Professional Documents
Culture Documents
Kalau tidak, kita bisa terserang penyakit Gagal Ginjal. Dalam kondisi seperti ini, tubuh memerlukan pengobatan dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
Fase kedua: terjadi ketika fungsi ginjal berada pada kisaran 60%-90%. Gejala-gejala ringan, seperti kebocoran protein pada air seni (urine) bisa dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Pada fase itu, penting untuk mencari dan menanggulangi faktor-faktor yang dapat mempercepat terjadinya penyakit. Fase ketiga: terjadi saat fungsi ginjal berkisar 30%-60%. Pada tahap itu, kadar hemoglobin (Hb) darah mulai menurun. Fase keempat: terjadi ketika fungsi ginjal tinggal 15%-30%, penderita mungkin mulai sering merasa lemas. Pada tahap itu, penderita sudah diharuskan bersiap-siap menghadapi kemungkinan cuci darah. Fase kelima , terjadi ketika fungsi ginjal tinggal 15% atau kurang. Pada tahap itu, penderita sudah diharuskan cuci darah demi mempertahankan kualitas hidup yang baik. Golongan obat-obatan, antara lain jenis penekan rasa sakit, diketahui juga memiliki efek samping yang mengganggu ginjal. Karena itu, pemakaian obat-obatan jenis tersebut harus dilakukan secara hati-hati.
TAPI INGATLAH!! Gagal Ginjal dan Cuci Darah Bukan Akhir dari Segalanya
agal ginjal. Hmm.. mendengar namanya memang bisa membuat bulu kuduk merinding. Belum lagi bila seseorang divonis harus cuci darah. Membayangkannya saja sudah ngeri, apalagi harus menjalaninya. Dan lebih seram lagi bila kata cuci darah itu masih diikuti dua kata yang tidak kalah menakutkan, yakni seumur hidup. Tapi tunggu dulu. Jangan panik..... !! Gagal ginjal dan vonis cuci darahnya sebenarnya tidak selalu se-seram yang masyarakat awam pahami. Umumnya ketakutan tersebut dilatari kurangnya pengetahuan atau informasi tentang gagal ginjal dan cuci darah. Mungkin masyarakat hanya tahu bahwa seseorang yang cuci darah, hidupnya tidak akan lama lagi. Atau mungkin mereka hanya berpikir betapa menyakitkannya proses cuci darah itu. Karena alasan itu, banyak orang menolak menjalani cuci darah sehingga kondisinya makin memburuk. Padahal coba anda berkunjung langsung ke ruang cuci darah. Di sana Anda akan menemukan bahwa banyak pasien yang menjalani cuci darah dengan santai. Mereka bisa duduk, bisa makan, bisa ngobrol, bisa bercanda dan bisa tertawa bersama. Mereka tak selalu merepotkan. Sebagian pasien datang sendiri, tidak ditemani keluarga, dan setelah selesai pulang sendiri ke rumah. Banyak pasien cuci darah yang tampak segar, bahkan terlihat seolah-olah bukan pasien. Ada yang sudah bertahun-tahun cuci darah tapi tetap kuat mengendarai sepeda motor atau menyetir mobil. Seorang teman yang berprofesi sebagai guru tetap aktif mengajar, begitu juga yang berprofesi sebagai dosen. Dan
seorang ibu rumah tangga tetap bisa menyiapkan makanan di rumah serta menjemput anaknya di sekolah sebelum datang cuci darah. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa gagal ginjal ataupun cuci darah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun harus rutin cuci darah, toh seseorang tetap bisa memberi manfaat dan kebaikan bagi keluarga dan lingkungannya. Rahasianya adalah ikhlas dan semangat Ikhlas menerima penyakit ini dengan keyakinan bahwa ini hanyalah ujian dari Tuhan untuk suatu tujuan baik yang tak selalu dapat kita pahami. Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pastilah Dia sedang merencanakan sesuatu yang terindah bagi hidup kita. Semangat untuk melakukan segala usaha terbaik kita. Semangat untuk menjalani diet ketat. Semangat untuk cuci darah. Semangat untuk memotivasi diri. Semangat untuk sembuh. Dan semangat untuk tetap hidup! Oh ya..... satu lagi. Hindari stres. Sesekali jangan terlalu banyak berpikir. Kadang hidup ini menjadi begitu rumit hanya karena kita terlalu banyak berpikir, terlalu banyak menganalisa, dan terlalu mengkhawatirkan hari esok. Jalani saja kehidupan hari ini dengan penuh rasa syukur. Dengan begitu, mudah-mudahan hati kita menjadi lebih tenang dan damai.
Salam sehat!
Semangat untuk cuci darah. Semangat untuk memotivasi diri. Semangat untuk sembuh. Dan semangat untuk tetap hidup!