You are on page 1of 53

PERALATAN SELAM DASAR 1. MASK Fungsi : a. Menciptakan ruang udara antara mata dan air. b.

Melindungi hidung dan mata terhadap air. Ciri-ciri masker yang baik : a. Safety tempered glass b. Frame terbuat dr bahan anti karat c. Memiliki double seal yang lentur untuk wajah d. Memliki adjustable buckles Jenis-Jenis Masker : 1. Single Lens Mask 2. Double Lens Mask 3. Full Face Mask Pemeliharaan dan Penyimpanan : a. Hindarkan dari terik matahari terlalu lama b. Cuci bersih dengan air tawar selesai dipakai c. Jangan sampai tergencet waktu menyimpan d. Untuk penyimpanan jangka panjang semprot dengan silicon dan simpan dalam tempat yang kering. 2. SNORKEL Fungsi : a. Membantu untuk bernafas dipermukaan air tanpa harus mengangkat kepala b. Untuk berenang menuju sasaran tanpa udara dari SCUBA c. Memungkinkan melihat pemandangan bawah air.

Jenis-jenis Snorkel : 1. J-Snorkel 2. Two way Snorkel Ciri-ciri snorkel yang baik : a. Pas dan nyaman di mulut. b. Panjang antara 12-14 inci c. Semi flexible. d. Tidak ada penutup pada ujung atasnya,

3. FINS Fungsi : Untuk menambah kemampuan berenang. Jenis-jenis fins : a. Foot pocket b. Open Heel c. Adjustable Open Heel 4. BCD (Bouyancy Compensator Device) Fungsi : a. Memberi daya apung positif selama berenang dan beristirahat di permukaan b. memberi daya apung netral di dalam air 5. REGULATOR Fungsi : a. Untuk menyalurkan dan munurunkan tekanan udara dari dalam tangki ke mulut penyelam

b. Untuk menyalurkan dan munurunkan tekanan udara dari dalam tangki ke dalam BCD (dg melalui inflator) c. Untuk menyalurkan udara dari dalam tangki ke Pressure gauge. 6. SCUBA TANK Fungsi: Untuk membawa persediaan udara selama menyelam. Sistem SCUBA : a. Sistem tertutup b. Sistem sirkuit terbuka c. Sistem semi tertutup d. Sistem semi tertutup gas campuran Jenis-jenis Tabung : a. Tabung Baja 71.2 Cuft b. Tabung Aluminium 71.2 Cuft c. Tabung Alumunium 3000 Psi. 72.0 Cuft d. Unit Tabung Ganda Kode pada Tabung :

Tabung buatan Amerika akan diberi kode DOT (department of explosive and department of transportation) dan buatan Kanada akan diberi kode CTC (Canadian Transport Commision). Contoh :

D O T 3 AA 2250 H 456709 9 + 72 + Keterangan :

DOT 3 AA 2250 H 456709 9 + 72 +

: Dept. of Transportation. : Tipe bahan (Chromemolybdenum steel-4130) : Tekanan Kerja 2250 psi. : Nomer seri tabung : Bulan pengujian dan tanda + berarti dapat diisi

lebih 10 % dari tekanan maximum Penanganan selama pemakaian : a. Bila membuka katup, bukalah secara perlahan sampai habis dan balikan lagi putaran. b. Bila menutup juga lakukan dengan hati-hati, jangan terlalu keras/dipaksa. c. jangan membubuhkan pelumas pada katup tabung Perawatan : a. Pada pengisian udara harus cukup kering b. Waktu menyelam udara tidak boleh dikosongkan (min. 300 Psi) c. Cuci bersih setelah pemakaian, kalau perlu rendamlah d. Selama penyimpanan tabung harus isi minimal 100 Psi e. Bila dibawwa dengan kendaraan letakan tabung menghadap ke muka. f. Lakukan cheking secara berkala. 7. WEIGHT BELT Fungsi : Untuk menambah negatif buoyancy. 8. OTHER PISAU

Untuk memotong tali/jaring bila terjerat kaki/bagian tubuh lain yang sulit dilepaskan. Membantu pekerjaan bawah air.

WET SUIT

Menahan panas tubuh. Menghindari goresan benda tajam selama penyelaman.

COMPASS

Untuk membantu Navigasi bawah air

GLOVES

Melindungi tangan dari goresan. Menahan panas badan.

PELUIT

Untuk komunikasi.

MARINE SAUSAGE

Sebagai tanda bagi orang-orang diatas kapal untuk menjemput penyelam. Sebagai tanda bagi nelayan ada penyelam yang akan naik ke permukaan Sebagi tanda apabila kita tersesat/terpisah dari rombongan penyelam.

Underwater Watch

Sebagai pedoman waktu ketika kita menyelam sehingga kita dapat menghindari dekompresi ketika menyelam cukup dalam.

DIVE COMPUTER

Sebagai alat bantu untuk penghitungan Tabel selam Sebagai alarm apabila kita naik terlalu cepat, masuk Deco Dive, melanggar batas waktu deco stop

Underwater Camera

Untuk dokumentasi bawah air.

Peralatan yang di gunakan sebagai berikut :

1. Mask Mask merupakan peralatan selam yang menutupi sebagian wajah terutama daerah mata dan hidung, dengan memiliki fungsi : menciptakan kantong udara antara mata dan hidung penyelam terhadap kolom air sehingga memungkinkan penyelam dapat melihat pada daerah kolom air, lalu masker dapat mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah timbulnya iritasi. Mask haruslah nyaman dan kedap air, bentuknya juga harus mengikuti bentuk wajah pemakai. Untuk menguji kekedapannya pakailah mask tersebut dengan tanpa tali, tarik napas melalui hidung dan lepaskan mask dari tangan. Jika tidak jatuh berarti masker itu cocok. 2. Snorkel Snorkel merupakan pipa yang terbuat dari silicon dengan panjang antara 12 sampai 14 inch yang berfungsi sebagai alat survival untuk membantu penyelam untuk bernafas dipermukaan air tanpa mengangkat kepala dan melihat pemandangan dibawah permukaan air. Bentuknya semi-fleksibel dengan tidak berpenutup pada bagian atasnya. 3. Fins (Kaki Katak) Fins merupakan alat selam yang memiliki fungsi memberi kekuatan pada kaki dan sebuah piranti penggerak untuk berenang dengan capat di perairan. Namun, pada hakikatnbya fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang, namun menambah daya kayuh. Dengan menggunakan alat ini kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibanding tanpa menggunakannya. 4. Wet Suit

Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung gelembung busa berudara. Bahan ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan. Adapun kegunaan alat ini adalah untuk melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan panas badan dibawah permukaan air. Namun wet suit sama sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya mencegah penyelam dari kedinginan dan bukan berati penyelam tidak basah. 5. Weight Belt Alat ini digunakan untuk mengatur daya apung penyelam. Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara 4 sampai dengan 6 pounds untuk mengingimbangi daya apung positifnya, sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10 sampai dengan 12 pounds diatas daya apung normal, sehingga jumlah total yang diperlukan seorang penyelam untuk bisa turun ke bawah berkisar antara 14 sampai dengan 16 pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa berat yang diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch. Weight belt harus dilengkapi dengan quick release buckle yaitu suatu gesper pengancing yang dapat dilepas secara cepat. 6. Tabung Selam (Aqualung) Tabung selam merupakan botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untuk menampung udara yang di mampatkan secara aman. 7. Regulator Regulator adalah suatu alat yang sederhana untuk mengubah udara bertekanan tinggi dari sebuah tabung scuba menjadi udara bertekanan rendah sesuai dengan kebutuhan penyelam dan hanya memberikan udara yang diperlukan sesuai dengan tekanan sekelilingnya. 8. Buoyancy Compensator Device / BCD Berbentuk seperti sebuah rompi yang didalamnya terdapat air cell. Air cell pada sebuah BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain dari sebuah BCD diantaranya adalah inflator / deflator dan dump valve. Selain perlengkapan wajib di atas, ada peralatan tambahan yang di sarankan di bawa untuk memudahkan diver saat melakukan penyelaman. Berbagai alat tambahan yang disarankan di bawa adalah sebagai berikut : a. Pisau Selam Untuk penyelaman ilmiah, yang memerlukan durasi waktu lama di bawah laut, disarankan membawa alat serbaguna ini. Gunanya untuk menolong, menggali, juga sebagai alat

pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya dan yang lain dapat berguna memotong tali di dalam air. b. Sarung Tangan Peralatan ini merupakan tambahan pakaian selam. Berguna untuk melindungi anggota tubuh yaitu bagian dari tangan dari goresan tangan dan sebagainya. Tangan penyelam akan menjadi lembut jika terendam dalam air dan apabila tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan. c. Senter Penyelaman bisa di lakukan kapan saja. Jika Anda merencanakan penyelaman saat malam hari, maka, alat penerangan ini wajib Anda bawa. Juga ketika memasuki gua-gua di bawah laut yang gelap, senter ini satu-satunya teman terbaik Anda dalam menuntun arah penyelaman. d. Jam Selam Sebaiknya menggunakan jam yang dikombinasikan dengan depth meter dan kompas. Kesemua alat ini sangat di perlukan untuk mengetahui data Anda selama melakukan penyelaman. Biasanya untuk penyelaman komersial, waktu penyelaman berkisar selama setengah jam sampai satu jaman. e. Bag Saat penyelaman jika Anda merasa perlu untuk membawa barang berharga, Anda bisa menyimpannya pada alat ini. Tips memilih bag, pastikan warnanya tidak mencolok maupun mengkilat agar tidak membuat ikan tertarik.

PERALATAN DASAR SELAM DAN SCUBA Written by Administrator Tuesday, 14 June 2011 16:56

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air dengan atau tanpa menggunakan peralatan selam, dengan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kegiatan penyelaman terdapat dua jenis kegiatan selam menurut kebutuhan dan kelengkapannya, yaitu skin diving dan scuba diving. Skin diving merupakan penyelaman yang dilakukan dengan menggunakan peralatan selam dasar (masker, snorkel dan fins) dan biasanya hanya dilakukan untuk kegiatan snorkling (menikmati pemandangan bawah permukaan air) atau sport diving (penyelaman olahraga. Sedagkan scuba diving merupakan penyelaman yang menggunakan peralatan selam lengkap atau biasa disebut peralatan SCUBA (Self Breathing Underwater Breathing Apparatus) yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyelaman ilmiah (Scientific Diving), penyelaman komersial (engginering dive, ship salvage, inspection & repair), ataupun penyelaman yang dilakukan oleh para marinir untuk kegiatan pertahan dan keamanan (Tactical / Combat Diving). Adapun alat yang digunakan pada Skin dive dan Scuba dive, yaitu : 1. Peralatan Dasar Selam (Skin Dive Equipment) Mask Mask merupakan peralatan selam yang menutupimsebagian wajah terutama daerah mata dan hidung, dengan memiliki fungsi : menciptakan kantong udara antara mata dan hidung penyelam terhadap kolom air sehingga memungkinkan penyelam dapat melihat pada daerah kolom air, lalu masker dapat mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah timbulnya iritasi. Mask haruslah nyaman dan kedap air, bentuknya juga harus mengikuti bentuk wajah pemakai. Untuk menguji kekedapannya pakailah mask tersebut dengan tanpa tali, tarik napas melalui hidung dan lepaskan mask dari tangan. Jika tidak jatuh berarti masker itu cocok. Snorkel Snorkel merupakan pipa yang terbuat dari silicon dengan panjang antara 12 sampai 14 inch yang berfungsi sebagai alat survival untuk membantu penyelam untuk bernafas dipermukaan air tanpa

mengangkat kepala dan melihat pemandangan dibawah permukaan air. Bentuknya semi-fleksibel dengan tidak berpenutup pada bagian atasnya. Fins (Kaki Katak) Fins merupakan alat selam yang memiliki fungsi memberi kekuatan pada kaki dan sebuah piranti penggerak untuk berenang dengan capat di perairan. Namun, pada hakikatnbya fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang, namun menambah daya kayuh. Dengan menggunakan alat ini kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibanding tanpa menggunakannya. Ada tiga macam jenis fins : a. Foot Pocket Cocok untuk kegiatan skin diving atau fins swimming, biasanya lebih fleksibel dengan letak lempeng lebih menyudut, yang menyebabkan kaki tidak mudah lelah. Lebih untuk dikenakan atau mencopotnya untuk kegiatan scuba diving, juga berbahaya untuk dikenakan pada kegiatan scuba diving karena sangat riskan tercopot jikalau tersangkut karang atau benda laut lainnya. b. Open Heel Cocok untuk ekgiatan scuba diving, biasanya berlempeng lurus, semi kaku dengan lempeng lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar, namun membutuhkan waktu penyesuaian bagi otot otot kaki. Open heel fins mempunyai kelebihan dalam hal pemakaian atau melepasnya. c. Adjustable Open Heel Jenis ini paling sesuai untuk dikenakan pada scuba diving, karena mempunyai kantong yang cukup besar untuk kaki yang memakai boots (pelindung kaki yang digunakan untuk melindungi kaki dari daerah berkarang dan berbatu yang terbuat dari karet busa dengan sol keras). Biasanya terdapat lubang lubang alur air dibagian atas lempengan tersebut. Lubang alur air ini mengurangi kelelahan kaki yang disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan. Bouyancy / Life Vest Merupakan rompi yang dapat diisi dengan udara sehingga dapat memberikan daya apung positif bagi pemakainya selama berenang dipermukaan air, dengan demikian seorang penyelam dapat bergerak tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Juga memberi daya apung agar pemakai dapat beristirahat atau

menyangga pemakainya pada saat keadaan darurat.

2. Peralatan Scuba (Scuba Equipment) Scuba merupakan peralatan pernafasan dibawah permukaan air yang dapat dibawa sendiri oleh penyelam. Perlengkapan scuba menurut sistem kerjanya dibagi menjadi 4 sistem: Sistem Sirkulasi Tertutup Suatu sistem yang menggunakan zat asam/oksigen murni dilengkapi penyerap kimia untuk menghalau zat asam arang/CO2 yang keluar dari paru-paru. Unit ini pada hakekatnya meniupkan kembali O2 membuang udara ke dalam air. Ini merupakan suatu sistem tertutup sama sekali. Unit ini digunakannya terbatas hingga kedalaman 33 feet. Penggunaan SCUBA jenis ini dituntut keahlian tertentu karena sangat berbahaya. Sistem Sirkulasi Terbuka Terdiri dari Demand Regulator dan Tabung Udara yang dimampatkan (Compressed Air Tank) adalah jenis alat scuba yang pada saat ini merupakan alat yang paling aman dipergunakan. Udara yang dimampatkan disalurkan melalui regulator ke penyelam, dan udara yang telah dihisap dibuang langsung ke air tanpa dipergunakan lagi. Sistem Sirkulasi Semi Tertutup Dipakai untuk operasi militer dan merupakan kombinasi dari sistem-sistem sirkuit terbuka dan tertutup. Sistem ini mempunyai kantong udara, kotak kimiawi, regulator dan tabung udara yang dimampatkan. Sistem ini memungkinkan penyelam militer untuk bekerja pada kedalaman dan jangka waktu yang lama. Sistem ini memerlukan pemanasan yang khusus serta membutuhkan peralatan pendukung yang khusus pula, hingga unit ini jarang dipakai umum. Sistem Gas-Campuran Sirkulasi Tertutup Sistem ini sangat rumit, memerlukan pemeliharaan khusus dan cukup mahal. Unit ini mempunyai kantong pernafasan, kotak kimiawi dan suatu alat elektronis penyaring oksigen yang dapat mengontrol jumlah O2 pada kedalaman lebih dari 1.000 feet, yang memberikan cukup udara untuk turun dan naik kembali ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah dalam penggunaannya memerlukan latihan yang sangat

khusus. Dari keempat sistem yang dibicarakan untuk selam olahraga adalah sistem terbuka. Didalamnya termasuk masker, fins, dan snorkel selain itu juga terdapat : a. Wet Suit P Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung gelembung busa berudara. Bahan ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan. Adapun kegunaan alat ini adalah untuk melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan panas badan dibawah permukaan air. Namun wet suit sama sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya mencegah penyelam dari kedinginan dan bukan berati penyelam tidak basah. b. Weight Belt Alat ini digunakan untuk mnengatur daya apung penyelam. Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara 4 sampai dengan 6 pounds untuk mengingimbangi daya apung positifnya, sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10 sampai dengan 12 pounds diatas daya apung normal, sehingga jumlah total yang diperlukan seorang penyelam untuk bisa turun ke bawah berkisar antara 14 sampai dengan 16 pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa berat yang diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch. Weight belt harus dilengkapi dengan quick release buckle yaitu suatu gesper pengancing yang dapat dilepas secara cepat. c. Tabung Selam (Aqualung) Tabung selam merupakan botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untukmenampung udara yang dimampatkan secara aman. Tabung tabung masa kini dibuat dari bahanbaja atau campuran alumunium dan diperoleh dalam beberapa ukuran. Pada tabung biasa terdapat tulisan tulisan DOT 3 AA 2250, H 474829, 7 + 89 +. Tulisan itu berarti, tabung ini telah memiliki lisensi dari Department of Transportation (DOT) cap ini biasanya merupakan produk buatan amerika. 3 AA memiliki arti tabung menggunakan kelas dan macam logam penahan tekanan tinggi (Chromenolybdenum stell 4130). 2250 merupakan tekanan kerja maksimum pada tabung dalam satuan Psi, namun dapat diisi hingga 2475 Psi. H 474829 merupakan nomer seri tabung dan 7 + 89 + merupakan tanggal pengujian. Adapun macam macam jenis tabung :

Tabung baja 71,2 cuft : Standart tabung baja adalah 25 inch panjang, memiliki berat kira kira 30 Lbs dalam keadaan kososng dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat melayang di air laut. bila udara dimampatkan atau dipompa kedalam tabung sampai tekanan maksimum sebesar 2250 Psi itu berarti kira kira 65 cuft udara bebas yang ditampungnya. Dan apabila diisi hingga melampaui 10 % yaitu 2475 Psi, berarti tabung ini biasanya disebut tabung selam satandar 71 kubik feet (71 cubic feet satandart diving tank).

Tabung alumunium 71,2 cuft : Silinder alumunium 71,2 cuft, panjang 28 inch dan mempunyai berat kira kira 27 Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini 3 inch lebih panjang dan lebih ringan dibanding tabung baja dengan ukuran yang sama. Tekanan maksimum tabung adalah 2475 Psi. Tanda A+ untuk pengisian lebih 10 % tidak diperlukan. Silinder alumunium dijamin anti karat dan proses perapuhan tidak perlu dikhawatirkan lagi. Sampai saat ini tabung scuba alumunium dibuat di amerika oleh Luxver Ltd.

Tabung alumunium 3000 Psi 72,0 cuft : Tabung ini panjangnya 26 inh, beratnya 30 Lbs dan berbobot netral dalam air laut. kapasitas tabung adalah 72,0 cuft pada tekanan maksimum 3000 Psi ada tekanan 2475 Psi tabung akan berisi lebih kurang 60 kubik feet udara bebas.

Unit tabung ganda : Tabung jenis ini disediakan untuk persediaan yang lebih lama. Tabung ini dapat disatukan dengan katup ganda atau dua tabung tunggal yang digabungkan dengan pipa penyambung. Pipa penyambung memungkinkan anda untuk menggunakan tabung tunggal tersebut secara terpisah. Tipe unit ini sangat cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah bawah air atau penyelaman penyelamatan yang memerlukan bottom time yang lama.

Tabung selam memiliki katup tabung / valve. Terdapat dua jenis katup standar, yaitu : Type non reserve / K valve : Katup K tanpa cadangan adalah katup yang mudah ditutup dan dibuka. Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam menggunakan alat tambahan untuk memonitor seberapa banyak udara yang masih ada dalam tabung. Alat itu disebut Submersible Pressure Gauge. Type constant reserve / J valve : Katup ini hampir sama dengan katup K valve, adapun perbedaannya adalah tipe ini dilengkapi dengan perlengkapan mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi. Jadi apabila tekanan tabung turun sampai kira kira 300 Psi, pegas akan menutup katup dan menimbulkan kontraksi dalam pengadaan udara untuk pernapasan dan dengan menarik ke bawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri tabung, dapat melepaskan kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah sisa udara terakhir pada tabung. Katup cadangan menyediakan udara cukup

untuk penyelam naik ke permukaan. O-Ring Seal : O-ring karet (gelang karet berbentuk O) yang kecil terletak pada permukaan katup membuat suatu kedap tekanan tinggi antara regulator dengan katup tabung. Bawalah selalu persediaan o-ring dalam tas perlengkapan selam anda, sebab apabila o-ring tersebut hilang maka regulator anda tidak dapat dipakai. Penyandang Tabung (Back Pack) : Adalah suatu sistem harness yang melekatkan tabung pada punggung penyelam. Bentuknya bermacam-macam. Tetapi yang beredar sekarang adalah BC yang sekaligus bergabung dengan back packnya, sehingga mudah untuk memasangnya tabung pada BC nya. Backpack dan sabuk penyandang harus mempunyai gesper luncur cepat pada ikat bahu kiri ikat pinggang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penyelam melepas maupun memasang kembali tabung di dalam air. Seperti halnya dengan peralatan selam lain, setelah dipakai menyelam dibersihkan dengan air tawar yang bersih, untuk BC dibilas dengan air hangat di bagian dalamnya, simpan dengan kondisi berisi udara. d. Regulator Regulator adalah suatu alat yang sederhana untuk mengubah udara bertekanan tinggi dari sebuah tabung scuba menjadi udara bertekanan rendah sesuai dengan kebutuhan penyelam dan hanya memberikan udara yang diperlukan sesuai dengan tekanan sekelilingnya. Ada beberapa tipe regulator: Pipa udara ganda (Double Hose) Regulator Demand yang biasa dikenal di Amerika sejak tahun 1949 terdiri dari satu bagian yang dipasang di atas katup tabung dengan sebuah pipa penyalur udara napas, mouthpiece dan sebuah pipa buang udara. Pada saat ini biasanya disebut Two Hose Regulator. Mouthpiece atau Genggam Mulut adalah suatu bagian yang dimasukkan ke dalam mulut. Jenis dari regulator ini pemakaiannya lebih sukar, karena penyelam harus menghembus dengan keras bila akan menghirup udara. Pada umumnya digunakan oleh penyelam komersil. Oleh karena gelembung udara yang dikeluarkan oleh penyelam keluar di belakang penyelam, maka gelembung tidak mengganggu pandangan penyelam. Prinsip kerjanya mempunyai dua tingkat yaitu tingkat pertama (first stage) dan tingkat kedua (second stage). Pada tingkat pertama udara diturunkan diatas tekanan sekelilingnya dan tingkat kedua tekanan udara berkurang sesuai yang dibutuhkan penyelam yaitu sesuai dengan keadaan sekelilingnya. Sisa udara yang berasal dari mouthpiece akan dikembalikan ke tingkat pertama untuk dibuang keluar.

Pipa udara tunggal (Single Hose) Yang umum dipakai sekarang adalah pipa udara tunggal terdiri dari dua tingkat yaitu tingkat pertama (first stage) dan tingkat kedua (second stage) yang dipasang pada bagian mulut (mouthpiece). Udara pada tingkat pertama menjadi 140 psi diatas tekanan sekelilingnya. Pada tingkat kedua dikurangi menjadi sebesar tekanan yang dibutuhkan. Perbedaan utama dengan double hose adalah bahwa kedua tingkatannya terpisah. Dimana Second Stage terletak dekat mulut penyelam untuk memudahkan bernapas, oleh karena itu sekat karet berada pada permukaan yang sama dengan paru-paru dalam posisi berenang biasa. Single hose juga dilengkapi dengan tombol kuras (purge botton) yaitu berfungsi membuang sisa air dalam mouthpiece bila ditekan. Untuk melindungi bagian first stage dari masuknya air dan debu juga dilengkapi dengan penutup (cup) dipasang pada bagian first stage jika regulator tidak dipakai. e. Buoyancy Compensator Device / BCD Berbentuk seperti sebuah rompi yang didalamnya terdapat air cell. Air cell pada sebuah BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain dari sebuah BCD diantaranya adalah inflator / deflator dan dump valve. Pisau Selam Merupakan alat serbaguna, dipergunakan untuk menolong, menggali, juga sebagai alat pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya dan yang lain dapat berguna memotong tali di dalam air. Di pasang pada betis sebelah dalam untuk menghindari tersangkut pada rumput dan sebagainya. Tulisan SS.320 atau SS.420 berarti SS.320 mengandung carbon lebih sedikit dibandingkan SS.420. Selain itu ada pula alat pelengkap lainnya yang mendukung berjalannya kegiatan penyelaman, diantaranya : Sarung Tangan Peralatan ini merupakan tambahan pakaian selam. Berguna untuk melindungi anggota tubuh yaitu bagian dari tangan dari goresan tangan dan sebagainya. Tangan penyelam akan menjadi lembut jika terendam dalam air dan apabila tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan. Senter Senter digunakan untuk selam malam, sebagai penanda, dan dalam penyelaman gua. Jika menyelam dilakukan pada sore hari atau pada cuaca yang kurang bersahabat persiapkanlah senter. Jam Selam

Dalam penyelaman setiap penyelam harus membawa jam atau alat pengukur waktu lainnya. Hal ini untuk mengetahui waktu-waktu dalam penyelaman. Jam selama selain dapat melihat waktu, ada juga yang dikombinasikan dengan depth meter dan kompas. Hal ini mempermudah penyelaman. Perhatikan batas water resistant. Untuk penyelaman yang tidak melebihi 7 meter dapat dipakai jam yang memiliki water resistant 10 bar (misal Q&Q). Bag Sangat berfungsi untuk menyimpan barang-barang berharga atau alat komunikasi yang tak mungkin di tinggal selama penyelaman. Sebelum menggunakan cek apakah bag bocor atau tidak. Perhatikan warna dari bag, warna yang terlalu mengkilat akan menarik ikan-ikan yang mungkin dapat mendatangkan bahaya.

FISIKA PENYELAMAN Written by Administrator Tuesday, 14 June 2011 16:42


HUKUM BOYLE Hukum ini menegaskan hubungan antara tekanan dan volume.Volume dari suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan absolute,yaitu : V = 1/P P/V = K atau P1.V1 = P2.V2 Keterangan : P = Tekanan absolute V = Volume K = Kostanta Ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat ,volume dari suatu kumpulan gas akan berkurang dan sebaliknya.Selama tekanan sebanding dengan kedalaman,maka volume juga tergantung pada kedalaman.Bila tekanan menjadi 2 kali lebih besar, maka volume akan menjadi setengah dari volume semula.Hubungan ini berlaku terhadap semua gas didalam ruangan tubuh sewaktu menyelam,menyelam masuk kedalam air maupun sewaktu naik ke permukaan. Hukum boyle pada penyelaman tahan nafas Seorang penyelam yang menghirup nafas penuh dipermukaan akan merasakan paru-parunya semakin lama tertekan oleh air disekelilingnya sewaktu ia turun. Contoh : Jika seorang penyelam SCUBA menghirup nafas penuh (6 liter) pada kedalaman 10 meter (2ATA), menahan nafasnya lalu naik ke permukaan (1 ATA), maka udara didalam dadanya akan melipat gandakan menjadi 12 liter.Ia harus menghembuskan 6 liter udara selagi naik untuk

menghindarkan agar paru-parunya jangan meledak. P1.V1 = P2.V2 P1 = 2 ATA P2 = 1 ATA V1 = 6 LITER V2 =.? V2 = P1.V1 V2 V2 = 6 x 2 1 V2 = 12 Liter Jadi 6 liter yang tadi dihirup pad akedalaman 10 meter,sekarang menjadi 12 liter. Semua rongga yang ada dalam tubuh akan terpengaruh hubungan volume dan tekanan ini.Mengenai telinga bagian tengah, tekanan air yang berperan didalam tubuh,akan dihantarkan oleh cairan-cairan tubuh kerongga udara didalam telinga tengah. Selama tekanan meningkat, maka volume akan berkurang,karena telinga bagian tengah didalam rongga tulang kaku,rongga yang sebelumnya terisi udara akan diisi lagi oleh jaringan-jaringan yang membengkak,berdarah dan menonjol kedalam gendang telinga. Rangkaian-rangkaian kejadian yang menjurus pada perusakan jaringan dapat dicegah dengan menyeimbangkan tekanan (equalizing). Udara ditiupkan kedalam saluran Eustachius dari tenggorokan untuk menjaga agar volume gas yang ada ditelinga bagian tengah tetap konstan, sehingga tekananya menyamai tekanan air. Proses serupa dapat terjadi dengan sendirinya (self equalizing) dalam keadaan normal,karena rongga sinus mempunyai hubungan terbuka dengan rongga hidung. Perubahan terbesar volume gas yang mengikuti perubahan-perubahan air terjadi dekat permukaan.

Sebagai contoh : Satu liter gas dipermukaan akan menyusut sampai liter pada kedalaman 10 meter (dari 1 ATA ke 2 ATA),sedangkan perubahan volume antara 30 meter sampai 40 meter (dari 4 ATA ke 5 ATA) hanya berubah sebesar 20% yaitu dari liter 1/5. Ini menerangkan kenapa tidak mungkin menghindari resikoresiko pada penyelaman dangkal. HUKUM DALTON Tekanan partial dari campuran gas: Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah tekanan partial dari tiap gas yang membentuk campuran tersebut, jika gas itu secara sendiri menempati seluruh ruang (volume). Selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari tiap-tiap gas pun akan meningkat. Udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih 80%-N2 dan 20%-02, di permukaan laut tekanan N2 adalah sebesar: N2 = 80% dari 1 ATA (760 mmHg) = 0,8 ATA (608 mmHg) 02 = 20% dari 1 ATA = 0,2 ATA (152 mmHg) Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengalikan prosentase gas dengan tekanan total pada tekanan kedalamannya. Peningkatan tekanan partial didalam air terjadi sebagai berikut : Permukaan = (1 ATA) = 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA) 10 meter = (2 ATA) = 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02= 20% x 2 ATA)

20 meter = (3 ATA) = 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA) 40 meter = (5 ATA) = 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA) Dari tabel ini terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam yang bernafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (1 ATA) seperti bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman hukum ini penting untuk mengetahui efek toksik gas pernafasan pada kedalaman, penyakit dekompresi dan penggunaan oksigen maupun campuran gas untuk tujuan pengobatan. Sebagai contoh, seorang penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-N2 resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA). HUKUM HENRY Larutan Gas dan Cairan: Ini berhubungan dengan penyerapan gas didalam cairan. Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut diatas cairan. Bila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA), tekanan partial dari Nitrogen yang dihirup menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan dipermukaan dan akhirnya Nitrogen yang terlarut dalam jaringan juga akan dua kali lipat. Waktu terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah. Pengaruh fisiologi dari hukum ini terhadap seorang penyelam berlaku untuk penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas lembam (inert gas narcocis). Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan terlalu cepat berkurang, gas keluar dari larutan dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan gelembung-gelembung ini dapat menyumbat pembuluh darah atau merusak jaringan tubuh dan menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi atau bends. Penyelam dapat melihat pengaruh yang sama pada CO2 di dalam larutan. Bila ia membuka botol bir dengan tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas yang naik ke permukaan botol.

HUKUM CHARLES Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan tekanan. Dinyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut. Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan dekompresi dari gas-gas yang juga berkaitan dengan gas-gas dalam aliran darah berwujud cair di tubuh manusia yang dapat menjadi lewat jenuh saat menyelam dengan udara tekan (tabung).

HUKUM ARCHIMEDES Hukum Archimedes manyatakan bahwa : Setiap benda yang dibenamkan sebagian atau keseluruhan kedalam cairan,maka ia akan mendapat gaya tekanan ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan. Jadi semakin padat cairan itu,maka semakin besar daya apungnya.Dengan demikian ,penyelam-penyelam dan kapal-kapal mengapung lebih tunggi dilaut daripada di air tawar. Dengan paru-paru mengembang sepenuhnya, biasanya orang akan mengambang diatas permukaan air laut yaitu ia mempunyai daya apung positif. Daya apung positif yaitu bila seseorang cenderung untuk mengambang,sedangkan daya apung negative yaitu apabila seseorang yang cenderung tenggelam dan daya apung netral maka seseorang cenderung melayang. Tingkat daya apung seorang penyelam dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : - Beratnya alat-alat yang dipakai oleh seorang penyelam dapat mengakibatkan ia tenggelam. Tabung yang berisi udara tekan akan lebih terapung bila dipindahkan, hingga menjadikannya lebih ringan. - Pakaian selam (wet suit) yang berisikan sel-sel karet busa berisikan udara.Bila kedalaman bertambah, maka volume udara dalam sel-sel tersebut akan berkurang, dengan demikian akan mengurangi daya apungnya. - Rompi-rompi yang dapat mengambang (buoyancy compensator)dapat diisi udara untuk menembah daya apung positif. Bila sipenyelam menghirup nafas,volume diudara akan meningkat yangcenderung membuatnya mangapung. Jika ia menghembuskan nafas ia akan cenderung tenggelam,penyelam-penyelam sering menghembuskan nafasnya selagi mereka meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan membantunya untuk turun. SUHU (Temperatur)

Suhu air di sekitar tubuh kita akan menentukan kenyamanan penyelaman dan durasi. Semua perairan bersuhu lebih dingin dari pada suhu tubuh normal (37'C atau 98'F) dan karenanya seorang penyelam akan kehilangan panas tubuhnya ke air karena faktor konduksi. Lapisanlapisan isolasi dan lemak atau baju selam dapat mengurangi pengaruh ini. Pada penyelaman satu-rasi, pemeliharaan suhu badan seorang penyelam menjadi suatu kebutuhan utama. Suhu air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman. Perubahan suhu muali terjadi setelah 10 meter pertama disebabkan oleh karena hilangnya sebagian besar panas matahari di kedalaman. Air dingin dapat menyebabkan gangguan-gangguan fisiologi yang bisa menjadi kritis seperti gangguan irama pernafasan, vertigo (pusing) dan sakit kepala berdenyut-denyut. Penglihatan dan Cahaya Penglihatan tanpa bantuan alat di bawah air akan buruk diakibatkan oleh terjadinya pembiasan sinar ke dalam air. Masalah ini dapat diatasi dengan memakai suatu masker (facemask) dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata kita dengan air, walau memakai masker akan memberi kesan yang palsu terhadap jarak dan ukuran. Objek akan terlihat kurang lebih tiga perempat jauhnya daripada jarak yang sebenarnya. Hal ini diperkuat alasan penyelam di darat dengan penglihatan kurang, namun di bawah air merasa penglihatannya meningkat dikarenakan bendabenda terlihat lebih dekat dan objek juga tampak lebih besar dari pada ukuran aslinya. Lensa obat yang memperbaiki penglihatan (corrective lense) dipasangkan pada masker bagi mereka yang memakai kaca mata di darat. Pemakaian lensa kontak (contact lens) bersama masker dengan lensa biasa saat menyelam juga diperkenankan. Ketajaman penglihatan di bawah air cenderung lebih rendah dikarenakan penyebaran cahaya terdistorsi oleh bayang-bayang dari benda halus atau partikel yang melayang di dalam air serta disebabkan penyerapan cahaya sangat cepat di dalam air. Hal ini membuat penentuan kuat terang cahaya cukup sulit dan bila kontras berkurang, maka penglihatan juga akan terganggu. Kejernihan air, cuaca yang terang dan cahaya buatan akan membantu penanggulangan masalah ini. Di bawah air, warna-warna tidak akan tampak sama seperti di permukaan. Hal ini disebabkan karakter cahaya berdasarkan gelombang tiap warna tidak sama besar. Di kedalaman, urutan warnawarna mulai dari merah, oranye, kuning, hijau, indigo, ungu dan makin ke kedalaman akan menjadi warna biru.Perubahan warna-warna cerah akan cepat sekali hilang di kedalaman karena spektrum

penyerapan cahaya terjadi lebih cepat di dalam air. Bendabenda yang berwarna merah menyala (oleh karena warna merah paling banyak menyerap cahaya), dibawah air akan segera terlihat berubah warna dari hijau gelap, kemudian menjadi warna hitam di kedalaman. Suara Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya yaitu cairan. Karena air lebih rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di dalam air menjadi +4 kali lebih cepat. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air.Perbedaan media udara dan air membuat kita sukar untuk mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air. Identifikasi jenis suara (frekwensi) terhadap pendengaran penyelam di dalam air akan berkurang karena air berada langsung ke selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika penyelam mengenakan penutup kepala (hood) yang lebih mengurangi ambang pendengaran. Telinga manusia telah diciptakan untuk melokalisir arah suara di udara bila berada di darat. Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh karena suara berjalan 4 kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi lebih sulit oleh karena di dalam air suara akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada melalui gendang telinga. Efisiensi Gerak Karena kerapatan air lebih besar dari pada udara, makatahanan yang dialami oleh tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih besar pula. Maka gerakan kita di air menjadi lebih lamban. Pergerakan yang tidak teratur hanya akan menghabiskan energi saja. Saat bergerak di dalam air sebaiknya bergerak secara perlahan dan stabil. Bergerak secara horisontal akan mengurangi tahanan & kita akan dapat bergerak lebih cepat.

Fisiologi Penyelaman Written by Administrator Tuesday, 14 June 2011 07:23


Penyesuaian Terhadap Pengaruh Dalam Air Manusia dan teknologi berkemampuan untuk mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan dalam dunia penyelaman. Cara beradaptasi dalam lingkungan air tersebut,tentunya melalui proses pembelajaran terhadap batas- batas kemampuan fisiologinya. Fisiologi penyelaman dalam bab ini memaparkan fungsifungsi tubuh dan reaksi tubuh manusia di dalam air. Paru-paru & Fungsi Pernafasan Proses bernafas membuat O2 (Oksigen) dari udara yang dihirup dapat disuplai melalui darah ke semua bagian tubuh dan melepaskan CO2 (Carbon Dioksida). Udara masuk ke paru-paru melalui airway (jalan nafas) seperti pipa yang makin menyempit (bronchi dan bronchioles) dan bercabang di kedua sisi paruparu dari saluran udara utama (trachea). Aliran udara berakhir di alveoli (gelembung paru-paru) yang merupakan kantong-kantong udara terakhir dimana proses pertukaran O2 dan CO2 dari sirkulasi darah tubuh. Terdapat lebih dari 300 juta kantong alveoli di dalam paru-paru seseorang. Kantong udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan-bahan kimia semacam deterjen yang dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis. Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh Pleuran (selaput paru) yang licin. Selaput tersebut membatasi permukaan dari dinding dada. Kedua selaput ini terletak berdekatan sekali dan dipisahkan oleh suatu lapisan tipis cairan yang dinamakan Intra Pleural Space (ruang antara rongga selaput dada). Saat inspirasi (menarik nafas), dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan otot dinding sehingga diafragma (sekat rongga dada) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam rongga dada menyebabkan udara mengalir ke dalam paru-paru. Terjadi upaya maksimal pengurangan tekanan yang dapat mencapai 60 sampai 100 mmHg dibawah tekanan 1 atmosfir. Saat ekspirasi (membuang nafas), paru-paru dan dinding dada mengerut. Tekanan yang meningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Hal tertentu dapat terjadi tanpa upaya otot, tetapi perlu dibantu melalui tambahan hembusan nafas. Fungsi Pernafasan Pengukuran fungsi pernafasan ada bermacammacam, tetapi berikut adalah beberapa hal penting yang

berhubungan dengan penyelaman. Adapun pengukuran fungsi pernafasan yang dimaksud antara lain: a. Total Lung Capacity=TLC (Kapasitas total paru-paru): dimana jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh. Umumnya + 5-6 liter. b. Vital Capacity=VC (Kapasitas vital): adalah volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Umumnya + 4-5 liter. Kondisi ini juga disebut Forced Vital Capacity=FVC (daya tampung vital yang dipaksakan). c. Residual Volume=RV (Volume tersisa): adalah jumlah gas yang tertinggal di dalam paruparu setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter. Sehingga secarapengukuran sederhana maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Jika diperhatikan: RV kurang lebih 25% dari TLC. d. Tidal Volume (TV): adalah volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini biasanya kurang lebih 0,5 liter. e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan semenit): adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu TV x frekuensi pernafasan = RMV. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan istirahat (0,5 liter_12kali), tetapi dapatmelebihi 100 liter saat melakukan latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV juga disebut Pulmonary Ventilation (ventilasi paru-paru). f. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu): adalah bagian dari VC yang dapat Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan).Orang dewasa yang sehat VC harus melebihi 75% dari FEV,tetapi berkurangnya kemampuan karena mengidap penyakit seperti asma, bronchitis, emphysema, dll, membuat gerakan udara yang melalui saluran udara melemah karena menyempitnya saluran atau kekenyalan dari paru yang disebabkan oleh pengerasan, goresan, dan hal lainnya. Pemeriksaan kondisi dan kemampuan paru-paru secara medis harus dilakukan dengan teliti dan cermat terutama jika akan melakukan aktifitas penyelaman guna menghindari kecenderungan mengidap penyakit Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan paru).Parameter-parameter diatas menjadi mekanisme yang penting untuk memahami fisiologi pernafasan yang secara relatif memungkinkan prediksi terhadap kondisi seperti :

o Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak turun) dan ascent (bergerak naik) o Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan dengan udara tabung terutama jika terpakai habis. o Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving. o Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna. o Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup dan hal-hal lainnya. Struktur Alveoli berupa kantong kecil dan tipis,melekat erat dengan lapisan pembuluh-pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah bebas O2 dari jantung. Molekul 02 disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan CO2 yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernafasan. Saat tersebut akan menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah CO2 yang dikeluarkan dari darah. Gas cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah dengan tekanan partial lebih rendah terjadi karena selisih tekanan (pressure gradient). Selisih tekanan O2 dari aveoli ke aliran darah atau sebaliknya, selisih tekanan CO2 dari saluran darah ke aveoli menentukan pertukarangas tersebut di paru-paru. Keseimbangan akan terjadi dengan masuknya O2 ke aliran darah dari paru-paru dan dengan masuknya CO2 dari aliran darah ke paru-paru. Selisih tekanan yang sama juga terjadi pada tingkat jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh jaringan masuk ke aliran darah dan O2 berdifusi di dalam jaringan tubuh. Proses ini berulang di tiap proses pernafasan dan sirkulasi darah. Pertukaran gas melalui proses difusi yang bergantung pada dihembuskan dalam waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering disebut Forced tingkatan yang sesuai dengan BJ (berat jenis) gas bersangkutan. Di alveoli, O2 berdifusi lebih cepat dari CO2 karena BJ-nya lebih rendah. Difusi gas di dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya larutnya di dalam cairan jaringan dan darah. Karena CO2 +24 kali lebih mudah larut di dalam darah dibandingkan O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 akan meningkat + 20 kali lipat. Difusi gas akan menurun dipengaruhi beberapa faktor seperti kelainan-kelainan dinding alveoli, peredaran pembuluh darah halus yang tidak sempurna mengurangi suplai darah ke alveoli. Salah satu dari hal diatas juga menyebabkan kurangnya O2 kedalam darah dan berkurangnya CO2 dari darah. Jadi Hypoxia (kekurangan O2) / Hypercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.

Pengawasan Pernafasan Untuk mempertahankan kadar 02 dan C02, volume pernafasan semenit harus seimbang dengan pemakaian 02 dan kecepatannya dalam menghasilkan C02. Pernafasan diatur oleh pusat pernafasan utama sesuai kadar C02 di dalam darah. Pengaruh sensor di dalam aorta dan arteri karotis akan mengamati perubahan-perubahan kadar 02 dalam darah. Hal ini menerangkan mengapa ketidak-sadaran dapat terjadi bila melakukan hyperventilasi sebelum penyelaman tahan nafas. Hyperventiolasi dapat membuat pusat pernafasan tidak dirangsang olehpengeuranagan kadar C02, sehingga berdampak pada kegagalan bereaksi terhadap bahaya kekurangan kadar 02 juga selama menyelam dan sewaktu ascent. Bahaya Hiperventilasi Setelah melakukan hyperventilasi, penyelam saat descent masih tetap merasa nyaman. Namun saat ascent, tekanan partial 02 menurun dengan cepat, penyelam mulai merasa sesak dan perasaan sukar bernafas. Pada beberapa kasus menyebabkan hilangnya kesadaran yang dikenal dengan istilah shallow water black-out karena telah terjadi anoxia (kehabisan oksigen). Teknik hiperventilasi jangan dilakukan berlebihan, cukup dilakukan 2 atau 3 kali saja, dan jangan memaksakan kondisi diri saat skin diving. Gejala-gejala hiperventilasi yang berlebihan adalah merasa lemah, pusing, sakit kepala dan berkunangkunang, bahkan mungkin terjadi black-out (pingsan) di kedalaman. Jantung & Fungsi Peredaran Darah Peredaran darah yang dimaksud secara sederhana adalah proses O2 ke dan dari jaringan jaringan tubuh dengan membawa kembali C02 ke paru-paru. Sistem sirkulasi dikedalikan oleh jantung selayaknyapompa sentral. Darah dari jantung ke jaringan melalui pembuluh darah besar yang disebut Arteri. Kemudian bercabang-cabang ke pembuluh kecil (Arteriol) hingga ke jaringan tubuh berupa pembuluh-pembuluh halus (kapiler). Jaringan pembuluh kapiler membawa kembali darah yang tidak mengandung O2, masuk ke pembuluh-pembuluh darah kecil yang akan bergabung ke system pembuluh darah balik yang lebih besar disebut Vena dan kembali ke jantung. Istilah sirkulasi muatan darah di paru-paru terbalik dengan organ jantung, karena disini arteri paru-paru membawa darah yang bebas 02, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang mengandung 02 dari paru-paru ke jantung. Pembuluh arteri mensirkulasikan darah pada tekanan tertentu dan memiliki dinding otot yang tebal.Dinding vena cenderung menipis dan tidak elastic karena tekanan darah di dalamnya rendah. Dinding pembuluh kapiler terdiri dari suatu lapisan tunggal dan sel-sel untuk mempermudah difusi gas. Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terdiri dari dua bilik (ventrikel) dan dua serambi (atrium). Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak

mengalir balik ke dalam atrium bila ventrikel mengerut. Setiap sisi jantung bebas dari pada yang lainnya, masing-masing mengkerut secara bersamaan pada setiap putaran.Kecepatan mengkerut jantung berbeda pada tiap-tiap orang, ratarata kecepatan normal pada saat istirahat adalah 60-80 per menit dan pada saat bekerja antara 80-150 per menit. Pada umumnya di dalam tubuh terdapat + 6 liter darah yang terdiri dari cairan serum, zat pembeku darah (plasma), sel-sel darah merah yang mengandung 02 dan C02, serta sel-sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah biasanya konstan, tetapi kecepatan peredaran darah sangat berbeda dan tergantung pada kebutuhan 02 oleh jaringan. Oleh karena itu, pada waktu kerja, denyut nadi atau jantung akan meningkat agar dapat mensuplai lebih 6 banyak darah dengan O2 ke dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak C02 yang dilepaskan jaringan. Pengisian jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya yang meningkatkan kompresi suplai darah. Jantung mampu memompa kurang lebih 4 s/d 5 liter darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau bekerja. Tekanan darah dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan tubuh tidak kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah. Faktor-faktor ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi oleh organ-organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan. Tekanan darah saat istirahat, normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut (sistolik) dan 7080 mmHg sewaktu jantung mengembang (diastolik). Tekanan darah ini diukur pada saat yang sama dan tertulis sistolik / diastolik, contohnya 120/70. Apabila tekanan darah turun, peredaran darah berkurang dan terjadi penyusutan kadar 02 ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi volume darah yang berdampak pada pe nurunan tekanan darah. Shock akan dialami jika terjadi penurunan tekana darah yang hebat. Bila shock tidak dapat diatasi, akan mengakibatkan kematian karena suplai darah yang membawa 02 ke jaringan berkurang, terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock antara lin dengan memberikan cairan (infus) melalui pembuluh darah (intra vena) agar meningkatkan volume darah dan tekanan darah. Gas ke Jaringan Tubuh & Paru-paru Karena tekanan partial dari oksigen relatif rendah pada tekanan atmosfir (1 ATA) maka hanya sedikit O2 yang terbawa di dalam darah dan terlarut secara fisik). Sebagian besar O2 yang disuplai ke jaringan

tubuh akan dibawa dalam kombinasi dengan protein yang berada dalam sel darah merah yaitu haemoglobin (Hb). Haemoglobin (Hb) memiliki daya ikat yang besar terhadap O2 dan menjadi 98% jenuh dengan O2 pada tekanan 1 ATA di dalam alveoli. Peningkatan hingga 100% terjadi bila menghirup atmosfir yang O2-nya sudah diperkaya (30% atau lebih). Penyelam yang menggunakan udara pernafasan dengan meiningkatkan kadar O2-nya (Enriched Air) sering dilakukan pada penyelaman yang disebut "NITROX". Selama tekanan partial dari O2 ke dalam jaringan pada kisaran 40 mmHg, O2 akan dilepaskan dari sel-sel darah merah ke jaringan tubuh. Tetapi tidak semua Hb melepaskan O2, karena + 75% Hb tetap jenuh dan larut dalam vena untuk kembali ke jantung. Hb akan mengeluarkan lebih banyak O2 pada tekanan oksigen yang rendah, dengan demikian dapat membantu jaringan tubuh yang kekurangan O2. Darah arteri membawa. sejumlah + 20 ml O2 per 100ml darah. Darah di vena dalam keadaan istirahat, kejenuhan Haemoglobinnya(Hb) +75% dan karena jumlah O2 yang terkandung adalah +15ml per 100ml darah jaringan-jaringan tubuh akan memindahkan +5ml O2 per 100ml darah. Jumlah ini akan meningkat saat bekerja. Transportasi CO2 merupakan akibat langsung dari daya larut O2 di dalam darah dan sel-sel darah merah, dan kemampuan larutnya akan tergantung pada tekanan partial CO2 di jaringan banyak darah dengan O2 ke dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak C02 yang dilepaskan jaringan. Pengisian jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya yang meningkatkan kompresi suplai darah. Jantung mampu memompa kurang lebih 4 s/d 5 liter darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau bekerja. Tekanan darah dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan tubuh tidak kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah. Faktor-faktor ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi oleh organ-organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan. Tekanan darah saat istirahat, normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut (sistolik) dan 70-80 mmHg sewaktu jantung mengembang (diastolik). Tekanan darah ini diukur pada saat yang sama dan tertulis sistolik / diastolik, contohnya 120/70. Apabila tekanan darah turun, peredaran darah berkurang dan terjadi penyusutan kadar 02 ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi volume darah yang berdampak pada penurunan tekanan darah. Shock akan dialami jika terjadi penurunan tekana darah yang hebat. Bila shock tidak dapat diatasi, akan mengakibatkan kematian karena suplai darah yang membawa 02 ke jaringan berkurang, terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock antara lin dengan memberikan cairan (infus) melalui pembuluh darah (intra vena) agar meningkatkan volume darah dan tekanan darah Sejumlah CO2 larut di dalam darah secara fisik, tetapi sebagian besar terlarut dalam cairan di sel-sel darah merah yang memudahkan C02 untuk bergabung dengan berbagai macam zat-zat kimia dan air

yang membentuk asam karbonat. Sinus Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala. Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu : a. Sinus Frontalis b. Sinus Ethmoidalis c. Sinus Maxilaris d. Sinus Splienodalis Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi. Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang menempati sebagian dari rongga sinus. Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan berikut : a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan dan b. kongesti (radang) jaringan menyebabkan hambatan mekanis. c. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan sinusitis. d. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus). e. Lipatan jaringan yang berlebihan. f. Sumbatan oleh lendir yang mongering Telinga Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu : a. Telinga bagian luar.

b. Telinga bagian tengah. c. Telinga bagian dalam. Masing-masing bagian telinga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Telinga bagian luar adalah daun telinga yang berperan dalam melindungi saluran auditor. Saluran ini dilindungi rambut dan kelenjar keringat yang mengeluarkan lilin untuk menangkap partikel asing. Telinga bagian tengah merupakan rongga udara yang dikelilingi oleh jaringan dan tulang-tulang yang dapat menahan tekanan udara, di dalamnya terdapat tulang-tulang penghantar yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga bagian dalam. Gendang telinga adalah selaput yang lentur dan peka yang memisahkan kedua bagian teIinga ini. Sedangkan telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara, terletak diantara tulang dan terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga bagian tengah dan dalam dipisahkan oleh dua selaput tipis yaitu tingkap lonjong (oval window) dan tingkap bundar (round window). Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di kedalaman akan berpengaruh ke telinga bagian tengah dan secara tidak langsung ke telinga dalam. Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah perlu dilakukan pada setiap perubahan tekanan sekeliling dimana penyelam berada. Ekualisasi tekanan dilakukan dengan mengalirkan udara yang bertekanan sama dengan tekanan sekelilingnya melalui saluran Eustachian (penghubung telinga tengah dengan tenggorokan) .

ASPEK MEDIS SELAM Written by Administrator Tuesday, 14 June 2011 16:46

Snorkeling(Skin Diving) Snorkeling merupakan kegiatan dasar yang harus dikuasai seorang calon penyelam. Ini bertujuan untuk melatih pernapasan menggunakan mulut dan gerakan kaki yang berguna pada saat penyelam. Yang harus diperhatikan dalam snorkeling yaitu:

1. Dead Air Space Pada umumnya snorkel yang dipakai penyelam tidak lebih dari 30 cm panjangnya. Hal ini untuk menghindari Dead Air Space atau volume ruang udara mati yang mengakibatkan udara hanya bergerak di daerah itu saja dan tidak ke lingkungan bebas. Sehingga bertambah panjang snorkel akan bertambah besar ruang udara mati. 2. Kekurangan Oksigen (Hypoksia) Seorang penyelam skin yang berusaha menahan napas untuk dapat berada di dalam air lebih lama, apabila dipaksakan mengakibatkan penyelam akan mengalami kekurangan oksigen (anoksia) sehingga jaringan tubuh tidak mendapat O2.

3. Shallow Water Blackout Pingsan di air dangkal. Hal ini dikarenakan penyelam melakukan hiperventilasi berlebih sehingga kadar karbondioksida menurun tajam dan selama penyelaman tubuh mengalami hipoksia sedangkan respon/keinginan tubuh untuk bernapas belum ada. Hiperventilasi adalah upaya penyelam untuk memperpanjang tahan napas pada skin diving dengan bernapas dalam dan berlebihan. Hal ini dilakukan penyelam skin untuk bertahan napas lebih lama dengan mengurangi/membuang gas CO2. Sebenarnya cara ini berbahaya karena jika kadar CO2 turun, maka

tidak akan terjadi perangsangan untuk bernapas ke permukaan. Penyelam skin yang melakukan over hiperventilasi di permukaan dan kemudian menyelam pada kedalaman 10 feet (10 m) akan mengalami peningkatan tekanan parsial O2 dalam darah dari 3 psi ke 6 psi. Bila diteruskan ke yang lebih dalam lagi sehingga melewati batas dimana CO2 telah memberikan peringatan untuk muncul. Dikarenakan CO2 kurang saat hiperventilasi, sedangkan O2 yang digunakan sudah pada titik rendah psi yang pada akhirnya CO2 menumpuk hingga batasnya dan penyelam akan muncul ke permukaan. Sesampainya di permukaan, peredaran darah menurun dan O2 menjadi nol, maka akibatnya akan pingsan dekat permukaan. Biasanya penyelam pingsan karena anoxia (kehabisan O2). Gejalanya yaitu denyut nadi dan tekanan darah meningkat, biru pada bibir, jari dan kaki, serta pingsan. Segera berikan udara segar/O2 murni dan jika pingsan berikan pernapasan mulut ke mulut. Untuk itu bila penyelam melakukan snorkeling/ skin diving, bernapas dalam dua kali sudah cukup untuk menyelam secara efisien. Jangan melakukan hiperventilasi dan hindari menahan napas melewati peringatan CO2. Untuk penyelam scuba jangan melakukan hiperventilasi. 4. Squeeze Paru Merupakan barotrauma yang sangat jarang yang bisa terjadi pada breath hold diving/skin diving. Penyelam mengalami sesak napas setelah mencapai permukaan dari kedalaman > 100 FSW. Dapat disertai dengan batuk berdarah/berbuih dan harus diberikan oksigen. Gejala tersebut menurun dalam beberapa hari. Hal ini terjadi ketika penyelam turun ke kedalaman dimana Volume Total Paru (TLV) berkurang kurang dari Volume Residu (RV), pada poin itu tekanan transpulmonal melebihi tekanan alveoli, hal ini akan menyebabkan pengeluaran cairan dan darah membuat penyelam sesak napas. Penyelam normal dengan TLV 6 liter dan RV 1,2 L hanya dapat menyelam hingga tekanan 5 ATA (132 FSW) , lebih dalam dari itu akan mengalami squeeze paru. Akan tetapi beberapa penyelam dapat menyelam lebih dari itu tanpa masalah. SCUBA Diving Efek dan Bahaya Perubahan Tekanan pada Tubuh Karena adanya perbedaan tekanan di kedalaman air, maka penyelam yang menyelam ke dalam akan

mengalami efek langsung tekanan air. Untuk itu diperlukan equalisasi yaitu penyesuaian tekanan. 1. Efek Langsung Tekanan Pada tubuh manusia terdapat rongga-rongga udara dan apabila untuk menyelam akan mengalami tekanan langsung yang dapat berpengaruh terhadap rongga-rongga tersebut. Rongga tersebut yaitu kulit (jika memakai dry suit), lubang telinga dan telinga tengah, sinus, gigi, paru-paru, dan saluran pencernaan. Ketidakseimbangan tersebut akan menyebabkan barotrauma yang dapat berupa squeeze, kerusakan organ, atau minimal menimbulkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman. Squeeze adalah pengerutan jaringan tubuh akibat dari tidak dapatnya jaringan tubuh menyamakan tekanan atau equalisasi. Mask Squeeze Terjadi pada saat penyelam lupa mengeluarkan udara ke dalam masker pada saat equalisasi sehingga terbentuk tekanan negatif pada ruangan masker. Hal ini mengakibatkan kapiler darah di muka rusak dan menyebabkan pendarahan ke dalam kulit (ecchymosis) dan pendarahan konjungtiva. Squeeze Lubang Telinga Terjadi karena adanya udara yang terperangkap di dalam lubang telinga. Udara tersebut dapat terperangkap karena: Serumen (kotoran telinga). Earplug (tidak boleh dipakai dalam penyelaman) Hood atau penutup kepala. Wet suit/dry suit yang menutup telinga.

Hal ini menyebabkan terbentuknya ruang bertekanan negatif sehingga dapat menyebabkan hal yang sama. Gejala meliputi sakit pada telinga, pembengkakan, kemerahan kulit lubang telinga. Pada kasus yang parah dapat terjadi robek gendang telinga. Squeeze Sinus (Barosinusitis) Mekanismenya sama dengan squeeze lain. Jika pada saat turun ke dalam. Jika terdapat sumbatan pada saluran sinus akan menyebabkan sinus squueze. Sumbatan ini disebabkan oleh: Sinusitis (infeksi/alergi) dimana pembengkakan jaringan menyebabkan penyumbatan saluran ke

hidung. Rhinitis (hay fever), prosesnya sama dengan sinusitis. Polip, yaitu pertumbuhan jaringan kecil yang dapat menutupi saluran sinus. Polip terdapat pada rongga hidung. Lipatan jaringan yang berlebihan. Sumbatan oleh lendir yang mengering.

Gejalanya yaitu rasa sakit di wajah, kening, atau pipi selama menyelam. Tipe yang jarang yaitu reverse sinus squeeze yang terjadi pada saat naik ke permukaan. Kondisi ini diakibatkan karena tingginya tekanan udara dalam sinus. Ini biasanya terjadi pada penyelam yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas atau alergi berat yang minum obat dekongestan (mengurangi produksi cairan) sesaat sebelum menyelam, tetapi efek obat tersebut hilang setelah menyelam di kedalaman. Pencegahan barosinusitis atau squeeze sinus yaitu dengan tidak menyelam pada saat terkena infeksi saluran napas atas atau hal-hal lain yang dapat mengakibatkan penutupan saluran sinus.

Squeeze Gigi (Barodontalgia) Nama lainnya yaitu aerodontalgia. Kondisi ini disebabkan karena adanya gas yang terperangkap di dalam gigi atau struktur sekitar gigi. Adanya gas akan mengakibatkan terbentuknya tekanan negatif atau positif di dalam ruangan yang terbatas. Hal ini akan merangsang struktur sensitif gigi danmengakibatkan rasa sakit. Barodontalgia dapt disebabkan oleh kondisi sebgai berikut. Karies (karang gigi). Restorasi gigi (penambalan gigi). Luka di daerah mulut. Cabut gigi (belum lama). Abses periodontal (kumpulan nanah dekat jaringan gigi). Terapi pada akar gigi.

Jika terdapat sekumpulan udara tertangkap di gigi pada tekanan permukaan laut, tekanan di luar gigi akan meningkat pada penyelaman, maka gigi akan pecah ke arah dalam, dan ruangnya akan terisi darah. Kebalikannya, jika kumpulan udara terbentuk selama di kedalaman, jika bergerak ke permukaan volumenya akan meningkat sesuai hukum Boyle yang mengakibatkan gigi pecah ke arah luar. Untuk

mencegah barodontalgia, setiap penyelam harus menunda penyelaman sedikitnya 24 jam setelah terapi/tindakan pada gigi.

Squeeze Telinga Tengah (Barotitis Media) Tingkat kejadian squeeze telinga tengah sangat tinggi sekitar 40 % dialami oleh para penyelam. Hal ini terjadi jika terdapat sumbatan yang menghalangi equalisasi rongga di telinga tengah yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran tuba eustachius. Tersumbatnya saluran tuba eustachius dapat disebabkan oleh: Infeksi saluran napas atas. Allergi. Rokok. Polip. Trauma wajah yang dialami sebelumnya.

Dapat juga terjadi jika penyelam lupa melakukan equalisasi dengan cara Manuver Valsava dan Frenzel. Manuver Valsalva yaitu meniup udara melawan dengan bibir dan hidung tertutup dan lidah ke arah belakang untuk meningkatkan tekanan rongga faring yang diteruskan ke dalam telinga tengah melalu tuba eustachius. Manuver ini juga dapat membuka tuba eustachius yang tertutup. Biasa disebut mengedan. Manuver Frenzel yaitu dengan menelan dengan lidah ke belakang dimana bibir ditutup dan lubang hidung di tekan (memencet hidung). Biasanya penyelam sudah mengalami sedikit rasa sakit pada perbedaan tekanan 60 mmHg. Manuver ini baik dilakukan pada kedalaman 4 feet. Jika penyelam tidak melakukan equalisasi dengan manuver ini pada perbedaan tekanan lebih dari 100-400 mmHg (4,3-17,4 feet) maka akan terjadi squeeze yang dapat mengakibatkan robek gendang telinga. Air dingin kemudian masuk ke telinga tengah dan menyebabkan vertigo. Gejalanya terjadi sesaat penyelam turun dari permukaan air. Penyelam juga mengeluh rasa sakit dan rasa penuh dalam telinga atau mengalami vertigo. Sakitnya semakin parah sehingga penyelam dapat meneruskan atau menghentikan penyelaman. Pencegahannya dengan selalu equalisasi setiap turun ke kedalaman.

Barotrauma Telinga Dalam Merupakan barotrauma yang sangat serius karena akan menyebabkan ketulian permanen. Barotaruma ini jarang terjadi. Trauma ini terjadi karena perbedaan tekanan yang bermakna antara telinga tengah dan telinga dalam. Hal ini disebabkan terlalu kuatnya manuver Valsava atau turun ke dalam terlalu cepat. Gejalanya utama yaitu berdenging, vertigo, dan tuli. Dapat juga disertai rasa penuh pada telinga, mual dan muntah, berkeringat, dan pucat. Gejala ini bisa timbul segera setelah trauma atau dapat berkembang dalam 1 jam, tergantung aktivitas penyelam selama dan sesudah penyelaman. Alternobaric Vertigo Merupakan barotaruma yang sangat jarang. Terjadi pada saat naik ke permukaan yang disebabkan karena perubahan tekanan tiba-tiba pada telinga tengah yang menyebabkan perangsangan ke telinga dalam dan menyebabkan vertigo. Vertigo ini hanya sebentar dan tidak memerlukan penanganan dapat membuat penyelam panik, yang dapat mengakibatkan tenggelam, kerusakan paru, atau emboli udara, atau trauma lain yang sangat serius. Gejalanya yaitu kehilangan orientasi terhadap sekeliling dan tiba-tiba mual sekali. Pencegahannya yaitu: Jangan memaksakan diri bilamana rasa sakit menetap. Jangan melakukan penyelaman terlalu dalam dan hentikan penyelaman. Jangan menyelam sewaktu kepala sakit/pusing.

Bila mengalami hal ini berhenti atau berpegang pada sesuatu sampai perasaan itu hilang. Jangan muncul kepermukaan selama masih ada reaksi dan bernapas dengan wajar.

Aerogastralgia (Gastrointestinal Barotrauma) Hal ini sering terjadi pada penyelam yang masih baru. Karena saluran pencernaan lunak, adanya gas di dalam usus selama turun ke dalam tidak menyebabkan barotaruma. Tetapi adanya pengumpulan gas selama di kedalaman akan menyebabkan barotrauma pada saat naik. Hal yang mengakibatkannya yaitu:

Manuver Valsava yang berlebihan, atau yang berulang-ulang terutama pada posisi kepala di bawah yang mengakibatkan udara terdorong ke lambung. Mengunyah permen karet selama penyelaman. Memakan banyak ubi-ubian atau minum minuman berkarbonasi sesaat sebelum menyelam.

Gejalanya yaitu rasa penuh pada perut, sakit pada perut, sering bersendawa, atau buang angin. Hal yang serius jika terjadi perangsangan saraf yang menyebabkan jantung lemah berkontraksi dan penekanan pada vena oleh usus, tapi hal ini jarang.

Squeeze Kulit Squeeze kulit jarang terjadi. Jika pada area kulit penyelam ada kumpulan udara yang terperangkap pada lipatan/lekukan dry suit. Selama penyelaman tekanan negatif terjadi pada area tersebut, sehingga menyebabkan pembuluh darah kapiler kulit pecah dan darah keluar mengisi ruang tekanan negatif. Kulit berwarna kemerahan. Tidak memerlukan perawatan dan sembuh dalam beberapa hari/minggu.

Pengaruh Tekanan Sewaktu Muncul ke Permukaan Pengembangan Paru Melewati Batas, Pulmonary Barotrauma of Ascent (Pulmonary OverPressurization Syndrome) atau POPS Pengembangan melewati batas pada paru-paru dapat terjadi pada penyelam yang menyelam yang melewati tekanan lebih, dengan menahan napas tiba-tiba muncul di permukaan yang lebih rendah, yang akan memecahkan alveoli (ingat hukum Boyle). Gelembung akibat pecahnya alveoli bergerak ke bagian tubuh lain dan gejalanya tergantung dari lokasi dan volume udara yang masuk. Manifestasinya yaitu: Mediastinal emphysema Subcutaneous emphysema Pneumothorax Emboli udara

Biasanya penyelam melakukan hal ini karena kehabisan udara, panik, mengalami bouyancy positif secara

tiba-tiba seperti melepas sabuk pemberat atau inflasi BC secara cepat. Hal ini mengingatkan penyelam untuk bernapas secara wajar dan tidak boleh menahan napas saat muncul ke permukaan dan ini berlaku untuk penyelam yang memakai peralatan scuba. Mediastinal Ephysema Manifestasi pengembangan paru yang melewati batas yang paling sering yaitu mediastinal emphysema. Gelembung dari paru-paru yang pecah, masuk ke rongga antara paru-paru di dekat jantung dan tenggorokan. Gejalanya yaitu sakit di daerah dada karena udara menekan jantung, sesak napas, atau sakit pada saat makan. Dapat pula pingsan. Penanganannya yaitu konservatif, meliputi istirahat, pemberian oksigen, sedangkan rekompressi dilakukan jika sangat parah. Hindari penerbangan selama fase penyembuhan. Subcutaneus Emphysema Dari daerah mediastinum gelembung-gelembung udara bergerak naik ke daerah leher, di bawah kulit di sekitar leher, kalau dipegang maka kulit terasa pecah. Gejalanya yaitu sakit dan sulit bernapas pada bagian yang terkena, napas pendek dan cepat, udara dapat menekan jantung dan pembuluh darah menyebabkan kebiruan. Penanganan sama dengan diatas. Udara dibung dengan memasukkan jarum dibawah pengawasan ahli. Pneumothorax Jarang sekali terjadi, jika terjadi berarti paru-paru pecah, seperti meletus dan gelembung udara langsung memenuhi rongga udara antara paru-paru dan selaput paru (pleura). Gejalanya yaitu sakit dada, karena udara menekan paru-paru yang terkena. Dalam kasus yang parah dapat terjadi tension pneumothorax, yaitu pneumothorax yang sangat besar dan membuat paru-paru yang terkena kolaps karena tekanan yang tinggi. Ini merupakan keadaan darurat. Gejalanya yaitu sakit dada yang berat, pengembangan dada tidak sama yaitu paru yang terkena agak tertinggal, dan adanya penekanan ke trakea menjadi tidak lurus. Biasanya terjadi penekanan jantung sehingga cepat pingsan. Penangan yaitu sama dengan emboli udara. Tetapi sebelum dilakukan rekompressi maka udara yang ada

di rongga dada harus dikeluarkan dengan memasukkan jarum oleh atau dengan pengawasan ahli. Emboli Udara Adalah pecahnya dinding alveoli yang menyebabkan udara masuk dalam peredaran darah, akibatnya terjadi penyumbatan peredaran darah oleh gelembung-gelembung udara langsung dari paru-paru. Misalnya, jika penyelam naik ke permukaan dari 100 FSW, udara dalam paru mengembang 4 kali volume awal. Jika tidak dikeluarkan, maka menekan paru dan alveoli pecah bersaamaan dengan pecahnya pembuluh darah. Udara terbawa ke kapiler paru dan dibawa ke ventrikel kiri, kemudian di pompa kesuluruh tubuh lewat arteri. Adanya kumpulan udara dalam arteri akan membentuk sumbatan sehingga jaringan kekurangan oksigen. Jika otak mengalami hal tersebut maka akan berakibat kematian. Gejalanya yaitu lemas, pusing, kelumpuhan/ kelemahan yang hebat, gangguan penglihatan, nyeri dada, kejang-kejang dan pingsan, terkadang disertai busa bercampur darah di mulut. Penanganannya adalah sebagai berikut. Tempatkan korban dengan posisi kepala dibawah, miring 15o pada bagian kiri badannya. Gunakan oksigen, bila tersedia. Hal ini membantu mengecilkan gelembung-gelembung udara dan memberikan suplai oksigen ke otak. Masukkan ke ruangan rekompressi jika tersedia, hal ini untuk mengurangi besarnya gelembunggelembung sehingga melancarkan peredaran darah ke otak. Pencegahan emboli udara yaitu penyelam harus bernapas secara wajar saat memakai peralatan scuba dan tidak menahan napas saat muncul ke permukaan, keluarkan napas secara terus menerus. Napas harus dikeluarkan minimal 10 feet terakhir dari permukaan. Efek Tidak Langsung Tekanan okygen Toxicity (Keracunan Okisgen) Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme. Oksigen yang dihirup adalah 1/5 dari semua oksigen yang ada. Bila campuran gas yang dihirup terdiri dari O2 20 % maka oksigen yang terpakai oleh tubuh adalah hanya 4 % nya sedangkan 16 % dihembuskan. Meskipun dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan tekanan parsial oksigen menyebabkan keracunan. Sesuai dengan hukum Dalton, tekanan yang tinggi pada penyelaman meningkatkan tekanan parsial oksigen.

Pada kedalaman 40 m (5 ATA), maka penyelam akan menghirup tekanan O2 1 ATA atau O2 100 % seperti menghirup udara murni di permukaan. Oksigen yang tinggi menyebabkan terlalu cepatnya proses metabolisme, merusak protein tubuh dan syaraf. Hal dapat terjadi pada penyelam yang menggunakan Nitrox. Manifestasi gejala pada pernapasan yaitu batuk dan rasa sakit saat bernapas, pada sistem saraf pusat gejalanya yaitu pelintiran pada otot muka sekitar bibir, gangguan penglihatan, mual, banyak berkeringat dan kejang. Apabila terjadi di air maka berakibat fatal. Penanganannya dengan diberikan udara segar, jangan oksigen murni. Oleh karena itu jangan menyelam terlalu dalam dan gunakan udara biasa yang bersih bukan O2 murni. Narcose (Pembiusan oleh Nitrogen)

Merupakan bagian terbesar dari udara yang dihirup oleh manusia. Di permukaan nitrogen merupakan gas lambat (inert gas) dan secara kimia tidak bercampur dalam darah. Nitrogen melarutkan oksigen dalam campuran udara dan menjadikan udara aman untuk bernapas. Nitrogen diserap dan disimpan dalam tubuh karena inert. Maka dengan inilah alasan utama mengapa penyelam scuba bila muncul ke permukaan harus perlahan. Sesuai dengan hukum Dalton, tekanan parsial oksigen meningkat saat menyelam. Nitrogen memiliki efek euforia (suasana senang berlebihan) yang meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi kognisi dan penilaian situasi sehingga menyebabkan teknik menyelam kacau yang bisa fatal bagi penyelam. Biasanya terjadi mulai kedalaman 70- 100 feet tapi setelah kedalaman 100 feet semua penyelam akan mengalami keracunan. Pada penyelam scuba, gejalanya berupa kepala terasa ringan, euforia, perasaan gamang, dan kelainan sensorik. Gejala memburuk jika semakin dalam. Pada kedalaman 100 FSW, penyelam semakin keracunan, dengan gejala berkurangnya penilaian, rasa percaya diri meningkat, dan reflek yang menurun. Pada kedalaman 250-300 FSW, terdapat halusinasi lihat dan dengar dan pandangan gelap. Penyelam akan tidak sadar pada kedalaman 400 FSW. Hal ini sering disamakan dengan minum Martini (minuman alkohol). Oleh karena itu penyelam scuba dengan udara kompresi tidak boleh menyelam lebih dari 100 FSW. Jika ingin menyelam lebih dalam gunakan Heliox. Jika terjadi gejala diatas pada kedalaman 70-100 FSW naiklah ke permukaan dan istirahat atau ke kedalaman lebih dangkal sampai gejala menghilang. Hindari menyelam terlalu dalam dan kenalilah

kemampuan diri dan pelajari gejala-gejala tersebut. Penyakit Dekompresi (Decompression Sickness) Berbeda dengan emboli udara, Decompression sickness terjadi dimana terbentuknya gelembung udara di dalam darah tanpa mengalami pecahnya alveoli paru. Gejalanya lambat dibanding emboli, karena gas ini terbentuk di pembuluh darah yang menyebabkan matinya sel-sel di jaringan secara perlahan. Pencegahannnya: Menyelam menggunakan tabel dekompressi . Angkatan Laut dan penyelam komersil seluruh dunia telah membuat tabel selam berdasarkan kalkulasi. Oleh karena itu setiap penyelam harus bisa membac tabel selam. Yang dipakai umumnya adalah U.S. Navy Standard Air Decompression Tables .

Lingkungan penyelaman Written by Administrator Tuesday, 14 June 2011 16:39

Medan Penyelaman Mengadakan suatu kegiatan penyelaman disuatu daerah memerlukan pengenalan tehadap medan penyelaman. Untuk itu sebelumnya diadakan survei di daerah itu dengan melihat perubahan cuaca alam dengan membaca buku/daftar yang dikeluarkan BMG. Informasi dari penduduk setempatpun akan membantu survey tersebut dengan dengan demikian penyelaman aman dan nyaman. Penyelaman Pantai Untuk melaksanakan penyelaman pantai membutuhkan teknik entry yang harus dilaksanakan agar penyelaman dapan terlaksana dengan aman, nyaman, dan selamat. Untuk itu perlu diperhatikan keadaan pantai saat penyelaman yaitu:

Tikar alas
Peralatan selam yang disiapkan untuk penyelaman harus dihindarkan dari berbagai kotoran. Untuk itu diperlukan suatu peralatan tambahan tikar alas untuk menempatkan peralatan yang digunakan. Alas yang diletakkan di tanah merupakan sarana yang baik untuk meletakkan tas perlengkapan dan jika terpaksa harus memakai pakaian selam di pantai pasir yang basah. Alas ini dapat berupa terpal dari bahan ringan dengan ukuran kira-kira 4 x 5 feet. Setelah selesai digunakan alat ini dapat dengan mudah dilipat dan disimpan dalam tas. Letakkan perlengkapan yang berat dekat dengan tepian air, tapi jauh dari garis batas pencapaian ombak, siapkanlah peralatan hingga siap pakai.

Apungan (Float).
Peralatan tambahan untuk keamanan penyelam di medan yang bergelombang adalah float yang diikat dengan tali yang dipegang penyelam. Jangan berusaha menaikinya, kecuali air sudah tenang. Teknik entry melewati garis gelombang, untuk kembali ke pantai, float harus di dorong di depan

penyelam melewati garis gelombang. Navigasi Keterampilan bernavigasi dalam air sangat diperlukan bagi penyelam, dan merupakan bagian perencanaan penyelaman.

Bentuk Landas
Pengamatan bentuk landas di daerah penyelaman akan membantu penyelam dalam bernavigasi di dalam air.

Kerutan Pada Landas


Apabila landas yang berpasir akan terdapat kerutan pada landas, hal ini menandakan daerah tersebut dekat pantai, kerutan itu terbentuk karena arus yang menuju pantai.

Navigasi Jarak Jauh (ETA)


Untuk dapat bernavigasi di dalam air dengan jarak yang jauh diperlukan peralatan yaitu kompas. Seorang penyelam harus mahir di dalam air memakai kompas, dengan alat ini seorang penyelam dalam menuju sasaran akan lebih efektif dan efisien. Jika menggunakan kompas sebaiknya menyelam menyusuri dasar dan terus menuju ke kedalaman. Menyusuri dasar yang landai untuk memudahkan usaha equalizing, dibandingkan menukik turun ke kedalaman dengan mengalami perubahan tekanan air dengan cepat. Mengendalikan arah di bawah air adalah hal yang amat penting, kompas digunakan untuk menentukan arah dari dan ke pantai, sehingga menghindari setiap kali muncul ke permukaan air untuk mengecek arah. Letakkan kompas di muka sedatar mungkin jika mengecek arah. Jarum kompas datar dipengaruhi oleh kumpulan logam, maka jangan menggunakan kompas terlalu dekat dengan tabung buddy. Jarak kompas tidak terpengaruh oleh logam adalah minimum 2-3 feet. Deviasi (kesalahan) kompas dapat terjadi, hal ini tergantung dari kekuatan magnetis dari jarum kompas itu sendiri. Tabung Scuba yang terbuat dari aluminium tidak mempengaruhi kompas. Ada 3 jenis kompas yang digunak an untuk navigasi:

Dome Type

Merupakan kompas yang penunjuk arahnya menghadap terdekat kepada penyelam.

Flat atau Horizontal Type


Kompas yang mempunyai jarum petunjuk arah utara, dibac a melintasi muka kompas dan juga dilengkapi dengan "garis bidik lurus" yang digunakan untuk mengendalikan arah dengan cara mempertahankan jarum kompas tetap menunjukkan pada arah kompas yang dituju.

Kompas dengan Rotating Bezel


Jenis ini merupakan kompas yang paling efisien untuk navigasi karena dilengkapi dengan lingkaran tepi yang dapat diputar (rotating bezel). Lingkaran ini diberi tanda dan tanda ini dapat disetel sedemikian rupa hingga ditempatkan di atas jarum kompas sebagai pengendali arah. Setiap saat arah penyelaman dapat dicek dengan kompas jenis ini. Dengan memutar lingkaran tepi kompas atau membalik arah penyelaman 180o, penyelam dapat berenang kembali pada starting point semula. Sudut tubuh merupakan faktor terpenting. Berenanglah selurus mungkin jika menggunakan kompas yang dipakai di pergelangan tangan. Selain dengan kompas navigasi dapat dilakukan dengan melihat bentuk dasar laut.

Gelombang dan Ombak Menyelam pada saat gelombang besar sangat membahayakan penyelam dan membuat jarak pandangan buruk. Untuk itu jangan menyelam saat gelombang besar. Bila menyelam di medan ini harus mengamati tinggi gelombang dan frekuensi ombak. Ombak yang disebabkan angin laut bergerak beralunalun ke arah pantai. Di perairan yang dangkal ombak menjadi curam, ketinggiannya sama dengan daratan. Rangkaian gelombang dapat terdiri dari 3-4 ombak normal yang disusul ombak yang besar. Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke pantai dan mengalir kembali ke laut dengan daya yang lebih besar pula. Gelombang besar pertama dapat menimbulkan gelombang besar 1 atau 2. Gelombang pecah dipantai menunjukkan kedangkalan air di lokasi itu. Memilih waktu yang tepat adalah unsur terpenting dalam teknik entry medan gelombang dan ombak. Aliran air kembali kelaut akibat dari gelombang yang memecah pantai disebut undertow, alirannya

kembali kelau dengan jarak pendek dan melalui bawah gelombang yang sedang menuju pantai. Pantai yang curam memiliki undertow yang besar. Undertow dapat dengan mudah menjatuhkan penyelam yang membawa peralatan berat. Foot Pocket Fins dengan mudah dapat terlepas di dalam undertow jika penyelam berdiri lama di garis gelombang (Surf line). Gunakanlah Heel Strap Retainer (Ikat Tumit Khusus) untuk mencegah Fins jenis ini terlepas. Teknik Masuk (Entry)

Daerah Berpasir
Untuk memulai penyelaman di daerah berpasir adalah dengan tenang masuk air dengan berpegangan tangan (buddy) untuk menjaga keseimbangan, jalan dengan mundur. Setelah air sedalam lutut balikkan badan, tengkurap dan bersama-sama snorkeling. Untuk laut yang bergelombang tentukan waktu yang tepat saat masuk air, jangan berhenti di daerah garis gelombang, sekali jalan tetap jalan, masuk air diawali oleh satu penyelam dengan diawasi buddynya, memperhatikan buddy yang entry untuk dapat memberi bantuan yang diperlukan.

Daerah Berbatu-Batu
Pemakaian boots merupakan keharusan apabila medan penyelaman berbatu, hal ini untuk menghindari terlukanya kaki dari batu tajam & renik hewan laut. Pemakaian sarung tangan diperlukan juga. Di daerah yang berbatu yang dekat dengan tepian air biasa ditumbuhi tumbuhan dan alga sehingga licin. Berhati-hatilah jika terdapat tumbuhan dikedalaman yang dangkal. Berenang lebih dahulu diatasnya, lakukan dengan santai untuk menghindari tersangkut tanaman.

Arus Arus Pararel dengan Pantai


Angin yang bertiup pada suatu sudut pantai atau bertiup ke arah laut mengakibatkan air bergerak pararel menyusuri garis pantai, ini disamakan dengan pararel dengan garis pantai (longshore curcent). Seorang penyelam harus mewaspadai arus tersebut dengan mengusahakan selalu memakai penyelaman pada hulu arus. Dengan demikian penyelam dapat terbawa arus dengan santai, ketitik muncul (exit).

Arus Celah
Merupakan arus kencang, dan disebabkan karena terbentuk semacam celah, bagaikan sungai yang mengalir ke laut yang disebabkan balikan gelombang besar. Serta dapat disebabkan karena pantai terdapat daerah yang rendah yang membuat air kembali ke laut. Pada daerah arus biasanya keruh/berlumpur, hindari menyelam di tempat tersebut, bila terperangkap arus ini, berenanglah pararel dengan santai hingga terasa bebas, atau membiarkan hanyut sampai terbebas dari arus tersebut. Biasanya pada jarak 100 yard arus tersebut menghilang. Di beberapa daerah karang dan batu-batu dapat timbul arus celah alamiah (Natural Rip Current), arus tersebut timbul diantara (crevice) & formasi landas serta saluran yang menembusi karang, arus ini berubah tergantung pasang surut.

Arus Pasang
Pasang surut di daerah tertentu merupakan peranan penting terhadap arus dan kejernihan air. Biasanya pada saat pasang air akan lebih jernih. Pasang surut di belahan bumi bagian barat pergantiannya terjadi tiap 6 jam, didasarkan pada putaran bumi dan bulan. Kira-kira setiap 2 minggu sekali yaitu saat terbit bulan berada di dekat bumi, maka terjadi perubahan lebih besar pada pasang surut, berakibat gelombang yang besar. Dalam periode sebaliknya, karena pengaruh gaya tarik-menarik bulan berkurang pada pasang surut, dinamakan pasang mati reda (neap tide) dan saat inilah terbaik untuk menyelam. Termocline Perbedaan suhu antara permukaan laut dan di dalam air sangat berpengaruh terhadap tubuh penyelam. Di dalam air terdapat lapisan air yang berbeda suhunya disebut termocline. Semakin dalam menyelam akan semakin dingin, flora dan fauna berkurang untuk itu diperlukan pemilihan pakaian pelindung yang sesuai. Teknik Keluar (Exit)

Daerah Berpasir
Ketepatan memilih waktu (timing) merupakan faktor yang penting baik untuk entry atau exit.

Berenang di bawah air lebih efektif daripada snorkeling di permukaan. Perhatikan hempasan ombak dan gelombak dan selalu membiarkannya, jangan sekali-kali menentang. Setelah mendarat, secepatnya bergerak di luar batas air, bahkan lebih baik lebih jauh dari pantai karena kemungkinan gelombang yang berikut akan lebih besar datangnya dan berkemas ke tempat yang aman.

Daerah Berbatu-Batu
Tekniknya tidak jauh seperti daerah berpasir, ketenangan merupakan hal yang menentukan. Ikuti hempasan dan bertahan dengan berpegang apa saja di dasar laut (bottom holding), untuk menunggu saat exit yang tepat. Penyelaman Tengah Laut Kondisi di tengah laut berbeda dengan pantai, ombaknya cenderung merata dan tidak bergerak ke arah tertentu saja. Dasarnya cukup dalam sehingga bisa membuat penyelam lebih mudah melakukan entry. Boat Perahu merupakan kebutuhan mutlak dalam penyelaman di tengah laut karena kondisi medan jauh dari daratan. Teknik Entry Timing merupakan faktor utama untuk entry. Perhatikan arah gelombang dan pergerakan kapal sebelum entry. Jangan ragu-ragu waktu masuk ke dalam air. Caranya akan dibahas di teknik scuba diving. Teknik Exit Timing juga merupakan faktor utama. Yang harus diperhatikan adalah arus gelombang yang dapat mempengaruhi bergeraknya penyelam dan boat. Untuk itu penyelam harus mendekati boat dan kemudian berusaha mencapainya. Jangan melewati daerah belakang boat karena baling-baling kapal cukup tajam. Caranya akan dibahas di teknik scuba diving. Penyelaman Air Tawar Berbeda dengan air laut, air tawar memberikan gaya apung lebih sedikit sehingga penyelam

harus menyesuaikan boyancy. Jika di danau yang tidak terlalu luas, biasanya jarang terdapat gelombang. Sungai yang alirannya deras sangat berbahaya dan memerlukan peralatan dan teknik selam khusus. Arus sungai yang tidak berbatu biasanya paling kuat di daerah tengah, sehingga penyelam rawan terbawa arus. Boat Tergantung kondisi perairan, semakin jauh dari daratan maka sebaiknya gunakan boat. Teknik Entry Jika medan penyelaman berupa danau teknik entry bisa sama dengan penyelaman tengah laut bila penyelaman langsung dilakukan di tengah. Jika dimulai dari tepi bisa sama dengan di daerah pantai. Pada sungai dengan arus deras harus dilakukan secara perlahan, yang paling baik melalui daerah pinggir karena arus cenderung pelan. Teknik Exit Sangat sulit jika terkena arus di sungai. Tapi jika memakai peralatan khusus seperti tali pemandu akan lebih mudah. Jangan berusaha melawan arus, tapi berusaha bergerak ke arah tepi sehingga mudah keluar dari dalam air.

Berenang, dalam menyelam kemampuan berenang tidak perlu mahir, dalam artian bisa menguasai semua gaya berenang jawabnya TIDAK!. Anda hanya perlu bisa berenang sejauh 400m, sebaiknya anda menguasai renang gaya bebas, karena saat menyelam gaya renang yang digunakan adalah gaya bebas. Dan tenang saja, anda akan terbiasa karena saat menggunakan fins, anda akan dipaksa berenang menggunakan gaya bebas. Soyang belum bisa berenang segera belajar berenang, gampang kok! JANGAN TAKUT..! Fungsinya, berenang digunakan untuk kegiatan penjelajahan bawah laut, dan digunakan untuk keadaan emergency, dan untuk kembali kepantai atau kapal. Water Trap, atau biasa disebut mengapung di air terkadang juga disebut injak-injak air. Anda boleh mengapung secara terlentang, atau menggerakkan kaki seperti mengayuh sepeda (injakinjak air), atau seperti berenang gaya katak secara vertikal. Pokoknya kawan-kawan sekalian bisa mempertahankan tubuh mengapung di air selama min 15 menit. Berguna untuk istirahat bila lelah berenang, tetapi saat menyelam dilaut kita di bantu BC untuk mengapung dan di air laut kita lebih mudah terapung karena adanya salinitas. Menyelam itu menyenangkan. Up nea, yaitu berenang di dalam air sejauh 8 garis lebar kolam (8-9 m)dengan 1 kali tarikan nafas tanpa masker,snorkel,dan fins. Bisa menggunakan gaya katak atau gaya bebas. Yang penting sampai. Jangan terlalu buru, karena akan menyebabkan terengah-engah sehingga nafas cepat habis, pada kedalaman 180-200cm saat teman-teman melakukan up nea harus berjarak 1 jengkal tangan dari lantai kolam. Kemampuan ini akan digunakan untuk Tuck Dive dan Duck Dive, serta penjelajahan dengan snorkel (selam permukaan). Entri, yaitu cara masuk kedalam air. Ada beberapa cara entri, bergantung pada situasi dilapangan, teknik yang bagaimana yang digunakan. Biasanya kita mengenal 3 jenis Entri, pertama giant step paling serig digunakan. Caranya Posisi awal tangan kanan memegang masker dan fins, tangan kiri memegang tabung/BC, kepala ditekuk kedalam. berdiri di bibir kolam atau dek kapal, setelah itu melangkah dan membuka (rentangkan) kaki lebar-lebar (giant step). Saat hendak muncul ke permukaan lakukan snorkel clearing dan tangan kanan diangkat keatas (muncul duluan), agar kepala tidak terantuk badan kapal. Cara lainnya ada Front Roll berputar kedepan. Posisi awal seperti rukuk, Posisi tangan selalu sama untuk setiap entri, hampir mencium lutut kemudian menjatuhkan diri ke air diawali bagian punggung. Cara ini jarang digunakan. Back Roll berputar kebelakang, Posisi awal duduk dengan kaki dilipat, bagian pantat dan tabung berada diluar dinding kapal atau di luar tepi kolam. Posisi tangan sama, badan dijatuhkan kebelakang. Cara keluar kepermukaan sama semuanya. Cara ini sering digunakan, karena dikapal biasanya terdapat atap agar alat dan penyelam tidak kepanasan (terpapar matahari langsung). Posisi lainnya untuk entri bisa tidur tengkurap, kebudian berguling masuk keair, dll. Setelah muncul kepermukaan segera isi BC menggunakan udara tabung dengan menekan tombol infliter.

Gambar1. kiri (giant step) kanan (back roll) Tuck Dive, menyelam menggunakan snorkel,masker dan fins dan menjelajah secara horizontal menyusuri dasar perairan, bedanya dengan Duck Dive yaitu arah jelajah, duck dive secara vertikal. Caranya mengayuh fins sebagai awalan, badan ditekuk kedalam masuk keair, nafas dihembuskan perlahan agar daya apung berkurang, ditunggu hingga ujung fins berhasil masuk ke air, apabila telah memasuki air, fins dikayuh kembali untuk mendapatkan daya jelajah. Apabila fins dikayuh di atas permukaan biasanya badan akan terangkat kembali kepermukaan, bisa diartikan belum bisa masuk kedalam air, cara tercepat silahkan dicoba berulang-ulang teknik Saat melakukan Tuck Dive dan Duck Dive atau setelah entri, snorkel kita pasti akan terisi air. Cara membersihkan air dari snorkel ini dinamakan Snorkel Clearing, Kemudahannya bergantung pada tipe snorkel juga, snorkel pada saat ini sudah memiliki katub buang, sehingga air akan lebih mudah terkuras dari selang snorkel. Cara membersihkannya mudah, yaitu dengan meniupkan udara kedalam snorkel, agar air tidak masuk lagi kedalam snorkel, udara ditiupkan saat kepala (snorkel) berada di permukaan. Atau udara ditiupkan sesaat sebelum kepala keluar, dengan posisi kepala 45 dan dahi menyentuh permukaan air, udara ditiupkan secara cepat kemudian kepala langsung kembali sejajar dengan permukaan air agar snorkel menjadi tegak lurus dengan air, cara lebih disukai karena air lebih ringan ditiupkan, karena mendapat bantuan gaya gravitasi (badan pada posisi vertikal, dan selang menghadap kebawah). Tetapi kawan semua perlu berhati-hati saat menghisap udara pertama setelah dipermukaan, biasanya terdapat sisa air, apabila terburu-buru bisa tersedak, jadi pelan-pelan saja. Sesaat setelah entri, ada urut-urutan sebelum masuk kedalam air. Pertama cek waktu, untuk memastikan kegiatan penyelaman sesuai dengan yang direncanakan. Kedua observasi daerah sekeliling, meliputi dasar perairan, buddy / kelompok, kondisi perairan, dll. Ketiga, cek kondisi penyelam, dalam keadaan baik dan siap untuk menyelam apa tidak. Jika semua telah oke, buang udara BC secara perlahan, dan di ikuti dengan melakukan equalizing, ada beberapa cara melakukan equalizing, memencet hidung dan meniupkan udara melalui hidung hingga gendang telinga terasa mengembung atau berbunyi (bup), bisa juga dengan menggerakkan rahang atau menelan ludah. Setelah sampai di dasar perairan segera lakukan pengaturan bouyanci. Bouyanci, akan mempengaruhi kenyamanan penyelam, akan mempengaruhi nasib para terumbu karang, juga akan mempengaruhi nasib penyelam. Bouyanci yang baik akan membantu penyelam menikmati pemandangan, dan menyelamatkan terumbu karang dari kerusakan akibat

tabrakan tubuh anda. Apabila bouyanci tidak stabil, akan mengganggu keseimbangan tekanan gendang telinga serta kestabilan paru-paru sehingga bisa menyebabkan terjadinya mimisan (hidung berdarah, atau muntah darah). Cara mengatur bouyanci, pertama tidur didasar air dengan posisi tengkurap, habiskan semua udara dalam BC, luruskan telapak kaki sehingga ujung fins menempel di dasar perairan. Selanjutnya isi perlahan-lahan BC menggunakan udara hingga miring 45 kemudian tarik dan hembuskan nafas perlahan bergantian hingga keadaan seimbang. Jangan lupa lakukan equalizing setiap turun 1m. untuk melatih bouyanci, lakukan dalam keadaan duduk bersila.

Gambar.2. Buoyancy Training Masker Clearing, saat menyelam terjadi perbedaan suhu tubuh dengan suhu perairan, biasanya dapat menyebabkan embun di kaca masker yang bisa mengganggu penglihatan. Cara mengatasinya dengan cara masker clearing, bagian atas masker dibuka sedikit agar air bisa masuk, sedikit saja kemudian air diratakan. Kemudian udara ditiupkan dari hidung dan bagian bawah masker di buka agar air keluar saat di tiupkan, atau udara ditiupkan dan masker didahi di tekan agar ada celah di masker bagian bawah dan air bisa keluar.

Gambar.3. Masker Clearing Saat menyelam terkadang terjadi kecelakaan berupa lepasnya Mouth fish, agar penyelam tidak panic teknik perlu dipelajari yaitu mencari mouth fish, istilahnya lupa. Ada 2 cara, pertama badan dimiringkan kearah mouth fish, tangan diluruskan searah badan kemudian ditarik kebelakang (kearah kaki) kemudian ditarik keluar menjauhi badan, biasanya selang mouth fish

akan tersangkut di tangan. Bersihkan Mouth fish dari air (Mouth fish Clearing) dengan cara meniup mouth fish atau memencet tombol di tengah mouth fish yang akan menyebabkan mouth fish mengeluarkan udara. Cara kedua mencari mouth fish dengan meraba selang, dimulai dari pangkal selang dari regulator kemudian kebawah hingga pangkal mouth fish, kemudian lakukan mouth fish clearing. Terkadang saat memakai Weight Belt (pemberat) kita kurang kencang mengikatnya, dan terlepas. Hal ini sangat berbahaya, karena dapat membunuh penyelam. Penyelam akan terangkat cepat ke permukaan, dan udara didalam paru-paru akan menggembung (meledak). Oleh karena itu, segera raih benda yang dapat mempertahankan posisi anda. Kemudian ambil dan pasang kembali pemberat anda, caranya telentangkan badan, sehingga pemberat menempel baik di punggung, tata agar BC tidak tersangkut. Setelah itu ikat tali (masukkan kedalam gesper) kemudian balik badan menjadi rukuk atau tengkurap kemudian kencangkan gesper. Cek kembali jangan terlalu kencang dan jangan sampai terlepas. Buddy breathing, bernafas menggunakan mouth fish buddy kita secara bergantian. Ingat buddy kamu juga butuh nafas, jadi ada aturannya. Langkah pertama beri signal ke buddy kalo udara tabung habis, signalnya tangan mengepal menepuk dada dilanjutkan seperti mengancam menggorok orang dan diakhiri memegang mouth fish, setelah itu rangkul buddy, biarkan buddy menghisap 2 kali tarikan nafas, setelah mouth fish diberikan kekamu jangan lupa ditiup dulu, untuk membersihkan air laut yang di mouth fish (juga air liur), hisap dalam-dalam 2kali, setelah itu berikan lagi ke buddy, dan kamu bisa melanjutkan perjalanan kepermukaan. Kenapa 2 kali tarikan nafas, tarikan pertama untuk menenangkan diri, mengisi paru-paru kembali dengan udara. Tarikan kedua sebagai cadangan saat mouth fish dikembalikan ke buddy. Inilah alasan mengapa menyelam harus dilakukan minimal 2 orang (berpasangan).

Gambar 4. Buddy Breathing Setelah puas menjelajahi dasar laut, dan melakukan buddy breathing, saatnya untuk keluar. Untuk mengurangi efek nitrogen pada darah, pada kedalaman 3-6 m kita akan diajak beristirahat kurang lebih 5-10 menit oleh instruktur. Namanya safety stop. Di kegiatan ini juga dilakukan observasi, mengecek keadaan penyelam, dan jumlah penyelam, jangan sampai ada yang tertinggal, jadi saat menyelam juga akan diberikan arahan mengenai formasi penyelaman. Setelah itu berenang kepermukaan, jangan sampai mendahului gelembung terakhir yang keluar dari mulut. Dan angkat tangan kanan, agar kepala tidak terantuk. Sebelum menyelam rencanakan penyelamanmu dan menyelam dengan rencanamu.. di kutip dari buku menyelam dive your plan, plan your dive.

You might also like