You are on page 1of 53

BAB II TRIMESTER I

A.

Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Wanita


1. Organ Reproduksi Luar

a. Mons pubis Mons pubis merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simfisis pubis. Struktur ini ditutupi oleh kulit dan rambut pubis. Mons pubis berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks. Kulit mons pubis mengandung kelenjar keringat yang khusus dan sekresi kelenjar tersebut memberikan aroma yang khas. Sekresi ini dianggap mempunyai makna seksual tertentu pada laki-laki b. Labia Mayora Labia mayora (bibir besar) terdiri dari 2 lipatan kulit dengan jaringan lemak dibawahnya yang berlanjut ke bawah sebagai peluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi perineum. Labia mayora memiliki rambut dan kelenjar pada permukaan lateralnya, namun permukaan dalamnya licin. Labia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang masuk vagina sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai bantal. c. Labia Minora Labia minora (bibir kecil) merupakan 2 buah lipatan tipis kulit yang terletak di sebelah dalam labia mayora. Kedua bibir kecil bertemu di sebelah depan dan pada titik temu ini terdapat klitoris. Di sebelah posterior, labia minora bergabung membentuk fourchette. Labia minora tidak memiliki lemak subkutan. Permukaan internalnya biasanya saling bersentuhan dan dengan demikian menambahkan pengamanan pada lubang masuk vagina. d. Klitoris Klitoris merupakan tonjolan kecil jaringan erektil yang terletak pada titik temu labia minora di sebelah anterior. Jaringan klitoris sangat kaya dengan pembuluh darah dan saraf sehingga merupakan salah satu zona erotic yang utama pada wanita. e. Vestibulum Vestibulum adalah nama alat yang diberikan pada rongga yang dikelilingi oleh labia minora. Orifisium uretra bermuara ke dalam vestibulum tepat di sebelah bawah klitoris. Saluran 2 buah kelenjar parauretral(kelenjar skene)juga bermuara ke dalam vestibulum, masing-masing pada satu sisi ovisium uretra. Ovisium vagina juga
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 4

bermuara ke dalam vestibulum. Muara tersebut ditutupi oleh lipatan slop tipis yang disebut hymen selaput tipis ini tidak menutupi lubang masuk vagina. Setelah terjadi senggama yang pertama atau karena intervensi jari tangan atau insersi tampon, hymen biasanya terkoyak.fungsi hymen adalah untuk melindungi vagina selama periode prepubertal. f. Fourchette Fourchette adalah lipatan jaringan tranpersal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah oripisium vagina. g. Perineum Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit anatara introitus vagina dan anus.

2. Organ Reproduksi Dalam a. Ovarium Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Struktur Ovarium terdiri dari medulla dan korteks. Medula merupakan bagian internal yang mengandung pembuluh limfe dan darah yang disangga oleh jaringan ikat. Korteks merupakan bagian eksterna yang mangandung folikel-folikel ovarium atau sel-sel telur yang terbenam dalam stroma. Ovarium tidak dibungkus oleh peritoneum
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 5

sejati. Sebaliknya ovarium mengandung bentuk peritoneum yang sudah mengalami modifikasi yaitu epithelium germinalis. Fungsi ovarium 1) 2) Produksi, penyimpangan serta pemasangan polikel-polikel ovarium dan Produksi hormone ovarium estrogen dan progesterone pelepasan ovum.
b. Oviduct (Tuba Falopii)

Oviduct (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. tuba falopii dibungkus oleh peritoneum yang membentuk ligamentum latum. Tuba falopii dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Di luar pada lapisan epitel yang dipisahkan oleh lapisan halus jaringan ikat terdapat 2 bungkus sel otot, yaitu tunika muskularis longitudinalis eksterna dan sirkularis interna. Bagian pangkal oviduct berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduct berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus. c. Uterus Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus terdiri atas 2 bagian, yaitu: korpus atau badan dan serviks atau leher. Serviks terbentuk oleh bagian sepertiga bawah uterus, dan separuh serviks menjulur ke dalam vagina. Uterus memiliki panjang kurang lebih 7,5 cm dan lebar 5,5 cm dan kedalaman 2,5 cm. dinding uterus sangat tebal yaitu sekitar 1,2 cm, sehingga cavum uteri berukuran sangat kecil. Struktur yang menjulur ke lateral dari uterus bagian atas adalah tuba falopii (saluran telur). Tempat masuk tuba tersebut disebut kornu (tanduk) uterus. Bagian uterus yang berada di atas kornu disebut fundus uteri, sementara tiitik temu serviks dengan korpus uteri disebus ismus uteri. Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 6

rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi. Fungsi uterus
1)

Menyediakan tempat yang sesuai bagi ovum yang sudah dibuahi agar Memberikan perlindungan dan nutrisi kepada embrio/janin sampai Mendorong keluar janin dan plasenta saat persalinan Mengendalikan pendarahan dari tempat pelengkatan plasenta melalui

ovum tersebut dapat menanamkan diri.


2)

tercapai maturitas. 3) 4)
d. Vagina

kontraksi otot-otot yang saling berjalin tersebut jahitan hidup (living ligatures). Vagina merupakan saluran fibromuskular elastic yang membentang ke atas dan ke belakang dari vulva hingga uterus. Serviks atau leher uterus menjulur ke dalam ujung proksimal vagina. Daerah ini dikenal dengan nama kubah vagina. Dinding arterior vagina memiliki panjang kurang lebih 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm. keduanya ini dalam keadaan norma menempel satu sama lain namun dapat dipisahkan dengan mudah. Dinding vagina tersusun dalam lipatan (rugae). Susunan ini memungkinkan vagina untuk mengembang sampai luas sekali jika dibutuhkan, sehingga dapat dilalui kepala bayi ketika melahirkan. Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan. Struktur Dinding vagina terdiri dari 4 lapisan:
1)

Lapisan epitel gepeng berlapis; pada lapisan ini tidak dapat kelenjar tetapi Jaringan konektif areoler yang di pasok pembuluh darah dengan baik Jaringan otot polos berserabut longitudinal dan sirkuler.
7

cairan akan merembes melalui epitel untuk memberikan kelembaban. 2)


3)

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

4) Fungsi

Lapisan luar jaringan ikat vibrosa berwarna putih yang bercampur dengan

fasia pelvis sekitarnya. Vagina memiliki 4 fungsi utama yaitu: 1)


2)

Lintasan bagi spermatozoa: spermatozoa biasanya akan tertimbun pada Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya pada saat Saluran keluar bagi darah haid Dengan sekretnya yang asam, vagina merupakan barier untuk

saat senggama dalam ruangan yang dihasilkan vornik posterior persalinan. 3) 4)

menghalangi penjalaran infeksi secara asenderen

3. Payudara Wanita Payudara adalah kelenjar mamaria. Dibawah pengaruh hormon yang sesuai, payudara mampu mengeluarkan susu setelah kelahiran bayi. Payudara terletak di bagian anterior atas dada dan terdiri atas 15 sampai 30 lobus jaringan kelenjar. Setiap lobus mengalirkan isinya ke duktus laktiferus (susu) yang bermuara ke ujung putting. Sebelum pubertas, payudara anak perempuan berukuran kecil, dan belum berkembang. Puting susu terletak rata di dada. Bersamaan dengan awita pubertas, dan di bawah pengaruh estrogen, ukuran, jumlah lemak, dan struktur duktus payudara membesar. Selama kehamilan, dibawah pengaruh hormon-hormon kehamilan, sistem duktus terus berkembang dan sel-sel kelenjar menjadi mampu membuat susu.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

4. Oogenesis

a. Sel-Sel Kelamin Primordial Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial. b. Folikel Primordial Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer. c. Oosit Primer Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA. d. Pembelahan Meiosis Pertama Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 9

kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. e. Oosit Sekunder Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

5.

Pengaruh Hormon dalam Oogenesis Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel

folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

10

6. Siklus Menstruasi Wanita a. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan selsel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata proses menstruasi adalah 28 hari, atau berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang proses dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. b. Fisiologi Menstruasi Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

11

estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim. Organ yang bertanggung jawab terhadap siklus menstruasi adalah hipofisis. Hipofisis mengeluarkan hormon yang disebut dengan Hormon Gonadotropin. Hormon ini sangat banyak diproduksi oleh kelenjar hipofisis setelah seseorang memasuki masa perkembangan sekunder (jenis kelamin sekunder). Hormon gonadotropin ini dua macam, yaitu: Luteinizing Hormon dan Folicle Stimulating Hormon. Keluarnya hormon gonadotropin (LH dan FSH) ini dirangsang oleh Gonadotropin Releasing Hormone yang dikeluarkan oleh hipothalamus. Gonadotropin releasing hormon, LH dan FSH adalah tiga hormon yang berperan besar dalam siklus menstruasi. LH dan FSH ini kemudian akan mempengaruhi sel telur di kandung telur untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Singkatnya seperti ini:

Hipothalamus>GnRH>Hipofisis

>LH&FSH>Ovarium

>Estrogen dan Progesteron. Hormon estrogen-progesteron inilah yang menjadi hormon yang diproduksi paling akhir dan mempunyai peran langsung terhadap siklus menstruasi wanita. Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya menanamkan diri didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya. Seorang wanita memiliki 2 ovarium(sel Indung Telur) dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 12

tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan OVULASI

c. Siklus Menstruasi Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: 1) 2) 3) 4) FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk Estrogen & Progesteron mempengaruhi perubahan endometrium dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH mengeluarkan prolaktin. Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 7 hari,, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur. pada beberapa literatur dikatakan variasi siklus haid ini bisa juga mencapai 15-45 hari. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 13

ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Cunningham, 1995). Siklus Menstruasi Normal Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

Menstruasi dipengaruhi oleh : a) b) c) d) Gn RH : merangsang pelepasan FSH, LH, prolaktin Prolaktin diproduksi oleh sel hipofisis anterior, memulai &

mempertahankan produksi progesterone FSH dan LH diproduksi sel hipofisis anterior, sekresi estrogen Estrogen & Progesteron : mempengaruhi perubahan endometrium

d. Fase-fase dalam Siklus menstruasi


1)

Fase Menstruasi /deskuamasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang

yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakbiatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi tidaka ada. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
2)

Fase

Proliferasi/intermenstum/fase

Folikuler ditandai

dengan

menurunnya hormone progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 14

hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
3)

Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu

matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4)

Fase pasca ovulasi/fase Sekresi/ pramenstruasi ditandai dengan Corpus

luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.

e. Fase Menstruasi Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. proses ini melibatkan beberapa tahap yang

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

15

dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan proses, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada sel telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tidak lama kemudian, sebuah sel telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana. f. Gangguan saat Menstruasi Gangguan menstuasi yang sering terjadi ialah nyeri sebelum menstruasi atau haid. Ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan. Sakit perut yang dirasakan sebenarnya disebabkan oleh kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormon prostaglandin. Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Jika sakitnya masih bisa ditahan, itu masih bisa disebut normal. Namun jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, itu patut dicurigai dan harus segera periksa ke dokter. Gangguan dan kelainan menstruasi sebenarnya ada bermacam-macam,yaitu: 1) Nyeri Haid (dismenorrhoe) Pada saat menstruasi, perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri haid ada dua macam : a) Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 16

perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan. b) Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya. 2) Pre menstruasi syndrome PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum atau saat menstruasi, seperti: a) Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. b) Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. c) Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya. d) Mengalami kram perut (dismenorrhoe). e) Kepala nyeri. f) Pingsan. g) Berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak. h) Pinggang terasa pegal. Jika seorang perempuan mengalami PMS, maka hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: a) Mengurangi makanan yang bergaram, seperti kentang goreng, kacangkacangan dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih. b) Kurangi makanan yang berupa tepung, gula, kafein, dan coklat. c) Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi. d) Konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air putih. e) Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

17

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut sewaktu menstruasi, yaitu: a) Kompres dengan botol panas (hangat) pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang). b) Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri. c) Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi. d) Mengosok-gosok perut atau pinggang yang sakit. e) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Hal tersebut dapat membantu relaksasi. f) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi. g) Obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asalkan dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. 3) Gangguan menstruasi lainnya, yaitu Amenorrhoe atau tidak mendapatkan a) Disebut dengan Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan tersebut diketahui bila si perempuan sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan. Hal itu bisa diatasi dengan operasi untuk melubangi selaput daranya. b) Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim hingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan keadaan ini menyebabkan perempuan tidak mengalami masa subur karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya adalah dengan terapi hormon. c) Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti hipotensi, anemia, infeksi, atau kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh stres psikologis. Apabila terjadi kondisi tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

haid sama sekali. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya, yaitu:

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

18

B.

Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pada laki-laki berkaitan terutama dengan kelangsungan keberadaan

spesies manusia. Oleh karena itu, sistem ini berbeda dengan sistem organ lainnya dalam tubuh yang berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan bertahan individu. Proses reproduksi pada laki-laki meliputi, maturasi seksual (perangkat fisiologi untuk reproduksi), pembentukan gamet (spermatozoa), dan ejakulasi. 1. Organ Reproduksi Luar a. Scrotum Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan sehingga bergerak testis mendekat skrotum, dapat atau

menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada panas. b. Penis
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 19

suhu

dingin

dan

bergerak menjauh pada suhu

Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). 2. Organ Reproduksi Dalam a. Testis Testis adalah gonad pria. Testis dibentuk pada masa embrio di dalam rongga abdomen dekat dengan ginjal. Selama sebulan terakhir masa kehidupan janin, testis turun kea rah posterior ke peritoneum, untuk menetap pada dinding abdomen dalam lipatan paha. Kemudian kedua testis terus turun sepanjang kanalis inguinalis ke dalam srotum. Dalam proses penurunan ini kedua testis disertai oleh pembuluh darah, limfatik, saraf, dan duktus, yang menyangga jaringan dan membentuk korda spermatik. Korda ini memanjang dari cincin inguinal internal melalui dinding abdomen dan kanalis inguinalis hingga ke skrotum. Ketika testis turun ke dalam skrotum, sebuah tubular yang memanjang dari peritoneum yang menyaertainya. Normalnya jaringan ini mengalami obliterasi, satu-satunya bagian yang tersisa yang menyaelimuti testis adalah tunika vaginalis. (Ketika proses peritoneal ini tidak mengalami obliterasi tetapi tetap terbuka ke dalam rongga abdomen, kantung potensial tersisa, sehingga ke dalamnya dapat masuk kandungan abdomen untuk membentuk suatu hernia inguinal tak-langsung). Testis bersarang didalam skrotum, yang menjaga keduanya pada suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh keseluruhan untuk memfasilitasi
20

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

spermatogenesis (pembentukan sperma). Testis terdiri atas banyak tubulus seminiferus tempat dimana sperma dibentuk. Tubulus koligentes mengirimkan sperma ke dalam epididimis, suatu struktur seperti topi yang terletak pada testis dan mengandung duktus yang melebar yang mengarah ke dalam vas deferan. Struktur tubulus yang keras ini menjalar ke arah atas melalui kanalis inguinalis untuk memasuku rongga abdomen di belakang peritoneumdan kemudian memanjang ke bawah kearah basal kandung kemih. Suatu tonjolan berkantung dari struktuk ini disebut vesika seminalis, yang berfungsi sebagai wadah untuk sekresi testikuler. Traktus ini berlanjut sebagai duktus ejakutaorius, yang kemudian menjalar melalui kelenjar prostat untuk masuk ke dalam uretra. Sekresi testikuler melewati jalur ini ketika mereka keluar penis dalam aksi reproduktif.

b. Epididimis Merupakan saluran yang baru keluar dari testis disebut epididimis. Saluran ini berjalan berkelok-kelok membentuk suatu gumpalan memanjang menempel di belakang testis. Sel-sel sperma yang telah masak akan ditampung dalam saluran tersebut. Fungsi epididimis ialah sebagai tempat penyimpanan dan pematangan spermatozoa. Sewaktu orgasme dan terjadi ejakulasi, otot polos epididimis berkontraksi, mendorong sperma menuju duktus deferens dan uretra. Umur spermatozoa dalam epididimis kira-kira 1 bulan. c. Vas Deferens

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

21

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). d. Saluran Ejakulasi Merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra e. Uretra Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Berfungsi sebagai saluran pengeluaran air mani. Panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya: 1) Pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat. 2) Pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana terletak muara vas deferens. 3) Pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis. 4) Pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.
3. Kelenjar Kelamin

Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra. Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mulamula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit vitamin-vitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari:
a. Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Vesikula
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 22

seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.

Gambar 1. Vesikula seminalis


b. Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma)

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

Gambar 2. Kelenjar prostat

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

23

c. Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran

sperma) Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Gambar 3. Kelenjar bulbouretra 4. Persarafan Sistem Reproduksi Pria Neuron-neuron sensorik aferen serta serabut simpatis dan parasimpatis eferen dijumpai di seluruh genitalia pria. Serabut serabut sensorik aferen menjadi aktif sebagai respons terhadap perangsangan taktil dan mengirimkan informasi tersebut ke korda spinalis. Saraf parasimpatis keluar dari spina setinggi daerah skralis dan mempersarafi arteri dan arteriol penis. Serabut-serabut parasimpatis mengeluarkan neurotransmiter asetilkolin, yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Saraf simpatis keluar dari spina dari suatu area di atas lumbar dan mempersarafi otot-otot polos vas deferens dan ampula. Saraf-saraf simpatis mengeluarkan neurotransmiter norepinefrin, yang menyebabkan kontraksi otot polos. Serabut-serabut simpatis juga mempersarafi dan menyebabkan kontraksi prostat dan vesikula seminalis. Neuron-neuron desendens dari pusat yang lebih tinggi di otak, termasuk korteks serebrum, mempengaruhi pelepasan muatan serabut-serabut simpatis dan parasimpatis. 5. Proses Seksual Pada Pria Manipulasi fisik terhadap penis atau khayalan mengenia seks akan merangsang saraf simpatis dan para simpatis dan menyebabkan rangsangan seksual. Terdapat empat tahap proses seksual pada pria: ereksi, emisi, ejakulasi, dan resolusi. Semua tahap dapat terjadi
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 24

hanya dari refleks-refleks spinal sederhana yang dicetuskan oleh stimulasi sensorik. Keempatnya tidak memerlukan keterlibatan susunan saraf pusat. Namun, rangsangan mental dan fisik normal meningkatkan rangsangan seksual. Rangsangan otak yang bersifat inhibisi dapat menginterupsi refleks spinal di setiap titik. a. Ereksi Penis mengeras dan memanjang selama rangsangan seksual. Ereksi terjadi akibat pengaktifan serabut-serabt parasimpatis ke penis yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Sewaktu arteri dan arteriol penis terisi darah, vena yang keluar dari penis menjadi tertekan dan tersumbat. Oklusi vena menyebabkan jaringan berongga di dalam batang penis, korpus kavernosum dan korpus spongiosum, membengkak. Pembengkakan jaringan ini menyebabkan ereksi. Perangsangan parasimpatis juga menyebabkan kelenjar-kelenjar yang melapisi uretra mengeluarkan mukus. Mukus membasahi glans (kepala) penis, yang mempermudah dan meningkatkan kenikmatan yang berkaitan penetrasi terhadap vagina. Selama tahap ini, denyut jantung dan pernapasan meningkat. b. Emisi Sewaktu kenikmatan seksual mencapai suatu titik kritis, pengaktifan saraf-saraf simpatis ke penis menyebabkan kontraksi vas deferens dann ampula. Hal ini menyebabkan terjadinya emisi, yaitu terdorongnya sperma keluar dari va deferens dan ampula melalui duktus ejakulatorius ke dalam uretra. Selama emisi, perangsangan simpatis ke prostat dan vesikula seminalis menyebabkan pengeluaran sekresi prostat dan vesikula seminalis ke dalam duktus ejakulatorius. Konbinasi sperma, sekresi prostat, dan sekresi vesikula seminalis disebut semen. c. Ejakulasi Dengan penambahan semen ke dalam uretra bagian dalam, timbul perasaan penuh. Serabut-serabut sensorik yang berjalan ke korda spinalis menyampaikan perasaan ini sehingga terjadi pengaktifan lebih lanjut serabut-serabut simpatis dan kontraksi otot polos duktus. Neuron-neuron motorik ke otot rangka di dasar penis juga diaktifkan, yang menyebabkan otot-otot tersebut berkontraksi. Puncak dari respon adalah kontraksi ritmik seperti gelombang yang disertai oleh perasaan nikmat. Selama kontraksi ini, semen terdorog keluar secara kuat melalui uretra. Emisi dan ejakulasi membentuk orgasme pria. Denyut jantung dan respirasi mencapai maksimum pada tahap ini.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

25

d. Resolusi Setelah mengalami orgasm, pria memperlihatkan kebalikan rangsang seksual, termasuk hilangnya ereksi serta kembalinya pola denyut jantung dan pernapasan ke normal. 6. Spermatogenesis Spermatogenesis (pembentukan sperma) berawal pada masa pubertas dan berlangsung seumur hidup pria. Sel-sel germinal yang belum berdiferensiasi yang melapisi tubulus seminoferus mengalami serangkaian pembelahan sel secara mitosis, yang menghasilkan pembentukan spermatosis primer (sperma imatur) yang akhirnya berkembang menjadi spermatozoa (sperma matang). Spermatogenesis memerlukan waktu sekitar 2 bulan. Dari setiap spermatosit primer dihasilkan empat sperma hidup (masing-masing dengan 23 kromosom). Spermatogenesis berlangsung di tubulus seminoferus di bawah kontrol dua hormone hipofisis, yaitu hormone perangsang folikel (follicle stimulating hormone, FSH) dan luteinizing hormone (LH)-serta hormonehormon seks, terutama testosterone. a. Follicle Stimulating Hormone FSH adalah sutu hormone protein yang dilepaskan oleh hipofisis anterior sebagai respon terhadap suatu hormone perangsang dari hipotalamus: gonadotropinreleasing hormone (GnRH). FSH berkatan dengan reseptor yang terdapat di membrane sel Sertoli yang melapisi tubulus seminiferus dan mengaktifkan sistem perantara kedua adenosine monofosfat siklik (AMP). Efek akhir FSH adalah menyebabkan sel Sertoli berproliferasi dan mengeluarkan berbagai nutrien, ion, dan protein ke dalam tubulus yang merangsang proliferasi dan diferensiasi sperma imatur lebih lanjut. Sel-sel sertoli melepaskan umpan balik terhadap hipotalamus dan hipofisis untuk mengontrol pelepasan FSH lebh lanjut dengan mengeluarkan hormone inhibin. Kadar inhibin meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas sel dan menghambat pelepasan FSH lebih lanjut. b. Luteinizing Hormone LH adalah hormon protein kedua yang dilepaskan dari hipofisis anterior sebagai respon terhadap perangsangan oleh GnRH. LH berikatan dengan sel-sel leydig yang melingkari tubulus dan malalui pengaktifan sistem perantara kedua Camp, merangsang pembentukan hormone steroid testosterone. Testosterone berdifusi ke dalam tubulus seminiferus dan berikata denagan sel-sel Sertoli, yang merangsang selKelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 26

sel ini untuk terus mensekresi protein, ion, dan nurtien yang dibutuhkan untuk mempertahankan proliferasi dan diferensiasi sperma. Salah satu protein yang dihasilkan sel-sel Sertoli, protein pengikat androgen, memastikan bahwa kadar testosteron tetap tinggi di lumen tubulus seminifeus. Sel-sel leydig yang matang biasanya terbentuk pada usia sekitar 10 tahun pada anak laki-laki. Testosterone member umpan balik ke hipotalamus, dan pada tingkat yang lebih rendah ke hipofisis anterior, untuk menghambat pelepasan lebih lanjut GnRH dan LH. Hal ini berfungsi untuk menjaga kadar testosteron dalam darah relative konstan. Selain dibutuhkan untuk keberhasilan pembentukan sperma, testosteron penting untuk pembentukan karakteristik seksual sekunder pada pria dan pemeliharaan libido (dorongan seks) pria. c. Rangsangan yang Mengatur Pelepasan GnRH GnRH dikeluarkan dengan irama teratur sepanjang hari, yang menyebabkan kadar hormone ini relative konstan dari hari kehari. Peningkatan atau penurunan pelepasan GnRH dapat terjadi sesuai musim, atau pada kondisi fisik dan psikis yang berbeda. Perubahan sekresi GnRH dapat mempengaruhi pembentukan spermadengan mempengaruhi LH dan FSH serta dapat mengubah libido.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

27

7. Karakteristik Seks Sekunder Pria Karakteristik seks sekunder pria berada di bawah kontrol androgen pria, terutama testosteron. Karakteristik seks sekunder pria mencakup : a. Peningkatan anabolisme protein dan masa otot b. Peningkatan pertumbuhan dan kekuatan tulang c. Pola rambut pada wajah, ketiak, dan pubis khas pria. Di sebagian besar tubuh rambut tumbuh menebal. d. Peningkatan aju metabolisme, mungkin akibat paningkatan anabolisme protein (penimbunan) dan pembentukan masa protein. Hal ini menyebabkab peningkatan kebutuhan kalori pada pria, yang dimulai dari masa pubertas, dibanding dengan wanita. e. Proliferasi dan pengaktifan kelenjar sebasea di kulit, yang menghasilkan zat berminyak yang disebut sebum. Hal ini dapat meyebabkan jerawat, terutama selama masa remaja. f. Suara menjadi berat, akibat hipertrofi laring. g. Kebotakan berpola pria, yang biasanya berawal dengan munculnya titik kebotakan di puncak kepala. Kecenderungan genetic mempengaruhi kebotakan berpola pria.

C.

Proses Konsepsi
Konsepsi adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu

sperma. Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 28

pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal.Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). 1. Implantasi & Perkembangan Plasenta Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari). Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya. Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan 500 gram. beratnya mencapai

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

29

2. Perkembangan Embrio Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17.Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta. Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan. Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obatobatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).

3. Perawatan Selama Kehamilan Pemeriksaan pada usia kehamilan mencapai 6 dan 8 minggu sangat penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan tanggal perkiraan persalinan. Pemeriksaan fisik
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 30

yang pertama kali dilakukan biasanya meliputi berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai. Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan paru-paru; sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan dengan bantuan oftalmoskop. Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan rektum guna mengetahui ukuran danposisi rahim dan kelaian pada panggul. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah untuk sifilis, hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk menentukan golongan darah dan antibodi Rh. Rontgen dada hanya dilakukan jika diketahui wanita hamil tersebut menderita penyakit paru-paru atau jantung. Jika tidak mendesak, sebaiknya pemeriksaan rontgen dihindari, terutama pada 12 minggu pertama karena janin sangat sensitif terhadap efek radiasi. Jika mendesak, janin harus dilindungi dengan cara menutupi perut bagian bawah dengan bahan yang mengandung timah hitam sehingga rahim terlindungi. Pemeriksaan penyaringan untuk diabetes harus segera dilakukan setelah kehamilan 12 minggu pada: 1) Wanita yang pernah melahirkan bayi yang sangat besar 2) Wanita yang pernah mengalami keguguran yang penyebabnya tidak jelas 3) Wanita yang memiliki keluarga yang menderita diabetes. Pada minggu ke 28, semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan penyaringan untuk diabetes. Pada minggu ke 16-18, dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (suatu protein yang dihasilkan oleh janin) di dalam darah ibu. Jika kadarnya tinggi, kemungkinan janin yang dikandung menderita spina bifida atau terdapat lebih dari 1 janin. Jika kadarnya rendah, kemungkinan terdapat kelainan kromosom pada janin. Dengan USG, kehamilan bisa diketahui mulai dari 4-5 minggu setelah ovulasi. USG juga digunakan untuk: 1) Mengikuti perkembangan kehamilan 2) Menentukan tanggal perkiraan persalinan 3) Menentukan laju pertumbuhan janin 4) Merekam denyut jantung atau pernafasan janin 5) Mengetahui kehamilan ganda 6) Mengetahui sejumlah kelainan (misalnya plasenta previa) 7) Mengetahui kelainan posisi janin 8) Memandu jarum pada pengambilan contoh cairan ketuban untuk keperluan pemeriksaan genetik atau kematangan paru-paru (amniosentesis).

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

31

Pada kehamilan muda, sebelum menjalani pemeriksaan USG, sebaiknya ibu meminum banyak air karena kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim keluar rongga panggul sehingga bisa diperoleh gambaran janin yang lebih jelas.Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap 4 minggu (1 kali/bulan) sampai usia kehamilan mencapai 32 minggu. Kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan mencapai 36 minggu dan sesudah 36 minggu, pemeriksaan dilakukan 1 kali/minggu. Pada setiap pemeriskaan, dilakukan pengukuran berat badan dan tekanan darah, serta ukuran dan bentuk rahim untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin. Air kemih diperiksa untuk mengetahui adanya gula dan protein. Adanya gula menunjukkan diabetes dan protein menunjukkan pre-eklamsi (tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan). Jika ibu memiliki darah Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi Rh.Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin. Kenaikan berat badan pada saat hamil, pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu.Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang lambat. Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita hamil berdiri. Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari. Selama kehamilan, kebutuhan kalori harus ditambah sekitar 250 kaloriagar tersedia zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang gizinya seimbang, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran. Hindari makanan yang terlalu asin atau makanan yang mengandung bahan pengawet.Seorang wanita hamil tidak boleh minum obat sembarangan. Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Biasanya diberikan tambahan zat besi. Pemberian zat besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan dan sembelit. Mual dan muntah bisa dikurangi dengan merubah pola makan, yaitu:
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 32

1) Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering 2) Makan sebelum lapar 3) Makanan lunak.Untuk mengatasi morning sickness (mual di pagi hari) sebaiknya memakan 1-2 keping biskuit sebelum beranjak dari tempat tidur. Jika mual dan muntahnya sangat berat dan menetap sehingga terjadi dehidrasi, penurunan berat badan atau gangguan lainnya, maka biasanya wanita hamil harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk semantara waktu dan mendapatkan cairan melalui infus.Edema (pembengkakan) sering terjadi, terutama pada tungkai. Demikian juga halnya dengan varises pada tungkai dan di daerah sekitar lubang vagina. Untuk mengurangi pembengkakan tungkai, bisa digunakan penyangga elastis atau berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi.Wasir bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat pelunak tinja atau berendam di air hangat. Pada saat hamil biasanya jumlah cairan yang keluar dari vagina bertambah, hal ini adalah normal. Trikomoniasis dan kandidiasis merupakan infeksi vagina yang sering ditemukan selama kehamilan dan mudah diobati. Vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina) bisa menyebabkan kelahiran prematur dan harus diobati secara tuntas. Wanita hamil bisa tetap melakukan kegiatan sehari-harinya dan berolahraga. Hubungan seksual selama kehamilan tetap boleh dilakukan, kecuali jika terjadi perdarahan, nyeri atau kebocoran air ketuban. Setiap wanita hamil sebaiknya mengetahui tanda-tanda awal persalinan. Tanda yang utama adalah kontraksi perut bagian bawah dengan selang waktu tertentu dan nyeri punggung. Menjelang akhir kehamilan (setelah 36 minggu), dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencoba memperkirakan saat persalinan

D. Pertumbuhan/Perkembangan Janin Bayi Dalam Rahim Kandungan Ibu Tiap Bulan


Sebelum lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan gizi tertentu. Ketika hamil seorang wanita mengalami peningkatan kebutuhan asupan gizi untuk mencukupi kebutuhan dua orang (sang ibu dan janin bayinya), yaitu antara lain seperti energi, protein, mineral, kalsium, air, omega 3, vitamin, asam folat, zat besi dan lain sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dipengaruhi oleh beberapa faktor dan subfaktor antara lain :
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 33

1. Faktor ibu a. Keadaan kesehatan ibu saat hamil b. Penyakit yang menyertai kehamilan c. Penyulit kehamilan d. Kelainan pada uterus e. Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet f. Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan 2. Faktor janin a. Jenis kelamin janin b. Penyimpangan genetik : kelainan kongenital, pertumbuhan abnormal c. Infeksi intrauterine 3. Faktor Plasenta Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim, yang ditetapkan dengan indeks plasenta Indeks plasenta = Berat plasenta EMPAT puluh minggu kehamilan yang menyenangkan dan penuh perubahan pun dimulai sejak hari pertama menstruasi terakhir. Akan merasakan adanya suatu makhluk mungil yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim. Namun kita tidak pernah mengetahui bentuk dan ukuran calon buah hati dari minggu ke minggu. 1. Minggu 1 Minggu ini sebenarnya masih bahkan periode menstruasi, pun pembuahan

belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir.Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 34

Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur 2. Minggu 2 Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium 3. Minggu 3 Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm. 4. Minggu 4 Kini, bayi berbentuk hormon embrio. Embrio (Chorionic memproduksi kehamilan

Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung). 5. Minggu 5 Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 35

lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing. 6. Minggu 6 Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. pada minggu ini sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,Pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak 7. Minggu 7 Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru. 8. Minggu 8 Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada begitu bayi,ujung pula tel hidung dan kelopak mata mulai berkembang, inga.Bronchi, saluran yang menghubungkan paruparu dengan tenggorokan, mulai bercabang. membesar Lengan dan ia semakin memiliki

siku.bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna 9. Minggu 9 Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak.Ia mulai bergerak,dengan Doppler bisa mendengar
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 36

detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram. 10. Minggu ke-10 Semua organ penting yang telah terbentuk bekerjasama.Pertumbuhan mulai otak

meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram. 11. Minggu ke-11 Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri 12. Minggu ke-12 Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil.Jarijari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

E. Alat Tes Kehamilan


1. Alat Tes Kehamilan / Test Pack
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 37

Test pack ini adalah salah satu dari sekian banyak alat tes kehamilan yang PRAKTIS dan lebih pribadi, karena anda tidak perlu repot pergi ke laboratorium untuk memeriksa kehamilan. Alat yang biasa disebut home pregnancy test (atau test pack) ini banyak dijumpai di toko, supermarket, atau apotik dengan harga yang variatif. Mudahnya, kita sebagai kaum wanita bisa langsung menguji kehamilan sendiri dan mengetahui apakah sang buah hati akan hadir atau tidak melalui hasil test pack. 2. Bentuk Alat Tes Kehamilan / Test Pack Bentuk alat tes kehamilan (test pack) ada dua macam, yaitu strip dan compact. Bedanya, bentuk strip harus dicelupkan ke urine yang telah ditampung atau disentuhkan pada urine waktu buang air kecil. Untuk compact sudah ada tempat untuk menampung urine yang akan diteteskan. Bila Anda sudah menyentuhkan alat tes kehamilan (test pack) dengan urine, maka akan muncul hasil berupa garis merah. Kemunculan satu atau dua garis mengisyaratkan kalau test pack dilakukan dengan benar, karena test pack mendapatkan urine yang cukup. Sebaliknya, kalau tidak muncul garis merah bisa saja diakibatkan oleh kelalaian pemakai, oleh karena itu penting bagi seseorang yang baru pertama kali menggunakan alat tes kehamilan (test pack) untuk mengikuti petunjuk penggunaan. Kalau garis pertama sudah muncul, kemunculan garis kedua menyatakan seseorang dikatakan hamil. Alat tes kehamilan (test pack) yang akurat mendeteksi hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin), yaitu hormon yang diproduksi oleh plasenta yang terbentuk setelah adanya pembuahan.

3. Cara Memilih Alat Tes Kehamilan (Test Pack) Yang Baik Dari informasi di atas dapat disimpulkan bagaimana cara memilih alat tes kehamilan (test pack) yang baik sebagai berikut :

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

38

a. Waktu beli alat tes kehamilan/test pack, cek tanggal kadaluarsanya. Sama seperti makanan, jangan membeli yang sudah lewat kadaluarsa karena hasil tidak akan efektif bila digunakan. b. Gunakan hanya alat tes kehamilan yang diatur oleh FDA. Anda dapat memeriksa database online FDA untuk mengetahui merek diatur oleh mereka. Tanyakan kepada apoteker Anda mengenai hal ini. c. Semakin kecil kadar hCG yang dibutuhkan alat semakin tinggi tingkat kepekaan/ akurat alat tes kehamilan (test pack). d. Memilih alat tes kehamilan (test pack) yang praktis misal disertai cawan penampung urine. 4. Tes Kehamilan Tak Harus Pagi Hari Alat tes kehamilan yang praktis ini dikenal dengan nama test pack. Dengan test pack, uji kehamilan dapat dilakukan sendiri di rumah dan hasilnya dapat ditunggu beberapa menit saja. Test pack sedikit berbeda dari tes kehamilan yang dilakukan di laboratorium, yakni tes darah. Meski bekerja dengan cara yang sama, yaitu mendeteksi kadar hCG (human Chorionic Gonadotropin), kelebihan tes darah adalah bisa lebih dini mendeteksi keberadaan hormon tersebut sebagai pertanda telah terjadinya pembuahan. Bentuk test pack ini ada dua macam, setrip dan compact. Bentuk setrip harus dicelupkan ke dalam urine yang telah ditampung pada sebuah wadah atau disentuhkan pada urine waktu buang air kecil. Sedangkan bentuk compact dengan meneteskan urine langsung pada bagian tertentu dari alatnya. Cara kerjanya, alat ini mendeteksi hormon hCG, yaitu hormon yang diproduksi setelah terjadi pembuahan. Pada perempuan hamil akan terdeteksi kadar hCG yang cukup tinggi dalam urinenya (sedikitnya akan mencapai 25 mlU/ml). Namun, kadar sensitivitas setiap alat tes kehamilan berbeda-beda. Semakin sensitif tentu semakin baik. Ada alat tes yang mampu mendeteksi kadar hCG sebanyak 5 mlU/ml saja. Ketika alat tes menyentuh urine, biasanya akan terjadi perubahan warna, pertambahan garis, atau tanda tertentu (positif), yang menunjukkan ditemukannya hCG di dalam urine. Yang berbentuk setrip umumnya akan menunjukkan dua garis merah bila terdapat hCG di urine sebagai tanda positif hamil. Bila tidak ada hCG dalam urine, yang akan muncul adalah tanda satu setrip saja yang berarti negatif, atau tidak hamil. Sedangkan pada alat yang berbentuk compact, jika urine yang disentuhkan mengandung hCG, maka akan muncul tanda positif. Sebaliknya, jika urine tidak (cukup) mengandung hCG maka yang muncul adalah tanda negatif, berarti tidak hamil.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 39

5. Waktu yang Paling Efekektif Melakukan Tes Kehamilan Test pack akan menunjukkan hasil akurat jika digunakan dua hari sebelum tanggal datang bulan (tanggal ini dapat dihitung jika siklus menstruasi Anda teratur, yaitu 28 hari), atau 12 hari setelah berhubungan seks di masa subur. Atau, untuk mudahnya setelah diketahui adanya keterlambatan menstruasi. Setiap produk test pack mungkin mensyaratkan waktu pelaksanaan tes yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat kepekaan alat. Ada anggapan bahwa melakukan tes kehamilan paling bagus dilakukan pada pagi hari. Anggapan itu tidak mutlak benar. Tes kehamilan dapat dilakukan kapan saja. Namun, memang urine di pagi hari lebih pekat, sehingga kemungkinan deteksi kadar hCG oleh alat tes menjadi lebih mudah. Sebagai catatan, tanda positif pada alat tes kehamilan pribadi tidak mengindikasikan apakah kehamilan itu normal (sehat) atau tidak. Alat tes ini hanya mendeteksi keberadaan hCG yang tetap diproduksi tubuh Anda meskipun yang terjadi adalah kehamilan anggur. Kehamimlan anggur merupakan kehamilan abnormal. Dalam kehamilan ini yang terbentuk bukan janin, melainkan gelembung-gelembung yang menyerupai buah anggur (gelembung mola).

F. Tanda dan Gejala Kehamilan


1. a. Tanda-tanda tidak pasti Tanda-tanda tidak pasti menurut S Ibrahim, 1993 : 76-78 adalah sebagai berikut : Tidak Datang Bulan (Amenorrhoe) Semua wanita hamil akan mengalami amenorrhoe, tetapi amenorrhoe ini terjadi pula pada keadaan yang lain, misalnya : pergantian lingkungan, gangguan emosi, penyakit khronis, seperti : tuberculosa,anemia, gangguan pekerjaan ovarium/endocrine secretie, juga dipengaruhi perubahan iklim. Terkadang pada kehamilan terjadi pengeluaran darah sedikit yang disangka menstruasi.Perdarahan ini disebabkan karena implantasi dari ovum ke dalam decidua b. Perubahan buah dada Setiap wanita hamil akan mengalami perubahan buah dada. Tetapi bisa juga perubahan buah dada disebabkan oleh tumor/cyste c. Perasaan mual di waktu pagi (morning sickness)

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

40

Sebagian wanita hamil kira-kira 50 % atau lebih,menderita perasaan mual di waktu pagi terutama pada kehamilan pertama kali. Namun keadaan seperti ini bisa terjadi pada penyakit lain, seperti hepatitis, malaria ulcus ventricule d. Sering buang air kemih Umumnya pada bulan ke dua kehamilan, wanita itu akan sering buang air kemih, berhubung uterus yang membesar dan akan keuar dari PAP yang menekan kandung kemih. Keadaan ini tidak menjadi tanda pasti sebab dapat juga dikarenakan ada gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan volume menjadi lebih kecil dan menimbulkan rangsangan untuk buang air kemih, misalnya tumor dan penyakit lain. e. Pergerakan janin yang pertama (Quickening) Pada kehamilan terjadi antara kehamilan 16-20 minggu. Ini belum menjadi tanda pasti karena perasaan ini adalah subyektif yang dirasakan ibu sendiri. Wanita yang sangat menginginkan hamil akan merasakan adanya quickening, walaupun sebenarnya tidak ada. Daapat pula disebabkan karena gas di dalam pencernaan
f.

Membesarnya Perut

Pada kehamilan, perut makin lama makin besar teruitama setelah kehamilan 5 bulan, tetapi membesarnya perut bisa juga disebabkan oleh ascites, ovarial cyste, tumor.
2.

Tanda-tanda kemungkinan Tanda-tanda kemungkinan menurut Winkjosastro, 2007 : 126-127 adalah sebagai

berikut: a. b. menjadi kebiruan c. pembesaran tersebut. d. Tanda Braxton Hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan, misalnya pada mioma uteri, tanda braxton hicks tidak ditemukan. e. Suhu basal : jika sesudah ovulasi tetap tinggi terus antar 32,5 sampai 37,8 adalah salah satu tanda akan bahaya kehamilan. Serimg dipakai dalam pemeriksaan kemandulan f.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

Tanda Hegar : Segmen bawah rahim melunak Tanda chadwick : Perubahan warna vulva/vagina Tanda Piscasek : Adanya benjolan asimetris pada

uterus. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan

Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)


41

Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya. 3. a. janin b. jantung janin) c. d. kerangka janin e. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin Dapat dirasakan gerakan janin Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak Dapat dicatat dan didengar bunyi DJJ (denyut Tanda-tanda pasti Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian

Tanda-tanda pasti menurut Winkjosastro, 2007 : 129 adalah sebagai berikut :

G. Gizi Ibu Hamil Trimester 1


1. Pengertian Gizi ibu hamil Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Gizi ibu hamil adalah : Makanan atau zat-zat gizi (baik makro dan mikro) yang dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester satu, dua, dan trimester tiga dan harus cukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandung dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dam masalah. Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh ibu dan anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang seimbang. Dalam menu seimbang perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan tubuh. 2. Kebutuhan gizi ibu hamil trimester satu Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1-3 bulan adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini, pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil. Pada tahap ini, ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 42

Zat gizi adalah :

pada trimester berikutnya. Dalam keadaan ini, biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makananperlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang sering.Jika diperlukan, bisa juga mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin. Namun hal itu perlu dikonsultasi dengan dokter atau ahli gizi tertentu. 3. Pedoman Menu Bagi Ibu Hamil Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Batasi mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, pedas, bergas serta beralkohol. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang seperti : 2 piring

Pedoman menyusun menu bagi ibu hamil

nasi @ 250 gr, 90 gr daging atau iakn, sebutir telur, 60 gr kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 gr, 2 porsi buah @ 100 gr, segelas susu atau youghurt atau seiris keju sebagai gantinya serta 1 sdm minyak atau lemak. Perbanyak minum air putih, sari buah, air rebusan kacang hijau, sebagai pengganti cairan karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering BAK. Hindari minuman kafein serta soft drink yang dapat memicu hipertensi. 4. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak. Konsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering. Hindari makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna Tetap beraktifitas dan bergerak. Zat-zat gizi penting Sumber tenaga digunakan untuk tumbang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi : pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormone penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan dapat menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal yaitu sekitar 11-14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi. Protein diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 43

pewarna.

berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan otak. Vitamin diperlukan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam a. b. c. d. e. f. Vitamin A Vitamin B1 dan B2 Vitamin B6 Vitamin B12 Vitamin C Vitamin D tubuh ibu dan janin. Seperti :

Mineral antara lain : Kalsium Zat besi

5.

Pola Makan Sehat Ibu Hamil Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada untuk wanita tidak hamil.

Kegunaan makanan tersebut adalah : Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi Ibu harus makan teratur tiga kali sehari. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari makanan

Caranya :

pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan minum susu satu gelas setiap hari. Pergunakan aneka ragam makanan yang ada. Pilihlah, belilah berbagai macam bahan makanan yang segar. Bakteri Dalam Makanan Yang Harus Dihindari Listeria Bakteri E. Coli Salmonella dan Toksoplasma

Trimester pertama (1-3 bulan).

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

44

Pada trimester pertama kehamilan merupakan saat-saat penting pertumbuhan

awal janin, sehingga baik bagi ibu hamil untuk mengonsumsi makanan sehat yang idealnya dilakukan sejak sebelum hamil. Terkadang saat trimester pertama ini perempuan mengalami morning sickness yang membuatnya sulit untuk makan dengan benar. Pada trimester pertama ini hindari makan junk food, makanan olahan (instan) serta makanan atau minuman yang mengandung gula berlebih. Fokuskan makanan yang mengandung protein, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu serta lemak sehat. Usahakan mengonsumsi asam folat yang bagus untuk perkembangan otak janin di trimester pertama ini, asam folat bisa didapat dari sayuran hijau, biji-bijian atau dari suplemen.

H. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester I


1. Pengkajian umum

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah : a. Biodata: Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat. b. Keluhan utama: Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang. c. Riwayat kesehatan: 1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit tau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan. 2) Riwayat kesehatan masa lalu. d. Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 45

e. Riwayat penyakit yang pernah dialami:Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya. f. Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga. g. Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas:

Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
i.

Riwayat seksual:

Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya. j. Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya. k. Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kelenjar tiroid Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin yang pling besar, satu-satunya kelenjar yang bias langsung diperiksa pada pemeriksaan fisik. Tingkat metabolic dan ritme, termasuk keteraturan menstrtuasi pada usia subur, diatur oleh kelenjar tiroid. Efek aktifitas tiroid sangat luas. Oleh karena itu, observasi tingkah laku, penampilan, kulit, mata, rambut, dan status kardiovaskular merupakan hal yang penting b. Payudara Pemeriksaan ginekologi dilakukan dengan mula-mula meriksa payudarah untuk menetapkan data dasar tentang keadaan normal. akan tetapi, pemeriksa harus waspada terhadap kemungkinan keganasan. c. Abdomen
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 46

Periksaan abdomen dengan hati-hati dan systematis.pengkajian kulit dilakukan untuk memperoleh gambaran keadaanumum, warna, ruam, lesi, jaringan parut, stria, dilatasi vena, turgor, tekstur, dan distribusi rambut. konstur, kesimetrisan, dan adanya hernia juga harus dicatat.bunyi usus diauskultasi.tinggi fundus dicatat jika pemeriksaan pertama dilakukan pada tahap lanjut kehamilan. d. Pemeriksaan Laboratorium: 1) smear. 2) Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa. Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap

3. Data Fokus Data Subyektif - Klien mengeluh sudah 5 minggu belakangan ini mual, muntah - Klien mengatakan mual muntahnya seringkali dipagi hari dan saat mencium aroma yang tidak enak - Klien mengeluh pusing - Klien mengatakan dirinya belum mengetahui dirinya hamil karena belum periksa urine - Klien mengatakan selama ini siklus menstruasinya teratur Data Tambahan Data Subyektif - Kemungkinan klien mengatakan lemas - Kemungkinan klien mengatakan tidak
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

Data Obyektif - Setelah dikaji, klien sudah terjadi konsepsi amonorhe - Saat dikaji HPHT 3 November 2012 karena sudah mengalami

Data Obyektif - Kemungkinan makanan yang diberikan tidak dihabiskan


47

nafsu makan - Kemungkinann sering berkemih klien mengatakan

- Kemungkinan klien tampak pucat - Kemungkinan klien tidak tertarik untuk makan - Kemungkinan membrane mukosa klien tampak kering
- Kemungkinan

suhu tekanan

tubuh darah

klien klien

meningkat biasanya 370C - Kemungkinan menurun 4. Analisa Data Data Data subyektif : - Klien mengeluh muntah - Klien mengatakan mual muntahnya seringkali dipagi hari dan saat mencium aroma yang tidak enak - Kemungkinan mengatakan lemas - Kemungkinann klien mengatakan sering berkemih Data obyektif: - Kemungkinan
- Kemungkinan

Masalah Resiko sudah 5 Kekurangan

Etiologi Tinggi mual muntah

Volume

minggu belakangan ini mual, Cairan

klien

membrane suhu tubuh

mukosa klien tampak kering klien meningkat biasanya 37 C - Kemungkinan tekanan darah klien menurun - Kemungkinan klien tampak pucat Data subyektif :
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

Perubahan

Nutrisi

; Morning Sickness
48

Klien mengeluh sudah 5 Kurang

Dari

minggu belakangan ini mual, Kebutuhan Tubuh muntah


-

Klien mengatakan mual

muntahnya seringkali dipagi hari dan saat mencium aroma yang tidak enak Klien mengeluh pusing Kemungkinan Kemungkinan tidak klien klien nafsu

mengatakan lemas mengatakan makan Data Obyektif : Kemungkinan diberikan makanan tidak klien yang -

dihabiskan Kemungkinan tampak pucat Kemungkinan klien tidak tertarik untuk makan 5. Diagnosa Keperawatan Setiap wanita dan keluarganya memiliki suatu rangkaian respon unik terhadap kehamilan. Untuk meresponsnya, perawat menyusun diagnosa keperawatan yang sesuai dari daftar berikut: 1) Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual muntah 2) Perubahan Nutrisi ; Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Morning Sickness 3) Ketidaknyaman Berhubungan Dengan Perubahan Fisik Dan Pengaruh Hormonal 4) Deficit Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Berhubungan Dengan Kurang Pemahaman Tentang Perubahan Fisiologis/Psikologis Yang Normal Dan Dampaknya Terhadap Klien/Keluarga. 5) Resiko Tinggi Cedera Terhadap Janin Berhubungan Dengan Pusing Selama Kehamilan
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 49

6) Konstipasi Berhubungan Dengan Peningkatan Absorsi Air Di Saluran GI 6. Rencana Keperawatan a. Diagnosa 1: Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual muntah Tujuan: tidak terjadi kekurangan volume cairan Intervensi: 1) Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) Rasional : Adanya deyut jantung memastikan adanyajanin bukan mola hidatidosa. 2) Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormone gonadotropin korionik (HCG), perubahan metabolisme korbohidrat, dan penurunan motilitas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama. 3) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (mis, ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis). Rasional : membantu dalam mengeyampingkan penyebab lain. Untuk mengetasi masalah khusus dalam mengidentifikasikan intervensi. 4) Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin, dan penurunan berat badan setiap hari. (Rujuk pada MA: Resiko Tinggi Kehamilan, DK: Nutrisis, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh.) Rasional : membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol (hiperemesis gravidarum). 5) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, tekanan darah(TD), suhu, masukan/haluaran,dan berat jenis urine. Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar. Rasional : indicator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/ kebutuhan hidrassi. 6) Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat,makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit, dan makanan tinggi karbohidrat (mis, popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.) Rasional : membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

50

b. Diagnosa 2: Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan

Dengan morning sickness Tujuan : diharapkan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh Intervensi: 1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dengan mengunakan batasan 24 jam. Rasional : kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan. 2) Dapatkan riwayat kesehatan, catat usia khususnya kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun. Rasional : remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dank lien lansia mungkin cenderung obesitas 3) Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet. Rasional : menentukan kebutuhan belajar khususnya pada periode prenatal mencegah terjandinya resiko klien dengan nutrisi buruk dan diet yang seimbang dapat meningkatkan kebutuhan kalori yang adekuat. 4) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepap tentang diet pranatal dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari Rasional : materi referensi yang dapat dipelajari dirumah, meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang 5) Evaluasi/motivasi sikap dengan mendengar keterangan klien dengan umpan balik tentang informasi yang telah diberikan. Rasional : bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi lanjut atau intervensi lain mungkin dapat di indikasikan. 6) Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dan hal yang tebu selama kehamilan. Rasional : dapat menunjukan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan. 7) Perhatikan adanya pika/mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk memakanya Rasional : memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar dan respon tubuh terhadap kebuuhan nutrisi. 8) Timbang berat badan klien. Pastika berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

51

Rasional : ketidakadekuatan berat badan prenatal/ dibawah berat badan normal masa kehamilan meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intra uterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah. 9) Tunjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah Rasional : mual muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi prenatal, khusunya pada periode kritis perkembangan janin. c. Diagnosa 3: Ketidaknyaman Berhubungan Dengan Perubahan Fisik Dan Pengaruh Hormonal Tujuan: px merakaan kenyamanan selama kehamilan. Intervensi: 1) Catat adanya derajat rasa tidak nyaman minor Rasional: memberikan informasi untuk memilih intervensi petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyaman dan nyeri. 2) Evaluasi derajat ketidaknyamanan selam pemeriksaan Rasional: ketidnyaman selama pemeriksaan dapat terjadi khususnya pada klien asing yang telah mengalami sirkumsisi/infibulasi. 3) Anjurkan pengunaan bra penyokong. Tinjau perawtan putting. Rasional: memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar, menguatkan jaringan aerolar. 4) Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting berlebihan. Rasional: stimulasi putting berlebihan dapat memperbesar kemungkinan persalinan praterm melalui pelepasan oksitoksin. 5) Instruksikan penggunaan tehnik Hoffman untuk putting yang datar/masuk atau anjurkan penggunaan tutup plastic yang keras( confi- dry) pada bra. Rasional : tehnik Hoffman dan penggunaan tutup plastic yang keras membantu melepaskan perlekatan dan menyebabkan putting yang masuk/datar menonjol dan menjadi lebih tegak. 6) Kaji adanya hemoroid perhatikan keluhan keluhan gatal, bengkak, perdarahan. Rasional: penurunan motilitas GI dan perubahan usus serta tekanan pada system pembuluh darah oleh pembesaran uterus member kecenderungan terjadinya hemoroid. 7) Instruksikan untuk posisi dorso fleksi telapak kai dengan kaki diekstensikan serta mengurangi makan keju dan susu.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 52

Rasional: meningkatkan suplai darah ke kaki. Kelebihan asupan produk susu mengakibatkan kadar fosfor lebih besar dari pada kalsium sehingga menimbulkan ketidak seimbangan yang mengakibatkan kram otot. 8) Tinjau ulang perubahan fisiologis yang mempengaruhi frekuensi berkemih. Anjukan menghindari minuman yang mengandung kafein. Rasional : frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar terhadap 9) kandung kemih.kafein mempunyai sifat diuretik yang dapat memperberat masalah frekuensi berkemih. Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar komitmen keluarga/pekerjaan. Rasional : mendorong klien untuk menyusun prioritas termasuk waktu untuk istirahat. d. Diagnosa 4: Deficit Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Berhubungan Dengan Kurang Pemahaman Tentang Perubahan Fisiologis/Psikologis Yang Normal Dan Dampaknya Terhadap Klien/Keluarga. Tujuan : terpenuhinya pengetahuan tentang kehamilan Intervensi: 1) Buat hubungan perawat- klien yang yang mendukung dan terus menerus. Rasional: peran penyuluh/konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tangung jawab individu terhadap kesehatan. 2) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta meyakinkan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya. Rasional : memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan dan membuat rencana perawatan. 3) Klarifikasi kesalahpahaman Rasional: ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan dapat memnggau pembelajaran selanjutnya. 4) Tentukan derajat motivasi untuk belajar Rasional: klien dapat mengalami kesulitan belajar kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut jelas. 5) Identifikasi siapa yang memberikan dukungan/intruksi dalam kebudayaan klien. Rasional : membantu menjamin kualitas/ konyinuitas asuhan karena orang pendukung munkin lebih berhasil dari pada dokter/perawat/bidan dalam memberikan informasi.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 53

6) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan Rasional : penerimaan penting untuk mengembangakan dan mempertahankan hubungan. 7) Tentukan sikap klien terhadap asuhan yang diberikan oleh pria,bidan, atau praktisi wanita. Rasional : beberapa budaya memandang dokter medis sebagai seseorang yang menangani penyakit dan mengunakan bidan untuk melahirkan sehat.tuntunan kesopanan atau budaya dapat menghambat asuhan yang dilakukan pria dan/ atau dapat meminta suami tetapa diruangan selama asuhan diberikan. e. Diagnosa 5: Resiko Tinggi Cedera Terhadap Janin Berhubungan Dengan Pusing Selama Kehamilan. Tujuan : tidak terjadi cidera terhadap janin Intervensi : 1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu. Rasional : Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan idu, khususnya selama trimester pertama, saat perkembangan sistem organ paling rentan terhadap cedera dari factor lingkungan atau keturunan. 2) Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan. Anjurkan klien melakukan latihan secukupnya bukan latihan berat (mis.,berenang, bersepeda). Rasional : Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karena latihan keras, bradikardia sementar, kemungkinan hipertermia janin, dan intra uterine growth retardation (IUGR). Juga latihan nonendurace prenatal dalam jumlah besar cenderung memperpendek persalina, meningkatkan kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan perlunya penambahan oksitosin. 3) Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman, menggunakan kondom. (rujuk pada MK: infeksi prenatal). Rasional : Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat meningkatkan resiko transmisi penyakit hubungan kelamin (PHS). Khususnya human immunodeficiency virus (HIV), bila klien tidak mengetahui riwayat/ kontak seksual pasangan. 4) Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat badan. Diskusikan kurva penambahan berat badan normal untuk setiap trimester.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

54

Rasional : Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan IUGR pada janin dan bayi berat badan lahir rendah. Obesitas ibu pragravid telah dihubungkan dengan kelahiran paterm. 5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui mengalami infeksi rubella bila klien tidak kebal, dan tentang perlunya diimunisasi setelah kelahiran. (Rujuk pada MK: Infeksi Pranatal). Rasional : Kira-kira 5%-15% wanita usia menyusui masih rentan terhadap rubella, yang disebarkan oleh infeksi droplet. Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan janin, khususnya pada trimester pertama. Imunisasi setelah kelahiran mengakibatkan imunitas selama kehamilan selanjutnya. 6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau. Rasional : Merokok dapat mempenhgaruhi sirkulasi plasenta. Skor Apagar rendah pada kelahiran (di bawah 7 pada 5 menit) dihubungkan dengan merokok. 7) Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal Rasional : Memberikan informasi tentang gestasi janin: menggambarkan IUGR; mengidentifikasi kehamilan multiple. 8) Lakukan Tes Serologi Rasional : Diagnosa positif darik kondisi seperti toksoplasmosis dapat dibuat. f. Diagnosa 6: Konstipasi Berhubungan Dengan Peningkatan Absorsi Air Di Saluran GI Tujuan : konstipasi berkurang/hilang Intervensi : 1) Tentukan kebiasaan eleminasisebelum kehamilan, perhatikan perubahan selama hamil. Rasional : pola eleminasi dipertahankan bila mungkin. 2) Berikan informasi diet tentang buah-buahan segar, sayuran, padi-padian, serat, makanan kasar, dan masukan cairan adkuat. Rasional : bulk dan konsistensi dalam pilihan diet membantu meningkatkan keefektifan pola defekasi. 3) Anjurkan latihan ringan secara teratur, seperti: jalan kaki. Beri tahu klien supaya menghindari latihan yang lama dan keras. Perhatikan keyakinan budaya tentang hal ini. Rasional : meningkatkan peristaltik dan membantu mencegah konstipasi. Latihan keras dianggap dapat menurunkan sirkulasi uteroplasenta, kemungkinan
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 55

mengakibatkan bradikardia janin, hipertermia, atau retardasi pertumbuhan. Pada beberaa budaya, ketidakaktifan d3apat dipandang sebagai perlindungan untuk ibu/anak.
4) Diskusikan kewaspadaan penggunaan pelunak feses atau pembentuk bulk bila

diet/latihan tidak efektif. Rasional : mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi dan menciptakan rutinitas regular.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ

56

You might also like