare to the year before and lower compare to national number.
2. Penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat Riau. Provinsi Berdasarkan
2. Infection disease still the most disease Riau which Islands suffered by
Province
Kepulauan
Societies. Base upon ten most diseases center in society and health non
visiting
maupun Rawat Jalan Rumah Sakit ditemukan bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menempati urutan pertama.
hospitalized found that Acute Respiratory Infection Disease is at the first position.
136
Bab VI Kesimpulan
3. Jumlah
penyakit
degeneratif
3. Number
of
degenerative
disease increasing in Riau Islands Province. Base upon hospital visiting in year 2007 noted that six of ten most disease caused death in Riau Islands Province is
kunjungan rumah sakit pada tahun 2007 tercatat bahwa enam dari sepuluh penyakit penyebab
sebagai penyakit degeneratif yang menyebabkan kematian tertinggi. 4. Pada tahun 2007, terjadi KLB Campak di satu desa di Kabupaten Karimun, namun pada kejadian ini tidak terdapat korban jiwa karena kesiapan petugas yang didukung tindakan kooperatif dari
highest death.
4. In
year
2007,
happened
measles un usual incidence in one of village in Karimun District, but there is no life sacrifices because readiness of manpower which supported by cooperative acts from
5. The
efforts
in
decreasing
immunization
scopes. Even in year 2007 Government didnt implement PIN (National Immunization
Imunisasi Nasional (PIN), namun program imunisasi untuk bayi dan anak balita terus dilaksanakan
137
Bab VI Kesimpulan
implementing
immunization
programs at health services facilities, including posyandu (Integrated services post) , health center, and hospitals.
6. Jumlah penderita HIV/AIDS dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adanya peningkatan ditingkatkan lainnya menunjukkan kecenderungan kasus. kewaspadaan Perlu dan
6. Number of suffering HIV/AIDS and other Sexual Infection tends to Need to and
awareness control to
potential
facilities towards infection of this disease. The efforts in improving knowledge and
terhadap penularan penyakit ini. Upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat terus digalakkan memberi baik secara
society awareness on clean and healthy behavior should be done continuously by giving elucidation to target group
langsung
penyuluhan
massa dan media elektronik. 7. Pemerataan pelayanan kesehatan terus diupayakan untuk 7. The averages are of health to
services
afforded
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan dan sarana kesehatan termasuk untuk daerah terpencil. Pembangunan baru dan rehabilitasi kesehatan sarana diharapkan pelayanan mampu
increasing public access to health facilities and services including to hinterland. New development and rehabilitation of health services can facilities effort to
hoped
that
138
Bab VI Kesimpulan
terhadap yang
pelayanan berkwalitas.
kesehatan Untuk
health
quality
services.
To
mendukung pemanfaatan sarana kesehatan secara optimal perlu didukung oleh pembiayaan yang cukup dan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi kuantitas dan kualitas. Keberhasilan kesehatan merupakan pembangunan muara dari
manpower qualities.
The
succeeding
of
health
development is source of many development aspects. In order to achieve the optimum result of development synergy of need to increase
dilaksanakan mencapai hasil yang optimal perlu ditingkatkan sinergisme pelaksanaan program dan kegiatan baik yang diselenggarakan Pusat, Provinsi oleh dan dan perlu
implementation
programs and activities, which this is done by central government, province, and districts/cities. Good coordination and cooperation need to increase by all elements of society including privates, NGOL and active participation of society.
Pemeirntah
Koordinasi baik
ditingkatkan dengan semua elemen masyarakat termasuk swasta, LSM dan partisipasi aktif masyarakat. Akhir kata, besar harapan kami semoga data dan informasi yang tercantum bermanfaat dalam baik buku untuk ini dapat instansi
The end of the words, with the biggest hope, data and
information stated in this book can be useful for government instances and private sectors, and also other data users in making decision by data or to data and information references in health.
pengambilan keputusan yang berbasis data atau untuk referensi data dan informasi di bidang kesehatan.
139
Tabel 1 Table 1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan penduduk Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Region Area, Total Village, Population, Total Household, and Density of Population by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Luas Daratan (km2) Land Area (km 2 ) Jumlah / Total Desa / Villages Kelurahan/ Cities Desa + Kel / Villages + Cities Jumlah Penduduk Populations Kepadatan Rata-rata Jumlah Rumah Jiwa/Rumah Penduduk / Tangga (KK) Tangga Km2 Average Population Total of Person/ Households Density/km 2 Household
Kabupaten/Kota NO District/City
1 1 2 3 4 5 6
4 32 36 86 43 0 0 197
5 22 15 7 3 64 18 129
6 54 51 93 46 64 18 326
9 4 4 4 4 3 4 4
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008
Tabel 2 Table 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex,Age Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Penduduk / Population Laki-laki (Tahun) / Male (year) <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 Jml/ Total <1 1-4 Perempuan (Tahun) / Female (year) 5-14 15-44 45-64 >=65 Jml/ Total
Rasio Rasio Beban Jenis Tanggung Kelamin / an/ Dependenc Sex Ratio y Ratio
Kab./Kota NO District/City
1 1 2 3 4 5 6
Tabel 3 Table 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex,Age Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Kelompok (Tahun) Age KARIMUN BINTAN NATUNA Laki-laki Male 7 1,010 4,996 5,327 5,850 3,977 3,509 5,094 4,275 4,127 2,685 2,404 2,545 1,296 672 814 336 479 49,396 Perempuan Female 8 611 4,725 4,679 4,486 3,420 4,030 5,047 3,694 3,559 2,573 2,016 1,352 936 1,076 748 468 608 44,028 LINGGA Laki-laki Male 9 984 4,351 4,439 4,480 3,439 4,136 3,947 3,229 3,019 2,701 2,537 2,630 2,588 1,574 528 616 380 45,578 Perempuan Female 10 633 4,277 3,628 3,633 3,173 3,559 4,143 2,782 3,430 2,386 2,500 2,886 1,297 995 708 693 593 41,316
Tabel 3.a (Lanjutan) Table 3.a (continue) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Population by Sex,Age Groups, Dependency Ratio, Sex Ratio, and District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Kelompok (Tahun) Age BATAM TANJUNGPINANG Perempuan Female 14 1,389 6,039 7,246 7,428 8,031 7,850 9,541 8,333 7,005 5,918 3,986 3,442 3,080 1,510 1,872 1,027 905 84,602 PROVINSI / PROVINCE Laki-laki Male 15 17,275 66,059 71,318 60,513 50,869 60,422 78,248 65,645 63,383 43,865 33,803 27,084 15,894 12,207 6,495 5,662 4,166 682,908 Perempuan Female 16 11,710 61,146 60,559 54,302 54,975 126,772 92,381 70,856 54,770 36,649 25,926 21,135 14,459 8,896 6,937 4,222 4,315 710,010
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Male Female Male Female 1 2 3 4 5 6 1 <1 1,811 1,834 980 1,162 2 1-4 7,561 7,646 6,169 6,116 3 5-9 10,522 10,463 6,652 5,409 4 10 - 14 11,877 11,193 6,019 5,601 5 15 - 19 10,872 8,550 5,581 4,112 6 20 - 24 8,577 9,784 5,910 4,789 7 25 - 29 10,407 9,793 6,665 7,320 8 30 - 34 8,206 8,948 6,177 4,760 9 35 - 39 9,142 8,515 5,093 4,833 10 40 - 44 9,105 6,734 4,214 3,338 11 45 - 49 7,132 6,323 3,212 2,649 12 50 - 54 5,346 5,183 2,728 2,495 13 55 - 59 3,473 4,263 1,789 1,576 14 60 - 64 2,825 2,592 1,597 1,451 15 65 - 69 2,081 1,488 1,171 849 16 70 - 74 1,355 322 747 465 17 75+ 1,004 1,294 617 431 111,296 104,925 65,321 57,356 Jumlah / Total Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008
NO
Laki-laki Perempuan Laki-laki Male Female Male 1 2 11 12 13 1 <1 10,369 6,081 2,121 2 1-4 34,376 32,343 8,606 3 5-9 34,275 29,134 10,103 4 10 - 14 25,177 21,961 7,110 5 15 - 19 18,955 27,689 8,045 6 20 - 24 29,684 96,760 8,606 7 25 - 29 42,905 56,537 9,230 8 30 - 34 34,091 42,339 9,667 9 35 - 39 35,204 27,428 6,798 10 40 - 44 19,859 15,700 5,301 11 45 - 49 13,404 8,452 5,114 12 50 - 54 9,282 5,777 4,553 13 55 - 59 4,565 3,307 2,183 14 60 - 64 3,294 1,272 2,245 15 65 - 69 778 1,272 1,123 16 70 - 74 986 1,247 1,622 17 75+ 752 484 934 317,956 377,783 93,361 Jumlah / Total Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008
NO
Tabel 4 Table 4 Persentase Penduduk laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun ke Atas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Male and Female Population 10 Years and Over Specified According to the Highest Level of Education Accomplished and District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Laki-Laki / Male Kabupaten/ Kota NO District/City Never/Not Yet Attend School 3 7.4 3.50 4.70 7.6 1.4 1.4 3.3
Tdk/Belum Tdk/Belum Pernah Tamat SD Sekolah SD/MI SLTP/ MTs SLTA/ MA AK/ Diploma Universi tas Jumlah Tdk/Belum Pernah Sekolah Tdk/Belum Tamat SD SD/MI
Perempuan / Female
SLTP/ MTs SLTA/ MA AK/ Diploma Universi tas Jumlah
1 1 2 3 4 5 6
Never/Not Yet Attend Primary School 4 23.1 21.30 33.50 30 15.1 15.1 17.6
Degree
Universit y 9
Total
Never/Not Never/Not Yet Attend Yet Attend Primary School School 11 12.7 7.20 10.50 13.6 2.4 4.9 5.7 12 24.4 22.10 31.40 30.6 7 17.5 14.8
Degree
University
Total
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008
Tabel 5 Table 5 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Population 10 Years and Over Able to Read and Write in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas / Population Age 10 Years and Over Laki-laki / Male NO Kab./Kota District/City Jml Pddk Usia 10 Th ke Atas / Population Age 10 Years and Over Perempuan / Female Laki-Laki + Perempuan / Male + Female Jml Pddk Usia 10 Th ke Atas / Population Age 10 Years and Over Melek Huruf / Able to Read and Write
1 1 2 3 4 5 6
1,049,371 94.98
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2008 Source: Central Board of Statistics of Kepulauan Riau Province, 2008
Tabel 6 Tabel 6 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Births and Deaths' Infant and Underfive by District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah / Total Kabupaten/Kota Lahir Hidup Lahir Mati Lahir Hidup + Lahir Mati Live Birth + Still Birth % Lahir Mati Jumlah Bayi Mati Jumlah Balita Konversi Konversi AKB AKABA Mati Number of Underfive Death Convert into U5 Mortality Rate
Jumlah Balita
NO
District/City Live Birth Still Birt % Still Birth Infant Death Number of Underfive Convert into IMR
1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
4 28 7 26 21 191 5 278
7 40 9 15 26 61 35 186 5.03
9 44 0 0 4 0 0 48 0.27
Angka Kematian (Dilaporkan) / Mortality Rate (Reported) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi Note : Mortality rate (Reported) above does not present the real AKB/AKABA in the population
Tabel 7 Tabel 7 Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Maternal Mortality by District/City Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Kematian Ibu Maternal / Number of Maternal Death Jumlah Lahir Hidup Kematian Ibu Hamil Kematian Ibu Bersalin Kematian Ibu Nifas Jumlah Number of Life Pregnant Mother Perinatal Mother Delivery Mother Died TOTAL Birth Died Died 3 4 5 6 7 5,028 3,022 2,134 2,067 22,232 4,193 1 1 1 3 1 5 5 6 2 22 3 1 4 78 7 1 7 5 7 2 29
Kabupaten/Kota NO
District/City
Tanjungpinang
Jumlah (Province) / 38,676 3 Total (Province) Angka Kematian Ibu Maternal (Dilaporkan) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Keterangan: - Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas Total maternal mortality = pregnant mother died + delivery birth mother died + perinatal mother died - Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
Tabel 8 Table 8 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Total of Traffic Accident and Ratio of the Wound and Died againt Population Specipied by District/City Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Korban / Number of Victim Mati Luka Berat Major Wound 5 * 2 16 3 39 30 90 49 149 10 479 17 704 * 288 559 88 7,749 18 8,702 Luka Ringan Minor Wound 6 * 339 724 101 8,267 65 9,496 681.73 JML % Thd Total Korban % againts victim * 3.57 7.62 1.06 87.06 0.68 100 * Mati % Korban / % of Victim Luka Berat Major Wound 9 * 0.59 2.21 2.97 0.47 46.15 0.95 14.45 20.58 9.90 5.79 26.15 7.41 * 84.96 77.21 87.13 93.73 27.69 91.64 Luka Ringan Minor Wound 10 * 100 100 100 100 100 100 JML Rasio Korban per Kejadian Kecelakaan Ratio of Victim per accident 12 * * 0.76 1.00 1.00 1.00 1.81 0.99
NO
Kabupaten/ Kota
Jumlah Kejadian Kecelakaan Number of Accident 3 * 447 723 101 8,267 36 9,574
District/City
Died 4
TOTAL 7
Died 8
TOTAL 11
1 1 2 3 4 5 6
Rasio per 100.000 Penduduk / Ratio per 100,000 populations Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 9 Table 9 AFP Rate, % TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita Ditangan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 AFP Rate, % of TB Lungs Cured, and Underfive Pneumonia Treated by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 AFP < 15 Thn AFP < 15 years 3 2 0 5 1 6 0 TB PARU Klinis (+) Clinical 4 231 1,137 294 123 373 1,883 5 169 175 21 22 151 169 Cured 6 169 126 330 35 524 169 Diobati PNEUMONIA % Jml Jml Pend Balita Sembuh Sembuh Penderita Balita Ditangani Number of Number of UHeal % Heal U-5 cured Sufferer 5 Sufferer 7 8 9 10 11 116 116 10 33 156 144 68.64 92.06 3.03 94.29 29.77 85.21 42.50 23 272 211 30 20 556 23 258 160 30 20 491 23 211 160 30 20 444
Kabupaten/Kota NO
District/City
% Balita Ditangani % of U-5 Cured 12 100 81.78 100 0 100 100 90.43
Tanjungpinang
Jumlah (Provinsi)/ 14 4,041 707 1,353 575 Total (Province) Angka Kesakitan / 3.47 Morbidity Rate Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS Note : Total case are all of the cases which occurred at operational region of Health Center including Hospitals patients
Tabel 10 Table 10 HIV/AIDS, Infeksi Menular SeksualL, DBD dan Diare pada Balita Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 HIV/AIDS, Sexual Transmitted Disease, DHF , and Underfive with Diarrhea Treated by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
HIV/AIDS Kab./Kota NO District/City Jml Kasus No of Case Ditangani % Jml Ditangani Kasus % Treated No of Case IMS / STD Ditangani DBD / DHF % Jml Kasus Ditangani Ditangani % cured No of case Treated % Jml Kasus Ditangani DIARE / Diarrhea Jml Diare Diare pada % pada Balita Ditangani Balita Ditangani No of % Treated No of case cases for Treated % Treated U5
Treated
Cured
3 29 14 1,241 68 1,352
4 29 14 1,241 68 1,352
1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi)/ Total (Province) An gka Kesakitan/ Morbidy Rate
100 4,969
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 11 Tabel 11 Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of the Cured Malaria Sufferer by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota
District/City
NO 1 1 2 3 4 5 6
Klinis Clinical 3 1,341 15,276 4,498 5,629 7,049 759 34,552 24.81
Malaria / Malariae Positif % Positif Positive %Positive 4 5 128 9.55 1,162 199 663 649 162 2,963 2.13 7.61 4.42 11.78 9.21 21.34 8.58
Jumlah (Provinsi)/ Total (Province) Angka Kesakitan (API/AMI) per 1000 pddk/ Morbidity Rate (API/AMI) per 1000 pop
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk) AMI untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)
134
Table 12 Table 12 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Leprae Sufferer Complete Medication by District/City Kepulauan Riau Province, 2007 NO 1 1 2 3 4 5 6 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Kabupaten/Kota/
District/City
PEND PB PB Sufferer 3 4 2 1 58 3
RFT PB PB RFT 4 4 2 1 28 3
KUSTA / Leprae % RFT PB PEND MB % PB RFT MB Sufferer 5 6 100 100 100 48 100 55.88 36 9 45
RFT MB MB RFT 7 5 14 8 27
Jumlah (Provinsi)/ 68 38 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 13 Table 13 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Case of Filariasis Disease Treated by district/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Penderita Peny Filariasis / Filariasis Sufferer Jumlah Total 4 5 1 14 1 Ditangani Treated 5 5 1 14 1 21 % Ditangani % Treated 6 100 100 100 100 100
NO
1 1 2 3 4 5 6
Jumlah (Provinsi)/ 21 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Table 14 Table 14 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Case and Morbidity of Communicable Disease That Can be Prevented with Immunization by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Kasus PD3I / Number of Immunization Preventable Diseases Tetanus Pertusis Tetanus Campak Polio Neonatorum Tetanus Small Pox Polio Pertusis Tetanus Neonatorum 4 5 6 7 8 81 4 1 580 74 721 1 21 24 22 9 9 42
NO
Kabupaten/Kota District/City
Difteri Difteri 3
Hepatitis B Hepatitis B 9 42
6 Tanjungpinang
Jumlah (Provinsi) / 81 4 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 15 Table 15 Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Neonatus Visits, Babies and LBW Babies Treated by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Neonatus / Neonates Kabupaten/Kota NO
District/City
Bayi / Baby Jml Bayi No of Baby 6 5,415 3,301 2,897 1,933 22,232 9,066 Kunjungan Neonatal Visit 7 3,117 2,512 1,487 1,049 23,172 7,085 38,422 % % 8 57.56 76.10 51.33 54.27 104.23 78.15 85.68 Jml Lahir hidup No of living Birth 9 5,028 3,022 2,134 1,509 22,232 4,193 36,956
Bayi Lahir / Newborn % BBLR Ditimbang BBLR % BBLR Ditimbang Ditangani LBWB Weighed % Weighed LBWB % LBWB Treated 10 11 12 13 14 3,117 2,956 22,232 3,753 32,058 61.99 97.82 100.00 89.51 86.75 20 17 44 93 541 40 755 0.40 0.56 2.06 6.18 2.43 0.95 2.04 20 17 44 15 541 40 677
% BBLR Ditangani % LBWB Treated 15 100 100 100 16.08 100 100 89.64
Tanjungpinang
Jumlah (Provinsi)/ 85.18 44,844 37,345 31,811 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 16 Table 16 Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi Menurut Kabuapten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Under Five Years Nutritional Status and Number of Sub District with Nutritional Lack by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Kabupaten/Kota NO
District/City
Jumlah Balita / Number of Underfive Balita Gizi Ditimbang BB Naik BGM yang ada Buruk Total Underfive 3 27,909 16,735 12,973 6,523 93,042 22,544 179,726 Weighed 4 12,696 12,085 8,695 4,972 40,434 16,482 95,364 Weigth Gain 5 9,694 9,185 6,649 4,161 36,624 12,884 79,197 Under Poor Red Line Nutrition 6 475 96 225 157 745 39 1,737 7 40 58 35 33 173 181 520
% Balita Ditimbang Weighed 8 45.49 72.21 67.02 76.22 43.46 73.11 53.06 BB Naik Weigth Gain 9 76.35 76.00 76.47 83.69 90.58 78.17 83.05 BGM Gizi Buruk
Under Poor Red Line Nutrition 10 3.74 0.79 2.59 3.16 1.84 0.24 1.82 11 0.32 0.48 0.40 0.66 0.43 1.10 0.55
1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 17 Tabel 17 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4), Persalinan Ditolong Tenaga kesehatan dan Ibu Nifas Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Outreach of Pregnant Women Visite (K1, K4), Gave Birth helped by Medical Staff, and Got Post Partum Service in Kepulauan Riau Province, 2007 Ibu Hamil / Pregnant Women Kab./Kota NO
District/City
Ibu Bersalin / Give Birth Women Jumlah Ditolong Tenkes Help by Medical Staff 9 4,621 2,956 1,948 1,701 16,616 3,501 31,343 %
Ibu Nifas/ New givebirth women Jml Mendapat Yan Nifas Get Postpartum Service 12 4,621 * * 1,701 11,798 4,432 22,552 %
Jml K1 Total 3 5,953 3,572 3,304 2,179 22,728 4,645 4 5,354 3,467 2,565 2,107 20,490 4,247 5 89.94 97.06 77.63 96.70 90.15 91.43 6 4,643 2,943 2,394 1,857 17,719 3,923 7 77.99 82.39 72.46 85.22 77.96 84.46 % K4 %
Total 10 81.27 86.71 70.20 89.62 80.67 78.99 80.79 11 5,686 * * 1,898 21,307 4,432 33,323
1 1 2 3 4 5 6
Jumlah (Provinsi)/ 42,381 38,230 90.21 33,479 79.00 38,798 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 18 Table 18 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Early Detection Coverage of Underfive Growth, Health Check-up for Primary/Junior and High School By District/City In Kepulauan Riau Province, 2007 Anak Balita (Pra Sekolah) / Kindergarden Jumlah Dideteksi % Total Detected 3 4 5 27,909 3,356 12,973 6,523 97,885 17,380 1,787 53.25 17.76 Siswa SD/MI/ Primary Student Jumlah Diperiksa Total examined 6 7 26,397 5,470 32,409 14,413 27,681 52,646 11,451 588 6,044 15,390 11,131 50,074 Siswa SMP/SMU/ Junior dan High School Jumlah Diperiksa % Total examined 9 10 11 2,655 165 6.21 7,409 8,542 7,104 8,920 30,623 65,253 2,780 791 3,680 2,992 10,150 20,558 37.52 9.26 51.80 33.54 33.15 31.51
NO 1 1 2 3 4 5 6
Tanjungpinang 22,546 16,469 73.05 14,832 Jumlah (Provinsi)/ 171,192 35,636 20.82 168,378 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 19 Table 19 Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB Baru, dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Reproductive Aged Couple, Family Planning (FP) Acceptor , New FP Acceptor and Active FP Acceptor by District/City Kepulauan Riau Province, 2007
Kabupaten/Kota NO District/City 1 1 2 3 4 5 6 2
Jumlah PUS Total Reproductive Aged Couple 3 35,235 21,161 15,811 12,541 147,817 27,824
Peserta KB Baru / New FP Acceptor Jumlah % Total 4 5 11.23 15.44 8.08 17.04 9.72 20.64 11.81
Peserta KB Aktif / Active FP Acceptor Jumlah Total 6 22,851 15,509 9,837 9,625 93,519 19,985 171,326 % 7 64.85 73.29 62.22 76.75 63.27 71.83 65.80
Karimun 3,957 Bintan 3,268 Natuna 1,277 Lingga 2,137 Batam 14,370 Tanjungpinang 5,744 Jumlah (Provinsi) / 260,389 30,753 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 20 Table 20 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Family Planning Acceptor by Contraception Type by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Peserta KB Aktif / Active Family Planning Acceptor Kabupaten/Kota NO District/City 1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) 3 448 442 45 65 8,380 1,792 11,172 4 238 29 1,386 1,334 2,987 5 1,285 842 164 46 3,325 1,787 7,449 6 8,865 8,390 4,387 6,439 41,265 7,821 77,167 7 11,783 5,618 5,168 4,949 34,976 5,957 68,451 8 232 188 60 163 4,187 744 5,574 IUD IUD MKJP MOP/ MOW Implant Suntik MOP/MOW Implant Injection Pil Pill NON MKJP Kondom Condom Obat Vagina Vagina Medicine 9 Lainnya Other 10 17 17 MKJP + NON MKJP 11 22,851 15,509 9,841 11,662 93,519 19,435 172,817 IUD IUD 12 1.96 2.85 0.46 0.56 8.96 9.22 6.46
% Peserta KB Aktif / Percentage of Active Family Planning Acceptor MKJP MOP/ MOW MOP/M OW 13 1.04 0.19 1.48 6.86 1.73 Implant Suntik Implant Injection 14 5.62 5.43 1.67 0.39 3.56 9.19 4.31 15 38.79 54.10 44.58 55.21 44.12 40.24 44.65 Pil Pill 16 51.56 36.22 52.51 42.44 37.40 30.65 39.61 NON MKJP Kondom Condom 17 1.02 1.21 0.61 1.40 4.48 3.83 3.23 Obat Vagina Vagina Medicine 18 Lainnya Other 19 0.17 0.01 MKJP + NON MKJP 20 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 21 Table 21 Pelayanan KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 New Family Planning Service by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Peserta KB Baru / Number of New FP Acceptor MKJP NON MKJP Obat Vagina LainKondom Vagina nya Condom Medici Other ne % Peserta KB Baru / % of New FP Acceptor NON MKJP Obat MKJP Vagina LainKondom + NON Vagina nya Condom MKJP Medicin Other e
Kab./Kota
MKJP
NO District/City
IUD IUD
Implant Implant
Suntik Injection
Pil Pill
IUD IUD
Pil Pill
1 1 2 3 4 5 6
4 17 46 63
9 -
10 -
18 -
19 -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 22 Table 22 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of UCI Village Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Jumlah Desa/Kel Number of Villages 3 54 42 83 43 64 18 304 Desa Kel/UCI UCI Villages 4 47 42 17 15 40 18 179 % Desa/Kel UCI % of UCI Villages 5 87.04 100.00 20.48 34.88 62.50 100.00 58.88
NO 1 1 2 3 4 5 6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 23 Table 23 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Infant Immunization Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota NO District/City 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang 2 Jumlah Bayi Number Of Babies 3 5,415 3,301 2,897 1,933 22,232 9,066 Imunisasi / Immunization DPT3+HB3 POLIO3 Jumlah Jumlah % % Total Total 8 4,601 3,115 1,594 1,283 16,511 3,897 31,001 9 84.97 94.37 55.02 66.37 74.27 42.98 69.13 10 4,626 3,087 1,481 1,255 16,648 4,099 31,196 11 85.43 93.52 51.12 64.92 74.88 45.21 69.57
DPT1+HB1 Jumlah % Total 6 4,755 3,135 1,651 1,492 17,482 4,178 7 87.81 94.97 56.99 77.19 78.63 46.08
CAMPAK Jumlah % Total 12 4,603 3,145 1,374 1,353 15,133 4,352 29,960 13 85.00 95.27 47.43 69.99 68.07 48.00 66.81
DO (%)
Jumlah (Provinsi) / 44,844 31,168 69.50 32,693 72.90 Total (Province) % Bayi Diimunisasi Lengkap / % of Babies Immunization Completely Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 24 Table 24 Cakupan Bayi, Balita yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Infant, Underfive Accessable Medical Service by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Anak BGM (6-24 Bln) / Poor Babies (624 months) Jumlah District/City 1 1 2 3 4 5 6 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Total MP ASI % Total 5 100 * * 100 18.29 100 6 27,909 16,735 12,973 6,523 93,042 22,441 Get Vit A 2x 7 17,494 14,103 8,226 5,375 56,643 20,292 122,133 8 62.68 84.27 63.41 82.40 60.88 90.42 67.96 Jumlah Balita / Underfive Mendapat Vit A 2x % Total 9 48 58 35 37 173 181 532 Balita Gizi Buruk / Malnutrition Infant Jumlah Mendapat Perawatan Get Treatment 10 48 58 35 29 173 181 524 %
Kabupaten/Kota NO
Jumlah (Provinsi)/ 2,898 1245 42.96 179,726 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 25 Table 25 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Pregnant Woman Get Fe1, Fe3 by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Ibu Hamil / Total of Pregnant Woman 3 5,953 3,572 3,304 2,179 22,728 Fe1 Jumlah / Total 4 5,214 3,214 2,080 1,743 18,546 % 5 87.59 89.98 62.95 79.99 81.60 91.43 82.69 Jumlah / Total 6 4,105 2,969 1,900 1,546 15,737 3,923 30,180 Fe3 % 7 68.96 83.12 57.51 70.95 69.24 84.46 71.21
NO 1 1 2 3 4 5 6
Tanjungpinang 4,645 4,247 Jumlah (Provinsi)/ 42,381 35,044 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 26 Table 26 Jumlah Wanita Usia SUbur Dengan Status Imunisasi TT Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Reproductive Women with TT Immunization by Regency/Manufacility in Kepulauan Riau Province Year 2007
WUS/ Reproductive Women 3 5,832 3,022 2,134 2,067 22,232 4,193 39,480 TT 1 Jml/ Total 4 605 2,588 1,671 1,508 15,091 5,407 26,870 % 5 10.37 85.64 78.30 72.96 67.88 128.95 68.06 TT 2 Jml/ Total 6 405 2,104 1,277 1,311 11,639 5,407 22,143 % 7 6.9444 69.62 59.84 63.43 52.35 128.95 56.09 TT 3 Jml/ Total 8 26 961 987 % 9 0 4 2.5 Jml/ Total 10 10 668 678 TT 4 % 11 0 3 1.72 Jml/ Total 12 5 380 385 TT 5 % 13 0 2 0.98
NO 1 1 2 3 4 5 6
Kabupaten/Kota/ District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi)/ Total (Province)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 27 Table 27 Pesertase Akses Ketersediaan Darah untuk Bumil dan Neonatus yang Dirujuk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Blood Supply Access for Pregnant woman and Neonatus Referred by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Sarana Pelayanan Kesehatan NO Health Facility 1 1 2 RUMAH SAKIT PUSKESMAS 2 * * Jml Bumil yg Dirujuk / Pregnant Women Referred Memerlukan Mendapat Darah / Need Darah / Get % Blood Blood 3 4 5 * * * * Jml Neonatus yg Dirujuk / Neonatus Referred Memerlukan Mendapat Darah / Need Darah / Get % Blood Blood 6 7 8 * * * * * *
Jumlah (Provinsi) / Total (Province) SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )
Tabel 28 Table 28 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number and Percentage of High Risk/Complication Pregnant Woman and Neonatal Treated by District/City in Kepualuan Riau Province, 2007
Bumil Risti /Komplikasi / High Risk/Complication Pregnant women Jumlah Total % Bumil Risti/Komplikasi Ditangani / High Risk/Complication Pregnant Wome nTreated Jumlah Total % Neonatal Risti/Komplikas i / High Risk Neonatal/Complication Jumlah Total % Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani / High Risk/Complication handled Jumlah Total %
NO
Kabupaten/Kota/ District/City
1 1 2 3 4 5 6
10 51 31 8 41 131
12 51 31 8 41 131
Tanjungpinang 4,645 702 15.11 702 Jumlah (Provinsi) / 38,676 5,814 15.03 4,911 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 29 Table 29 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Health Facility with Intencive Care Unit Ability by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Mempunyai Kemampuan Gadar / Have ICU Ability Jumlah Health Facility 1 1 2 3 4 5 KARIMUN 2 3 Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) 1 2 3 4 5 BINTAN Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) 1 2 3 4 5 NATUNA Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) 19 14 16 7 62 70 3 11 8 3 9 7 18 1 7 5 1 Number of Facility 4 2 3 Total 5 2 6 100 33.33 27.78 100 100 11 100 68.75 73.68 %
NO
Kabupaten/Kota/ District/City
Sarana Kesehatan
Jumlah Sarana
Tabel 29 (Lanjutan.) Table 29 (Continue..) Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Health Facility with Intencive Care Unit Ability by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota/ Regency/ Manupacility 2 Sarana Kesehatan Health Facility 3 Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility JUMLAH (KAB/KOTA) / Total (District/City) Rumah Sakit Umum/ General Hospi tal Rumah Sakit Jiwa / Mental Hospital Rumah Sakit Khusus / Specific Hospital Puskesmas / Health Center Sarana Kes. Lainnya / Other Health Facility Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Jumlah Sarana Number of Facility 4 1 5 6 9 3 177 189 2 4 31 37 18 44 277 339 Mempunyai Kemampuan Gadar / Have ICU Ability Jumlah % Total 5 6 1 2 3 9 3 177 189 2 2 1 5 18 28 178 224
NO 1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
LINGGA
BATAM
TANJUNGPINANG
TOTAL
100 40.00 50.00 100 100 100 100 100 50.00 3.23 13.51 100 63.64 64.26 66.08
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 30 Table 30 Jumlah dan Persentase Desa/kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number and Percentage of Outbreak Village Treated Under 24 Hours by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota/ District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah Desa/Kel Number of Village 3 54 42 83 43 64 18 Desa/Kel Terkena KLB / Outbreak Village Ditangani < 24 Jam Treated < 24 hours 5 1 1 1 1
NO 1 1 2 3 4 5 6
Jumlah Total 4
% 6 100 100
Jumlah (Province) / 304 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 32 Table 32 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 6 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Infant Given Exclusive Breast Feeding by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif / NO Kabupaten/Kota/ District/City Jumlah Bayi Number of Babies Given Exclusive Breast Feeding Jumlah Total 4 3,217 1,376 384 1,278 8,246 2,080 16,581 % 5 59.41 41.68 13.26 66.11 37.09 22.94 36.97
1 1 2 3 4 5 6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 33 Table 33 Persentase Desa/Kelurahan Dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Village with Good Iodized Salt by District/City in Kepulauan Riau, 2007 Jumlah Desa/Kel dg Garam Beryodium yg Baik % Desa/Kel dg Garam beryodium yg Baik % of Villages with Good Iodized Salt 5 100 100 79 60.94 100 71.05
NO
Kabupaten/Kota District/City 2
Villages Surveyed 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) 3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 34 Table 34 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Dental and Mouth Service in Health Centre by District/City in Kepulauan Riau, 2007
Pelayanan Dasar Gigi/ Basic Dental Service Tumpatan Gigi Tetap / Pencabutan Gigi Tetap / Jumlah Rasio Tambal/ Cabut Ratio of Plug/Pluck Jumlah Murid SD Number of Primary Students
UKGS (Prom + Prev) / School Dental Health Effort(Promotion + Prevention) Murid SD/MI Diperiksa / Primary Students Checked -up Jumlah % Total Murid SD/MI / Primary Students Perlu Perawatan Need Treatment Jumlah Mendapat Get Treatment % Mendapat Perawatan % of Get Treatment
NO
Kab./Kota / District/City
TOTAL
Jumlah (Provinsi) / 3,790 21,484 25,274 0.18 168,378 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 35 Table 35 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Health Elucidation in Kepulauan Riau Province in 2007 Penyuluhan Kesehatan / Health Elucidation Jumlah Seluruh Kegiatan Jumlah Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan Kelompok Massa Number of Mass Elucidation All of Group Elucidation Activities Activities 3 4 1,091 98 334 64 110 44 1,189 1,742 11 4,530 153 48 48 98 43 146 91 12 12 3 15 12 256
Kabupaten/Kota NO District/City
Jumlah Total 5 1,189 334 64 154 1,189 1,753 4,683 96 98 43 237 24 3 27 4,947
1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Puskesmas / Health Centre 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Dinkes Kab/Kota / Districal Health Office 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Rumah Sakit / Hospital Jumlah (Provinsi) / 4,691 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 36 Table 36 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Pre-paid Health Assurance Coverage by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar Number of Pre Paid Health Assurance Participants Askes District/City Population Health Assurance Jamsostek Labor Force has Social Assurance Askeskin Poor card/ Poor Health Assurance Lainnya Others Jumlah Total %
Kabupaten/Kota NO
Jumlah Penduduk
1 1 2 3 4 5 6
2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
Persentase / Percentage
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 37 Table 37 Cakupan Pelayanan Kesehatan MAsyarakat Miskin Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Services for The Poor in Kepulauan Riau Province in 2007 Masyarakat Miskin / Poor People Dicakup Askeskin/ Kabupaten/Kota / Mendapat Yankes / Get Health Service Jumlah yg Covered by Askeskin District/City Ada / Rawat Rawat Exist Jumlah/ % % % Inap/ InJalan/ OutTotal patient patient 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Karimun 30,373 30,373 100 23,676 77.951 5,083 16.74 2 Bintan 37,567 14,934 39.75 0 0.00 3 Natuna 8,820 8,820 100 0 0.00 4 Lingga 13,020 8,983 68.99 0 0.00 5 Batam 76,625 37,033 48.33 37,602 49.073 90 0.12 6 Tanjungpinang 30,389 30,389 100 6,376 20.981 1,428 4.70 Jumlah (Provinsi) / 196,794 130,532 66.33 67,654 34.378 6,601 3.35 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 NO Pelayanan Bayi Masy. Miskin / Service for The Poor's Babies Bayi Masy.Miskin BGM Mendapat MPASI / Number of Poor's Babies Under Jumlah Bayi Red-line Get Additional Meal of BreastMasy.Miskin / feeding Number of Poor's Babies % Jumlah/ Total 10 502 964 53 35 34 1,588 11 502 53 35 34 624 12 100 100 100 100 39.29
Tabel 38 Table 38 Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Labor Health Service for Formal Employ by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Pelayanan Kesehatan Kerja / Labour Health Service Jumlah Pekerja Formal Formal Employ 3 7,117 237,662 52,490 297,269 Jumlah yang Dilayani Served 4 7,117 33,145 40,262 % 5 100 13.54
Kabupaten/Kota/ District/City 2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 39 Table 39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Service Coverage to Pre Elderly and Elderly by District/City In Kepulauan Riau Province, 2007 Pra Usila (45-59 th) / Pre Elderly (45-59 years) Jumlah District/City 1 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 2 Total 3 9,151 19,793 15,805 5,684 12,549 Dilayani Kes Health Service 4 4,163 14,971 977 1,645 11,832 % Total 5 45.49 75.64 6.18 28.94 94.29 6 6,250 27,854 6,124 4,942 7,733 12,570 65,473 Jumlah Usila (60th+) / Elderly (60th +) Dilayani Kes Health Service 7 5,775 16,118 2,533 1,819 5,274 9,679 41,198 % Total 8 92.40 57.87 41.36 36.81 68.20 77.00 62.92 9 15,401 47,647 21,929 10,626 20,282 23,463 139,348 Pra Usila dan Usila / Pre Elderly and Elderly Jumlah Dilayani Kes Health Service 10 9,938 31,089 3,510 3,464 17,106 18,691 83,798 % 11 64.53 65.25 16.01 32.60 84.34 79.66 60.14
Kabupaten/Kota NO
6 Tanjungpinang 10,893 9,012 82.73 Jumlah (Provinsi) / 73,875 42,600 57.66 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 40 Table 40 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Coverage of Reproductive Aged Women Recieve Iodine by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 WUS Di Desa/Kel. Endemis Sedang & Berat / WUS in Middle & Severe Endemic Village Jumlah yang Diberi % Yang Diberi Kapsul Jumlah WUS Kapsul Yodium Yodium % of Receive Iodine Reproductive Women Receive Iodine Capsul Capsul 4 5 6 -
Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 41 Table 41 Persentase Donor Darah Skrining Terhadap HIV/AIDS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Blood Donor Screening againts HIV/AIDS by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Donor Darah / Blood Donor Jml Sample Darah Jml Positif HIV/AIDS Diperiksa Blood Sample Checked HIV Positive 4 5 12 45 12 45 -
NO 1 1
Unit Transfusi Darah Blood Transfution Unit 2 NATUNA RSUD NATUNA RSL PALMATAK Karimun RSUD Karimun TPI UTDC RSUD Tg.Pinang
1,741
1,741
53
3.04
Batam RSU Batu Aji * RSU Budi Kemuliaan * RSOB * 5 Lingga RSL Daik * Jumlah (Provinsi) / 1,798 Total (Province Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 4
* * * * 1,798
* * * * 53
* * * * 2.95
Tabel 42 Table 42 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, rawat Inap, Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Outpatient Visit, Inpatient, Mental Disorder Service at Health Facility by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Sarana Pelayanan Kesehatan Health Facility 2 Puskesmas 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Jumlah Kunjungan /Number of Visit Rawat Inap Inpatient 5 2,050 2,217 1,049 1,180 387 6,883 7,076 2,173 31,584 61,894 102,727 109,610 Rawat Jalan Outpatient 6 85,295 101,054 75,832 37,444 391,241 114,356 805,222 27,994 5,716 349,792 18,811 402,313 1,207,535 1,392,918 28.88 Jumlah Total 7 87,345 103,271 76,881 38,624 391,628 114,356 812,105 35,070 7,889 381,376 80,705 505,040 1,317,145 Kunjungan Gangguan Jiwa /Mental Disorder Visit Jumlah % Total 8 9 35 0.04 167 0.22 17 0.04 21 0.01 10 0.01 250 0.03 71 0.20 71 0 321
NO 1 1
Kabupaten/Kota District/City 4 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang
Jumlah Penduduk(Propinsi) / Population (Province) 1,392,918 Jumlah Pelayanan /Total Services Cakupan Kunjungan (%)/ Coverage of Visits (%) 7.37 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 43 Table 43 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Health Facilities by Medical Laboratory Capability and Having 4 Basic Specialists by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah yang Memiliki / Total Own 4 (Empat) Spesialis Labkes Dasar 4 (Four) Basic Medlab Specialists % Jumlah yang Memiliki / % of Total Own 4 (Empat) Spesialis Labkes Dasar 4 (Four) Basic Medlab Specialists
Kabupaten/Kota
Jumlah
District/City
Total
1 1
5 1 3 1 2 1 1 1 9 1 -
6 1 3 1 2 1 1 1 9 1 -
7 1 2 4 2 1 5 1
Kabupaten/Kota
Jumlah
Jumlah yang Memiliki / Total Own Labkes 4 (Empat) Spesialis Dasar 4 (Four) Basic Specialists
% Jumlah yang Memiliki / % of Total Own Labkes Medlab 4 (Empat) Spesialis Dasar 4 (Four) Basic Specialists
District/City
Total
Medlab
1 4
5 11 9 7 16 5 4 77
6 11 9 7 7 1 4 65
7 -
9 -
6 Tanjungpinang 5 Puskesmas / Health Centre 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 44 Table 44 Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasa Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Avabiality of Medicines According to Basic Health Service Need in Kepulauan Riau Province Year 2007 Karimun Bintan Natuna Kab. Lingga Kebutuha Ketersediaan/ Avabiality Kebutu Ketersediaan/ Avabiality Kebutu etersediaan/ Avabialit Kebutuha Ketersediaan/ Avabiality n/ n/ han/ han/ Jml/Total Jml/Total Jml/Total Jml/Total % % % % Need Need Need Need 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/5 ml 7,200 10,720 148.9 8,280 8,282 100.0 12,687 43,680 344.3 9,960 2,732 27.4 444 525 118.2 744 497 66.8 780 24.8 504 352 69.8 2 Amoksisilin kapsul 250 mg 3,142 2,748 2,758 100.4 2,496 1,533 61.4 4,800 127.0 2,856 3,556 124.5 3 Amoksisilin kapsul 500 mg 3,780 72 65 90.3 1,320 1,817 137.7 444 213.5 276 17 6.2 4 Antasida DOEN tablet 208 36 58 161.1 36 2,246 6238.9 780 516.6 1,440 185 12.8 5 Antalgin tablet 500 mg 151 36 69 191.7 72 23 31.9 456 123.2 72 16 22.2 6 Deksametason inj 5 mg/ml-2ml 370 7 Dektrometorfan sirup 10 mg/5 ml 696 1,106 158.9 3,000 3,315 110.5 3,600 10,800 300.0 8,328 1,450 17.4 648 90 13.9 108 118 109.3 450 408 90.7 96 142 147.9 8 Dekstrometorfan tablet 15 mg 12 37 308.3 96 81 84.4 6 288 4800.0 732 221 30.2 9 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1 ml 60 95 158.3 168 115 68.5 700 396 56.6 300 83 27.7 10 Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg 2,040 6,310 309.3 5,040 3,805 75.5 5,356 19,200 358.5 8,160 2,054 25.2 11 Glukosa larutan infus 5 % steril 312 760 243.6 288 338 117.4 #DIV/0! 1,980 94 4.7 12 Ibuprofen tablet 200 mg 27 ##### 72 330 458.3 230 984 427.8 #DIV/0! 13 Kloramfenikol kapsul 250 mg 288 772 268.1 936 529 56.5 740 1,080 145.9 1,200 274 22.8 14 Kotrimoksazol 480 mg 180 255 141.7 336 56 16.7 700 828 118.3 312 282 90.4 15 Klorfeniramini maleat tablet 4 mg 1,416 6,981 493.0 2,520 3,290 130.6 5,000 9,456 189.1 2,664 498 18.7 16 Natrium klorida infus 0.9 % steril 300 655 218.3 3,300 1,928 58.4 544 636 116.9 #DIV/0! 17 Parasetamol tablet 500 mg 12 11 91.7 7,680 4,175 54.4 5,000 12,960 259.2 1,200 3,520 293.3 18 Ringer Laktat infus steril 816 725 88.8 3,180 1,528 48.1 2,075 5,040 242.9 4,500 242 5.4 19 Infus set dewasa 36 1,183 3286.1 780 2,762 354.1 645 2,160 334.9 1,800 1,475 81.9 20 Infus set anak 60 73 121.7 24 27 112.5 21 204 971.4 408 79 19.4 21 Tetrasiklin 250 mg PROGRAM #DIV/0! 22 Vitamin B Kompleks 2,724 3,980 146.1 180 22 12.2 362 672 185.6 252 118 46.8 14,880 51,654 347.1 675 #DIV/0! 180 1,944 1080.0 100 #DIV/0! 23 Retinol 200.000 IU 24 213 887.5 13,360 #DIV/0! 600 1,200 200.0 1,200 4,180 348.3 24 Tablet Tambah Darah 12 91 758.3 ##### 16,300 97.0 905 1,032 114.0 372 18 4.8 25 Garam Oralit 36 98 272.2 24 94 391.7 512 612 119.5 192 512 266.7 26 Klorokuin tablet 84 361 429.8 #DIV/0! 100 192 192.0 #DIV/0! 27 PPC inj 192 393 204.7 300 48 16.0 #DIV/0! #DIV/0! 28 OAT Kat. 1 ##### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 29 OAT Kat. 2 ##### 24 8 33.3 #DIV/0! #DIV/0! 30 OAT Kat. 3 6 ##### 12 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 31 OAT Kat. Sisipan 24 17 70.8 24 6 25.0 #DIV/0! #DIV/0! 32 OAT Kat. Anak 96 319 332.3 120 157 130.8 160 144 90.0 348 105 30.2 33 Prednison Tablet 270 48 181 377.1 96 250 260.4 480 177.8 348 380 109.2 34 Asam Askorbat 50 mg
Tabel 44 (lanjutan.) Table 44 (continuing) Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasa Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Avabiality of Medicines According to Basic Health Service Need in Kepulauan Riau Province Year 2007 Batam TPI Provinsi Kebutuhaetersediaan/ Avabialit Kebutuhaetersediaan/ Avabialit Kebutuh etersediaan/ Avabialit n/ n/ an/ Jml/Total Jml/Total Jml/Total % % % Need Need Need 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1,800 25,750 1430.6 25,596 5,480 21.4 65,523 96,644 147.5 5,616 1,638 29.2 348 30 8.6 10,798 3,822 35.4 6,744 22,969 340.6 2,040 582 28.5 20,664 36,198 175.2 504 532 105.6 72 248 344.4 2,452 3,123 127.4 540 1,083 200.6 48 121 252.1 2,251 4,473 198.7 317 #DIV/0! 24 65 270.8 574 946 164.8 7,920 16,324 206.1 240 520 216.7 23,784 33,515 140.9 696 997 143.2 81 #DIV/0! 1,998 1,836 91.9 72 154 213.9 96 175 182.3 1,014 956 94.3 480 736 153.3 84 112 133.3 1,792 1,537 85.8 3,503 #DIV/0! #DIV/0! 20,596 34,872 169.3 1,200 524 43.7 288 627 217.7 4,068 2,343 57.6 1,680 558 33.2 12 29 241.7 1,994 1,928 96.7 1,680 3,973 236.5 420 314 74.8 5,264 6,942 131.9 912 783 85.9 1,164 300 25.8 3,604 2,504 69.5 1,747 #DIV/0! 12 124 1033.3 11,612 22,096 190.3 1,032 787 76.3 1,800 250 13.9 6,976 4,256 61.0 1,139 #DIV/0! 36 38 105.6 13,928 21,843 156.8 1,288 #DIV/0! #DIV/0! 10,571 8,823 83.5 300 784 261.3 #DIV/0! 3,561 8,364 234.9 #DIV/0! 36 0.0 549 383 69.8 300 5,916 432 420 60 396 60 24 360 384 336 464 7,203 2,938 613 99 94 6 763 574 154.7 121.8 680.1 146.0 165.0 #DIV/0! 23.7 0.0 #DIV/0! 25.0 0.0 198.7 170.8 108 7,524 12 120 108 36 64 59.3 #DIV/0! 18,505 245.9 81 #DIV/0! 15 125.0 #DIV/0! 72 60.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 79 73.1 97 269.4 3,926 20,976 9,780 18,509 836 184 1,008 60 24 36 408 1,216 1,134 5,320 61,576 40,396 18,135 1,430 553 607 8 12 23 1,567 1,962 135.5 293.6 413.0 98.0 171.1 300.5 60.2 0.0 33.3 33.3 5.6 128.9 173.0
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jenis Obat* 2
Amoksisilin sirup kering 125 mg/5 ml Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml-2ml Dektrometorfan sirup 10 mg/5 ml Dekstrometorfan tablet 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1 ml Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg Glukosa larutan infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol 480 mg Klorfeniramini maleat tablet 4 mg Natrium klorida infus 0.9 % steril Parasetamol tablet 500 mg Ringer Laktat infus steril Infus set dewasa Infus set anak Tetrasiklin 250 mg PROGRAM Vitamin B Kompleks Retinol 200.000 IU Tablet Tambah Darah Garam Oralit Klorokuin tablet PPC inj OAT Kat. 1 OAT Kat. 2 OAT Kat. 3 OAT Kat. Sisipan OAT Kat. Anak Prednison Tablet Asam Askorbat 50 mg
Tabel 45 Table 45 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Household Live Clean and Healthy by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Rumah Tangga / Household Jumlah Dipantau Be Observed 4 250 7,085 210 16,641 2,100 Ber PHBS Do PHBS 5 123 4,227 11 2,549 844 575 8,329 % 6 49.20 59.66 5.24 15.32 40.19 22.82 28.91
NO 1 1 2 3 4 5 6
Tanjungpinang 2,520 Jumlah (Provinsi) / 28,806 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 46 Table 46 Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number and Percentage of Integrated Service Post (Posyandu) by Strata and District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah Posyandu / Total of Posyandu Kabupaten/Kota NO District/City 1 2 1 Karimun 2 Bintan 3 Natuna 4 Lingga 5 Batam 6 Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province) Pratama Madya Purnama Purnama 5 85 50 40 64 119 51 409 79 77 40 9 31 49 285 Mandiri Mandiri 6 10 2 15 11 10 48 Jumlah Total 7 183 133 142 98 261 114 931 Persentase Posyandu / Percentage of Posyandu Pratama Madya Purnama Purnama 10 43.17 57.89 28.17 9.18 11.88 42.98 30.61 Mandiri Mandiri 11 5.46 1.50 10.56 4.21 8.77 5.16 Jumlah Total 12 100 100 100 100 100 100 100 % Posyandu Aktif % of Active Posyandu 13 48.63 59.40 38.73 9.18 16.09 51.75 35.77
Pratama Madya 8 4.92 3.01 33.10 25.51 38.31 3.51 20.30 9 46.45 37.59 28.17 65.31 45.59 44.74 43.93
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 47 Table 47 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Healthy House by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
Rumah / House
Jumlah Seluruhnya Jumlah Diperiksa % Diperiksa Jumlah Sehat % Sehat
NO 1 1 2 3 4 5 6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 48 Table 48 Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Families Have Access to Clean Water by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Akses Air Bersih /Clean Water Access Kemasan Lainnya Ledeng PAH SGL SPT Kab./Kota NO District/City Number of Families Families Checked % of Families Checked Jumlah Jumlah Keluarga yang Ada Jumlah % Keluarga Keluarga Diperiksa Diperiksa % Akses Air Bersih / %of Clean Water Access Kemasan Lainnya Others 4.93 Ledeng Jumlah Total 19 100 100 100 100 100 100 100 PAH Rain Catch Well 16 14.60 0.00 0.00 4.31 10.59 1.19 11.02 SGL Dug Well SPT
Dug Well
Package
1 2 3 4 5 6 7 1 Karimun 42,178 26,196 62.11 8,661 1,288 2 Bintan 29,290 7,405 25.28 2,455 3 Natuna 27,339 5,417 19.81 190 4 Lingga 15,926 7,814 49.06 2,391 11 5 Batam 209,588 48,210 23.00 33,494 10 6 Tanjungpinang 30,025 589 1.96 399 68 Jumlah (Provinsi) / 354,346 95,631 26.99 47,590 1,377 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
10 16 36 52
Package 17 0.05
Plumber well
Plumber well
Artesis
Artesis
Others
Total
Tabel 49 Table 49 Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Families with Basic Sanitation Facilities Ownership by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jamban / Toilet Jumlah KK yang diperiksa Jumlah KK yang memilki Jumlah KK yang diperiksa % KK Memiliki % Sehat NO Kabupaten/ Kota Jumlah KK Tempat Sampah / Garbage Bin Jumlah KK yang memilki % KK Memiliki % Sehat Pengelolaan Air Limban / Liquid Waste Treatment Jumlah KK yang memilki Jumlah KK yang diperiksa % KK Memiliki % Sehat
Jumlah Sehat
Jumlah Sehat
% ofHealthy
% ofHealthy
Jumlah Sehat
District/City
Household
10
11
12
13
14
15
16
17
28,856 * * * 14,076
100 * * *
102.47 79.418
6 Tanjungpinang 30,025 320 266 245 83.125 92.105 Jumlah (Provinsi) 354,346 75,333 57,656 43,177 76.535 74.887 /Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
% ofHealthy 18
% of Own
% of Own
% of Own
Checked
Checked
Checked
Healthy
Healthy
Healthy
Own
Own
Own
Tabel 50 Table 50 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Percentage of Healthy Public Place and Food Handling (TPUM) by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Hotel / Hotel Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat Kabupaten/Kota NO Restoran/R-Makan / Restaurant Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat Pasar / Market Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat TUPM LAINNYA / Others TUPM Jumlah Sehat Jumlah yang ada Jumlah diperiksa % Sehat JUMLAH TUPM / Number of TUPM Jumlah Sehat Jumlah diperiksa % Sehat
Checked
Checked
Checked
Checked
Checked
Healthy
Healthy
Healthy
Healthy
Healthy
% of healthy
% of healthy
% of healthy
% of healthy
District/City
3 58 15 8 10 51
4 15 10 10
5 11 9 10
6 73.33 90 100
8 44 65 50 78 68
9 35 45 39 77 58
11 18 8 1 4 27 3 61
12 14 8 1 4 19 3 49
13 13 6 4 16 2 41
6 Tanjungpinang 57 32 26 81.25 99 42 35 Jumlah (Provinsi) / 199 67 56 83.58 766 347 289 Total (Province) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
% of healthy
Exist
Exist
Exist
Exist
Exist
Tabel 51 Table 51 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 20 Percentage of Institution Being Built for Environment Health by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Sarana Kesehatan / Health Facilities Jml District/City Total Dibina % Guided Total Guided Sarana Pendidikan / Education Facilities Jml Dibina % Total Guided Sarana Ibadah / Religion Facilities Jml Dibina % Total Guided Jml Perkantoran / Office Dibina % Total Guided Jml Sarana Lain / Other Facilities Dibina % Total Guided Jml Jumlah / Total Dibina %
Kab./Kota NO
1 1 2 3 4 5 6
8 9 100 258 40.63 1,229 0 71 94.39 186 60.70 710 100 179 52.59 2,633
13 135 134 76 55 -
16 1,579 74 11 1,664
71.30 1,953
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 52 Table 52 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Percentage of House/Building Checked and Free of Mosquito Larva by District/City in Kepulauan Riau Province Year 2007 Jumlah Rumah/Bangunan yang Ada / House/Building Exist 3 24,866 24,196 27,553 16,621 237,769 52,950 383,955 Rumah/Bangunan Diperiksa / House/Building Checked Jumlah Total 4 4,615 15,100 8,053 307,152 20,960 355,880 % % 5 18.56 62.41 48.45 129.18 39.58 92.69 Rumah/Bangunan Bebas Jentik / House/Building Free of Mosquito Larva Jumlah Total 6 4,263 12,456 2,766 238,832 17,507 275,824 % % 7 92.37 82.49 34.35 77.76 83.53 77.50
NO
Kabupaten/Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
1 1 2 3 4 5 6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 53 Table 53 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 The Distribution of Health Personnels by Work Unit in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota / District/City Tenaga Kesehatan / Health Manpower UNIT KERJA Work Unit 3 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Medis / Medic Jml % Total 4 5 69 29 18 3 119 43 3 10 1 57 40 22 2 64 57.98 24.37 15.13 2.52 100 75.44 5.26 17.54 1.75 100.00 62.50 34.38 3.13 100 Perawat & Bidan / Nurse Jml % Total 6 7 218 114 11 343 180 16 196 147 61 11 219 63.56 33.24 3.21 100 91.84 8.16 100.00 67.12 27.85 5.02 100 2 11 2 10 4 5 3 5 22 8 Farmasi / Pharmacy Jml % Total 8 9 6 8 27.27 36.36 13.64 22.73 100 80.00 20.00 100.00 36.36 45.45 18.18 100 1 11 4 10 6 4 4 10 6 Gizi / Nutrition Jml % Total 10 11 3 3 30.00 30.00 40.00 100 60.00 40.00 100.00 54.55 36.36 9.09 100 Teknis Medis / Medical Jml % Total 12 13 8 15 23 10 1 11 3 12 1 16 4.00 65.22 100 90.91 9.09 100.00 18.75 75.00 6.25 100 4 8 8 17 2 2 5 11 9 Sanitasi / Sanitation Jml % Total 14 15 4 2 36.36 18.18 45.45 100 52.94 47.06 100.00 25.00 25.00 50.00 100 8 14 17 20 2 4 4 6 3 Kesmas / Public Health Jml % Total 16 17 2 33.33 66.67 100 15.00 85.00 100.00 14.29 28.57 57.14 100 10 49 321 204 110 29 343 Jumlah Total 18 308 173 21 32 534 259 3
NO
% 19 57.68 32.40 3.93 5.99 100 80.69 0.93 3.12 15.26 100.00 59.48 32.07 8.45 100
1 1
2 3 4 5 1
2 3 4 5 1
2 3 4 5
Tabel 53 (Lanjutan.) Table 53 (Continue) Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 The Distribution of Health Personnels by Work Unit in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota / District/City UNIT KERJA Work Unit 3 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital Institusi Diklat/Diknakes / Training Ctr/Health School Sarana Kes lain/ Other Health Facilities Dinkes / Health Office Jlh / Total Tabel 53 (Lanjutan..) Table 53 (Continue.) Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 The Distribution of Health Personnels by Work Unit in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota / District/City UNIT KERJA Work Unit Tenaga Kesehatan / Health Manpower Gizi / Teknis Medis / Sanitasi / Jml Jml Jml % % % Total Total Total 10
2
Natuna
Bintan
Karimun
NO
Medis / Jml % Total 4 19 7 1 27 62 176 9 247 18 5 70.37 25.93 3.70 100 25.10 71.26 3.64 100 25.35
Perawat & Jml % Total 6 130 20 15 165 224 850 22 1,096 105 7 78.79 12.12 9.09 100 20.44 77.55 2.01 100 36.71
Farmasi / Jml % Total 8 2 2 2 6 15 74 10 99 8 9 33.33 33.33 33.33 100 15.15 74.75 10.10 100 42.11
Tenaga Kesehatan / Health Manpower Gizi / Teknis Medis / Sanitasi / Jml Jml Jml % % % Total Total Total 10 2 1 1 4 13 20 2 35 4 11 1.00 25.00 25.00 100 37.14 57.14 5.71 100 33.33 12 1 3 12 72 5 89 4 13 33.33 100 13.48 80.90 5.62 100 14.81 7 25 7 14 2 3 5 13 5 15 40.00 60.00 100 52.00 20.00 28.00 100 38.89
Total 16
Jumlah % Total 18 155 31 30 216 341 1,205 75 1,621 146 19 71.76 14.35 13.89 100 21.04 74.34 4.63 100 33.33
1 1
4 5 1
4 5 1
2 3 4 5
Tanjungpinang
Batam
2 3
Lingga
2 3
43 8 2 71
155 12 5 9 286
47.37 -
50.00 -
21 2 27
5.56 -
60.00 -
238 12 21 21 438
7 3 18
1 1 5
2 19
10.53 100
2 12
16.67 100
NO
Total 16
Kesmas / Jml % 17
10
Jumlah % Total 18
-
3 1 2 4 5 6 7 1 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital 9 22 2 60.00 68.75 Institusi Diklat/Diknakes / 3 Sarana Kes lain/ Other Health 1 1 4 6.67 3.13 5 9 Dinkes / Health Office 5 33.33 28.13 Jlh / Total 15 100 32 100 1 Puskesmas (tmsk Pustu & Polindes/Poskesdes) / HC 251 41.83 1,004 42.96 (include Sub-HC and Village Delivery Hut ) Rumah Sakit / Hospital 2 289 48.17 1,222 52.29 Institusi Diklat/Diknakes / 3 12 0.51 Sarana Kes lain/ Other Health 4 37 6.17 6 0.26 Dinkes / Health Office 5 23 3.83 93 3.98 Jlh / Total 600 100 2,337 100 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Provinsi TOTAL
12
3 2
14
1 1
19 48.61 6.94 44.44 100 39.86 50.63 0.34 1.61 7.56 100 Ratio per 100.000 penduduk = 254.50
35 5 32
6 43 98 6 26 173
2 34 34 16 84
5 37 124 11 172
2 37 11 7 31 86
10 7 17 1 68 93
Tabel 54 Table 54 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Health Manpower at Health Service Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
Unit Kerja / Work Unit NO Kab./Kota District/City 2 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Provinsi Subtotal Medis / Medic
PKM HC RS Hospital
Tenaga Kesehatan / Health Personnels Perawat & Bidan / Nurse and Midwife
PKM HC RS Hospital
Farmasi / Pharmacy
PKM HC RS Hospital
Gizi / Nutrition
PKM HC RS Hospital
Sanitasi / Sanitation
PKM HC RS Hospital
Jumlah / Total
PKM HC RS Hospital
1 1 2 3 4 5 6 7
3 69 60 40 19 69 18 275
4 41 0 22 6 176 35 7 280
7 6 8 4 2 15 7 42
8 17 5 2 74 3 101
9 3 7 6 1 13 3 33
10 3 4 20 3 30
11 5 10 3 2 12 5 37
12 14 12 1 72 7 4 106
13 4 9 2 13 5 33
14 2 2 5 1 1 10
15 1 5 2 2 10
16 2 4 5 1 12
Total
555
2,207
143
63
143
43
22
3,209
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 200 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 55 Table 55 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Staffs at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
Kab./Kota District/City
NO
Tabel 55 Table 55 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Staffs at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007
LINGGA Tenaga Medis / Medical Staffs
Dr. Spesialis Specialist Dr Dr Umum General Dr Drg Dentist Jlh Total Dr Keluarga Family Dr
16 16
55 11 17 2
85
14 2 1 1
18
6 69 29 18 3
119
7 36 36
10
2 -
29 2
-
12 1
-
11 43 3 10 1
12 -
13
14
15
10
-
27 10
-
13 2
-
16 40 22 2
17 -
18
19
20
21
22 19 7 -
4
-
12 2
-
7 1
-
Specialist Dr
23
24
25
93
-
52 68
-
17 15
-
26 62 176 9
247
27 -
28
29
30
31
32 18 43 8 2 -
33 1 1
34 7 1 5
13
35 1 1
36 9 1 5
15
37 -
33 2 149 4 155
25
3
11 15
4
7 3
1
34 186 115 31 18
350
35 70 25 2 5
102
36 251 289 37 23
600
37 36 36
1 3
9 1
41
13
10
2
39
15
1
15
93
5
125
4
36
28
2
32
11
57
64
27
TOTAL / Total Rasio thdp 100.000 Pddk / Ratio per 100,000 pop
71
8,121.83
6.10
1.29
0.22
2.94
0.93
0.72
2.80
1.08
0.29
1.08
0.57
6.68
8.97
2.58
2.01
2.30
0.79
42.27
11.13
25.13
7.32
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 200
Tabel 56 Table 56 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Pharmacist and Nutritionist at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota District/city KARIMUN Unit Kerja / Work Unit NO
Tenaga Kesehatan / Health Staffs 2 3
Apoteker / Pharmacist KEFARMASIAN S1 FARMASI/ S1 Pharmacy DIII-FARMASI / D3 Pharmacy Ass Apoteker / Pharmacy Ass Jumlah / Total D-IV/S1 GIZI / S1 /D-IV Nutrition GIZI D-III GIZI/ D-III Nutrition D-I GIZI / D-I Nutrition Jumlah / Total
Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS
Tabel 56 (Lanjutan..) Table 56 (Continue.) Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Pharmacist and Nutritionist at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 LINGGA Unit Kerja / Work Unit
Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facilities Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop
Kab./Kota District/city
NO
Tenaga Kesehatan / Health Staffs 2 3
Apoteker / Pharmacist
Pkm
RS
Dikna kes
Dinkes
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
10
11
12
Health Off
Total
HC
Hosp
13
14
15
16
17
18
19
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
1 2 3 4
5
1 1 4
6
2 1 1 4
8
1 2
3
4 1 5
8 1 3 10
22
1 3 4
8
2 2
1 2 3 4
10
1 2 1
4
4 1 5
2 2
7 3 1
11
1 1
2
1 1 2
2 2
1 2 2 1
6
1 2 3 4
KEFARMASIAN
1 14
15
7 9 15 43
74
4 12 9
3 1 4
8
4 5
9
2 2
4
9 1 11
21
1 2 3
2 -
7 1 5 28
41
18 10 18 52
98
2 2 2
6
13 4 4 7
28
40 15 29 89
173
S1 FARMASI / S1 Pharmacy DIII-FARMASI / D3 Pharmacy Ass Apoteker / Pharmacy Ass Jumlah / Total
1 16 5 62
10 99
2 3
4 6
1 2 3
4
2 1
3
3 3
3 1
4
8 2
10
2 4
6
1 3 4
1 5 4
10
5 1
6
4 4
0 1 1
10 1
11
2 2
1 1
1 1
4 4
1
GIZI
D-IV/S1 GIZI / S1/D-IV Nutrition D-III GIZI/ D-III Nutrition D-I GIZI / D-I Nutrition Jumlah / Total
11 2
13
1 11 8
20
1 3
4
5 1
6
1 1
2
1 6 5
12
2 2
2 2
23 11
34
1 24 9
34
2 12 2
16
3 59 22
84
2 3
2 24 - 10
2 35
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 57 Table 57 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Nursing Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO
Tenaga Kesehatan / Health Personnels
Pkm RS
Tabel 57 (Lanjutan.) Table 57 (Continue..) Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2006 Number of Nursing Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2006 LINGGA Unit Kerja / Work Unit
Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop
Kab/Kota/ District/City NO
Tenaga Kesehatan / Health Personnels
Pkm RS
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
1 1
2 PERAWAT
3
S1 Keperawatan / S1 Nursing DIII- Perawat/ D3-Nurse SPK / Health Nursing School Jlh / Total DIII-Bidan / DIII Midwife Bidan / Midwife Jlh / Total
4 63 60 123 50 45 95
5 2 76 15 93 10 11 21
6 -
7 -
8 3 3 6 2 3 5
9 2
10 1.00
11 2 52 55
12 -
13 -
14 -
15 1 4 5 10 1 5 6
16 3
17 2.57
18 74 22 96 49 2 51
19 1 44 8 53 8 8
20 -
21 -
22 6 2 8 3 3
23 1
24 1.13
25 78 25 103 6 21 27
26 2 13 2 17 1 2 3
27 -
28 -
29 1 9 1 11 3 1 4
30 3
31 3.62
1 1
2 PERAWAT
3
S1 Keperawatan / S1 Nursing DIII- Perawat/ D3-Nurse SPK / Health Nursing School Jlh / Total DIII-Bidan / DIII Midwife Bidan / Midwife Jlh / Total
32
33
34
35
36
37
38 2.60
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
67 58
125
15 594 153
762 -
1 7 3
11
16
19 20
39
144 144 10
10 5
5 5
5 -
0.00
17 17
1 1
8 8
26 26
2 353 240
595
20 888 178
1,086
10 10
6 6
3 42 14
59
25
1,299
2 3
4
2 3
4
183 108.96 20
203
432
1,756
1 BIDAN 2
3
1 BIDAN 2
3
18 81
99
56 32
88 -
1 10
11
75 123
198
24 42
66
11
11
2
2
4
4
24 59
83
5 5
1 1
6 6
156 253
409
80 56
136
2
2
11 23
34
247 334
581
67 57.33 77 65.88
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 58 Table 58 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Public Health Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO
Pkm RS
Tabel 58 (Lanjutan) Table 58 (Continue.) Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Public Health Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 LINGGA Unit Kerja / Work Unit
Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop Pkm RS Dikna kes Sarkes Lain Other Health Facili ties Dinkes Jml Rasio Thd 100.000 Pddk Ratio per 100,000 pop
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
HC
Hosp
Health School
Health Off
Total
KESMAS
2 2 4
2 2 1 1 2
4 4
6 6 7 4
3 3 5 4 9
17 17 3 5 8
20 20 8 9
2 2 1 1 2
4 4 2 2
8 8 3 1 4
14 14 6 2 8
1 1 2
8 8 2 1 3
8 8 3 2 5
KESMAS
2 2 10 3 13
5 3 8 3 2 5
20 20 5 2 7
27 3 30 18 7 25
2 5 7
2 1 3 1 1
1 1 7 7
1 1 3 3
4 1 5 13 5
1 1
10 10 -
10 0.75 -
7 7 21 16 37
13 4 17 8 3 11
1 1 7 7
68 68 20 10 30
89 4 93 56 29
Jumlah/ Total 3 4
DIII-Sanitasi /DIIISanitation DI-Sanitasi / DIII Sanitation
SANITASI
4 1 5
Jumlah/ Total
11 5.38
17 14.43
Jumlah/ Total
18 11.08
85 6.10
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 200 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 59 Table 59 Jumlah Tenaga Teknis Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Technique Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota District/City NO Unit Kerja / Work Unit 1 2 1 Pkm / HC 2 RS / Hospital Diknakes / Health 3 School 4 5 Sarkes Lain / Others Health Facility Dinkes / Health Office Jumlah (Provinsi) / Total (Province)
Rasio Thd 100.000 Pddk/ Ratio per 100,000 pop
Tabel 59 (Lanjutan..) Table 59 (Continue.) Jumlah Tenaga Teknis Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Medical Technique Personnels at Health Facilities in Kepulauan Riau Province, 2007 LINGGA Tenaga Teknis Kesehatan/ Medical Technique
Analis Lab Lab Analyst TEM & P.Rontgen Ronthent Operator Penata Anestesi Anesthesia Operator Fisiote rapi Physiote rapy
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
5 3 8 3.99
1 9 10 4.98
2 1 3 1.50
2 2 1.00
6 6 5.13
2 2 1.71
2 2 1.71
1 1 0.86
3 7 10 11.30
2 2 2.26
1 1 2 2.26
2 2 2.26
1 1 1.21
1 1 1.21
1 Pkm / HC 2 RS / Hospital Diknakes / Health 3 School 4 Sarkes Lain / Others Health Facility
12 35 5 52 8.44
22 22 3.57
4 4 0.65
11 11 1.79
4 6 2 12 7.14
7 7 4.17
4 4 2.38
4 4 2.38
1 1 2
2 2
1 1
31 52 8 91 6.81
3 42 45 3.37
4 11 2 17 1.27
19 1 20 1.50
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 60 Table 60 Anggaran Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Bugdeting in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO 1 Sumber Biaya / Budget Source 2 KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Rupiah 3 % 4 Rupiah 5 % 6 Rupiah 7 % 8 Rupiah 9 % 10
Tabel 60 (Lanjutan..) Table 60 (Continue.) Anggaran Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Bugdeting in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab/Kota/ District/City NO 1 Sumber Biaya / Budget Source 2 BATAM TANJUNGPINANG PROPINSI Alokasi Biaya Kesehatan Alokasi Biaya Kesehatan / Alokasi Biaya Kesehatan / Rupiah 11 % 12 Rupiah 13 % 14 Rupiah 15 % 16 TOTAL Alokasi Biaya Kesehatan / Rupiah 17 % 18
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: Health Budget Source : APBD KAB/KOTA 1 Regency APBD APBD PROVINSI 2 Provincial APBD 3 APBN : - Dana Alokasi Khusus (DAK) Specific alocation budget - Askeskin / Insurance for the Poor - Lain-lain (sebutkan)/Others PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Loan (Grant) SUMBER PEMERINTAH LAIN 5 Others Source of Government TOTAL ANGGARAN KESEHATAN / Total Health Budget TOTAL APBD KAB/KOTA / Regency APBD Total % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA / % of Health APBD Toward Total Regency APBD 4 ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA / Health Budget per capita (Rp)
28,034,055,038 2,041,000,000
93.21 0 0 6.79 0
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: Health Budget Source : APBD KAB/KOTA 1 86,583,584,512 Regency APBD APBD PROVINSI 2 1,100,000,000 Provincial APBD 3 APBN : 3,423,007,000 - Dana Alokasi Khusus (DAK) 2,105,360,000 Specific alocation budget - Askeskin / 1,317,647,000 Insurance for the Poor - Lain-lain (sebutkan)/Others 4
30,075,055,038 547,000,000,000
0 0 0 100
5.13 1,995,273.45
8.80 443,459.85
5.84
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Loan (Grant) SUMBER PEMERINTAH LAIN 5 Others Source of Government TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 94,529,598,512 / Total Health Budget TOTAL APBD KAB/KOTA 875,000,000,000 / Regency APBD Total % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA / % of Health APBD Toward Total Regency APBD ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA / Health Budget per capita (Rp)
9.90 163,385.76
4.06
4.04 388,701.86
6.19
135,869.34
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 20 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 20 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 61 Table 61 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Public Health Service Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Kab./Kota/ District/City NO Fasilitas Kesehatan / Health Facilities 1 RS. Umum / General Hosp 2 RS. Jiwa / Mental Hospital 3 RS. Bersalin /Delivery Hospital 4 5 6
RS. Khusus Lainnya / Other Specific Hospital Puskesmas Perawatan / HC with bed Puskesmas non-perawatan / HC without bed
Pem. Pusat
Tabel 61 (Lanjutan.) Table 61 (Continue.) Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Health Service Facilities by District/City in Kepulauan Riau province, 2007 NATUNA Pemilikan/Pengelola / Ownership
Jlh Pem. Pusat Central Gov. Pemp. Prov Pem. Kab/ Kota TNI/ Polri BUMN Swasta Jlh
Kab./Kota/ District/City NO Fasilitas Kesehatan / Health Facilities 1 RS. Umum / General Hosp 2 RS. Jiwa / Mental Hospital 3 RS. Bersalin /Delivery Hospital 4 11 5 12 63 3 5 6
RS. Khusus Lainnya / Other Specific Hospital Puskesmas Perawatan / HC with bed Puskesmas non-perawatan / HC without bed
Pem. Pusat Central Gov.
Private
Total
Total
Soldie Govern Provinc Regency ial ment's Private r/ Gov. Gov. Inc Police
Total
Private Total
Total
1 3 6 17 35 2 29 183 1 -
1 3 -
1 1 13 27 -
1 -
3 4 16 32 1 36 18 133 1 -
2 -
4 -
1 7 18 30 7 29 -
2 11 5 12 63 57 23 142 1 -
1 1 4 -
3 -
1 2 3 4 38 43 131 -
1 2 3 4 38 43 ### -
1 3 8 40 42 15 1 -
1 -
1 1 3 6 12 2 1 6 130 1 -
1 2 2 1 -
13 31 12 3 25 66 1 49 15
2 1 3 6 12 17 34 12 3 6 130 27 66 1 49 15
3 6 17 35 2 2
3 4 16 32 7 18
7 Puskesmas Keliling / Circular HC 8 Puskesmas Pembantu / Sub-HC 9 Rumah Bersalin / Delivery House 10 Balai Pengobatan/Klinik / Clinic
Praktek Dokter Bersama / 11 Joint Practitioner Praktek Dokter Perorangan / 12 Individual Practitioner Praktek Pengobatan Tradisional / 13 Traditional Medication
7 Puskesmas Keliling / Circular HC 8 Puskesmas Pembantu / Sub-HC 9 Rumah Bersalin / Delivery House 10 Balai Pengobatan/Klinik / Clinic
Praktek Dokter Bersama / 11 Joint Practitioner Praktek Dokter Perorangan / 12 Individual Practitioner Praktek Pengobatan Tradisional / 13 Traditional Medication
37
1 57 23 142 2 4 1 -
14 Polindes / Village Delivery Hut 15 Poskesdes / Village Health Post 16 Post 17 Apotik / Pharmacy 18 Toko Obat / Drugs Store
Posyandu / Integrated Service
29 183 16 27 1
36 18 133 7 29 1
14 Polindes / Village Delivery Hut 15 Poskesdes / Village Health Post 16 Post 17 Apotik / Pharmacy 18 Toko Obat / Drugs Store
Posyandu / Integrated Service
1 -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 62 Table 62 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Number of Community-Based Health Effort (UKBM) Facilities by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007 Jumlah / Total
Desa/ Kelurahan Desa Siaga
Poskesdes
Polindes
Village 3 54 42 83 34 64 18 295
Posyandu Integrated Service Post 7 183 133 142 96 261 114 929
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2007 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Tabel 63 Table 63 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Indicators of Hospitals Service by District/City in Kepulauan Riau Province, 2007
Jumlah Pasien / Number of Patients Jenis Jumlah Hari Jumlah Mati 48 jam Pelayanan Tempat Tidur Keluar (Hidup Perawatan / Mati + Mati) / Dirawat / Umum/Khusu Total of Caring Number of Seluruhnya/ Out (Life + Died 48 Hours Beds s Days All Died Died) cared
NO
BOR
LOS
TOI
GDR
NDR
1 A 1 2 B 3 C 4 5 6 D 7 E 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 F
2
KARIMUN RSUD Karimun / Karimun Hosp RS Bukit Timah/ Bukit Timah Hosp BINTAN RS Antam / Antam Hosp NATUNA RSUD Natuna /Natuna Hosp RS TNI AU Ranai / Ranai Air Force Hosp RSL Palmatak / Palmatak Field Hosp LINGGA RSL Daik BATAM RS Awal Bros / Awal Bross Hosp RS Casa Medical Center / Casa Medical Centre Hosp RS Budi Kemuliaan / Budi Kemuliaan Hosp RS Otorita Batam / Otorita Batam Hosp RS. St Elizabeth / St. Elizabeth Hosp RS Anak Permata Hati / Permata Hati Pediatric Hosp RS. Nuruddiniyah /Nuruddiniyah Hosp RS Kasih Sayang Ibu /Kasih Sayang Ibu Hosp RS Charis Medika / Charis Medika Hosp RSUD Batu Aji / Batu Aji Hosp RS Harapan Bunda / Harapan Bunda Hosp TANJUNGPINANG RSAL Dr. Midiyato S / Dr. Midiyanto S Army Hosp
3 Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum
5 6,236 834 463 371 445 4,472 5,163 7,146 7,499 4,820 3 4,390 5,273 7,945 6,451
8 18,767 1,984 922 1,796 1,830 11,927 12,492 16,299 21,243 14,670 707 13,330 14,967 34,033 22,440
9 44.3 15.1 4.9 24.6 0.0 33.4 0.0 26.4 29.8 22.7 33.1 43.7 0.0 9.7 0.0 0.0 83.0 64.1 71.2 61.5
10 3.0 2.4 2.0 4.8 0.0 4.1 0.0 2.7 2.4 2.3 2.8 3.0 0.0 235.7 0.0 0.0 3.0 2.8 4.3 3.5
11 3.8 13.4 39.0 14.8 0.0 8.2 0.0 7.5 5.7 7.8 5.7 3.9 0.0 2197.7 0.0 0.0 0.6 1.6 1.7 2.2
12 48.4 12.0 15.1 21.6 0.0 42.7 0.0 21.0 2.3 14.8 17.1 20.3 0.0 0.0 0.0 0.0 20.0 3.2 45.2 31.8
13 21.2 4.8 0.0 8.1 0.0 29.2 0.0 4.5 0.8 13.7 9.3 1.9 0.0 0.0 0.0 0.0 5.0 0.6 26.3 15.5
NO
Jumlah Pasien / Number of Patients Jenis Jumlah Keluar Mati 48 jam Pelayanan Tempat Tidur (Hidup + Mati Dirawat / Umum/Khus Number of Mati) / Seluruhnya/ Died 48 Beds us Out (Life + All Died Hours cared Died)
BOR
LOS
TOI
GDR
NDR
1 2 A KARIMUN a. Pkm Tg. Balai b. Pkm Tg. Batu c. Pkm Moro B BINTAN C a. Puskesmas Tg Uban 4 b. Puskesmas Kijang 5 c. Pusk Tamblean C LINGGA a. Pkm Dabo b. Pkm Senayang D NATUNA a. Pkm Ranai b. pkm Seedanau C. Pkm Tarempak d. Pkm Midai e. Pkm Pulau Laut f. Pkm Letung g. Pkm Serasan h. Pkm Subi i. Pkm Kelarik j. Pkm Siantan Timur k. Pkm Tanjung E BATAM a. Pkm Sungai Panas b. Pkm Sungai Pancur c. Pkm Belakang Padang
3 Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum
4 36 15 8 15 35 5
6 3 56 16 6 2 6
7 3 26 7 0 0 0
25.5 14.6
2.6 2.9
7.5 16.8
1.6 64.5
0.0 0.0
10 4 10
0.0 0.0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 200 Source: Health Profile of District/City in Kepulauan Riau Province, 2007