You are on page 1of 29

Fungsi Laboratorium

Secara garis besar fungsi laboratorium/workshop adalah sebagai berikut : 1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar. 2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa. 3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. 4. Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran. 5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan. 6. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium/workshop. Uraian manfaat kegiatan laboratorium/workshop tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa contoh manfaatnya dalam bidang studi tertentu. Dalam bidang Matematika misalnya dengan menggunakan laboratorium, mahasiswa diajar mempelajari konsep-konsep matematika dalam situasi yang konkrit dengan menggunakan obyek-obyek konkrit, misalnya mencari hasil penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan abacus, multibase block, centicube, dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga, mahasiswa aktif bekerja dari dari keasyikannya itu akan menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang pelajaran matematika tersebut. Di bidang IPS, misalnya manfaat dari kegiatan laboratorium antara lain adalah: 1. Menimbulkan gairah dan mendorong untuk belajar IPS, karena kegiatan laboratorium tekanan diberikan pada aktivitas mahasiswa. 2. Lebih meragakan konsep-konsep dan proses pengajaran IPS. 3. Mendorong penggunaan proses belajar-mengajar IPS yang bersifat multi media. 4. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional calon guru IPS. Di bidang keterampilan, misalnya keterampilan teknik manfaat dari kegiatan di laboratorium/workshop antara lain adalah : 1. Melatih mahasiswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktek keterampilan teknik untuk berbagai sub bidang keterampilan. 2. Merakit dan memasang alat/perlengkapan laboratorium/workshop keterampilan teknik. 3. Melakukan aktivitas percobaan guna mngecek, uji coba, dan meneliti alat-alat laboratorium/workshop keterampilan teknik, ketetapan-ketetapan serta standardisasi yang telah dibuat. 4. Membentuk dan mendisain komponen-komponen tertentu dalam berbagai keahlian dengan menggunakan fasilitas laboratorium/workshop keterampilan teknik. 5. Melayani mahasiswa dan masyarakat dalam melakukan praktek kependidikan melalui alat-alat laboratorium/workshop keterampilan teknik sebagai media. 6. Merawat dan memperbaiki alat/perlengkapan laboratorium/workshop keterampilan teknik.

Berlainan dengan tiga bidang studi di atas, rupanya bekerja/belajar dalam laboratorium bahasa tidak dimaksudkan untuk mengembangkan bahasa dilihat dari segi konte atau isi melainkan lebih merupakan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Dalam pendidikan nilai-nilai (value education), seperti halnya dengan PMP, dengan penghargaan terhadap waktu, mencari dan mendapatkan mufakat/konsensus dapat disimulasikan dalam permaianan peranan, dimana jon sheet yang tersedia dalam laboratorium dapat dipergunakan. Demikianlah beberapa contoh manfaat kerja di laboratorium/workshop dalam beberapa bidang studi. Fungsi tersebut di atas dapat terwujud dengan baik apabila dosen mampu menggunakan dan mengelola, serta mengembangkan laboratorium/workshop dalam rangka proses balajarmengajar. Untuk dapat menunjang efektivitas pengajaran, maka beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium/workshop yang teroganisir secara baik, ialah :
1. Efisien dan Efektif

2.

3.

4.

5.

6.

Pengaturan alat/perlengkapan adalah merupakan yang paling penting, sehingga memungkinkan bagi dosen dan para mahasiswa untuk dapat bekerja dengan hasil yang maksimal serta waktu, bahan, tenaga yang minimal. Sehat dan Aman Cahaya/penerangan yang baik, serta ventilasi/hawa yang cukup, tidak terlalu bising, dan dengan penataan alat/perlengkapan yang baik akan menciptakan suasana yang sehat dan aman atau tidak membahayakan. Memenuhi kebutuhan psikologis mahasiswa yang berpraktek. Misalnya dapat memberikan kesan teratur, aman, dan menyenangkan kepada mahasiswa yang melaksanakan praktek. Sehingga bekerja/belajar di laboratorium/workshop adalah merupakan pekerjaan/pelajaran yang mengasyikan kepada mahasiswa. Dapat dikontrol dosen pengelola setiap saat. Hal ini bahwa dosen pengelola harus dapat melihat ke segala jurusan, serta dapat mengedar peralatan mana yang sedang dipakai/dioperasikan. Sehingga dengan demikian dosen tersebut dapat menilai situasi atau keadaan dengan cepat dan tepat. Menjamin keselamatan alat dan mahasiswa. Keselamatan alat/perlengkapan serta instrumen dan bahan-abahn baku harus diperhatikan penggunaan dan keselamatannya. Hal ini lebih penting lagi ialah memperhatikan keselamatan dari siswa itu sendiri sebagai pekerja di laboratorium/workshop. Memberikan suasana pandangan yang menyenangkan. Dengan penataan warna yang menarik akan menciptakan suasana pandangan yang menyenangkan di laboratorium/workshop, misalnya : dinding yang dicat dengan warna hijau muda, biru muda, coklat, muda, dan warna-warna lembut lainnya akan memberikan suasana pandangan yang menyenangkan.

Posted 31 May 2011 01:14 AM by admin in Landasan Konsepsi Organisasi Sumber Belajar Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/fungsi-laboratorium#ixzz26AHY5nOh

3. PengertianLaboratoriumialahsuatutempatdilakukannyapercobaandanpenelitian. Tempatinidapatmerupakansuaturuangantertutup, kamaratauruanganterbuka, kebunmisalnya.Dalampengertianterbataslaboratoriumialahsuaturuangan yang tertutupdimanapercobaandanpenelitiandilakukan. 4. Lanjutan.suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa. (a) tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis,(b) bangunan atau ruang yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains,(c)tempat memproduksi bahan kimia atau obat, (d) tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah,dst

{{rapikan}} {{unreferenced}}

'''Limbah''' adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada [[limbah hitam|air kakus]] (''black water''), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (''grey water''). <ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"> Bergerak Bersama Dengan Strategi Sanitasi Kota. Diterbitkan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi: BAPPENAS, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian, Departemen Keuangan, dan Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2008. Hal 3</ref>

Limbah

padat

lebih

dikenal

sebagai

[[sampah]],

yang

seringkali

tidak

dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

== Pengolahan limbah ==

Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

# pengolahan menurut tingkatan perlakuan # pengolahan menurut karakteristik limbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti [[jamban]] misalnya. <ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"/>

# Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah [[limbah hitam|Air kakus]]. <ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"/>

# Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses keWong168's Blog
Info Penggolongan Adenium Misteri Sosok Wanita di Api Obor Monas

Limbah B3
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang biasa dikenal dengan Limbah B3. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk

limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. Macam Limbah Beracun dan Berbahaya
1. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. 2. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. 3. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organikperoksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. 4. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. 5. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. 6. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Kementerian Lingkungan Hidup bersama dengan Pemerintah Kota Bengkulu dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Kota Bengkulu mendorong para pelaku bisnis untuk mengembangkan riset dan pengolahan terhadap limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di daerah ini. Banyak pengusaha yang berpotensi menghasilkan limbah B3 di Kota Bengkulu seperti kegiatan perbengkelan, gudang oli, rumah sakit, beberapa kegiatan di pelabuhan Pulau Baai. Jika dikelola dengan benar, limbah ini bisa mendatangkan manfaat dan peluang bisnis baru. Paradigma selama ini bahwa limbah B3 harus dibuang, sudah selayaknya dihilangkan. Ini karena limbah B3 itu masih dapat dikelola menjadi aneka macam produk yang bernilai ekonomi. Sebagai contoh pabrik semen Holcim dan Indocement yang sejak lama menggunakan limbah B3 sebagai campuran pembuatan semen. Kandungan unsur silika yang tinggi pada limbah B3 membuat produk semen dapat melekat lebih kuat. Saat ini perusahaan semen Gresik dan semen Padang sedang mengajukan izin untuk mengolah limbah B3, dimana Limbah B3 untuk campuran semen itu di antaranya didapatkan dari sisa pengolahan logam baja, yaitu iron concentrate, mill scale, dan debu EAF (electric arc furnace ash). Sementara, slag nikel (buangan peleburan bijih nikel) bisa digunakan untuk dasar pembuatan jalan raya. Tailing (dari proses kegiatan pertambangan bijih logam) juga bisa digunakan untuk pembuatan beton.

Contoh lain adalah limbah B3 yang cukup banyak di Kota Bengkulu adalah oli bekas. Perlu diketahui bahwa pengolahan oli bekas menjadi oli bersih yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi pelumas kendaraan. Oli Pennzoil merupakan hasil pengolahan kembali oli bekas menjadi pelumas berkualitas tinggi. Produk ini merupakan contoh produk ramah lingkungan karena mengurangi limbah oli bekas. Untuk itu pengaturan limbah B3 merupakan peluang baru yang bisa dimanfaatkan bagi para pebisnis. Selama ini dipandang peraturan B3 itu menghalangi kegiatan bisnis. Padahal kalau dilihat dengan cara pandang baru, B3 bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi. Namun, perlu diketahui bahwa limbah B3 yang bisa dimanfaatkan dan dikelola hanya limbah yang berasal dari buangan pabrik dalam negeri, karena sampai saat ini negara Indonesia tidak memperbolehkan melakukan impor limbah B3 untuk tujuan apapun, sekalipun dengan dalih penelitian. Sumber: http://blhkotabengkulu.web.id/index.php? option=com_content&view=article&id=192:limbah-b3&catid=34:berita-umum
Share this:

Share

Like this: Suka Be the first to like this.


Masukan ini dipos pada Maret 18, 2012 1:27 pm dan disimpan pada Pengetahuan . Anda dapat mengikuti semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Anda dapat memberikan tanggapan, atau trackback dari situs anda.

Tinggalkan Balasan

Enter your comment here...

Fill in your details below or click an icon to log in:


Surel (wajib) (Address never made public)

Nama (wajib)

Situs web

You are commenting using your WordPress.com account. ( Log Out / Ubah )

You are commenting using your Twitter account. ( Log Out / Ubah )

You are commenting using your Facebook account. ( Log Out / Ubah )
Batal

Connecting to %s Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik.

Blog pada WordPress.com. Tema: Black-LetterHead oleh Ulysses Ronquillo.

Ikuti Follow Wong168's Blog

Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 162 pengikut lainnya.

Powered by WordPress.com

jamban bersama atau [[MCK]].<ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"/> # Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan [[tempat pembuangan pembuangan Dibeberapa melakukan dikembangkan sementara]] akhir]] wilayah secara upaya (TPA), (TPS), atau [[Tempat fasilitas layanan oleh lanjut Pembuangan untuk dengan Akhir|tempat lainnya. sampah ada yang upaya pengolahan sampah

pemukiman, [[kolektif]] lebih kolektif

mengatasi Beberapa memasukkan

masyarakat.

pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.<ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"/> # Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase ([[selokan]]) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.<ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"/> # Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.<ref name="Bergerak Bersama dengan Strategi Sanitasi Kota"/>

== Karakteristik limbah ==

# Berukuran mikro # Dinamis # Berdampak luas (penyebarannya)

# Berdampak jangka panjang (antar generasi)

== Limbah industri ==

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

# [[Limbah cair]] biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen [[pencemaran air]] pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik # [[Sampah|Limbah padat]] # [[Limbah gas dan partikel]]

Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan menjadi 2 disebut cemaran menurut (pollutant).Cemaran cemaran masuk udara atau diklasifihasikan kategori cara

dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.

Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk,bus, pesawat terbang, dan kereta api.

Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara global adalah:

a. Karbon monoksida (CO),<br> b. Nitrogen oksida (Nox),<br> c. Hidrokarbon (HC),<br> d. Sulfur oksida (SOx)<br> e. Partikulat.

Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan cemaran dampak sekunder Ada terhadap beberapa komponen cemaran lingkungan ataupun dapat cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk yang berbeda. sekunder yang mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu:

a. CO2 (karbon monoksida),<br> b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),<br> c. Hujan asam,<br> d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),<br> e. CH4 (metana).

== [[Limbah B3]] (Bahan Berbahaya dan Beracun) ==

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,

pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

== Macam Limbah Beracun ==

* '''Limbah mudah meledak''' adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. * '''Limbah mudah terbakar''' adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. * '''Limbah reaktif''' adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. * '''Limbah beracun''' adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

* '''Limbah penyebab infeksi''' adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. * '''Limbah yang bersifat korosif''' adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

[[Pengelolaan]] [[Limbah B3]] adalah rangkaian kegiatan yang mencakup [[reduksi]], penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi [[pencemaran]] dan [[kerusakan lingkungan]], memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan

<!--

Indikasi Pencemaran Air

Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

1.

Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen)

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2.

Perubahan warna, bau dan rasa

Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

3.

Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut

Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. -->

== Catatan kaki == <references />

{{Limbah}} {{Sampah}}

[[Kategori:Limbah]] [[Kategori:Sampah]]

[[ar:]]

[[en:Industrial waste]] [[fi:Teollisuusjte]] [[fr:Dchet industriel]] [[ja:]] [[pt:Resduo industrial]] [[tr:Sanayi atklar]] [[zh:]]

Macam macam penanganan limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi: 1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan 2. pengolahan menurut karakteristik limbah Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya. 1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. 2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK. 3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif

lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang. 4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah. 5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah:

1. Berukuran mikro 2. Dinamis 3. Berdampak luas (penyebarannya) 4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:

1. Volume limbah 2. Kandungan bahan pencemar 3. Frekuensi pembuangan limbah


Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:

1. Limbah cair 2. Limbah padat 3. Limbah gas dan partikel 4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan 2. pengolahan menurut karakteristik limbah


Indikasi Pencemaran Air Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian. 1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa. 3. Timblnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari : Bahan buangan padat Bahan buangan organik Bahan buangan anorganik

Pengolahan air limbah berdasarkan tingkatannya: Pengolahan primer Memisahkan (secara fisik) komponen limbah yang akan menganggu proses pengolahan. Pengolahan sekunder Menurunkan BO (bahan organik) atau TTS (total padatan terlarut) dengan perlakuan kimia/biologis. Selanjutnya bila diperlukan dapat diteruskan dengan pengolahan tersier. Pengolahan tersier (lanjut) Dilakukan bila efluen akan dimanfaatkan kembali. Merupakan kombinasi perlakuan fisik, kimia, dan biologis. Menurunkan N, P, atau komponen beracun lainnya. Perencanaan sistem pengolahan limbah cair:

1. Pembuatan diagram alir proses 2. Penentuan kriteria dan ukuran setiap UPL (unit pengolahan limbah) 3. Persiapan keseimbangan/neraca padatan 4. Evaluasi tekanan hidrolik 5. Pembuatan lay out UPL
Pengolahan limbah cair secara biologis: Peranan mikroorganisme:

1. Bakteri
Paling penting Kemoheterotropik: BO sebagai sumber energi (umum) Kemoautotropik: bahan anorganik sebagai sumber energi Fotosintesis: sinar sebagai sumber energi

Setiap jenis punya substrat spesifik (jenis bakteri yang berbeda menguraikan substrat yang berbeda pula) Rumus umum C5H7O2N Punya kemampuan untuk menggumpal Nonfotosintesis, bersel jamak, aerobik Banyak terdapat pada limbah pH , kadar air , N Rumum umum C10H17ON Kurang diinginkan karena sulit diendapkan Motil, bersel tunggal Penting dalam pengolahan limbah karena akan ________ bakteri mutu efluen (jernih) Autotrof, fotosintesis Rumus umum: C106H180O45N16P Metabolisme: CO2 + H2O sinar matahari CH2O + O2 Mensuplai oksigen untuk pertumbuhan bakteri Spesies yang penting: ganggang biru - hijau, dan ganggang hijau

1. Kapang

1. Protozoa

1. Ganggang (alga)

TIPE METABOLISME:

1. Aerobik
o o Mengoksidasi BO Memerlukan O2 sebagai aseptor elektron Tidak memerlukan oksigen (obligat) Sebagian besar mikroorganisme Dapat hidup tanpa oksigen (tapi lebih sempurna bila ada O2) YANG MEMPENGARUHI PENGOLAHAN LIMBAH SECARA

2. Anaerobik
o

3. Fakultatif
o o

FAKTOR-FAKTOR BIOLOGIS:

1. Nutrien
o o o o Makro: C, N, P Mikro: cukup Pendekatan ~ rumus sel BOD : N : P = 100 : 5 : 1

2. Oksigen
Diperlukan untuk proses anaerobik, min: 1.0 mg/l Untuk anaerobik tidak perlu

1. Suhu

o o

25 - 35C (mesofilik) 45 - 60C (thermofilik) Umum = 6,5 - 8,5 Limbah asam/alkali netralisasi

1. pH
o o

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGIS AEROBIK Activated sludge Sequenzing batch reactor Contact stabilization Aerobic digestion Aerated tagoons Parit oksidasi

1. Pertumbuhan tersuspensi (suspended growth)


o o o o o o

2. Pertumbuhan melekat (attached growth)


Tricking filter (filter menetes) Rotating biological contractors ANAEROBIK Anaerobik digestion Anaerobic contact process Upflow anaerobic sludge - blanked

1. Pertumbuhan tersuspensi
o o o

2. Pertumbuhan melekat
Anaerobic filter process Expanded bed ANOXIC PROCESSES

1. Suspended - growth denitrification 2. Fixed film denitrification


KOMBINASI AEROBIK, ANOXIC, ANAEROBIK Proses: fase, atau multifase

1. Pertumbuhan tersuspensi 1. Kombinasi pertumbuhan tersuspensi melekat


Proses: fase atau multifase SISTEM KOLAM Kolam fakultatif Kolam anaerobik

Kolam aerobik Kolam pematangan (stabilisasi/tertiary pond)

PENCERNAAN ANAEROBIK Waktu retensi padatan lama (15-20 hari) Padatan yang dihasilkan minimum Reaksi endogenes metabolisme dominan Dalam digesteranaerobik (aerasi tidak terlalu intensif) Cocok untuk menangani limbah/sludge dari proses lumpur aktif/jenis limbah yang pekat Reduksi padatan menguap 40-60% Keuntungan VS pencernaan aerobik: o o Tidak perlu insulasi, panas tambahan penutup Punya kemampuan untuk menangani konsentrasi lumpur

VISI & MISI LABORATORIUM IPA SMP NEGERI 3 BOBOTSARI

VISI
Menjadikan laboratorium IPA SMP Negeri 3 Bobotsari sebagai sarana kegiatan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran melalui praktikum dan/ atau penelitian untuk menghasilkan lulusan yang bermutu.

MISI
Menyelenggarakan administrasi laboratorium IPA yang baik dan tertib pada setiap tahun pelajaran. Pengadaan sarana dan prasarana laboratorium IPA secara kontinyu untuk meningkatkan layanan praktikum IPA, baik dalam proses pembelajaran maupun penelitian. Menyelenggarakan kegiatan praktikum IPA Fisika, Biologi dan Kimia minimal 5 (lima) kegiatan praktikum pada setiap tahun pelajaran. Menyelenggarakan layanan penelitian dan pengembangan karya ilmiah bagi peserta didik, guru, dan pengguna lain.

Mari datang langsung dan berpartisipasi dalam pemutaran film dokumenter Truth in Numbers? Everything, According to Wikipedia Sabtu, 28 Juli 2012, pukul 11.0013.00, @America, Pacific Place, Jakarta. Gratis dan terbuka untuk umum. Info lebih lanjut, hubungi info@wikimedia.or.id

Level keselamatan biologi


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Level keselamatan biologi atau (biosafety level) adalah level atau tingkatan keselamatan yang diperlukan untuk penanganan agen biologi. Centers for Disease Control and Prevention atau "Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit" yang berpusat di Amerika Serikat menspesifikasikan empat level penanganan keselamatan biologi. Contoh laboratorium dengan level keselamatan biologi adalah USAMRIID (U.S. Army Medical Research Institute for Infectious Diseases.)

Daftar isi
[sembunyikan]

1 2 3 4

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 o 4.1 o 4.2 o 4.3 o 4.4 o 4.5

Australia Kanada Perancis Jerman Swedia

4.6 Amerika Serikat

5 Pranala luar

[sunting] Level 1
Level keselamatan biologi 1 diperuntukkan bagi agen-agen yang diketahui tidak menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat dan bahaya potensial yang minimal bagi pekerja laboratorium dan lingkungan. Laboratorium tidak memerlukan lokasi terpisah dari lokasi umum dalam suatu bangunan. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 1 antara lain: bacillus subtilis, hepatitis, E. Coli dan virus cacar air.

[sunting] Level 2
Level keselamatan biologi 2 memiliki kesamaan dengan level keselamatan biologi 1. Perbedaannya terletak pada beberapa hal berikut:
1. pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agenagen patogenik dan berada dibawah arahan ilmuwan yang berkompeten. 2. akses ke laboratorium dibatasi ketika pekerjaan tengah dilakukan. 3. penanganan khusus bagi barang-barang tajam. 4. prosedur khusus bagi pekerjaan dengan gas atau tumpahan mengandung agen berinfeksi dilakukan di dalam wadah khusus.

Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 2 antara lain: Hepatitis B, Hepatitis C, Flu, virus West Nyle dan Salmonella.

[sunting] Level 3
Level keselamatan biologi 3 ditujukan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yang dapat mengakibatkan potensi terkena penyakit berbahaya. Pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agen-agen patogenik berbahaya dan diawasi oleh ilmuwan-ilmuwan berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja dengan agen-agen tersebut. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 3 antara lain: Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus dan avian influenza. Semua prosedur menyangkut penanganan material berbahaya dilakukan dalam wadah tertutup oleh pekerja yang memakai peralatan dan baju pelindung khusus. Laboratorium memiliki fasilitas dan didisain khusus untuk hal tersebut antara lain pintu akses ganda.director.

[sunting] Level 4
Level keselamatan biologi 4 dibutuhkan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan agenagen eksotik yang ekstrem berbahaya, dimana memiliki risiko tinggi penyebaran melalui udara. Staf laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam menangani agen-agen berbahaya tersebut. Fasilitas laboratorium terisolasi dari tempat-tempat umum. Semua pekerjaan dalam

fasilitas ini dilakukan dalam tempat tertutup khusus. Pekerjanya memakai pakaian pelindung khusus lengkap dengan tabung oksigen yang tersendiri. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 4 antara lain: Ebola, virus Hanta dan virus Lassa. Beberapa laboratorium yang berkategori level keselamatan biologi 4 antara lain:
[sunting] Australia

"The Australian Animal Health Laboratory" di Geelong merupakan satu-satunya laboratorium di Australia yang memiliki level keselamatan biologi 4.
[sunting] Kanada

Kanada memiliki satu fasilitas level 4 yang berlokasi di National Microbiology Laboratory di Winnipeg.
[sunting] Perancis

Perancis memiliki sebuah fasilitas laboratorium level 4 di Lyon.


[sunting] Jerman

Jerman memiliki dua fasilitas level 4 di Philipps University, Marburg dan Bernhard Nocht Institute, Hamburg.
[sunting] Swedia

"Swedish Institute for Infectious Disease Control" [1] memiliki satu fasilitas level 4 di Solna.
[sunting] Amerika Serikat

Amerika Serikat memiliki sejumlah fasilitas level 4:


USAMRIID di Fort Dietrich, MD CDC di Atlanta, GA NNMC di Bethesda, MD Southwest Foundation for Biomedical Research di San Antonio, TX UTMB's National Biocontainment Laboratory di Galveston, TX NIAID's Rocky Mountain Laboratories di Hamilton, MT

[sunting] Pranala luar


(Inggris) http://www.cdc.gov/od/ohs/biosfty/bmbl4/bmbl4s3.htm (Inggris) http://www.cdc.gov/od/ohs/biosfty/biosfty.htm (Inggris) Biological agents, and recommended biosafety levels for handling them

Diperoleh Kategori:

dari

"http://id.wikipedia.org/w/index.php?

title=Level_keselamatan_biologi&oldid=5803782"

Biologi Toksikologi Bahaya hayati

Akun

Buat akun baru Masuk log

Ruang nama

Halaman Pembicaraan

Varian Halaman

Baca Sunting Versi terdahulu

Tindakan

Pencarian

Navigasi

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi Portal komunitas Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia Pancapilar Kebijakan Menyumbang

Cetak/ekspor

Buat buku Unduh versi PDF Versi cetak

Peralatan

Pranala balik Perubahan terkait Halaman istimewa Pranala permanen Kutip halaman ini

Bahasa lain

Catal Deutsch English Espaol Franais Italiano Nederlands Simple English Halaman ini terakhir diubah pada 21.11, 16 Juli 2012. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan Tampilan seluler

You might also like