You are on page 1of 38

DESAIN WADUK

I. PENGERTIAN UMUM
Macam bangunan utama : Bendung : - Berguna untuk menaikkan elevasi (tinggi) muka air sungai sehingga dapat mencapai elevasi daerah layanan, atau untuk tujuan tertentu ; misalnya untuk meningkatkan head dalam PLTA. - Tidak membutuhkan tampungan (waduk) - Biasanya dibangun pada DAS bagian tengah, dimana debit tersedia besar dan beda elevasi daerah layanan tidak terlalu tinggi dari elevasi muka air sungai (tidak lebih dari 5 meter). Bendungan :
-

Berguna untuk menaikkan elevasi muka air, dan meningkatkan debit tersedia pada musim kemarau. membutuhkan tampungan (waduk) Biasanya dibangun pada DAS bagian hulu dimana debit tersedia relatif kecil dan beda elevasi daerah layanan cukup tinggi dari elevasi muka air sungai (bisa lebih dari 50 meter).

Free intake :
-

Berguna untuk mengarahkan dan mengatur aliran air menuju daerah layanan. Hanya berupa pintu pengatur Biasanya dibangun pada DAS bagian hilir dimana debit tersedia cukup besar dan elevasi daerah layanan hampir sama dengan elevasi muka air sungai.

Komponen pada bendungan :


1. 2.

Tubuh bendungan Urugan tanah dan/atau batu, beton Waduk merupakan tampungan alamiah yang berfungsi untuk Pelimpah banjir sistem pembuangan (outlet) akibat kelebihan air Intake Bangunan pengambilan air dari waduk untuk melayani Sistem pengelak berupa bendungan pengelak (cofferdam) dan

menyimpan air sementara.


3.

di waduk.
4.

kebutuhan air yang dibebankan kepadanya.


5.

terowongan pengelak yang disediakan sebagai pengaman saat kegiatan konstruksi. 6. Prasarana pendukung : inspection gallery, jalan akses, gardu pandang, Rumah pembangkit dari PLTA, Instalasi penjernihan air bersih, sarana rekreasi, dll.
CONTOH BENDUNGAN :

II.

DESAIN TAMPUNGAN WADUK Waduk merupakan tempat penampungan air buatan yang

2.1 Lengkung Kapasitas Waduk terbentuk akibat pembendungan sungai. Fungsi utama dari waduk adalah untuk memantapkan aliran air baik dengan cara pengaturan persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah maupun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang berubah-ubah dari para konsumennya. Berhubung fungsi utama dari waduk adalah menyediakan tampungan air, maka ciri fisiknya yang terpenting adalah kapasitas tampungan. Kapasitas waduk yang bentuknya beraturan dapat dihitung dengan penerapan rumus-rumus untuk menghitung benda padat, sedangkan kapasitas tampungan waduk pada kedudukan alamiah biasanya ditetapkan berdasarkan

pengukuran topografi. Karakteristik tampungan suatu waduk dapat dipresentasikan dalam bentuk grafik hubungan elevasi - volume tampungan- luas genangan, yang biasa disebut lengkung tampungan atau lengkung kapasitas waduk. (Linsley, 1985:164).
Tubuh Bendungan

S. Kwayangan S. Konto

Contoh : Map Image Waduk Selorejo


Tubuh Bendungan

S. Konto S. Kwayangan

Contoh : Perspektif Dasar Waduk Selorejo

CONTOH 1 : Data Karakteristik Tampungan Waduk Selorejo Elevasi (meter) 590 610 615 620 625
70.00 60.00 m 3) 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 590.00
3 2 y = 0.0038x - 6.7809x + 4082.5x - 819352 2 R = 0.9986

Volume (x 106 m3) 0.00 15.00 25.00 38.00 65.00

Luas Genangan (Km2) 0.00 1.60 3.00 3.80 4.00

Grafik Hubungan EL VS Volume Waduk

Volume (x 10

595.00

600.00

605.00

610.00

615.00

620.00

625.00

630.00

Ele v asi maw (me te r)

Grafik H ubungan E L VS Luas Genangan W aduk


4.50 4.00
2

3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 590.00 595.00 600.00 605.00 610.00 615.00
2 y = 0.0013x - 1.493x + 417.75

Luas Genangan (Km

R2 = 0.9591

620.00

625.00

630.00

Ele v asi maw (me te r)

Dari dua grafik diatas terlihat bahwa lengkung kapasitas Waduk Selorejo dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :

S = 0,0038 x EL3 - 6,7809 x EL2 + 4082,5 x EL 819352

A = 0,0013 x EL2 1,493 x EL + 417,75

dimana, S A EL = Volume tampungan waduk ( x 106 m3) = Luas genangan waduk (Km2) = Elevasi muka air waduk (m)

Lengkung dan persamaan tersebut tentu saja hanya berlaku spesifik untuk Waduk Selorejo, dan tidak berlaku pada waduk yang lain. LATIHAN 1 : Data topografi suatu waduk disajikan pada gambar berikut :

+ 132,00 m + 122,00 m + 102,00 m + 92,00 m

+ 112,00 m

Dari pengukuran peta dengan menggunakan planimetri diperoleh hubungan sebagai berikut : Elevasi (m) A (Km2) Pertanyaan : 85 0 90 1,20 100 3,20 110 3,60 120 410 130 440

Buat gambar lengkung kapasitas waduk ! Buat persamaan yang menyatakan hubungan : EL VS Volume tampungan dan EL VS Luas genangan waduk.

Struktur Tampungan Waduk Terkait dengan fungsinya maka tampungan waduk dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu ;

tampungan mati (dead storage), tampungan efektif (effective storage,) dan tampungan tambahan yang biasanya dimanfaatkan untuk pengendalian banjir (flood storage).

Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk disajikan pada Gambar berikut.

tampungan banjir (flood storage) tubuh bendungan muka air banjir (HWL) muka air normal (NWL) tampungan efektif (effective storage) Dasar sungai Saluran pembawa muka air rendah (LWL)

tampungan mati (dead storage)

Gambar 2.1 Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk (Linsley, 1985 :164)

Permukaan genangan normal (normal water level) adalah elevasi maksimum yang dicapai oleh kenaikan permukaan waduk pada kondisi operasi biasa. Pada kebanyakan waduk genangan normal ditentukan oleh elevasi mercu pelimpah atau puncak pintu-pintu pelimpah. Permukaan genangan minimum (low water level) adalah elevasi terendah yang diperoleh bila genangan dilepaskan pada kondisi normal. Permukaan ini dapat ditentukan oleh elevasi dari bangunan pelepasan (intake) terendah di dalam bendungan atau pada elevasi minimum yang disyaratkan untuk operasi turbine-turbinenya (pada waduk yang dioperasikan untuk pembangkit listrik). Tampungan pada daerah yang terletak antara permukaan genangan minimum dan normal disebut tampungan efektif (effective storage) dan daerah di bawah genangan minimum

disebut tampungan mati (dead storage). Tampungan mati merupakan tampungan yang dicadangkan untuk menangkap sedimen, dan bila volume sedimen yang tertangkap lebih besar dari kapasitas yang dicadangkan berarti usia guna waduk tersebut telah berakhir. 2.3 Tampungan Mati (Dead Storage) Tampungan mati merupakan bagian dari waduk yang disediakan untuk menampung sedimen. Kapasitas tampungan mati ini akan sangat ditentukan oleh kadar sedimen dalam aliran sungai dan usia guna waduk yang ditetapkan. Suatu waduk dikatakan telah habis usia gunanya bila sedimen yang tertangkap sudah melebihi kapasitas tampungan mati yang telah ditetapkan. Dalam struktur waduk tampungan mati terletak pada bagian paling bawah dan dibatasi oleh dasar waduk dengan muka air rendah dalam waduk (low water level), dimana pada elevasi tersebut merupakan kedudukan dari dasar intake. Dalam perancangan suatu bendungan usia guna biasa ditetapkan sebesar 50 tahun, sedangkan kadar sedimen dalam aliran sungai diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan atau dari analisis berdasarkan metode empirik yang relevan, misalnya Metode USLE. Volume tampungan mati setidak-tidaknya sebesar 5% dari total tampungan waduk. Dalam perencanaan bendungan, parameter yang dicari adalah tinggi tampungan mati (hds). Contoh analisisnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Diketahui -

laju erosi lahan di DAS Badung berdasarkan analisis dengan

metode USLE diperoleh 1.5 mm/tahun. - Luas DAS = 200 Km2 Maka ; = 1.5 x 10-3 x 200 x 106 - Volume tanah tererosi (qs) m3/tahun = 3 x 105 m3/tahun - Perkiraan Volume sedimen yang tertangkap di waduk (Vs) : Vs = qs x t x TE = 3 x 105 x 50 x 0.7 = 10.5 x 106 m3 TE : Trap efisiensi waduk, yaitu perbandingan antara volume sedimen yang tertangkap di waduk dengan total volume sedimen yang melewatinya. Untuk keperluan desain, nilai TE dapat ditentukan dengan menggunakan grafik di buku TSDA Jilid I.

Dengan menggunakan lengkung kapasitas waduk dari hasil

perhitungan CONTOH 1, maka tentukan kedudukan LWL pada El. + ... m, dan tinggi tampungan mati adalah (LWL El dasar waduk) atau .... meter.

WAWASAN
Mekanisme transportasi sedimentasi di sungai ;
-

Setiap sungai membawa sejumlah sedimen terapung (suspended sediment) serta menggerakkan bahan-bahan padat di sepanjang dasar sungai sebagai muatan dasar (bad load).

Gerakan dari partikel muatan dasar adalah dengan cara menggelinding, menggeser dan melompat, sedangkan pada muatan terapung dipengaruhi oleh turbulensi pada bidang aliran. Bila didasarkan pada asal dari bahan yang terangkut maka angkutan material sedimen dibedakan menjadi angkutan dasar (bed material transport) dan angkutan material tercuci (wash load). Angkutan material dasar berasal dari dasar sungai, berarti bahwa angkutan tersebut ditentukan oleh keadaan dasar dan karakteristik aliran. Angkutan material dasar bisa terdiri dari muatan dasar dan muatan tersuspensi. Material sedimen dari angkutan material tercuci tidak berhubungan dengan keadaan setempat, tetapi berasal dari sumber luar akibat erosi lahan. Angkutan material tercuci biasanya terangkut sebagai muatan tersuspensi dan umumnya berupa bahan yang sangat halus. Adanya muatan ini dapat berpengaruh pada turbulensi dan viskositas karena itu mempunyai pengaruh terhadap karakteristik aliran yang terjadi. Wash load tidak penting terhadap perubahan dasar sungai, tetapi untuk kasus sedimentasi di waduk menjadi penting oleh karena jumlahnya yang cukup besar. Mekanisme angkutan dasar secara skematis ditunjukkan pada Gambar berikut (Jansen dkk, 1979 : 90).

Muatan dasar (bed load) Angkutan material dasar (bed material transport)

Mekanisme

Muatan tersuspensi (suspended load)

Kondisi asli (original)

Angkutan material tercuci (wash load)

Gambar : Mekanisme transportasi sedimen (Jansen dkk, 1979: 90)

Pola umum sebaran sedimen di waduk

Oleh karena berat jenis dari material sedimen rata-rata sebesar 2,65 maka partikel-partikel dari sedimen terapung cenderung untuk mengendap ke dasar alur, tetapi akibat turbulensi dapat menghalangi pengendapan secara gravitasi tersebut. Bila air yang mengandung sedimen mencapai suatu waduk, maka kecepatan aliran dan turbulensinya akan sangat jauh berkurang. Partikel-partikel kebanyakan terapung agak besar yang akan tetap akan berupa yang lama muatan lebih dan dasar akan

mengendap sebagai suatu delta di hulu waduk. Partikel-partikel terapung lebih kecil sebagian

mengendap lebih jauh di bagian hilir waduk.

Partikel-partikel yang sangat kecil akan tetap terapung lebih lama lagi dan sebagian darinya mungkin akan keluar waduk bersama air yang mengalir melalui outlet waduk baik melalui intake maupun pelimpah banjir. Upaya untuk menahan sedimen dari muatan dasar ke dalam waduk dapat dilakukan dari jenis lebih partikel efektif ini adalah dengan cara menghadangnya langsung oleh karena gerakan menggelinding, menggeser atau melompat. Namun tidak demikian dengan muatan tersuspensi, oleh sebab itu beban sedimentasi di waduk lebih didominasi oleh jenis sedimen dari muatan tersuspensi.
Aliran air keruh Sampah mengambang

Inflow Outlet pelimpah


Air yang relatif jernih Delta

Intake Bottom outlet


Dasar waduk Sedimen Halus

Gambar : Pola umum sebaran sedimen di waduk (Linsley, 1985 :175)

Pergerakan sedimen di dalam waduk

Dua faktor yang mempengaruhi pola sebaran sedimen di waduk adalah faktor hidrolis dan faktor karakteristik sedimen. Dari hasil penelitian terdahulu berjudul Identifikasi Besaran Parameter Model Aliran Dinamis dan Transportasi Sedimen Waduk Selorejo dengan SMS 8.0 yang telah dilakukan oleh peneliti pada Tahun 2007, menunjukkan bahwa akibat pembendungan sungai menjadikan kecepatan aliran di dalam waduk sangat kecil. Pola sebaran sedimen Waduk Selorejo secara rinci sangat dipengaruhi oleh faktor kedalaman alirannya. Bagian palung waduk terdalam cenderung memiliki endapan yang lebih tebal dibanding palung yang lebih dangkal. Dari hasil simulasi model juga menunjukkan bahwa ketebalan rata-rata sedimen di Waduk Selorejo pada rentang waktu 6 (enam) tahun (Tahun 1999 ~ Tahun 2003) adalah 0,927 meter dengan nilai rata-rata 0,309 meter per dua tahun. Gambar 13 sampai Gambar 16 menunjukkan proses akumulasi ketebalan sedimen di waduk. Gambar-gambar proses awal tersebut menunjukkan bahwa terjadi pada zone waduk sedimentasi

terdalam, yaitu pada daerah di sekitar tubuh bendungan. Namun pada suatu kesetimbangan tertentu dimana konsentrasi sedimen di zone tersebut telah melampaui nilai konsentrasi sedimen pada aliran, maka sedimen akan menyebar pada zone lain yang memiliki konsentrasi sedimen lebih rendah. Fenomena tersebut menunjukkan

bahwa sebenarnya secara alamiah proses penimbunan sedimen dimulai pada bagian tertentu, yaitu bagian palung waduk yang dalam. Bila pada bagian tersebut dapat dikendalikan dengan cara mempertahankan konsentrasi sedimen agar tetap rendah (nilainya lebih kecil dari bagian lain di sekitarnya) maka potensi penyebaran sedimen bisa ditekan. Secara teknis upaya tersebut outlet. dapat dilakukan dengan segera mengeluarkannya melalui pipa langsung menuju bottom

Gambar : Perubahan Tebal Sedimentasi (Akumulasi)


1.50 1.40 1.30 1.20 1.10 Tebal sedimentasi (meter) 1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000
Th_1999 Th_2001 Th_2003

NODE

Gambar 13 : Akumulasi ketebalan sedimen Tahun 1999~Tahun 2003

Gambar 14 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun 1999

Gambar 15 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun 2001

Gambar 16 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun 2003

2.4 Analisis Kapasitas Tampungan Efektif 2.4.1 Kurva Massa Ganda Untuk keperluan desain awal suatu waduk, maka Kurva Massa Ganda (Diagram RIPPLE) dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan target manfaat dan kapasitas tampungan efektif yang diperlukan. Seperti telah dijelaskan bahwa waduk pada prinsipnya berfungsi untuk menampung air pada saat musim hujan dan kemudian memanfaatkannya pada saat musim kemarau, seperti terlihat pada Grafik Inflow-outflow. Dari gambar tersebut terlihat bahwa dengan target kebutuhan yang telah ditetapkan, maka potensi debit di sungai tidak akan mampu memenuhi terutama pada periode ke 13 hingga 36. Upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara menampung air selama periode 1 hingga 13 (saat kelebihan air) dan memanfaatkannya saat kekurangan air. Namun untuk menentukan seberapa besar kapasitas tampungan efektif (optimum) yang diperlukan, maka dapat didekati dengan menggunakan diagram RIPPLE seperti ditunjukkan pada gambar berikutnya. Analisis ini hanya didasarkan pada aspek potensi air, untuk memutuskan seberapa besar kapasitas tampungan efektif sesungguhnya maka perlu dilakukan pengecekan terhadap lengkung kapasitas waduk yang ada. Bila ternyata volume tampungan yang dihasilkan dari diagram RIPPLE lebih kecil dari potensi tampungan lapangan yang ada berarti hasil analisis yang diperoleh dapat digunakan, namun bila sebaliknya maka volume tampungan

maksimum yang digunakan sebagai batas untuk menentukan tingkat kebutuhan air yang dapat dipenuhi dari waduk.
Grafik Inflow-outflow Waduk
30.00 25.00

Q_andalan Q_kebutuhan

Debit (m /detik)

20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21

Kelebihan air Kekurangan air

23

25

27

29

31

33

35

Periode (10 harian)

Kurva Massa Ganda (Diagram RIPLLE)


Akumulasi Volume (m3)

Akumulasi Volume Debit Inflow Volume Tampungan efektif

C
Kemiringan kebutuhan

B A

= kebutuhan (m3/periode)
0~A ~B : Masa pengisian B~C~D : Masa pengosongan 0 t (periode)

CONTOH 2 : Diketahui : Debit Andalan 80 % (inflow) waduk diuraikan sebagai berikut :


Bulan Periode Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 JH 15 16 15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 Q_Inflow (m3/det) 24.157 20.070 19.052 18.206 19.079 18.962 17.485 15.580 12.698 10.540 8.094 7.993 7.483 6.452 6.793 5.496 5.019 7.701 9.574 11.291 14.130 17.583 18.563 18.245

Tentukan : Volume tampungan efektif yang diperlukan, bila kebutuhan air ditetapkan sebesar ; 10 m3/detik sepanjang waktu (konstan) !

Penyelesaian :
Grafik Inflow - Outflow
30.00 25.00 Debit (m3/detik) 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Periode (1/2 bulanan)

Kurva Massa Ganda


1000 900 m 3) Akumulasi Volume (x 10
6

800 700 600 500 400 300 200 100 0


1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
Volume Tampungan Efektif : + 40 x 106 m3

Periode (1/2 bulanan)

LATIHAN 2 : 1. Dengan menggunakan data debit andalan yang sama dengan CONTOH 2, hitung volume tampungan efektif yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air konstan sebesar 12 m3/detik !
2.

Bila volume tampungan efektif yang tersedia di lapangan

(berdasarkan lengkung kapasitas waduk) sebesar 120 x 106 m3, hitung kebutuhan air maksimum yang dapat dipenuhi (anggap kebutuhan air merata sepanjang waktu) !

2.4.2 Keseimbangan Air di Waduk Persamaan dasar keseimbangan air di waduk untuk simulasi ini diuraikan sebagai berikut : St = St-1 + It - Et - Qout - Qspiiloutt dengan ; St St-1 Et Qoutt t = Tampungan waduk pada periode t = Tampungan waduk pada periode t-1 = Kehilangan air akibat evaporasi di waduk pada periode t = Suplai untuk air untuk memenuhi kebutuhan periode t = Outflow melalui pelimpah banjir periode t = Periode operasi waduk

Qspilloutt

hujan di waduk (Rt)


Evaporasi (Et) MAW (t) Qinflow MAW (t+1)

tubuh bendungan

Qo_pelimpah

ht St-1

St
Dasar sungai

Saluran pembawa

Qoutflow w

CONTOH 3 : Diketahui :

Lengkung kapasitas waduk :


Elevasi (meter) 590 610 615 620 625 Volume (x 106 m3) 0.00 15.00 25.00 38.00 65.00 Luas Genangan (Km2) 0.00 1.60 3.00 3.80 4.00

Debit Inflow ke waduk ditunjukkan pada LATIHAN 2. Kebutuhan air menerus sepanjang waktu sebesar 12 Volume tampungan Mati = 10 x 106 m3 Volume tampungan efektif = 55 x 106 m3

m3/detik

Pertanyaan : Buat pola keseimbangan air di waduk !, dan bagaimana keandalan ditetapkan ?

waduk dalam upaya memenuhi kebutuhan yang

Bila debit tersebut digunakan untuk membangkitkan PLTA, berapa daya maksimum dan energi tahunan yang dapat dihasilkan dalam setiap tahun?

Keterangan : P = .. 9,81.Q.Heff. dimana : P = Daya (kWatt) = efisiensi (0,70) Q = Debit pembangkit (m3/det) Heff = Tinggi tekan efektif (m) Anggap nilainya = 0.85 Hbruto

TWL = + 585,00 m (Evaporasi dan faktor hujan diabaikan) Penyelesaian :


1.

Mencari hubungan Volume Tampungan VS Elevasi muka air waduk seperti ditunjukkan grafik di bawah ini. Dengan menggunakan persamaan regresi yang sesuai diperoleh : EL (m) = 0,0003 x vol3 -0,0359 x vol2 + 1,7629 x vol + 590,12 Vol dalam satuan 106 m3.
Gra fik Hubunga n Volum e V S Ele va si 630.00 625.00 620.00 Elevasi (m) 615.00 610.00 605.00 600.00 595.00 590.00
1 0.00 20.0 0 30.00 40.00 50.00 6 0.00
6

70 .0 0
3

3 2 y = 0.0003x - 0.0359x + 1.7629x + 590.12 2 R = 0.9983

Volume (x 10m )

2. Dibuat tabel perhitungan sebagai berikut :


Tabel : Perhitungan Keseimbangan Air di Waduk Tampungan Waduk : - Tamp. Mati - Tamp. Efektif Jumlah Bulan [1] Jan Periode [2] 1 2 JH
3

= =

10 55 65 (m /det)

x 106 m3 x 10 m
6 3

LWL = NWL = Q_out

604.46 635.42 Qin-Qout S_eff (x10 m ) [9] 55.00 55.00 55.00


6 3

x 106 m3 S_bruto
6 3

Q_Inflow (x10 m ) [5] 31.307 27.745


6 3 3

EL. MAW
6 3 6

Q_Spill (m3/det) [13] 12.16 8.07 [12] 15.76 11.16

(m /det) [6] 12.00 12.00

(x10 m ) [7] 15.552 16.589

(x10 m ) [8] 15.755 11.156

(x10 m ) (x10 m ) (x10 m3) [10] 65.00 65.00 65.00 [11] 635.42 635.42 635.42

[3] 15 16

[4] 24.157 20.07

Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16

19.052 18.206 19.079 18.962 17.485 15.58 12.698 10.54 8.094 7.993 7.483 6.452 6.793 5.496 5.019 7.701 9.574 11.291 14.13 17.583 18.563 18.245 24.157 20.07 19.052 18.206 19.079 18.962 17.485 15.58 12.698 10.54 8.094 7.993 7.483 6.452

24.691 22.022 24.726 26.213 22.661 20.192 16.457 14.570 10.490 10.359 9.698 8.919 8.804 7.598 6.505 9.980 12.408 15.609 18.312 22.788 24.058 25.222 31.307 27.745 24.691 22.022 24.726 26.213 22.661 20.192 16.457 14.570 10.490 10.359 9.698 8.919

12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00

15.552 14.515 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 16.589 15.552 14.515 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589

9.139 7.507 9.174 9.624 7.109 4.640 0.905 -2.018 -5.062 -5.193 -5.854 -7.670 -6.748 -8.991 -9.047 -5.572 -3.144 -0.980 2.760 7.236 8.506 8.633 15.755 11.156 9.139 7.507 9.174 9.624 7.109 4.640 0.905 -2.018 -5.062 -5.193 -5.854 -7.670

55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 52.98 47.92 42.73 36.87 29.20 22.45 13.46 4.42 0.00 0.00 0.00 2.76 10.00 18.50 27.13 42.89 54.05 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 55.00 52.98 47.92 42.73 36.87 29.20

65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 62.98 57.92 52.73 46.87 39.20 32.45 23.46 14.42 10.00 10.00 10.00 12.76 20.00 28.50 37.13 52.89 64.05 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 65.00 62.98 57.92 52.73 46.87 39.20

635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 633.69 630.08 627.24 624.77 622.13 619.78 615.59 608.97 604.46 604.46 604.46 607.39 613.42 618.15 621.44 627.32 634.58 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 633.69 630.08 627.24 624.77 622.13

9.14 7.51 9.17 9.62 7.11 4.64 0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.19 7.51 9.17 9.62 7.11 4.64 0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

7.05 6.21 7.08 6.96 5.49 3.58 0.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.32 6.21 7.08 6.96 5.49 3.58 0.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Agt Sep Okt Nop Des

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

15 16 15 15 15 16 15 15 15 16

6.793 5.496 5.019 7.701 9.574 11.291 14.13 17.583 18.563 18.245

8.804 7.598 6.505 9.980 12.408 15.609 18.312 22.788 24.058 25.222

12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00

15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589 15.552 15.552 15.552 16.589

-6.748 -8.991 -9.047 -5.572 -3.144 -0.980 2.760 7.236 8.506 8.633

22.45 13.46 4.42 0.00 0.00 0.00 2.76 10.00 18.50 27.13

32.45 23.46 14.42 10.00 10.00 10.00 12.76 20.00 28.50 37.13

619.78 615.59 608.97 604.46 604.46 604.46 607.39 613.42 618.15 621.44

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3. Dari tabel (butir 2), maka dapat dibuat grafik hubungan sebagai berikut :

G rafik : K e se imbangan Air di Waduk


NWL
640.00 635.00 630.00 625.00 Elevasi MAW (m) 620.00 615.00 610.00 605.00 600.00 595.00 590.00 585.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49

LWL

P e riode (1/2 b u la na n)

Grafik : Debit Inflow - Outflow Waduk


30

Q_in
25

Debit (m 3/detik)

20

Qo_release
15

10

Q_spillout
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47

Periode (1/2 bulanan)

4. Dari tabel (butir 2), maka dapat dikembangkan untuk menghitung daya dan energi sebagai berikut :

Tabel : Perhitungan Daya dan Energi Listrik Terbangkitkan

Bulan [1] Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

Periode [2] 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

JH (hari) [3] 15 16 15 14 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16

Q_release (m /detik) [4] 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 0.00 0.00 0.00 12.00 12.00 12.00 12.00
3

EL. MAW (m) [5] 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 635.42 633.69 630.08 627.24 624.77 622.13 619.78 615.59 608.97 604.46 604.46 604.46 607.39 613.42 618.15 621.44

Hbruto (m) [6] 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 50.42 48.69 45.08 42.24 39.77 37.13 34.78 30.59 23.97 19.46 19.46 19.46 22.39 28.42 33.15 36.44

Hnetto (m) [7] 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 42.856 41.391 38.321 35.905 33.806 31.562 29.560 26.006 20.376 16.540 16.540 16.540 19.034 24.153 28.176 30.975

Daya (kW) [8] 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,531.48 3,410.75 3,157.83 2,958.76 2,785.78 2,600.86 2,435.83 2,142.96 1,679.08 1,568.50 1,990.30 2,321.82 2,552.50 3,531.48 2,557.85

Energi (x106 kWh) [9] 4,576.80 4,881.92 4,576.80 4,271.68 4,576.80 4,881.92 4,576.80 4,576.80 4,576.80 4,715.02 4,092.55 3,834.55 3,610.37 3,595.43 3,156.84 2,962.43 2,176.09 2,032.77 2,579.43 3,009.08 3,528.57 80,789.48 4,881.92 3,366.23

Jumlah Min Max Rerata keterangan :

TWL

585

Grafik Fluktuasi Daya dan Energi Terbangkitkan


6,000.00 5,000.00 4,000.00

Energi (x 106 kWh)

daya/energi

3,000.00 2,000.00 1,000.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24


Daya (kWh)

Periode (1/2 bulanan)

LATIHAN 3 : Dengan mengacu pada cara perhitungan CONTOH 3, buat analisis serupa untuk menentukan energi listrik tahunan yang dapat dihasilkan oleh waduk bila kebutuhan air untuk PLTA ditetapkan sebesar 11 m3/detik. Beri penjelasan dari hasil yang telah diperoleh.

2.4.3. Tampungan Banjir (Flood Storage) Tampungan banjir merupakan bagian dari waduk yang dapat berfungsi untuk mereduksi debit banjir yang terjadi. Dalam struktur waduk tampungan banjir ini terletak paling atas dan dibatasi oleh muka air normal (normal water level) dengan muka air tinggi (high water level). Dalam perancangan suatu bendungan, besarnya tampungan banjir ini akan sangat dipengaruhi oleh dimensi pelimpah banjir (spill way) dari waduk untuk pembuangan kelebihan airnya saat musim banjir, pelimpah banjir. Penentuan besarnya tampungan banjir ini (menyangkut volume dan tingginya) biasa dikaitkan dengan aspek ekonomi, disamping keamanan konstruksi. Secara teknis penetapannya dilakukan melalui teknik optimasi dengan fungsi sasaran biaya konstruksi pelimpah dan tubuh bendungan yang minimum. Bangunan pelimpah yang sesuai untuk waduk yang berfungsi sebagai penyedia air adalah berupa ambang overflow/freeflow atau pelimpah bebas. Kelebihan mendasar dari tipe pelimpah tersebut adalah murahnya biaya konstruksi, mudahnya biaya operasional serta ringannya biaya pemeliharaan karena tidak dilengkapi sarana mekanis. A. Lebar Pelimpah Optimum Konsep optimasi untuk penentuan lebar pelimpah dan tinggi tampungan banjir optimum ditunjukkan pada gambar berikut : sehingga secara teknis ketinggiannya harus ditentukan secara bersama-sama dengan penentuan dimensi

Juta Rp

Cost Bang. Pelimpah + Cost Tubuh Bendungan

Cost Bang. Pelimpah

Cost min
Cost Tubuh Bendungan

B1

B2

Bopt

B3

B4 ..

Lebar Pelimpah (m)

Dengan mengikuti konsep tersebut, maka alur analisis untuk menentukan dimensi pelimpah dan tinggi tampungan banjir optimum dapat diuraikan sebagai berikut.
1. 1.

Tentukan dimensi lebar pelimpah tertentu (mulai dari B1) Lakukan analisis penelusuran banjir (flood routing) pada

waduk melalui pelimpah tersebut dengan data inflow berupa debit banjir rancangan kala ulang 1000 Tahun (sesuai kriteria perencanaan bendungan). Dari analisis ini akan diperoleh tinggi tampungan banjir (htb)
1.

Hitung tinggi bendungan yang diperlukan sesuai dimensi H = htm + hte + htb + w

pelimpah tersebut, dimana w adalah tinggi jagaan (free board), dalam tahap ini nilainya dapat diperkirakan terlebih dahulu.
2.

Perkirakan biaya konstruksi pelimpah berdasarkan lebar

yang diasumsikan

1.

Perkirakan biaya konstruksi tubuh bendungan Perkirakan biaya totalnya Plot hasil perhitungan tersebut pada grafik hubungan

1.
1.

antara lebar pelimpah dan biaya konstruksi, seperti gambar di atas. 8. Ulangi butir 1 dengan masukan data lebar pelimpah yang lain (B2) 9. cukup
10.

Hentikan perhitungan bila data sudah dianggap Dengan cara grafis maka dapat ditentukan lebar pelimpah optimum

Analisis dengan pertimbangan ekonomis bukan satu-satunya cara untuk menetapkan bendungan, lebar pelimpah lain dalam suatu perencanaan pertimbangan menyangkut

keamanan konstruksi dan pertimbangan resiko akibat kerusakan yang mungkin terjadi seringkali menjadi pertimbangan utama. Lebar pelimpah yang ideal biasanya berkisar pada lebar efektif palung sungai dimana site bendungan ditetapkan. B. Penelusuran Banjir Melalui Waduk Pada prinsipnya penelusuran banjir pada waduk didasarkan pada persamaan kontinuitas sebagai berikut : dS/dt = I - O Bila dinyatakan dalam finite interval waktu :

I + I t +1 O Ot 1 S t 1 S t = t .t t .t 2 2
atau,

I t + I t +1 S t Ot + 2 t 2
Jika,

S t +1 Ot +1 + = 2 t

S1 Q1 =1 t 2

dan,

S 2 Q2 + = 1 t 2

Maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi ;

I1 +I 2 + 1 = 2 2
dengan, It It+1 Ot Ot+1 St+1 = Aliran masuk waduk pada permulaan waktu t = Aliran masuk waduk pada akhir waktu t = Aliran keluar dari waduk pada permulaan waktu t = Aliran keluar dari waduk pada akhir waktu t = Tampungan waduk pada akhir waktu t

Persamaan di atas dikembangkan oleh L.G. Puls dari US Army Corps of Engineers. Persamaan Outflow melalui pelimpah bebas, dirumuskan sebagai beri-kut : Q = C * B * H3/2 dengan, C B L n Kp = Koefisien limpahan (1,7 ~ 2,2 m1/2/det) = Lebar efektif pelimpah = L - 2*(n*Kp + Ka)*H = Lebar kotor mercu pelimpah = Jumlah pilar = Koefisien kontraksi pada pilar

Ka H h v g

= Koefisien kontraksi pada dinding samping = Tinggi energi di atas ambang pelimpah = h +v2/2g = Tinggi air di atas pelimpah (m) = koefisien pembagian kecepatan aliran = Kecepatan aliran rerata di muka ambang pelimpah (m/det) = Percepatan grafitasi = 9,81 m/det2

CONTOH 4 : Diketahui data rencana dari analisis sebelumnya sebagai berikut :


t (jam) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50

Bangunan pelimpah tipe bebas (over flow) tidak berpilar Lebar rencana pelimpah (B) = 32 m NWL = 272,70 m C dianggap tetap = 2 m1/2/detik Lengkung kapasitas waduk memiliki persamaan ; S = 2.8107. EL - 766.53 ; dimana, 6 3 S = tampungan waduk (x 10 m ) EL = Elevasi muka air waduk (m) Debit inflow Q1000Th diuraikan sebagai berikut :
Q t (jam) 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 Q (m3/det) 313.00 261.00 215.00 181.00 155.00 132.00 114.00 99.00 87.00 76.00 68.00 59.00 t (jam) 12.00 12.50 13.00 13.50 14.00 14.50 15.00 15.50 16.00 16.50 17.00 Q (m3/det) 51.00 44.00 38.00 33.00 28.00 24.00 20.00 16.00 13.00 10.00 7.00

(m3/det) 6.00 7.00 11.00 25.00 77.00 182.00 299.00 420.00 441.00 432.00 402.00 362.00

Tentukan : Penyelesaian :
PENELUSURAN BANJIR DI WADUK MELALUI PELIMPAH BEBAS (OVER FLOW) Data teknis pelimpah : Overflow (aliran Tipe = bebas) 32 meter (tanpa Lebar = pilar) Asumsi :

HWL/FWL Seberapa besar waduk dapat mereduksi banjir ?

- Koefisien debit (C) pelimpah dianggap konstan ambang bangunan pelimpah Tabel :
Elevasi [m] [1] 272.70 272.90 273.10 273.30 273.50 273.70 273.90 274.10 274.30 274.50 274.70 274.90 275.10 275.30

EL. 272.70 m

- Pada saat permulaan banjir (t=0) elevasi air waduk setinggi

Hubungan elevasi - tampungan - debit (H - S - Q)


H [m] [2] 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 S [106 m3] [3] 0.00 0.5262 1.0663 1.6203 2.1743 2.7283 3.2823 3.8437 4.4125 4.9813 5.5501 6.1189 6.7083 7.3183 S/t [ m3/det] [4] 0.00 292.33 592.39 900.17 1207.94 1515.72 1823.50 2135.39 2451.39 2767.39 3083.39 3399.39 3726.83 4065.72 Q [ m3/det] [5] 0.00 5.72 16.19 29.74 45.79 64.00 84.13 106.02 129.53 154.56 181.02 208.84 237.96 268.31 [ m3/det] [6] 0.00 295.20 600.48 915.04 1230.84 1547.72 1865.57 2188.40 2516.15 2844.67 3173.90 3503.81 3845.81 4199.88 [ m3/det] [7] 0.00 289.47 584.29 885.29 1185.05 1483.72 1781.43 2082.38 2386.63 2690.11 2992.88 3294.97 3607.86 3931.57

Keterangan : Q = C.B.H3/2 = = 2 x 32 x H3/2 = 0.5 jam = 64.00 1,800 x H3/2 detik

t
Tabel :

Penelusuran banjir lewat waduk dengan bangunan pelimpah ( t = 0.5 jam)

t [jam] [1] 0.0

I [ m /det] [2] 6.0


3

(I1 + I2)/2 [ m /det] [3]


3

H [m] [6] 0.206

Q [ m /det] [7] 6.00


3

EL. MAW [m] [8] 272.906

[ m /det] [4]

[ m /det] [5]

0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 Maksimum

7.0 11.0 25.0 77.0 182.0 299.0 420.0 441.0 432.0 402.0 362.0 313.0 261.0 215.0 181.0 155.0 132.0 114.0 99.0 87.0 76.0 68.0 59.0 51.0 44.0 38.0 33.0 28.0 24.0 20.0 16.0 13.0 10.0 7.0 441.0

6.50 9.00 18.00 51.00 129.50 240.50 359.50 430.50 436.50 417.00 382.00 337.50 287.00 238.00 198.00 168.00 143.50 123.00 106.50 93.00 81.50 72.00 63.50 55.00 47.50 41.00 35.50 30.50 26.00 22.00 18.00 14.50 11.50 8.50

292.54 295.93 301.27 314.25 355.88 464.63 663.56 951.38 1276.21 1575.70 1829.17 2026.95 2165.71 2245.62 2273.59 2262.70 2225.69 2170.00 2101.03 2023.65 1941.39 1856.50 1771.06 1686.01 1601.32 1517.87 1436.43 1357.73 1281.96 1209.29 1139.89 1073.43 1010.11 950.06

299.04 304.93 319.27 365.25 485.38 705.13 1023.06 1381.88 1712.71 1992.70 2211.17 2364.45 2452.71 2483.62 2471.59 2430.70 2369.19 2293.00 2207.53 2116.65 2022.89 1928.50 1834.56 1741.01 1648.82 1558.87 1471.93 1388.23 1307.96 1231.29 1157.89 1087.93 1021.61 958.56

0.209 0.212 0.221 0.248 0.320 0.452 0.643 0.858 1.057 1.225 1.356 1.448 1.501 1.519 1.512 1.488 1.451 1.405 1.354 1.299 1.243 1.186 1.130 1.074 1.018 0.965 0.912 0.862 0.814 0.768 0.724 0.682 0.642 0.604 1.519

6.10 6.25 6.64 7.92 11.61 19.47 33.00 50.89 69.53 86.75 101.05 111.50 117.67 119.86 119.01 116.12 111.83 106.58 100.80 94.77 88.69 82.69 76.87 71.21 65.78 60.62 55.77 51.23 47.00 43.07 39.42 36.04 32.93 30.07 119.86

272.909 272.912 272.921 272.948 273.020 273.152 273.343 273.558 273.757 273.925 274.056 274.148 274.201 274.219 274.212 274.188 274.151 274.105 274.054 273.999 273.943 273.886 273.830 273.774 273.718 273.665 273.612 273.562 273.514 273.468 273.424 273.382 273.342 273.304 274.22

Jadi ; HWL waduk diperoleh pada + 274,22 meter


Debit banjir tereduksi sebesar 390,10 m3/detik

Debit banjir tereduksi Debit Inflow

volume banjir tereduksi Debit Outflow

B III. DIMENSI TUBUH BENDUNGAN TIPE URUGAN

Fluktuasi MAW
274.40 274.20 274.00 EL. MAW (m) 273.80 273.60 273.40 273.20 273.00 272.80
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0

t (jam)

You might also like